Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T13:19:21ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2023-12-19T00:37:40Z2023-12-19T00:37:40Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/77562This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/775622023-12-19T00:37:40ZPENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL MIKRO ORGANIK Zn DAN
Cu TERHADAP KUALITAS FISIK SUSU KAMBING JAWARANDU
DI MULIA FARMPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis terbaik dari pengaruh pemberian
suplementasi mineral mikro organik terhadap kualitas fisik susu kambing
Jawarandu. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2022 di Mulia Farm, Desa
Sukabanjar, Kec. Gedong Tataan, Kab. Pesawaran dan di lanjutkan dengan analisa
sampel susu di Laboratorium Produksi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan yang
diberikan yaitu, R0: Ransum Basal; R1: Ransum Basal + (Zn 20 ppm, Cu 5ppm);
R2: Ransum Basal + (Zn 40 ppm, Cu 10ppm); dan R3: Ransum Basal + (Zn 60
ppm, Cu 15ppm). Peubah yang diamati meliputi berat jenis susu, pH susu, derajat
keasaman (°SH), dan uji alkohol. Suplementasi mineral mikro organik berupa Zn
20 ppm, 40 ppm, dan 60 ppm, dan Cu 5 ppm, 10 ppm, dan 15 ppm menunjukkan
hasil yang tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat jenis susu (1,029--
1,031), pH susu (6,11--6,23), derajat keasaman (8,87--9,60SH), dan uji alkohol
(positif) susu kambing Jawarandu. Suplementasi mineral mikro organik Zn dan
Cu pada level berbeda tidak memberi pengaruh terhadap kualitas fisik baik berat
jenis, pH, dan derajat keasaman susu kambing Jawarandu.Tidak ada level terbaik
dari suplementasi mineral mikro organik Cu dan Zn pada berbagai perlakuan
yang diberikan terhadap kualitas fisik (berat jenis, pH, derajat keasaman, dan uji
alkohol) susu kambing Jawarandu
Kata kunci : Kambing Jawarandu, Kualitas fisik susu, Mineral mikro
The aim of this study was to determine the effect and the best dose of micro
organic mineral supplementation on the physical quality of Jawarandu goat milk.
This research was conducted in April 2022 at Mulia Farm, Sukabanjar Village,
Gedong Tataan District, and Pesawaran Regency, and continued with the analysis
of milk samples at the Animal Production Laboratory, Department of Animal
Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung. This study used a
randomized block design (RBD), which consisted of 4 treatments with 3
replications. The treatment given are : R0: basal ration; R1: basal ration + (Zn 20
ppm, Cu 5 ppm); R2: basal ration + (Zn 40 ppm, Cu 10 ppm); and R3: basal ration
+ (Zn 60 ppm, Cu 15 ppm). Variables observed included density of milk, milk pH,
soxlet henkel (ºSH ), and alcohol test. Supplementation of micro organic minerals
in the form of Zn at 20 ppm, 40 ppm, and 60 ppm and Cu at 5 ppm, 10 ppm, and
15 ppm showed no significant effect (P > 0,05) on the density of milk (1,029--
1,031), pH of milk (6,11--6,23), soxlet henkel (8,87--9,6ºSH), and alcohol test
(positive) of Jawarandu goat milk. Supplementation of the micro organic minerals
Zn and Cu at different levels had no effect on the physical quality, either in terms
of density of milk, pH, soxlet henkel, or alcohol test of Jawarandu goat's
milk.There is no the best level of supplementation micro organic minerals Zn and
Cu in various treatments given to the physical quality (density of milk, pH, soxlet
henkel, and alcohol test) of Jawarandu goat milk.
Key words : Jawarandu goat, Micro minerals, Physical quality of milkALFIAN RAHMAN FIKKRI 18541410092023-12-06T08:25:57Z2023-12-06T08:25:57Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/77137This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/771372023-12-06T08:25:57ZEFEKTIVITAS SUBSTITUSI SOYBEAN MEAL DAN MINERAL ORGANIK (Zn dan Cr) TERHADAP KUALITAS SEMEN
KAMBING RAMBONPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas substitusi soybean meal dan mineral organik (Zn dan Cr) pada pakan terhadap kualitas semen kambing Rambon. Penelitian ini dilaksanakan pada November 2022–Januari 2023 di kandang Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini dilakukan dengan mengelompokkan ternak berdasarkan bobot badan menjadi 3 kelompok yaitu kecil, sedang, dan besar yang berfungsi sebagai ulangan pada 12 ekor kambing Rambon dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini yaitu: P1: ransum basal 100% (silase daun singkong, onggok, bungkil sawit, dan urea 35 g), P2: ransum basal 90% dan soybean meal 10%, P3: ransum basal 100% + mineral organik (Zn 40 ppm + Cr 0,3 ppm), dan P4: ransum basal 90% + soybean meal 10% + mineral organik (Zn 40 ppm + Cr 0,3 ppm). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian pada volume semen yaitu P1 1,42; P2 1,38; P3 1,37; dan P4 1,50 ml/ejakulat, pH yaitu P1 6,8; P2 6,6; P3 6,6; dan P4 6,7, konsistensi yaitu P1 sedang; P2 sedang; P3 kental; dan P4 kental, warna semen yaitu P1 putih susu; P2 putih susu; P3 putih susu; dan P4 putih susu, bau yaitu P1 khas sperma; P2 khas sperma; P3 khas sperma; dan P4 khas sperma, gerakan massa motilitas yaitu P1 ++; P2 ++; P3 ++; dan P4 +++, motilitas individu yaitu P1 68%; P2 70%; P3 67%; dan P4 77%, persentase spermatozoa hidup yaitu P1 77%; P2 78%; P3 76%; dan P4 83%, konsentrasi spermatozoa yaitu P1 2.198; P2 2.218; P3 2.301; dan P4 2.381 juta sel/ml, dan abnormalitas yaitu P1 1,2%; P2 2,2%; P3 1,7%; dan P4 1,6%. Subtitusi ransum kombinasi dengan soybean meal dan mineral organik (Zn dan Cr) dapat memberikan pengaruh terbaik terhadap kualitas semen.
Kata kunci: Kambing Rambon, Kualitas semen, Mineral organik, dan Soybean meal
This study aims to determine the effect of adding soybean meal and organic minerals (Zn and Cr) in the feed to the sperm quality of Rambon goats. This research was conducted in November 2022–January 2023 in the farmhouse of the Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung. This research was carried out by grouping the animals based on body weight into 3 groups, namely small, medium, and large, which functioned as replications on 12 Rambon goats with 4 treatments and 3 replications. The treatments in this study were: P1: basal ration 100% (silage of cassava leaves, onggok, palm oil cake, and 35 g urea), P2: 90% basal ration and 10% soybean meal, P3: basal ration 100% + organic minerals (Zn 40 ppm + Cr 0.3 ppm), and P4: basal ration 90% + soybean meal 10% + organic minerals (Zn 40 ppm + Cr 0.3 ppm). The data obtained was analyzed using descriptive analysis. The results of the research on semen volume were P1 1,42; P2 1,38; P3 1,37; and P4 1,50 ml/ejaculate, pH of P1 6,8; P2 6,6; P3 6,6; and P4 6,7, consistency namely P1 medium; P2 medium; P3 thick; and P4 thick, cement color namely P1 milky white; P2 milky white; P3 milky white; and P4 milky white, odor namely P1 typical sperm; P2 typical sperm; P3 typical sperm; and P4 typical sperm, sperm mass motility namely P1++; P2++; P3++; and P4 +++, individual motilitiy namely P1 69%; P2 70%; P3 67%; and P4 75%, the percentage of live spermatozoa namely P1 77%; P2 78%; P3 76%; and P4 83%, spermatozoa concentration namely P1 2.198; P2 2.218; P3 2.301; and P4 2.381 million cells/ml, and on abnormalities namely P1 1,2%; P2 2,2%; P3 1,7%; and P4 1,6%. The combination of ration substitution with soybean meal and organic minerals (Zn and Cr) can have the best effect on sperm quality.
Keywords : Organic mineral, Quality of semen, Rambon goats, and Soybean mealFEBRIANY ARYNIKA 19142410332023-11-30T04:11:38Z2023-11-30T04:11:38Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/77025This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/770252023-11-30T04:11:38ZPENGARUH JINTAN HITAM (Nigella sativa) DENGAN DOSIS YANG
BERBEDA DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM
KAMPUNG ULU BETINAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jintan hitam
(Nigella sativa) dengan dosis yang berbeda dalam ransum dan untuk mengetahui
level pemberian jintan hitam (Nigella sativa) yang terbaik terhadap konsumsi
ransum, pertambahan berat tubuh, konversi ransum, dan mortalitas ayam
kampung ULU betina. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2022--Februari
2023 di Kandang Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL),
dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yang masing-masing ulangan terdiri dari 5 ekor
ayam kampung ULU betina. Perlakuan yang diberikan yaitu P0 : ransum tanpa
penambahan ekstrak Nigella sativa (kontrol), P1 : ransum dengan penambahan 36
mg/kg berat tubuh/hari ekstrak Nigella sativa, P2 : ransum dengan penambahan
72 mg/kg berat tubuh/hari ekstrak Nigella sativa, P3 : ransum dengan
penambahan 144 mg/kg berat tubuh/hari ekstrak Nigella sativa. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) pada taraf 5%
dan uji lanjut Polinomial ortogonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penambahan jintan hitam (Nigella sativa) dalam ransum tidak berpengaruh
(P>0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan berat tubuh, konversi ransum,
dan mortalitas.
Kata kunci: Ayam kampung ULU betina, Jintan hitam (Nigella sativa), Performa
This study aims to determine the effect of giving black cumin (Nigella sativa)
with different doses in the ration and to determine the best level of black cumin
(Nigella sativa) administration on ration consumption, body weight gain, ration
conversion, and mortality of female ULU native chickens. This research was
carried out from December 2022 to February 2023 in the Integrated Field
Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Lampung. This study used a
Completely Randomized Design (CRD), with 4 treatments and 3 replications,
each of which consisted of 5 female ULU native chickens. The treatments given
were P0 : ration without the addition of Nigella sativa extract (control), P1 : ration
with the addition of 36 mg/kg body wight/day of Nigella sativa extract, P2 : ration
with the addition of 72 mg/kg body weight/day of Nigella sativa extract, P3 :
ration with the addition of 144 mg/kg body weight/day Nigella sativa extract. The
data obtained were analyzed using ANOVA (Analysis of Variance) at the 5%
level and the advanced test used was the Orthogonal Polynomial test. The results
showed that the addition of black cumin (Nigella sativa) to the ration had no
effect (P>0.05) on ration consumption, body weight gain, ration conversion, and
mortality.
Key words: Black Cumin (Nigella Sativa), Female ULU Native Chicken,
PerformanceWulandari Mely19142410232023-11-23T02:10:18Z2023-11-23T02:10:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/76957This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/769572023-11-23T02:10:18ZPENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ACIDIFIER (ASAM SITRAT) PADA
AIR MINUM TERHADAP BOBOT HIDUP, BOBOT KARKAS, DAN BOBOT
LEMAK ABDOMINAL AYAM ULUAyam ULU memiliki kemampuan mencerna makanan yang belum maksimal.
Oleh karena itu, perlu adanya acidifier yang berperan untuk meningkatkan
penyerapan nutrien pada saluran pencernaan ayam ULU. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian acidifier (asam sitrat) terhadap bobot
hidup, bobot karkas,dan bobot lemak abdominal ULU dan untuk mengetahui level
pemberian acidifier (asam sitrat) yang terbaik terhadap bobot hidup, bobot karkas,
dan bobot lemak abdominal ULU. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei-Juli 2023,
dikandang open house Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas
Lampung. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL),
dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan yang masing-masing ulangan terdiri dari 10
ekor ayam ULU. Perlakuan yang diberikan yaitu P0: air minum tanpa
penambahan acidifier (asam sitrat) (kontrol), P1: air minum dengan penambahan
acidifier (asam sitrat) 0,5%, P2: air minum dengan penambahan acidifier (asam
sitrat) 1.0%, P3:air minum dengan penambahan acidifier (asam sitrat) 1.5%. Data
yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) pada
taraf 5% dan uji lanjut yang digunakan adalah uji beda nyata terkecil (BNT). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penambahan larutan acidifier (asam sitrat) pada
air minum berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot lemak abdominal. Namun
tidak berpengaruh terhadap bobot hidup dan bobot karkas.
Kata Kunci: Asam sitrat, ayam ULU, bobot hidup, bobot karkas, dan bobot
lemak abdominal
malhannadirsyah@gmail.com MALHAN 19541410012023-10-30T07:36:17Z2023-10-30T07:36:17Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/76782This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/767822023-10-30T07:36:17ZPENGARUH UMUR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP TINGKAT
INFESTASI CACING SALURAN PENCERNAAN PADA KERBAU RAWA
( BUBALUS BUBALIS LINN.) DI KECAMATAN TRIMURJO
KABUPATEN LAMPUNG TENGAHPenelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah
pada April 2023, bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur dan jenis kelamin
terhadap tingkat infestasi cacing saluran pencernaan pada Kerbau Rawa. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode survei . Pengambilan data dilakukan
dengan cara mengambil semua sampel feses yang berasal dari 72 ekor Kerbau
Rawa di 2 kelurahan dan 3 desa yang terdapat pada Kecamatan Trimurjo yaitu
Kelurahan Adipuro dan Trimurjo, kemudian Desa Depok Rejo, Pujoasri, dan
Pujokerto. Pemeriksaan sampel feses dilakukan di Balai Veteriner Lampung
menggunakan uji Mc. Master dan uji sedimentasi. Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan Uji Chi-Square pada taraf 5% dan data mengenai jenis cacing yang
menginfestasi dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan jenis
kelamin antara jantan dan betina tidak ada perbedaan terhadap tingkat infestasi
cacing saluran pencernaan (P>0,05) dengan tingkat infestasi jenis kelamin jantan
yaitu sebesar 35,71% dan jenis kelamin betina yaitu sebesar 37,93%. Hasil
penelitian menunjukkan umur <2,5 tahun dan >2.5 tahun tidak ada perbedaan
terhadap tingkat infestasi cacing saluran pencernaan (P>0,05) dengan tingkat
infestasi umur <2,5 tahun yaitu sebesar 38,13% dan umur >2,5 tahun yaitu sebesar
34,72%. Jenis cacing yang ditemukan pada Kerbau Rawa berasal dari kelas
Trematoda (Paramphistomum sp.), dan Trichuris sp.
Kata kunci : cacing saluran pencernaan, jenis kelamin, infestasi, kerbau rawa,
umur
This research was conducted in Trimurjo District, Central Lampung Regency in
April 2023, aiming to determine the effect of age and sex on the level of intestinal
worm infestation in Buffalo. The research method used is survey method. Data
collection was carried out by taking all faecal samples from 72 Swamp Buffalo in
2 sub-districts and 3 villages in the Trimurjo District, namely Adipuro and
Trimurjo Sub-Districts, then Depok Rejo, Pujoasri, and Pujokerto Villages. Stool
sample examination was carried out at the Lampung Veterinary Center using the
Mc test. Master and sedimentation test. The data obtained were analyzed using
TestChi-Square at the level of 5% and data regarding the type of worm that
infested were analyzed descriptively. The results showed that gender had no
significant effect on the level of worm infestation in the digestive tract (P>0.05)
with a lower infestation rate for males, which was 35.71%, and females, which
was 37.93%. The results showed that age had no significant effect on the rate of
worm infestation in the digestive tract (P>0.05), with a infestation rate of <2.5
years, which was 38.13% and than age > 2.5 years, namely 34.72%. The type of
worm found in the Swamp Buffalo belongs to the Trematoda class
(Paramphistomum sp.), and Trichuris sp.
Keywords: digestive tract worms, sex, infestation,swamp buffalo, sex, ageRamadhan Dimas Arif19141410252023-10-24T07:23:24Z2023-10-24T07:23:24Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/76741This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/767412023-10-24T07:23:24ZPENGARUH PEMBERIAN JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP
KADAR HDL (High density lipoprotein) DAN LDL (Low density lipoprotein)
DARAH AYAM ULU JANTANThis study aims to determine the effect of black cumin (Nigella sativa) in
increasing HDL levels and reducing LDL levels in the blood of male ULU
chickens. The research was carried out in December 2022—February 2023 at the
Integrated Field Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Lampung.
Analysis of HDL and LDL levels was carried out at Pramitra Biolab Indonesia.
This research used 60 male ULU chickens. This study used a completely
randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. The treatments
given were commercial feed without Black Cumin (P0), commercial feed with 36
mg/kg BW/day Black Cumin (P1), commercial feed with 72 mg/kg BW/day
Black Cumin (P2), commercial feed with 144 mg /kg BW/day Black Cumin (P3).
The data obtained were analyzed using analysis of variance with a significance
level of 5% and continued with orthogonal polynomials. The polynomial test
results have a linear pattern with an equation for HDL levels, namely ŷ= 0.0267x
+ 69.067 [0;144 mg/kg] and LDL levels with a quadratic pattern, namely ŷ=-
0.0016x2 + 0.2444x + 27.203 [0;144 mg /kg]. The optimum dose of Black Cumin
for HDL and LDL levels is 144 mg/kg with HDL levels of 73.67 mg/dl and LDL
levels of 28.67 mg/dl.
Keywords: Black Cumin (Nigella sativa), HDL, LDL, ULU chicken
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Jintan Hitam (Nigella sativa)
dalam meningkatkan kadar HDL dan menurunkan kadar LDL pada darah ayam
ULU jantan. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2022—Februari 2023 di
Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Analisis
kadar HDL dan LDL dilaksanakan di Pramitra Biolab Indonesia. Penelitian ini
menggunakan 60 ekor ayam ULU jantan. Penelitian ini menggunakan rancangan
acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan
yaitu pakan komersil tanpa Jintan Hitam (P0), pakan komersil dengan 36 mg/kg
BB/hari Jintan Hitam (P1), pakan komersil dengan 72 mg/kg BB/hari Jintan Hitam
(P2), pakan komersil dengan 144 mg/kg BB/hari Jintan Hitam (P3). Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam dengan taraf nyata 5% dan
dilanjutkan dengan polinomial ortogonal. Hasil uji polinomial berpola linear
dengan persamaan pada kadar HDL yaitu ŷ= 0,0267x + 69,067 [0;144 mg/kg] dan
kadar LDL dengan pola kuadratik yaitu ŷ=-0,0016x2 + 0,2444x + 27,203 [0;144
mg/kg]. Dosis Jintan Hitam yang optimum pada kadar HDL dan LDL yaitu 144
mg/kg dengan kadar HDL 73,67 mg/dl dan kadar LDL yaitu 28,67 mg/dl.
Kata kunci: Ayam ULU Jantan, HDL, Jintan Hitam (Nigella sativa), LDLMAISAROH SITI19142410362023-10-20T09:30:48Z2023-10-20T09:30:48Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/76710This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/767102023-10-20T09:30:48ZEFEKTIVITAS PEMBERIAN JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP
TOTAL LEUKOSIT DAN DIFERENSIAL LEUKOSIT AYAM UNGGAS
LESTARI UNGGUL (ULU) JANTANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian jintan hitam (Nigella
sativa) terhadap total leukosit dan diferensial leukosit pada ayam unggas lestari
unggul (ULU) jantan. Mengetahui dosis jintan hitam (Nigella sativa) yang terbaik
terhadap total leukosit dan diferensial leukosit pada ayam ULU jantan. Penelitian ini
telah dilaksanakan pada bulan Desember 2022 sampai Februari 2023 di unit kandang
Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan
Laboratorium Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah
Mada, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode eksperimental rancangan acak lengkao (RAL) dengan 4 perlakuan dengan
setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. P0 : pakan tanpa campuran Nigella sativa
P1 : pakan dengan 36 mg/kg BB/hari Nigella sativa P2 : pakan dengan 72 mg/kg
BB/hari Nigella sativa P3 : pakan dengan 144 mg/kg BB/ hari Nigella sativa. Data
yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian Nigella sativa pada ayam ULU jantan umur 56 hari memiliki nilai ratarata
leukosit dan diferensial leukosit pada kisaran normal. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan pemberian Nigella sativa pada ayam ULU jantan dianjurkan
dengan dosis 72 mg/kg BB/hari.
Kata kunci : Nigella sativa, Ayam ULU, Leukosit, Diferensial Leukosit.
This study aims to determine the effectiveness of black cumin (Nigella sativa)
administration on total leukocytes and leukocyte differential in male superior
sustainable poultry (ULU) rooster. Knowing the best dose of black cumin (Nigella
sativa) on total leukocytes and leukocyte differential in male ULU chickens. This
research was carried out from December 2022 to February 2023 in the cage unit of
the Integrated Field Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Lampung and
Clinical Pathology Laboratory, Faculty of Veterinary Medicine, Gadjah Mada
University, Special Region of Yogyakarta. This research was conducted using the
experimental method a completely randomized design with 4 treatments with each
treatment being repeated 3 times. P0: feed without Nigella sativa mixture P1: feed
with 36 mg/kg BW/day Nigella sativa P2: feed with 72 mg/kg BW/day Nigella sativa
P3: feed with 144 mg/kg BW/day Nigella sativa. The data obtained were analyzed
descriptively. The results showed that the administration of Nigella sativa to male
ULU chickens aged 56 days had an average leukocyte and leukocyte differential
value in the normal range. Based on research that has been done, giving Nigella
sativa to male ULU chickens is recommended at a dose of 72 mg/kg BW/day.
Keywords: Nigella sativa, ULU chicken, leukocytes, leukocyte differentia. Rohayanti 19142410322023-10-19T03:26:33Z2023-10-19T03:26:33Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/76632This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/766322023-10-19T03:26:33ZPENGARUH PEMBERIAN TONGKOL JAGUNG TERAMONIASI
TERHADAP RESPONS FISIOLOGIS PADA SAPI BRAHMAN CROSSThis study was conducted to determine the effect and to feel the best dose of urea
in the administration of ammoniated corn cobs on the physiological response of
Brahman Cross cows. This research was carried out in September--December
2021 at KPT Maju Sejahtera, Wawasan Village, Tanjung Sari District, South
Lampung Regency. The design used was a compeletely Randomized Block
(CRBD) consisted of 3 treatments and 3 eplication. The treatment given was P0:
80% Basal feed + 20% corn cobs without ammoniation (0% urea), P1: 80% Basal
feed + 20% ammoniated corn cobs (2.5% urea), and P2: 80% Basal feed + 20%
ammoniated corn cobs (5% urea). The number of cows in this study was nine
Brahman Crosses. (Variables observed include respiratory frequency, heart rate
and rectal temperature in Brahman Cross cows). The results showed that the
treatment of P0 (Corn cob without ammonitation), P1 (Ammoniation of corn cob
2.5%), and P2: 80 % Basal feed + 20 % ammoniated corn cobs (5% urea). The
number of cows in this study was nine Brahman Crosses. Variables observed
include respiratory frequency, heart rate and rectal temperature in Brahman Cross
cows. The data obtained is analyzed descriptively, so that the data obtained is
easy to add up and makes it easier to organize the data. Next, the resulting data
will be described to determine the results of data obtained from the field. The
results showed that supplementation with corncob ammonia with different doses
of urea produced relatively similar physiological responses (respiration frequency,
heart rate frequency, and rectal temperature) in Brahman Cross cattle.
Keywords : Ammoniation, Brahman Cross, Physiological response, Corn cob
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dan dosis urea terbaik dalam
pemberian tongkol jagung teramoniasi terhadap respon fisiologis sapi Brahman
Cross. Penelitian ini telah dilaksanakan pada September—Desember 2021 yang
bertempat di KPT Maju Sejahtera, Desa Wawasan, Kecamatan Tanjung Sari,
Kabupaten Lampung Selatan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 3 kelompok sebagai ulangan.
Perlakuan yang diberikan yaitu P0: 80 % Pakan basal + 20 % tongkol jagung
tanpa teramoniasi (0% urea), P1: 80 % Pakan basal + 20 % tongkol jagung
teramoniasi (2,5% urea), dan P2: 80 % Pakan basal + 20 % tongkol jagung
teramoniasi (5% urea). Jumlah sapi pada penelitian ini sebanyak sembilan ekor
Brahman Cross. (Variabel yang diamati meliputi frekuensi pernapasan, denyut
jantung dan suhu rektal pada sapi Brahman Cross). Data yang diperoleh dianalisis
secara deskriptif, agar data yang diperoleh mudah di jumlah, dan mempermudah
penataa data. Selanjutnya data yang dihasilkan akan dideskripsikan untuk
mengetahui hasil perolehan data yang didapat dari lapangan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian suplementasi amoniasi tongkol jagung dengan
dosis urea yang berbeda menghasilkan respon fisiologis yang relatif sama
(frekuensi respirasi, frekuensi denyut jantung, dan suhu rektal) pada sapi Brahman
Cross.
Kata Kunci : Amoniasi, Brahman Cross, Respon fisiologis, Tongkol jagung. Maria17141410062023-10-16T06:10:05Z2023-10-16T06:10:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/76483This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/764832023-10-16T06:10:05ZPERBANDINGAN SUPLEMENTASI MINERAL Ca ORGANIK DAN Mg
ORGANIK DENGAN Ca SABUN DAN Mg SABUN DALAM RANSUM
TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT TUBUH, KONSUMSI
RANSUM, DAN EFISIENSI RANSUM
PADA KAMBING RAMBONPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan terbaik dari perbandingan
suplementasi mineral organik dengan mineral organik sabun dalam ransum
terhadap pertambahan bobot tubuh, konsumsi ransum, dan efisiensi ransum.
Penelitian ini dilaksanakan pada Februari--Maret 2023 yang berlokasi di Kandang
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penilitian ini
dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 3
perlakuan dan 4 ulangan, dengan menggunakan 12 ekor kambing rambon jantan.
Perlakuan yang digunakan yaitu P1: ransum basal (onggok, silase daun singkong,
bungkil sawit, dan dedak padi), P2: ransum basal + mineral organik (Ca dan Mg),
dan P3: ransum basal + mineral organik sabun (Ca dan Mg). Data yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan Analisis Sidik Ragam (ANOVA). Hasil
penelitian pada pertambahan bobot tubuh sebesar (P1=2,38; P2=3,38; dan
P3=2,63) kg/40 hari, pada konsumsi ransum pada masing-masing perlakuan
(P1=1230,63; P2=1214,89; dan P3=1145,09) g/hari, kemudian pada efisiensi
ransum sebesar (P1=4,25%; P2=6,18%; dan P3=5,05%). Disimpulkan
suplementasi mineral organik (Ca dan Mg) pada perlakuan P2 memberikan
pengaruh terbaik terhadap pertambahan bobot tubuh, konsumsi ransum, dan
efisiensi ransum dibandingkan mineral sabun (Ca dan Mg) pada perlakuan P3.
Kata Kunci: Efisiensi, Kambing Rambon, Konsumsi, Mineral Organik, Mineral
iSabun, Pertambahan bobot tubuh.
This study aims to determine the best treatment of the comparison of organic
mineral supplementation with organic mineral soap in the ration on body weight
gain, ration consumption, and ration efficiency. This research was conducted in
February-March 2023 at the Animal Husbandry Department Stables, Faculty of
Agriculture, University of Lampung. This research was conducted using a
Randomized Group Design (RGD) consisting of 3 treatments and 4 replications,
using 12 male rambon goats. The treatments used were P1: basal ration (onggok,
cassava leaf silage, palm kernel cake, and rice bran), P2: basal ration + organic
minerals (Ca and Mg), and P3: basal ration + soap organic minerals (Ca and Mg).
The data obtained were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA). The
results of the study on body weight gain amounted to (P1=2,38; P2=3,38; and
P3=2,63) kg/40 days, on ration consumption in each treatment (P1=1230,63;
P2=1214,89; and P3=1145,09) g/day, then on ration efficiency of (P1=4,25%;
P2=6,18%; and P3=5,05%). It was concluded that supplementation of organic
minerals (Ca and Mg) in the P2 treatment gave the best effect on body weight
gain, ration consumption, and ration efficiency compared to soap minerals (Ca
and Mg) in the P3 treatment.
Keywords: Body weight gain, consumption, efficiency, organic minerals,
iRambon goats, Soap minerals.Zahir Alwan Kohir Muhammad 19141410212023-10-12T07:42:18Z2023-10-12T07:42:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/76331This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/763312023-10-12T07:42:18ZPERBANDINGAN SUPLEMENTASI JENIS MINERAL ORGANIK
DALAM RANSUM TERHADAP JUMLAH ERITROSIT, HEMATOKRIT
DAN GLUKOSA DARAH PADA KAMBING RAMBONPenelitian ini betujuan untuk mengetahui perbandingan dan perlakuan terbaik
mineral organik dengan mineral sabun dalam ransum terhadap jumlah eritrosit,
hematokrit dan glukosa darah pada kambing rambon. Penellitian ini dilaksanakan
pada Februari-April 2023 dan berlokasi di Kandang Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung. Percobaan dilakukan pada 12 ekor kambing
rambon jantan, dengan Rancangaan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 3
perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini yaitu: P1 : ransum basal
(onggok, silase daun singkong, bungkil sawit, dan dedak ), P2 : ransum basal +
mineral organik (Ca dan Mg), dan P3 : ransum basal + mineral sabun (Ca dan
Mg). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisi Sidik Ragam
(ANOVA). Peubah yang diamati adalah eritrosit, hematokrit dan glukosa darah.
Berdasarkan penelitiain yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perlakuan
pemberian mineral organik (Ca dan Mg) dan mineral sabun (Ca dan Mg) tidak
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap jumlah eritrosit, hemtokrit, dan glukosa
darah pada kambing rambon.
Kata Kunci: Eritrosit, Hematokrit, Glukosa Darah, Rambon, Mineral Organik,
Mineral Sabun.
This study aims to determine the best comparison and treatment of organik
minerals with soap minerals in rations on the number of erythrocytes, hematocrit
and blood glucose in rambon goats. This research was conducted in February-
April 2023 and is located in the Animal Husbandry Department, Faculty of
Agriculture, University of Lampung. The experiment was carried out on 12 male
rambon goats, using a randomized block design (RAK) consisting of 3 treatments
and 4 replications. Treatments in this study were: P1: basal ration (cassava,
cassava leaf silage, palm oil cake, and bran), P2: basal ration + organik minerals
(Cad and Mg), and P3: basal ration + soap minerals (Ca and Mg). The data
obtained were analyzed using analysis of varience (ANOVA). The observed
variables were erythrocytes, hematocrit and blood glucose. Based on the research
that has been done, it can be concluded that the treatment of giving organik
minerals (Ca and Mg) and mineral soap (Ca and Mg) did not significantly affect
the number of erythrocytes, hematocrit and blood glucose in rambon goats.
Keywords: Erythrocytes, Hematocrit, Blood Glucose, Rambon, Organik Minerals,
Soap Minerals.Beninda Adellia19142410452023-10-12T07:09:08Z2023-10-12T07:09:08Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/76327This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/763272023-10-12T07:09:08ZPERBANDINGAN SUPLEMENTASI MINERAL KALSIUM DAN MAGNESIUM METIONIN DENGAN KALSIUM DAN MAGNESIUM SABUN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN
BAHAN KERING DAN KECERNAAN BAHAN
ORGANIK PADA KAMBING RAMBONPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan suplementasi mineral kalsium dan magnesium metionin dengan kalsium dan magnesium sabun dalam ransum terhadap kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik pada kambing Rambon, serta mengetahui perlakuan terbaik pada perbandingan suplementasi mineral kalsium dan magnesium metionin dibandingkan kalsium dan magnesium sabun dalam ransum terhadap kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik pada kambing Rambon. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari- Maret 2023 di kandang kambing jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini yaitu ransum basal (P1), P1+ 3,8412 g Ca/Kg BK dan 0,5063 g Mg/Kg BK dengan teknis pemberian dalam bentuk Ca metionin dan Mg metionin (P2), P1 + 3,8412 g Ca/Kg BK dan 0,5063 g Mg/Kg BK dengan teknis pemberian dalam bentuk Ca sabun dan Mg sabun (P3). Data dianalisis dengan analisis of variance (ANOVA). Hasil penelitian menunjukan bahwa suplementasi mineral Ca dan Mg metionin dibanding Ca dan Mg sabun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kecernaan bahan kering (KCBK) dan kecernaan bahan organik (KCBO) kambing Rambon.
Kata Kunci : Kambing Rambon, Mineral Ca, Mineral Mg, Metionin, Mineral Organik Sabun, Kecernaan Bahan Kering, Kecernaan Bahan Organik
This study aims to determine the comparison of calcium and magnesium methionine mineral supplementation with calcium and magnesium soap in the ration on dry matter digestibility and organic matter digestibility in Rambon goats, as well as to find out the best treatment for the comparison of calcium and magnesium methionine mineral supplementation compared to calcium and magnesium soap in the ration on dry matter digestibility and organic matter digestibility in Rambon goats. This research was conducted in February-March 2023 in the goat pen, Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung. This study used a randomized block design (RBD) with 3 treatments and 4 replications. The treatment given in this study was basal ration (P1), P1 + 3.8412 g Ca/Kg DM and 0.5063 g Mg/Kg DM with technical administration in the form of Ca methionine and Mg methionine (P2), P1 + 3.8412 g Ca/Kg BK and 0.5063 g Mg/Kg BK with technical administration in the form of Ca soap and Mg soap (P3). Data were analyzed by analysis of variance (ANOVA). The results of the study showed that supplementation of Ca and Mg methionine minerals compared to Ca and Mg soap had no significant effect (P>0.05) on the dry matter digestibility (KCBK) and organic matter digestibility (KCBO) of Rambon goats.
Keywords: Rambon Goat, Mineral Ca, Mineral Mg, Methionine, Organic Mineral Soap, Digestibility of Dry Matter, Digestibility of Organic MatterMela Antika Dea 19142410312023-09-27T06:17:04Z2023-09-27T06:17:04Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/75900This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/759002023-09-27T06:17:04ZEFEKTIVITAS SUPLEMENTASI JINTAN HITAM (Nigella sativa)
TERHADAP TITER ANTIBODI AVIAN INFLUENZA (AI) DAN
NEWCASTLE DISEASE (ND) PADA AYAM ULU BETINAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas suplementasi Jintan hitam
(Nigella sativa) yang ditambahkan dalam pakan komersil terhadap titer antibodi
Avian Influenza (AI) dan Newcastle Disease (ND) pada ayam ULU betina.
Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2022 hingga Februari 2023 di
Kandang Laboratorium Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan
Laboratorium Medilab PT. Medion Lampung. Bahan yang digunakan terdiri dari
DOC ayam ULU betina, ekstrak Jintan hitam, vaksin dan lainnya. Penelitian ini
dilaksanakan secara eksperimental terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu P0
sebagai kontrol kemudian yang diberi ekstrak Jintan hitam ada P1 sebanyak 36
mg/kg BB/hari; P2 sebanyak 72 mg/kg BB/hari; dan P3 sebanyak144 mg/kg
BB/hari. Data pengamatan yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk tabulasi
dan histogram kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini
menunjukkan nilai rata-rata titer antibodi AI tertinggi yaitu pada P3 (log 255,22)
dan titer antibodi ND tertinggi pada P3 (log 743,11).
Kata kunci : Jintan Hitam, ULU, Titer Antibodi AI, Titer Antibodi ND
This study aims to determine the effectiveness of black cumin (Nigella sativa)
supplementation added to commercial feed against Avian Influenza (AI) and
Newcastle Disease (ND) antibody titers in female ULU chicken.. This research
was carried out from December 2022 to February 2023 in the Integrated
Laboratory of the Faculty of Agriculture, Lampung University and the Medilab
Laboratory of PT. Medion Lampung. The ingredients used consist of DOC ULU
hens, black cumin extract, vaccines and others. This research was carried out
experimentally consisting of 4 treatments and 3 replications, namely P0 as a
control then given black cumin extract there was P1 as much as 36 mg/kg
BW/day; P2 as much as 72 mg/kg BW/day; and P3 as much as 144 mg/kg
BW/day. Obtained observational data are presented in the form of tabulations and
histograms and then analyzed descriptively. The results of this study showed that
the highest average value of AI antibody titer was at P3 (log 255.22) and the
highest ND antibody titer was at P3 (log 743.11).
Keywords : Black Cumin, ULU, AI Antibody Titer, ND Antibody TiterEnjelina Habiahan Renta 19141410492023-09-25T02:38:48Z2023-09-25T02:38:48Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/75816This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/758162023-09-25T02:38:48ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa Oleifera) DALAM AIR MINUM TERHADAP KONSUMSI RANSUM, HEN-DAY
PRODUCTION DAN INCOME OVER FEED COST
PADA AYAM RAS PETELURPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) pada air minum terhadap konsumsi ransum, hen-day production, Income Over Feed Cost dan dosis terbaik ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) dalam air minum terhadap performa ayam ras petelur. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2023--Maret 2023 di kandang CV. Margaraya Farm di Dusun Sukananti II, Desa Marga Raya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan, setiap ulangan berisi 5 ekor ayam. Perlakuan yang diberikan yaitu air minum tanpa ekstrak daun kelor (P0), air minum dengan dosis 0,5 % ekstrak daun kelor (P1), air minum dengan dosis 1 % ekstrak daun kelor (P2) dan air minum dengan dosis 1,5% ekstrak daun kelor (P3). Data yang diperoleh dianalisis ragam pada taraf 5% dan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun kelor dengan dosis yang berbeda dalam air minum ayam ras petelur, berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, hen-day production dan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap Income Over Feed Cost dengan dosis ekstrak 0,5% menghasilkan Income Over Feed Cost 1,8.
Kata kunci: Ayam Ras Petelur, Ekstrak Daun Kelor, Konsumsi Ransum, Hen-day Production, dan Income Over Feed CostTrysa Gani Fajriko19541410092023-09-21T08:29:58Z2023-09-21T08:29:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/75773This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/757732023-09-21T08:29:58ZPENGARUH PENAMBAHAN Soybean Meal SEBAGAI SUMBER PROTEIN DAN MINERAL ORGANIK (Zn dan Cr) TERHADAP GLUKOSA DARAH DAN TOTAL PROTEIN PLASMA PADA KAMBING RAMBON JANTANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan soybean meal
dan mineral organik (Zn dan Cr) terhadap Glukosa Darah dan Total Protein
Plasma pada kambing Rambon jantan. Penelitian ini dilaksanakan November
2022--Januari 2023 di Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung, Bandar lampung. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 kelompok sebagai ulangan,
dengan menggunakan 12 kambing Rambon jantan. Perlakuannya adalah P1;
ransum basal 100%, P2; 90% ransum basal + 10% soybean meal, dan P3; 100%
rasum basal + mineral organik (Zn 40 ppm dan Cr 0,3 ppm), P4; 90% ransum
basal + 10% soybean meal + mineral organik (Zn 40 ppm dan Cr 0,3 ppm). Data
yang diperoleh dianalisis ragam pada taraf 5% dan uji lanjut BNT. Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap
Glukosa Darah dan Total Protein Plasma pada kambing Rambon jantan.
Kata kunci: Soybean meal dan mineral organik (Zn dan Cr) glukosa darah dan
total protein plasma, Kambing Rambon jantan
This study aims to determine the effect of the addition of soybean meal and
organic minerals (Zn and Cr) on Blood Glucosa and Total Protein Plasma in male
Rambon goats. This research was conducted November 2022-January 2023 at the
Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, Univesity of Lampung,
Bandar lampung. This study was conducted using a Randomized Group Design
(RAK) with 4 treatments and 3 groups, using 12 male Rambon goats. The
treatments were P1; 100% basal ration, P2; 90% basal ration + 10% soybean
meal, and P3; 100% basal ration + organic minerals (Zn 40 ppm and Cr 0.3 ppm),
P4; 90% basal ration + 10% soybean meal +. organic minerals (Zn 40 ppm and Cr
0.3 ppm). The data obtained were analyzed for variance at the 5% level and BNT
further test. The results of this study showed that the treatment had no significant
effect (P>0.05) on Blood Glucose and Total Plasma Protein in male Rambon
goats.
Keywords: Soybean meal, and Organic Minerals (Zn and Cr) Blood Glucose and
Total Plasma Protein, Male Rambon goats.RAMADANI FAJAR 19542410062023-09-20T00:58:51Z2023-09-20T00:58:51Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/75721This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/757212023-09-20T00:58:51ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma
xanthorrhiza) DALAM AIR MINUM TERHADAP BOBOT HIDUP, BOBOT
KARKAS, DAN BOBOT LEMAK ABDOMINAL AYAM KUBPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza) pada air minum terhadap bobot hidup, bobot karkas dan bobot lemak abdominal ayam KUB dan untuk mengetahui dosis terbaik ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dalam air minum terhadap bobot hidup, bobot karkas dan bobot lemak abdominal ayam KUB. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2022--Februari 2023 di Laboratorium Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan, setiap ulangan berisi 10 ekor ayam KUB. Perlakuan yang diberikan yaitu air minum tanpa ekstrak temulawak (P0), air minum dengan dosis 5 % ekstrak (P1), air minum dengan dosis 10 % ekstrak temulawak (P2) dan air minum dengan dosis 15 % ekstrak temulawak (P3). Data yang diperoleh dianalisis ragam pada taraf 5% dan uji lanjut yang digunakan adalah uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian esktrak temulawak dengan dosis yang berbeda dalam air minum ayam KUB, berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap bobot hidup, bobot karkas, dan bobot lemak abdominal ayam KUB.
Kata Kunci: Ayam KUB, Bobot Hidup, Bobot Karkas, Bobot Lemak Abdominal, TemulawakWidodo Imam19141410432023-09-14T03:12:06Z2023-09-14T03:12:06Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/75595This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/755952023-09-14T03:12:06ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma
xanthorrhiza) DALAM AIR MINUM TERHADAP
EFISIENSI PROTEIN RANSUM AYAM KUBPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorriza) dalam air minum ayam KUB terhadap konsumsi ransum, efisiensi
ransum, konsumsi protein, dan rasio efisiensi protein ransum. Penelitian ini
dilaksanakan pada Desember 2022--Februari 2023 di kandang Laboratorium Terpadu,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pembuatan ekstrak temulawak dilakukan
di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4
perlakuan dan 5 ulangan, dengan satu unit percobaan terdiri dari 10 ekor ayam. Total
ayam KUB yang digunakan sebanyak 200 ekor. Perlakuan yang diberikan 0%
ekstrak temulawak (P0), air minum dengan dosis 5% ekstrak temulawak (P1), air
minum dengan dosis 10% ekstrak temulawak (P2), dan air minum dengan dosis 15%
ekstrak temulawak (P3). Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum
ekstrak temulawak tanpa ekstrak temulawak (P0), maupun air minum dengan dosis
5% (P1), 10% (P2), dan 15% (P3) ekstrak temulawak tidak berpengaruh nyata
(P>0,05) terhadap konsumsi ransum, efisiensi ransum, konsumsi protein, dan
efisiensi protein ransum ayam KUB. Pemberian ekstrak temulawak sampai dosis
15% masih dapat diterima oleh ayam KUB, meskipun belum mampu meningkatkan
konsumsi ransum, efisiensi ransum, konsumsi protein, dan rasio efisiensi protein
ransum ayam KUB.
Kata kunci : Ayam KUB, Temulawak, Konsumsi Ransum, Efisiensi Ransum,
Konsumsi Protein, Efisiensi Protein Ransum
This study aims to determine the effect of tumeric extract (Curcuma xanthorriza) in
the drinking water of KUB chickens on ration consumption, ration efficiency, protein
consumption, and protein efficiency ratio. This research was conducted in December
2022--February 2023 in the Integrated Laboratory, Faculty of Agriculture, University
of Lampung. Tumeric extract is made at the Laboratory of Agricultural Product
Technology, Faculty of Agriculture, University of Lampung. This study used a
completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 5 replications, with one
experimental unit consisting of 10 chickens. That the total number of KUB chickens
used is 200 chickens. The treatment was given 0% tumeric extract (P0), drinking
water with a dose of 5% tumeric extract (P1), drinking water with a dose of 10%
tumeric extract (P2), and drinking water with a dose of 15% tumeric extract (P3). The
results of the analysis of variance showed that giving tumeric extract drinking water
without tumeric extract (P0), as well as drinking water at doses of 5% (P1), 10% (P2),
and 15% (P3) of tumeric extract had no significant effect (P>0.05) on ration
consumption, efficiency protein consumption, and protein efficiency ratio of KUB
chickens. Giving tumeric extract up to a dose of 15% is still acceptable to KUB
chickens, although it has not been able to increase ration consumption, ration
efficiency, protein consumption, and protein efficiency ratio of KUB chickens.
Keywords: KUB Chicken, Tumeric, Feed Consumption, Feed Efficiency, Protein
Consumption, Feed Protein Efficiency.TUTUARIMA FIKA 19542410072023-09-14T02:50:17Z2023-09-14T02:50:17Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/75583This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/755832023-09-14T02:50:17ZPROFIL TITER ANTIBODI AVIAN INFLUENZA DAN NEWCASTLE
DISEASE PADA AYAM PETELUR YANG DIBERI SUPLEMENTASI
EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) PADA AIR MINUMPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui titer antibodi AI dan ND pada ayam
petelur yang diberi suplementasi ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) pada air
minum, dilaksanakan pada 26 Januari--Maret 2023 di CV Margaraya Farm.
Analisis titer antibodi dilakukan di laboratorium Virologi Balai Veteriner
Lampung. empat perlakuan dan enam ulangan yaitu air minum tanpa Moringa
Oleifera (P0), Dosis 0,5% (0,5 ml ekstrak + 99,5 ml air) (P1), Dosis 1% (1 ml
ekstrak + 99 ml air) (P2), Dosis 1,5% (1,5 ml ekstrak + 98,5 ml air) (P3).
Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pemberian Moringa
oleifera dengan dosis 0,5% (0,5 ml ekstrak + 99,5 ml air) menunjukkan nilai
tertinggi pada AI (Avian Infleunza) dengan hasil log 109,33 dan ND (Newcastle
Disease) dengan hasil log 298,67 yang disajikan dalam bentuk tabulasi dan
histogram.
Kata kunci : profil titer antibodi, Avian Influenza, Newcastle Disease, ayam
petelur, ekstrak daun kelor, air minum
This study aims to determine the titers of AI and ND antibodies in laying hens
supplemented with Moringa oleifera leaf extract in drinking water, carried out
from January 26 to March 2023 at CV Margaraya Farm. Antibody titer analysis
was carried out at the Virology Laboratory of the Lampung Veterinary Institute.
four treatments and six replicates namely drinking water without Moringa
Oleifera (P0), 0.5% dose (0.5 ml extract + 99.5 ml water) (P1), 1% dose (1 ml
extract + 99 ml water) ( P2), 1.5% dose (1.5 ml extract + 98.5 ml water) (P3).
Based on the results of the descriptive analysis showed that giving Moringa
oleifera at a dose of 0.5% (0.5 ml extract + 99.5 ml water) showed the highest
value in AI (Avian Infleunza) with a log result of 109.33 and ND (Newcastle
Disease) with log 298.67 results presented in the form of tabulations and
histograms.
Keywords : antibody titer profile, Avian Influenza, newcastle disease, laying
hens, moringa leaf extract, drinking water
Hanafi Riyan19141410262023-08-23T09:48:44Z2023-08-23T09:48:44Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/75231This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/752312023-08-23T09:48:44ZKADAR HDL (High Density Lipoprotein) DAN LDL (Low Density
Lipoprotein) DARAH PADA AYAM RAS PETELUR YANG
DISUPLEMENTASI DENGAN EKSTRAK DAUN KELOR
(Moringa oleifera) DALAM AIR MINUMPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar HDL (High Density Lipoprotein)
dan LDL (Low Density Lipoprotein) pada darah ayam ras petelur yang diberi
suplementasi ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dalam air minum. Penelitian
dilaksanakan pada Januari--Maret 2023 di kandang CV. Margaraya Farm, Dusun
Sukananti II, Desa Marga Raya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.
Pembuatan ekstrak daun kelor dilakukan di Laboratorium Pengelolaan Limbah
Agroindustri, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung. Analisis kadar HDL dan LDL dilaksanakan di Pramitra Biolab
Indonesia Lampung. Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan dan 6 ulangan
serta sampel darah yang diambil sebanyak 24 sampel yaitu 1 sampel setiap petak
perlakuan. Penelitian ini menggunakan 120 ekor ayam ras petelur. Perlakuan
yang diberikan yaitu air minum tanpa Moringa Oleifera (P0), air minum
dengan penambahan 0,5% ekstrak daun kelor (P1), air minum penambahan 1%
ekstrak daun kelor (P2), air minum penambahan 1,5% ekstrak daun kelor (P3).
Rataan HDL dan LDL Rataan LDL dan HDL pada penelitian ini berturut-turut
dari P0, P1, P2, dan P3, HDL (44,17 mg/dl, 38,50 mg/dl, 46,33 mg/dl, 44,00
mg/dl), LDL (46,83 mg/dl, 39,17 mg/dl, 42,17 mg/dl, 54,67 mg/dl). Pemberian
ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dengan dosis 1% dalam air minum
menghasilkan kadar HDL tertinggi yaitu 46,33 mg/dl, sedangkan pemberian
ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dengan dosis 0,5% dalam air minum
menghasilkan kadar LDL terendah yaitu 39,17 mg/dl.
Kata kunci: Ayam ras petelur, HDL, LDL, Moringa oleifera
The aim of research was to determine the levels of HDL (High Density
Lipoprotein) and LDL (Low Density Lipoprotein) in the blood of laying hens
suplemented with Moringa oleifera in drinking water. The research was conducted
from January to March 2023 in the cage of CV. Margaraya Farm, Sukananti II
Hamlet, Marga Raya Village, Natar District, South Lampung Regency. Moringa
leaf extract is made at the Agro-industrial Waste Management Laboratory,
Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agriculture,
University of Lampung. Analysis of HDL and LDL levels was carried out at
Pramitra Biolab Indonesia Lampung. The research used 4 treatments and 6
replications and 24 blood samples were taken, namely 1 sample per treatment
plot. This study used 120 laying hens. The treatment given was drinking water
without Moringa leaf extract (P0), drinking water with the addition of 0.5%
Moringa leaf extract (P1), drinking water with the addition of 1% Moringa leaf
extract (P2), drinking water with the addition of 1.5% Moringa leaf extract (P3).
Average HDL and LDL The average LDL and HDL in this study were from P0,
P1, P2, and P3, HDL (44.17 mg/dl, 38.50 mg/dl, 46.33 mg/dl, 44.00 mg/dl), LDL
(46.83 mg/dl, 39.17 mg/dl, 42.17 mg/dl, 54.67 mg/dl). Giving Moringa leaf
extract with dose of 1% in drinking water resulted in the highest HDL level of
46.33 mg/dl, while giving Moringa leaf extract with dose of 0.5% in drinking
water resulted in the lowest LDL level of 39.17 mg/dl.
Keywords: Laying hens, HDL, LDL, Moringa oleiferaWIJAYA HENRY 19541410062023-08-23T04:13:29Z2023-08-23T04:13:29Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/75193This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/751932023-08-23T04:13:29ZKUALITAS KIMIA SUSU KAMBING PETERNAKAN RAKYAT
(STUDI KASUS DI KABUPATEN PESAWARAN DAN LAMPUNG TIMUR)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas kimia susu kambing berdasarkan kadar lemak, protein, laktosa, dan bahan kering tanpa lemak (BKTL) pada peternakan kambing perah rakyat di Kabupaten Pesawaran dan Lampung Timur berdasarkan SNI No. 01-3141-2011 dan TAS No. 6006-2008 tentang susu kambing segar. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari--April 2023 menggunakan metode survei dan penentuan sampel secara snowball. Susu kambing yang diperoleh sebanyak 38 sampel berasal dari Kabupaten Pesawaran (peternakan rakyat Mulia Farm) dan Kabupaten Lampung Timur (peternakan rakyat Luru Barokah dan Soccer Mania Farm). Sampel susu kambing diambil sebanyak 250 ml/ekor dan dianalisis menggunakan Lactoscanm milk analyzer. Hasil penelitian di Kabupaten Pesawaran (peternakan rakyat Mulia Farm) dan Kabupaten Lampung Timur (peternakan rakyat Luru Barokah dan Soccer Mania Farm) menunjukkan bahwa kadar lemak (5,509% dan 5,816%), kadar protein (3,998% dan 3,825%), kadar laktosa (3,758% dan 3,637%), dan kadar bahan kering tanpa lemak (BKTL) (8,404% dan 8,057%) memenuhi standar susu segar yang ditetapkan dalam SNI No 01-3141-2011 dan TAS No 6006-2008 tentang susu kambing segar dalam kelas premium.
Kata kunci: Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Pesawaran, Kualitas kimia, Susu kambingSaputri Nenti19141410122023-08-23T03:16:19Z2023-08-23T03:16:19Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/75166This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/751662023-08-23T03:16:19ZPENGARUH PERSENTASE ANTARA AMPAS TAHU DAN LIMBAH
IKAN SEBAGAI MEDIA TUMBUH MAGGOT (Black Soldier Fly)Penelitaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara ampas tahu dan
limbah ikan dengan persentase berbeda terhadap kualitas morfologi (warna,
panjang, lebar), produksi per ekor, dan produksi segar maggot black soldier fly
yang dihasilkan. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari-April 2023, di
Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Jati Mulyo, Bandar Lampung. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan
3 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu P1: ampas tahu 25% BK + limbah ikan
75% BK; P2: ampas tahu 37,5% BK + limbah ikan 62,5% BK; P3: ampas tahu
50% BK + limbah ikan 50% BK; P4: ampas tahu 62,5% BK + limbah ikan 37,5%
BK; dan P5: ampas tahu 75% BK + limbah ikan 25% BK. Peubah yang diamati
meliputi morfologi (warna, panjang, lebar), produksi per ekor, dan produksi segar.
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan
dilanjutkan dengan uji jarak berganda duncan’s multiple range test (DMRT). Hasil
penelitian persentase media tumbuh memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
panjang, lebar, produksi per ekor dan produksi segar maggot (P<0,01), sedangkan
media tumbuh memberikan pengaruh tidak nyata terhadap warna maggot
(P<0,05). Media tumbuh pada (P3) memberikan pengaruh terbaik terhadap
panjang, lebar, produksi per ekor dan produksi segar maggot.
Kata kunci: Maggot, Ampas Tahu, Limbah Ikan, Morfologi, Produksi.
This research aims to determine the effect of tofu dregs and fish waste with
different percentages on morphological quality (color, length, width), production
per tail, and fresh production of black soldier fly maggot produced. This research
was conducted in February-April 2023, in Karang Anyar Village, Jati Mulyo
District, Bandar Lampung. This study used a completely randomized design
(CRD) consisting of 5 treatments and 3 replicates. The treatments given were P1:
25% tofu dregs BK + 75% fish waste BK; P2: 37.5% tofu dregs BK + 62.5% fish
waste BK; P3: 50% tofu dregs BK + 50% fish waste BK; P4: 62.5% tofu dregs
BK + 37.5% fish waste BK; and P5: 75% tofu dregs BK + 25% fish waste BK.
The observed variables included morphology (color, length, width), production
per head, and fresh production. The data obtained were analyzed using Analysis
of Variance (ANOVA) and continued with Duncan's multiple range test (DMRT).
The results showed that the percentage of growing media had a very significant
effect on the length, width, production per head and fresh maggot production (P <
0.01), while the growing media had no significant effect on maggot color (P <
0.05). Growing media in (P3) gave the best effect on length, width, production
per tail and fresh maggot production.
Keywords: Maggot, Tofu Dregs, Fish Waste, Morphology, Production.Arifin M. Deni 19142410032023-08-18T01:24:25Z2023-08-18T01:24:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/74904This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/749042023-08-18T01:24:25ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM AIR MINUM TERHADAP BOBOT KERABANG, BOBOT
ALBUMEN DAN BOBOT YOLK TELUR AYAM RAS PETELURPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh ekstrak daun kelor terhadap bobot kerabang, bobot albumen, dan bobot yolk dan (2) level terbaik pemberian ekstrak daun kelor terhadap bobot kerabang, bobot albumen, dan bobot yolk telur ayam ras petelur. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari--Maret 2023 di Kandang Unggas, CV Margaraya Farm, Dusun Sukananti, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan, setiap satuan percobaan berisi 5 ekor ayam. Perlakuan yang diberikan yaitu air minum tanpa ekstrak daun kelor (P0), air minum dengan penambahan ekstrak daun kelor 0,5% (0,5 ml ekstrak + 99,5 ml air) (P1), air minum dengan penambahan ekstrak daun kelor 1% (1 ml ekstrak + 99 ml air (P2), air minum dengan penambahan ekstrak daun kelor 1,5% (1,5 ml ekstrak + 98,5 ml air) (P3). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANARA) pada taraf 5% dan apabila hasil pengamatan menunjukkan pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun kelor dengan dosis yang berbeda dalam air minum berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap bobot kerabang, bobot albumen, dan bobot yolk telur ayam ras petelur.
Kata kunci : Telur ayam ras petelur, ekstrak daun kelor, bobot kerabang, bobot albumen, bobot yolk.Saputra Rio19141410332023-08-18T01:11:00Z2023-08-18T01:11:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/74901This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/749012023-08-18T01:11:00ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM AIR MINUM TERHADAP KONSUMSI RANSUM, PRODUKSI TELUR, DAN KONVERSI RANSUM PADA AYAM RAS PETELURPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan ekstrak daun penggunaan ekstrak daun penggunaan ekstrak daun penggunaan ekstrak daun kelor ( kelor ( Moringa oleifera Moringa oleifera Moringa oleifera Moringa oleiferaMoringa oleiferaMoringa oleifera ) terhadap konsumsi ransum, produksi telur ) terhadap konsumsi ransum, produksi telur ) terhadap konsumsi ransum, produksi telur ) terhadap konsumsi ransum, produksi telur) terhadap konsumsi ransum, produksi telur ) terhadap konsumsi ransum, produksi telur ) terhadap konsumsi ransum, produksi telur , dan , dan konversi ransum ayam ras petelur ransum ayam ras petelur ransum ayam ras petelur ransum ayam ras petelur ransum ayam ras petelur ransum ayam ras petelur strain Isa Brown Isa Brown Isa Brown umur 23 umur 23 -- 30 minggu. 30 minggu. 30 minggu. 30 minggu. Penelitian ini Penelitian ini Penelitian ini Penelitian ini dilaksanakan pada Februari dilaksanakan pada Februari dilaksanakan pada Februari dilaksanakan pada Februari dilaksanakan pada Februari dilaksanakan pada Februari dilaksanakan pada Februari dilaksanakan pada Februari -- Maret 2023 di Maret 2023 di Maret 2023 di Maret 2023 di kandang kandang CV. Margaraya CV. Margaraya CV. Margaraya CV. Margaraya Farm , Dusun Dusun Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Proses ekstraksi daun kelor dilaksanakan pada Januari Proses ekstraksi daun kelor dilaksanakan pada Januari Proses ekstraksi daun kelor dilaksanakan pada Januari Proses ekstraksi daun kelor dilaksanakan pada Januari Proses ekstraksi daun kelor dilaksanakan pada Januari Proses ekstraksi daun kelor dilaksanakan pada Januari Proses ekstraksi daun kelor dilaksanakan pada Januari Proses ekstraksi daun kelor dilaksanakan pada Januari Proses ekstraksi daun kelor dilaksanakan pada Januari -- Maret 2023 di Maret 2023 di Maret 2023 di Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium Pengelolaan Pengelolaan LimbahLimbah Limbah Agroindustri Agroindustri Agroindustri , Jurusan Teknologi Hasil , Jurusan Teknologi Hasil , Jurusan Teknologi Hasil , Jurusan Teknologi Hasil , Jurusan Teknologi Hasil , Jurusan Teknologi Hasil , Jurusan Teknologi Hasil , Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Universitas Lampung. Pertanian, Fakultas Universitas Lampung. Pertanian, Fakultas Universitas Lampung. Pertanian, Fakultas Universitas Lampung. Pertanian, Fakultas Universitas Lampung. Pertanian, Fakultas Universitas Lampung. Pertanian, Fakultas Universitas Lampung. Pertanian, Fakultas Universitas Lampung. Pertanian, Fakultas Universitas Lampung. Pertanian, Fakultas Universitas Lampung. Pertanian, Fakultas Universitas Lampung. Pertanian, Fakultas Universitas Lampung. Pertanian, Fakultas Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan Rancangan ancangan ancangan Acak cak Lengkap (RAL) engkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan, satu dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan, satu dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan, satu dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan, satu dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan, satu dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan, satu dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan, satu dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan, satu dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan, satu unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam. unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam. unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam. unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam. unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam. unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam. unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam. unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam. unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam. unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam. unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam.unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam. unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam. Se hingga total ayam petelur yang hingga total ayam petelur yang hingga total ayam petelur yang hingga total ayam petelur yang hingga total ayam petelur yang hingga total ayam petelur yang hingga total ayam petelur yang hingga total ayam petelur yang hingga total ayam petelur yang hingga total ayam petelur yang digunakan sebanyak 120 ekor. digunakan sebanyak 120 ekor. digunakan sebanyak 120 ekor. digunakan sebanyak 120 ekor. digunakan sebanyak 120 ekor. digunakan sebanyak 120 ekor. Perlakuan yang diberikan yaitu air minum dengan Perlakuan yang diberikan yaitu air minum dengan Perlakuan yang diberikan yaitu air minum dengan Perlakuan yang diberikan yaitu air minum dengan Perlakuan yang diberikan yaitu air minum dengan Perlakuan yang diberikan yaitu air minum dengan Perlakuan yang diberikan yaitu air minum dengan Perlakuan yang diberikan yaitu air minum dengan Perlakuan yang diberikan yaitu air minum dengan Perlakuan yang diberikan yaitu air minum dengan Perlakuan yang diberikan yaitu air minum dengan Perlakuan yang diberikan yaitu air minum dengan Perlakuan yang diberikan yaitu air minum dengan Perlakuan yang diberikan yaitu air minum dengan 0% ekstrak daun kelor (P0), air minum dengan 0,5% P1), 0% ekstrak daun kelor (P0), air minum dengan 0,5% P1), 0% ekstrak daun kelor (P0), air minum dengan 0,5% P1), 0% ekstrak daun kelor (P0), air minum dengan 0,5% P1), 0% ekstrak daun kelor (P0), air minum dengan 0,5% P1), 0% ekstrak daun kelor (P0), air minum dengan 0,5% P1), 0% ekstrak daun kelor (P0), air minum dengan 0,5% P1), 0% ekstrak daun kelor (P0), air minum dengan 0,5% P1), 0% ekstrak daun kelor (P0), air minum dengan 0,5% P1), 0% ekstrak daun kelor (P0), air minum dengan 0,5% P1), 0% ekstrak daun kelor (P0), air minum dengan 0,5% P1), 0% ekstrak daun kelor (P0), air minum dengan 0,5% P1), 0% ekstrak daun kelor (P0), air minum dengan 0,5% P1), 0% ekstrak daun kelor (P0), air minum dengan 0,5% P1), 0% ekstrak daun kelor (P0), air minum dengan 0,5% P1), minum dengan ekstrak daun kelor 1% (P2) dan air ekstrakminum dengan ekstrak daun kelor 1% (P2) dan air minum minum dengan ekstrak daun kelor 1% (P2) dan air minum dengan ekstrak daun kelor 1% (P2) dan air minum dengan ekstrak daun kelor 1% (P2) dan air minum dengan ekstrak daun kelor 1% (P2) dan air minum dengan ekstrak daun kelor 1% (P2) dan air minum dengan ekstrak daun kelor 1% (P2) dan air minum dengan ekstrak daun kelor 1% (P2) dan air minum dengan ekstrak daun kelor 1% (P2) dan air minum dengan ekstrak daun kelor 1% (P2) dan air minum dengan ekstrak daun kelor 1% (P2) dan air minum dengan ekstrak daun kelor 1% (P2) dan air ekstrakminum dengan ekstrak daun kelor 1% (P2) dan air minum ekstrakminum dengan ekstrak daun kelor 1% (P2) dan air minum minum dengan ekstrak daun kelor 1% (P2) dan air minum dengan ekstrak daun kelor 1% (P2) dan air daun kelor 1,5% (P3). kelor 1,5% (P3). kelor 1,5% (P3). Data yang diperoleh dianalisis dengan Data yang diperoleh dianalisis dengan Data yang diperoleh dianalisis dengan Data yang diperoleh dianalisis dengan Data yang diperoleh dianalisis dengan Data yang diperoleh dianalisis dengan Data yang diperoleh dianalisis dengan Data yang diperoleh dianalisis dengan Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA). Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air minum tanpa ekstrak daun kelor (P0), maupun air minum dengan 0,5% P1), 1% P2) dan 1,5% ekstrak daun kelor (P0), maupun air minum dengan 0,5% P1), 1% P2) dan 1,5% ekstrak daun kelor (P0), maupun air minum dengan 0,5% P1), 1% P2) dan 1,5% ekstrak daun kelor (P0), maupun air minum dengan 0,5% P1), 1% P2) dan 1,5% ekstrak daun kelor (P0), maupun air minum dengan 0,5% P1), 1% P2) dan 1,5% ekstrak daun kelor (P0), maupun air minum dengan 0,5% P1), 1% P2) dan 1,5% ekstrak daun kelor (P0), maupun air minum dengan 0,5% P1), 1% P2) dan 1,5% ekstrak daun kelor (P0), maupun air minum dengan 0,5% P1), 1% P2) dan 1,5% ekstrak daun kelor (P0), maupun air minum dengan 0,5% P1), 1% P2) dan 1,5% ekstrak daun kelor (P0), maupun air minum dengan 0,5% P1), 1% P2) dan 1,5% ekstrak daun kelor (P0), maupun air minum dengan 0,5% P1), 1% P2) dan 1,5% ekstrak daun kelor (P0), maupun air minum dengan 0,5% P1), 1% P2) dan 1,5% ekstrak daun kelor (P0), maupun air minum dengan 0,5% P1), 1% P2) dan 1,5% ekstrak daun kelor (P0), maupun air minum dengan 0,5% P1), 1% P2) dan 1,5% (P3) ekstrak daun kelor tid (P3) ekstrak daun kelor tid (P3) ekstrak daun kelor tid (P3) ekstrak daun kelor tid(P3) ekstrak daun kelor tid (P3) ekstrak daun kelor tidak berpengaruh nyata (P>0 ak berpengaruh nyata (P>0 ak berpengaruh nyata (P>0 ak berpengaruh nyata (P>0 ak berpengaruh nyata (P>0 ak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi 05) terhadap konsumsi 05) terhadap konsumsi ransum, produksi telur, dan konversi ransum ayam petelur. ransum, produksi telur, dan konversi ransum ayam petelur. ransum, produksi telur, dan konversi ransum ayam petelur. ransum, produksi telur, dan konversi ransum ayam petelur. ransum, produksi telur, dan konversi ransum ayam petelur. ransum, produksi telur, dan konversi ransum ayam petelur. ransum, produksi telur, dan konversi ransum ayam petelur. ransum, produksi telur, dan konversi ransum ayam petelur. ransum, produksi telur, dan konversi ransum ayam petelur. ransum, produksi telur, dan konversi ransum ayam petelur.ransum, produksi telur, dan konversi ransum ayam petelur. ransum, produksi telur, dan konversi ransum ayam petelur. ransum, produksi telur, dan konversi ransum ayam petelur. ransum, produksi telur, dan konversi ransum ayam petelur.ransum, produksi telur, dan konversi ransum ayam petelur. Perlakuan pemberian Perlakuan pemberian Perlakuan pemberian Perlakuan pemberian Perlakuan pemberian Perlakuan pemberian Perlakuan pemberian ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, ekstrak daun kelor sampai kadar 1,5% masih memberikan hasil konsumsi ransum, produksi telur, dan konversi ransum yang relatif sam produksi telur, dan konversi ransum yang relatif sam produksi telur, dan konversi ransum yang relatif sam produksi telur, dan konversi ransum yang relatif sam produksi telur, dan konversi ransum yang relatif samproduksi telur, dan konversi ransum yang relatif sam produksi telur, dan konversi ransum yang relatif sam produksi telur, dan konversi ransum yang relatif sam produksi telur, dan konversi ransum yang relatif sam produksi telur, dan konversi ransum yang relatif sam produksi telur, dan konversi ransum yang relatif sam a.
