Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T09:38:04ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2018-01-24T04:24:27Z2018-01-24T04:24:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29841This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/298412018-01-24T04:24:27Z
PEMANFAATAN BUAH BELIMBING WULUH SEBAGAI PENGAWET TERHADAP KUALITAS FISIK DAGING BROILERPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan larutan buah belimbing wuluh terhadap kualitas fisik daging broiler. Penelitian ini dilaksanakan pada 24 Juni 2017 bertempat di Laboratorium Produksi dan Reproduksi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Materi penelitian menggunakan daging broiler dengan mengambil 20 potongan dada. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan yaitu tanpa larutan ekstrak buah belimbing wuluh (P0), larutan ekstrak buah belimbing wuluh 20% (P1), larutan ekstrak buah belimbing wuluh 40% (P2), larutan ekstrak buah belimbing wuluh 60% (P3). Peubah yang diamati adalah pH, DIA (daya ikat air), dan susut masak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan larutan buah belimbing wuluh tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap DIA dan susut masak daging broiler. Namun, penggunaan larutan buah belimbing wuluh pada konsentrasi 60% memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap pH daging broiler.
Kata Kunci: belimbing wuluh, kualitas fisik, pengawetan, dan broiler
1214141063 Prasetya Nugrahaprasetyanugraha3@gmail.com2018-01-24T04:15:36Z2018-01-24T04:15:36Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29884This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/298842018-01-24T04:15:36ZPENGARUH LAMA PERENDAMAN DENGAN MENGGUNAKAN
LARUTAN DAUN SALAM ( SZYGIUM POLYANTHUM) SEBAGAI
PENGAWET TERHADAP TOTAL PLATE COUNT DAN SALMONELLA
PADA DAGING BROILERPenelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Total Plate Count dan
Salmonella pada daging broiler yang direndam daun salam. Dilaksanakan pada
April --- Mei 2017. Analisis dilakukan di Laboratorium Kesmavet, Balai
Veteriner Lampung. Penelitian ini menggunakan 20 sampel ayam yang diambil
dari kandang lalu dipotong dan direndam daun salam. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pada perlakuan P0 ( tanpa perendaman daun salam) memiliki
rata rata jumlah Total Plate Count yang paling sedikit dibandingkan P1 ( 20
menit), P2 ( 40 menit), P3 ( 60 menit). Hanya P0 yang jumlah Total Plate
Countnya di bawah batas maksimum cemaran mikroba. Hasil pengujian kadar
Salmonella menunjukkan hasil negatif di semua perlakuan.
Kata kunci: broiler, daun salam, salmonella, total plate count
abstract
The aim of research to determine the content of total plate count and Salmonella
in broiler meat which is immersed in salam leaf solution. This research was
conducted in Mei—June 2017. The analysis was done in Veterinary Public Health
laboratory, Lampung Regional Veterinary Hall. This research used 20 chicken
sample that collected from poultry farm then slaughtered and immersed in salam
leaf solution. The results of this research indicated that from 20 chicken sample,
the P0 treatment (without immersed in salam leaf solution) contain lesser average
Total Plate Count level compared P1 (20 minutes), P2 (40 minutes), P3 (60
minutes). Only P0 treatment that contain amount of Total Plate Count below the
maximum microba contamination standard while other treatments contain Total
Plate Count above the maximum microba contamination standard. The results of
research in Salmonella content indicated negatif results in every treatments.
Key words: broiler meat, salam leaf, salmonella and total plate count. 1314141022 JOYEVAN GIBA BARUSevanbaroez@gmail.com2018-01-19T03:13:31Z2018-01-19T03:13:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29820This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/298202018-01-19T03:13:31ZPENGARUH JENIS DAN DOSIS PENGGUNAAN PUPUK KANDANG PADA SORGUM TERHADAP PRODUKSI SEGAR, JUMLAH ANAKAN, DAN PROPORSI BATANG DAUN PADA PEMOTONGAN KEDUAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan dosis penggunaan pupuk kandang terhadap produksi segar, jumlah anakan, dan proporsi batang daun hijauan sorgum pada periode kedua. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari – April 2017 di Kemiling, Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) metode split plot design (rancangan petak terbagi) dengan dua taraf perlakuan yaitu perlakuan utama (main plot) dan perlakuan anak petak (sub plot). Perlakuan utama berupa jenis-jenis pupuk kandang yang meliputi : K1 (pupuk kandang kotoran sapi); K2 (pupuk kandang kotoran kambing); dan K3 (pupuk kandang kotoran ayam). Perlakuan anak petak berupa dosis penggunaan pupuk kandang yang meliputi : R0 (0ton/ha); R1 (15 ton/ha); R2 (20 ton/ha); dan R3 (25 ton/ha). Setiap unit perlakuan percobaan berupa petak berukuran 2x1,8 m. Setiap unit percobaan diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 36 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis ragam pada taraf nyata 5% dan atau 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dosis pupuk kandang yang berbeda tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap produksi segar, jumlah anakan dan proporsi batang daun. Penggunaan jenis pupuk kandang yang berbeda tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap produksi segar, jumlah anakan, dan proporsi batang daun.
Kata kunci : hijauan sorgum, jenis pupuk kandang, dosis pupuk kandang, produksi segar, jumlah anakan, dan proporsi batang daun.
1314141012 Erlina Resty Safitrierlinaresty@gmail.com2018-01-17T04:44:49Z2018-01-17T04:44:49Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29798This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/297982018-01-17T04:44:49ZPENGARUH BERBAGAI MEDIA TERHADAP SUHU MEDIA DAN
PRODUKSI MAGGOTPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai media tumbuh
maggot terhadap suhu media dan produksi maggot. Selain itu, untuk mengetahui
media tumbuh terbaik serta hubungan antara pH media dan suhu media.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada 3 Mei—12 Juni 2017 di Kandang Jurusan
Peternakan dan Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan media dan 5
ulangan. Perlakuan media meliputi: R1 (ampas tahu), R2 (bungkil sawit), R3
(limbah ikan), dan R4 (darah ayam). Data penelitian yang diperoleh dianalisis
ragam pada taraf 5% dan atau 1% serta uji lanjut dengan uji Duncan; untuk
menganalisis hubungan antara rasio C/N media dan produksi maggot, serta suhu
media dan pH media digunakan uji regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata pada berbagai media terhadap suhu
media pada pagi hari (P<0,01). Sebaliknya, pada siang dan sore hari tidak
berbeda nyata (P>0,05). Maggot yang dihasilkan tertinggi pada bungkil sawit
dengan rata-rata 358,5±65,76 gram. Hubungan antara suhu media darah ayam
dan pH media sangat erat (Ŷ= -47,00 + 2,00 X, [26,0;26,50 ᴼC]).
Kata kunci: maggot, suhu media, pH media
abstract
This study aimed to determine the effect of various growth media to the media
maggot temperatures and maggot production. Apart from that for know about the
relationship between of media pH and media temperature. The research was
conducted on May 3-June 12, 2017 in the Cage Department of Animal Husbandry
and Lampung State Polytechnic Analysis Laboratory. This study uses a
completely randomized design (CRD) with four treatments and five replicates
media. Treatments of media include: R1 (tofu waste), R2 (palm kernel meal), R3
(fish waste) and R4 (chicken blood). The research data were analyzed variance at
5% or 1%, and a further test by Duncan test, for analyse the relationship between
C/N ratio maggot media and maggot production, also media temperature and pH
media tested with regretion testing. The results showed a highly significant
difference in various media to the media on the morning temperature (P <0.01).
On the contrary, the influence of various media on the temperature during the day
and evening was not significantly different (P> 0.05). The highest maggot
production on palm kernel meal media with an average of 358.5 ± 65.76 gram.
The relationship between the temperature of the chicken blood media and media
pH was very tight with the equation Ŷ=-47.00+2.00X, [26.0: 26.50ᴼC].
Keywords: maggot, media temperature, pH media 1314141019 IRENE LAKSMI NUGRAHANIirenelaksminugrahani29@gmail.com2018-01-02T07:33:19Z2018-01-02T07:33:19Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29591This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/295912018-01-02T07:33:19ZPERFORMA AYAM KUB PERIODE STARTER PADA PEMBERIAN RANSUM DENGAN PROTEIN KASAR YANG BERBEDA
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui pengaruh kadar protein kasar ransum terhadap performa ayam KUB periode starter (umur 0--4 minggu);
2) mengetahui kadar protein kasar ransum terbaik yang berpengaruh terhadap performa ayam KUB periode starter (umur 0--4 minggu). Penelitian ini dilaksanakan pada Mei--Juni 2017 di Kandang Unggas Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Metode penelitian yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 3 perlakuan dan 8 ulangan. Masing-masing ulangan terdiri dari 4 ekor ayam. Perlakuan yang diberikan yaitu: ransum dengan kadar protein kasar 21,50%; 18,50%; dan 15,57%. Data yang diperoleh dianalisis ragam pada taraf 5%, uji lanjut yang digunakan adalah uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ransum dengan kadar protein kasar berbeda, berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, konsumsi protein, pertambahan berat tubuh, konversi ransum, dan Income Over Feed Cost Ayam KUB periode starter.
