Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T02:14:52ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2022-04-20T03:23:14Z2022-04-20T03:23:14Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/58642This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/586422022-04-20T03:23:14ZKARAKTERISTIK DISTRIBUSI CURAH HUJAN DI WILAYAH SUNGAI
MESUJI – SEKAMPUNGPenelitian ini bertujuan untuk menganalisa metode analisis frekuensi yang paling
dominan di wilayah sungai Mesuji–Sekampung serta membandingkan hasilnya
dengan data di lapangan. Metode analisis frekuensi yang digunakan yaitu metode
Normal, Gumbel dan Log Pearson III. Selanjutnya metode analisis frekuensi
tersebut digunakan untuk mencari nilai hujan rancangan dua tahunan, lima
tahunan, sepuluh tahunan. Adapun data yang digunakan adalah data hujan harian
maksimum tahunan dari 15 stasiun pancatat curah hujan disepanjang sungai
Mesuji-Sekampung. Uji probabilitas yang digunakan adalah metode Chi-Kuadrat
serta penggunaan batas atas dan batas bawah untuk memastikan hasil analisis
sudah sesuai standar. Selanjutnya membandingkan hasil analisis dengan data di
lapangan.
Perhitungan analisis frekuensi menggunakan ketiga metode di atas dari 15 stasiun
pencatat curah hujan di hitung seluruhnya. Hasil perhitungan lalu diuji
menggunakan metode Chi-kuadarat dan hasilnya yaitu, metode Normal dapat
diterima di 14 stasiun, metode Gumbel diterima di 11 stasiun, metode Log
Pearson III diterima di 12 stasiun. Selanjutnya hasil tersebut baik hujan
rancangan dua tahunan, hujan rancangan lima tahunan dan hujan rancangan
sepuluh tahunan masih dalam angka aman karena tidak keluar dari batasan yang
sudah dibuat, yaitu 105 % dari rata – rata hujan rancangan T tahun untuk batas
atas dan 95 % untuk batas bawah. Perbandingan Hasil analisis frekuensi untuk
hujan rancangan T tahun metode Normal efektif digunakan di 7 stasiun, mtode
Gumbel efektif digunakan di 4 stasiun, sedangkan untuk metode Log Pearson III
efektif digunakan di 4 stasiun.
Kata kunci : analisis frekuensi, hujan rancangan, Normal, Gumbel, Log Pearson
III
This research intends to analyze, the most dominant method in frequency analysis
in the Mesuji - Sekampung river area and to compare the results with data in the
field. Frequency analysis methods used are the Normal, Gumbel and Log Pearson
Type III methods. Furthermore, the frequency analysis method is used to find the
value of biennial design rainfall, five annual design rainfall and ten annual design.
The data used is the maximum annual daily rainfall data, from 15 rainfall
recording stations along the Mesuji - Sekampung river. The probability test used
is the Chi-Squared test method and the use of upper and lower limits to ensure the
analysis results are in accordance with the standard. Then compare the results of
the analysis with data in the field.
The calculation of frequency analysis using the three methods above from the 15
rainfall recording stations is calculated entirely. The calculation results obtained
using these methods were tested using the Chi-squared distribution and the results
are, the Normal method can be accepted at 14 stations and the Gumbel method is
accepted at 11 stations while the Pearson Type III log method is accepted at 12
stations. Furthermore, of the three methods, both bi-annual design rainfall, five-
year design rainfall and ten-year design rain are still safe because they do not go
beyond the established limit, which is 105% of the average design rain for year T
for the upper limit and 95% for the lower limit. Comparison of frequency
analysis results for the normal design T-year rain method effectively used at 7
rainfall recording stations, Gumbel method is effectively used at 4 stations,
whereas for Log Pearson Type III method effectively used at 4 stations.
Keywords: frequency analysis, design rain, Normal, Gumbel, Log Pearson III1215011083 Philipus-2022-04-20T02:52:27Z2022-04-20T02:52:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/58664This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/586642022-04-20T02:52:27ZANALISA KESTABILAN LERENG DAN METODE
PENANGANANNYA PADA TANAH LEMPUNG BERPASIR
(Studi Kasus : Sta 208+00 Double Track Kereta Api Martapura – Baturaja)There are several factors that effect the level security of a slope. Such as the
condition of a slope with large loads, steep slope and heavy rain condition. The
landslide and slope would often occurs on some double track lines on Martapura –
Baturaja train because of this things. Therefor, the reinforcement is needed so that
the slope is more stable around the slope.
The results of physical and mechanical properties of the soil are based on the
results of laboratory tests and research in the field. so the PLAXIS program was
used in analyzing the stability of the existing slope based on the data. From the
results of the program calculation shows that the condition of the slope is not
stable. because the safety value indicates 0,89 for saturated conditions and 0,67
for dry conditions and 0,91 for partially saturated conditions. Furthermore, slope
stability analysis who was reinforced by a combination of soil retaining wall and
borepile. there has been an increase in safety value of 1,30 for saturated
conditions, 1,66 for dry conditions and 1,65 for partially saturated conditions.
This shows that the slope is stable and the reinforcement design is safe and able to
withstand landslides.
The conclusions from this research of installed slope reinforcement with a
combination of retaining walls and borepile as deep as 8 meters with 3 pieces is
capable to withstand the slope from landslides. The analysis uses the PLAXIS
program to plan an amount and length of borepile and cantilever retaining walls is
best to carried out on the soil with saturated water or maximum groundwater level
to get a maximum safe value. This research was conducted at Sta 208 + 00 double
track Martapura - Baturaja train because it often occurs in the area.
Key word : Analysis of Slope On Sandy Clay
Tingkat keamanan lereng dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti kondisi lereng
dengan beban yang besar, kemiringan yang curam dan kondisi hujan yang deras.
Hal ini sering mengakibatkan terjadinya kelongsoran dan kemiringan sebagian
jalur double track kereta api Martapura - Baturaja. Sehingga di sekitar lereng
diperlukan perkuatan agar lereng tersebut lebih stabil.
Berdasarkan hasil uji laboratorium dan penelitian di lapangan didapatkan hasil
sifat fisik dan mekanis tanah. Dari data tersebut digunakan program PLAXIS
dalam melakukan analisis stabilitas lereng eksisting. Hasil perhitungan program
menunjukkan kondisi lereng tidak stabil. karena nilai angka keamanan
menunjukkan 0,89 untuk kondisi jenuh dan 0,67 untuk kondisi kering dan 0,91
untuk kondisi jenuh sebagian. Selanjutnya dilakukan analisis stabilitas lereng
yang diperkuat dengan kombinasi dinding penahan tanah dan bor pile. Diperoleh
peningkatan nilai angka keamanan sebesar 1,30 untuk kondisi jenuh, 1,66 untuk
kondisi kering dan 1,65 untuk kondisi jenuh sebagian. Ini menunjukan lereng
sudah stabil dan desain perkuatan tersebut aman dan mampu menahan
kelongsoran.
Kesimpulan dari penelitian tersebut, perkuatan lereng dengan kombinasi dinding
penahan tanah dan pile yang dipasang sedalam 8 meter sebanyak 3 buah dapat
menahan lereng dari kelongsoran. Analisis menggunakan program PLAXIS untuk
merencanakan jumlah dan panjang bor pile dan dinding penahan kantilever
sebaiknya dilakukan pada tanah kondisi jenuh air atau muka air tanah maksimum
untuk mendapat angka aman yang maksimal. Penelitian ini dilakukan pada Sta
208+00 double track kereta api Martapura – Baturaja karena pada daerah tersebut
sering terjadi kelongsoran.
Kata kunci : Analisa Lereng Lempung Berpasir1215011032 FADLI IMRAN-2022-04-20T02:51:10Z2022-04-20T02:51:10Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/58661This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/586612022-04-20T02:51:10ZANALISIS ELEMEN HINGGA PADA BALOK BETON BERTULANG
DENGAN PERKUATAN GFRP (GLASS FIBER REINFORCED POLYMER)
MENGGUNAKAN SOFTWARESkripsi ini membahas tentang metode finite element analysis (FEA) untuk balok beton
bertulang yang diperkuat dengan 4 lapis GFRP. Dari hasil pemodelan yang dilakukan,
hasil yang didapatkan dari pemodelan mendekati hasil uji eksperimental yang telah
dilakukan dalam studi terdahulu.
Metode FEA yang diakukan menggunakan software berbasis elemen hingga. Balok yang
dimodelkan mempunyai dimensi panjang 1,7 m, lebar 15 cm dan tinggi sebesar 15 cm
dengan 4 lapis GFRP setebal 1,3 mm/lapis. Balok yang dimodelkan hanya seperempat
bagian karena geometri dan pembebanan simetris. Persentase selisih hasil antara pemodelan dan uji eksperimental pada balok normal adalah
9,47% untuk regangan beton sisi atas, 1,53% untuk regangan beton sisi samping dan
1,49% untuk lendutan di tengah bentang. Hasil dari pemodelan lebih kaku dibandingkan
dengan hasil uji eksperimental dikarenakan interaksi antara tulangan baja dan balok beton
diasumsikan terikat secara sempurna sehingga mengabaikan slip yang terjadi. Pola retak
yang terjadi pada balok normal dalam pemodelan dan eksperimental menunjukkan pola
retak yang sama yaitu retak lentur. Persentase selisih hasil antara pemodelan dan uji
eksperimental pada balok perkuatan adalah 15,18% untuk regangan beton sisi atas, 9,81%
untuk regangan beton sisi samping dan 21,81% untuk lendutan di tengah bentang.
Persentase selisih yang didapatkan cukup besar dikarenakan cohesive properties dari
epoksi yang digunakan dalam pemodelan didapatkan menggunakan perhitungan secara
teori, bukan dari hasil uji laboratorium. Dalam uji eksperimental dan pemodelan, GFRP
yang diaplikasikan mengalami debonding sebelum regangan tekan beton mencapai
regangan ultimitnya.
Kata kunci: Beton, GFRP, debonding, pemodelan
This thesis discusses the finite element analysis (FEA) method for reinforced concrete
beams strengthened with 4 layers of GFRP. From the results of modeling, the results
obtained from a modeling was close to the results of experimental tests that have been
done in previous studies.
The FEA method was implemented using finite element based software. The beam that
was modeled has a dimension of 1,7 m long, 15 cm wide and 15 cm high with 4 layers of
1,3 mm/layer GFRP thickness. The beams that were modeled are only a quarter section
because of symmetrical geometry and loading.
The percentage difference between the results of modeling and experimental tests on
normal beams is 9,47% for the upper side concrete strain, 1,53% for the side concrete
strain and 1,49% for the deflection in the middle span. The results of the modeling are
more rigid than the experimental test results because the interaction between steel
reinforcement and concrete beams is assumed to be perfect bound so it ignores the slip
that occurs. The crack pattern that occurs in normal beams in modeling and experimental
shows the same crack pattern, which is flexural crack. The percentage difference between
the results between modeling and experimental tests on the strengthened beam is 15,18%
for the upper side concrete strain, 9,81% for the side concrete strain and 21,81% for the
deflection in the middle span. The percentage difference obtained is quite large because
the cohesive properties of the epoxy used in modeling are obtained using calculations in
theory, not from laboratory test results. In experimental and modeling tests, the applied
GFRP undergoes debonding before the concrete compressive strain reaches its ultimate
strain.
Keywords: Concrete, GFRP, debonding, modeling
1515011107 RIDHO SURAHMAN-2022-04-20T02:48:35Z2022-04-20T02:48:35Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/58657This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/586572022-04-20T02:48:35ZANALISIS PRIORITAS PERAWATAN GEDUNG RSPTN
UNIVERSITAS LAMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESSRumah Sakit merupakan tempat layanan publik yang perlu diperhatikan asetnya,
terutama pada bangunannya. Agar aset memberikan tingkat pelayananan yang
baik maka dari itu perlunya mengetahui prioritas perawatan aset Rumah Sakit.
Tujuan dari penelitian ini untuk penentuan prioritas perawatan bangunan gedung
RSPTN Universitas Lampung agar efektif dan efisien.
Penelitian ini menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai
metodenya. Metode ini digunakan untuk menganalisis 9 faktor terkait kinerja
kerja aset yang didapat dari lokasi studi kasus yang telah melalui proses
perhitungan sebelumnya. Faktor-faktor tersebut dibagi ke dalam tiga kriteria
kinerja aset, yakni Kinerja Operasional, Kondisi, Tingkat Kepentingan.
Hasil dari penelitian ini didapat dua hal yang berkaitan dalam aset fisik
bangunan yaitu dari dampak yang ditimbulkan dan dari perawatan yang paling
sering. Urutan proiritas dampaknya dari yang tertinggi sampai terendah adalah
Kerusakan Struktur, Resiko, Jumlah Pengguna, Kerusakan Atap, Kerusakan
Lantai, Tipe Perawatan, Kerusakan Dinding, Fungsi dan Nilai. Urutan proiritas
perawarannya dari yang tertinggi sampai terendah Kerusakan Lantai, Tipe
Perawatan, Kerusakan Atap, Fungsi, Nilai, Jumlah Pengguna, Resiko, Kerusakan
Dinding dan Kerusakan Struktur.
Kata kunci: Analytical Hierarchy Process (AHP), Prioritas Perawatan Gedung,
Aset Bangunan.
Hospital is a place of public service that needs to be considered for its assets,
especially in the building. To provide a good level of service for the assets,
therefore, the priority of hospital asset care is needed to be known. The purpose
of this study is to determine the priority of building maintenance in the RSPTN
University of Lampung to be effective and efficient.
This study uses the Analytical Hierarchy Process (AHP) as a method. This
method is used to analyze nine factors related to the work performance of assets
obtained from the case study locations that have gone through a previous
calculation process. These factors are divided into three asset performance
criteria, namely Operational Performance, Conditions, and Importance.
The results of this study obtain two things related to the physical assets of the
building, that is the impact caused and from the most frequent maintenance. The
order of the impact from highest to lowest impact is Structural Damage, Risk,
Number of Users, Roof Damage, Floor Damage, Treatment Type, Wall Damage,
Function and Value. The order of supply is from highest to lowest Floor Damage,
Treatment Type, Roof Damage, Function, Value, Number of Users, Risks, Wall
Damage and Structure Damage. These factors are divided into three asset
performance criteria, those are Operational Performance, Conditions, and
Importance.
Keywords: Analytical Hierarchy Process (AHP), building maintenance priority,
Building assets.1345011024 MUHAMMAD SERIZ DIMAS-2022-04-20T02:48:11Z2022-04-20T02:48:11Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/58655This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/586552022-04-20T02:48:11ZANALISIS PERMEABILITAS TANAH YANG DIPADATKAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODA CUBIC PERMEAMETERPerkembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia sedang meningkat
diberbagai daerah seperti pembangunan waduk, embung, bendungan dan
konstruksi lainnya. Salah satu hal penting yang menjadi dasar dalam
pembangunan adalah tanah karena hampir semua bangunan berdiri di atas tanah.
Oleh karena itu, perlu mengetahui jenis tanah yang dipakai dan sifat permeable
tanah tersebut. Permeabilitas tanah menggambarkan kemampuan tanah dalam
meloloskan air.
Sampel tanah yang digunakan berupa sampel tanah yang berasal dari desa
Pamenang, Pringsewu. Tanah yang diambil merupakan sampel tanah yang
terganggu dan sampel tanah tak terganggu. Tanah tersebut selanjutnya dipadatkan
dengan metode standar dan dengan alat uji metode tekanan pada tekanan 5 MPa,
10 MPa, dan 15 MPa, setiap metode terdapat satu buah sampel yang diuji.
Selanjutnya dilakukan pengujian permeabilitas untuk mendapatkan nilai koefisien
permeabilitasnya
Hasil dari pengamatan di laboratorium menunjukan semakin besar tekanan yang
diberikan pada tanah maka semakin kecil koefisien permeabilitasnya. Hubungan
koefisien permeabilitas dengan metode pemadatan standar dan metode tekanan
memperoleh nilai koefisien permeabilitas sehingga tekanan berada diantara nilai 5
sampai 10 MPa.
Kata kunci : Tanah, Pemadatan, Tekanan dan Permeabilitas
The development of infrastructure in Indonesia is increasing in various regions
such as the construction of reservoirs, dams and other construction. One of the
important thing that became the basic of construction is soil because almost all of
the buildings stand on the ground. Therefore, it is necessary to know the type of
soil used and the permeable nature of the soil. Soil permeability illustrates the
ability of soil to pass water.
Soil samples that used were taken from Pamenang village, Pringsewu. Soil taken
ware disturbed and undisturbed soil samples. The soil then compacted by a
standard method and pressure test method at a pressure of 5 MPa, 10 MPa and 15
MPa, each method contained one sample tested. Then the permeability test was
carried out to get the permeability coefficient.
The results of observations in the laboratory show the greater the pressure applied
to the soil, the smaller the coefficient of permeability. The relationship between
the permeability coefficient and the standard compaction method and the pressure
method get the permeability coefficient value so that the pressure is between 5 to
10 MPa.
Keywords: Soil, Compaction, Pressure and Permeability1415011194 MOHAMMAD YOGI ALNASIR-2022-04-20T02:44:15Z2022-04-20T02:44:15Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/58650This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/586502022-04-20T02:44:15ZSTUDI PERKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG
MENGGUNAKAN GFRP (GLASS FIBER REINFORCED POLYMER) DAN
WM Strengthening of reinforced concrete structures with Fiber Reinforced Polymer (FRP)
has been more than 30 years and was carried out in the construction industry. In
flexural strengthening, FRPS attach at bottom side of RC beam section using epoxy
resin. Retrofitting is also used by embedding wiremesh reinforcement in the area of
greatest bending moment by wrapping and paste with a mortar. The combination of
retrofitting with FRP and wiremesh combine with epoxy resin binder done to enhance
and improve the weaknesses of the brittle nature of the FRP as reinforcement
material.
