Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T20:25:36ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2016-01-25T04:46:02Z2016-01-25T04:46:02Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/19539This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/195392016-01-25T04:46:02ZKAJIAN VIKTIMOLOGI TERHADAP UPAYA GANTI KERUGIAN
KEPADA
KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULANPelecehan seksual berarti orang yang suka merendahkan atau meremehkan orang
lain,berkenaan dengan seks (jenis kelamin) atau berkenaan dengan perkara
persetubuhan antara laki-laki dan perempuan.Pelecehan seksual secara umum
diatur di dalam KUHP khusunya tentang Perbuatan cabul (Pasal 289
KUHP).Pencabulan adalah suatu perbuatan yang menyerang kehormatan
kesusilaan seseorang.Ditinjau dari aspek viktimologi serta tentang upaya ganti
kerugian yang diberikan kepada korban tindak pidana pencabulan agar jelas hakhak yang seharusnya diperoleh korban karena selama ini belum diatur secara rinci
di dalam Undang-undang tentang sanksi bagi terdakwa dalam hal memberikan
ganti kerugian.Permasalahannya adalah Bagaimana upaya korban tindak pidana
Pencabulan untuk menuntut pemberian ganti kerugian kepada terdakwa ditinjau
dari aspek viktimologi dan Faktor apa saja yang menjadi Penghambat bagi Korban
tindak Pidana Pencabulan dalam upaya mendapat ganti kerugian.
Metode yang dipakai dalam Penelitian ini adalah menggunakan Pendekatan
normative dan empiris dengan data yang bersumber dari data primer dan data
sekunder.Hasil Penelitian menunjukan bahwa secara hukum korban berhak
mengajukan ganti kerugian kepada terdakwa melalui perkara pidana atau
perdata,tergantung pada pemeriksaan hakim.Dan ditinjau dari aspek Viktimologi
posisi korban dalam Upayanya menuntut ganti kerugian tercantum dalam Pasal
98 ayat (1) dan ayat (2).
Dari hasil penelitian dan pembahasan dalam penulisan skripsi ini dapat diperoleh
suatu kesimpulan bahwa upaya yang dilakukan korban untuk mendapat ganti
kerugian adalah dengan mengajukan ganti kerugian ke dalam perkara pidana atau
perdata,Pengajuan gugatan ganti kerugian dapat dimintakan kepada hakim
persidangan,sepanjang pihak yang dirugikan dapat memberikan penjelasan
tentang kerugian yang ditimbulkan akibat perbuatan yang dilakukan
terdakwa.Korban dapat mengajukan tuntutan ganti kerugian melalui kuasa
hukumnya.Sedangkan Faktor Penghambat yang dihadapi oleh korban tindak
pidana pencabulan dalam upaya mendapatkan Ganti kerugian adalah karena
Undang-undang ganti kerugian korban akibat Tindak pidana tidak diatur secara
rinci dan tidak jelas pelaksanaan nya sehingga belum banyak korban–korban
tindak pidana pencabulan yang mengetahui hak mereka untuk mendapat ganti
kerugian.Sedangkan faktor penghambat lainnya adalah dari terdakwa itu sendiri
apabila mereka tidak sanggup membayar ganti kerugian maka sanksi yang
diterima kebanyakan adalah penambahan masa tahanan bagi terdakwa.
Sebagai saran perlu hendaknya dihidupkan kembali jenis pidana bersyarat dalam
rangka memberikan perlindungan terhadap korban tindak pidana pencabulan,dan
juga perlunya mengurangi ketidakberdayaan penegak hukum dalam menjalankan
tugasnya hanya dikarenakan tidak adanya peraturan pelaksana, atau tidak adanya
kewenangan bagi penegak hukum penyidik dan bagi hakim untuk menjatuhkan
hukuman pada pelaku disamping hukuman badan juga hukuman ganti rugi
tersebut.Tiara Mayasari 04120112462016-01-25T04:06:06Z2016-01-25T04:06:06Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/19411This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/194112016-01-25T04:06:06ZPERJANJIAN JUAL BELI DALAM TRANSAKSI E-COMMERCETransaksi e-commerce pada dasarnya merupakan suatu kontrak transaksi
perdagangan antara penjual dan pembeli dengan menggunakan media internet. Saat
ini, hukum Indonesia telah mengatur transaksi perdagangan dalam bentuk transaksi
elektronik dalam sebuah undang-undang yaitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dalam praktik pelaksanaannya,
transaksi e-commerce masih memunculkan berbagai masalah terutama bagi pembeli.