Kata kunci: Ayam petelur, Konsumsi ransum, Konversi Ekstrak daun Ayam petelur, Konsumsi ransum, Konversi Ekstrak daun Ayam petelur, Konsumsi ransum, Konversi Ekstrak daun Ayam petelur, Konsumsi ransum, Konversi Ekstrak daun Ayam petelur, Konsumsi ransum, Konversi Ekstrak daun Ayam petelur, Konsumsi ransum, Konversi Ekstrak daun Ayam petelur, Konsumsi ransum, Konversi Ekstrak daun Ayam petelur, Konsumsi ransum, Konversi Ekstrak daun Ayam petelur, Konsumsi ransum, Konversi Ekstrak daun Ayam petelur, Konsumsi ransum, Konversi Ekstrak daun Ayam petelur, Konsumsi ransum, Konversi Ekstrak daun Ayam petelur, Konsumsi ransum, Konversi Ekstrak daun Ayam petelur, Konsumsi ransum, Konversi Ekstrak daun Ayam petelur, Konsumsi ransum, Konversi Ekstrak daun kelor kelor , Isa Brown Isa Brown Isa Brown .
This research research aimed to determine the effects of Moringa leaf extract the effects of Moringa leaf extract the effects of Moringa leaf extractthe effects of Moringa leaf extract the effects of Moringa leaf extract the effects of Moringa leaf extract the effects of Moringa leaf extract the effects of Moringa leaf extract the effects of Moringa leaf extract the effects of Moringa leaf extract the effects of Moringa leaf extract the effects of Moringa leaf extractthe effects of Moringa leaf extract the effects of Moringa leaf extract the effects of Moringa leaf extract (Moringa Moringa Moringa oleifera oleifera oleiferaoleifera ) in drinking water on the ) in drinking water on the ) in drinking water on the ) in drinking water on the ) in drinking water on the ) in drinking water on the consumption ration, egg production, and feed egg production, and feed egg production, and feed egg production, and feed egg production, and feed convertion of convertion of convertion of Isa Brown Isa Brown Isa Brown laying hens laying hens laying hens aged 23 aged 23 -- 30 weeks . This research was conducted in January in January in January -- March 2023 in the CV. Margaraya Farm CV. Margaraya Farm CV. Margaraya Farm CV. Margaraya Farm , Sukananti II, Sukananti II, Sukananti II, Margaraya Village, Natar Margaraya Village, Natar Margaraya Village, Natar Margaraya Village, Natar Margaraya Village, Natar Margaraya Village, Natar Margaraya Village, Natar Margaraya Village, Natar Margaraya Village, Natar District, South Lampung Regency. District, South Lampung Regency. District, South Lampung Regency. District, South Lampung Regency. District, South Lampung Regency. District, South Lampung Regency.District, South Lampung Regency. District, South Lampung Regency.District, South Lampung Regency. District, South Lampung Regency. The Moringa leaf The Moringa leaf The Moringa leaf The Moringa leaf The Moringa leaf The Moringa leaf extraction process extraction process extraction process extraction process extraction process extraction process extraction process was carried out from January to March 2023 at the carried out from January to March 2023 at the carried out from January to March 2023 at the carried out from January to March 2023 at the carried out from January to March 2023 at the carried out from January to March 2023 at the carried out from January to March 2023 at the carried out from January to March 2023 at the carried out from January to March 2023 at the carried out from January to March 2023 at the Agro Agro-Industrial Waste Management Industrial Waste Management Industrial Waste Management Industrial Waste Management Industrial Waste Management Industrial Waste Management Industrial Waste Management Industrial Waste Management Industrial Waste Management Industrial Waste Management Industrial Waste Management Laboratory, Department Laboratory, Department Laboratory, Department Laboratory, Department Laboratory, Department Laboratory, DepartmentLaboratory, Department of Agricultural Product of Agricultural Product of Agricultural Product of Agricultural Product of Agricultural Product of Agricultural Product of Agricultural Product of Agricultural Product of Agricultural Product Technology, Faculty of Agriculture, University LampunTechnology, Faculty of Agriculture, University Lampun Technology, Faculty of Agriculture, University Lampun Technology, Faculty of Agriculture, University Lampun Technology, Faculty of Agriculture, University Lampun Technology, Faculty of Agriculture, University Lampun Technology, Faculty of Agriculture, University Lampun Technology, Faculty of Agriculture, University Lampun Technology, Faculty of Agriculture, University Lampun Technology, Faculty of Agriculture, University Lampun Technology, Faculty of Agriculture, University Lampun Technology, Faculty of Agriculture, University Lampun Technology, Faculty of Agriculture, University Lampun Technology, Faculty of Agriculture, University Lampun Technology, Faculty of Agriculture, University Lampun Technology, Faculty of Agriculture, University LampunTechnology, Faculty of Agriculture, University Lampun g. This study used a Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 6 replications, with one experimental unit consisting of 5 head. So, the total number used was 120 heads laying hens laying hens laying hens . The treatment given was drinking water with 0% moringa leaf extract (P0), drinking water with 0,5% moringa leaf extract (P1), drinking water with 1% moringa leaf extract (P2) and drinking water with moringa leaf extract 1,5% (P3). The data obtained were analyzed by using Analysis of Variance (ANOVA) (ANOVA) (ANOVA) . The results of the analysis of variance showed that drinking water without moringa leaf extract (P0) or drinking water with 0,5% (P1), 1% (P2) and 1,5% (P3) moringa leaf extract had no significant effect (P>0,05) on consumption ration, egg production, and feed feed conversion of laying hens. The treatment of The treatment of The treatment of The treatment of The treatment of The treatment of The treatment of giving moringa leaf extract to a level of 1 giving moringa leaf extract to a level of 1 giving moringa leaf extract to a level of 1 giving moringa leaf extract to a level of 1 giving moringa leaf extract to a level of 1 giving moringa leaf extract to a level of 1 giving moringa leaf extract to a level of 1 giving moringa leaf extract to a level of 1 giving moringa leaf extract to a level of 1 giving moringa leaf extract to a level of 1 giving moringa leaf extract to a level of 1 giving moringa leaf extract to a level of 1 giving moringa leaf extract to a level of 1 giving moringa leaf extract to a level of 1 giving moringa leaf extract to a level of 1 ,5% in drinking water still gave 5% in drinking water still gave 5% in drinking water still gave 5% in drinking water still gave 5% in drinking water still gave 5% in drinking water still gave 5% in drinking water still gave 5% in drinking water still gave relatively the same results of relatively the same results of relatively the same results of relatively the same results of relatively the same results of relatively the same results of relatively the same results of relatively the same results of relatively the same results of relatively the same results of relatively the same results of ration consumption, egg production, and ration consumption, egg production, and ration consumption, egg production, and ration consumption, egg production, and ration consumption, egg production, and ration consumption, egg production, and ration consumption, egg production, and ration consumption, egg production, and ration consumption, egg production, and ration consumption, egg production, and ration consumption, egg production, and ration consumption, egg production, and conversion. conversion. conversion. conversion.
KeywordsKeywords : Laying hens, Laying hens, Laying hens, Laying hens, Feed c onsumption, onsumption, onsumption, Feed c onversion, Moringa leaf onversion, Moringa leaf onversion, Moringa leaf onversion, Moringa leaf onversion, Moringa leaf onversion, Moringa leaf extract extract extract, Isa Brown Isa Brown Isa BrownIsa Brown .SANTOSO AGUS 19141410462023-08-16T03:28:09Z2023-08-16T03:28:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/74805This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/748052023-08-16T03:28:09ZPENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK TEMULAWAK
(Curcuma zanthorrhiza) DI DALAM AIR MINUM TERHADAP
PERFORMA AYAM KUB FASE GROWER (4--8 MINGGU)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari dosis terbaik dengan penambahan ekstraksi temulawak di dalam air minum terhadap performa (konsumsi ransum, pertambahan berat tubuh, konversi ransum) ayam KUB fase grower. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2022--Februari 2023 di Laboratorium Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (Tanpa ekstraksi temulawak; 5% ekstrak temulawak (5 ml ekstrak temulawak + 95 ml air); 10% ekstrak temulawak (10 ml ekstrak temulawak + 90 ml air); 15% ekstrak temulawak (15 ml ekstrak temulawak + 85 ml air). Setiap satuan percobaan terdiri dari 10 ekor ayam KUB sehingga jumlah ayam yang digunakan yaitu 200 ekor ayam KUB. Peubah yang diamati meliputi konsumsi ransum, pertambahan berat tubuh, dan konversi ransum. Data yang diperoleh dianalisis ragam pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan ekstraksi temulawak (Curcuma zanthorrhiza) di dalam air minum berpengaruh tidak nyata (P<0.05) terhadap performa (konsumsi ransum, pertambahan berat tubuh dan konversi ransum) ayam KUB fase grower. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan ekstrak temulawak sampai dosis 15% masih dapat diterima dengan baik oleh ayam KUB fase grower.
Kata kunci : Temulawak, ayam KUB, konsumsi ransum, pertambahan berat tubuh, konversi ransumNuremillia Laela Kusuma19541410142023-08-15T03:09:14Z2023-08-15T03:09:14Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/74693This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/746932023-08-15T03:09:14ZTOTAL ASAM, KEASAMAN, DAN VISKOSITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI STARTER YANG BERBEDAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi starter bakteri terhadap kualitas fisik yoghurt susu sapi yang meliputi total asam, keasaman, dan viskositas. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2023 di Laboratorium Produksi Ternak, Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu P1 (Streptococcus thermophilus + Lactobacillus bulgaricus); P2 (Streptococcus thermophilus + Lactobacillus acidophilus + Bifidobacterium); P3 (Streptococcus thermophilus + Lactobacillus acidophilus + Bifidobacterium+ Lactobacillus bulgaricus); dan P4 (Streptococcus thermophilus + Lactobacillus acidophilus + Bifidobacterium + Lactobacillus casei) dan diulang sebanyak 4 kali. Peubah yang diamati meliputi viskositas, pH, dan total asam. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi starter bakteri berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap viskositas dengan nilai tertinggi 2.918,00 cP dan total asam dengan nilai tertinggi 0,94% pada kombinasi starter bakteri Streptococcus thermophilus, Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium, dan Lactobacillus casei. Namun tidak berpengaruh nyata terhadap nilai pH.
Kata kunci: Bifidobacterium, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus casei, pH, Streptococcus thermophilus, total asam, viskositas
This study aims to determine the effect of the bacterial starter combination on the physical quality of cow's milk yogurt which includes total acid, acidity, and viscosity. This research was carried out in January 2023 at the Animal Production Laboratory, Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung and sample testing was carried out at the Agricultural Product Technology Laboratory, Lampung State Polytechnic. This recearch was conducted using a completely randomized design (CRD) with 4 treatments namely P1 (Streptococcus thermophilus + Lactobacillus bulgaricus); P2 (Streptococcus thermophilus + Lactobacillus acidophilus + Bifidobacterium); P3 (Streptococcus thermophilus + Lactobacillus acidophilus + Bifidobacterium + Lactobacillus bulgaricus); and P4 (Streptococcus thermophilus + Lactobacillus acidophilus + Bifidobacterium + Lactobacillus casei) and repeated 4 times. The observed variables included viscosity, pH, and total acid. The data obtained were analyzed using analysis of variance at the 5% significance level. The results showed that the bacterial starter combination had a significant effect (P<0,05) on the viscosity with the highest value of 2.918,00 cP and total acid with the highest value of 0,94% in the bacterial starter combination Streptococcus thermophilus, Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium, and Lactobacillus casei. However, it does not significantly affect the pH value.
Keywords: Bifidobacterium, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus casei, pH, Streptococcus thermophilus, total acid, viscosityARZAKIYAH FINA 19141410422023-08-15T02:51:47Z2023-08-15T02:51:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/74683This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/746832023-08-15T02:51:47ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM AIR MINUM TERHADAP WARNA YOLK, INDEKS YOLK, DAN NILAI HAUGH UNIT (HU) TELUR AYAM RAS PETELURPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dalam air minum terhadap nilai haugh unit, indeks kuning telur, dan warna kuning telur ayam ras petelur. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari--Maret 2023 yang bertempat di CV. Margaraya Farm, Dusun Sukananti II, Desa Marga Raya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan, masing-masing ulangan terdiri dari 5 ekor ayam ras Isa Brown umur 22 minggu. Total ayam yang digunakan adalah 120 ekor yang dipelihara di kandang batteray. Perlakuan terdiri dari P0 air minum tanpa ekstrak daun kelor dan pemberian air minum dengan ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) dosis 0,5% (P1), 1% (P2), dan 1,5% (P3). Peubah yang diamati yaitu haugh unit, indeks kuning telur, dan warna kuning telur. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dalam air minum berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai haugh unit dan warna kuning telur ayam ras petelur, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap indeks kuning telur. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun kelor dengan dosis 1% menghasilkan hasil terbaik terhadap haugh unit dan warna kuning telur ayam ras petelur.
Kata kunci : Haugh unit, indeks kuning telur, warna yolk, daun kelorAnggraini Gita19141410172023-08-14T08:12:10Z2023-08-14T08:12:10Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/74648This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/746482023-08-14T08:12:10ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza)
DALAM AIR MINUM TERHADAP PERFORMA AYAM KAMPUNG UNGGUL
BALITBANGTAN (KUB)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza) pada air minum terhadap performa ayam kampung unggul Balitbangtan KUB dan dosis terbaik ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dalam air minum terhadap performa ayam KUB. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2022--Februari 2023 di Kandang
Laboratorium Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian menggunakan rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri 4 perlakuan dan 5 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 10 ekor ayam KUB sehingga jumlah ayam KUB yang
digunakan 200 ekor. Perlakuan yang diberikan yaitu air minum tanpa ekstrak temulawak (P0), air minum dengan dosis 5 % ekstrak temulawak (P1), air minum dengan dosis 10 % ekstrak temulawak (P2) dan air minum dengan dosis 15 %
ekstrak temulawak (P3). Data yang diperoleh dianalisis ragam pada taraf 5% dan uji lanjut yang digunakan adalah uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis ekstrak temulawak dari 5%, 10% sampai 15% dalam air minum ayam KUB, berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan berat tubuh, dan konversi ransum.
Kata kunci : Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB), ekstrak temulawak, konsumsi ransum, pertambahan berat tubuh dan konversi ransum.Hutomo Niko Panji19141410032023-08-14T03:48:37Z2023-08-14T03:48:37Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/74629This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/746292023-08-14T03:48:37ZANALISIS KORELASI DAN REGRESI ANTARA VOLUME TUBUH
DENGAN BOBOT TUBUH KAMBING SABURAI
MENGGUNAKAN PERSAMAAN LINEAR
(Studi Kasus di Kelompok Ternak Tani Makmur II
Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus
Provinsi Lampung)This study aimed to determine the correlation and regression between body
weight (BW) and body volume (BV) which was calculated from body length (BL)
and chest girth (CG), in female Saburai goats from Kelompok Tani Makmur II,
Gisting District, Tanggamus Regency, Lampung Province which was carried out
in January 2023. The livestock used in this study were 33 Saburai female goats
aged 1-3 years and not pregnant. The method used was a survey with purposive
sampling used to collected data. The data obtained was tabulated used excel. Data
were analyzed by correlation analysis and linear regression between the
independent variables (BL, CG, and BV) and the dependent variable (BW) used
the R program. The results showed that CG, BL, and BV had a correlation with
the body weight of female Saburai goats, where CG had a strong correlation with
a value of 0.7986; BL had a strong correlation with a value of 0.7419; and BV had
a strong correlation value with a value of 0.8408. While the regression equation
between chest girth (CG), body length (BL), and body volume (BV) on body
weight were BW = -50.1805 + 1.1924CG; BW = -25.1642 + 0.8728BL; BW =
5.8799 + 0.001BV, respectively, with the coefficient of determination (R²) of
0.6378; 0.5504; and 0.7070.
Keyword: Body Measurements, Body Volumes, Body Weight, Correlation
Saburai goat, Linear Regression
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi dan regresi antara bobot tubuh
(BT) dengan volume tubuh (VT) yang dihitung menggunakan panjang badan (PB)
dan lingkar dada (LD), pada kambing Saburai betina di Kelompok Tani Ternak II,
Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung yang dilaksanakan
pada Januari 2023. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kambing
Saburai betina berumur 1—3 tahun sebanyak 33 ekor dan tidak bunting. Metode
yang digunakan adalah survei dengan pengambilan data dilakukan secara
purposive sampling dengan studi kasus. Data yang diperoleh ditabulasi
menggunakan program excel. Data dianalisis dengan analisis korelasi dan regresi
linear antara variabel independent (VT) dan variabel dependen (BT)
menggunakan program R. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LD, PB, dan VT
memiliki korelasi dengan BT kambing Saburai betina, dimana LD memiliki
korelasi kuat dengan nilai 0,7586; PB memiliki korelasi yang kuat dengan nilai
0,7419; dan VT memiliki nilai korelasi yang kuat dengan nilai 0,8408. Sedangkan
persamaan regresi antara lingkar dada (LD), panjang badan (PB), dan volume
tubuh (VT) terhadap bobot tubuh masing-masing yaitu BT = -50,1805 +
1,1924LD; BT = -25,1642 + 0,8728PB; BT = 5,8799 + 0,001VT dengan koefisien
determinasi (R²) secara berurutan yaitu 0,6378; 0,5504; dan 0,7070.
Kata kunci: Bobot Tubuh, Kambing Saburai, Korelasi, Regresi Linear,
Volume Tubuh, Ukuran-ukuran TubuhFEBRIYANTI LENI NUR 19141410152023-08-08T02:57:13Z2023-08-08T02:57:13Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/74280This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/742802023-08-08T02:57:13ZKUALITAS KIMIA KEJU SUSU SAPI DENGAN PEMAKAIAN
ENZIM BROMELIN DARI BUAH NANAS (Ananas comosus)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dosis terbaik pemakaian
enzim bromelin dari buah nanas (Ananas comosus) terhadap kualitas kimia
(protein, lemak, dan kadar air) keju susu sapi. Penelitian ini dilaksanakan pada
Maret 2023 di Laboratorium Produksi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung dan Laboratorium Analisa Sifat Fisik dan Kimia
Pangan, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Negeri Lampung.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 4 perlakuan pemakaian larutan enzim bromelin (P1: 5 ml, P2: 6 ml, P3: 7
ml, P4: 8 ml) dan 5 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
Analisis Ragam pada taraf nyata 5% dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata
Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemakaian enzim bromelin
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar protein, kadar lemak, dan kadar air
keju susu sapi. Pemakaian dosis enzim bromelin sebanyak 7 ml dalam 1000 ml
susu sapi dan 8 ml dalam 1000 ml susu sapi memberikan hasil yang terbaik
terhadap kadar lemak, kadar protein dan kadar air keju susu sapi.
Kata kunci: Enzim bromelin, keju susu sapi, kadar protein, kadar lemak,
kadar air
This study aims to determine the effect and the best dose of bromelain enzyme
from pineapple fruit (Ananas comosus) on the chemical quality of cow’s milk
cheese. This research was conducted in March 2023 at the Livestock Production
Laboratory, Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University
of Lampung and Analysis of Physical and Chemical Properties of Food
Laboratory, Department of Technology of Agricultural Products, Polytechnic of
Lampung State. The experimental design used was a completely randomized
design (CRD) with 4 treatments using bromelain enzyme solution (P1: 5 ml, P2: 6
ml, P3: 7 ml, P4: 8 ml) and 5 applications. The data obtained were analyzed using
Analysis of Variance with a significance level of 5% and continued with the Least
Significant Difference (LSD) test. The results showed that bromelain enzyme had
a significant effect (P<0,05) on the protein content, fat content, and moisture
content of cow’s milk cheese. Using bromelain enzyme in the dose of 7 ml per
1000 ml cow’s milk and 8 ml per 1000 ml cow’s milk gave the best results on fat
content, protein content and water content of cow's milk cheese.
Keywords : Bromelain enzyme, cow’s milk cheese, protein content, fat content,
moinsture contentAfra Suryani Nurul 19141410242023-08-08T01:07:18Z2023-08-08T01:07:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/74240This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/742402023-08-08T01:07:18ZPENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM SITRAT SEBAGAI
ACIDIFIER PADA AIR MINUM TERHADAP PROFIL DARAH
(ERITROSIT, HEMOGLOBIN, HEMATOKRIT) AYAM KAMPUNG
UNGGUL BALITNAK (KUB)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan larutan acidifier
asam sitrat dalam air minum terhadap profil darah (Eritrosit, Hemoglobin dan
Hematokrit atau Packed Cell Volume (PCV) dan mengetahui kadar suplementasi
larutan acidifier asam sitrat sampai dengan dosis 1,5% dalam air minum ayam
KUB. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan yaitu P0; air
minum tanpa penambahan asam sitrat (Kontrol), P1; air minum dengan
penambahan 0,5% asam sitrat, P2; air minum dengan penambahan 1% asam sitrat
dan P3; air minum dengan penambahan 1,5% asam sitrat. Data dianalisis
menggunakan analisys of variance dengan taraf 5% apabila perlakuan berbeda
nyata (P<0,05) maka diuji lanjut dengan uji BNT. Hasil penelitian menunjukan
bahwa penambahan asam sitrat berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar
eritrosit darah, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,005) terhadap kadar
hemoglobin darah dan kadar hematokrit darah. Kesimpulan dari penelitian yang
telah dilakukan yaitu pemberian suplementasi acidifier berupa asam sitrat dalam
air minum sampai dengan dosis 1,5% tidak mempengaruhi jumlah hematokrit dan
jumlah hemoglobin, tetapi berpengaruh terhadap jumlah eritrosit pada ayam KUB
umur 1--8 minggu. Dari hasil uji Beda Nyata Terkecil (BNT) didapatkan bahwa
perlakuan P0 berbeda tidak nyata dengan perlakuan P1, P2 dan P3. Pada
perlakuan P1 tidak berbeda nyata dengan P2, tapi berbeda nyata dengan P3. Pada
perlakuan P3 nilai sel darah merah tertinggi
Kata kunci: Acidifier, Asam sitrat, Ayam KUB dan Darah.
This study aims to determine the effect of adding citric acid acidifier solution in
drinking water to blood profile (Erythrocytes, Hemoglobin and Hematocrit or
Packed Cell Volume (PCV) and to determine the levels of supplementation of
citric acid acidifier solution up to a dose of 1.5% in drinking water of KUB
chickens. The method used in this study was using a Completely Randomized
Design (CRD) with 4 treatments and 5 repetitions, namely P0; drinking water
without the addition of citric acid (Control), P1; drinking water with the addition
of 0.5% citric acid, P2; drinking water with the addition of 1% citric acid and P3;
drinking water with the addition of 1.5% citric acid. The data were analyzed using
analysis of variance with a level of 5% if the treatment was significantly different
(P<0.05) then tested further with the BNT test. The results showed that the
addition of citric acid had a significant effect (P<0.05) on blood erythrocyte
levels, but had no significant effect (P>0.005) on blood hemoglobin levels and
blood hematocrit levels. The conclusion from the research that has been done is
that the provision of acidifier supplementation in the form of citric acid in
drinking water up to a dose of 1.5% does not affect the amount of hematocrit and
the amount of hemoglobin, but does affect the number of erythrocytes in KUB
chickens aged 1--8 weeks. From the results of the Least Significant Difference
(LSD) test, it was found that the P0 treatment was not significantly different from
the P1, P2 and P3 treatments. In treatment P1 was not significantly different from
P2, but significantly different from P3. In the P3 treatment the highest red blood
cell value.
Keywords: Acidifier, Blood, Citric acid and KUB chicken ARNENDA DIAH NINGRUM TIARA19142410212023-08-07T02:37:16Z2023-08-07T02:37:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/74156This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/741562023-08-07T02:37:16ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT TELUR, TEBAL KERABANG, DAN INDEKS ALBUMEN TELUR AYAM RAS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan konsentrasi terbaik pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap berat telur, tebal kerabang, dan indeks albumen telur ayam ras. Penelitian ini dilaksanakan pada Febuari--Maret 2023 di CV. Margaraya Farm, Dusun Sukananti II, Desa Margaraya, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan konsentrasi ekstrak daun kelor dan 6 ulangan, setiap ulangan menggunakan 5 ekor ayam. Perlakuan yang diberikan yaitu air minum tanpa ekstrak daun kelor (P0), air minum dengan konsentrasi 0,5% ekstrak daun kelor (P1), air minum dengan konsentrasi 1% ekstrak daun kelor (P2), air minum dengan konsentrasi 1,5% ekstrak daun kelor (P3). Peubah yang diamati yaitu berat telur, tebal kerabang, dan indeks albumen. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam dengan taraf nyata 5% dan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap berat telur, tebal kerabang, dan indeks albumen. Pemberian ekstrak daun kelor dengan konsentrasi 1% dapat meningkatkan berat telur dan indeks albumen.
Kata kunci : Daun kelor (Moringa oleifera), telur, berat telur, tebal kerabang, dan indeks albumen telur.
This study aims to determine the effect and the best concentration of Moringa leaf extract (Moringa oleifera) on egg weight, shell thickness, and egg albumen index of laying hens. This research was conducted in February--March 2023 at CV. MargarayaFarm, Sukananti II Hamlet, Margaraya Village, Natar District, South Lampung Regency. This research was conducted experimentally using a completely randomized design (CRD) with 4 treatmens of Moringa leaf extract concentration and 6 replications, each replication using 5 chickens. The treatment given was drinking water without Moringa leaf extract (P0), drinking water with a concentration of 0.5% Moringa leaf extract (P1), drinking water with a concentration of 1% Moringa leaf extract (P2), drinking water with a concentration of 1.5% Moringa leaf extract (P3). The variables observed were egg weight, shell thickness, and albumen index. The data obtained were analyzed by using analysis of variance with a significance level of 5% and the Least Significant Difference (LSD) test. The results showed that the administration of Moringa leaf extract (Moringa oleifera) significantly (P<0.05) effect on egg weight, shell thickness, and albumen index. Giving Moringa leaf extract with a concentration of 1% can increase egg weight and albumen index.
Keywords: Moringa leaves (Moringa oleifera), eggs, egg weight, shell thickness, and egg albumen index Maulia Arini Siska19141410042023-08-07T01:36:20Z2023-08-07T01:36:20Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/74125This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/741252023-08-07T01:36:20ZPENGARUH PERBEDAAN PEMBERIAN VITAMIN E ALAMI DAN NON ALAMI TERHADAP KUALITAS MIKROSKOPIS SPERMATOZOA DOMBA EKOR TIPIS (Javanesa thin tailed)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan pemberian vitamin E alami dan vitamin E non alami untuk pemberian terbaik terhadap kualitas mikroskopis spermatozoa pada domba. Penelitian ini dilaksanakan pada November 2022—Januari 2023 selama 60 hari di Kandang Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 3 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali serta pada setiap satuan percobaan terdapat 1 ekor domba ekor tipis. Metode pengelompokan domba dengan mengelompokkan domba sesuai dengan bobot badan terkecil sampai terbesar yaitu kelompok 1 (28,5 kg, 23,1 kg, 24 kg, 28 kg, 29 kg), kelompok 2 (22 kg, 23 kg, 27 kg, 28 kg, 32 kg). kelompok 3 (23 kg, 24 kg, 28 kg, 21 kg, 38 kg). Perlakuan yang diberikan adalah P0 : Complete Feed 60% + Silase 40 % (tanpa pemberian vitamin E alami dan non alami), P1 : Complete Feed 60% + Silase 40 % + Vitamin E alami (kecambah kacang hijau) 50 IU (Setara dengan 223 gram kecambah kacang hijau), P2 : Complete Feed 60% + Silase 40 % + Vitamin E non alami 50 IU. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan pemberian vitamin E alami dan non alami tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kualitas mikroskopis spermatozoa domba.
Kata kunci : Domba, Kecambah Kacang Hijau, Kualitas Mikroskopis Spermatozoa, Vitamin E.
abstract
This study aims to determine the effect of differences in the administration of natural vitamin E and non-natural vitamin E for the best administration of microscopic quality of spermatozoa in sheep. This research was conducted in November 2022—January 2023 for 60 days at the Animal Husbandry Department Stables, Faculty of Agriculture, University of Lampung, Bandar Lampung. This research was conducted experimentally using a group randomized design (RAK) consisting of 3 treatments and each treatment was repeated 5 times and in each experimental unit there was 1 thin-tailed sheep. The method of grouping sheep by grouping sheep according to the smallest to largest body weight, namely group 1 (28,5 kg, 23,1 kg, 24 kg, 28 kg, 29 kg), kelompok 2 (22 kg, 23 kg, 27 kg, 28 kg, 32 kg). kelompok 3 (23 kg, 24 kg, 28 kg, 21 kg, 38 kg). The treatments given were P0: Complete Feed 60% + Silage 40% (without natural and non-natural vitamin E), P1: Complete Feed 60% + Silage 40% + Natural Vitamin E (mung bean sprouts) 50 IU (Equivalent to 223 grams of mung bean sprouts), P2: Complete Feed 60% + Silage 40% + non-natural Vitamin E 50 IU. The data obtained were then analyzed with ANOVA. The results showed that the provision of natural and non-natural Vitamin E had no significant effect (P>0.05) on the microscopic quality of sheep spermatozoa.
Keywords : Sheep, Microscopic Quality, Vitamin E, Green Bean Sprouts.Ramanda Rio 19141410142023-08-02T03:52:10Z2023-08-02T03:52:10Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73982This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/739822023-08-02T03:52:10ZKUALITAS FISIK KEJU SUSU SAPI DENGAN PEMAKAIAN ENZIM
BROMELIN DARI BUAH NANAS (Ananas comosus)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemakaian enzim bromelin
dari buah nanas (Ananas comosus) terhadap kualitas fisik (rendemen curd,
kekerasan, dan kelengketan) keju. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret 2023 di
Laboratorium Produksi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung, Bandar Lampung dan di Laboratorium Analisis Hasil
Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 4 perlakuan (5 ml enzim bromelin; 6 ml enzim bromelin; 7 ml
enzim bromelin; 8 ml enzim bromelin) dan diulang sebanyak 5 kali. Peubah yang
diamati meliputi rendemen curd, kekerasan, dan kelengketan keju. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam pada taraf nyata 5%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dosis perlakuan pemakaian enzim bromelin dari
buah nanas (Ananas comosus) berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap rendemen
curd, kekerasan, dan kelengketan keju. Disimpulkan bahwa pemakaian enzim
bromelin dari buah nanas (Ananas comosus) sebanyak 6 ml dapat digunakan
dalam pembuatan keju.
Kata kunci: enzim bromelin, keju, kekerasan, kelengketan, rendemen curd
This study aims to determine the effect of using the bromelain enzyme from
pineapple (Ananas comosus) on the physical quality (curd yield, hardness, and
adhesiveness) of cheese. This research was conducted in March 2023 at the
Livestock Production Laboratory, Department of Animal Husbandry, Faculty of
Agriculture, University of Lampung, Bandar Lampung and at the Agricultural
Product Analysis Laboratory, Department of Agricultural Product Technology,
Faculty of Agriculture, University of Lampung. This study was conducted using a
completely randomized design (CRD) with 4 treatments (5 ml of bromelain
enzyme; 6 ml of bromelain enzyme; 7 ml of bromelain enzyme; 8 ml of bromelain
enzyme) and repeated 5 times. The observed variables included curd yield,
hardness and adhesiveness of the cheese. The data obtained were analyzed using
analysis of variance at the 5% level of significance. The results showed that the
treatment dose used the bromelain enzyme from pineapple (Ananas comosus) had
a significant (P<0,05) effect on curd yield, hardness, and cheese adhesiveness. It
was concluded that the use of bromelain enzyme from pineapple fruit (Ananas
comosus) as much as 6 ml can be used in making cheese.
Keywords: adhesiveness, bromelin enzyme, cheese, curd yield, hardnessSALSABILA NAYLA 19141410292023-08-02T03:48:31Z2023-08-02T03:48:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73981This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/739812023-08-02T03:48:31ZPENGARUH PEMBERIAN JENIS KUNING TELUR YANG BERBEDA
PADA PENGENCER SITRAT TERHADAP KUALITAS SEMEN
BEKU SAPI BRAHMAN
Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pelayanan Teknis Daerah Balai Inseminasi
Buatan Daerah Lampung, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung
Tengah, Provinsi Lampung pada 25--30 Januari 2023. Tujuan dilakukanya
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai jenis kuning telur
dan mengetahui jenis kuning telur yang memberikan pengaruh terbaik pada
pengencer sitrat terhadap kualitas semen beku sapi Brahman. Penelitian ini
menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap dengan 3
perlakuan yaitu P1 : pengencer sitrat + kuning telur ayam ras biasa, P2 :
pengencer sitrat + kuning telur ayam ras omega 3. P3 : pengencer sitrat + kuning
telur ayam ras herbal, setiap perlakuan dilakukan 6 pengulangan. Data yang
diperoleh dianalisis ragam pada taraf 5 % dan atau 1% kemudian dilanjutkan uji
Duncan. Pemberian berbagai jenis kuning telur pada pengencer sitrat berbeda
sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase motilitas spermatozoa dan persentase
hidup spermatozoa pada saat pasca pembekuan, namun tidak berbeda nyata
(P>0,05) terhadap abnormalitas spermatozoa. Jenis kuning telur ayam ras biasa
pada pengencer sitrat memberikan pengaruh paling baik dibandingkan jenis
kuning telur ayam ras omega 3 dan jenis kuning telur ayam Ras herbal.
Kata kunci: kuning telur ayam ras biasa, kuning telur omega 3, kuning telur
herbal, pengencer sitrat, kualitas semen, sapi Brahman.
