Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T12:50:17ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2022-10-05T08:07:52Z2022-10-05T08:07:52Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/66603This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/666032022-10-05T08:07:52ZKONTRIBUSI GENDER DALAM PENGELOLAAN AGROFORESTRI
PADA HUTAN KEMASYARAKATAN BINA WANA DI DESA
TRIBUDISYUKUR LAMPUNG BARAT
ABSTRAK
KONTRIBUSI GENDER DALAM PENGELOLAAN AGROFORESTRI
PADA HUTAN KEMASYARAKATAN BINA WANA DI DESA
TRIBUDISYUKUR LAMPUNG BARAT
Oleh
ADE WAHYU NURJANAH
Kegiatan masyarakat dalam mengelola lahan hutan mengakibatkan adanya
perubahan luas dan fungsi penggunaan lahan hutan sehingga kemampuan lahan
dalam produktivitas hasil hutan semakin berkurang. Untuk mengatasi
permasalahan terhadap tekanan sumber daya hutan, pemerintah melaksanakan
program Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang merupakan hutan negara yang
pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat. Dalam
memberdayakan masyarakat pada pengelolaan usahatani, rumah tangga
merupakan institusi unit terkecilnya. Pengelolaan usahatani dalam suatu keluarga
akan maju apabila adanya kerjasama yang baik antara ayah, ibu, dan anak.
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan semua kegiatan dalam pengelolaan
agroforestri di HKm pada Kelompok Tani Bina Wana berbasis gender dan
melakukan penilaian terhadap semua jenis kegiatan pengelolaan agroforestri yang
berkeadilan gender. Hasil penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan hasil
analisis datanya diuraikan secara deskriptif. Analisis deskripstif digunakan untuk
mendeskripsikan apa saja bentuk kegiatan yang dilakukan gender dalam
mengelola lahan agroforesrti. Responden pada penelitian ini dipilih menggunakan
rumus slovin dan diperoleh sebanyak 50 keluarga Kelompok Tani Bina Wana.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Hasil
penelitian ini menunjukkan kegiatan pengelolaan agroforestri di kelompok Tani
Bina Wana yang dilakukan oleh ayah dan ibu meliputi semua kegiatan dari
pengambilan keputusan dalam mengelola lahan hingga pemasaran. Anak laki-
laki membantu semua kegiatan pengelolaan agroforestri, sedangkan anak
perempuan membantu pada kegiatan yang ringan seperti penyiapan biji,
penyemaian, penanaman, penyiangan, pemanenan, dan pemasaran. Kegiatanpengelolaan agroforestri di Kelompok Tani Bina Wana melibatkan pria dan
wanita dan menunjukan hasil bahwa pria lebih mendominasi pada semua kegiatan
pengelolaan lahan daripada wanita.
Kata kunci: agroforestri, anak, gender, pria, wanita.
Community activities in managing forest land have resulted in changes in
the area and function of forest land use, resulting in reduced productivity of land
capacity in forest products. In order to overcome the problem of pressure on forest
resources, the government implemented the Community Forestry (HKm)
program, which is a state forest whose main use is aimed at empowering the
community. Household is the smallest unit institution in empowering the
community in farming management. Farm management within the scope of the
family will go forward while there are established good cooperation between
father, mother, and child. This study aims to map all activities in agroforestry
management in HKm at the Bina Wana Farmer Group based on gender and
conduct an assessment of all types of agroforestry management activities that are
gender equitable. The results of this study were analyzed quantitatively and the
results of the data analysis were described descriptively. Descriptive analysis is
used to describe all forms of activities are carried out by gender in managing agroforestry
land.
Respondents
in
this
study
were
selected
used
the Slovin
formula
and
obtained
as
many
as
50 families
of the
Bina
Wana
Farmer
Group.
The
sample
was
taken
by using purposive sampling. The results of this study indicate that
Agroforestry management activities in the Bina Wana Farmer group carried out
by the father and mother cover all activities from decision making stage in land
management until marketing the product. The Boys help in all agroforestry
management activities, while girls help in light activities such as seed preparation,
seeding, planting, weeding, harvesting and marketing. Agroforestry management
activities in the Bina Wana Farmer Group involving men and women show that
men dominate all land management activities than women.