Untuk itu, diperlukan penyelesaian sengketa dalam praktik transaksi e-commerce
merupakan alternatif solusi dalam mengatasi sengketa sekaligus sebagai bentuk
perlindungan hukum. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
prosedur jual beli dalam transaksi melalui e-commerce, kapan perjanjian pada
transaksi melalui e-commerce dikatakan sah dan mengikat pihak-pihaknya, apakah
bentuk wanprestasi dan bentuk penyelesaian sengketa dalam transaksi melalui ecommerce.
Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif (normatif law research) dengan tipe
penelitian deskriptif. Pendekatan masalah yang digunakan yuridis normatif. Data
yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dan studi
internet. Setelah data terkumpul, selanjutnya diolah dengan cara klasifikasi data, dan
penyusunan data. Analisis yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif,
komprehensif dan lengkap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur jual beli dalam transaksi melalui ecommerce pada situs www.amazon.com dimulai dengan cara pembeli melakukan
browsing dengan mengetik nama situs http://www.amazon.com. Setelah pembeli
memilih sign in kemudian pembeli mengetik alamat e-mail dan memilih menu
sebagai pelanggan baru di www.amazon.com. Selanjutnya, pembeli mengisi data diri
dan memilih tipe pengiriman untuk barang yang akan dibeli, setelah memilih tipe
pengiriman dan mencari barang berdasarkan jenis dan kategori dengan cara memilih
tombol search dan menentukan jenis barang yang dibeli. Kemudian melakukan
proses pembayaran secara online, antara lain dengan menggunakan kartu kredit.
KARINA LESTY WINATHA PUTRI
Kontrak elektronik yang memuat transaksi e-commerce adalah kontrak yang
memenuhi syarat sepanjang syarat keabsahan perjanjian berdasarkan Pasal 1320
KUHPerdata dipenuhi dan dipatuhi oleh penjual dan pembeli. Kontrak e-commerce
yang memenuhi syarat sah perjanjian tersebut memberi akibat hukum bagi pihak yang
membuatnya sebagai undang-undang dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak serta
harus dilaksanakan dengan itikad baik. Dalam UUITE, kontrak elektronik termasuk
transaksi e-commerce telah diatur dan diberi kepastian hukum dengan pengakuan
dokumen elektronik sebagai bukti dalam transaksi elektronik.
Wanprestasi yang dilakukan oleh pihak penjual merupakan kerugian bagi pihak
pembeli baik dalam transaksi jual beli biasa maupun transaksi melalui e-commerce,
dan bentuk-bentuk wanprestasi dalam transaksi jual beli biasa sebagaimana yang
diatur dalam KUHPerdata maupun dalam transaksi melalui e-commerce pada
umumnya sama saja yaitu, tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan,
melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan,
melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi terlambat, dan melaksanakan sesuatu yang
menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.
Dalam praktiknya, penyelesaian sengketa transaksi e-commerce yang bersifat
internasional ditentukan berdasarkan pada asas Hukum Perdata Internasional untuk
menentukan hukum mana yang berlaku bagi suatu kontrak perjanjian jual beli (ecommerce) yang bersifat internasional. Bentuk penyelesaian sengketa e-commerce
dilakukan dengan menggunakan mekanisme Penyelesaian Sengketa Alternatif
berupa arbitrase, negosiasi, mediasi dan konsiliasi. Pada pelaksanaannya penyelesaian
sengketa e-commerce di Indonesia belum sepenuhnya bersifat online, namun UU
Arbitrase memberikan kemungkinan penyelesaian sengketa secara online dengan
menggunakan e-mail, maka para pihak yang bersengketa dapat menyelesaikan
sengketanya secara online tanpa harus bertemu satu sama lain.