This research was conducted at the Regional Technical Service Unit of Lampung
Regional Artificial Insemination Center, Terbanggi Besar District, Central
Lampung Regency, Lampung Province on 25--30 January 2023. The purpose of
this study was to determine the effect of giving various types of egg yolk and to
determine the best type of egg yolk in citrate diluent on the quality of frozen
semen of Brahman cows. This study used a Completely Randomised Design
experimental design with 3 treatments, namely P1: citrate diluent + ordinary
chicken egg yolk, P2: citrate diluent + omega3 chicken egg yolk. P3: citrate
diluent + herbal chicken egg yolk, each treatment was done 6 repetitions. The
data obtained were analyzed for variance at a real level of 5% and or 1% then
followed by Duncan's test. The provision of various types of egg yolk in citrate
diluent was significantly different (P < 0.01) on the percentage of spermatozoa
motility and the percentage of live spermatozoa at the time of post-freezing, but
not signif cantly different (P>0.05) on spermatozoa abnormality. Common breed
egg yolk in citrate diluent gave the best effect compared to omega3 breed egg
yolk and herbal breed egg yolk.
Keywords: regular breed egg yolk, omega 3 breed egg yolk, herbal breed egg
yolk, citrate diluent, semen quality, Brahman cattle.RIVAI MAHFUD 19141410082023-07-31T04:24:56Z2023-07-31T04:24:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73845This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/738452023-07-31T04:24:56ZKUALITAS KIMIA YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN STABILIZER PATI TALAS PUTIH (Colocasia esculenta (l.) schott)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pati talas terhadap kualitas kimia yoghurt, meliputi kadar protein, kadar lemak, dan kadar air. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2023 di Laboratorium Produksi ternak Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Negeri Lampung. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang dilakukan yaitu: P0; kontrol (yoghurt susu sapi tanpa penambahan Pati talas Putih), P1; yoghurt susu sapi dengan penambahan Pati Talas Putih 1%, P2 yoghurt susu sapi dengan penambahan Pati Talas Putih 2%, P3; yoghurt susu sapi dengan penambahan pati talas putih 3%, dan P4; yoghurt susu sapi dengan penambahan Pati Talas Putih 4%. Data yang diperoleh dianalisis ragam pada taraf 5% dan uji lanjut BNT. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air dan kadar lemak yoghurt, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar protein yoghurt. Persentase terbaik pemberian pati talas putih terhadap kadar air dan kadar lemak yoghurt yaitu 4%.
Kata kunci: susu sapi, yoghurt, talas putih, kadar protein, kadar lemak, kadar air.Daniatur Arya19141410472023-07-28T01:16:02Z2023-07-28T01:16:02Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73803This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/738032023-07-28T01:16:02ZPENGARUH PEMBERIAN JENIS KUNING TELUR YANG BERBEDA
PADA PENGENCER TRIS TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU
SAPI BRAHMAN
Penelitian ini dilaksanakan di Unit PelayananTeknis Daerah Balai Inseminasi
Buatan Daerah Lampung, KecamatanTerbanggi Besar, Kabupaten Lampung
Tengah, Provinsi Lampung pada 25–30 Januari 2023. Tujuan dilakukan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian jenis kuning telur
yang berbeda dan mengetahui jenis kuning telur yang terbaik pada pengencer tris
terhadap kualitas semen beku sapi Brahman. Rancangan percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan jenis
kuning telur (telur ayam ras biasa, telur ayam ras herbal dan telur ayam ras omega
3) pada pengencer tris dan masing-masing pada perlakuan dilakukan sebanyak 6
kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisis ragam pada taraf 5% dan atau 1%,
kemudian untuk peubah yang berpengaruh nyata dilakukan uji lanjut DMRT
(Duncan’s Multiple Range Test). Hasil penelitian menunjukkan pemberian jenis
kuning telur yang berbeda pada pengencer tris berpengaruh nyata (P<0,05)
terhadap persentase motilitas spermatozoa post thawing dan berpengaruh sangat
nyata (P<0,01) terhadap persentase spermatozoa hidup post thawing, namun tidak
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase abnormalitas spermatozoa post
thawing. Penambahan jenis kuning telur ayam ras biasa dan ayam ras omega 3
pada pengencer tris memberikan hasil lebih baik terhadap persentase motilitas dan
viabilitas serta memiliki hasil terendah terhadap persentase abnormalitas
spermatozoa dibandingkan dengan jenis kuning telur ayam ras herbal.
Kata kunci :Kuning Telur, Ayam Ras Biasa, Ayam Ras Herbal, Ayam Ras
Omega 3, Pengencer Tris, Kualitas Semen, Sapi Brahman.
This research was conducted at the Regional Technical Service Unit of Lampung
Regional Artificial Insemination Center, Terbergi Besar District, Central
Lampung Regency, Lampung Province on January 25–30 , 2023. The purpose of
this study was to determine the effect of giving different types of egg yolk and
determine the best type of egg yolk in Tris diluent on the quality of frozen semen
of Brahman cows. The experimental design used was a completely randomized
design (CRD) with 3 treatments of egg yolk types (ordinary chicken eggs, herbal
chicken eggs and omega 3 chicken eggs) in Tris diluent and each treatment was
carried out 6 times. The data obtained were analyzed for variance at the 5% and
or 1% level, then for variables that had a significant effect, DMRT (Duncan's
Multiple Range Test) was conducted. The results showed that the provision of
different types of egg yolks in Tris diluent had a significant effect (P < 0.05) on
the percentage of motility of post thawing spermatozoa and a very significant
effect (P < 0.01) on the percentage of live spermatozoa post thawing, but no
significant effect (P>0.05) on the percentage of abnormalities of post thawing
spermatozoa. The addition of ordinary and omega 3 chicken egg yolk types in
Tris diluent gave better results on the percentage of motility and viability and had
the lowest results on the percentage of spermatozoa abnormality compared to herb
chicken egg yolk types.
Keywords: Egg, Common Breed Chicken, Herbal Breed Chicken, Omega 3
Breed Chicken, Tris Diluent, Semen Quality, Brahman CattleFEBRIYANSAR ERI 19141410062023-07-26T07:50:41Z2023-07-26T07:50:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73757This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/737572023-07-26T07:50:41ZPENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN C DAN E DALAM PENGENCER
SITRAT KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN CAIR
AYAM BANGKOK (Gallus gallus domesticus)juan untuk mengetahui pengaruh penambahan Vitamin C,
Vitamin E dan kombinasinya terhadap kualitas semen cair (motilitas, viabilitas
dan abnormalitas) dalam pengencer sitrat kuning telur pada semen Ayam
Bangkok. Penelitian ini dilaksakan pada Maret 2023 bertempat di Laboratorium
Fisiologi dan Reproduksi Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4
perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuannya adalah P0; kontrol, P1; penambahan
Vitamin C 0,2 g/100 ml pengencer, P2; penambahan Vitamin E 0,41 g/100 ml
pengencer, P3; penambahan Vitamin C 0,2 g/100 ml + Vitamin E 0,41 g/100 ml
pengencer. Data yang diperoleh dianalisis ragam dengan taraf 5% dan/atau 1%
dan diuji lanjut dengan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penambahan vitamin C dan vitamin E dalam pengencer sitrat kuning telur
berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap motilitas, berpengaruh nyata
(P<0,05) terhadap viabilitas namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
abnormalitas pasca pengenceran dan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
motilitas, viabilitas dan abnormalitas pada 3 jam penyimpnan. Pada perlakuan
(P1) mempunyai kualitas terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya dengan
nilai motilitas (60,00±2,00%), viabilitas (80,79±0,99%) dan abnormalitas
(10,00±0,95%) pada pasca pengenceran. Hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa penambahan vitamin C 0,2 g/100 ml pengencer sitrat kuning telur
memberikan pengaruh terbaik dalam mempertahankan motilitas dan viabilitas
semen cair Ayam Bangkok pasca pengenceran.
Kata kunci: Ayam Bangkok, Sitrat kuning telur, Spermatozoa, Vitamin C,
Vitamin E
This study aimed to determine the effect of addition Vitamin C, Vitamin E and
their combination on the quality of liquid semen (motility, viability and
abnormality) in egg yolk citrate diluent in Bangkok chicken semen. This research
was conducted in March 2023 at the Physiology and Reproduction Laboratory,
Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of
Lampung. This study used a completely randomized design (CRD) with 4
treatments and 3 replications. The treatment is P0; control, P1; addition of
Vitamin C 0.2 g/100 ml of diluent, P2; addition of Vitamin E 0.41 g/100 ml
diluent, P3; addition of Vitamin C 0.2 g/100 ml + Vitamin E 0.41 g/100 ml
diluent. The results obtained were analyzed for variance with a level of 5% and/or
1% then tested for the BNT test. The results showed that the addition of Vitamin
C and Vitamin E in egg yolk citrate diluent had a very significant effect (P<0,01)
on motility, significant effect (P<0,05) on viability but had no significant effect
(P>0,05) on post-dilution abnormalities and had no significant effect (P>0,05) on
motility, viability and abnormalities at 3 hours of storage. The treatment (P1) had
the best quality compared to other treatments, with motility (60.00 ± 2.00%),
viability (80.79 ± 0.99%) and abnormality (10, 00±0.95%) at post-dilution. The
results of the study concluded that the addition of Vitamin C 0.2 g/100 ml of egg
yolk citrate diluent had the best effect on maintaining the motility and viability of
Bangkok chicken liquid semen post-dilution.
Keywords: Bangkok Chicken, Egg yolk citrate, Spermatozoa, Vitamin C,
Vitamin EWijaya Putra Tegar 19141410282023-07-26T07:44:02Z2023-07-26T07:44:02Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73753This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/737532023-07-26T07:44:02ZPENGARUH PERBEDAAN PEMBERIAN VITAMIN E ALAMI
(KECAMBAH KACANG HIJAU) DAN VITAMIN E NON ALAMI
TERHADAP KUALITAS MAKROSKOPIS SEMEN PADA
DOMBA EKOR TIPIS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin E alami
(kecambah kacang hijau) dan vitamin E non alami terhadap kualitas makroskopis
semen pada domba ekor tipis. Penelitian ini dilaksanakan pada November 2022—
Januari 2023 selama 30 hari di Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung, Bandarlampung. Penelitian ini dilakukan secara
eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari
3 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali serta pada setiap satuan
percobaan terdapat 1 ekor domba ekor tipis. Perlakuannya adalah P0: Complete
Feed 60% + silase 40% (tanpa pemberian vitamin E alami dan non alami), P1:
Complete Feed 60% + Silase 40% + Vitamin E Alami (Kecambah kacang hijau)
50 IU (setara dengan 223 gram kecambah kacang hijau), P2: Complete Feed 60%
+ silase 40% + Vitamin E Non Alami 50 IU. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis menggunakan metode deskriptif untuk konsistensi, warna dan bau,
sedangkan untuk volume dan pH dianalisis menggunakan ANOVA dan
dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa pemberian vitamin E alami (kecambah kacang hijau) dan vitamin E non
alami berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap volume dan tidak berpengaruh nyata
(P>0,05) terhadap pH, konsistensi, bau, dan warna semen domba ekor tipis.
Pemberian vitamin E alami (kecambah kacang hijau) memberikan pengaruh yang
lebih baik dibandingkan dengan vitamin E non alami terhadap volume semen
domba ekor tipis.
Kata kunci: Domba ekor tipis, kualitas makroskopis, vitamin E, dan kecambah
kacang hijau
This study aims to determine the effect of natural vitamin E (mung bean sprouts)
and non-natural vitamin E on the macroscopic quality of semen in thin-tailed
sheep. This research was conducted in November 2022-January 2023 for 30 days
at the Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of
Lampung, Bandarlampung. This research was conducted experimentally using a
Randomized Group Design (RAK) consisting of 3 treatments and each treatment
was repeated 5 times and in each experimental unit there was 1 thin-tailed sheep.
The treatments were P0: Complete Feed 60% + silage 40% (without giving
natural and non-natural vitamin E), P1: Complete Feed 60% + Silage 40% +
Natural Vitamin E (Mung bean sprouts) 50 IU (equivalent to 223 grams of mung
bean sprouts), P2: Complete Feed 60% + silage 40% + Non-Natural Vitamin E 50
IU. The data obtained were then analyzed using descriptive methods for
consistency, color and odor, while for volume and pH were analyzed using
ANOVA and continued with the BNT test at the 5% level. The results of this
study showed that the provision of natural vitamin E (mung bean sprouts) and
non-natural vitamin E had a significant effect (P < 0.05) on volume and no
significant effect (P>0.05) on pH, consistency, odor, and color of thin-tailed sheep
semen. Giving natural vitamin E (mung bean sprouts) gives a better effect than
non-natural vitamin E on the volume of semen of thin-tailed sheep.
Keywords: Thin-tailed sheep, macroscopic quality, vitamin E, and mung bean
sprouts.Rahmawati Tina 19141410022023-07-26T07:37:12Z2023-07-26T07:37:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73750This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/737502023-07-26T07:37:12ZSTRUKTUR POPULASI, PERFORMA REPRODUKSI, DAN PRODUKSI
KAMBING PERAH DI KABUPATEN PESAWARAN DAN
LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG
This research aimed to determine the population structure, reproductive
performance, and production of dairy goats in Pesawaran and East Lampung
Regencies, Lampung Province. This research was carried out from January 2023
to April 2023 in Pesawaran and East Lampung Regencies, Lampung Province.
This research used the case study method and to determine the research location
was to use the survey method. The research sample was determined by snowball
sampling. The observed variables were the population of male and female kids,
male and female young goat, and male and female adult goat. Pregnancy rate,
litter size, postpartum and pre-weaning mortality, and milk production of dairy
goats were also evaluated. The data was analised descriptively. The results of the
research in Pesawaran District showed that the population structure of male lamb
was 0.00%, female lamb 100.00%, male young goat 0.00%, female young goat
100.00%, male adult goat 0.00% and female adult goat 100.00%. The result also
showed that pregnancy rate, litter size, postpartum mortality, pre-weaning
mortality, and service per conception were 100.00%, 2.00, 14.29%, 7.14%, and 1,
respectively, and milk production of Ettawa Grade goat and Jawarandu goat were
0.97 liters/day/head and 0.530 liters/day/head, respectively. Meanwhile, East
Lampung Regency has a population structure namely male lamb 66.67%, female
lamb 33.33%, male young goat 20.00%, female young goat 80.00%, male adult
goat 12.70% and female adult goat 87.30%. Pregnancy rate, litter size, postpartum
mortality, pre-weaning mortality, and service per conception were 83.72%, 1.77%,
3.26%, 39.13%, and 1.14, respectively, and milk production of Sapera goat,
Saanen goat, Anglo Nubian goat, Alpine goat, and Ettawa Grade goat were 1.23
liters/head/day, 2.00 liters/head/day, 1.19 liters/head/day, 1.00 liters/head/day, dan
0.58 liters/head/day, respectively.
Keyword: Dairy Goats, Reproductive Performance, Production, Population
Structure
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur populasi, performa reproduksi,
dan produksi kambing perah di Kabupaten Pesawaran dan Lampung Timur,
Provinsi Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari sampai April 2023 di
Kabupaten Pesawaran dan Lampung Timur, Provinsi Lampung. Penelitian survei
ini menggunakan metode studi kasus. Sampel penelitian ditentukan secara
snowball sampling. Peubah yang diamati yaitu populasi cempe jantan dan betina,
kambing muda jantan dan betina, dan kambing dewasa jantan dan betina. Selain
itu, angka kebuntingan, litter size, mortalitas pasca partus dan pra sapih, dan
produksi susu kambing perah juga diamati. Analisis data dilakukan secara
deskriptif. Hasil penelitian di Kabupaten Pesawaran menunjukkan bahwa struktur
populasi kambing perah yaitu cempe jantan 0,00%, cempe betina 100,00%,
kambing jantan muda 0,00%, kambing betina muda 100,00%, kambing dewasa
jantan 0,00% dan kambing dewasa betina 100,00%. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa angka kebuntingan, litter size, mortalitas pasca partus,
mortalitas pra sapih, dan service per conception berturut-turut yaitu 100,00%,
2,00, 14,29%, 7,14%, dan 1, dan produksi susu kambing PE dan Jawarandu
berturut-turut yaitu 0.97 liter/ekor/hari dan 0,530 liter/ekor/hari. Sedangkan,
struktur populasi kambing perah di Kabupaten Lampung Timur yaitu cempe
jantan 66,67%, cempe betina 33,33%, kambing jantan muda 20,00%, kambing
betina muda 80,00%, kambing dewasa jantan 12,70%, dan kambing dewasa betina
87,30%. Angka kebuntingan, litter size, mortalitas pasca partus, mortalitas pra
sapih, dan service per conception berturut-turut yaitu 83,72%, 1,77, 3,26%,
39,13%, dan 1,14, dan produksi susu kambing Sapera, kambing Saanen, Anglo
Nubian, Alpine, dan PE berturut-turut yaitu 1,23 liter/ekor/hari, 2,00
liter/ekor/hari, 1,19 liter/ekor/hari, 1,00 liter/ekor/hari, dan 0,58 liter/ekor/hari.
Kata kunci : Kambing Perah, Performa Reproduksi, Produksi, Struktur PopulasiBELA SAPUTRI RAFIDA 19141410322023-07-26T07:27:54Z2023-07-26T07:27:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73741This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/737412023-07-26T07:27:54ZPERBEDAAN PERFORMANS SAPI POTONG YANG DIBERI RANSUM KOMERSIAL GRUMI FEED DENGAN SAPI POTONG YANG DIBERI RANSUM FORMULA MATCHING FUND
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perbedaan performans sapi potong yang diberi ransum komersial Grumi Feed (P0) dengan sapi potong yang diberi ransum formula Matching Fund (P1). Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober—November 2022 di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah; Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung; dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Negeri Lampung. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang terdiri dari 2 perlakuan, dimana pada masing-masing perlakuan terdapat 10 ulangan sehingga terdapat 20 unit satuan percobaan. Perlakuan yang diberikan yaitu pemberian ransum komersial Grumi Feed dan ransum formula Mathcing Fund. Peubah yang diamati adalah konsumsi bahan kering, konsumsi protein kasar dan pertambahan bobot tubuh. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji independent T-test dan mann whitney dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata pada konsumsi bahan kering, konsumsi protein dan pertambahan bobot tubuh sapi potong (P>0,05). Walaupun tidak terdapat perbedaan rata-rata namun hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai konsumsi bahan kering (BK) dan konsumsi protein kasar (PK) tertinggi yaitu pada P1 sehingga pertambahan bobot tubuh harian (PBBH) pada P1 juga relatif lebih tinggi. Besarnya nilai konsumsi BK, PK, dan PBBH pada P1 berturut-turut yaitu 8,79 kg/ekor/hari; 1,15 kg/ekor/hari; 1,23kg/ekor/hari.
Kata kunci: Bahan kering, konsumsi, protein kasar, ransum formula Matching Fund, sapi
potong
This study aims to determine the differences in the performance of beef cattle fed commercial rations Grumi Feed (P0) with beef cattle fed formula Matching Fund (P1). This research was conducted from October to November 2022 in Astomulyo Village, Punggur District, Central Lampung Regency; Animal Feed and Nutrition Laboratory, Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung; and Laboratory of Agricultural Product Technology, Lampung State Polytechnic. This study used an experimental method consisting of 2 treatments, where in each treatment there were 10 replications so that there were 20 experimental units. The treatment given was giving formula rations Grumi Feed and formula rations Mathcing Fund. The observed variables were dry matter consumption, crude protein consumption and body weight gain. The data obtained were analyzed using a independent sample T-test and mann whitney with a level of 5%. The results showed that there was no average difference in dry matter consumption, protein consumption and body weight gain of beef cattle (P>0,05). Although there was no average difference, the results showed that the value of dry matter consumption (BK) and consumption of crude protein (PK) at P1 was higher than P0 so that the daily body weight gain (PBBH) at P1 was also relative higher than P0. The value of the consumption of BK, PK and PBBH at P1 was 8,79 kg/head/day; 1,15 kg/head/day; 1,23 kg/head/day.
Keywords: Dry matter, consumption, crude protein, formula rations Matching
Fund, beef cattleHANAFI ISNIAH 19142410122023-07-26T06:28:36Z2023-07-26T06:28:36Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73721This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/737212023-07-26T06:28:36ZTOTAL KOLESTEROL, LDL, DAN HDL DARAH AYAM KAMPUNG ULU
BETINA YANG DIBERI JINTAN HITAM (Nigella sativa) DALAM RANSUMPenelitian bertujuan untuk mengetahui total kolesterol, LDL, dan HDL darah ayam
kampung ULU betina yang diberi jintan hitam (Nigella sativa) dalam ransum.
Penelitian dilaksanakan pada Desember 2022--Februari 2023 di Laboratorium
Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan pengujian di
Laboratorium Pramitra Biolab Indonesia. Penelitian menggunakan 4 perlakuan 3
ulangan dengan dosis perlakuan yaitu kontrol (P0), 36 mg/kg BB (P1), 72 mg/kg BB
(P2), 144 mg/kg BB (P3). Peubah yang diamati meliputi total kolesterol, LDL, dan
HDL. Hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk histogram dan dianalisis secara
deskriptif. Rataan total kolesterol, LDL, dan HDL perlakuan penelitian ini berturut
turut dari P0, P1, P2, dan P3, total kolesterol (91,33 mg/dl; 88 mg/dl; 86,67 mg/dl; 85
mg/dl), LDL (30,67 mg/dl; 27,33 mg/dl; 21,33 mg/dl; 23,33 mg/dl), dan HDL (69,67
mg/dl; 73 mg/dl; 56,67 mg/dl; 60,33 mg/dl). Disimpulkan bahwa Pemberian
perlakuan Jintan Hitam (Nigella sativa) dengan menggunakan dosis perlakuan 36
mg/dl Nigella sativa, 72 mg/dl Nigella sativa, 144 mg/dl. Total kolesterol, LDL, dan
HDL darah ayam kampung ULU betina yang diberi jintan hitam (Nigella sativa)
mampu mempertahankan dalam kisaran normal dan mengalami peningkatan yang
positif.
Kata kunci: Ayam Kampung ULU Betina, Kolesterol Total, HDL, Jintan Hitam
(Nigella sativa), LDL.
This study aims to determine the total cholesterol, LDL, and HDL blood of female
ULU native chickens given black cumin (Nigella sativa) in the diet, this research was
conducted in December 2022--February 2023 in Laboratory, Faculty of Agriculture,
University of Lampung and Testing at Pramitra Biolab Indonesia Laboratory. This
study used 4 treatments 3 replicates with treatment doses, namely control (P0), 36 mg
/ kg BW (P1), 72 mg / kg BW (P2), 144 mg / kg BW (P3). The observed variables
include total cholesterol, LDL, and HDL. The results were displayed in the form of
histograms and analyzed descriptively. The averages of total cholesterol, LDL, and
HDL of this research treatment were respectively from P0, P1, P2, and P3, total
cholesterol (91.33 mg/dl; 88 mg/dl; 86.67 mg/dl; 85 mg/dl), LDL (30.67 mg/dl; 27.33
mg/dl; 21.33 mg/dl; 23.33 mg/dl), and HDL (69.67 mg/dl; 73 mg/dl; 56.67 mg/dl;
60.33 mg/dl). It was concluded that the administration of Black Cumin (Nigella
sativa) treatment by using treatment doses of 36 mg/dl Nigella sativa, 72 mg/dl
Nigella sativa, 144 mg/dl. Total cholesterol, LDL, and HDL in the blood of female
ULU chickens given black cumin (Nigella sativa) were able to maintain within the
normal range and experienced a positive increase.
Keywords: Female Hometown Chicken, Total Cholesterol, HDL, Black Cumin
(Nigella sativa), LDLACHMAD FAUZI TEO 19142410172023-07-26T03:30:47Z2023-07-26T03:30:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73708This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/737082023-07-26T03:30:47ZPENGARUH PENAMBAHAN PATI TALAS PUTIH
(Colocasia esculenta (L.) Schott) TERHADAP KUALITAS FISIK
YOGHURT SUSU SAPIABSTRAK
PENGARUH PENAMBAHAN PATI TALAS PUTIH (Colocasia esculenta
(L.) Schott) TERHADAP KUALITAS FISIK YOGHURT SUSU SAPI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pati talas putih
terhadap kualitas fisik yoghurt susu sapi. Penelitian ini dilakukan pada Januari
2023 di Laboratorium Produksi Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik
Negeri Lampung. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (P0: tanpa penambahan pati talas putih, P1:
1%, P2: 2%, P3: 3%, P4: 4%) dan 4 ulangan. Peubah yang diamati dalam
penelitian ini adalah viskositas, pH, dan total asam laktat. Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan analisis ragam dengan taraf nyata 5% dan dilanjutkan
dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penambahan pati talas putih berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap viskositas, pH,
dan total asam yoghurt susu sapi. Semakin tinggi penambahan persentase pati
talas putih maka dapat meningkatkan nilai viskositas, total asam laktat dan
menurunkan nilai pH.
Kata kunci: Talas putih, susu sapi, pH, total asam, dan viskositas.
This research aims to determine the effect of the addition of Colocasia esculenta
(L.) Schott on the physical quality of cow's milk yogurt. This research was
conducted in January 2023 at the Livestock Production Laboratory, Department of
Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung and the
Agricultural Product Technology Laboratory, Lampung State Polytechnic. The
experimental design used was a completely randomized design (CRD) with 5
treatments (P0: without the addition of Colocasia esculenta (L.) Schott starch, P1:
1%, P2: 2%, P3: 3%, P4: 4%) and 4 replications. The variables observed in this
research were viscosity, pH, and total lactic acid. The data obtained were
analyzed using analysis of variance with a significance level of 5% and continued
with the Least Significant Difference (LSD) test. The results showed that the
addition of Colocasia esculenta (L.) Schott starch had a significant (P<0.05) effect
on the viscosity, pH, and total acidity of cow's milk yogurt. The higher the
addition of the percentage of Colocasia esculenta (L.) Schott starch, it can
increase the value of viscosity, total lactic acid and lower the pH value.
Keywords: Colocasia esculenta (L.) Schott, Cow's milk, pH, total acid, and
viscosity.1914141001 Desya Putri Setyadesyaputri460@gmail.com2023-07-26T02:26:46Z2023-07-26T02:26:46Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73691This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/736912023-07-26T02:26:46ZANALISIS KORELASI DAN REGRESI ANTARA VOLUME TUBUH
DENGAN BOBOT TUBUH KAMBING SABURAI MENGGUNAKAN
PERSAMAAN NON LINIER DI KELOMPOK TERNAK
TANI MAKMUR IIABSTRACT
CORRELATION AND REGRESSION ANALYSIS BETWEEN BODY
VOLUME AND BODY WEIGHT OF SABURAI GOATS USING
NON-LINEAR EQUATIONS IN THE TANI MAKMUR II
FARMER GROUP
This research aimed to find out the correlation and non-linear regression of body
measurements (chest girth and body length) and body volume on body weight of
Saburai goats in Kelompok Ternak Tani Makmur II, Gisting District, Tanggamus
Regency. This research was conducted in January 2023, using the purposive
sampling method where the criteria for the chosen goats were female, 1-3 years
old, and not pregnant. The data collected included chest girth and body length of
the Saburai goats. Independent variables in this study were chest girth, body
length, and body volume which was calculated from chest girth and body length.
This data was analyzed using the R application to determine the value of
correlation and non linier regression coefficient. The results of the correlation
analysis of body length, chest girth, and body volume on body weight were
0,7418, 0,7986, 0,8408, respectively. Futhermore, non-linear regression equation
resulted from body length, chest girth, and body volume on body weight were BW
= 87,3886 – 2,5264BL + 0,0253BL2 with reliability value of 99,03% and
determination coefficient of 0,6009, BW = -76,8074 + 1,9316CG - 0,0051CG2
with reliability value of 100,19% and determination coefficient of 0,6383, and
BW = 1326 + 1,3470BV – 0,00000537BV2 with reliability value of 100% and
determination coefficient of 0,7084, respectively.
Keywords : Body measurements, Body volume, Correlation, Non-linear
regression, Saburai goat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi dan regresi non linier ukuranukuran
tubuh (lingkar dada dan panjang badan) dan volume tubuh terhadap bobot
tubuh kambing Saburai di Kelompok Ternak Tani Makmur II Kecamatan Gisting,
Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2023,
menggunakan metode Purposive Sampling dengan kriteria kambing yang dipilih
yaitu betina, berumur 1—3 tahun, dan tidak sedang bunting. Data yang dihimpun
meliputi lingkar dada dan panjang badan kambing Saburai untuk menentukan
volume tubuh. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lingkar dada, panjang
badan, dan volume badan yang dihitung dari lingkar dada dan panjang badan.
Analisis data mengguakan aplikasi R untuk mengetahui nilai korelasi dan regresi
non linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien korelasi (r) panjang
badan, lingkar dada, dan volume tubuh terhadap bobot tubuh kambing Saburai
berturut-turut yaitu 0,7418, 0,7986, dan 0,8408. Selanjutnya hasil analisis regresi
non linear didapatkan bahwa regresi non linier panjang badan, lingkar dada, dan
volume tubuh terhadap bobot tubuh, berturut-turut yaitu BB = 87,3886 –
2,5264PB + 0,0253PB2 dengan keterandalan 99,03% dan koefisien diterminasi
(R2) 0,6009, BB = -76,8074 + 1,9316 LD-0,0051LD2 dengan keterandalan
100,19% dan koefisien diterminasi (R2) 0,638, dan BB = 1326 + 1,3470 VT –
0,00000537VT2 dengan keterandalan 100% dan koefisien diterminasi (R2) 0,7084.
Kata Kunci: Kambing Saburai, Korelasi, Regresi Non Linier, Ukuran Tubuh,
Volume Tubuh.1954141011 Robby Agung Darmawan Robbyagungdarmawan@gmail.com2023-07-26T02:16:12Z2023-07-26T02:16:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73681This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/736812023-07-26T02:16:12ZPENDUGAAN BOBOT BADAN KAMBING SABURAI BETINA MELALUI UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN LINEAR DI KELOMPOK TANI MAKMUR II, KECAMATAN GISTING, KABUPATEN TANGGAMUSPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ukuran-ukuran tubuh kambing dengan bobot badan kambing Saburai betina dan mengetahui pendugaan bobot badan menggunakan ukuran-ukuran tubuh melalui persamaan linier. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2023, di Kelompok Ternak Makmur II, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan purposive sampling dengan kriteria kambing seperti tidak bunting dan umur 1--3 tahun. Peubah yang diamati yaitu lingkar dada, panjang badan, tinggi pundak, tinggi pinggul, lebar pinggul dan bobot badan. Analisis korelasi dan regresi antara ukuran-ukuran tubuh dan bobot badan dilakukan dengan bantuan program R. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkar dada (LD) memiliki korelasi yang sangat kuat sedangkan tinggi pinggul (TPG) dan panjang badan (PB) memiliki korelasi yang kuat serta untuk tinngi pundak (TP) dan lebar pinggul (LPG) memiliki korelasi yang sedang terhadap bobot badan (BB) kambing Saburai dengan nilai korelasi berturut-turut yaitu 0,80, 0,74, 0,74, 0,58 dan 0,52. Sedangkan persamaan regresi antara lingkar dada (LD), panjang badan (PB), tinggi pundak (TP), tinggi pinggul (TPG) dan lebar pinggul (LPG) terhadap bobot badan (BB) berturut-turut yaitu BB= -49,9974 + 1,1903LD; BB= -24,8560 + 0,8687PB; BB= -11,2769 + 0,7036TP; BB= -27,9433 + 0,9273TPG; dan BB=-0,0109 + 2,1129LPG dengan koefisien determinasi (R²) berturut-turut yaitu 0,6424, 0,5512, 0,3399, 0,5012, dan 0,2789.
Kata kunci: Kambing Saburai, Bobot badan, Lingkar dada, Panjang badan, Tinggi pundak, Tinggi pinggul, Lebar pinggulPratama Galih Adi19141410232023-07-25T08:27:02Z2023-07-25T08:27:02Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73624This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/736242023-07-25T08:27:02ZPENGARUH UMUR TERHADAP TINGKAT INFESTASI DAN JENIS
CACING SALURAN PENCERNAAN PADA TERNAK KAMBING
JAWARANDU DI KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN
PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNGABSTRAK
PENGARUH UMUR TERHADAP TINGKAT INFESTASI DAN JENIS
CACING SALURAN PENCERNAAN PADA TERNAK KAMBING
JAWARANDU DI KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN
PRINGSEWU
Oleh
REGINA WATI MALAU
Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang dapat dijadikan
alternatif untuk memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat Indonesia.
Namun terdapat kendala yang dihadapi dalam beternak kambing salah satunya
adalah masalah penyakit parasiter. Penyakit ini dapat mempengaruhi produktivitas
pada ternak kambing karena sebagian zat makanan di dalam tubuh ternak
dikonsumsi oleh cacing, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan pada hewan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan infestasi dan mengetahui
jenis cacing saluran pencernaan pada kambing Jawarandu umur < 1 tahun dan > 1
tahun di Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu. Penelitian ini dilakukan
pada Januari sampai Februari 2023. Materi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kambing Jawarandu sebanyak 60 ekor yang diambil sampel feses dan
dianalisis di Balai Veteriner Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah survei. Variabel yang diamati adalah infestasi dan jenis cacing saluran
pencernaan yang dianalisis menggunkan Uji Chi Square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan infestasi (P>0,05) pada kambing
Jawarandu umur < 1 tahun dan > 1 tahun. Tingkat infestasi pada ternak umur < 1
tahun 40,00% dan ternak umur > 1 tahun 43,33%. Jenis cacing yang ditemukan
pada kambing Jawarandu dari kelas nematoda pada umur < 1 tahun yaitu
Trichuris sp., dan Strongyloides sp, dari kelas trematoda yaitu terdapat cacing
Paramphistomum sp., dan Fasciola sp. Pada kambing umur > 1 tahun jenis
cacing kelas nematoda yang menginfestasi yaitu Haemoncus sp., Toxocara sp.,
dan Trichuris sp, dari kelas trematoda yaitu terdapat cacing Paramphistomum sp.,
dan Fasciola sp.
