Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T10:02:46ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2016-01-26T05:41:01Z2016-01-26T05:41:01Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20506This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/205062016-01-26T05:41:01ZPENERAPAN AUGMENTED REALITY PADA BROSUR UNTUK MEDIA
PERIKLANAN MOBIL SECARA VIRTUALAbstrak
Desain brosur dibuat untuk membangun ketertarikan pelanggan dan minat pelanggan terhadap
produk atau servis, sehingga brosur dapat mengarahkan pelanggan, untuk menghubungi atau
datang membeli produk didalam brosur. Penerapan augmented reality pada brosur ini, dilakukan
dengan menggunakan ArToolkit dan bahasa pemograman C++ untuk menampilkan produk 3D
mobil yang dipromosikan, sehingga dapat membuat sales marketing mobil menjadi mudah
mempromosikan sebuah produk mobil, tanpa harus membawa produk mobil yang asli.
Kata kunci: Augmented reality, ArToolkit, Marker, bahasa C++, objek 3D, kamera.
Abstract
Brochure design was created in order to attract customer’s interest and desire to buy the products
or services, therefore brochure can direct customers to contact or come to buy the advertised
product. The implementation of augmented reality in this brochure was conducted by using
ArToolkit and C++ programming language to display the 3D car product being promoted.
Hence, it would be easier for the sales marketing to promote their product without bringing the
original car.
Keywords: Augmented Reality, ArToolkit, Marker, C++ Language, 3D Object, Camera.ANGGI ANDRIYADI 05170320132016-01-26T05:09:11Z2016-01-26T05:09:11Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20534This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/205342016-01-26T05:09:11ZPerubahan Histologi Organ Hati Pada Mencit Jantan (Mus musculus L.) Akibat
Pajanan Medan Listrik Tegangan TinggiAbstrak
Medan listrik sudah ada sejak bumi kita ini terbentuk. Awan yang mengandung
potensial air, terdapat medan listrik yang besarnya antara 3000 - 30.000 V/m.
Demikian juga bumi secara alamiah bermedan listrik (100 - 500 V/m). Di dalam
rumah, di tempat kerja, di kantor atau di bengkel terdapat medan listrik buatan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju sehingga
kebutuhan manusia akan listrik semakin meningkat sehingga pajanan oleh medan
listrik sudah menjadi permasalahan yang cukup serius. Meski mekanisme
interaksinya belum jelas, medan listrik diketahui dapat menimbulkan efek
biologis bagi yang terpajan. Hasil kajian terhadap dampak medan listrik terhadap
kesehatan telah mendorong WHO (World Health Organitation) menetapkan
standar medan listrik sebesar 5kV/m yang dapat mengurangi resiko pengaruh
negatif terhadap kesehatan.
Hati adalah organ tubuh yang mempunyai berbagai ragam fungsi yaitu,
Detoksifikasi (membersihkan darah sebelum zat-zat toksik tersebut mencapai
organ-organ tubuh yang peka misalnya otak), Absorbsi (hati mengolah dan
menyimpan bahan makanan, misalnya karbohidrat yang diabsorbsi sebagai
glukosa disimpan dalam hati sebagai glikogen), Sintesa (membuat proteinprotein khusus), Semua albumin dalam tubuh dibuat dalam hati. Mengingat
peranan hati sangat penting bagi kelangsungan hidup mahluk hidup maka
dilakukan penelitian tentang Pemeriksan Dampak Pajanan Medan Listrik
Tegangan Tinggi Terhadap Beberapa Parameter Kerusakan Hati Pada Mencit
Jantan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh medan
listrik tegangan tinggi terhadap perubahan histologi organ hati yang meliptuti
jumlah vena dan kongesti pada vena hati mencit jantan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2009.
Pembuatan preparat histologi hati akan dilaksanakan di Balai Penyidikan dan
Pengujian Veteriner (BPPV) Regional Bandar Lampung.