Kata Kunci: transaksi e-commerce, www.amazon.com, pembeliKARINA LESTY WINATHA PUTRI 06120111822016-01-22T07:57:20Z2016-01-22T07:57:21Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/19203This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/192032016-01-22T07:57:20ZPENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ASAM BASA
(PTK Pada Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 10 Bandar Lampung TP 2009-2010)Berdasarkan observasi, diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata pada materi
pokok Asam Basa siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2008-2009 adalah 65. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran kimia kelas XI IPA yang ditentukan adalah 100% siswa mendapat nilai ≥ 70,
pada kenyataannya hanya 50% siswa mendapat nilai ≥ 70. Aktivitas siswa yang
relevan dengan pembelajaran (on task) dan keterampilan siswa menggunakan alatalat eksperimen kimia rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi pokok asam basa adalah dengan menerapkan metode problem
solving.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan metode problem solving
dalam meningkatkan persentase rata-rata : (1) aktivitas on task siswa; (2) keterampilan siswa menggunakan alat-alat eksperimen kimia; (3) penguasaan konsep
siswa; dan (4) ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang diadakan sebanyak dua siklus.
Data penelitian ini terdiri dari data kualitatif, yaitu data aktivitas on task siswa dan
data keterampilan siswa menggunakan alat-alat eksperimen kimia yang diperoleh
melalui lembar observasi, serta data kuantitatif berupa nilai penguasaan konsep
asam basa yang diperoleh melalui tes formatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan persentase rata-rata : (1) aktivitas on task siswa sebesar 28,59%; (2) keterampilan siswa menggunakan alat-alat eksperimen kimia sebesar 12,10%; (3) penguasaan
konsep siswa sebesar 5,40%; dan (4) ketuntasan belajar siswa sebesar 3,45%.
Kata kunci : metode problem solving, aktivitas on task, keterampilan siswa,
penguasaan konsep, ketuntasan belajarNINA NESSINTA 06130230342016-01-22T07:46:31Z2016-01-22T07:46:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/19176This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/191762016-01-22T07:46:31ZSTUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI)
SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MEDIA
POWERPOINT DENGAN SISWAYANG DIBELAJARKAN
TANPA MEDIA POWERPOINT PADA
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 21
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010)Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Bandar
Lampung tahun pelajaran 2009/2010 masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat
pada data hasil UTS semester ganjil mata pelajaran IPS Terpadu. Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa perlu digunakan media dan model pembelajaran
yang sesuai yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar IPS
Terpadu (ekonomi) antara siswa yang dibelajarkan menggunakan media
powerpoint pada pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang
dibelajarkan tanpa media powerpoint. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Populasi
Lia Evita
penelitian ini berjumlah 234 orang siswa dengan jumlah sampel sebanyak 78
orang. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah cluster random sampling.
Data diperoleh melalui tes saat awal pembelajaran (pre-test) dan akhir
pembelajaran (post-test). Pengujian hipotesis menggunakan t-test dengan rumus
separated varians.
Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan menggunakan uji t test, ternyata
thitung = 2,48 dan ttabel = t(0,05/2) (dk=39+39-2) = 1,99 (hasil interpolasi). Dengan
demikian thitung >ttabel atau 2,48 >1,99 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar IPS Terpadu (ekonomi)
antara siswa yang dibelajarkan menggunakan media powerpoint dengan siswa
yang dibelajarkan tanpa media powerpoint pada pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Dimana hasil belajar siswa yang menggunakan media powerpoint
(80,256) lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan tanpa media
powerpoint dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD (71,795).