Kata kunci : infestasi, kambing, cacing saluran pencernaan, umur.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF AGE ON INVESTMENT LEVEL AND TYPE OF
GIAT WORMS IN THE JAWARANDU GOAT'S IN ADILUWIH
DISTRICT, PRINGSEWU DISTRICT
By
REGINA WATI MALAU
Goats are one type of small ruminants that can be used as an alternative to meet
the needs of animal protein for the people of Indonesia. However, there are
obstacles faced in raising goats, one of which is the problem of parasitic diseases.
This disease can affect productivity in goats because some of the food substances
in the body of livestock are consumed by worms, causing tissue damage in
animals. The purpose of this study was to see the differences in infestation and
determine the type of digestive tract worms in Jawarandu goats aged < 1 year and
> 1 year in Adiluwih District, Pringsewu Regency. The study was conducted from
January to February 2023. The material used in this study was 60 Jawarandu goats
which were taken fecal samples and analyzed at the Lampung Veterinary Center.
The method used in this study is a survey. The variables observed were infestation
and type of gastrointestinal worms analyzed using Chi Square Test. The results
showed that there was no difference in infestation (P>0.05) in Jawarandu goats
aged < 1 year and > 1 year. The infestation rate in cattle aged < 1 year is 40.00%
and cattle aged > 1 year is 43.33%. The types of worms found in Jawarandu goats
from the nematode class at the age of < 1 year are Trichuris sp., and Strongyloides
sp., from the trematode class, there are Paramphistomum sp. worms, and Fasciola
sp. In goats aged > 1 year, the types of nematode class worms that infest are
Haemoncus sp., Toxocara sp., and Trichuris sp., from the class trematodes,
namely there are worms Paramphistomum sp., and Fasciola sp.
Key words: infestation, goat, intestinal worms, age.1914141005 Regina Wati Malau reginamalau18@gmail.com2023-07-25T06:45:41Z2023-07-25T06:45:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73629This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/736292023-07-25T06:45:41ZPENGARUH SISTEM PERKANDANGAN TERHADAP TINGKAT
INFESTASI DAN JENIS CACING SALURAN PENCERNAAN PADA
KAMBING JAWARANDU DI KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN
PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNGTujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan infestasi dan mengetahui
jenis cacing saluran pencernaan pada kambing Jawarandu perkandangan
panggung dan perkandangan postal di Kecamatan Adiluwih, Kabupaten
Pringsewu Provinsi Lampung. Penelitian ini dilakukan pada Januari sampai
Februari 2023 dengan menggunakan metode survei. Data mengenai tingkat
infestasi cacing dianalisis dengan menggunakan Uji Chi-Square pada taraf 5%
dan data mengenai jenis cacing yang menginfestasi dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkandangan berpengaruh terhadap tingkat
infestasi cacing saluran pencernaan P<0,05. Sistem perkandang postal memiliki
resiko infestasi cacing saluran pencernaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
sistem perkandangan panggung. Jenis cacing yang menginfestasi ternak pada
sistem perkandangan panggung yaitu Cooperia sp., Paramphistomum sp.,
Toxocara sp., Trichostrongylus sp., dan Trichuris sp. sedangkan pada sistem
perkandangan postal yaitu Fasciola sp., Haemonchus sp., Oesophagustomum sp.,
Paramphistomum sp., Strongyloides sp., Toxocara sp., dan Trichuris sp.
Kata kunci : infestasi, kambing, cacing saluran pencernaan, perkandangan
panggung, perkandangan postal
The purpose of this study was to see the differences in infestation and to find out
the types of worms in the digestive tract in Jawarandu goats on stilts and postal
pens in Adiluwih sub-district, Pringsewu district, Lampung province. This
research was conducted from January to February 2023 using a survey method.
Data regarding the level of worm infestation were analyzed using the Chi-Square
Test at the 5% level. Data regarding the type of worm infestation were analyzed
descriptively. The results showed that housing had an effect on worm infestation
rates in the digestive tract P<0.05. The postal cage system has a higher risk of
intestinal helminth infestation compared to the stage cage system. The types of
worms that infest cattle in the stilt housing system are Cooperia sp.,
Paramphistomum sp., Toxocara sp., Trichostrongylus sp., and Trichuris sp. while
in the postal housing system namely Fasciola sp., Haemonchus sp.,
Oesophagustomum sp., Paramphistomum sp., Strongyloides sp., Toxocara sp.,
and Trichuris sp.
Keywords : infestation, goats, digestive tract worms, stage housing, postal
housing.SEKAR WENINGTIYAS AGNES 19541410032023-07-25T06:24:37Z2023-07-25T06:24:37Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73623This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/736232023-07-25T06:24:37ZPENGARUH JENIS KELAMIN TERHADAP TINGKAT INFESTASI DAN
JENIS CACING SALURAN PENCERNAAN KAMBING JAWARANDU
DI KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan infestasi dan mengetahui
jenis cacing saluran pencernaan pada kambing Jawarandu jantan dan betina di
Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu. Penelitian ini dilakukan pada Januari
sampai Februari 2023 dengan menggunakan metode survey. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat infestasi (P<0,075) pada kambing
Jawarandu jantan dan betina dengan tingkat infestasi pada jantan 53,33% lebih
tinggi dibandingkan dengan betina 30,00%. Jenis cacing yang ditemukan pada
kambing Jawarandu yang dipelihara berasal dari kelas nematoda pada jenis
kelamin jantan yaitu Haemonchus sp.,Trichuris sp., Toxocara sp., Strongyloides
sp., Oesophagostomum sp., Trichuris sp., Toxocara sp., dan kelas trematoda yaitu
terdapat cacing Paramphistomum sp., dan Fasciola sp. Pada betina jenis cacing
kelas nematoda yang menginfestasi yaitu Trichuris sp., Toxocara sp., dan kelas
trematoda yaitu Paramphistomum sp., dan Fasciola sp.
Kata kunci: kambing, cacing saluran pencernaan, jenis kelamin.
The purpose of this study was to observed the differences in infestation and to
determine the type of digestive tract worms in male and female Jawarandu goats
in Adiluwih District, Pringsewu Regency. This research was conducted from
January to February 2023 using a survey method. The results showed that there
were differences in the level of infestation (P<0.075) in male and female
Jawarandu goats with the infestation rate in males being 53.33% higher than that
of females being 30.00%. The types of worms found in the Jawarandu goats kept
came from the nematode class in the male sex, namely Haemonchus sp., Trichuris
sp., Toxocara sp., Strongyloides sp., Oesophagostomum sp., Trichuris sp.,
Toxocara sp., and the trematodes class, namely there are worms Paramphistomum
sp., and Fasciola sp. In females, the types of worms that infect the nematode class
are Trichuris sp., Toxocara sp., and the trematode class, namely Paramphistomum
sp., and Fasciola sp.
Keywords: goat, digestive tract worms, gender.BELLA SINTA 19141410132023-07-25T03:41:56Z2023-07-25T03:41:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73627This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/736272023-07-25T03:41:56ZGAMBARAN DARAH (SEL DARAH MERAH, HEMOGLOBIN, DAN
PCV) PADA AYAM KAMPUNG ULU JANTAN DENGAN PEMBERIAN
JINTAN HITAM (Nigella sativa) MELALUI PAKAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran darah (sel darah merah,
hemoglobin, dan packed cell volume (PCV)) pada ayam kampung ULU jantan
dengan pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella sativa). Penelitian ini
dilaksanakan pada Desember 2022--Februari 2023 di Unit Kandang Laboratorium
Lapang Terpadu yang berada di Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Pemeriksaan sampel darah di lakukan di Laboratorium Klinik Kinkou, Lampung.
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan 4 perlakuan dan 3
ulangan. Perlakuan yang diberikan melalui pakan dengan P0; (kontrol), P1; 36
mg/kg BB/hari (Nigella sativa), P2; 72 mg/kg BB/hari (Nigella sativa), P3; 144
mg/kg BB/hari (Nigella sativa). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ekstrak jitan hitam (Nigella sativa)
pada ayam kampung ULU Jantan melalui pakan sampai dengan dosis tertinggi
menunjukan bahwa rata-rata sel darah merah 2,40--2,55 106/ μL, kadar
hemoglobin 12,9--13,9 g/dL dan nilai PCV 28,4--30,7% masih berada pada
kisaran normal.
Kata kunci: Sel Darah Merah, Hemoglobin, Nilai PCV, Ayam Kampung ULU
Jantan, Jintan Hitam (Nigella sativa).
This study aims to determine blood characteristics (red blood cells, hemoglobin,
and packed cell volume (PCV)) in ULU rooster by administering black cumin
extract (Nigella sativa). This research was conducted in December 2022 -
February 2023 in the Integrated Field Laboratory Cage Unit located at the Faculty
of Agriculture, University of Lampung. Examination of blood samples was
carried out at the Kinkou Clinical Laboratory, Lampung. Experimental research
using 4 treatments and 3 replications. Treatment given through feed with P0;
(control), P1; 36 mg/kg BW/day (Nigella sativa), P2; 72 mg/kg BW/day (Nigella
sativa), P3; 144 mg/kg BW/day (Nigella sativa). The data obtained were analyzed
descriptively. The results showed that the administration of black cumin extract
(Nigella sativa) to ULU Male village chickens through feed up to the highest 144
mg/kg BB/hari dose showed that the average red blood cell 2.40--2.55 x 106/μL,
hemoglobin level 12.9--13.9 g/dL and PCV values 28.4--30.7% were still within
the normal range.
Keywords: Red Blood Cells, Hemoglobin, PCV Value, ULU Rooster, Black
Cumin (Nigella sativa).Irma Ade 19141410402023-07-25T03:31:54Z2023-07-25T03:31:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73615This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/736152023-07-25T03:31:54ZPENDUGAAN BOBOT BADAN KAMBING SABURAI BETINA MELALUI UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN NON LINIER (STUDI KASUS DI KELOMPOK TERNAK TANI MAKMUR II)
This research aimed to determine the correlation and non linear regression
between body weight (BW) and body measurements which include body length
(BL), shoulder height (SH), chest girth (CG), and hip height (HH) in female
Saburai goats in Kelompok Ternak Tani Makmur II, Gisting District, Tanggamus
Regency, Lampung Province. This research was held in January 2023. Saburai
goat used in this study were 33 heads aged 1--3 years and not pregnant. The
method used was a survey and data collection was done by case study. The data
obtained was tabulated using the excel program. Data were analyzed with nonlinear
correlation and regression between independent (body measurements) and
dependent (body weight) variables using the R program. The results showed that
body measurements correlated with body weight of female Saburai goats, where
body length had a strong correlation with a value of 0.75; shoulder height has a
moderate correlation with a value of 0.55; chest girth has a strong correlation
value with a value of 0.79; and hip height has a moderate correlation value with a
value of 0.71. The results of this study also showed that the non linear regression
equation of body length (PB), shoulder height (TP), chest girth (LD), and hip
height (TGPG) on body weight were BB = 87.3886 + (-2.5264) PB + 0 .0253PB2;
BB = -170.2195 + 5.4209TP + (-0.0346)TP2; BB = -76.8074 + 1.9316LD +
(-0.0051)LD2 and BB = -25.4917 +0.8394TGPG + 0.0007TGPG2, respectively
and has a coefficient of determination of 0.6009; 0.4711; 0.6383; and 0.5080,
respectively.
Keyword : Body measurements, body weight, correlation, non-linear regression,
saburai female goat,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi dan regresi non linier antara
bobot badan (BB) dengan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi panjang badan(PB),
tinggi pundak (TP), lingkar dada (LD), dan tinggi pinggul (TGPG) pada kambing
Saburai betina di Kelompok Tani Ternak II, Kecamatan Gisting, Kabupaten
Tanggamus, Provinsi Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2023.
Kambing Saburai yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 33 ekor berumur
1--3 tahun dan tidak bunting. Metode yang digunakan adalah survei dan
pengambilan data dilakukan secara studi kasus. Data yang diperoleh ditabulasi
menggunakan program excel. Data dianalisis dengan analisis korelasi dan regresi
non linier antara variabel independen dan variabel dependen mnggunakan
program R. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran-ukuran tubuh memiliki
korelasi dengan bobot badan kambing Saburai betina, dimana panjang badan
memiliki korelasi kuat dengan nilai 0,75; tinggi pundak memiliki korelasi sedang
dengan nilai 0,55; lingkar dada memiliki nilai korelasi kuat dengan nilai 0,79; dan
tinggi pinggul memiliki nilai korelasi sedang dengan nilai 0,71. Hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa persamaan regresi non linier antara panjang badan (PB),
tinggi pundak (TP), lingkar dada (LD), dan tinggi pinggul (TGPG) terhadap bobot
badan masing-masing yaitu BB = 87,3886 + (-2,5264)PB + 0,0253PB2; BB =
-170,2195 + 5,4209TP + (-0,0346)TP2; BB = -76,8074 + 1,9316LD +
(-0,0051)LD2; dan BB = -25,4917 +0,8394TGPG + 0,0007TGPG2, dan memiliki
koefisien determinasi secara berurutan yaitu 0,6009; 0,4711; 0,6383; dan 0,5080.
Kata kunci : Bobot badan, kambing Saburai betina, korelasi, regresi non linier,
ukuran-ukuran tubuh,YESIANI KETUT 19141410342023-07-25T02:31:00Z2023-07-25T02:31:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73601This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/736012023-07-25T02:31:00ZGAMBARAN TOTAL LEUKOSIT DAN DIFERENSIAL LEUKOSIT
AYAM KAMPUNG UNGGUL BALITNAK (KUB) DENGAN PEMBERIAN
EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) DALAM AIR MINUM
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dosis terbaik pemberian
ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza) terhadap jumlah sel leukosit dan
diferensial leukosit pada ayam KUB. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember
2022--Februari 2023 di kandang Open House Laboratorium Lapang Terpadu dan
Laboratorium Pengolahan Limbah Agroindustri, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Analisis total leukosit dan diferensial
leukosit dilaksanakan di Laboratorium Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Hewan,
UGM. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan 4 perlakuan dan 5
ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu air minum tanpa ekstrak temulawak
(Curcuma xanthorriza) (P0), air minum dengan penambahan 5% ekstrak temulawak
(Curcuma xanthorriza) (P1), air minum dengan penambahan 10% ekstrak temulawak
(Curcuma xanthorriza) (P2), dan air minum dengan penambahan 15% ekstrak
temulawak (Curcuma xanthorriza) (P3). Data yang diperoleh dianalisis secara
deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa pemberian ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza) pada ayam KUB memiliki rata-rata total leukosit, basofil, monosit, dan
limfosit berada pada kisaran normal, dan total neutrofil serta eosinofil berada diatas
kisaran normal. Pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dengan dosis
sebesar 10% (P2) pada air minum memberikan hasil yang lebih baik pada jumlah
leukosit dan diferensialnya dalam mempertahankan kesehatan ayam KUB.
Kata Kunci: Ekstrak Temulawak, KUB, Total Leukosit, Diferensial Leukosit.
This study aims to determine the effect and best dose of turmeric extract (Curcuma
xanthorrhiza) on leukocyte cell count and leukocyte differential in KUB chickens.
This research was conducted in December 2022--February 2023 in the Open House
Integrated Field Laboratory and Agro-industrial Waste Management Laboratory,
Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agriculture, University
of Lampung. Leukocyte total and leukocyte differential analysis was carried out at the
Clinical Pathology Laboratory, Faculty of Veterinary Medicine, UGM. The study
used a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 5 replications.
The treatment given was drinking water without turmeric extract (Curcuma
xanthorriza) (P0), drinking water with the addition of 5% turmeric extract (Curcuma
xanthorriza) (P1), drinking water with the addition of 10% turmeric extract (Curcuma
xanthorriza) (P2), and drinking water with the addition of 15% turmeric extract
(Curcuma xanthorriza) (P3). The data obtained were analyzed descriptively. The
results showed that the administration of turmeric extract (Curcuma xanthorrhiza) to
KUB chickens had an average total of leukocytes, basophils, monocytes and
lymphocytes within the normal range, and total neutrophils and eosinophils were
above the normal range. Giving turmeric extract (Curcuma xanthorrhiza) at a dose of
10% (P2) in drinking water has an effect on the number of leukocytes and their
differential in maintaining the health of KUB chickens.
Keywords: Turmeric Extract, KUB, Total Leukocytes, Leukocyte DifferentialRISMAWATI DWI 19141410412023-07-25T02:19:03Z2023-07-25T02:19:03Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73598This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/735982023-07-25T02:19:03ZPENGARUH SUBTITUSI TEPUNG MAGGOT BLACK SOLDIER FLY
(BSF) PADA RANSUM BASAL TERHADAP PERFORMA AYAM
KAMPUNG UNGGUL BALITNAK (KUB) FASE STARTERThe purpose of this study was to determine the effect of subsition maggot black
soldier fly (BSF) flour at different levels in the ration on ration consumption, body
weight gain, and ration conversion, as well as the dosage to find out the best
treatment for giving maggot black soldier fly (BSF) flour to superior native
chicken rations from Balitnak (KUB). This research was conducted from 4
February to 4 March 2023 for 4 weeks at the Labuhan Dalam chicken coop,
Tanjung Senang, Bandar Lampung. This study used a completely randomized
design (CRD), with 4 treatments and 4 replications, each consisting of 6 KUB
chickens. The treatment given was the basal ration P0; (control), P1; 95% basal
ration with 5% BSF maggot flour substitution, P2; 90% basal ration with 10%
BSF maggot flour substitution, P3; 85% basal replications ration with 15% BSF
maggot flour substitution. The data obtained was analyzed by using analysis of
variance (ANOVA) atthe 5% level, if the results of the analysis of variance are
significant then it is continued with the least significant difference test (LSD) to
get the best performance using maggot. The results showed that the substitution of
BSF maggot flour in the basal ration had a very significant effect (P<0.01) on
ration consumption, body weight gain (BWG), ration conversion, and income
over feed cost (IOFC) of KUB starter phase chickens. Giving a basal ration with
BSF maggot flour substitution of 15% (P3) was significant in increasing ration
consumption, increasing body weight, and was able to reduce ration conversion
but did not give the best IOFC value. The best IOFC value is found in the basal
feed treatment (P0), namely without the addition of maggot flour.
Keywords: Black Soldier Fly (BSF) Maggot Flour Substitution, Basal
Ration, Performance of Balitnak Superior Kampong Chicken
(KUB) Starter Phase.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari subtitusi terbaik tepung
maggot black soldier fly (BSF) pada level berbeda dalam ransum terhadap
konsumsi ransum, pertambahan berat tubuh, dan konversi ransum ayam kampung
unggul balitnak (KUB). Penelitian ini dilaksanakan pada 4 Februari -- 4 Maret
2023 selama 4 minggu bertempat di kandang ayam Labuhan Dalam, Tanjung
Senang, Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak
Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan yang masing-masing ulangan
terdiri dari 6 ekor ayam KUB. Perlakuan yang di berikan adalah ransum basal
sebagai kontrol (P0); ransum basal 95% dengan subtitusi tepungmaggot BSF 5%
(P1); ransum basal 90% dengan subtitusi tepung maggot BSF 10%(P2); ransum
basal 85% dengan subtitusi tepung maggot BSF 15% (P3). Data yang diperoleh
dianalisis dengan analysis of variance (ANOVA) pada taraf 5%, apabila hasil
analisis ragam nyata maka di lanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT)
untuk mendapatkan performa penggunaan maggot terbaik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa subtitusi tepung maggot BSF pada ransum basal
berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi ransum, pertambahan berat
tubuh (PBT), konversi ransum, dan income over feed cost (IOFC) ayam KUB fase
starter. Pemberian ransum basal dengan subtitusi tepung maggot BSF sebesar15%
(P3) signifikan dalam meningkatan konsumsi ransum, pertambahan berat tubuh,
dan mampu menurunkan konversi ransum. Namun, tidak memberikan nilai IOFC
terbaik. Nilai IOFC terbaik terdapat pada perlakuan ransum basal (P0) yaitu tanpa
penambahan tepung maggot.
Kata kunci: Subtitusi Tepung Maggot Black Soldier Fly (BSF), Ransum Basal,
Performa Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) Fase StarteCahya Ari Syakti Rendi 16141410572023-07-25T02:08:09Z2023-07-25T02:08:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73595This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/735952023-07-25T02:08:09ZPENGARUH PEMBERIAN TEPUNG LIMBAH UDANG DALAM
RANSUM DENGAN PERSENTASE YANG BERBEDA TERHADAP
KONSUMSI RANSUM, PERTAMBAHAN BERAT TUBUH, DAN
KONVERSI RANSUM AYAM PEDAGING (BROILER)Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung limbah
udang dalam ransum dengan persentase yang berbeda terhadap konsumsi ransum,
pertambahan berat tubuh, dan konversi ransum ayam pedaging (broiler),
mengetahui tingkat persentase terbaik penggunaan tepung limbah udang dalam
ransum terhadap konsumsi ransum, pertambahan berat tubuh, dan konversi ransum
ayam pedaging (broiler). Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2022,
bertempat di UPT Teaching and Research Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian.
Parameter yang diukur pada penelitian ini yaitu jumlah konsumsi ransum,
pertambahan berat tubuh, dan konversi ransum. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4
perlakuan dengan 3 ulangan, perlakuan yang digunakan yaitu P0 : Ransum
komersil 100% (kontrol); P1 : Ransum komersil 100% + 4% tepung limbah udang
dalam ransum, P2 : Ransum komersil 100% + 8% tepung limbah udang dalam
ransum, P3 : Ransum komersial 100% + 12% tepung limbah udang dalam ransum.
Data dianalisis statistik dengan analisis analysis of variance (Anova) pada taraf
nyata 5% dan atau 1% dengan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil
penelitian menunjukkan pemberian tepung limbah udang berpengaruh nyata
(P<0,01) terhadap konsumsi ransum, pertambahan berat tubuh dan konversi
ransum, dan persentase penambahan tepung terbaik sebesar 4%.
Kata kunci: tepung limbah udang, broiler, konsumsi ransum, konversi, dan
pertambahan berat tubuh
The purpose of this study was to determine the effect of giving shrimp waste flour
in rations with different percentages on ration consumption, body weight gain, and
conversion of broiler rations, determine the best percentage level of use of shrimp
waste flour in the ration on ration consumption, body weight gain, and conversion
of broiler rations. This research was conducted in June-July 2022, located at UPT
Teaching and Research, Department of Animal Husbandry, Faculty of
Agriculture. The parameters measured in this study were the amount of ration
consumption, body weight gain, and ration conversion. This study used an
experimental method with a completely randomized design (CRD) consisting of 4
treatments with 3 replications, the treatment used was P0: 100% commercial
ration (control); P1: Commercial ration 100% + 4% shrimp waste flour in rations,
P2: Commercial ration 100% + 8% shrimp waste flour in rations, P3: Commercial
ration 100% + 12% shrimp waste flour in rations. Data were analyzed statistically
by analysis of variance (Anova) at a significant level of 5% and/or 1% with a
follow-up test of Less Significant Difference (LSD). The results showed that the
administration of shrimp waste flour had a significant effect (P<0,01) on ration
consumption, body weight gain and ration conversion, and the best percentage of
flour addition was 4%.
Keywords: shrimp waste flour, broiler, ration consumption, conversion, and body
weight gainROWO RAHARJO GAGAS 17541410022023-07-21T07:36:10Z2023-07-21T07:36:10Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73622This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/736222023-07-21T07:36:10ZTINGKAT INFESTASI CACING HATI PADA SAPI PO DI KELOMPOK
TANI TERNAK RESA JAYA DAN KARYATANI DESA REJOSARI
KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
PROVINSI LAMPUNGPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat infestasi cacing hati (Fasciola
sp.,) pada Sapi Peranakan Ongole (PO) di Kelompok Tani Ternak Resa Jaya dan
Kelompok Tani Ternak Karyatani Desa Rejosari, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lampung Selatan yang dilaksanakan pada November--Desember 2022. Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei. Penyamplingan data
ditentukan berdasarkan Rumus Slovin. Jumlah sampel yang didapat sebesar 216
sampel. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk Tabel tabulasi dan kemudian
dianalisis secara deskriptif. Sampel feses yang diperoleh diperiksa di
Laboratorium Parasitologi, Balai Veteriner Provinsi Lampung menggunakan Uji
Sedimentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat infestasi Fasciola sp. di
Kelompok Tani Ternak Resa Jaya sebesar 30,43% sedangkan di Kelompok Tani
Ternak Karyatani sebesar 33,06%. Disimpulkan bahwa tingkat infestasi cacing
hati di Kelompok Tani Ternak Karyatani lebih tinggi daripada Kelompok Tani
Ternak Resa Jaya.
Kata Kunci : Fasciola sp., Sapi Peranakan Ongole, Tingkat Infestasi.
This study aimed to determine the level of heartworm infestation (Fasciola sp.) on
Ongole Grade Cattle in the Resa Jaya Livestock Farmer Group and the Karyatani
Livestock Farmer Group in Rejosari Village, Natar District, South Lampung
Regency which were carried out in November--December 2022. The method used
in this study was a survey method. Data sampling is determined based on the
Slovin formula. The number of samples obtained was 216 samples. The data
obtained is presented in the form of a tabulation table and then analyzed
descriptively. The feces samples obtained were examined at the Parasitology
Laboratory of the Lampung Province Veterinary Center using the Sedimentation
Test. The results showed that the level of infestation Fasciola sp. in the Resa Jaya
Livestock Farmer Group it was 30.43% while in the Karyatani Livestock Farmer
Group it was 33.06%. It was concluded that the level of heartworm infestation in
the Karyatani Livestock Farmer Group was higher than the Resa Jaya Livestock
Farmer Group.
Keywords :, Fasciola sp., Peranakan Ongole Cattle, Infestation Rate.SUSANDI FANI SAPARINDA 18141410412023-07-21T07:28:49Z2023-07-21T07:28:49Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73613This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/736132023-07-21T07:28:49ZTINGKAT INFESTASI DAN JENIS PARASIT SALURAN PENCERNAAN
PADA SAPI PERANAKAN LIMOSIN DI KECAMATAN TULANG
BAWANG UDIK KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2022 yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat infestasi dan jenis parasit saluran pencernaan pada sapi Peranakan Limosin
di Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Metode
penelitian ini yang digunakan adalah metode survei yang dilakukan secara sensus
dengan peubah yang diamati yaitu infestasi dan jenis parasit saluran pencernaan
pada sapi Peranakan Limosin.. Jumlah sampel yang diperoleh yaitu 115 sampel
yang berasal dari 56 peternak. Pemeriksaan sampel feses sapi Peranakan Limosin
dilakukan di Balai Veteriner, Provinsi Lampung, menggunakan metode uji Mc.
Master dan uji Sedimentasi. Data hasil penelitian yang diperoleh disajikan dalam
bentuk tabel dan histogram, dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa parasit saluran pencernaan yang menginfestasi sapi Peranakan
Limosin di Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat
sebesar 46.09%. Infestasi tertinggi terdapat pada Desa Gedung Ratu sebesar
83,33% dan infestasi terendah terdapat pada Desa Kagungan Ratu sebesar 14,28%.
Jenis Parasit yang ditemukan pada sapi Peranakan Limosin di Kecamatan Tulang
Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat yaitu Eimeria., Paramphistomum
sp., Oesophagustomum sp., Fasciola sp., Trichuris sp., Mecistocirrus sp.,
Haemonchus sp., Strongloides sp.
Kata kunci : Parasit Saluran Pencernaan, Tingkat Infestasi, Sapi Peranakan
Limosin
This research was carried out in October 2022 which aimed to determine the level
of infestation and types of digestive tract parasites in Limosin grade cattle in
Tulang Bawang Udik District, Tulang Bawang Barat Regency. The research
method used was a census survey method with the observed variables, namely
infestation and types of digestive tract parasites in Limosin grade cattle. The
number of samples obtained was 115 samples from 56 breeders. Examination of
faecal samples of Limosin grade cattle was carried out at the Veterinary Center,
Lampung Province, using the Mc Master test method. and Sedimentation test. The
research data obtained are presented in the form of tables and histograms, and
analyzed descriptively. The results showed that 46.09% of the gastrointestinal tract
parasites that infested Limousine grade cattle in Tulang Bawang Udik District,
Tulang Bawang Barat Regency. The highest infestation was in Gedung Ratu
Village at 83.33% and the lowest infestation was in Kagungan Ratu Village at
14.28%. The type of parasite found in Limosin grade cattle in the Tulang Bawang
Udik District, Tulang Bawang Barat Regency, namely Eimeria., Paramphistomum
sp., Oesophagustomum sp., Fasciola sp., Trichuris sp., Mecistocirrus sp.,
Haemonchus sp., Strongyloides sp.
Keywords: Gastrointestinal parasites, Infestation rate, Limousine crossbreed cattleVERYANSAH ANDIKA 18141410252023-07-21T03:44:56Z2023-07-21T03:44:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73564This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/735642023-07-21T03:44:56ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma
xanthorriza) DALAM AIR MINUM TERHADAP LDL (Low Density
Lipoprotein) DAN HDL (High Density Lipoprotein) PADA AYAM
KAMPUNG UNGGUL BALITNAK (KUB)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar LDL (Low Density Lipoprotein)
dan HDL (High Density Lipoprotein) pada ayam KUB yang diberi esktrak
Temulawak (Curcuma xanthorriza). Penelitian ini dilaksanakan pada Desember
2022 - Februari 2023 berlokasi di Kandang Open House Laboratorium Lapang
Terpadu, Fakultas Pertanian,Universitas Lampung. Pembuatan ekstrak temulawak
dilakukan di Laboratorium Pengolahan Limbah Agroindustri, Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pemeriksaan kadar
LDL dan HDL di lakukan di Laboratoirum Pramitra Biolab Indonesia Lampung.
Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan
yaitu (P0) air minum tanpa ekstrak temulawak (Curcuma xanthorriza), air minum
dengan penambahan 5% ekstrak temulawak (Curcuma xanthorriza) (5 ml ekstrak
temulawak + 95 ml air) (P1), air minum dengan penambahan 10% ekstrak
temulawak (Curcuma xanthorriza) (10 ml ekstrak temulawak + 90 ml air) (P2),
dan air minum dengan penambahan 15% ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorriza) (15 ml ekstrak temulawak + 85 ml air) (P3). Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Rataan LDL dan HDL pada penelitian
ini berturut-turut dari P0, P1, P2, dan P3, LDL ( 31,80 mg/dl, 40,60 mg/dl, 36,00
mg/dl, 33,60 mg/dl), HDL ( 55,00 mg/dl, 63,60 mg/dl, 63,20 mg/dl, 61,40 mg/dl).
Disimpulkan bahwa pemberian Esktrak Temulawak (Curcuma xanthorriza) tidak
mempengaruhi kadar LDL dan HDL dalam darah.
Kata kunci : LDL, HDL, ayam KUB, ekstrak temulawak.
This study aims to determine the levels of LDL (Low Density Lipoprotein) and
HDL (High Density Lipoprotein) in KUB chickens that were given tumric extract
(Curcuma xanthorriza). This research was conducted in December 2022 -
February 2023 on Open House Integrated Field Laboratory, Faculty of
Agriculture, University of Lampung. Tumeric extract is made at the Agroindustrial
Waste Management Laboratory, Department of Agricultural Product
Technology, Faculty of Agriculture, University of Lampung LDL and HDL levels
was carried out at the Pramitra Biolab Indonesia Lampung Laboratory. The
experimental design used was a completely randomized design (CRD) with 4
treatments and 5 replications. The treatment given was P0: drinking water without
turmeric extract (Curcuma xanthorriza), P1: drinking water with the addition of
5% turmeric extract (Curcuma xanthorriza) (5 ml of turmeric extract + 95 ml of
water), P2: drinking water with the addition of 10% turmeric extract (Curcuma
xanthorriza) (10 ml of turmeric extract + 90 ml water), and P3: drinking water
with the addition of 15% turmeric extract (Curcuma xanthorriza) (15 ml of
turmeric extract + 85 ml of water).The data obtained were analyzed using
descriptive analysis. The average LDL and HDL in this study were P0, P1, P2,
and P3, LDL (31.80 mg/dl, 40.60 mg/dl, 36.00 mg/dl, 33.60 mg/dl), HDL (55.00
mg/dl, 63.60 mg/dl, 63.20 mg/dl, 61.40 mg/dl). It was concluded that the
administration of turmeric extract (curcuma xanthorriza) had no effect on LDL
and HDL blood levels.
Keywords: LDL, HDL, KUB chicken, turmeric extractWIRANTI SINDI 19141410092023-07-14T08:39:14Z2023-07-14T08:39:14Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73478This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/734782023-07-14T08:39:14ZPERBEDAAN PEMBERIAN KONSENTRAT MF DAN KONSENTRAT GRUMI FEED A TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT TUBUH, EFISIENSI RANSUM DAN INCOME OVER FEED COST
PADA SAPI POTONG ABSTRAK
PERBEDAAN PEMBERIAN KONSENTRAT MF DAN KONSENTRAT
GRUMI FEED A TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT TUBUH,
EFISIENSI RANSUM DAN INCOME OVER FEED COST
PADA SAPI POTONG
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemberian konsentrat MF
dan konsentrat Grumi Feed A untuk mengetahui pemberian terbaik terhadap
pertambahan bobot badan harian, efisiensi ransum dan income over feed cost pada
sapi potong. Penelitian ini dilaksanakan Oktober--November 2022 di kandang
sapi penggemukan Inovarm, Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten
Lampung Tengah. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang terdiri
dari 2 perlakuan dimana pada masing-masing perlakuan terdapat 10 ulangan,
sehingga terdapat 20 unit satuan percobaan. dimana P0 merupakan perlakuan
control yang terdiri dari konsentrat Grumi Feed A 60% dan kulit singkong 40%,
sedangkan P1 merupakan perlakuan dengan komposisi konsentrat MF 60% dan
kulit singkong 40%. Dalam formulasi konsentrat MF terdapat bahan pakan berupa
Multi Nutrients Sauce (MNS). MNS berfungsi sebagai sumber mineral mikro.
