Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T12:20:21ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2018-01-05T09:27:32Z2018-01-05T09:27:32Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29754This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/297542018-01-05T09:27:32ZPERENCANAAN EMBUNG DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA 7 UNIT USAHA
BUNGA MAYANG, KABUPATEN LAMPUNG UTARADalam rangka peningkatan produktivitas kebun tebu di PT. Perkebunan Nusantara 7 Unit Usaha
Bunga Mayang, Kabupaten Lampung Utara, dilakukan revitalisasi puluhan embung untuk
memenuhi kebutuhan air irigasi tanaman tebu.
Perhitungan – perhitungan yang dilakukan dalam perencananaan embung ini meliputi analisa
kapasitas tampungan menggunakan lengkung kapasitas, perhitungan curah hujan rencana
menggunakan metode Log Pearson Tipe III, debit rencana menggunakan metode Rasional, analisa
spillway, analisa tubuh embung, serta analisa kestabilan tubuh embung terhadap longsor.
Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh kapasitas tampungan sebesar 37224,24 m3, curah
hujan rencana periode ulang 25 tahun sebesar 121,2384 mm, debit rencana periode ulang 25 tahun
sebesar 1,89 m3/detik, mercu spillway menggunakan mercu Ogee Tipe I dengan elevasi mercu
pada +42,5 dan elevasi muka air banjir pada +42,70. Tubuh bendungan menggunakan urugan
tanah dengan kemiringan hulu 1 : 3 dan hilir tubuh embung adalah 1 : 2,25, elevasi puncak berada
pada +44,0 dan elevasi dasar berada pada + 36,0. Tinggi jagaan tubuh embung dipakai sebesar
1,50 meter. Tubuh embung dan spillway dinyatakan aman terhadap gaya – gaya yang terjadi.
Kata kunci : embung, perencanaan, Bunga Mayang1215011118 ZAINA KHOERUNNISA NURUL FATHzaina24@gmail.com2018-01-05T07:35:01Z2018-01-05T07:35:01Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29743This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/297432018-01-05T07:35:01ZANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL KERETA
TANJUNG KARANG – BANDAR UDARA RADIN INTEN IIPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan ekonomi dan finansial kereta api
yang akan dibangun dari Tanjung Karang, Bandar Lampung menuju Bandar Udara Radin
Inten II, Lampung Selatan. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisa kelayakan
dan finansial dengan membandingkan parameter parameter Net Present Value, Benefit
Cost Ratio, Profitability Index, Economic/Financial-Internal Rate of Return, dan Payback
Periode. Dengan menggunakan 4 skenario keterisian, dimana sekenario tersebut dimulai
dari keterisian seperempat
Kata kunci : parameter kelayakan, kelayakan ekonomi, kelayakan finansial,
ABSTRACT
This study intends to analyze the economical and financial feasibility of the railway that
will be built from Tanjung Karang, Bandar Lampung to Radin Inten II Airport, Lampung
Selatan. This research used feasibility economic and financial analysis method by
comparing the parameters of Net Present Value, Benefit Cost Ratio, Profitability Index,
Economic / Financial-Internal Rate of Return, and Payback period. Using four scenarios
occupied, where the scenario starts from quarter
Keyword : feasibility parameter, economic feasibility, financial feasibility1315011025 CLARA VIRENA GUSTIANIclaravirenagustiani@gmail.com2018-01-05T06:47:45Z2018-01-05T06:47:45Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29740This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/297402018-01-05T06:47:45ZANALISIS ZONASI EKOWISATA BAHARI BERBASIS SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DIKBUPATEN PESISIR BARAT)Kabupaten Pesisir Barat memiliki 53 objek wisata yang bersifat
panorama alam religi dan budaya serta yang bersifat eko wisata.
Besarnya potensi wisata dan keanekaragaman wisata di Kabupaten
Pesisir Barat, menjadikan daya tarik bagi turis untuk dilakukannya
pariwisata di Kabupaten Pesisir Barat. Kerena itu diperlukan sebuah
perencanaan pariwisata dalam pemetaan wilayah ekowisata bahari di
Kabupaten Pesisir Barat, sehingga segala keindahan alam, dan
ketertarikan wisatawan asing tidak terhalangi oleh atribut – atribut
ekowisata yang kurang memadai demi tujuan tercapai nya kemakmuran
sebuah Kabupaten yang berdampak cukup besar bagi provinsinya
maupun negaranya. Tujuan penelitian ini adalah mendesain zonasi
kawasan ekowisata bahari di kabupaten Pesisir Barat. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Analisis Berbasis
Masyarakat dan Analisis SWOT yang berbasis Sistem Informasi
Geografis. Dari metode yang dilakukan didapatkan hasil dari 31 wilayah
ekowisata dan ekowisata bahari yang ada di kabupaten Pesisir Barat,
berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan, kabupaten ini memiliki
30 wilayah yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Dapat
disimpulkan bahwa perlu perhatian khusus dari pemerintah dalam
menata ruang dan wilayah dalam sumberdaya kekayaan alam yang
dimiliki oleh kabupaten Pesisir Barat.
Kata kunci : Ekowisata, Wisata Bahari, Sistem Informasi Geografis
ABSTRACT
Pesisir Barat District has 53 attractions that are panoramic nature and
cultural as well as ecotourism. The magnitude of tourism potential and
diversity of tourism in Pesisir Barat District, making the attraction for
tourists to do tourism in Pesisir Barat District. Because it is needed a
tourism planning in the mapping of marine ecotourism area in Pesisir
Barat District, so that all the beauty of nature, and the interest of foreign
tourists are not hindered by the attributes - ecotourism attributes that are
inadequate for the purpose of the prosperity of a district that has a big
impact for the province and the country. The purpose of this research is
to design the zoning of marine ecotourism area in Pesisir Barat regency.
The method used in this research is Community Based Analysis
Method and SWOT Analysis based on Geographic Information System.
From the method, we get the result from 31 ecotourism and marine
ecotourism area in Pesisir Barat regency, based on the result of analysis
that has been done, this regency has 30 areas that have the potential to
be developed. It can be concluded that special attention is needed from
the government in arranging space and territory in natural resources
owned by Pesisir Barat regency.
Keyword : Ecotourism, Geographic Information System, Marine Ecotourism.1315011116 Willy Brilliant Yosua Silabanwilly.yosua@gmail.com2018-01-04T03:50:37Z2018-01-04T03:50:37Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29673This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/296732018-01-04T03:50:37ZANALISIS RISIKO PEMBANGUNAN KONSTRUKSI JALAN TOL
TAHAP KONSTRUKSI MENGGUNAKAN METODE SOFT SYSTEM
METHODOLOGY (SSM)
STUDI KASUS : JALAN TOL TRANS SUMATERA SEKSI 2
SIDOMULYO-KOTABARU (Sta. 39+400 - Sta. 80+000)Proyek pembangunan jalan tol tidak pernah lepas dari berbagai masalah baik
teknis maupun masalah non teknis. Masalah ini disebabkan berbagai macam
faktor yang dianggap sebagai risiko proyek konstruksi. Risiko-risiko tersebut
akan sangat mempengaruhi kinerja proyek dan mengakibatkan kerugian baik
dalam hal biaya, mutu, dan waktu, yang menentukan keberhasilan sebuah proyek.
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan
menganalisis risiko yang mungkin terjadi pada studi kasus proyek secara kualitatif
yang dikuantitatifkan menggunakan metode Soft System Methodology (SSM) pada
studi kasus Proyek Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Bakauheni-Terbanggi
Besar seksi II Sidomulyo – Kotabaru (Sta. 39+400 – Sta. 80+000). Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik purpose sampling untuk mengumpulkan
data dari enam responden.
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Risiko
Probabilitas, Uji Risiko Konsekuensi, dan Soft System Methodology (SSM).
Dapat disimpulkan bahwa risiko kendala pada pembebasan lahan merupakan
risiko yang paling ekstrim yang menghambat kelancaran pada proyek Jalan Tol
Trans Sumatera Bakauheni-Terbanggi Besar.
Kata Kunci: Manajemen Proyek, Manajemen Risiko, Soft System Methodology
abstarct
Highway construction projects are always accompanied by technical and non
technical problems. These problems are due to various factors that regards as
construction project risks. These risks greatly affect the performances of the
project in term of cost, quality, and time, in which determine the success of a
project. Therefore, the aim of this research is to identify and analyze possible
risks outcome of transportation project with case study of Trans Sumatra
Sumatera Bakauheni-Terbanggi Besar Highway project section 2 Sidomulyo –
Kotabaru (Sta. 39+400 – Sta. 80+000). The research utilized a purposive sampling
technique to gather information from six respondents. The possible risk outcomes
were analyzed quatitavily using the Soft System Methodology (SSM)
methodology.
The method of analysis the data used in this research was Probability Risk Test,
Consequence Risk Test and Soft System Methodology (SSM). It can be
concluded that the land acquisitions are the most extreme risks on the projects that
constraint the smooth start of the project.
Keywords: Project Management, Risk Management, Soft System Methodology 1315011076 MAULYDA NUR ANNISA FANHARmolyfanhar@gmail.com2018-01-04T02:06:59Z2018-01-04T02:06:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29675This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/296752018-01-04T02:06:59ZPENGARUH ABU TERBANG SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEMEN
PADA BATA BETON BERAGREGAT BOTTOM ASHini berbanding lurus dengan meningkatnya kebutuhan akan pemukiman. Untuk
mengatasi masalah tersebut dapat memanfaatkan bahan-bahan alternative sebagai
bahan ikat dan material pengganti. Salah satu bahan alternatif yang mudah ditemukan
di Indonesia adalah limbah batu bara yaitu abu terbang (fly ash) dan abu dasar
(bottom ash). Selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena termasuk
limbah b3, limbah ini juga memiliki sifat pozzolan atau sifat mengikat seperti semen.
Sehingga sangat efektif untuk digunakan dari berbagai segi. Penelitian yang dapat
dilakukan dalam pemanfaatan limbah ini salah satunya dengan pembuatan bata beton
berlubang dengan fly ash sebagai bahan pengganti sebagian semen dan bottom ash
sebagai bahan pengganti sebagian pasir.
Dari hasil penelitian didapat nilai kuat tekan paling tinggi adalah bata
beton dengan komposisi fly ash sebesar 20% dari berat semen dengan nilai kuat tekan
33,3 kg/cm2 pada umur 28 hari dan 41,34 kg/cm2 pada umur 56 hari. Untuk nilai
serapan air semua variasi fly ash masuk dalam klasifikasi mutu I (≤ 25%) dengan
nilai serapan air optimum pada variasi fly ash 40% dengan nilai sebesar 11,3% pada
umur 28 hari dan 9,65% pada umur 56 hari.
Kata Kunci : Bata Beton, Fly Ash, Bottom Ash.
abstarct
Every year, the growth of population in Indonesia is increasing. This is
directly proportional with the increasing of settlement requirments. To solve the
problems we can make use of alternative materials as a binder and partial replacement
materials. One of the alternative materials can be found easiest in Indonesia is coal
waste, those are fly ash and bottom ash. Besides reducing environmental pollution
caused it includes of “B3” waste (B3 means dangerous and poisonous materials in
Bahasa), this waste also has pozzolan or binding properties such as cement. So it’s
effective to be used in many ways. One of research that can be done for utilization of
this waste is by making hollow brick with fly ash as a substitute materials of cements
and bottom ash as a materials of sands.
Based on results the highest value of compressive strength is hollow brick
with 20% fly ash of the weight of cement with compressive strength 33.3 kg / cm2 at
28th days and 41.34 kg / cm2 at 56th day. For the water absorption value, all variations
of fly ash are included in the classification of 1st quality (≤ 25%) with variation of
optimum value 40% fly ash with results 11.3% at 28th day and 9.65% at 56th day.
Keyword : Hollow Brick, Fly Ash, Bottom Ash1215011098 ROBBY CHANDRA HASYIM robbych1908@gmail.com2017-12-29T04:05:26Z2017-12-29T04:05:26Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29558This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/295582017-12-29T04:05:26ZSTUDI EKSPERIMEN DERAJAT KEPADATAN TANAH STANDARD
PROCTOR LABORATORIUM TERHADAP ALAT TEKAN PEMADAT
MODIFIKASI MENGGUNAKAN TANAH TIMBUNAN PILIHANBerhubungan dengan pembangunan infrastruktur di provinsi lampung yang
berkaitan dalam bidang transportasi yaitu pembanguan Jalan Tol Lintas
Sumatera yang terjadi karena peningkatan kendaraan. Oleh karena itu dalam
membangun suatu konstruksi berkaitannya dengan kondisi fisik tanah, hal ini
disebabkan karena tanah merupakan salah satu material yang sangat berperan
penting dalam mendukung suatu konstruksi. Untuk mendapatkan tanah timbunan
pilihan dengan kualitas yang baik, maka diperlukan pemadatan tanah. Maka dari
itu diperlukan Penelitian untuk membandingkan besaran energy pada tanah
timbunan pilihan dari derajat kepadatan tanah standard proctor terhadap alat uji
tekan pemadat modifikasi
Penelitian ini menggunakan sampel tanah yang berasal dari daerah Gedung
Agung Kec. Jati Agung, Lampung Selatan yaitu tanah timbunan pilihan.
Pelaksanaan pengujian alat tekan pemadat modifikasi dengan menggunakan tiga
sampel tanah pada masing-masing tekanan, tekanan yang digunakan adalah 5
MPa, 10 MPa, 15 MPa dan 20 MPa.
Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa berat volume maksimum
(γdmaks) sebesar 1,62 gr/cm3 pada pengujian tanah timbunan pilihan metode
standard proctor dengan hasil pada alat tekan pemadat modifikasi didapat nilai
tekanan sebesar 9 MPa. Sedangkan pada pengujian tanah timbunan biasa
didapatkan nilai tekanan sebesar 7 MPa dengan berat volume maksimum (γdmaks)
sebesar 1,4 gr/cm3.
Kata kunci : Standar Proctor, Alat Tekan Pemadat Modifikasi, Pemadatan,
Tanah Timbunan Pilihan
According to the development of the infrastructure in Lampung province which
is related to the transportation sector is the making of Toll Road Lintas Sumatera
which happened because for the increase of vehicle in lampung. Therefore, in
constructing a construction related to physical condition of the soil, this is
happened because soil is one of the materials that plays an important role in
supporting a construction. To get a good choice of soil pile, soil compaction is
required. Therefore, it is needed to compare the amount of energy in the choice
of soil density of standard proctor soil density against the compactor of
compressor modification test.
This study used soil samples from the area of Gedung Agung Kec. Jati Agung,
South Lampung is the land of choice hoard. Implementation of compression
modulator compression testing using three soil samples at each pressure, the
pressure used is 5 MPa, 10 MPa, 15 MPa and 20 MPa.
Laboratory experiment results show that the maximum volume weight (γdmax)
of 1.62 gr / cm3 amount on standard proctor method tests with the results on
modified press test compaction tools obtain pressure value of 9 MPa. Whereas
in the regular heap soil testing obtained a pressure value of 7 MPa with
maximum volume weight (γdmax) of 1.4 gr / cm3.
Keywords : Standard Proctor, Modified Press Compactor Tools, Compaction,
Soil Pile. 1315011017 ASTRI NOVALIAastrinovalia21@gmail.com2017-12-27T03:46:21Z2017-12-27T03:46:21Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29471This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/294712017-12-27T03:46:21ZSTUDI PERBANDINGAN NILAI ENERGI PEMADATAN TANAH
MENGGUNAKAN PROCTOR MODIFIED DENGAN ALAT TEKAN
MODIFIKASI (STUDI KASUS: TANAH TIMBUNAN PILIHAN)Pembangunan daerah menjadi prioritas pemerintah saat ini, seperti pembangunan
Jalan Tol Lintas Sumatera. Pembangunan sangat erat kaitannya dengan
pekerjaan tanah, karena tanah merupakan salah satu material yang memegang
peranan penting dalam mendukung suatu konstruksi. Umumnya, suatu
konstruksi dibangun dengan elevasi yang tidak sesuai, sehingga pekerjaan galian
dan timbunan perlu dilakukan. Untuk mendapatkan tanah timbunan dengan
kualitas yang baik, diperlukan pemadatan agar memperoleh tanah yang stabil dan
memenuhi persyaratan teknis untuk membangun suatu struktur. Pada penelitian
ini membandingkan energi pemadatan tanah metode proctor modified dengan alat
tekan pemadat modifikasi untuk tanah timbunan pilihan.
Sampel tanah yang digunakan adalah tanah timbunan pilihan, berasal dari Desa
Gedung Agung, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan. Pengujian alat tekan
pemadat modifikasi ini terdiri dari 4 tekanan, yaitu 5 MPa, 10 MPa, 15 MPa dan
20 MPa, menggunakan tiga sampel tanah pada masing-masing tekanan.
Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa berat volume maksimum
(γdmaks) sebesar 1,706 gr/cm3 pada pengujian metode proctor modified dengan
hasil pada alat tekan pemadat modifikasi didapat nilai tekanan sebesar 10 MPa.
Kata kunci : Alat Tekan Pemadat Modifikasi, Proctor Modified, Pemadatan,
Tanah Timbunan Pilihan
abstract
Currently, the government start prioritizes some regional development, such as
Sumatera highway. A construction and ground work are very closely related. It
caused the soil has a very crucial role in supporting the construction. Generally,
some constructions are built on unsuitable elevation of soil, so excavation and
heaping work is needed. To obtain a good quality pile of soil, compaction is
required in order to stabilized soil and meet the technical requirements to build the
construction. In this study comparing the modified proctor method soil
compaction energy with modified press compactor tools to soil pile of choice.
The soil samples used is from Gedung Agung Region Jati Agung District
Lampung Selatan. This modified press compactor tools test consists of 4 different
pressures are 5 MPa, 10 MPa, 15 MPa, and 20 MPa. For every pressure conducted
for 3 soil samples.
Laboratory experiment result shows that the maximum volume weight (γdmaks) of
1,706 gr/cm3 amount on modified proctor method tests with the results on
modified press compactor tools obtain pressure value of 10 MPa.
Keywords : Modified Press Compactor Tools, Modified Proctor, Compaction,
Soil Pile.1315011014 ARIEF CAHYA PERKASAariefcahyaperkasa@gmail.com2017-12-22T06:54:13Z2017-12-22T06:54:13Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29042This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/290422017-12-22T06:54:13ZMENENTUKAN NILAI CBR MENGGUNAKAN ALAT DCP
DALAM GRAFIK DAN PERSAMAAN FUNGSIABSTRAK
Kekuatan tanah dasar memegang peranan penting dalam mendukung suatu konstruksi seperti; jalan, bangunan gedung , jembatan dan sebagainya. Dan untuk menilai kekuatan tanah dasar tersebut, dipergunakanlan nilai CBR (California Bearing Ratio). Tetapi seringkali di lapangan, karena keterbatasan transportasi pada daerah pedalaman dan ketersediaan alat pengujian yang cukup memadai, alat yang paling mudah untuk mendapatkan nilai CBR dari tanah dasar tersebut dapat digunakan alat Dinamic Cone Penetrometer (DCP). Dari data pengujian alat DCP tadi, dengan menggunakan fungsi logaritma tertentu sesuai dengan besaran sudut
konus dari alat DCP, yaitu 30o atau 60o, yang kemudian digambarkan dalam
grafik hubungan antara besaran penetrasi dan jumlah tumbukan, didapatlah besaran nilai CBR.
Grafik hubungan yang digunakan adalah perumusan dari Smith dan Pratt,
1983 untuk sudut konus 300 dengan persamaan Log CBR = 2,503 – 1,15 (Log DCP), dan TRL, Road Note 8, 1990, untuk sudut konus 600 dengan persamaan Log CBR = 2,48 – 1,057 (Log DCP). Sebelumnya sudah ada, grafik hubungan DCP dan CBR, akan tetapi untuk menentukan nilai CBR yang dihasilkan, harus
menggunakan cara diterawang menggunakan kertas lain, dan hal ini cukup menyulitkan jika titik yang diuji sangat banyak jumlahnya. Dengan perhitungan logaritma yang diaplikasikan ke grafik dan persamaan fungsi, diharapkan dapat mempermudah dan mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk mengolah data DCP yang diuji.
Pada dasarnya rumus perhitungan logaritma yang ada bisa dijabarkan sebagai log CBR = a + b log DCP. Dengan nilai konstanta a dan b yang berubah-ubah sesuai dengan standar perhitungan yang diakui dan telah diisyaratkan. Melalui perhitungan logaritma itulah, grafik yang hasilkan akan menyesuaikan dan lebih fleksibel untuk dapat dipergunakan, dengan waktu pengerjaan yang lebih cepat juga.
Kata kunci : Tanah dasar, grafik DCP, hubungan DCP dan CBR, logaritma DCP
ABSTRACT
The soil strength plays an important role in supporting a construction, such as; roads, buildings, bridges and so on. And to assess the soil strength, using the value of CBR (California Bearing Ratio). Often in the field, due to the limited of transportation and the availability of adequate testing tools, the easiest way to obtaining CBR values, using the Dinamic Cone Penetrometer (DCP). From the data test from DCP, using a certain logarithmic function of the constituent 30o or
60o, and then depicted in the graph of the relationship between the penetration
quantity and the number of collisions, the value of CBR is obtained.
The relation graph used is the logaritmic function of Smith and Pratt, 1983 for a 300 conical angle with CBR = 2.503 - 1.15 (Log DCP), and TRL, Road Note
8, 1990, for a 600 conical angle with CBR = 2,48 - 1,057 (Log DCP). Previously
existing graphs of DCP and CBR value, however, to determine the CBR value, using other papers to determine the CBR, and this is quite difficult if the tested points is at a large number. With logarithmic calculations applied to graphs and function equations, it is expected to simplify and shorten the time required to process the DCP to obtain CBR values.
Basically the logarithmic calculation formula is CBR = a + b log DCP. With the constant values of a and b varying according to the standard of calculation and have been hinted at. Through logarithmic calculations, the resulting graph will adjust and more flexible to be used, with cost less time as well.
