Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T11:26:50ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2022-05-23T04:01:41Z2022-05-23T04:01:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25733This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/257332022-05-23T04:01:41ZIDENTIFIKASI ZONA RESERVOAR LAPANGAN PANAS BUMI GUCI
JAWA TENGAH MENGGUNAKAN DATA GEOKIMIA DAN METODE
MAGNETOTELURIKTelah dilakukan penelitian geokimia dan magnetotelurik untuk
mengidentifikasi tipe fluida, suhu dan zona reservoar di lapangan panasbumi
Guci. Terdapat 6 sampel manifestasi air panas dan 2 line pengukuran MT. Data
geokimia manifestasi air panas Guci diplot ke dalam diagram segitiga (Cl-SO4-
HCO3, Na-K-Mg dan Cl-Li-B), sedangkan perkiraan suhu reservoar menggunakan
geotermometer air. Data magnetotelurik diolah untuk mendapatkan model 2D,
melalui proses fourier transform, robust processing, smoothing kurva dan inversi.
Berdasarkan data geokimia, manifestasi di daerah Guci termasuk ke
dalam tipe bikarbonat (HCO3), dalam kondisi immature water dan merupakan
area outflow. Air diprediksi berasal dari reservoar dan telah mengalami
pencampuran dengan air meteorik. Suhu reservoar sekitar 280oC berdasarkan
geotermometer Na-K-Ca. Berdasarkan data geokimia kedalaman reservoar sekitar
1900 m. Berdasarkan metode magnetotelurik keberadaan reservoar ditunjukkan
dengan sebaran nilai resistivitas 10-60 Ωm pada kedalaman 0-2000 m dari
permukaan laut, relatif lebih dangkal di Tenggara. Ketebalan reservoar rata-rata
1000 m, diduga berada pada Formasi Kumbang. Claycap memiliki kedalaman
yang bervariasi dari 0 – 2500 m. Sumber panas diduga berasal dari G. Mingkrik
yang merupakan aktivitas termuda dari kompleks Gunung Slamet.
Model tentatif panasbumi Guci dibuat berdasarkan data geokimia, geologi,
dan magnetotelurik untuk menggambar sistem panasbumi Guci. Panasbumi Guci
secara umum dikontrol oleh sesar yang berarah Tenggara-Baratlaut dan
Timurlaut-baratdaya. Keberadaan reservoar cukup dalam dengan claycap yang
tebal.
Kata kunci: Tipe fluida, outflow, resistivitas, claycap, reservoar.
ABSTRACT
Geochemistry and magnetotelluric studies has been completed to
identifying fluid type, estimated reservoir temperature and reservoir zones of
geothermal Guci field. There are 6 sample of hot water and 2 line MT data.
Geochemistry data manifestation of Guci’s hot water plotted into triangular
diagram (Cl-SO4-HCO3, Na-K-Mg and Cl-Li-B), while the estimated reservoir
temperature using water geotermometer. Magnetotelluric data is processed to get a
2D model, through various processes that are Fourier transform, robust
processing, smoothing curves and inversion.
Based on geochemistry data the geothermal fluid including bicarbonate
water (HCO3), in the immature water and an outflow area. Water is predicted
coming from the reservoir and has been mixing with meteoric water. Reservoir
temperature is about 280 °C, based on geotermometer Na-K-Ca. Based on
geochemistry data reservoir depth is about 1900 m. Based on the magnetotelluric
method reservoir is indicated by the distribution of resistivity values of 10-60 Ωm
at a depth of 0-2000 m, relatively shallower in the Southeast. Reservoir thickness
is about 1000 m, it is to be on the Kumbang Formation. Claycap has a depth that
varies from 0-2500 m. The heat source was probably derived from G. Mingkrik
which is the youngest activity of Mount Slamet.
Tentative model of geothermal Guci is made based on geochemistry,
geology, and magnetotelluric data to describe geothermal systems of Guci.
Geothermal of Guci generally controlled by Northwest-Southeast fault and
Northeast-Southwest fault. Reservoir is at a depth with thick claycap.
Keywords: fluid type, outflow, resistivity, claycap, reservoir.1215051017 DEDI YULIANSYAH dedi.yuliansyah17@gmail.com2022-05-19T07:28:40Z2022-05-19T07:28:40Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22634This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/226342022-05-19T07:28:40ZIDENTIFIKASI ZONA GAS POCKET (GEOHAZARD) BERDASARKAN ANALISIS AVO SEISMIC SECTION DAN POST-STACK TIME MIGRATION DATA 2D MARINE HIGH RESOLUTIONPenelitian identifikasi geohazard telah dilakukan berdasarkan data pengukuran seismik high resolution dan diperkuat dengan analisis amplitudo variation offset (avo). Identifikasi geohazard berupa gas pocket yang bertujuan untuk menghindari kecelakaan prospek minyak dan gas. Keberadaan gas pocket pada zona geohazard teridentifikasi dengan melakukan serangkaian proses pengolahan data dan analisis amplitudo terhadap offsetnya pada data 2D seismik marine high resolution. Adapun tahapan pengolahan data tersebut adalah Raw data, Geometry, Filtering, True Amplitudo Recovery (TAR), Deconvolusi, Velocity Analysis, Stacking, dan Migration. Selain itu untuk memastikan keberadaan zona geohazard tersebut dilakukan analisis AVO dengan tahapan proses seperti super gather, bandpass filter, dan trim static. Penentuan brightspot dilihat dari hasil pengolahan data seismik 2D marine higr resolution dengan output data post-stack time migration. Data yang dilakukan prosesing dan analisis avo ada 9 line data seismik 2D marine high resolution. Dan kemudian diklasifikasikan untuk resiko gas pocket berdasarkan Health and Safety Execitive (HSE). Tedapat 3 tahapan resiko berdasarkan klasifikasi tersebut yaitu resiko tinggi, rendah, dan tidak ada gas. Berdasarkan kedua metode yang dikembangkan tersebut diperoleh zona geohazard dari 9 line data seismik yang telah dianalisis dan dinyatakan bahwa 3 line pada line ADM-09, line ADM-38, dan line ADM-53 beresiko tinggi. Sedangkan pada 3 line pada line ADM-22, line ADM-46, dan line ADM-65 beresiko rendah. Selanjutnya 3 line pada line ADM-44, line ADM-54, dan line ADM-57 tidak ada resiko untuk keterdapatannya gas-pocket.Taufiq Taufiqtaufiqgeophysics76@gmail.com2017-02-25T06:49:13Z2017-02-25T06:49:13Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25758This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/257582017-02-25T06:49:13ZANALISIS KEDALAMAN DAN ARAH KEMIRINGAN BIDANG
GELINCIR BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK DI JALAN TENTENA
– MOROWALI, SULAWESI TENGAHTelah dilakukan penelitian metode geolistrik konfigurasi Wenner-Schulumberger
di jalan Tentena-Morowali, Sulawesi Tengah yang menyebar pada 7 area jalan
sebanyak 14 line dimana line A tegak lurus dengan jalan dan line B sejajar dengan
jalan. Pengukuran dari lapangan menggunakan 16 elektroda dengan jarak spasi 10
meter. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kedalaman dan arah bidang
gelincir di area rawan longsor. Perhitungan nilai resistivitas batuan di bawah
permukaan dilakukan menggunakan software RES2DINV dengan pemodelan
inversi 2D. Daerah penelitian memiliki nilai resistivitas antara 0,05 Ωm hingga
2920 Ωm, dimana nilai resistivitas yang lebih rendah mewakili lapisan yang lebih
basah dan resistivitas yang lebih tinggi mengindikasikan lapisan yang lebih
kering. Berdasarkan harga penyebaran resistivitas batuan bawah permukaan maka
diidentifikasikan pada daerah penelitian berpotensi longsor. Berdasarkan nilai
kemiringannya line MS1_A, MS2_A, MS3_A, MS5_A dan MS6_A merupakan
daerah rawan longsor dikarenakan nilai kemiringannya diatas 15% dan
diindikasikan adanya bidang gelincir di bawah permukaan. Pada line MS4_A dan
MS7_A ditinjau dari nilai kemiringan tidak termasuk daerah rawan longsor akan
tetapi ditemukannya bidang gelincir dari hasil penelitian ini, mengingat
tinggiginya curah hujan maka akan dapat memicu terjadinya gerakan tanah atau
longsoran.
Kata Kunci : Bidang gelincir, geolistrik, Morowali
DEPTH ANALYSIS AND DIRECTION OF SLIDING PLANE BASED ON
RESISTIVITY DATA IN TENTENA-MOROWALI’S ROAD, CENTRAL
SULAWESI
Resistivity method Wenner-Schulumberger configuration has research in
Morowali-Tentena’s road, Central Sulawesi, which spread on the seven street area
where as many as 14 line perpendicular to the line A and line B parallel to the
road. Measurements of the field with 16 electrodes with a spacing of 10 meters.
This study was conducted to determine the depth and direction of the sliding plane
in an area prone to landslides. The calculation of the value of rock resistivity
below the surface conducted using software RES2DINV with 2D inversion
modeling. The research area has a resistivity values between 0.05 Ωm up to 2920
Ωm, which lower resistivity values representing a wetter layers and higher
resistivity indicates a drier layer. Based on the rates spread of rock resistivity of
the subsurface then identified in the research prone to landslide area. Based on the
value of the slope line MS1_A, MS2_A, MS3_A, MS5_A and MS6_A is prone to
landslides due to the value of the slope is above 15% and indicated their sliding
plane below the surface. In line MS4_A and MS7_A terms of slope values do not
include landslide-prone areas but found sliding plane of the results of this study,
considering the high rainfall it will be able to trigger the movement of the ground
or landslide.
Keywords : landslide, resistivity, Morowali0915051023 MARENO MARIKSON SIHOMBINGmarikson17@gmail.com2017-02-20T04:10:49Z2017-02-20T04:10:49Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25622This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/256222017-02-20T04:10:49ZSTUDI STRUKTUR GEOLOGI DAN PROSPEK PANAS BUMI GUNUNG TALANG BERDASARKAN ANALISIS DATA ANOMALI GAYABERAT Gunung Talang yang terletak di kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat. Merupakan salah satu gunung api aktif yang terdapat dalam zona depresi struktur sumaterayang memiliki arah barat laut – tenggara. Penelitian Gayaberat di daerah Gunung Talang Dilakukan untuk mengetahui Struktur bawah permukaan daerah gunung Talang dan sekitarnya, dengan Tujuan untuk mengetahui anomali bouger daerah Gunung talang dan mengetahui volume reservoir Gunung Talang. Data anomaly gayaberat penelitian didapatkan dari hasil digitasi anomaly bouger lengkap Gunung Talang dengan densitas 2.61 gr/cm3.
Daerah penelitian memiliki anomaly bouger antara 198-236 mGal dengan di dominasi oleh anomaly bouger rendah yang berkisar antara 198 mGal sampai dengan 208 mGal, di mana merupakan tempat terdistribusinya manifestasi panas bumi seperti mata air panas dan solfatara. Analisis SVD daerah penelitian menunjukkan keberadaaan struktur sesar Gunung talang yang umumnya berjenis sesar turun yang berarah Barat laut – tenggara yang merupakan bagian dalam system sesar besar Sumatera ( Semangko fault). Pemodelan inversi 3D menunjukkan keberadaan reservoir dengan nilai densitas yang rendah dibandingkan dengan sekitarnya. Reservoir Gunung Talang berada pada kedalaman 1500 meter sampai 2000 meter dengan volume reservoir diperkirakan sebesar 69 km2.
Kata kunci : Gunung Talang, SVD, inverse 3D, Semangko fault
STUDY OF GEOLOGICAL STRUCTURE AND PROSPECT OF GEOTHERMAL TALANG BASED ON ANALYSIS ANOMALY GRAVITY
Mount Talang is located in Solok regency of West Sumatra province. Is one of the active volcanoes located in the depression zone Sumatra structure that has a direction at northwest - southeast. Gravity research in the area of Mount Talang was done to determine subsurface structures and surrounding mountain area, with the purpose to calculate anomalies bouger Mountain area gutters and determine reservoir volume Mount Talang. Data anomaly microgravity research results obtained from the complete digitization of Mount Talangbouger anomaly with density 2.61 gr / cm3.
The research area has bouger anomaly between 198-236 mGal by dominated by low bouger anomaly that ranges from 198 up to 208 mGalmGal, the place whom distributed by geothermal manifestations such as hot springs and solfatara. SVD analysis of the study area showed the existence of fault structures Mount gutters are generally manifold faults trending down West northwest - southeast, which is part of Sumatra fault in the system (Semangko fault). 3D inversion modeling indicate the presence of reservoir with density values were low compared to surrounding areas. Reservoir Mount Talang is located at the depth of 1500 meters to 2000 meters with reservoir volume is estimated at 69 km2.
Keywords: Mount Talang, SVD, 3D inversion, Semangko fault
0915051005 FRENGKI ANWAR PASARIBUfrengki.pasaribu@yahoo.co.id2017-01-05T03:59:00Z2017-01-05T03:59:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25073This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/250732017-01-05T03:59:00ZANALISIS SISTEM PANAS BUMI PADA LAPANGAN “L” BERDASARKAN INVERSI 2D AUDIOMAGNETOTELLURIK DAN DATA GEOKIMIATelah dilakukan penelitian di lapangan panas bumi L, menggunakan metode geokimia dan AMT. Tujuan penelitian adalah menganalisis jenis fluida dan menentukan suhu reservoar berdasarkan data geokimia dan menganalisa lapisan bawah permukaan berdasarkan model AMT. Berdasarkan data geokimia, fluida panasbumi “L” termasuk kedalam tipe bikarbonat (HCO3), suhu reservoar sekitar 284-300oC dengan kedalaman sekitar 2100 m, model 2D inversi AMT pada Lintasan 1 ditafsirkan caprock memiliki nilai resisitivitas 9-15 Ωm pada dengan ketebalan dari 800 – 1400 m dengan kedalaman 100 - 1400 m dari permukaan, lapisan dengan nilai resisitivitas 20 - 50 Ωm di perkirakan merupakan zona reservoar yang berada di bawah lapisan caprock dan lapisan reservoar berada pada kedalaman 2100 m dari permukaan dan pada Lintasan 2 lapisan dengan nilai resisitivitas 9 - 15 Ωm diduga sebagai caprock dengan ketebalan dari titik AMT 10 dan AMT 16 berkisar antara 2500 m – 1000 m sedangkan dari titik AMT 20 dan AMT 24 berkisar antara 100 m – 2400 m, lapisan yang diperkirakan reservoar ini berada pada kedalaman 1200 m -1400 m dari pemukaan.
Kata kunci: Tipe fluida, outflow, resistivitas, reservoar, claycap.
ANALYSIS OF GEOTHERMAL SYSTEMS IN THE FIELD “L” BASED ON THE INVERSION 2D AUDIOMAGNETOTELLURIC AND GEOCHEMICAL DATA
The research of geothermal in the field L uses method geocemical and AMT. research purposes analyzing the fluid and temperature reservoir based on geochemical data and analizing subsurface based on AMT model. Based on geochemical data the geothermal fluid including bicarbonate water (HCO3), reservoir temperature is about 284-300 °C and depth is about 2100 m, inversion 2D AMT model at the Line 1 indicated caprock have a value resistivity the thickness varies from 800 – 1400 m at the depth 100-1400 m on the surface, layer with resistivity values 20 - 50 Ωm it’s estimated that in the reservoir zone under a layers of caprock and in line 2 layers resistivity values 9-15 Ωm suspected as caprock at the thickness varies from AMT 10 and AMT 16 ranged 250 – 1000 m while the point AMT 20 and AMT 24 ranged 100-2400m, layers estimated reservoir is at a depth 1200 m -1400 m on the surface.
Keywords: fluid type, outflow, resistivity, reservoir, claycap.1115051005 ALWI KARYA SASMITAalwikarya@gmail.com2016-12-21T08:39:33Z2016-12-21T08:39:33Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24750This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/247502016-12-21T08:39:33ZANALISIS DATA RESISTIVITAS UNTUK IDENTIFIKASI
FLUIDA DI DAERAH PROSPEK PANASBUMI
WAY RATAI KABUPATEN PESAWARANTelah dilakukan penelitian mengenai analisis data resistivitas untuk identifikasi
fluida di daerah prospek panasbumi Way Ratai Kabupaten Pesawaran. Penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi fluida panasbumi berdasarkan analisis data
resistivitas 2D dan menentukan litologi lapisan bawah permukaan di wilayah
prospek panasbumi Way Ratai berdasarkan hasil penampang resistivitas 2D.
Penelitian ini menggunakan metode geolistrik konfigurasi Wenner-Schlumberger
sebanyak 6 lintasan. Dari hasil pengolahan data yang diduga merupakan aliran
fluida geothermal (panasbumi) ditunjukkan oleh nilai resistivitas rendah (hanya
terdapat pada lintasan 1, 2, dan lintasan 6) dan juga diperoleh litologi bawah
permukaannya. Pada lintasan 1diduga terdapat tiga litologi yaitu lapisan pasir
yang diduga merupakan media bagi fluida geothermal (panasbumi), terletak pada
jarak 120-160 m dengan kedalaman 25-35 m, sisipan aluvial dan pasir serta basalt.
Pada lintasan 2 diduga terdapat tiga litologi yaitu lapisan pasir yang diduga
merupakan media bagi fluida geothermal (panasbumi), terletak pada jarak 110-
240 m dengan kedalaman 5-35 m, lapisan lempung, dan kerikil. Sedangkan pada
lintasan 3, lintasan 4, lintasan 5 diduga hanya mempunyai satu litologi yaitu
lapisan lempung. Dan lintasan 6 diduga terdapat dua litologi yaitu lapisan pasir
yang diduga merupakan media bagi fluida geothermal (panasbumi), terletak pada
jarak 120-140 m dan 200-210 m dengan kedalaman 5-40 m dan 10-20 m, serta
lapisan lempung.