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji beda rata-rata (T-Test). Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
terhadap pertambahan bobot badan, efisiensi ransum dan income over feed cost
pada sapi potong. Pemberian ransum basal tanpa perlakuan P0 memberikan
pengaruh terbaik pada efisiensi ransum dan income over feed cost dan perlakuan
P1 memberikan pengaruh terbaik terhadap pertambahan bobot badan harian.
Kata kunci: Sapi Potong, Konsentrat, Pertambahan Bobot Tubuh, Efisiensi
ransum, Income Over Feed Cost, dan Multi Nutrient Sauce (MNS).
This study aims to determine the differences in the provision of MF concentrate
and Grumi Feed A concentrate to determine the best provision for daily body
weight gain, ration efficiency and income over feed cost in beef cattle. This
research was conducted from October to November 2022 at the Inovarm fattening
cattle pen, Astomulyo Village, Punggur District, Central Lampung Regency. This
study used an experimental method consisting of 2 treatments where in each
treatment there were 10 replications, so there were 20 experimental units. where
P0 is a control treatment consisting of 60% Grumi Feed A concentrate and 40%
cassava peel, while P1 is a treatment with a composition of 60% MF concentrate
and 40% cassava peel. In the MF concentrate formulation there is a feed
ingredient in the form of Multi Nutrients Sauce (MNS). MNS serves as a source
of micro minerals. The data obtained were analyzed using the average difference
test (T-Test). The results of this study indicated that treatment had no significant
effect (P>0.05) on body weight gain, ration efficiency and income over feed cost
in beef cattle. Giving basal rations without P0 treatment had the best effect on
ration efficiency and income over feed costs and P1 treatment had the best effect
on daily body weight gain.
Keywords: Beef Cattle, Concentrate, Body Weight Gain, Efficiency, Income Over
Feed Cost, and Multi Nutrient Sauce (MNS).1914241010 Kirana Jana ZiladiKiranajanaziladi@gmail.com2023-07-14T07:50:17Z2023-07-14T07:50:17Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73463This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/734632023-07-14T07:50:17ZKUALITAS SEMEN BEKU SAPI BRAHMAN DENGAN
PENAMBAHAN VITAMIN C DAN E PADA BAHAN
PENGENCER SUSU SKIMABSTRAK
KUALITAS SEMEN BEKU SAPI BRAHMAN DENGAN
PENAMBAHAN VITAMIN C DAN E PADA BAHAN PENGENCER
SUSU SKIM
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan vitamin C dan E
pada bahan pengencer susu skim terhadap kualitas semen beku sapi Brahman
serta mengetahui perlakuan terbaik penambahan vitamin C dan E pada bahan
pengencer susu skim. Penelitian ini dilaksanakan pada 23 Januari sampai 03
Februari 2023 di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Balai Inseminasi Buatan
Daerah (UPTBIBD) Lampung Tengah. Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Adapun perlakuan
meliputi P0: Tanpa Penambahan vitamin C dan vitamin E; P1: Penambahan
vitamin C sebanyak 250 mg/100 ml; P2: Penambahan vitamin E sebanyak 0,41
g/100 ml pengencer; dan P3: Penambahan kombinasi vitamin C sebanyak 250
mg/100 ml dan vitamin E sebanyak 0,41 g/100 ml pengencer. Data yang diperoleh
di analisis ragam dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penambahan vitamin C dan vitamin E pada bahan pengencer susu skim tidak
berbeda nyata (P>0,05) terhadap kualitas semen beku sapi Brahman. Rataan nilai
motilitas secara berturut-turut (43,83%; 47,16%; 45,66%; 42,66%), presentase
spermatozoa hidup secara berturut-turut (79,92%; 81,66%; 80,23%;79,12%) dan
abnormalitas secara berturut-turut (9,36%; 8,73% ;8,88%; 9,68%). Dapat
disimpulkan bahwa penambahan vitamin C dan E dengan dosis masing-masing
perlakuan pada bahan pengencer susu skim memberikan hasil yang sama dengan
tanpa pemberian vitamin C dan E terhadap motilitas, persentase hidup dan
abnormalitas spermatozoa semen beku sapi Brahman.
Kata Kunci: Sapi Brahman, Skim susu, Spermatozoa, Vitamin C, Vitamin E.
This study aims to determine the effect of the addition of vitamins C and E in skim
milk diluents on the quality of frozen semen of Brahman cows and to determine
the best treatment for the addition of vitamins C and E in skim milk diluents. This
research was conducted from January 23 to February 03, 2022 at the Technical
Service Unit Laboratory of the Regional Artificial Insemination Center
(UPTBIBD) Central Lampung. This study used a completely randomized design
(CRD) with 4 treatments and 6 replicates. The treatments include P0: Without the
addition of vitamin C and vitamin E; P1: Addition of vitamin C as much as 0,25
g/100 ml; P2: Addition of vitamin E as much as 0.41 g/100 ml diluent; and P3:
Addition of a combination of vitamin C as much as 0,25 g/100 ml and vitamin E
as much as 0.41 g/100 ml diluent. The data obtained in the analysis of variance
with a level of 5%. The results showed that the addition of vitamin C and vitamin
E in skim milk diluent was not significantly different (P>0.05) from Brahman
cattle frozen semen quality. The average value of motility was (43.83%; 47.16%;
45.66%; 42.66%), percentage of live spermatozoa (79.92%; 81.66%; 80.23%;
79.12%) and abnormality (9.36%; 8.73%; 8.88%; 9.68%) respectively. It can be
concluded that the addition of vitamins C and E at the dose of each treatment in
skim milk diluent gives the same results on motility, percentage of live and
abnormalities of frozen semen of Brahman cattle.
Keywords: Brahman Cattle, Vitamin C, Vitamin E, Skim milk, Spermatozoa.1914141051 FATMA NILAM SARI Fatmanilaam@gmail.com2023-07-13T08:11:17Z2023-07-13T08:11:17Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73455This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/734552023-07-13T08:11:17ZPENGARUH SUPLEMENTASI SOY BEAN MEAL (SBM) DAN MINERAL
MIKRO ORGANIK (Zn dan Cr) TERHADAP KECERNAAN PROTEIN
KASAR DAN SERAT KASAR KAMBING RAMBON JANTANABSTRAK
PENGARUH SUPLEMENTASI SOY BEAN MEAL (SBM) DAN MINERAL
MIKRO ORGANIK (Zn dan Cr) TERHADAP KECERNAAN PROTEIN
KASAR DAN SERAT KASAR KAMBING RAMBON JANTAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) mengetahui pengaruh penambahan
mineral mikro organik Zn-lisinat dan Cr- lisinat dalam ransum terhadap
kecernaan Protein Kasar (PK) dan Serat Kasar (SK) kambing rambon jantan; 2)
mengetahui penambahan SBM dan mineral organik Zn-lisinat dan Cr-lisinat yang
terbaik dalam ransum terhadap kecernaan Protein Kasar (PK) dan Serat Kasar
(SK) kambing rambon jantan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November--
Desember 2022 di kandang kambing Jurusan Peternakan dan analisis proksimat di
Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung. Percobaan dilakukan pada 12 ekor kambing
rambon jantan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang
terdiri menjadi 3 perlakuan dan 4 ulangan yang dibagi berdasarkan bobot tubuh.
Perlakuan pada penelitian ini yaitu P1 : Ransum Basal (onggok, silase daun
singkong, bungkil sawit dan Urea, P2 : Ransum Basal 90% + Soy bean Meal 10%,
P3 : Ransum Basal + Mineral Organik ( Zn dan Cr), P4 : Ransum Basal 90% +
Soy bean Meal 10% + Mineral Organik. Data yang diperoleh akan dianalisis
dengan menggunakan Analisis of Varian dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata
Terkecil dengan taraf 5%. Peubah yang diamati yaitu Kecernaan Protein Kasar
dan Kecernaan Serat Kasar. Pada perlakuan P3 menunjukkan hasil berpengaruh
nyata (P<0,05) terhadap nilai Protein Kasar (PK). Pada perlakuan P4
menunjukkan hasil berpengaruh nyata terhadap kecernaan Serat Kasar (SK).
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa
penambahan Soy Bean Meal (SBM) dan mineral mikro organik (Zn dan Cr) dalam
ransum kambing rambon jantan menghasilkan rata-rata daya cerna protein
tertinggi yaitu pada P3 sebesar 78,54%, P4 sebesar 77,00%, P2 sebesar 76,44%,
dan P1 sebesar 73,87% sedangkan pada serat kasar tertinggi diperoleh oleh P4
yaitu 69,79%, lalu P3 sebesar 69,44%, P1 sebesar 68,48% dan P2 sebesar 53,46%.
Kata kunci : Kambing Rambon, Kecernaan Protein Kasar, Kecernaan Serat
Kasar, Mineral Mikro Organik, Soy Bean Meal (SBM).
The purpose of this study was to determine: 1) the effect of the addition of organic
micro minerals Zn-lysinate and Cr-lysinate in the feed on the digestibility of
Crude Protein (PK) and Crude Fiber (SK) of male rambon goats; 2) determine the
best addition of SBM and organic minerals Zn-lysinate and Cr-lysinate in the feed
on the digestibility of Crude Protein (PK) and Crude Fiber (SK) of male rambon
goats. This research was held in November-December 2022 in the goat cage of the
Department of Animal Husbandry and proximate analysis at the Animal Nutrition
and Food Laboratory, Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture,
University of Lampung. The experiment was conducted on 12 male rambon goats
using a Randomized Block Design (RBD) consisting of 3 treatments and 4
replicates based on body weight. The treatments in this research were P1: Basal
Ration (onggok, silage cassava leaves, palm kernel cake and Urea (35 g), P2:
Basal Ration 90% + Protein Source SBM (Soybean Meal) 10%, P3: Basal Ration
+ Organic Minerals (40 ppm Zn and 0.3 ppm Cr), P4: Basal Ration 90% + Protein
Source SBM (Soybean Meal) 10% + Organic Minerals (40 ppm Zn and 0.3 ppm
Cr). The data obtained will be analyzed using Analysis of Variance (ANOVA)
and continued by using the Least Significant Difference test (LSD) at the 5%
level. The variables observed were Crude Protein Digestibility (PK) and Crude
Fiber Digestibility (SK). The P3 treatment showed a significant effect (P<0.05) on
the value of Crude Protein (PK). The P4 treatment showed a significant effect on
the digestibility of Crude Fiber (SK). Based on the research that has been carried
out, it can be concluded that the treatment of the addition of Soy Bean Meal
(SBM) and organic micro minerals has a real effect on the digestibility of Crude
Fiber (SK), while the digestibility of crude protein only has a real effect on the
supplementation of organic micro minerals and has no real effect on the treatment
with Soy Bean Meal (SBM) supplementation.
Keywords: Rambon Goat, Crude Protein Digestibility, Crude Fiber Digestibility,
Micro Organic Minerals, Soy Bean Meal (SBM).1914241013 Komang Diah Pramudithakomangdiahpramudita@gmail.com2023-06-22T03:51:16Z2023-06-22T03:51:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/72926This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/729262023-06-22T03:51:16ZPENGARUH LAMA PERENDAMAN STEK DAN KONSENTRASI URIN
KAMBING TERHADAP DAYA TUMBUH DAN PRODUKTIVITAS
RUMPUT PAKCHONG (Pennisetum purpureum cv. Thailand)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman stek dan
konsentrasi urin kambing terhadap daya tumbuh dan produktivitas rumput
pakchong (Pennisetum purpureum cv.Thailand). Penelitian ini dilaksanakan
November 2022- Januari 2023 di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas
Lampung, Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 16 perlakuan dan 3 ulangan, dengan menggunakan
240 stek rumput pakchong. Perlakuannya adalah konsentrasi K0 ; urin 0%, K1;
urin 25%, K2; urin 50%, K3; urin 100%, dan lama perendaman L0; 0 menit, L1;
10 menit, L2; 20 menit, L3; 30 menit. Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan analisis ragam ANOVA (Analysis of Variance) dan uji lanjut BNT
taraf 5%. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perlakuan lama perendaman
dan konsentrasi urin kambing tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun, daya tumbuh, jumlah tunas, dan berat segar dan berat
kering rumput pakchong (Pennisetum purpureum cv.Thailand)
Kata kunci : produktifitas, rumput pakchong (Pennisetum purpureum
cv.Thailand), urin kambing.
This study aims to determine the effect soaking time of cuttings and concentration
goat urine on the growth and productivity of pakchong grass (Pennisetum
purpureum cv. Tahailand). This research was condected from November 2022 to
January 2023 at the Integrated Field Laboratory, University of Lampung, Bandar
Lampung. This sudy was conducted using a completely randomized design (CRD)
with 16 treatments and 3 raplications, using 240 pakchong grass cuttings. The
treatments were concentration K0;0% urine, K1;25% urine, K2; 50% urine, K3;
100% urine, and soaking time L0; 0 minutes, L1; 10 minutes, L2; 20 minutes , L3;
30 minutes. The data obtained were analyzed using analysis of varisnce
(ANOVA) and BNT further test at 5% level. The result of this study showed that
the treatment of soaking tine and concentration of goat urine had no significant
effect (P>0,05) on plant height, number of leaves, growth power, number of
shoots, fresh weight and dry weight of pakchong grass (Pennisetum purpureum
cv. Thailand).
Key words : produktivity, pakchong grass (Pennisetum purpureum cv. Thailand),
goat urine.DWI LESTARI VINKA 19142410042023-06-21T05:05:28Z2023-06-21T05:05:28Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/72730This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/727302023-06-21T05:05:28ZESTIMASI OUTPUT KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DI DESA
SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN
PESAWARANABSTRAK
ESTIMASI OUTPUT KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DI DESA
SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN
PESAWARAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai Natural Increase (NI), Net
Replacement Rate (NRR), dan Estimasi Output Kambing Peranakan Etawa (PE)
di Desa Sungai Langka, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran.
Materi penelitian yang digunakan berupa 21 orang peternak dan 85 ekor kambing
PE. Penelitian ini dilakukan pada Mei sampai dengan Juni 2022 dengan metode
survey dan pengambilan data secara purposive sampling. Peubah yang diamati
adalah identitas peternak, jumlah ternak kambing PE melahirkan selama setahun,
jumlah kelahiran cempe jantan dan betina, jumlah ternak kambing PE mati selama
setahun, manajemen pemeliharaan, dan lama penggunaan ternak dalam populasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai NI kambing PE di Desa Sungai Langka
sebesar 25,88%, nilai NRR kambing PE jantan 167,04% dan kambing PE betina
136,32%, nilai output kambing PE di Desa Sungai Langka sebesar 23,52%.
Simpulan yang didapatkan adalah estimasi output Kambing PE di Desa Sungai
Langka termasuk dalam kategori tinggi, sehingga perlu dipertahankan. Desa
Sungai Langka berpotensi untuk dijadikan sumber pembibitan kambing PE di
wilayah Kabupaten Pesawaran.
Kata kunci : Natural Increase, Net Replacement Rate, Output Kambing PE
This study aimed to determine the value of Natural Increase (NI), Net
Replacement Rate (NRR), and Peranakan Etawa (PE) Goat output in Sungai
Langka Village, Gedong Tataan District, Pesawaran Regency. The research
observed used were 21 farmers and 85 PE goats. This research was conducted
from May until June 2022 with a survey method and data collection by purposive
sampling. The observed variables were farmer identity, a number of goats giving
birth for a year, the number of lambs male and female births, the number of PE
goat dying for a year, maintenance management, and length of use of livestock in
the population. The result of this research showed that the NI value of PE goat in
Sungai Langka Village was 25,88%, NRR value of male PE goat 167,04% and
female PE goat 136,32%, output value PE goat in Sungai Langka village was
23,52%. The conclusion of this research was that estimation output PE goat in
Sungai Langka village included in the high category, so it needs to be maintained.
Sungai Langka Village has the potential to be used as a source of PE goat
breeding in the Pesawaran Regency area.
Key words: Natural Increase, Net Replacement Rate, Output PE goat1654141013 NURUL LAILA APRILIYANIlaila.apriliyani@gmail.com2023-06-20T04:22:41Z2023-06-20T04:22:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/72548This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/725482023-06-20T04:22:41ZPENGARUH SUPLEMENTASI JINTAN HITAM (Nigella sativa)
TERHADAP TITER ANTIBODI Avian Influenza (AI) DAN Newcastle Disease (ND) PADA AYAM ULU JANTAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Nigella sativa sebagai imunomodulator yang diberikan dalam pakan komersial dengan dosis yang berbeda semua titer antibodi Al dan ND pada ayam ulu jantan. Penelitian ini dilakukan pada 20 Desember 2022 sampai 15 Februari 2023 di Kandang Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Petanian, Universitas Lampung. Titer antibodi dianalisis di Laboratorium PT Medion Lampung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan; yaitu Pakan komersial tanpa Nigella sativa, Pakan komersial dengan 36 mg/kg BB/hari
Nigella sativa, Pakan komersial dengan 72 mg/kg BB/hari Nigella sativa, Pakan komersial dengan 144 mg/kg BB/hari Nigella sativa. Hasil penelitian ini menunjukkan P3 pada ayam ulu jantan yang diberi Nigella sativa efektif dalam neningkatkan titer antibodi Newcastle
Disease dan titer antibodi Avian Influenza pada ayam ulu jantan, dengan pemberian dosis 144 mg/kg BB/hari dapat meningkatkan titer antibodi penyakit Newcastle Disease dan Avian Influenza pada ayam ulu jantan. Data yang diperolah disajikan dengan analisi deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian Nigella sativa menghasilkan rataan titer antibodi pada AI yaitu P1: 41,44, P2: 31,77, P3: 99,66 dan ND yaitu P1: 259,55, P2:108,44 dan P3: 270,22 sudah melampaui standar OIE.
Kata kunci: Ayam ulu jantan, Nigella sativa, Titer antibodi Avian Influenza dan Newcastle Disease
Saputri Rhica dhea19141410072023-06-20T01:31:48Z2023-06-20T01:31:48Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/72604This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/726042023-06-20T01:31:48ZPENGARUH UMUR POTONG YANG BERBEDA PADA HIJAUAN
SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) TERHADAP PRODUKSI
SEGAR, PRODUKSI BAHAN KERING, DAN PROPORSI BATANG
DAUN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur potong yang berbeda
pada hijauan sorghum terhadap produksi segar, produksi bahan kering, proporsi
batang daun, dan jumlah anakan. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret 2020
hingga Juni 2020 di lahan kering yang terletak di Desa Sidodadi Asri, Kecamatan
Jatiagung, Lampung Selatan dan uji analisis proksimat dilaksanakan di
Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimental
dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan
perlakuan pada penelitian yaitu P1 (umur panen 40 hari), P2 (umur panen 47 hari),
P3 (umur panen 54 hari), P4 (umur panen 61 hari), dan P5 (umur panen 68 hari).
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (anova) pada taraf
nyata 5% dilanjutkan dengan uji polinomial orthogonal. Hasil penelitian
menunjukkan pengaruh nyata (P>0,05) umur potong terhadap produksi segar,
produksi bahan kering, dan proporsi batang daun. Hasil uji lanjut polynomial
orthogonal produksi segar menghasilkan persamaan grafik ŷ = - 46,908 + 1,1584x
dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,92 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,86.
Hasil uji lanjut polynomial orthogonal produksi bahan kering menghasilkan
persamaan grafik ŷ = - 4,9124 + 0,1205x dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,87
dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,76. Hasil uji lanjut polynomial
orthogonal proporsi batang menghasilkan persamaan grafik ŷ = - 3,8592 +
1,0303x dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,82 dan koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,68 dan hasil uji lanjut polynomial orthogonal proporsi daun
menghasilkan persamaan grafik ŷ = 103,86 - 1,0303x dengan nilai korelasi (r)
sebesar 0,82 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,68. Umur potong terbaik
yang menghasilkan produksi segar, produksi bahan kering, dan proporsi batang
daun yaitu umur potong 68 hari.
Kata kunci: Umur potong, Hijauan sorghum, Produksi segar, Produksi bahan
kering, Proporsi batang daun.
This study aims to determine the effect of different cutting ages on sorghum
forage on fresh production, dry matter production, proportion of stem leaves, and
number of tillers. This research was conducted from March 2020 to June 2020 on
dry land located in Sidodadi Asri Village, Jatiagung District, South Lampung and
the proximate analysis test was carried out at the Animal Feed and Nutrition
Laboratory, Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University
of Lampung. This research was carried out experimentally with a completely
randomized design (CRD) with 5 treatments and 4 replications in the study,
namely P1 (harvesting age 40 days), P2 (harvesting age 47 days), P3 (harvesting
age 54 days), P4 (harvesting age 61 days), and P5 (harvest age 68 days). The data
obtained were analyzed using analysis of variance (ANOVA) at 5% significance
level followed by an orthogonal polynomial test. The results showed a significant
effect (P>0.05) of cutting age on fresh production, dry matter production, and the
proportion of stems and leaves. The results of the fresh production orthogonal
polynomial test results yield a graphical equation ŷ = -46.908 + 1.1584x with a
correlation value (r) of 0.92 and a coefficient of determination (R2) of 0.86.
Further test results of the orthogonal polynomial dry matter production yield a
graphical equation ŷ = -4.9124 + 0.1205x with a correlation value (r) of 0.87 and a
coefficient of determination (R2) of 0.76. The results of the stem proportion
orthogonal polynomial follow-up test yield a graphical equation ŷ = -3.8592 +
1.0303x with a correlation value (r) of 0.82 and a coefficient of determination
(R2) of 0.68 and the results of an orthogonal polynomial advanced test of leaf
proportions yield an equation graph ŷ = 103.86 - 1.0303x with a correlation value
(r) of 0.82 and a coefficient of determination (R2) of 0.68. The best cutting age
that resulted in fresh production, dry matter production, and the proportion of leaf
stalks was 68 days of cutting.
Keywords: Cutting age, Forage sorghum, Fresh production, Ingredients
production dry, Proportion of stem and leafIkhsan Mahfudz 16141410112023-06-19T05:08:43Z2023-06-19T05:08:43Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/72433This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/724332023-06-19T05:08:43ZESTIMASI OUTPUT KAMBING RAMBON DI DESA SUNGAI LANGKA,
KECAMATAN GEDONG TATAAN, KABUPATEN PESAWARAN,
PROVINSI LAMPUNG
Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui potensi populasi, nilai Natural
Increase (NI), Net Replacemen Rate (NRR), dan Output kambing Rambon di
Desa Sungai Langka, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran ,
Provinsi Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada 16 Juni —16 Juli 2022.
Pengamatan dilakukan terhadap populasi kambing Rambon di Kecamatan Gedong
Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Metode penelitan yang
digunakan adalah metode 2survey terhadap responden dengan teknik pengambilan
data secara sensus, sehingga semua kambing Rambon milik peternak tradisional
diambil sebagai sampel. Peubah yang diamati diperoleh melalui pengamatan
langsung dan wawancara terhadap responden, yaitu tentang jumlah kambing
Rambon dewasa, jumlah kambing Rambon muda, jumlah kelahiran cempe
kambing Rambon, persentase kematian cempe selama setahun terakhir, lama
penggunaan kambing Rambon sebagai tetua, jarak antar kelahiran, dan
manajemen pemeliharaan kambing Rambon di lokasi penelitian. Data hasil
pengamatan terhadap populasi kambing Rambon dianalisis secara deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa umur pertama kawin kambing Rambon jantan dan
betina yaitu berturut-turut 18 bulan dan 12 bulan. NI kambing Rambon jantan
11,30%, NI kambing Rambon betina 18,69%, NRR kambing Rambon jantan
373,80 % dan betina 151,58%, dan Output kambing Rambon di Desa Sungai
Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung
29,99%.
Kata kunci: Kambing Rambon, Natural Increase, Net Replacement Rate , dan
Output kambing Rambon .
ABSTRACT
Output Estimation Of Rambon Goat In Sungai Langka Village, Gedong
Tataan District, Pesawaran Regency, Lampung Province
By
Fitra Humala Hasibuan
The research objective was to determine the population potential, Natural Increase
(NI) value, Net Replacement Rate (NRR), and Output of Rambon goats in Sungai
Langka Village, Gedong Tataan District, Pesawaran Regency, Lampung Province.
This research was conducted in June 16 —July 16, 2022. Observations were made
on the Rambon goat population in Gedong Tataan District, Pesawaran Regency,
Lampung Province. The research method used was a survey method of
respondents with a census data collection technique, so that all Rambon Goats
belong to traditional breeders were collected. The variables observed through
direct observation and interviews with respondents, those were the number of
mature Rambon goats, the number of young Rambon goats, the number of
Rambon kid born, the percentage of deaths kid in the past year, length of use of
Rambon goats as parents, kidding interval, and maintenance management of
Rambon goats at the study site. Observational data on the Rambon Goat
population were analyzed descriptively. The results showed that the first mating
age of male and female Rambon goats was 18 months and 12 months,
respectively. NI of male Rambon goats 11.30%, NI of female Rambon goats
18.69%, NRR of male Rambon goats 373.80% and females 151.58%, and output
of Rambon goats in Sungai Langka Village, Gedong Tataan District, Pesawaran
Regency Lampung Province 29.99%.
Keywords: Rambon goat, Natural Increase, Net Replacement Rate, Output of
Rambon goat. Hasibuan Fitra Humala16141410292023-06-19T01:46:21Z2023-06-19T01:46:21Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/72389This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/723892023-06-19T01:46:21ZTINGKAT INFESTASI CACING SALURAN PENCERNAAN PADA
KERBAU RAWA (Bubalus bubalis Linn.) DI KECAMATAN
BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2020 di Kecamatan Batanghari,
Kabupaten Lampung Timur dan di Laboratorium Parasitologi, Balai Veteriner
Lampung, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat infestasi cacing saluran
pencernaan pada kerbau rawa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
survei. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil sampel feses secara
langsung yang berasal dari 62 ekor Kerbau Rawa yang tersebar di 6 desa yaitu
Desa Balekencono, Banar Joyo, Rejo Agung, Telogo Rejo, Bumi Harjo dan Banjar
Rejo. Pengujian sampel feses dilakukan di Laboratorium Parasitologi, Balai
Veteriner Lampung dengan Metode uji Mc. Master dan uji sedimentasi. Data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil peneitian menunjukkan bahwa dari 62
sampel yang diperiksa, diperoleh 52 sampel (83,87%) positif terinfestasi cacing
saluran pencernaan. Tingkat infestasi cacing saluran pencernaan pada kerbau rawa
tertinggi berada di 4 desa, yaitu Desa Rejo Agung, Desa Telogo Rejo, Desa Bumi
Harjo dan Desa Banjar Rejo, hal ini terjadi dikarenakan populasi kerbau pada
keempat desa tersebut 100% terinfestasi, dan infestasi terendah terdapat pada Desa
Banar Joyo (50%) terinfestasi cacing, dengan jenis cacing yang ditemukan pada
kerbau rawa berasal dari kelas Trematoda (Paramphistomum sp.), kelas Nematoda
(Haemonchus sp., Oesophagustomum sp., Ascaris sp.), dan kelas Cestoda
(Monieza sp.).
Kata kunci: Batanghari, Cacing saluran Pecernaan, Kerbau rawa, Tingkat
Infestasi
This research was conducted in October 2020 in Batanghari District, East
Lampung Regency and at the Parasitology Laboratory, Lampung Veterinary
Center, which aims to determine the level of digestive tract worm infestation in
swamp buffalo. The research method used is survey method. Data collection was
carried out by taking fecal samples directly from 62 Swamp Buffaloes spread
across 6 villages, namely Balekencono, Banar Joyo, Rejo Agung, Telogo Rejo,
Bumi Harjo and Banjar Rejo Villages. Stool samples testing was carried out at the
Parasitology Laboratory, Lampung Veterinary Center with the Mc Master test
method and sedimentation test. The data obtained were analyzed descriptively.
The result of the study showed that of the 62 sample examined, 52 samples
(83,87%) were positively infested with intestinal worms. The highest level of
intestinal worm infestation in swamp buffalo was in 4 villages, namely Rejo
Agung Village, Telogo Rejo Village, Bumi Harjo Village and Banjar Rejo Village,
this occured because the buffalo population in the four villages was 100% infested,
and the lowest infestation was in Banar Joyo Village (50%) is infested with
worms, with the types of worms found in swamp buffalo belonging to the
Trematoda clas (Paramphistomum sp.), Nematoda class (Haemonchus sp.,
Oesophagustomum sp., Ascaris sp.), and Cestoda class (Monieza sp.).
Keywords: Batanghari, Gastrointestinal Helminth, Infestation levels, Swamp
BuffaloARIFIN CANDRA 16141410492023-06-16T08:16:30Z2023-06-16T08:16:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/72354This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/723542023-06-16T08:16:30ZPRODUKTIVITAS KAMBING SABURAI DAN BOER BERDASARKAN
BOBOT SAPIH DAN KID CROP DI UNIT PELAKSANA TEKNIS
DAERAH PEMBIBITAN TERNAK KAMBING SABURAI
NEGERI SAKTI PROVINSI LAMPUNG
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui produktivitas kambing
Saburai dan Boer berdasarkan bobot sapih dan Kid Crop di UPTD Pembibitan
Ternak Kambing Saburai Negeri Sakti Provinsi Lampung. Penelitian ini dilakukan
pada November 2021. Data penelitian menggunakan data sekunder. Sampel yang
digunakan sebanyak 9 ekor induk kambing Saburai dan 6 ekor induk kambing
Boer yang ditentukan dengan purposive sampling. Peubah yang diamati ialah
panen cempe (Kid Crop), jarak beranak, angka kematian cempe, angka kelahiran
cempe dan bobot sapih. Data panen cempe yang didapat dianalisis secara
deskriptif dan bobot sapih dianalisis menggunakan uji t. Hasil penelitian ini
menunjukkan nilai rataan panen cempe kambing Saburai sebesar 291,34% dengan
interval kelahiran selama 7,78 bulan, angka kematian cempe (mortalitas)
mencapai 22,73%, dan bobot sapih 11,96±2,82 kg, sedangkan nilai panen cempe
kambing Boer sebesar 280,97% dengan interval kelahiran selama 7,83 bulan,
angka mortalitas cempe mencapai 15,34% dan bobot sapih 14,42±1,57 kg. Hasil
uji t menunjukkan (P<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa
produktivitas kambing Saburai dan Boer di Unit Pelaksana Teknis Daerah
Pembibitan Ternak Kambing Saburai Provinsi Lampung masih cukup baik
berdasarkan nilai panen cempe dan bobot sapihnya.
Kata Kunci : Bobot sapih, Cempe, Kambing Saburai, Kambing Boer, Kid Crop
This research was conducted with the aim of knowing the productivity of Saburai
and Boer goats based on weaning weight and Kid Crop at UPTD Saburai Negeri
Sakti Goat Breeding, Lampung Province. This research was conducted in
November 2021. Research data used secondary data. The samples used were 9
Saburai goats and 6 Boer goats which were determined by purposive sampling.
The variables observed were the cempe harvest (Kid Crop) which included
calving interval, cempe mortality rate, kid birth rate and weaning weight. The kid
harvest data obtained were analyzed descriptively and the weaning weight was
analyzed using the t test. The results of this study showed that the average kid
harvest for Saburai goats was 291.34% with kidding intervals of 7.78 months, the
mortality rate for kid was 22.73%, and weaning weight was 11.96 ± 2.82 kg.
Meanwhile, the kid yield for Boer goats was 280.97% with kidding intervals of
7.83 months, the cempe mortality rate was 15.34% and the weaning weight was
14.42 ± 1.57 kg. The results of the t test show (P<0.05) The conclusion of this
study is that the productivity of Saburai and Boer goats in the Saburai Goat
Breeding Regional Technical Implementation Unit in Lampung Province is still
quite good based on the variables of kid harvest value and weaning weight.
Keywords: Kid Crop, Saburai Goat, Boer Goat, Weaning WeightGusnan Jefri 16141410692023-06-14T08:08:24Z2023-06-14T08:08:24Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/72234This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/722342023-06-14T08:08:24ZKUALITAS SEMEN BEKU SAPI BRAHMAN DENGAN PENAMBAHAN
VITAMIN C DAN E PADA BAHAN PENGENCER
SITRAT KUNING TELURPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan vitamin C dan E dengan bahan pengencer sitrat kuning telur pada semen sapi Brahman. Penelitian ini dilaksanakan pada 23 Januari sampai dengan 03 Februari 2023 di Laboratorium Unit Pelayanan Teknis Daerah Balai Inseminasi Buatan Poncowati, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Semen yang digunakan berupa semen segar dari pejantan sapi Brahman yang berumur 4 tahun. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan yaitu P0: pengencer sitrrat kuning telur sebagai kontrol, P1: pengencer sitrat kuning telur + vitamin C 0,2 g/100 ml, P2: pengencer sitrat kuning telur + vitamin E 0,41 g/100 ml, P3: pengencer sitrat kuning telur + vitamin C 0,2 g/100 ml + vitamin E 0,41 g/100 ml. Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak enam kali. Data kualitas semen segar dan setelah ekuilibrasi dari masing-masing perlakuan dianalisis secara deskriptif, sedangkan kualitas sperma post thawing dianalisis statistika menggunakan Analisys of Variance dengan taraf 5% dan dilanjutkan menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan vitamin C, vitamin E, dan kombinasi keduanya pada bahan pengencer sitrat kuning telur berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap motilitas spermatozoa post thawing pada semen beku sapi Brahman dan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase spermatozoa hidup dan abnormalitas spermatozoa; Penggunaan antioksidan vitamin C 0,2 g/100 ml pengencer sitrat kuning telur memiliki pengaruh terbaik terhadap motilitas spermatozoa pada semen beku sapi Brahman sebesar 48,50 ± 0,84% dibandingkan dengan pemberian vitamin E 0,41 g/100 ml sebesar 41,50 ± 1,70% dan kombinasi keduanya sebesar 40,17 ± 1,33%.