This study discusses flexural strengthening of reinforced concrete beams using GFRP
(glass fiber reinforced polymer) and wiremesh. The beams are used have dimensions
of length 1.7 m, width and height of 15 cm. Beams were tested with two-point system
load using a loading frame. Two types of retrofitting used in this study is the first
type of reinforcement used 4 ply GFRP and retrofitting of the second type by using
three layers of GFRP and 1 layer wiremesh. The 6 bars are tested, namely two beams
without reinforcement, two beams by using reinforcement beam type 1 and 2 by
using the retrofitting of type 2.
Based on these results, reinforced beams increased up to 146% of the beam without
reinforcement. Unstrengthened beam failed with crack spreads at constant torque
region and enlarged cracks only at one place in the area. While the strengthened
beams experienced debonding failure at one end strengthening plate. Based on the
index value of the beam ductility without retrofitting more ductile than the beam
using the retrofitting.
Keywords: Concrete, GFRP, Wiremesh, debonding, ductility
Perkuatan struktur beton bertulang dengan Fiber Reinforced Polymer (FRP) sudah
lebih dari 30 tahun dilakukan di dunia konstruksi. Untuk perkuatan lentur FRP di
lekatkan dibagian sisi bawah balok beton yang diperkuat dengan menggunakan lem
epoxy resin. Perkuatan lentur juga dilakukan dengan melekatkan wiremesh tulangan
di daerah momen lentur terbesar dengan cara membungkus dan di lekatkan dengan
mortar. Perpaduan perkuatan dengan menggabungkan FRP dan wiremesh dengan
pengikat epoxy resin dilakukan untuk meningkatkan dan memperbaiki kelemahan
dari sifat getas FRP sebagai material perkuatan.
Penelitian ini membahas tentang perkuatan lentur balok beton bertulang
menggunakan GFRP (Glass Fiber Reinforced Polymer) dan Wiremesh. Balok yang
digunakan mempunyai dimensi panjang 1,7 m, lebar dan tinggi sebesar 15 cm. Balok
diuji dengan sistem two point load menggunakan alat loading frame. Dua tipe
perkuatan dilakukan pada penelitian ini yaitu perkuatan tipe pertama menggunakan 4
lapis GFRP dan perkuatan tipe kedua dengan menggunakan 3 lapis GFRP dan 1 lapis
wiremesh. Ada 6 buah balok yang diuji yaitu 2 balok tanpa perkuatan, 2 balok dengan
menggunakan perkuatan tipe 1 dan 2 balok dengan menggunakan perkuatan tipe 2.
Berdasarkan hasil penelitian ini, balok yang diperkuat dapat meningkat sampai
dengan 146 % terhadap balok tanpa perkuatan. Balok tanpa perkuatan mengalami
kegagalan lentur dengan retak menyebar di daerah momen konstan dan retak
membesar hanya pada salah satu tempat di daerah tersebut. Sedangkan balok dengan
perkuatan semuanya mengalami kegagalan debonding pada salah satu ujung
perkuatan. Berdasarkan nilai indeks daktilitas balok tanpa perkuatan lebih daktail dari
pada balok yang menggunakan perkuatan.
Kata kunci : Beton, GFRP, Wiremesh, debonding, daktilitas
1415011080 KLARA NALARITA-2022-04-20T02:43:52Z2022-04-20T02:43:52Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/58649This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/586492022-04-20T02:43:52ZANALISIS KORELASI DATA CURAH HUJAN BMKG DENGAN TRMM
(STUDI KASUS STASIUN BMKG DI SUMATRA UTARA)Rainfall measurements in Indonesia are carried out by several agencies,
including the Meteorological and Geophysical Agency (BMKG) and NASA's
Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM). Both of them have advantages and
disadvantages. The purpose of this study is to calculate the correlation value of
rainfall data between TRMM and BMKG by finding the relationship between data
and analyzing the rainfall data. The data used is daily rainfall from 1998-2014.
Data were analyzed in the form of 7 daily, monthly and annual data. Based on the
analysis results obtained if the rainfall data measured by TRMM has the same
temporal distribution pattern of rainfall with that measured by BMKG.
Correlation values between TRMM data and BMKG data show better results
when using monthly data, where the correlation value of the 4 calculated station
data is the largest is 0.7992 and the smallest is 0.5283.
Keywords: rainfall, TRMM, BMKG, correlation
Pengukuran curah hujan di Indonesia dilakukan oleh beberapa instansi,
diantaranya adalah Badan Meteorologi dan Geofiska (BMKG) dan The Tropical
Rainfall Measuring Mission (TRMM) NASA. Keduanya masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung nilai
korelasi data curah hujan antara TRMM dan BMKG dengan mencari persamaan
hubungan antar data dan menganalisis data curah hujannya. Data yang digunakan
merupakan curah hujan harian dari tahun 1998-2014. Data dianalisis dalam
bentuk data 7 harian, bulanan, dan tahunan. Berdasarkan hasil analisis didapatkan
jika data curah hujan yang diukur oleh TRMM memiliki kesamaan pola distribusi
temporal curah hujan dengan yang diukur oleh BMKG. Nilai korelasi antara data
TRMM dan data BMKG menunjukan hasil yang lebih baik jika menggunakan
data bulanan, dimana nilai korelasi dari data bulanan 4 stasiun yang dihitung yang
terbesar adalah 0,7992 dan yang terkecil adalah 0,5283.
Kata kunci: curah hujan, TRMM, BMKG, korelasi
1315011052 IBNU TUHU PANGESTU-2022-04-20T02:41:55Z2022-04-20T02:41:55Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/58647This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/586472022-04-20T02:41:55ZKINERJA METODE ANALISIS FREKUENSI CURAH HUJAN HARIAN
MAKSIMUM MENGGUNAKAN KORELASICurah hujan di Bandar Lampung memiliki nilai distribusi yang berbeda setiap
stasiunnya yang dihitung untuk melakukan peramalan hujan harian maksimum
tahunan yang dibutuhkan dalam perencanaan jalan, bangunan air dan drainase. Mendapatkan nilai distribusi hujan diperlukan metode yang memenuhi syarat Cs,
Ck dan Cv. Namun penelitian ini meninjau metode yang memiliki nilai korelasi
mendekati nilai satu.
Dalam penelitian ini, dilakukan uji validasi terlebih dahulu untuk menormalkan
nilai > 500 mm yang kemudian dihitung melalui metode Normal, Log Normal,
Gumbel dan Log Pearson III. Melihat nilai korelasi tiap metode tersebut dengan
diagram scatter. Analisa perhitungan metode distribusi hujan pada stasiun hujan Sukarame (PH- 003) metode Log Normal memiliki nilai 0,96 yang dimana memiliki nilai
koefisien korelasi yang paling mendekati nilai 1 (satu) diantara metode yang
lainnya disemua stasiun hujan. Metode Log Normal memiliki nilai korelasi rerata
paling baik yaitu 0,85 kemudian metode Normal memiliki nilai korelasi rerata
0,74 disusul metode Log Pearson III dengan nilai korelasi rerata 0,35 dan nilai
korelasi rerata metode Gumbel -0,01. Didapat nilai korelasi dengan menggunakan
metode Log Normal terlihat baik pada stasiun Sumberejo, Sukarame dan
Pahoman. Namun pada stasiun Sumur Putri nilai korelasi Log Pearson III, dengan
metode log normal nilai korelasi data adalah yang paling baik karena fluktuasi
data mendekati nilai 1 dibandingkan metode lainnya. Kata Kunci : Korelasi, Curah hujan, Metode Normal, Metode Log Normal,
Metode Gumbel , Metode Log Pearson III1315011038 DONO AGUSTRIYANTO-2022-04-20T02:39:09Z2022-04-20T02:39:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/58644This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/586442022-04-20T02:39:09ZAnalisis Daya Dukung Bangunan Bawah pada Konstruksi
Overpass di Ruas Jalan Tol Trans SumateraSetiap konstruksi beban ringan atau beban berat harus mempunyai pondasi yang
dapat mendukungnya, pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin
kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban bangunan dan gaya-gaya luar.
Pondasi tiang digunakan sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang berada
dibawah bangunan tidak mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul
berat bangunan dan bebannya. Penelitian ini dilakukan pada salah satu jembatan
di Jalan Tol Trans Sumatera. Jenis pondasi yang digunakan pada proyek ini
adalah pondasi tiang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya
dukung pondasi pada pilar dan abutment dari hasil pembebanan konstruksi
bagian atas.
Berdasarkan hasil dari perhitungan daya dukung pada abutment diperoleh tiang
dengan diameter 60 cm sebanyak 6 buah, pada pilar jembatan digunakan tiang
diameter 60 cm sebanyak 15 buah. Diameter tulangan utama adalah 22 mm
sebanyak 6 buah, dengan sengkang Ø10 jarak 250 mm.
Kata Kunci: Pondasi, Tiang Pancang, Daya Dukung Tiang
Every light or heavy load construction recquires a supportive foundation, the
foundation must be calculated to be able to guarantee the stability of the building
to its own weight, building loads and external forces. Pillar foundation is used as a
building foundation when the land under the building does not provide sufficient
carrying capacity to carry the weight of the building and its load. This research
was carried out on one of the bridges on the Trans Sumatra Toll Road. A pillar
foundation is used to the toll road project. The purpose of this research is to
determine the bearing capacity of the foundation on the pier and abutment from
the results of load on the upper construction.
Based on the results of the carrying capacity of abutment is obtained 60 cm
diameter of pile with 6 pieces, and the bridge’s pillar is 60 cm of pile 15 pieces.
While the main reinforcement diameter is 22 mm as much as 6 pieces, with Ø10
strap and 250 mm distance. Keywords: Foundation, Pillar, Pile, Pile Carrying Capacity
1315011034 DIAN ERLISA LIDYAWATI-2022-03-31T18:53:13Z2022-03-31T18:53:13Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/57095This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/570952022-03-31T18:53:13ZSTUDI ANALISIS DESAIN PONDASI AKIBAT BEBAN STATIS PIPA PANAS BUMI
DAN ANALISIS STABILITAS LERENG PADA CLUSTER J-I PERTAMINA
GEOTHERMAL ENERGY ULUBELU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM
ANALISIS KOMPUTASIKecamatan ulubelu yang terletak di kabupaten tanggamus merupakan salah satu daerah di
indonesia dengan potensi panas bumi sebesar 2.867 MW atau 10% dari total potensi panas
bumi di indonesia. Pemerintah berencana membangun pipa panas bumi dengan tujuan untuk
memaksimalkan potensi yang terdapat di kecamatan ulubelu. Untuk membangun pipa panas
bumi yang dapat bertahan lama, diperlukan perhitungan faktor aman pada tanah supaya
pondasi dari pipa panah bumi tahan terhadap beban yang akan diletakkan diatasnya.
Pada penelitian ini dilakukan perhitungan untuk mendapatkan faktor aman pada tanah serta
beban statis yang terdapat pada 5 titik borehole di cluster J-I Wilayah Ulubelu, yang dihitung
dengan aplikasi geostudio slope/w 2012 dengan metode fellenius, bishop, dan janbu serta
dengan metode terzaghi, meyerhoff, dan bowles. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada penelitian ini, pada 5 borehole yang
terdapat di cluster J-I PGE wilayah Ulubelu, faktor aman terbesar ialah sebesar 4,357 pada
metode bishop, serta angka faktor aman sebesar 3,516 pada metode bowles. Dari hasil
perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa panjang tiang pondasi dan beban
yang akan diletakkan diatas tanah dapat meningkatkan atau menurunkan angka faktor aman
itu sendiri.
Kata Kunci: Beban Statis, Faktor Aman, Metode Fellenius, Metode Janbu, Metode Bishop,
Metode Terzaghi, Metode Meyerhoff, Metode Bowles, Program Analisis Komputasi.
Ulubelu sub-district located in Tanggamus district are one of the regions in Indonesia with a
geothermal potential of 2,867 MW or 10% of the total geothermal potential in Indonesia. The
government plans to build a geothermal pipeline with the aim of maximizing the potential
found in the Ulubelu sub-district. To build a geothermal pipe that can last a long time, it is
necessary to calculate the safety factor on the ground so that the foundation of the earth's
arrow pipe is resistant to the load that will be placed on it.
In this study, calculations were made to obtain a safety factor on the soil and static load at 5
borehole points in the J-I cluster Ulubelu Region, calculated using computational analysis
program with the fellenius, bishop, and janbu method, and also using terzaghi, meyerhoff, and
bowles method.
Based on the results of calculations carried out in this study, in 5 boreholes found in the PGE
J-I cluster in the Ulubelu region, the biggest safety factor was 4.357 in the bishop method,
and the safety factor number was 3.516 in the bowles method. From the results of
calculations that have been done, it can be concluded that the length of the foundation pile
and the load to be placed on the ground can increase or decrease the number of the safety
factor itself.
Keywords: Static Load, Safety Factor, Fellenius Method, Janbu Method, Bishop Method,1315011084 MUHAMMAD RIZKI A-2022-03-31T18:53:11Z2022-03-31T18:53:11Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/57094This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/570942022-03-31T18:53:11ZANALISIS TARIF TOL TERBANGGI BESAR - PEMATANG
PANGGANG BERDASARKAN KEMAUAN MEMBAYAR DAN
KEMAMPUAN MEMBAYAR MASYARAKATTransportasi merupakan suatu sarana yang sangat penting dalam membantu
roda perekonomian, suatu daerah tidak dapat berdiri sendiri secara total dalam
memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri, sehingga daerah tersebut
membutuhkan daerah lain sebagai pendukung dimana salah satu prasarana
penghubungnya berupa jalan tol. Jalan Tol Terbanggi Besar – Pematang
Panggang merupakan salah satu dari 8 ruas proyek Jalan Tol Trans Sumatera
yang sudah mulai memasuki tahap konstruksi pada tahun 2017 yang
rencananya akan dioperasikan pada tahun 2021. Penelitian ini dilakukan
dikarenakan jalan tol tersebut belum beroperasi dan belum memiliki tarif tol,
maka penelitian ini ditujukan sebagai rujukan penentuan tarif tol tersebut saat
akan dioperasikan. Objek yang diteliti sebanyak 82 responden dari syarat
minimum 70 responden calon pengguna Jalan Tol Terbanggi Besar – Pematang
Panggang. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan
wawancara langsung yang meliputi karakteristik sosial ekonomi dan perjalanan
responden. Analisis tarif yang dilakukan adalah berdasarkan pendekatan Ability
to Pay (ATP) dan Willigness to Pay (WTP) . Hasil studi dapat diketahui dari
survei karakteristik sosial ekonomi dan perjalanan dari calon pengguna Jalan
Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang yang dilakukan dengan penyebaran
kuesioner terkait karakteristik sosial ekonomi dan perjalanan calon pengguna
jalan tol. Nilai ATP rata-rata yang didapatkan sebesar Rp 131.638,00/ 100 km
dan nilai WTP rata-rata yang didapatkan sebesar Rp 40.989,00/100 km. Nilai
ATP responden > nilai WTP yang menunjukkan bahwa kemampuan membayar
responden lebih besar dari kemauan membayar karena pengguna mempunyai
penghasilan yang relatif tinggi tetapi utilitas terhadap jasa tersebut relatif
rendah. Sedangkan penentuan tarif ideal didasarkan pada rata-rata nilai ATP
dan WTP. Berdasarkan perhitungan, maka didapatkan harga tarif Tol Terbanggi
Besar – Pematang Panggang sebesar Rp 86.314,00/100 km atau Rp 863/km
untuk kendaraan golongan 1.
Kata Kunci : Jalan Tol, ATP, WTP, tarif, Terbanggi Besar – Pematang
Panggang.
Transportation is a very important aspect to stimulate the economy, a region cannot
be totally independent in meeting its own regional needs, so that the area needs other
regions as a support where one of the connecting infrastructure is a toll road. The
Terbanggi Besar - Pematang Panggang Toll Road is one of the 8 Trans Sumatra toll
road projects that have entered the construction phase in 2017 which are planned to
be operated in 2021. This research is conducted because the toll road is not operating
yet and does not have toll tariffs, hence this research is intended as a reference for
determining the toll tariff when it will be operated. The object studied was 82
respondents from the minimum requirement of 70 respondents who were prospective
users of the Terbanggi Besar – Pematang Panggang toll roads. Data collection is done
by distributing questionnaires and direct interviews covering the socio-economic
characteristics and respondents' travel. The tariff analysis carried out is based on the
Ability to Pay (ATP) and Willigness to Pay (WTP) approach. The results of the study
can be seen from a survey of the socio-economic and travel characteristics of
prospective users of the Terbanggi Besar - Pematang Panggang Toll Road conducted
by distributing questionnaires related to the socio-economic characteristics and travel
of prospective toll road users. The average ATP value obtained is Rp 131,638.00 /
100 km and the average WTP value obtained is Rp. 40,989.00 / 100 km. Respondent's
ATP value > WTP value indicates that the ability to pay respondents is greater than
willingness to pay because users have relatively high income but the utility of these
services is relatively low. While the determination of ideal rates is based on the
average value of ATP and WTP. Based on calculations, the price of the Terbanggi
Besar - Pematang Panggang toll roads tariff is Rp. 86,314.00 / 100 km.
Keywords : toll road, ATP, WTP, tariff, Terbanggi Besar – Pematang Panggang.1415011085 LIZA ROSALITA-2022-03-30T06:19:11Z2022-03-30T06:19:11Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56873This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/568732022-03-30T06:19:11ZSTUDI EKSPERIMENTAL PERKUATAN BALOK BETON BERTULANG
DENGAN KOMBINASI GFRP DAN WIREMESHPenelitian pada skripsi ini merupakan studi eksperimental untuk menyelidiki
perilaku lentur elemen balok beton bertulang yang diperkuat dengan kombinasi
GFRP dan wiremesh terhadap balok normal tanpa perkuatan. Balok beton dengan
total panjang 1700 mm, lebar dan tinggi 150 mm sebanyak 6 buah dipergunakan
dengan kuat tekan beton 26,43 MPa. Dua balok tanpa perkuatan (BN) dan 2 buah
dengan perkuatan wiremesh 2 lapis (BW) dan 2 balok lagi dengan perkuatan
kombinasi 2 lapis GFRP dan 1 lapis wiremesh (BGW).