Kata kunci: Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB), periode starter, kadar protein, ransum, performa.
abstract
This aims of this research: 1) to know the effect of feed crude protein ration on KUB chicken’s performance in starter period (age 0--4 weeks); 2) to know the best crude protein ratio levels that has affect on KUB chicken’s performance in starter period (age 0--4 weeks). The research was conducted in May--June 2017 in Poultry Cage Integrated Field Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Lampung. The method is used is completely randominted design (CRD) with three treatments and eight replications. Each trial unit consists of four chickens and quantity of ninety six chickens. Treatments are: diet with high levels of coarse protein 21.50%; 18.50%; and 15.57%. The data obtained were analyzed by using anova at 5% level and continue with BNT. The results showed that the ration with different levels of crude protein, an effect was not significant
(P> 0.05) on feed consumption, protein consumption, body weight gain, feed conversion, and Income Over Feed Cost (IOFC).
Keywords: Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB), starter period, protein content, ration, performance.1314141064 Windara Insan Mayoramayora398@gmail.com2018-01-02T07:32:52Z2018-01-02T07:32:52Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29590This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/295902018-01-02T07:32:52ZPERFORMA AYAM KUB (KAMPUNG UNGGUL BALITNAK) PERIODE GROWER PADA PEMBERIAN RANSUM DENGAN PROTEIN KASAR YANG BERBEDAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ransum dengan kadar protein kasar berbeda terhadap performa ayam KUB. Penelitian dilaksanakan pada Juli--Agustus 2017 di kandang unggas Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Ayam yang digunakan adalah ayam KUB berumur 4--8 minggu sebanyak 95 ekor. Rancangan percobaan yang digunakan, yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 8 ulangan. Setiap satu satuan percobaan terdiri dari 4 ekor ayam KUB. Perlakuan yang diberikan adalah ransum dengan kadar protein kasar sebesar P0 : 15,60%;
P1 : 12,81%; P2 : 10,05%. Data yang diperoleh dianalisis ragam menggunakan taraf nyata 5% dan dilanjutkan dengan uji BNT. Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, konsumsi protein, pertambahan berat tubuh, konversi ransum, dan income over feed cost. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum dengan kadar protein kasar berbeda berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, konsumsi protein, pertambahan berat tubuh, konversi ransum, dan income over feed cost ayam KUB periode grower.
Kata kunci : Performa, Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB), ransum,
protein kasar.
abstract
The aims of this research is to know the effect of the different crude protein ration to the performance of KUB chicken. The research was conducted in July to August 2017 in poultry cage of Integrated Field Laboratory, Agriculture Faculty, Lampung University. The amount of chickens that is used in this research were 95 chickens at the age of 4-- 8 weeks old. Every trial units consist of 4 KUB chickens. The treatment that used are the ratio of different crude protein, there are P0: 15,60%; P1: 12,81%; P2: 10,05%. The obtaining data were analyzed by using the analysis of variance of 5% level and will continued by BNT Test. The observed variabels are feed consumption, protein consumption, body weight gain, feed conversion, and income over feed cost. The result showed that the different crude protein ratio has not significant (P> 0,05) on feed consumption, protein consumption, body weight gain, feed conversion, and income over feed cost.
Keywords : Performance, Kampung Unggul Balitnak (KUB) chicken, feed, crude protein ration1314141031 Made Lupita Sarimadelupita25@gmail.com2017-12-28T07:57:53Z2017-12-28T07:57:53Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29535This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/295352017-12-28T07:57:53Z
PENGARUH JENIS DAN DOSIS PENGGUNAAN PUPUK KANDANG TERHADAP PRODUKSI SEGAR, JUMLAH ANAKAN, PROPORSI BATANG DAN DAUN PADA HIJAUAN SORGUM
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan dosis pupuk kandang terhadap produktivitas hijauan sorgum. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari – April 2017 di Kemiling, Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) petak terbagi. Faktor yang diteliti adalah (1) jenis pupuk, yang terdiri dari tiga taraf, yaitu K1 (pupuk kandang kotoran sapi); K2 (pupuk kandang kotoran kambing); dan K3 (pupuk kandang kotoran ayam) dan (2) dosis pupuk yang terdiri dari empat taraf, yaitu R0 (0 ton/ha); R1 (15 ton/ha); R2 (20 ton/ha); dan R3 (25 ton/ha). Setiap unit perlakuan percobaan berupa petak lahan berukuran 2x1,8 m2. Data yang diperoleh dianalisis ragam pada taraf nyata 5% dan atau 1%, lalu hasil berbeda nyata di uji lanjut menggunakan Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi segar, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap jumlah anakan serta proporsi batang dan daun. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jenis pupuk kandang tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap produksi segar, jumlah anakan, serta proporsi batang dan daun.
Kata kunci : hijauan sorgum, jenis pupuk kandang, dosis pupuk kandang, produksi segar, jumlah anakan, dan proporsi batang daun.
This research aims to know the effect of type and dose of manure on productivity of forage sorghum. This research was conducted on January—April 2017 at Kemiling, Bandar Lampung. The study was done based on Completely Randomized Design (CRD) split plot design with 3 replications. Factors studied were (1) manure types, consisting of three levels, namely K1 (cow dung manure); K2 (goat's dung manure); and K3 (chicken manure) and (2) dose of manure, consisting of four levels, namely R0 (0 tons/ha); R1 (15 ton/ha); R2 (20 tonnes/ha); and R3 (25 ton/ha. Each experimental treatment unit is plots of land measuring 2x1,8 m2. Obtained data were analyzed with the assumptions of variance by 5% or 1%, then the result were significantly different in the advanced test using Least Significant Different (LSD). Results showed that doses of manure very significantly affected (P<0,01) fresh production, but did not significantly affect (P>0,05) number of tillers and proportion of stems and leaves. Result also showed that manure type did not significantly affect (P>0,05) fresh production, number of tillers, and proportion of stems and leaves.
Keywords: forage sorghum, manure types, doses of manure, fresh production, number of tillers, and proportion of stems and leaves.
1314141063 WIDYA PUSPA INDRIYANTIwidyapuspaindriyanti@gmail.com2017-12-20T08:31:05Z2017-12-20T08:31:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29353This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/293532017-12-20T08:31:05ZNILAI INDEKS PRODUKTIVITAS INDUK KAMBING SABURAI DI KECAMATAN SUMBEREJO DAN KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUSPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai IPI Kambing Saburai di Kecamatan Sumberejo dan Gisting, Kabupaten Tanggamus dengan mengamati 50 ekor kambing di masing – masing Kecamatan. Penelitian ini dilakukan mulai 7 juni sampai dengan 20 Agustus 2017. Data penelitian menggunakan data sekunder yang diambil dari catatan 50 ekor induk dari masing-masing Kecamatan yang sudah melahirkan dua kali. Metode yang digunakan yaitu metode survei. Peubah yang diamati meliputi umur induk saat melahirkan, jarak beranak, jumlah anak per kelahiran kelompok induk, bobot lahir dan sapih, jenis kelamin, umur sapih, tipe kelahiran, dan tipe pemeliharaan kelompok cempe. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rata-rata bobot sapih di Kecamatan Sumberejo dan Gisting sebesar 20,87±3,38 kg dan 15,98±3,72 kg; jarak beranak 8,22±0,95 dan 7,86±0,35 bulan; jumlah anak per kelahiran 1,74±0,44 ekor dan 1,44±0,50 ekor, nilai IPI 40,76±12,64 dan 34,85±11,61. Kambing Saburai yang memiliki nilai IPI terbaik di masing-masing Kecamatan yaitu, pada Kecamatan Sumberejo M2 76,89, M1 73,23, M3 67,45, M4 67,41, M5 52,96. Pada Kecamatan Gisting N5 62,26, A1 57,67, D3 54,92, L2 B1 50,19, N4 47,19.
Kata kunci: Kambing Saburai, Jarak beranak, Litter size, Bobot sapih, Umur sapih, Indeks Produktivitas Induk.
abstract
This research aims to know the value of parent productivity index (IPP) Saburai goats in Sumberejo and Gisting district of Tangamus regency by 50 tails for each district. This research was conducted from 7th June – 20th August 2017. The data used are secondary data taken from the records of 50 breeding goats each district that have given birth twice. Survey method were use in this research. The sampling is done by using purposive sampling. Variables observed were aged partus, kidding interval, litter size, birth weight and weaning, sex, age weaning, type of birth, and type of maintanence goat group. Result of research showed that the average weaning weight in Sumberejo and Gisting district 20,87±3,38 kg and 15,98±3,72 kg; range 8,22±0,95 and 7,86±0,35 months of birth; number of children per birth tailed (litter size) 1,74±0,44 and 1,44±0,50; average value IPP 40,76±12,64 and 34,85±11,61. IPP Saburai goats the best value in Sumberejo district M2 76,89, M1 73,23, M3 67,45, M4 67,41, M5 52,96, and Gisting district N5 62,26, A1 57,67, D3 54,92, B1 50,19, N4 47,19.
