Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T06:39:24ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2022-07-05T02:58:13Z2022-07-05T02:58:13Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/33529This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/335292022-07-05T02:58:13ZPENGARUH JARAK PENGHAMPARAN TERHADAP
PERUBAHAN SUHU CAMPURANPerkerasan yang banyak digunakan di indonesia adalah campuran laston, dalam
pelaksanaannya suhu sangat berpengaruh terhadap proses penghamparan, suhu
juga berpengaruh terhadap proses kepadatan. Semakin jauh jarak AMP (Asphalt
Mixing Plant) ke lokasi penghamparan semakin besar penurunan suhu, dan
semakin berkurangnya hasil kepadatan. Maka perlu dilakukan kajian tentang
pengaruh jarak penghamparan terhadap perubahan suhu campuran. Campuran
yang digunakan adalah tipe campuran laston lapisan aus atau Asphalt Concrete-
Wearing Course produksi Asphalt Mixing Plant PT. Manggung Polah Raya untuk
lokasi pekerjaan di Jalan Sultan Agung, Bandar Lampung, Lampung dan PT.
Rindang Tigasatu Pratama untuk lokasi pekerjaan Jalan Teuku Cik Ditiro, Bandar
Lampung, Lampung.
Dari hasil analisa 2 AMP (Asphalt Mixing Plant) yaitu PT. Manggung Polah Raya
dan PT. Rindang Tiga Satu Pratama didapat jarak dan Δsuhu menggunakan
analisis regressi logaritma sebesar 0,9832 dan 0,7366. Hasil Δsuhu dan
Δkepadatan sebesar 0,0568 dan 0,0688 dan hasil analisis regressi logaritma jarak
dan Δkepadatan sebesar 0,0326 dan 0,0055, hasil analisis regressi logaritma
gabungan PT. Manggung Polah Raya dan PT. Rindang Tiga Satu Pratama antara
jarak dan Δsuhu sebesar 0,7829 untuk Δsuhu dan Δkepadatan sebesar 0,0005.
Faktor yang mempengaruhi penurunan suhu yaitu proses jarak angkut campuran,
jika penurunan suhu semakin turun maka hasil kepadatan semakin tidak maksimal
Kata Kunci: Perubahan Suhu campuran, jarak hampar, kepadatan
abstract
Pavement is widely used in Indonesia is a mixture of laston, in its implementation
temperature is very influential on the overlay process, temperature also affects the
density process. The further the distance of AMP (Asphalt Mixing Plant) to the
overlay location, the greater the decrease in temperature, and the decrease in
density results. So it is necessary to do a study about effect of spread distance to
mixed temperature change. The mixture used is Asphalt Concrete-Wearing
Course from Asphalt Mixing Plant produced by PT Manggung Polah Raya for
location on Sultan Agung Street, Bandar Lampung, Lampung and PT. Rindang
Tiga Satu Pratama for the location of Teuku Cik Ditiro Street, Bandar Lampung,
Lampung.
From the analysis results of 2 AMP (Asphalt Mixing Plant), PT. Manggung Polah
Raya and PT. Rindang Tiga Satu Pratama using logarithmic regression analysis,
obtained that the distance and the Δtemperature are 0,9832 and 0,7366. The result
of Δtemperature and Δdensity are 0,0568 and 0,0688 and the result of distance
logarithmic regression analysis and Δdensity are 0,0326 dan 0,005. The result of
the combined logarithmic regression analysis of PT. Manggung Polah Raya and
PT. Rindang Tiga Satu Pratama between distance and Δtemperature is 0,7829 and
0,0005 for Δtemperature and Δdensity. Factor that influence the decrease of the
temperature is the haulage process of the transport mixture. If the temperature
decrease, then the result of the density are not maximal.
Keyword: Mixture Temperature Change, Distance, Density.1345011001 ALVIO RINIalviorini27@gmail.com2022-03-16T01:58:45Z2022-03-16T01:58:45Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32047This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/320472022-03-16T01:58:45ZEVALUASI KEBUTUHAN DAN KINERJA PELAYANAN PARKIR PADA RUMAH SAKIT URIP SUMOHARJO BANDAR LAMPUNGBertambahnya jumlah penduduk di suatu daerah maupun kota akan berpengaruh terhadap kebutuhan akan sarana dan prasarana, salah satunya adalah ruang parkir. Rumah sakit Urip Sumoharjo merupakan salah satu rumah sakit swasta yang terdapat di kota Bandar Lampung. Dengan berbagai macam fasilitas yang terdapat di Rumah Sakit Urip Sumoharjo, maka akan mempengaruhi jumlah pasien ataupun jumlah pengunjung yang datang.
Survey dilakukan selama 3 hari dan pengamatan dilakukan selama 12 jam yaitu pukul 08.00-20.00. Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Urip Sumoharjo ini meliputi survey mencatat jumlah kendaraan mobil, mencatat nomor polisi kendaraan dan survey waktu pelayanan kendaraan mobil yang masuk dan keluar dari lokasi penelitian.
Dari hasil penelitian kebutuhan parkir diperoleh akumulasi terpadat pada hari Kamis pukul 13.01-13.30 yaitu 233 kendaraan. Satuan ruang parkir mobil saat ini adalah 180 petak. Dengan akumulasi dan jumlah ruang parkir tersebut, maka diperlukan penambahan petak parkir. Tingkat kedatangan rata-rata tertinggi pada pintu masuk adalah 71 kendaraan/jam dengan waktu pelayanan 13 detik/kendaraan. Tingkat kedatangan rata-rata tertinggi pada pintu keluar adalah 72 kendaraan/jam dengan waktu pelayanan 25 detik/kendaraan. Dengan tingkat pelayanan tersebut diatas, Rumah Sakit Urip Sumoharjo cukup menggunakan 1 pintu pelayanan parkir masuk ataupun keluar tanpa adanya antrian yang panjang.
Kata Kunci : Akumulasi Parkir, Satuan Ruang Parkir, Tingkat Kedatangan, Waktu Pelayanan
abstract
Increasing the number of population in an area or city will affect the increase number of facilities and infrastructure, one of which is the parking space. Urip Sumoharjo Hospital is one of the private hospitals located in the city of Bandar Lampung. With a variety of facilities located at Urip Sumoharjo Hospital, it will affect the number of patients or the number of visitors.
The survey was conducted for 3 days and the observation was done for 12 hours from 08.00 am to 08.00 pm. Research conducted at Urip Sumoharjo Hospital includes number of cars, card identity and service time.
According to result analysis, the highest parking accumulation on Thursday at 13.01-13.30 is 233 vehicles. The current unit of car parking space is 180 plots. With the accumulation and the amount of parking space, it is necessary to add parking lot. The highest average arrival rate at the entrance is 71 vehicles/hour with a service time of 13 seconds/vehicle. The highest average arrival rate on the exit was 72 vehicles/hour with a service time of 25 seconds/vehicle. Based on level of service, Urip Sumoharjo Hospital need only one parking gate in front and out respectively.
Keywords : parking accumulation, unit of parking space, arrival rate, service time1115011024 EKANTO WAHYUDI SUSETYOekantowahyudiss@gmail.com2022-03-15T07:41:00Z2022-03-15T07:41:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/38078This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/380782022-03-15T07:41:00ZHUBUNGAN ANTARA NILAI KOHESI DAN SUDUT GESER DALAM DIDAPAT DARI VANE SHEAR TEST DAN DIRECT SHEAR TEST SEBAGAI PARAMETER KUAT GESER TANAH UNTUK ANALISIS STABILITAS LERENGMartapura, Ogan Komering Ulu Timur, Sumatra Selatan adalah salah satu kecamatan yang memiliki jalur kereta api di daerah lereng. Kemantapan suatu lereng dipengaruhi oleh nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam tanah (φ) sebagai parameter kuat geser tanah. Hubungan kedua nilai tersebut dapat diketahui dari vane shear test dan direct shear test yang dilakukan dengan cara permodelan didalam kotak kaca di laboratorium dan hasil pengujian tersebut dimasukan kedalam analisa stabilitas lereng menggunakan metode fellenius untuk mengetahui kemantapan lereng di daerah Martapura.
Penelitian ini menggunakan nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam tanah (φ) yang didapat dari pengujian di laboratorium.
Hasil penelitian menunjukan hubungan nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam tanah (φ) sangat berpengaruh terhadap kemantapan suatu lereng. Berdasarkan hasil analisa menggunakan metode fellenius, nilai faktor keamanan pada kondisi tanah jenuh lebih kecil dari pada kondisi tanah tak jenuh dengan nilai faktor keamanan yang tertinggi ialah 0,58 dan nilai yang terendah 0,43. Nilai faktor keamanan yang didapat menunjukan bahwa keadaan lereng tersebut biasa terjadi kelongoran.
Kata kunci: vane shear test, direct shear test, metode fellenius, faktor keamanan lereng.
THE RELATION BETWEEN COHESION VALUE AND THE ANGLE OF INTERNAL FRICTION IS OBTAINED FROM VANE SHEAR TEST AND DIRECT SHEAR TEST AS PARAMETERS OF GROUND SHEAR STRENGTH FOR SLOPE STABILITY ANALYSIS
Martapura, West Ogan Komering Ulu, Southern Sumatera is one of kind sub-district that has a railroad tracks on the slope area. The stability of a slope is influenced by the cohesion value (c) and the angle of internal friction (φ) as the parameter of the soil shear strength. The relation between this two value will be known by vane shear test and direct shear test which is done by modeling in a glass box on the laboratory and the result of it will substituted to slope stability analysist using fellenius method for knowing the slope stability in Martapura.
This research using cohesion value (c) and the angle of internal friction (φ) which is the result of test in laboratory.
The result of this research shows reflection between cohesion value (c) and the angle of internal friction (φ) is very influential on slope stability. Based on the analysis result using fellenius method, the value of safety factor on saturated condition is less than unsaturated condition with the highest factor is 0,58 and the lowest is 0,43. This safety factor value shows that those slope occurs avalanches.
Keywords: vane shear test, direct shear test, fellenius method, slope safety factor.1215011016 ARYODI WIDIASWARAaryodi2694@gmail.com2018-10-23T01:43:59Z2018-10-23T01:43:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/37254This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/372542018-10-23T01:43:59ZEVALUASI KINERJA JARINGAN JALAN DI WILAYAH
KOTA BANDAR LAMPUNGJalan merupakan prasarana transportasi yang penting buat pendukung kehidupan
ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan. Evaluasi sistem
jaringan jalan dilakukan guna menyelaraskan pertumbuhan penduduk dengan
prasarana yang ada sehingga tidak menimbulkan konflik lalulintas dan bisa
membentuk jaringan jalan yang berstandar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kinerja jaringan jalan di Kota Bandar Lampung yang dilakukan
dengan 2 cara yaitu menggunakan Indeks Prasarana Jalan (IPJ) dan Standar
Pelayanan Minimal (SPM). Indeks prasarana jalan menggunakan empat variabel
yang juga merupakan indikator penilaian yaitu Ketersediaan Prasarana Jalan (Ktj),
Kinerja Jaringan Jalan (Knj), Beban Lalulintas (Bln) dan Pelayanan Prasarana
Jalan (Pyp). Sedangkan SPM ditinjau dari Indeks Aksesibilitas dan Indeks
Mobilitas. Hasil nilai (skor) IPJ dan SPM akan dibandingkan dengan beberapa
wilayah. Hasil penelitian menunjukkan skor IPJ Kota Bandar Lampung tahun
2016 (6,16) dikatakan baik berdasarkan nilai minimum nasional (6,00) dan nilai
rata-rata nasional (5,68). SPM Kota Bandar Lampung untuk indeks aksesbilitas
sudah memenuhi syarat (4,57>1,50) dan indeks mobilitas masih dibawah syarat
yang ada (0,92<5,00).
Kata Kunci : Sistem Jaringan Jalan, Indeks Prasarana Jalan (IPJ), Standar
Pelayanan Minimal (SPM).
abstract
Road is an important transportation facilities for human life, especially for
economy, social culture, political andmaintain the safety. The evaluation system
of road was done to balance human life by the facilities so it can not conflict on
traffic and will form the network of road standardization. This research aims to
know the road network performances in Bandar Lampung city by use two ways
called Road Facilities Index (IPJ) and Minimum Service Standard (SPM). Road
facilities index is use four variables and also indicator called Road Facilities
Available (Ktj), Road Network Performance (Knj), Traffic Load (Bln) and Road
Serviceability (Pyp). The SPM reviewed from Accessibility Index and Mobility
Index. The result (scores) of IPJ and SPM will compare with several regions. This
research result showed the IPJ score for Bandar Lampung city on 2016 equals to
6,16 (good category) based on national minimum score is 6.00 and national
average score is 5.68. For index accessibility, SPM in Bandar Lampung city
already qualify (4,57>1,50) and mobility index still below of requirement
(0,92<5,00).
Keywords : Road network system, Road Facilities Index (IPJ), Minimum Service
Standard (SPM)1215011100 SETIANA unilasetiana@gmail.com2018-10-18T08:19:08Z2018-10-18T08:19:08Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/33821This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/338212018-10-18T08:19:08ZPEMELIHARAAN JALAN LINTAS PANTAI TIMUR PROPINSI
LAMPUNG STUDI KASUS RUAS 004
(Bts. Kab. Lampung Tengah/Kab. Tl. Bawang – Bts. Kab.Lampung
Tengah/Kab. Lampung Timur Dengan Metode Lendutan Mengunakan Alat
Fwd)Penelitian ini di laksanakan untuk menghitung tebal pelapisan ulang serta
menghitung kebutuhan biaya perbaikan Jalan Lintas Pantai Timur Provinsi
Lampung Ruas 004 (Bts. Kab. Lampung Tengah/Kab. Tl. Bawang – Bts. Kab.
Lampung Tengah/Kab. Lampung Timur) pada tahun 2018 dengan umur rencana
20 tahun ke depan.
Dari hasil analisa Jalan Lintas Pantai Timur Provinsi Lampung Ruas 004 (Bts.
Kab. Lampung Tengah/Kab. Tl. Bawang – Bts. Kab. Lampung Tengah/Kab.
Lampung Timur) menunjukan bahwa dibutuhkan peningkatan kualitas jalan
karena terjadi penurunan kualitas jalan dan peningkatan pertumbuhan lalu-lintas.
Hasil analisa agar dapat melayani lalu-lintas sebanyak 45.397.801 ESA maka
diperlukan peningkatan kualitas jalan dengan melakukan pelapisan tambah
(overlay,) pada jalan tersebut sebesar 17 cm lapis tambah dengan Laston agar
mampu melayani beban lalu-lintas di jalan tersebut 20 tahun ke depan.
Kata Kunci : pemeliharaan, overlay, lalu-lintas
abstract
This research was carried out to calculate the thickness of resurfacing and calculate the
cost of repairing the East Coast Crossing Road of Street Lampung 004 Province (
Lampung Tengah / Tulang Bawang Regency- Lampung Tengah / East Lampung
Regency) in 2018 with the age of the next 20 years plan.
From the results of the analysis of the East Coast Crossing of Lampung Province, Section
004 (the limit of Lampung Tengah District / Tl. Bawang – the limit of Lampung Tengah
Regency/ Lampung Timur Regency) shows that road quality improvement is needed due
to road quality degradation and increased traffic growth. The results of the analysis in
order to be able to serve traffic as much as 45,397,801 ESA, it is necessary to improve the
quality of the road by overlaying the road by 17 cm in layers plus Laston in order to be
able to service the traffic load on the road 20 years ahead.
Keywords: maintenance, overlay, traffic1115011039 Ignasius Pradipta Angga Prayogaignasiuspradipta.anggaprayoga@yahoo.co.id2018-10-18T07:49:43Z2018-10-18T07:49:43Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/33825This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/338252018-10-18T07:49:43ZSTUDI ANALISA PENURUNAN PONDASI TIANG KAYU GELAM
AKIBAT ADANYA PEMBEBANAN MERATA DIATAS
TANAH LEMPUNG LUNAKKondisi tanah pada suatu daerah tidak akan memiliki sifat tanah yang sama dengan daerah
lainnya. Ada yang mempunyai daya dukung sangat baik dan adapula yang mempunyai daya
dukung sangat buruk, salah satunya jenis tanah lempung, mendirikan bangunan di atas tanah
lempung akan menimbulkan beberapa permasalahan, diantaranya kuat tekan tanah dan
penurunan tanah. Tujuan dari penelitian ini mengetahui penurunan tanah akibat pembebanan
awal secara periodik dengan menggunakan perkuatan anyaman bambu, bendrat dan plat baja
sebagai tulangan terhadap daya dukung tanah lempung lunak.
Penelitian ini menguji penurunan tanah dan perlakuan pengujian tersebut pada tanah diberi
perkuatan menggunakan matras bambu, bendrat dan plat baja dengan tiang pancang kayu
gelam pada tanah lempung lunak. Yang akan diberi beban mulai dari 0,2 kg/cm2, 0,3
kg/cm2, 0,4 kg/cm2, 0,5 kg/cm2. Pengujian secara sifat fisik yaitu kadar air, berat jenis,
analisa saringan, batas atterberg, hidrometri, dan pengujian secara mekanik yaitu pemadatan
tanah dan konsolidasi.
Pada hasil penelitian dari pengujian sifat fisik tanah dari Desa Belimbing Sari adalah tanah
lempung lunak. Berdasarkan hasil dari pengujian mekanik pada konsolidasi lab uji dengan
box uji bahwa hasil tersebut menyatakan dari nilai Cc bahwa perbadingan antara lab dan box
ternyata lebih besar penurunan pada pengujian lab dan pengujian box lebih kecil
penurunannya karena pengujian box mempunyai tiang pancang dengan kayu gelam,
sedangkan di lab tidak ada tiang pancang, dan daya dukung tanah lempung lunak akan
meningkat apabila diberi perkuatan berupa matras bambu, bendrat, dan plat baja dengan tiang
dapat digunakan sebagai solusi perkuatan tanah yang berbutir halus, khususnya tanah
lempung lunak.
Kata kunci : Penurunan Tanah, Tanah Lempung Lunak, Konsolidasi
abstract
Soil conditions in an area will not have the same soil properties as other regions. There are
those who have a very good carrying capacity and there are those who have very bad
carrying capacity, one of which is the type of clay soil, building on clay soil will cause
several problems, including soil compressive strength and soil degradation. The purpose of
this study is to determine the decrease in soil due to periodic initial loading by using woven
bamboo reinforcement, bendrat and steel plate as reinforcement to the bearing capacity of
soft clay.
This study tested the soil degradation and the treatment of the test on the ground was
strengthened using bamboo mattresses, bendrat and steel plates with wood poles in soft clay
soil. The load will be from 0.2 kg / cm2, 0.3 kg / cm2, 0.4 kg / cm2, 0.5 kg / cm2. Testing of
physical properties, namely moisture content, specific gravity, sieve analysis, atterberg
boundary, hydrometry, and mechanical testing, namely soil compaction and consolidation.
In the research results from testing the physical properties of soil from Belimbing Sari
Village is soft clay soil. Based on the results of mechanical testing on the test lab
consolidation with the test box that the results stated from the Cc value that the difference
between the lab and the box turned out to be a greater decrease in lab testing and box testing
had a smaller decrease because the test box had a stake with wood, while in the lab has no
pile, and the carrying capacity of soft clay soils will increase when given reinforcement in the
form of bamboo mattresses, bendrat, and steel plates with poles can be used as fine-grained
soil reinforcement solutions, especially soft clay soils.
Keywords : soil consolidation, soft clay soil, Consolidation1115011110 WENDY RADITYA wendyraditya90@gmail.com2018-10-18T07:47:27Z2018-10-18T07:47:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/33823This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/338232018-10-18T07:47:27ZPENGARUH EL-NINO DAN LA-NINA TERHADAP DATA-DATA HUJAN
KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNGEl-Nino dan La-Nina adalah fenomena yang disebabkan oleh perubahan suhu yang berada
di perairan Samudra Pasifik yang berada di bagian Timur dan Tengah. Fenomena ini
menyebabkan dampak yang bermacam-macam di berbagai belahan dunia. Dampak dari
fenomena ini juga dapat dirasakan di Indonesia khususnya Kabupaten Pringsewu,
Provinsi Lampung yang berupa berubahnya curah hujan yang ada di daerah tersebut.
Data-data curah hujan yang digunakan pada penelitian ini adalah data-data curah hujan
dari tahun 1990-2017 yang diambil dari lima stasiun hujan yang terdapat di Kabupaten
Pringsewu, Provinsi Lampung. Stasiun-stasiun hujan ini adalah Ph 13 Way Gatel, Ph 14
Way Sewoh, Ph 15 Podorejo, Ph 16 Pajaresuk, dan Ph 18 Panutan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui hasil perbandingan dari data-data curah hujan di Kabupaten
Pringsewu yang terkena dampak dari fenomena El-Nino dan La-Nina dengan
menggunakan metode FFT (Fast Fourier Transform) dan metode Lomb Periodogram
sehingga dapat diketahui daerah pada stasiun pengamatan hujan yang mana yang
menerima dampak paling dominan ketika terjadi fenomena El-Nino dan La-Nina.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari metode FFT (Fast Fourier Transform), stasiun
hujan Ph 16 Pajaresuk adalah stasiun hujan yang mengalami dampak paling dominan
yang disebabkan oleh El-Nino dan La-Nina dengan curah hujan yang lebih besar dari
stasiun hujan lainnya sebesar 0,3127 mm2 pada periode perulangan 3,2041 tahun dan
0,1214 mm2 pada periode perulangan 3,7381 tahun. Begitu juga hasil yang diperoleh
dengan menggunakan metode Lomb Periodogram, stasiun hujan Ph 16 Pajaresuk juga
mengalami dampak yang paling dominan diantara keempat stasiun hujan lainnya yaitu
pada periode perulangan kejadian hujan 2,8939; 2,9350; 3,0007; 3,1020; 3,2005; 3,3018;
3,4962; 3,5154; 3,6030; 3,7043 tahun, Ph 16 Pajaresuk memiliki tinggi curah hujan yang
secara berurutan bernilai 1,9818; 2,1228; 1,6554; 0,5762; 0,1494; 0,0644; 0,0711;
0,0716; 0,0675; 0,0524 mm2.
Kata kunci : El-Nino, La-Nina, Curah Hujan, Stasiun Hujan, Fast Fourier Transform,
Lomb Periodogram.
abstract
El-Nino and La-Nina are phenomenon caused by changes in temperature in the waters of
the Pacific Ocean in the eastern and central parts. This phenomenon has various impacts
in various parts of the world. The impact of this phenomenon can also be felt in
Indonesia, especially Pringsewu Regency, Lampung Province in the form of changes in
rainfall in the area.
Rainfall data used in this study are rainfall data from year 1990-2017 taken from five rain
stations located in Pringsewu District, Lampung Province. These rain stations are Ph 13
Way Gatel, Ph 14 Way Sewoh, Ph 15 Podorejo, Ph 16 Pajaresuk, and Ph 18 Panutan. The
purpose of this study was to determine the results of comparisons of rainfall data in
Pringsewu Regency which were affected by the El-Nino and La-Nina phenomena by
using Fast Fourier Transform (FFT) method and Lomb Periodogram method so that the
area of the rainfall observation station which received the most dominant impact during
the El-Nino and La-Nina phenomena could be known.
Based on the results obtained from the FFT (Fast Fourier Transform) method, the Ph 16
Pajaresuk rain station is the rain station that experienced the most dominant impact
caused by El-Nino and La-Nina with the largest rainfall from other rain stations of 0.3127
mm2 in the repetition period of 3.2041 years and 0.1214 mm2 in the repetition period
3.7381 years. Likewise, the results obtained using the Lomb Periodogram method, the Ph
16 Pajaresuk rain station also experienced the most dominant impact among the four
other rain stations, namely in the repetition period of the rain event 2,8939; 2,9350;
3,0007; 3,1020; 3,2005; 3,3018; 3,4962; 3,5154; 3,6030; 3.7043 years, Ph 16 Pajaresuk
has a high rainfall which is sequentially worth 1.9818; 2,1228; 1,6554; 0,5762; 0.1494;
0.0644; 0.0711; 0.0716; 0.0675; 0.0524 mm2.