Katakunci:panasbumi (geothermal), resistivitas,Wenner-Schlumberger0915051028 Riyan Marulibuanaaccu@yahoo.com2016-12-21T04:47:12Z2016-12-21T04:47:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24689This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/246892016-12-21T04:47:12ZPEMETAAN DAN ESTIMASI VOLUME BATUAN GRANIT MENGGUNAKAN DATA ANOMALI GAYABERAT DAN MAGNETIK DAERAH LAMPUNG BAGIAN TIMURDaerah Lampung bagian Timur memiliki potensi sumberdaya galian industri berupa batuan granit. Bahan galian industri ini mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun ekspor yang patut untuk dikembangkan sehingga perlu dilakuan pemetaan dan estimasi volume Batuan Granit untuk pengembangan lebih lanjut. Secara geologi, potensi Batuan Granit di Provinsi Lampung tersebar di beberapa wilayah, sehingga perlu dilakukan pemetaan untuk mendapatkan data sebaran Batuan Granit yang lebih akurat. Untuk mengetahui keberadaan batuan granit di bawah permukaan, dilakukan analisis data gayaberat dan magnetik. Sebaran batuan granit dapat diketahui dari analisis geologi dan analisis kualitatif data anomali magnetik yang bernilai pofitif, sedangkan estimasi volume batuan dilakukan dengan melakukan analisis kuantitatif pada anomali gayaberat. Analisis spektrum dilakukan untuk mengetahui kedalaman anomali regional dan residual. Filtering dengan metode polinomial orde 1, 2, dan 3 dilakukan untuk mengetahui pola anomali residual dan regional, yang kemudian dilakukan pemodelan 3D. Pemodelan data memperlihatkan bahwa, daerah Lampung bagin Timur terestimasi volume batuan granit sebesar ± 65 miliar m3 pada kedalaman 0 m s/d 300 m dan hal ini dianggap sebagai sumber daya alam yang layak di eksploitasi.
Kata kunci : Batuan granit, analisa spektrum, anomali regional, anomali residual, Filtering Polinomial, pemodelan 3D.
MAPPING AND VOLUME ESTIMATION OF GRANITE ROCK USING MAGNETIC AND GRAVITY ANOMALY DATA
IN EASTERN LAMPUNG REGION
Eastern Lampung has potential resource in the form of granite mining industry. This extractive industry is able to fulfill domestic and export needs that ought to be developed so that need to be done a mapping and volume estimation of Granite rocks for further development. Geologically, the potential of granite rock in Lampung spread in some areas, so we need to do mapping to get the distribution data of granite rocks more accurately. To determine the presence of granite rocks below the surface, need to do analysis of gravity and magnetic anomaly data. The distribution of granite rocks can be seen from the geological analysis and qualitative analysis of magnetic anomaly data that has positive value, whereas the estimated volume of rock is done by performing quantitative analysis on gravity anomaly. Spectrum analysis is performed to determine the depth of regional and residual anomaly. Filtering applied by order polynomial method 1, 2, and 3 to determine the pattern of residual and regional anomaly, which then would be used for 3D modeling. Based on modelling result, volume of granite rock in Eastern Lampung region is estimated ± 65 billion m3 at a depth of 0-300 m and it is considered as a viable natural resources in exploitation.
Keywords: granite rock, spectrum analysis, regional anomaly, residual anomaly, Polynomial Filtering, 3D modeling.1015051050 RIAN HIDAYATrianhidayat@gmail.com2016-12-21T04:17:26Z2016-12-21T04:17:26Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24714This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/247142016-12-21T04:17:26ZAnalisis Penurunan Muka Tanah dengan Small Baseline Subset Differential SAR Interferograms di Kota Bandarlampung Bandarlampung adalah salah satu kota di Indonesia yang berpotensi mengalami penurunan muka tanah karena adanya aktivitas manusia ataupun fenomena alam. Walaupun begitu hingga saat ini belum adanya informasi maupun studi mengenai gejala penurunan muka tanah yang pernah dilakukan. Penelitian ini sendiri menggunakan 15 data SAR dalam selang tahun 2006 – 2011 yang dikombinasikan untuk menghasilkan interferogram untuk kemudian diinversi dengan algoritma SBAS. Berdasarkan analisis data, teknik SBAS cukup reliabel untuk mengetahui gejala deformasi secara cepat dan akurat, dimana diketahui bahwa penurunan muka tanah di Bandarlampung rata-rata 0,06 mm/tahun yang dinilai cukup stabil dikarenakan tatanan geologi yang tidak memungkinkan untuk terjadinya proses konsolidasi secara masif. Namun beberapa lokasi mengalami indikasi penurunan muka tanah lebih dari 5 mm/tahun bahkan yang tertinggi mencapai lebih dari 30 mm/tahun yang teridentifikasi di daerah Campangraya, Kedamaian, Kangkung, Sukaraja, Bakung, dan Beringinraya. Penurunan muka tanah yang terjadi diduga disebabkan oleh aktivitas tektonik dan kegiatan manusia dan lebih cenderung terjadi pada daerah yang baru mengalami konversi lahan. Penurunan muka tanah yang terjadi kemudian berimplikasi terhadap kerusakan struktur bangunan, terjadinya banjir rob di daerah pesisir, dan tanah longsor di daerah perbukitan.1215051010 Bagas Setyadibagasetyadi@live.com2016-12-21T04:09:07Z2016-12-21T04:09:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24718This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/247182016-12-21T04:09:07ZANALISIS LOG DENSITAS TERHADAP DATA PROKSIMAT DAN PERHITUNGAN VOLUME BATUBARA PADA LPANGAN "DEA" SUMATERA SELATANAplikasi metode Geophysical Logging pada 6 titik sumur eksplorasi dan interpretasi data log gamma ray dan log densitas menggunakan WellCAD 4.3. telah dilakukan untuk mengetahui litologi bawah permukaan, ketebalan, dan arah penyebaran lapisan batubara pada lapangan DEA Sumatera Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara nilai densitas terhadap data proksimat batubara dan juga untuk mengetahui volume batubara di daerah penelitian. Untuk mengetahui korelasi antara nilai densitas terhadap data proksimat batubara digunakan pendekatan dengan metode Pearson r correlation, sedangkan untuk perhitungan volume penulis menggunakan software Oasis Montaj 8.3.3 dan Rockwork 15. Hasil interpretasi data geophysical logging menunjukkan bahwa litologi penyusun yang dominan pada daerah penelitian adalah batupasir, batulempung, batubara, dan batulanau. Hubungan nilai log densitas dengan kalori, kadar air, dan kadar abu memiliki korelasi yang kuat dengan nilai R2 masing-masing sebesar 0,7504, 0,6763, dan 0,6587, sedangkan hubungan nilai log densitas dengan zat terbang pada batubara memiliki korelasi lemah dengan nilai R2= 0,3835. Dalam perhitungan volume batubara didapatkan stripping ratio sebesar 1:2 yang berarti harus menghilangkan sekitar 2 ton lapisan overburden untuk mendapatkan 1 ton batubara.
Kata kunci: Geophysical Logging, batubara, pearson r correlation, proksimat, stripping ratio
1215051018 DIMAS PUTRA SUENDRADSUENDRA@GMAIL.COM2016-12-21T02:37:44Z2016-12-21T02:37:44Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24697This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/246972016-12-21T02:37:44ZANALISIS BAHAYA GEMPABUMI DETERMINISTIK DENGAN MEMPERHITUNGKAN SITE AMPLIFIKASI PADA KOTA MAJALENGKAMajalengka merupakan daerah yang pernah mengalami bencana gempabumi. Untuk meminimalisasi dampak bencana tersebut, upaya mitigasi dapat dilakukan melalui penelitian hazard kegempaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menentukan tingkat kerawanan Kota Majalengka terhadap bahaya gempa berdasarkan parameter frekuensi natural (f0), jenis kelas tanah hasil analisis kecepatan gelombang geser hingga kedalaman 30 meter (VS30), dan analisis bahaya gempa dengan pendekatan deterministik. Penelitian ini menggunakan 65 titik pengukuran mikrotremor yang dianalisis menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR). Berdasarkan hasil analisis frekuensi natural (f0), kecepatan gelombang geser (VS30) dan analisis bahaya gempabumi deterministik menunjukkan bahwa zona bahaya seismik tinggidiindikasikan dengan frekuensi natural (f0) rendah dengan nilai kurang dari 1,33 Hz, dan kecepatan gelombang geser (VS30) berkisar antara 180 m/s hingga 360 m/s (jenis tanah kelas D), dengan nilai percepatan tanah maksimum pada batuan dasar berkisar antara 0,0548 g hingga 0,0598 g, dengan percepatan tanah maksimum pada permukaan berkisar antara 0,1271 g hingga 0,1560 g dan amplifikasi berkisar antara 2,367 hingga 2,826 yaitu Desa Cikasarung, Desa Cijati, Desa Sidamukti, dan Desa Munjul. Daerah yang memiliki tingkat kerawanan rendah terhadap bahaya gempabumi adalah daerah dengan nilai frekuensi yang tinggi yaitu lebih dari 5 Hz, dengan kecepatan gelombang geser (VS30) berkisar antara 360 m/s hingga 760 m/s (jenis tanah kelas C), dengan percepatan tanah maksimum pada batuan dasar berkisar antara 0,0475 g hingga 0,0510 g, dengan percepatan tanah maksimum pada permukaan berkisar antara 0,0870 g hingga 0,1100 g dan amplifikasi berkisar antara 1,689 hingga 2,099, yaitu Desa Kutamanggu. Kata kunci: frekuensi natural (f0), jenis kelas tanah, analisis bahaya gempa deterministik, Majalengka
DETERMINISTIC SEISMIC HAZARD ANALYSIS BY ESTIMATING THE SITE AMPLIFICATION IN MAJALENGKA
Majalengka is one of the regions that ever suffers earthquake. One mitigation efforts to minimize the disaster impact is carried out through seismic hazard study. This study aims to analyzed and determine the Majalengka City that have potential damages due to earthquakes, based on natural frequency (f0), site classes fromshear-wave velocity of the top 30 meter(VS30) analysis and Determistic Seismic Hazard Analysis (DSHA). This study using 65points from microtremor measurement. Data from measurement was analyzed using Horizontal to Vertical Spectral Ratio(HVSR) method. The parameters of earthquake source used in this study has been mainly taken from Team for Revision of Seismic Hazard Maps of Indonesia. The selection attenuation function was based on earthquake source. Logic trees were used in this study to allow uncertainty in selection of parameters earthquake source and attenuation function. According to natural frequency (f0), shear-wave velocity of the top30 meter (VS30), and deterministic seismic hazard analysis showed thathigh seismic hazard potential area is indicated in zone with low natural frequency (f0) value less than 1,33 Hz, shear-wave velocity of the top30 meter (VS30) ranges from 180 m/s to 360 m/s (site class D), PGA rock value ranges from 0,0548 g to 0,0598 g, PGA soil value ranges from 0,1271 g to 0,1560 g with values ranging from 0.78 to 6.32 amplification is Desa Cikasarung, Desa Cijati, Desa Sidamukti, and Desa Munjul. The low seismic hazard potential area is indicated in zone with high natural frequency (f0) more than 5 Hz, shear-wave velocity of the top30 meter (VS30) ranges from 360 m/s to 760 m/s (site class C), PGA rock value ranges from 0,0475 g to 0,0510 g, PGA soil value ranges from 0,0870 g to 0,1100 g with values ranging 1,689 to 2,099 amplification isDesa Kutamanggu.
Keywords: natural frequency (f0), site classes, deterministic seismic hazard analysis, Majalengka1115051023 LIA TRI KHAIRUMliatrikhairum@gmail.com2016-12-20T07:53:58Z2016-12-20T07:53:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24701This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/247012016-12-20T07:53:58ZPEMETAAN MIKROZONASI DAERAH RAWAN GEMPABUMI MENGGUNAKAN METODE HVSR DAERAH PAINAN SUMATERA BARATDaerah Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki tingkat resiko rawan bencana yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menzonasikan daerah rawan bencana di daerah Painan berdasarkan nilai frekuensi dominan, Vs30, PGA (Peak Ground Acceleration) dan amplifikasi serta untuk mengetahui nilai pergerakan tanah daerah tersebut. Dengan menggunakan metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectra Ratio) diharapkan dapat membantu dalam penzonasian daerah penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diketahui bahwa daerah Painan, Sumatera Barat, memiliki nilai nilai frekuensi dominan antara 0,6 - 12,07 Hz. Sedangkan untuk nilai Vs30 antara 73,08 - 1449 m/s dan nilai amplifikasinya antara 0,47 - 6,01. Nilai PGA untuk daerah Painan antara 0,034 - 0,063 g. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan mengkorelasikan keempat peta zonasi, diketahui bahwa daerah yang memiliki tingkat resiko bencana gempabumi yang tinggi diperkirakan adalah daerah pesisir pantai. Hal ini didukung dengan nilai frekuensi yang rendah dan nilai Vs30 yang kecil serta nilai PGA yang besar. Nilai amplifikasi daerah ini terbagi menjadi empat zona yaitu daerah yang memiliki amplifikasi sangat tinggi berada disekitar pantai dan tersusun oleh batuan alluvial, nilai amplifikasi yang tinggi terdapat hampir diseluruh daerah Painan sedangkan amplifikasi sedang dan rendah terdapat disebagian kecil daerah Painan dan disebagian kecil daerah Bungo Pasang Salido karena berdasarkan peta geologinya daerah tersebut tersusun atas dua jenis batuan yaitu batuan alluvial dan Formasi Painan.
Kata kunci: Painan, HVSR, Mikrozonasi, PGA
MICROZONATION MAPPING THE PRONE EARTHQUAKE AREAS OF PAINAN REGIONAL WEST SUMATERA USING HVSR METHOD
Regional Painan, the distric of Pesisir Selatan, the province of west Sumatera is one of the areas with high risk disaster prone. This study aims attempts to maped the disaster prone area of the Painan region based on the dominant frequency value, Vs30, PGA and amplification and to know the value of ground movement from the area. By using the HVSR method (Horizontal to Vertical Spectra Ratio) expected to assist to zone the regions. Based on the research that has been done, it is known that the Painan area, West Sumatera, have values of dominant frequency between 0.6 to 12.07 Hz. As for the value Vs30 between 73.08 to 1449 m/s and the amplification values between 0.47 to 6.01. The PGA value for Painan region between 0.034 to 0.063 g. Based on the analysis that has been done by correlating the four zoning map, it is known that the area which has a high risk of earthquake disaster that is estimated to coastal areas. This is supported by the dominant low frequency value and the value Vs30 small and PGA of high value. The amplification value of this region is divided into four zones, areas that have amplification is very high being around the beach and composed by rock alluvial, the value of amplification of high contained in nearly all the regions Painan while amplification medium and low are the small area of Painan and the small area of Bungo Pasang Salido because based on the geological map of the area is composed of two types of rocks are alluvial and rock Painan Formations.
Key Word: Painan, HVSR, Microzonation, PGA1115051009 ASRI WULANDARIasriwulandari@gmail.com2016-12-15T02:32:17Z2016-12-15T02:32:17Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24659This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/246592016-12-15T02:32:17ZCHARACTERIZATION OF OIL AND GAS RESERVOIR USING ACOUSTIC IMPEDANCE INVERSION AND ANALYSIS MULTIATTRIBUTE SEISMIC ON FIELD "ZA", BATURAJA FORMATION, SOUTH SUMATRA BASINPada penelitian ini dilakukan analisis inversi impedansi akustik dan multiatribut
untuk mengarakterisasi reservoar MIGAS Lapangan ZA Formasi Baturaja.
Formasi Baturaja terdiri dari batugamping yang cukup baik sebagai tempat
terakumulasi hidrokarbon. Penelitian ini menggunakan data sesimik 3D, data log
dan data geologi. Dari analisis crossplot, daerah reservoar memiliki impedansi
akustik dibawah 11500 (m/s)(gr/cc). Berdasarkan peta impedansi akustik,
porositas, dan densitas penyebaran batugamping yang poros mengarah ke arah
Tenggara dan Baratlaut. Sumur usulan selanjutnya terletak dibagian Tenggara dari
peta dengan nilai impedansi akustik yang rendah yaitu <11500 (m/s) (gr/cc), nilai
porositas yang sedang berkisar 9-10 %, serta nilai densitas yang rendah 2.4768–
2.4855 (gr/cc), dan dengan nilai ketebalan reservoar 30-31 (ms).
Kata kunci : Impedansi Akustik, porositas, densitas dan ketebalan reservoar.
ABSTRACT
In this research, it has been to characterize reservoir Oil and Gas Fields “ZA” using seismic acoustic impedance and multiattribute method. Baturaja Formation consists of limestone which is good enough as a place to accumulate hydrocarbons. This study uses data sesimic 3D, log data and geological data. From the analysis crossplot, reservoir area has an acoustic impedance below 11500 (m/s)(g/cc). Based on the map of acoustic impedance, porosity, and density of the porous limestone deployment leads to the southeast and northwest. The further proposal well is located in the southeast on the map with a acoustic impedance value is <11500 (m/s) (g/cc), the porosity value is 9-10%, the density value is 2.4768-2.4855 (g/cc), and the thickness of reservoir value is 30-31 (ms). Keywords: Acoustic Impedance, porosity, density and thickness of reservoir.
1215051056 ZULHIJRI AROHMANzulhijriarohman@gmail.com2016-12-06T03:32:59Z2016-12-06T03:32:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24579This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/245792016-12-06T03:32:59ZANALISIS PENYEBARAN RESERVOAR BATUPASIR
FORMASI TALANG AKAR DENGAN MENGGUNAKAN
METODE SEISMIK INVERSI IMPEDANSI AKUSTIK DAN
SEISMIK MULTIATRIBUT PADA LAPANGAN FA,
CEKUNGAN SUMATERA SELATANSeismik inversi impedansi akustik dan seismik multiatribut merupakan salah satu
metode seismik yang dapat digunakan dalam memetakan persebaran reservoar
batupasir. Dengan menggunakan metode ini, kita dapat memisahkan dengan baik
antara batupasir dan serpih Formasi Talang Akar yang terdapat pada Lapangan FA,
Cekungan Sumatera Selatan. Kedua metode ini akan saling dibandingkan satu sama
lain agar mendapatkan hasil yang lebih valid dalam pemetaan reservoar batupasir.
Metode seismik inversi akustik yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 jenis
yaitu bandlimited, modelbased, dan linier program sparse spike. Sedangkan untuk
seismik multiatribut yang digunakan adalah multiatribut regresi linier dalam
memetakan volum gamma ray dan neutron porosity. Hasil analisis inversi
impedansi akustik yang dilakukan, peta persebaran reservoar batupasir memiliki
nilai impedansi sebesar 8500 – 9100g/cc*m/s. Sedangkan untuk multiatribut
gamma ray, memiliki nilai 20 – 100API, dan nilai multiatribut neutron porositynya
sebesar 24 – 40%. Dari analisis yang telah dilakukan, persebaran reservoar
batupasir terletak pada daerah Timur Laut dan daerah antiklin dengan kedalaman
1600 – 1700m yang memiliki ketebalan sebesar kurang lebih 100m.