Keywords: Saburai goat, kidding interval, litter size, weaning weight, weaning age, parent productivity index.
1314141060 Tri Yuliana Suhartantiyuliana.suhartanti@gmail.com2017-12-13T03:52:11Z2017-12-13T03:52:11Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29207This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/292072017-12-13T03:52:11ZKUALITAS FISIK DAN KIMIA PADA
POTONGAN PRIMAL KARKAS SAPI KRUI BETINA
DI KABUPATEN PESISIR BARAT, LAMPUNGPenelitian dilaksanakan mulai April sampai dengan Mei 2017 untuk
mengetahui kualitas fisik dan kimia potongan primal karkas sapi Krui di
Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Materi penelitian berupa potongan
primal karkas bagian brisket, loin, dan round dari 4 ekor sapi Krui betina afkir
berumur lebih dari 4 tahun. Variabel penelitian meliputi daya ikat air (DIA), susut
masak, pH untuk menguji kualitas fisik daging dan kadar air, lemak, protein untuk
menguji kualitas kimia daging. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH bagian brisket, loin, dan round masingmasing
5,77, 5,37, dan 5,40, DIA masing-masing 44,40%, 56,46%, 49,16%, susut
masak masing-masing 31,76%, 47,01%, 36,93%, kadar air masing-masing
67,94%, 75,14%, 75,69%, kadar lemak masing-masing 4,30 %, 2,68 %, 1,32%,
kadar protein masing-masing 16.45%, 16.10% ,18.52%. Disimpulkan bahwa
brisket merupakan potongan primal karkas sapi yang baik ditinjau dari susut
masaknya yang rendah (31,77 %), loin merupakan potongan primal karkas terbaik
ditinjau dari nilai DIA yang tinggi (56,47 %), round merupakan potongan primal
karkas terbaik ditinjau dari kadar proteinnya yang tinggi (18,53 %) dan kadar
lemaknya yang rendah (1,31 %).
Kata kunci: Sapi Krui betina, brisket, loin, round, daya ikat air1214141066 Raina Pangestikarainapangestika94@gmail.com2017-12-12T08:16:09Z2017-12-12T08:16:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29202This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/292022017-12-12T08:16:09ZESTIMASI OUTPUT BERBAGAI BANGSA KAMBING
DI DESA DADAPAN KECAMATAN SUMBEREJO
KABUPATEN TANGGAMUSPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai Natural Increase (NI), Net Repalcement Rate (NRR), dan output pada berbagai bangsa kambing di Desa Dadapan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus, dilakukan pada Juni sampai dengan Agustus 2017 terhadap seluruh peternak kambing yang ada di Desa Dadapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai NI kambing Saburai 26,24%, nilai NRR jantan dan betina 756,23% dan 192,27%, Output 27,66%. Nilai NI kambing Boerawa 11,32%, nilai NRR jantan dan betina 191,81% dan 125,71%, Output 15,72%. Nilai NI kambing Rambon 24,22%, nilai NRR jantan dan betina 636,21% dan 134,19%, Output 27,33% . Nilai NI kambing PE 19,53%, nilai NRR jantan dan betina 264,53% dan 143,99%, Output 20,31%.
Kata kunci : Natural Incrase, Net Replacement Rate, Output
ABSTRACT
This study aims to determine the value of Natural Increase (NI), Net Replacement Rate (NRR), and output on each goat nation in Dadapan Village Sumberejo District Tanggamus. This research was conducted from June to August 2017. This research was conducted on all goat and goat breeders in the Village Dadapan. Research results show the value of NI goat Saburai 26.24%, male and female NRR value of 756.23% and 192.27%, Output 27.66% . Boerawa Boerawa NI value 11.32%, male and female NRR 191,81% and 125,71%, Output 15,72% . NI Rambon goats 24.22%, male and female NRR 636.21% and 134.19%, Output 27.33% . NI goat PE 19.53%, male and female NRR 264.53% and 143.99%, Output 20.31% . The goats that have the potential to be developed in Dadapan Village are Saburai goats
Key words: Natural Increase, Net Replacement Rate, Output
1314141024 Lara Permataning Hasriarra.larapermata@gmail.com2017-12-12T08:10:56Z2017-12-12T08:10:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29206This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/292062017-12-12T08:10:56ZPENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG DAUN Indigofera zollingeriana DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS INTERNAL TELUR
AYAM RASPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun Indigofera zollingeriana dalam ransum terhadap kualitas internal telur ayam ras dan mengetahui perlakuan optimal terhadap peningkatan kualitas internal telur ayam ras. Penelitian ini dilakukan pada bulan April- Juni 2017 terdiri atas dua tahap diawali dengan pembuatan tepung daun Indigofera zollingeriana di Kelompok Tani Manunggal, Pekon Purwodadi, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu dan tahap feeding trial di Peternakan ayam petelur CV. Varia Agung Jaya Farm, Desa Varia Agung, Kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah. Ayam ras petelur berumur 32 minggu strain Isa Brown berjumlah 48 ekor digunakan dalam penelitian, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas 4 perlakuan dan 6 ulangan dengan perlakuan tepung daun Indigofera zollingeriana R0: 0%; R1:5%; R2:10%; R3: 15%. Data yang diperoleh dianalisis ragam dengan taraf 5% dan atau 1%, hasil berbeda nyata di uji lanjut menggunakan polinomial orthogonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks albumen dan nilai indeks yolk berbeda tidak nyata (P>0,05), sedangkan skor warna yolk berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan persamaan regresi ŷ = 7,33+1,83x. Didapatkan titik tertinggi yaitu pada penggunaan tepung daun Indigofera zollingeriana dalam ransum sebesar 15% untuk peningkatan warna yolk.
Kata kunci: Daun Indigofera zollingeriana, Ransum, Telur, Kualitas Internal Telur
ABSTRACT
The research aims to know the effect of using leaf meal of Indigofera zollingeriana in rations on internal egg quality and know optimal treatment on the internal egg quality. This research was conducted on April-June 2017 covering step of Indigofera zollingeriana meal production in Manunggal Farmer Group, Purwodadi Village, Adiluwih Sub-district, Pringsewu District and step of feeding trial treatment ration in laying hens farm CV. Varia Agung Jaya Farm, Varia Agung Village, Seputih Mataram Sub District, Central Lampung District. Fourty eight laying hens at 32 weeks of age used. This research use Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 6 replication leaf meal Indigofera zollingeriana R0: 0%; R1: 5%; R2: 10%; R3: 15%. Obtained data were analyzed with the assumptions of variance by 5% or 1%, the results were significantly different in the advanced test using orthogonal polynomials, and showed that the albumen index and yolk index value was not significantly different (P> 0,05), and the yolk color score was very significant (P <0,01) with regression equation ŷ = 7,33 + 1,83x. Obtained the highest point that is on use of leaf meal Indigofera zollingeriana in a rations of 15% increase of yolk color.
Keywords: Leaf Indigofera zollingeriana, Rations, Eggs, Internal Egg Quality
1314141020 Irma Marianairma.mariana35@gmail.com2017-11-28T04:20:31Z2017-11-28T04:20:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29109This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/291092017-11-28T04:20:31ZPENGARUH LAMA PERENDAMAN DENGAN MENGGUNAKAN LARUTAN DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) SEBAGAI PENGAWET TERHADAP TOTAL BAKTERI Coliform DAN E.coli DAGING BROILERABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan pada Mei – Juni 2017 yang bertempat di Laboratorium Produksi dan Reproduksi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan Laboratorium Kesmavet Balai Veteriner Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman daging broiler dalam larutan daun salam terhadap total bakteri Coliform dan bakteri E.coli. Penelitian yang dilakukan menggunakan 4 perlakuan perendaman yang meliputi P0(daging broiler tanpa perendaman), P1 (daging broiler yang direndam salam selama 20 menit), P2 (daging broiler yang direndam salam selama 40 menit) dan P3 (daging broiler yang direndam salam selama 60 menit ). Pada penelitian ini terdapat 5 ulangan pada setiap perlakuan, sehingga terdapat 20 satuan percobaan dan setiap satuan percobaan terdiri atas 1 buah dada ayam broiler. Data yang diperoleh pada penelitian ini dibuat dalam bentuk tabulasi dan dianalisis secara deskriptif . Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman daging broiler dalam larutan daun salam selama (0, 20, 40 dan 60 menit) tidak menurunkan total bakteri Coliform dan E.coli.