Keywords : El-Nino, La-Nina, Rainfall, Rainfall Station, Fast Fourier Transform, Lomb
Periodogram.1115011029 FEROVAN FISTANDARISffistandaris@yahoo.com2018-10-18T02:00:12Z2018-10-18T02:00:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/33789This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/337892018-10-18T02:00:12ZPengelolaan Irigasi Way Pengubuan Ditinjau dari Pengaturan Pola TanamAir merupakan senyawa penting bagi seluruh makhluk hidup yang ada di bumi, tidak terkecuali dalam bidang pertanian khususnya pada irigasi. Ketersediaan air yang tidak tentu dan cenderung berkurang pada musim kemarau menimbulkan permasalahan bagi kebutuhan air tanaman. Irigasi digunakan untuk menunjang produktifitas pangan dengan ketersediaan air yang tercukupi agar mengoptimalkan pola tanam yang ada. Daerah Irigasi Way Pengubuan yang terletak di Kabupaten Lampung Tengah menjadi salah satu lokasi yang perlu dianalisis mengenai ketersediaan airnya. Tujuannya yaitu mendapatkan pola tanam yang optimum sesuai dengan debit andalan dan kondisi sebenarnya di daerah tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada petani dan pengambilan sampel tanah untuk mengetahui jenis tanah di lapangan, serta melakukan analisis data sekunder yang didapat dari instansi terkait. Data-data diolah untuk mendapatkan debit tersedia di sungai serta kebutuhan air untuk irigasi. Penelitian diakhiri dengan perhitungan pola tanam optimum pada Daerah Irigasi Way Pengubuan, berupa intensitas tanam yang menghasilkan panen lebih maksimal daripada pola tanam eksisting.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi untuk pola tanam optimum yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hasil analisis yang didapat yaitu debit tersedia maksimum sebesar 12,44 m³/detik yang terjadi pada Bulan Januari II, dan debit minimum sebesar 0,21 m³/detik pada Bulan September II. Model alternatif pola tanam yang menghasilkan luas lahan dan ketersediaan air paling optimum adalah model Alternatif 5.
Kata kunci : Irigasi, debit andalan, pola tanam.1315011105 SEPTIANI PUTRIseptianiptr@gmail.com2018-10-15T07:12:03Z2018-10-15T07:12:03Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/33711This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/337112018-10-15T07:12:03ZSTUDY KASUS/ KAJIAN DESAIN STRUKTUR ATAS JEMBATAN BOX GIRDER DI KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)Skripsi ini membahas evaluasi dan review desain jembatan box girder Namosain II yang dioperasikan sejak 2008. Hal ini dilakukan dikarenakan adanya kerusakan dan perbaikan pada tahun 2017. Tujuan dari evaluasi dan review desain ini adalah untuk mengobservasi jembatan Namosain II apakah mampu menahan pembebanan pada waktu dibuat maupun pada masa sekarang. Selain itu bertujuan untuk menampilkan perbedaan perilaku jembatan dan memberikan kerangka acuan mendesain menggunakan program SAP2000 v14.
Jembatan ini memiliki bentang 24.8 m, tebal slab 0.2 m dan tinggi gelagar 1.6 m, dengan dimensi melintang lantai kendaraan lengkap dengan trotoar adalah 9.4 m untuk 2 jalur 2 arah dengan lebar trotoar 1 m. Perhitungan pembebanan yang digunakan pada perencanaan jembatan ini mengacu pada peraturan RSNI T 02 2005 untuk peraturan lama dan SNI 1725 2016 untuk peraturan baru dan perhitungan dilakukan secara manual dan menggunakan program bantu SAP2000 v14.
Hasil kajian yang didapat yaitu dimensi pada peraturan lama tidak memenuhi syarat dimensinya maupun penulangan slab melintangnya, she ingga pada penggunaan peraturan baru dimensi diubah menjadi 0.3 m dari 0.2 m. Adapun nilai-nilai yang bertambah dari peraturan lama yaitu gaya prategang pada saat transfer 20.04% menjadi 21.32% dan saat service 77,51% menjadi 81,89% yang dihitung secara teoritikal, dan perpanjang elongasi bertambah seiring pertambahan gaya prategang, namun besar lendutan dan kontrol tegangannya menurun, dari 2.9 mm (teori) dan 1.74 mm (numerik) menjadi 19.9 mm (teori) dan 4.49 mm (numerik) namun tetap memenuhi batasan lendutan sebesar103.3 mm dan batasan nilai tegangan sebesar 18.675 MPa.
Kata kunci : Jembatan, Box Girder, Prategang, SAP2000, Kerangka Acuan
abstract
This scripts discusses the evaluation and the review design of the Namosain II box girder bridge which was operated since 2008. This was done due to damage and repairs of the bridge in 2017. The purpose of the evaluation and the review of this design was to observe the Namosain II bridge is able to withstand loading at the time of construction and at present. In addition, it purposes to show bridge behavior and provide a guide line for designing using the SAP2000 v14 program.
This bridge has a span of 24.8 m, 0.2 m thickness of slab and 1.6 m height of girder, with a transverse dimensions of the vehicle floor complete with sidewalk is 9.4 m for 2 lanes 2 way lanes with pavement width of 1 m. the loading calculation used in the bridge planning refers to the regulations of RSNI T 02 2005 for the old regulations and SNI 1725 2016 for the new regulations and calculations are carried out with manually and with SAP2000 v14 program.
The result of the study was that the dimensions of the old regulation did not meet the dimension requirements, and the crossed slab reinforcement either, so the new review base on the new code changed the dimensions from 0.2 m to 0.3 m. The values that increase from the old regulation are prestressing force of transfer condition 20.04% to 21.32% and service condition is 77.51% to 81.89% which is calculated theoretically, and elongation extends increases with the increase of prestressing force, but the deflection and the tension control decreases, from 2.9 mm (theoretical) and 1.74 mm (numeric) to 19.9 mm (theoretical) and 4.49 mm (numerical) but still meets the deflection limit of 103.3 mm and the tention limit of 18.675 MPa.
Keyword : Bridge, Box Girder, Prestressed, SAP2000, Guide Line
1415011039 Coco Cesar Karyatamacococktm@gmail.com2018-10-03T07:06:33Z2018-10-03T07:06:33Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/33294This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/332942018-10-03T07:06:33ZKORELASI NILAI CBR LAPANGAN DAN CBR LABORATORIUM UNTUK
LAPISAN SUBGRADE PADA JALAN PADANG TAMBAK LIWA – BATAS
KOTA LIWATanah merupakan dasar dari suatu struktur atau konstruksi perkerasan jalan. Bagian
tanah yang terbaik untuk mendirikan suatu konstruksi jalan adalah tanah yang memiliki
nilai kepadatan tinggi. Untuk mengetahui kepadatan suatu tanah perlu dilakukan
pengujian CBR. Hal ini dikarenakan nilai CBR tanah mempunyai peranan yang sangat
penting dalam perencanaan konstruksi teknik sipil. Pengujian CBR sendiri dibagi
menjadi 2, yaitu CBR lapangan dan CBR laboratorium. Pada penelitian ini lokasi yang
diambil adalah antara Padang Tambak Liwa – Batas Kota Liwa. Penelitian ini akan
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh korelasi nilai CBR Lapangan dan
CBR Laboratorium pada jalan Padang Tambak Liwa – Batas Kota Liwa.
Pada penelitian ini peneliti akan melakukan Pengujian Kadar Air, Analisa Saringan,
Batas Atterberg, Batas Plastis ( Plastic Limit Test ), Berat Jenis, Pemadatan Tanah
Standar, Uji CBR (California Bearing Ratio) laboratorium, yang menggunakan tanah
dasar terganggu yang berasal dari Padang Tambak Liwa – Batas Kota Liwa dan
kemudian didapatkan grafik dari data hasil pengujian CBR laboratorium kemudian
dibandingkan dengan grafik CBR lapangan yang ada.
Pada korelasi nilai uji CBR lapangan dan uji CBR laboratorium terdapat sampel yang
memiliki nilai rata-rata penyimpangan dibawah 5%. Adapun pada STA 227+500, STA
230+500, STA 233+000 terjadi hasil yang berbeda penyimpangannya dari 26 sampel
terdapat 3 sampel yang berada diatas 5 % penyimpangannya. Hal ini dapat disebabkan
karena kondisi tanah yang tidak seragam, perbedaan ketelitian alat laboratorium
dengan alat yang digunakan di lapangan, Perbedaan bentuk karakter penetrasi pada
pengujian CBR.
Kata kunci : CBR, Tanah dasar, Perkerasan jalan
ABSTRACT
Land is the basis of a pavement structure or construction. The best part of the land to
construct a road construction is land that has a high density value. To determine the
density of a soil, CBR testing is needed. This is because the value of soil CBR has a
very important role in civil engineering construction planning. CBR testing itself is
divided into 2, namely field CBR and laboratory CBR. In this study the location taken
was between Padang Tambak Liwa - Liwa City Limits. This research will be conducted
to find out how much influence the correlation of Field CBR values and Laboratory
CBR on Padang Tambak Liwa road - Liwa City Limits.
In this study researchers will conduct Water Content Test, Filter Analysis, Atterberg
Limits, Plastic Limit Test, Specific Gravity, Standard Soil Compaction, laboratory
CBR (California Bearing Ratio) Test, which uses disturbed subgrade from Padang
Tambak Liwa - Liwa City Limits and then obtained a graph of the CBR laboratory test
data results then compared with the existing field CBR graph.
In the correlation of the value of the CBR field test and the laboratory CBR test there
are samples that have an average deviation value below 5%. As for STA 227 + 500,
STA 230 + 500, STA 233 + 000 there were different results of deviations from 26
samples, there were 3 samples that were above 5% deviation. This can be caused by
uneven soil conditions, differences in precision of laboratory equipment with the tools
used in the field, different forms of penetration characters in CBR testing.
Keywords: CBR, Subgrade, Pavement1345011028 ROY PRAMANA YUSUF royfoo42@gmail.com2018-09-26T08:01:23Z2018-09-26T08:01:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/33214This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/332142018-09-26T08:01:23ZPOTENSI BANGKITAN PERJALANAN BERBASIS GUNA LAHAN
SEKOLAHPertumbuhan penduduk akan mengakibatkan meningkatnya jumlah perjalanan
guna memenuhi berbagai kebutuhan. Sekolah merupakan tempat tujuan aktivitas
pelajar untuk memenuhi kebutuhan pendidikan. Aktivitas tersebut dapat
menyebabkan perpindahan manusia dalam satu waktu dan kemudian hari dapat
menimbulkan masalah seperti kemacetan apabila tidak dilakukan pengaturan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi bangkitan serta tarikan
perjalanan yang diakibatkan dari dan oleh sekolah menengah atas di Bandar
Lampung, menganalisis faktor yang mempengaruhi pergerakan pelajar dan
membuat model bangkitan yang diakibatkan fungsi sekolah di Bandar Lampung.
Pengambilan data dilakuan dengan pembagian kuesioer kepada pelajar di empat
sekolah yang telah ditentukan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mengenai
asal tujuan perjalanan, moda transportasi, kepemilikan kendaraan serta uang
saku. Kemudian dilakukan analisis data yaitu analisis kategori dan desktiptif
komparatif
Hasil studi menunjukan bahwa rata-rata pergerakan pelajar adalah 2,44 perjalanan
per pelajar. Faktor tujuan utama yang memperngaruhi perjalanan menuju sekolah
sekolah yaitu sekolah sebesar 99,2 %, sedangkan untuk perjalanan pulang tujuan
perjalanan terbesar adalah rumah yaitu sebesar 69,8 % . Model bangkitan yang
diperoleh dari hasil analisis kategori dihitung dengan kepemilikan kendaraan,
pemilihan moda, dan besaran uang saku sebagai faktor yang mempengaruhinya.
Kata kunci : pelajar SMA, model bangkitan, analisa kategori
abstract
Citizen growth will cause the increasing of amount trip due to fullfil the needs.
School is a place that students go to, to get the education. Those activities can
cause human movements and further can cause traffic jam if there are no proper
configurations.
The main aim of this study is to know the potential trip generation that caused by
high schools in Bandar Lampung, to analize factor that affected by student
movements and make the trip generation that caused by school’s function in
Bandar Lampung.
The data were drawn from the responses of quesionaire that given to students of 4
high schools in bandar lampung and its relationship between transportation
modes, vehicles ownership and pocket money. The data analysis is using category
analysis and comparison descriptive.
The result of the study show that the average of student movement is 2,44
trip/student. The main factor that affect trip to school is 99,2%, meanwhile for the
trip to home 69,8%. Trip generation from the category analysis counts from
kepemilikan kendaraan, pemilihan moda dan besaran uang saku as one of factor
that affected.
Keywords: high school students, trip generation, category analysis1415011122 RAHMAD SYAH PUTRA rhmd.syah96@gmail.com2018-08-29T06:53:43Z2018-08-29T06:53:43Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/33067This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/330672018-08-29T06:53:43ZANALISIS EKONOMI DAN FINANSIAL PADA PROYEK KERETA CEPAT JAKARTA - BANDUNGPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan ekonomi dan finansial dari kereta cepat Jakarta – Bandung menggunakan 3 skenario. Skenario terbaik, skenario menengah, dan skenario terburuk, dimana ketiga skenario tersebut menggunakan tingkat keterisian 75% dengan tingkat discount factor 2% dan 3,46%. Suatu proyek dinyatakan layak atau tidaknya dengan melakukan perbandingan terhadap parameter-parameter kelayakan, seperti NPV, BCR, PI, EIRR/FIRR, dan payback period. Adapun berdasarkan hasil yang diperoleh terhadap parameter-parameter kelayakan yang dipakai, menunjukkan pada analisis kelayakan ekonomi dan finansial dengan tingkat diskon 2% dan 3,46% pada skenario terbaik, menengah dan terburuk, proyek dinyatakan layak untuk dibangun, dikarenakan memenuhi syarat kelayakan ekonomi.
Kata kunci: Kereta cepat, kelayakan ekonomi, kelayakan finansial, parameter kelayakan
ABSTRACT
This study aims to analyze the economic and financial viability of the Jakarta - Bandung high-speed railway using three scenarios. The best scenario, the medium scenario, and the worst scenario, where the three scenarios are using 75% load factor with discount factor level of 2% and 3,46%. A project is considered feasible by comparing feasibility parameters, such as NPV, BCR, PI, EIRR / FIRR, and payback period. Based on the results obtained on the feasibility parameters used, showing the economic and financial feasibility analysis with the discount rate of 2% and 3,46% in the best, medium and worst scenario, the project is declared eligible to be built, due to the eligibility of economic feasibility.
Keywords: High-speed, economic feasibility, financial feasibility, feasibility parameters
1315011097 RINANDA PUTRI WIDYASTIrinandawidyasti@gmail.com2018-08-27T03:03:40Z2018-08-27T03:03:40Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/33052This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/330522018-08-27T03:03:40ZANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN
MODA TRANSPORTASI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS
LAMPUNG
Bridges are one of the most important means of transportation for humans,
Accuracy in estimating the Budget Plan and choosing work methods will greatly
affect the efficiency of time, economy, and quality job of a bridge. In the
construction of bridge construction, there are 2 methods used namely
Conventional and Pre-cast methods. Both of these methods have differences in the
construction of the upper building structure alone. Comparing the two methods in
terms of: Cost, Time of work, Number of Workers needed, Job constraints on and
social value of the community around the work location.
After analyzing the two methods, the author compares the two constructs based on
the same bridge span, but the method of work is different. In Pre-Cast Bridge
Construction: The work time required for the upper structure of the building is 59
days, the number of workers needed 130 people, the obstacle of work requires a
large area of work for the placement of girder blocks, other heavy equipment, but
not too much traffic. Whereas in Conventional Bridge Construction: The work
time required for the upper structure of the building is 110 days, the number of
workers needed 104 people, work barriers, namely the installation of scaffolding,
demolition of formwork etc., will hamper the traffic underneath.
From the results of the analysis of the two types of bridges, the Pre-Cast bridge is
20% more expensive compared to Conventional bridges, but the Pre-cast bridge
work time is 51 days faster. The choice of the right type of bridge depends on the
abstract
Bridges are one of the most important means of transportation for humans,
Accuracy in estimating the Budget Plan and choosing work methods will greatly
affect the efficiency of time, economy, and quality job of a bridge. In the
construction of bridge construction, there are 2 methods used namely
Conventional and Pre-cast methods. Both of these methods have differences in the
construction of the upper building structure alone. Comparing the two methods in
terms of: Cost, Time of work, Number of Workers needed, Job constraints on and
social value of the community around the work location.
After analyzing the two methods, the author compares the two constructs based on
the same bridge span, but the method of work is different. In Pre-Cast Bridge
Construction: The work time required for the upper structure of the building is 59
days, the number of workers needed 130 people, the obstacle of work requires a
large area of work for the placement of girder blocks, other heavy equipment, but
not too much traffic. Whereas in Conventional Bridge Construction: The work
time required for the upper structure of the building is 110 days, the number of
workers needed 104 people, work barriers, namely the installation of scaffolding,
demolition of formwork etc., will hamper the traffic underneath.
From the results of the analysis of the two types of bridges, the Pre-Cast bridge is
20% more expensive compared to Conventional bridges, but the Pre-cast bridge
work time is 51 days faster. The choice of the right type of bridge depends on the
situation in the work location and other aspects.
situation in the work location and other aspects.
Pemilihan moda merupakan salah satu model yang digunakan dalam perencanaan
transportasi, hal ini dikarenakan peran kunci dari angkutan umum dalam upaya
meningkatkan perbaikan dan peningkatan pelayanan dari moda transportasi. Studi
preferensi terhadap responden dilakukan melalui survey primer (kuisioner survey
dan interview) pada mahasiswa Universitas Lampung dengan sampel sebanyak
150 responden. Analisa model pemilihan moda menggunakan analisis regresi
logistik dengan bantuan program SPSS 17. Hasil penelitian memperlihatkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda pada mahasiswa
Universitas Lampung adalah Variabel kepemilikan kendaraan (X6) dan Variabel
Pertimbangan kenyamanan (X9).
Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan persamaan regresi logistik
adalah sebagai berikut: Y = -2,038+ 3,583 X6 +1,830 X9. Dengan probabilitas
pada skenario 1 dengan variabel X6 dengan kode 0 dan X8 dengan kode 0
menghasilkan probabilitas angkutan pribadi sebesar 11,53% dan angkutan lainnya
sebesar 88,47%. Skenario 2 dengan variabel X6 dengan kode 1 dan X8 dengan
kode 1 menghasilkan probabilitas angkutan pribadi sebesar 96,69% dan angkutan
lainnya sebesar 3,31%. Pada skenario 3 dengan variabel X6 dengan kode 1 dan
X8 dengan kode 0 menghasilkan probabilitas angkutan pribadi sebesar 82,42%
dan angkutan lainnya sebesar 17,58%. Pada skenario 4 dengan variabel X6
dengan kode 0 dan X8 dengan kode 1 menghasilkan probabilitas angkutan pribadi
sebesar 44,82% dan angkutan lainnya sebesar 55,18%.
Kata Kunci: pemilihan moda, regresi logistik, probabilitas, SPSS 17.(1415011127) Rimamunanda Ekamarta rimamunanda@gmail.com2018-08-27T01:30:23Z2018-08-27T01:30:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/33050This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/330502018-08-27T01:30:23ZANALISIS DAN DESIGN SISTEM DRAINASE DI LINGKUNGAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
(Studi Kasus: Zona III Wilayah Rektorat – Fakultas Pertanian)Masalah dan tantangan air terdiri dari tiga tipe: banjir, kekeringan, dan polusi air.
Banjir diakui sebagai sumber ancaman yang signifikan bagi kehidupan manusia
Salah satu tindakan pencegahan banjir yang dapat dilakukan adalah dengan
mengoptimalkan saluran drainase. Drainase merupakan tindakan teknis untuk
mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan
atau lahan tidak terganggu. Universitas Lampung yang terletak di kecamatan
Rajabasa menjadi salah satu lokasi yang rawan banjir. Untuk itu, maka
dilakukanlah penelitian untuk mengatasi banjir yang terjadi di Universitas
Lampung (Studi Kasus: Zona III Wilayah Rektorat – Fakultas Pertanian). Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem drainase Universitas
Lampung dan mendesain sistem drainase yang menuhi debit banjir rencana.
Penelitian dilakukan dengan survey langsung di lapangan. Analisis yang
dilakukan pada penelitian ini meliputi analisis hidrologi dan analisis hidrolika
menggunakan aplikasi HEC-RAS4.1.0. Analisis hidrologi bertujuan untuk
menghitung debit rencana dengan menggunakan metode rasional, dan permodelan
dengan aplikasi HEC-RA4.1.0 bertujuan untuk mengetahui kapasitas tinggi muka
air pada saluran eksisting. Berdasarkan hasil analisis tidak ada saluran yang tidak
mencukupi debit banjirnya, namun terdapat beberapa saluran yang terputus dan
menyebabkan air tidak mengalir. Saluran yang terputus itu terdapat pada saluran
dengan kode DN5 dan DN62. Untuk itu, sebaiknya dibuat saluran yang
menghubungkan saluran DN62 dengan DN63, serta membuat gorong-gorong pada
saluran DN5 sampai DN65. Anggaran biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan
saluran ini adalah sejumlah Rp 207.203.725,00 (Dua Ratus Tujuh Juta Dua Ratus
Tiga Ribu Tujuh Ratus Dua Puluh Lima Rupiah).
Kata kunci : Drainase, HEC-RAS, hidrologi, hidrolika, banjir
abstract
Water problems and challenges consist of three types: flood, drought, and water
pollution. Floods are recognized as a significant source of threat to human life.
One of the flood prevention actions that can be done is to optimize the drainage
channels. Drainage can be defined as a technical action to reduce excess water so
that the function of the area or land is not disturbed. University of Lampung
which is located in the district of Rajabasa is one of the locations prone to
flooding. Therefore, a research to overcome the flood that occurred at the
University of Lampung has been conducted (Case Study: Zone III Rectorate Area
- Faculty of Agriculture). The purposes of this research are to analyze the
drainage system of University of Lampung and to design drainage system that
fulfill flood discharge plan. The research was conducted by direct survey in the
field. The analyses conducted in this study include hydrological analysis and
hydraulics analysis using HEC-RAS4.1.0 application. Hydrological analysis aims
to calculate the discharge plan by using rational method, and modeling with
HEC-RAS4.1.0 application aims to determine the capacity of water level in the
existing channel. Based on the analysis results, there are no channels that are not
sufficient for flood discharge, but there are some channels that are disconnected
and cause the water to not flow. The disconnected channels are located on the
channel with the DN5 and DN62 codes. For that, it is recommended to create a
channel connecting DN62 channel with DN63, and make a channel on channel
DN5 to DN65. The budget required for the repair of this channel is Rp
207,203,725.00 (Two Hundred Seven Million Two Hundred and Three Thousand
Seven Hundred Twenty Five Rupiah).
Keywords: Drainage, HEC-RAS, hydrology, hydraulics, floods1215011085 RAHMAT EFFENDI re_210994@yahoo.com2018-08-24T09:29:35Z2018-08-24T09:29:35Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/33051This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/330512018-08-24T09:29:35ZANALISIS PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGUNAN JEMBATAN
MENGGUNAKAN KONTRUKSI KONVENSIONAL DAN PRE-CAST
(Study Kasus TOL SUMATRA, Paket 4, Jalur 8 Ruas Bandar Jaya)Jembatan merupakan salah satu pra-sarana transportasi yang sangat penting bagi
manusia. Ketepatan dalam mengestimasi rencana anggaran biaya serta pemilihan
metode pekerjaan akan sangat berpengaruh pada efisiensi waktu, ekonomis, dan
mutu suatu pekerjaan jembatan. Dalam pembangunan konstruksi jembatan,
terdapat 2 metode yang digunakan yaitu metode konvensional dan pre-cast.
Kedua metode ini memiliki perbedaan pada pengerjaan struktur bangunan atas
saja. Membandingkan kedua metode tersebut ditinjau dari : Biaya, waktu
pekerjaan, jumlah pekerja yang dibutuhkan, hambatan pekerjaan di dan nilai
sosial masyarakat disekitar lokasi pekerjaan.
Seteah dilakukan analisa pada kedua metode, penulis membandingkan kedua
kontruksi tersebut berdasarkan bentang jembatan yang sama, namun metode
pekerjaanya berbeda. Pada konstruksi jembatan pre-cast : Waktu pekerjaan yang
dibutuhkan untuk struktur bangunan atas adalah 59 hari, jumlah pekerja yang
dibutuhkan 130 orang, hambatan pekerjaan memerlukan lahan pekerjaan yang
luas untuk penempatan balok girder, alat berat lainnya, namun tidak terlalu
menghambat lalu lintas. Sedangkan pada konstruksi jembatan konvensional :
Waktu pekerjaan yang dibutuhkan untuk struktur bangunan atas adalah 110 hari,
jumlah pekerja yang dibutuhkan 104 orang, hambatan pekerjaan yaitu
pemasangan perancah, pembongkaran bekisting dll, akan menghambat lalu lintas
yang ada di bawahnya.
Dari hasil analisa kedua tipe jembatan tersebut, jembatan pre-cast 20% lebih
mahal di bandingkan dengan jembatan konvensional, namun waktu pekerjaan
jembatan pre-cast 51 hari lebih cepat. Pemilihan tipe jembatan yang tepat-pun
tergantung dari situasi pada lokasi pekerjaan dan aspek lainnya.
abstract
Bridges are one of the most important means of transportation for humans,
Accuracy in estimating the Budget Plan and choosing work methods will greatly
affect the efficiency of time, economy, and quality job of a bridge. In the
construction of bridge construction, there are 2 methods used namely
Conventional and Pre-cast methods. Both of these methods have differences in the
construction of the upper building structure alone. Comparing the two methods in
terms of: Cost, Time of work, Number of Workers needed, Job constraints on and
social value of the community around the work location.