Keywords: subgrade test, DCP graph, DCP and CBR, DCP logarithm
0845011039 YUPI ARDIANTOjupiter_ard@.yahoo.co.id2017-12-20T08:46:57Z2017-12-20T08:46:57Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29373This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/293732017-12-20T08:46:57ZSTUDI EKSPERIMENTAL PENGUJIAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK
BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON DENGAN
PENAMBAHAN SERAT KAWAT BENDRAT BERKAITBeton adalah bahan konstruksi yang paling banyak digunakan untuk
bangunan sipil dikarenakan memiliki beberapa kelebihan. Kelemahan pada
struktur beton yaitu mempunyai kuat tarik yang rendah dan bersifat getas (brittle)
sehingga beton diberi tulangan baja sebagai bahan alternatifnya. Pada penelitian
ini, campuran beton diberi bahan tambah serat bendrat berkait. Penambahan ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh serat bendrat berkait terhadap kuat tekan,
tarik belah dan kuat lentur pada beton mutu normal dengan variasi kadar serat 0%,
0,75%, 1,0% dan 1,25% dengan panjang serat 60 mm dan diameter 1 mm. Benda
uji kuat tekan dan tarik belah berupa silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30
cm berjumlah 24 buah dan benda uji kuat lentur berupa balok dengan panjang 60
cm, lebar 15 cm dan tinggi 15 cm sebanyak 12 buah. Pengujian dilakukan setelah
28 hari. Kuat tekan, tarik belah dan kuat lentur pada beton meningkat setelah
diberi penambahan serat kawat bendrat berkait. Peningkatan optimum terjadi pada
variasi kadar serat 0,75% dengan hasil berturut-turut sebesar 35,9336 MPa,
3,9848 MPa, dan 8,9380 MPa. Semakin banyak variasi kadar serat akan
menyebabkan sulitnya pergerakan agregat sehingga semakin besar kemungkinan
terjadi balling effect pada saat pengerjaan beton.
______
Kata kunci: kawat bendrat, kuat tekan, tarik belah, kuat lentur.
ABSTARCT
Concrete is the most widely used construction material for civil buildings
because it has several advantages. The weakness of the concrete structure is to
have a low tensile strength and brittle, so that the concrete is given steel
reinforcement as an alternative material. In this study, the concrete mixture was
added with fiber bendrat material. This addition is done to determine the effect of
bendrat fiber related to compressive strength, tensile strength and flexural strength
in normal quality concrete with variation of fiber 0%, 0,75%, 1,0%, and 1,25%
with fiber length 60 mm and diameter 1 mm. The compressive strength and tensile
strength test object of cylinder with a diameter 15 cm and height of 30 cm
amounted to 24 pieces and and the flexural strength test objects with a 60 cm
length, 15 cm width and 15 cm height beam amounted to 12 pieces. The test will
be held after 28 days. The compressive strength, tensile strength and flexural
strength of the concrete increased after being added to the corresponding fibers of
wire bendrat. The optimum increase occurred in the variation of 0.75% fiber
content with the result of 35,9336 MPa, 3,9848 MPa and 8,9380 MPa
respectively. The more variations in fiber content will cause difficult aggregate
movement, making it more likely to have a balling effect during concrete work.
______
Keywords: bendrat fiber, compressive strength, tensile strength, flexural
strength. 1315011018 ATIKA ULIMA ZHAFIRAatikaulima@gmail.com2017-12-14T08:07:01Z2017-12-14T08:07:01Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29274This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/292742017-12-14T08:07:01ZPERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH CONCRETE
CANTILEVER DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS
(Studi Kasus : Jalan Liwa – Simpang Gunung Kemala Krui KM.264+600)Longsor di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) biasanya terjadi saat
musim hujan, karena intensitas hujan yang lebih dari biasanya akan menyebabkan
tanah menjadi jenuh air yang mana tanah sudah tidak mampu lagi menampung air
kedalam porinya sehingga air pori akan naik yang mengakibatkan kuat geser
tanah menjadi kecil sehingga tanah menjadi labil dan rawan terjadi longsor.
Plaxis merupakan program komputer berdasarkan metode elemen hingga dua
dimensi yang digunakan secara khusus melakukan analisis deformasi dan
stabilitas untuk berbagai aplikasi dalam bidang geoteknik dengan membuat model
geometri dan jaring elemen berdasarkan penampang melintang.
Dari hasil analisis stabilitas lereng setinggi 10 m, lereng dinyatakan dalam kondisi
kritis. Penanggulangan dilakukan dengan tiga kondisi, lereng dengan perkuatan
dinding kantilever kondisi B dianggap aman karena memiliki nilai faktor aman
1,4953, dan nilai displacement dan settlement yang terkecil diantara dua kondisi
lainnya dan memenuhi stabilitas geser 2,8200 > 2 (Aman), stabilitas guling 3,9631
> 2 (Aman) dan daya dukung tanah adalah 2,2782 > 2 (Aman).
Kata kunci: stabilitas lereng, faktor aman, plaxis, dinding penahan tanah
kantilever.
abstract
Landslides in Bukit Barisan Selatan National Park (TNBBS) usually occur during
the rainy season, because the intensity of the rain more than usual, causing soil to
become saturated with water in which the soil is no longer able to accommodate
the water into the pores so that the pore water will rise resulting in shear strength
become so small that the land becomes unstable and prone to landslides.
Plaxis is a computer program based on two-dimensional finite element method
that is used specifically to perform deformation and stability analysis for various
applications in the geotechnical field by modeling geometry and mesh elements
based on cross section.
From the analysis of slope stability with a height of 10 m, the slope is expressed in
critical condition. The countermeasures are carried out with three conditions, the
slope with cantilevered wall strengthening B is considered safe because it has a
safety factor value of 1.4953, and the smallest displacement and settlement value
between two other conditions and satisfies the shear stability of 2.8200> 2 (Safe),
the stability of overturning 3.9631> 2 (Safe) and soil bearing capacity is 2.2782>
2 (Safe).
Keywords: slope stability, safety factor, plaxis, cantilevered retaining wall.1215011093 RESTU ARGA WINANDAarga.winanda@gmail.com2017-11-06T06:11:18Z2017-11-06T06:11:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29022This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/290222017-11-06T06:11:18ZPENGARUH VARIASI WAKTU PEMERAMAN TERHADAP DAYA DUKUNG
TANAH LEMPUNG DAN LANAU YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN
KAPUR PADA KONDISI RENDAMAN (SOAKED CBR)Lapisan tanah merupakan lapisan paling bawah yang berfungsi untuk meneruskan beban dari
konstruksi diatasnya. Namun tidak selamanya lapisan tanah dasar mampu berfungsi dengan
baik sebagai daya dukung. Metoda stabilsasi tanah dengan bahan additive kapur merupakan
salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam perencanaan pada suatu konstruksi tanah
yang tidak setabil. Penelitian ini bertujuan mengetahui sifat-sifat fisis tanah lempung di
daerah Sidodadi Asri, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan dan jenis tanah
lanau di daerah Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro, dan juga untuk
mengetahui peningkatan nilai daya dukung kedua jenis tanah tersebut dengan peraman
7,14,28 hari.
Dari hasil pengujian sifat fisis dan mekanis sampel tanah asli dapat disimpulkan bahwa tanah
yang diambil dari desa Sidodadi Asri di klasifikasikan sebagai tanah lempung dengan
plastisitas tinggi, sedangkan tanah yang berasal berasal dari desa yosomulyo adalah tanah
lanau berplastisitas rendah. Dan pada pengujian CBR pada kondisi rendaman dengan kadar
kapur ideal menunjukan bahwa peningkatan nilai CBR pada masing-masing jenis tanah
seiring bertambahnya durasi pemeraman dari 2,8%, 4%, 6,4% dan 10,2% pada tanah
lempung dan 2,2%, 3%, 3,6% dan 6% pada tanah lanau. Hal ini menunjukan bahwa
campuran kapur ideal pada penambahan durasi pemeraman memberikan efek positif terhadap
peningkatan daya dukung tanah atau nilai CBR.
Kata Kunci : Kapur , Stabilisasi, Tanah Lempung dan Lanau , CBR Rendaman.
abstract
The soil layer is the bottom layer that has function to forward the load from construction on
it. But not always the basic soil layer is able has function properly as the bearing capacity.
The soil stabilization method with lime additive is an alternative that can be used in planning
on a unstable soil construction. The aim of this research is to know the physical characters of
clay soil in Sidodadi Asri area, Jati Agung subdistrict, South Lampung regency and the type
of silt soil in Yosomulyo area, East Metro District, Metro City. And also to know the increase
of the bearing capacity of both types of soil with variation of curing time of 7, 14 and 28
days.
From the result of the physical character research and mechanical of original soil samples
obtained so it can be concluded that land taken from Sidodadi Asri village classified as clay
with high plasticity, while the soil from yosomulyo village is clay with low plasticity. And on
the CBR test in the ideal soaking conditions with ideal lime content showed that the increase
of CBR value in each soil type along with the increase of the curing duration of 2.8%, 4%,
6.4% and 10.2% in clay and 2, 2%, 3%, 3.6% and 6% in silt soils. This suggests that the
ideal lime composite in addition to the curing duration gives a positive effect to increase
bearing capacity soil or CBR value.
Keywords: Lime, Stabilization, Clay and Silt Soil, Soaked CBR.1015011045 FRANSISKUS AFRIE ADI SAPUTRA fransiskuscivil@gmail.com2017-11-06T04:14:16Z2017-11-06T04:14:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29021This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/290212017-11-06T04:14:16ZANALISA PENANGGULANGAN ABRASI DAN SEDIMENTASI
PANTAI TIMUR LAMPUNG DENGAN MENGUNAKAN
BANGUNAN BREAKWATER
Hutan mangrove merupakan greenbelt alam yang berfungsi untuk melindungi
pantai dari bahaya gelombang laut, arus, maupun kombinasi antara gelombang
dan arus. Perubahan fungsi lahan dari hutan mangrove menjadi lahan tambak
udang yang dilakukan masyarakat mulai tahun 1986 di Desa Sriminosari dan desa
sekitarnya telah berakibat terjadinya abrasi pantai yang cukup besar. Untuk
menunjang keberhasilan reboisasi hutan mangrove ini, maka diperlukan
penanggulangan abrasi dan sedimentasi pada Pantai Timur Lampung yaitu
dengan menggunakan breakwater (bangunan pemecah gelombang). Hasil
pemodelan garis pantai dari tahun 2002 sampai dengan 2012 menunjukkan
kemunduran posisi garis pantai sejauh 195 m atau rata-rata 20 m pertahun. Hasil
simulasi penanggulangan abrasi dan sedimentasi pada Pantai Timur Lampung
dengan menggunakan breakwater, yang dipasang secara seri berjarak 2 km antar
breakwater dan 2,7 km dari garis pantai, menunjukkan tidak terjadi proses abrasi
dan adanya proses sedimentasi sehingga terjadi penambahan garis pantai ke arah
laut sejauh 12 m pertahun.
Kata kunci : breakwater, abrasi, sedimentasi, garis pantai, Pantai Timur Lampung
abstract
The mangrove forest is the greenbelt nature that serves to protect the coast of
waves, currents, as well as the combination of waves and currents. Change the
function of the land from mangrove forests to become land farmed shrimp do
society of the year 1986 in the village of Sriminosari and other villages have
resulted in occurrence of abrasion of the beach. To support the success of the
reforestation of mangrove forests, then the necessary countermeasures abrasion
and sedimentation on the eastern coast of Lampung using breakwater. The results
of modeling the coastline from the year 2002 up to 2012 shows decline the
position of the coastline long the 195 meters or an average 20 meters /year. The
results of the simulations abrasion prevention of sedimentation on the eastern
coast of Lampung with the use of a breakwater, placed in series is 2 kilometers
between the breakwater and 2.7 kilometers of coastline, the show did not occur
and the abrasion process process so the addition of sedimentation coastline
towards the sea as far as 12 meters /year.
Key Words : breakwater, abrasion sedimentation, the coastline, East Coast Lampung0445011023 FIT HARYONO fitharyono2017-10-27T04:34:29Z2017-10-27T04:34:29Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28983This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/289832017-10-27T04:34:29ZANALISIS PEMBEBANAN ULTIMATE PADA PERENCANAAN BALOKBAJA UNTUK PROFIL IWF BERDASARKAN SNI 1729:2015 ABSTRAK
Perancangan balok baja dapat didesain bergantung pada gaya geser dan momen lentur yang bekerja pada komponen balok. Oleh karena itu, kita harus mengetahui pembebanan yang dapat dipikul oleh profil yang akan digunakan dalam perancangan.
Analisis ini menghitung pembebanan ultimate pada perencanaan balok baja untuk profil IWF. Dalam analisis ini dilakukan penentuan data 15 profil IWF yang akan dihitung untuk beberapa variasi bentang sebesar 2 m, 4 m, 6 m, 8 m dan 12 m serta tegangan leleh minimum (fy) sebesar 210 MPa, 240 MPa dan 250 MPa. Setelah itu, menghitung kekuatan nominal dan kuat rancang dari variasi profil IWF dengan menggunakan program Microsoft Excel berdasarkan SNI 1729:2015. Selanjutnya menggambar grafik perbandingan kuat rancang dari variasi profil IWF yang berbeda.
Dalam analisis yang dilakukan, dapat dinyatakan bahwa seluruh penampang yang dihitung merupakan penampang kompak. Berdasarkan grafik yang didapat dari perhitungan, kuat lentur perlu (Mu) dipengaruhi oleh klasifikasi komponen yang terbagi menjadi plastis, tekuk torsi lateral inelastik dan tekuk torsi lateral elastik yang dibatasi oleh Lb, Lp dan Lr.
Kata kunci : balok, profil IWF, perencanaan balok baja.
ABSTRACT
The design of the steel beam depends on the shear force and bending moment acting on the beam components. Therefore, we have to know the loading that can be carried by the profile.
This analysis calculates the ultimate load on steel beam design for IWF profiles. In this analysis, determine 15 IWF profiles data will be calculated for several variations of span of 2 m, 4 m, 6 m, 8 m and 12 m as well as the minimum yield stress (fy) of 210 MPa, 240 MPa and 250 MPa. Thereafter, calculate the nominal strength and design strength of the IWF profile variation by using the Microsoft Excel program based on SNI 1729: 2015. And draw a design strength comparison graph of different IWF profile variations.
In the analysis, it can be stated that all calculated sections are compact sections. Based on the calculated graph, the required flexural strength (Mu) is affected by the classification such as the plastic, the lateral inelastic torsional buckling and the lateral elastic torsional buckling limited by Lb, Lp and Lr.
Keywords : beam, IWF profile, steel beam design.
1315011087 NOVIA EKA DAMAYANTInoviadamayantieka@gmail.com2017-10-27T04:32:55Z2017-10-27T04:32:55Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28986This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/289862017-10-27T04:32:55ZKORELASI DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN KUAT GESER MENGGUNAKAN ALAT VANE SHEAR DAN DIRECT SHEARABSTRAK
Tanah lempung lunak memiliki perilaku ekspansif yaitu mengembang bila terkena air, hal ini akan sangat membahayakan konstruksi yang akan dibangun di atasnya, karena tanah lempung umumnya memiliki kuat geser yang rendah dan kompresibilitas yang besar. Untuk mengetahui parameter dan karakteristik kuat geser tanah lempung di suatu daerah dapat menggunakan alat vane shear dan direct shear.
Sampel tanah diambil dari Daerah Jabung, Kabupaten Lampung Timur untuk dilakukan pengujian permodelan laboratorium pada kotak kaca dengan alat vane shear dan direct shear dengan berat tanah ±130.730 gram/ 130,7 kg
Pada pengujian geser langsung kondisi tanah remoulded di kedalaman 30 cm didapatkan nilai kuat geser sebesar 0,0743 kg/cm2, pada pengujian geser baling didapatkan 0,38 kg/cm2 dengan daya dukung tanah sebesar 0,6048 kg/cm2, di kedalaman 50 cm didapatkan nilai kuat geser sebesar 0,0779 kg/cm2, pada pengujian geser baling didapatkan 0,54 kg/cm2 dengan daya dukung tanah sebesar 0,6738 kg/cm2. Pada kondisi tanah jenuh kedalaman 30 cm didapatkan nilai kuat geser pada pengujian geser langsung sebesar 0,0553 kg/cm2, pada pengujian geser baling sebesar 0,46 kg/cm2 dengan daya dukung tanah sebesar 0,4116 kg/cm2, kedalaman 50 cm didapatkan nilai kuat geser sebesar 0,0743 kg/cm2, pada pengujian geser baling didapatkan 0,65 kg/cm2 dengan daya dukung tanah sebesar 0,6308 kg/cm2. Dari hasil pengujian uji geser langsung dan uji geser baling diketahui bahwa nilai kuat geser pada uji geser langsung lebih kecil dibandingkan dengan uji geser baling.
Kata kunci : Vane shear, direct shear, kuat geser tanah lempung, daya dukung tanah
ABSTRACT
The soft clay soil has expansive behavior that expands when exposed to water, this will be very dangerous to the construction to be built on it, because clay soil generally has a low shear strength and high compressibility. To know the parameters and characteristics of strong clay soil shear in an area, can use vane shear test and direct shear test.
The soil samples were taken from Jabung, East Lampung for testing laboratory modeling on glass box with vane shear and direct shear tools with a weight of ± 130,730 gr
On the direct shear tests when soil conditions remolded at a depth of 30 cm shear strength values obtained at 0.0743 kg/cm2, on vane shear test obtained 0.38 kg/cm2 with soil bearing capacity of 0.6048 kg/cm2, at a depth of 50 cm obtained a shear strength value of 0.0779 kg/cm2, on vane shear test obtained 0.54 kg/cm2 with soil bearing capacity of 0.6738 kg/cm2.In saturated soil conditions a depth of 30 cm obtained a shear strength value in the direct shear test of 0.0553 kg/cm2, the vane shear test of 0.46 kg/cm2 with a bearing capacity of 0.4116 kg/cm2, a depth of 50 cm obtained shear strength value of 0.0743 kg/cm2, the vane shear testing with a 0.65 kg/cm2 earned bearing capacity of 0.6308 kg/cm2. From the test results direct shear test and vane shear test known that the shear strength in direct shear tests is smaller than the vane shear test.
Keywords : Vane shear, direct shear, Clay soil shear strength, Soil bearing capacity1315011098 Riri Arinda Adamaririadama@gmail.com2017-10-27T04:31:44Z2017-10-27T04:31:44Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28987This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/289872017-10-27T04:31:44ZPERENCANAAN SHEET PILE DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS
(Study Kasus : Jalan Padang Tambak – Liwa KM.227+400) ABSTRACT
Soil landslide is one of the most common in the field of Geotechnical due to increased shear stress of a soil mass or decrease in shear strength of the soil mass. In other words, the shear strength of the soil mass is not able to bear the burden of work going on. Disruption to the stability of the slope can be caused by various human activities and natural conditions. Unstable slopes is dangerous to the surrounding environment, therefore slope stability analysis is needed. In this case the condition of Padang Tambak – Liwa street KM.227+400 Lampung Barat experience landslide up the road. The purpose of this study is to evaluate the value of the safety factor and to plan the dimension and stability of sheet pile to the landslide on Padang Tambak – Liwa street KM.227+400 using the Plaxis v.8.2 of computer program. The result of this study obtained the value of safety
factor at the initial condition of 0,7106, with displacement of 12,71 x 103 m. The
handling of reinforcement slopes of sheet pile profiles of type OT26 U profile which is placed at 2,5 meters from the middle of the highway with a size of 12 meters and then replace the soil layer 1 on the outside of the sheet pile into a slope-like slope soil and reduce the slope to 32° level obtained factor value safety at 1,1532, with displacement of 145,88 x 10-3 m. Handling by reinforcing sheet pile profiles of type OT26 U profile in this condition was considered safe because it met the requirement of safety factor value and had a small displacement value.
Keywords: slope stability, safety factor, plaxis, sheet pile, displacement.
ABSTRAK
Kelongsoran tanah merupakan salah satu yang paling sering terjadi pada bidang geoteknik akibat meningkatnya tegangan geser suatu massa tanah atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan geser dari suatu massa tidak mampu memikul beban kerja yang terjadi. Gangguan terhadap stabilitas lereng dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan manusia maupun kondisi alam. Lereng yang tidak stabil sangatlah berbahaya terhadap lingkungan sekitarnya, oleh sebab itu analisis stabilitas lereng sangat diperlukan. Pada kasus ini kondisi jalan Padang Tambak – Liwa KM.227+400 Lampung Barat mengalami kelongsoran hingga badan jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi nilai faktor aman dan merencanakan dimensi serta stabilitas sheet pile terhadap kelongsoran pada jalan Padang Tambak – Liwa KM.227+400 menggunakan program komputer Plaxis v.8.2. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil nilai faktor aman pada kondisi awal sebesar 0,7106, dengan displacement
sebesar 12,71 x 103 m. Pada penanganan lereng perkuatan sheet pile profil U tipe
OT26 yang diletakkan pada 2,5 meter dari tengah jalan raya dengan ukuran 12 meter lalu mengganti tanah lapisan 1 di sisi luar sheet pile menjadi tanah timbunan setinggi lereng serta memperkecil kemiringan lereng menjadi 32° didapatkan nilai faktor aman sebesar 1,1532, dengan displacement sebesar 145,88
x 10-3 m. Penanganan dengan perkuatan sheet pile profil U tipe OT26 pada
kondisi ini dianggap aman karena memenuhi syarat nilai faktor aman dan memiliki nilai displacement yang kecil.
Kata kunci : stabilitas lereng, faktor aman, plaxis, sheet pile, displacement
1215011065 M. NAUFAL AGATHAnaufalagatha@gmail.com2017-10-27T02:50:28Z2017-10-27T02:50:28Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28965This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/289652017-10-27T02:50:28ZPEMANFAATAN ALAT TEKAN/PENETRASI MODIFIKASI PAVING BLOCK UNTUK MELIHAT NILAI KUAT TEKAN YANG DIPENGARUHI OLEH WAKTU PERENDAMAN MENGGUNAKAN TANAH, SEMEN, DAN KAPURPaving block atau bata beton terbuat dari bahan campuran semen portland atau
bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat atau tanpa bahan tambahan
lainnya yang tidak mengurangi mutu beton. Paving block yang akan dibuat dalam
penelitian ini menggunakan campuran tanah, kapur dan semen. Pada penelitian
ini, dibuat alat penekan modifikasi paving block untuk menciptakan inovasi baru
yang diharapkan dapat meningkatkan mutu paving block tersebut.