Kata Kunci: Batupasir Formasi Talang Akar, Inversi Impedansi Akustik, dan
Seismik Multiatribut.
ABSTRACT
Seismic acoustic impedance inversion and seismic multiattribute is a seismic
method that can be used to map the distribution of reservoir sandstones. By using
this method, we can separate between sandstone and shale’s Talang Akar Formation
contained in the FA Fields, South Sumatra Basin. Both of these methods will be
mutually compared with each other in order to get more valid results in the mapping
of the reservoir sandstones. Acoustic seismic inversion method used in this study
there are 3 types of bandlimited, modelbased and spike sparse linear programs. As
for the seismic multiattribute used is multiattribute linear regression to map the
volume of gamma ray and neutron porosity. The results of the analysis performed
in acoustic impedance inversion, map the distribution of reservoir sandstones have
a rated impedance of 8500 - 9100g / cc * m / s. As for multiattribute gamma ray,
has a value of 20 - 100API, and the value of its multiattribute neutron porosity of
24-40%. From the analysis has been done, the distribution of sandstone reservoir
located in the Northeast and regional anticline with a depth of 1600 - 1700m having
a thickness of approximately 100m.
Keyword: Sandstones of Talang Akar Formation, Acoustic Impedance Inversion,
dan Seismic Multiattribute.1215051023 FERRY ANGGRIAWANferry.fox581@gmail.com2016-11-30T03:12:01Z2016-11-30T03:12:01Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24528This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/245282016-11-30T03:12:01ZIDENTIFIKASI ORIENTASI REKAHAN MIKRO AREA PANAS BUMI MONTE AMIATA BERDASARKAN ANALISIS STUDI SHEAR WAVE SPLITTINGABSTRACT
IDENTIFICATION OF MICRO FRACTURES ORIENTATION
AT MONTE AMIATA GEOTHERMAL AREA
BASED ON SHEAR WAVE SPLITTING STUDY ANALYSIS
Written by
IRFAN HANIF
Shear Wave Splitting is an application of seismic wave to analyse the anisotropy level of a certain medium. Generally, shear wave propagation through a rock formation will be polarized (φ) into two parts especially when the medium structures are different, such as fracture. The polarized shear wave which is perpendicular to fracture will propagate slower than the wave that propagates parallel to the fracture. The delay time (δt) of both wave is proportional with the fracture intensity along the wave propagation from the source to the station. The description regarding fracture orientation can be obtained by analysing both Shear Wave Splitting parameters (φ and δt), and this information is adequately important in geothermal exploration or exploitation phase at Mt. Amiata. Based on the result of this research, the micro earthquake source is focused on the east to the south area and spread along 3 earthquake stations. The existence of micro earthquake source is mainly focused at the depth of 1 to 4 km. In addition, the polarization direction of each earthquake station at the geological map shows a dominant fracture orientation consistently at NW-SE. All of the three stations also show that the polarization direction is integrated to the local fault existence in the subsurface. Furthermore, the research shows that the high intensity fracture distribution occurred at MCIV station area in the southern part of research location. Meanwhile, the low intensity fracture distribution occurred at ARCI and SACS station area in the western and the eastern part of research location. The high value of fracture intensity accompanied by the high amount of structure intensity, strengthen the prediction of the high anisotropy existence which potentially tends to the high permeability presence at the area.
Keywords: shear wave splitting, anisotropy, fracture, geothermal, polarization direction, fracture intensity.
ABSTRAK
IDENTIFIKASI ORIENTASI REKAHAN MIKRO
AREA PANAS BUMI MONTE AMIATA BERDASARKAN
ANALISIS STUDI SHEAR WAVE SPLITTING
Oleh
IRFAN HANIF
Metode Shear Wave Splitting merupakan aplikasi gelombang seismik untuk
menganalisis tingkat anisotropi dari sebuah medium. Secara umum, perambatan
gelombang geser melalui batuan akan terpolarisasi (φ) menjadi dua bagian ketika
merambat melalui struktur medium yang berbeda, seperti halnya rekahan.
Gelombang geser yang terpolarisasi secara tegak lurus dengan rekahan akan datang
lebih lambat, sedangkan yang terpolarisasi secara paralel dengan rekahan akan
datang lebih cepat. Waktu tunda (δt) kedua gelombang tersebut proporsional
dengan intensitas rekahan sepanjang gelombang merambat dari sumber ke stasiun.
Dengan menganalisis parameter Shear Wave Splitting (φ dan δt), dapat diperoleh
gambaran mengenai orientasi rekahan sebagai informasi yang cukup penting dalam
tahap eksplorasi maupun eksploitasi area panas bumi Mt. Amiata. Hasil penelitian
yang didapatkan, sumber gempa mikro terfokus pada area timur hingga selatan
lokasi penelitian dan tersebar di sekitar 3 stasiun perekam gempa. Keberadaan
sumber gempa mikro terpusat pada kedalaman 1 hingga 4 km. Arah polarisasi tiap
stasiun perekam gempa dalam peta geologi memperlihatkan arah dominan rekahan
yang cukup konsisten, yaitu arah NW-SE. Ketiga stasiun menunjukkan arah
polarisasi yang terintegrasi dengan keberadaan sesar lokal di bawah permukaan.
Persebaran nilai intensitas rekahan yang tinggi berada pada area stasiun MCIV,
yaitu sebelah selatan lokasi penelitian. Sementara itu, persebaran nilai intensitas
rekahan yang rendah berada pada area stasiun ARCI dan SACS, yaitu sebelah barat
dan timur lokasi penelitian. Tingginya nilai intensitas rekahan disertai dengan
banyaknya intensitas struktur memperkuat prediksi terhadap keberadaan anisotropi
tinggi yang diduga memiliki potensi permeabilitas tinggi pada area tersebut.
Kata Kunci: shear wave splitting, anisotropi, rekahan, panas bumi, arah polarisasi,
intensitas rekahan.
Irfan Hanifhanifnafri@gmail.com2016-11-02T03:09:13Z2016-11-02T03:09:13Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24453This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/244532016-11-02T03:09:13ZANALISIS RESERVOAR LITOLOGI BATUPASIR MENGGUNAKAN METODE INVERSI EXTEND ELASTIC IMPEDANCE (EEI) DI LAPANGAN “PARSAPADANGAN”, CEKUNGAN BARITO, KALIMANTAN SELATANMetode inversi Extend Ekastic Impedance (EEI) telah digunakan untuk mengetahui persebaran litologi sandstone pada Formasi Tanjung di Lapangan Parsapadangan, Cekungan Barito. Zona target merupakan lapisan Top C dan Top E dengan guide adalah Top C yang berada pada Formasi Tanjung dengan litologi perselingan sandstone, coal dan shale. Hasil analisa sensitifitas menunjukkan bahwa lamda-rho dan VpVs Ratio sensitif untuk membedakan litologi di lapisan target Top C dan Top E. EEI 460 dapat mensimulasi untuk VpVs Ratio dan EEI 190 untuk Lamda-Rho dengan nilai korelasi masing-masing adalah 0.990937 dan 0.971893. Hasil inversi EEI 460 memperlihatkan persebaran litologi sandstone pada penampang hasil EEI dilapisan Top Coal dengan window 100ms diatas horizon Top C dan 25ms dibawah horizon. Hasil inversi EEI memperlihatkan persebaran litologi sandstone dengan nilai impedansi 0.6 samoai 2 ms-1gcc-1. Secara teori sebuah batupasir yang tidak terisi gas akan memiliki nilai rasio Vp/Vs sebesar 2.0 (role of thumb). Munculnya gas dalam batupasir sekalipun dengan saturasi 10% biasanya akan menurunkan nilai rasio Vp/Vs sampai pada kisaran nilai 1.6 s/d 1.75. Dari hasil inversi zona yang diprediksi adalah litologi sandstone adalah dengan nilai Impedansi 0.63-2. Secara teori dan hasil Inversi EEI memiliki nilai yang hampir mendekati. Akan tetapi, harus ada penelitian selanjutnya untuk mengetahui adanya keberadaan gas dalam batuan tersebut. Oleh karena itu untuk membuktikan adanya keberadaan gas dalam batuan tersebut belum bisa dipastikan karena harus ada penelitian selanjutnya untuk mengetahuinya.
Kata Kunci : Extend Elastic Impedance (EEI), VpVs Ratio, Lamda-Rho, window, sandstone, impedansi
RESERVOIR LITHOLOGY SANDSTONE ANALYSIS USING SEISMIC INVERSION METHOD EXTEND ELASTIC IMPEDANCE (EEI), AT “PARSAPADANGAN” FIELD, BARITO BASIN, SOUTH BORNEO
Inversion Extend Elastic Impedance has been used to analyze sandstone litology distribution of Tanjung Formation in Parsapadangan Field, Barito Basin. The target zone was Top C and Top E layer for guide is Top C layer which located in Tanjung Formation with litology sandstone, coal, and shale. Sensitivity analysis showed that Lamda-Rho and Vp/Vs Ratio are sensitive to discriminate the type litology in target zone Top C and Top E. EEI 46o could simulate Vp/Vs Ratio and EEI 19o could simulate Lamda-Rho with respectively 0.990937 and 0.971893. EEI Inversi result showed sandstone litology distribution with value 0.6 to 2 ms-1gcc-1. In theory sandstone an unfilled gas would have a ratio value of Vp/Vs at 2.0 (role of thumb). Despite the emergence of gas in sandstones with 10% saturation will lower the value of the ratio Vp/Vs to the range of 1.6 to 1.75. From the result predicted inversion zone, litology sandstone is the impedance value 0.63-2. In theory and inversion result EEI has a value that is almost close. However, there should be further research to determine the presence of gas in sandstones. Therefore in order to prove the presence of gas in these sandstones can not be ascertained because there should be further research to find out.
Keywords : Extend Elastic Impedance (EEI), VpVs Ratio, Lamda-Rho, window, sandstone, impedansi
1215051008 ARIANTO FETRUS SILALAHIariantogeofisika@gmail.com2016-10-28T06:19:53Z2016-10-28T06:19:53Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24364This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/243642016-10-28T06:19:53ZANALISA STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH PORONG SIDOARJO BERDASARKAN DATA GAYA BERATTelah dilakukan penelitian gayaberat dengan tujuan mengetahui nilai anomali Bouguer, menentukan struktur patahan menggunakan analisa Second Vertical Derivative dan Second Horizontal Derivative, memodelkan inversi 3D bawah permukaan daerah Porong Sidoarjo, dan mengetahui luapan lumpur Sidoarjo dan hubungannya dengan struktur bawah permukaan. Geologi Porong Sidoarjo dan sekitarnya berada di zona Randu Blatung yang diapit dengan dua zona sesar, yaitu sesar Rembang dan sesar Kendeng. Daerah Porong Sidoarjo dan sekitarnya memiliki nilai anomaly Bouguer rentang nilai -4 mGal sampai -38 mGal. Anomali tinggi di daerah Barat Daya dan Barat Laut nilai berkisar antara -4 mGal sampai -12 mGal,, sementara daerah rendah berada di seblah Timur nilai gravitasi berkisar antara -36 mGal hingga -38 mGal. Hasil analisa spektal daerah penelitian adalah 31x31 dengan kedalaman rata-rata anomali regionalnya adalah 4300 meter dan kedalaman rata-rata anomali residualnya berada pada 680 meter. Berdasarkan analisa SHD dan SVD daerah Porong Sidoarjo menunjukkan adanya sesar besar Watukosek berarah Barat Daya - Timur Laut dan sesar kecil bearah Barat Laut - Tenggara. Sumur Banjarpanji diinterpretasikan berada pada sesar Watukosek, sedangkan pemodelan inversi menunjukan anomali yang dianggap sebagai zona yang mengandung lumpur berada di kedalaman 2000 meter hingga 4000 meter.
Kata kunci; Anomali Bouguer, SVD, SHD, Porong Sidoarjo.
ABSTRACT
There has been conducted a geophysical gravity study which is aims to understand the Bouguer anomaly rates, to determine the sub-surface structure using Second Vertical Derivative (SVD) and Second Horizontal Derivative (SHD) analysis, to make sub-surface 3D inverse modell, and to identify the correlation between mud overflow and the sub-surface structure in Sidoarjo.The geology of Porong Sidoarjo and the surrounding areas located in Randublatung zone which is in between of two zones, Rembang fault and Kendeng fault. Porong Sidoarjo and the surrounding areas have gravity rate about (-4) to (-38) mGal. The high rate is in Southwest and Northwest about -4 to 12 mGal while the low rate is in the East of the research area about -36 to -38 mGal. By the spectrum analysis obtained the windows size 31 x 31 which regional depth generally in 4300 meter and the depth for residual is about 680 meter. According to the SVD and SHD analysis, Porong Sidoarjo showed there is large fault Watukosek which direction Northwest–Southeast. Banjarpanji well is interpreted to be in Watukosek fault, and from inverse modelling showed the anomali which expected to be mud zone is in 2000 to 4000 depth.
Keywords: Bouguer anomaly, SVD, SHD, Porong Sidoarjo.
1115051030 RIKA INDRAWATIrika19indrawati@gmail.com2016-10-28T04:29:40Z2016-10-28T04:29:40Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24380This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/243802016-10-28T04:29:40ZANALISIS AVO, INVERSI DAN NEURAL NETWORK UNTUK KARAKTERISASI RESERVOAR EARLY MIOCENE LAPANGAN OFFSHORE AL-FITRA
Keberadaan anomali amplitudo (brighspot) pada penampang seismik bisa menjadi salah satu indikator kehadiran hidrokarbon pada suatu reservoar. Namun, banyak kondisi-kondisi lain yang dapat memberikan efek brightspot, seperti sisipan tipis batubara, rekah-rekah, lapisan garam, konglomerat, turbidit, ataupun efek tuning dari lapisan tipis. Karena itu, diperlukan analisis amplitudo terhadap offset (AVO) agar meningkatkan kepercayaan terhadap kemungkinan kehadiran hidrokarbon terutama gas di reservoar lapangan ini. Dalam penelitian ini dilakukan analisis AVO untuk mengidentifikasi kelas anomali AVO, inversi dan transformasi Lambda-Mu-Rho agar reservoar dapat terdeleniasi lebih jelas, serta penerapan Neural Network untuk memprediksi distribusi nilai porositas dan saturasi air pada zona reservoar batupasir Belumai. Dari penelitian ini, diketahui bahwa zona reservoar batupasir Belumai pada sumur AW-1, AW-2, AW-3, dan AW-4 tergolong sebagai anomali batupasir kelas IV, dengan nilai impedansi yang lebih rendah dibandingkan batuan penutupnya, intercept bernilai negatif, gradient bernilai positif serta berada di kuadran II pada crossplot intercept & gradient. Berdasarkan hasil inversi, zona reservoar batupasir dapat terpisahkan dengan karbonat dan serpih, ditandai dengan nilai AI rendah 7800-9100 ((m/s)*(g/cc)), nilai SI rendah 4400-5200 ((m/s)*(g/cc)), nilai Mu-Rho rendah 16-22 ((GPa)*(g/cc)), serta nilai Lambda-Rho yang juga rendah 22.5-25.5 ((GPa)*(g/cc)) menunjukkan batuan porous berasosiasi fluida gas. Sedangkan berdasarkan hasil prediksi neural network PNN dengan nilai korelasi porosity = 0.97 dan water saturation = 0.98, reservoar di lapangan Al-Fitra memiliki nilai porositas 15-25% dan nilai saturasi air 15-35%. Dan slice map pada volume AI, SI, LMR, porosity dan water saturation, sebaran reservoar batupasir gas di bagian selatan terpetakan dengan jelas yang berorientasi NW-SE serta ditemukan juga 2 zona potensi sebagai reservoar batupasir gas dan perlu dievaluasi lebih lanjut.
Kata Kunci: AVO, Inversi Seismik, Lambda-Mu-Rho (LMR), Neural Network.
The existence of anomalous amplitude (brighspot) on the seismic section may be an indication of hydrocarbon presence in a reservoir. However, many other conditions can also give brightspot effect, such as a thin insert of coal, fractured rock, a layer of salt, conglomerate, turbidite, or tuning effect of thin layers. Therefore, it is necessary to analyse amplitude variation with offset (AVO) in order to increase confidence in possibility of hydrocarbon presence, especially gas in the reservoir of this field. In this research, AVO analysis is to identify the class of AVO anomalies, application of inversion and Lambda-Mu-Rho transformation so that the reservoir can be well delineated, and application of Neural Network is to predict the distribution of porosity and water saturation in sandstone reservoir at Belumai level. From this research, it is known that Belumai sandstone reservoir on well AW-1, AW-2, AW-3, and AW-4 are classified as class IV anomaly, which identified by impedance value is lower than the overlying rock, intercept value is negative, gradient value is positive and plotted in quadrant II at intercept and gradient crossplot. Based on the inversion results, sandstone reservoir zones can be separated with carbonate and shale, characterized by a low AI value 7800-9100 ((m/s)*(g/cc)), low value of SI 4400-5200 ((m/s)*(g/cc)), the value of Mu-Rho is relatively low 16-22 ((GPa)*(g/cc)), as well as the value of Lambda-Rho is also relatively low 22.5-25.5 ((GPa)*(g/cc)) that indicate a porous rock with gas associated. While, PNN neural network prediction obtains correlation value of porosity = 0.97 and water saturation = 0.98, reservoir in the Al-Fitra field has porosity of 15-25% and water saturation 15-35%. And based on slice map results on volume of AI, SI, LMR, porosity and water saturation, the distribution of sandstone reservoir in southern part of Al-Fitra field is clearly delineated, which has NW-SE orientation and also found two potential zones which are considered as sandstone reservoir and need to be evaluated further.