After analyzing the two methods, the author compares the two constructs based on
the same bridge span, but the method of work is different. In Pre-Cast Bridge
Construction: The work time required for the upper structure of the building is 59
days, the number of workers needed 130 people, the obstacle of work requires a
large area of work for the placement of girder blocks, other heavy equipment, but
not too much traffic. Whereas in Conventional Bridge Construction: The work
time required for the upper structure of the building is 110 days, the number of
workers needed 104 people, work barriers, namely the installation of scaffolding,
demolition of formwork etc., will hamper the traffic underneath.
From the results of the analysis of the two types of bridges, the Pre-Cast bridge is
20% more expensive compared to Conventional bridges, but the Pre-cast bridge
work time is 51 days faster. The choice of the right type of bridge depends on the
situation in the work location and other aspects.1115011003 ADITYA ZULKARNAINadityazul01@gmail.com2018-08-20T04:01:20Z2018-08-20T04:01:20Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32903This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/329032018-08-20T04:01:20ZPENGARUH BANGKITAN PERGERAKAN SIMPUR CENTER TERHADAP KINERJA JALAN DISEKITARNYAIbukota Lampung yaitu Bandar Lampung dan tempat perbelanjaannya sangat berkembang pesat. Satu dari tempat perbelanjaannya yaitu Simpur Center. Banyaknya kendaraan yang masuk maupun keluar Simpur Center berpengaruh terkait kinerja Jalan Katamso tepat di depannya, dan Jalan Raden Intan di sebelah kiri bangunan Simpur Center dan dapat menimbulkan potensi kecelakaan maupun potensi kemacetan antar kendaraan.
Tujuan dari penelitian ini adalah dapat memperkirakan pengaruh bangkitan pergerakan Simpur Center terkait kinerja jalan disekitarnya. Kinerja jalan yang dianalisis yaitu tundaan, derajat kejenuhan, kapasitas, panjang antrian, kecepatan, dan volume kendaraan menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa untuk ruas dan jalinan jalan Raden Intan segmen simpang jalan Pemuda sampai dengan simpang jalan Katamso pada hari kerja setelah Simpur Center dibuka tundaan total terjadi sebesar 133,84 detik diakibatkan oleh konflik jalinan jalan sebesar 52,780 detik, tundaan simpang 3 akibat bangkitan pergerakan Simpur Center sebesar 28,281 detik dan tundaan ruas sebesar 52,780 detik dengan derajat kejenuhan jalinan jalan 1,3246. Lalu untuk ruas jalan Brigjend Katamso segmen simpang jalan Katamso sampai dengan simpang jalan Letjend Suprapto pada hari libur setelah Simpur Center dibuka tundaan total terjadi sebesar 21,612 detik diakibatkan oleh konflik simpang 1 bangkitan pergerakan Simpur Center sebesar 19,064 detik dan tundaan ruas sebesar 2,5484 detik dengan derajat kejenuhan ruas adalah sebesar 0,3343.
Kata kunci : Derajat Kejenuhan (DS), Kecepatan (V), Tundaan (DT), Panjang Antrian, Simpur Center.
Lampung capital of Bandar Lampung and its shopping place is growing rapidly. One of the shopping places is the Simpur Center. The number of vehicles entering or leaving the Simpur Center influences the performance of Jalan Katamso right in front of it, and Jalan Raden Intan on the left of the Simpur Center building and can lead to potential accidents and potential congestion between vehicles.
The purpose of this study is to estimate the effect of the rise of the movement of the Simpur Center related to the performance of the surrounding streets. The analyzed road performance was delay, degree of saturation, capacity, queue length, speed, and vehicle volume using the Indonesian Road Capacity Manual (MKJI) method 1997.
The result of this research shows that for road segment and road network of Raden Intan segang intersection of Pemuda Street up to Katamso Street intersection on the working day after Simpur Center opened total delay happened 133,84 second caused by road road conflict 52,780 second, delay 3 due to movement Center symmetry of 28.281 seconds and the delay segment of 52.780 seconds with the degree of boredom saturation path 1.3246. Then for Brigjend Katamso segment Katamso intersection segment up to Letjend Suprapto intersection on the holiday after the Simpur Center opened a total delay of 21,612 seconds caused by conflict intersection 1 Simpur Center movement movement of 19.064 seconds and delays segment of 2.5484 seconds with the degree of saturation of the segment is 0.3343.
Keywords: Degree of Saturation (DS), Speed (V), Delay (DT), Queue Length, Simpur Center.1415011042 DESNA ANIDAdesnaanida05desember1996@gmail.com2018-08-20T02:43:40Z2018-08-20T02:43:40Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32911This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/329112018-08-20T02:43:40ZANALISIS EKONOMI DAN FINANSIAL KERETA CEPAT
JAKARTA – BANDUNGKota Jakarta dan Bandung dengan jarak sekitar 150 km harus ditempuh lebih dari
tiga jam dengan jalan tol atau kereta konvensional karena mobilitas yang terus
meningkat namun kapasitas infrastruktur yang terbatas. Penelitian ini
menganalisis kelayakan ekonomi dan finansial proyek kereta cepat Jakarta –
Bandung dan menghitung besarnya nilai NPV, BCR, IRR, PI, dan PP.
Pemerintah melalui konsorium BUMN dan China International Railway
menginisiasi pembangunan kereta cepat dari Halim ke Tegalluar dengan panjang
rel 142,3 km dan kecepatan rata-rata 250 km/jam, pembangunan dimulai pada
tahun 2015 dan diperkirakan selesai pada tahun 2020.
Analisis dilakukan dengan asumsi tingkat keterisian 75%, discount rate 2% dan
3,46%, serta layak atau tidaknya proyek dengan melakukan perbandingan metode
kelayakan yaitu NPV ≥ 0, BCR > 1, IRR > r, PI > 1, dan PP lebih cepat dari NPV
positif.
Pada analisis kelayakan nilai tertinggi diperoleh pada tingkat keterisian 75% dan
discount rate 2%. Jika hanya memperhitungkan manfaat ekonomi diperoleh nilai
NPV = 3.279.703.704,18 ≥ 0, BCR = 1,00 > 1, IRR = 6,45% > r, PI = 0,65 < 1,
PP = 33,76 > 29 tahun. Jika hanya memperhitungkan manfaat finansial diperoleh
nilai NPV = 8.677.268.827,83 ≥ 0, BCR = 1,01 > 1, IRR = 5,50% > r, PI = 0,79 <
1, PP = 34,47 < 38 tahun. Jika memperhitungkan manfaat ekonomi dan finansial
diperoleh nilai NPV = 1.543.396.683.112,40 ≥ 0, BCR = 1,56 > 1, IRR =
105,46% > r, PI dan PP tidak dapat dihitung karena nilai NPV positif pada tahun
pertama (2020).
Kata Kunci : kelayakan ekonomi, kelayakan finansial, metode kelayakan
abstract
Jakarta and Bandung city with a distance about 150 km must be taken more than
three hours by highway or railway due to the ever-increasing mobility with
limited infrastructure capacity. This study analyzes the economic and financial
feasibility of the Jakarta – Bandung high speed rail project and calculates the
NPV, BCR, IRR, PI, and PP.
The government through the SOE and China International Railway consortium
initiated the construction of a high speed rail from Halim to Tegalluar with a
142,3 km rail length and an average speed of 250 km/h, construction began in
2015 and is expected to be completed by 2020.
The analysis is done with assumption of 75% occupancy rate, with discount rate
of 2% and 3,46%, and feasibility of the project by doing comparison of feasibility
method that is NPV ≥ 0, BCR > 1, IRR > r, PI > 1, and PP is faster than NPV
positive.
In the highest value feasibility analysis obtained at 75% occupancy rate and
discount rate 2%. If only calculate the economic benefits obtained value of NPV
= 3.279.703.704,18 ≥ 0, BCR = 1,00 > 1, IRR = 6,45% > r, PI = 0,65 < 1, PP =
33,76 > 29 year. If only calculate the financial benefits obtained value of NPV =
8.677.268.827,83 ≥ 0, BCR = 1,01 > 1, IRR = 5,50% > r, PI = 0,79 < 1, PP =
34,47 < 38 year. If calculate the economic and financial benefits obtained value
of NPV = 1.543.396.683.112,40 ≥ 0, BCR = 1,56 > 1, IRR = 105,46% > r, PI and
PP can not be calculated because the positive value of NPV in the first year
(2020).
Keywords : economic feasibility, financial feasibility, feasibility method1345011025 OLDEBES TEMY GIANTARAtemygiantara@gmail.com2018-08-15T08:46:30Z2018-08-15T08:46:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32868This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/328682018-08-15T08:46:30ZPERENCANAAN STUKTUR APARTEMEN 4 LANTAI DENGAN
MENGGUNAKAN MATERIAL KAYUSemakin pesatnya perkembangan jumlah penduduk di Indonesia mengakibatkan
meningkatnya pembangunan perumahan ataupun apartemen untuk memenuhi
kebutuhan tempat tinggal masyarakat Indonesia. Kayu sampai saat ini masih banyak
digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan karena sifat keunggulan
utama yang dimiliki kayu: kekayaan alam (natural resources) yang tidak akan
pernah habis (dapat diperbaharui), mudah dalam pemrosesan dan pengerjaan, lebih tahan
terhadap gempa, memiliki kuat tarik dan kuat tekan yang tinggi, serta memiliki sifat -sifat
spesifik lebih unggul yang tidak dimiliki oleh bahan konstruksi lain
Dalam penelitian yang dilakukan, perencanaan struktur apartemen 4 lantai dengan
menggunakan material kayu ini dihitung elemen-elemen strukturnya seperti pelat,
joist, balok, kolom, dan sambungan dengan memperhatikan efek gempa statik
ekivalen terhadap elemen struktur pada daerah yang direncanakan.
Dengan bantuan program aplikasi SAP2000 dan Microsoft Excel, maka diperoleh
hasil penelitian sebagai berikut: ketebalan pelat = 2 cm; joist = 10/15 cm; balok
arah-x = 10/25 cm; balok arah-y = 10/15 cm; kolom lantai 1-4 = 20/20 cm;
sambungan balok ke kolom menggunakan 4 baut berdiameter 19 mm; sambungan
perpanjangan balok menggunakan 4 baut berdiameter 19 mm; sambungan
perpanjangan kolom menggunakan 4 baut berdiameter 15,9 mm
Kata kunci : Apartemen, material kayu, SAP2000, Microsoft Excel, elemen
struktur
ABSTRACT
The rapid growth of the population in Indonesia resulted in increased housing or
apartment construction to meet the needs of Indonesian residents. Wood is still
widely used as a building construction material because of the main properties of
wood: as natural resources that will never run out (renewable), easy in
processing and workmanship, more resistant to earthquakes, has high tensile
strength and compressive strength, and possessing superior specific properties
not possessed by other construction materials.
In this research the design 4 floors apartment using wood material was calculated
the elements of the structure such as plate, joist, beam, column, and joint by
considering the effect of static equivalent earthquake load on the structural
elements in the planned region.
By using SAP2000 and Microsoft Excel as tools, the following research results
are obtained: plate thickness = 2 cm; joist = 10/15 cm; beam x-direction = 10/25
cm; beam y-direction = 10/15 cm; column (1-4)th floors = 20/20 cm; beamcolumn
joint using 4 bolts, diameter 19 mm; beam extension connection using 4
bolts, diameter 19 mm; and column extension connection using 4 bolts, diameter
15,9 mm.
Keywords: Apartment, wood material, SAP2000, Microsoft Excel, structural
elements1315011031 DEVI RAMONA SAGALA deviramona17@gmail.com2018-08-02T08:31:52Z2018-08-02T08:31:52Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32553This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/325532018-08-02T08:31:52ZSTUDI SETTLEMENT PADA KONSTRUKSI PONDASI
TIANG JEMBATAN BERDASARKAN STANDAR
PEMBEBANAN UNTUK JEMBATANSebagai pondasi pendukung, tanah mempunyai fungsi yang cukup penting untuk
struktur bangunan sipil. Pondasi tiang pancang adalah pondasi yang berfungsi
unruk meneruskan beban yang dipikul struktur bagian atas suatu bangunan ke
dasar tanah dengan kedalaman tertentu. Penelitian ini ditinjau dari salah satu
jembatan di Jalan Tol Trans Sumatera. Jenis pondasi yang digunakan pada
proyek ini adalah pondasi dalam yaitu pondasi tiang. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menghitung pembebanan pada pilar dan abutment yang terjadi
akibat beban konstruksi bagian atas dan untuk mengetahui penurunan
(settlement) yang terjadi pada pondasi tiang yang diakibatkan oleh beban pada
konstruksi bagian atas.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai daya dukung pada
abutment sebesar 5540,36 kN, lalu pada pilar sebesar 11051,65 kN. Jumlah tiang
pada abutment 6 buah serta penurunan total yang terjadi pada abutment sebesar
30,2 cm dengan diameter tiang 60 cm. Penurunan total yang terjadi pada pilar
dengan jumlah tiang 15 buah sebesar 28,41 cm.
Kata Kunci: Pondasi, Tiang pancang, Penurunan Tanah.
abstract
As a supporting foundation, soil has an important role in the structure of civil
buildings. The pile foundation is a foundation that used to carry the load on the
upper structure of a building to a certain depth of ground. This research is
reviewed from one of the Sumatera highway. The type of foundation used in this
project is pile foundation. The purpose of this research is to calculate the burden
on the pier and abutment occurring due to the upper construction load and to
determine the settlement occurring on the pile foundation caused by the load on
the upper construction.
From this research obtained the value of soil bearing capacity of abutment is
5540,36 kN and then the value of pier is 11051,65 kN. The number of piles on the
abutment is 6 pieces and the total settlement that occurred in the abutment is 30.2
cm with a pile diameter is 60 cm. The total settlement that occurred on the pier
with 15 pieces of piles is 28.41 cm
Keywords: Foundation, Pile, Soil Settlement1315011046 FISTA SEPTIANINGTIASfistaseptianingtias@gmail.com2018-08-01T03:53:12Z2018-08-01T03:53:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32411This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/324112018-08-01T03:53:12ZANALISIS PENGGUNAAN STRUKTUR PONDASI SARANG LABA-LABA PADA KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKATKonstruksi sarang laba-laba (KSLL) merupakan salah satu alternatif yang digunakan dalam pembangunan gedung bertingkat. KSLL ini merupakan salah satu tipe pondasi dangkal berupa kombinasi konstruksi bangunan bawah konvensional yang merupakan perpaduan pondasi plat beton pipih menerus yang di bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak yang pipih tinggi dan sistem perbaikan tanah di antara rib-rib. KSLL mempunyai tingkat kekakuan yang lebih tinggi maka penurunan yang terjadi akan merata karena masing-masing kolom dijepit dengan rib-rib beton yang saling mengunci.
Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan daya dukung, penurunan dan penulangan pada suatu KSLL pada konstruksi gedung 3 lantai. Secara garis besar langkah pelaksanaan pengerjaannya adalah pengumpulan data sekunder (data tanah dan struktur), data hasil pembebanan, perhitungan daya dukung pondasi, distribusi tegangan, penurunan dan penulangan pondasi.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh nilai daya dukung tanah pada pondasi konstruksi sarang laba-laba adalah 1361,3270 kN/m2. Nilai ini lebih besar dari distribusi tegangan yaitu sebesar 38,0691 kN/m2. Penurunan total yaitu 28,6071 cm. Penulangan pada KSLL pada rib konstruksi dan settlement 8D22 untuk tulangan lapangan dan tumpuan serta penulangan pada pelat menggunakan D19-150 mm pada tumpuan dan lapangan.
Kata Kunci : Konstruksi Sarang Laba-Laba, Daya Dukung Tanah, Penurunan, Penulangan Pondasi
The spider web construction became an alternatives used in the construction of multi-storey building. The foundation of spider web construction is one type of shallow foundation in the form of a combination of conventional substructure construction, which is a blended of flat concrete plate foundation that is nailed by stand up high flat ribs in the bottom and soil system improvement among the ribs. The spider web construction has a high stiffness level so the settlement will occur equally because each column is clamped with the ribs concrete that locked each other.
This research will calculation the bearing capacity, settlement and reinforcement on a spider web foundation in 3 storey building construction. In general, the implementation steps are : collecting secondary data (soil laboratory and structure), loading of upper structure, calculate bearing capacity, stress distribution, settlement and reinforcement of foundation.
Based on the analysis, the value of soil bearing capacity on the spider web foundation is 1361,3270 kN/m2. This value is higher than the stress distribution that is 38.0691 kN/m2. Total settlement is 28.6071 cm. Reinforcement on the spider web construction on rib construction and settlement 8D22 for field and pedestal, as well as reinforcement on plate using D19-150 mm on pedestal and field.
Keywords : Spider Web Construction, Bearing Capacity of The Soil, Settlement and Reinforcement of Foundation
1315011094 RENI SEPTIA KURNIASARIrennyseptia@gmail.com2018-07-31T07:54:17Z2018-07-31T07:54:17Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32298This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/322982018-07-31T07:54:17ZPENGARUH AKTIVITAS KENDARAAN PABRIK SEMEN TERHADAP
KINERJA JALAN LINTAS SUMATERAJalan Lintas Sumatera merupakan jalan arteri yang melintasi pulau Sumatera. Salah
satu Desa yang dilintasi di Kabupaten lampung Selatan Provinsi Lampung adalah
Desa Rangai Tri Tunggal yang merupakan Desa yang berada dikawasan industri.
Arus kendaraan menerus dan lalu-lintas lokal bercampur dapat mengakibatkan
penumpukan kendaraan, antrian, dan tundaan yang mempengaruhi kinerja jalan.
Sehingga perlu dilakukan anilisis untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan Lintas
Sumatera disepanjang kawasan industri yang terdampak.
Pada penelitian ini analisis mengkaji pengaruh aktivitas kendaraan pabrik semen
terhadap kinerja Jalan Lintas Sumatera. Data yang diambil adalah data lalu lintas
pada hari Kamis dan Sabtu dari pukul 06.00-18.00. Penilaian tingkat pelayanan jalan
menggunakan perhitungan jalan luar kota pada saat arus lalu lintas tak terganggu oleh
aktivitas kendaraan pabrik semen dan simpang tak bersinyal pada saat arus lalu lintas
terganggu aktivitas kendaraan pabrik semen yang mengacu pada MKJI 1997 dan KM
No. 14 tahun 2006.
Pada perencanaan ini penggunaan expansion joint pada jembatan digantikan dengan
Dari analisis yang dilakukan diperoleh nilai derajat kejenuhan pada jalan luar kota
sebesar 0,68 ; 0,67 pada hari Kamis dan 0,68 ; 0,66 pada Hari Sabtu yang dalam
tingkat pelayanan jalan luar kota berada pada tingkat pelayanan B arus stabil dan
kecepatan rata-rata kendaraan ringan 41,5 km/jam. Kemudian nilai derajat kejenuhan
pada simpang tak bersinyal sebesar 0,97 dan 0,96 pada hari Kamis dan Hari Sabtu
dan tundaan yang terjadi adalah 18 det/smp dan 17 det/smp pada hari Kamis dan
Sabtu yang masih berada pada tingkat pelayanan C dan masih pada kondisi normal.
Kata kunci : Derajat kejenuhan, tingkat pelayanan jalan, kinerja jalan
ABSTRACT
Trans Sumatera highway is an arterial road that connected Lampung in eastern and
Aceh in western of Sumatera island. One of the road section passed in Lampung
Selatan Regency, Lampung Province is Rangai Tri Tunggal district which is located
in industrial zone. Througt traffic and local traffic are mix in this area and affecting
road performance in terms of delay, conflict, degree of saturation. Hence, it is
necessary to conduct such analysis in order to predict the level of services of Sumatra
highway along the industrial area’s affected.
The aim of this study is to analyze the influence of cement plant activities on the
performance of Sumatera Highway. Data collected on Thursday and Saturday from
06:00 am to 06.00 pm
Based on findings the degree of saturations is ranging from 0.68 to 0.67 on Thursday
and 0.68 to 0.66 on Saturdays indicating road performance at service level B stable
and average speed of light vehicles is 41.5 km/h. Degree of saturation at the
unsignalised intersection ranging from 0.97 to 0.96 on Thurday and Saturday and the
delay is stand from 18sec/pcu to 17 sec/pcu on Thurday and Saturday which indicate
service level C which mean as normal conditions.
Keywords : degree of saturation, level of service, road performance1315011045 FEBRIAN ANDREY WIRAWANfebrianandreywirawan@gmail.com2018-07-31T04:28:41Z2018-07-31T04:28:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32410This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/324102018-07-31T04:28:41ZANALISIS HIDROGRAF SATUAN TERUKUR (HST) DAS WAY BESAIABSTRACT
ANALYSIS OF HYDROGRAPH MEASURABLE UNIT (HST) WAY BESAI WATERSHEDS
BY
NOVI NANDA AZNITA
Hydrology is the science that deals with the earth's water such as its events, its circulation and spread, its physical and chemical properties and also its reaction to the environment, including its relation to life (living things). One of Hydrology used in the calculation of flood design discharge is Hydrograph Unit. The hydrograph unit is a direct runoff hydrograph generated by effective rainfall that occurs evenly across the watershed with fixed intensity within a set time unit.
One of the watersheds that require hydrograph unit to solve the problem is Way Besai River which is one of the rivers used as a water supplier for Way BesaiHydroelectric Power Plant (PLTA). Therefore, the availability of water in the Way Besai River is important but the problem solving should be completed gradually, the resolution of the problem is supported by the availability of data and a quantifiable approach (quantitative).
The location of this research is conducted in Way Besai watersheds, Sumber Jaya, West Lampung District. The data needed in this research is primary data and secondary data.
From the analysis results of Measured Unitof Hydrograph (HST) at Way Petai watersheds, for a period of 10 minutes, the average peak discharge (Qp) is 14,5579 m3 / s, for a period of 30 minutes, the average peak discharge (Qp) is 15,1948 m3 / sr, and 14.4765 m3 / s is the average peak discharge (Qp) for a period of 60 minutes.
As for the result of flood hydrograph analysis, it is obtained that the flood design for 2-year frequent time is 45,9204 m3 / s, for 5-year frequent time is 103,9502 m3 / s, for 10-year frequent time is 167,5567 m3 / s, 25-year frequent time is 276 , 4261 m3 / s, 50-year frequent time is 377,4437 m3 / s, for 100-year frequent time is 496,2512 m3 / s, and 635,8673 m3 / s for the 200-year frequent time.
Keywords: Watersheds, Measured Unit Hydrograph, Way Petai, Flood Hydrograph Analysis
ABSTRAK
ANALISIS HIDROGRAF SATUAN TERUKUR (HST) DAS WAY BESAI
OLEH
NOVI NANDA AZNITA
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air yang ada dibumi, yaitu kejadian, sirkulasi dan penyebaran, sifat–sifat fisik dan kimiawi serta reaksinya terhadap lingkungan, termasuk hubungannya dengan kehidupan (makhluk hidup. Salah satu Ilmu Hidrologi yang digunakan pada perhitungan debit banjir rancangan adalah Hidrograf Satuan. Hidrograf satuan merupakan hidrograf limpasan langsung yang dihasilkan oleh hujan efektif yang terjadi merata diseluruh DAS dengan intensitas tetap dalam satu satuan waktu yang ditetapkan.
Salah Satu DAS (Daerah Aliran Sungai) yang memerlukan hidrograf satuan untuk pemecahan masalahnya adalah Sungai Way Besai yang merupakan salah satu sungai yang digunakan sebagai penyuplai air untuk PLTA(Pembangkit Listrik Tenaga Air) Way Besai. Oleh karena itu ketersediaan air disungai Way Besai penting namun penyelesaian masalah tersebut harus diselesaikan secara bertahap, penyelesaian masalah tersebut didukung oleh ketersediaan data dan pendekatan yang terukur (kuantitatif).
Lokasi penelitian ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Besai, Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Dari hasil analisis Hidrograf Satuan Terukur (HST) pada DAS Way Petai,untuk periode waktu 10 menitan debit puncak rata-rata (Qp) 14,5579 m3/det, untuk periode waktu 30 menitan debit puncak rata-rata (Qp) 15,1948 m3/det, dan 14,4765 m3/det debit puncak rata-rata (Qp)untuk periode waktu 60 menitan.
Sedangkan untuk hasil analisis hidrograf banjir, didapat banjir rancangan untuk kala ulang 2 tahun adalah 45,9204 m3/det, kala ulang 5 tahun 103,9502 m3/det, kala ulang 10 tahun 167,5567 m3/det, kala ulang 25 tahun 276,4261 m3/det, kala ulang 50 tahun 377,4437m3/det, kala ulang 100 tahun 496,2512 m3/det, dan 635,8673 m3/det untuk kala ulang 200 tahun.