Sampel tanah yang digunakan sebagai bahan dasar pada penelitian ini yaitu tanah
yang berasal dari daerah Desa Belimbing Sari, Kecamatan Jabung, Lampung
Timur. Berdasarkan pengujian sifat fisik tanah, USCS mengklasifikasikan sampel
tanah sebagai tanah organik dengan plastisitas sedang sampai tinggi dan termasuk
ke dalam kelompok OH. Kadar campuran yang digunakan 85% tanah 10% kapur
5% semen dengan waktu pemeraman selama 14 hari serta dengan perlakuan tidak
dibakar dan dibakar pada sampel paving block selanjutnya direndam selama 4, 8,
12, dan 16 hari.
Hasil penelitian ini diperoleh nilai rata-rata kuat tekan pada campuran 85% tanah
+ 10% kapur + 5% semen pasca pembakaran yang terbesar dan direndam selama
4 hari yaitu sebesar 11,7 MPa. Dengan demikian, disamping perilaku
pembakaran, lamanya perendaman juga mempengaruhi nilai kuat tekannya.
Semakin lama direndam, semakin kecil nilai kuat tekannya Dan nilai kuat tekan
ini memenuhi syarat paving block SNI-03-0691-1996 yaitu memenuhi syarat pada
klasifikasi mutu D yaitu dengan kuat tekan rata-rata minimal 10 MPa. Selain kuat
tekan pengujian, daya serap air yang dihasilkan sebesar 15,5 % -20,32 % yang
tidak memenuhi syarat paving block SNI-03-0691-1996.
Kata kunci : Paving block, tanah lempung organik, kuat tekan, daya serap air,
perendaman.
ABSTRACT
Paving blocks or concrete bricks are made of mixed portland cement or similar
hydrolysis, water, and aggregate adhesives or without other additives which do
not reduce the quality of concrete itself. Paving blocks that would be made in this
study were using a mixture of soil, lime, and cement. In this study, a paving block
modification tool was made in order to create new innovations that are expected
to improve the quality of paving blocks.
Soil sample that used as base material in this study was taken from Belimbing Sari
Village area, Sub Jabung, East Lampung. Based on the testing of soil physical's
characteristics, USCS classified soil samples as organic soil with medium to high
plasticity and belongs to the OH group. The mixed content which used in this
study was 85% soil, 10% lime, and 5% cement with curing time for 14 days, then
it was divided with combustion and without combustion treatment on the paving
block sample and soaked for 4, 8, 12, and 16 days.
The result of this study was to obtain the average value of pressed-value on a
mixture of 85% soil + 10% lime + 5% cement after the largest burning treatment
and soaked for 4 days at 11.7 MPa. Thus, in addition to the combustion, the
duration of immersion also affects its pressed-value. The longer it had soaked, the
smaller its pressed-value would be. Therefore, this pressed-value met the
requirement of the paving blocks' SNI-03-0691-1996 that was qualified on the
classification of quality D which had the average pressed-value of at least 10
MPa. In addition to the pressed-value, the water absorption rate which was 15.5%
-20.32% did not meet the paving blocks' requirement of SNI-03-0691-1996.
Keywords: Paving block, organic clay soil, compressive strength, water
absorption, soaking.1015011105 MUHAMMAD ALDANImuhaldani@gmail.com2017-10-25T08:52:25Z2017-10-25T08:52:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28913This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/289132017-10-25T08:52:25ZPERBANDINGAN PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BENDRAT LURUS (STRAIGHT) DENGAN SERAT BENDRAT BERKAIT (HOOKED) TERHADAP PRILAKU BETON DENGAN BEBAN TEKAN BERULANG ABSTRAK
Pada penelitian ini, campuran beton diberi bahan tambah serat dari kawat bendrat berbentuk lurus (straight) dan berkait (hooked). Penambahan ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui perbandingan pengaruh penambahan serat bendrat lurus dan berkait terhadap kuat tekan, tarik belah dan tarik lentur pada beton mutu normal dengan konsentrasi serat 0,75% dan aspek rasio 60 dengan beban tekan berulang. Benda uji kuat tekan dan tarik belah berupa silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan benda uji kuat lentur berupa balok dengan panjang 60 cm, lebar 15 cm dan tinggi 15 cm. Pengujian dilakukan setelah 28 hari. Beton yang diberi tambahan serat bendrat berkait lebih mampu menahan kelelahan akibat beban berulang yang menghasilkan lebih banyak interval pembebanan yang dialami beton hingga pecah, kuat tekan yaitu pada interval ke-13, tarik belah ke-14 dan lentur ke-6. Nilai kuat tekan, tarik belah dan lentur maksimal terjadi pada beton dengan penambahan serat bendrat berkait. Namun, nilainya tidak mengalami peningatan yang cukup signifikan antara variasi serat bendrat lurus dengan serat bendrat berkait. Kuat tekan maksimal pada serat bendrat berkait sebesar 34,5189 MPa, kuat tarik belah maksimal pada serat bendrat berkait sebesar 3,2067 MPa dan kuat lentur maksimal pada serat bendrat berkait sebesar 8,9380 MPa.
______
Kata kunci: serat bendrat, beban tekan berulang, kuat tekan, kuat tarik belah, kuat tarik lentur.
ABSTRACT
In this research, the concrete mixture is added by the material of straight and hooked wire bendrat fibers. This addition aimed to study and compare the effect of adding bendrat fiber straight and hooked to the compressive strength, tensile strength and flexural strength in normal quality concrete with 0.75% fiber concentration and aspect ratio 60 with repeated press load. The test specimen compressive and tensile strength in the form of cylinders with a diameter of 15 cm and height 30 cm and the flexural strength test specimen in the form of beam with a length of 60 cm, width 15 cm and height 15 cm. Testing is done after 28 days. Concrete with additional hooked bendrat fiber is more able to withstand fatigue due to repeated load that generates more experienced loading intervals until concrete destroyed, the compressive strength at the 13th interval, 14th tensile and 6th flexural. The compressive strength, tensile and flexural maximum split value occurred in the concrete with the addition of hooked bendrat fiber. However, the value did not increase significantly between the variations of straight bendrat fiber with hooked bendrat fiber. The maximum compressive strength in the hooked bendrat fiber of 34.5189 MPa, tensile strength of 3.2067 MPa and flexural strength of 8.9380 MPa.
______
Key words: bendrat fiber, repeated press load, compressive strength, tensile strength, flexural strength.
1315011090 Poppy Nitiranda Faizahpoppy.nitirranda@gmail.com2017-10-25T08:46:12Z2017-10-25T08:46:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28914This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/289142017-10-25T08:46:12ZPENGARUH PENAMBAHAN SERAT BENDRAT BERKAIT (HOOKED) DENGAN PERILAKU BETON PADA BEBAN TEKAN BERULANG ABSTRAK
Beton mempunyai kelemahan yaitu mempunyai kuat tarik yang rendah dan bersifat getas (brittle) sehingga beton diberi tulangan baja untuk mengantisipasinya. Pada penelitian ini, campuran beton diberi bahan tambah serat bendrat berkait. Penambahan ini dilakukan untuk mempelajari dan mengetahui pengaruh serat bendrat berkait (hooked) terhadap kuat tekan, tarik belah dan tarik lentur pada beton mutu normal dengan konsentrasi serat 0%, 0,4%, 0,6% dan 0,8% pada beban tekan berulang. Benda uji kuat tekan dan tarik belah berupa silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan benda uji kuat lentur berupa balok dengan panjang 60 cm, lebar 15 cm dan tinggi 15 cm. Pengujian dilakukan setelah 28 hari.
Beton dengan konsentrasi serat 0,6% lebih mampu menahan kelelahan akibat beban berulang yang menghasilkan lebih banyak interval pembebanan yang dialami beton hingga pecah, kuat tekan yaitu pada interval ke-14, tarik belah ke-14 dan lentur ke-6. Nilai kuat tekan, tarik belah dan lentur maksimal terjadi pada beton serat dengan konsentrasi serat 0,6% dan menurun pada konsentrasi serat 0,8%. Kuat tekan maksimal pada konsentrasi serat 0,6% sebesar 35,5564 MPa, kuat tarik belah maksimal pada konsentrasi serat 0,6% sebesar 3,2774 MPa dan kuat lentur maksimal pada konsentrasi serat 0,6% sebesar 8,9380 MPa.
______
Kata kunci: serat bendrat, beban berulang, kuat tekan, kuat tarik belah, kuat tarik lentur.
ABSTRACT
Concrete has weakness in the lower tensile strength and it is brittle so that concrete is given steel enforcement to overcome it. In the research, the concrete mix is given additional material of hooked bendrat fiber. This addition was conducted to study and determine the influence of hooked bendrat fiber to compressive strength, tensile strength and flexural strength on normal quality concrete with 0%, 0,4%, 0,6% and 0,8% volume fraction on repeating press load. The compressive strength and the tensile strength test specimen is a 30 cm height and 15 cm diameter cylinder and the flexural strength test specimen is a 60 cm length, 15 cm width and 15 cm height beam. The test held after 28 days.
Concrete with 0,6% volume fraction is more able to withstand fatigue due to repeated load that generates more experienced loading intervals until fracture concrete, the compressive strength at the 14 interval, tensile to 14 and flexural to 6. The maximum compressive strength, tensile strength and flexural strength value are at 0,6% volume fraction and decrease at 0,8% volume fraction. The maximum compressive strength at 0,6% volume fraction is 35,5564 MPa, the maximum tensile strength at 0,6% volume fraction is 3,2774 MPa and the maximum flexural strentgh at 0,6% volume fraction is 8,9380 MPa.
______
Key words: bendrat fiber, repeated load, compressive strength, tensile strength, flexural strength.
1315011078 Melly Nugrahenimelly.nugraheni@gmail.com2017-10-23T08:38:22Z2017-10-23T08:38:22Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28771This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/287712017-10-23T08:38:22ZANALISIS DESAIN PONDASI RAKIT UNTUK BANGUNAN
BERTINGKAT DENGAN METODE KONVENSIONAL (CONVENTIONAL
RIGID METHOD)Pondasi bangunan biasanya dibedakan atas dua bagian yaitu pondasi dangkal dan
pondasi dalam, tergantung dari letak tanah kerasnya dan perbandingan kedalaman
dengan lebar pondasi (D ≤ B). Pondasi rakit ini berfungsi menjadi perantara antar
kolom dalam satu garis atau jalur dengan tanah. Pemakaian pondasi rakit dipergunakan
apabila penurunan merupakan suatu masalah misalnya pada tanah lunak. Pondasi rakit
menjadi alternatif pilihan dilihat dari faktor eksternal yaitu proses pelaksanaan yang
tidak memberi dampak pada lingkungan sekitar atau bangunan di sekitarnya.
Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data diperoleh dari hasil uji
laboratorium yang berupa data hasil sondir, hasil SPT dan data berupa beban
struktur dan uji beban lapangan dan beban analisis bangunan. Dari hasil
laboratorium dan beban bangunan selanjutnya dilakukan perhitungan bidang gaya
dengan program SAP 2000, menghitung kapasitas daya dukung maksimum
pondasi rakit yang ditinjau, menghitung penurunan pondasi rakit dan
mendapatkan hasil kebutuhan struktur dari pondasi rakit tersebut.
Berdasarkan hasil dari analisis dalam penelitian ini didapat daya dukung tanah
untuk pondasi rakit sebesar 907,643 kN/m2. Sedangkan distribusi tegangan
maksimum pada dasar pondasi rakit akibat beban dan momen adalah sebesar
38,0696 kN/m2.
Kata kunci : pondasi rakit, daya dukung, penulangan.
ABSTRACT
The foundation of the building is usually divided into two parts: shallow
foundation and deep foundation, depending on the location of hard soil and the
depth ratio with the width of the foundation (D ≤ B). The foundation of this raft
serves as an intermediary between columns in a line or path with the ground. The
use of the raft foundation is used when the decline is a problem eg in soft soil. The
foundation of raft becomes alternative choice seen from external factor that is
implementation process which do not give impact to surrounding environment or
building around it.
In this study conducted data collection obtained from the results of laboratory
tests in the form of data sondir results, SPT results and data in the form of load
structures and field load tests and building analysis load. From the laboratory
results and the subsequent building load, the calculation of the force field with the
SAP 2000 program, calculate the maximum carrying capacity of the raft
foundation under review, calculate the decline of the raft foundation and obtain
the result of the structural requirements of the raft foundation.
Based on the results of the analysis in this study found the carrying capacity of
soil for raft foundation of 907.643 kN/m2. While the maximum voltage
distribution at the base of the raft foundation due to the load and moment is
38.0696 kN/m2.
Keywords: raft foundation, bearing capacity, reinforcement.1315011033 DHYNA ANNISA MAGHFIRA BAHAGIANDAdhynaamb@gmail.com2017-10-16T01:51:40Z2017-10-16T01:51:40Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28583This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/285832017-10-16T01:51:40ZPENGARUH TEBAL PELAT TERHADAP KAPASITAS DAYA DUKUNG
PONDASI TELAPAK MENERUS UNTUK GEDUNG BERTINGKATABSTRAK
Pondasi telapak digunakan untuk mendukung beban konstruksi bagian atas. Jenis
pondasi ini biasanya terdiri dari konstruksi beton bertulang, sehingga tebal pelat
pada pondasi telapak menerus mempengaruhi kapasitas daya dukung tanah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang
kemudian diolah dan dianalisis untuk mengambil kesimpulan. Tahapan
analisis pada penelitian ini yaitu, menghitung kapasitas daya dukung
maksimum pondasi telapak menerus yang ditinjau, dan menghitung
kebutuhan struktur dari pondasi telapak menerus.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan tebal pelat pondasi 40 cm
dihasilkan momen
Kata kunci : Pondasi Telapak Menerus, Daya Dukung Tanah, Penulangan Pondasi
ABSTRACT
The footplate foundation is used to support the upper construction load. This type
of foundation typically consists of reinforced concrete construction, so that the
plate sheets on the countinous foundation of the sole constantly affects the bearing
capacity of the soil.
The method used in this research is descriptive research method using quantitative
approach that is research which then processed and analyzed to take conclusion.
Stages of analysis in this study that is, calculate the maximum bearing capacity of
the countinous foundation in the fixed reviewed, and calculate the structure needs
of the countinous foundation.
Based on the result of the analysis by using the plate sheets of foundation 40 cm
generated moment
Keywords : Countinous Foundation, Bearing Capacity of the Soil, Reinforcement
of Foundation1345011030 SITI PRIZKANISActprizkanisa@yahoo.com2017-10-11T07:37:49Z2017-10-11T07:37:49Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28527This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/285272017-10-11T07:37:49ZALTERNATIF PENANGANAN KELONGSORAN LERENG BAWAH
MENGGUNAKAN GEOTEXTILE DENGAN PROGRAM PLAXIS PADA
RUAS JALAN GUNUNG KEMALA – LIWA (STA 268 + 550)Ruas jalan lintas Liwa-Simpang Gunung Kemala KM.268+550 terletak di wilayah
perbukitan TNBBS Lampung yang memiliki kondisi geografis terdiri dari tebing dan
jurang yang cukup curam, sehingga rawan mengalami kelongsoran. Hal ini tentunya
sangat membahayakan bangunan dan pengguna jalan di sekitar lereng sehingga
diperlukan solusi alternatif yang bisa menjadikan lereng tersebut aman dari bahaya
longsor. Salah satunya adalah dengan membangun konstruksi perkuatan pada lereng
Salah satunya adalah geotekstil .
Dalam menganalisis stabilitas lereng digunakan satu program komputer yaitu
PLAXIS, digunakan untuk menghitung angka keamanan secara akurat dalam waktu
yang singkat. Analisis stabilitas lereng dengan program PLAXIS diperoleh nilai
angka keamanan sebesar 0,1606. Hasil tersebut membuktikan struktur lereng tidak
aman, maka diperlukan solusi untuk penanganan kelongsoran lereng sehingga
memiliki nilai angka aman lereng yang lebih stabil dengan menggunakan perkuatan
geotekstil non woven.
Dengan adanya Tanah timbunan digunakan untuk memperbaiki geometri lereng
dibuat untuk mengurangi kemiringan lereng. Hasil analisis stabilitas kelongsoran
lereng yang diperkuat dengan geotekstil menggunakan PLAXIS diperoleh nilai angka
keamanan 1.929.
Kata kunci : Stabilitas lereng, Geotekstil, Non Woven, Plaxis.
abstract
Liwa cross section - Mount Kemala intersection KM.268 + 550 is located in the hills of
TNBBS Lampung which has geographical conditions consisting of cliffs and ravines that are
quite steep, making it vulnerable to sliding. This is certainly very dangerous buildings and
road users around the slope so that an alternative solution is needed that can make the slope is
safe from the danger of landslides. One of them is by building a reinforcement construction
on the slopes. One is geotextile.
In analyzing the stability of the slope used a computer program that is PLAXIS, used to
calculate safety numbers accurately in a short time. Analysis of slope stability with PLAXIS
program obtained the value of the safety number of 0.1606. The result proves that the slope
structure is not safe, so we need a solution for slope slope handling so it has a stable value of
the slope more stable by using non woven geotextile reinforcement.
With the soil embankment used to improve the geometry of the slope is made to reduce the
slope of the slope. The results of stability analysis of slope reinforced by geotextile slope
using PLAXIS obtained security value 1.929.
Keywords: Slope Stability, Geotextile, Non Woven, Plaxis.1345011013 FITRI ANANDA YULIANITAfitrianandaa@gmail.com2017-10-11T07:13:03Z2017-10-11T07:13:03Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28528This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/285282017-10-11T07:13:03ZSTUDI KONVERSI ENERGI PEMADATAN TANAH DENGAN
MODIFIED PROCTOR METHOD UNTUK TANAH PASIR
BERLEMPUNGSehubungan dengan peningkatan perekonomian masyarakat, laju pertambahan
kendaraan pun kian meningkat. Hal ini perlu diimbangi dengan perkembangan
sarana transportasi. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan jalan baru maupun
perbaikan jalan yang sudah ada. Kondisi fisik dan mekanis tanah sangat erat
kaitannya dengan pembangunan suatu konstruksi. Hal ini disebabkan karena tanah
merupakan suatu material yang mempunyai peran sangat krusial dalam menopang
suatu konstruksi. Untuk mendapatkan tanah timbunan dengan kualitas yang baik,
diperlukan pemadatan tanah agar stabil terhadap beban struktur maupun beban
non struktur. Pada penelitian ini membandingkan energi pemadatan tanah metode
modified proctor dengan alat tekan pemadat modifikasi.
Sampel tanah yang digunakan berasal dari daerah Tirtayasa, Kec. Sukabumi
Bandar Lampung, terdiri dari duabelas sampel untuk pengujian alat tekan pemadat
modifikasi, dengan tekanan yang digunakan adalah 5 MPa, 10 MPa, 15 MPa dan
20 MPa menggunakan tiga sampel tanah pada masing-masing tekanan.
Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa berat volume maksimum
(γdmaks) sebesar 1,42 gr/cm3 pada pengujian metode modified proctor dengan hasil
pada alat tekan pemadat modifikasi didapat nilai tekanan sebesar 7 MPa dan
tekanan pada mesin penggilas kaki kambing sebesar 6,9 N/mm2.
Kata kunci : Modified Proctor, Alat Tekan Pemadat Modifikasi, Pemadatan,
Tanah Timbunan
abstract
Related to increased of society economics and the growth rate of vehicles, this
needs to be balanced with facilities of transportation. So, a new road or repair
existing road is needed. The physical and mechanical conditions of soil are closely
related to the construction. It caused the soil has a very crucial role in supporting
the construction. To obtain good quality pile of soil, soil compaction is required to
stabilize against both structural or non-structural loads. In this study comparing
the modified proctor method soil compaction energy with modified press
compactor tools.
The soil samples used is from Tirtayasa Region Sukabumi District Bandar
Lampung, it consists of twelve samples used for modified press compactor tools
tests, with pressure used are 5 MPa, 10 MPa, 15 MPa, and 20 MPa. For every
pressure conducted for 3 soil samples.
Laboratory experiment result shows that the maximum volume weight (γdmaks) of
1,42 gr/cm3 amount on modified proctor method tests with the results on modified
press compactor tools obtain pressure value of 7 MPa value and the pressure on
sheep foot rifling machine of 6,9 N/mm2.
Keywords : Modified Proctor, Modified Press Compactor Tools, Compaction,
Soil Pile.1315011107 SITI ZAHHARA ULFAsitizahharaulfa@gmail.com2017-09-28T06:44:04Z2017-09-28T06:44:04Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28354This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/283542017-09-28T06:44:04ZKONSTRUKSI BRONJONG SEBAGAI ALTERNATIF PENANGANAN LONGSOR DI DAERAH PLTA WAY SEMANGKA DESA SIDOMULYO KECAMATAN SEMAKA KABUPATEN TANGGAMUSABSTRAK
Lereng adalah suatu permukaan tanah yang miring dan membentuk sudut tertentu terhadap suatu bidang horisontal dan tidak terlindungi (Das, 1985). Keruntuhan pada lereng bisa terjadi akibat gaya dorong yang timbul karena beban pada tanah. Apabila gaya penahan lebih kecil dibandingkan gaya pendorong maka akan timbul keruntuhan pada lereng.