Kata kunci: Hasil Belajar, Media Powerpoint dan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe STADLIA EVITA 06130310032016-01-22T04:26:07Z2016-01-22T04:26:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/18838This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/188382016-01-22T04:26:07ZANALISIS TINGKAT KECERDASAN INTELEGENSI QUOTIENT ( IQ )
BERDASARKAN LATAR BELAKANG STATUS SOSIAL ORANG TUA
SISWA PADA KELAS X DI SMA NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN
PELAJARAN 2009/2010Kecerdasan intelegensi adalah Kemampuan umum seseorang untuk memahami,
mengolah, melihat hubungan-hubungan dan memecahkan masalah yang
dihadapinya, Disamping itu juga dapat mengambarkan kemampuan dalam bidang
penalaran,keruangan dan ketepatan persepsi. Sedangkan status sosial merupakan
tempat seseorang secara umum dalam masyarakat yang berhubungan dengan orang
lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestise, serta hak dan kewajibannya.
Berdasarkan pembatasan masalah diatas ,maka masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimanakah tingkat kecerdasan siswa berdasarkan latar belakang status sosial
orang tua pada kelas X di SMA Negeri 1 Bandar Lampung “
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif karena
bertujuan untuk menganalisis kenyataan berdasarkan fakta yang tampak atau terjadi
dengan menggunakan teknik pokok angket dan teknik penunjang wawancara dan
kepustakaan. Penelitian ini merupakan penelitian sampel karena dalam penelitian ini
berjumlah 20 orang responden. Teknik pokok pengumpulan data yang digunakan
adalah menggunakan angket, dan teknik penunjang lainnya seperti wawancara dan
kepustakaan. Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa sebanyak 45%
atau sebanyak 9 orang siswa memiliki tingkat intelegensi yang tinggi dan 40 % atau
sebanyak 8 orang siswa memiliki tingkat intelegensi rata-rata dan 15% atau sebanyak
3 orang siswa memiliki tingkat intelegensi yang rendah. Dari hasil pengamatan status
sosial siswa didapat sebanyak 35% atau sebanyak 7 siswa memiliki status sosial
yang rendah dan 30% atau sebanyak 6 siswa memiliki status sosial yang sedang dan
juga 35% atau sebanyak 7 siswa memiliki status sosial yang tinggi.
Tiara Dewi Amanda
Sehingga dari hasil analisisi yang di lapangan dapat disimpulkan bahwa walaupun
dengan keadaan ekonomi yang rendah tidak mempengaruhi tingkat kecerdasan
seseorang, hal ini dipertegas dari data persentase sebanyak 15% atau sebanyak 3
orang siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang dibawah rata-rata,dan hampir
sebagian 3 orang tersebut berasal dari ekonomi menengah.TIARA DEWI AMANDA Nn2016-01-21T03:43:01Z2016-01-21T03:43:01Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/18480This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/184802016-01-21T03:43:01ZPENGARUH KONDISI KELUARGA DAN LINGKUNGAN
SEKOLAH TERHADAP KEPATUHAN AKAN TATA
TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 1 WAY TENONG LAMPUNG
BARAT TAHUN PELAJARAN 2009/2010Abstrak
Rendahnya prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor
tersebut adalah kepatuhan akan tata tertib sekolah. Untuk itu pemerintah,
masyarakat, sekolah dan orang tua bertanggung jawab untuk menjaga ketertiban
siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh kondisi keluarga terhadap peningkatan kepatuhan
akan tata tertib sekolah, mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap
peningkatan kepatuhan akan tata tertib sekolah, dan untuk mengetahui pengaruh
kondisi keluarga dan lingkungan sekolah terhadap peningkatan kepatuhan akan
tata tertib sekolah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Way Tenong Tahun
Pelajaran 2009/2010.
Metode yang digunakan adalah deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post
facto dan survey. Populasi penelitian ini adalah siswa pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Way Tenong Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 144 siswa,dengan jumlah sampel 105 siswa diperoleh dengan menggunakan rumus TYamane dan tehnik simple random sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan tehnik observasi, dokumentasi, dan angket.