Pengamatan yang digunakan yaitu secara deskriptif terhadap histologi organ hati
dengan mengamati jumlah vena dan kongesti pada vena setelah di beri pajanan
medan listrik tegangan tinggi. Perlakuan mencit dibagi menjadi 4 kelompok
masing-masing terdiri dari 5 ulangan, yaitu hewan jantan tidak terpajan medan
listrik sebagai kelompok kontrol (K), hewan jantan terpajan medan listrik
(5 kV/m) sebagai kelompok perlakuan (P1), hewan jantan terpajan medan lisrik
(6 kV/m) sebagai kelompok perlakuan (P2), dan hewan jantan terpajan medan
lisrik (7 kV/m) sebagai kelompok perlakuan (P3). Data perubahan kelompok
dianalisis dengan Analisis Ragam (ANARA). Jika terjadi perbedaan nyata, maka
dilakukan uji lanjut menggunakan uji BNT pada taraf 5%.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil analisis ragam yang menunjukkan
jumlah vena dan kongesti pada vena hati mencit tidak menunjukkan hasil yang
berbeda nyata.
Kata kunci : Medan listrik, histologi hati, mencit jantan (Mus musculus L.).
Bagas Dwi Gama Sari NN2016-01-26T05:06:15Z2016-01-26T05:06:15Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20531This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/205312016-01-26T05:06:15ZANALISIS PERBANDINGAN KECEPATAN KONVERGENSI
METODE ITERATIVE DALAM PENYELESAIAN
SISTEM PERSAMAAN LINEARAbstrak
Metode iterative merupakan suatu metode penyelesaian suatu persamaan
x(0) matematika dimana pada metode ini digunakan iterasi dengan nilai awal
sebagai tebakan awal untuk menyelesaikan suatu sistem persamaan linear yang
memiliki matriks koefisien jarang (spare). Terdapat tiga metode iterative yaitu
metode Jacobi, metode Gauss-Seidel dan metode SOR (Succesive Over
Relaxation). Penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi dari suatu sistem
persamaan linear, menganalisis kecepatan konvergensinya serta menganalisis nilai
faktor skalar yang digunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suatu
sistem persamaan linear akan menghasilkan iterasi yang konvergen jika sistem
persamaan linear tersebut memiliki matriks koefisien yang dominan diagonal
karena matriks dominan diagonal akan menghasilkan nilai radius spectral kurang
Tj 1 dari satu .
Untuk mencari faktor skalar pada SPL dengan matriks koefisien jarang sebarang
0 2 yaitu menggunakan metode coba-coba dimana , sedangkan pada SPL
dengan matriks koefisien tridiagonal nilai faktor skalar diperoleh dengan
1 1 ( )2
2
Tj
Soluai yang dihasilkan pada iterasi menggunakan metode SOR lebih baik dari
pada menggunakan metode Jacobi dan Gauss-Seidel. Namun pada sistem
persamaan yang sangat besar, metode Gauss-Seidel lebih efisien dari pada
metode SOR, hal ini disebabkan karena pada SPL dengan matriks koefisien jarang
dan berukuran besar akan sangat rentan menghasilkan nilai radius spectral sama
Tj 0 dengan nol , dimana pada SPL dengan matriks koefisien tridiagonal
1 akan menghasilkan faktor skalar sama dengan satu yang berarti iterasi
metode SOR akan sama dengan iterasi Gauss-Seidel.Atma Tunggal Dewi NN2016-01-26T05:05:47Z2016-01-26T05:05:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20522This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/205222016-01-26T05:05:47ZPENGARUH SUHU SINTERING TERHADAP KARAKTERISTIK
STRUKTUR DAN MIKROSTRUKTUR KERAMIK MULLITE
(3AL2O3.2SiO2) BERBASIS SILIKA SEKAM PADI
DENGAN METODE SOL-GELAbstrak
Telah dilakukan penelitian tentang struktur dan mikrostruktur keramik mullite
dengan memanfaatkan aluminium nitrat dan silika sekam padi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode sol-gel dengan komposisi alumina
dan silika 3:2 (wt%) serta suhu yang bervariasi yaitu 1100, 1200, dan 13000C.
Secara umum proses sol-gel mempunyai beberapa tahapan yang meliputi
pembentukan larutan, pembentukan gel, penuaan (aging), pengeringan, dan
pemadatan (densification). Hasil difraksi sinar-X sampel mullite yang disintering
pada suhu 1100, 1200, dan 13000C membentuk empat fasa yaitu mullite, kyanite,
kristobalit, dan alumina. Hasil analisis mikrostruktur sampel tanpa sintering
menunjukkan butiran-butiran kecil yang belum menyatu dengan beberapa butiran
terlihat menumpuk, tidak terlihat grain boundary (batas butir) dan keberadaan
pori dengan ukuran kecil serta terdistribusi tidak merata disebabkan oleh tidak
adanya perlakuan panas sedangkan butiran-butiran mulai menyatu sehingga
butiran tampak seragam dengan butiran besar, terdapat batas butir, pori, dan
distribusi butiran merata diseluruh permukaan serta optimalisasi penyatuan
butiran yang telah homogen terjadi pada suhu 13000C. Semakin tinggi suhu yang
digunakan maka semakin besar persentase penyusutan (shrinkage).