Kata kunci : Sapi Brahman, Semen, Sitrat Kuning Telur, Vitamin C,Vitamin E
Nurwahid Agus 19141410192023-06-13T02:38:28Z2023-06-13T02:38:28Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/71975This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/719752023-06-13T02:38:28ZPENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN C DAN E DALAM PENGENCER TRIS KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI BRAHMANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan vitamin C, vitamin E dan kombinasinya terhadap kualitas semen beku (motilitas, viabilitas dan abnormalitas) dalam pengencer tris kuning telur pada semen sapi Brahman. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2023 di BIBD Poncowati, Provinsi Lampung. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuannya adalah P0; kontrol, P1; penambahan vitamin C 0,5 g/100 ml pengencer, P2; Vitamin E sebanyak 0,41 g/100 ml pengencer, P3; Kombinasi Vitamin C sebanyak 0,5 g/100 ml dan Vitamin E sebanyak 0,41 g/100 ml pengencer. Data yang diperoleh dianalisis ragam dengan taraf 5% dan diuji lanjut BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan vitamin C dan vitamin E pada pengencer tris kuning telur berpengaruh nyata terhadap motilitas, sangat nyata terhadap viabilitas namun tidak berpengaruh terhadap abnormalitas. Pada perlakuan P1 mempunyai kualitas tertinggi (P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan lainnya, yaitu dengan nilai motilitas 46,16±1,47%, viabilitas 83,41±3,06% dan abnormalitas 8,33±1,46%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan vitamin C sebanyak 0,5 g/100 ml pengencer tris kuning telur menunjukkan nilai tertinggi dalam mempertahankan motilitas dan viabilitas semen sapi Brahman.
Kata kunci : Tris kuning telur, Vitamin C, Vitamin E, Spermatozoa, Sapi
BrahmanSaputra Hanip Rangga19141410362023-06-09T03:52:39Z2023-06-09T03:52:39Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/71830This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/718302023-06-09T03:52:39ZPENGARUH SUBSTITUSI NaCl DENGAN KCl, CaCl2 DAN
PENAMBAHAN KETUMBAR (Coriandrum sativum L.) TERHADAP
KUALITAS ALBUMEN TELUR ASINPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi NaCl dengan KCl, CaCl2 dan penambahan ketumbar (Coriandrum sativum L.) terhadap nilai haugh unit, indeks albumen, dan pH albumen telur asin. Penelitian ini dilaksanakan pada 16 Desember 2022 sampai dengan 28 Desember 2022 yang bertempat di Laboratorium Produksi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini dilakukan menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 5 perlakuan (penambahan NaCl, NaCl+KCl, NaCl+CaCl2, ketumbar+NaCl+KCl, dan ketumbar+NaCl+CaCl2) yang diulang sebanyak 4 kali. Setiap satuan percobaan terdiri dari 5 butir telur ayam ras, sehingga total telur yang digunakan yaitu 100 butir dan sampel yang diukur yaitu sebanyak 60% dari setiap satuan percobaan. Peubah yang diamati yaitu haugh unit, indeks albumen, dan pH albumen. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam
pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi NaCl dengan KCl, CaCl2 dan penambahan ketumbar tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai haugh unit, indeks albumen, dan pH albumen telur asin. Perlakuan
substitusi NaCl dengan KCl, CaCl2 dan penambahan ketumbar sampai dengan 30% masih memberikan hasil nilai haugh unit, indeks albumen, dan pH albumen yang relatif sama.
Kata kunci : Haugh unit, indeks albumen, pH albumen, KCl, CaCl2, ketumbarNurvianti Isnaini19141410112023-06-08T01:45:03Z2023-06-08T01:45:03Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/71767This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/717672023-06-08T01:45:03ZPENGARUH SUPLEMENTASI JINTEN HITAM (Nigella sativa L.)
TERHADAP KONSUMSI RANSUM, PERTAMBAHAN BERAT TUBUH,
KONVERSI RANSUM, DAN MORTALITAS PADA
AYAM KAMPUNG JANTAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Nigella sativa L.
terhadap konsumsi ransum, pertambahan berat tubuh, konversi ransum dan
mortalitas pada ayam kampung jantan. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember
2022--Februari 2023 di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan RAL (Rancangan Acak
Lengkap) dengan empat perlakuan dan setiap perlakuan diulang tiga kali yaitu
ransum tanpa Nigella sativa L. (P0), ransum + 36 mg/kg BB/hari Nigella sativa L.
(P1), ransum + 72 mg/kg BB/hari Nigella sativa L. (P2), dan ransum + 144
mg/kg BB/hari Nigella sativa L. (P3). Setiap satuan percobaan terdiri dari 5 ekor
ayam kampung jantan, sehingga total ayam yang digunakan yaitu 60 ekor. Peubah
yang diamati yaitu konsumsi ransum, pertambahan berat tubuh, konversi ransum,
dan mortalitas. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam pada
taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Nigella sativa
L. tidak berpengaruh nyata (P>0, 05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan
berat tubuh, konversi ransum dan mortalitas pada ayam kampung jantan.
Kata kunci : konsumsi ransum, pertambahan berat tubuh, konversi ransum,
mortalitas, Nigella sativa L.
This study aimed to determine the effect of Nigella sativa L. of consumption of
ration, body weight gain, conversion of ration, and mortality on male native
chicken. This research was conducted in December 2022--February 2023 at the
Integrated Field Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Lampung. This
study used a completely randomized design (CRD) with four treatments and each
treatment was repeated three times namely, ration without a mixture of Nigella
sativa L. (P0), ration with 36 mg/kg body weight=BW/day Nigella sativa L. (P1),
ration with 72 mg/kg BW/day Nigella sativa L. (P2), ration with 144 mg/kg
BW/day Nigella sativa L.(P3). Each experimental unit consisted of 5 males native
chiken, so the total chiken used were 60 males native chiken. The observed
variables were consumption of ration, body weight gain, conversion of ration, and
mortality. The data obtained were analyzed by using analysis of variance at a real
level of 5%. The results showed that the addition of Nigella sativa L. had no
significant effect (P>0.05) on the consumption of ration, body weight gain,
conversion of ration, and mortality on male native chicken.
Keyword : Body weight gain, Consumption of ration, Conversion of ration,
Mortality, Nigella sativa L.Chania Dita 19142410152023-06-07T08:46:56Z2023-06-07T08:46:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/71745This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/717452023-06-07T08:46:56ZPENGARUH PENGGUNAAN MIKORIZA DAN JENIS PUPUK
BERBEDA PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP
KANDUNGAN NUTRIEN (BK, PK, DAN SK) RUMPUT PAKCHONG
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan mikoriza dan jenis
pupuk berbeda pada kondisi cekaman kekeringan terhadap kandungan nutrien
(bahan kering, protein kasar, dan serat kasar) rumput pakchong. Penelitian ini
dilaksanakan November 2022--Februari 2023 di Rumah Kaca Laboraturium Lapang
Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar lampung. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial 2 faktor yang disusun
dalam percobaan faktorial 4x3 dengan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah
kombinasi antara faktor petama yaitu M0: tanpa mikoriza, M1: 20 gram/ 10 kg
tanah dalam polybag, M2: 40 gram/ 10 kg tanah dalam polybag, dan M3: 60 gram/
10 kg tanah dalam polybag dengan faktor kedua yaitu P1: pupuk kotoran kambing
(30 ton/ha), P2: pupuk NPK (urea 100 kg/ha ; TSP 50 kg/ha; KCl 50 kg/ha), dan P3:
pupuk (kotoran kambing (30 ton/ha) + pupuk NPK (urea 100 kg/ha ; TSP 50 kg/ha;
KCl 50 kg/ha)). Variabel yang diamati meliputi bahan kering, protein kasar, dan
serat kasar. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan Analisis Sidik
Ragam dan dilanjutkan dengan Uji Lanjut Beda Nyata terkecil (BNt) pada taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan tidak berpengaruh nyata
(P>0,05) terhadap bahan kering, namun berpengaruh sangat nyata (P<0,05)
terhadap protein kasar dan serat kasar. Pada protein kasar hasil tertinggi terdapat
pada perlakuan M2P3 yaitu 16,08% dan pada serat kasar hasil tertinggi terdapat
pada perlakuan M3P3 yaitu 33,58%.
Kata kunci: Cekaman kekeringan, Kandungan nutrien, Mikoriza, Pupuk, dan
Rumput Pakchong
This study was conducted to the effect of using mycorrhiza and different types of
fertilizers in drought stress conditions on nutrient content (dry matter, crude
protein, and crude fiber) of pakchong grass. This research was conducted
November 2022--February 2023 in the Integrated Field Laboratory Greenhouse,
Faculty of Agriculture, University of Lampung, Bandar Lampung. This research
used a 2-factor Completely Randomized Design (CRD) factorial which was
arranged in a 4x3 factorial experiment with 3 replications. The treatment given
was a combination of the first factors, namely M0: without mycorrhiza, M1: 20
grams/10 kg of deep soil polybag, M2: 40 grams/ 10 kg of deep soil polybag, and
M3: 60 grams/ 10 kg of deep soil polybag, with the second factor, namely P1:
goat manure (30 tons/ha), P2: NPK fertilizer (urea 100 kg/ha; TSP 50 kg/ha; KCl
50 kg/ha), and P3: fertilizer (goat manure (30 tons /ha) + NPK fertilizer (urea 100
kg/ha; TSP 50 kg/ha; KCl 50 kg/ha)). The variables observed included dry
matter, crude protein, and crude fiber. The collected data were Analysed by
Analysis of Variance and continued with the Least Significance Different (LSD)
Test at the 5% level. The results showed that the treatment interaction had no
significant effect (P>0.05) on dry matter, but had a very significant effect
(P<0.05) on crude protein and crude fiber. The highest yield for crude protein
was in the M2P3 treatment, namely 16.08%, and for crude fiber, the highest yield
was in the M3P3 treatment, namely 33.58%.
Keyword : Drought stress, Fertilizers, Mycorrhiza, Nutrient content and Pakchong
grassUSYIFA ANNISA 19142410242023-06-06T07:19:33Z2023-06-06T07:19:33Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/71701This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/717012023-06-06T07:19:33ZPERBANDINGAN PEMBERIAN LEVEL PROTEIN BERBEDA TERHADAP
RESPONS FISIOLOGIS SAPI BRAHMAN CROSSPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian protein dengan level
protein berbeda terhadap respons fisiologis sapi Brahman Cross (BX). Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan April--Mei 2022 di KPT Maju Sejahtera, Desa
Wawasan, Kecamatan Tanjung Sari, Lampung Selatan. Sampel yang digunakan
yaitu sapi jantan BX berumur 3--4 tahun dan bobot 310--450 kg sebanyak 40 ekor
yang ditentukan dengan purposive sampling yaitu 20 ekor diberikan perlakuan
protein 12% dan 20 ekor diberikan perlakuan 13--14%. Peubah yang diamati
dalam penelitian ini ialah respons fisiologis ternak meliputi suhu rektal sapi (°C),
frekuensi pernafasan (kali/menit), frekuensi denyut jantung (kali/menit), dan indeks
daya tahan panas (HTC), serta iklim mikro kandang yang meliputi suhu udara,
kelembaban relatif (RH), dan Temperature Humidity Index (THI). Data yang
didapatkan dianalisis menggunakan Uji-tidak berpasangan. Hasil penelitian
menunjukkan rataan Temperature Humidity Index di lokasi penelitian sebesar
83,38. Rataan frekuensi respirasi siang hari pada sapi BX dengan perlakuan kadar
protein 12% dan 13--14% berturut turut yaitu 30,90 ± 4,41 kali/menit dan 31,80 ±
5,10 kali/menit. Rataan frekuensi denyut jantung siang hari pada ternak sapi BX
dengan perlakuan kadar protein 12% dan 13--14% berturut turut yaitu 60,80 ±
8,52 kali/menit dan 77,75 ± 10,33 kali/menit. Rataan suhu rektal siang hari pada
sapi BX dengan perlakuan kadar protein 12% dan 13--14% berturut turut
yaitu 38,48 ± 0,39°C dan 38,93 ± 0,40°C. Daya tahan panas memiliki rataan
pada sapi jantan BX dengan perlakuan kadar protein 12% dan 13--14% berturut
turut yaitu 2,18 ± 0,07 dan 2,26 ± 0,09. Pada penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa kondisi respons fisiologis dan daya tahan panas pada sapi BX pemberian
protein 12% lebih baik dibandingkan dengan pemberian protein 13--14%.
Kata kunci: Daya tahan panas, Denyut jantung, Respirasi, Respons
fisiologis, Suhu rektal
This study aims to determine the effect of giving protein with different protein levels
on the physiological response of Brahman Cross (BX) cattle. This research was
conducted on the month April--May 2022 in KPT Maju Sejahtera, Village
Wawasan, Subdistrict Tanjung Sari, Lampung South. The samples were used BX
bulls aged 3--4 years and weighing 310--450 kg A total of 40 individuals were
determined by purposive sampling, namely 20 individuals were given treatment
12% protein and 20 tails were given 13--14% treatment. The variables observed in
this study are livestock physiological responses include cow rectal temperature (°C),
respiratory rate (times/minute), heart rate (times/minute), and Heat tolerance
coefficient (HTC), as well as the microclimate of the cage which includes
temperature air, relative humidity (RH), and Temperature Humidity Index (THI).
The data obtained were analyzed using unpaired T-test. Research result showed that
the average Temperature Humidity Index at the study site was 83,38. The average
daytime respiration frequency days in BX cattle with a protein content of 12 % and
13--14 %, respectively 30.90 ± 4.41 times/minute and 31.80 ± 5.10 times/minute.
Average daytime heart rate frequency in cattle BX cattle treated with protein content
of 12 % and 13-14 %, respectively 60.80 ± 8.52 times/minute and 77.75 ± 10.33
times/minute. Mean daytime rectal temperature in BX cattle with assay treatment
12% and 13-14% protein respectively, namely 38.48 ± 0.39°C and 38.93 ± 0.40°C.
Heat tolerance coefficient (HTC) in BX bulls with a protein content of 12% and 13-
14%, respectively namely 2.18 ± 0.07 and 2.26 ± 0.09. It can be concluded that the
condition of the physiological response and heat tolerance in BX cattle given protein
12% better than provision of 13--14% protein.
Keywords: Heat tolerance, Heart rate, Respiration, Physiological response,
Rectal temperatureDWI ANGGORO HANATA 17541410012023-06-06T05:17:39Z2023-06-06T05:17:39Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/71670This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/716702023-06-06T05:17:39Zpaniculata) TERHADAP HDL (High Density Lipoprotein) dan LDL (Low
Density Lipoprotein) PADA AYAM KAMPUNG JANTAN (Gallus gallus
domesticus)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Sambiloto
(Andrographis paniculata Ness) terhadap HDL (High Density Lipoprotein) dan LDL
(Low Density Lipoprotein) pada ayam kampung jantan (Gallus gallus domesticus).
Penelitian ini dilaksanakan pada Januari sampai Maret 2022di Kandang Laboratorium
Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan Laboratorium
Pramitra Biolab Indonesia. Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan dan 3 ulangan.
Setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam dengan dosis perlakuan yaitu control (P0), 3
mg/kg BB (P1), 6 mg/kg BB (P2), 12 mg/kg BB (P3). Peubah yang diamati meliputi
HDL (high density lipoprotein) dan LDL (low density lipoprotein). Hasil penelitian
yang dianalisis secara deskriptif menunjukkan perlakuan pemberian ekstrak
sambiloto berpengaruh terhadap HDL dan LDL ayam kampung jantan. Rataan HDL
dan LDL perlakuan penelitian ini berturut turut (61,33 ± 5,03; 61,66± 5,50; 56,33±
11,6; 65,33 ± 8,96mg/ dl) dan (28,66± 4,16; 27,66± 5,50; 26,66± 8,08; 27,66± 6,02
mg/dl). Disimpulkan bahwa pemberian ekstrak sambiloto samapi dengan dosis 12
mg/ kg BB berpengaruh terhadap HDL dan LDL ayam kampung jantan
Kata kunci: Ekstrak sambiloto, High density lipoprotein, Low density lipoprotein,
ayam kampung jantan
This study aims to determine the effect of Sambiloto (Andrographis paniculata Ness)
to HDL (High Density Lipoprotein) and LDL (Low Density Lipoprotein) on rooster
(Gallus gallus domesticus). This research was conducted in January - March 2022 at
the Integrated Field Laboratory of the Faculty of Agriculture, University of Lampung
and the Indonesian Biolab Pramitra Laboratory. This study used 4 treatments and 3
replications. Each replicate consisted of 5 rooster with treatment doses namely
control (P0), 3 mg/kg BB (P1), 6 mg/kg BB (P2), 12 mg/kg BB (P3). The observed
variables included HDL (high density lipoprotein) and LDL (Low Density
Lipoprotein). The results of the research which were analyzed descriptively showed
that the sambiloto extact affect HDL and LDL rooster. The mean HDL and LDL ithis
study were (61.33 ± 5.03; 61.66± 5.50; 56.33± 11.6; 65.33± 8.96mg/dl) and (28.66±
4.16; 27.66 ± 5.50; 26.66± 8.08; 27.66± 6.02mg/dl). It was concluded that the
administration of sambiloto extract up to a dose of 12 mg/kg BB had an effect on the
HDL and LDL on rooster.
Keywords : Sambiloto exctract, High density lipoprotein, Low density
lipoprotein,Rooster TUWARING PUTRI MINDA18542410052023-05-31T06:19:33Z2023-05-31T06:19:33Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/71589This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/715892023-05-31T06:19:33ZPENGARUH SUBSTITUSI NaCl DENGAN KCl, CaCl₂, DAN
PENAMBAHAN KETUMBAR (Coriandrum sativum L.)
TERHADAP KADAR GARAM DAN KADAR AIR TELUR ASIN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi substitusi NaCl dengan KCl,CaCl₂, dan penambahan ketumbar (Coriandrum sativum L.) yang berpengaruh terbaik terhadap kadar garam albumen, kadar air albumen, dan kadar air yolk. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2022 di Laboratorium Produksi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung dan Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
5 perlakuan (100% NaCl, 70% NaCl dan 30% KCl; 70% NaCl dan 30% CaCl₂; 70% NaCl, 30% KCl, dan penambahan 300 g ketumbar bubuk; 70% NaCl, CaCl₂ 30%, dan penambahan 300 g ketumbar bubuk) dan diulang sebanyak 4 kali. Setiap satuan percobaan terdiri dari 2 butir telur ayam ras, sehingga jumlah telur yang digunakan yaitu 40 butir telur. Peubah yang diamati meliputi kadar garam albumen, kadar air albumen, dan kadar air yolk. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analysis of variance pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan substitusi NaCl dengan KCl,CaCl₂, dan penambahan ketumbar (Coriandrum sativum L.) berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap kadar garam albumen, kadar air albumen, dan kadar air yolk. Disimpulkan bahwa KCl, CaCl₂ sebanyak 30% dapat digunakan untuk mensubstitusi NaCl dalam pembuatan telur asin.
Kata kunci: Albumen, yolk, kadar garam albumen, kadar air albumen, kadar air yolk
Eptiana Denita 19141410502023-05-31T03:42:16Z2023-05-31T03:42:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/71582This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/715822023-05-31T03:42:16ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma
xanthorrhiza) TERHADAP PERFORMA AYAM KUB FASE STARTER
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dosis terbaik pemberian
ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza) terhadap konsumsi ransum,
pertambahan berat tubuh, dan konversi ransum pada ayam KUB fase starter.
Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2022--Februari 2023 di Laboratorium
Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, setiap petak
berisi 10 ayam. Perlakuan yang diberikan yaitu air minum tanpa ekstrak
temulawak (P0), air minum dengan dosis 5% ekstrak temulawak (P1), air minum
dengan dosis 10% ekstrak temulawak (P2), air minum dengan dosis 15% ekstrak
temulawak (P3). Peubah yang diamati konsumsi ransum, pertambahan berat
tubuh, dan konversi ransum. Data dianalisis menggunakan analisis ragam pada
taraf 5% dan uji lanjut BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
ekstrak temulawak tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum,
namun berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertambahan berat tubuh dan
konversi ransum. Pemberian ekstrak temulawak dengan dosis 5% lebih baik
digunakan daripada pemberian 10% dan 15% terhadap pertambahan berat tubuh
dan konversi ransum.
Kata Kunci: Ayam KUB, performa, ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza),
fase starter.
This research aimed to determine the effect and the best dose of javanese turmeric
extract (Curcuma xanthorrhiza) on feed consumption, body weight gain, and feed
conversion in KUB chicken during starter phase. This research was conducted in
December 2022 to February 2023 di Integrated Laboratory, Faculty of
Agriculture, University of Lampung. The study used a completely randomized
design with 4 treatments with 5 replications, each plot consist of 10 chickens. The
treatments given were drinking water without javanese turmeric extract (P0),
drinking water with 10% javanese turmeric extract (P1), drinking water with 5%
javanese turmeric extract (P2), drinking water without 15% javanese turmeric
extract (P3 ). The observed variables were feed consumption, body weight gain,
and feed conversion. Data were analyzed by using analysis of variance at the 5%
level and further test of least significant different (LSD). The results showed that
addition javanese turmeric extract an effect wes not significant (P>0.05) on feed
consumption, but significant (P<0.05) on body weight gain and feed conversion.
Adding javanese turmeric extract with dose of 5% is better than 10% and 15% for
body weight gain and feed conversion.
Keyword: KUB chicken, performance, javanese turmeric extract (Curcuma
xanthorrhiza), starter phase. KHOIRUN NISA NURUL19141410182023-05-27T06:24:00Z2023-05-27T06:24:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/71501This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/715012023-05-27T06:24:00ZPERFORMA KUANTITATIF KAMBING SABURAI BETINA DI
KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Performa Kuantitatif Kambing Saburai
Betina di Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini dilaksanakan
pada Juni sampai dengan Juli 2022 di lokasi pengembangan kambing Saburai
Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode survei di lokasi peternakan. Data diambil dengan cara
purposive sampling dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Peubah yang
diamati dalam penelitian ini adalah bobot badan, panjang badan, lingkar dada,tinggi
pundak, dalam dada, lebar dada, tinggi pinggul, dan lebar pinggul. Data yang
diperoleh di hitung dan dianalisisi dengan menggunakan uji-t. Hasil penelitian yang
telah di hitung dan di analisis dengan menggunakan uji-t secara keseluruhan berbeda
nyata. Rataan bobot badan, panjang badan, lingkar dada, lebar dada, dalam dada,
tinggi pundak, tinggi pinggul kambing saburai betina umur 1 dan dua tahun di
Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus secara berturut-turut adalah
(39,40±1,36 kg; 54,13±1,90; 57,70±1,75; 18,36±0,67; 26,66±1,46; 57,84±1,63;
62,10±1,41; 14,72±0,88cm) dan (41,43±2,77 kg; 58,51±3,46; 62,09±1,83;
20,01±1,18; 28,90±1,25; 60,78±1,54; 64,59±1,96; 16,16±1,02 cm). Simpulan bahwa
performa kuantitatif (bobot badan, panjang badan, lingkar dada, lebar dada, dalam
dada, tinggi pundak, tinggi pinggul dan lebar pinggul) kambing Saburai betina umur
2 tahun lebih tinggi dari pada kambing Saburai umur 1 tahun.
Kata kunci : kambing Saburai, Performa kuantitatif, Bobot badan
This study aims to determine the quantitative performance of female Saburai goats in
Sumberejo District, Tanggamus Regency. This research was conducted from June to
July 2022 at the Saburai goat development site, Tanggamus Regency, Lampung
Province. This research was conducted using a survey method at the location of the
farm. Purposive sampling was used to collect both primary and secondary data. The
variables observed in this study were body weight, body length, chest circumference,
shoulder height, chest depth, chest width, hip height, and hip width. The data
obtained was counted and analyzed using the t-test. The results of the research that
have been calculated and analyzed using the t-test are significantly different as a
whole. Female Saburai goats aged 1 and 2 years in Sumberejo District, Tanggamus
Regency, had the following average body weight, body length, chest circumference,
chest width, chest depth, shoulder height, and hip height: (39,40±1,36 kg;
54,13±1,90; 57,70±1,75; 18,36±0,67; 26,66±1,46; 57,84±1,63; 62,10±1,41;
14,72±0,88cm) and (41,43±2,77 kg; 58,51±3,46; 62,09±1,83; 20,01±1,18;
28,90±1,25; 60,78±1,54; 64,59±1,96; 16,16±1,02 cm), and It can be concluded that
the quantitative performance (body weight, body length, chest girth, chest width,
chest depth, shoulder height, hip height, and hip width) of 2 year old female Saburai
goats is higher than that of 1 year old female Saburai goats.
Keywords: Saburai goat, Quantitative performance, Body weightNITA LUSIANA AYU 16141410082023-05-27T06:03:17Z2023-05-27T06:03:17Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/71499This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/714992023-05-27T06:03:17ZANALISIS KORELASI DAN REGRESI ANTARA UKURAN-UKURAN
TUBUH DENGAN BOBOT BADAN SAPI PERANAKAN ONGOLE
BETINA DI KECAMATAN BUAY PEMUKA PELIUNG OKU TIMUR
SUMATERA SELATAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi serta regresi antara ukuranukuran
tubuh dengan bobot badan sapi Peranakan Ongole betina dalam pendugaan
bobot badan. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli -- Agustus 2022, di kelompok
ternak Margorukun, Desa Negeri Agung Jaya, Kecamatan Buay Pemuka Peliung,
Kabupaten Oku Timur Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan metode
survei dengan menggambil data secara purposive sampling dengan 30 ekor sapi
Peranakan Ongole betina berusia 3--4 tahun. Pengambilan data dilaksanakan
secara langsung dengan melaksanakan penimbangan bobot badan (BB) sapi serta
memperhitungkan ukuran-ukuran tubuh sapi yakni panjang badan (PB), lingkar
dada (LD), dan tinggi pundak (TP). Analisis korelasi dan regresi antara variabel
penelitian menggunakan program R dan SPSS. Hasil penelitian menunjukan
bahwa nilai korelasi sederhana pada LD dengan BB memiliki koefisien korelasi
sangat kuat, sedangkan PB, dan TP berkorelasi kuat dengan BB. Nilai korelasi
berganda antara LD serta PB dengan BB, dan antara LD serta TP dengan BB
berkorelasi sangat kuat, sedangkan nilai korelasi berganda antara PB serta TP
dengan BB berkorelasi kuat. Persamaan regresi sederhana antara LD dan BB
memiliki nilai koefisien determinasi (R2) tertinggi pada sapi peranakan ongole
betina yaitu sebesar 0,766 dengan persamaan regresi BB= -183,3162+3,0248LD
dan terendah adalah TP dengan nilai R2 sebesar 0,517 dengan persamaan regresi
BB = -271,6591 +4,3353TP. Nilai persamaan regresi berganda terbaik dan
signifikan yaitu kombinasi antara LD, PB serta TP dengan BB pada koefisien
determinasi sebesar 0,838 (8,38%) dengan persamaan regrasi
BB = -317,7950+2,3067LD+1,1654PB+0,7306TP.
Kata kunci :Sapi Peranakan Ongole, Ukuran-ukuran tubuh, Korelasi, dan Regresi
This research aimed to determine the correlation and regression between body
measurements and body weight of female Ongole Grade cattle in estimating body
weight. This research was conducted from July to August 2022, in the
Margorukun cattle herd, Negeri Agung Jaya Village, Buay Pemuka Peliung
District, East Oku Regency, South Sumatra. This research used a survey method
by collecting data using purposive sampling with 30 female Ongole Peranakan
cattle aged 3-4 years. Data collection is carried out directly by weighing the body
weight (BB) of the cow and taking into account the body measurements of the
cow, namely body length (PB), chest circumference (LD), and shoulder height
(TP). Correlatio and regression analysis was carried out using Rand SPSS
program. The research showed that the simple correlation values between LD and
BB had a very strong correlation coefficient, while PB and TP were strongly
correlated with BB. The multiple correlation values between LD and PB and BB,
and between LD and TP and BB correlate very strongly, while the multiple
correlation values between PB and TP and BB have a strong correlation. The
value of the simple regression equation between LD has the highest determination
value (R2) to the BB of female ongole breed cows that is equal to 0.766 with the
regression equation BB = -183.3162 + 3.0248LD and the lowest was TP with an
R2 value of 0.517 with the regression equation BB = - 271.6591 +4.3353TP. The
best and significant value of the multiple regression equation is the combination
of LD, PB and TP with BB at a determination coefficient of 0.838 (8.38%) with a
regression equation BB = -317.7950+2.3067LD+1.1654PB+0.7306TP.
Keywords : Ongole crossbreeding, Body measurements, Correlation, and
RegressionRAMONA PUTRI 16541410122023-05-27T05:51:14Z2023-05-27T05:51:14Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/71497This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/714972023-05-27T05:51:14ZPERFORMA KUANTITATIF KAMBING SABURAI JANTAN
PADA KELOMPOK PENGEMBANGAN TERNAK KAMBING SABURAI
DI KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa kuantitatif yang meliputi bobot badan
dan ukuran-ukuran tubuh kambing Saburai jantan dari berbagai kelompok umur saat
lahir, sapih, 6--9 bulan, 1 tahun dan 2 tahun. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai
dengan Juli 2022, bertempat di lokasi pengembangan ternak kambing Saburai di
Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Penelitian ini
menggunakan metode survei, sampel pengamatan ditentukan secara sensus. Materi
penelitian terdiri dari 55 ekor kambing Saburai jantan. Peubah yang diamati pada
penelitian ini yaitu bobot badan, panjang badan, lingkar dada, lebar dada, dalam dada,
tinggi pundak, tinggi pinggul, dan lebar pinggul kambing Saburai jantan pada saat umur
lahir, sapih (3--4 bulan), 6--9 bulan, 1 tahun dan 2 tahun. Data hasil penelitian dianalisis
secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa kuantitatif kambing
Saburai jantan kelompok umur saat lahir adalah bobot badan 3,56±0,19 kg, panjang
badan 25,77±2,31 cm, lingkar dada 29,23±3,83 cm, lebar dada 7,15±0,99 cm, dalam dada
8,00±1,91 cm, tinggi pundak 29,08±3,43 cm, tinggi pinggul 35,62±2,60 cm dan lebar
pinggul 6,46±0,97 cm. Sementara performa kuantitatif pada kelompok umur sapih adalah
bobot badan 18,92±2,21 kg, panjang badan 45,89±4,40 cm, lingkar dada 48,00±3,84 cm,
lebar dada 10,51±1,45 cm, dalam dada 21,44±2,13 cm, tinggi pundak 46,44±1,13 cm,
tinggi pinggul 50,22±1,20 cm dan lebar pinggul 9,77±1,53 cm. Performa kuantitatif pada
kelompok umur 6—9 bulan adalah bobot badan 23,67±3,72 kg, panjang badan
55,38±5,53 cm, lingkar dada 61,50±4,43 cm, lebar dada 14,00±0,98 cm, dalam dada
23,50±2,87 cm, tinggi pundak 60,06±3,14 cm, tinggi pinggul 62,89±2,20 cm dan lebar
pinggul 13,22±1,11 cm. Performa kuantitatif kambing Saburai jantan pada kelompok
umur 1 tahun adalah bobot badan 43,60±2,37 kg, panjang badan 63,39±4,64 cm, lingkar
dada 68,36±4,77 cm, lebar dada 18,25±1,41 cm, dalam dada 30,24±2,24 cm, tinggi
pundak 63,52±1,31 cm, tinggu pinggul 67,29±0,89 cm dan lebar pinggul 16,96±1,09 cm.
Performa kuantitatif kambing Saburai jantan pada kelompok umur 2 tahun adalah bobot
badan 51,59±3,41 kg, panjang badan 71,37±2,13 cm, lingkar dada 80,83±2,38 cm, lebar
dada 22,60±1,16 cm, dalam dada 38,73±0,98 cm, tinggi pundak 65,97±1,06 cm, tinggi
pinggul 70,10±1,38 cm dan lebar pinggul 21,20±0,70 cm.
Kata kunci: Bobot badan, Kambing Saburai jantan, Ukuran-ukuran tubuh.
This study aimed to know quantitative performance of body weight and body
measurements of male Saburai goats. This research was conducted from June to July
2022 at the Saburai goat development farming at Sumberejo District, Tanggamus
Regency, Lampung Province. This study used a survey method, the sample of
observations were determined by census. The research material consisted of 55 male
Saburai goats. The variables observed in this study were body weight, body length, chest
circumference, chest width, chest depth, shoulder height, hip height, and hip width of
male Saburai goats at birth, weaning (3-4 months), 6--9 months, 1 year and 2 years. The
collected data were analyzed descriptively. The results showed that the quantitative
performance of male Saburai goats at birth were body weight 3.56 ± 0.19 kg, body length
25.77 ± 2.31 cm, chest circumference 29.23 ± 3.83 cm, chest width 7 .15±0.99 cm, chest
8.00±1.91 cm, shoulder height 29.08±3.43 cm, hip height 35.62±2.60 cm and hip width
6.46±0.97 cm. While for weaning age group, body weight 18.92 ± 2.21 kg, body length
45.89 ± 4.40 cm, chest circumference 48.00 ± 3.84 cm, chest width 10.51 ± 1.45 cm,
chest depth 21.44±2.13 cm, shoulder height 46.44±1.13 cm, hip height 50.22±1.20 cm
and hip width 9.77±1.53 cm. Quantitative performance at age group 6—9 months were
body weight 23.67 ± 3.72 kg, body length 55.38 ± 5.53 cm, chest circumference 61.50 ±
4.43 cm, chest width 14.00 ± 0.98 cm, chest 23.50 ± 2.87 cm, shoulder height 60.06 ±
3.14 cm, hip height 62.89 ± 2.20 cm and hip width 13.22 ± 1.11 cm. Quantitative
performance of male Saburai goat at age group 1 year were body weight 43.60 ± 2.37 kg,
body length 63.39 ± 4.64 cm, chest circumference 68.36 ± 4.77 cm, chest width 18.25 ±
1.41 cm, in chest 30.24 ± 2.24 cm, shoulder height 63.52 ± 1.31 cm, hip height 67.29 ±
0.89 cm and hip width 16.96 ± 1.09 cm. Quantitative performance of male Saburai goat at
age group 2 years, body weight 51.59 ± 3.41 kg, body length 71.37 ± 2.13 cm, chest
circumference 80.83 ± 2.38 cm, chest width 22.60 ± 1.16 cm, in chest 38.73±0.98 cm,
shoulder height 65.97±1.06 cm, hip height 70.10±1.38 cm and hip width 21.20 ± 0.70 cm.