Kata kunci : daging broiler, lama perendaman, daun salam, Coliform, dan E. coli
ABSTRACT
This research was conducted in May - June 2017 at Animal Production and Reproduction Laboratory, Livestock Production Department, Faculty of Agriculture, University of Lampung and veterinary public health laboratory of Lampung Regional Veterinary Hall. This research intended to determine the effect of immersion duration in salam leaf on total content of Coliform and E. coli bacteria of broiler meat. The research was conducted using 4 immersion treatments that is P0 (broilers without immersion), P1 (broilers soaked for 20 minutes), P2 (broilers soaked for 40 minutes) and P3 (broiler meat soaked for 60 minutes). In this research there is 5 replications in each treatment, so there is 20 experimental units and each experimental unit used 1 broiler chicken breast. The data obtained in this research is made in tabulation and analyzed descriptively. The results of this research indicated that broiler immersion duration in salam leaf solution during (0, 20, 40 and 60 minutes) did not decrease the total content of Coliform and E.coli bacteria.
Key words: broiler meat, immersion duration, salam leaf, Coliform, and E. coli
1314141040 Okti Triwidayantioktitriwidayanti146@gmail.com2017-11-28T03:47:54Z2017-11-28T03:47:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29108This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/291082017-11-28T03:47:54ZPERBANDINGAN PERFORMA KUANTITATIF SAPI BRAHMAN CROSS DI PETERNAKAN RAKYAT DENGAN SAPI BRAHMAN CROSS DI PERUSAHAAN KOMERSIAL PADA UMUR 18-24 BULAN.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan performa kuantitatif Sapi Brahman Cross pada umur 18-24 bulan di perusahaan komersial dan di peternakan rakyat pada bulan Agustus sampai Oktober. Pengamatan dilakukan terhadap 50 ekor Sapi Brahman Cross di perusahaan komersial dan 50 ekor Sapi Brahman Cross di peternakan rakyat dengan menggunakan metode survey dan pegambilan sampel menggunaan purposive sampling. Peubah yang diamati meliputi ukuran-ukuran tubuh yang meliputi bobot badan, lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sapi Brahman Cross di perusahaan komersial memiliki performa kuantitatif yang lebih tinggi dibandingkan dengan Sapi Brahman Cross di peternakan rakyat. Sapi Brahman Cross di perusahaan komersial memiliki rata-rata bobot badan (383,92+35,05) kg, lingkar dada (175,9+4,27) cm, panjang badan (111,1+6,99) cm, dan tinggi pundak (128,4+4,84) cm, sedangkan Sapi Brahman Cross di peternakan rakyat memiliki rata-rata bobot badan (271,12+26,03) kg, lingkar dada (154,04+6,01) cm, panjang badan (107,42+3,42) cm, dan tinggi pundak (124+2,23) cm.
Kata Kunci : Sapi Brahman Cross, Performa Kuantitatif, Bobot Badan, Lingkar Dada,
Panjang Badan, dan Tinggi Pundak.
1214141050 Muhammad Tino Fajartinofajar214@gmail.com2017-11-24T07:21:47Z2017-11-24T07:21:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29095This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/290952017-11-24T07:21:47ZPENGARUH JENIS DAN DOSIS PENGGUNAAN PUPUK KANDANG
TERHADAP KANDUNGAN AIR, PROTEIN KASAR, DAN SERAT
KASAR HIJAUAN SORGUMPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan dosis penggunaan
pupuk kandang terhadap kandungan air, protein kasar, dan serat kasar hijauan
sorgum. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari – Juni 2017 di Kemiling,
Bandar Lampung dan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) petak terbagi. Faktor yang diteliti adalah (1) jenis pupuk, yang
terdiri dari tiga taraf, yaitu K1 (pupuk kandang kotoran sapi); K2 (pupuk kandang
kotoran kambing); dan K3 (pupuk kandang kotoran ayam) dan (2) dosis pupuk
yang terdiri dari empat taraf, yaitu R0 (0 ton/ha); R1 (15 ton/ha); R2 (20 ton/ha);
dan R3 (25 ton/ha). Setiap unit perlakuan percobaan berupa petak lahan
berukuran 2x1,8 m2. Data yang diperoleh dianalisis ragam pada taraf nyata 5%
dan atau 1%, lalu hasil berbeda nyata di uji lanjut menggunakan Beda Nyata
Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dosis pupuk
kandang yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan air
dan protein kasar, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kandungan
serat kasar. Penggunaan jenis pupuk kandang yang berbeda berpengaruh nyata
(P<0,05) terhadap kandungan protein kasar, namun tidak berpengaruh nyata
(P>0,05) terhadap kandungan air dan serat kasar hijauan sorgum. Penggunaan
jenis pupuk kandang kotoran sapi dengan dosis 25 ton/ha menghasilkan
kandungan protein kasar yang terbaik (11,13%).
Kata kunci : hijauan sorgum, jenis pupuk kandang, dosis pupuk kandang,
kandungan air, protein kasar, dan serat kasar. 1314141049 SEPTIANINGRUM ROHMANIAHseptianingrum130995@gmail.com2017-11-23T03:04:33Z2017-11-23T03:04:33Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29069This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/290692017-11-23T03:04:33ZPENGARUH LAMA PERENDAMAN DENGAN LARUTAN DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) SEBAGAI PENGAWET TERHADAP SIFAT FISIK DAGING BROILERABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lamanya waktu perendaman dengan menggunakan larutan daun salam (syzygium polyanthum) sebagai pengawet terhadap kualitas fisik daging broiler. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Daging broiler yang digunakan yaitu bagian dada sebanyak 20 buah dan daun salam yang digunakan sebagai larutan adalah daun salam yang sudah tua (berwarna hijau tua). Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini yaitu P0: daging broiler tanpa direndam dengan menggunakan larutan daun salam, P1: daging broiler direndam menggunakan larutan daun salam selama 20 menit, P2: daging broiler direndam menggunakan larutan daun salam selama 40 menit, P3: daging broiler direndam menggunakan larutan daun salam selama 60 menit. Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisi dengan menggunakan analisis of varian (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lamanya waktu perendaman dengan menggunakan larutan daun salam (syzygium polyanthum) tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas fisik (pH, Daya Ikat Air, Susut Masak) daging broiler.
Kata kunci: lama perendaman, daun salam (syzygium polyanthum), sifat fisik daging broiler, pengawet.
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of immersion time using salam leaf solution (Syzygium polyanthum) as a preservative of the physical quality of broiler meat. The experimental design used was Completely Randomized Design (RAL) with 4 treatments and 5 replications. Broiler meat used is the chest as much as 20 pieces and salam leaves are used as an salam solution is old salam leaves (dark green color). Treatment given in this research is P0: broiler meat without immersion using salam leaf solution, P1: broiler meat immersion with leaf solution for 20 minutes, P2: broiler meat immersion with salam leaf solution for 40 minutes, P3: broiler meat immersion using a salam leaf solution for 60 minutes. The data obtained in this study was analyzed by using variance analysis (ANOVA). The results showed that the time of immersion by using the leaf of salam (syzygium polyanthum) did not significantly affect the physical quality (pH, Water Holding Capacity, Cooking loss) broiler meat.
Key words: long immersion, salam leaf (syzygium polyanthum), physical properties of broiler meat, preservative.
131414053 Siti Hartika Sarihartikasari17@gmail.com2017-11-01T07:24:18Z2017-11-01T07:24:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29014This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/290142017-11-01T07:24:18ZPENGARUH RANSUM LIMBAH SAWIT FERMENTASI DAN ZN ORGANIK TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA KAMBING PERANAKAN ETAWA JANTANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan ransum berbeda terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik pada kambing PE jantan. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Januari-30 April 2017 yang meliputi tahap pertama pembuatan silase dan konsentar di Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, tahap kedua berupa aplikasi ransum berbeda yang di berikan pada kambing PE jantan yang terbagi menjadi tahap adaptasi selama 30 hari dan tahap pengambilan data selama 7 hari, tahap ketiga yaitu koleksi feses kambing selama 7 hari. Kambing yang digunakan pada penelitian ini adalah kambing PE jantan dengan kisaran bobot 15-26 kg yang berjumlah 9 ekor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan R1 : rumput gajah; R2: Pelepah daun sawit fermentasi dan bungkil sawit fermentasi; R3 = R2 + mineral mikro organik Zn-lisinat 40 ppm., hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kecernaan bahan kering R1 70.86 ± 2.68 % berbeda nyata (P<0,01) dengan kecernaan R2 58.31 ± 1.75 % dan R3 50.81± 2.04 % , sedangkan nilai kecernaan R2 tidak berbeda nyata dengan R3. Penambahan Zn organik dalam bentuk Zn-lisinat dalam ransum berbasis limbah sawit terfermentasi berpengaruh terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik kambing peranakan etawa jantan
Kata kunci : ransum berbeda, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik , kambing PE jantan
ABSTRACT
The objective of this research was to find out the influences of fermented palm oil waste and organic Zn to dry material and organic material digestibility of male Etawa goat breeding. This research was conducted from 26 January to 30 April 2017, and it included first stage to make silage and concentrate in the Farming Department of Faculty of Agriculture in Lampung University and second stage to apply different types of feed ration to male Etawa goat breeding which was divided into 30 days of adaptation and 7 days of data collection. The third stage was 7 days of collecting goat feces. Goats to use in this research were 9 male Etawa goat of 15 kg to 26 kg. This research used completely randomized design with treatment R1 (elephant root), treatment R2 (fermented palm oil midrib leaf and fermented palm oilcake), treatment R3 (R2 + 40 ppm Zn-lisinat micro organic mineral). The results showed that the digestibility value of dry material R1 (70.86 ± 2.68 %) was significantly different (p<0.01) to digestibility of R2 (58.31 ± 1.75%) and R3 (50.81 ± 2.04 %). R2 digestibility value was not different significantly to R3. Organic Zn addition in form of Zn-lisinat in fermented palm oil waste based feed ration influenced dry material and organic material digestibility of male Etawa goat breeding.