Dalam analisis ini digunakan data masukan parameter tanah, antara lain : kohesi, c; sudut geser dalam tanah, φ; sudut kemiringan lereng, α; dan berat volume tanah, γ. Untuk analisis dengan metode plaxis selain parameter tersebut juga dibutuhkan modulus elastisitas, E; dan poisson ratio, υ. Penentuan angka aman divariasikan dengan 3 kondisi muka air tanah pada lereng yaitu kondisi tanah tak jenuh, kondisi tanah jenuh sebagian (Hjenuh= 11 m dan Htak jenuh = 4 m) dan kondisi tanah jenuh penuh.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa parameter tanah berpengaruh terhadap stabilitas lereng. Kondisi lereng dengan kondisi jenuh penuh memiliki stabilitas paling kecil dibandingkan dengan kondisi lainnya. Dari hasil analisis yang dilakukan pada kondisi tanah jenuh penuh sebelum penanganan didapat nilai deformasi = 885x10-3 m; active pore pressures = -168,89 m; tegangan efektif tanah = -535,76 kN/m²; faktor aman = 0,2847. Pada kondisi tanah setelah penanganan menggunakan bronjong didapat nilai deformasi = 818x10-3 m; active pore pressures = -132,36 m; tegangan efektif tanah = -209,77 kN/m²; faktor aman = 1,3548. Penggunaan bronjong berpengaruh terhadap meningkatnya faktor aman sehingga penanganan longsor menggunakan bronjong cukup stabil jika diterapkan di lokasi penelitian
Kata kunci : stabilitas lereng, faktor aman, plaxis, simplified bishop method, bronjong
ABSTRACT
The slope is an oblique ground surface and forms a certain angle to the horizontal field and it is unprotected (Das, 1985). The collapse on the slopes can be occured due to the stress/thrust force arising from the load on the ground. If the retaining force is smaller than the driving force, there will be a collapse on the slope.
In this analysis, the soil parameter input data was used, among others: cohesion of soil, c; internal friction angle in the soil, φ; Slope angle, α; And the weight of soil volume, γ. For analysis with plaxis method, beside those parameters also required elasticity modulus, E; And poisson ratio, υ. Determination of the safety number is varied with 3 soil/ground water level conditions on the slope i.e unsaturated soil condition, partially saturated soil condition (saturated height = 11 m and unsaturated height = 4 m) and full saturated soil condition.
The result of this research shows that soil parameter has an effect on slope stability. Slope conditions with full saturation conditions have the lowest stability compared to other conditions. From the analysis conducted on the condition of full saturated soil before handling, obtained the value of deformation = 885x10-3 m; Active pore pressures = -168.89 m; Soil effective stress = -535.76 kN / m²; Safe factor = 0.2847. In the soil condition after handling using bronjong obtained the value of deformation = 818x10-3 m; Active pore pressures = -132.36 m; Soil effective stress = -209.77 kN / m²; Safe factor = 1.3548. Gabion construction has an effect on the increasing of safety factor so that the landslide handling using gabion is quite stable if applied in the research location
Keywords: slope stability, safety factor, plaxis, simplified bishop method, gabion.
1215011060 M. ARIANSYAH JAYAariansyahjaya@gmail.com2017-09-27T08:12:45Z2017-09-27T08:12:45Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28340This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/283402017-09-27T08:12:45ZPENGARUH BEBAN TANAH TIMBUNAN TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI RAKIT MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXISABSTRAK
Pondasi rakit menjadi salah satu alternatif yang digunakan dalam pembangunan gedung bertingkat. Pondasi ini berupa plat beton besar yang berfungsi meneruskan beban melalui sekumpulan kolom atau dinding ke lapisan tanah di bawahnya, dan menghubungkan permukaan antara satu atau lebih kolom di dalam beberapa garis (jalur) dengan tanah dasar. Untuk mengatasi permasalahan yang ada, banyak perencana menggunakan pondasi raft atau pondasi rakit, karena dianggap mampu memberikan faktor keamanan yang memadai dalam menghadapi kegagalan daya dukung ultimate.
Pada penelitian ini akan memperhitungkan penurunan akibat tanah timbunan pada suatu pondasi rakit pada konstruksi gedung 3 lantai dengan program Plaxis v8.2. Secara garis besar langkah pelaksanaan pengerjaannya adalah pengumpulan data sekunder (data tanah (laboratorium), data hasil pembebanan, data dimensi pondasi rakit) , menggambar desain pondasi rakit pada program Plaxis, menginput data sekunder ke dalam program Plaxis, menjalankan program Plaxis, dan menampilkan hasil dari output pogram Plaxis.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh nilai faktor aman yang paling tinggi berada pada kondisi tanpa timbunan dengan tebal pelat 30 cm sebesar 1,1782, sedangkan nilai faktor aman terkecil berada pada kondisi dengan timbunan 3 m dengan tebal pelat 40 cm dengan nilai 0,4560. Perbedaan tegangan efektif tanah yang terjadi pada pondasi rakit tidak berpengaruh secara signifikan karena pemodelan pada Plaxis lebih mengarah kepada faktor aman dan deformasi tanah yang terjadi pada pondasi rakit .
Kata Kunci : pondasi rakit, plaxis, penurunan
ABSTRACT
Raft foundation became one of the alternatives used in the construction of high buildings. The foundation is a large concrete plate that serves to pass the load through a set of columns or walls to the subsoil, and connect the surface between one or more columns in several lines (lines) with the ground. To overcome the existing problems, many planners use raft foundations, as they are capable of providing enough safety factors to reduce ultimate carrying capacity failures.
This research will calculate the settlement of embankment soil on a raft foundation with plaxis program. Outline of the implementation step is the collection of secondary data, loading results data, raft foundation dimension data, drawing raft foundation design on the plaxis program, input secondary data into the plaxis program, run plaxis program, and display the results of the plaxis output pogram.
Based on the analysis that has been done, the highest safety factor is found in condtion without soil embankment with the thickness of 30 cm plate of 1.1782, while lowest value of safety factor is in the condition with soil embankment with 3 meters with thick plate 40 cm with value 0,4560. The difference in the effective stress of the soil occurring on the raft foundation has no significant effect as the modeling of Plaxis leads more to the safety factor and the soil deformation occurring on the raft foundation.
Keywords: raft foundation, Plaxis, setllement
1315011066 Lintang Kurnia Aridinilintangaridini27@gmail.com2017-09-14T04:16:04Z2017-09-14T04:16:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28252This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/282522017-09-14T04:16:04ZPENGARUH WAKTU PERENDAMAN TERHADAP UJI KUAT TEKAN
PAVING BLOCK DARI CAMPURAN TANAH, PASIR DAN SEMEN
MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT MODIFIKASI
Paving block adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran
semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat dengan
atau tanpa bahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton itu. Dalam
pelaksanaan di lapangan biasanya paving block dibuat dengan bahan dasar semen,
pasir, agregat (kerikil), dan air dengan metode mencampur seluruh bahan dan
mencetak adukan paving block. Dalam penelitian ini akan dilakukan pembuatan
paving block dengan bahan campuran tanah, pasir dan semen. Dalam pembuatan
paving block digunakan alat pemadat modifikasi yang diharapkan dapat
meningkatkan mutu paving block yang sesuai SNI 03-0691-1996.
Sampel tanah yang digunakan berupa tanah yang berasal dari Kota Baru,
Lampung Selatan. Kadar campuran yang digunakan untuk pembuatan paving
block adalah 75% tanah, 10% pasir dan 15% semen dengan variasi waktu
perendaman selama 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari serta dengan perlakuan pra
dan pasca pembakaran pada sampel paving block.
Hasil pengujian kuat tekan terhadap paving block yang dibuat dengan campuran
tanah, semen dan pasir tidak memenuhi standar SNI 03-0691-1996 untuk
klasifikasi paving block karena nilai kuat tekan tertinggi dihasilkan oleh paving
block pra dan pasca pembakaran pada variasi campuran 75% tanah, 10% pasir
dan 15% semen sebesar 7,65 MPa dan 7,25 MPa. Sedangkan nilai uji daya serap
yang dihasilkan berkisar antara 16,6% – 25,4% sehingga tidak memenuhi standar
SNI 03-0691-1996.
Kata kunci : Paving block, tanah lanau, kuat tekan, daya serap air.1215011092 RESTU AGUSNIagusnirestu@gmail.com2017-09-08T06:41:52Z2017-09-08T06:41:52Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28210This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/282102017-09-08T06:41:52ZSTUDI ANALISIS PENURUNAN TANAH LEMPUNG LUNAK DAN
TANAH LEMPUNG ORGANIK MENGGUNAKAN PEMODELAN
MATRAS BETON BAMBUKekuatan bangunan infrastruktur dipengaruhi oleh jenis tanah di bawahnya. Salah
satu jenis tanah yang banyak terdapat pada lahan di provinsi Lampung yaitu tanah
berbutir halus. Tanah berbutir halus yang dimaksud ialah tanah lempung lunak
dan tanah lempung organik. Pembangunan kontruksi diatas tanah lempung akan
mengalami kendala penurunan tanah yang signifikan ketika diberi pembebanan.
Beban yang menyebabkan tekanan air pori naik sehingga air pori keluar dan tanah
mengalami penurunan secara konsolidasi. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian
penurunan tanah yang menggunakan kotak dan matras beton bambu sebagai alat
penurunan tanahnya.
Untuk mengetahui seberapa besar fungsi dari alat penurunan ini dapat dibuktikan
di laboratorium dengan menguji tanah lempung di dalam kotak dan dibebani oleh
matras beton bambu dan diberi pembebanan, kemudian dilakukan pengujian
penurunan tanah yang disebut konsolidasi. Pemberian pembebanan diatas
permukaan tanah lempung bertujuan untuk melihat koefesien konsolidasi (Cv)
indeks pemampatannya (Cc) koefesien perubahan volume (Mv) dan koefesien
kemampatan (av) serta besar penurunan total tanah pada kurun waktu 20 tahun.
Hasil pengujian penurunan tanah lempung yang menggunakan pemodelan kotak
dan matras beton bambu, tanah lempung lunak mengalami kecepatan proses
penurunan (Cv) lebih cepat dibandingkan tanah lempung organik. Besaran
penurunan (Cc) tanah lempung lunak lebih kecil dibandingkan tanah lempung
organik. Tanah lempung lunak juga mengalami perubahan volume (Mv) yang
lebih cepat dibandingkan tanah lempung organik. Kemampumampatan (av) tanah
lempung lunak juga lebih cepat dibandingkan tanah lempung organik. Besar
penurunan total tanah pada kurun waktu 20 tahun pada tanah lempung lunak lebih
kecil dibandingkan tanah lempung organik.
Kata kunci : Tanah Lempung, Kotak Uji, Matras Beton Bambu, Penurunan Tanah
abstract
The strength of infrastructure buildings is influenced by the type of soil
underneath. One type of soil that is widely found in the land in the province of
Lampung is fine-grained soil. The fine grained soil is meant soft clay and organic
clay. Construction of the above clay will experience significant land subsidence
constraints when given the loading. The load that causes the pore water pressure
increases so that the pore water out and soil decreases consolidatively. Therefore,
it is necessary to study soil degradation using box test and bamboo concrete mats
as a means of land degradation.
To find out how much the function of this reduction tool can be proven in the
laboratory by testing the clay soil in the crib and burdened by a bamboo concrete
mattress and given a load, then tested soil degradation called consolidation. The
loading of the above clay surface aims to see the consolidation coefficient (Cv)
compression index (Cc) Coeficient of volume change (Mv) and Coeficient of
compression (av) as well as the total decrease in total soil over a period of 20
years.
The result of clay decline testing using box modeling and bamboo concrete mat,
soft clay experience faster rate of process of decline (Cv) than organic clay. The
magnitude of soft clay (Cc) decline is less than that of organic clay. Soft clay
volumes are also changing volume (Mv) faster than organic clay. Coeficient of
compression(av) of soft clay is also faster than organic clay. The total decline in
total soil over a 20 year period on soft clay is smaller than that of organic clay.
Keywords : Clay, Test Box, Bamboo Concrete Mattress, Soil Consolidation 1115011072 NAWAWInawawicivil@gmail.com2017-08-26T06:06:07Z2017-08-26T06:06:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28177This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/281772017-08-26T06:06:07ZPENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP UJI KUAT TEKAN
PAVING BLOCK DARI CAMPURAN TANAH , SEMEN DAN PASIR
MENGGUNAKAN ALAT PENETRASI MODIFIKASI
Paving block merupakan suatu komposisi bahan bangunaan yang dibuat dari
campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat
atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton itu. Dalam
proses pembuatan paving block yang dilakukan dilapangan dengan bahan dasar
semen, pasir, agregat dan air dengan metode pembuatan mencampur seluruh
bahan dan mencetak adukan paving block. Pada penelitian proses pembuatan
paving block dengan bahan dasar tanah, semen dan pasir yang di cetak
menggunakan alat penetrasi modifikasi dengan tujuan agar dapat meninggkatkan
mutu paving block itu sendiri yang sesuai dengan SNI-03-0691-1996.
Sampel tanah yang diuji pada penelitian ini yaitu tanah yang berasal dari daerah
Kota Baru, Lampung Selatan. Kadar campuran yang digunakan untuk pembuatan
paving block adalah 75% tanah, 10% pasir dan 15% semen dengan variasi waktu
pemeraman selama 0 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari serta dengan perlakuan pra
dan pasca pembakaran pada sampel paving block.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan paving block menggunakan
bahan tanah lanau dengan bahan tambahan semen dan pasir memenuhi
persyaratan paving block SNI-03-0691-1996. Penambahan bahan aditif tersebut
dan pemeraman yang dilakukan dapat meningkatkan sifat fisik dan mekanik
tanah. Untuk nilai kuat tekan paving block tanpa pembakaran dan dengan proses
pembakaran paling baik ditunjukkan pada penambahan kadar campuran 75%
tanah, 10% pasir dan 15% semen dengan waktu pemeraman 14 hari dari hasil
tersebut bahwa paving block memenuhi syarat paving block SNI-03-0691-1996.
Pada pengujian daya serap air yang dihasilkan nilai daya serap air antara 20,7% -
24,4% tidak memenuhi spesifikasi daya serap paving block SK SNI-03-0691-1996
yaitu antara 3% - 10%.
Kata kunci : paving block, tanah lanau , kuat tekan, waktu pemeraman, daya
serap air.
ABSTRACT
Paving blocks are compositions of building material constructed from a mixture
of Portland cement or other similar hydrolysis, water, and aggregate or without
other additives which do not ruduce the quality of the material. Paving block in
the field are made by mixing all the ingredients and from the paving blocks. In
this research, the process of making paving blocks with soil, cement, and sand is
formed using a modified penetration tool in oder to improve the paving blocks
quality in accordance with SNI-03-0691-1996.
The soil samples tested in this research were from Kota Baru, Lampung Selatan.
The amount of mixture used for making the paving blocks was 75% of soil, 10%
of sand and 15% of cement. The variation of curing time were 0 days. 7 days, 14
days and 28 days as well as with pre and post burning treatment on the paving
blocks samples.
The result showed that the making of paving blocks using silt with additional
material of cement and sand fulfill the requirement in SNI-03-0691-1996. The
addition and the curing done could improve the physical and mechanical
properties of the soil. For the compressive strength value of the paving blocks
with or without burning treatment, the best result is shown in addition of 75% soil,
10% of sand and 15% of cement with 14 days curing time which fulfill the
requirement in SNI-03-0691-1996. The result of water absorption value which
was between 20,7% - 24,2% did not meet the specification in SNI-03-0691-1996
that is 3% - 10%.
Keywords : paving block, silt, compressive strength, curing time, water
anbsorption.1215011084 PRASETIO PUTRO PRABOWOprasetio_putroprabowo@yahoo.co.id2017-08-26T03:32:49Z2017-08-26T03:32:49Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28175This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/281752017-08-26T03:32:49Z SIMULASI PENGGUNAAN PROGRAM GEOSTUDIO SLOPE/W 2007
DALAM MENGANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN JENIS
TANAH LEMPUNG BERPASIR PADA KONDISI TIDAK JENUH,
KONDISI JENUH SEBAGIAN, DAN KONDISI JENUH
ABSTRACT
Landslide is a natural disaster that often occurs in Lampung Province, particularly in West Lampung regency. The sliding occurs due to an increase in soil pore water stress in the rainy season. Based on the research on the slopes, there is a safety factor value that can be used as a reference for the degree of slope stability. One method to analyze the value of slope safety factor is by using the Geostudio Slope / W 2007 program.
In this study, some cross sections of slope were simulated with 4 different water table conditions. The required soil properties index are: cohesion, c; natural angle of repose, φ; and unit weight of density, γ .
The analysis result shows that slope transversal cut shape have influence on slope stability. The analysis results on slopes with saturated and half-saturated conditions have a safety factor value of <1.25 and are classified under unsafe conditions excluding simulation 1 in half-saturated conditions with a safety factor of > 1.25. In the unsaturated condition, the whole simulation are classified into stable slope, whereas in critical condition, simulation 1 is the simuation with highest water table limit compared to other conditions. Based on the analysis result, it can be inferred that the slope has insecured status. Thus, it is suggested to conduct such actions in order to prevent landslide.
Key words : soil, slope stability, safety factor, geostudio slope/w.
ABSTRAK
Tanah longsor merupakan bencana alam yang sering terjadi di Provinsi Lampung khususnya di Kabupaten Lampung Barat. Kelongsoran yang terjadi diakibatkan peningkatan tegangan air pori tanah di musim penghujan. Berdasarkan penelitian- penelitian tentang lereng terdapat nilai faktor aman yang dapat digunakan sebagai acuan tingkat stabilitas lereng. Salah satu metode untuk menganalisis nilai faktor aman lereng adalah dengan program Geostudio Slope/W 2007 .
Dalam penelitian ini, disimulasikan beberapa bentuk potongan melintang lereng dengan 4 kondisi muka air tanah yang berbeda. Index properties tanah yang diperlukan antara lain : kohesi, c; sudut geser dalam tanah, φ; dan berat volume tanah, γ.
Dari hasil analisis menunjukan bentuk potongan melintang lereng berpengaruh terhadap stabilitas lereng. Hasil analisis pada lereng dengan kondisi jenuh dan setengah jenuh memiliki nilai faktor aman <1,25 dan tergolong pada kondisi yang tidak aman terkecuali pada simulasi 1 di kondisi setengah jenuh yang memiliki fakor aman >1,25. Pada kondisi tidak jenuh seluruh simulasi tergolong lereng yang stabil, sedangkan pada kondisi kritis simulasi 1 merupakan simulasi dengan batas tinggi muka air tertinggi dibanding yang lain. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa lereng berstatus tidak aman maka disarankan untuk melakukan penanganan untuk mencegah kelongsoran.
Kata kunci : tanah, stabilitas lereng, faktor aman, geostudio slope/w.
1215011115 YOTA PENTAWAN yotapentawan@gmail.com2017-08-25T06:32:33Z2017-08-25T06:32:33Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28156This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/281562017-08-25T06:32:33ZSTUDI PENGARUH WAKTU PEMERAMAN DAN KUAT
TEKAN PAVING BLOCK DENGAN BAHAN DASAR TANAH
LEMPUNG LUNAK, SEMEN DAN KAPUR MENGGUNAKAN
ALAT PENETRASI MODIFIKASI
ABSTRACT
The use of paving blocks (concrete bricks) is widely used for various
elements of building construction, on paving block work is often used for
pavement road pavement, yard and public facilities, environmental roads and
various other needs.
This research is curing the paving block. This is intended for the
maintenance of paving blocks using clay soil with lime and cement with varying
curing time ie curing for 7 days, 14 days, 21 days, and 28 days with the aim of
analyzing the optimum time of addictive substances ie cement and lime in
Binding of particles.
Based on the analysis, the cement and lime material greatly affect the
value of compressive strength to paving block, at optimum curing time of 14 days,
the highest value of compressive strength in post-burn samples of 12.58 MPa and
pre-burn of 6.92 MPa, with compressive strength value In the post-burn sample
the paving bloc now meets the quality standard c which can be applied to
pedestrians based on SNI 03-0691-1996.
Similarly, the results of the combustion of samples for 2 x 24 hours gained
the compressive strength of the paving block is higher than the sample that is not
done burning. The result of absorption value of paving block ranges from 7 - 9%
hence absorption paving block fulfill specification of absorption value of paving
block based on SNI 03-0691-1996 which is 3-10%.
Keywords: paving block, organic clay oil, compressive strength, water absorption,
brooded
ABSTRAK
Penggunaan paving block (bata beton) banyak digunakan untuk berbagai
unsur konstruksi bangunan, pada pekerjaan dilapangan paving block sering
digunakan untuk perkerasan trotoar jalan, halaman tempat tinggal dan fasilitas
umum, jalan lingkungan dan berbagai kebutuhan lainnya.
Penelitian ini dilakukan pemeraman terhadap paving block. Pemeraman
dalam hal ini dimaksudkan untuk pemeliharaan paving block yang mengunakan
bahan tanah lempung dengan sebuk kapur dan semen dengan variasi waktu
pemeraman yaitu pemeraman selama 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari dengan
tujuan menganalisa waktu optimum zat addictive yaitu semen dan kapur dalam
pengikatan partikel.
Berdasarkan hasil analisis, material semen dan kapur sangat
mempengaruhi nilai kuat tekan terhadap paving block, pada waktu pemeraman
optimum 14 hari, nilai kuat tekan tertinggi pada sampel pasca bakar sebesar 12,58
MPa dan pra bakar sebesar 6,92 MPa, dengan nilai kuat tekan pada sampel pasca
bakar tersebut maka paving bloc kini memenuhi standar mutu c yang dapat
diaplikasikan untuk pejalan kaki berdasarkan SNI 03-0691-1996.
Begitu pula dengan hasil dilakukan pembakaran sampel selama 2 x 24 jam
didapat kuat tekan paving block lebih tinggi dibandingkan dengan sampel yang
tidak dilakukan pembakaran. Hasil nilai daya serap paving block berkisar 7 - 9 %
maka daya serap paving block memenuhi spesifikasi nilai daya serap paving block
berdasarkan SNI 03-0691-1996 yaitu sebesar 3-10%.
Kata kunci : paving block, tanah lempung organik, kuat tekan, daya serap air,
pemeraman
1015011072 RIFAN WIGUNArifansilkie@gmail.com2017-08-09T04:44:47Z2017-08-09T04:44:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27838This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/278382017-08-09T04:44:47ZPENGARUH DEFORMASI PADA KONSTRUKSI PONDASI MENERUS
DI ATAS TANAH TIMBUNAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM
PLAXIS V 8.2Pondasi merupakan bagian struktur paling bawah dan berhubungan langsung
dengan tanah. Pada struktur bangunan, pondasi berfungsi untuk meneruskan
beban yang diakibatkan struktur pada bagian atas kepada lapisan tanah yang
berada pada bagian bawah struktur tanpa mengakibatkan keruntuhan geser tanah,
dan penurunan tanah pondasi yang berlebihan .