Keywords: Body weight, Body measurements, Male Saburai goatOMELIA NPM PUTRI 16141410732023-05-26T07:01:07Z2023-05-26T07:01:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/71481This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/714812023-05-26T07:01:07ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma
xanthorrhiza) DALAM AIR MINUM TERHADAP TITER ANTIBODI
AVIAN INFLUENZA (AI) DAN NEWCASTLE DISEASE (ND) PADA
AYAM KUB (KAMPUNG UNGGUL BALITNAK)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis terbaik pemberian ekstrak
temulawak (Curcuma xanthorriza) terhadap titer antibodi Avian Influenza (AI)
dan Newcastle Disease (ND) ayam KUB. Penelitian ini dilaksanakan pada
Desember 2022—Februari 2023 dan berlokasi di Kandang Open House
Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian dan Laboratorium Pengolahan
Limbah Agroindustri, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung. Pemeriksaan titer antibodi AI dan ND di lakukan di
AgriLab PT. Agrinusa Jaya Santosa, Bandar Lampung. Rancangan percobaan
yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan
5 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu P0: air minum tanpa ekstrak
temulawak (Curcuma xanthorriza), P1: air minum dengan penambahan 5%
ekstrak temulawak (Curcuma xanthorriza) (5 ml ekstrak temulawak + 95 ml air),
P2: air minum dengan penambahan 10% ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorriza) (10 ml ekstrak temulawak + 90 ml air), dan P3: air minum dengan
penambahan 15% ekstrak temulawak (Curcuma xanthorriza) (15 ml ekstrak
temulawak + 85 ml air). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis
ragam dengan taraf nyata 5% dan dilanjutkan dengan uji polinomial ortogonal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorriza) dalam air minum berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap titer antibodi
ND. Namun, pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthorriza) dalam air
minum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap titer antibodi AI. Hasil uji
polinomial ortogonal berpola linier dengan persamaan pada titer antibodi AI yaitu
ŷ = 0,0533x + 1,0667 dan pada titer antibodi ND yaitu ŷ = 4,3893x + 64,08.
Dosis pemberian ekstrak temulawak optimum pada titer antibodi ND adalah
14,60%.
Kata Kunci: Ekstrak Temulawak, KUB, Titer Antibodi AI, Titer Antibodi ND.
This study aims to determine the best dose of turmeric extract (Curcuma
xanthorriza) against Avian Influenza (AI) and Newcastle Disease (ND) antibody
titers of KUB chickens. This research was conducted in December 2022—
February 2023 and is located in Open House Cage Integrated Field Laboratory
Faculty of Agriculture and Agro-industrial Waste Management Laboratory,
Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agriculture,
University of Lampung. AI and ND antibody titers were examined at AgriLab PT.
Agrinusa Jaya Santosa, Bandar Lampung. The experimental design used was a
completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 5 replications. The
treatment given was P0: drinking water without turmeric extract (Curcuma
xanthorriza), P1: drinking water with the addition of 5% turmeric extract
(Curcuma xanthorriza) (5 ml of turmeric extract + 95 ml of water), P2: drinking
water with the addition of 10% turmeric extract (Curcuma xanthorriza) (10 ml of
turmeric extract + 90 ml water), and P3: drinking water with the addition of 15%
turmeric extract (Curcuma xanthorriza) (15 ml of turmeric extract + 85 ml of
water). The data obtained were analyzed using analysis of variance with a
significance level of 5% and followed by an orthogonal polynomial test. The
results showed that the addition turmeric extract (Curcuma xanthorriza) in
drinking water had a significant effect (P<0,05) on ND antibody titers. However,
the addition of turmeric extract (Curcuma xanthorriza) in drinking water had no
significant effect (P>0,05) on AI antibody titers. The results of the orthogonal
polynomial test have a linear pattern with the equation for the AI antibody titer,
namely ŷ = 0.0533x + 1.0667 and for the ND antibody titer, namely ŷ = 4.3893x +
64.08. The optimum dose of turmeric extract for ND antibody titer was 14.60%.
Keywords: AI Antibody Titer, KUB, ND Antibody Titer, Turmeric Extract.SUHARIS MOKHAMAD AIYON 19141410272023-05-05T02:10:31Z2023-05-05T02:10:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/71213This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/712132023-05-05T02:10:31ZPENGARUH SUBSTITUSI SILASE DAUN SINGKONG
DENGAN SILASE RUMPUT PAKCHONG (Pennisetum
purpureum cv Thailand) TERHADAP KUALITAS FISIK
SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH
This study aims to determine the effect of substitution of cassava leaf silage with
pakchong grass silage (Pennisetum Purpureum cv Thailand) in rations on physical
quality (pH value, acidity degree, and alcohol test) in Etawah Peranakan goat
milk. This research was conducted from February to March 2022 and is located at
Asyifa Farm, Yosomulyo Village, Central Metro District, Metro City. Goat milk
analysis was carried out at the Livestock Production Laboratory, Department of
Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung. The research
design used was a randomized block design (RBD) with 3 treatments and 3
replications, so there were 9 experimental units. The treatments given were P1
(70% concentrate + 30% cassava leaf silage), P2 (70% concentrate + 15% cassava
leaf silage + 15% Pakchong grass silage), and P3 (70% concentrate + 30%
Pakchong grass silage). The data obtained were analyzed using analysis of
variance with a significant level of 5% and continued with Duncan's further test.
The results showed that the rations P1, P2, and P3 had no significant effect
(P>0.05) on physical quality (pH value, degree of acidity, and alcohol test) in
Etawah Peranakan goat's milk. Feeding the P3 treatment (70% concentrate + 30%
Pakchong grass silage) yielded a pH value of 6.29. Feeding the P1 treatment (70%
concentrate + 30% cassava leaf silage) gave the result of an acidity degree of 5.33
ºSH. The rations in the P1, P2, and P3 treatments gave positive results on the
alcohol test. Pakchong grass silage can replace cassava leaf silage based on
physical quality (pH value, acidity degree, and alcohol test) in Etawah cross-breed
goat milk.
Keywords : Alcohol Test, Cassava Leaves, Degree of Acidity, Milk of Etawah
Peranakan Goats, Pakchong Grass, pH.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi silase daun
singkong dengan silase rumput pakchong (Pennisetum Purpureum cv Thailand)
pada ransum terhadap kualitas fisik (nilai pH, derajat keasaman, dan uji alkohol)
pada susu kambing Peranakan Etawah. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari
--Maret 2022 dan berlokasi di Asyifa Farm, Kelurahan Yosomulyo, Kecamatan
Metro Pusat, Kota Metro. Analisis susu kambing dilakukan di Laboratorium
Produksi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok
(RAK) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan, sehingga terdapat 9 satuan percobaan.
Perlakuan yang diberikan yaitu P1(70% konsentrat + 30% silase daun
Singkong), P2 (70% konsentrat + 15% silase daun Singkong + 15 % silase
rumput Pakchong), dan P3 (70% konsentrat + 30% silase rumput Pakchong).
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis varians dengan taraf nyata
5% dan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian didapatkan
perlakuan ransum P1, P2, dan P3 tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
kualitas fisik (nilai pH, derajat keasaman, dan uji alkohol) pada susu kambing
Peranakan Etawah. Pemberian ransum pada perlakuan P3 (70% konsentrat +
30% silase rumput Pakchong) memberikan hasil nilai pH susu yaitu sebesar
6,29. Pemberian ransum pada perlakuan P1 (70% konsentrat + 30% silase daun
Singkong) memberikan hasil derajat keasaman yaitu sebesar 5,33 ºSH.
Pemberian ransum pada perlakuan P1, P2, dan P3 memberikan hasil positif
terhadap uji alkohol. Silase rumput Pakchong dapat menggantikan silase daun
Singkong berdasarkan kualitas fisik (nilai pH, derajat keasaman, dan uji alkohol)
pada susu kambing peranakan etawah.
Kata Kunci : Daun Singkong, Derajat Keasaman, pH, Rumput Pakchong, Susu
Kambing Peranakan Etawah, Uji Alkohol. VELICA AGUNG ASHA18542410012023-04-14T03:43:20Z2023-04-14T03:43:38Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/70831This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/708312023-04-14T03:43:20ZPENGARUH PEMBERIAN TONGKOL JAGUNG TERAMONIASI TERHADAP
POLA TINGKAH LAKU MAKAN DOMBA EKOR TIPIS
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh untuk mengetahui tingkah laku
makan dari domba ekor tipis yang diberi pakan amoniasi tongkol jagung. Penelitian ini
dilaksanakan Agustus--Oktober 2022 di kandang Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 3 perlakuan
dan setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali serta pada setiap satuan percobaan terdapat
1 ekor domba ekor tipis dengan pengelompokan sesuai bobot badan ternak dengan
perlakuan amoniasi tongkol jagung menggunakan urea 5% adapun rancangan perlakuan
yang digunakan sebagai berikut: P0: complete feed 100 %; P1: 75 % complete feed + 25
% tongkol jagung teramoniasi (5% urea); P2: 50 % complete feed + 50 % tongkol jagung
teramoniasi (5% urea). Data yang diperoleh ditabulasikan dan kemudian dianalisis
dengan analisis of varian (ANOVA) dengan taraf 5% dan dilanjutkan Beda Nyata
Terkecil (BNT). Hasil penelitian didapatkan pada lama makan domba tidak
berpengaruh nayta (P>0,05) dengan nilai rata-rata perlakuan yaitu 3,15 jam/hari (P0);
3,43 jam/hari (P1); 3,29 jam/hari (P2). Pada analisis frekuensi makan menunjukkan hasil
yang tidak berpengaruh nyata (P>0,05) dengan nilai rata-rata perlakuan yaitu 11,65
kali/hari (P0); 12,48 kali/hari (P1); 10,95 (P2). Hasil analisis lama ruminasi
menunjukkan hasil tidak berpengaruh nyata (P>0,05) dengan nilai rata-rata pada tiap
perlakuan yaitu 3,33 jam/hari (P0); 3,66 jam/hari (P1); 3,26 jam/hari (P2). Pada analisis
frekuensi ruminasi menunjukkan hasil yang berpengaruh nyata (P<0,05) dengan nilai
rata-rata perlakuan yaitu 10,25 kali/hari (P0); 9,36 kali/hari (P1); 12,83 (P2). Dari hasil
penelitian disimpulkan bahwa subtitusi tongkol jagung teramoniasi tidak menunjukkan
perbedaan kecuali frekuensi ruminasi.
Kata Kunci :Domba, Frekuensi makan, Frekuensi ruminasi, Lama makan, Lama
ruminasi, Tongkol jagung
The purpose of this study was to determine the feeding behavior of thin-tailed sheep fed
with corn cob ammoniation feed. Research held in August--October 2022 at the kennel
of the Department of Animal Husbandry, Faculty Agriculture, University of Lampung.
This study is an experimental study using a randomized group design (RGD) consisting
of 3 treatments and each treatment is repeated 5 times and in each experimental unit
there is 1 thin-tailed sheep with a grouping according to the body weight of the livestock
with corn cob ammoniation treatment using 5% urea as for the treatment design used as
follows: P0: complete feed 100%; P1: 75% complete feed + 25% corn cob is
ammoniated (5% urea); P2: 50% complete feed + 50% corn cob ammoniated (5% urea).
The data obtained were tabulated and then analyzed with an analysis of variance
(ANOVA) with a level of 5% and continued with the Smallest Real Difference (SRD).
The results of the study were obtained on the duration of eating lamb with no effect on
nayta (P>0.05) with an average treatment value of 3.15 hours/day (P0); 3.43 hours/day
(P1); 3.29 hours/day (P2). The analysis of feeding frequency showed results that had no
real effect (P>0.05) with an average treatment value of 11.65 times/day (P0); 12.48
times/day (P1); 10.95 (P2). The results of the analysis of rumination duration showed no
real effect (P>0.05) with an average value in each treatment of 3.33 hours/day (P0); 3.66
hours/day (P1); 3.26 hours/day (P2). The analysis of rumination frequency showed real
influential results (P<0.05) with an average treatment value of 10.25 times/day (P0);
9.36 times/day (P1); 12.83 (P2). From the results of the study, it was concluded that the
substitution of teramoniasi corn cobs has not shown the best results on the behavior
pattern of eating thin-tailed sheep.
Keywords Corn cob, Frequency of eating, Frequency of rumination, Lamb ,Duration of
feeding, Duration of time ruminationAldi Kurniantha Muhammad 18541410142023-04-12T06:51:23Z2023-04-12T06:51:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/70627This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/706272023-04-12T06:51:23ZTINGKAT INFESTASI DAN JENIS PARASIT SALURAN
PENCERNAAN PADA SAPI PERANAKAN SIMENTAL
DI KECAMATAN TULANG BAWANG UDIK
KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2022 dengan tujuan untuk mengetahui
tingkat infestasi dan jenis parasit saluran pencernaan pada sapi Peranakan
Simental di Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Jumlah sampel yang
diperoleh yaitu 113 sampel yang berasal dari 71 peternak. Pemeriksaan sampel
feses sapi Peranakan Simental dilakukan di Balai Veteriner, Kota Bandar
Lampung menggunakan metode Mc. Master dan uji Sedimentasi. Data yang
diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan histogram, kemudian dianalisis secara
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis parasit saluran pencernaan
yang menginfestasi sapi Peranakan Simental di Kecamatan Tulang Bawang Udik
Kabupaten Tulang Bawang Barat yaitu Paramphistomum sp., Eimeria,
Haemoncus sp., Oesophagustomum sp., Fasciola sp., Toxocara sp., dan Tricuris
sp. Tingkat infestasi parasit saluran pencernaan pada sapi Peranakan Simental di
Kecamatan Tulang Bawang Udik sebesar 73,45% dengan prevalensi cacing
sebesar 61,06% dan prevalensi Eimeria sebesar 49,56%. Infestasi tunggal parasit
saluran pencernaan pada sapi Peranakan Simental sebesar 38,55%
(Paramphistomum sp., Eimeria, Haemoncus sp., Oesophagustomum sp., Fasciola
sp., Toxocara sp., dan Tricuris sp.). Infestasi campuran 2 jenis parasit saluran
pencernaan (Paramphistomum sp. dan Eimeria, Haemoncus sp. dan
Paramphistomum sp., Oesophagustomum sp dan Eimeria) sebesar 45,78%.
Infestasi 3 jenis parasit saluran pencernaan (Haemoncus sp., Paramphistomum
sp., dan Eimeria, Oesophagustomum sp Paramphistomum sp, dan Eimeria,
Haemoncus sp., Fasciola sp, dan Eimeria) sebesar 14.46%. Infestasi campuran
lebih dari 3 jenis parasit saluran pencernaan (Haemonchus sp., Trichuris sp.,
Paramphistomum sp., dan Eimeria) sebesar 1,20%.
Kata kunci: Parasit saluran pencernaan, Sapi Peranakan Simental, Tingkat
infestasi.
This research was conducted in October 2022 with the aim of knowing the level
of infestation and types of digestive tract parasites in Simmental Grade Cattle in
Tulang Bawang Udik District, Tulang Bawang Barat Regency. The research
method used was survey. The samples obtained was 113 samples from 71
breeders. Stool sample examination was carried out at the Veterinary Center,
Bandar Lampung City using Mc. Master and sedimentation method. The data of
the result of this research was presented of tables and histograms and then
analyzed descriptily. The results showed that the type of gastrointestinal that
infected Simmental Cattle in Tulang Bawang Udik District were
Paramphistomum sp., Eimeria, Haemoncus sp., Oesophagustomum sp., Fasciola
sp., Toxocara sp., and Tricuris sp. The level of gastrointestinal parasites
infestation in Simmental Cattle in Tulang Bawang Udik District was 73,45% with
prevalence of worms was 61,06% and a prevalence of eimeria was 49,56%. The
results showed that a single infestation of gastrointestinal parasites in Simmental
Cattle was 38,55% (Paramphistomum sp., Eimeria, Haemoncus sp.,
Oesophagustomum sp., Fasciola sp., Toxocara sp., and Tricuris sp.). Infestation
of 2 types of parasites was 45,78% (Paramphistomum sp. and Eimeria,
Haemoncus sp. and Paramphistomum sp., Oesophagustomum sp and Eimeria).
Infestation of 3 types of parasites was 14,46% (Haemoncus sp., Paramphistomum
sp., and Eimeria, Oesophagustomum sp Paramphistomum sp, and Eimeria,
Haemoncus sp., Fasciola sp, and Eimeria). Infestation of more than 3 types of
parasites was 1,20% (Haemoncus sp., Trichuris sp., Paramphistomum sp., and
Eimeria).
Keywords: Gastrointestinal parasites, simmental crossbreed cattle, infestation
rate.KURNIAWAN KHAIR AJMAL 18141410362023-03-30T07:37:58Z2023-03-30T07:37:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/70291This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/702912023-03-30T07:37:58ZSTATUS MIKROBIOLOGIS KARKAS AYAM DI PASAR-PASAR
TRADISIONAL KABUPATEN LAMPUNG UTARA
PROVINSI LAMPUNGABSTRAK
Produk peternakan yang banyak di sukai oleh masyarakat adalah daging ayam
broiler karena memiliki kandung protein yang tinggi dan harga yang relatif
murah. Daging broiler sangat mudah ditemukan di pasar, baik di pasar swalayan
maupun di pasar-pasar tradisional. Permasalahan pada daging ayam yang sering
terjadi akibat faktor biologi yaitu ditemukannya bakteri E. coli, Salmonella sp dan
koliform yang berada diatas ambang batas Standar Nasional Indonesia (SNI).
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan kuisioner dengan
pengambilan sampel secara random yang bertujuan untuk mengetahui status
mikrobiologis karkas ayam di Pasar Pagi dan Pasar Sentral Kabupaten Lampung
Utara Provinsi Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus--September
2022. Analisis sampel dilaksanakan di Laboratorium Kesmavet Balai Veteriner
Lampung. Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah E. coli, Salmonella sp.,
dan koliform pada karkas ayam broiler di Pasar Pagi dan Pasar Sentral Kabupaten
Lampung Utara Provinsi Lampung. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa data
E. coli sesuai dengan standar SNI 7388:2009 namun data koliform berada di atas
standar dengan persentase 47,8%, dan data Salmonella Sp. berada di atas standar
dengan total persentase 8,17%.
Kata Kunci: Status mikrobiologis, Karkas ayam, Pasar tradisional.
The most preferred livestock product by the public is broiler chicken meat
because it has a high protein content and a relatively cheap price. Broiler meat is
very easy to find in markets, both in supermarkets and in traditional markets.
Problems in chicken meat that often occur due to biological factors, namely the
discovery of E. coli, Salmonella sp. and coliform bacteria which are above the
Indonesian National Standard (SNI) threshold. This study used a purposive
sampling method and a questionnaire with random sampling to determine the
microbiological status of chicken carcasses at Pasar Pagi and Central Market,
North Lampung Regency, Lampung Province. This research was carried out from
August to September 2022. Sample analysis was carried out at the Lampung
Veterinary Public Health Laboratory. The variables observed in this study were E.
coli, Salmonella sp. and coliform in carcasses of broiler chickens at Pasar Pagi and
Central Market, North Lampung Regency, Lampung Province. Based on the
research, it is known that E. coli data complies with SNI 7388:2009 standards, but
coliform data is above the standard with a percentage of 47.8%, and Salmonella
sp. data is above the standard with a total percentage of 8.17%.
Keywords: Microbiological status, Chicken carcasses, Traditional markets.1714141031 ARIEF RAHMAAN HAKIMadungabdurrahmaan67@gmail.com2023-03-28T07:40:10Z2023-03-28T07:40:10Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/70221This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/702212023-03-28T07:40:10ZPENGARUH SUBSTITUSI TONGKOL JAGUNG TERAMONIASI
TERHADAP TOTAL PROTEIN PLASMA DAN GLUKOSA DARAH
DOMBA EKOR TIPIS JANTANABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui total protein plasma dan glukosa
darah domba Ekor Tipis jantan yang diberikan substitusi tongkol jagung
teramoniasi di Kandang Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan yang terdiri dari pakan basal
(complete feed) 100% (P0), pakan basal 75% + tongkol jagung teramoniasi 25%
(P1), dan pakan basal 50% + tongkol jagung teramoniasi 50% (P2). Sampel pada
penelitian ini terdiri dari 15 ekor domba Ekor Tipis jantan. Pemeriksaan dilakukan
di Laboratorium, Klinik Pramitra Biolab Indonesia, Bandar Lampung
menggunakan metode GOD-PAP dan Biuret. Data yang diperoleh dianalisis
dengan analisis of varian (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perlakuan P0, P1, dan P2 tidak berpengaruh nyata terhadap total protein plasma
dan glukosa darah. Rata-rata total protein plasma 6,96±0,64 g/dL (P0), 6,86±0,56
g/dL (P1), 6,52±0,31 g/dL(P2), dan rata-rata glukosa darah 59,80±8,41 mg/dL
(P0), 58,00±2,92 mg/dL (P1), 51,80±3,56 mg/dL (P2). Dari hasil penelitian dapat
diambil kesimpulan bahwa total protein plasma dan glukosa darah domba Ekor
Tipis jantan yang diberi substitusi tongkol jagung teramoniasi
masih berada pada kisaran normal.
Kata Kunci : Domba Ekor Tipis, Tongkol Jagung, Amoniasi, Total Protein
Plasma, Glukosa Darah
The purpose of this research is to discover the effect of ammonized corncob
substitute on total plasma protein and blood glucose of male short-tailed sheep in
the University of Lampung's Agriculture department’s Animal Science course's
livestock pen, Agriculture faculty. The experimental design used was a
randomized block design (RBD) with 3 treatments and 5 replications consisting of
basal feed (complete feed) 100% (P0), basal feed 75% + ammonized concrob 25%
(P1), basal feed 50% + ammoniazed concrob 50% (P2). The samples for this
study are the from 15 male short-tailed sheep. The blood test was conducted in
Klinik Pramitra Biolab Indonesia’s Laboratory in Bandar Lampung using GODPAP
and Biuret method. Data was then compiled and analysed using ANOVA
(Analysis of Variance). The results showed that treatments P0, P1, and P2 had no
significant effect on total plasma protein and blood glucose. Average plasma
protein is 6,96±0,64 g/dL (P0), 6,86±0,56 g/dL (P1), 6,52±0,31 g/dL (P2), and the
average blood glucose level is 59,80±8,41 mg/dL (P0), (P1) 58,00±2,92 mg/dL,
51,80±3,56 mg/dL (P2). From the results of this study, we can conclude that the
total plasma protein and blood glucose level of the male short-tailed sheep that
have been given ammonized corncob substitute
are still within normal parameters.
Keywords : Thin-Tailed Sheep, Corncob, Ammoniazed, Total Plasma Protein,
Blood Glucose1854141011 Alvin Widiyantoseravinth@gmail.com2023-03-24T06:58:37Z2023-03-24T06:58:38Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/70174This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/701742023-03-24T06:58:37ZSIFAT FISIK DAN TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) YOGHURT
DENGAN BAHAN BAKU SUSU SAPI YANG BERBEDAABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai bahan baku susu sapi
yang berbeda terhadap nilai total asam, pH, dan BAL yoghurt dan mengetahui bahan
baku susu sapi olahan terbaik terhadap nilai pH, total asam, dan BAL yoghurt.
Penelitian ini dilaksanakan pada Juni 2022 di Laboratorium Produksi Ternak, Jurusan
Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, dan Laboratorium Teknologi
Hasil Pertanian, Politeknik Negeri Lampung. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari
3 perlakuan yaitu P1: bahan baku susu pasteurisasi full cream, P2: bahan baku susu
UHT full cream, P3: bahan baku susu bubuk full cream dengan 5 ulangan. Data yang
diperoleh dianalisis dengan analysis of variance (ANOVA) dengan taraf 5% dan 1% dan
dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian terhadap uji total asam
yoghurt tidak berpengaruh nyata (P>0,05) dengan nilai rata-rata perlakuan yaitu 0,73 %
(P1); 0,66 % (P2); 0,63 % (P3). Hasil analisis uji pH yoghurt menunjukkan hasil yang
berpengaruh nyata (P<0,05) dengan nilai rata-rata perlakuan yaitu 4,20 (P1); 4,36 (P2);
4,46 (P3). Hasil analisis uji bakteri asam laktat (BAL) yoghurt menunjukkan hasil
berpengaruh nyata (P<0,05) dengan nilai rata-rata pada tiap perlakuan yaitu 13,64x109
CFU/ml (P1); 1,98x109 CFU/ml (P2); 0,282x109 CFU/ml (P3). Kesimpulan
berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa yoghurt dari bahan baku susu
pasteurisasi full cream memiliki nilai total asam, pH, dan bakteri asam laktat (BAL)
sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)
Kata Kunci : Bakteri Asam Laktat (BAL), pH, Total Asam, Yoghurt
The purpose of this study was to determine the effect of various raw materials for cow's
milk with different values for the total acid, pH, and LAB of the best yogurt and
determine the best processed cow's milk raw materials for pH value, total acid, and
BAL of yogurt. This research was implemented in June 2022 at the Laboratory of
Livestock Production, Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture,
University of Lampung, and Laboratory of Agricultural Products Technology, State
Polytechnic of Lampung. This research is an experimental study using a completely
randomized design consisting of 3 treatments, namely P1: full cream pasteurized milk,
P2: full cream UHT milk, P3: full cream milk powder with 5 replications. The data
obtained were tabulated and then analyzed by analysis of variance (ANOVA) with
levels of 5% and 1% and continued with the Least Significant Difference (LSD). The
results of the research on the total acid yogurt test had no significant effect (P>0.05)
with an average treatment value of 0.73% (P1); 0.66% (P2); 0.63% (P3). In the analysis
of the yogurt pH test, the results showed a significant effect (P <0.05) with an average
treatment value of 4.20 (P1); 4.36 (P2); 4.46 (P3). The results of the analysis of the
Lactic Acid Bacteria (LAB) yogurt showed a significant effect (P<0.05) with the
average value for each treatment, namely 13,64x109 CFU/ml (P1); 1,98x109 CFU/ml
(P2); 0,282x109 CFU/ml (P3). The conclusion based on the results of the study shows
that yogurt made from full cream pasteurized milk has a value of total acid, pH, and
lactic acid bacteria (LAB) according to the Indonesian National Standard (SNI)
Keywords : Lactic Acid Bacteria (LAB), pH, Total Acid, Yoghurt1814141026 M. RAFIF NUGROHO 1814141026rafifnugroho.rn@gmail.com2023-03-20T01:26:27Z2023-03-20T01:26:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/70131This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/701312023-03-20T01:26:27ZPENGARUH SUBSTITUSI AZOLLA MICHROPHYLLA PADA PRODUK
RANSUM BR-1 TERHADAP KONSUMSI RANSUM, PERTAMBAHAN
BOBOT TUBUH DAN KONVERSI RANSUM BROILERABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui untuk mengetahui pengaruh
substitusi azolla microphylla pada ransum komersil terhadap konsumsi ransum,
pertambahan bobot tubuh, konversi ransum dan untuk mengetahui persentase
substitusi azolla microphylla terbaik pada ayam broiler yang dipelihara.
Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus--September 2021, bertempat di
Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Parameter yang diukur pada penelitian ini yaitu jumlah konsumsi ransum,
pertambahan bobot tubuh, dan konversi ransum. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4
perlakuan dengan 5 ulangan, perlakuan yang digunakan yaitu P0 : Ransum
komersil 100% (kontrol); P1 : Ransum komersil 97,5% + 2,5 % tepung azolla
microphylla dalam ransum, P2 : Ransum komersil 95% + 5,0 % tepung azolla
microphylla dalam ransum, P3 : Ransum komersial 92,5% + 7,5% tepung azolla
microphylla dalam ransum. Data dianalisis dengan analisis Anova pada taraf
nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian suplementasi tepung azolla
microphylla tidak berpengaruh nyata serta tidak menurunkan konsumsi ransum,
pertambahan bobot tubuh dan konversi ransum, dan persentase substitusi tepung
azolla microphylla dapat diberikan sampai tingkat 7,5% .
Kata kunci : azolla microphylla, ayam broiler, konsumsi ransum, konversi
ransum, dan pertambahan bobot tubuh
The purpose of this study was to determine the effect of azolla microphylla
substitution in commercial rations on ration consumption, body weight gain, ration
conversion and to determine the best percentage of azolla microphylla substitution
in broiler chickens reared. This research was carried out in August--September
2021, at the Integrated Field Laboratory, Faculty of Agriculture, University of
Lampung. The parameters measured in this study were the amount of ration
consumption, body weight gain, and ration conversion. This study used an
experimental method with a completely randomized design (CRD) consisting of 4
treatments with 5 replications, the treatment used was P0: 100% commercial ration
(control); P1: Commercial ration 97.5% + 2.5% Azolla microphylla flour in
rations, P2: Commercial ration 95% + 5.0% Azolla microphylla flour in rations,
T3: Commercial ration 92.5% + 7.5% flour azolla microphylla in rations. Data
were analyzed by Anova analysis at 5% significance level. The results showed that
supplementation with azolla microphylla flour had no significant effect and did
not reduce ration consumption, body weight gain and ration conversion, and the
percentage of azolla microphylla flour substitution could be given up to a level of
7.5%.
Keywords : azolla microphylla, broiler chickens, ration consumption, ration
conversion, and weight gain1614141010 AULIYA SAFIRAauliyasshx@gmail.com2023-03-09T02:01:45Z2023-03-09T02:01:45Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/70056This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/700562023-03-09T02:01:45ZPOTENSI LIMBAH KULIT KOPI UNTUK PAKAN TERNAK
RUMINANSIA DI KECAMATAN KEBUN TEBU KABUPATEN
LAMPUNG BARATABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi limbah kulit kopi untuk pakan
ternak ruminansia di Kecamatan Kebun Tebu Kabupaten Lampung Barat.
Penelitian ini menggunakan metode survei. Adapun metode survei yang
digunakan adalah purposive sampling. Sampel kulit kopi yang diambil yaitu dua
jenis : sampel kulit kopi segar dan kulit kopi kering. Dua sampel kulit kopi
tersebut akan diambil masing masing dari tiga Desa yang ada di Kecamatan
Kebun Tebu. Setiap sampel kulit kopi akan diuji dengan analisis proksimat
lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kandungan
nutrien antara kulit kopi segar dan kulit kopi kering. Kulit kopi kering memiliki
nilai kandungan nutrien kadar air, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, dan abu
secara berturut-turut adalah 38,61%, 12,00%, 3,67%, 28,26%, 4,91%. Sementara
kandungan kulit kopi segar memiliki nilai kandungan nutrien kadar air, protein
kasar, lemak kasar, serat kasar, dan abu, secara berturut-turut adalah 10,88%,
15,23%, 2,53%, 25,28%, 6,96%. Sampel kulit kopi segar memiliki potensi yang
lebih besar sebagai pakan ternak ruminansia jika dibandingkan dengan sampel
kulit kopi kering. Kulit kopi segar masih memiliki presentase bobot kulit kopi
yang bisa dimanfaatkan sebesar 85% dari buah kopi. Sementara kulit kopi kering
memiliki presentase bobot sebesar 36%. Kapasitas tampung ternak ruminansia
dengan asumsi pemberian 30% sebanyak 3388,79 unit ternak atau 3339 ekor,
sementara kulit kopi segar sebanyak 3888,68 unit ternak atau 3.889 ekor.
Sedangkan untuk asumsi pemberian 40% 2541,58 unit ternak atau sebanyak 2.541
ekor untuk limbah kulit kopi kering, dan kulit kopi segar yaitu 2916,50 unit ternak
atau sebanyak 2.916 ekor.
Kata Kunci: Kabupaten Lampung Barat, produksi limbah pertanian, limbah kulit
kopi, ternak ruminansia, kopi Lampung Barat.
ABSTRACT
POTENTIAL OF CASCARA FOR RUMINANT ANIMAL FEED IN
KEBUN TEBU DISTRICT, WEST LAMPUNG REGENCY
By
Ahmad Andresta Aswanto
This study aims to determine the potential of cascara for ruminant animal feed in
the Kebun Tebu District, West Lampung Regency. This study uses a survey
method. The survey method used was purposive sampling. Two types of cascara
samples were taken: fresh cascara samples and dry cascara samples. The two
cascara samples will be taken from each of the three villages in the Kebun Tebu
District. Each cascara sample will be tested with a complete proximate analysis.
The results showed that there were differences in nutrient content between fresh
cascara and dried cascara. Dry cascara has a value of nutrient content moisture
content, crude protein, crude fat, crude fiber, and ash respectively are 38.61%,
12.00%, 3.67%, 28.26%, 4.91%. While the content of fresh cascara has nutrient
content values of moisture content, crude protein, crude fat, crude fiber, and ash
respectively are 10.88%, 15.23%, 2.53%, 25.28%, 6.96%. Fresh cascara samples
have greater potential as ruminant animal feed when compared to dry cascara
samples. Fresh cascara still has a weight presentation of cascara that can be
utilized by 85% of the coffee fruit. While dry cascara has a weight presentation of
36%. The carrying capacity of ruminants with the assumption of 30% provision is
3,388.79 livestock units or 3,339 heads, while fresh cascara are 3,888.68 livestock
units or 3,889 heads. As for the assumption of giving 40%, 2541.58 livestock
units or 2,541 heads for dry cascara, and fresh cascara, namely 2916.50 livestock
units or 2,916 heads.
Keywords: West Lampung Regency, production of agricultural waste, coffee peel
waste, ruminants, West Lampung coffee.1814241029 AHMAD ANDRESTA ASWANTONde7nde@gmail.com