Balok diuji diatas dua perletakan sederhana terhadap 2 beban titik diatasnya
dilakukan secara bertahap sampai balok runtuh/gagal. Hasil eksperimen
menunjukkan bahwa kapasitas beban pada BW 2 meningkat sebesar 11,32%
terhadap BN 1 dan meningkat 27,71% terhadap BN 2, sedangkan BGW 1
mengalami peningkatan sebesar 69,81% terhadap BN 1 dan 94,80% terhadap BN
2, sementara untuk balok BGW 2 mengalami peningkatan sebesar 75,47%
terhadap BN 1 dan 101,30% terhadap BN 2. Dari hasil penelitian balok yang
menggunakan perkuatan, hanya balok BW 1 yang mengalami penurunan kapasitas
beban yaitu sebesar 24,15% terhadap BN 1 dan 12,99% terhadap BN 2.
Balok tanpa perkuatan mengalami kegagalan lentur dengan beton hancur setelah
tulangan meleleh. Begitu juga balok dengan perkuatan wiremesh patah ditengah
bentang dengan perilaku yang sama. Sebaliknya balok dengan perkuatan
gabungan GFRP dan wiremesh mengalami kegagalan dengan terlepasnya
perkuatan di bagian salah satu ujungnya yang dikenal dengan istilah debonding
failure.
Kata kunci: beton bertulang, perkuatan, GFRP , wiremesh, kapasitas beban.
The research on this thesis are about experimental study for investigating flexure
behaviour of reinforced concrete beam that strengthened with GFRP and
wiremesh in comparison with normal reinforced concrete beam. Six concrete
beams with length 1700 mm, width and height 150 mm and compressive strength
of 26,43 MPa are used in this study. Two beams without using any strengthening
(BN) and 2 beams with 2 layers of wiremesh strengthening (BW) and 2 beams
with 2 layers of GFRP and 1 layer of wiremesh strengthening (BGW).
The beams was tested over two simple restrain against two point loads above it,
the test are done gradually until the beams was collapsed/fail. The experiment
shows that the load capacity of BW 2 increased by 11,32% in comparison with
BN 1 and increased 27,71% in comparison with BN 2, while BGW 1 have
increased the load capacity by 69,81% in comparison with BN 1 and increased by
94,80% in comparison with BN 2, while for BGW 2 have increased the load
capacity by 75,47% in comparison with BN 1 and increased by 101,30% in
comparison with BN 2. Based on the experiment from strengthened beams, it
shows only BW 1 have decreased load capacity by 24,15% in comparison with
BN 1 and decreased by 12,99% in comparison with BN 2.
Normal reinforced concrete beams experience flexural failure with the concrete
failed before the reinforcement yielded. The same with beams that are
strengthened with wiremesh fail with broken in the middle of the span. On
contrary beams with combination of GFRP and wiremesh failure are caused by
the loosened of the strengthened in the end of span known as debonding failure.
Keyword : reinforced concrete, strengthening, GFRP, wiremesh, load capacity.1415011036 CANDRA FAUZAN AKBAR-2022-03-30T06:19:09Z2022-03-30T06:19:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56871This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/568712022-03-30T06:19:09ZANALISA KEBUTUHAN RUANG PARKIR KANTOR PEMERINTAH
KOTA BANDAR LAMPUNGBerkembangnya suatu wilayah maka akan memicu pertambahan penduduk
sehingga akan meningkat juga kepemilikan kendaraan yang mempengaruhi
pertumbuhan kegiatan penduduknya. Hal ini terjadi disepanjang jalan Dr. Susilo
yang dimana pada ruasnya terdapat gedung Kantor Pemerintah Kota Bandar
Lampung yang merupakan kantor palayanan publik. Adapun hal yang menarik
perhatian adalah sudah tersedianya lahan parkir namun masih tidak mampu
menampung kendaraan yang berkunjung sehingga menimbulkan kepadatan lalu
lintas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
kebutuhan ruang parkir yang terdapat di Kantor Pemerintah Kota Bandar
Lampung. Hasil dari penelitian ini yaitu akumulasi maksimum kendaraan yang
parkir adalah 348 kendaraan. Untuk rata-rata durasi kendaraan adalah 119 menit.
Hasil untuk tingkat pergantian parkir adalah 6,3/SRP/jam. Kapasitas maksimum
kendaraan yang parkir adalah 101 kend/jam. Kebutuhan ruang parkir untuk
Kantor Pemerintah Kota Bandar Lampung adalah 296 SRP.
Kata kunci: Parkir, Durasi Parkir, Tingkat Pergantian Parkir, Kapasitas Parkir,
Kebutuhan Parkir, Kantor Pemerintah Kota Bandar Lampung.
The development of an area will trigger an increase in population so that vehicle
ownership will also increase which affects the growth of population activities. This
happened along the Dr. Susilo streets, where in the there segment is the Bandar
Lampung City Government Office building which is a public service office. The
thing that attracted attention is already the availability of parking lot but still
unable to accommodate the vehicle that has a visit because a traffic density. The
purpose of this research is to know and analyze the needs of parking spaces located
in the Government Office of Bandar Lampung. The result of this research is the
maximum accumulation of vehicles that parking is 348 vehicles. For the average
duration of the vehicle is 119 minutes. Result for parking turnover rate is
6.3/SRP/hour. The maximum capacity of a parking vehicle is 101 vehicles/hour.
The need of parking space for Bandar Lampung City Government Office is 296
SRP.
Keywords: Parking, Parking Duration, Parking Turnover, Parking Capacity,
Parking Needs, Bandar Lampung City Government Office1415011155 ZSA ZSA RATNA PUTRI-2022-03-30T06:19:07Z2022-03-30T06:19:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56868This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/568682022-03-30T06:19:07ZPERENCANAAN JEMBATAN BETON PRATEGANG
WAY PENGUBUAN LAMPUNG TENGAH
(Ruas Gunung Sugih - Terbanggi Subing)This thesis discusses the analysis of the Way Pengubuan bridge that connects the
Gunung Sugih and Terbanggi Subing regions which are separated by rivers and
have bridges that have not yet fulfilled the feasibility of being a bridge
completely. So that the Government made the Way Pengubuan bridge
construction project which aims to facilitate community mobilization so that the
community's economy can increase.
The location of this study was carried out on Way Pengubuan bridge, Gunung
Sugih - Terbanggi Subing, Lampung Tengah Regency, Lampung Province. The
data needed during this research are planning standards issued by SNI, literature
published bridge planning standards, and general bridge data obtained from P.T.
YODYA KARYA (Persero) as a project contractor. The method carried out in this
study is to use the data obtained then analyze the structure of the bridge, analyze
the structure of the structure under the bridge.
From the results of the study it can be seen that the type of bridge used is
prestressed concrete with a total span of 80 m, the span between abutments and
40m pillars, 7m bridge width, 2x3.5m track width, and 2m sidewalk width,
Reinforcing bar on Pier and Abutment heads using Main Reinforcing bar D19,
Reinforcing bar on Pier & Abutment Body using Main Reinforcing bar D25-250,
Reinforcement on Abutment Feet using Reinforcing bar D22-50 meanwhile on
Pier Foot uses Main Reinforcing bar D25-125.
Key words : Bridge, upper structure bridge planning, lower structure bridge
planning, Way Pengubuan.
Skripsi ini membahas analisis pembuatan jembatan Way Pengubuan yang
menghubungkan daerah Gunung Sugih dan Terbanggi Subing yang terpisah oleh
sungai dan memiliki jembatan yang belum memenuhi kelayakan sebagai sebuah
jembatan secara sempurna. Sehingga Pemerintah membuat proyek pembangunan
jembatan Way Pengubuan yang bertujuan untuk memperlancar mobilisasi
masyarakat sehingga perekonomian masyarakat meningkat.
Lokasi penelitian ini dilakukan pada jembatan Way Pengubuan ruas Gunung
Sugih – Terbanggi Subing, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Data
yang diperlukan selama penelitian ini adalah standar perencanaan yang diterbitkan
oleh SNI, literatur yang memuat standar perencanaan jembatan, dan data umum
jembatan yang diperoleh dari P.T. YODYA KARYA (Persero) sebagai kontraktor
pelaksana proyek. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan data-data yang didapat kemudian melakukan analisis struktur atas
jembatan, analisis struktur bawah jembatan.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tipe jembatan yang digunakan adalah
beton prategang dengan bentang total 80 m, bentang antara abutmen dan pilar
40m, lebar jembatan 7m, lebar jalur 2x3,5m , dan lebar trotoar 2m. Tulangan pada
kepala Pier dan Abutmen menggunakan Tul. Utama D19, Tulangan pada Badan
Pier & Abutmen menggunakan Tul. Utama D25-250 ,Tulangan pada Kaki
Abutmen menggunakan Tul. Utama D22-50 sedangkan pada Kaki Pier
menggunakan Tul. Utama D25-125.
Kata kunci : Jembatan, Perencanaan Struktur Atas, Perencanaan Struktur
Bawah, Way Pengubuan.1215011114 YOGI ALEXANDER-2022-03-30T06:19:05Z2022-03-30T06:19:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56867This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/568672022-03-30T06:19:05ZKAJIAN PENGAMAN TEBING BADAN JALAN REL JALUR GANDA
DENGAN GEOSTUDIO SLOPE/W ANALYSISWilayah pembangunan jalur ganda jalan rel kereta banyak melintasi bukit dan
sungai membuat badan jalan rel berada di antara lereng-lereng bukit. Di sekitar
daerah tersebut bencana yang sering terjadi yaitu longsoran yang diakibatkan oleh
peningkatan tekanan air pori pada lereng yang berakibat pada terjadinya
penurunan kuat geser tanah (c) dan sudut geser dalam (φ). Oleh karena itu pada
perencanaan penanganan tebing badan jalan rel kereta api diperlukan analisis
stabilitas lereng atau tebing agar tidak membahayakan lingkungan sekitar
terutama pada transportasi kereta api. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1)
Mengetahui bentuk potongan melintang lereng yang paling aman dengan
mempertimbangkan sudut kemiringan lereng, (2) Mencari nilai faktor aman
terhadap geser dan guling pada lereng dengan menggunakan perangkat lunak
(software) analysis, (3) Menentukan jenis pengaman lereng yang sesuai dengan
kondisi lereng. Lokasi penelitian ini dilakukan di daerah Martapura-Giham
dimana merupakan lokasi pembangunan jalur ganda jalan rel kereta api
Kabupaten Waykanan Propinsi Lampung. Metode yang digunakan dalam analisis
stabilitas lereng ini adalah Geostudio Slope/W Analysis dengan membuat 3 desain
bentuk potongan melintang lereng yang kemudian dianalisis lebih lanjut. Hasil
dari analisis didapatkan bahwa pada kondisi lereng sebelum penanganan
didapatkan angka faktor aman dengan metode ordinary, bishop, dan morgenstern
berturut-turut yaitu 0,730; 0,911; dan 0,950. Sedangkan setelah dilakukan
penanganan dengan konstruksi sheetpile didapatkan angka faktor aman dengan
metode ordinary, bishop, dan morgenstern berturut-turut yaitu 2,945; 3,633; dan
No Solution. Dapat disimpulkan bahwa kondisi lereng setelah dilakukan
penanganan menunjukkan peningkatan nilai faktor aman sebesar 500%.
Kata Kunci: Geostudio Slope/W Analysis, Rel jalur ganda, Stabilitas tebing dan
lereng,
Double track railway construction area railroad crossing many hills and rivers
makes the railroad body located between the slopes of the hill. Around the area,
disasters that often occur are landslides caused by increased pore water pressure
on the slope resulting a decrease in the shear strength of the soil (c) and the deep
shear angle (φ). Therefore in planning the handling of cliffs of railroad tracks it is
necessary to analyze the stability of slopes or cliffs so as not to endanger the
surrounding environment, especially in railroad transportation. The purpose of the
research are: (1) To know the cross section of the safest slope by considering the
slope angle, (2) To Find the value of the safe factor for shear and rolling on the
slope by using software analysis, (3) To know type of slope safety in accordance
with slope conditions. The location of this research was conducted in the
Martapura-Giham area which is the location of the construction of double track
railroad, Waykanan Regency, Lampung. The method used in the analysis of slope
stability is Geostudio Slope/W Analysis by making 3 cross-section slope designs
which are then analyzed further. The results of the analysis found that the slope
conditions before handling obtained the number of safe factors with ordinary,
bishop, and morgenstern methods, respectively 0.730; 0.911; and 0.950. While
after handling with sheetpile construction, it was obtained the number of safe
factors with ordinary, bishop, and morgenstern methods in a row that is 2,945;
3,633; and No Solution. It can be concluded that the slope condition after
handling shows increase in the value of the safe factor by 500%.
Keywords: Geostudio Slope/W Analysis, Double track railroad, Cliffs and slope
stability.1215011121 YANCE YANPITER DOMINGGUS WARIKAR-2022-03-30T06:19:01Z2022-03-30T06:19:01Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56866This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/568662022-03-30T06:19:01ZKINERJA LAYANAN PENUMPANG ANGKUTAN BUS TRANS
LAMPUNG RUTE BANDAR LAMPUNG – BANDARA RADEN INTEN IIBandara Raden Inten II telah ditetapkan sebagai bandara internasional pada
Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP 2044 Tahun
2018 (Baraas, 2015). Dengan laju pertumbuhan jumlah penduduk di Provinsi
Lampung yang terus mengalami peningkatan dan jumlah penumpang pesawat
di Bandara Raden Inten II terus meningkat setiap tahunnya. Maka pelayanan
angkutan transportasi darat di Bandara Raden Inten II menjadi pilihan
penumpang sebagai transportasi lanjutan untuk mengakhiri perjalanan,
sehingga membuat masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan public
yang berkualitas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Kinerja
Layanan Penumpang Angkutan Bus Trans Lampung Jurusan Bandar
Lampung – Bandara Raden Inten II yang diukur berdasarkan Load Factor,
Time Headway, Cycle Time dan Kecepatan perjalanan.
Pada penelitian ini didapatkan kecepatan rata-rata pada hari Sabtu Minggu
dan Senin pada rute berangkat yaitu 31,35 km/jam dan pada rute pulang yaitu
29 km/jam. Untuk nilai rata-rata Load Factor pada rute berangkat (Bandar
Lampung-Bandara) sebesar 15% dan rata-rata Load Factor pada rute pulang
(Bandara-Bandar Lampung) sebesar 30%. Time Headway didapatkan nilai
rata-rata dari perhitungan sebesar 60,1menit dan nilai Cycle Time 2 jam 53
menit.
Kata Kunci :load factor, time headway, kecepatan, kinerja layanan bus.
Raden Inten II Airport has been designated as an international airport under
the Decree of the Minister of Transportation of the Republic of Indonesia
Number KP 2044 of 2018 (Baraas, 2015). With the rate of growth of the
population in Lampung Province which continues to increase and the number
of aircraft passengers at RadenInten II Airport continues to increase every
year. So the service of land transportation in Raden Inten II Airport becomes
the choice of passengers as an advanced transportation to end the trip, so that
the community always demands quality public service.
The purpose of this study was to find out and analyze the Performance of
Passenger Trans Lampung Bus Transport Services at Bandar Lampung
Department – Raden Inten II Airport which was measured based on Load
Factor, Time Headway, Cycle Time and Travel Speed.
In this study, the average speed obtained on Saturday Sunday and Monday on
the departing route is 31.35 km / hour and on the return route is 29 km / hour.
For the average value of Load Factor on the departing route (Bandar
Lampung-Airport) by 15% and the average Load Factor on the return route
(Bandar Lampung Airport) by 30%. Time Headway obtained an average value
of calculations of 60.1 minutes and the value of Cycle Time 2 hours 53
minutes.
Keywords: load factor, time headway, speed, bus service performance.1415011035 CAHYA AYU AFRISCA-2022-03-30T06:19:00Z2022-03-30T06:19:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56863This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/568632022-03-30T06:19:00ZPengaruh Bukaan (U-Turn) di Ruas Jalan Za. Pagar Alam Terhadap Kinerja
Lalu-Lintas
(Studi Kasus U-Turn Di Depan Wisma Bandar Lampung)Perkembangan Penduduk di Kota Bandar Lampung dan permintaa akan
kendaraan dari tahun ke tahun semakin meningkat seperti kendaraan pribadi,
angkutan umum, bus dan lainnya. Hal tersebut berdampak pada perkembangan
sarana dan prasarana transportasi yang memfasilitasi pergerakan yang terjadi di
ruas jalan Zainal Abidin Pagar Alam. Salah satu sarana yang terdapat di jalan Z.A
Pagar Alam yaitu Bukaan Median (U-Turn) yang berfungsi untuk merubah arah
dengan melakukan putar balik 180o
. Salah satu pengaruh dari gerakan U-Turn
adalah melambat atau berhentinya kendaraan. Hal tersebut akan mempengaruhi
pergerakan kendaraan lain yang terdapat pada jalan utama. Selain itu banyak juga
terdapat kasus dimana kendaraan tidak dapat berputar langsung karena radius
perpuran tidak cukup.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Bukaan Median (U- Turn) terhadap kinerja lalu lintas yang ada di jalan Z.A Pagar Alam dengan
Metode Gap Acceptance. Pemakaian Metode Gap Acceptance akan mendapatkan
nilai Panjang Antrian, nilai Gap dan Waktu Tunggu (Follow Up Time).
Berdasarkan analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada Bukaan Median
(U-Turn) di depan Wisma Bandar Lampung dapat disimpulkan bahwa pengaruh
U-Turn pada hari Senin pagi dari Tanjung Karang menuju Rajabasa dan
sebaliknya merupakan pengaruh terbesar terhadap kinerja lalu-lintas dimana gap
yang terjadi sebanyak 439 kendaraan dan antrian akibat gap sebanyak 899
kendaraan, follow up time yang terjadi sebanyak 309 kendaraan dan antrian akibat
follow up time sebanyak 1449 kendaraan. Kata Kunci : U-Turn, Gap Acceptance, Follow Up Time, Antrian Kendaraan
Development of population in Bandar Lampung City and the demand for vehicles
from year to year was increasing, such as private vehicles, public transportation,
buses and others. This had an impact on the development of facilities and
infrastructure of transportation which facilitated the movement occurring on the
Zainal Abidin Pagar Alam road section. One of the facilities found on Z.A Pagar
Alam road is the Median Opening (U-Turn) which changed direction by turning
180°. One of the effects of the U-Turn movement was going slowly or stopping
vehicles. This would affect the movement of other vehicles on the main road. In
addition, there were also many cases where the vehicle couldn’t rotate directly
because of less radius of rotation.