Keywords : different feed ration, dry material digestibility, organic material
digestibility, male Etawa goat1114141008 Arie Ramadhaniarieramadhani46@gmail.com2017-10-17T08:02:07Z2017-10-17T08:02:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28610This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/286102017-10-17T08:02:07ZKARAKTERISTIK KUALITATIF SAPI KRUI DI KABUPATEN PESISIR BARAT PROVINSI LAMPUNGPenelitian dilakukan pada April 2017 di Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung dengan tujuan mengetahui karakteristik kualitatif Sapi Krui, Pengamatan dilakukan terhadap 60 ekor sapi jantan dan 60 ekor sapi betina yang berumur sekitar dua tahun. Sampel pengamatan dipilih dengan metode purposive sampling. Peubah yang diamati meliputi warna kepala, warna tubuh, bentuk kepala,bentuk tanduk, ada tidaknya punuk, ada tidaknya gelambir, dan warna ekor. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian pada warna kepala jantan menunjukkan bahwa sebagian besar sapi jantan (18,33%) dan sapi betina (21,67%) berwarna coklat. Pada warna tubuh, sebagian besar sapi jantan (23,33%) berwarna coklat dan betina (26,67%) berwarna cokelat bergradasi putih. Sebagian besar sapi jantan (75%) dan betina (71,67%) memiliki bentuk muka segitiga dan ramping. Sebagian besar sapi jantan (66,67%) maupun betina (75%) tidak berpunuk, sebagian besar sapi jantan (81,67%) dan betina (85%) bergelambir. Sebagian besar sapi jantan (70%) dan betina (76,67%) berbentuk silak congklong. Warna ekor pada sapi jantan dan betina masing-masing sama dengan warna tubuh dengan ujung ekor (kipas ekor) berwarna hitam. Disimpulkan bahwa Sapi Krui memiliki tubuh berwarna cokelat, memiliki gelambir, bentuk muka segitiga ramping, berpunuk kecil, bentuk tanduk silak congklong, dan warna ekor mengikuti warna dasar serta terdapat rambut hitam pada ujung ekor.
Kata kunci : Sapi Krui, warna tubuh, bentuk muka, bentuk tanduk, gelambir, punuk
1314141055 St. Fitria Ningsihstfitria24@gmail.com2017-10-12T02:28:07Z2017-10-12T02:28:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28533This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/285332017-10-12T02:28:07ZUKURAN-UKURAN TUBUH SAPI KRUI JANTAN DAN BETINA DI KABUPATEN PESISIR BARAT LAMPUNGPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran-ukuran tubuh sapi Krui jantan dan betina di Kabupaten Pesisir Barat provinsi Lampung. Penelitian ini dilakukan pada November-Desember 2016. Sampel yang diamati sebanyak 55 ekor sapi jantan dan 71 ekor sapi betina. Metode survey digunakan dalam penelitian ini, dan sampel tersebut ditentukan dengan menggunakan purposive sampling. Data dianalisis dengan uji t. Peubah yang diamati meliputi bobot badan, lingkar dada, panjang badan, dan tinggi pundak. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata bobot badan sapi Krui jantan dan betina poel 0 (125,4±117 kg), poel 1 (148,6±136,2 kg), poel 2 (189,6±176,1 kg), poel 3 (234,5±208,4 kg), lingkar dada poel 0 (118±110 cm), poel 1 (132,9±128,3 cm), poel 2 (134,5±129,5 cm), poel 3 (137±130,3 cm), panjang badan poel 0 (103±97,2 cm), poel 1 (110,3±104,1 cm), poel 2 (124,6±109,8 cm) poel 3 (133,6±127,4 cm), sedangkan rata-rata tinggi pundak poel 0 (91,3±86,7 cm), poel 1 (102,5±97,8 cm), poel 2 (105,1±101,1 cm), poel 3 (113±104,7 cm). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bobot badan, lingkar dada, panjang badan, dan tinggi pundak sapi Krui jantan dan betina pada kelompok umur yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05).
Kata kunci : Sapi Krui, Sifat kuantitatif, Bobot badan, Lingkar dada, Panjang
badan, Tinggi pundak.
ABSTRACT
This research was aimed to determine the measurement of male and famale Krui cattles in west Pesisir district Lampung Province. This research was conducted in November up to December 2016. The samples that observed were about 55 male cattles and 71 female cattles. The survey method was In this research, and those samples were determined by using purposive sampling. Data Were analyzed by t test. The observed variables include body weight, chest circumference, body length, and shoulder height. The results showed that the average body weight of male and female Krui permanent teeth of 0 pair (125.4 ± 117 kg), permanent teeth of 1 pairs (148.6 ± 136.2 kg), permanent teeth of 2 pairs (189.6 ± 176.1 kg), permanent teeth of 3 pairs (234.5 ± 208.4 kg), chest circumference permanent teeth of 0 pair (118 ± 110 cm), permanent teeth of 1 pairs (132.9 cm ± 128.3 cm), permanent teeth of 2 pairs (134.5 cm ± 129.5 cm), permanent teeth of 3 pairs (137 ± 130.3 cm), body length of permanent teeth of 0 pair (103 ± 97.2 cm), permanent teeth of 1 pairs (110.3 ± 104.1 cm), permanent teeth of 2 pairs (124.6 ± 109.8 cm) permanent teeth of 3 pairs (133.6 ± 127.4 cm), whereas the average shoulder level is permanent teeth of 0 pair (91.3 ± 86.7 cm), permanent teeth of 1 pairs (102,5 ± 97.8 cm), permanent teeth of 2 pairs (105.1 ± 101.1 cm), permanent teeth of 3 pairs (113 ± 104.7 cm). The results of this research show that body weight, chest circumference, body length, high shoulders of male and famale Krui cattles in the same age group showed significant difference (P<0,05).
Keywords: Krui cattle, Quantitative value, Body weight, Chest circumference, Body length, High shoulders.
1214141068 Renitasari renitasarii.1994@gmail.com2017-09-18T08:07:21Z2017-09-18T08:07:21Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28267This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/282672017-09-18T08:07:21ZPENGARUH PERLAKUAN RANSUM BERBEDA TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR
PADA KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) JANTANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan ransum berbeda terhadap kecernaan protein kasar dan kecernaan serat kasar pada kambing Peranakan Etawa (PE) jantan. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari--April 2017 di Kandang dan Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Kelompok tersebut berdasarkan bobot badan kambing. Kelompok berjumlah tiga dan masing-masing kelompok menggunakan tiga ekor kambing dengan rata-rata bobot badan berkisar 15--26,2 kg. Perlakuan yang diberikan meliputi: R1 (15% rumput gajah + 85% konsentrat (onggok, dedak, ampas tahu, molasses, premix, urea)); R2 (15% pelepah daun sawit fermentasi + 85% konsentrat (onggok, dedak, ampas tahu, molasses, premix, urea + bungkil inti sawit fermentasi)); R3 (R2 + mineral mikro organik Zn-lisinat 40 ppm). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA pada taraf nyata 5% atau sangat nyata 1%, hasil berbeda nyata diuji lanjut menggunakan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kecernaan protein kasar R1: 70,74±2,06 (%) berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan R2: 61,85±2,03 (%) dan R3: 60,11±2,70 (%), sedangkan R2 tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan R3. Namun, nilai kecernaan serat kasar tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada masing-masing perlakuan.
Kata kunci: ransum berbeda, kecernaan protein kasar, kecernaan serat kasar, kambing PE jantan
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of different ration treatment on the digestibility of crude protein and digestibility of crude fiber in male Etawa Grade (PE) goats. The research was conducted on February--April 2017 at the Cage and Animal Feed Nutrition Laboratory of the Livestock Department, Faculty of Agriculture, University of Lampung. The research used a Randomized Complete Block Design. The group based on goat body weight. The group amount in three and each group contained three goats with average body weight from 15--26,2 kg. The treatments: R1 (15% elephant grass + 85% concentrate (cassava by product, bran, tofu by product, molasses, premix, urea)); R2 (15% leaf midrib palm fermentation + 85% concentrate (cassava by product, bran, tofu by product, molasses, premix, urea + fermented palm kernel meal)); R3 (R2+ mineral micro organic Zn-lysinate 40 ppm)). The data were analyzed using ANOVA at 5% or 1%, the results were significantly followed tested using Duncan Test. The results showed that the crude protein digestibility value of R1: 70,74± 2,06 (%) was highly significant (P <0,01) with R2: 61,85 ± 2,03(%) and R3: 60,11 ± 2,70(%), but R2 not significant (P> 0,05) with R3. However, the crude fiber digestibility value did not significant affect (P> 0,05) in each treatment.