Penelitian ini menitikberatkan pada kajian deformasi konstruksi pondasi menerus
di atas tanah timbunan dengan bantuan program Plaxis 2D, dimana program ini
dipilih untuk mengetahui deformasi, tegangan efektif, dan faktor aman. Dalam
analisis ini digunakan pemodelan pondasi menerus maka perlu diketahui
kemampuan tebal pelat menahan beban akibat tanah timbunan diatas pelat
tersebut. Ketebalan pelat pondasi yang dianalisa dengan pemodelan adalah
ketebalan 40 cm, 30 cm, dan 20 cm.
Berdasarkan hasil analisis didapat hasil Fs maksimum pada tebal pelat 40 cm
yaitu sebesar 1,1410 dan Fs minimum pada tebal pelat 20 cm sebesar 0,3660.
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa apabila tebal pelat pondasi semakin kecil
maka deformasi tanah semakin besar, selain itu pelat pondasi tanpa dibebani tanah
timbunan akan memberikan deformasi yang semakin besar. Dengan pemodelan
menggunakan program plaxis dapat disimpulkan bahwa pelat pondasi menerus
yang dibebani tanah timbunan dengan tinggi tertentu akan memberikan faktor
yang lebih aman dibandingkan dengan pelat pondasi tanpa ada pembebanan tanah
timbunan.
Kata kunci : deformasi, pondasi menerus, Plaxis
ABSTRACT
The foundation is the lowest part of the structure and is directly contact to the soil.
In the building structure, the foundation is used to forward the load caused by the
structure at the top to the soil layer at the bottom of the structure without causing
the soil shear collapse, and excessive declining of the soil foundation.
This study focuses on the study of deformation of continuous foundation
construction on soil pile with the help of Plaxis 2D program, where the program is
selected to know the deformation, effective stress, and safety factor. The modeling
of continuous foundation is used in this analysis, therefore it is necessary to know
the plate thickness capability to bear the loading due to soil pile above the plate.
The thickness of the foundation plate analyzed by modeling is a thickness of 40
cm, 30 cm, and 20 cm.
Based on the analysis results obtained Fs maximum on plate thickness of 40 cm
that is equal to 1.1410 and minimum Fs on plate thickness 20 cm equal to 0,3660.
The analysis in this study shows that if the thickness of the foundation plate is
getting smaller then the soil deformation is getting larger, besides the foundation
plate without loading the soil pile will provide greater deformation. In conclusion,
by modeling using the plaxis program shows that the continuous foundation plates
that is loaded with soil pile with certain height will provide a safer factor
compared to the foundation plate without any soil pile loading.
Keywords: deformation, continuous foundation, Plaxis 1315011102 SANITYA PAWITRASARIsanityapawitrasari@gmail.com2017-08-04T06:39:42Z2017-08-04T06:39:42Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27721This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/277212017-08-04T06:39:42ZPERANCANGAN STRUKTUR KABEL PADA JEMBATAN GANTUNGJembatan adalah struktur konstruksi yang menghubungkan dua bagian jalan yang
terputus oleh rintangan-rintangan. Salah satu tipe jembatan yang digunakan untuk
bentang panjang adalah jembatan gantung karena dapat menjangkau bentang yang
panjang tanpa pilar ditengahnya. Jembatan gantung terdiri atas pelengkung
penggantung dan batang penggantung, dek yang mendukung lalu lintas, serta
pylon yang menyalurkan beban dari struktur atas ke pondasi. Tugas akhir ini
membahas perancangan struktur atas meliputi kabel utama, penggantung, dan dek
jembatan gantung.
Jembatan direncanakan dengan tipe straight backstays. Bentang total jembatan
450 m dengan bentang tepi 75 m dan bentang utama 300 m. Lebar dek 14 m
dengan lantai kendaraan selebar 12 m dan trotoar 1 m. Jembatan diklasifikasikan
sebagai kelas jalan II dengan muatan sumbu terberat izin 10 ton. Dek jembatan
tersusun atas pelat lantai komposit beton bertulang dan compodeck, gelagar
memanjang terdiri dari pelat girder sebagai gelagar ribs dan box girder baja,
gelagar melintang berupa pelat girder, serta kabel VSL 7-wire strand.
Hasil perancangan diperoleh pelat beton setebal 25 cm tulangan D16–200 mm dan
compodeck setebal 1,2 mm. Gelagar ribs berukuran 30x150 cm, tebal flens 2 cm
dan web 0,8 cm. Gelagar melintang berukuran 40x170 cm, tebal flens 2,5 cm dan
web 0,9 cm. Box girder berukuran 2x2 m. Kabel utama dan penggantung
menggunakan 61 dan 19 7-wire strand. Perhitungan mengacu pada RSNI T-02-
2005 untuk pembebanan, SNI 2847-2013 untuk struktur beton, dan SNI 1729-
2015 untuk struktur baja. Perencanaan di lapangan harus ditambahkan pengaruh
susut rangkak, suhu, gaya rem, serta analisis dinamis terhadap angin dan gempa
agar lebih akurat.
Kata kunci: jembatan gantung, kabel, dek jembatan
abstract
The bridge is a structural construction to connect two separated roads due to the
existing obstacles such as deep valleys, rivers, lakes, irrigation channels, railroads,
crossroads with different elevation, and others. One of the type that is compatible
for long-span bridge is a suspension bridge. The suspension bridge is a bridge
consisting of an arch hanger and hanger bars of steel cable, straight section that
supports the traffic (bridge deck), and pylon that distributes the loads from the
upper structure to the foundation. This final project consists the design of cable
structure on the suspension bridge.
The design of cable structures on the suspension bridge includes designing on the
main cable, hangers, and bridge deck. The suspension bridge is planned as a side
span free or straight backstays type. It has 450 meters total lenght divided into 3
spans which are two 75 meters side spans and the 300 meters main span. The
width of the bridge deck is 14 meters with the 12 meters highway and 1 meter
wide sidewalks. The material for the bridge deck is composite between reinforced
concrete with compodeck, transverse girder is made from plates girder, while the
longitudinal girder consists of ribs girder and steel box girder. The cable structure
use VSL 7-wire strand type.
The results of this design is obtained data of loads, dimensions, and strength
analysis of each materials that compose the deck structure, cable hangers, and the
main cable of the suspension bridge. The calculation using reference code of
RSNI T-02-2005 for the bridge loading, SNI 2847-2013 for the concrete
structures, and SNI 1729-2015 for the steel structures.
Keywords: suspension bridge, cable, bridge deck 1215011091 RESPA ROSE MANGIrespaangi@yahoo.co.id2017-08-04T06:34:30Z2017-08-04T06:34:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27720This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/277202017-08-04T06:34:30ZPERENCANAAN PINTU PELIMPAH
BENDUNGAN MARGATIGA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
PROVINSI LAMPUNGabstrak
Bangunan pelimpah memiliki peran penting dalam penentuan pola operasi
bendungan, berfungsi menyalurkan kelebihan air ke hilir, terutama pada
bendungan tipe urugan sebagaimana pada Bendungan Margatiga. Bendungan
Margatiga terletak di Kabupaten Lampung Timur, merupakan bendungan tipe
zonal dengan inti tegak dan urugan batu. Bendungan ini dibuat untuk memenuhi
penyediaan air bersih dan kebutuhan irigasi serta Daerah Irigasi Sragi bagi
Kabupaten Lampung Timur yang mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai
petani.
Penelitian ini bertujuan merencanakan struktur daun pintu (gate leaf), berupa pelat
dan balok pintu pelimpah yang memenuhi syarat keamanan struktur. Perencanaan
dilakukan pada dua kondisi, yaitu pada saat muka air normal, dan pada saat muka
air banjir. Dari kedua kondisi tersebut, dipilih nilai gaya dalam terbesar sebagai
dasar perhitungan perencanaan struktur. Jenis beban yang digunakan dalam
perencanaan adalah tekanan hidrostatis, tekanan sedimen, tekanan dinamik selama
gempa, dan tekanan hidrodinamis.
Dari hasil penelitian, didapatkan dimensi gate leaf. Ketebalan pelat baja sebesar
13 mm, pelat girder untuk balok horizontal berukuran 900x300 mm, balok
vertikal sebesar 860x100 mm, balok tepi berukuran 900x150 mm, dengan tebal
flens dan web untuk semua balok adalah 13 mm dan 5 mm. Perencanaan dimensi
pintu telah memenuhi untuk kondisi QPMF dan memenuhi syarat keamanan
struktur, dengan lendutan balok maksimum sebesar 10,06 mm dan lendutan pelat
maksimum sebesar 5,16 mm.
Kata kunci : pelimpah, gate leaf, QPMF, pelat girder
abstract
Dam’s spillway has an important role in the pattern of dam operation, used to
provide the controlled release of flows into a downstream, especially on the
Margatiga Dam as the fill type dam. Margatiga Dam, located in East Lampung
Regency, is a type of zonal dam with central core fill that was formed with the
rock fill. The dam was created to meet the provision of clean water and irrigation
needs with Sragi’s Irrigation Area for East Lampung Regency that the majority of
the citizen are farmers.
This research aimed to design the structure of the gate leaf, in the form of skin
plates and beams of the spillway gate that eligible of the structure safety.
Designing is done on two conditions, at the time of normal water level, and at the
time of the flood water level. From both of these conditions, have been selected
the most extreme forces as the basis of the structural calculation designing. The
type of load used in designing is the hydrostatic pressure, sediment pressure,
dynamic pressure during the earthquake, and the hydrodynamic pressure.
The result of these research has obtained the dimension of the gate leaf design.
The thickness of the steel plates are 13 mm, the dimension of girder plates for the
horizontal beams is 900x300 mm, 860x100 mm of vertical beams, the edge of the
beams is 900x150 mm, with a thickness of the flens and web for all the beams are
13 mm and 5 mm. These designing of the gate has fulfilled the conditions to
qualify QPMF and structure safety, with a maximum deflection of the beams is
10.06 mm and a maximum deflection of the plates is 5.16 mm.
Key words : spillway, gate leaf, QPMF, girder plate
1215011059 LIDYA SUSANTIlidyasusanti12@gmail.com2017-08-04T06:32:14Z2017-08-04T06:32:14Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27722This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/277222017-08-04T06:32:14ZANALISIS PERBANDINGAN KEHILANGAN PRATEGANG AKIBAT
METODE STRESSING SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA
JEMBATAN BETON PRATEGANGJembatan beton prategang adalah suatu struktur konstruksi yang menghubungkan
suatu tempat ke tempat lainnya yang dibuat dengan cara memberikan tegangan
yang berlawanan dengan tegangan yang diakibatkan oleh beban eksternal. Proses
pemberian tegangan dapat dilakukan sebelum beton dicetak (pratarik) atau setelah
beton dicetak (pascatarik). Pemberian tegangan pada beton prategang pascatarik
dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu stressing satu arah dan dua arah.
Pemberian tegangan dengan menggunakan kedua metode stressing
mengakibatkan kehilangan gaya prategang yang berbeda pada beton.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode
stressing satu arah dan dua arah terhadap kehilangan prategang. Analisis yang
dilakukan yaitu menghitung gaya prategang, menentukan jumlah dan lintasan
tendon, menghitung kehilangan prategang akibat metode stressing satu arah dan
dua arah, serta kontrol tegangan dan lendutan pada girder. Jenis girder yang
digunakan pada penelitian ini adalah PC I girder, PC U girder dan box girder.
Dari hasil analisis didapatkan hasil kehilangan prategang metode stressing satu
arah pada PC I girder sebesar 30,826%, PC U girder sebesar 30,3401% dan box
girder sebesar 31,8852%. Kehilangan prategang metode stressing dua arah pada
PC I girder sebesar 29,8397%, PC U girder sebesar 29,3169% dan box girder
sebesar 31,4955%. Dapat disimpulkan bahwa kehilangan prategang pada girder
yang menggunakan metode stressing satu arah lebih besar dibandingkan
kehilangan prategang pada girder yang menggunakan metode stressing dua arah.
Kata kunci : beton prategang, metode stressing, satu arah, dua arah.
abstract
A prestressed concrete bridge is a construction structure bridging one location to
another location and this is made by stressing strands with opposite force caused
by the external loading. The stressing process can be done before the concrete is
molded (pre-tensioning) and after the concrete is molded (post-tensioning). The
stressing in the prestressed post-tensioning concrete can be done with two
methods; the one way and two ways stressing. Stressing by using these two
stressing methods may cause different prestress force loss in the concrete.
The objective of this research was to find out the influence of one way and two
ways stressing methods to the prestress force loss, analysis was conducted by
estimating prestress forces, determining amounts and lines of stranded-wire
tendons, estimating pre-stress force loss because of one way and two ways
stressing methods and force controlling and deflection in the girder. This research
used PC I girder, PC U girder, and box girder types.
The analysis results showed that the prestress force loss in the one way stressing
method in PC I girder was 30.826%, 30.3401% in PC U girder, and 31.885% in
box girder. The prestress force loss in two ways stressing method was 29.8397%
in PC I girder, 29.3169% in PC U girder, and 31.4955% in box girder. The
conclusion was that the prestress force loss in the girder by using one way
stressing method was bigger than in two ways stressing method.
Keywords: prestress concrete, stressing method, one way, two ways 1215011099 SELVIA RAHMA RIZKIAselviarahmarizkia99@gmail.com2017-08-04T04:31:53Z2017-08-04T04:31:53Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27719This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/277192017-08-04T04:31:53ZOPTIMALISASI PROFIL BAJA IWF PADA BANGUNAN GUDANG
KONSTRUKSI GABLE FRAME BERDASARKAN SNI 1729:2015ABSTRAK
Meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia
menyebabkan meningkatnya pembangunan gudang untuk menunjang
pengembangan usaha. Namun, dikarenakan anggapan tentang mahalnya harga
baja, menyebabkan penggunaan baja pada bangunan gudang menjadi tidak
optimal, sehingga diperlukan perhitungan mengenai penentuan model gable frame
serta dimensi profil baja, agar penggunaan baja dapat dioptimalkan.
Pada penelitian ini, model portal dibatasi pada empat tipe yang memiliki
perbedaan pada bentang haunch yang digunakan. Penelitian ini juga
menggunakan Metode Kekakuan Langsung pada perhitungan analisis struktur dan
panduan SNI 1729:2015 pada perhitungan analisis penampang.
Dari perhitungan analisis struktur dan analisis penampang, didapat berat pada
masing-masing tipe portal. Portal Tipe 1 adalah 4.771,89 kg, Portal Tipe 2
adalah 3.348,18 kg, Portal Tipe 3 adalah 3.682,24 kg, dan Portal Tipe 4 adalah
10.541,1506 kg.
Berdasarkan hasil dari perhitungan berat yang didapat pada masing-masing tipe
portal, dapat dilihat bahwa Portal Tipe 2 merupakan tipe portal yang memiliki
berat yang paling kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa portal tersebut paling
optimal.
Kata kunci : konstruksi gable frame, SNI 1729:2015, Metode Kekakuan
Langsung
ABSTRACT
The increasement and development of economic growth in Indonesia cause
increasement of the construction of warehouse to support business expansion.
However, there is an opinion about expensive steel prices which is causes the use
of the steel its self is not optimum. In this case, there must be a calculation to
determine the model of gable frame and the dimension of steel profiles for the
warehouse.
In this study, the frame model is limited of four types that have differences in
haunch span. This study also use the Direct Stiffness Method to calculate
structural analysis and SNI 1729: 2015 to calculate section analysis.
From structural and section analysis, obtained weight for each type of frame.
Frame Type 1 has 4.771,89 kg, Frame Type 2 has 3.348,18 kg, Frame Type 3 has
3.682,24 kg and Frame Type 4 has 10.541,1506 kg.
Based on the volume and weight calculation in each frame type, Frame Type 2
has the lowest weight. Hence, this type of portal can be considered as the most
optimum portal type.
Keywords: gable frame construction, SNI 1729: 2015, Direct Stiffness Method 1315011013 ARDINI YULIASTRI PUTRIardini.riri@gmail.com2017-08-04T04:31:46Z2017-08-04T04:31:46Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27718This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/277182017-08-04T04:31:46ZPERBANDINGAN VOLUME KEBUTUHAN BAJA PADA PEMBUATAN
STRUKTUR RANGKA ATAP BENTANG 30 METER BERDASARKAN
SNI 1729-2015ABSTRAK
Rangka atap merupakan komponen penting dalam struktur bangunan.
Pertumbuhan ekonomi menyebabkan peningkatan pada kebutuhan bangunan luas
seperti gudang. Penggunaan baja sebagai penyusun rangka atap bangunan gudang
memerlukan penelitian mengenai efisiensi volumenya menurut bentuk kuda-kuda
yang dirancang dengan mempertimbangkan kekuatan serta keekonomisan bahan
bangunan tersebut.
Dalam pelaksanaan penelitian ini perhitungan analisis strukturnya
menggunakan metode titik buhul. Secara garis besar langkah pelaksanaan
pengerjaannya adalah menentukan data profil (mutu dan dimensi) dan berbagai
kontrol pada Gording, menghitung pembebanan menggunakan SNI 1727-2013,
menghitung analisis struktur masing-masing rangka kuda-kuda atap
menggunakan Microsoft Excel, menghitung analisis desain rangka batang (batang
tarik dan batang tekan), perencanaan sambungan las menggunakan SNI 1729-
2015 dan menghitung perbandingan volume kebutuhan baja dari 4 tipe struktur
rangka kuda-kuda atap.
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil volume baja yang
digunakan pada konstruksi rangka atap Tipe 1 adalah 0,2046 m3 dengan berat
1571,4287 kg; pada konstruksi rangka atap Tipe 2 adalah 0,1862 m3 dengan berat
1461,5889 kg; pada konstruksi rangka atap Tipe 3 adalah 0,1499 m3 dengan berat
1176,0578 kg; pada konstruksi rangka atap Tipe 4 adalah 0,1488 m3 dengan berat
1167,4652 kg. Berdasarkan hasil tersebut, konstruksi rangka atap Tipe 4
merupakan tipe rangka atap yang paling optimal jika digunakan, dikarenakan
volume dan berat baja yang digunakan pada konstruksi tersebut merupakan
volume dan berat yang paling rendah.
Kata kunci : Rangka atap, SNI 1729-2015, baja, batang tarik, batang tekan
ABSTRACT
Roof frames are an important component in building structures. Economic
growth led to an increase in the need for extensive buildings such as warehouses.
The use of steel as a framework for the roof of the warehouse building requires
research on the efficiency of its volume according to the form of the frame
designed by considering the strength and the economical of the building materials.
In the implementation of this research the calculation of structural analysis
using method of joint. The outline of the implementation step is to determine the
profile data (quality and dimensions) and various controls on Gording, calculate
the loading using SNI 1727-2013, calculate the structure analysis of each roof
frame using Microsoft Excel, calculate the analysis of truss frame design (Tensile
and press memberss), weld joint planning using SNI 1729-2015 and calculate the
steel requirement volume ratio of the four types of roof truss structure.
The result of the research shows that the volume of steel used in Type 1
roof truss construction is 0,2046 m3 with weight 1571,4287 kg; In Type 2 roof
truss construction is 0,1862 m3 with weight 1461,5889 kg; In Type 3 roof truss
construction is 0,1499 m3 with weight 1176,0578 kg; In Type 4 roof truss
construction is 0,1488 m3 with weight 1167,4652 kg. Based on these results, the
Type 4 is the most optimal type of roof truss construction, because the volume
and weight of steel used in the construction is the lowest.
Keywords: Roof frame, SNI 1729-2015, steel, tensile member, press member1315011104 SELLA ANGGRAINI sellaanggraini@gmail.com2017-08-02T07:01:58Z2017-08-02T07:01:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27678This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/276782017-08-02T07:01:58ZIDENTIFIKASI SUMBER MATA AIR DI LAMPUNG TIMURAir merupakan sumber bagi kehidupan. Bumi disebut sebagai planet biru,
karena air menutupi tiga perempat permukaan bumi. Hanya saja sebagian
besar merupakan air laut (air asin). Secara umum kondisi sumber mata air di
Indonesia mengalami penurunan dalam hal jumlah maupun debit, mengalami
kerusakan pada daerah tangkapan air dan lingkungan sekitar. Penelitian ini
adalah penelitian untuk mengidentifikasi sumber-sumber mata air dalam
mengetahui status sumber daya air tersebut.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan mendata kondisi penutupan
lahan pada daerah tangkapan air, kondisi mata air, kondisi penutupan lahan
pada radius 200 m, kinerja sumber mata air, tingkat kekritisan daerah
tangkapan air, tingkat kekritisan daerah tangkapan air, tingkat kekritisan
radius 200 m, pemanfaatan sumber mata air, dan ketergantungan masyarakat
terhadap sumber mata air. Sedangkan pengumpulan data sekunder didapatkan
dari BPLHD Kab. Lampung Timur berupa data kualitas air dari 12 sumber
mata air. Analisa Kualitas Sumber Mata Air menggunakan WQI Malaysia
dengan grafis hasil karya Dr. Gatot Eko Susilo, S.T., M.Sc.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata WQI dari ke 12 sumber
mata air tersebut adalah 95,1, artinya ke 12 sumber mata air tersebut sangat
layak digunakan oleh masyarakat baik untuk keperluan minum, mandi, masak
dan lain-lain. Ke-12 Sumber Mata Air tersebut diantaranya di Kecamatan
Batanghari terdapat 5 sumber mata air, di Kecamatan Marga Tiga terdapat 5
sumber mata air, di Kecamatan Sri Bawono terdapat 1 sumber mata air, dan
di Kecamatan Jabung terdapat 1 sumber mata air.
Kata kunci: Air, Kualitas Air, Sumber Mata Air Lampung Timur, Water
Quality Index Malaysia
ABSTRACT
Water is the source for life. Earth is called the blue planet, as water covers
three-quarters of Earth's surface. It's just that most of the sea water (salt water).
Generally, the condition springs in Indonesia experienced a decline in the amount
and debit, were damaged in the catchment area and the surrounding environment.