Keywords: AVO, Seismic Inversion, Lambda-Mu-Rho (LMR), Neural Network1015051037 Wahyuda Alfinwahyuda_alfin@yahoo.co.id2016-10-28T04:15:35Z2016-10-28T04:15:35Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24362This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/243622016-10-28T04:15:35ZINTERPRETASI TERPADU DATA GAYABERAT DAN MAGNETOTELLURIK (MT) UNTUK MENENTUKAN ZONA RESERVOIR PANASBUMI GUNUNG TALANGTelah dilakukan penelitian pada daerah panasbumi Gunung Talang, Sumatera Barat dengan data Gayaberat dan Magnetotellurik (MT). Data Gayaberat digunakan untuk mengidentifikasikan struktur bawah permukaan dan data Magnetotellurik berperan dalam penentuan keberadaan cap rock. Berdasarkan korelasi kedua data tersebut dapat menentukan keberadaan reservoir, cap rock, dan heat source. Hasil anomaly Bouguer dan analisis SVD menunjukkan struktur patahan dominan pada arah NW-SE dengan kedalaman regional mencapai 2,5 km. Model 2D Gayaberat dibuat dengan panduan data geologi dan MT menunjukkan keberadaan struktur kaldera di daerah Bukit Kili dan G. Talang. Dari hasil visualisasi model 3D distribusi resistivitas inversi data Magnetotellurik memperlihatkan terdapat zona tahanan jenis rendah (≤20 ohmmeter) yang mengindikasikan keberadaan cap rock dari sistem panasbumi keberadaan tersebar dari Utara-Selatan mulai kedalaman 500 m hingga 1500 m dari permukaan tanah dan batas atas reservoir diidentifikasikan ada pada kedalaman 1500 hingga 2500 m dari permukaan tanah. Model sistem panasbumi berupa topografi tinggi dengan suhu reservoir mencapai 280oC.
Kata kunci: Gayaberat, Gunung Talang, Magnetotellurik, Panasbumi
ABSTRACT
Has conducted research on the geothermal area of Mount Talang, West Sumatra with the gravity data and magnetotelluric (MT). Gravity data is used to identify subsurface structures and data magnetotelluric role in determining the presence of cap rock. Based on the correlation of these data we can determine the presence of reservoir, cap rock, and a heat source. Results of Bouguer anomaly and SVD analysis showed the dominant fault structure in the direction of NW-SE with regional depth of 2.5 km. Models created by manual 2D gravity and MT geological data indicate the presence of a caldera in the Hill Kili and Mount Talang. From the results of the 3D model visualization distribution magnetotelluric resistivity inversion of the data shows there is a zone of low resistivity (≤20 ohmmeter) indicating the presence of cap rock of the geothermal system where scattered from the North-South began to depths of 500 m to 1500 m from the ground and the upper limit of the reservoir identified there are at depths of 1500 to 2500 m above the ground. Geothermal system model in the form of high topographic with a reservoir temperature reaches 280°C.
Key words: Geothermal, Gravity, Magnetotelluric, Mount Talang
1215051038 MEDI KURNIA PUTRImedi_kurnia@yahoo.co.id2016-10-26T06:37:47Z2016-10-26T06:37:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24239This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/242392016-10-26T06:37:47ZPETA PENGENDAPAN SENDIMEN LAPANGAN X KUTAI BASIN BERDASARKAN DATA PETROFISIKA, INTERPRETASI OMRI DAN ANALISIS FASIESPenelitian ini dibuat untuk meninjau sendimentologikal aspek dan sejarah paleocurrent pada lapangan X di cekungan Kutai berdasarkan parameter petrofisika, OMRI Image dan analisis fasies. Ada 6 data sumur yang telah di analisa dan dinamai X-110, X-107, X109, X-119, X-114, X-108. Tiga dari data log memiliki data pendukung OMRI Image dan data Mudlog. Penelitian ini dilakukan di Halliburton Indonesia, Formation Reservoir Solution division dan bertujuan untuk mengetahui sejarah pengendapan, untuk menzonakan karakter reservoir, mengenali lingkungan dengan fasies yang sama dan memprediksi model pengendapan yang sesuai dari lapangan. Analisa membuktikan bahwa lapangan X terdiri dari pengendapan fasies dengan lingkungan konstruksi delta yang tinggi dan dipengaruhi oleh marine dan non-marine. Sendimen klastik yang mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan ombak dan pasang. Keynote: fasies, OMRI Image, paleocurrent, delta.
This dissertation made to review the paleocurrent sedimentologycal aspect of the X-Field in Kutai Basin based of petrophysics parameter, OMRI Image interpretation and facies analysis. There are 6 well data has been analyzed named X-110, X-107, X109, X-119, X-114, X-108. Three of the log data support by OMRI Image and Mudlog data. The research was done in Halliburton Indonesia, Formation Reservoir Solution division and aimed to understanding paleocurrent sedimentation history, to zoning character reservoir rock based, recognized facies image into environmentally related facies assemblages and prediction appropriate depositional model from the field. The analysis revealed that the X-Field is based from facies deposition in high construction deltaic environment with marine and non-marine influenced. The clastical sediment containing oil and gas is derived from sandstone body delta and deposition influenced by strength of wave and tides. Keynote: facies, OMRI Image, paleocurrent, delta.1015051021 Fenty Ria Marettafentyriatg10@gmail.com2016-10-26T03:24:46Z2016-10-26T03:24:46Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24226This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/242262016-10-26T03:24:46ZEVALUASI FORMASI UNTUK MENENTUKAN CADANGAN HIDROKARBON PADA RESERVOIR KARBONAT LAPANGAN “X” MENGGUNAKAN DATA WELL LOGGING DAN PETROFISIKAKebutuhan yang meningkat pada sumber daya alam berupa hidrokarbon mengakibatkan tingkat konsumsi menjadi meningkat pula, sehingga perlu dilakukan efektifitas dalam penggunaan sumber daya tersebut. Mengingat hidrokarbon merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui maka dengan jumlah cadangan yang tersedia saat ini tidak memungkinkan akan bertahan dalam waktu yang cukup lama, sehingga perlu dilakukan eksplorasi yang lebih baik lagi untuk mendapatkan cadangan hidrokarbon yang cukup besar. Proses eksplorasi memiliki beberapa tahapan seperti Analisis Geologi, Geofisika, dan Reservoar. Ketiga analisis ini biasanya disebut proses evaluasi formasi yang dapat digunakan untuk menentukan cadangan hidrokarbon. Data yang digunakan pada proses evaluasi formasi berupa data Well Logging, Petrofisika, Geologi, dan Geofisika. Proses ini digunakan untuk menentukan sifat fisis batuan seperti litologi batuan, porositas, permeabilitas, saturasi air, dan cadangan hidrokarbon awal. Adapun tahapan proses evaluasi formasi tersebut adalah analisis core routine dan core special, interpretasi kualitatif dan kuantitatif logging, pemodelan 2D dan 3D, perhitungan cadangan hidrokarbon awal. Dari data yang tersedia pada penelitian ini dapat diketahui bahwa Lapangan “X” yang merupakan daerah penelitian ini memiliki litologi berupa batuan karbonat, dan serpih. Batuan karbonat merupakan reservoar daerah ini dan batuan serpih merupakan batuan tudung. Reservoar berisi hidrokarbon berupa gas, dengan rata-rata porositas efektif sebesar 23-28%, Saturasi Air 38-59%, Volume Shale 35%, dan Permeabilitas 5-10 mD, sehingga dapat dihitung volumetrik masing-masing zona sebesar 1.82x103 MSCF zona UCBL-01, 3.19x103 MSCF zona UCBL-02, 25.94x103 MSCF zona UCBL-03, dan 7.89x103 MSCF zona UCBL-04.
Kata Kunci : Hidrokarbon, Evaluasi Formasi, Litologi, Reservoar, Geologi, Geofisika, Petrofisika
EVALUATION OF FORMATION FOR DETERMINING THE HYDROCARBONS RESERVES IN CARBONATE RESERVOIR FIELD " X " DATA USING WELL LOGGING AND PETROPHYSICAL
The increased need for natural resources such as hydrocarbon resulted in the level of consumption be increased as well, so it is necessary to the effectiveness of the use of these resources. Given the hydrocarbon is a natural resource that can not be renewed then by the amount of reserves available today do not permit will last for quite a long time, so we need to discover better to get a sizeable hydrocarbon reserves. The exploration process has several stages such as analysis of Geology, Geophysics and Reservoir. This analysis is usually called the third formation evaluation process that can be used to determine the hydrocarbon reserves. Data used in the process of formation evaluation form of data Well Logging, petrophysical, Geology and Geophysics. This process is used to determine the physical properties of rocks such as rock lithology, porosity, permeability, water saturation, and hydrocarbon reserves early. The stages of the formation evaluation process is routine core and special core analysis, qualitative and quantitative interpretation of logging, 2D and 3D modeling, calculation of the initial hydrocarbon reserves. From the data provided in this study can be seen that Fields "X" which is the research area has the form of carbonate rock lithology, and shale. A carbonate rock reservoir area and shale rock is a rock hood. Reservoir contains hydrocarbons in the form of gas, with an average effective porosity of 23-28%, 38-59% Water Saturation, Volume Shale 35%, and permeability of 5-10 mD, so it can be calculated volumetric each zone of 1.82x103 MSCF zone UCBL-01, 3.19x103 MSCF UCBL-02 zone, 25.94x103 MSCF UCBL-03 zone, and 7.89x103 MSCF UCBL-04 zone.
Keyword : Hydrocarbon, Evaluation Formation, Lithology, Reservoir, Geology, Geophysics, Petrophysical1115051013 DIAN TRIYANTOdiantriyanto.geophysics@gmail.com2016-10-21T06:32:46Z2016-10-21T06:32:46Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24159This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/241592016-10-21T06:32:46ZIDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANAS BUMI TG-11 DENGAN MENGUNAKAN METODE GAYA BERAT
Metode gayaberat digunakan untuk mengukur variasi percepatan gravitasi yang timbul dari perbedaan densitas antar batuan bawah permukaan. Penelitian ini dilakukan pada daerah Kalimantan Timur dengan tujuan untuk : Mengetahui Anomali Bouguer daerah penelitian, Mengetahui struktur patahan daerah panasbumi TG-11 berdasarkan analisis data gayaberat, dan mengetahui struktur bawah permukaan daerah penelitian melalui pemodelan 2,5D. Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian, meliputi : analisis spektral, analisis SVD dan pemodelan 2,5D untuk mengetahui struktur bawah permukaan daerah penelitian. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa : (1) Nilai anomali Bouguer Lengkap berkisar antara (37.7 sampai 76.1) mGal. Anomali rendah menempati daerah pada bagian barat laut hingga tenggara. Anomali sedang menempati arah barat laut hingga tenggara mengikuti kontur anomali rendah. Serta Anomali tinggi ini menempati arah barat laut hinga tenggara. (2) Hasil SVD menunjukan arah patahan hampir sejajar dengan patahan yang ada dipeta geologi regional. (3) Hasil pemodelan bawah permukaan 2,5D menunjukan, a) Batuan yang terdapat pada daerah penelitian yaitu : terdapat 4 jenis pada daerah penelitian yang diidentifikasikan sebagai formasi sajau (TQps) dengan kedalaman 0 sampai 150 meter di bawah permukaan, formasi domaring (Tmpd) dengan kedalaman 150 sampai 1000 meter dibawah permukaan, formasi birang ( Tomb) dengan kedalaman 1000 sampai 1200 meter dibawah permukaan dan formasi sembakung (tes) dengan kedalaman berfariasi mulai dari 0 sampai 1900 meter dibawah permukaan dengan kedalaman basemant lebih dari 1900 meter dibawah permukaan. Sistem panasbumi daerah penelitian merupakan sistem yang diakibatkan oleh sesar.
Kata kunci : Gayaberat, Anomali Bouguer,Pemodelan 2,5D
IDENTIFICATION OF SUBSURFACE STRUCTURE OF A GEOTHERMAL AREA TG-11 USING METHOD OF GRAVITY
Method of gravity measuring the variations in the gravitational acceleration arising from the difference between the density of the rock beneath the surface. This research was conducted in east Kalimantan region with the aim of : Know Bouguer Anomaly research area, know the structure of the fault geothermal area TG-11 based on the analysis of data gravity, and know the structure of the subsurface area of research though modeling 2.5 D. Data processing is done in the research , include: Spectral analysis , SVD analysis and 2.5D modeling to know the subsurface structure of the research area . The results of the research show that : (1)Bouguer Anomaly full value ranges (37.7 until 76.1) mGal. Low anomaly occupies an area in the northwest to Southeast . Anomaly were occupying the northwest to southeast to follow the contours of the low anomaly . As well as high anomaly occupies the northwest to southeast . (2) SVD results show almost parallel to the fault direction faulthing in regional geological map. (3) The results of modeling the subsurface 2.5D show , (a) Rocks found in the area of research that : There are four types of the research area in identifying as formation sajau (TQps) with depth 0 – 150 meter below the surface, formation domaring (Tmpd) with depth 150-1000 meter below the surface, Formation birang (Tomb) with depth 1000-1200 meter below the surface and Formation Sembakung (Tes) with depth varyaty 0-1900 meter below the surface . Geothermal systems research area is the system that causes the cesarean.
Keyword : Gravity , Anomali Bouguer, Modeling 2.5 D
1115051010 BAGUS HARDIANSYAH bagustg11@gmail.com2016-10-18T01:29:32Z2016-10-18T01:29:32Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24065This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/240652016-10-18T01:29:32ZANALISIS RESERVOAR MIGAS (SANDSTONE) MENGGUNAKAN MULTIATRIBUT SEISMIK PADA LAPANGAN TG12,CEKUNGAN BARITO, KALIMANTAN SELATANTelah dilakukan penelitian menggunakan seismik multiatribut pada lapangan TG12 yang berada di Formasi Lower Tanjung, Cekungan Barito yang didominasi oleh sandstone pada lapisan area target X. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan reservoar sandstone dengan memprediksi sebaran nilai log gamma ray, log neutron porosity dan density yang melewati beberapa sumur yaitu sumur FM1, FM2, FM3 dan FM4 pada data seismik. Jumlah atribut yang digunakan ditentukan oleh teknik step wise regression dengan mempertimbangkan validation error. Proses multiatribut hanya dilakukan sumur FM2, FM3, FM4, sedangkan sumur FM1 digunakan sebagai sumur uji untuk melihat bagaimana nilai korelasi antara data seismik dan data log yang digunakan. Dari korelasi sumur uji menunjukkan hasil korelasi yang baik adalah prediksi log neutron porosity dan log density karena memiliki korelasi 0.6322 dan 0.6557 sedangkan log gamma ray memiliki korelasi yang cukup rendah yaitu 0.1647 terhadap hasil multiatribut. Hasil pengolahan multiatribut diperoleh persebaran sandstone dengan prediksi gamma ray dengan nilai range 65-75.8 API, prediksi neutron porosity dengan range 0.15-0.2262 sedangkan prediksi density dengan range 2.4308-2.7gr/cc.
Kata Kunci : Multiatribut, Gamma Ray, Neutron Porosity dan Density
OIL AND GAS RESERVOIR (SANDSTONE) ANALYSIS USING
SEISMIC MULTIATTRIBUTE AT TG12 FIELD,
BARITO BASIN, SOUTH BORNEO
The study using multiattribute seismic has been done on TG12 field which situated at Lower Foreland Formation, Barito Basin dominated by sandstone on layer area of the target X. The objective of the study is to map the sandstone reservoir by predict distribution value of gamma ray log, neutron porosity, and density which goes through wells such as FM1, FM2, FM3, and FM4 on seismic data. Total attribute that is being used by step wise regression method by considering validation error. Multiattribute process only applied on FM2, FM3, and FM4 wells, whereas FM1 is used as a test well to determine the correlation value between seismic data and log data that is being used. In addition, from well test correlation showing great correlation result of neutron porosity log and density log both obtain the correlation around 0.6322 and 0.6557 while the gamma ray log obtain low correlation that is 0.1647 towards multiattribute result. The processing result of multi attribute obtained distribution of sandstone with gamma ray estimation range value of 65-75.8API, neutron porosity estimation range value 0.15-0.2262, while density estimation range value 2.4308-2.7gr/cc.
Keyword : Multiattribute, Gamma Ray, Neutron Porosity and Density
1215051020 EDO PRATAMA pratamaedo27@gmail.com2016-10-17T07:08:39Z2016-10-17T07:08:39Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24054This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/240542016-10-17T07:08:39ZPENDUGAAN BIDANG GELINCIR MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS, MASW, DAN DATA MEKANIKA TANAH DI DESA CIMUNCANG KEC. MALAUSMA
KAB. MAJALENGKA
Telah dilakukan penelitian mengenai gerakan tanah menggunakan metode geolistrik tahanan jenis, MASW, dan data mekanika tanah di Desa Cimuncang Kec. Malausma Kab. Majalengka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai distribusi tahanan jenis dan distribusi kecepatan gelombang geser VS30, untuk menentukan dan menganalisis pola perlapisan batuan, kedalaman bidang gelincir melalui pemodelan 2D dan 3D serta menganalisis nilai faktor keamanan lereng berdasarkan uji mekanika tanah. Berdasarkan pemodelan geolistrik diperoleh nilai distribusi tahanan jenis yaitu 6-200 Ωm dimana kedalaman bidang gelincir 5-7 m. Berdasarkan pemodelan MASW diperoleh nilai distribusi kecepatan gelombang S 40-500 m/s dimana kedalaman bidang gelincir sekitar 5 m. Lapisan yang menjadi bidang gelincir berdasarkan pemodelan geolistrik yaitu kontak antara lapisan lempung (<25 Ωm) dengan lapisan tufa (25-75 Ωm), sedangkan berdasarkan pemodelan MASW lapisan yang dianggap bidang gelincir yaitu antara lapisan tanah lunak (VS <183 m/s) dan lapisan tanah kaku (VS 183-366 m/s). Berdasarkan pemodelan Geoslope diperoleh nilai Faktor Keamanan (FK) lereng sebesar 1,26 di sebelah tenggara yang berarti lereng tersebut relatif stabil dan di baratlaut sebesar 0,98 yang berarti lereng tersebut labil.
Kata kunci: bidang gelincir, tahanan jenis, gelombang geser, faktor keamanan (FK) lereng
SLIP AREA PREDICTION USING RESISTIVITY METHOD, MASW, AND SOIL MECHANICAL DATA IN CIMUNCANG, MALAUSMA, MAJALENGKA
The research of soil movement has been conducted using resistivity method, MASW, and soil mechanical data in Cimuncang, Malausma, Majalengka. The research has done in order to know resistivity distribution value and shear wave velocity VS30, to determine and analyzing rock layers pattern, slip area depth through 2D and 3D modelling result, and analyzing slope Safety Factor (SF) based on soil mechanical laboratory testing. The estimation of resistivity value is done by applying resistivity modelling, the value is vary from 6-200 Ωm which the depth of slip area is 5-7 m. The estimation of shear wave velocity value is done by applying MASW modelling, the value is vary from 40-500 m/s which depth of slip area is about 5 m. The layer that used as slip area based on resistivity modelling is contact between clay (<25 Ωm) and tuff (25-75 Ωm), and based on MASW modelling that considered as slip area is between soft soil layer (VS <183 m/s) and stiff soil layer (VS 183-366 m/s). Based on Geoslope modelling gained slope Safety Factor (SF) is valued 1,26 in southeast that means the slope is relatively stable and in northwest is valued 0,98 that means the slope is unstable area.