Kata kunci: DAS, Hidrograf Satuan Terukur, Way Petai, Analisis Hidrograf Banjir
1115011074 NOVI NANDA AZNITAnovinanda230913@gmail.com2018-07-03T07:16:43Z2018-07-03T07:16:43Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32025This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/320252018-07-03T07:16:43ZPERENCANAAN LENGKUNG HORIZONTAL JALUR GANDA
KERETA API STASIUN MARTAPURA-STASIUN BATURAJA
SUMATERA SELATAN KM. 222+800 – KM. 227+900Sumatera memiliki potensi batubara yang besar khususnya di Provinsi Sumatera Selatan,
namun baru sedikit yang dapat dieksploitasi akibat kemampuan angkut batubara yang
kurang mendukung. Untuk mendukung upaya tersebut secara optimal, Kementerian
Perhubungan dan PT. KAI melakukan pembangunan prasarana perkeretaapian yaitu
dengan membangun jalur ganda secara bertahap di Provinsi Sumatera Selatan sampai ke
Provinsi Lampung. Untuk beberapa segmen, pembangunan jalur kereta api ganda ini
terdapat banyak lengkungan. Dengan demikian dibutuhkan perencanaan lengkung agar
kereta api dapat melintas dengan aman sesuai kecepatan rencana.
Penelitian ini mengkaji Perencanaan Lengkung Horizontal pada Jalur Ganda Kereta Api
Stasiun Martapura - Stasiun Baturaja, Provinsi Sumatera Selatan pada Km. 222+800 –
Km. 227+900. Perencanaan mengacu kepada Peraturan Menteri No. 60 Tahun 2012
Tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api. Secara garis besar langkah perencanaannya
adalah pengumpulan data, peninjauan lokasi, penentuan trase jalur baru, perhitungan
desain lengkung horizontal sesuai dengan data dan trase dengan 2 (dua) alternatif, dan
perhitungan selisih lahan yang dibutuhkan akibat perencanaan jalur baru.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Lengkung Total (L) terbesar pada alternatif
2 lebih besar dibandingkan dengan alternatif 3, yaitu 860,384 m untuk alternatif 2 dan
741,756 m untuk alternatif 3. Terdapat perbedaan panjang lengkung transisi yaitu 132
mm dan 102 mm, hal ini diakibatkan perbedaan peninggian rel dan kecepatan rencana
yang digunakan. Hasil perencanaan mengakibatkan perlunya pembebasan lahan pada
alternatif 2, karena terdapat selisih lahan yang dikuasai dengan hasil perencanaan yaitu
sebesar 508.068,945 m2.
Kata Kunci : lengkung horizontal, rel, jalur ganda
abstract
Sumatera has a huge natural resources, especially coal in South Sumatera Province, but
only few can be exploited due to transportation capabilities are less supportive. To tackle
this matter, the Ministry of Transportation dan PT. KAI conduct construction on the rail
infrastructure by building a double track rail gradually in South Sumatra Province to
Lampung Province. For some segments, the construction of the double track railway are
facing many curves, thus it takes redesign curve railway so that the train can pass
accordance to design speed safely.
This study research about Horizontal Alignment Design on Double Track Railway from
Martapura Station to Baturaja Station, South Sumatera Province at Km. 222+800 – Km.
227+900. Design refers to PM No. 60 Year 2012 regarding Technical Requirements
Railroad. Outline the design steps are data collection, review of the location,
determination of new path trace, horizontal curve design calculations in accordance to
the data and 2 (two) alternatives trace, and calculation of the difference in land required
in regard to new railway design.
Based to the calculation results, Full Curve (L), the largest in second alternative is larger
than the third alternative, that is 860,384 meters for alternative 2 and 741,756 meters for
alternative 3. There are differences in the transtition curve length that is 132 milimeters
and 102 milimeters, this is caused by difference of speed design and rail elevation used.
Results of design cause in the need for land acquisition in the second alternative, because
there is a difference of land that held with the design results, that is 508.068,945 square
meters.
Keywords: horizontal alignment , railway, double track1315011112 TULUS ADITYA GUNAWAN tulusadityagunawan@gmail.com2018-07-03T07:12:38Z2018-07-03T07:12:38Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32028This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/320282018-07-03T07:12:38ZANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE
DI JL. RADEN GUNAWAN 2 KECAMATAN RAJABASA
KOTA BANDAR LAMPUNGTerjadinya banjir di Jl. Raden Gunawan 2 Kecamatan Rajabasa Kota Bandar
Lampung disebabkan oleh ketidakmampuan saluran drainase eksisting
menampung debit limpasan langsung serta penyumbatan saluran drainase oleh
sampah.
Analisis hidrologi menggunakan data curah hujan maksimum dalam waktu 10
tahun terakhir, kemudian dilakukan perhitungan parameter yang bertujuan untuk
menghitung debit rencana menggunakan metode rasional. Luas Daerah Aliran
Sungai (DAS) sebesar 0,77308 km2 dan koefisien pengaliran sebesar 0,5132.
Analisis hidrolika dilakukan untuk menghitung kapasitas debit saluran drainase
menggunakan rumus kontinuitas serta rumus Manning, setelah itu direncanakan
sistem serta dimensi yang sesuai.
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi hujan yang cocok adalah Distribusi Log
Pearson III dan diperoleh nilai curah hujan rencana untuk kala ulang 5 tahun
sebesar 109,016 mm dengan debit terbesar pada ruas gabungan antara saluran
primer dan daerah Kemiling sebesar 2,8336 m3/detik. Kemudian didapatkan
tinggi banjir pada wilayah penelitian setinggi 10-30 cm, karena dimensi eksisting
tidak mampu menampung debit rencana. Maka, direncanakan dimensi saluran
yang sesuai menggunakan penampang berbentuk U-Ditch dengan ukuran
U100/100, U150/150, U150/250 dan U250/250. Sehingga didapatkan debit
rencana (Qr) > debit saluran (Qs).
Kata kunci : drainase, hidrologi, hidrolika, distribusi.
abstract
The occurrence of floods at Raden Gunawan 2 street, Rajabasa district, Bandar
Lampung was caused by the inability of existing drainage channels to
accommodate direct run-off discharge and blockage of drainage channels by
garbage.
Hydrological analysis was performed by using the maximum rainfall data within
the last 10 years, then, parameter calculation were performed to calculate the
discharge plan using rational method. The wide-scale of watershed is 0.77308
km2 and the drainage coefficient is 0.5132. The hydraulic analysis was conducted
to calculate the drainage channel discharge capacity using continuity formula
and Manning formula, after that, suitable systems and dimensions were planned.
Based on the results of the research, the suitable rain distribution is Log
Pearson III Distribution which obtained rainfall value of plan for the 5-year
rework time of 109,016 mm and the amount of the biggest discharge at joint
segment between primary channel and Kemiling area is 2,8336 m3 / sec. Then,
flood heights were found in the research area as high as 10-30 cm, because the
existing dimensions were not able to accommodate the discharge plan. Thus,
suitable channel dimensions are planned using U-Ditch shaped sections with
U100 / 100, U150 / 150, U150 / 250 and U250 / 250 sizes. So, the discharge plan
(Qr) is smaller than the discharge channel (Qs).
Keywords: drainage, hydrology, hydraulics, distribution.1315011056 Ismawan Dewansyahdewansyah.isma@gmail.com2018-07-03T07:11:41Z2018-07-03T07:11:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32034This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/320342018-07-03T07:11:41ZREVIEW JEMBATAN SUTAMI DI BANDAR LAMPUNGBanyak sistem struktur yang tersedia untuk membangun sebuah jembatan. Salah satunya adalah jembatan beton prategang. Penelitian ini bertujuan mereview desain perencanaan jembatan beton prategang menggunakan software SAP 2000 ver.14. Metode penelitian ini menggunakan metode elastis pada beton prategang, dan metode ultimit pada desain struktur jembatan yang lain. Sedangkan metode elemen hingga dengan SAP 2000 ver.14 dilakukan pada analisis beban lalu lintas.
Dari hasil analisis, pada gelagar memanjang diperlukan tulangan lentur 12 D13, tulangan kulit 6 ∅13, dan 18 strand 0,5” pada masing-masing tendon. Ada perbedaan dengan pihak perencana yang menggunakan tulangan lentur dibawah kebutuhan ρmin, sedangkan pada strand yang dipakai, telah memenuhi standar perencanaan.
Pelat lantai kendaraan diperlukan tulangan lentur ∅16-200, tulangan susut serta suhu ∅13-250, oleh pihak perencana dipakai tulangan yang lebih rapat, yang disebabkan perubahan faktor reduksi tulangan lentur pada peraturan beton 2013.
Diafragma diperlukan tulangan lentur 2 D28, tulangan kulit 5 ∅13, serta tulangan geser ∅13-500. Ada perbedaan pada tulangan lentur yang dipakai perencana, yang juga disebabkan perubahan faktor reduksi pada peraturan beton 2013, sedangkan pada tulangan geser yang dipakai, telah memenuhi standar perencanaan.
Tiang sandaran diperlukan tulangan lentur ∅19-150 untuk daerah penebalan bawah sandaran, ∅13-150 untuk daerah diatasnya, serta 10 ∅13 tulangan geser, sama dengan perencanaan dari pihak perencana, dengan demikian tulangan yang dipakai telah memenuhi standar perencanaan yang berlaku.
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu tulangan yang dipakai pada struktur utama telah memenuhi standar perencanaan, namun ada beberapa tulangan lentur yang digunakan dibawah kebutuhan ρmin/peraturan beton tahun 2013.
Diharapkan akan adanya penelitian lanjutan menggunakan software CSI Bridge, dan rencana anggaran biayanya.
Kata kunci : jembatan, beton prategang, SAP 2000 ver. 14.
ABSTRACT
Many structural systems are available to build a bridge. One of them is prestressed concrete bridge. The purpose of this research is to review the design of prestressed concrete bridge using SAP 2000 ver. 14 software.
Thid research use elastic method on prestressed concrete, and ultimate method on the design of the other structures on the bridge. Whereas finite element analysis (FEA) with SAP 2000 ver.14 is used on traffic load analysis .
From the analysis results, the longitudinal girder requires bending reinforcement of 12 D13, skin reinforcement of 6 ∅13, and 18 strand with dia. of 0.5" in each tendon. There is a difference with existing design which use bending reinforcement under the minimum requirement, whereas the strand used, meets the recent code.
Slab requires bending reinforcement of ∅16-200, shrinking reinforcement and temperature of ∅13-250, however the existing design used denser reinforcement, this difference is due to changes in the bending reduction factor which follows the recent code of 2013 .
Diaphragms requires bending reinforcement of 2 D28, skin reinforcement of 5 ∅13, and shear reinforcement of ∅13-500. this difference is due to changes in the reduction as well. Whereas in the shear reinforcement used by the existing design has met the recent code.
Barrier wall requires bending reinforcement of ∅19-150 for the thickening area below the wall, ∅13-150 for the above area, and shear reinforcement of 10 ∅13, thus the reinforcement used by the existing design has met the recent code.
The conclusion that can be taken is that the reinforcement used for the main structure component is correct, but some bending reinforcement are used under the need of ρmin and concrete standard of 2013.
Keyword : bridge, prestressed concrete, SAP 2000 ver. 14
1415011009 AKHMAD DENDI NOSYAbz182u@gmail.com2018-07-03T07:10:00Z2018-07-03T07:11:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32027This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/320272018-07-03T07:10:00ZPERENCANAAN WESEL JALUR GANDA KERETA API STASIUN
MARTAPURAPotensi batubara yang dimiliki Provinsi Sumatera Selatan diketahui mencapai
sekitar 85% dari total cadangan yang terkandung dalam bumi Sumatera, atau
sekitar 22,24 milyar ton, sedangkan kemampuan mengangkut batubara terbatas.
Guna mengatasi keterbatasan kapasitas angkut tersebut, Kementerian
Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian merencanakan
pembangunan jalur ganda kereta api antara Tarahan – Tanjung Enim. Tahun
anggaran 2017, pembangunan jalur ganda antara Tarahan – Tanjung Enim
difokuskan pada segmen Baturaja – Martapura sepanjang ± 34 km. Penelitian ini
menitikberatkan pada perencanaan wesel di Stasiun Martapura termasuk penataan
ulang emplasemen akibat pembangunan jalur ganda kereta api.
Dalam penataan ulang ini, wesel eksisting memakai wesel Austria yang nantinya
akan diganti dengan menggunakan wesel tipe China. Secara garis besar langkah –
langkah perencanaannya adalah identifikasi permasalahan, pengumpulan data,
perhitungan wesel Austria dan wesel China, analisis perbandingan hasil
perencanaan wesel Austria dan wesel China.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai panjang lidah 17,090 m untuk wesel
China dan 16,068 m untuk wesel Austria. Terdapat perbedaan pada panjang jari –
jari lengkung, 159,09 m untuk wesel China dan 137,6197 m untuk wesel Auustria.
Nilai panjang jarum untuk kedua wesel memiliki nilai yang sama yaitu sebesar
3,02 m dan memiliki nilai jari – jari lengkung dalam yang sama yaitu sebesar
259,61 m. Dari hasil ploting gambar wesel terjadi pergeseran track sebesar 1,3701
m akibat perpanjangan wesel tipe China.
Kata Kunci : Emplasemen, Panjang Lidah, Panjang Jarum
abstract
The South Sumatera Province has a huge of natural resources especially coal or similar to about
85% of the total reserves contained in Sumatra region, its contain 22.24 billion tons, while the
ability to transport coal is limited. To overcome the constraints of the transport capacity, the
Ministry of Transportation through the Directorate General of Railways plans to build a double
railway line between Tarahan and Tanjung Enim. In fiscal year of 2017, the construction of
double track between Tarahan - Tanjung Enim is focused on the segment of Baturaja - Martapura
along ± 34 km. This study focuses on the planning of switch-point at Martapura Station
including the rearrangement of emplacement due to the construction of double track railway.
In this rearrangement, the existing switch-points using Austrian type will be replaced by
Chinese model. The planning steps are as follow identification of problems, data collection,
calculations of Austrian and Chinese switch-point types, comparative analysis of the outcome of
planning of the both models.
Based on the calculation result, the value of frog length 17,090 m for Chinese switch-point type
and 16,068 m for Austrian model. There are differences in the length of the curved fingers, i.e.
159.09 m for Chinese and 137.6197 m for Austrian types. Needle length values for both drafts
have the same value of 3.02 m and have the same inner curve radius of 259.61 m. From the result
of the plot drawing of the switch-point, the track should be remove as long as 1.3701 m due to
the extension of the Chinese switch-point type.
Keywords: Emplacement, Frog Length, Needle Length1315011054 ILLYASA DESTIRA illyasadestira14@gmail.com2018-06-29T07:52:59Z2018-06-29T07:52:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31863This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/318632018-06-29T07:52:59ZANALISIS PENGARUH BEBAN GEMPA PADA GEDUNG TIGA LANTAI
MENGGUNAKAN METODE STATIK EKUIVALENTujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh beban gempa pada
struktur gedung sekolah tiga lantai di daerah Lampung Barat. Pengaruh gempa
yang ditinjau mencakup dimensi, tulangan, dan defleksi struktur dengan
membandingkan terhadap gedung tanpa beban gempa.
Perhitungan beban gempa menggunakan metode Statik Ekuivalen dengan bantuan
program SAP 2000. Program ini juga dapat menghasilkan gaya dalam berupa
momen, lintang, dan normal (M, D, N). Pada perhitungan pelat dihitung dengan
metode direct design method (DDM).
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perhitungan seluruh kebutuhan tulangan
pada pelat, balok ,kolom, fondasi bore pile, sloof dan pile cap pada struktur
dengan beban gempa 283,3267% lebih banyak dibandingkan dengan gedung
tanpa beban gempa yang dlihat dari jumlah As tulangan pada masing-masing
struktur. Perencanaan dimensi pada struktur tanpa beban gempa menghasilkan
dimensi balok 250 x 450 mm, kolom 350 x 350 mm, fondasi bore pile diameter
70 cm, sloof 250 x 450 mm dan pile cap 1600 mm sedangkan dimensi struktur
dengan beban gempa menghasilkan dimensi yang lebih besar dengan ukuran
kolom 600 x 600 mm, fondasi bore pile diameter 80 cm, dan pile cap 1800 mm.
Kata kunci : beban gempa, statik ekuivalen, direct design method, SAP2000.
ABSTRACT
The purpose of this study is to evaluate the effect of earthquake load on the
structure of a third floor school building in West Lampung. The effects of
earthquake is reviewed on the dimensions, reinforcement, and deflection of
structures by comparing building without earthquake load.
The earthquake load calculation using Static Equivalent Method is helped by SAP
2000 program. This program can also produce internal force of the moment,
latitude, and normal (M, D, N). The calculation of the slab is calculated by direct
design method (DDM).
The results of this analysis showed that the calculation of all reinforcement
requirements on slab, beams, columns, bore pile foundations, sloof and pile caps
in the building with earthquake load 283,3267% is more than compared to the
building without earthquake load seen from the number of as on each structure.
Dimension design on the structure without earthquake load result that dimension
of beams are 250 x 450 mm, coloumns are 350 x 350 mm, diameter of bore piles
are 70 cm, sloofs are 250 x 450 mm and pile caps are 1600 mm while the
dimensions of the structure with the earthquake load resulted in larger dimensions
with dimension of columns are 600 x 600 mm, diameter of bore pile foundations
are 80 cm, and pile caps are 1800 mm.
Keywords: earthquake load, static ekuivalen, direct design method, and SAP2000.1415011108 NADYA SAFIRAnadyasafiira@gmail.com2018-06-29T06:45:51Z2018-06-29T06:45:51Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31859This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/318592018-06-29T06:45:51ZANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI
LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMPUNG
(STUDI KASUS ZONA II : FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM, FAKULTAS KEDOKTERAN DAN FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN)Universitas Lampung sebagai salah satu universitas negeri pertama dan tertua di
Provinsi Lampung terus meningkatkan kualitas akademiknya. Peningkatan
fasilitas dan infrastruktur Universitas Lampung terus dilakukan agar dapat
meningkatkan kualitas akademik maupun non-akademik. Salah satu bentuk
peningkatan kualitas non-akademik adalah penataan lingkungan dengan
perencanaan sistem drainase. Hal ini dimaksudkan untuk menyelesaikan beberapa
titik genangan banjir yang terjadi pada saat musim penghujan tiba, hal ini
disebabkan belum optimalnya sistem drainase eksisting di lingkungan Universitas
Lampung.
Analisis hidrologi dilakukan dengan tujuan tujuan menghitung debit rencana
menggunakan metode rasional dan analisis hidrolika dilakukan untuk menghitung
kapasitas saluran drainase eksisting. Sehingga dapat diketahui lokasi titik banjir
yang terjadi dan perencanaan dimensi saluran yang baru.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, lokasi titik banjir terjadi pada
ruas DN15 melimpas sepanjang 9,5 m. Perubahan penampang drainase baru pada
titik DN63 sepanjang 56 m, DN64 sepanjang 45 m dan DN65 sepanjang 67 m
perlu dilakukan karena masih berupa drainase alami dan kapasitas saluran tidak
dapat menampung air limpasan langsung.
Kata kunci : drainase, analisis hidrologi, analisis hidrolika, banjir.
abstract
Lampung University as one of the first and oldest universities in Lampung Province
continues to improve its academic quality. The improvement of Lampung
University facilities and infrastructure is continuously conducted in order to
improve both academic and non-academic quality. The one of form non-academic
quality improvement is environmental arrangement with the drainage system
planning. It is intended to solve some of the flood puddles that occurred during the
rainy season, due to the lack of not optimal yet system drainage existing in the
University of Lampung.
Hydrological analysis is performed with purpose to calculate the discharge plan
using rational method and hydraulic analysis is performed for calculate the capacity
of existing drainage channels. So we can know the location of the flood point that
occurred and planning the new channel dimension.
Based on the analysis that has been done, the flood point occurred at DN15 segment
with 9.5 m long overflow. The change of new drainage section design at DN63
point along 56 m, DN64 along 45 m and DN65 along 67 m needs to be done because
there are still a natural drainage and channel capacity can’t accommodate
immediate of water runoff.
keywords : drainage, hydrological analysis, hydraulic analisis, floods. 1315011115 WIDI TEJAKUSUMAwidi.teja@gmail.com2018-06-29T06:45:11Z2018-06-29T06:45:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31874This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/318742018-06-29T06:45:11ZANALISA FLUKTUASI ARUS LALULINTAS
PADA JALAN NASIONAL LAMPUNG
(Studi Kasus Bakauheni – Bandar Lampung – Terbanggi Besar)
Perbedaan asal tujuan perjalanan mengakibatkan perbedaan volume dan pola waktu terjadinya pergerakan pada ruas jalan. Sepanjang hari pada ruas jalan terjadi fluktuasi arus lalulintas, seperti menjadi padat pada jam-jam tertentu dan lengang pada saat lainnya.Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pola fluktuasi arus lalulintas di daerah studi pada waktu yang berbeda.
Penelitian yang dilakukan yaitu berupa survei volume lalu lintas (LHR) untuk melihat tingkat kepadatan kendaraan, kemudian survei geometrik jalan berupa pengukuran lebar jalan. Penelitian dilakukan pada jalan Soekarno Hatta, Kalianda Lampung Selatan (Depan Polisi Sektor Kalianda), jalan Soekarno Hattta, Panjang Bandar Lampung (Simpang PJR Panjang), dan Jalan Negara Lampung Tengah (Simpang Terbanggi Besar).
Berdasarkan hasil perhitungan, Pola fluktuasi arus lalulintas pada setiap arah dan ruas jalan memiliki jam puncak yang bervariasi tergantung pada hari dan jenis aktivtas tataguna lahan yang dihubungkan, dimana pada hari kerja jam puncak terjadi pada pukul 07.00 hingga pukul 08.00 dan pada sore hari terjadi pada pukul 16.00 hingga pukul 17.00. Pada hari minggu jam puncak terjadi lebih bervariasi. Untuk Menghindari ruas-ruas jalan utama untuk mencapai tujuan perjalanan pada saat terjadinya jam puncak merupakan hal yang dapat dipilih oleh pemakai jalan untuk mengurangi kemacetan dan menghemat waktu.
Kata kunci : fluktuasi arus lalulintas, volume lalu lintas
ABSTRACT
Differences of origin of travel destinations lead to differences in the volume and time pattern of the movement of the road segment. Throughout the day on the road there are fluctuations in traffic flow, such as being solid at certain hours and quiet at other times. The purpose of this research is to know the fluctuation pattern of traffic flows in different regions of time.
The research was conducted in the form of traffic volume survey (LHR) to see vehicle density level, then road geometric survey in the form of measurement of road width. The research was conducted on Sukarno Hatta street, Kalianda South Lampung (in Front of Kalianda Police Station), Soekarno Hattta Street, Panjang, Bandar Lampung ( PJR Panjang Intersection), and Negara Street Central Lampung (Terbanggi Besar Intersection).
Based on the calculation, the fluctuation pattern of the traffic flows in each direction and the road segment has peak hours that vary depending on the day and type of connected land use activity, which on the working day peak hour occurs at 07.00 to 08.00 and in the afternoon happened from 16.00 to 17.00. On Sunday the peak hour is more varied. To avoid the major road segments to reach travel destinations during peak hours is a matter that can be chosen by road users to reduce congestion and save time.
Keywords : Traffic Flow fluctuation, Traffic Volume.
1115011049 JESA ANGGARAjesaanggara@yahoo.co.id2018-06-29T03:31:36Z2018-06-29T03:31:36Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31857This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/318572018-06-29T03:31:36ZKAJIAN DAMPAK PROSES ANGKUTAN TERHADAP SEGREGASI
PADA CAMPURAN ASPAL PANASSalah satu penyebab kegagalan konstruksi pada perkerasan jalan aspal adalah
segregasi. Segregasi adalah kondisi di mana berpisahnya butir-butir agregat
berukuran kecil dan besar di dalam suatu campuran aspal, sehingga dalam suatu
bagian lapisan dari perkerasan akan terkonsentrasi agregat kasar sedangkan di
bagian lainnya akan terkonsentrasi agregat halus. Salah satu faktor penyebab
terjadinya segregasi adalah jarak angkut dari Asphalt Mixing Plant menuju lokasi
penghamparan. Untuk mengetahui hal tersebut maka dilakukan kajian mengenai
dampak proses angkutan terhadap segregasi pada hot mix dari Asphalt Mixing Plant
hingga lokasi penghamparan. Pada penelitian ini hot mix yang digunakan berupa
tipe AC-WC atau laston lapis aus produksi AMP PT. Manggung Polah Raya untuk
lokasi pekerjaan yang berjarak 28,9 km di Jalan Sultan Agung, Bandar Lampung,
Lampung dan PT. Rindang Tigasatu Pratama untuk lokasi pekerjaan yang berjarak
53,3 km di Jalan Teuku Cik Ditiro, Bandar Lampung, Lampung. Pengujian sampel
yang dilakukan adalah uji ekstraksi dan uji analisa saringan.