The purpose of this study was to determine the effect of the Median Opening (U- Turn) on the traffic performance at Z.A Pagar Alam road with the Gap
Acceptance Method. The use of the Gap Acceptance Method would get the Queue
Length value, Gap value and Wait Time (Follow Up Time).
Based on the analysis and calculations carried out at the Median Opening (U- Turn) in front of Wisma Bandar Lampung, it could be concluded that the effect of
the U-Turn on Monday morning from Tanjung Karang to Rajabasa and vice versa
was the biggest effect on traffic performance where the gap was 439 vehicles and
queue due to a gap was 899 vehicles, follow-up times was 309 vehicles and queue
due to follow-up time was 1449 vehicles.
Keywords : U-Turn, Gap Acceptance, Follow Up Time, Vehicle Queue1415011033 BONA P. GULTOM-2022-03-30T06:18:58Z2022-03-30T06:18:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56864This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/568642022-03-30T06:18:58ZDESAIN PENINGKATAN TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY) JALAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIMPLIFIED PADA JALAN
TEGINENENG – SP. TANJUNG KARANGSalah satu infrastruktur yang berperan penting dalam berkembangnya suatu
daerah adalah infrastruktur jalan. Kondisi kerusakan dini pada jalan raya
terutama disebabkan oleh muatan berlebihan kendaraan berat (overloaded),
ketidaksesuaian standar mutu lapisan perkerasan jalan untuk lalu lintas
berat, kekeliruan dalam pedoman penentuan tebal lapisan perkerasan
jalan, serta kurang baiknya sistem drainase jalan. Rekayasa Lapangan
merupakan bagian penting dari kegiatan proyek untuk menuju penanganan
jalan secara optimal dari sisi mutu, biaya dan waktu. Kebijakan
diperkenalkannya simplified design dalam perencanaan jalan membuat
sebagian besar perencanaan teknis jalan nasional dilakukan dengan
menggunakan prinsip simplified design.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung tebal peningkatan lapis
tambahan (overlay), dan mengetahui kebutuhan biaya rehabilitasi dengan
menggunakan pendekatan simplified pada ruas jalan tegineneng – sp.
tanjung karang.
Hasil dari penelitian ini yang menggunakan pendekatan simplified didapat
perencanaan tebal lapis tambah (overlay) pada STA 13+449 - 15+849
sebesar 18 cm, STA 25+188 – 26+488 sebesar 18 cm dan STA 31+650 –
32+450 sebesar 16 cm untuk ruas jalan tegineneng – sp. tanjung karang.
Dari hasil data yang didapatkan yaitu tebal lapis tambah (overlay) biaya
rehabilitasi dengan pendekatan simplified untuk ruas jalan tegineneng – sp.
tanjung karang sebesar Rp 52.253.768.426,00,-.
Kata kunci : pendekatan simplified, tebal lapis tambah (overlay), rencana
anggaran biaya, rehabilitasi.
One infrastructure that plays an important role in the development of an area is
road infrastructure. Early damage conditions on the highway are mainly caused
by an excessive payload of heavy vehicles (overloaded), quality standards
incompatibility of road pavement layer for heavy traffic, error on thick
pavement layers determination guidelines, and a poor road drainage system.
Field Engineering is an important part of the project's activities to get the
optimal road handling in terms of quality, cost and time. A policy to introduce
simplified design in road planning made most of national road technical design
done by a simplified design principle.
The purpose of this research is to calculate the thickness of additional layers
(overlay), and knowing the rehabilitation cost needed by using a simplified
approach on the road section of Tegineneng - sp. Tanjung Karang.
The result of this study which uses a simplified approach is additional layer
(overlay) thickness design at STA 13+449 - 15+849 is 18 cm, at STA 25+188 –
26+488 is 18 cm and at STA 31+650 – 32+450 is 16 cm for road section of
Tegineneng – SP. Tanjung Karang. From the data result obtained is a thickness
of additional layers (overlay) rehabilitation cost with a simplified approach for
road section of Tegineneng - sp. Tanjung Karang, is at Rp 52,253,768,426.00,-.
Keywords: Simplified approach, additional layer thickness (overlay), budget
plan, rehabilitation.1415011032 BAREB ABDI OKTIANO-2022-03-30T06:18:57Z2022-03-30T06:18:57Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56860This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/568602022-03-30T06:18:57ZPERILAKU RESPON LEKATAN TARIK ANTARA FRP (FIBER
REINFORCED POLYMER) DENGAN BETON NORMALPenguatan dan perbaikan atau rehabilitasi struktur beton menggunakan lembaran serat
diperkuat FRP (Fiber Reinforced Polymer), terkadang mengalami kegagalan prematur
(debonding) pada lekatan lembaran FRP, sehingga dapat mengurangi kapasitas beban
ultimit struktur yang diperkuat. Untuk itu perlu diketahui panjang efektif lekatan antara
FRP dengan beton, agar lebih tepat dalam mendesain perkuatan dengan FRP.
Pada penelitian ini membahas panjang efektif lekatan dan beban utimit antara komposit
FRP dan wiremesh pada beton normal yang dilekatkan dengan resin. Variasi panjang
lekatan komposit dengan beton yaitu 5 cm, 10 cm, 15 cm, dan 20 cm, dengan kombinasi
lapisan komposit yaitu 2 fiber glass 1 wiremesh, 2 fiber glass 2 wiremesh, 4 fiber glass 1
wiremesh, dan 4 fiberglass 2 wiremesh. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik
single shear dengan benda uji sebanyak 32 sampel. Metode penelitian yang digunakaan
untu menganalisis hasil penelitian yaitu metode eksperimental berdasarkan hasil
pengujian di laboratorium, dan metode teoritis berdasarkan persamaan yang sudah ada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang efektif lekatan berkisar pada angka 40 mm
– 60 mm, dengan beban ultimit terbesar yaitu pada kombinasi 4 fiber glass 2 wiremesh
dengan beban ultimit 22,01 kN. Diketahui bahwa debonding yang terjadi disebabkan
karena pengaruh permukaan beton tanpa perlakuan khusus seperti tingkat kekasaran pada
permukaan.
Kata kunci : beton normal, debonding, glass fiber reinforced polymer, panjang efektif
lekatan, beban maksimum.
Strengthning and repairing of concrete structures using FRP (Fiber Reinforced Polymer),
sometimes results in premature failure (debonding) on the FRP adhesive sheets which
leading to reduction of the ultimate load capacity of the reinforced structures. Therefore,
determining the effective bond length between FRP and concrete is necessary in order to
get more accurate strengthning design using FRP.
This research discusses about the effective length and ultimate load between combined
FRP composite and wiremesh with concrete bonded by resin. The bond length varias
which are 5 cm, 10 cm, 15 cm and 20 cm, with combination are 2 fiber glass and 1
wiremesh, 2 fiber glass and 2 wiremesh, 4 fiber glass and 1 wiremesh, 4 fiber glass and 2
wiremesh. The test is single shear test using 32 samples. The research uses experimental
method and theoretical method for comparison.
The experimental results shows that the effective bond length are between 40 mm to 60
mm, with the maximum ultimate load occur on the combination 4 fiber glass 2 wiremesh,
with ultimate load of 22,01 kN. It is found that the debonding is caused by the effect of
the concrete surface without special treatment such as the surface roughness.
Key words: normal concrete, debonding, glass fiber reinforced polymer, effective bond
length, maximum load.1415011058 Farida Rahma Hadi Putri-2022-03-30T06:18:55Z2022-03-30T06:18:55Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56857This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/568572022-03-30T06:18:55ZANALISIS PERBANDINGAN HIDROGRAF SATUAN SINTETIK GAMA I
DAN SCS (HEC-HMS) DENGAN HIDROGRAF SATUAN TERUKUR
DI SUNGAI WAY BESAIThe Way Besai River is located in Sumber Jaya District, West Lampung Regency. River discharge is an indicator of watershed function in transforming rain into
stream flow. River discharge is generally presented by hydrograph. There are two
methods to derive unit hydrograph, i. e. Measured Unit Hydrograph method
(HST) and Synthetic Unit Hydrograph method (HSS). Synthetic Unit Hydrograph
is used if the watershed does not have sufficient hydrometry data for calculating
flood discharge. The purpose of this study is to analyze Synthetic Unit
Hydrograph Gama I, Synthetic Unit Hydrograph SCS (HEC-HMS), and measured
unit hydrograph for Way Besai River. The method used in this study includes Synthetic Unit Hydrograph Gama I,
Synthetic Unit Hydrograph SCS (HEC-HMS), and Measured Unit Hydrograph.
The results of this study show that Unit Hydrograph derived from Synthetic Unit
Hydrograph SCS (HEC-HMS) is better than the result derived from Synthetic
Unit Hydrograph Gama I based on peak discharge, peak time, base time and base
flow values. Keywords: Watershed, Discharge, Synthetic Unit Hydrograph, Measured
Hydrograph Unit, SCS (HEC-HMS), Gama I.1415011052 FADHEL DZAKI AL – IMANY SEMBIRING-2022-03-30T06:18:51Z2022-03-30T06:18:51Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56854This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/568542022-03-30T06:18:51ZEVALUASI TARIF BUS RAPID TRANSIT (BRT) BANDAR LAMPUNG
RUTE RAJABASA-PANJANG BERDASARKAN ABILITY TO PAY (ATP)
DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP)Tarif merupakan salah satu faktor pemilihan moda angkutan
transportasi. Pada Bus Rapid Transit Bandar Lampung rute layanan
Rajabasa-Panjang karena faktor pengguna BRT salah satunya adalah
tarif. Faktor lain penguna BRT tersebut adalah masyarakat yang
beragam seperti, pelajar, mahasiswa, pegawai negeri, ibu rumah
tangga, wiraswasta/wirausaha dan lain-lain. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi tarif BRT berdasarkan
ATP pengguna BRT dengan alokasi biaya untuk penggunaan
BRT/bulan berbanding dengan frekuensi penggunaan BRT/bln.
Untuk menganalisis WTP menggunakan metode Analitycal
Hierarchy Process (AHP). Hasil dari penelitian yaitu kemampuan responden BRT Bandar
Lampung Rute Rajabasa-Panjang membayar jasa untuk masyarakat
umum berpendapatan yaitu sebesar Rp9.3250,00 dan untuk
pelajar/mahasiswa sebesar Rp5.0910,00. Untuk kesediaan membayar
jasa BRT baik masyarakat umum maupun pelajar/mahasiswa sebesar
Rp6.000,00-Rp6.500,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk
masyarakat umum tidak keberatan atau tidak masalah dengan tarif
yang ditetapkan pemerintah, namun untuk pelajar/mahasiswa
kemampuan dalam membayar BRT lebih rendah, sehingga perlu
adanya kebijakan atau subsidi untuk pelajar/mahasiswa. Tarif resmi
sebesar Rp6.000,00 yang ditetapkan pemerintah tidak memberatkan
bagi pengguna karena sesuai dengan kemauan membayar jasa BRT.
Kata kunci : ability to pay, analitycal hierarchy process, Bus Rapid
Transit, willingness to pay.
Tariff is one of the factors in selecting transportation modes. The
factor which affects the use of Bandar Lampung Bus Rapid Transit
route Rajabasa-Panjang is due to its tariff. The other factor is related
to passengers of BRT who come from various societies such as
students, college students, officers, housewives, businessman,
entrepreneur, and others.
The aim of this research was to evaluate the tariff of BRT based on the
ATP of BRT passengers with the cost allocation for using BRT/month
compared with the frequency for using BRT/month. The WTP was
analyzed by using Analitycal Hierarchy Process (AHP) method.
The result showed that the respondents’ ability to pay the service of
Bandar Lampung BRT route Rajabasa-Panjang for general category is
Rp9.3250,00 and Rp5.0910,00 for the student category. The
willingness to pay the service of BRT is Rp6.000,00-Rp6.500,00. That
shows for the general category there are no objections or problems
with the tariff by the government, but for students/college students the
ability to pay BRT is lower, so there is a need for policies or subsidies
for students/college students. And that the official tariff of Rp6.000,00
does not burden the passengers since it is appropriate with the
willingness to pay BRT service.
Keywords: ability to pay, analytical hierarchy process, Bus Rapid
Transit, willingness to pay.1415011051 EVI RENITASARI-2022-03-30T06:18:50Z2022-03-30T06:18:50Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56852This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/568522022-03-30T06:18:50ZKORELASI NILAI CBR LABORATORIUM MODIFIED TERHADAP
TEKANAN PADA RODA KENDARAAN ALAT BERAT DI LAPANGAN
BERDASARKAN METODE TEKANAN (PRESSURE METHOD)Dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan, salah satu hal utama yang
perlu diperhatikan adalah material tanah. Dimana tanah memiliki peranan baik
sebagai bahan konstruksi maupun sebagai tempat perletakan suatu konstruksi.
Salah satu proses pengujian untuk mengetahui daya dukung tanah dasar adalah
pengujian California Bearing Ratio (CBR).
Uji CBR laboratorium modified manual dalam pemberian bebannya
membutuhkan tenaga yang besar. Untuk membuat pengujian CBR laboratorium
lebih praktis dalam penggunaannya, maka alat uji pemadat modifikasi untuk CBR
laboratorium diharapkan mampu menggantikan penggunaan alat manual.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan tekanan alat berat di lapangan yaitu
sebesar 2,7 MPa, 7 MPa, dan 8,4 MPa dengan sampel tanah berasal dari daerah
Tirtayasa, Kec. Sukabumi, Bandar Lampung.
Hasil pengujian di laboratorium sampel tanah digolongkan sebagai kelompok
tanah A-2-7 yaitu tanah pasir berlanau. Nilai CBR tanpa rendaman dengan
menggunakan modified proctor adalah sebesar 9% dan untuk kondisi rendaman
adalah sebesar 4,2%. Nilai CBR laboratorium modified pada masing-masing
tekanan untuk kondisi tanpa rendaman adalah 5,5%, 9,4%, dan 9,9% sedangkan
untuk kondisi rendaman adalah sebesar 0,77%, 2,6%, dan 3,3%. Nilai CBR
mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan tekanan yang diberikan.
Kata kunci : Tekanan alat berat, alat tekan modifikasi, CBR laboratorium
modified, tanah pasir berlanau.
In the process of highway construction, one of main thing that should be
concerned is soil material. Based on that assumptions, soil has a role as a
construction material and as a placement of construction. Therefore, one of the
examination processes to discover soil bearing capacity is California Bearing
Ratio (CBR) testing.
Conventional modified CBR laboratory test was required a lot of energy.
Therefore to make the CBR laboratory testing be more practical, modified
compactions tools for CBR laboratory are expected to replace the conventional
tools. The testing has been done within heavy vehicle pressure on field with the
amounts; 2.7 MPa, 7 MPa, and 8.4 MPa and the soil sample is from Tirtayasa
Area, Sukabumi, Bandar Lampung.
The testing result in laboratory had been showed that the soils were classified into
A-2-7 that was silty and sand type. CBR value for unsoaked sample with modified
proctor was 9% and for soaked condition was 4.2%. The value for modified CBR
laboratory of unsoaked condition every pressure were 5.5%, 9.4%, and 9.9%, and
for the soaked condition were 0.77%, 2.6%, and 3.3%. In conclusion, the values
of CBR are increase as the additions of the pressure given.
keywords: heavy vehicle pressure, modified pressure’s tool, modified CBR
laboratory test, silty and sand soil.1415011049 Elisa Rahmawati Dewi-2022-03-30T06:18:48Z2022-03-30T06:18:48Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56849This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/568492022-03-30T06:18:48ZPERBANDINGAN ANALISIS DATA CURAH HUJAN YANG HILANG
MENGGUNAKAN METODE RECIPROCAL, NORMAL RATIO, DA
RATA-RATA ALJABAR
(Studi kasus : Curah Hujan Beberapa Stasiun Hujan Daerah Pringsewu)Rainfall data is one of the data which plays an important role in order to calculate
construction project, especially for flood hazard zone nor near the river zone and
coastal area. In rainfall data recording sometimes an unwanted thing happened like a
rainfall data vacancy in certain area, this is certainly has an impact on the
construction’s calculation. On a missing rainfall data, predictions can be made using
the method of reciprocal, normal ratio, and algebraic average.
The purpose of this study is to determine the correlation value from the result of
rainfall data predictions by comparing the correlation values of theese three methods
by using three stasions R002, R006, and R018 in Pringsewu regency. This study also
aims to determine the fluctuations in the results of theese three methods, which
method produces the best correlation and is not too fluctuating in order to replace the
missing rainfall data.
The results of this research that has been done, using the method of reciprocal
obtained that standard deviation has the best result among the other is 0,22 which is
categorized as poor value and the results of the correlation average of 0,36 which is
categorized as good enough .This result is the best values among the other methods
which is calculated using data per years for 34 years.
keywords: algebraic average method,reciprocal method,normal ratio method, missing
rainfall data,Pearson correlation,standard deviation.
Data curah hujan adalah salah satu data yang berperan penting untuk
memperhitungkan suatu konstruksi khususnya daerah rawan banjir ataupun daerah
dekat sungai dan laut. Dalam pencatatan data curah hujan terkadang terjadi suatu hal
yang tidak diinginkan seperti terdapat kekosongan data curah hujan pada derah
tertentu, hal ini tentu sangat berdampak pada perhitungan konstruksi. Pada data curah
hujan yang hilang dapat dilakukan prediksi curah hujan dengan menggunakan metode
rata-rata aljabar, reciprocal, dan normal ratio.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai korelasi dari data hujan hasil
prediksi dengan cara membandingkan korelasi dari ketiga metode tersebut dengan
menggunakan tiga stasiun yaitu R002, R006, dan R018 di daerah Pringsewu.