Keywords: Slip Area, Resistivity, Shear Wave, Slope Safety Factor (SF)
1115051024 MEZRIN ROMOSIrmezrin@yahoo.co.id2016-10-14T07:52:05Z2016-10-14T07:52:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24038This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/240382016-10-14T07:52:05ZSTUDI MITIGASI BENCANA GEMPABUMI DENGAN PEMETAAN
MIKROZONASI DAERAH MAKASSAR SULAWESI SELATAN
MENGGUNAKAN DATA MIKROTREMOR BERDASARKAN
ANALISIS HVSR (HORIZONTAL TO VERTICAL SPECTRA RATIO)Telah dilakukan penelitian di Daerah Makassar menggunakan data mikrotremor
berdasarkan analisis HVSR untuk mendapatkan nilai frekuensi resonansi dan
faktor amplifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan
menggambarkan daerah yang rawan terhadap gempabumi sebagai upaya mitigasi,
dengan pemetaan mikrozonasi berdasarkan parameter frekuensi resonansi, periode
dominan, Vs30 (kecepatan gelombang geser), dan nilai amplifikasi yang dikaitkan
dengan data geologi Daerah Makassar. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
Daerah Makassar berada pada zona dengan frekuensi resonansi berkisar antara
0,65 Hz hingga 9,45 Hz, dengan nilai amplifikasi berkisar 0,78 hingga 6,32.
Kemudian nilai periode dominan yaitu 0,11 detik hingga 1, 54 detik, dan nilai
kecepatan gelombang geser yaitu 78 m/s hingga 1134 m/s. Sehingga Kecamatan
Mamajang, Kecamatan Mariso, dan Kecamatan Biringkanaya merupakan daerah
yang memiliki tingkat kerawanan tinggi yaitu berada pada zona III amplifikasi
tinggi, dengan klasifikasi tanah jenis IV tipe batuan E berupa litologi batuan
alluvial lunak berketebalan 30 meter atau lebih, sehingga perlu perhatian khusus
dari pemerintah dalam usaha pengembangan fasilitas umum dan kesadaran
masyarakat dalam menanggapi bencana gempabumi yang tiba-tiba dapat terjadi.
Namun terdapat juga Daerah Makassar yang dianggap aman yaitu wilayah yang
direkomendasikan sebagai wilayah pengembangan dalam tataruang yang memiliki
tingkat kerawanan rendah dengan nilai amplifikasi berkisar antara 0,78 hingga
2,54 dan berada pada zona frekuensi frekuensi tinggi berkisar 4 Hz hingga 10 Hz
meliputi Kecamatan Tallo, dan pesisir pantai maupun bagian hulu sungai
Kecamatan Tamalate.
Kata kunci : Mikrotremor, mikrozonasi, amplifikasi, Makassar
abstract
Regional studies have been conducted in Makassar use data based on the analysis
HVSR mikrotremor to get the value of the resonant frequency and amplification
factor. This study aims to determine and describe the areas that are prone to
earthquakes as mitigation, with microzonation mapping based on the parameters
resonant frequency, the dominant period, Vs30 (shear wave velocity), and the value
associated with the amplification of the Regional geological data Makassar. The
results showed that the area is Makassar is located in a zone with resonant
frequency ranges from 0.65 Hz to 9.45 Hz, with values ranging from 0.78 to 6.32
amplification, then the dominant period is 0.11 second to 1, 54 seconds, and the
value of shear wave velocity is 78 m/s up to 1134 m/s. So that the District
Mamajang, District Mariso, and District Biringkanaya of almost the entire region
has a severe impact that high that is located in zone III amplification high, with
soil classification type IV rock type E form lithological rock alluvial soft
thickness of 30 meters or more, so it needs special attention from the government
in business development and community awareness of public facilities in response
to the earthquake disaster that may suddenly occur. But there are also Regional
Makassar considered safe ie areas which are recommended as the development
region in the layout which has a level of vulnerability to lower the value of
amplification ranging from 0,78 to 2,54 and are in the zone of the frequency of the
high frequency range from 4 Hz to 10 Hz include Tamalate District and District
Tallo.
Keywords : Microtremor, microzonation, amplification, Makassar1115051038 YENI PURNAMA SARI yenip445@gmail.com2016-10-05T04:47:40Z2016-10-05T04:47:40Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23933This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/239332016-10-05T04:47:40ZATENUASI MULTIPLE MENGGUNAKAN KOMBINASI
METODE SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION
(SRME) DAN RADON TRANSFORMTelah dilakukan penelitian untuk mengatenuasi jenis noise multiple pada data
seismik marine pada lintasan KM86-139 dengan menggunakan software “Vista”.
Penelitian ini digunakan untuk menerapkan metode surface related multiple
elimination (SRME) dan radon transform untuk mereduksi keberadaan multiple di
dalam data seismik dan menyisakan gelombang primer nya saja. Sebelum
menerapkan metode surface related multiple elimination (SRME) dan radon
transform dilakukan tahap pre-conditioning seperti direct arrival removal, dan
linear noise attenuation. Metode SRME pada metode penelitian ini dapat
menekan multiple pada offset dekat karena SRME tidak bergantung move out,
namun SRME dilakukan dengan cara memodelkan noise multiple dan dilakukan
pemisahan sehingga yang didapatkan hanya data primer nya saja. Metode radon
transform efektif dalam menghilangkan multiple yang berada di offset jauh karena
dengan offset yang cukup maka perbedaan move out antara refleksi primer dengan
multiple akan lebih jelas terlihat. Hasil penelitian dalam pengolahan data seismik
menggunakan SRME dan Radon Transform telah menghilangkan surface multiple
yang berada pada data seismik yang mana mengikuti velocity water bottom nya
yang berada pada kisaran 1480 m/s yang di dapat dari hasil velocity analysis.
Proses Radon Transform nya dilakukan pada gather yang telah terkena efek
Normal Move Out (NMO) dengan cut off hiperbolik -900 dan cut off parabolik
150 pada maximum offset 2000. Proses Surface Related Multiple Elimination
(SRME) dan Radon Transform telah menghilangkan surface multiple yang berada
pada data seismik. Namun masih tersisa jenis multiple seperti internal multiple.
Kata Kunci: Gelombang primer, multiple, direct arrival, surface related multiple
elimination, radon transform.
MULTIPLE ATTENUATION USING COMBINATION OF
SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) AND
RADON TRANSFORM METHOD
Has conducted research for the attenuation types of multiple noise on marine seismic
data on the track KM86-139 using software “Vista”. This research is used to implement
a method of surface related multiple elimination (SRME) and radon transform to reduce
the presence of multiple in seismic and only leaving the primary wave. Before applying
the method of surface related multiple elimination (SRME) and radon transform,
conducted pre-conditioning phase as direct removal arrival, and linear noise
attenuation. SRME method in this research method can suppress multiple on near offset
because SRME does not rely on move out, but SRME is done by modeling a multiple
noise and separation so that it is only obtained the primary data. Radon transform
method is effective in eliminating the multiple in far offset because by having a
sufficient offset then the difference move out between a primary with multiple
reflections will be more clearly seen. The results of research in seismic data processing
using SRME and Radon Transform has eliminated surface multiple on seismic data
which follows velocity of its water bottom in the range of 1480 m/s and it can be
obtained from velocity analysis. Radon Transform process is done in the gather that
has been affected by the effects of Normal Move Out (NMO) with hyperbolic cutoff is
-900 and parabolic cutoff is 150 at the maximum offset 2000. Surface Related Multiple
Elimination (SRME) and Radon Transform process has eliminated the surface multiple
on seismic data, but still leave another type of multiple like internal multiple.
Key Word: Primary wave, multiple, direct arrival, surface related multiple
elimination, radon transform.1215051044 Raynaldo Aristiawan Pratamaraynaldoaristiawan@gmail.com2016-08-29T04:53:42Z2016-08-29T04:53:42Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23743This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/237432016-08-29T04:53:42ZPENENTUAN ZONA PROSPEK BARU HIDROKARBON DENGAN MELAKUKAN ANALISIS ATRIBUT DAN PERBANDINGAN AMPLITUDO TERHADAP FREKUENSI PADA LAPANGAN “ACE”Eksplorasi minyak dan gas bumi merupakan tahapan pencarian lapangan-lapangan baru yang memiliki cadangan minyak dan gas bumi. Metode yang cukup efektif digunakan di dalam eksplorasi minyak dan gas bumi antara lain adalah metode seismik refleksi dan logging. Mengintegrasikan keduanya akan menghasilkan interpretasi yang lebih akurat dan menyeluruh. Cekungan Jawa Barat Utara menyimpan kandungan sumber daya alam yang melimpah, seperti minyak dan gas bumi. Daerah penelitian secara geologi masuk ke dalam Formasi Massive. Formasi ini didominasi oleh batupasir yang mengandung glaukonit dengan perselingan batulempung dan sedikit batugamping tipis. Batupasir dalam formasi Massive mempunyai pelamparan yang sangat luas dan merupakan reservoir minyak yang sangat penting. Analisis atribut amplitudo dan frekuensi akan diekstrak pada daerah penelitian yang telah diinterpretasi sebelumnya. Daerah yang memiliki respon atribut yang sama dengan lapangan yang telah berproduksi, diperkirakan sebaga zona prospek baru hidrokarbon. Kemudian, dengan melakukan analisis data log pada lapangan yang telah berproduksi akan dapat diperkirakan sifat-sifat fisis batuan pada zona prospek baru hidrokarbon. Penelitian dimaksudkan untuk mencari zona-zona prospek baru hidrokarbon di sekitar lapangan yang telah berproduksi, yang akan berguna bagi pengembangan lapangan ACE.
Kata kunci : Atribut, Cekungan Jawa Barat Utara, Formasi Massive, Seismik Refleksi, Logging.
DETERMINING HYDORCARBON NEW PROSPECT ZONES WITH ANALYZING ATTRIBUTES AND COMPARING AMPLITUDO TO FREQUENCY IN “ACE” FIELD
Gas and oil exploration is a step to find new fields which contain gas and oil reserve. To know a field contains oil and gas reserve has to be done a deep survey and involve several geophysical methods. The methods which are effective to be used in oil and gas exploration are seismic reflection and well logging. Integrating seismic reflection and logging data will resulting a whole and accurate interpretation. North West Java Basin contains abundant resources like oil and gas. Research area geologically included in Massive Formation. This formation was dominated by sandstone which contains glauconit with the alternate of clay and thin limestone. The sandstone in Massive Formation has a wide spreading and is an important oil reservoir. The analysis result of amplitudo and frequency attributes will be extracted into the research area which has been interpretated before. The zones which have same responses as the produced area, allegedly as a hydrocarbon new prospect zones. Then, by analyzing log data from produced area we can estimate physical properties from the prospect zones. The research was aimed to find new prospect zones around the produced area, which can be useful for ACE field development.
Key word : Attributes, Logging,Massive Formation, North West Java Basin,Seismic Reflection.
1015051029 MUHAMMAD AMRI SATRIAmuhammad_amrisatria@yahoo.com2016-08-18T04:26:58Z2016-08-18T04:26:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23416This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/234162016-08-18T04:26:58ZVALIDASI SATURASI AIR MENGGUNAKAN ANALISIS TEKANAN KAPILER BERDASARKAN METODE REGRESI POROSITY DAN PC FUNCTION 2 PADA SUMUR X-5 DAN X-6
Daerah penelitian berada pada Cekungan Tanimbar tepatnya di Formasi Ungar. Penelitian ini dilakukan untuk memvalidasi saturasi air dari hasil interpretasi log terhadap dua sumur bor X-5 dan X-6 menggunakan metode analisis tekanan kapiler dengan menggunakan softwareinteractivepetrophysics V3.5. Kurva saturasi yang telah didapatkan dari interpretasi log dilakukan koreksi terhadap nilai saturasi yang dipengaruhi oleh tekanan kapiler yang didapatkan dari data core. Data yang digunakan untuk penelitian ini, yaitu data tekanan kapiler sebanyak 25 data untuk sumur X-5 dan sebanyak 14 data untuk sumur X-6. Perolehan parameter petrofisika, seperti Vshale, Ø, dan Sw ini didapatkan dari interpretasi dasar pada data log setiap sumur. Hasil pengolahan data log menunjukkan nilai Vshale pada lapisan produktif sumur X-5 adalah 17,4% - 26,2% dan sumur X-6 adalah 5,86% - 7,04%, sedangkan nilai porositas efektif pada sumur X-5 adalah 4,21% - 10,3% dan sumur X-6 adalah 9,77% - 11,8%. Hasil dari saturasi air pada sumur X-5 adalah 4% - 22%, sedangkan untuk sumur X-6 nilai saturasi air adalah 26% - 50%. Nilai saturasi air tersebut merupakan nilai saturasi yang teridentifikasi jenis reservoar gas, yaitu <50%. Dalam menganalisis tekanan kapiler data coredilakukan dengan mengonversi nilai tekanan kapiler laboratorium terhadap keadaan reservoar sebenarnya. Kemudian dilakukan permodelan fungsi tekanan kapiler dengan menggunakan metode regresiPorositydan PcFunction 2 sehingga didapatkan fungsi saturasi hasil regresi, Sw= 1,0 /[(0,97197+13,23494 〖Pc〗^0,41078 ) Φ^1,1537 ]. Perbandingan saturasi air (hasil interpretasi log) terhadap saturasi air (hasil analisis core): Ø, K, Pc menunjukkan hubungan korelasi yang kuat dari hasil regresi dengan nilai korelasi sebesar 91,42% pada sumur X-5 dan sebesar 88% pada sumur X-6. Nilai saturasi air hasil interpretasi dasar log pada saat proses validasi mendekati nilai saturasi yang terkoreksi oleh tekanan kapiler.
Kata Kunci: Petrofisika, Interpretasi, Saturasi Air, Tekanan Kapiler, Porositydan Pc Function 2
VALIDATION WATER SATURATION USING CAPILLARY PRESSURE ANALYSIS BASED POROSITY AND PC FUNCTION 2 REGRESSION AT WELLS X-5 AND X-6
Obtained based on well log data in Tanimbarese basin area, precisely in Ungar lithology formation. This study conducted to validate the water saturation from log interpretation results of the two wells drilled X-5 and X-6 using capillary pressure analysis method with petrophysics interactive software V3.5. The saturation curve is obtained by using log interpretation from the data core. The data which used for this study is capillary pressure data 25 data for wells X-5 and 14 wells data for X-6. The petrophysical parameters values such as Vshale, Ø, and Sw is derived from the basic interpretation by each well log data. Results of processing from log data shows the value of productive wells, Vshale at layer X-5 was 17.4% - 26.2% and wells X-6 is 5.86% - 7.04%, while the value of effective porosity in the well X-5 is 4.21% - 10.3% and wells X-6 is 9.77% - 11.8%. Results of water saturation based on well X-5 is 4% - 22%, while the X-6 wells have water saturation values 26% - 50%. The water saturation value is the value of the saturation by identifying type of reservoir is <50%. Analyzing the core capillary pressure data can be done by converting the value of capillary pressure reservoir laboratory to actual circumstances, then interpretation capiler pressure function can be done using regression methods porosity and Pc Function 2 to obtain the results of the regression function of saturation, Sw= 1.0 /[(0.97197+13.23494 〖Pc〗^0.41078 ) Φ^1.1537 ]. The comparison of water saturatuion, (log interpretation results) to the water saturation (core analysis results): Ø, K, Pc showed a strong correlation of the results by the regression the correlation value of 91.42% on wells X-5 and by 88% in the X-6 wells. Water saturation values basic log interpretation results during the validation process approaching saturation values were corrected by capillary pressure.
Keywords: Petrophysical, Interpretation, Water Saturation, Capillary Pressure, Porosity and Pc Function 21215051005 ANDI VEANETA L.Aveeveaneta@gmail.com2016-08-05T09:10:44Z2016-08-05T09:10:44Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23334This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/233342016-08-05T09:10:44ZKARAKTERISASI DAN ANALISIS LAPISAN BATUBARA DI LAPANGAN TAMBANG AIR LAYA (TAL) TANJUNG ENIM MENGGUNAKAN DATA LOG DAN DATA CORE (RADIOAKTIF, TERMAL, DAN GEOKIMIA)Tambang Air Laya meupakan daerah penghasil batubara, daerah ini terdapat pada cekungan Sumatra Selatan dan merupakan hasil sedimentasi dengan pola pengendapan laut dangkal. Metode well logging digunakan untuk memberikan informasi dalam menkarakterisasi serta menganalisis batubara. Penelitian ini dilakukan pada Lapangan Tambang Air Laya (TAL) Tanjung Enim menggunakan data log dan data core, dengan tujuan untuk mengetahui kualitas dan karakteristik batubara berdasarkan hasil analisis radioaktif, termal, dan geokimia. Karakterisasi dilakukan dengan analisis data log dan uji laboratorium berupa X-Ray Difraction (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), thermogravimetric (TG), dan Total Organic Carbon (TOC). Uji laboratorium ini dapat untuk mengetahui kandungan senyawa dalam batubara, porositas, zona reaksi, serta kandungan total karbon organik dalam sebuah sampel batubara. Berdasarkan dari hasil penelitian, batubara pada lapangan Tambang Air Laya hanya terdapat satu lapisan batubara jenis antrasit dengan TOC berkisar antara 1.79% sampai 3.16%, nilai kalori mencapai 7565 Kcal/kg, serta kandungan senyawa benzena dalam batubara tersebut, zona reaksi 474.54oC dengan pori-pori yang sangat kecil, nilai gamma ray 2 cps dan densitas 2037 cps. Berdasarkan hasil analisis menandakan bahwa batubara didaerah penelitian merupakan batubara yang memerlukan suhu yang tidak terlalu besar untuk terbakar sempurna dan mencapai suhu maksimum.