Kata Kunci: sekam padi, mullite, alumina, sol-gel, sintering, XRD dan SEM
Abstract
This study was carried out to study structure and microstructure of mullite
ceramic prepared from rice husk silica and aluminium nitrate. The ceramic
material was prepared using the technique of sol-gel, with the molar composition
of alumina and silica of 3:2. Three samples were prepared for sintering treatment
at three different temperatures of 1100, 1200, 13000C. The sintered samples,
together with a sample without sintering, were characterized using the methods of
XRD and SEM. The results of XRD analyses revealed the existence of four
phases, namely mullite, kyanite, cristobalite, and alumina in the sinterred samples.
The micrographs of the samples indicate that the sample without sinterring is
marked by separated grains, distributed heterogeneously on the surface of the
sample, and without grain boundary. The effect of sintering was found to promote
the unification of grains to produce large granules and more homogeneous
distribution. The result of shrinkage analysis showed that the higher the sintering
temperature, the higher the percentage of shrinkage.
Key Word : Rice husk, mullite, alumina, sol-gel, sinterring, XRD dan SEMARY RIYANA NN2016-01-26T05:05:23Z2016-01-26T05:05:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20515This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/205152016-01-26T05:05:23ZPENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA
PAKAN ALAMI TERHADAP PERKEMBANGAN DAN TINGKAT
KEMATANGAN GONAD COBIA (Rachycentron canadum)Abstrak
Ikan cobia merupakan hewan yang hidup di perairan tropis dan subtropik. Ikan
ini tergolong ikan pelagik dan banyak ditemukan di Atlantik, Pasifik sebelah
barat Meksiko serta ditemukan juga di perairan Bali. Di Indonesia belum
banyak yang membudidayakan ikan ini, hal ini disebabkan petani belum
mengetahui teknik budidaya dan masih pada tahap percobaan serta teknik
pembenihan yang masih terbatas.
Untuk menunjang pengetahuan teknik dalam pembudidayaan dilakukan
penelitian yang meliputi aspek reproduksi. Reproduksi memegang peranan
penting dalam budidaya, organ reproduksi yang sangat berperan adalah gonad.
Upaya dalam pematangan organ reproduksi yaitu dengan pemberian senyawa
organik, salah satu senyawa organik yang berperan dalam kematangan gonad
adalah senyawa osmolit organik taurin. Taurin adalah salah satu turunan asam
amino bebas yang penting di dalam tubuh. Di dalam tubuh taurin berfungsi
sebagai neurotransmitter, bahkan sebagai pelindung sel (cytoprotective). Pada
individu dewasa taurin dapat berperan dalam mencegah kerusakan organ, oleh
karena itu dalam penelitian ini akan dikaji fungsi taurin penambah terhadap
organ reproduksi gonad.
Penelitian dilaksanakan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut
(BBPBL) Lampung, pada Bulan Agustus 2009 sampai November 2009.
Pengerjaan histologi sampel dilakukan di laboratorium biologi molekuler
Universitas Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
taurin pada pakan alami (yang terkandung dari cumi dan rucah) terhadap
perkembangan dan kematangan gonad cobia.
Tingkat kematangan gonad ikan diperlukan untuk menentukan atau untuk
mengetahui perkembangan gonad pada ikan cobia yang diberi perlakuan.
Dalam menentukan tingkat kematangan gonad pada ikan ada 2 macam, yaitu:
penentuan dilakukan di laboratorium secara mikroskopi dan penentuan
dilakukan di lapangan berdasarkan tanda-tanda umum serta ukuran gonadnya.
Beberapa tanda yang dapat dipakai untuk pembeda kelompok dalam
penentuan tingkat kematangan gonad di laboratorium atau lapangan di
antaranya yaitu, pada gonad betina: bentuk ovarium, besar kecilnya ovarium,
pengisian ovarium dalam rongga tubuh, warna ovarium, halus tidaknya
ovarium, secara umum ukuran telur dalam ovarium, kejelasan bentuk dan
warna telur dengan bagian-bagiannya, ukuran (garis tengah) telur, warna telur.