Penelitian ini bertujuan pula untuk mengetahui fluktuasi dari hasil korelasi ketiga
metode tersebut dengan metode manakah yang menghasilkan korelasi terbaik dan
tidak terlalu berfluktuasi untuk menggantikan data curah hujan yang hilang.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan metode rata-rata aljabar,
reciprocal, dan normal ratio didapatkan hasil dengan metode reciprocal diketahui
bahwa standar deviasi memiliki hasil terbaik yaitu senilai 0,22 yang dikategorikan
sebagai nilai yang kurang baik dan dengan metode reciprocal pula mendapatkan hasil
rata-rata korelasi senilai 0,36 yang dikategorikan sebagai nilai cukup baik. Hasil ini
adalah hasil terbaik diantara metode lainnya yang dihitung menggunakan data per
tahun selama 34 tahun.
Kata kunci: metode rata-rata aljabar, metode reciprocal, metode normal ratio, curah
hujan yang hilang, korelasi Pearson, standar deviasi.1215011031 EDWIN FAISOL HASYIMZOEM-2022-03-30T06:16:54Z2022-03-30T06:16:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56828This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/568282022-03-30T06:16:54ZPERANCANGAN GELANGGANG E-SPORT
DI BANDAR LAMPUNGE-sport was not just a hobby anymore. Both domestic and international e-sport
tournaments had been held, especially in Bandar Lampung. However, based on
the tournament, there was not a special place to hold the activities like e-sport
arena. As architecturally, the shape of the arena whose function was to hold e- sport activities was different from conventional arena’s. Gamers had not
possessed a real place to facilitate their activities. Many negative stigma spread
among society i.e. The gamers were likened with slothful People when They
played the game. The society often thought that playing games only made Their
children foolish, lazy to study, etc. Even though many positive things could be got
from e-sport, that was the upcoming new job such as gamer, caster and game
developer. E-sport also made a new image in sport world that sport was not only
about physical fight in real life but also in cyberspace. E-sport arena could interest
the tourists to come to Bandar Lampung, It could be new interest too for the
gamers to socialize each other and become quarters for Bandar Lampung e-sport
team. E-sport arena was designed with a recreative concept approach, included e-
Edi triyanto
sport element and Lampung culture. This concept was made to vanish the negative
stigma of e-sport and accommodate the positive sides of e-sport.
Key words : E-sport, E-sport arena, negative stigma, Bandar Lampung.
E-sport sudah bukan lagi menjadi sekedar hobi. Banyak turnamen e-sport baik
skala nasional maupun internasional sudah digelar, khususnya di Bandar
Lampung. Namun dari banyaknya turnamen tersebut belum ada sebuah tempat
khusus untuk menampung kegiatan tersebut berupa gelanggang e-sport. Karena
secara arsitektural bentuk gelanggang yang diperuntukan untuk menampung
kegiatan e-sport berbeda dengan bentuk gelanggang yang diperuntukan untuk
kegiatan olahraga konvensional. Kalangan gamers belum memiliki tempat yang
jelas untuk memfasilitasi kegiatan mereka. Banyak stigma negatif dikalangan
masyarakat bahwa pemain game ini disamakan dengan stereotip orang yang malas
ketika dia bermain game. Seringkali masyarakat berpikir bermain game hanya
membuat anak mereka menjadi bodoh, malas belajar, dan sebagainya. Padahal
banyak hal positif yang dapat diambil dari e-sport, diantaranya adalah muncul
sebuah profesi baru yaitu profesi gamer, caster dan pembuat game. E-sport juga
membuat sebuah citra baru dalam dunia olahraga bahwa olahraga tidak hanya
tentang adu fisik di dunia nyata tapi juga tentang adu fisik di dunia maya.
Edi triyanto
Sedangkan sisi positif dibuatnya gelanggang e-sport di Bandar Lampung yaitu
dapat menarik wisatawan untuk datang ke Bandar Lampung, dapat menjadi
sebuah magnet baru bagi gamers Bandar Lampung untuk saling bersosialisasi dan
dapat menjadi markas tim e-sport region Bandar Lampung. Gelanggang e-sport
dirancang dengan pendekatan konsep yang rekreatif, memiliki unsur e-sport dan
memiliki unsur Budaya Lampung. Konsep ini ditujukan untuk menghilangkan
stigma negatif yang ada pada e-sport dan mengakomodir hal positif yang ada pada
e-sport.
Kata kunci : E-sport, Gelanggang e-sport, stigma negatif, Bandar Lampung.1415012039 EDI TRIYANTO-2022-03-30T06:16:52Z2022-03-30T06:16:52Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56826This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/568262022-03-30T06:16:52ZPENGUJIAN CBR LABORATORIUM MENGGUNAKAN METODE
TEKANAN (PRESSURE METHOD) UNTUK TANAH TIMBUNANA
BERDASARKAN ENERGI PEMADATANBerhubungan dengan pembangunan infrastruktur di Provinsi lampung
yang berkaitan dalam bidang transportasi yaitu pembanguan Jalan
Tol Lintas Sumatera.Dalam membangun suatu konstruksi berkaitan
dengan kondisi fisik tanah, hal ini disebabkan karena tanah merupakan
salah satu material yang sangat berperan penting dalam mendukung suatu
konstruksi. Maka perlu dilakukannya pengujian daya dukung tanah
dasar (subgrade) dengan uji studi eksperimen California Bearing Ratio
(CBR) metode tekanan (pressure method) berdasarkan energi
pemadatan.
Penelitian ini menggunakan sampel tanah yang berasal dari daerah
Tirtayasa, Kec. Sukabumi, Bandar Lampung yaitu tanah timbunan.
Pelaksanaan pengujian CBR dengan alat tekan pemadat modifikasi
dengan menggunakan tiga sampel tanah pada masing-masing tekanan. Tekanan yang digunakan untuk CBR standard adalah 0,10 MPa, 0,26
MPa dan 0,58 MPa. Dan untuk pengujian CBR modified menggunakan
tekanan 0,437 MPa, 1,19 MPa dan 2,63 Mpa.
Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa berat volume
maksimum (γdmaks) sebesar 1,68 gr/cm
3
pada pengujian tanah timbunan
metode standard proctor. Sedangkan pada pengujian modified proctor
didapatkan berat volume maksimum (γdmaks) sebesar 1,77 gr/cm
3
. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai CBR standard dan CBR
modified metode tumbukan di laboratorium lebih tinggi dibandingkan
dengan pengujian CBR berdasarkan energi pemadatan menggunakan alat
tekan modifikasi.
Kata kunci : CBR, CBR Energi Pemadatan, Alat Tekan Pemadat Modifikasi
Related to infrastructure development in the province of lampung in regard to
the field of transportation, namely construction of toll Road Traffic. In
building a construction related to the physical condition of the soil, this is
because the land It is one of the very material plays an important role in
supporting such a construction.Then had to do the testing power support basic
land (subgrade) with experimental study testing the California Bearing Ratio
(CBR) method of pressure (pressure method) based on the energy
compaction.
The research using a sample of the soil that came from the area of Tirtayasa,
Kec.Sukabumi, Bandar Lampung for land fill. Implementation testing of CBR
compactor modification press tool with using three soil samples at each
pressure.The pressures used for CBR standard is 0,10 MPa, 0,26 MPa and
0.58 MPa. And for testing using pressure modified CBR 0.437 MPa,1,19
MPa and 2,63 MPa.
The results of the research in the laboratory showed that the weight of the
maximum volume (γdmaks) of 1.68 g/cm3 of standard proctor method.While
of modified proctor testing the the weight of the maximum volume (γdmaks)
of 1.77 gr/cm3. Based on the results of testing the value of CBR standard
and modified methods of compared that the laboratory testing higher than the
CBR based on compaction energy with press modifications.
Keywords : CBR, Compaction Energy Tool press the Compactor Modification1415011047 Dwi Winda Sari-2022-03-30T06:16:50Z2022-03-30T06:16:50Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56823This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/568232022-03-30T06:16:50ZSTUDI EKSPERIMENTAL PERKUATAN BALOK BETON BERTULANG
DENGAN MENGKOMBINASIKAN PENGGUNAAN BAHAN
TAMBAHAN WIREMESH DAN GFRP PADA BETON MUTU NORMALBalok beton bertulang adalah elemen struktur yang dapat mengalami kerusakan
dan kegagalan akibat momen lentur. Kerusakan pada elemen ini dapat diperbaiki
dengan perkuatan yang salah satunya adalah menggunakan Fiber Reinforced
Polymer (FRP).
Penelitian ini membahas perkuatan elemen balok dengan menggunakan perkuatan
hybrid yaitu gabungan antara FRP dan wiremesh yang diikat dengan lem epoxy
resin. Balok mempunyai bentang diantara dua tumpuan sederhana 1,5 m, lebar
dan tinggi 15 cm. Balok diuji dengan dua beban titik secara bertahap dari nol
sampai dengan runtuh. Balok yang diuji ada 6 buah, 2 buah balok tanpa
perkuatan, 4 buah balok dengan perkuatan 2 lapis GFRP dan 2 lapis wiremesh,
dimana wiremesh diletakkan di tengah antara lapisan GFRP dan diberi kode
(GWWG), balok selanjutnya dengan perkuatan 2 lapis GFRP dan 2 lapis
wiremesh yang diletakkan paling bawah dan diberi kode (GGWW).
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa balok dengan perkuatan mampu
meningkatkan kapasitas beban sampai dengan 200% dibandingkan balok tanpa
perkuatan. Untuk batas beban aman sebelum terjadinya kegagalan pada balok
terletak pada beban 75% dari beban desain. Beban retak awal (Pcr) balok dengan
perkuatan juga meningkat 100% dibandingkan dengan balok tanpa perkuatan.
Namun, balok tanpa perkuatan lebih daktail dibandingkan dengan balok dengan
perkuatan.
Kata kunci: Balok, Beton, GFRP, Perkuatan, Wiremesh
Reinforced concrete beams are structural elements that can experience damage and failure
due to bending moments. The damage on this element can be repaired through reinforcement,
one of which is using Fiber Reinforced Polymer (FRP).
This study discusses the reinforcement of beam elements using hybrid reinforcement, which
is a combination of FRP and wire mesh which are bonded by using epoxy resin glue. The
beam has a span between two simple support of 1.5 m width and 15 cm height. The Beams
are tested with two point loads gradually, started from zero to collapse. There were 6 pieces
of beams tested, 2 beams without reinforcement, 4 beams with reinforcement of 2 layers of
GFRP and 2 layers of wire mesh, where the wire mesh was placed in the middle between
layers of GFRP and was coded (GWWG). And two more beams with 2 layers of GFRP and
2 layers of wire mesh placed at the bottom and was coded (GGWW).
The experimental results show that reinforced beams can increase load capacity up to 200%
compared to unreinforced beams. The initial firsr load (Pcr) with reinforced beams also
increases 100% compared to unreinforced beams. However, beams without reinforcement are
more ductile than reinforced beams.
Keywords: Beams, Concrete, GFRP, Strengthening, Wiremesh1415011040 DEDI VERNANDA-2022-03-30T04:57:34Z2022-03-30T04:57:34Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56560This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/565602022-03-30T04:57:34ZPENGUJIAN CBR LABORATORIUM MENGGUNAKAN METODE
TEKANAN (PRESSURE METHOD) UNTUK TANAH TIMBUNANA
BERDASARKAN ENERGI PEMADATANBerhubungan dengan pembangunan infrastruktur di Provinsi lampung
yang berkaitan dalam bidang transportasi yaitu pembanguan Jalan
Tol Lintas Sumatera.Dalam membangun suatu konstruksi berkaitan
dengan kondisi fisik tanah, hal ini disebabkan karena tanah merupakan
salah satu material yang sangat berperan penting dalam mendukung suatu
konstruksi. Maka perlu dilakukannya pengujian daya dukung tanah
dasar (subgrade) dengan uji studi eksperimen California Bearing Ratio
(CBR) metode tekanan (pressure method) berdasarkan energi
pemadatan.
Penelitian ini menggunakan sampel tanah yang berasal dari daerah
Tirtayasa, Kec. Sukabumi, Bandar Lampung yaitu tanah timbunan.
Pelaksanaan pengujian CBR dengan alat tekan pemadat modifikasi
dengan menggunakan tiga sampel tanah pada masing-masing tekanan. Tekanan yang digunakan untuk CBR standard adalah 0,10 MPa, 0,26
MPa dan 0,58 MPa. Dan untuk pengujian CBR modified menggunakan
tekanan 0,437 MPa, 1,19 MPa dan 2,63 Mpa.
Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa berat volume
maksimum (γdmaks) sebesar 1,68 gr/cm
3
pada pengujian tanah timbunan
metode standard proctor. Sedangkan pada pengujian modified proctor
didapatkan berat volume maksimum (γdmaks) sebesar 1,77 gr/cm
3
. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai CBR standard dan CBR
modified metode tumbukan di laboratorium lebih tinggi dibandingkan
dengan pengujian CBR berdasarkan energi pemadatan menggunakan alat
tekan modifikasi.
Kata kunci : CBR, CBR Energi Pemadatan, Alat Tekan Pemadat Modifikasi
Related to infrastructure development in the province of lampung in regard to
the field of transportation, namely construction of toll Road Traffic. In
building a construction related to the physical condition of the soil, this is
because the land It is one of the very material plays an important role in
supporting such a construction.Then had to do the testing power support basic
land (subgrade) with experimental study testing the California Bearing Ratio
(CBR) method of pressure (pressure method) based on the energy
compaction.
The research using a sample of the soil that came from the area of Tirtayasa,
Kec.Sukabumi, Bandar Lampung for land fill. Implementation testing of CBR
compactor modification press tool with using three soil samples at each
pressure.The pressures used for CBR standard is 0,10 MPa, 0,26 MPa and
0.58 MPa. And for testing using pressure modified CBR 0.437 MPa,1,19
MPa and 2,63 MPa.
The results of the research in the laboratory showed that the weight of the
maximum volume (γdmaks) of 1.68 g/cm3 of standard proctor method.While
of modified proctor testing the the weight of the maximum volume (γdmaks)
of 1.77 gr/cm3. Based on the results of testing the value of CBR standard
and modified methods of compared that the laboratory testing higher than the
CBR based on compaction energy with press modifications.
Keywords : CBR, Compaction Energy Tool press the Compactor Modification1415011047 Dwi Winda Sari-2022-03-30T04:57:27Z2022-03-30T04:57:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56546This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/565462022-03-30T04:57:27ZANALISIS FAKTOR KEAMANAN LERENG DENGAN JENIS TANAH
LEMPUNG BERPASIR PADA KONDISI TIDAK JENUH, KONDISI
JENUH SEBAGIAN DAN KONDISI JENUH MENGGUNAKAN
PROGRAM KOMPUTASIBencana alam sering terjadi pada daerah perbukitan di Provinsi Lampung yaitu bencana
tanah longsor. Kelongsoran yang terjadi dikarenakan peningkatan tekanan air pori tanah. Program GeoStudio SLOPE/W 2012 dapat menganalisis stabilitas lereng yang dapat
memodelkan sesuai dengan kondisi asli di lapangan dan dapat mengetahui nilai faktor
aman lereng. Dalam penelitian ini, ada tiga potongan melintang lereng dengan tiga
kondisi muka air tanah yaitu kondisi muka air tanah berada pada dasar lereng, setengah
tinggi lereng dan mengikuti tinggi maksimal potongan melintang lereng. Data properti tanah yang dibutuhkan antara lain : kohesi, sudut geser dalam tanah dan
berat isi tanah. Kestabilan lereng akan tercapai apabila gaya penahan lebih besar dari
gaya penggerak. Hasil analisis stabilitas lereng menunjukan kondisi muka air tanah
sangat berpengaruh terhadap kestabilan lereng, dapat dilihat dari hasil analisis GeoStudio
SLOPE/W 2012 pada simulasi 1 dan simulasi 2 nilai faktor aman yang didapat >1,25
yaitu lereng dalam status aman, sedangkan pada simulasi 3 di kondisi jenuh memiliki
fakor aman <1,25 yaitu lereng berstatus tidak aman atau terjadi kelongsoran, maka
disarankan untuk melakukan penanganan untuk mencegah kelongsoran.
Kata kunci : tanah, stabilitas lereng, faktor aman, geostudio slope/w 2012.
Natural disasters often occur in hilly areas in Lampung Province, namely landslides.
Landslides that occur due to increased pore water pressure. The 2012 GeoStudio SLOPE
/ W program can analyze slope stability that can be modeled according to the original
conditions in the field and can know the value of the safe slope factor. In this study, there
were three cross section slopes with three groundwater conditions, namely the condition
of the groundwater level at the base of the slope, half the height of the slope and
following the maximum height of the cross section of the slope.
Land property data needed include : cohesion, shear angle in soil and weight of soil
contents. Slope stability is achieved when the retention force is greater than the driving
force. The results of the analysis of slope stability show that the condition of the
groundwater is very influential on slope stability, can be seen from the results of
GeoStudio SLOPE / W 2012 analysis in simulation 1 and simulation 2 safe factor values
obtained >1.25 that is slopes are in safe status, while in simulation 3 the saturated
condition has a safe factor <1,25 that is unsafe slopes or landslides, it is recommended to
take care to prevent landslides.
Key words : soil, slope stability, safety factor, geostudio slope/w 20121215011023 DATRA PETA SAPUTRA-2022-03-30T04:57:25Z2022-03-30T04:57:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56543This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/565432022-03-30T04:57:25ZANALISIS KEBUTUHAN PARKIR EKSISTING MODA TRANSPORTASI
di BANDARA RADIN INTEN IIPemerintah Indonesia semakin giat dalam melakukan peningkatan infrastruktur
negara salah satunya dalam sektor transportasi. Bandar Udara Radin Inten II
adalah bandara ke 5 tersibuk pada tahun 2013 di Sumatera dan merupakan sektor
transportasi yang mengalami peningkatan dalam fasilitasnya. Pada tahun 2016
jumlah penumpang Bandara radin Inten II sebanyak 1,9 juta setelah Bandara
Radin Inten II merenovasi bagian sisi udara dan darat menjadi 2,4 juta
penumpang pada tahun 2017. Apabila hal ini terus berlanjut maka akan terjadi
antrian pada pintu masuk dan area drop zone oleh sebab itu, penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari lahan parkir Bandara Radin Inten II
hingga beberapa tahun kedepan (10 tahun) dalam menampung kendaraan yang
parkir.
Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan 2 tahap. Pertama
melaksanakan survey kendaraan pada pintu masuk dan pintu keluar bandara
selama 14 jam yaitu pukul 06.00 hingga 21.00, selanjutnya pembagian quesioner
pada ruang tunggu dan survey pada area drop zone yang berguna sebagai data
pendukung. Penelitian ini menganalisa karakteristik parkir yang bertujuan sebagai
penunjang prediksi parkir. Karakteristik parkir terdiri dari lama parkir, durasi
parkir, akumulasi parkir, tingkat penggunaan parkir (PTO), kapasitas parkir,
indeks parkir. Hasil studi menunjukkan bahwa pada tahun 2018 lahan parkir Bandara Radin
Inten II mampu menampung semua kendaraan. Prediksi tahun 2027 kendaraan
parkir perjam 816,23, nilai tersebut lebih besar dari jumlah petak parkir yang
disediakan yaitu sebesar 785 petak parkir.
Kata kunci : Analisis Kebutuhan, Parkir Bandara, Prediksi Parkir
The Indonesian government is increasingly active in improving the country's infrastructure,
one of which is in the transportation sector. Radin Inten II Airport is the fifth busiest airport
in 2013 in Sumatra and one of transportation sector that has improved the facilities. In 2016
the number of passengers of Radin Inten II Airport was 1.9 million after Radin Inten II
Airport renovated on the side of the air and land side section number of passengers
increased to 2.4 million passengers in 2017. If this continues, there will be a queue at the
entrance and drop area zone therefore, this study was conducted to determine the ability of
the Radin Inten II Airport parking lot for the next few years (10 years) to accommodate
parked vehicles.
Data collection in this study was conducted in 2 stages. First, conducting a survey of vehicles
at the entrance and exit of the airport for 14 hours, namely at 06:00 until 21:00, then the
hand out the questionnaires in the waiting room and surveys in the drop zone area that is
useful as supporting data. This study analyzes the characteristics of parking which aims to
support parking prediction. Parking characteristics consist of parking time, parking
duration, parking accumulation, parking usage level (PTO), parking capacity, parking index.
The study results show that in 2018 the Radin Inten II Airport parking lot is capable of
accommodating all vehicles. Prediction in 2027 hourly parking vehicles are 816.23, the value
is greater than the number of parking plots provided which is equal to 785 parking lots.
Keyword: Needs Analysis,Airport Parking, Parking Predictions1415011038 CHELPA RIDEANDA BRALINZA-2022-03-30T03:49:34Z2022-03-30T03:49:34Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56718This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/567182022-03-30T03:49:34ZEVALUASI KINERJA LALU LINTAS RUAS JALAN Z.A. PAGAR ALAM
SETELAH ADANYA JALAN LINTAS BAWAH (UNDERPASS) KOTA
BANDAR LAMPUNGKemacetan terjadi karena tingkat pelayanan prasarana jalan lebih kecil dari
kebutuhan pergerakan lalu lintas yang ada. Dan jalan yang berpotensi macet adalah
Jalan ZA Pagar Alam. Sehingga pemerintah telah membuat sebuah solusi untuk
mengurangi kemacetan yang terjadi, yaitu jalan lintas bawah (underpass) di jalan ZA
Pagar Alam. Selanjutnya mengingat kebutuhan pembangunan underpass itu
bertujuan untuk mengurangi kemacetan yang ada. Maka dari itu penulis mengambil
topik penelitian yaitu menganalisa kinerja arus lalu lintas setelah adanya underpass
dan membandingkan arus lalu lintas sebelum adanya underpass. Pada analisa kinerja
ruas jalan ini digunakan metode Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara survei langsung. Adapun data yang
diambil adalah volume lalu lintas. Derajat kejenuhan untuk arah Natar – Tanjung
Karang pada tahun 2013 ke tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 45,59%, dan
pada tahun 2016 ke tahun 2019 meningkat sebesar 19,68% sedangkan untuk arah
Tanjung Karang – Natar pada tahun 2013 ke tahun 2016 mengalami penurunan
sebesar 34,5%, dan pada tahun 2016 ke tahun 2019 mengalami penurunan sebesar
6,87%, tetapi penurunan dari perbandingan penelitian pada tahun 2016 ke tahun 2019
tidak signifikan. Dari hasil penelitian kecepatan belum sesuai dengan standar RSNI
T-14 2004 yaitu standar kecepatan jalan perkotaan. Sehingga dapat disimpulkan dari
perbandingan penelitian sebelum dan setelah adanya underpass, pembangunan
underpass di ruas jalan ZA Pagar Alam tidak efektif untuk mengurangi kemacetan
yang terjadi.
Kata kunci: Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Underpass
Jammed occurs due to the road infrastructure services level which is smaller than
traffic movement needs that available. And the road which potentially to congest is ZA
Pagar Alam street. So the government had made a solution to decrease the traffic jam
by built an underpass on ZA Pagar Alam street. Furthermore, considering the need for
underpass construction aims to reduce jam that occurs, so the writer bring out a
research topic that is analyzing traffic flow after the underpass was built and
comparing with the traffic flow before the underpass was built. The analysis of this
road section performance using the 2014 Indonesian Road Capacity Guidelines
method.
Data collection is done by a direct survey. The data which has been taken is traffic
volume. Degree of saturation for directions Natar – Tanjung Karang in 2013 to 2016
has decreased by 45,59%, and in 2016 to 2019 increased by 19,68%, meanwhile for
directions Tanjung Karang – Natar in 2013 to 2016 has decreased by 34,5%, and in
2016 to 2019 decreased by 6,87%, but the decreation from research comparison in
2016 to 2019 was not significant. From the speed data research, the results are not
appropriate to RSNI T-14 2004 standard that is the speed standard for urban roads.
So, it can be concluded from the comparison research of before and after the
underpass was built, the construction of underpass on the section of ZA Pagar Alam
street is not effective to decrease traffic jam that occurs.
Keywords: Road Section, Degree of Saturation, Underpass1415011106 MUTIA SEPTRIANDINI-2022-03-30T03:49:33Z2022-03-30T03:49:33Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56724This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/567242022-03-30T03:49:33ZANALISIS METODE ROUTING TERHADAP HIDROGRAF BANJIR
SUNGAI WAY SEKAMPUNG DI WAY KUNYIR MENGGUNAKAN
HEC-HMSPeristiwa banjir sering terjadi di Indonesia sehingga cukup banyak orang meneliti
tentang pergerakan banjir dan pemantauan banjir pada Daerah Aliran Sungai (DAS).
Lokasi penelitian ini dilakukan sungai Way Sekampung di Way Kunyir yang berada
di kabupaten pringsewu, provinsi Lampung dan terletak di bagian hilir dari
bendungan Batutegi.
Penelusuran banjir dimaksudkan untuk menganalisis peluang terjadinya banjir berupa
hidrograf banjir dengan atau tanpa menggunakan metode Routing dan mengetahui
hasil dari beberapa metode Routing pada DAS tersebut. Adapun metode Routing yang
digunakan pada penelitian ini adalah Lag, Lag and K dan Muskingum.
Hasil pemodelan HEC-HMS menyatakan bahwa data debit puncak pada saat tanpa
Routing lebih besar dibanding dengan memasukkan parameter Routing. Hal ini
dikarenakan memasukkan parameter Routing didalam pemodelan sangatlah
berpengaruh pada waktu puncak sehingga berpengaruh pada debit puncak di outlet
DAS. Hasil dari Muskingum Routing, debit puncaknya lebih rendah dibandingkan
sebelum memasukkan Routing aliran, ini disebabkan karena terjadinya tampungan di
sepanjang sungai sehingga debit puncak menjadi lebih rendah dibading tanpa
Routing. Adapun hasil dari Lag Routing dan Lag and K Routing yaitu debit
puncaknya mengalami penurunan dibandingkan sebelum memasukkan parameter
Routing. semestinya yang terjadi pada yaitu debit puncak dengan Routing dan tanpa
Routing tetap sama namun, hanya terjadi tranlasi debit puncak dan adanya waktu
perjalanan. Hal ini terjadi dikarenakan tidak dimiliki data debit pada stasiun yang
ditinjau sehingga menggunakan data hujan sebagai pengganti pada pemodelan HEC- HMS.
Kata kunci: DAS, sungai Way Sekampung, Way Kunyir, Debit Banjir Rancangan,
HEC-HMS, Metode Routing
Flood events often occur in Indonesia so that quite a lot of people researched about
the movement of floods and flood monitoring in the Watershed. The location of the
study was carried out by the Way Sekampung river in Way Kunyir located in the
Pringsewu district, Lampung province and is located downstream of the Batutegi
dam.
Flood tracing is intended to analyze the chances of a flood in the form of a flood
hydrograph with or without using the Routing method and find out the results of
some Routing methods in the watershed. The Routing method used in this study is
Lag, Lag and K and Muskingum.
The HEC-HMS modeling results state that peak discharge data when without Routing
is greater than entering the Routing parameter. This is because entering the Routing
parameter in modeling is very influential at peak times so that it affects the peak
discharge at the watershed outlet. As a result of Muskingum Routing, the peak
discharge is lower than before entering the flow routing, this is due to the occurrence
of reservoirs along the river so that the peak discharge becomes lower than without
Routing. The results of Lag Routing and Lag and K Routing are peak discharge
decreased compared to before entering the Routing parameter. what should have
happened to the peak discharge with Routing and without Routing remains the same,
however, only peak discharge tranlations occur and there is travel time. This happens
because there is no debit data at the station being reviewed so it uses rain data instead
of HEC-HMS modeling.
Keywords: Watershed, Way Sekampung River, Way Kunyir, Design Flood
Discharge, HEC-HMS, Routing Method1515011113 MARFIRAH ULFAH-2022-03-30T03:49:30Z2022-03-30T03:49:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56729This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/567292022-03-30T03:49:30ZPENGARUH DIAMETER LOLOS SARINGAN PARTIKEL TANAH
TERHADAP DERAJAT KEPADATAN TANAH MENGGUNAKAN
METODE STANDARPeningkatan pembangunan infrastruktur membutuhkan suatu lapisan tanah yang
mampu mendukung beban. Hal ini karena tanah merupakan material yag berperan
penting dalam mendukung suatu konsturksi. Untuk mengetahui tanah yang baik
dapat dilakukan dengan uji fisik dan mekanis tanah. Pemadatan tanah yaitu proses
naiknya kerapatan tanah dengan memperkecil jarak antar partikel sehingga terjadi
reduksi volume udara. Jenis tanah mempunyai pengaruh terhadap berat volume
maksimum dan kadar air optimum dari tanah tersbut. Berdasarkan jenisnya
pemadatan dibedakan menjadi empat tipe umum. Penelitian ini menggunakan dua
tipe pemadatan yaitu tipe A dan Tipe C dengan tujuan mengetahui pengaruh
diameter partikel tanah terhadap derajat kepadatan tanah menggunakan pemadatan
standar.
Pemadatan dilakukan berdasarkan metode tumbukan dan tekanan. Metode tekan
digunakan alat tekan modifikasi dengan tekanan 5 Mpa, 10 Mpa, dan 15 Mpa.
Dari penelitian didapat hasil bahwa pemadatan metode tumbukan tipe A memiliki
kadar air lebih tinggi dibandingkan tipe C namun nilai berat volume maksimum tipe
C lebih tinggi dibandingkan tipe A. Pada metode tekanan dapat disimpulkan bahwa
semakin besar tekanan maka semakim besar nilai kadar air dan berat volume
keringnya.
Kata kunci: Partikel Tanah, Pemadatan Metode Standar, Pemadatan Metode
Tumbukan dan Tekanan
Improving the Infrastructure development needs the soil that capable to support the
load. It because soil is a material that major the role to support every construction. To indentify a good soil is by doing physical and mechanical soil test. Soil
compaction is process of increasing the soil density by reducing the particles
proximity so it can reduce the air volume. Soil type is influencing to the maximum
dry volume weight and optimum water content of that soil. Based on the soil type,
compaction is divided into four types. In this research is using two types of
compactions that are type A and Type C with purpose to find out the effect of soil
particles diameter by passing sieve analysis to soil compaction using standard
method.
Compaction is done based on blow method and pressure method. In pressure method
is using modification compaction tool with 5 Mpa, 10 Mpa, and 15 Mpa pressures. The result of this research is the blow method compaction type A has a higher water
content than type C, but the value of maximum dry volume weight Type C higher than
type A. In pressure method it can be concluded that as the higher pressure so the
water content and the maximum dry volume weight are also getting higher.
Keyword: Soil Particles, Standard Method of Compaction, Blow Method and
Pressure Method Compaction.
1415011003 ADIRA SALSABILA-2022-03-30T03:49:28Z2022-03-30T03:49:28Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56732This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/567322022-03-30T03:49:28ZANALISIS EKONOMI TEKNIK INVESTASI PROYEK
REGULATING DAM WAY SEKAMPUNGLimpasan air yang mengalir dari hilir Bendungan Batu Tegi menuju Bendung
Argoguruh terbuang percuma ke laut pada saat musim hujan, namun pada saat
musim kemarau terjadi kekurangan air. Oleh sebab itu maka diperlukan sebuah
regulating dam di antara Bendungan Batu Tegi dan Bendung Argoguruh. Dalam
penelitian ini, kelayakan investasi regulating dam hanya ditinjau dari aspek
ekonomi Teknik. Parameter yang digunakan untuk meninjau kelayakan investasi
yaitu menggunakan metode Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR),
Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period (PP) dengan 6 skenario yang
berbeda tingkat inflasi dan discount rate nya. Dari 6 skenario yang dibuat,
menunjukan nilai NPV seluruhnya bernilai positif, IRR yang lebih besar dari
discount rate nya, BCR yang lebih dari 1, serta PP yang kurang dari umur
ekonomis bangunan. Skenario terbaik menunjukan nilai NPV sekitar 52 trilyun
Rupiah. Dalam skenario juga didapatkan BCR paling tinggi sebesar 40.44, serta
IRR sebesar 31.79% dan PP pada tahun ke 4. Dengan demikian maka dapat
disimpulkan proyek pembangunan Regulating Dam Way Sekampung dinilai layak
dari aspek ekonomi.
Kata Kunci : Regulating Dam, Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio
(BCR), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP)
The water spill from the downstream of the Batu Tegi Dam towards the
Argoguruh Dam is flowing to the sea during the rainy season. However, during
the dry season, there is a shortage of water. Therefore, a regulating dam is
needed between the Batu Tegi Dam and Argoguruh Dam to conserve water in the
rainy season to be used in the dry season. In this study, the regulating dam
investment was assessed through the economic aspects. The parameters used to
assessed the viability are Net Present Value (NPV), Benefit to Cost Ratio (BCR),
Internal Rate of Return (IRR) and Payback Period (PP). The viability was assess
through 3 different scenarios of inflation and discount rates. All the 6 scenarios,
shows the NPV values is positive, IRR’s were greater than the discount rate,
BCR’s were more than 1, and PP’s were less than the useful life of the
construction. The best scenario shows the NPV value of about 52 trillion, BCR of
40.44, and IRR of 31.79% and PP in year 4. It can be concluded that the Way
Sekampung Regulating Dam development project is considered viable from the
economic aspect.
Keywords: Regulating Dam, Net Present Value (NPV), Benefit to Cost Ratio
(BCR),
Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP)
1315011004 AHMAD EGA WIRA TAMA-2022-03-30T03:49:26Z2022-03-30T03:49:26Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56733This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/567332022-03-30T03:49:26ZAPLIKASI ALAT UJI TEKAN MODIFIKASI METODA TEKANAN
(PRESSURE METHOD) TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH DASAR
(SUBGRADE) BERDASARKAN MODIFIED PROCTOR METHOD
Seiring dengan kemajuan teknologi infrastruktur , maka teknologi pembangunan infrastruktur
semakin berkembang. Tanah memegang peranan penting dalam pembangunan infrastruktur
yang baik.Untuk mengetahui tanah timbunan yang baik, dapat dilihat dari pengujian CBR. Oleh
karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian hasil nilai uji CBR metode
tumbukan dengan metode tekanan yang akan mendapatkan besarnya konversi pemadatan tanah
modified proctor di laboratorium dengan alat tekan pemadat modifikasi.
Sampel tanah yang digunakan berasal dari daerah Tirtayasa, Kec. Sukabumi Bandar Lampung,
terdiri dari enam sampel untuk pengujian standar di laboratorium dan dua belas sampel untuk
pengujian alat tekan pemadat modifikasi, dengan tekanan yang digunakan adalah 5 MPa, 10
MPa, dan15 MPa menggunakan tiga sampel tanah pada masing-masing tekanan.
Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa berat volume maksimum (γdmaks) sebesar
1,77 gr/cm3. Pada pengujian dilaboratorium didapatkan nilai CBR tanpa rendaman sebesar 9%
dan rendaman sebesar 2,7%. Sedangkan pada pengujian CBR tanpa rendaman menggunakan
alat tekan modifikasi didapatkan nilai CBR sebesar 9,6% pada tekanan 5 Mpa, 10,4% pada
tekanan 10 Mpa, dan 11% pada tekanan 15 Mpa dan pengujian CBR rendaman didapatkan nilai
CBR sebesar 1,7% pada tekanan 5 Mpa, 2% pada tekanan 10 Mpa, dan 4,5% pada tekanan 15
Mpa. Berdasarkan hasil pengujian, alat modifikasi menghasilkan nilai CBR yang lebih besar
dibandingkan dengan pengujian CBR metode standar.
Kata kunci: Modified Proctor, Alat Tekan Pemadat Modifikasi, Pemadatan, CBR
As the technology of infrastructure progressed, the technology of insfrasructure development is
expanding. Soil holds a vital role in good infrastructure development. To find out the good
hoarder soil, it can be seen from CBR test. So, this research is done to find out the suitability of
the CBR collision method test and pressure method test that will get the conversiom of modified
compactiom soil in laboratory with modification compaction tool.