Dari hasil penelitian didapat bahwa terjadi segregasi selama pengangkutan
campuran aspal dari Asphalt Mixing Plant menuju lokasi penghamparan. Untuk
sampel PT. Manggung Polah Raya, gradasi agregatnya masih berada dalam batas
atas dan bawah spesifikasi umum binamarga 2010. Sedangkan untuk sampel PT.
Rindang Tigasatu Pratama, gradasi agregatnya sudah keluar dari batas atas dan
bawah spesifikasi umum binamarga 2010. Faktor yang mempengaruhi segregasi
adalah jarak angkut dan densitas agregat.
Kata Kunci: Perkerasan Jalan, Segregasi, Laston
abstract
One of the causes of construction failure on asphalt pavement is segregation. Which
is the separation of small and large aggregate grains within a mixture, so that in a
part of the coating of the pavement will be concentrated aggregate coarse and in
other part will be concentrated fine aggregate. One of the factors causing
segregation is the hauling distance from Asphalt Mixing Plant to the slap location.
To understand this, task a study on the impact of the transport process on
segregation on hot asphalt mixture from Asphalt Mixing Plant to the location of the
spread. The mixture used is the Asphalt Concrete-Wearing Course type or the laston
coated wear of Asphalt Mixing Plant PT. Gigging Polah Raya for work location
which is 28.9 km on Jalan Sultan Agung, Bandar Lampung, Lampung and PT.
Rindang Tigasatu Pratama for work location located 53.3 km on Jalan Teuku Cik
Ditiro, Bandar Lampung, Lampung. Examination of sample is done trough
extraction test and sieve analysis test.
From the result of the research, it’s found that there is being segregation during the
transport of asphalt mix mixture from Asphalt Mixing Plant to the slap location.
For sample PT. Manggung Polah Raya, gradation aggregate is still within the upper
and lower limits of the general specification Bina Marga 2010. As for the sample
of PT. Rindang Tigasatu Pratama, the aggregate gradation is out of the upper and
lower limits of the general specification of Bina Marga 2010. Factors affecting
segregation are haulage distances and aggregate density.
Keywords: Road Pavement, Asphalt Concrete, Segregation.1315011019 ATREYU ALFARIDO atreyualfarido@gmail.com2018-06-29T02:50:23Z2018-06-29T02:50:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31854This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/318542018-06-29T02:50:23ZSTUDI EFEKTIVITAS RUANG HENTI KHUSUS (RHK) SEPEDA
MOTOR PADA SIMPANG BERSINYALMeningkatnya jumlah kendaraan sepeda motor, menyebabkan kemacetan pada
simpang bersinyal di Kota Bandar Lampung. Sebagai upaya untuk mengurangi
kemacetan tersebut pemerintah Kota Bandar Lampung membuat sebuah Ruang
Henti Khusus (RHK) sepeda motor. RHK adalah sebuah ruang yang di khususkan
untuk kendaraan sepeda motor untuk mengatur tempat antrian sepeda motor
dengan kedaraan lainnya pada saat berhenti di pendekat simpang bersinyal selama
nyala merah. Peneltian ini bertujuan untuk menguji efektivitas RHK sepeda motor
pada simpang bersinyal, dan dampaknya terhadap peningkatan arus jenuh dan
kapasitas pendekat dibandingkan dengan pendekat tanpa RHK. Untuk menguji
efektivitas dan dampak dari RHK dilakukan survei arus lalu lintas pada waktu
puncak pagi dengan bantuan video kamera di tiap pendekat terpilih. Data survei
yang diperoleh dianalisis menggunakan MKJI dan dibandingkan dengan
peneletian terdahulu. RHK meningkatkan arus jenuh 7,3% - 17,5% dan kapasitas
pendekat 37,67% - 52,09%. Sehingga RHK efektif untuk disediakan pada
simpang bersinyal. Nilai tingkat keterisian RHK di Jl. P. Diponegoro - Jl. P.
Diponegoro dan di Jl. Jend. Sudirman - Jl. Gajah Mada - Jl. Jend. Sudirman
adalah kurang dari 50% sehingga terbilang buruk, sedangkan nilai tingkat
keterisian RHK di Jl. Jend. Sudirman - Jl. Jend. Sudirman dan Jl. Dr. Susilo - Jl.
P. Diponegoro adalah 50-80% sehingga terbilang sedang.
Kata kunci : Ruang Henti Khusus, simpang bersinyal, efektivitas RHK, arus
jenuh, kapasitas pendekat
ABSTRACT
The increasing number of motorcycle vehicles, causing traffic congestion at the
signal intersection in Bandar Lampung City. As an effort in reducing congestion,
the government of Bandar Lampung city made Special Stopping Space (RHK) for
motorcycles. The RHK is a space dedicated to arrange motorcycle queue place
when stop at the signalized intersection during traffic light period. This study aims
to examine the effectiveness of RHK at the signalized intersection, and it’s impact
on saturation current increase and approach capacity compared to approach
without RHK. The effectiveness and impact of RHK, was conducted by surveying
traffic flow in the morning during peak hours using camera video in each selected
approaches. The survey data obtained were analyzed using MKJI and compared
with previous research. RHK increases saturation flow 7,3% - 17,5% and
approach capacity 37,67% - 52,09%. In conclusion RHK is effective to be
provided in signal intersection. Value of RHK filling level at Jl. P. Diponegoro -
Jl. P. Diponegoro and Jl. Jend. Sudirman - Jl. Gajah Mada - Jl. Jend. Sudirman is
less than 50% that indicates bad while at Jl. Jend. Sudirman - Jl. Jend. Sudirman
and Jl. Dr. Susilo - Jl. P. Diponegoro is 50% - 80% that indicates moderate.
Keyword : RHK (SSSM : Special Stopping Space for Motorcycle), signal
intersection, effectiveness of RHK, saturation current, capacity of the approach1415011076 JESICHA NAINGGOLAN jesichanainggolan@gmail.com2018-06-26T07:57:42Z2018-06-26T07:57:42Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31775This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/317752018-06-26T07:57:42ZPENGARUH NILAI CBR ( California Bearing Ratio ) TANAH LEMPUNG LUNAK YANG DICAMPUR DENGAN ZAT ADITTIVE ABU AMPAS TEBU DAN MATOS DITINJAU DARI WAKTU PERENDAMAN
Daya dukung suatu lapisan tanah tertentu tergantung dari kepadatan tanah yang menyusun lapisan tersebut. Semakin kecil nilai CBR (California Bearing Ratio) suatu lapisan tanah dari jenis tanah tertentu maka lapisan yang dibuat di atasnya haruslah semakin tebal. Di Indonesia, jarang ditemukan tanah yang di padatkan dan mencapai nilai CBR yang tinggi. Tanah lempung lunak yang biasa nya berada di dataran rendah atau pantai rata-rata memiliki nilai CBR yang rendah.
Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah yang berasal dari desa Sukajawa, Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Lampung Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai CBR tanah terganggu yang dicampur dengan abu ampas tebu sebesar 6 %, dan matos seberat 3,5817 gr yang diperam selama 28 hari lalu direndam dengan durasi 7, 14, 21, dan 28 hari.
Berdasarkan klasifikasi AASHTO, tanah ini termasuk dalam kelompok A-7-6, dengan nilai LL 56,69 %, PL 26,69 %, PI 30,02%. Pada kondisi tanpa rendaman didapatkan nilai CBR sebesar 41,8 %, dan pada kondisi rendaman dengan durasi 7, 14, 21, dan 28 hari didapatkan nilai CBR sebesar 14,6 %, 12,8 %, 10,7 %, dan 9,2 %. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tanah dengan campuran 6 % abu ampas tebu dan matos baik untuk digunakan sebagai tanah dasar pada konstruksi jalan karena nilai CBR > 6% dalam keadaan terendam selama 28 hari.
Kata kunci : Tanah Lempung Lunak, Abu ampas tebu, matos, CBR.
ABSTRACT
The carrying capacity of a particular soil depends on the density of the soil that constitutes the layer. The smaller the value of CBR (California Bearing Ratio) of soil layer of a particular soil type, then the layer made on it should be thicker. In Indonesia, rarely found compacted soil and achieve high CBR value. Soft clay soils that are common in the lowlands or beaches on average have a low CBR value.
Soil samples used in this study originated from the Sukajawa Village, Bumi Ratu Nuban Sub District, Central Lampung. The aim of this research is to know the disturbed CBR value mixed with bagasse ash 6%, and matos weighing 3,5817 gr cured for 28 days then soaked with duration 7, 14, 21, and 28 days.
Based on AASHTO classification, this soil belongs to group A-7-6, with LL value 56,69%, PL 26,69%, PI 30,02%. Under condition without immersion, CBR value was 41,8%, and at 7, 14, 21, and 28 day immersion condition, CBR value was 14,6%, 12,8%, 10,7%, and 9,2%. From the results of this study it can be concluded that the soil with a mixture of 6% bagasse ash and matos is good for use as a subgrade in road construction because the CBR value> 6% is soaked for 28 days.
Keywords : Soft Clay Soil, Bagasse Ash, Matos, CBR.
1115011097 SEPTIAS HERSON SEJATIseptias1993@gmail.com2018-05-30T06:08:31Z2018-05-30T06:08:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31507This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/315072018-05-30T06:08:31ZRedesain Sistem Drainase dan Desain Sumur Resapan
di Universitas Lampung
(Studi kasus : Masjid Al-Wasi’i-Tugu UNILA)Drainase yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang melimpas pada suatu
daerah, serta penganggulangan akibat yang ditimbulkan kelebihan air tersebut.
Namun kenyataannya banyak jaringan drainase yang kinerjanya bisa dinilai buruk
dan keluar dari fungsi sebenarnya. Salah satunya jaringan drainase di wilayah
Universitas Lampung wilayah Masjid Al-Wasi’i-Tugu UNILA. Salah satu
solusinya adalah penataan lingkungan salah satu nya redesain sistem drainase.
Hal ini dimaksudkan untuk menyelesaikan beberapa titik genangan banjir yang
terjadi pada saat musim penghujan tiba karena belum optimalnya kondisi drainase
eksisting di kawasan Universitas Lampung wilayah Masjid Al-Wasi’i-Tugu
UNILA. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini meliputi analisis hidrologi
dan analisis hidrolika menggunakan aplikasi HEC-RAS 4.1.0. Analisis hidrologi
bertujuan untuk menghitung debit rencana dengan menggunakan metode rasional,
haspers dan weduwen dan permodelan dengan aplikasi HEC-RAS 4.1.0 bertujuan
untuk mengetahui kapasitas tinggi muka air pada saluran eksisting. Sehingga
dapat diketahui dimana posisi titik banjir dan perencanaan dimensi saluran yang
baru. Berdasarkan hasil analisis, perlu adanya pengerukan sedimentasi pada titik
D8-D10 yang menunjukkan terjadinya limpasan dan genangan banjir di daerah
seberang Masjid Al-Wasi’i. Perencanaan sumur resapan juga sangat di perlukan
untuk pengurangan debit limpasan di saluran di wilayah Masjid Al-Wasi’i
Universitas Lampung. Perlu dilakukan juga pemeliharaan saluran berupa melining
beton dasar dan sisi dinding saluran setelah pengerukan dilakukan.
.
Kata kunci : hidrologi, hidrolika, HEC-RAS 4.1.0, drainase, sumur resapan, lining
beton.
abstract
Drainage is a way for removal of excess water with a solution about it. Nevertheless, a lot of
drainage systems have a bad performance and out of its function. One of drainage’s
problems is drainage system in Lampung University around Al-Wasi’i Mosque-Lampung
University statue. One of the solution is environmental arrangement and one of that way is
redesign of drainage system. It aim for resolve some flood inundation that happened in the
rain because failed optimilize in drainage system around Al-Wasi’i Mosque-Lampung
University statue. The analysis conducted in this research includes hydrology analysis and
hydraulics analysis using HEC-RAS 4.1.0 application. Hydrology analysis aims to calculate
the design discharge using rational, haspers and weduwen methods and modeling with HECRAS
4.1.0 application aims to determine the capacity of the water level existing channel. So
it can be known where the position of the flood point and planning the new channel
dimensions. Based on the analysis, the necessary is dredging at D8-D10 which have a
indicating the occurrence of run off and inundation at across of Al-Wasi’i Mosque.
Planning of infiltration wells is also very needed to overcome the problem of frequent
flooding in Faculty of Engineering. It is also necessary to decrease run-off discharge in
channel around Al-Wasi’i mosque’s areas.The necessary is did concrete lining in base and
two-side of channel.
Keywords: hydrology, hydraulics, HEC-RAS 4.1.0, drainage , infiltration wells, concrete
lining.1215011061 MOHAMMAD LUTFI YUNIANTO lutfi_061@yahoo.co.id2018-04-30T07:08:36Z2018-04-30T07:08:36Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31349This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/313492018-04-30T07:08:36ZANALISIS HIDROGRAF SATUAN TERUKUR (HST) SEDIMEN SUNGAI AIR ANAK DAN SUNGAI TALANG BANDUNG
Sungai Air Anak dan Sungai Talang Bandung merupakan bagian hulu dari Sungai Way Besai yang merupakan sungai terbesar di Kabupaten Lampung Barat. Permasalahan yang serimg terjadi di daerah hulu adalah masalah erosi yang menyebabkan terjadinya sedimentasi. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : untuk menganalisis Hidrograf Satuan Terukurnya, mengetahui besarnya laju sedimentasi dan mengetahui besarnya HST sedimen Sungai Air Anak dan Sungai Talang Bandung.
Lokasi penelitian ini dilakukan di DAS Air Anak dan DAS Talang Bandung, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data curah hujan otomatis dan data sedimen suspended.
Dari hasil analisis Hidrograf Satuan Terukur (HST) pada DAS Air Anak dan DAS Talang Bandung, pada DAS Air anak untuk waktu 10 menitan debit puncak rata-rata (Qp) sebesar 0.7584 m3/s dan 0.7593 m3/s untuk DAS Talang Bandung. Untuk periode waktu 30 menitan debit puncak rata-rata (Qp) sebesar 0.5694 m3/s DAS Air Anak dan 0.7326 m3/s DAS Talang Bandung. Sedangkan periode waktu 60 menitan pada DAS Air Anak debit puncak rata-rata sebesar 0.5181 m3/s dan 0.796 m3/s pada DAS Talang Bandung. Dan berdasarkan hasil dari perhitungan Hidrograf Satuan Terukur (HST) Sedimen rerata yang didapat pada DAS Air Anak pada periode waktu 10 menitan sebesar 28.068 ton/tahun, periode waktu 30 menitan sebesar 24.875 ton/tahun dan periode waktu 60 menitan sebesar 23.9047 ton/tahun. Sedangkan pada DAS Talang Bandung periode waktu 10 menitan sebesar26.0315 ton/tahun, periode waktu 30 menitan sebesar 25.3898 ton/tahun dan periode waktu 60 menitan sebesar 26.903 ton/tahun.
Kata Kunci : HST sedimen, DAS Air Anak, DAS Talang Bandung.
Air Anak River and Talang Bandung River is upstream of the Way Besai River that is the largest in West Lampung District. Problems which often occur in the upstream region is land erosion causing sedimentation. The purpose of this study : to analyze the hydrograph measured units, to determine the sediment rate and determine the amount sediment HST Air Anak River and Talang Bandung River.
The location of this research was conduced in the Air Anak watersged and Talang Bandung watershed, Sumber Jaya district, Lampung Barat. Data required in this study is automatic rainfall and suspended sediment data.
From the result of the measurement unit hydrograph analysis Air Anak watershed and Talang Bandung watershed, the Air Anak watershed for a 10 minutes average peak discharge time of 0.7584 m3/s and 0.7593 m3/s to Talang Bandung watershed. For a period of 30 minutes 0.5694 m3/s Air Anak watershed dan 0.7326 m3/s Talang Bandung watershed. While the 60 minutes period in the peak discharge Air Anak watershed is an average of 0.5181 m3/s and 0.796 m3/s on the Talang Bandung watershed. And based on the result of hydrograph calculation of measured units of average sediment obtained in Air Anak watershed in a 10 minutes of 28.068 ton/tahun, 30 minutes period of 24.875 ton/tahun an a 60 minutes period of 23.9047 ton/tahun. While at Talang Bandung watershed period 10 minutes 26.0315 ton/tahun, 30 minutes period of 25.3898 ton/tahun and 60 minutes period of 26.903 ton/tahun.
Keywords : HST sedimentation, DAS Air Anak, DAS Talang Bandung
1215011111 WARDATUL AINI PUTRI wardatul.ainiputri@gmail.com2018-04-30T04:11:38Z2018-04-30T04:14:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31338This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/313382018-04-30T04:11:38ZDESAIN SAMBUNGAN LINK SLAB PADA JEMBATAN GELAGAR
BETON BERTULANG BALOK TPembangunan jembatan berfungsi untuk menghubungkan ruas jalan yang terputus
karena adanya suatu rintangan (sungai, lembah, maupun jalan raya yang melintang
tidak sebidang). Struktur jembatan di Indonesia sebagian besar menggunakan sistem
struktur perletakan sederhana yang berarti struktur antara lantai kendaraan dengan
abutmen yang satu dengan yang lainnya terpisah dengan siar. Siar tersebut biasanya
ditutup dengan menggunakan konstruksi yang dinamakan expansion joint.
Beberapa masalah yang timbul akibat dari penggunaan expansion joint seperti
terjadinya retak pada lantai kendaraan jembatan, sehingga air dapat masuk dan
menyebabkan korosi pada balok dan perletakan jembatan. Penggunaan link slab
menjadi suatu alternatif penyelesaian masalah. Perencanaan ini dilakukan pada
jembatan gelagar beton bertulang tipe balok T bentang 25 m x 2 sesuai SNI No:
1748-1989-F Departemen Pekerjaan Umum dengan menggunakan metode klasik
yang diperkenalkan oleh Carner dan Zia Tahun 1998.
Dari perencanaan yang dilakukan, diperoleh panjang keseluruhan link slab sebesar
3,8 m dan panjang zona debonding 2,55 m. Tulangan utama link slab D19-350 mm
sedangkan tulangan susut suhu D12-275 mm.
Kata kunci: link slab, lantai kendaraan, ECC
abstract
The construction of the bridge serves to connect the broken road segment because
of an obstacle (river, valley, or highway that is not crossing a plot). The structure
of the bridge in Indonesia mostly uses a simple placement system structure which
means the structure between the floor of the vehicle with the abutment of one
another separated by joint. The joint is usually closed using a construction called
expansion joint.
Some problems arising from the use of expansion joints such as the occurrence of
cracks on the floor of the bridge vehicle, so that water can enter and cause
corrosion on the beams and bridge placement. The use of link slab becomes an
alternative solution to the problem. This planning was carried out on the
reinforced concrete girder bridge type T beam spans 25 m x 2 in accordance with
SNI No: 1748-1989-F Ministry of Public Works using the classical method
introduced by Carner and Zia Year 1998.
From the planning, obtained the overall length of link slab and the length of
debonding zone is 3,8 m and 2,55 m respectively. The main reinforcement of link
slab D19-350 mm while the temperature shrinkage reinforcement use D12-275
mm.
Keywords: Link slab, vehicle floor, ECC1315011088 OKTARY PUTRI AMANDAoktaryamanda@gmail.com2018-04-30T03:47:34Z2018-04-30T03:47:34Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31340This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/313402018-04-30T03:47:34ZANALISIS EKONOMI DAN FINANSIAL SHORTCUT TEGINENENG –
TARAHANAnalisis Kelayakan merupakan analisis tentang parameter suatu proyek dilaksanakan
dapat dikatakan berhasil atau tidak. Analisis kelayakan dibagi menjadi dua yaitu
analisis ekonomi dan finansial yang keduanya berpengaruh terhadap kelayakan suatu
proyek dibangun.Tujuan dari penelitian ini antara lain, untuk mengetahui biaya yang
dikeluarkan dalam proyek shortcut kereta api, untuk menganalisis waktu tundaan
sebelum dan sesudah adanya shortcut kereta api, dan untuk mengetahui proyek
shortcut kereta api memenuhi syarat kelayakan secara ekonomi dan finansial atau
tidak.
Dalam penelitian ini, dilakukan analisis terhadap kelayakan ekonomi dan finansial
serta menjumlahkan manfaat kelayakan ekonomi dari proyek shortcut Tegineneng –
Tarahan. Suatu proyek dinyatakan layak atau tidaknya dengan melakukan
perbandingan dengan metode kelayakan yaitu NPV > 0, BCR > 1, PP lebih cepat dari
waktu yang ditentukan, IRR > biaya modal, dan PI > 1. Penelitian ini menggunakan
tingkat occupancy penuh dengan discount rate 5%, 10%, dan 15%.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari segi analisis kelayakan ekonomi bahwa evaluasi
investasi tidak memenuhi syarat disebabkan jumlah benefit terlalu kecil sehingga
analisis ekonomi yang dilakukan tidak layak. Segi analisis kelayakan finansial dan
analisis dengan menjumlahkan kedua benefit finansial dan ekonomi memenuhi syarat
sehingga proyek shortcut Tegineneng – Tarahan layak untuk dibangun.
Kata Kunci : kelayakan ekonomi, kelayakan finansial, metode kelayakan
abstract
Feasibility Analysis is an appropriate analysis of parameters to determine a successful
implemented project or not. Feasibility analysis is divided into two parts economic and
financial analysis that both affect the feasibility of a project. The purpose of this study
is to determine the costs incurred in a railway shortcut project, to analyze delay times
before and after a railway shortcut, and to find out which railway shortcut project meets
the economic and financial feasibility requirements.
In this study, an analysis of the economic and financial feasibility and summarize the
economic viability benefits of the Tegineneng - Tarahan shortcut project was conduct.
A project is declared feasible or not by doing comparison with the feasibility method
that is NPV> 0, BCR> 1, PP faster than the specified time, IRR> capital cost, and PI>
1. This study uses full occupancy rate with discount rate of 5% , 10%, and 15%,
respectively.
Based on the results obtained in terms of economic feasibility analysis that investment
evaluation does not qualify due to the amount of benefit is too small so that economic
analysis is not feasible. The aspect of financial feasibility analysis and analysis by
summing the two financial and economic benefits is eligible so that the Tegineneng -
Tarahan shortcut project is categorized as feasible to build.
Keywords: economic feasibility, financial feasibility, feasibility method1315011007 ANDRE JONATHAN SIAGIANandrejonathan.siagian@gmail.com2018-04-27T08:54:36Z2018-04-27T08:54:36Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31318This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/313182018-04-27T08:54:36ZPENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAWAT BENDRAT PADA BETON MUTU TINGGI TERHADAP KAPASITAS KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR
Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang memiliki keunggulan yaitu mampu menahan kuat tekan yang tinggi tetapi memiliki kuat tarik yang rendah. Untuk mengatasi kelemahan yang ada pada beton, salah satu usaha yang diterapkan adalah menambahkan serat berupa kawat bendrat pada beton tersebut agar dapat meningkatkan kuat tarik dan kuat lentur beton. Benda uji pada penelitian ini berupa silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm serta benda uji balok beton dengan panjang 60 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 15 cm. Pengujian dilaksanakan pada saat beton berumur 28 hari. Sedangkan penambahan serat kawat bendrat dilakukan berdasarkan persentase penambahan volume fraction (Vf) terhadap volume beton sebesar 0% ; 0,299% ; 0,695% ; dan 0,990%. Setiap variasi dibuat 9 benda uji terdiri dari 6 silinder dan 3 balok.
Kuat tekan rata-rata pada beton mutu tinggi tanpa kawat bendrat memiliki nilai tertinggi sebesar 50,0118 MPa dibandingkan dengan beton mutu tinggi dengan serat kawat bendrat pada Vf 0,299% sebesar 42,2741 MPa, Vf 0,695% sebesar
41,8967 MPa dan Vf 0,990% sebesar 39,6320 MPa . Sedangkan untuk kuat tarik belah dan kuat lentur pada beton mutu tinggi dengan volume fraction (Vf) 0,990% memiliki nilai tertinggi dengan kuat tarik belah rata-rata sebesar 4,6945 MPa dan kuat lentur rata-rata sebesar 7,9133 MPa.
Kata kunci : Beton mutu tinggi, serat kawat bendrat
ABSTRACT
Concrete is one of the construction materials that has the advantage of being able to withstand a high compressive strength but has a low tensile strength. To overcome the weaknesses that exist in the concrete, one of the efforts applied is to add fiber in the form of bendrat wire in the concrete in order to increase the tensile strength and flexural strength of concrete. The specimens of this research are concrete cylinder with diameter 15 cm and height 30 cm and concrete beam object with length 60 cm, width 15 cm, and height 15 cm. Tests were performed at 28- days of concrete. While the addition of bendrat wire fiber is done based on the percentage of volume fraction (Vf) addition to the volume of concrete by 0%;
0,299%; 0,695%; and 0,990%. Each variation was made 9 test specimens consisting of 6 cylinders and 3 beams.