To determine the existence of water resources, necessary to identify water
resources. This research is to identify the sources of springs in knowing the status
of water resources.
The primary data collection is done by identifying the condition of land
cover in the catchment area, the condition of the springs, the condition of land
cover in a radius of 200 m, the performance of the fountain, the critical level of
water catchment areas, the critical level of water catchment areas, the critical level
of a radius of 200 m, utilization springs, and the dependence of communities on
water resources. While the collection of secondary data obtained from BPLHD
Kab. East Lampung in the form of water quality data from 12 springs. Spring
Water Quality Analysis using WQI Malaysia with graphic works of Dr.
GatotEkoSusilo, S.T., M.Sc.
From the calculations, the average value of the 12 WQI water source is
95.1, meaning that all 12 springs are so richly used by people for drinking,
bathing, cooking and others. The 12 water spring in the district of Batang Among
them there are 5 springs, in the district of Marga Tiga there are 5 springs, in the
District of Sri Bawono there is one source of water, and in District Jabung there is
one source of water.
Keywords: Water, Water Quality, East Lampung Spring Water, Water
Quality Index Malaysia
1015011082 RUDI HARI PERDANArudihariperdana7.rhp@gmail.com2017-07-27T06:22:34Z2017-07-27T06:22:34Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27522This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/275222017-07-27T06:22:34ZPERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH PADA SUNGAI WAY HUI KABUPATEN LAMPUNG SELATANBanjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air merendam daratan, Uni Eropa mendefinisikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang. Banjir yang terjadi disejumlah daerah di Lampung yang disebabkan oleh meluapnya air-air dari sungai seperti sungai Way Hui yang dipicu oleh beberapa hal, yaitu sampah, penyempitan sungai dan drainase, serta curah hujan yang tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa data hujan pada daerah studi. Selain itu, perencanaan ini juga bertujuan untuk melakukan perhitungan hujan rancangan dan banjir rancangan pada daerah studi dan melakukan perencanaan dinding penahan tanah pada daerah studi tersebut. Pada penelitian ini prosedur yang digunakan adalah pengumpulan data hujan dan data DAS, perhitungan dan analisa hujan kawasan, perhitungan dan analisa hujan rancangan, perhitungan dan analisa intensitas hujan, perhitungan dan analisa debit rancangan, perhitungan dan analisa stabilitas lereng, dan rencana anggaran biaya (RAB).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan stabilitas lereng menggunakan Metode Fellenius dan Metode Bishop. Setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh angka keamanan (FK) sebesar 1,317 untuk Metode Fellenius, dan angka keamanan (FK) untuk Metode Bishop sebesar 1,351. Dengan hasil tersebut maka memenuhi syarat aman yaitu FK > 1 untuk perencanaan dinding penahan tanah pada sungai Way Hui. Kemudian penulis menghitung rencana anggaran biaya (RAB) untuk membangun dinding penahan tanah tersebut dan diperoleh harga sekitar Rp. 428.215.506,00 (empat ratus dua puluh delapan juta, dua ratus lima belas ribu, lima ratus enam rupiah).
Kata kunci : banjir, stabilitas lereng, debit banjir
ABSTRACT
Flooding is an event that occurs when water flows water on the land, the EU defines flooding as a temporary immersion by water on land that is not normally submerged in water. Based on water sources that become reservoirs on earth, the type of flood is divided into three, namely river flood, lake flood, and flood tides. Floods that occur in some areas in Lampung are caused by overflow of water from rivers such as Way Hui rivers triggered by several things, namely garbage, river narrowing and drainage, and high rainfall.
This study aims to analyze rainfall data in the study area. In addition, the plan also aims to calculate the design of rain and flood design in the study area and conduct retaining wall planning in the study area. In this study, the procedures used are data collection of rainfall and river basin data, calculation and rainfall analysis, calculation and analysis of rainfall design, calculation and analysis of rainfall intensity, calculation and design of debit analysis, calculation and analysis of slope stability, And Plan budget (RAB) budget.
The results showed that the calculation of slope stability using Fellenius Method and Bishop Method. After the calculation, the security number (FK) of 1,317 for the Fellenius Method, and the security number (FK) for the Bishop Method is 1.351. With these results, the FK> 1 qualified safe is for the planning of retaining wall in Way Hui river. Then the authors calculate the cost budget plan (RAB) to build the retaining wall of the land and obtained a price of about Rp. 428.215.506,00 (four hundred twenty eight million, two hundred fifteen thousand, five hundred and six rupiah).
Keywords: flood, slope stability, flood discharge
1015011018 Rizki Abadian Nurrizkiabadiannur@yahoo.co.id2017-07-25T04:44:25Z2017-07-25T04:44:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27425This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/274252017-07-25T04:44:25ZANALISA SUMBER PENCEMARAN AIR PDAM
BANDAR LAMPUNG DI TINGKAT KONSUMEN
Pentingnya ketersediaan air bersih dan adanya masyarakat yang tidak dapat mencukupi kebutuhan air bersih secara tersendiri menyebabkan perlunya suatu lembaga yang dapat menjamin pelayanan air bersih yang baik. Sehingga PDAM Way Rilau menjadi solusi sebagai lembaga yang menyediakan dan menjamin kebutuhan air bersih. Dikarenakan dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat muncul masalah, maka di lakukan pengukuran pada parameter air PDAM agar dapat diketahui jenis pencemaran yang berpotensi mengancam kualitas air.
Lokasi penelitian dilakukan di Kota Bandar Lampung yaitu Jalan Teuku Umar, Jalan Pangeran Antasari, dan Jalan Pattimura. Pada Jalan Teuku Umar, lokasi di bagi menjadi 5 tempat, di Jalan Pangeran Antasari, lokasi di bagi menjadi 8 tempat, dan di Jalan Pattimura, lokasi di bagi menjadi 7 tempat. Pada tiap lokasi, diambil minimal 20 sampel di setiap parameternya. Data yang gunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang di dapatkan berdasarkan hasil pengukuran menggunakan alat DO Meter, ORP Meter, Test Paper, Standard Colors, dan Colorimeter. Data primer didapat yaituDissolved Oxygen, Oxidation Reduction Potential, Coliform, Chlorine dan Color.
Kualitas air PDAM Way Rilau berdasarkan parameter yang diukur untuk air minum masih kurang baik. Masih terdapat pencemaran air PDAM di tingkat konsumen diantaranya terdapat partikel hasil pembusukan bahan organic pada color sebesar 75%, chlorine 0%, bakteri e.coli pada coliform terjadi pencemaran 60% dan oksidasi yang terjadi masih tinggi.
Kata kunci : Dissolved Oxygen, Oxidation Reduction Potential, Color, Coliform, Chlorine
ABSTRACT
The importance of the availability of clean water and the presence of people who can not meet the need for clean water in isolation causes the need for an institution that can guarantee good water services. So the Way Rilau PDAM becomes the solution as an institution that provides and ensures clean water needs. Due to the service to the community arises a problem, Then do the measurement on PDAM water parameters in order to know the type of pollution that has the potential to threaten water quality.
The location of the research was conducted in Bandar Lampung City, namely Teuku Umar Street, Pangeran Antasari Street, and Pattimura Street. In Jalan Teuku Umar, the location is divided into 5 places, in Pangeran Antasari Street, the location is divided into 8 places, and in Pattimura Street, the location is divided into 7 places. At each location, a minimum of 20 samples are taken at each parameter. The data used in this study is the primary data obtained on the measurement results using the tool DO Meter, ORP Meter, Test Paper, Standard Colors, and Colorimeter. Primary data obtained are Dissolved Oxygen, Oxidation Reduction Potential, Coliform, Chlorine and Color.
The water quality of PDAM Way Rilau based on the parameters measured for drinking water is still poor. There are still PDAM water contamination at the consumer level such as particles of decomposition of organic material in color by 75%, 0% chlorine, e.coli bacteria in coliform 60% contamination and high oxidation.
Keywords : Dissolved Oxygen, Oxidation Reduction Potential, Color, Coliform, Chlorine
1015011117 YODI PRIAMBODOyodizandi@gmail.com2017-07-24T08:50:35Z2017-07-24T08:50:35Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27399This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/273992017-07-24T08:50:35ZPERENCANAAN KONSTRUKSI PELINDUNG TEBING SUNGAI
SEBAGAI UPAYA PENANGANAN LONGSOR AKIBAT BANJIR DI
BELOKAN SUNGAISungai merupakan salah satu drainase yang memiliki fungsi sebagai saluran.
Sungai yang memiliki banyak tikungan disebut sungai meander. Kondisi
morfologi sungai yang demikian cenderung mengakibatkan aliran air yang terjadi
mengarah ke daerah tertentu di sisi luar belokan dan dapat mengakibatkan
longsor. Oleh karena itu, diperlukan adanya konstruksi pelindung tebing sungai
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan konstruksi pelindung tebing
sungai di belokan sungai dalam hal upaya penanganan longsor.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis hidrologi dengan data curah hujan yang
terletak di Cikao dari tahun 2001 hingga tahun 2015. Dari data hujan kemudian
dilakukan anilisis hidrologi hingga mendapatkan debit hujan serta debit banjir
rencana. Setelah didapatkan debit banjir rencana dan muka air banjir sungai,
kemudian dilakukan perencanaan dimensi konstruksi pelindung tebing sungai
berupa dinding penahan tanah. Selanjutnya dilakukan perhitungan stabilitas
dinding penahan tanah hingga dimensi yang dipakai aman.
Dalam analisis yang dilakukan, diperoleh nilai debit hujan rencana untuk kala
ulang 50 tahun yaitu 39,6333 m³/detik. Tinggi muka air banjir pada cross section
yang ditinjau adalah 1,76 m dengan elevasi 260,65 m di atas permukaan laut.
Dimensi dinding penahan tanah yang direncanakan adalah sebesar 0,3 m untuk
lebar mercu, panjang kaki 2,4 m, tebal kaki 0,5 m dengan tinggi dinding 4 m.
Berdasarkan analisis stabilitas dinding yang dilakukan, disimpulkan dinding aman
dari bahaya geser, guling, serta aman dalam perhitungan daya dukung tanah
sehingga dinding mampu menjadi salah satu alternatif upaya penanganan longsor.
Kata kunci : sungai, dinding penahan tanah, penanganan longsor.
abstract
River is one of the drainage that has function as channel. Rivers that have many
twists are called meanders river. Such a river morphological condition tends to
lead to a flow of water that leads to a certain area on the outer side of the turn and
may cause a landslide. Therefore, it is necessary to have a protective construction
of the river bank. This study aims to plan the construction of river bank cliffs at
river bends in the case of landslide handling efforts.
In this research, hydrological analysis with rainfall data is located in Cikao from
2001 until 2015. From the rain data, hydrological analysis is done to get the rain
discharge and flood discharge plan. After the flood discharge planning and flood
water flow of the river, then carried out planning dimension of protective cliff
construction of the river in the form of retaining wall. Furthermore, the calculation
of the stability of the retaining wall to the dimensions used safely.
In the analysis made, the value of planned rain discharge for 50 years return
period is 39,6333 m³ / sec. The flood water level in the cross section under review
is 1.76 m with an elevation of 260.65 m above sea level. The dimensions of the
proposed retaining wall are 0.3 m for the width of the foot, the leg length is 2.4 m,
the thickness of the foot is 0.5 m and the wall height is 4 m. Based on wall
stability analysis conducted, concluded the wall is safe from the hazards of shear,
bolsters, and safe in the calculation of soil carrying capacity so that the wall can
become one of the alternative efforts to prevent landslides.
Keywords: river, retaining wall, landslide handling. 1315011091 PUTRI RESTU BAROKAHprb.putrirestubarokah@gmail.com2017-07-11T07:01:06Z2017-07-11T07:01:06Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27200This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/272002017-07-11T07:01:06ZPERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN JEMBATAN DI DAERAH
PERBUKITAN TERHADAP BAHAYA LONGSOR AKIBAT GERUSANABSTRACT
Erosion is one of the natural phenomena that cause large losses. Increasing
population is creating the need for housing increases and changes in land use.
Rainwater will continuously excessive seep into the ground, causing an increase
in the weight of the soil. And the resulting shift and scouring material formed
from the process flow instabilities increasingly large. Therefore, we need to plan
the security building. This study aimed to analyze the planning and building
security to overcome the erosion danger result to scour.
This research conducted hydrological analysis with maximum rainfall data CH
Cisomang from 2001 to 2015. Having obtained the rain discharge plan, an
analysis of hydraulics to analyze the protection structure is groundsill. Calculation
of the shear and the bolsters. Furthermore, the hydraulic planning to do for an
megrim and scour.
Value rain discharge for return period of 100 years with a rational method values
obtained 226,8385 m
3
/sec. Rainfall intensity values obtained with Mononobe
formula for return period of 100 years at 17,4336 mm / hour. Watershed drainage
coefficient obtained at 0,7260 with a basin area 232,0086 km
2. Groundsill secure
against the danger of sliding and rolling. Megrim pool type that is USBR type IV
with Froude number 3,8328 and need secure against scour. Based on the analysis
performed, it was concluded that the appropriate safeguards are building
groundsill.
Keywords: erosion, scouring, groundsill.
ABSTRAK
Longsor merupakan salah satu fenomena alam yang menimbulkan kerugian besar.
Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan akan pemukiman
bertambah dan perubahan tata guna lahan. Air hujan akan terus-menerus meresap
secara berlebihan ke dalam permukaan tanah sehingga menyebabkan
bertambahnya bobot tanah. Dan mengakibatkan terjadinya pergeseran material
dan gerusan yang terbentuk dari proses ketidakstabilan aliran semakin lama
semakin besar. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan bangunan
pengaman. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan dan menganalisis
bangunan pengaman untuk mengatasi bahaya longsor akibat gerusan.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis hidrologi dengan data curah hujan
maksimum CH Cisomang dari tahun 2001 sampai 2015. Setelah diperoleh debit
hujan rencana, dilakukan analisis hidrolika untuk menganalisis bangunan
pengaman yaitu groundsill. Perhitungan terhadap gaya geser dan guling.
Selanjutnya dilakukan perencanaan hidrolis dilakukan untuk kolam olak dan
gerusan.
Nilai debit hujan untuk kala ulang 100 tahun dengan metode rasional diperoleh
nilai 226,8385 m
3
/detik. Diperoleh nilai intensitas hujan dengan rumus Mononobe
untuk kala ulang 100 tahun sebesar 17,4336 mm/jam. Koefisien pengaliran pada
DAS diperoleh sebesar 0,7260 dengan luas DAS 232,0086 km
2
. Groundsill aman
terhadap bahaya geser dan guling. Tipe kolam olak yaitu USBR tipe IV dengan
bilangan Froude 3,8328 dan perlu pengamanan terhadap gerusan. Berdasarkan
analisis yang dilakukan, disimpulkan bahwa bangunan pengaman yang tepat yaitu
groundsill.
Kata kunci : longsor, gerusan, groundsill1315011003 ADLINA MUTIARA PUTRIadlinamutiara15@gmail.com2017-07-10T07:52:55Z2017-07-10T07:52:55Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27188This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/271882017-07-10T07:52:55ZPERCOBAAN PENGUJIAN PEMADATAN TANAH METODE
STANDARD PROCTOR DENGAN ALAT UJI TEKAN
PEMADAT MODIFIKASIBerkaitan dengan sarana transportasi, karena ada pertambahan kendaraan dan
peningkatan perekonomian masyarakat, maka diperlukan jalan yang baru atau
perbaikan jalan yang lama. Untuk membangun suatu konstruksi sangat
berkaitannya dengan kondisi fisik dan mekanis tanah, hal ini disebabkan karena
tanah merupakan salah satu material yang sangat berperan penting dalam
mendukung suatu konstruksi. Untuk mendapatkan kualitas tanah timbunan
yang baik maka dibutuhkan pemadatan tanah agar stabil terhadap beban
struktur maupun beban non struktur. Pada penelitian ini membandingkan energi
pemadatan tanah metode standard proctor dengan alat uji tekan pemadat
modifikasi.
Pada pengujian sampel tanah yang digunakan berasal dari daerah Tirtayasa
Kec. Sukabumi Bandar Lampung. Sampel yang digunakan ada duabelas
sampel untuk pengujian alat uji tekan pemadat modifikasi, dengan tekanan
yang digunakan adalah 5 Mpa, 10 Mpa, 15 Mpa dan 20 Mpa. Untuk setiap
tekanan dilakukan untuk tiga sampel tanah.
Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa berat volume maksimum
(γdmaks) sebesar 1,4 gr/cm3 pada pengujian metode standard proctor dengan
hasil pada alat uji tekan pemadat modifikasi didapat nilai tekanan sebesar 7
Mpa dan tekanan pada mesin penggilas kaki kambing sebesar 6,9 N/mm2.
Kata kunci : Pasir Berlempung, Pemadatan, Standard Proctor, Karakteristik
Tanah
ABSTRACT
Related with transportation facilities, due to increases of vehicles and community
economy, a new road or a repaired old road is needed. To build a construction is
related with physical and mechanical soil conditions, this caused because soil is
one of important materal in supporting a construction. To obtain good soil pile
quality soil, soil compaction is required to stabilize against both structural or nonstructural
loads. In this study comparing the standard proctor method soil
compaction energy with modified press test compaction tools.
In this test soil samples used is from Tirtayasa Region Sukabumi District Bandar
Lampung. Twelve samples are used for modified press test compaction tools tests,
with pressure used are 5 Mpa, 10 Mpa, 15 Mpa, and 20 Mpa. For every pressure
conducted for 3 soil samples.
Laboratory experiment result shows that the maximum volume weight (γdmaks) of
1,4 gr/cm3 amount on standard proctor method tests with the results on modified
press test compaction tools obtain pressure value of 7 Mpa value and the pressure
on sheep foot rifling machine of 6,9 N/mm2.
Keywords: Sand Clay, Compaction, Standard Proctor, Soil Characteristics1345011011 ERNY ROBIANTIernyrobianti16@gmail.com2017-07-10T06:54:53Z2017-07-10T06:54:53Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27187This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/271872017-07-10T06:54:53ZKEBUTUHAN MATERIAL JARINGAN JALAN PROVINSI
DI PROVINSI LAMPUNG TAHUN ANGGARAN 2016
PADA WILAYAH 2 DAN WILAYAH 4
ABSTRAK
Provinsi Lampung merupakan provinsi yang setiap tahunnya mengadakan
perbaikan dan pembangunan infrastruktur, khususnya dibidang jalan. Semakin
meningkat nya pembangunan jalan maka semakin banyak material yang
dbutuhkan untuk mencukupi pembangunan tersebut,
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah material jaringan jalan provinsi
provinsi Lampung tahun anggaran 2016 wilayah 2 dan wilayah 4 dan untuk
mendapatkan kebutuhan material ditahun berikutnya.
Dari pengumpulan data didapat pola pelelangan pelaksanaan proyek dimulai di
pertengahan tahun sampai di akhir tahun. Dan dari hasil analisa perhitungan
kebutuhan material pekerjaan jaringan jalan provinsi Lampung tahun 2016
didapatkan hasil yang dominan terhadap penggunaan Pasir, Aspal, Agregat Kasar,
dan Semen. Untuk memenuhi kebutuhan material proyek pekerjaan jalan provinsi
Lampung tahun 2016 wilayah 2 dan wilayah 4 cukup baik, hal itu di tunjukan
dengan terpenuhi nya akan material pekerjaan jalan provinsi di tahun 2016. Dari
hasil analisis perhitungan kebutuhan material jalan provinsi tahun 2016 dapat
digunakan sebagai pedoman dalam menghadapi akan kebutuhan material ditahun
berikut nya. `
Kata kunci: kebutuhan material, wilayah 2 dan wilayah 4
ABSTRACT
Lampung Province is a province that annually holds improvements and infrastructure
development, especially in the field of roads. By the increase of the road construction, the more
material needed to meet the development.
This research was conducted to know the amount of material of provincial road network of
Lampung province in budget year 2016 region 2 and region 4 and to get material requirement in
next year.
From the collection of this data, obtained the auction pattern of project implementation began in
mid-year until the end of the year. And from result of calculation of material requirement of road
construction project of Lampung province in 2016 got the dominant result to use Sand, Asphalt,
Aggregate Coarse, and Cement. In fulfilling the material needs of the Lampung provincial road
project in 2016 region 2 and region 4 is good enough, it is shown with its fulfillment of the
provincial road works material in 2016. From the analysis of the calculation of provincial road
material needs in 2016 can be used as a guide to face the material needs of the following year.
Keywords : Material needs, Region 2 and Region 41115011064 MEI FRA WAHYUDIwahyudimeifra@gmail.com2017-06-20T06:37:14Z2017-06-20T06:37:14Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27079This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/270792017-06-20T06:37:14ZPENGARUH BOTTOM ASH SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEJUMLAH PASIR TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK LENTUR DAN MODULUS ELASTISITAS PADA BETON MUTU TINGGISeiring berjalannya waktu produksi beton mutu tinggi semakin lama akan semakin meningkat dan sebaliknya akan mengakibatkan berkurangnya sumber daya alam. Salah satunya ialah pasir sebagai bahan baku beton. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu material lain yang dapat menggantikan sebagian sumber daya alam tersebut. Bottom ash merupakan salah satu material dari limbah hasil proses pembakaran batubara pada sektor pembangkit listrik, umumnya memiliki ukuran partikel atau butiran yang halus seperti pasir.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan penggunaan variasi pasir dan bottom ash yang baik bagi beton mutu tinggi. Pengujian berupa uji kuat tekan dengan silinder beton 10x20 cm, uji kuat lentur dengan balok 10x10x40 cm dan modulus elastisitas beton dengan silinder beton 15x30 cm. Komposisi penggantian pasir dengan bottom ash sebanyak 0%, 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%.
Hasil pengujian kuat tekan dan kuat lentur optimum diperoleh pada variasi 80% bottom ash. Nilai kuat tekan sebesar 39,68 MPa (umur 7 hari) dan 45,41 MPa (umur 28 hari). Nilai kuat lentur sebesar 4,62 MPa (umur 7 hari) dan 5,53 MPa (umur 28 hari). Nilai modulus elastisitas beton optimum diperoleh pada variasi 20% dan 80% bottom ash yaitu sebesar 60625,67 MPa dan 59441,67 MPa (umur 28 hari).