The soil samples are used come from Tirtayasa area, Kec. Sukabumi Bandar Lampung, it
consists of six samples for standard test in the laboratory and twelve samples for modified
compaction test, with the pressure used is 5 MPa, 10 MPa, and 15 MPa using three soil samples
in each pressure.
The laboratory result of this research is showed that the maximum volume weight (γdmaks) is
1.77 gr / cm3. The value of CBR laboratory test without soaking is 9% and with soaking is 2,7%.
While the value of CBR test without soaking with a modification compaction tool is 9.6% at a
pressure of 5 Mpa, 10.4% at a pressure of 10 Mpa, and 11% at a pressure of 15 Mpa, and the
value of CBR without soaking is 1.7% at a pressure of 5 Mpa, 2% at a pressure of 10 Mpa, and
4.5% at a pressure of 15 Mpa. Based on the test results, the modification tool has a bigger CBR
value compared to the standard CBR test method.
Keywords: Modified Proctor, Modified Press Compactor Tools, Compaction, CBR
1415011016 AMELIZA INDAH MAHESA-2022-03-30T03:49:23Z2022-03-30T03:49:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56735This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/567352022-03-30T03:49:23ZANALISIS DAN DESAIN ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG
PADA GEDUNG YANG MEMILIKI KOLOM MIRING DENGAN SISTEM
RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB)Maraknya pembangunan gedung bertingkat tinggi dengan desain yang unik di
Indonesia dewasa ini tidak dapat dipungkiri lagi. Gedung-gedung bertingkat tinggi
tersebut harus memiliki ketahanan terhadap gempa bumi dikarenakan Indonesia
sendiri merupakan negara yang memiliki resiko terjadinya bencana gempa bumi. Sehingga, hal ini mengharuskan seorang perencana struktur gedung bertingkat
untuk mampu mendesain struktur gedung bertingkat dengan berbagai kondisi dan
bentuk/desain. Dari permasalahan tersebut, maka pada tugas akhir ini dilakukan analisis dan
desain gedung dengan bentuk konstruksi yang tidak lumrah yaitu dengan
memiringkan seluruh kolom utama pada gedung dengan sudut kemiringan 80o. Kemudian, sebagai pembanding dibuat juga sebuah desain gedung yang memiliki
kolom utama tegak. Desain gedung ini terletak di Kalimantan Selatan yang
merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki resiko terjadinya gempa
bumi.
Desain gedung dengan kolom miring maupun tegak pada tugas akhir ini
meggunakan material beton bertulang dengan sistem struktur Sistem Rangka
Pemikul Momen Biasa (SRPMB). Sistem ini ditentukan dari letak wilayah desain
gedung berdasarkan Peta Gempa Indonesia 2012.
Hasil analisis dan desain menggunakan software Structural Analysis Program
adalah gedung yang menggunakan kolom miring memiliki nilai gaya dalam yang
lebih besar dibandingkan dengan gedung yang menggunakan kolom tegak,
sehingga membutuhkan tulangan 70,89% lebih banyak dibandingkan dengan
gedung yang menggunakan kolom tegak.
Kata Kunci : gempa bumi, kolom miring, desain gedung, beton bertulang, kolom
tegak
The increasing development of high-rise building construction with unique design
in Indonesia today can not be denied. The high-rise buildings must have
earthquake resistance because of Indonesia is a country that has the risk of an
earthquake. This requires a multi-storey structure designer to be able to design a
multi-storey building structure with various conditions and configurations. Based
on that problems, a building will be designed with unusual shape by inclining the
entire main structural column with a slope angle is 80o
. And as a comparison,
another building will be designed which uses vertical column. The building plan
will be located in Banjarmasin, South Kalimantan, Indonesia.
The building plans with inclined and vertical column use reinforced concrete
material with Ordinary Moment Resisting Frame (OMRF) as a structural strength
system. This system is determined by the location of the building based on
Indonesian Earthquake Map 2012.
The result of the analysis and design is the building with inclined column has
greater internal force compared to a building with vertical column and requires a
reinforcement of 70.89% more than the building with vertical column.
Keywords : earthquake, inclined column, building, concrete reinforcement,
vertical column
1315011010 ANGELINA DHINI ULI ARTHA SIMATUPANG-2022-03-30T03:49:18Z2022-03-30T03:49:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56738This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/567382022-03-30T03:49:18ZPENGARUH PENAMBAHAN LIGNIN TERHADAP KARAKTERISTIK
MEKANIK CAMPURAN ASPAL PANASKebutuhan bahan aspal sebagai salah satu bahan pembuatan prasarana jalan tidak
diiringi dengan peningkatan kualitasnya, sehingga perlu dilakukan peningkatan
bahan aspal guna memeperpanjang umur perkerasan. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh penambahan variasi kadar lignin pada aspal penetrasi
60/70 terhadap karakteristik Marshall dan mencari kadar lignin terbaik Dilakukan
pengujian dengan variasi penambhan kadar lignin sebesar 0%, 3%, 6% dengan
suhu rendaman standar pengujian dan suhu percobaan sesuai dengan kondisi
cuaca di Indonesia yang mempunyai dua musim, yaitu musim panas dan musim
penghujan yang disimulasikan dengan varasi suhu rendaman 45ºC dan suhu tinggi
75ºC, selanjutnya akan dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang
mengggunakan aspal termodifikasi Jaya Aspal Polimer (JAP) dan Taftpack-Super
(TPS) 5%.
Kata kunci : AC-WC, Aspal Modifikasi, Indeks Kekuatan Sisa (IKS)
The need for asphalt material as one of the materials for making road infrastructure is not
accompanied by an increase in its quality, so it is necessary to increase the asphalt material to
prolong the life of the pavement. This study was conducted to determine the effect of adding
lignin variation on 60/70 penetration asphalt to Marshall characteristics and looking for the
best lignin content. Tests were carried out with variations in lignin content of 0%, 3%, 6%
with the test bath immersion temperature and experimental temperature according to weather
conditions in Indonesia which have two seasons, namely summer and rainy season which are
simulated with variations in bath temperature of 45ºC and high temperatures of 75ºC, then
compared with the results of previous studies using modified Jaya Asphalt Polymer (JAP)
and Taftpack-Super asphalt (TPS ) 5%.
Keywords: AC-WC, Asphalt Modification, Time Strength Index (IKS)
1345011004 APIS PRADA RAMADHAN-2022-03-30T03:49:14Z2022-03-30T03:49:14Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56740This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/567402022-03-30T03:49:14ZEVALUASI KEBUTUHAN DAN KINERJA PELAYANAN PARKIR DAN
SISTEM ANTRIAN PADA PUSAT PERBELANJAAN
DI BANDAR LAMPUNG
(Studi Kasus: Areal Parkir Transmart Carrefour Bandar Lampung)Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja sistem
antrian dan kebutuhan parkir di Mal Transmart Carefour Bandar Lampung.
Dengan berbagai macam fasilitas yang terdapat di Mal Transmart Carefour, maka
akan mempengaruhi jumlah pelanggan ataupun jumlah pengunjung yang datang.
Survei dilakukan selama 1 hari dan pengamatan dilakukan selama 10 jam
yaitu pukul 10.00-20.00. Penelitian yang dilakukan di Mal Transmart Carefour ini
meliputi survei mencatat jumlah kendaraan mobil, mencatat nomor polisi
kendaraan dan survei waktu pelayanan kendaraan mobil yang masuk dan keluar
dari lokasi penelitian.
Dari hasil penelitian kebutuhan parkir diperoleh akumulasi terpadat pada hari
Sabtu pukul 15.01-15.30 yaitu 162 kendaraan. Satuan ruang parkir mobil saat ini
adalah 300 petak. Dengan akumulasi dan jumlah ruang parkir tersebut, maka
petak parkir tersedia tidak mencukupi dalam nilai standar akan tetapi kenyataan
pada di lapangan SRP tersebut masih bias menampung pengguna yang datang.
Tingkat kedatangan rata-rata tertinggi pada pintu masuk adalah 16 kendaraan/jam
dengan waktu pelayanan 15,6 detik/kendaraan. Dengan demikian masih banyak
kebebasan pada gerbang parkir, dengan nilai probabilitas pintu gerbang
menganggur sebesar 0,366, dengan demikian gerbang parkir tidak terlalu sibuk.
Kata Kunci : Akumulasi Parkir, Satuan Ruang Parkir, Tingkat Kedatangan, Waktu
Pelayanan
The purpose of this research is to analyze the performance of the queuing
system and parking needs at Bandar Lampung Mall Transmart Carefour. With
various kinds of facilities available at Transmart Carrefour Mall, it can affect the
number of visitors or the number of customers who come.
The survey was conducted for 1 day and the observations were carried out
for 10 hours at 10:00 to 20:00 WIB. This research was conducted in the parking
area of the Transmart Carefour Mall and this survey included recording the
number of vehicles, recording the number of vehicle police and the service time of
vehicles entering and leaving the study site.
The results of research on parking needs obtained the highest accumulation
occurred on Saturday at 15.01-15.30 WIB namely 162 vehicles. The unit of car
parking space (SRP) currently is 300 slots. With the accumulation and number of
parking spaces, the available parking lots are not enough in the standard value
but what happens in the field, the SRP can still accommodate customers who
come. The highest average arrival rate at the entrance is 16 vehicles/hour with a
service time of 15.6 seconds/vehicle. Thus there is still a lot of freedom in the
parking gate, with the gate idle probability value of 0.366, so the parking gate is
not too busy.
Keywords: Parking Accumulation, Parking Space Unit, Arrival Rate, Service
Time
1215011015 ARYA NUGRAHA-2022-03-30T03:49:12Z2022-03-30T03:49:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56743This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/567432022-03-30T03:49:12ZKAJIAN REKAYASA LALU-LINTAS PASCA DIBANGUNNYA
FLY OVER KEMILING, BANDAR LAMPUNGKemacetan sudah menjadi parmasalahan yang biasa dihadapi oleh masyarakat.
Kemacetan ini disebabkan oleh beberapa hal seperti keadaan jalan yang kurang
baik dan volume ruas jalan yang kurang. Persimpangan jalan Pramuka–Cik Ditiro
adalah salah satu daerah rawan macet di Bandar Lampung. Dimana persimpangan
ini merupakan pertemuan kendaraan dari arah Jl. Cik Ditiro menuju Jl. Pramuka.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemacetan adalah
dengan membangun fly over yang diharapkan mampu mengurangi kemacetan
sehingga berdampak baik dalam ekonomi, sosial dan lingkungan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui konflik lalu lintas serta besarnya tundaan
perjalanan yang terjadi di sekitar fly over Kemiling.
Penelitian ini menggunakan metode gap acceptance dan follow-up untuk
menghitung antrian kendaraan yang memutar di u-turn. Adapun pengumpulan
data dilakukan dengan melakukan rekaman video untuk nantinya akan diamati
oleh peneliti. Durasi rekaman yang dilakukan adalah sebanyak 4 kali dengan
durasi 1,5 jam untuk sekali rekaman yaitu pagi dan sore selama 2 hari yaitu hari
senin dan sabtu. Berdasarkan analisa data yang usdah dilakukan, setelah dibangunnya fly over
ternyata masih ada beberapa konflik kemacetan di beberapa titik pada jam sibuk,
yaitu pagi dan sore saat berangkat dan pulang kerja atau sekolah. Data yang
didapat yaitu tundaan pada u-turn di depan fly over yaitu sebesar 8,42 detik untuk
rata-rata waktu gap dan 5,13 detik untuk rata-rata waktu follow-up dengan jumlah
kendaraan yang melintas sebanyak 274 kendaraan. Untuk itu direncanakan sebuah
bundaran dengan diameter 45 m, lebar bahu jalan 1,5 m, lebar jalur lingkar 4,8 m
dan kecepatan rencana 35 km/jam.
Kata kunci : Jalan Layang, Putar Arah, Follow-Up, Gap Acceptance, Bundaran
Kemacetan sudah menjadi parmasalahan yang biasa dihadapi oleh masyarakat.
Kemacetan ini disebabkan oleh beberapa hal seperti keadaan jalan yang kurang
baik dan volume ruas jalan yang kurang. Persimpangan jalan Pramuka–Cik Ditiro
adalah salah satu daerah rawan macet di Bandar Lampung. Dimana persimpangan
ini merupakan pertemuan kendaraan dari arah Jl. Cik Ditiro menuju Jl. Pramuka.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemacetan adalah
dengan membangun fly over yang diharapkan mampu mengurangi kemacetan
sehingga berdampak baik dalam ekonomi, sosial dan lingkungan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui konflik lalu lintas serta besarnya tundaan
perjalanan yang terjadi di sekitar fly over Kemiling.
Penelitian ini menggunakan metode gap acceptance dan follow-up untuk
menghitung antrian kendaraan yang memutar di u-turn. Adapun pengumpulan
data dilakukan dengan melakukan rekaman video untuk nantinya akan diamati
oleh peneliti. Durasi rekaman yang dilakukan adalah sebanyak 4 kali dengan
durasi 1,5 jam untuk sekali rekaman yaitu pagi dan sore selama 2 hari yaitu hari
senin dan sabtu. Berdasarkan analisa data yang usdah dilakukan, setelah dibangunnya fly over
ternyata masih ada beberapa konflik kemacetan di beberapa titik pada jam sibuk,
yaitu pagi dan sore saat berangkat dan pulang kerja atau sekolah. Data yang
didapat yaitu tundaan pada u-turn di depan fly over yaitu sebesar 8,42 detik untuk
rata-rata waktu gap dan 5,13 detik untuk rata-rata waktu follow-up dengan jumlah
kendaraan yang melintas sebanyak 274 kendaraan. Untuk itu direncanakan sebuah
bundaran dengan diameter 45 m, lebar bahu jalan 1,5 m, lebar jalur lingkar 4,8 m
dan kecepatan rencana 35 km/jam.
Kata kunci : Jalan Layang, Putar Arah, Follow-Up, Gap Acceptance, Bundaran
1415011026 Asma’ul Latifah-2022-03-30T03:49:07Z2022-03-30T03:49:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56744This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/567442022-03-30T03:49:07ZKAJIAN STABILITAS LERENG PIPA PENYALURAN PANAS BUMI
DENGAN VARIASI DERAJAT KEJENUHAN PADA CLUSTER J-I P.T
PERTAMINA GEOTHERMAL ULUBELU KABUPATEN TANGGAMUSTanggamus adalah salah satu daerah di Lampung yang memiliki potensi panas bumi
besar. Pemerintah Provinsi Lampung mengklaim Provinsi tersebut mempunyai
potensi panas bumi sebesar 2.867 MW atau 10% dari total potensi panas bumi
Indonesia. Melihat kondisi tanah di daerah tersubut yang memiliki kontur yang
curam dan cukup terjal, maka sebelum melakukan pembangunan jalur pipa panas
bumi di area tersebut, PT. Pertamina Geothermal Energy, melakukan investigasi
dan analisis keamanan pada lokasi tersebut. Salah satu parameter untuk menentukan
faktor keamanan lereng adalah dengan menggunakan bantuan program perangkat
lunak yang berbasis perhitungan elemen hingga, dimana hasil perhitungan dari
program tersebut akan dapat menghasilkan nilai faktor aman dari lereng tersebut.
Analisis untuk stabilitas lereng dilakukan dengan menggunakan bantuan program
perangkat lunak yang berbasis perhitungan elemen hingga, dengan memvariasikan
derajat kejenuhan pada lereng tersebut. Dalam menganalisa kestabilitasan suatu
lereng perlu diketahui beberapa parameter yang sangat penting, yaitu: jenis tanah,
kohesi, poison rasio, sudut geser dalam, modulus elastisitas, dan berat isi tanah.
Suatu lereng akan stabil apabila gaya penahan pada suatu lereng dapat menahan
beban dari luar lereng, maupun gaya penggerak.
Dari perhitungan program nilai faktor aman Untuk lokasi yang sangat berpotensi
terjadinya kelongsoran paling besar terjadi pada lereng di titik borehole 3 sisi kiri
lereng dengan kondisi derajat kejenuhan 70% dan variasi beban terpusat sebesar 20
ton.
Kata kunci: tanah, stabilitas lereng, Derajat Kejenuhan, faktor keamanan,
deformasi, tegangan total, tegangan efektif.
Tanggamus adalah salah satu daerah di Lampung yang memiliki potensi panas bumi
besar. Pemerintah Provinsi Lampung mengklaim Provinsi tersebut mempunyai
potensi panas bumi sebesar 2.867 MW atau 10% dari total potensi panas bumi
Indonesia. Melihat kondisi tanah di daerah tersubut yang memiliki kontur yang
curam dan cukup terjal, maka sebelum melakukan pembangunan jalur pipa panas
bumi di area tersebut, PT. Pertamina Geothermal Energy, melakukan investigasi
dan analisis keamanan pada lokasi tersebut. Salah satu parameter untuk menentukan
faktor keamanan lereng adalah dengan menggunakan bantuan program perangkat
lunak yang berbasis perhitungan elemen hingga, dimana hasil perhitungan dari
program tersebut akan dapat menghasilkan nilai faktor aman dari lereng tersebut.
Analisis untuk stabilitas lereng dilakukan dengan menggunakan bantuan program
perangkat lunak yang berbasis perhitungan elemen hingga, dengan memvariasikan
derajat kejenuhan pada lereng tersebut. Dalam menganalisa kestabilitasan suatu
lereng perlu diketahui beberapa parameter yang sangat penting, yaitu: jenis tanah,
kohesi, poison rasio, sudut geser dalam, modulus elastisitas, dan berat isi tanah.
Suatu lereng akan stabil apabila gaya penahan pada suatu lereng dapat menahan
beban dari luar lereng, maupun gaya penggerak.
Dari perhitungan program nilai faktor aman Untuk lokasi yang sangat berpotensi
terjadinya kelongsoran paling besar terjadi pada lereng di titik borehole 3 sisi kiri
lereng dengan kondisi derajat kejenuhan 70% dan variasi beban terpusat sebesar 20
ton.
Kata kunci: tanah, stabilitas lereng, Derajat Kejenuhan, faktor keamanan,
deformasi, tegangan total, tegangan efektif.