The average compressive strength in high quality concrete without wire bendrat has the highest value of 50,0118 MPa compared with high quality concrete with wire fiber of bendrat at Vf 0,299% equal to 42,2741 MPa, Vf 0,695% equal to
41,8967 MPa and Vf 0,990% equal to 39,6320 MPa. While for splitting strength and flexural strength in high quality concrete with volume fraction (Vf) 0,990% has the highest value with the splitting strength of an average of 4,6945 MPa and the average flexural strength of 7.9133 MPa.
Keywords : High quality concrete, bendrat wire fiber
1115011058 M. KRISNA BAGUS HIDAYAT krisnabagus22@gmail.com2018-04-27T04:24:17Z2018-04-27T04:24:17Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31277This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/312772018-04-27T04:24:17ZPENGARUH DEGRADASI AGREGAT TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN BERASPALGradasi diindikasi memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap interlocking/saling kunci yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap daya dukung/stability. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh degradasi agregat terhadap penurunan kualitas campuran beraspal.
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian laboratorium dengan mengambil sampel aspal pada 2 Asphalt Mixing Plant (AMP) dan lokasi penghamparan (Onsite) yang berbeda. Selanjutnya sebagai data sekunder diperoleh Job Mix Formula pada masing-masing AMP. Setelah didapatkan sampel aspal dan Job Mix Formula, dilakukan pengujian laboratorium untuk mengetahui tingkat degradasi agregat terhadap penurunan kualitas beraspal.
Dalam pengujian laboratorium untuk sampel aspal PT.Manggung Polah Raya didapatkan fraksi agregat kasar sebesar 4,35 %, fraksi agregat halus sebesar 6,23 %, dan fraksi filler sebesar 1,87 % yang menandakan perubahan gradasi kasar menjadi halus semakin tinggi. Nilai karakteristik campuran yang dihasilkan pada Marshall Test sesuai spesifikasi Bina Marga 2010 untuk density >2gr/cc, VMA >15%, VFB >65%, VIM 3,5%-5%, Flow >3mm, dan Stability >800Kg. Dari hasil pengujian sampel aspal PT.Rindang Tigasatu Pratama didapatkan fraksi agregat kasar sebesar 0,98 %, fraksi agregat halus sebesar 0,12 %, dan fraksi filler sebesar 0,86 % yang menandakan gradasi semakin kasar.
Kata kunci : Gradasi, Saling Kunci, Asphalt Mixing Plant (AMP) Marshall Test, Spesifikasi Bina Marga 2010.
abstract
Gradation indicated has a considerable influence on interlocking which will subsequently affect the carrying capacity / stability. Therefore, the research was conducted with the aim to know the extent of the effect of aggregate degradation on the asphalt mixture quality decline.
In this research, laboratory testing is done by taking asphalt samples at 2 Asphalt Mixing Plant (AMP) and different onsite location. Furthermore, as secondary data obtained Job Mix Formula on each AMP. After obtaining asphalt samples and Job Mix Formula, laboratory testing is conducted to determine the level of aggregate degradation of the asphalt quality decline.
In laboratory test for asphalt samples of PT. Manggung Polah Raya obtained a crude aggregate fraction of 4.35%, a fine aggregate fraction of 6.23%, and a filler fraction of 1.87% indicating the higher gradation change becomes smoother. The value of mixed characteristics produced on Marshall Test according to DGH specification 2010 for density > 2gr / cc, VMA > 15%, VFB > 65%, VIM 3.5%- 5%, Flow > 3mm, and Stability > 800Kg. From the test result of asphalt samples of PT.Rindang Tigasatu Pratama obtained a crude aggregate fraction of 0.98%, a fine aggregate fraction of 0.12%, and a filler fraction of 0.86% indicating gradation increasingly coarse.
Keywords: Gradation, Interlocking, Asphalt Mixing Plant (AMP) Marshall Test, Office of Highway 2010 Specification.1315011080 MOHD. DENNY YUDHA PUTRA mohddennyyudhaputra@gmail.com2018-04-25T02:32:08Z2018-04-25T02:32:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31176This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/311762018-04-25T02:32:08ZKAJIAN TINGKAT DEGRADASI PADA PELAKSANAAN KONSTRUKSI
JALAN BERASPALSalah satu penyebab kegagalan konstruksi pada perkerasan jalan aspal adalah
berubahnya komposisi dari gradasi campuran aspal sesuai ketentuan. Agregat
dapat mengalami degradasi yaitu perubahan gradasi akibat pecahnya butir-butir
agregat. Degradasi agregat dapat disebabkan oleh proses mekanis maupun
kimiawi. Penurunan kualitas yang terjadi pada campuran aspal diduga diakibatkan
oleh berubahnya gradasi agregat pada campuran aspal. Untuk mengetahui hal
tersebut maka dilakukan kajian tentang tingkat degradasi pada pelaksanaan
konstruksi jalan beraspal dari Asphalt Mixing Plant sampai lokasi penghamparan.
Campuran yang digunakan adalah tipe campuran laston lapisan aus atau Asphalt
Concrete-Wearing Course produksi Asphalt Mixing Plant PT. Manggung Polah
Raya untuk lokasi pekerjaan di Jalan Sultan Agung, Bandar Lampung, Lampung
dan PT. Rindang Tigasatu Pratama untuk lokasi pekerjaan Jalan Teuku Cik Ditiro,
Bandar Lampung, Lampung. Pengujian sampel yang dilakukan adalah uji
ekstraksi dan uji analisa saringan.
Dari hasil penelitian didapat bahwa terjadi degradasi selama pengangkutan
campuran aspal dari Asphalt Mixing Plant menuju lokasi penghamparan. Rata-rata
persen degradasi lokasi I, lokasi II dan lokasi III PT. Manggung Polah Raya dan
PT. Rindang Tigasatu Pratama adalah %CA berkurang sebesar 5,17%, %FA
bertambah sebesar 3,67% dan %filler bertambah 1,50%. Faktor yang
mempengaruhi degradasi diantaranya akibat pelaksanaan pekerjaan, berat jenis
agregat dan waktu tempuh.
Kata Kunci: Perkerasan Jalan, Laston, Degradasi.
abstract
One causes of construction failure on flexible pavement is changed composition
of the aggregate gradation in asphalt mixture. Aggregates can occur degradation,
ie gradation changes due to aggregate breakage of grains. Aggregate degradation
can be caused by both mechanical and chemical processes. The decrease in quality
occurring in the asphalt mixture is thought to be due to the aggregate gradation
change in the asphalt mixture. To find this out, a study on the degradation level of
flexible pavement construction is conducted, from Asphalt Mixing Plant to
overlay location. Used mixture are Asphalt Concrete-Wearing Course produced
by PT. Manggung Polah Raya for location on Sultan Agung Street, Bandar
Lampung, Lampung and PT. Rindang Tigasatu Pratama for location on Teuku Cik
Ditiro Street, Bandar Lampung, Lampung. Test of samples performed are
extraction test and sieves analysis test.
From the research result, it is founded that there is degradation during transport of
asphalt mixture from Asphalt Mixing Plant to the location. Average degradation
percent of location I, location II and location III PT. Manggung Polah Raya and
PT. Rindang Tigasatu Pratama is %CA decreased by 5.17%, %FA increased by
3.67% and %filler increased 1.50%. Factors affecting degradation are due to work
execution, specific gravity of aggregate and time of transport.
Keywords: Road Pavement, Asphalt Concrete, Degradation. 1315011020 ATRI RANINDITAatriraninditaa@gmail.com2018-04-23T08:58:43Z2018-04-23T08:58:43Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31139This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/311392018-04-23T08:58:43ZDESAIN SAMBUNGAN MENGGUNAKAN LINK SLAB UNTUK
JEMBATAN GELAGAR BETON PRATEKANDi Indonesia, pada umumnya jembatan menggunakan system perletakan sederhana
atau perletakan multi bentang yang terpisahkan oleh expansion joint. Beberapa masalah
timbul akibat dari penggunaan expansion joint pada jembatan yaitu seperti korosi yang
terjadi pada girder dan balok pendukung akibat air hujan, biaya perawatan yang tinggi
dan pengurangan umur jembatan.
Pada perencanaan ini penggunaan expansion joint pada jembatan digantikan dengan
menggunakan konstruksi lantai menerus dengan sistem link slab. Perencanaan link slab
yang digunakan menggunakan metode klasik yang diperkenalkan oleh Carner dan Zia
tahun 1998. Perencanaan ini dilakukan pada jembatan pratekan dengan panjang
bentang 2 x 50 m. Pembebanan untuk perencanaan mengacu pada SNI 1725 2016 dan
dimensi balok gelagar menggunakan standar dari WIKA Beton.
Dari perencanaan yang dilakukan, diperoleh panjang link slab keseluruhan 7,5508 m
dan panjang zona debonding 5,0508 m. Rotasi yang didapatkan sebesar 0,0058 rad
yang diakibatkan oleh beban truk. Penulangan link slab diperoleh D16-125 mm untuk
tulangan utama dan D12-300 untuk tulangan susut suhu. Diharapkan untuk analisis link
slab selanjutnya dapat menggunakan tipe balok dan panjang bentang yang lebih
bervariasi.
Kata kunci : Jembatan prategang, Link slab, Expansion joint1315011110 TIKA AYU TRIANA LESTARItikaayutriana@gmail.com2018-04-20T01:21:27Z2018-04-20T01:21:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31072This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/310722018-04-20T01:21:27ZPENGARUH PENAMBAHAN MATOS TERHADAP NILAI CBR
TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU SEKAM PADI DITINJAU
DARI WAKTU PERENDAMANTanah lempung merupakan jenis tanah yang memiliki kadar air yang tinggi dan pada
umumnya memiliki daya dukung tanah yang rendah. Hal tersebut dapat menimbulkan
masalah ketika tanah yang dimaksud akan dibangun suatu konstruksi di atasnya.
Tanah lempung akan mudah jenuh ketika musim penghujan datang sehingga kadar air
tanah didalamnya meningkat yang membuat daya dukungnya menurun. Penambahan
matos dan abu sekam padi merupakan salah satu metode untuk menyetabilkan tanah
tersebut. Dengan metode ini, penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh
penambahan zat-zat tersebut pada kondisi jenuh dengan meninjau sampel penelitian
terhadap nilai CBR rendamannya.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik
Universitas Lampung dengan cara membuat sampel optimum yang memiliki nilai
CBR paling tinggi yang kemudian di cari pengaruh penambahan durasi perendaman
pada waktu rendam 7, 14, 21, dan 28 hari. Sampel tanah yang diambil dari desa
Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan merupakan tanah lempung yang
memiliki nilai CBR tanah asli 7,3% dan 31,8 % pada CBR tanah campuran peraman
optimum.
Metode penyetabilan tanah yang dialami sampel menunjukan penurunan nilai CBR
dari 15,5 % pada durasi waktu rendaman 7 hari menjadi 8 % pada durasi waktu
rendaman 28 hari. Nilai CBR rendaman yang menurun ini menunjukan bahwa
penambahan durasi waktu rendaman mengakibatkan nilai CBR rendaman sampel
tanah campuran semakin mengecil seiring dengan bertambahnya durasi waktu
perendaman sampel tanah.
Kata kunci : Matos, CBR Rendaman, Abu Sekam Padi, Tanah Lempung
abstract
Clay is a type of soil that has high water content and generally has a low soil carrying
capacity. This can cause problems when the soil will be built a construction on it.
Clay will easily saturated when the rainy season comes so that the soil water content
therein increases which makes its carrying capacity decreased. The addition of matos
and rice husk ash is one of the methods to stabilize the soil. With this method, this
research is expected to know the effect of the addition of these substances in
saturation condition by reviewing the research samples on the value of CBR
immersion.
This research was conducted at the Laboratory of Soil Mechanics Faculty of
Engineering, University of Lampung by making optimum sample which has the
highest CBR value then searched the effect of adding the duration of immersion in 7,
14, 21, and 28 days. The soil samples taken from Sidorejo village, Sidomulyo
subdistrict, South Lampung are clay soil which has the original soil CBR value of
7.3% and 31.8% in the CBR optimum curing soil mixture.
The soil stabilization method experienced by the sample showed a decrease of CBR
value from 15.5% on the duration of the immersion time of 7 days to 8% in the
duration of the 28 day immersion time. This decreased immersion CBR value
indicates that the addition of the duration of the immersion time resulted in the CBR
value of the soil mixed soil samples decreasing as the soaking time of the soil
samples grew.
Keywords : Matos, Soaked Design CBR, Rice Husk Ash, Clay. 1115011062 MAYUNATA DUHAmayunata1221duha@gmail.com2018-04-19T05:01:32Z2018-04-19T05:01:32Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31051This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/310512018-04-19T05:01:32ZANALISIS RISIKO PEMBANGUNAN JALAN TOL PADA TAHAP
KONSTRUKSI MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO
STUDI KASUS: PEMBANGUNAN JALAN TOL TRANS SUMATERA
SEKSI 2 SIDOMULYO – KOTABARU (Sta. 39+400 – Sta. 80+000)Jalan Tol Trans Sumatera merupakan proyek pembangunan jalan tol pertama di
Probinsi Lampung. Terdapat beberapa risiko yang dapat terjadi pada pembangunan
Jalan Tol Trans Sumatera. Menurut PMBOK (Project Management Body of
Knowledge), risiko yang terdapat dalam suatu proyek dapat dikendalikan dengan
cara memanajemen risiko yang ada. Proses manajemen risiko tersebut bertujuan
untuk mengetahui besaran dampak risiko tersebut terhadap biaya, waktu serta
kualitas pelaksanaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi serta
menganalisis besaran risiko yang dapat terjadi dengan cara kualitatif dan kuantitatif.
Secara kualitatif, risiko ini dianalisis menggunakan metode diagram tulang ikan.
Sebuah kuesioner kemudian dibuat berdasarkan hasil dari diagram tulang ikan.
Kuesioner tersebut diberikan kepada responden terpilih yang meliputi pihak penting
pada pelaksana proyek. Hasil dari kuesioner tersebut kemudian dianalisis melalui
metode kuantitatif, yaitu metode Monte Carlo, menggunakan program Decision
Tools Suite : @RISK for Project.
Secara singkat, data pada penelitian ini telah melalui beberapa tahap analisis antara
lain metode Pengujian Peluang Risiko, Dampak Risiko, Faktor Risiko, dan Monte
Carlo. Proyek Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Bakauhenti-Terbanggi
Besar seksi II Sidomulyo-Kotabaru (Sta. 39+400 – Sta. 80+000) menunjukkan
bahwa pembebasan lahan memiliki faktor risiko tertinggi. Seluruh risiko tersebut
kemudian dianalisis pengaruhnya terhadap Best Case Scenario, Most Likely
Scenario, serta Worst Case Scenario.
Kata Kunci: Manajemen Proyek, Manajemen Risiko, Monte Carlo1315011049 Guritno Phambudiphamboedie@gmail.com2018-04-18T09:07:00Z2018-04-18T09:07:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31049This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/310492018-04-18T09:07:00ZANALISIS MODEL TARIKAN PERJALANAN MASYARAKAT
KE KAWASAN PERDAGANGAN/PERBELANJAAN
KOTA BANDAR LAMPUNGTujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik pergerakan
masyarakat ke kawasan perdagangan Pasar Tengah di Kota Bandar Lampung,
menganalisis model tarikan perjalanan dengan metode analisa regresi, dan
mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tarikan pergerakan
masyarakat ke kawasan perdagangan tersebut.
Wawancara pinggir jalan dilakukan di dalam kawasan yang dirancang untuk
mengumpulkan data. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tentang asal,
destinasi dan tujuan perjalanan, moda transportasi dicatat dengan wawancara dan
lainnya.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
tarikan perjalanan masyarakat ke kawasan perdagangan Kota Bandar Lampung
adalah jumlah orang yang tinggal di suatu rumah (X4), jumlah kepemilikan
kendaraan pribadi di setiap rumah (X5), kelengkapan barang yang dijual di kawasan
perdagangan (X10), dan harga barang yang dijual (X11). Model tarikan yang
diperoleh dari hasil analisa adalah Y = -2,447 + 0,233X4 + 0,511X5 + 0,267X10 +
0,236X11 dengan R2 = 0,863.
Kata kunci : model tarikan, kawasan perdagangan, analisa regresi.
abstract
The objectives of this research were to analyze the characteristics of person
movements in the Pasar Tengah shopping area of Bandar Lampung City, the model
of trip attraction using regression analysis method and variables influence the
attraction of person movements to the commercial area of Bandar Lampung City.
The roadside interview carried out at the internal cordon was designed to collect
data. The questions were asked about the origin, destination and purpose of the
journey, the mode of transport is noted by the interview and others.
The result shows that the variables influenced the trip attraction of the person to
those commercial area including the number of people in each household (X4),
motor vehicle ownership (X5), the number of goods sold in the commercial area
(X10), and the goods price (X11). The trip attraction model obtained from the
research is Y = -2.447 + 0.233X4 + 0.511X5 + 0.267X10 + 0.236X11 with R2 =
0.863.
Keywords: attraction model, commercial area, regression analysis.1415011145 UUN NIATIKAuunniatika@gmail.com2018-04-18T09:04:30Z2018-04-18T09:04:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31052This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/310522018-04-18T09:04:30ZPERBANDINGAN VOLUME RANGKA KAYU PADA PEMBUATAN RANGKA ATAP KUDA-KUDA BENTANG 8 (DELAPAN) METER BERDASARKAN SNI 7973-2013Rangka atap adalah struktur bangunan yang berada di atas ringbalk. Rangka atap berfungsi sebagai penahan atap dari tekanan yang diberikan atap itu sendiri. Konstruksi rangka atap umumnya dibuat dari jenis dan dimensi kayu yang sama baik pada penggunaan bentang pendek, sedang, maupun panjang. Oleh karena itu dibutuhkan analisis kebutuhan kayu pada rangka atap tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dimensi dan volume rangka kuda-kuda serta membandingkan volume kebutuhan kayu yang efisien dari tipe yang direncanakan.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis kebutuhan volume kayu pada rangka kuda-kuda. Pertama, pemilihan kayu yang digunakan pada bentang 8 meter. Kemudian membuat 4 tipe rangka kuda-kuda. Lalu, analisis pembebanan menggunakan SAP2000 sehingga didapatkan nilai gaya batang. Setelah didapat nilai gaya batang, kemudian dilakukan analisis terhadap batang tarik dan tekan sehingga dimensi yang digunakan aman. Selanjutnya dilakukan perhitungan volume kebutuhan kayu pada setiap tipe yang direncanakan, sehingga didapat perbandingan volume yang efisien dari ke-4 tipe tersebut.
Dalam analisis yang dilakukan, diperoleh dimensi pada setiap tipe yaitu tipe 1 (6/6 cm, 6/8 cm, 8/8 cm dan 8/10 cm), tipe 2 (4/6 cm, 6/8 cm, dan 8/8 cm), tipe 3 (4/6 cm dan 6/8 cm) dan tipe 4 (4/6 cm, 6/8 cm, dan 8/10 cm). Kemudian volume kebutuhan kayu pada tipe 1 (0,2038 m3), tipe 2 (0,1383 m3), tipe 3 (0,1229 m3), dan tipe 4 (0,1797 m3). Berdasarkan analisis gaya batang yang dilakukan, disimpulkan tipe rangka atap yang paling efisien dari 4 tipe yang ada, yaitu tipe ke-3.
Kata kunci : Rangka atap, kuda-kuda, volume kebutuhan kayu.1315011101 Rizqi Darmawandarmawan.rizqi101@gmail.com2018-04-18T08:34:43Z2018-04-18T08:34:43Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31048This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/310482018-04-18T08:34:43ZKARAKTERISTIK PERILAKU PERJALANAN PELAJAR SEKOLAH
MENENGAH ATAS SWASTA DI BANDAR LAMPUNGKota Bandar Lampung merupakan kota yang sedang berkembang, perkembangan
ini diiringi dengan perkembangan mobilitas penduduk. Mobilitas yang tinggi
dapat menimbulkan permasalahan transportasi. Diduga perjalanan anak sekolah
merupakan penyebab kemacetan di Kota Bandar Lampung, khususnya pagi dan
sore hari. Kemacetan dapat dilihat dari kondisi perjalanan di suatu sekolah yang
dipenuhi kendaraan pribadi. Terkait dengan hal tersebut maka perlu dikaji
seberapa besar konstribusi perjalanan anak sekolah terhadap perilaku perjalanan di
Kota Bandar Lampung. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui potensi bangkitan
yang dilakukan siswa SMA Swasta di Bandar Lampung serta faktor yang
mempengaruhi bangkitan perjalanan menggunakan metode tabulasi silang.
Hasil studi menunjukkan potensi pergerakan yang ditimbulkan oleh aktivitas
siswa rata-rata perhari peranak adalah sebesar 2,66 perjalanan untuk SMA yang
belum menjalankan program full day school, sedangkan 2,44 perjalanan untuk
SMA yang sudah menjalankan program full day school. Faktor yang
mempengaruhi bangkitan tersebut antara lain belajar, bimbel/les, berbelanja,
makan, olah raga, bermain/sosial, dan lain-lain.
Kata Kunci: Karakteristik Perilaku Perjalanan, Pelajar SMA Swasta, Bangkitan
Perjalanan.
ABSTRACT
Bandar Lampung is a developing city, thus this development is also accompanied
by the development of population mobility. High mobility can cause
transportation problems. Allegedly the journey of students cause of traffic
congestion in Bandar Lampung, especially in the morning and in the afternoon.
Traffic congestion can be seen from the conditions of travel in the school which is
filled with private vehicles. Related to this matter, it is necessary to study how big
the contribution of student’s trip to travel behavior in Bandar Lampung. The
purpose of this research is to know the potential of the trip generation of private
high school students in Bandar Lampung and the factors that influence the trip
generation using cross tabulation method.
The results of the study show that the potential of movement caused by the
average student activity per day is 2.66 trips for high schools which have not
conducted full day school program, while there are 2.44 trips for high school
which have conducted full day school program. Factors that affect the trip
generation include learning activity, guidance / tutoring, shopping, going lunch,
playing sports, hanging out, and others.
Keywords: Characteristics of Travel Behavior, Private High School Students,
Trip Generation.1415011086 M. FADILLAH DALIUSfadhildalius@yahoo.com2018-04-12T04:41:16Z2018-04-12T04:41:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30925This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/309252018-04-12T04:41:16ZANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMPUNG
(STUDI KASUS ZONA I : FAKULTAS TEKNIK, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK, DAN FAKULTAS HUKUM)
Universitas Lampung sebagai salah satu universitas negeri pertama dan tertua di Provinsi Lampung merupakan salah satu universitas terbaik di regional Sumatera dan terus meningkatkan kualitas akademik nya, dengan Akreditasi A. Peningkatan fasilitas dan infrastruktur Universitas Lampung terus dilakukan, agar dapat meningkatkan kualitas akademik maupun non-akademik. Bentuk peningkatan kualitas non-akademik adalah penataan lingkungan salah satu nya perencanaan pembangunan sistem drainase. Hal ini dimaksudkan untuk menyelesaikan beberapa titik genangan banjir yang terjadi pada saat musim penghujan tiba karna belum optimalnya kondisi drainase eksisting di kawasan Universitas Lampung.
Analisis yang dilakukan pada penelitian ini meliputi analisis hidrologi dan analisis hidrolika menggunakan aplikasi HEC-RAS 4.1.0. Analisis hidrologi bertujuan untuk menghitung debit rencana dengan menggunakan metode rasional dan permodelan dengan aplikasi HEC-RAS 4.1.0 bertujuan untuk mengetahui kapasitas tinggi muka air pada saluran eksisting. Sehingga dapat diketahui dimana posisi titik banjir dan perencanaan dimensi saluran yang baru. Berdasarkan hasil analisis, perlu adanya perencanaan drainase baru pada beberapa titik yang menunjukkan terjadinya limpasan dan genangan banjir di daerah Kantin Teknik Prasmanan. Perencanaan sumur resapan dan kolam retensi juga sangat di perlukan untuk mengatasi masalah banjir yang sering terjadi di kawasan fakultas teknik Universitas Lampung. Perlu dilakukan juga pemeliharaan saluran berupa normalisasi saluran, pemasangan kisi-kisi penahan sampah, dan pembersihan saluran secara periodik.
Kata kunci : hidrologi, hidrolika, HEC-RAS 4.1.0, drainase, sumur resapan, dan kolam retensi.