Untuk ikan jantan: bentuk testis, besar kecilnya testis, pengisian testis dalam ,
rongga tubuh, warna testis, keluar tidaknya cairan dari testis (dalam keadaan
segar). Pengamatan dilakukan selama 90 hari dengan masing-masing waktu ;
D0 yaitu awal pemberian perlakuan cobia yang telah berumur 180 hari, D30
yaitu masa perlakuan cobia yang telah berumur 210 hari, D60 yaitu masa
perlakuan cobia yang telah berumur 240 hari, dan D90 yaitu masa perlakuan
cobia yang telah berumur 270 hari.
Hasil analisis uji statistik menggunakan T-test (α=5%) menunjukkan bahwa
senyawa osmolit organik taurin tidak mempengaruhi perkembangan gonad
cobia. Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ovari cobia betina (D30) memasuki
perkembangan TKG III dengan diameter rata-rata adalah 0,61 mm. Pada D90
ovari memasuki TKG IV, dengan diameter rata-rata telur adalah 0,68 mm.
Perkembangan testis jantan pada D0 memasuki TKG III, selanjutnya pada D30
memasuki TKG III, memiliki diameter rata-rata 0,14 mm. Pada D60 testis
jantan memasuki TKG IV, memiliki diameter rata-rata 0,20. TKG D90
memasuki TKG V, memiliki diameter rata-rata 0,22 mm.
Anjarsyah 05170210042016-01-15T04:18:24Z2016-01-15T04:18:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/18212This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/182122016-01-15T04:18:24ZPERAN CAMAT SEBAGAI PERANGKAT DAERAH DALAM PELAYANAN
PERTANAHAN DI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN
PESAWARANPelayanan Pertanahan oleh Camat didasarkan pada pembagian kewenangan yang jelas
antara Pemerintah, Daerah propinsi, Daerah kabupaten dan Daerah kota yang telah diatur
dalam Pasal 2 Ayat 1 Undang – Undang No. 32 Tahun 2004. Peran Camat terdiri dari dua
yaitu sebagai Perangkat daerah kecamatan dan sebagai PPAT. Dalam Pasal 13 dan Pasal
14 UU No.32 tahun 2004 disebutkan fungsi Camat sebagai perangkat daerah bahwa
urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah (Provinsi dan
Kabupaten/kota) merupakan uruan bersekala daerah (Provinsi dan Kabupaten/kota) yang
meliputi 16 urusan, salah satunya adalah ‘Pelayanan Pertanahan’. Sedangkan fungsi
Camat sebagai PPAT Sementara dalam pelayanan pertahanan sebagaimana telah diatur
dalam Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1998 Tentang peraturan jabatan Pejabat
Pembuat Akta Tanah dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
pendaftaran Tanah.
Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini bagaimana peran Camat sebagai perangkat
daerah dalam pelayanan pertanahan dan apakah faktor yang menghambat Camat dalam
pelayanan pertanahan tersebut.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dilakukan dengan
wawancara dan penyebaran kuisioner terhadap responden yang berwenang memberikan
informasi dan berkepentingan didalamnya. Data skunder dilakukan dengan studi pustaka,
dokumen dan studi perundangan. Data sekunder terdiri dari bahan hukum primer, bahan
hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Pengolahan data dilakukan melalui proses
editing, coding, dan sitematis data, setelah data selesai diolah kemudian dianalisis dengan
cara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pelayanan pertanahan di Kecamatan
Gedong Tataan yang paling banyak adalah Kelurahan Gedong Tataan. Pelaksanaan
pelayanan pertanahan sesuai dengan wewenang Camat belum semuanya terlaksana.
Sesuai dengan kebutuhan masyarakat tentang pelayanan pertanahan di Kecamatan
Gedong Tataan yang banyak diperlukan oleh masyarakat adalah Surat Keterangan Tanah
(SKT), pembuatan akta jual beli. laporan bulanan akta kecamatan Gedong Tataan
terhitung sejak januari 2009 sampai dengan saat penelitian yaitu September 2010 adalah
baru 66 Akta Jual Beli dan 6 Akta Hibah yang telah dikeluarkan oleh Camat diFERRY FADLY FAUZI 0642011180