Kata kunci : lapisan batubara, thermogravimetric, total organic carbon, benzena,
dan zona reaksi
CHARACTERIZATION AND COAL SEAM ANALYSIS IN MINE AIR LAYA FIELD TANJUNG ENIM USING LOG AND CORE DATA (RADIOACTIVE, THERMAL AND GEOCHEMISTRY)
Mine Air Laya is one of the field that produce coal in Indonesia, which is located in South Sumatra Basin. This field is the product of sedimentation with shallow sea pattern. Well logging method used to giving information about characterization and analysis of coal seam. This research has done in Mine Air Laya field Tanjung Enim using log data and core data in order to knows the quality and coal characterization based on radioactive analysis, thermal and geochemistry. Characterization of coal has done by analyzing the log data and laboratory test as follows X-ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), Thermogravimetric (TG) and Total Organic Carbon (TOC). This laboratory test can know compound content of coal, porosity, reaction zone and total organic carbon of a coal sample. The result of the research shows Mine Air Laya just has one coal seam type anthracite with TOC range from 1.79% to 3.16%, calorie value reach 7565 Kcal/kg and compound content of benzene, reaction zone 474.54oC with very small pore, gamma ray value 2 cps and density 2037 cps. Based on coal analysis result shows the coal in the research area is not need very high temperature to completely burn and reach the maximum temperature.
Keywords : coal seam, thermogravimetric, total organic carbon, benzene, and
reaction zone
1115051033 SYAMSUL MA’ARIFsyamsulmaarif.st@gmail.com2016-08-04T06:53:27Z2016-08-04T06:53:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23319This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/233192016-08-04T06:53:27ZINTERPRETASI SISTEM PANAS BUMI SUWAWA BERDASARKAN DATA GAYA BERATTelah dilakukan penelitian gaya berat pada panas bumi daerah Kecamatan Suwawa, Gorontalo dengan tujuan untuk menentukan struktur sesar dengan menggunakan teknik Second Vertical Derivative (SVD), membuat model bawah permukaan 2D dan model tentatif 3D menggunakan data anomali regional dan menginterpretasi sistem panas bumi Suwawa. Metode gaya berat digunakan untuk mengetahui atau mengidentifikasi sistem panas bumi dan struktur geologi bawah permukaan bumi berdasarkan nilai densitas batuan. Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian meliputi : koreksi apungan, koreksi medan, anomali udara bebas, anomali Bouguer lengkap, analisis spektral, analisis SVD, pemodelan 2D dan pemodelan inversi 3D serta model tentatif untuk menginterpretasi sistem panas bumi Suwawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Daerah penelitian memiliki anomali Bouguer rendah dengan rentang nilai 75.8 hingga 79.5 mGal berada pada bagian Barat dan Tenggara, sedangkan anomali tinggi dengan rentang nilai 90.9 hingga 111.2 mGal berada pada bagian Utara dan Selatan daerah penelitian. (2) Adanya korelasi sesar berdasarkan analisa SVD dengan sesar geologi yang menunjukkan keberadaan mata air panas Libungo. (3) Hasil inversi menunjukkan adanya densitas rendah (ρ = 1,8 gr/cc) yang merupakan batuan aluvial dan densitas tinggi (ρ = 2,9 gr/cc) yang merupakan batuan Lava Andesit Dasitan. (4) Pemodelan tentatif 3D menunjukkan keberadaan reservoir berada pada kedalaman 2 km dari permukaan tanah. (5) Berdasarkan model yang dibuat, Cap Rock berada pada batuan Lava Andesit Dasitan dengan ρ = 2,9 gr/cc pada kedalaman 1200 m dan Heat Source berada pada kedalaman > 2000 m.
Kata Kunci: Gaya Berat, Sistem Panas Bumi, Model Tentatif
INTERPRETATION OF SUWAWA GEOTHERMAL SYSTEM BASED ON GRAVITY DATA
Has done research of gravity on Suwawa Sub-District geothermal, Gorontalo for the purposes to determine fault structure using Second Vertical Derivative (SVD)technique,create a 2D subsurface model and 3D tentative model using regional anomaly data, and interpretating Suwawa geothermal system. Gravity methods used to determine or identify geothermal system and subsurface geological structure based on the density of the rock. Data processing is done in the research include: drift correction, terrain correction, free air correction,complete Bougeur anomaly, spectral analisys, SVD analysis, 2D modeling and 3D inversion modeling and tentative model. The research results showed that : (1) The research area has low Bougeur anomaly with a range of 75.8 to 79.5 mGal values in the West and Southeast, while high anomaly with a range of 90.9 to 111.2 mGal values in the Northern and Southern of research area. (2) There is correlation of fault based on SVD analisys with geological fault that indicate the presence of Libungo hot springs.(3) The inversion results indicate the presence of low density (ρ = 1.8 g/cc) which is an alluvial rocks and high density (ρ = 2.9 g/cc) which is Dasitan Andesite Lava rocks. (4) 3D tentative modeling indicate the presence of reservoir is at a depth of 2 km from the ground surface. (5) Based on the model created, Cap Rock is located on AndesiteDasitan Lava rockswith ρ = 2.9 g/cc at a depth of 1200 m and Heat Source located at a depth of> 2000 m.
Keyword : Gravity, Geothermal System, Tentative Model
1115051012 DIAN NUR RIZKIANIdianrizki12@gmail.com2016-07-29T04:25:48Z2016-07-29T04:25:48Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23051This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/230512016-07-29T04:25:48ZIdentifkasi Struktur Geologi dengan Analisis Horizontal Gradient dan Euler Deconvolution Berdasarkan data Gaya BeratTelah dilakukan penelitian dengan tema “identifikasi struktur geologi dengan analisis horizontal gradient dan euler deconvolution berdasarkan data Gaya Berat”. Gaya Berat merupakan metode yang memanfaatkan variasi rapat massa batuan dibawah permukaan. Dalam ilmu Geofisika, Gaya berat dimanfaatkan untuk mengindikasi patahan geologi dengan analisis Horizontal Gradient dan menghitung kedalaman sumber benda anomali dengan analisis Euler Deconvolution. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis patahan dengan analisis horizontal gradient, menghitung kedalaman benda anomali pada zona residual dengan analisis euler deconvolution serta membuat model bawah permukaan struktur geologi. Analisis horizontal gradient pada zona residual didapatkan patahan yang tidak terkorelasi dengan patahan Geologi namun memiliki arah yang relatif sama. Analisis euler deconvolution didapatkan hasil kedalaman sedimen dengan rentang nilai densitas 2.45-2.55 didaerah Sibonu berada di 400 m dibawah permukaan tanah sedangkan pada daerah Bomba berada di 300 m dibawah permukaan tanah. Lapisan sedimen pada daerah penelitian memiliki ketebalan rata rata 1 km.
Kata kunci : Gaya Berat, Horizontal Gradient, Euler Deconvolution, Zona Residual1115051014 Doni Zulfafazulfafadoni94@gmail.com2016-07-29T03:05:31Z2016-07-29T03:05:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23231This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/232312016-07-29T03:05:31ZPENENTUAN POTENSI CADANGAN BATUBARA DAN ANALISIS KELAYAKAN PENAMBANGAN BATUBARA DENGAN MENGGUNAKAN DATA LOGGING GEOFISIKA PADA LAPANGAN BATUBARA “ZAM” LAHAT-SUMATERA SELATANPenelitian penentuan potensi cadangan batubara dan analisis kelayakan penambangan batubara ini dilakukan dengan menggunakan data logging gofisika pada lapangan batubara “ZAM” Lahat-Sumatera Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan batubara, mengetahui potensi batubara dengan metode perhitungan volumetrik 3D serta menganalisis kelayakan ekonomi rencana penambangan batubara di daerah penelitian. Alat yang digunakan berupa laptop lengkap dengan software strater 4 dan rockwork 15, serta bahan berupa peta geologi lembar Lahat, koordinat batas penelitian (lengkap dengan borehole location) dan data sumur yaitu 24 data log (gamma ray, caliper, long density dan short density). Dari data log diolah dengan software strater sehingga diperoleh grafik yang kemudian diinterpretasikan, maka diketahui litologi daerah penelitian. Selanjutnya litologi diolah dengan menggunakan software rockwork 15 sehingga menghasilkan penampang 3D, maka diketahui nilai volume dan tonase masing-masing litologi di daerah penelitian. Litologi yang ditemukan di daerah penelitian meliputi batubara, batupasir dan batulempung, dengan jumlah tiga seam batubara yaitu seam A, seam B dan seam C. Litologi di daerah penelitian ditemukan dalam keadaan miring yaitu dengan kemiringan berkisar 210, sehingga mempengaruhi keberadaan batubara pada masing-masing sumur. Dari total volume (tonase) batubara dan overburden maka dapat diketahui nilai stripping ratio, dimana nilai SR di daerah penelitian adalah 0,28. Selanjutnya dilakukan perhitungan analisis kelayakan ekonomi dengan pertimbangan aspek penjualan dari ketiga seam batubara terhadap pengeluaran secara keseluruhan hingga batubara terjual. Total nilai penjualan adalah 9,9 triliun sementara pengeluaran sebesar 8,4 triliun, sehingga diperoleh keuntungan sebesar 1,1 triliun. Dari perhitungan SR dan analisis kelayakan ekonomi, maka batubara di daerah penelitian dinyatakan layak untuk ditambang. Kata kunci : Log, batubara, seam, gamma ray, density, stripping ratio.
DETERMINATION OF COAL RESERVES POTENTIAL
AND COAL MINING FEASIBILITY ANALYSIS
USING GEOPHYSICAL LOGGING DATA
IN "ZAM" COAL FIELD
LAHAT-SOUTH SUMATERA
Research determination of potential coal reserves and coal mining feasibility analysis use geophysical logging data in coal field "ZAM" Lahat South Sumatra. This study aims to identify coal, knowing the potential of coal with 3D volumetric calculation methods and analyze the economic feasibility of coal mining plan in the area of research. The tools used are a laptop complete with software strater 4 and rockwork 15, geological map sheets Lahat, the coordinates of the boundary study (complete with borehole location) and 24 log data (gamma ray, caliper, long density and short density). Log data processed by using strater 4 and show log graph that is then interpreted, so the lithology of the study area known. Then the lithology processed using rockwork 15 to produce a 3D longitudinal section, so the value of the volume and tonase of each lithology in the area of research known. Lithology found in the study area includes coal, sandstone and claystone, with the three seam of coal, namely Seam A, Seam B and Seam C. The lithology of the study area was found to be tilted with a slope ranging from 21, so that the existence of coal on each of the wells were different. From the mass of coal and overburden, it is known stripping ratio value, where the value of SR in the research area is 0.28. Furthermore, the calculation of economic feasibility analysis by considering the sale of the third coal seam to the overall expenditure of up coal sold. Which gained a sales value of 9.9 trillion and expenditure of 8.4 trillion, in order to obtain a profit of 1.1 trillion. Based on the stripping ratio calculation and economic feasibility analyze, so coal in the study area declared eligible to be mined.
Keywords: Log, coal, seam, gamma ray, density, stripping ratio.1115051032 SARI PUTRI ZAMsariputrizam@gmail.com2016-06-24T08:18:02Z2016-06-24T08:18:02Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22888This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/228882016-06-24T08:18:02ZANALISIS SPEKTRAL DAN PARAMETER SUMBER
GEMPA VULKANIK DI GUNUNGAPI SINABUNG SUMATERA UTARA
Gunungapi Sinabung di Sumatera utara adalah salah satu gunungapi aktif di Indonesia. Setelah tertidur sejak tahun 1600, gunungapi ini kembali aktif pada tahun 2010 dan meletus kembali pada tahun 2013. Dalam upaya mitigasi bencana gunungapi pada masa krisis diperlukan kecepatan informasi untuk mengeluarkan peringatan dini kepada masyarakat. Analisis yang dapat digunakan antara lain adalah analisis karakteristik gempa yang dapat diestimasi berdasarkan parameter sumber gempa pada daerah bencana. Parameter sumber dari 103 event gempa telah diestimasi dengan menggunakan analisis spektral pada waveform rekaman seismik event gempa, perhitungan dilakukan dengan berdasarkan model bidang sesar Brune pada komplek gunungapi Sinabung. Berdasarkan data-data yang telah diolah didapatkan nilai magnitudo lokal (ML), magnitudo momen (Mw), energi kumulatif, jari-jari sumber (r) dan stress drop (Δσ) yang berkisar dari 0.1 hingga 3.0 SR, dari 0.2 hingga 2.9 Mw, dari 1.86x1012 hingga 6.23x1018 erg, dari 42 hingga 145 m, dan antara 0.1 hingga 157 bar. Nilai dari parameter sumber ini meningkat sejak tanggal 16 Desember 2013 yang diperkirakan berasosiasi dengan periode pertumbuhan kubah. Ploting parameter sumber dengan jarak hiposenter gempa menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara gempa-gempa jauh dengan gempa-gempa dengan jarak yang dekat terhadap stasiun pengamat, hal ini disebabkan oleh sebaran hiposenter gempa yang tidak terpusat pada suatu zona. Diperoleh persamaan empiris Mw=0.827ML+0.289 yang digunakan untuk mengestimasi magnitudo momen yang diperoleh dari magnitudo lokal dengan range dari 0.1 hingga 3.5 SR.
Kata kunci: Gunungapi Sinabung, Parameter Sumber, Analisis Spektral
SPECTRAL ANALYSIS AND PARAMETER OF VOLCANIC EARTHQUAKE SOURCES IN SINABUNG VOLCANO NORTH SUMATERA
Sinabung volcano in North Sumatera is one of the most active volcanoes in Indonesia. After had been dormant since 1600, the volcano began to active again in 2010 and erupted again in 2013. In an effort to reduce the impact of disasters caused by volcanoes especially in the crisis time, precautions need to be done, therefore quick information is required to issue an early warning to societies. One of the method that can be used is earthquake sources analysis that can be explained by the estimation of source parameters of that area. The source parameters of 103 events has been estimated using the spectral analysis on the waveform of seismic recording data of Sinabung volcanic earthquake. The estimation is done by applying Brune model which falls in Sinabung volcano region. The value of local magnitude (ML), moment magnitude (Mw), cumulative energy, source radius (r), and stress drop vary from 0.1 to 3.0 SR, from 0.2 to 2.9 Mw, from 1.86x1012 to 6.23x1018 erg, from 42 to 145 meters, and between 0.1 hingga 157 bars. The value of source parameters is increase on December 16, 2013 which is probably due to the growth of the lava dome in Sinabung volcano. Ploting of the earthquake source parameters made to hypocenter distance shows no significant difference between earthquake at close and far distances to recording station. An empirical relation Mw=0.827ML+0.289 has been estimated between moment magnitude and local magnitude. This relation can be adopted to estimate moment magnitude from local magnitude in the magnitude range from 0.1 to 3.5 SR.
Keywords: Sinabung Volcano, Earthquake Source Parameter, Spectral Analysis
1115051025 MUHAMMAD HERWANDAherwanda401@gmail.com2016-06-23T07:36:39Z2016-06-23T07:36:39Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22800This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/228002016-06-23T07:36:39ZINVERSI 2D DATA GEOLISTRIK UNTUK
MENENTUKAN BIDANG GELINCIR TANAH SEBAGAI
REFERENSI PEMBANGUNAN JALAN LINTAS WAJO - MOROWALI
SULAWESI TENGAHPemerintah Sulawesi Tengah tepatnya Kabupaten Morowali akan
melakukan pembangunan infrastruktur jalan raya dari Wajo menuju Morowali.
Karena struktur tanah di daerah tersebut tidak setabil perlu dilakukan penelitian
bidang gelincir dengan menggunakan metode eksplorasi geofisika, yaitu metode
geolistrik untuk menanggulanginya
Metode geolistrik dengan metoda Wenner-Schulumberger dilakukan di
daerah penelitian sebanyak 11 titik, 22 line, dengan masing-masing line
menggunakan 16 elektroda dan jarak antara elektroda 10 meter. Daerah penelitian
memiliki nilai resistivitas antara 1,4 Ωmeter hingga 43651 Ωmeter, dimana nilai
resistivitas yang lebih rendah mewakili lapisan yang lebih basah dan resistivitas
yang lebih tinggi mengindikasikan lapisan yang lebih kering. Bidang gelincir erat
hubungannya dengan terdapat wet clay di daerah tersebut dengan nilai resistivitas
60 Ωmeter hingga 90 Ωmeter sebagai basement dan sandy tuff atau clay sand
dilapisan atasnya pada kedalaman 5 meter – 15 meter dan memiliki ketebalan 3
meter – 5 meter.
Pemodelan inversi 2D menggunakan software RES2DINV dengan filter
least square inversion yang menunjukan arah bidang gelincir yang memotong
badan jalan ke arah utara, dimana nilai topografi di utara daerah penelitian lebih
rendah dari selatan daerah penelitian.
Kata Kunci : Bidang gelincir, geolistrik, Morowali
2D INVERSION OF RESISITIVITY DATA
TO DETERMINE LAND SLIDE AS REFERENCE
FOR ROAD CONTRUCTION IN WAJO – MOROWALI
SULAWESI TENGAH
Government of Central Sulawesi especially Morowali will make an infrastructure
construction of road construction from Wajo to Morowali. Because of the unstable land structure
in the area, a sliding plane research is needed to do with geophysical exploration methods which
is, resistivity method to prevent the land slide.
Geophysics methods with wenner – slumberger methods was done in the research area
for 11 point, 22 line, and for each of the line using 16 electrode, with electrode spacing is 10
meter. Research area had a resistivity value between 1,4 Ωm to 43651 Ωm, where the lower
resistivity value represent the wet layer and the higher resistivity indicates the dryer layer. Land
slide had a strict relation with the presence of a wet clay in the area with the resistivity value
between 60 Ωmeter to 90 Ωmeter as basement and sandy tuff or clay sand on the layer above in
scale from 5 meter – 15 meter and the thickness from 3 meter – 5 meter.
2D inversion modelling using RES2DINV software with least square inversion filter
which leads the land slide that cut through the road towards the north, where the topography
value in the north of the research area is lower than the south of the research area.