ABSTRACT
University of Lampung as one of the first and oldest public university in Lampung Province is one of the best universities in the region of Sumatra and continuously improve the quality of its academic, with the Accreditation A. Enhancement and infrastructure facilities university of Lampung continue, so can improving the academic quality or non-academic. The form of non-academic quality improvement is the environmental arrangement of one of its plans development of drainage system. This is intended to solve some of the flooding puddles that occurred at the time rainy season arrives because not optimal condition of existing drainage in University of Lampung region . The analysis conducted in this research includes hydrology analysis and hydraulics analysis using HEC-RAS 4.1.0 application. Hydrology analysis aims to calculate the design discharge using rational methods and modeling with HEC-RAS 4.1.0 application aims to determine the capacity of the water level existing channel. So it can be known where the position of the flood point and planning the new channel dimensions. Based on the analysis, the need for planning new drainage at some point indicating the occurrence of run off and inundation at Kantin Teknik Prasmanan. Planning of absorption wells and retention ponds is also very needed to overcome the problem of frequent flooding in Faculty of Engineering. It is also necessary to maintain channel maintenance in the form of channel normalization, garbage retaining lattice installation, and periodic cleaning of channels.
Keywords : hydrology, hydraulics, HEC-RAS 4.1.0, drainage , absorption wells, and retention ponds.
1315011059 JAMALUDINjamalludin848@gmail.com2018-03-08T06:54:54Z2018-03-08T06:54:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30729This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/307292018-03-08T06:54:54ZSTUDI KAPASITAS DAN KINERJA SIMPANG PADA
JALAN Z.A PAGAR ALAM-UNIVERSITAS LAMPUNG-PRAMUKATerdapat tiga simpang yang menjadi fokus penelitian di Jalan Z.A Pagar Alam.
Permasalahan yang terkadang terjadi adalah kendaraan yang harus berhenti
berulang-ulang untuk dapat lepas dari persimpangan
Pengumpulan data dilakukan dengan cara survei langsung pada ketiga simpang.
Adapun data yang diambil adalah volume lalu lintas dan geometrik simpang.
Derajat kejenuhan pada setiap lengan pada simpang I (Pramuka) adalah 0,68
(Timur), 0,68 (Barat), 0,65 (Utara). Tundaan total pada simpang I (Pramuka)
adalah 63217,28 smp.detik. Derajat kejenuhan pada setiap lengan simpang II
(MBK) adalah 0,75 (Timur), 0,72 (Barat), 0,74 (Selatan). Tundaan total pada
simpang II (Mbk) adalah 67544,59 smp.detik. Derajat kejenuhan pada lengan
simpang III (Unila) adalah 0,72 (Timur), 0,69 (Selatan), 0,67 (Barat). Tundaan
total pada simpang III (Unila) adalah 50404,36 smp.detik. Dilakukan
pembangunan flyover pada kedua simpang maka tundaan totalnya berubah.
Tundaan total pada simpang I menjadi 9370,44 smp.detik. Tundaan total pada
simpang II menjadi 7885,08 smp.detik.
Kata kunci : Derajat Kejenuhan, tundaan total, simpang
ABSTRACT
This research focuses on a number of intersection performances along Z.A Pagar
Alam Street. The problems that sometimes occurs when some vehicles should be
stoped repeatedly on the intersection approach.
Data collection is done by direct survey on the three intersections. The data
collected consist of volume and intersection geometric. The degree of saturation
on each approach in intersection I (Pramuka) is 0.68 (East), 0.68 (West), 0.65
(North). The total delays on intersection I (Pramuka) is 63217.28 smp.second.
The degree of saturation on each approach of intersection II (MBK) is 0,75 (East),
0,72 (West), 0,74 (South). Total delays on intersection II (MBK) is 67544,59
smp.second. The degree of saturation on each approach in intersection III (Unila)
is 0,72 (East), 0,69 (South), 0,67 (West). Total delays on intersection III (Unila)
is 50404,36 smp.second. After the operation of flyover on the two intersections
then the total delay changed. The total delay at intersection I dropped to 9370,44
smp.second. The total delay at intersection II has decreased to 7885,08
smp.second.
Keywords : Degree of saturation, total delay, intersection.1115011050 JIMMY CITRA jcitra7@gmail.com2018-03-07T09:25:23Z2018-03-07T09:25:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30727This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/307272018-03-07T09:25:23ZEVALUASI KAPASITAS PARKIR UNILA BERDASARKAN
KEBUTUHAN SATUAN RUANG PARKIR (SRP)Universitas Lampung adalah universitas negeri pertama di propinsi Lampung dan
termasuk universitas favorit di Indonesia; jumlah mahasiswa cenderung naik
setiap tahunnya. Kenaikan jumlah mahasiswa berpengaruh kepada kenaikan
jumlah pengguna kendaraan bermotor yang berimplikasi naiknya kebutuhan petak
parkir. Parkir terpadu merupakan sebuah kebijakan jangka panjang Universitas
Lampung untuk menata perparkiran menjadi lebih tertib dan teratur. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui persentase pengguna kendaraan
bermotor/transportasi umum, karakteristik parkir dan perbandingan perhitungan
kebutuhan petak parkir penelitian dengan siteplan parkir terpadu Universitas
Lampung.
Data primer digunakan untuk menghitung persentase pengguna kendaraan
bermotor dan karakteristik parkir diperoleh dengan membagikan 990 lembar
kuisioner yang dibagikan secara acak. Sedangkan kebutuhan petak parkir
diperoleh dari data sekunder, yakni jumlah mahasiswa serta tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan Universitas Lampung tahun 2013-2016. Jumlah kebutuhan
petak diperoleh dari tabel ukuran kebutuhan ruang parkir pada pusat kegiatan dari
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Hasil Satuan Ruang Parkir dari tabel
kemudian disesuaikan secara linier terhadap grafik jumlah kendaraan di propinsi
Lampung tahun 2016-2036.
Dari hasil perhitungan diperoleh persentase pengguna kendaraan sebesar 15%
mobil, 65% motor dan 20% angkutan umum/sepeda/jalan kaki. Selanjutnya
kebutuhan Satuan Ruang Parkir untuk mobil 279 petak dan motor 1256 petak.
Perbandingan kebutuhan petak parkir antara perhitungan dan siteplan parkir
terpadu Universitas Lampung sebesar 897 petak mobil dan 1550 petak motor
maka tidak perlu dilakukan penambahan petak parkir rencana. Analisis
karakteristik parkir diperoleh nilai indeks parkir maksimum mobil 61,08% dan
motor 97,79%
Kata kunci : Parkir Terpadu, Karakteristik Parkir, Persentase Pengguna Kendaraan
abstract
The University of Lampung is the first state university in Lampung province and
includes a favorite university in Indonesia; Number of students are possibly to
increase in every years. The increase the number of students may influences to
increase in the number of motor’s vehicle which implies the increasing demand
for parking space. Integrated parking is a long-term policy of Lampung University
to arrange parking to be more orderly and organized. This study was conducted to
determine the percentage of motor’s vehicle / public transportation, parking
characteristics and comparisons of parking space research needs calculation with
integrated parking siteplan University of Lampung.
Primary data is used to calculate the percentage of motor vehicle users and
parking characteristics obtained by distributing 990 sheets of randomly distributed
questionnaires. While the parking plot needs obtained from secondary data,
namely the number of students and educators and education staff of the University
of Lampung in 2013-2016. The number of plot needs is obtained from the size of
the parking space requirement table at the activity center of the Directorate
General of Land Transportation. Parking Unit results from the table are then
adjusted linearly to the graph of the number of vehicles in Lampung province in
2016-2036.
According the calculation results obtained the percentage of vehicle users by 15%
of cars, 65% of motorcycles and 20% of public transportatiom / bicycle / walker.
Than, the needs of the Parking Space Unit for 279 plots of cars and 1256 plot of
motorcyle. The comparison of parking lot requirement between the calculation
and integrated parking space of University of Lampung is 897 plot of car and
1550 plot of motorcycle hence no need for additional plot parking plan. Analysis
of parking characteristics obtained the value of car parking maximum index of
61,08% and motor 97,79%.
Keywords: Integrated Parking, Parking Characteristic, percentage of user motor
vihicles1315011050 HARIADI TRI PAMBUDIadi3try@gmail.com2018-02-27T08:58:46Z2018-02-27T08:58:46Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30644This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/306442018-02-27T08:58:46ZPEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN TRANSPORTASI DI BANDAR
LAMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESSKepadatan lalu lintas yang meningkat dengan cepat akhir-akhir ini di Kota
Bandar Lampung, telah menimbulkan masalah yang cukup serius di berbagai
bidang, seperti waktu tempuh perjalanan yang bertambah lama, dan pencemaran
udara yang semakin meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menemukan prioritas kebijakan Pemerintah dalam upaya menurunkan tingkat
kepadatan lalu lintas di kota Bandar Lampung
Penelitian ini menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai
metodenya. Metode ini digunakan untuk menganalisis 11 kebijakan alternatif
kemacetan lalu lintas yang diusulkan oleh Key Informans yang telah melalui
proses wawancara sebelumnya. Alternatif-alternatif tersebut dibagi ke dalam
empat aspek, yakni Aspek Ekonomi, Aspek Sosial Budaya, Aspek Lingkungan
dan Aspek Kelembagaan. Seluruh alternatif kebijakan akan dianalisis oleh
responden ahli.
Hasil dari penelitian ini berdasarkan seluruh alternatif dari tiap aspek oleh
masing-masing responden adalah memilih kebijakan untuk mengurangi kemacetan
lalu lintas dengan Pembenahan Angkutan umum (bus kota) dengan Inkonsistensi
Rasio sebesar ≤ 0,1 yang berarti bahwa analisis ini konsisten dan dapat diterima
untuk dijadikan sebuah kebijakan. Pembenahan Angkutan Umum merupakan
prioritas tertinggi diantara alternatif- alternatif lainnya. Pembenahan Angkutan
Umum memiliki tujuan utama mengurangi jumlah kendaraan di jalanan agar
kapasitas tampak lebih lebar. Pembenahan angkutan umum dapat secara efektif
dalam mengurangi kemacetan lalu lintas di Kota Bandar lampung pada khususnya
jika diimplementasikan secara benar dan disiplin oleh pemerintah dan masyarakat
Kata kunci: Analytical Hierarchy Process (AHP), Kepadatan lalu lintas,
Pembenahan Angkutan umum
abstarct
Traffic density is increasing rapidly in Bandar Lampung recently,has risen a
serious problem in many fields such as prolonged travel time, and increased air
pollution. The purpose of this research is to find the priority of government
policy in an attempt to lower the level of traffic density in the city of Bandar
Lampung
This research uses Analytical Hierarchy Process (AHP) as its method. This
method is used to analyze 11 alternative traffic congestion policies proposed by
Key Informans that have been through the previous interview process. These
alternatives are divided into four aspects, namely Economic Aspects, Socio-
Cultural Aspects, Environmental Aspects and Institutional Aspects. All policy
alternatives will be analyzed by respondents or Key experts.
The results of this study based on all alternatives from each aspect by each
respondent is choosing a policy to reduce traffic congestion by improving public
transport (city bus) with inconsistency ratio about ≤ 0,1, it means that this analysis
is consistent and could be accepted to be made a policy. Public Transport
Improvement is the highest priority among other alternatives. Public Transport
Improvement has the main objective of reducing the number of vehicles on the
streets so that the capacity appears wider. Public transportation improvements can
be effective in reducing traffic congestion in Bandar Lampung City in particular if
implemented properly and disciplined by government and community
Keywords: Analytical Hierarchy Process (AHP), improvement of public
transport, Traffic congestion,1315011029 DEBBIE MAHARANI maharani95.com@gmail.com2018-02-27T03:27:12Z2018-02-27T03:27:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30597This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/305972018-02-27T03:27:12ZPEREDAMAN GELOMBANG OLEH MANGROVE Avicennia marina
DITINJAU DARI PENGARUH SERASAH
(STUDI KASUS DI PANTAI INDAH KAPUK, JAKARTA)Mangrove adalah tumbuhan yang dapat hidup di tepi pantai dengan media lumpur
sebagai tempat tumbuhnya. Hutan mangrove berguna untuk meredam gelombang
laut sehingga dapat mencegah abrasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1)
Mengetahui tentang peredaman gelombang oleh mangrove. (2) Mengetahui
pengaruh serasah terhadap peredaman gelombang. Lokasi yang dibahas dalam
penelitian ini adalah Pantai Indah Kapuk yang merupakan daerah kawasan hutan
mangrove Avicennia marina. Penulisan ini menganalisis tentang peredaman
gelombang oleh mangrove Avicennia marina ditinjau dari pengaruh serasah.
Dalam penelitian ini, peredaman gelombang didapat dengan menggunakan alat
SBE26 (Sea Bird Electronic) dan peredaman gelombang oleh serasah dianalisis
dengan menggunakan metode pengambilan data dilapangan. Hasil dari analisis
didapatkan bahwa mangrove Avicennia marina di Pantai Indah Kapuk dapat
meredam gelombang hingga 50% dan faktor serasah merupakan elemen penting
sebagai pendukung mangrove dalam menahan gelombang. Tingkat ketebalan
tutupan serasah berhubungan dengan koefisien difraksi dimana semakin tebal
tutupan serasah maka akan semakin besar daya redam terhadap gelombang.
Kata kunci : Mangrove Avicennia marina, Serasah, Gelombang.
abstract
Mangrove is a kind of plant that can live on the beach with mud as its growing
medium. Mangrove forests are useful to reduce waves so as to prevent abrasion.
The purpose of this study was to: (1) Knowing about the wave damping by
mangrove. (2) Determining the influence of serasah against the wave damping.
This study are discussed in Pantai Indah Kapuk which is an area of mangrove
Avicennia marina forest. This study analyzed the wave damping by mangrove
Avicennia marina from the influence of serasah. In this study, the wave damping
is obtained by using the SBE26 (Sea Bird Electronic) and serasah were analyzed
by using data research in the fields method. The results of analysis showed that
mangrove Avicennia marina in Pantai Indah Kapuk can reduce waves of up to
50% and serasah factor is an important element as a mangrove supporter in
arresting waves. The thickness of the serasah cover is associated to the diffraction
coefficient where the thicker of the serasah cover, the greater the dumping power
of the wave.
Keywords : Mangrove Avicennia marina, serasah, waves.1115011023 EDO REGO edo.rego@yahoo.com2018-02-21T03:17:26Z2018-02-21T03:17:26Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30461This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/304612018-02-21T03:17:26ZSTABILISASI TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ZAT ADDITIVE KAPUR
DAN MATOS DITINJAU DARI WAKTU PERENDAMANUntuk mendapat suatu lapisan pondasi yang baik, kuat, dan kokoh diperlukan daya dukung
tanah yang baik. Disamping itu, tanah berfungsi juga untuk mendukung suatu kontruksi sipil
seperti pondasi bangunan gedung dan perkerasan jalan. Maka dari itu diperlukan adanya
perbaikan tanah untuk jenis-jenis tanah yang memiliki daya dukung rendah.
Dalam tugas akhir ini dilakukan penelitian terhadap tanah lempung berplastisitas tinggi yang
diambil dari daerah Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan untuk mencari nilai
CBR dengan variasi lama perendaman. Dari penelitian ini, dapat dilihat perubahan nilai CBR
dengan variasi perendaman yang telah dilakukan selama 4, 5, 14, dan 28 hari.
Dari penelitian yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Lampung
diketahui bahwa tanah yang berasal dari daerah Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo Lampung
Selatan dikelasifikasikan ke dalam A-7-5 yaitu tanah lempung yang memiliki nilai daya
dukung tanah sebesar 7%. Setelah dilakukan perbaikan tanah dengan zat additive kapur
dengan kadar optimum yaitu 12% dan stabilizer matos sebanyak 3,472 gr yang kemudian
dilakukan uji cbr rendaman dengan durasi rendaman 4, 5, 14 dan 28 hari diperoleh nilai cbr
sebesar 24% pada 4 hari, 22% pada 5 hari, 15,6% pada 14 hari dan 9% pada 28 hari. Nilai cbr
yang didapat cenderung menurun seiring ditambahnya durasi perendaman, sehingga dapat
disimpulkan durasi perendaman sangat mempengaruhi besar kecilnya nilai daya dukung
tanah.
Kata Kunci : Kapur , Matos, Stabilisasi, Tanah Lempung , CBR Rendaman.
ABSTRACT
In order to obtain a good, strong and sturdy foundation layer, good soil carrying capacity is
required. In addition, the soil also serves to support the foundation of a civil construction
such as buildings and pavement. Therefore it is necessary to do soil improvement for soil
types that have low carrying capacity.
In this final project, a research on high plasticity clay soil is taken from Sidorejo area,
Sidomulyo district, South Lampung to find CBR value with variation of immersion time.
From this research, we can see the change of CBR value with immersion variations that have
been done for 4, 5, 14, and 28 days.
From the research conducted in the Laboratory of Soil Mechanics of Lampung University , it
is known that the soil originating from Sidorejo area, Sidomulyo District Southern Lampung
is classified into A-7-5 clay soil which has a soil bearing capacity value of 7%. After the
improvement of soil with lime additive substances with optimum content of 12% and 3,472
gr of matos stabilizer which is then done with immersion test with a duration of 4, 5, 14 and
28 days, the value of CBR is 24% at 4 days, 22% at 5 days, 15.6% at 14 days and 9% at 28
days. The value of CBR obtained tends to decrease as the duration of immersion is increased,
so it can be concluded the duration of immersion greatly affects the size of soil bearing
capacity.
Keywords : Lime, Matos, Stabilization, Clay Soil, immersion CBR1115011036 I KOMANG TRI HERDIANAkomangtriherdianaherdiana@gmail.com2018-02-21T03:10:12Z2018-02-21T03:10:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30463This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/304632018-02-21T03:10:12ZPENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADDITIVE ABU SEKAM PADI DAN MATOS TERHADAP NILAI CBR (California Bearing Ratio) TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI WAKTU PEMERAMANTanah memiliki berbagai macam jenis dan daya dukung yang berbeda. Salah satunya
adalah tanah lempung yang memiliki daya dukung rendah. Melihat dari pesatnya
pembangunan infrastruktur di Indonesia, tidak menutup kemungkinan bahwa
infrasuktur di bangun di daerah yang memiliki jenis tanah lempung. Mengingat
kecilnya daya dukung tanah lempung, maka harus dilakukan perbaikan tanah agar
dapat menunjang pembangunan sebuah konstruksi.
Perbaikan tanah dengan campuran additive abu sekam padi dan matos sebagai
stabilizer dapat meningkatkan mutu tanah. Penelitian ini dilakukan dengan campuran
abu sekam padi sebesar 6%, 8%, 10%, dan 12% serta matos dengan kadar 3,3898 gr.
Kemudian diperam selama 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari tanpa rendaman.
Tanah yang digunakan berasal dari daerah Sidomulyo Lampung Selatan adalah jenis
tanah lempung yang termasuk dalam golongan A-7-5 berdasarkan klasifikasi
AASTHO. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa pemeraman selama 28 hari
dengan campuran abu sekam sebesar 12% memiliki nilai CBR tertinggi dari durasi
pemeraman lainnya. Nilai CBR tanah lempung meningkat dari 7,3% menjadi 31,8%.
Hal ini menunjukkan bahwa campuran abu sekam padi dan matos cukup efektif
dalam meningkatkan daya dukung tanah lempung.
Kata kunci : Matos, CBR, Abu Sekam Padi
ABSTRACT
Soils have different types and different carrying capacity. One of them is clay soil
that has the low carrying capacity. Viewed from the rapid development of
infrastructure in Indonesia, does not rule out the possibility that the infrastructure
built in areas with clay soil types. Given the small carrying capacity of the clay,
the soil should be improved in order to support the development of a construction.
soil improvement with an additional mixture of rice husk ash and matos as
stabilizer can improve soil quality. This research was conducted with rice husk
ash mixture of 6%, 8%, 10%, and 12% and matos with level 3,3898% gr. Then
curing for 7 days, 14 days, 21 days, and 28 days without immersion.
Soil that used in research is from Sidomulyo, South Lampung is a type of clay soil
that belongs to the A-7-5 group based on the AASTHO classification. Research in
laboratory showed that 28 days of curing with 12% rice husk ash mixture had the
highest CBR value from other curing durations. Soil clay CBR value increased
from 7.3% to 31.8%. This shows that the ash mixture of rice husk and matos is
quite effective in increasing the carrying capacity of clay soil.
Keywords : Matos, CBR, Rice Husk Ash
1115011099 Sindu Abadi Sampurnasas_sindu@yahoo.com2018-02-20T04:46:35Z2018-02-20T04:46:35Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30428This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/304282018-02-20T04:46:35ZMENENTUKAN PERBANDINGAN DERAJAD KEPADATAN TANAH
MUNGGUNAKAN ALAT UJI TEKAN MODIFIKASI METODE
STANDAR DENGAN ALAT UJI PROCTOR STANDARTanah memegang peranan penting dalam infrastruktur untuk mencapai
infrastruktur yang kokoh, tanah di sumatera memiliki dataran yang tidak rata,
sehingga membutuhkan tanah untuk timbunan agar mendapatkan ketinggian
tanah yang direncanakan. Timbunan memerlukan pemadatan tanah agar dapat
benar-benar kuat dan stabil terhadap beban struktur maupun beban non struktur.
Pada penelitian ini adalah menentukan perbandingan derajad kepadatan tanah
menggunakan alat uji tekan modifikasi dengan alat uji standar proctor.
Penelitian ini menggunakan sampel tanah yang berasal dari daerah Gedung
Agung Kec. Jati Agung, Lampung Selatan. Pelaksanaan pengujian alat tekan
pemadat modifikasi dengan menggunakan empat sampel tanah pada masingmasing
tekanan, tekanan yang digunakan yaitu 1,66 MPa, 6,2 MPa, 7 MPa dan
8,4 MPa.
Berdasarkan hasil dari pengujian sifat-fisik dan mekanis, tanah digolongkan
sebagai kelompok tanah A-2-4 yaitu tanah pasir berlempung. Pengujian dari uji
pemadatan tanah menggunakan standard proctor didapatkan nilai 1,62 gr/cm3
dan nilai berat volume kering menggunakan uji alat tekan modifikasi didapatkan
hasil 1,6234 gr/cm3, sehingga dengan hasil yang didapatkan alat uji tekan
modifikasi dapat dipakai untuk menggunakan pengujian uji pemadatan di
laboratorium.
Kata kunci : Standard Proctor, Alat Tekan Pemadat Modifikasi.
abstract
Land plays an important role in infrastructure to achieve a robust
infrastructure, land in Sumatra has uneven terrain, requiring soil to accumulate
in order to obtain planned soil altitude. Stockpiles require soil compaction to be
really strong and stable against structural loads and non-structural loads. In
this study is to determine the ratio of the degree of soil density using the
modification test tool with standard proctor test tool.
This study uses soil samples originating from Gedung Agung area, Jati Agung
subdistrict, South Lampung. Implementation of compression modulator
compression testing using four soil samples at each pressure, the pressure used
is 1.66 MPa, 6.2 MPa, 7 MPa and 8.4 MPa.
Based on the results of physical and mechanical properties tests, soil is
classified as A-2-4 clusters of sandy clay soil. The test of soil compaction test
using standard proctor was obtained at 1.62 gr / cm3 and the weight of dry
volume using test of compressor of result of 1.6234 gr / cm3, so that with the
result obtained by modification test apparatus can be used to test the
compaction test in laboratory
Keywords: Standard Proctor, Modification Compactor Press Tool.1315011012 ANWAR HIDAYATULLOHanwarhuri66@gmail.com2018-02-19T06:57:29Z2018-02-19T06:57:29Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30392This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/303922018-02-19T06:57:29ZPERENCANAAN DINDING PENAHAN SEBAGAI ALTERNATIF
PENCEGAH BAHAYA LONGSOR PADA KONSTRUKSI PANGKAL
JEMBATANJembatan adalah prasarana sipil yang membentang di atas aliran sungai dan secara
topografi tidak rata. Perbedaan elavasi dari daratan yang dilewati sungai ini
membentuk suatu lereng. Bencana yang sering terjadi pada permukaan tanah yang
tidak rata atau curam adalah longsor. Kondisi lereng dengan kemiringan yang
curam dan menahan beban yang besar dapat mengakibatkan longsor. Oleh karena
itu diperlukan dinding penahan untuk menjaga kestabilan lereng agar tidak terjadi
penurunan sehingga jembatan teteap aman dari bahaya longsor. Penelitian ini
bertujuan untuk merencanakan dinding penahan dalam perlindungan pangkal
jembatan dari bahaya longsor.
Dalam penelitian ini letak dinding penahan sesuai dengan data gambar rencana.
Kemudian dilakukan analisis geoteknik dengan dimensi dinding yang
direncanakan, dari data tanah dan data beban dapat diperoleh tekanan tanah yang
terjadi. Melalui analisis geoteknik didapatkan nilai stabilitas dinding penahan
tanah berupa nilai keamanan terhadap guling,geser dan daya dukung tanah hingga
dimensi yang dipakai aman. Selanjutnya dilakukan perhitungan struktur
penulangan dinding penahan tanah dan diperoleh gambar rencana dari dinding
penahan tanah.