Over time the production of high strength concrete it will increse more and more and otherwise it will decrease the natural resources. One of them is sand as concrete material. Based on the problem, it will be required another material, that can replace a number of the sand. Bottom ash is one of material from waste coal plant, generally have particle size or fine granule like as sand.
This research is used to determine the variation of sand and bottom ash for high strength concrete. The testing are compressive strength with cylinder concrete 10x20 cm, flexural strength with beam concrete 10x10x40 cm, and modulus of elasticity concrete with cylinder concrete 15x30 cm. The compositions of the bottom ash for substitution the sand are 0%, 20%, 40%, 60%, 80% and 100%.
The results of the compressive strength and flexural strength optimum testing are showed on variation 80% of bottom ash. Compressive strength values are 39,68 MPa (7 days age) and 45,41 MPa (28 days age). Flexural strength values are 4,62 MPa (7 days age) and 5,53 MPa (28 days age). Modulus of elasticity concrete optimum are showed on variation 20% and 80% of bottom ash with 60625,67 MPa and 59441,67 MPa (28 days age).
1215011103 SHOLAHUDDIN TRIWIDINATAsholeh.tri19@gmail.com2017-06-16T07:39:09Z2017-06-16T07:40:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26967This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/269672017-06-16T07:39:09ZKEBUTUHAN MATERIAL JARINGAN JALAN PROVINSI DI PROVINSI
LAMPUNG TAHUN ANGGARAN 2016 WILAYAH 1 DAN 3ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji tentang kebutuhan material bahan yang
dibutuhkan untuk proyek jalan provinsi di Provinsi Lampung pada tahun anggaran
2016 dan untuk mendapatkan hasil kebutuhan tahun ke depan.
Dari hasil analisa perhitungan kebutuhan material bahan pekerjaan jalan provinsi
lampung wilayah 1 dan 3 pada tahun 2016, menunjukan kebutuhan yang cukup
besar, untuk kebutuhan aspal, semen, pasir, batu. Dari hasil analisa perhitungan
kecenderungan pemerintah untuk melaksanakan pola pengadaan lelang yang
cukup terlambat. Dan berdampak pada keterlembatanya pasokan kebutuhan
material bahan pekerjaan jalan provinsi lampung.
Namun untuk memenuhi kebutuhan material bahan pekerjaan jalan provinsi
lampung sudah cukup baik. Mengingat terpenuhi nya pasokan kebutuhan yang
lancar untuk memenuhi kebutuhan material tersebut.
`
Kata kunci: kebutuhan material, jaringan jalan, provinsi lampung,
ABSTRACT
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji tentang kebutuhan material bahan yang
dibutuhkan untuk proyek jalan provinsi di Provinsi Lampung pada tahun anggaran
2016 dan untuk mendapatkan hasil kebutuhan tahun ke depan.
Dari hasil analisa perhitungan kebutuhan material bahan pekerjaan jalan provinsi
lampung wilayah 1 dan 3 pada tahun 2016, menunjukan kebutuhan yang cukup
besar, untuk kebutuhan aspal, semen, pasir, batu. Dari hasil analisa perhitungan
kecenderungan pemerintah untuk melaksanakan pola pengadaan lelang yang
cukup terlambat. Dan berdampak pada keterlembatanya pasokan kebutuhan
material bahan pekerjaan jalan provinsi lampung.
Namun untuk memenuhi kebutuhan material bahan pekerjaan jalan provinsi
lampung sudah cukup baik. Mengingat terpenuhi nya pasokan kebutuhan yang
lancar untuk memenuhi kebutuhan material tersebut.
`
Kata kunci: kebutuhan material, jaringan jalan, provinsi lampung,1115011060 M HENDRO PRAWAKA hendroprawaka123@gmail.com2017-06-16T03:23:51Z2017-06-16T03:23:51Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26952This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/269522017-06-16T03:23:51ZANALISIS KOORDINASI SINYAL ANTAR SIMPANG
PADA RUAS JALAN Z.A. PAGAR ALAMTerdapat tiga simpang yang berada dalam jarak 1,3 km yang menjadi fokus
penelitian di Jalan Z.A. Pagar Alam. Permasalahan yang terkadang terjadi adalah
kendaraan yang harus berhenti pada tiap simpang karena selalu mendapat sinyal
merah.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara survei langsung pada ketiga simpang.
Adapun data yang diambil adalah volume simpang dan geometrik simpang.
Simpang I dilepaskan dari pengkoordinasian sinyal antar simpang, dengan waktu
siklus 63 detik diperoleh derajat kejenuhan rata-rata 0,73 dengan panjang antrian
70,23 m. Setelah dilakukan tiga perencanaan antara simpang II dan simpang III
diperoleh waktu siklus terbaik 99 detik. Derajat kejenuhan rata-rata simpang II
yaitu 0,77 dengan panjang antrian 146,71 m dan simpang III yaitu 0,85 dengan
panjang antrian 82,03 m. Karena derajat kejenuhan sudah mendekati 0,8 dan
sudah ada yang melebihi 0,8 perlu dilakukan pembangunan khusus.
Kata kunci : Koordinasi Sinyal, Waktu Siklus, Simpang1115011079 Prayogaprayoga22@gmail.com2017-06-09T04:00:39Z2017-06-09T04:00:39Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26805This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/268052017-06-09T04:00:39ZEVALUASI KINERJA RAINWATER HARVESTING DI LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNGABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pembangunan ground
water tank tersebut, system distribusi jaringan air bakunya, pengoperasian dan
perawatan airnya serta dengan menguji kualitas dari air yang ditampung.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Metode ini
berupa mengumpulkan data dimensi PAH, data luasan atap keseluruhan bagian
yang menangkap air ke ground water tank, data hujan tahun 2011 – 2013 sebagai
nilai inflow, kebutuhan air baku jurusan teknik sipil rata – rata setiap harinya
sebagai nilai outfow.
Dari hasil penelitian ini didapat potensi penghematan air tanah dalam kurun waktu
3 tahun sebesar 45.3%, dari hasil uji laboratorium dan pengujian secara fisik air
hujan tersebut masuk dalam kriteria mutu air kategori kelas 1 yaitu air yang
peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, sistem distribusi air
yang digunakan yaitu down feed system,water threatment yang digunakan
(penyaring bahan padat, pengendapan lumpur, absopsi/penyerapan).
Kata kunci: Air Hujan, Pemanen Air Hujan, Potensi Penghematan Air Tanah
ABSTRACT
This research aims to find the effectiveness of development the ground water tank,
distribution system water supply in network, operations and water treatment and
examination of water quality which is stored. Research conducting is using the
method descriptive quantitative. This method of collect data dimensions PAH,
data whole space the roof of the part that chatching water to ground water tank,
rain data 2011 – 2013 as value inflow, standard water needs of the department of
civil engineering on average each day as the value of the outflow.
The research is obtainable potential saving groundwater within 3 years worth
45.3%, from the laboratory tests and testing physically water it is included on the
criteria water quality category 1 class the water is aimed can be used to raw
water drinking water, the distribution system water used the down feed system,
water threatmen that is used ( filter solid material, the deposition of mud,
absorption).
Keywords : Rainwater, rainwater harvesting, the potential saving groundwater.1215011049 HASNA NURAFIFAhasnaafifa73@gmail.com2017-06-09T02:15:55Z2017-06-09T02:15:55Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26799This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/267992017-06-09T02:15:55ZSTUDI ANALISIS PENURUNAN TANAH LEMPUNG LUNAK DAN
LEMPUNG ORGANIK MENGGUNAKAN PEMODELAN BOX DAN
MATRAS BETON BENDRAT TANPA TIANGTanah lempung memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu bangunan sipil
khususnya di gedung dan proyek-proyek di seluruh indonesia. Pembangunan
kontruksi ditanah lempung akan mengalami beberapa kendala seperti adanya
penurunan tanah dan apabila tanah diberi pembebanan maka akan terjadinya
penurunan tanah yang signifikan, akan berkurangnya volume tanah sehingga air
pori keluar dan menyebabkan tekanan air pori naik sehingga mengalami
penurunan tanah secara konsolidasi. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian
penurunan tanah yang menggunakan box dan matras beton bendrat tanpa tiang
sebagai alat penurunan tanahnya.
Untuk mengetahui seberapa besar fungsi dari alat penurunan ini dapat dibuktikan
dilaboratorium dengan menguji tanah lempung di dalam box dan di bebani oleh
matras beton bendrat dan diberi pembebanan, kemudian dilakukan pengujian
penurunan tanah atau yang disebut konsolidasi. Pemberian pembebanan diatas
permukaan tanah lempung bertujuan untuk melihat koefesien konsolidasi (Cv)
indeks pemampatannya (Cc) perubahan volume (Av) dan koefesien kemampatan
volume (Mv).
Hasil pengujian penurunan tanah lempung yang menggunakan pemodelan box
dan matras beton bendrat tanpa tiang, tanah lempung lunak mengalami penurunan
51 % sedangkan tanah lempung organik mengalami penurunan 56 %. dikarenakan
tanah lempung organik memiliki nilai kadar air yang lebih tinggi. Penelitian ini
membuktikan bahwa tanah lempung organik lebih cepat mengalami penurunan
dibandingkan dengan tanah lempung lunak ketika diberi pembebanan tertentu.
Kata kunci : Tanah Lempung, Box Uji Dan Matras Beton Bendrat Tanpa Tiang,
Penurunan Tanah
abstract
Soil clay have role that very important for something building civil especially in
building and projects in whole indonesia. Development construction in soil clay
will experience some obstacles as existence settlement and if soil given loading
then will occurrence settlement that significant, will reduced volume soil so water
pore exit and cause pressure water pore up so experience settlement on
consolidation. Then from that need do research settlement that use box and
mattress concrete bendrat without pole as tool land subsidence.
For knowing how much big function from tool decline this could proven in
laboratory with test soil clay in the box and burdened by concrete mattress
bendrat and given loading, then do testing settlement or that called consolidation.
Giving loading above surface permeability clay aim for look coefficient
consolidation (Cv) compression index (Cc) changes in volume (Av) and the
coefficient congestion volume (Mv).
Result loading settlement clay that use modeling box and mattress bendrat
without pole, soft clay soil experience decline 51% while organic clay soil
experience decline 56%. Because of organic clay soil have value water content
that more high. Research in prove that organic clay soil more fast experience
decline compared with soft clay soil when given loading certain.
Keywords : clay soil, concrete mattress box test and bendrat without poles, soil
consolidation1115011092 RIANSYAH PUTRAriyan_1611@yahoo.com2017-04-28T06:30:09Z2017-04-28T06:30:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26476This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/264762017-04-28T06:30:09ZEVALUASI PERENCANAAN JEMBATAN BETON BERTULANG
BALOK T DENGAN VARIASI MUTU DARI K-200 - K-300Perencanaan jembatan beton bertulang balok T dengan variasi mutu dilakukan
untuk mengetahui suatu desain jembatan yang dapat dibangun di wilayah-wilayah
terpencil. Di karenakan sulitnya prasarana transportasi menjangkau wilayah
tersebut menyebabkan harga bahan materail menjadi lebih tinggi. Sehingga
diperlukan suatu desain jembatan dengan mutu beton minimum namun tetap
sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
Jembatan yang direncanakan memiliki bentang 15 m, lebar lajur lalu lintas 2 x 5,5
m , menggunakan dimensi jembatan dan diameter tulangan yang sama untuk setiap
variasi mutu. Variasi mutu yang dilakukan yaitu K-200, K-225, K-250, K-275 dan
K-300. Perencanaan yang dihitung merupakan struktur atas jembatan dengan
Standar pembebanan mengacu kepada RSNI T-02-2005.
Dari perhitungan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada potongan 2-2,
potongan 3-3 dan potongan 4-4 Semakin rendah mutu beton akan diperoleh luas
tulangan perlu tulangan lentur girder yang lebih besar. Namun pada potongan 1-1
jumlah tulangan pada setiap mutu memiliki jumlah tulangan yang sama karna rasio
tulangan yang digunakan adalah rasio tulangan minimum. Penulangan geser girder
dengan menggunakan diameter yang sama akan menghasilkan jarak antar
tulangan perlu yang semakin besar seiring meningkatnya mutu beton. Lendutan
maksimum girder yang terjadi akan semakin kecil jika mutu beton meningkat.
Namun jika jumlah tulangan pada mutu K-200 lebih banyak maka nilai
lendutannya akan lebih kecil dibanding dengan mutu K-300. Semakin rendah mutu
beton pada tulangan lentur slab dengan D16 akan didapat jarak antar tulangan
perlu semakin kecil. Pada K-200 diperoleh D16-107,2881, untuk mutu K-225
diperloleh D16-109,8858, mutu K-250 diperoleh jarak tulangan D16-111,8636,
pada mutu K-275 diperoleh D16-111,4237 dan D16-114,6874 untuk mutu K-300.
Namun saat pemasangannya digunakan jarak antar tulangan yang sama yaitu D16-
100.
Kata Kunci: Jembatan, balok T, Variasi mutu, Struktur atas
ABSTARCT
Design of reinforced concrete T beams bridge with variation concrete strength is
conducted to determine design of a bridge which can be built in remote area that
are difficult to obtain material due to the difficulty of transportation infrastructure
to reach the location. Ttransportation become the major problem while send
material to remote area causing the price of material are higher than average. So it
is a necessity to have a bridge design that can be built with a minimum concrete
quality but still in accordance with the applicable safety standards.
The bridge has a span of 15 m, a width of traffic lanes 2 x 5.5 m, using the same
bridge dimensions and the same diameter of reinforcement for any variations in
concrete strength. Variations quality made is K-200, K-225, K-250, K-275 and K-
300. Calculation Planning is a structure of a upper by refered to RSNI code T-02-
2005.
From calculations that have been done show that in pieces 2-2 , pieces 3-3 and
pieces 4-4 The lower concrete strength will obtains more reinforcement flexural
reinforcement needs with larger girder. However at pieces 1-1 the amount of
reinforcement on every concrete strength has the same amount of reinforcement
because the reinforcement ratio is the ratio of minimum reinforcement.
Shear reinforcement of girder using the same diameter will produce the
reinforcement needs with greater spacing while concrete strength increased.
Girder maximum deflection that occurs will be smaller if the concrete strength
increases. However, if the amount of reinforcement in the quality of K-200 more
greater then the value deflection will be smaller compared with the quality of K-
300. The lower quality of flexural strength concrete slab with the D16 will get
smaller reinforcement spacing. In the K-200 acquired D16-107,2881, for the quality
of acquired D16-109,8858 K-225, K-250 acquired quality reinforcement D16-
111,8636, the quality of K-275 acquired D16-111,4237 and D16- 114.6874 to the
quality of K-300. However, during installation the same spacing between
reinforcement is still use D16-100.
Key word : bridge, T beams, quality variation, Upper structure1315011032 DEVIE ARISANDY SUMANTRI devie.sumantri@gmail.com2017-04-28T06:05:50Z2017-04-28T06:05:50Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26475This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/264752017-04-28T06:05:50ZANALISIS KEAMANAN JARAK ANTAR ALAT PENYAMBUNG GESER (SHEAR CONNECTOR) BERDASARKAN DISTRIBUSI TEGANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGAABSTRAK
Balok baja dan pelat beton dalam struktur komposit harus terpasang dengan baik untuk mendapatkan interaksi yang baik antara keduanya. Gaya geser horizontal yang timbul antara keduanya selama pembebanan harus ditahan oleh shear connector pada bagian atas balok baja. Fungsi shear connector adalah untuk menjaga koneksi pelat di posisi awal. Pemasangan shear connector akan menimbulkan distribusi tegangan yang tersebar secarav tidak merata pada pelat beton. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa jarak aman dari shear connector berdasarkan distribusi tegangan pada pelat beton.
Penelitian ini menggunakan software SAP2000 versi 14 untuk menemukan tegangan maksimum, kemudian tegangan yang pada pelat dianalisis dengan metode elemen hingga dan Microsoft Excel yang berdasarkan pada teori Kirchoff-Love. Teori ini memiliki beberapa batasan seperti : plate dianggap sebagai sebuah struktur tipis dengan defleksi kecil pada bidang tengah; material pelat elatis, homogen, dan isotropis; ketebalan pelat relatif lebih kecil dari dimensi lain.
Hasil analisis yang menunjukkan bahwa tegangan maksimum terletak di tengah bentang di dekat tumpuan (shear connector). Jika posisi shear connector tidak sesuai dengan SNI-1729-2015, pelat dapat mengalami keretakan karena tegangan telah melebihi batas dari modulus retakan beton (fr). Resiko kegagalan meningkat jika jarak antar shear connector diperlebar karena tegangan telah melewati batas tegangan retak.
Kata kunci : Tegangan, shear connector, pelat, metode elemen hingga, SAP2000.
ABSTRACT
Steel beam and concrete plate in composite structure must be well attached to get good interaction between both. The horizontal shear force which arise between both during wading should be holt by the shear connector on top part of the steel beam. The function of the shear connector is to keep concrete plate on initial position. The installation of the shear connector will influence the distribution of the stress spread in unevenly on concrete plate. This research aims to analyse the safe distance of shear connector based on distribution of stress in concrete plate.
This research used software SAP2000 version 14 to find maximum stress on beam then the stress in the plate was analysed by finite element method and Microsoft Excel used base on Kirchoff-Love theories. The theory limited some parameters such as : plate is considered as a thin structure with small deflection on the middle; plate material is elastic, homogeneous, and isotropic; plate thickness is relatively smaller than other dimension.
The analysis result show that maximum stress was located in the middle of span near the support (shear connector). If position of the shear connector not accord with SNI-1729-2015, the plate can crack due to the exceed of modulus concrete crack (fr). The risk of failure increased as line with the wider shear connector distance due to overpass of crack stress.
Keywords : Stress, shear connector, plate, finite elemen method, SAP2000.
1315011002 ADITIA RESHI DISTAreshii.diista@gmail.com2017-04-27T07:07:23Z2017-04-27T07:07:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26457This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/264572017-04-27T07:07:23Z
PERENCANAAN MODA TRANSPORTASI UMUM
BERBASIS KERETA API
RUTE TANJUNG KARANG – BANDARA RADIN INTEN II
ABSTRAK
Pemilihan moda transportasi merupakan sesuatu yang penting dalam perencanaan transportasi angkutan umum. Hal ini karena peran penting dari angkutan umum dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas sistem pergerakan transportasi. Penyedia transportasi dituntut untuk dapat menyediakan pelayanan yang mudah, murah, cepat, aman, dan nyaman bagi pengguna transportasi umum. Sehingga sistem angkutan umum yang memadai dapat diwujudkan untuk menunjang pergerakan kemajuan zaman.
Perencanaan moda transportasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas pergerakan manusia dan atau barang menggunakan kereta api melalui rute Tanjung Karang – Bandara Radin Inten II. Selain itu, perencanaan ini juga bertujuan untuk mengurangi faktor hambatan yang kerap kali dikeluhkan pengguna transportasi dari Tanjung Karang – Bandara Radin Inten II yang menggunakan moda transportasi saat ini. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode statistik deskriptif, untuk mencari utilitas kereta api berdasarkan maksud perjalanan kerja/urusan dinas, kunjungan sosial, sekolah/kuliah, berdagang dan rekreasi.
Dari seluruh responden yang mengisi kuisioner, terdapat 258 (71,67%) responden berasal dari Kota Bandar Lampung dan 102 (28,33%) responden berasal dari luar Kota Bandar Lampung. Hal ini menunjukkan bahwa peminat transportasi udara yang berasal dari Kota Bandar Lampung lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penumpang dari luar Kota Bandar Lampung. Hasil survei juga menyatakan sebanyak 86,12% responden asal Kota Bandar Lampung berminat untuk beralih ke moda transportasi yang direncanakan.
Kata kunci : Kereta api, kereta api bandara, jadwal kereta, gapeka
ABSTRACT
The selection of moda transportation is important model in planning transportation of public transport. This is because an important role of public transport in improving efficiency and effectiveness of movement in the system transportation. In movement, local transportation is required to be able to provide services that are easy, cheap, quick, safe and convenient for users of public transportation. So the system of public transport could be realized to support the movement of the progress of time.
Planning a mode of transport could be done in order to know the extent of the effectiveness of the movement of people and goods or use the train through the route of Tanjung Karang - Radin Inten II Airport. In addition, the plan is also aims to reduce the obstacles that often complained by users of transport from Tanjung karang - Radin Inten II Airport which using moda transportation right now. In this study the method used is statistics descriptive, to find utility board based on what’s the way of work or business, a social visit, school, and leisure.
Of all respondents filled out the questionnaire, there are 258 (71,67%) of respondents from Bandar Lampung and 102 (28,33%) of respondents came from out Bandar Lampung. It showed that the demand of transport air that comes from Bandar Lampung is higher compared to the number of out Bandar Lampung. The survey also said as many as 86,12% of respondents from Bandar Lampung interest to switch to moda transportation.
Keyword: Train, Station, Schedule, Gapeka.
1015011112 RINDRI MUTOHIR 2017-03-06T08:23:36Z2017-03-06T08:23:36Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25986This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/259862017-03-06T08:23:36ZANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN DINDING
PENAHAN TANAH KANTILEVER DAN GEOTEKSTIL PADA RUAS
JALAN LINTAS LIWA–SIMPANG GUNUNG KEMALA KM. 268+550Ruas jalan lintas Liwa-Simpang Gunung Kemala KM.268+550 terletak di wilayah
perbukitan TNBBS Lampung yang memiliki kondisi geografis terdiri dari tebing dan
jurang yang cukup curam, sehingga rawan mengalami kelongsoran. Hal ini tentunya
sangat membahayakan bangunan dan pengguna jalan di sekitar lereng sehingga
diperlukan solusi alternatif yang bisa menjadikan lereng tersebut aman dari bahaya
longsor. Salah satunya adalah dengan membangun konstruksi perkuatan pada lereng
seperti geotekstil dan dinding penahan tanah kantilever.