Keywords: agroforestry, children, gender, men, women. adewahyunurjanah@gmail.com ADE WAHYU NURJANAH 16141510062022-04-21T03:10:18Z2022-04-21T03:10:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/60233This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/602332022-04-21T03:10:18ZPERBEDAAN JENIS FECES TERHADAP KETERTARIKAN DUNG BEETLE DI ARBORETUM HUTAN PENDIDIKAN KONSERVASI TERPADU (HPKT) UNIVERSITAS LAMPUNG PADA BLOK PEMANFAATAN TAHURA WAN ABDUL RACHMAN
Taman Hutan Raya (Tahura) merupakan kawasan yang digunakan untuk mengoleksi jenis tumbuhan dan atau satwa yang bisa dimanfaatkan untuk penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, pariwisata, dan rekreasi. Hutan Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (WAR) merupakan salah satu lokasi pembangunan sektor kehutanan di Provinsi Lampung. Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Universitas Lampung merupakan bagian dari Tahura WAR seluas 1.143 ha, dibagi ke dalam tiga blok pengelolaan yaitu Blok Lindung, Blok Pemanfaatan dan Blok Lainnya. Dung beetle adalah kumbang yang menjadikan feces sebagai makanan dan atau menggunakannya sebagai tempat untuk peletakan telurnya.
Dung beetle merupakan anggota kelompok Coleoptera dari suku Scarabaeidae. Semua dung beetle adalah Scarab tetapi tidak semua scarab merupakan dung beetle. Feces diperlukan oleh dung beetle sebagai makanan untuk kelangsungan hidupnya. Mamalia dan dung beetle memiliki kaitan yang erat, karena dung beetle sangat bergantung pada feces mamalia sebagai substrat dan sumber pakan untuk bereproduksi.Penelitian dilakukan pada bulan Oktober, November, dan Desember 2019 di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman pada Blok Pemanfaatan yaitu Arboretum 1 sampai Arboretum 6. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode trap (jebakan) yang ditanam sejajar dengan tanah.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shannon Wienner (H’), indeks kesamarataan Daget (J), indeks dominansi Simpson (C), indeks kelimpahan Odum (e), serta analisis statistik Kruskal Wallis dan Microsoftann-Whitney U Test. Hasil penelitian menemukan sebanyak 27 individu dung beetle yang terdiri dari tiga jenis (Cattarsius mollosus, Onthopagus sp., dan Oryctes rhinoceros. Dung beetle lebih banyak ditemukan pada feces sapi dengan jumlah 14 dung beetle, dung beetle lebih tertarik pada feces sapi dikarenakan feces sapi memiliki aroma yang tajam karena terdapat banyak mikroba dan nematoda di dalamnya dan juga tekstur yang lebih halus dibandingkan feces lainnya. Dung beetle yang mendominasi adalah jenis Cattarsius molossus. Hasil tes analisis statistic menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh nyata antara jenis feces dan vegetasi terhadap jumlah dung beetle.
Kata kunci: Blok Pemanfaatan, feces, dung beetle, Tahura WAR.
Forest Park is an area used to collect plant and animal species that can be used for research, education, science, tourism and recreation. Integrated Conservation Education Forest Wan Abdul Rachman (WAR) Raya Forest Park is one of the locations for forestry sector development in Lampung Province. The University of Lampung's Integrated Conservation Education Forest is part of Tahura WAR covering an area of 1,143 ha, divided into three management blocks, namely the Protected Block, the Utilization Block and the Other Blocks. Dung beetles are beetles that use feces as food and / or are maintained as places for laying eggs.
Dung beetles are members of the Coleoptera group of the Scarabaeidae tribe. All beetle dung are Scarabs but not all scarabs are beetles. Feces is needed by the beetle dung as food for his survival. Mammals and beetle dung are closely related, because the beetle dung is very dependent on mammalian feces as a substrate and a source of food for reproduction. The research was conducted in October, November, and December 2019 in Wan Abdul Rachman Forest Park in the Utilization Block, namely Arboretum 1 to Arboretum 6. The method used in this study is the trap method planted parallel to the ground.
Data analysis was performed using the Shannon Wienner diversity index (H), Daget's equality index (J), Simpson dominance index (C), Odum abundance index (e), as well as Kruskal Wallis and Microsoftann-Whitney U Test statistical analysis. The results of the study found 27 individual dung beetles consisting of three types (Cattarsius mollosus, Onthopagus sp, and Oryctes rhinoceros. Beetle dung is more common in cow feces with a total of 14 beetles, beetle dung is more interested in cow feces because cow feces have a sharp aroma because there are many microbes and nematodes in it and also a smoother texture than other feces. The dominant dung beetle is Cattarsius molossus. The results of statistical analysis tests showed that there was no significant effect between the type of feces and vegetation on the number of dung beetles.
Keywords: Utilization Block, feces, dung beetle, Tahura WAR.
1614151019 Rosadea Nancy Wiyandrideanancy017@gmail.com