Keyword : Land slide, resistivity, Morowali0915051031 WIDYA SETO AJIadesetiawan.10@gmail.com2016-06-21T04:55:55Z2016-06-21T04:55:55Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22636This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/226362016-06-21T04:55:55ZIDENTIFIKASI ZONA GAS POCKET (GEOHAZARD) BERDASARKAN ANALISIS AVO SEISMIC SECTION DAN POST-STACK TIME MIGRATION DATA 2D MARINE HIGH RESOLUTIONPenelitian identifikasi geohazard telah dilakukan berdasarkan data pengukuran seismik high resolution dan diperkuat dengan analisis amplitudo variation offset (avo). Identifikasi geohazard berupa gas pocket yang bertujuan untuk menghindari kecelakaan prospek minyak dan gas. Keberadaan gas pocket pada zona geohazard teridentifikasi dengan melakukan serangkaian proses pengolahan data dan analisis amplitudo terhadap offsetnya pada data 2D seismik marine high resolution. Adapun tahapan pengolahan data tersebut adalah Raw data, Geometry, Filtering, True Amplitudo Recovery (TAR), Deconvolusi, Velocity Analysis, Stacking, dan Migration. Selain itu untuk memastikan keberadaan zona geohazard tersebut dilakukan analisis AVO dengan tahapan proses seperti super gather, bandpass filter, dan trim static. Penentuan brightspot dilihat dari hasil pengolahan data seismik 2D marine higr resolution dengan output data post-stack time migration. Data yang dilakukan prosesing dan analisis avo ada 9 line data seismik 2D marine high resolution. Dan kemudian diklasifikasikan untuk resiko gas pocket berdasarkan Health and Safety Execitive (HSE). Tedapat 3 tahapan resiko berdasarkan klasifikasi tersebut yaitu resiko tinggi, rendah, dan tidak ada gas. Berdasarkan kedua metode yang dikembangkan tersebut diperoleh zona geohazard dari 9 line data seismik yang telah dianalisis dan dinyatakan bahwa 3 line pada line ADM-09, line ADM-38, dan line ADM-53 beresiko tinggi. Sedangkan pada 3 line pada line ADM-22, line ADM-46, dan line ADM-65 beresiko rendah. Selanjutnya 3 line pada line ADM-44, line ADM-54, dan line ADM-57 tidak ada resiko untuk keterdapatannya gas-pocket.
Kata Kunci : Geohazard, gas pocket, seismik high resolution
1015051024 HALILINTAR DUTA MEGAhalilintardutamega@yahoo.com2016-05-04T02:17:23Z2016-05-04T02:17:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22190This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/221902016-05-04T02:17:23ZDELINIASI SUB CEKUNGAN MUNA-BUTON UNTUK MENGETAHUI POTENSI CEKUNGAN HIDORKARBON MENGGUNAKAN PEMODELAN 2D DAN 3D DATA GAYABERATSumberdaya minyak dan gas bumi menduduki posisi yang penting dalam pemenuhan energi dalam negeri dan sebagai pemasok devisa nasional. Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2013, menyebutkan sumberdaya minyak dan gas bumi diproyeksikan menjadi sumber pemasukan yang besar pada bagian penerimaan negara bukan dari pajak. Berdasarkan sumber yang didapat maka produksi minyak dan gasbumi harus terus dilakukan, tidak hanya itu karena minyak dan gasbumi adalah sumber daya yang tidak terbarukan maka lama kelamaan akan habis. Metode gaya berat adalah salah satu metode geofisika. Metode gayaberat dapat digunakan dengan baik di beberapa bidang dalam geofisika, antara lain bidang hidrokarbon, panasbumi, maupun mineral. Metode ini juga digunakan untuk survei pendahuluan maupun monitoring. Penelitian ini dilakukan di daerah Muna-Buton dan bertujuan untuk : mengetahui pola anomali bouguer, struktur, pola tinggian daerah Muna-Buton berdasarkan pemodelan 2D dan 3D, pemodelan tersebut dilakukan berdasarkan analisis spektral, empirical mode decomposition, dan analisis SVD. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Anomali bouguer Muna-Buton mempunyai rentang nilai antara (81.2-104.2) mGal menempati daerah pada bagian Selatan sampai Utara Pulau Buton, anomali sedang berkisar antara (51.9 hingga 74.9) terdapat hamper merata di setiap tempat pada peta tetapi sebaran terbanyak terdapat di sebelah Baratsampai Utara dan relative menyebar di daerah Baratdaya sampai Timur, mGal dan anomali rendah dengan rentang nilai antara (32.9 hingga 50.8) mGal meempati bagian Baratlaut sampai Utara relatif dari Barat sampai Timur (2) Banyaknya pola anomali rendah yang diindikasikan sebagai cekungan berjumlah enam (3) Pola tinggian yang memisahkan antar sub cekungan berada relatih dari Selatan Utara dan Barat Timur (4) Kedalaman rata-rata anomali sisa atau anomali residual berkisar 3.47 km, yang menunjukkan rata-rata kedalaman bidang dalam (5) Bedasarkan pemodelan 2D maka terdapat beberapa lapisan, yaitu Formasi Ogena, Formasi Tobelo, Formasi Tondo, Formasi Wapulaka, Formasi Sampalokosa dan batuan basal sebagai batuan dasar (6) Berdasarkan pemodelan inversi 3D dan korelasi dengan 2D maka sub cekungan yang paling potensial adalah sub cekungan I, II dan III, hal itu dapat
dilihat dari ketebalan dan dimensi sub cekungan tersebut.
Kata Kunci: Gayaberat, Analisis Spektral, EMD, Forward Modelling, Inverse
Modelling.DELINEATION SUB-BASIN MUNA BUTON TO KNOW BASIN POTENTIAL OF HYDROCARBONS USING 2D AND 3D MODELING GRAVITY DATOil and gas resources is an important position in meeting domestic energy and as a supplier of national funds. State Budget Plan (draft budget) in 2013, said oil and gas resources is projected to become a major source of income in the state revenue from taxes. Based on the source of this research, production of oil and gas should continue to be done, not only because of the oil and gas it is a non-renewable resource then over time will run out. Methods of gravity is one of geophysical methods. Gravity method can be used successfully in several fields in geophysics, among other fields of hydrocarbons, geothermal, and minerals. This method is also used for the preliminary survey and monitoring. This research was conducted in the area Muna-Buton and aims to: determine Bouguer anomaly patterns, structure, pattern altitude areas Muna-Buton based 2D and 3D modeling, modeling is done based on spectral analysis, empirical mode decomposition and SVD analysis. The results of this study were (1) Bouguer anomaly Muna-Buton has a range of values between (81.2-104.2) mGal occupies the area to the South to the North Buton Island, anomalies were ranged between (51.9 to 74.9) are almost evenly at every spot on the map but the distribution highest one is next West to the North and relative spread throughout the Southwest to the East, mGal and low anomaly with a range of values between (32.9 to 50.8) mGal site in part of the Northwest until the North relative from West to East (2) the number of patterns low anomaly indicated as the basin of six (3) the pattern altitude that separates between the sub-basin is relatih of North South and East West (4) the average depth anomaly residual or anomalous residual around 3:47 km, which shows the average depth of the field in (5) Based on the 2D modeling then there are several layers, namely Ogena Formation, Formation Tobelo, Tondo Formation, Formation Wapulaka, Sampalokosa and basalt rock formations as the bedrock (6) Based on inversion modeling of 3D and 2D correlation with the sub-basins with the most potential is sub basin I, II and III, it can be seen from the thickness and dimensions of the sub-basin.Keywords: Gravity, Spectral Analysis, EMD, Forward Modeling, Inverse
Modelling1115051011 CHRISTIAN SIBUEAchristian.geofisika@gmail.com2016-05-02T08:51:58Z2016-05-02T08:51:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22191This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/221912016-05-02T08:51:58ZIDENTIFIKASI POLA SEBARAN SEAM DAN PERHITUNGAN SUMBER DAYA BATUBARA MENGGUNAKAN INTERPRETASI DATA LOG GEOFISIKA PADA LAPANGAN “F” LAHAT, SUMATERA SELATANPotensi batubara di Indonesia yang begitu besar khususnya yang berada pada Formasi Muara Enim dapat menjadi alternatif energi seiring dengan terus berkurangnya bahan bakar minyak. Batubara dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik menggantikan minyak bumi. Luas daerah penelitian sebesar 1.020.000 m2 dan memiliki 22 sumur. Data log yang digunakan dalam penelitian ini adalah log gamma ray, log calliper dan juga log density. Lapisan batubara sangat mudah untuk dikenali karena memiliki grafik yang berbeda dari batuan sedimen yang lain. Batubara mudah dikenali karena memiliki kandungan radioaktif yang sangat sedikit, itu ditunjukkan dari grafik log gamma ray nya yang sangat rendah. Sedangkan untuk densitasnya, batubara memiliki nilai yang besar. Pada penelitian ini ditemukan 3 lapisan batubara yang potensial dengan ketebalan yang bervariasi. Seam A memiliki ketebalan rata-rata 13,8 meter yang ditemukan pada 14 sumur, dimana lapisan yang paling tebal terdapat pada sumur FRD-015 dan FRD-017 yaitu 14,72 meter dan 14,66 meter. Seam B memiliki ketebalan rata-rata 18,6 meter yang ditemukan pada 14 sumur, dimana lapisan yang paling tebal terdapat pada sumur FRD-005 dan FRD-012 yaitu 19,56 meter dan 19,94 meter. Seam C memiliki ketebalan rata-rata 8 meter yang ditemukan pada 19 sumur, dimana lapisan yang paling tebal terdapat pada sumur FRD-011 dan FRD-014 yaitu 8,88 meter dan 8,62 meter. Dengan bantuan software rockwork 15 didapatkan volume seam A sebesar 8,755,100 m3, seam B sebesar 12,200,800 m3 dan seam C sebesar 6,730,800 m3. Total batubara secara keseluruhan adalah 27,686,700 m3 dengan tanah penutup sebesar 67,080,200 m3. Maka didapatkan nilai stripping ratio 1:2,4. Kata Kunci: Batubara, Density, Gamma ray, Logging, Seam, Stripping ratio, Sumber daya
IDENTIFICATION DISTRIBUTION OF SEAM PATTERN AND ESTIMATION COAL RESOURCE USING INTERPRETATION GEOPHYSICAL LOG DATA AT FIELD “F” LAHAT,
SOUTH SUMATERA
Potential of coal in Indonesia that has large amount especially in formation of muara enim can be alternative energy due to the decrease of petroleum production. Coal can be use as electric energy to replace petroleum. The length observed area in this research is 1.020.000 m2 and it has 22 exploration well. The log data that has been used is log gamma ray, log caliper and log density. Seam is relative easy to recognize because it has different graphic from other sediment rock graphic, coal contains low radioactive substance that showed by log gamma ray graphic with low value. While the value of density is high. In this research we found 3 potential coal seam varied thickness. Seam A has average thickness 13,8 meters that found in 14 exploration well, where the thickest seam is located in well FRD-015 and FRD-017 with 14,72 meters and 14,66 meters. Seam B has average thickness 18,6 meters that found in 14 exploration well, where the thickest seam is located in well FRD-005 and frd-012 with 19,56 meters and 19,94 meters. Seam C has average thickness 8 meters that found in 18 exploration well, where the thickest seam is located in well FRD-011 and FRD-014 with 8.88 meters and 8,62 meters. We use software rockwork 15 to calculate volume of seam A that is 8,755,100 m3 seam B 12,200,800 m3 and seam C 6,730,800 m3. Total amount of coal is 27,686,700 m3 and overburden is 67,080,200 m3. then we obtain stripping ratio value 1:2,4.1115051015 Farid Ansharifarid.geofisika11@gmail.com2016-03-04T06:19:25Z2016-03-04T06:19:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21483This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/214832016-03-04T06:19:25ZPERBANDINGAN PRE STACK DEPTH MIGRATION DAN POST STACK DEPTH MIGRATION DATA SEISMIK MARINETelah dilakukan penelitian untuk membandingkan penampang seismik laut pre stack depth migration dan post stack depth migration pada lintasan VTM_01 dengan menggunakan software ProMAX. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan penampah bawah permukaan hasil dari pre stack depth migration dan post stack depth migration. Sebelum dilakukan migrasi telah diterapkan tahap pengolahan data seismik sebagai berikut; (i) raw data, (ii) geometri, (iii) filtering, (iv) editing, (v) true amplitude recovery, (vi) dekonvolusi dan (vii) analisis kecepatan. Selanjutnya dilakukan migrasi untuk mendapatkan panampang seismik pre stack depth migration, sedangkan penampang post stack depth migration diperoleh setelah dilakukan proses stacking. Penampang seismik yang dihasilkan pada kedua teknik migrasi tersebut secara umum memperlihatkan gambaran yang cukup baik. Pre stack depth migration khususnya pada kedalaman dangkal memperlihatkan bentuk reflektor yang kurang menerus pada FFID 161 depth 380. Kelebihan penampang seismik pre stack depth migration terlihat pada penggambaran kemenerusan reflektor secara horison yang kurang jelas pada penampang post-stack depth migration terutama daerah dalam pada FFID 322 depth 1300. Kata kunci: Migration, pre stack depth migration, post stack depth migration, seismik marine.
COMPARING PRE STACK DEPTH MIGRATION AND POST STACK DEPTH MIGRATION DATA MARINE SEISMIC VIETNAM IN THE AREA WATERS
Oleh:
Hilda Ayu Utami
Research conducted to compare pre stack depth migration and post stack depth migration marine seismic using ProMAX on track VTM_01. This research conducted to compare to compare the result of pre stack depth migration and post stack depth migration of marine subsufcae. Before the migration applied seismic data processing stages as following (i) raw data, (ii) geometry, (iii) filtering, (iv) editing, (v) true amplitude recovery, (vi) deconvolution, (vii) velocity analysis. Furheremore, applying migration to obtain pre stack depth migration while the cross section of post stack depth migration obtained after stacking process. Seismic result on two migration type generally showing a good seismic imaging. Pre stack depth migration aspecially on shallow depth showing the shape of uncontinous reflector on FFID 161 depth 650. The advantages of pre stack depth migration seen on unclear continuity reflector imaging in horizon at post stack depth migration mainly area ot depth on FFID 305 depth 1300.
Keyword: Migration, pre stack depth migration, post stack depth migration, marine seismic1115051021 Hilda Ayu Utamihildaayuutamihau@gmail.com2016-03-03T04:31:04Z2016-03-03T04:31:04Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21388This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/213882016-03-03T04:31:04ZSTUDI IDENTIFIKASI CEKUNGAN TANIMBAR UNTUK
MENGETAHUI POLA SUB-CEKUNGAN SEDIMEN BERPOTENSI
HIDROKARBON BERDASARKAN ANALISI DATA GAYABERATProduksi migas Indonesia semakin menurun secara bertahap, untuk kembali
meningkatkan produksi migas diperlukan pencarian cadangan-cadangan baru
dengan cara melakukan penelitian-penelitian pada cekungan-cekungan frontier.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode gayaberat. Metode gayaberat
mengukur variasi percepatan gravitasi yang ditimbulkan dari perbedaan densitas
antar batuan bawah permukaan. Penelitian gayaberat dilakukan pada di daerah
Kepulauan Tanimbar dengan tujuan untuk mengetahui : Anomali Bouguer, pola
sub-cekungan, pola tinggian, struktur geologi bawah permukaan daerah penelitian
melalui pemodelan 2,5D dan inversi 3D. Pengolahan data yang dilakukan dalam
penelitian , meliputi : analisis spektal, analisis SVD, pemodelan 2,5D dan
pemodelan inversi 3D untuk mengetahui struktur bawah permukaan daerah
penelitian dan model/pola sub-cekungan Tanimbar. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) Daerah penelitian memiliki anomali Bouguer -46,4-9,6 mGal dengan
anomali rendah pada bagian tengah, anomali sedang pada bagian tepi Pulau
Yamdena, anomali tinggi pada bagian tenggara dan barat laut daerah penelitian.
(2) Jumlah pola sub-cekungan sedimen yang dapat diinterpretasi adalah sebanyak
6 sub-cekungan. (3) Pola tinggian (basement hight) mempunyai arah relatif timur
laut-barat daya. (4) Hasil pemodelan bawah permukaan 2,5D menunjukan, a)
batuan pengisi dari setiap sub-cekungan adalah batuan sedimen tersier, yaitu
Anggota Napal, Formasi Batimafudi (Tmbm) nilai densitas 2,38 gr/cc, Formasi
Batimafudi (Tmb) dengan densitas 2,37 gr/cc, Formasi Tangustabun (Tpt) dengan
densitas 2,42 gr/cc dan batuan yang mengalasi sub-cekungan adalah batuan pratersier
yakni batubasalt dengan densitas 2,7 gr/cc dari Kompleks Molu (M), b)
Analisis SVD menunjukkan letak patahan pada model 2,5D relatif sama dengan
grafik SVD yang diperoleh dari peta anomali SVD.
Kata Kunci: Gayaberat, Anomali Bouguer, Sub-Cekungan, Pemodelan 2,5D
STUDY IDENTIFICATION TANIMBAR BASIN TO KNOW PATTERN
SUB-BASIN SEDIMENT POTENTIALLY OF HYDROCARBON BASED
ON GRAVITY DATA ANALYSIS
Oil and gas production indonesia has gradually decreasing, to return increase
production oil and gas required search new deposits by conducting studies in
Basins frontier. The research is done in a gravity method. A method of gravity
measuring variations the acceleration of gravity caused by the density of
differences between subsurface rocks. Research gravity performed on in the
islands tanimbar for the purpose of know: bouguer anomaly, sub-basin pattern,
pattern of high (basement hight), a geological structure under surface of the study
areas through modeling 2,5D and inversion 3D. Processing data that is done in
research, covering spektal: analysis, SVD analysis, modeling 2,5D and 3D
modeling inversion to know the structure of the lower surface of the research
areas and the model/pattern sub-basin tanimbar. The research results show that:
(1) the study areas having anomaly bouguer -46,4-9,6 mGal with low anomaly on
the middle part, medium anomaly in part side of the island of Yamdena,
anomalous high on the southeastern part of and northwestern the study areas. (2)
the number of a pattern sub-basin sediment that can be interpretation as many 6
sub-basin. (3) of a pattern of high (basement hight) has relative direction norteastsouthwest.
(4) of the modeling under surface of the 2,5D show, a) rock filler of
any sub-basin is sedimentary rock tertiary, that is a member of Napal, formation
Batimafudi (Tmbm) the value the density of 2.38 gr/cc, formation batimafudi
(Tmb) to the density 2.37 gr/cc, formation tangustabun (Tpt) to the density 2,42
gr/cc and pillow rocks of sub-cekungan is rocks pra-tersier namely batubasalt to
the density 2.7 gr/cc of complex molu (M), b ) analysis of SVD show the fault on
the model 2,5D the same with the charts SVD obtained from map anomaly SVD.