Dalam menganalisis stabilitas lereng digunakan satu program komputer yaitu
SLOPE/W, digunakan untuk menghitung angka keamanan secara akurat dalam waktu
yang singkat. Analisis stabilitas lereng eksisting dengan program SLOPE/W metode
Bishop pada kondisi basah dan kering diperoleh nilai angka keamanan sebesar 0,433
dan 0,4. Hasil tersebut membuktikan struktur lereng tidak aman, maka diperlukan
solusi untuk penanganan kelongsoran lereng sehingga memiliki nilai angka aman
lereng yang stabil dengan menggunakan perkuatan geotekstil woven dengan jumlah
16 lapis, kapasitas tarik 200 kN/m, kohesi 3 kPa dan sudut geser terhadap tanah 38o,
jarak vertikal 2 m dan dinding penahan beton kantilever yang memiliki tinggi 15 m
dengan berat jenis 25 kN/m3, kuat tekan beton rencana (f’c) 30 MPa dan kuat tarik
baja (fy) 400 MPa.
Tanah timbunan digunakan untuk memperbaiki geometri lereng dibuat untuk
mengurangi kemiringan lereng. Hasil analisis stabilitas kelongsoran lereng yang
diperkuat dengan geotekstil menggunakan SLOPE/W diperoleh nilai angka keamanan
1,332, sedangkan yang diperkuat dengan dinding penahan kantilever sebesar 1,852.
Untuk analisis stabilitas eksternal dengan perkuatan geotekstil didapatkan angka
keamanan stabilitas guling 5,9479, stabilitas geser 3,3531 dan daya dukung 3,4815,
sedangkan dengan perkuatan dinding penahan kantilever didapatkan angka keamanan
stabilitas guling 6,0643, stabilitas geser 2,2346 dan daya dukung 3,1828.
Kata kunci : Stabilitas lereng, Stabilitas dinding penahan, Geotekstil, SLOPE/W.
abstract
Liwa Cross Roads – Intersection of Kemala Mount KM.268 + 550 is located on the
hills of TNBBS Lampung which geographic conditions consists of cliffs and ravines
are quite steep, so prone to sliding. This is certainly very harmful to the building and
the road users around the slopes so that necessary alternative solutions that could
make the slopes safe from the danger of landslides. One way is to build reinforcement
construction on a slope such as geotextiles and cantilever retaining wall.
In analyzing of the slope stability used a computer program, that is SLOPE/W, is
used to calculate the safety factor accurately in a short time. Existing slope stability
analys with the program SLOPE/W Bishop methods in wet and dry conditions
obtained value of safety factor 0.433 and 0.4. These results prove the structure of the
slopes is not safe, it is needed solutions to handle slope sliding that has a stable
numerical secure slope value by using woven geotextile reinforcement by the number
of 16 layers, tensile capacity 200 kN/m, cohesion 3 kPa and the friction angle of the
soil 38o, vertical distance 2 m and a cantilever concrete retaining wall that has a
height 15 m with a specific gravity 25 kN/m3, the compressive strength of concrete
plans (f'c) 30 MPa and a tensile strength steel (fy) 400 MPa.
Pile soil used to improve slope geometry made to reduce the slope. The results of
slope sliding stability analysis, reinforced with geotextile using SLOPE/W obtained
value of safety factor 1,332, while reinforced with cantilevered retaining wall at
1.852. For the analysis of external stability by geotextiles strengthening obtained
bolsters safety factor 5.9479, shear stability 3.3531 and carrying capacity 3.4815,
while the cantilevered retaining wall reinforcement obtained stability bolsters safety
factor 6.0643, shear stability 2.2346 and carrying capacity 3.1828.
Key words: Slope stability, stability of retaining walls, Geotextile, SLOPE/W.(1115011096) SEPTIAN ADI SAPUTRA septianadisaputra96@gmail.com2017-03-03T08:45:50Z2017-03-03T08:45:50Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25962This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/259622017-03-03T08:45:50ZPENGARUH ABU TERBANG SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEMEN PADA BETON BERAGREGAT HALUS BOTTOM ASHPemakaian batubara sebagai sumber listrik baik bagi industri maupun pembangkit tenaga listrik semakin meningkat. Penggunaan batubara tersebut menghasilkan limbah padat berupa abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash) sebagai hasil dari proses pembakaran yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan. PLTU Tarahan Lampung Selatan merupakan salah satu penghasil limbah fly ash dan bottom ash. Fly ash dan bottom ash memiliki potensi besar dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan beton.
Penelitian ini bertujuan mencari komposisi campuran beton dengan bahan tambahan fly ash dan bottom ash yang menghasilkan kuat tekan optimum. Pengujian yang dilakukan berupa uji kuat tekan beton dan uji porositas beton. Komposisi penggantian agregat halus dengan bottom ash sebanyak 80% dan pengantian semen dengan fly ash sebanyak 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%. Benda uji yang digunakan untuk pengujian kuat tekan berupa silinder beton 150 x 300 mm pada umur 28 hari dan 56 hari serta pengujian porositas berupa silinder beton 100 x 200 mm pada umur 28 hari.
Dari hasil penelitian uji kuat tekan beton diperoleh kadar fly ash optimum pada penggunaan 15% dengan kuat tekan sebesar 29,8032 MPa pada umur 28 hari dan 34,4245 MPa pada umur 56 hari. Nilai porositas optimum diperoleh pada penggunaan kadar 0% fly ash yaitu sebesar 23,8753%. Dapat disimpulkan bahwa bottom ash dan fly ash yang berasal dari PLTU Tarahan Lampung Selatan baik digunakan sebagai bahan pengganti pada beton.
Kata kunci : fly ash, bottom ash, kuat tekan, porositas
1215011057 KEVIN LINCOLENkevinlincolen@gmail.com2017-02-28T06:14:31Z2017-02-28T06:14:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25840This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/258402017-02-28T06:14:31ZEVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI LAMPUNG ABSTRAK
Sistem transportasi Indonesia masih didominasi oleh transportasi darat membuat jalan memiliki peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Jalan Provinsi Lampung terdiri dari jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota. Jalan lintas timur telah beroperasi sejak tahun 2000 terdiri dua ruas jalan arteri primer yaitu ruas 001 dan 002 dan lima ruas jalan kolektor primer yaitu ruas 003, 004, 005, 006 dan 007.
Untuk mengetahui perkembangan jalan lintas timur Provinsi Lampung ditinjau dari penampang jalan, nilai kondisi jalan, dan perubahan tata guna lahan serta sebagai informasi kepada pengambil kebijakan.
Perkembangan kondisi jalan pra konstruksi hingga tahun 2015, kondisi menurun pada ruas 003 dan 004 dengan kondisi sedang 7 km dan 9.4 km. Ruas 005, 006, dan 007 meningkat pada tahun 2015. Kondisi baik masing-masing 51 km, 55 km, dan 32.9 km. Kondisi kemantapan ruas 003 senilai 100%, ruas 004 senilai 99.78%, ruas 005 senilai 100%, ruas 006 senilai 99.46%, dan ruas 007 senilai 100%. Perubahan tata guna lahan di sepanjang lintas timur dari tahun 2002 hingga 2015 menunjukan perubahan dengan klasifikasi masing-masing meliputi: permukiman tumbuh 203.70%, vegetasi tumbuh 108.20%, pertanian tumbuh 66.94%, dan perkebunan tumbuh 58.99%.
Kata kunci: Jalan Lintas Timur, Nilai Kondisi Jalan, Tata Guna Lahan
.
ABSTRACT
Indonesian transport system is still dominated by ground transportation, it makes the road has an important role in economic growth. Road in the province of lampung is consists of national roads, provincial roads, and district/city roads. Eastern highway has been operating since 2000, consists of two primary arterial road which are section 001 and 002 as well as five primary collector roads, they are sections 003, 004, 005, 006, and 007.
To find out the development of eastern highway in lampung province in terms of a cross-roads, the value of roads condition , and transformation of land use along as information to policy maker
The development of road condition pre-construction up to 2015, the declining condition of the section 003 and 004 with the condition were 7 km and 9,4 km. Section 005, 006, and 007 increased in 2015, dandy condition on each section are 51 km, 55 km, and 32,9 km. Condition of stability section 003 in the amounth of 100%, section 004 in the amounth of 99,78%, section 005 in the amounth of 100%, section 006 in the amounth of 99,46%, and section 007 in the amounth of 100%. Transformation of land use along the eastern highway from 2002 to 2015 showed a modification by each classification include: residence growth 203.70 %, vegetation growth 108.20 %, agriculture growth 66.94 %, and plantation growth 58.99 %.
Keywords : Eastern Highway, The value of road condition, Land use
1115011004 AGUNG SATRIA KURNIAWAN agungsatria.ce@gmail.com2017-02-28T04:43:56Z2017-02-28T04:43:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25820This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/258202017-02-28T04:43:56ZPengaruh Variasi Waktu Perendaman Terhadap Daya Dukung Tanah Lempung dan Lanau yang Distabilisasi Menggunakan SemenTanah adalah material yang berfungsi sebagai perletakan untuk konstruksi. Setiap daerah memiliki karakteristik tanah yang berbeda dengan daerah lain, dan daya dukung yang baik sampai buruk atau jelek. Tanah lempung dan tanah lanau memiliki daya dukung dan sifat tanah yang rendah. Untuk mengatasi hal ini, perlu memperbaiki sifat tanah dengan metode stabilisasi. Stabilisasi adalah memperbaiki sifat fisik dan mekanik tanah sehingga memenuhi persyaratan teknis tertentu. Salah satu bahan additive yang digunakan stabilisasi adalah menggunakan semen.
Tanah yang digunakan adalah jenis tanah lempung yang diambil dari Desa Rawa Sragi, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur dan jenis tanah lanau dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro. Dalam penelitian ini, semen yang digunakan yaitu semen tipe portland cement. Penelitian ini bertujuan membandingkan nilai batas- batas Atterberg dan nilai CBR tanah lempung dan lanau yang sudah distabilisasi dengan penambahan semen dan mengalami perendaman.
Pada pengujian CBR rendaman pada campuran semen 9% dengan pemadatan modified proctor dan telah dilakukan pemeraman 28 hari, didapatkan penurunan sebesar 58,7% setelah direndam selama 28 hari pada tanah lempung, sedangkan pada tanah lanau nilai CBR rendaman pada kodisi yang sama terjadi penurunan sebesar 37,8%. Lamanya waktu perendaman terbukti dapat menurunkan nilai CBR secara signifikan dibandingkan dengan kondisi optimum kedua tanah tersebut.
Soil is the material that serves as a support for the construction base. Each region has different soil characteristics in other areas, there has a carrying capacity of good to bad or poor. Clay and silt soil has a bearing capacity and low soil properties. To overcome this, the need to improve the soil natures with the stabilization method. Stabilization is to improve the physical and mechanical properties of the soil so that it meets certain technical requirements. One way is with a cement stabilization. In this study, the cement used is a cement-type portland cement.
Soil used is a type of clay taken from the village of Rawa Sragi, District Jabung, East Lampung district and silt types from Yosomulyo Village, East Metro District, Metro City. This study aimed to compare the value of Atterberg limits and CBR value f clay and silt before and after stabilized by the addition of cement and given soaking treatment.
In CBR soaking test with mixture of 9% cement with modified proctor compaction and cured for 28 days, CBR values decrease to 28,7% for clay that soaked for 28 days, while the CBR value for silt soil with the same condition descease to 37,8%. The soaking treatment is proven to decrease the value of CBR significantly compared with the optimum condition of both soil1015011030 Alward Farabialwardfarabi@gmai,com2017-02-27T07:22:02Z2017-02-27T07:22:02Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25798This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/257982017-02-27T07:22:02ZPENGGUNAAN PENGEMBANGAN ALAT PENETRASI MODIFIKASI
UNTUK CAMPURAN TANAH LEMPUNG LUNAK, KAPUR DAN SEMEN PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI SEGI KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR
Paving block (bata beton) terbuat dari komposisi bahan campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton. Pada penelitian ini paving block yang akan dibuat menggunakan campuran tanah, kapur dan semen. Untuk menciptakan inovasi baru pada alat pembuatan paving block maka diciptakanlah alat penekan modifikasi paving block yang diharapkan dapat meningkatkan mutu paving block tersebut.
Sampel tanah yang diuji pada penelitian ini yaitu tanah yang berasal dari daerah Desa Belimbing Sari, Kecamatan Jabung, Lampung Timur. Variasi kadar campuran yang digunakan adalah kapur 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, 25% dan 10% semen 5% kapur dengan waktu pemeraman selama 14 hari serta dengan perlakuan pra dan pasca pembakaran pada sampel paving block. Berdasarkan pengujian sifat fisik tanah, AASHTO mengklasifikasikan sampel tanah pada kelompok A-7-5 (tanah berlempung) sedangkan USCS mengkasifikasikan sampel tanah sebagai tanah organik dengan plastisitas sedang sampai tinggi dan termasuk ke dalam kelompok OH.
Hasil penelitian ini diperoleh nilai rata-rata kuat tekan pada campuran 10% semen + 5% kapur pasca pembakaran yang terbesar yaitu sebesar 12,58 MPa. Dengan demikian bahwa disamping jumlah campuran kapur dan semen perilaku pasca pembakaran juga mempengaruhi nilai kuat tekannya. Dan nilai kuat tekan ini memenuhi syarat paving block SNI-03-0691-1996 yaitu memenuhi syarat pada klasifikasi mutu D yaitu dengan kuat tekan rata-rata minimal 10 MPa. Selain kuat tekan pengujian daya serap air yang dihasilkan sebesar 9,39% yang memenuhi syarat paving block SNI-03-0691-1996.
Kata kunci : Paving block, tanah lempung organik, kuat tekan, daya serap air.
ABTRACT
Paving block (concrete brick) is made of the composition of the mixture of portland cement or adhesive materials like hydraulic, water, and aggregates or without other additives that do not reduce the quality of concrete. In this study, paving blocks that will be created using a mixture of soil, lime and cement. To create new innovations in appliance manufacture of paving blocks that were created modifications paving block constriction device that is expected to improve the quality of the paving block.
Soil samples tested in this study is the land that comes from Belimbing Sari village, Jabung District, East Lampung. Variations levels lime mixture used is 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, 25% and 10% 5% limestone cement with curing time for 14 days along with pre- and post-combustion treatment on the sample of paving blocks. Based on the physical properties of soil testing, AASHTO classify soil samples in group A-7-5 (argillaceous ground) while classifying USCS soil as organic samples with moderate to high plasticity and belongs to the OH group
The results of this study showed the average value of compressive strength in a mixture of 10% + 5% limestone cement post-combustion of the biggest in the amount of 12.58 MPa. Thus that in addition to the amount of a mixture of lime and cement post-combustion behavior also affect the value of compressive strength. And the compressive strength is qualified SNI-03-0691-1996 paving blocks that qualify on quality classification D is the average compressive strength of at least 10 MPa. In addition to testing the compressive strength of the resulting water absorption of 9.39% of eligible paving block SNI-03-0691-1996.
Keywords: Paving Block, Organic Clay Soil, Compressive Strength, Water Absorbency.
1115011048 JEFRI AGUS HIDAYATjefriagushidayat48@gmail.com2017-02-14T03:52:41Z2017-02-14T03:52:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25553This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/255532017-02-14T03:52:41ZMETODE PERHITUNGAN ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN SHEET PILE MENGGUNAKAN PROGRAM GEOSTRUCTURAL ANALYSIS VERSI 19
(STUDI KASUS LERENG SUNGAI KOMERING DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR)
ABSTRAK
Analisis perbaikan lereng sungai Komering di Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan ini dilakukan untuk menanggulangi masalah kelongsoran atau gerusan tebing yang sering dijumpai pada sungai terutama pada tikungan luar. Sungai Komering merupakan sungai dengan pola meandering yang sangat rawan terhadap gerusan di sisi luar tikungan dan sedimentasi di sisi dalam tikungan. Penelitian ini menitikberatkan pada kajian perhitungan angka keamanan stabilitas lereng dengan perkuatan sheet pile menggunakan program Geostructural Analysis Versi 19 dan membandingkannya dengan perhitungan manual.
Analisis data mekanika tanah dilakukan untuk mengidentifikasi nilai-nilai properti tanah yang kemudian digunakan pada analisis stabilitas lereng. Analisis stabilitas lereng dilakukan pada dua kondisi yaitu muka air banjir dan muka air normal menggunakan metode Bishop dan Fellenius. Hasil dari perhitungan manual ini kemudian dibandingkan dengan hasil dari program Geostructural Analysis Versi 19 konstruksi sheetpile baja dipilih sebagai langkah stabilisasi lereng. Analisis setelah stabilisasi dilakukan dengan langkah yang sama seperti analisis sebelum stabilisasi.
Perbedaan faktor aman yang didapatkan dari kedua metode cukup signifikan. Untuk metode Bishop didapatkan faktor aman sebesar 1,018 pada kondisi sebelum pengamanan dan 4.23 setelah pengamanan. Untuk metode Fellenius didapatkan faktor aman sebesar 0.75 pada kondisi sebelum pengamanan dan 3.42 setelah pengamanan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa konstruksi Sheet Pile sangat efektif untuk mengamankan lereng dari bahaya longsor.
Kata kunci : Stabilitas lereng, Geostructural Analysis Program, Bishop, Fellenius, Sheet Pile.
ABSTRACT
Slope stability analysis of Komering River in Ogan Komering Ilir, South Sumatra was done to handle the problem of sliding or scouring at the cliffs which are often found on the outside corner of the river. Komering River is a river with meandering pattern that is very susceptible to scouring on the outside of the bend and sedimentation on the inside of the bend. This research focuses on the study of slope stability analysis with sheet pile used as method. Analysis was conducted using Geostructural Analysis version 19 and was compared to manual calculation.
Data analysis on the result of soil testing was performed to identify soil properties. The obtained results were then used in slope stability analysis. Slope stability analysis was performed in two conditions maximum groundwater level and normal groundwater level using Bishop method and Fellenius method. The results of manual calculation were then compared with the results of Geostructural Analysis Program Version 19. Sheet pile was selected as slope stabilization measures. Analysis after stabilization is done with the same steps as analysis before stabilization.
The results from the two methods showed a quite significant difference. The results obtained from Bishop method before stability measure and after stability measure were 1,018 and 4,23 respectively. Whereas, the results obtained from Fellenius method before stability measure and after stability measure were 0,75 and 3,42 respectively. Based on these results, it can be concluded that sheet pile is an effective slope stability measure.
Keywords: Slope stability, Geostructural Analysis Program, Bishop, Fellenius, Sheet Pile.
1215011004 ACHMAD WIBRIAN FITRIANSYAH achmad_wibrian@yahoo.com2017-01-30T07:35:25Z2017-01-30T07:35:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25329This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253292017-01-30T07:35:25ZPENGARUH VARIASI WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI UJI KUAT TEKAN BEBAS PADA TANAH LEMPUNG DAN LANAU YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN KAPUR PADA KONDISI TANPA RENDAMAN (UNSOAKED)Tanah lempung dan lanau kebanyakan memiliki nilai kuat tekan tanah yang rendah. Tanah lempung merupakan jenis tanah yang berbutir halus yang mempunyai nilai daya dukung yang rendah dan sangat sensitif terhadap perubahan kadar air.Untuk memperbaiki sifat tanah yang kurang baik maka salah satu perkuatan tanah yang dilakukan adalah dengan menggunakan kapur. Sampel tanah yang diuji adalah jenis tanah lempung berplastisitas tinggi yang diambil dari Desa Rawa Sragi, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur dan sampel tanah lanau yang diambil dari daerah Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa tanah yang digunakan termasuk dalam kategori tanah lempung lunak plastisitas tinggi. Berdasarkan klasifikasi tanah menurut Unified (USCS), tanah lempung masuk dalam kelompok CL, sedangkan tanah lanau masuk dalam kelompok CL-ML Pada pengujian Kuat Tekan Bebas (UCS) tanah lempung dan lanau dengan variasi pemeraman pada kondisi tanpa rendaman, tanah campuran kapur dilakukan pemadatan modified proctor, pada tanah lempung didapatkan peningkatan nilai Qu seiring dengan penambahan kadar kapur. Kadar campuran kapur yang menghasilkan nilai Qu optimum didapatkan pada kadar kapur 12% pemeraman 28 hari. Pada tanah lanau nilai Qu optimum pada kadar kapur 12% pemeraman 28 hari. Penambahan kapur mampu meningkatkan nilai kuat tekan bebas tanah namun dengan durasi pemeraman yang cukup lama (28 hari) karena semakin besar nilai Qu tanah, semakin besar pula nilai daya dukung tanah tersebut.
Kata kunci : Kapur, Tanah Lempung, Tanah Lanau, UCS, Kuat Tekan Bebas1015011098 Karina Apriliani Puspa Zulmikarincha25@gmail.com2017-01-27T03:09:54Z2017-01-27T03:09:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25231This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252312017-01-27T03:09:54ZANALISIS PERBANDINGAN MOMEN LENTUR PELAT DUA ARAH
ANTARA METODE LEVY DENGAN PERATURAN BETON
BERTULANG INDONESIA 1971(PBI-71)Pada suatu perancangan dan analisis pelat dua arah yang berlaku di Indonesiaterdapat dua metode perhitungan yakni dengan metode desain langsung (Direct Design Method) dan metode PBI-71(metode koofisien momen). Selain itu ada dua metode lain yang dapat digunakan dalam perhitungan desain pelat yakni metode portal ekivalen (Equivalent Frame Method) dan metoda garis leleh (Yield Line Method). Pada perhitungan pelat menggunakan metode DDM (Direct Design Method) dan metode PBI-71 terdapat perbedaan nilai momen lentur yang dapat berpengaruh terhadap perancangan tulangan pelat yang cenderung boros di dalam pelaksanaan di lapangan.
Dalam hal ini dilakukan studi analisis menggunakan metode M. Levy dengan beberapa simulasi kondisi tumpuan. Selanjutnya, membandingkan nilai faktor momen dari hasil analisis pada metode M. Levy dengan nilai faktor momen pada PBI-71 Tabel 13.3.1. Hasil analisis menunjukan nilai faktor momen pada PBI-71 lebih besar dibandingkan metode M. Levy.
Kata kunci : momen, nilai faktor momen, lendutan1015011093 Dian Setiawandjian393@gmail.com