Analisis data dilakukan dengan regresi linear ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh kondisi keluarga terhadap
peningkatan kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa kelas VIII SMP Negeri
1 Way Tenong Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan sumbangan pengaruh efektif
sebesar 28,30%. (2) ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap peningkatan
kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Way
Tenong Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan sumbangan pengaruh efektif sebesar
15,70%. (3) ada pengaruh kondisi keluarga dan lingkungan sekolah terhadap
peningkatan kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa kelas VIII SMP Negeri
1 Way Tenong Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan sumbangan pengaruh efektif
sebesar 38,90%.Boy Irawan 05430310072016-01-15T08:05:35Z2016-01-15T08:05:35Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/18507This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/185072016-01-15T08:05:35ZPENGEMBANGAN LKS DAN ANIMASI KIMIA UNTUK
MENGUNGKAP KETERAMPILAN GENERIK SAINS
SISWA PADA MATERI POKOK TERMOKIMIABerdasarkan hasil wawancara dengan 11 guru SMA di Bandar Lampung
diperoleh informasi bahwa 91 % guru dalam proses pembelajaran materi pokok
termokimia belum menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam proses
penemuan konsep. 9% guru telah menggunakan LKS, namun LKS yang
digunakan belum melatih siswa untuk berfikir melalui keterampilan generik
sains (KGS). Oleh karena itu, perlu dirancang LKS berbasis KGS pada materi
pokok termokimia dan dilengkapi animasi kimia untuk materi yang tidak dapat
dipraktikumkan.
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan LKS dan animasi kimia berbasis
KGS, kemudian menentukan (1) tingkat keterbacaan dan keterlaksanaannya; (2)
tingkat KGS siswa; dan (3) tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan LKS
dan animasi kimia. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yangDESTI ARI YANI 06130230172016-01-15T08:04:00Z2016-01-15T08:04:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/18504This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/185042016-01-15T08:04:00ZUPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT HARIMAU
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU YANG
DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VIII F
SMP Negeri 6 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN
2010/2011Abstrak
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik ,
pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan
jasmani. Penelitian ini bertujuan adalah meningkatkan pembelajaran lompat
harimau pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2010/2011. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Class
room Action Reserch), dengan tiga siklus, dimana setiap siklus menggunakan alat
bantu yang berbeda-beda. Siklus pertama menggunakan alat bantu modifikasi
berupa kayu, siklus kedua menggunakan kardus, dan siklus ketiga menggunakan
tali karet.
Pengumpulan data diambil dari tes akhir berupa pengamatan kemampuan gerak
dasar lompat harimau, sedangkan teknik analisis data menggunakan tabulasi dan
prosentasi. Dari hasil penelitian menunjukkan siklus pertama terjadi peningkatan
dari tes awal ke tes siklus 1 sebesar 19 %, dari tes siklus pertama ke tes siklus
kedua terjadi peningkatan sebesar 44 %, dan tes siklus kedua ke tes siklus ketiga
terjadi peningkatan sebesar 86 %. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran gerak dasar lompat harimau dengan menggunakan alat bantu
modifikasi berupa kayu, kardus dan tali karet dalam proses pembelajaran
berlangsung efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VIII F SMP
Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.Sylvia Hanika 07130510212016-01-15T04:30:23Z2016-01-15T04:30:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/18290This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/182902016-01-15T04:30:23ZFUNCTIONS IMPLEMENTATION LEGISLATION COUNCIL
OF REGIONAL REPRESENTATIVES BANDAR LAMPUNG
IN THE FORMATION OF LOCAL REGULATION.One of the instruments in the organizer region is Parliament which is the local
people's representative institutions and serves as the regional administration of
the element. As already stipulated in Law No. 12 of 2008, On the Second
Amendment to Law Number 32 of 2004 on Regional Government in the state
legislation is one of the functions as Local Rule Makers. And in accordance with
the provisions of Act No. 10 of 2004 on the establishment of legislation, the
meaning of Regulation (Perda) is the "laws and regulations established by the
Regional Representatives Council approval along with the Regional Head." To
run this function the Assembly Members also have certain rights, one of which is
the right initiatives as the right to file a draft of local regulation-making
institutions. As an institution filled by representatives of the people and the
implementation of its legislative function as a Rule Maker dining area regulations
made more priority to the welfare, make people run their lives.