Keywords: Gravity, Bouguer Anomaly, Sub-Basin, Modeling 2,5D1115051008 ARENDA REZA RIYANDAarendarezariyanda@gmail.com2016-03-03T03:37:31Z2016-03-03T03:37:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21394This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/213942016-03-03T03:37:31ZINVERSI IMPEDANSI AKUSTIK UNTUK IDENTIFIKASI
RESERVOAR BATUPASIR PADA LAPANGAN “AMH”Formasi Talangakar yang terletak pada lapangan AMH, Cekungan Sumatera
selatan merupakan reservoir batupasir yang cukup baik sebagai tempat
terakumulasinya hidrokarbon. Dalam penelitian ini, telah dilakukan inversi
seismik 3D untuk mengetahui karakteristik dari Formasi talangakar pada
Lapangan AMH, Cekungan Sumatera Selatan. Penelitian ini mengguanakan
inversi model based yang bertujuan untuk mendapatkan nilai acoustic impedance
yang berguna untuk identifikasi sebaran, nilai porositas dan kondisi reservoar
dari zona target. Dari hasil inversi diperoleh penyebaran reservoir di Lapangan
AMH. Dari proses inversi yang dilakukan pada data seismik 3D di Lapangan
AMH diperoleh harga impedansi akustik untuk reservoir Horizon TOP dan BSM
adalah antara 28000 ft/s*g/cc - 30000 ft/s*g/cc. Zona prospek hidrokarbon
berada pada patahan yang tersebar di sekitar lapangan bawah TOP Horizon.
Kata kunci : Inversi seismik, Impedansi Akustik, Porositas dan Formasi
Talangakar
ACOUSTIC IMPEDANCE INVERSION FOR SAND RESERVOIR
IDENTIFICATION IN "AMH" FIELD
Talangakar formation that lies in the field of AMH , south Sumatra Basin is a
reservoir sandstones are quite good as hydrocarbons accumulation. In this study,
we conducted 3D seismic inversion to determine characteristics of Talangakar
formation on AMH Field , South Sumatra Basin . This study using inversion
based models that aim to get acoustic impedance values that are useful for
identification of distribution, porosity, and reservoir conditions of the interest
zone . Inversion results show the reservoir distribution in the Field AMH ang from
inversion process gets acoustic impedance value for Horizon reservoir TOP and
BSM are between 28000 ft / s * g / cc - 30000 ft / s * g / cc . hydrocarbon
prospects zone located at the fault that spreading below TOP Horizon.
Key word : Seismic inversion, Acoustic Impedance, Porosity, and Talangakar
Formation115051004 AGUNG MAHESYA HAKIMagungmahesya@gmail.com2016-01-28T02:59:00Z2016-01-28T02:59:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20671This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/206712016-01-28T02:59:00ZKARAKTERISASI RESERVOAR KARBONAT FORMASI KUJUNG CEKUNGAN JAWA TIMUR UTARA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK INVERSI IA PADA LAPANGAN “RUSMALA”Formasi Kujung terbentuk akibat naiknya muka air laut dan penyusutan dari kondisi reef. Berdasarkan hasil interpretasi melalui penyelidikan geologi, dijumpai adanya terumbu karbonat yang terus tumbuh, maka diindikasikan terdapat reservoar hidrokarbon pada formasi ini. Metode seismik impedansi akustik dapat memberikan gambaran fisis batuan dalam karakterisasi reservoar hidrokarbon. Penelitian ini dilakukan pada Lapangan “RUSMALA”, Formasi Kujung, Cekungan Jawa Timur Utara menggunakan data seismik 3D PSTM dan sumur F-1, F-2, dan F-3 yang telah dilengkapi oleh beberapa data log, checkshot dan marker dengan tujuan untuk mengetahui nilai impedansi dan porositas berdasarkan hasil model inversi impedansi akustik menggunakan metode model based pada Lapangan tersebut. Uji sensitivitas dilakukan dengan melakukan crossplot terhadap P-Impedance dan porosity. Crossplot ini mampu memisahkan litologi karbonat dan batuserpih dengan baik pada zona target. Berdasarkan dari hasil penelitian, reservoar karbonat pada Lapangan “RUSMALA” merupakan low impedance dan high porosity, dengan high resistivity, low density, dan low gamma ray, yang menunjukan bahwa reservoar ini mengandung hidrokarbon. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap peta struktur, peta impedansi akustik dan peta pesebaran porositas didapatkan bahwa zona target merupakan daerah yang masih bisa dikembangkan.
Kata kunci : inversi, impedansi akustik, model based, porosity
RESERVOIR CARBONATE CHARACTERIZATION KUJUNG FORMATION NORTH EAST JAVA BASIN USING SEISMIC INVERSION AI IN “RUSMALA” FIELD
Kujung formation formed by the rising of sea levels and the depreciation of the reef condition. Based on the results of interpretation through geological investigation, it was founded that there is carbonate reef which keeps growing, so it is indicated that there is a hydrocarbons reservoir in this formation. Acoustic impedance seismic methods can provide a physical description of the rock in hydrocarbon reservoir characterization. This research was conducted at "RUSMALA" field, Kujung formation, North East Java basin using 3D PSTM seismic data and F-1, F-2 and F-3 well which have been supplemented by several log data, checkshot and marker in order to determine the impedance and porosity values based on the model of acoustic impedance inversion results with model based method of the field. Sensitivity test done by crossplot to the P-impedance and porosity. Crossplot can separate lithology of carbonate and shale in target zone. Based on the results of this research, carbonate reservoir in "RUSMALA" field is low impedance and high porosity, with high resistivity, low density, and low gamma ray, which showed that the reservoir contains hydrocarbons. Based on the analysis conducted to the structure map, the acoustic impedance maps and porosity spreading maps, it is found that the target zone is an area which can be developed more.
Keywords: inversion, acoustic impedance, model based, porosity1115051016 Fitri Rusmaladewifitrirusmala.FRD@gmail.com2016-01-26T03:20:11Z2016-01-26T03:20:11Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/19807This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/198072016-01-26T03:20:11ZPEMETAAN KECEPATAN GELOMBANG GESER (Vs30) MENGGUNAKAN METODE MASW (MULTICHANNEL ANALYSIS OF SURFACE WAVE) KOTA KALABAHI KAB. ALOR NUSA TENGGARA TIMURKota Kalabahi dan sekitarnya merupakan daerah yang sering dilanda bencana gempabumi, maka perlu dilakukan mitigasi untuk mengurangi resiko kerusakan bangunan akibat bencana gempabumi. Salah satu upaya mitigasi bencana gempabumi, yaitu dengan pemetaan zona rawan bercana berdasarkan indikator nilai pergerakan tanah (PGA), yaitu site class dengan metode MASW aktif. MASW merupakan metode untuk investigasi geoteknik berdasarkan nilai kecepatan gelombang geser dari perlapisan batuan yang berada di dekat permukaan. Pada penelitian ini metode MASW digunakan untuk menentukan nilai kecepatan gelombang geser terhadap kedalaman pada daerah Kota Kalabahi Alor propinsi Nusa Tenggara Timur. Memetakan tingkat kerawanan gempabumi berdasarkan klasifikasi jenis batuan bawah permukaan. Pengolahan data dimulai dari edit geometri pada raw data, kemudian data ditransformasi domain waktu-jarak menjadi domain frekuensi-kecepatan fasa. Picking kecepatan dilakukan pada spektrum kurva dispersi moda fundamental untuk mendapatkan kurva dispersi. Kurva dispersi tersebut kemudian diinversi untuk memperoleh profil kecepatan gelombang geser 1-D terhadap kedalaman. Nilai gelombang geser yang rendah (Vs<180 m/s) merupakan indikasi dari tanah yang lemah yang berarti semakin besar dampak gempa yang akan dirasakan karena gempa mengalami amplifikasi. Sehingga bangunan yang berdiri diatasnya akan rusak dibanding bangunan yang berada dilapisan lain. Daerah yang rawan terhadap amplifikasi gempa adalah Kota kalabahi, Wetabua, Nusa Kenari, Air Kenari, Binongko. Selain sebagai mitigasi gempa, MASW juga digunakan untuk ekplorasi air tanah dan penentuan zona rawan bencana longsor pada daerah perbukitan.
Kata Kunci : MASW aktif, kecepatan gelombang geser, amplifikasi
MAPPING VELOCITY SHEAR WAVES (Vs30) USING MASW METHOD (MULTICHANNEL ANALYSIS OF SURFACE WAVE)
KALABAHI CITY DISTRICT ALOR
EAST NUSA TENGGARA
Kalabahi city and surroundings is an area that often hit by earthquakes, it is necessary to mitigation to reduce the risk of building damage due to the earthquake disaster. One of mitigation efforts earthquake disaster, by mapping vulnerable zones based on indicators of Peak Ground Acceleration (PGA), the site class with active MASW method. MASW is a method for geotechnical investigations based on Shear wave velocity of bedding rock near the surfaceIn this study MASW method used to determine the value of shear wave velocity and the depth in Kalabahi city area Alor East Nusa Tenggara Province. The mapping vulnerability of from some of wave based on the classification of rocks subsurface. The flow of processing data by editing geometry of raw data, then the data is transformed from time-distance domain into the frequency - phase velocity domain. Picking of velocity is done on spectrum dispersion curves the fundamental mode to get the dispersion curve. The dispersion curve then inverted to obtain the shear wave 1-D velocity profile with depth. The value of low shear wave (Vs<183m/s) is indicative of weak soils its means the magnitude of the impact of the quake will be felt because of the quakes experienced amplification. So the buildings standing on this layer will be damaged than the buildings of other layer. An area that is vulnerable to amplification the quake kalabahi City, Wetabua, Nusa Kenari, Air Kenari, Binongko. Besides as earthquake mitigation, MASW method is also used for groundwater exploration and determination of landslide disaster zone in hilly areas.
Keywords: MASW active, shear wave velocity, amplification1115051002 Achmadi Hasan Nasutionachmadihasan820@gmail.com2016-01-11T06:55:56Z2016-01-11T06:55:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/16706This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/167062016-01-11T06:55:56ZZONASI RAWAN BENCANA DAERAH KOTA AGUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIKROTREMOR BERDASARKAN NILAI AMPLIFIKASI (HVSR) DAN FREKUENSI DOMINAN�
ABSTRACT
DISASTER ZONING KOTAAGUNG AREAS USING MIKROTREMOR
METHOD BASED AMPLIFICATION VALUE (HVSR)
AND DOMINANT FREQUENCY
By
Cantika Auditia
Research has done in the area of Kota Agung using geophysics mikrotremor
method with data 98 measurement points. Processing data has done using
Geopshy.org for analyze the spectrum HVSR so obtained amplification value
(H/V), dominant frequency, and thickness.
Based on the analysis that has been done get low value factor amplifier
(Amplification) range between 1–3, medium amplification was ranged between 3–
5, and high amplification range > 5. Dominant amplification in Kotaagung
region have medium value. Low dominant frequency value range of 0–3 Hz,
medium frequency dominant range of 3–6 Hz, and high dominant frequency
range > 6 Hz. Zone which has a thin sediment has a thickness about 0-4 meters.
Medium sediment zone with thickness about 40–80 meters. While the zones with
values > 80 meters has high thickness value. The dominant area thickness of
research located in lower zone (0–40 meters) and more towards the sea.
The areas most prone to shaking during earthquake is north of the Campang Tiga
Village and Talangrejo, most of the Tanjung Anom Village until Batu Keramat
area and Tanjung Bulan it is because the areas has value of amplification and high
frequency and also very thin sediment. While the safe area is earthquake shaking
is located In Terbaya Village, Kemiripan, and Teba.
Keywords: Microtremor, Amplification, Frequency, Period.
�ABSTRAK
ZONASI RAWAN BENCANA DAERAH KOTA AGUNG DENGAN
MENGGUNAKAN METODE MIKROTREMOR BERDASARKAN NILAI
AMPLIFIKASI (HVSR) DAN FREKUENSI DOMINAN
Oleh
Cantika Auditia
Telah dilakukan penelitian di daerah Kota Agung menggunakan metoda geofisika
mikrotremor dengan data 98 titik pengukuran. Pengolahan data dilakukan
menggunakan Geopshy.org untuk menganalisis spektrum HVSR sehingga
didapatkan nilai amplifikasi (H/V), frekuensi dominan, dan ketebalan.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh nilai faktor penguat
(Amplifikasi) rendah berkisar antara 1-3, amplifikasi sedang berkisar antara 3-5,
dan amplifikasi tinggi berkisar >5. Amplifikasi dominan wilayah Kota Agung
mempunyai nilai sedang. Nilai frekuensi dominan rendah berkisar 0-3 Hz,
frekuensi dominan sedang berkisar 3-6 Hz, dan frekuensi dominan tinggi
berkisar >6 Hz. Zona yang memiliki sedimen tipis mempunyai ketebalan sekitar 0
– 40 meter. Zona sedimen sedang dengan ketebalan sekitar 40 – 80 meter.
Sedangkan zona dengan nilai > 80 meter mempunyai nilai ketebalan yang tinggi.
Ketebalan dominan daerah penelitian terletak di zona rendah (0 – 40 meter) dan
semakin menebal kea rah laut.
Daerah yang paling rawan goncangan saat terjadi gempabumi adalah sebelah utara
Desa Campang Tiga dan Talangrejo, sebagian besar Desa Tanjung Anom sampai
ke arah Batu Keramat, dan Desa Tanjung Bulan. Hal ini dikarenakan daerah –
daerah tersebut mempunyai nilai amplifikasi dan frekuensi yang tinggi dan
sedimennya sangat tipis. Sedangkan daerah yang aman dari goncangan
gempabumi terletak di Desa Terbaya, Kemiripan, dan Teba
Kata Kunci: Mikrotremor, ampllifikasi, frekuensi, periode.
�0855051006 Cantika Auditiancan257@gmail.com2016-01-08T07:38:57Z2016-01-08T08:47:03Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/16773This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/167732016-01-08T07:38:57ZPEMANTAUAN AKTIVITAS GUNUNGAPI LOKON MENGGUNAKAN METODE HVSR (Horizontal To Vertical Spectra Ratio)
PERIODE AGUSTUS–NOVEMBER 2014Gunungapi Lokon merupakan salah satu Gunungapi aktif di Indonesia yang berada di Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi temporal frekuensi HVSR yang dapat dijadikan indikator untuk mengestimasi erupsi Gunungapi Lokon pada periode Agustus-November 2014. Metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectra Ratio) diharapkan bisa menjadi alternatif baru untuk memonitoring aktivitas vulkanik gunungapi yang didasarkan pada karakteristik frekuensi resonansi yang diperoleh dari kurva HVSR. Dari hasil penelitian ini, erupsi Gunungapi Lokon ditandai dengan munculnya nilai frekuensi (fo) HVSR medium sebesar 4,13 Hz-4,23 Hz, 25 hari sebelum erupsi, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 2014 sampai 16 September 2014. Munculnya nilai frekuensi (fo) medium sebelum erupsi menandakan bahwa adanya proses naiknya magma menuju permukaan sebagai realisasi akan terjadinya erupsi Gunungapi Lokon pada tanggal 13 September 2014. Erupsi Gunungapi Lokon tanggal 13 September 2014, menunjukkan adanya respon yang sangat cepat pada sistem vulkanik (magmatik dan hidrotermal) Gunungapi Lokon, yaitu peningkatan tekanan secara tiba-tiba yang diduga merupakan kontribusi dari gempa tektonik pada tanggal 10 September 2014 sehingga mempengaruhi keseimbangan kegiatan vulkanik di Gunungapi Lokon. Adanya peningkatan jumlah gempa vulkanik, amplituda tremor dan gempa tektonik mengindikasikan adanya peningkatan tekanan secara tiba-tiba pada Gunungapi Lokon sehingga mempengaruhi nilai frekuensi HVSR yang ditandai dengan munculnya nilai frekuensi (fo) medium sebelum erupsi. Namun, tidak semua perubahan frekuensi HVSR berkaitan dengan perubahan aktivitas vulkanik.
Kata kunci : Metode HVSR, Frekuensi fundamental (fo), Gunungapi Lokon
MONITORING OF LOKON VOLCANIC ACTIVITY USING
HVSR (HORIZONTAL TO VERTICAL SPECTRA RATIO ) METHOD
AUGUST-SEPTEMBER 2014
Lokon volcanic is one of active volcanic in Indonesia that is in Tomohon, the province of north Sulawesi. This study attempts to obtain information regarding temporal frequency HVSR which can be used indicators to estimate eruption gunungapi lokon in the period agustus-november 2014. A method of HVSR (Horizontal To Vertical Spectra Ratio) expected to be new alternative for monitoring volcanic activity based on characteristic frequency resonance obtained from a curve HVSR. Of the result of this research, eruption lokon volcanic characterized by the appearance of value frequency (f0) over medium HVSR of 4,13 hz-4,23 hz,25 days before eruption, precisely on 18 august 2014 to 16th september 2014. The emergence of value frequency (f0) over medium before eruption indicates that the process of the increasing magma surfacing as the realization of the of eruption Lokon volcanic on the 13th september 2014. Eruption Lokon volcanic the 13th september 2014, shows that there has been a very fast response on a volcanic system (magmatik and hidrotermal) Lokon volcanic, it is increase the pressure of a sudden suspected contributed from earthquake tectonics on the 10 september 2014 so as to affect balance activities in Lokon volcanic mountain. An increase of volcanic earthquake, amplituda tremor and earthquake tectonics indicated to an increase of pressure suddenly in Lokon volcanic so as to affect value frequency HVSR characterized by the appearance of value frequency (f0)over before eruption medium. But, not all of the changes frequency HVSR related to a change Lokon volcanic activity the 13th september 2014, shows that there has been a very fast response on a system volcanic (magmatik and hidrotermal) Lokon volcanic is to increase the pressure of a sudden suspected contributed from earthquake tectonics on the 10 september 2014 so as to affect balance activities in Lokon volcanic. An increase in the number of volcanic earthquake, amplituda tremor and earthquake tectonics indicated to an increase of pressure suddenly in Lokon volcanic so as to affect value frequency HVSR characterized by the appearance of value frequency (f0) over medium before eruption. But, not all of the changes frequency HVSR be related to a change volcanic activity.
Keyword: HVSR Method, Fundamental Frequency(F0), Lokon Volcanic Mountain1115051007 ANNISA EKA PUTRIannisaekaputri77@yahoo.co.id