Dimensi dinding penahan tanah yang direncanakan adalah sebesar 0,3 m untuk
lebar mercu, panjang kaki 2,4 m, tebal kaki 0,5 m dengan tinggi dinding 5 m.
Berdasarkan analisis stabilitas dinding yang dilakukan, disimpulkan dinding aman
dari bahaya guling, geser, serta aman dalam perhitungan daya dukung tanah
sehingga dinding mampu menjadi salah satu alternatif upaya pencegah bahaya
longsor.
Kata kunci : jembatan, dinding penahan tanah, longsor.
abstract
Bridge is a civil infrastructure riving on the river flow and the topography is
uneven. The difference in elevation from the land through which this river forms a
slope. Disasters that often occur on uneven or steep ground surfaces are
landslides. Slope conditions with steep slopes and large loads can cause
landslides. Therefore required a retaining wall to maintain the stability of the
slope so as not to decrease so that the bridge remains safe from the danger of
landslides. This research aims to design the retaining wall in the protection of the
base at the bridge from the danger of landslides.
In this research location of retaining wall in accordance with the image data. Then
performed geotechnical analysis with planned wall dimensions. With soil data and
load data can be obtained soil pressure occurs. From the geotechnical analysis
obtained the value of stability of the retaining wall in the form of security value to
bolsters, shear and soil bearing capacity until the dimensions used are safe.then
calculated the structure of the retaining wall and obtained a plan drawing of
retaining wall.
The dimensions of the proposed retaining wall are 0.3 m for the width of the foot,
the leg length is 2.4 m, the foot thickness of 0.5 m and the height of 5 m. Based on
wall stability analysis performed concluded the wall is safe from the danger of
bolsters, shear and safe in the calculation of soil bearing capacity so that the wall
can become one of the alternative efforts to prevent landslide hazards.
Keywords: bridge, retaining wall, landslide. 1345011015 HATWAN FARDILLAhatwanfardilla@yahoo.com2018-02-19T06:57:05Z2018-02-19T06:57:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30393This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/303932018-02-19T06:57:05ZSTUDY PERBANDINGAN UJI PROCTOR MODIFIED DENGAN
PEMODELAN ALAT TEKAN PEMADAT MODIFIKASI DENGAN
MENGGUNAKAN TEKANAN KONTAK ALAT BERAT PEMADAT
TANAHPemadatan tanah merupakan salah satu pekerjaan penting dalam setiap proyek
perkerasan jalan. Pemadatan tanah berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tanah
yang memberikan daya dukung kepada lapisan jalan di atasnya, serta juga
berfungsi untuk mengurangin besar penurunan tanah yang tidak diinginkan.
Dalam setiap pemadatan tanah diperlukan kadar air optimum untuk mencapai
kepadatan maksimum yang dapat diketahui dengan uji proctor .
Uji proctor yang masih manual dalam pemberian bebannya mengakibatkan
membutuhkan tenaga manusia yang cukup besar dalam penggunaannya. Pada
penelitian ini membandingkan uji proctor modified dengan pemodelan alat tekan
pemadat modifikasi dengan menggunakan tekanan kontak alat berat pemadat
tanah dalam usaha mengantikan uji proctor manual dengan alat modifikasi yang
lebih praktis.
Tanah yang digunakan adalah tanah timbunan pilihan, berasal dari Desa Gedung
Agung, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan. Pengujian alat tekan pemadat
modifikasi ini terdiri dari 4 tekanan berbeda yaitu 1,667 Mpa; 6,2 Mpa; 7 MPa
dan 8,4 MPa, menggunakan tiga sampel tanah pada masing-masing tekanan. Hasil
pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa berat volume maksimum
(γdmaks) sebesar 1,706 gr/cm3 pada pengujian metode proctor modified dengan
hasil pada alat tekan pemadat modifikasi didapat nilai tekanan sebesar 8 MPa.
Kata kunci : alat tekan pemadat modifikasi, proctor modified, alat berat.
abstract
Soil compaction is one of the most important jobs in any road pavement project.
Soil compaction serves to increase the strength of the soil that provides carrying
capacity to the lining of the road above it, and also serves to reduce the size of the
undesired soil. In any soil compaction the optimum water content is required to
achieve the maximum density which can be known by the proctor test.
The proctor test which is still manual in its load giving resulted in considerable
manpower in its use. In this study comparing the modified proctor test with
modified compactor compression modeling using the soil compaction machine
contact pressure in an attempt to replace the manual proctor test with a more
practical modification tool.
The soil samples used is from Gedung Agung Region Jati Agung District
Lampung Selatan. This modified press compactor tools test consists of 4 different
pressures are 1,667 MPa, 6,2 MPa, 7 MPa, and 8,4 MPa. For every pressure
conducted for 3 soil samples. Laboratory experiment result shows that the
maximum volume weight (γdmaks) of 1,706 gr/cm3 amount on modified proctor
method tests with the results on modified press compactor tools obtain pressure
value of 8 MPa.
Keywords: Modified Press Compactor Tools, Modified Proctor, Compaction, Soil
Compactor.1315011111 TIPO PUTRA SITUMEANG tipo.situmeang@gmail.com2018-02-13T08:34:08Z2018-02-13T08:34:08Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30334This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/303342018-02-13T08:34:08ZPERBAIKAN DAYA DUKUNG TANAH DASAR LEMPUNG YANG DI
STABILISASI DENGAN ADDITIVE KAPUR DAN MATOS TERHADAP
KUALITAS LAMA WAKTU PEMERAMANTanah dasar (subgrade) merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagianbagian
perkerasan lainnya. Kekuatan dan keawetan maupun tebal dari lapisan
konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung
tanah dasar ini. Ada banyak jenis tanah, salah satu jenis tanah dasar yang dapat
dikatakan buruk untuk suatu konstruksi adalah tanah dengan jenis lempung.
Sampel tanah yang digunakan diambil dari desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo,
Lampung Selatan, lalu pada penelitian ini sampel tanah dicampur dengan matos
dan kapur dengan variasi 5, 8, 10 dan 12 %. Setelah didapatkan nilai CBR
tertinggi , sampel tanah di peram dengan durasi 7, 14, 21, dan 28 hari untuk diuji
kembali nilai CBR nya.
Tanah pada penelitian ini termasuk dalam kelompok A-7-5, dengan nilai LL
74,112%, PL 35,44% serta PI 38,669 %. Nilai berat volume kering (γd) dan nilai
kadar air optimum (ωopt) meningkat seiring penambahan jumlah kadar kapur yang
dicampurkan ke sampel. Pada pengujian CBR peningkatan nilai CBR tertinggi
terjadi pada variasi campuran kapur 12 % yaitu sebesar 21,5 % . Setelah dilakukan
pemeraman nilai CBR tertinggi terdapat pada durasi pemeraman 28 hari yaitu
sebesar 45%. Penambahan jumlah kapur dan matos terbukti meningkatkan nilai
CBR dan daya dukung tanah.
Kata kunci : Tanah Lempung, CBR, Matos, Kapur
abstract
The subgrade is the base surface for placement of other pavement parts. The
strength and durability as well as the thickness of the pavement construction layer
depend on the properties and carrying capacity of this basic soil. There are many
types of soil, one of the basic types of soil that can be said to be bad for a
construction is a soil with clay type.
The soil samples used were taken from Sidorejo village, Sidomulyo district, South
Lampung, then in this study the soil samples were mixed with matos and lime
with variations of 5, 8, 10 and 12%. After obtaining the highest CBR value, soil
samples were immersed with the duration of 7, 14, 21, and 28 days to be tested
again its CBR value.
Soil in this study belongs to the group A-7-5, with LL values 74.112%, PL
35.44% and PI 38.669%. The dry weight value (γd) and the optimum water
content (ωopt) increased as the amount of lime content added to the sample. In the
CBR test, the highest increase of CBR value occurred on a 12% lime mixture
variation of 21.5%. While for CBR testing after curing without immersion, the
highest CBR value is found on 28 days of curing duration of 45%. The addition
of lime and matos proved to increase the value of CBR and soil bearing capacity.
Keywords : Clay Soil, CBR, Matos, Lime1115011093 RIZKI PRINANDA UMAR rizki.prinanda.093@gmail.com2018-02-09T08:54:20Z2018-02-09T08:54:20Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30300This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/303002018-02-09T08:54:20ZPENGARUH JUMLAH LAPISAN TANAH TERHADAP DERAJAT
KEPADATAN TANAH BERDASARKAN METODE TEKANANPemadatan tanah merupakan salah satu pekerjaan penting dalam setiap proyek konstruksi, tanggul, waduk dan konstruksi sipil lainnya, tanah yang belum padat atau masih kondisi gembur harus dipadatkan untuk meningkatkan untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dengan demikian meningkatkan daya dukung pondasi di atasnya, serta juga berfungsi untuk mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan.
Untuk itu, dalam penelitian ini akan dilakukan pemadatan tanah dengan menggunakan metode standard proctor di laboratorium dan menggunakan pemodelan alat uji tekan pemadat modifikasi untuk mengetahui pengaruh jumlah lapisan terhadap derajat kepadatan tanah.
Tanah yang digunakan berasal dari Tirtayasa, Bandar Lampung. Pengujian proctor menggunakan beberapa lapisan yaitu lapisan 2, 3, 4, dan 5. Sedangkan alat tekan pemadat modifikasi menggunakan tekanan 5 MPa, 10 MPa, 15 MPa. Lapisan yang digunakan yaitu lapisan 2, 4, dan 6 pada setiap tekanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat volume maksimum (γdmaks) sebesar 1,49 gr/cm3 pada pengujian metode standard proctor dengan hasil pada alat tekan pemadat modifikasi didapat nilai (γdmaks) sebesar 1,66 gr/cm3.
Kata kunci : Standard Proctor, Alat Tekan Pemadat Modifikasi, Pemadatan, Tanah Timbunan
abstract
Soil compaction is one of the most important jobs in any construction project, dykes, dams and other civil constructions, unclassified soil or still friable conditions must be compacted to increase soil strength, thereby increasing the carrying capacity of the foundation above, as well as functioning to reduce the amount of unwanted land degradation.
Therefore, in this research, a conducted soil compaction will be done by using standard proctor method in laboratory and using modified compression compactor test tool modelling to know the effects of soil’s amount of layer to soil density degree.
Soil samples that are used are taken from the Tirtayasa, Sukabumi, Bandar Lampung. Compaction test tool is done by using layer 2, 3, 4, and 5. And modified compaction tools are used with pressure 5 Mpa, 10 Mpa, 15 Mpa with 2, 4, and 6 layers amount on each pressures.
The result of the research shows that maximum weight volume (γdmax) are 1,49 gr/cm3 on standard proctor method test with the achieved result on modified compactor press tool (γdmax) is 1,66 gr/cm3.
Keywords: Standard Proctor, Modified Compactor Press Tool, Compaction, Soil Pile1345011002 ANNISA TIARA RULYAannisatiararulya@gmail.com2018-02-08T07:57:18Z2018-02-08T07:57:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30250This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/302502018-02-08T07:57:18ZANALISIS HIDROLOGI UNTUK PENENTUAN DEBIT BANJIR RANCANGAN
DI BENDUNGAN WAY BESAIEnergi merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup
manusia. Sumber daya yang biasa digunakan sebagai sumber energi salah satunya
adalah air dengan cara membendung sungai untuk pembangkit listrik. Salah satu
PLTA yang terdapat di provisni lampung adalah PLTA Way Besai. Mengingat
pentingnya pembangkit listrik ini bagi masyarakat, maka hal-hal ekstrim pada
bangunan pembangkit listrik seperti banjir yang dapat mengganggu kinerjanya tentu
saja tidak diinginkan. Untuk itu dibutuhkan analisis hidrologi dengan hasil akhir
berupa debit banjir rancangan agar dapat dilakukan tindakan antisipasi.
Lokasi penelitian ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Besai, Sumber
Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Data primer berupa data tinggi muka air, dan data
sekunder berupa data curah hujan jam-jaman dari lima stasiun, data debit Way Besai
dari tahun1986 sampai 2000, data curah hujan harian dari dua stasiun.
Dari hasil analisis frekuensi, didapat banjir rancangan untuk kelompok data 1 terbesar
kala ulang 2 tahun adalah 76,74 m3/s, kala ulang 5 tahun 131,00 m3/s, kala ulang 10
tahun 178,42 m3/s, kala ulang 25 tahun 253,71 m3/s, kala ulang 50 tahun 322,66 m3/s,
kala ulang 100 tahun 403,45 m3/s, dan 499,81 m3/s untuk kala ulang 200 tahun. Hasil
debit banjir rancangan untuk kelompok data 2 terbesar adalah 80,83 m3/s untuk kala
ulang 2 tahun,129,43 m3/s untuk kala ulang 5 tahun, kala ulang 10 tahun adalah
165,72 m3/s, kala ulang 25 tahun 215,83 m3/s, kala ulang 50 tahun 256,11 m3/s, kala
ulang 100 tahun 298,76 m3/s, dan 344,22 m3/s untuk kala ulang 200 tahun. Untuk
data kelompok 3 terbesar, didapat hasil debit banjir rancangan untuk kala ulang 2
tahun yaitu 71,61 m3/s, kala ulang 5 tahun 114,97 m3/s, kala ulang 10 tahun 152,11
m3/s, kala ulang 25 tahun 210,33 m3/s, kala ulang 50 tahun 262,33 m3/s, kala ulang
100 tahun 323,14 m3/s, dan 394,39 untuk kala ulang 200 tahun. Pada kelompok data 4
terbesar, didapatkan hasil debit banjir rancangan sebesar 73,59 m3/s untuk kala ulang
2 tahun, kala ulang 5 tahun adalah 113,78 m3/s, kala ulang 10 tahun 142,98 m3/s, kala
ulang 25 tahun 182,38 m3/s, kala ulang 50 tahun 213,47 m3/s, kala ulang 100 tahun
246,05 m3/s, dan kala ulang 200 tahun 280,12 m3/s. Sedangkan pada kelompok data 5
terbesar, dihasilkan debit banjir rancangan sebesar 80,19 m3/s untuk kala ulang 2
tahun, 129,08 m3/s untuk kala ulang 5 tahun, 171,01 m3/s untuk kala ulang 10 tahun,
237,02 m3/s untuk kala ulang 25 tahun, 296,83 m3/s untuk kala ulang 50 tahun,
367,11 m3/s untuk kala ulang 100 tahun, dan 449,56 m3/s untuk kala ulang 200 tahun.
Dari hasil pemodelan HEC-HMS, didapat debit banjir rancangan untuk kala ulang 2
tahun sebesar 71,2 m3/s, kala ulang 5 tahun 90,6 m3/s, kala ulang 10 tahun 105,7
m3/s, kala ulang 25 tahun 128,6 m3/s, kala ulang 50 tahun 156,6 m3/s, kala ulang 100
tahun 190,8 m3/s dan 233,7 m3/s untuk kala ulang 200 tahun. Berdasarkan hasil
analisa kalibrasi dengan metode RMSE, didapatkan nilai RMSE sebesar 3,12.
Kata kunci: DAS, Debit Banjir Rancangan, Way Besai, HEC-HMS
abstract
Energy is an important thing to human viability. Resource which is often used for
energy source is water as hydro power plant. One of hydro power plant in Lampung
province is Way Besai Hydro Power Plant. Considering the importance of this hydro
power plant for people, extreme things on the hydro power plant like flood, certainly
not desirable. Hydrologic analysis required for get result that was flood design as
action anticipation.
This study was conducted in Way Besai watershed, Sumber Jaya, West of Lampung.
The data required of this study were primary data such as water level and secondary
data such as rainfall data from five stations, flow Way Besai data from 1986 to 2000,
and daily rainfall data from two station.
From frequency analysis, obtained design flood for the largest single data group
return period of 2 years is return period 5 years 131,00 m3/s, return period 10 years
178,42 m3/s, return period 25 years 253,71 m3/s, return period 50 years 322,66 m3/s,
return period 100 years 403,45 m3/s, and 499,81 m3/s for return period 200 years. The
results of design flood for the two largest data group is 80,83 m3/s for return period 2
years,129,43 m3/s for return period 5 years, return period 10 years is 165,72 m3/s,
return period 25 years 215,83 m3/s, return period 50 years 256,11 m3/s, return period
100 years 298,76 m3/s, and 344,22 m3/s for return period 200 years. For the three
largest data group, the design flood for return period 2 years is 71,61 m3/s, return
period 5 years 114,97 m3/s, return period 10 years 152,11 m3/s, return period 25 years
210,33 m3/s, return period 50 years 262,33 m3/s, return period 100 years 323,14 m3/s,
and 394,39 for return period 200 years. The four largest data group, the flood design
is 73,59 m3/s for return period 2 years, return period 5 years is 113,78 m3/s, return
period 10 years 142,98 m3/s, return period 25 years 182,38 m3/s, return period 50
years 213,47 m3/s, return period 100 years 246,05 m3/s, and return period 200 years
280,12 m3/s. For the five largest group data, the flood design is 80,19 m3/s for return
period 2 years, 129,08 m3/s for return period 5 years, 171,01 m3/s for return period 10
years, 237,02 m3/s for return period 25 years, 296,83 m3/s for return period 50 years,
367,11 m3/s for return period 100 years, and 449,56 m3/s for return period 200 years.
From HEC-HMS, the flood design for return period 2 years sebesar 71,2 m3/s, return
period 5 years 90,6 m3/s, return period 10 years 105,7 m3/s, return period 25 years
128,6 m3/s, return period 50 years 156,6 m3/s, return period 100 years 190,8 m3/s and
233,7 m3/s for return period 200 years. Based on calibration result used RMSE,
obtained RMSE value is 3,12. 1215011079 MUTYA NIVITHAmutya.mn22@gmail.com2018-02-02T07:19:23Z2018-02-02T07:19:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30144This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301442018-02-02T07:19:23ZPERENCANAAN SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN SKALA RUMAH
TANGGA DI KOREA SELATANKorea Selatan tergolong sebagai negara yang kekurangan air. Pemerintah telah
mempromosikan "langkah komprehensif konservasi air" sejak tahun 2000, dan salah satu
program pemerintah tersebut adalah memperluas area yang menerapkan pemasangan
fasilitas pemanfaatan air hujan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sistem
perencanaan pemanenan air hujan dan menghitung biaya yang harus diinvestasi dalam
pembuatan sistem pemanenan air hujan sesuai standar Korea Selatan, agar dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan air penduduk. Dimana kebutuhan air yang akan
dipenuhi dari penelitian ini adalah untuk flushing water dan mencuci.
Dalam penelitian ini data yang dipakai adalah data sekunder yang berupa data curah
hujan dan data kebutuhan flushing water dan mesin cuci dalam satu keluarga. Pada
penelitian ini dilakukan analisis hidrologi dengan data curah hujan yang terletak di Kota
Jeju dari tahun 2007 hingga tahun 2016, kebutuhan air penduduk dan analisa rencana
anggaran biaya untuk pembuatan system pemanenan air hujan.
Dari analisis yang dilakukan, diperoleh nilai kebutuhan air flushing water dan mencuci
untuk satu keluarga dapat terpenuhi dengan rasio optimasi sebesar 67,75 %. Simulasi
penelitian ini menggunakan Tangki yang berukuran dua meter kubik. Rencana anggaran
biaya untuk pembuatan sistem pemanenan air hujan untuk satu rumah sebesar 862.316
Won. Dari simulasi penelitian ini juga didapat biaya daya listrik untuk pompa sebesar
1.130 Won per bulan, sehingga untuk pembayaran air yang biasanya sebesar 30.378 Won
– 31.613 Won dapat menjadi lebih hemat sekitar 30.000 Won dengan nilai NPV sebesar
17.190 Won pada bulan ke 35.
Kata kunci : Kota Jeju, Curah Hujan, Kebutuhan Air, biaya, NPV
abstract
South Korea is classified as a water shortage country. The government has been
promoting a "comprehensive water conservation step" since 2000, and one of the
government's programs is to expand the areas that implement the installation of
Rainwater Harvesting. This study intend to analyze rainwater harvesting planning system
and calculate the cost that must be invested in making rainwater harvesting system
according to South Korean standard. in order to be used to Supply the water needs of the
population. Where the water needs to be fulfilled from this research is for flushing water
and washing.
In this study the data used is secondary data in the form of rainfall data and data needs
flushing water and washing machine in one family. In this research, hydrological analysis
with rainfall data is located in Jeju city from 2007 until 2016, population water
requirement and budget cost plan analysis for rainwater harvesting system.
From the analysis, the value of water flushing water and laundry for one family can be
fulfilled with optimization ratio of 67.75%. The simulation of this research using two
cubic meters water tank. The budget plan for construct a rainwater harvesting system for
single house is 862,316 won. Base on the simulation this study also could estimate the
cost of electric power for the pump of 1130 won per month, therefor for the payment of
water which is 30,378 won - 31,613 won can be saved about 30,000 won with the value
of NPV of 17,190 won on month 35.
Keywords : Jeju City, Rainfall, Water Requirement, Cost, NPV.1415011118 PARK EUN HAbest7star@gmail.com2018-02-02T06:44:04Z2018-02-02T06:44:04Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30140This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301402018-02-02T06:44:04ZPENGARUH KEJENUHAN AIR TANAH LEMPUNG ORGANIK
MENGGUNAKAN PERMODELAN LABORATORIUMTanah lempung mengalami perubahan volume jika kadar air berubah, Kembang
susut tanah yang besar, pada tanah lempung organik umumnya memiliki kuat
geser yang rendah.
Pada penelitian ini, sampel tanah diambil dari Daerah Jabung, Kabupaten
Lampung Timur untuk dilakukan pengujian permodelan laboratorium pada kotak
kaca dengan alat vane shear dan direct shear dengan berat tanah yang dipakai
±117.000 gram/ 117 kg
Pengujian geser langsung pada kondisi tanah tak jenuh di kedalaman 30 cm
didapatkan nilai kuat geser sebesar 0,1286 kg/cm
2
, pada pengujian geser baling
didapatkan 0,61 kg/cm
2
dengan daya dukung tanah sebesar 1,4103 kg/cm
,
kedalaman 50 cm didapatkan nilai kuat geser sebesar 0,1196 kg/cm
, pada
pengujian geser baling didapatkan 0,61 dengan daya dukung tanah sebesar 1.7018
kg/cm
2
. Pada kondisi tanah jenuh kedalaman 30 cm didapatkan nilai kuat geser
pada pengujian geser langsung sebesar 0,1286 kg/cm
2
, pada pengujian geser
baling sebesar 0,61 kg/cm
2
dengan daya dukung tanah sebesar 1,0347 kg/cm
,
kedalaman 50 cm didapatkan nilai kuat geser sebesar 0,0861 kg/cm
, pada
pengujian geser baling didapatkan 0,46 kg/cm
2
dengan daya dukung tanah sebesar
1,3997 kg/cm
2
. Dari hasil pengujian uji geser langsung dan uji geser baling
diketahui bahwa nilai kuat geser pada uji geser langsung lebih kecil dibandingkan
dengan uji geser baling.
Kata kunci : Vane Shear, Direct Shear, Kuat Geser Tanah, Daya Dukung Tanah
ABSTRACT
The limited area for civil construction is affecting people to make building
construction upper the clay- organic. The soil that contains much of clay sustain
have volume alteration when it have different water content. Substraction of
water content effect clay-shrinking and otherwise if water content is increasing,
the clay is swelling. Substantial-swelling effect upper construction structure
because the sustain volume of soil make construction become unsafety that
needed some particular treatment. That will endanger construction upper the soil,
because the clay- organic have a low shearing strain.
The speciment of investigation soil was obtained in Jabung, East Lampung. The
speciment of soil obtain direct shear and vane shear modeling test using glass box
with contain ±130.730gram/ 130.7kg of soil.
Direct shear test for 30 cm depth below surface undrained soil obtain some result.
The result are for shearing strain is 0.1286 kg/cm
2
, shearing strain of vane shear
test is 0,61 kg/cm
2
, and the value of bearing capacity is 1,4103 kg/cm
. for 50 cm
depth below surface undrained soilinto obtain result for shearing strain is 0.1196
kg/cm
2
, shearing strain of vane shear test is 0,61 kg/cm
2
, and the value of bearing
capacity is 1,7018 kg/cm
2
. Direct shear test for 30 cm depth below surface
drained soil obtain result for shearing strain is 0,1286 kg/cm
2
, shearing strain of
vane shear test is 0,61 kg/cm
2
, and the value of bearing capacity is 1.0347 kg/cm
,
for 50 cm depth below surface drained soil obtain result for shearing strain is
0,0861 kg/cm
2
, shearing strain of vane shear test is 0,46 kg/cm
2
, and the value of
bearing capacity is 1.3997 kg/cm
2
. From the direct shear and vane shear test, it
was obtained that shearing strain in direct shear test is lower than vane shear test.
Keywords : Direct Shear Test, Vane Shear Test, Shearing Strain, The Clay-
Organic, Bearing Capacity
1345011006 CHINTIA MAKKI chintiamakki@ymail.com