Key words: different rations, digestibility of crude protein, digestibility of crude fiber, male Etawa Grade goats
1314141051 Silfia Mardalenasilvia.mardalena@gmail.com2017-09-18T03:46:24Z2017-09-18T03:46:24Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28260This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/282602017-09-18T03:46:24ZPENGARUH UMUR PEMOTONGAN TERHADAP KADAR PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR Indigofera zollingeriana
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur pemotongan yang berbeda terhadap kadar protein kasar dan serat kasar Indigofera zollingeriana. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan pada penelitian ini adalah: 1) U40 (umur pemotongan 40 hari), 2) U50 (umur pemotongan 50 hari), 3) U60 (umur pemotongan 60 hari). Indigofera zollingeriana dipangkas sampai memiliki tinggi yang sama dengan ketinggian sekitar 1 m dari permukaan tanah dan dilakukan pemetakan lahan berukuran 3x3 m2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur pemotongan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar protein kasar dan serat kasar Indigofera zollingeriana. Kadar protein kasar Indigofera zollingeriana umur 40, 50, dan 60 hari setelah peyeragaman pemotongan berturut-turut adalah 24,76%, 26,00%, dan 27,03%, dan kadar serat kasar Indigofera zollingeriana umur 40, 50, dan 60 hari setelah penyeragaman pemotongan berturut-turut adalah 20,72%, 23,08%, dan 25,41%.
Kata kunci : Indigofera zollingeriana, umur pemotongan, kadar protein kasar, dan kadar serat kasar.
ABSTRACT
This research aims to know the effect of cutting age on crude protein and crude fiber of Indigofera zollingeriana. The study was done based on Completely Randomized Design (CRD) with 3 treatments and 4 replications. The treatments in this study were : 1) U40 (40 days of cutting age), 2) U50 (50 days of cutting age), and 3) U60 (60 days of cutting age). Indigofera zollingeriana being cuts at 1 m height from the ground surface and plots of land measuring 3 x 3 m2. The results showed that the effect of cutting age significantly (P < 0.01) affect crude protein and crude fiber of Indigofera zollingeriana. Crude protein content of Indigofera zollingeriana with cutting age of 40, 50, and 60 days were 24,76%, 26,00% and 27,03% respectively and crude fiber content of Indigofera zollingeriana with cutting age of 40, 50, and 60 days were 20,72%, 23,08%, and 25,41% respectively.
Key word : Indigofera zollingeriana, cutting age, crude protein, and crude fiber.
1314141021 Jestika Hutabarat jestikah22@gmail.com2017-09-05T06:33:51Z2017-09-05T06:33:51Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28208This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/282082017-09-05T06:33:51ZPENGARUH UMUR PEMOTONGAN TERHADAP KADAR AIR, ABU,
DAN LEMAK KASAR Indigofera zollingerianaABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur pemotongan terhadap
kadar air, abu, dan lemak kasar Indigofera zollingeriana. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (
2
dan dipanen pada umur yang berbeda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa umur pemotongan berpengaruh sangat nyata
Kata kunci : Indigofera zollingeriana, umur pemotongan, kadar air, kadar abu,
dan kadar lemak kasar.
ABSTRACT
This research aims to know the effect of cutting age on moisture, ash, and crude
fat of Indigofera zollingeriana at Pringsewu Regency. The study was done based
on Completely Randomized Design (
2
and is harvested at a different age. The results showed
that the effect of cutting age significantly (
Key word : Indigofera zollingeriana, cutting age, moisture, ash, and crude fat.1314141015 FARAH AULIA faulia47@gmail.com2017-08-08T07:34:31Z2017-08-08T07:34:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27808This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/278082017-08-08T07:34:31ZKARAKTERISTIK KUALITATIF DAN KUANTITATIF
SAPI PERANAKAN ONGOL DAN SAPI SIMPO JANTAN
PADA POEL 1 DAN POEL 2 DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
ABSTRAK
Penelitian dilakukan untuk mengetahui karakteristik kualitatif dan kuantitatif Sapi PO dan Sapi Simpo jantan pada poel 1 dan poel 2 di Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Pengamatan dilakukan terhadap 100 ekor sapi PO dan 100 ekor sapi Simpo, sampel pengamatan ditentukan berdasarkan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode survei yang dilakukan mulai Agustus sampai Oktober 2016. Hasil penelitian menunjukkan sifat kuantitatif rata-rata bobot badan (244,28±26,34kg), lingkar dada (142,72±7,19cm), panjang badan (105,34±9,07cm), dan tinggi pundak (117,10±6,08cm) sapi PO jantan poel 1 masing-masing memiliki perbedaan yang signifikan dengan rata-rata bobot badan (271,36±35,43kg), lingkar dada (148,63±7,24cm), panjang badan (108,95±7,38cm), dan tinggi pundak (122,58±4,80cm) sapi Simpo jantan poel 1 di Kecamatan Terbanggi Besar. Rata-rata bobot badan (340,36±46,21kg), lingkar dada (154,84±9,51cm), panjang badan (111,94±4,46cm), dan tinggi pundak (127,48±4,05cm) sapi PO jantan poel 2 masing-masing memiliki perbedaan yang signifikan dengan rata-rata bobot badan (387,48±46,43kg), lingkar dada (167,80±7,98cm), panjang badan (117,54±7,00cm), dan tinggi pundak (130,46±3,46cm) sapi Simpo jantan poel 2 di Kecamatan Terbanggi Besar. Sifat kualitatif berupa warna kulit sapi Simpo pada poel 1 berwarna coklat putih (14%), putih coklat hitam (52%), putih hitam (34%), bergelambir (100%), berpunuk (12%), tidak berpunuk (88%), bertanduk (56%), dan tidak bertanduk (44%). Sapi Simpo poel 2 berwarna coklat putih (62%), putih coklat hitam (14%), putih hitam (24%), bergelambir (100%), berpunuk (52%), tidak berpunuk (48%), bertanduk (52%), dan tidak bertanduk (48%).
Kata Kunci : Sapi PO, Sapi Simpo, Sifat Kualitatif, Sifat Kuantitatif, dan Bobot
Badan
1214141057 NANDIA THARA DHITAnandiathara@gmail.com2017-07-31T02:47:41Z2017-07-31T02:47:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27630This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/276302017-07-31T02:47:41ZPENGARUH PEMBERIAN PAKAN DENGAN KANDUNGAN
L-LYSIN DAN DL-METHIONIN BERBEDA PADA ITIK BETINA
TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT DAN DIFERENSIAL LEUKOSITPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah leukosit itik betina yang diberi
L-Lysin dan DL-Methionin pada kadar yang berbeda serta mengetahui jumlah
deferensial leukosit itik betina yang diberi L-Lysin dan DL-Methionin pada kadar
yang berbeda. Pemeriksaan jumlah leukosit dan deferensial leukosit dilaksanakan
pada Desember 2016 -- Januari 2017 di Laboratorium Kesmavet, Balai Veteriner
Regional III Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Jumlah itik betina yang
digunakan sebanyak 60 ekor dengan 12 jumlah petak kandang sehingga setiap
petak berisi 5 ekor itik betina. Pengambilan data dilakukan pada 10 % dari
jumlah itik yang ada pada masing-masing perlakuan. Data hasil pengamatan
dianalisis dengan sidik ragam pada taraf nyata 5% dan atau 1% dan dilanjutkan
dengan uji Duncan untuk nilai analisis ragam yang menunjukkan hasil berbeda
nyata. Perlakuan ransum yang diberikan pada itik betina mempunyai kandungan
L-lysin dan DL-Methionin yang berbeda sehingga dapat diketahui ransum terbaik
terhadap tingkat normal leukosit dan deferensial leukosit meliputi limfosit,
monosit, heterofil, eosinofil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
ransum dengan kadar L-lysin dan DL-methionin yang berbeda tidak berpengaruh
nyata (P>0,05) terhadap jumlah leukosit dan deferensial leukosit.