Based on the background that has been described previously, the issues to be
discussed are: 1) How Parliament Legislation Function Performance Bandar
Lampung In Making Local Regulation?. 2) What factors that become an obstacle
in the implementation of Parliament legislative function Bandar Lampung In
Making Local Regulation?
The purpose of this research are: 1) To Learn Function Performance Legislation
Parliament Bandar Lampung In Making Local Regulation. 2) To Learn The
factors that become an obstacle in the implementation of Parliament legislative
function Bandar Lampung In Making Local Regulation.Z A I T U N 06420114202016-01-14T03:06:07Z2016-01-14T03:06:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/17526This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/175262016-01-14T03:06:07ZCIRI-CIRI TOKOH DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA
HIRATA DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA
INDONESIA DI SMAABSTRAK.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ciri-ciri tokoh dalam novel
Edensor karya Andrea Hirata dan kelayakannya sebagai bahan ajar sastra
Indonesia di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Ciri-ciri tokoh diidentifikasi dengan menggunakan dua hal,
yakni (1) melalui ciri-ciri tokoh, yaitu jasmaniah dan rohaniah; (2) melalui jenisjenis tokoh, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan, tokoh protagonis dan tokoh
antagonis, tokoh pipih dan tokoh bulat. Sumber data penelitian ini adalah novel
Edensor karya Andrea Hirata, tebal 294 halaman, terbit 2008, penerbit PT.
Bentang Pustaka, Yogyakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) ciri-ciri tokoh, yakni (a) ciri tokoh Ikal
secara jasmaniah adalah rambut ikal, berkumis, lemah, kostum lucu, penampilan
menarik, Dan ciri tokoh Ikal Secara rohaniah adalah cerdas, tidak perduli orang
lain, tulus, keras kepala, penakut, optimis, taat beribadah;
(b) ciri tokoh Arai secara jasmaniah adalah kurus tinggi, berpenampilan norak,
gagah, dan ciri tokoh Arai secara rohaniah adalah mudah marah, penyayang,
Erlin Mayesti
cerdas, pekerja keras, suka menolong, lembut, pemarah, berani; (c) ciri tokoh Weh
secara jasmaniah adalah gagah, tubuh yang kuat, terserang penyakit dan ciri tokoh
Weh secara rohaniah adalah tidak beragama, jiwa penolong, cerdas, berani; (d)
ciri tokoh ayah secara jasmaniah adalah wajah yang redup, pekerja keras, dan ciri
tokoh ayah secara rohaniah adalah sensitif, pendiam, bersyukur; (e) ciri tokoh ibu
secara jasmaniah adalah berwibawa, dan ciri tokoh secara rohaniah adalah keras
kepala; (f) ciri tokoh Katya secara jasmaniah adalah cantik jelita, menarik dan ciri
tokoh Katya secara rohaniah adalah cerdas, tidak perduli orang lain, penyayang,
sombong. 2) jenis-jenis tokoh, yakni (a) tokoh utama Ikal dan tokoh tambahan
Weh, Arai, Ayah, Ibu, Katya; (b) tokoh protagonis Ikal, tokoh Antagonis Weh dan
Van Der Wall; (c) tokoh pipih Ayah, tokoh bulat Arai.
Novel Edensor karya Andrea Hirata relevan dijadikan alternatif bahan ajar sastra
Indonesia di SMA karena sesuai dengan komponen dasar kegiatan belajar
mengajar bahasa dan sastra Indonesia,yaitu memberikan pelajaran moral yang
tinggi, memberikan kenikmatan/hiburan, memberikan ketepatan dalam wujud
pengungkapan.ERLIN MAYESTI 0543041010