Kata kunci: itik betina, leukosit, deferensial leukosit, l-lysin, dl-methionin
ABSTRACT
The research aimed to determine the effect of: 1) the number of leukocytes female
ducks by L-Lysine and DL-Methionin at different levels; 2) the number of
leukocytes deferensial female ducks by L-Lysine and DL-Methionin at different
levels. Examination of the number of leukocytes and the differential leukocyte
conducted in December 2016-January 2017 at the Laboratory Veteriner Region III
Office of Bandar Lampung. This study using the completely randomized design
(CRD) with 3 treatments and 4 replications. Number of female ducks used as
many as 60 birds to 12 the number of plots cages so that each plot contained 5
female ducks. Data were collected at 10% of the number of ducks that exist in
each treatment. The data were analyzed by analysis of variance on the real level of
5% or 1% and continued with Duncan test for the value of the variance analysis
which showed significantly different results. Treatment of the ration given to the
female duck has the content of L-lysin and DL-Methionin are different so the
best rations can be known towards the normal level of leukocytes and
differential leukocyteinclude lymphocytes, monocytes, heterophile, eosinophils.
The results showed that giving rations with the levels of L-lysin and DLmethionin
different has not significantly effect (P 0.05 >) to the number of
leukocytes and differential leukocyte
Keywords: female ducks, leukocytes, the differential leukocytes, l-lysine, dlmethionin1314141048 Semi Yatisemiyati.yati@gmail.com2017-07-20T06:33:40Z2022-03-16T01:57:19Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27330This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/273302017-07-20T06:33:40ZPENGARUH PEMBERIAN JAMU TRADISIONAL TERHADAP
BOBOT HIDUP, BOBOT KARKAS, BOBOT GIBLET DAN
BOBOT LEMAK ABDOMINAL BROILER
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan jamu tradisional terhadap bobot hidup, bobot karkas, bobot giblet, dan bobot lemak abdominal broiler.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan yaitu pemberian air biasa (P0), perasan air kunyit (P1), campuran rebusan daun jambu biji dan daun sirih (P2) dan dari setiap satuan percobaan di ambil 1 ekor ayam sebagai sempel sehingga jumlah total krkas adalah 18 ekor broiler. Peubah yang diamati adalah bobot hidup, bobot karkas, bobot, giblet dan bobot lemak abdominal. Perlakuan Pemberian jamu tradisional pada ayam berumur 14--28 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jamu tradisional tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot hidup, bobot karkas, bobot giblet, dan bobot lemak abdominal broiler.
Kata Kunci: jamu tradisional, bobot hidup, bobot karkas, bobot giblet, bobot lemak abdominal dan ayam broiler
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of traditional herbal on body weight, carcass, giblet and abdominal fat of broiler.
This study used a completely randomized design (CRD) with three treatments and six replications, regular water (P0), juice of turmeric water (P1), boiled guava leaves and betel leaf (P2). Each experimental unit as semple for carcass consists of one whole chicken so that as many as 18 broiler carcass. The observed variables are body weight, carcass weight, giblet weight and abdominal fat weight. Provision of traditional herbal treatment in 14-28 day old chicks.
The results showed that the traditional herbal no significant effect (P> 0.05) on body weight, carcass weight, giblet weight body and abdominal fat weight broiler.
Keywords: traditional herbal medicine, live weight, carcass weight, giblet weights, weight and abdominal fat of broilers
1014061026 CHELDRA AJI TAMA ajitama14@yahoo.co.id2017-07-20T06:28:08Z2017-07-20T06:28:08Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27331This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/273312017-07-20T06:28:08ZPENGARUH PEMBERIAN JAMU TRADISIONAL DALAM AIR MINUM TERHADAP PERFORMA BROILERPenelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui pengaruh penambahan perasan kunyit dan rebusan campuran daun sirih hijau dan daun jambu biji dalam air minum terhadap performa broiler ; 2) mengetahui pemberian perasan kunyit, rebusan daun sirih hijau dan daun jambu biji dalam air minum yang terbaik terhadap performa broiler. Penelitian ini dilaksanakan pada 02 Oktober 2015--30 Oktober 2015 selama 30 hari di Janu Farm Desa Serdang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.
Metode penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas 3 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan tersebut adalah : 1) P0 : air biasa 2) P1 : perasan kunyit dan 3) P2 : rebusan daun jambu biji dan daun sirih dengan perbandingan 50% : 50%. Bahan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah broiler strain Lohmann dengan merk MB 202® umur 2 minggu sebanyak 90 ekor berasal dari PT. Multi Breeder Adirama Indonesia, Tbk yang dipelihara selama 28 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Penambahan perasan kunyit (P1) dan campuran perasan daun jambu biji dan daun sirih hijau (P2) dalam air minum broiler berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi air minum, pertambahan bobot tubuh, dan konversi ransum namun berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum. (2) Campuran perasan daun jambu biji dan daun sirih hijau (P2) dalam air minum broiler menunjukan performa terbaik dengan konsumsi ransum terendah.
Kata kunci : broiler, jamu tradisional, performa.
ABSTRACT
The purpose of this research was to: 1) know the effect of Curcuma domestica extract, leaf mixed boiling of Psidium guajava L and Piper betle Linn in drinking water on broiler performance; 2) know the optimal supply of Curcuma domestica extract, boiling of green Piper betle Linn leaf and Psidium guajava L leaf in drinking water was better on broiler performance. The research was conducted in 2th October to 30th October, 2015 as long as 30 days in Janu Farm, Serdang Village, Tanjung Bintang Subdistrict, South of Lampung Regency.
The method of this research used expermental technique with completely randomized design (CRD), consist of 3 treatments and 6 replications. The treatments were: 1) P0: well water; 2) P1: Curcuma domestica extract and; 3) P2: the leaf boiling of Psidium guajava L and Piper betle Linn with comparison of 50% : 50%. Ninethy DOC broiler Lohmann strain were long as 28 days.
The results showed that: (1) Curcuma domestica extract (P1) and mixed of Psidium guajava L and Piper betle Linn leaf extract (P2) in drinking water were not significantly different (P>0,05) of drinkig water consumption, body weight, and feed cunvertion ratio but significantly on feed consumption. (2) The mixed of Psidium guajava L and Piper betle Linn leaf extract (P2) in drinking water of broiler showed best performance on feed consumption.
Keyword: broiler, traditional herbal, performance
1014061043 Janu Firdaus Suarga Lokaajitama14@yahoo.co.id2017-07-14T03:27:08Z2017-07-14T03:27:08Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27240This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/272402017-07-14T03:27:08ZKARAKTERISTIK PERFORMA KUALITATIF DAN KUANTITATIF SAPI PO DAN SAPI LIMPO JANTAN DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAHABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik performa dari sapi Peranakan Ongole (PO) dan sapi Peranakan Limousin atau Limousin -- PO (Limpo) yang ada di Kecamatan Terbanggi Besar. Penelitian dilakukan terhadap 150 ekor sapi PO dan 150 ekor sapi Limpo, sampel pengamatan ditentukan berdasarkan purposive sampling. Metode survei digunakan dalam penelitian ini yang dilakukan pada Agustus sampai dengan Oktober 2016. Peubah yang diamati meliputi ukuran--ukuran tubuh (panjang badan, tinggi pundak, lingkar dada) dan bobot badan sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat kualitatif warna kulit pada sapi limpo yaitu berwarna coklat muda 60% dan coklat tua 40%, bergelambir 100%, berpunuk 8,6% dan tidak berpunuk 91,3%, bertanduk 36% dan tidak bertanduk 64%, sedangkan pada sapi PO seluruhnya berwarna putih, bergelambir, berpunuk, dan bertanduk. Sifat kuantitatif sapi PO jantan menunjukkan bahwa rata-rata panjang badan (108,73±5,56cm), tinggi pundak (108,28±10,60cm), lingkar dada (137,19±5,77cm), dan bobot badan (238,11±24,40kg), sedangkan sapi Limpo jantan masing--masing memiliki perbedaan yang signifikan dengan sapi PO jantan yaitu rata-rata panjang badan (112,56±4,56cm), tinggi pundak (120,06±4,94cm), lingkar dada (149,63±7,77cm), dan bobot badan (289,93±42,22kg).
Kata Kunci : Sapi Limpo, Sapi PO, Sifat Kualitatif, Sifat Kuantitatif dan Ukuran Tubuh.
1214141074 SALAMUN RIDHO salamun.ridho46@gmail.com2017-06-15T04:23:47Z2017-06-15T04:23:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26884This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/268842017-06-15T04:23:47ZKANDUNGAN Salmonella sp. DAGING BROILER DI PASAR-PASAR TRADISIONAL KABUPATEN TANGGAMUS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan Salmonella sp. pada daging broiler di pasar-pasar tradisional Kabupaten Tanggamus. Sampel penelitian diambil dari pedagang daging broiler di pasar-pasar tradisional Kabupaten Tanggamus. IdentifikasiSalmonella sp.pada daging broiler dilaksanakan pada Desember 2016 -- Januari 2017 di Laboratorium Kesmavet, Balai Veteriner Regional III Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan 28 sampel yang diambil secara random sampling(secara acak) pada pagi dan siang hari darisemua pasar tradisional yang berada di Kabupaten Tanggamus yaitu pasar Talang Padang, Gisting, Kota Agung dan Wonosobo. Status mikrobiologis yang diteliti adalah Salmonella sp.. Data yang diperoleh dibuat dalam bentuk tabulasi dan dianalisis secara deskriptif terhadap kondisi sampel yang diambil pada pagi dan siang hari. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwakandungan Salmonella sp.daging broiler adalah negatif.Kandungan Salmonella sp. daging broiler dari pasar-pasar
tradisional Kabupaten Tanggamussesuai denganStandar Nasional Indonesia SNI
7388:2009.
Kata kunci: broiler,Salmonella sp., pasar tradisional
ABSTRACT
This research aims to know the content of Salmonella sp. In broiler meat in traditional markets Tanggamus Regency. Identification of Salmonella sp. In broiler meat was implemented in December 2016 -- January2017 in the laboratory of veterinary public health, Regional Veterinary Hall III Bandar Lampung. This research uses 28 samples taken in random sampling on the morning and afternoon of all traditional markets in the Tanggamus Regency like
Talang Padang, Gisting, Kota Agung and Wonosobo. Status of microbiologic that is examined is Salmonella sp. The data obtained is made in the form of tabulated and analyzed in descriptive against conditions of the samples taken in the
morning and the afternoon. The results of this research show that the content of broiler meat of Salmonella sp. was negative. Content of broiler meat of Salmonella sp. from traditional markets Tanggamus Regency in accordance with National Standard of Indonesia SNI 7388:2009.
Key Words: broiler, Salmonella sp., traditional market
1314141059 Tiara Nur Etika tiaranuretika57@gmail.com2017-06-15T03:16:25Z2017-06-15T03:16:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26883This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/268832017-06-15T03:16:25ZKANDUNGAN Escherichia coli DAGING BROILER DI PASAR-PASAR
TRADISONAL KABUPATEN TANGGAMUSABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan Escherichia coli pada
daging broiler dari pasar-pasar tradisional Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini
dilaksanakan pada Desember 2016--Januari 2017. Identifikasi kandungan E.coli
dilakukan di Laboratorium Kesmavet, Balai Veteriner Regional III Lampung.
Penelitian ini menggunakan 28 sampel yang diambil secara random sampling
pada pagi dan siang hari. Data yang diperoleh dibuat dalam bentuk tabulasi dan
dianalisis secara deskriptif terhadap kondisi sampel yang diambil pada pagi dan
siang hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan E. coli daging
broiler yang diteliti dari 28 sampel yang berasal dari 4 pasar dengan 19 pedagang
yaitu terdapat 25 sampel daging yang mempunyai jumlah E. coli dibawah standar
dan 3 sampel daging yang mengandung E. coli diatas standar. Ketiga sampel
yang melebihi standar terdiri dari 1 sampel milik pedagang Liliana yang berasal
dari Pasar Gisting dengan waktu pengambilan siang hari dan 2 sampel milik
pedagang Abu Yusuf dan Agus yang berasal dari Pasar Kota Agung dengan waktu
pengambilan pagi hari.
Kata kunci: broiler, Eschericia coli, pasar tradisional
ABSTRACT
This research that conductedin December 2016 – January 2017 intended to
determine the content of Eschericia coli in broiler meat from traditional markets
of Tanggamus district. The identification of E.coli content was done in laboratory
of veterinary public health, Regional Veterinary Hall III Lampung. This research
used 28 samples that collected by random sampling in the morning and daylight.
The obtained data were made in tabulation form and analyzed descriptively to
the sample condition that collected in the morning and daylight. The results of
this research indicated that from the total of 28 sample, came from 4 markets with
19 traders, there were 25 meat samples contained amount of E.coli below the
standard and 3 samples contained the E.coli above the standard. The three
samples that exceeding the standard were consisted of 1 sample belonged to
Liliana, merchant from Gisting Market, with the daylight collecting-time and 2
samples belonged to Abu Yusuf and Agus, merchant from Kota Agung market,with
the morning collecting-time.
Key Words: broiler, Escherichia coli, traditional market1314141025 LENI SAFITRI lenisafitri25@gmail.com2017-02-10T08:11:39Z2017-02-10T08:11:39Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25543This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/255432017-02-10T08:11:39ZPENGARUH PERENDAMAN TELUR MENGGUNAKAN LARUTAN DAUN KELOR TERHADAP KUALITAS INTERNAL TELUR AYAM RASTujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas internal telur ayam ras yang direndam dengan menggunakan larutan daun kelor dan disimpan selama 30 hari. Penelitian ini dilaksanakan pada 14 Agustus--13 September 2016 bertempat di Laboratorium Produksi dan Reproduksi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Materi penelitian menggunakan telur ayam ras strain isa brown dari induk ayam berumur 60 minggu. Jumlah telur ayam ras yang digunakan sebanyak 72 butir dengan bobot awal rata-rata 63,0 ±1,514 g/butir dan koefisien varian sebesar 2,40%. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri atas 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan penelitian terdiri atas perendalam telur menggunakan larutan daun kelor 0% (b/v), 10% (b/v), 20% (b/v), dan 30% (b/v). Data hasil pengamatan dianalisis ragam pada taraf 5% dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman telur menggunakan larutan daun kelor berpengaruh nyata (P<0,05) meningkatkan indeks putih telur dan nilai haugh unit dan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap indeks kuning telur dan persentase penurunan bobot telur. Konsentrasi 30% larutan daun kelor memberikan pengaruh terbaik terhadap kualitas internal telur ayam ras.
Kata kunci: daun kelor, indeks putih telur, indeks kuning telur, nilai haugh unit,
persentase penurunan bobot telur.
ABSTRACT
The purpose of this research was to find out interior quality of egg laying hens which immersion with moringa leaf solution and storage during 30 days. This research carried out on August 14--September 13, 2016 housed in the Laboratory Animal Production and Reproduction, Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung. The material of research used 72 eggs laying hens strain isa brown from layer of 60 weeks old with the average weight 63,0±1,51 and coefficient of variation 2,40%. This research used a Completely Randomized Design with 4 treatments and 6 replicates. The trearments of research consists of immersion egg used moringa leaf solution 0% (w/v), 10% (w/v), 20% (w/v), and 30% (w/v). Analyzed data observation used varian with 5% trust level and continued with Least Significant Different test. The result showed that immersion egg with moringa leaf solution significant effect (P<0,05) increase albumin index and the haugh unit, and not significant effect (>0,05) to yolk index and percentage egg weight lo. Consentration 30% of immersion moringa leaf solution to give the best treatment to interior quality of egg laying hens.
Keyword : moringa leaf, albumin index, yolk index, the haugh unit, and percentage egg weight lost.
1214141069 Riawanriawan1993@gmail.com2017-02-10T07:37:19Z2017-02-10T07:37:19Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25541This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/255412017-02-10T07:37:19ZPENGARUH PENAMBAHAN FEED ADITIF DENGAN DOSIS BERBEDA DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM PETELURPenelitian ini dilaksanakan pada Juli – Agustus 2016 bertempat di peternakan ayam petelur Dusun Sumber Sari, Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran serta Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan feed aditif terhadap performa serta mengetahui dosis optimum penggunaan feed aditif pada ransum ayam petelur.
Rancangan percobaan yang dilakukan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan penambahan feed aditif dengan dosis (0; 0,15; 0,25; 0,35%) dan 5 ulangan, sehingga tedapat 20 satuan percobaan dan setiap satuan percobaan terdiri atas 1 ekor ayam. Materi yang digunakan pada penelitian ini yaitu 20 ekor ayam strain isa brown umur 48 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan feed aditif dengan dosis 0; 0,15; 0,25; 0,35% dalam ransum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap performa (konsumsi ransum, bobot telur, hen day, konversi ransum, dan income over feed cost (IOFC)) ayam petelur serta tidak terdapat dosis yang optimum.
Kata kunci: ayam petelur, dosis, feed aditif, dan performa.
ABSTRACT
This research was conducted in Juli-Agustus 2016 at layer farm in Sumber Sari, Taman Sari Village of Gedong Tataan District, Pesawaran Regency and Laboratory of Nutrition and Food Livestock, Animal Husbandry Departmen, Faculty of Agriculture, University of Lampung. This research aims to study 1) the effect using feed additive on feed for performances; 2) optimum doses of feed additive in feed layer.
This research used Completely Randomized Design with 4 treatments added feed additive with a dose of (0; 0,15; 0,25; and 0,35%) and 5 replications, and there were 20 experiment unit and each unit consists of 1 chicken. Material used in this research was 20 chickens strain of isa brown the age 48 weeks. The result can be conclude that addition of feed additive with a doses of 0; 0,15; 0,25; 0,35% on feed influence insignificantly (P>0.05) to the performances (feed consumption, feed convertion, egg weight, hen-day, and income over feed cost (IOFC)) layer and not found optimum doses.
Keywords: layer, doses, feed additive, and performance.
1214141081 Zaeni Hidayat Z Pzaeni.hidayat26@gmail.com