1215011116 YUDI OKTARIANSYAH-2022-03-30T02:18:47Z2022-03-30T02:18:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56525This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/565252022-03-30T02:18:47ZEFEK SWELLING YANG DITAMBAH DENGAN BAHAN ADITIF
LIMBAH BETON TERHADAP TEBAL PERKERASANDalam perencanaan jalan raya, subgrade dengan syarat minimal CBR 6% tidak
cukup menjadi indikator untuk dapat memastikan bahwa jalan yang akan kita
rencanakan akan berhasil. Karena kita hanya melihat dari sisi perkuatannya tanpa
mempertimbangkan dari sisi pengembangan tanahnya (Swelling).
Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan berasal dari Ruas Jalan
R.A.Basyid, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan pada STA 2+100 dan
variasi limbah beton yang digunakan yaitu 0, 4, 8 dan 12% dari berat tanah. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian CBR dari efek pegembangan tanah,
lalu berdasarkan hasil pengujian tersebut, dilakukan perhitungan tebal perkerasan
dengan metode analisa komponen SKBI 2.3.26.1987. Tanah pada penelitian ini termasuk kelompok A-6 atau jenis tanah yang buruk.
Namun setelah penambahan variasi limbah beton, batas plastis, batas cair dan
indeks plastisitas menurun, hal ini mengakibatkan pengembangan tanah terjadi
penurunan pada 12% limbah beton yaitu dari 0,67% menjadi 0,15%, sedangkan
nilai CBR mengalami peningkatan yang signifikan pada limbah beton 12% yaitu
dari 1,3% menjadi 29,7%. Dengan hal ini tebal lapis menjadi lebih tipis, pada 0%
limbah beton yaitu tebal D1=7,5 cm, D2=20 cm dan D3=33 cm, sedangkan pada
12% limbah beton tebal D1=5 cm, D2=20 cm dan D3 tidak digunakan.
Kata kunci : CBR, Pengembangan Tanah, Tebal Perkerasan, Stabilisasi, Limbah
Beton
In highway planning, subgrade with a minimum CBR 6% requirement is not
enough to be an indicator to be able to ensure that the road we are planning will
succeed. Because we only see from the strength side without considering the
development of the soil (Swelling).
In this study the soil samples used came from the Jalan R.A.Basyid Section, Jati
Agung Subdistrict, South Lampung at STA 2 + 100 and variations in the waste
concrete used were 0, 4, 8 and 12% of the weight of the soil. The test carried out
was CBR testing of the effects of soil development, then based on the results of
the test, calculation of pavement thickness was carried out by the method of
analysis of components of SKBI 2.3.26.1987.
The soil in this study included the A-6 group or poor soil type. However, after
adding variations in concrete waste, plastic limits, liquid limits and a decrease in
plasticity index, this resulted in a decrease in soil development in 12% of concrete
waste, from 0.67% to 0.15%, while CBR values experienced a significant increase
in waste 12% concrete, from 1.3% to 29.7%. With this, the thickness of the layer
becomes thinner, at 0% concrete waste, namely D1 = 7.5 cm thick, D2 = 20 cm
and D3 = 33 cm, while in 12% D1 = 5 cm thick concrete waste, D2 = 20 cm and
D3 are not used.
Keywords: CBR, Soil Swelling, Pavement Thickness, Stabilization, Concrete
Waste1345011018 KURNIA TAMMELD FAHMI-2022-03-30T02:17:06Z2022-03-30T02:17:06Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56529This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/565292022-03-30T02:17:06ZANALISIS TARIF TOL TERBANGGI BESAR - PEMATANG
PANGGANG BERDASARKAN KEMAUAN MEMBAYAR DAN
KEMAMPUAN MEMBAYAR MASYARAKATTransportasi merupakan suatu sarana yang sangat penting dalam membantu
roda perekonomian, suatu daerah tidak dapat berdiri sendiri secara total dalam
memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri, sehingga daerah tersebut
membutuhkan daerah lain sebagai pendukung dimana salah satu prasarana
penghubungnya berupa jalan tol. Jalan Tol Terbanggi Besar – Pematang
Panggang merupakan salah satu dari 8 ruas proyek Jalan Tol Trans Sumatera
yang sudah mulai memasuki tahap konstruksi pada tahun 2017 yang
rencananya akan dioperasikan pada tahun 2021. Penelitian ini dilakukan
dikarenakan jalan tol tersebut belum beroperasi dan belum memiliki tarif tol,
maka penelitian ini ditujukan sebagai rujukan penentuan tarif tol tersebut saat
akan dioperasikan. Objek yang diteliti sebanyak 82 responden dari syarat
minimum 70 responden calon pengguna Jalan Tol Terbanggi Besar – Pematang
Panggang. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan
wawancara langsung yang meliputi karakteristik sosial ekonomi dan perjalanan
responden. Analisis tarif yang dilakukan adalah berdasarkan pendekatan Ability
to Pay (ATP) dan Willigness to Pay (WTP) . Hasil studi dapat diketahui dari
survei karakteristik sosial ekonomi dan perjalanan dari calon pengguna Jalan
Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang yang dilakukan dengan penyebaran
kuesioner terkait karakteristik sosial ekonomi dan perjalanan calon pengguna
jalan tol. Nilai ATP rata-rata yang didapatkan sebesar Rp 131.638,00/ 100 km
dan nilai WTP rata-rata yang didapatkan sebesar Rp 40.989,00/100 km. Nilai
ATP responden > nilai WTP yang menunjukkan bahwa kemampuan membayar
responden lebih besar dari kemauan membayar karena pengguna mempunyai
penghasilan yang relatif tinggi tetapi utilitas terhadap jasa tersebut relatif
rendah. Sedangkan penentuan tarif ideal didasarkan pada rata-rata nilai ATP
dan WTP. Berdasarkan perhitungan, maka didapatkan harga tarif Tol Terbanggi
Besar – Pematang Panggang sebesar Rp 86.314,00/100 km atau Rp 863/km
untuk kendaraan golongan 1.
Kata Kunci : Jalan Tol, ATP, WTP, tarif, Terbanggi Besar – Pematang
Panggang.
Transportation is a very important aspect to stimulate the economy, a region cannot
be totally independent in meeting its own regional needs, so that the area needs other
regions as a support where one of the connecting infrastructure is a toll road. The
Terbanggi Besar - Pematang Panggang Toll Road is one of the 8 Trans Sumatra toll
road projects that have entered the construction phase in 2017 which are planned to
be operated in 2021. This research is conducted because the toll road is not operating
yet and does not have toll tariffs, hence this research is intended as a reference for
determining the toll tariff when it will be operated. The object studied was 82
respondents from the minimum requirement of 70 respondents who were prospective
users of the Terbanggi Besar – Pematang Panggang toll roads. Data collection is done
by distributing questionnaires and direct interviews covering the socio-economic
characteristics and respondents' travel. The tariff analysis carried out is based on the
Ability to Pay (ATP) and Willigness to Pay (WTP) approach. The results of the study
can be seen from a survey of the socio-economic and travel characteristics of
prospective users of the Terbanggi Besar - Pematang Panggang Toll Road conducted
by distributing questionnaires related to the socio-economic characteristics and travel
of prospective toll road users. The average ATP value obtained is Rp 131,638.00 /
100 km and the average WTP value obtained is Rp. 40,989.00 / 100 km. Respondent's
ATP value > WTP value indicates that the ability to pay respondents is greater than
willingness to pay because users have relatively high income but the utility of these
services is relatively low. While the determination of ideal rates is based on the
average value of ATP and WTP. Based on calculations, the price of the Terbanggi
Besar - Pematang Panggang toll roads tariff is Rp. 86,314.00 / 100 km.
Keywords : toll road, ATP, WTP, tariff, Terbanggi Besar – Pematang Panggang.1415011085 LIZA ROSALITA-2022-03-30T02:15:47Z2022-03-30T02:15:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56532This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/565322022-03-30T02:15:47ZPENGARUH DAYA HAMBAT AKAR NAFAS
MANGROVE AVICENNIA MARINA
DALAM MEREDAM GELOMBANG
UNTUK PERENCANAAN BANGUNAN TEPI PANTAIGelombang air laut memiliki manfaat dan dampak. Gelombang tsunami dan
pasang adalah contoh berbahaya dari dampak gelombang. Salah satu cara efektif
meredam gelombang adalah pemanfaatan ekosistem hutan mangrove. Sistem
perakaran dan tegakan pohonnya merupakan penyebab terjadinya fungsi
perlindungan mangrove terhadap pantai. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis pengaruh daya hambat akar nafas mangrove Avicennia marina
dalam meredam gelombang untuk perencanaan bangunan tepi pantai di Pesisir
Pantai Pasir Sakti, Lampung Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah
spot-check, transek-kuadrat, sondani dan uji laboratorium. Pengukuran data
gelombang menggunakan alat SBE 26 dan RBRDuo T.D. Pengukuran dilakukan
pada 5 stasiun dengan jarak 3, 5, 10, 20, dan 50 m. Rawdata diolah menggunakan
microsoft excel menghasilkan persentase peredaman tinggi gelombang jarak 50 m
sebesar 97,5 % dengan formula ΔH = -0,0359x2 + 2,4263x + 64,332 dan
persentase peredaman energi gelombang jarak 50 m sebesar 94,5 % dengan
formula ΔE = -0,0592x2 + 4,0142x + 39,267. Akar nafas ditinjau dari kerapatan
dan kelentingannya memiliki efektifitas dalam peredaman gelombang.
Kesimpulannya adalah peredaman akar nafas di pinggir pantai memiliki
efektifitas redaman terbesar karena akar nafas mengalami daya lenting optimal
dengan kepadatan yang terbesar, sehingga akar nafas mangrove Avicennia marina
dapat menjadi peredam alami gelombang.
Kata kunci : akar nafas, avicennia marina, gelombang
Ocean waves have benefits and impacts. Tsunami and tidal waves were
dangerous examples of wave impacts. One effective way to reduce waves was
used mangrove forest ecosystems. Shape system of the roots and trees were the
cause of the mangrove function protection in the beach. The purpose of this study
was to analyze the influence of Avicennia marina's mangrove pneumatophore in
reducing waves for beachside building planning at Pasir Sakti Beach, East
Lampung. The methods used in this study were quadrat-transect, spot-check,
sondani and laboratory test. SBE 26plus and RBRDuo T.D. tools were used in
measuring the wave data. The measuring was administered in five stations at 3,
5, 10, 20, and 50m. The rawdata was processed using microsoft excel to
generate a 50m high wavelength rate of 97,5% with a formula of ΔH = - 0,0359x2 + 2,4263x + 64,332 and the percentage of wave energy-cancelling
distance of 50m of 94,5% with the formula ΔE = -0,0592x2 + 4,0142x + 39,267.
The pneumatophore is reviewed from density and resilience have effectiveness
in reducing waves. The conclusion is wave attenuation caused by
pneumatophores in the seafront more effective to reduce wave because
pneumatophores optimal resillience with the largest density, therefore
pneumatophore of mangrove avicennia marina can be a natural wave absorber.
Keyword : avicennia marina, pneumatophore, wave1415011091 M. RIZKI AL SAFAR-2022-03-29T07:26:44Z2022-03-29T07:26:44Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/57131This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/571312022-03-29T07:26:44ZSTUDI EKSPERIMENTAL PERKUATAN BALOK BETON BERTULANG
DENGAN MENGKOMBINASIKAN PENGGUNAAN BAHAN
TAMBAHAN WIREMESH DAN GFRP PADA BETON MUTU NORMALBalok beton bertulang adalah elemen struktur yang dapat mengalami kerusakan
dan kegagalan akibat momen lentur. Kerusakan pada elemen ini dapat diperbaiki
dengan perkuatan yang salah satunya adalah menggunakan Fiber Reinforced
Polymer (FRP).
Penelitian ini membahas perkuatan elemen balok dengan menggunakan perkuatan
hybrid yaitu gabungan antara FRP dan wiremesh yang diikat dengan lem epoxy
resin. Balok mempunyai bentang diantara dua tumpuan sederhana 1,5 m, lebar
dan tinggi 15 cm. Balok diuji dengan dua beban titik secara bertahap dari nol
sampai dengan runtuh. Balok yang diuji ada 6 buah, 2 buah balok tanpa
perkuatan, 4 buah balok dengan perkuatan 2 lapis GFRP dan 2 lapis wiremesh,
dimana wiremesh diletakkan di tengah antara lapisan GFRP dan diberi kode
(GWWG), balok selanjutnya dengan perkuatan 2 lapis GFRP dan 2 lapis
wiremesh yang diletakkan paling bawah dan diberi kode (GGWW).
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa balok dengan perkuatan mampu
meningkatkan kapasitas beban sampai dengan 200% dibandingkan balok tanpa
perkuatan. Untuk batas beban aman sebelum terjadinya kegagalan pada balok
terletak pada beban 75% dari beban desain. Beban retak awal (Pcr) balok dengan
perkuatan juga meningkat 100% dibandingkan dengan balok tanpa perkuatan.
Namun, balok tanpa perkuatan lebih daktail dibandingkan dengan balok dengan
perkuatan.
Kata kunci: Balok, Beton, GFRP, Perkuatan, Wiremesh
Reinforced concrete beams are structural elements that can experience damage and failure
due to bending moments. The damage on this element can be repaired through reinforcement,
one of which is using Fiber Reinforced Polymer (FRP).
This study discusses the reinforcement of beam elements using hybrid reinforcement, which
is a combination of FRP and wire mesh which are bonded by using epoxy resin glue. The
beam has a span between two simple support of 1.5 m width and 15 cm height. The Beams
are tested with two point loads gradually, started from zero to collapse. There were 6 pieces
of beams tested, 2 beams without reinforcement, 4 beams with reinforcement of 2 layers of
GFRP and 2 layers of wire mesh, where the wire mesh was placed in the middle between
layers of GFRP and was coded (GWWG). And two more beams with 2 layers of GFRP and
2 layers of wire mesh placed at the bottom and was coded (GGWW).
The experimental results show that reinforced beams can increase load capacity up to 200%
compared to unreinforced beams. The initial firsr load (Pcr) with reinforced beams also
increases 100% compared to unreinforced beams. However, beams without reinforcement are
more ductile than reinforced beams.
Keywords: Beams, Concrete, GFRP, Strengthening, Wiremesh
1415011040 DEDI VERNANDA-2022-03-29T03:08:16Z2022-03-29T03:08:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56391This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/563912022-03-29T03:08:16ZANALISIS PENGARUH SIMPANG TAK BERSINYAL YANG BERDEKATAN PADA
JALAN WOLTER MONGINSIDI – JALAN RADEN SALEH DAN JALAN WOLTER
MONGINSIDI – JALAN M. HUSNI THAMRIN
(STUDI KASUS)Hambatan Hambatan kelancaran lalulintas jaringan jalan perkotaan memiliki dampak
pada kesejahteraan umum masyarakat. Pengaturan lalu lintas berguna untuk menjaga
kelancaran arus lalu lintas dengan memberikan petunjuk yang jelas dan mudah
dimengerti. Petunjuk dalam pengaturan lalu lintas adalah lampu lalulintas, marka dan
rambu-rambu untuk mengarahkan dan memperingati pengguna lalu lintas. Besarnya
arus lalu lintas di daerah persimpangan pada jam sibuk (sore) mengakibatkan
kemacetan panjang dan meningkatkan kejenuhan pada pengguna lalu lintas. Sehingga
diperlukan analisis lalulintas antara persimpangan untuk mengetahui kinerja
persimpangan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia untuk
mengevaluasi dan menganalisis kinerja persimpangan. Lokasi penelitian ini adalah
persimpangan Jl. Wolter Monginsidi – Jl. M. Husni Thamrin dan Jl. Wolter
Monginsidi – Jl. Raden Saleh, Bandar Lampung karena persimpangan tersebut
menunjukan kemacetan dan potensi/resiko penurunan tingkat layanan jalan.
Hasil yang didapatkan pada persimpangan Jl. WolterMonginsidi – Jl. M. Husni
Thamrin memiliki nilai kapasitas (C) 2363 smp/jam dan perilaku lalu lintas derajat
kejenuhan (DS) 0,8834, tundaan simpang (D) 15,08 det/smp dan peluang antrian (QP)
31,23-53,10% dan persimpangan Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Raden Saleh memiliki C
= 2484 smp/jam, DS = 0,8151, D = 13,55 det/smp dan QP = 26,76-53,10%. Tinggat
pelayanan di persimpangan Jl. Wolter Monginsidi – Jl. M. Husni Thamrindan Jl.
Wolter Monginsidi – Jl. Raden Saleh pada hari – hari sibuk dikategorikan pada
tingkat E.
Kata kunci : volume kendaraan, kecepatan rata rata, dan waktu paling sibuk
Trafic obstacles of urban road network have an impact on the general welfare
of the community. Traffic management is useful for maintaining continuity flow
of traffic by providing clear and easy instructionsto understand. Intructions in
traffic management are traffic lights, markers and signs to direct and
commemorate traffic users. The large flow of traffic in the junction area during
rush hour (morning and evening) results in long traffic jams and increases
overfullness in traffic users. Traffic analysis between intersections is needed to
find out the intersection performance.
This study uses Manual KapasitasJalan Indonesia method to evaluate and
analyze the intersection performance. The location of this research is the
intersection of Jl. WolterMonginsidi - Jl. M. Husni Thamrin and Jl. Wolter
Monginsidi - Jl. Raden Saleh, Bandar Lampung because the intersection shows
congestion and the potential / risk of decreasing road service levels.
The results obtained at the intersection of Jl. WolterMonginsidi - Jl. M.
HusniThamrin has a capacity value (C) of 2363 pcu / hour and traffic behavior
of degree of saturation (DS) of 0.8834, intersection delay (D) of 15.08 sec / pcu
and queuing opportunity (QP) 31.23-53, 10% and Jl. Wolter Monginsidi - Jl.
Raden Saleh has C = 2484 pcu / hour, DS = 0.8151, D = 13.55 sec / pcu and
QP = 26.76-53.10%. The height of service at the intersection of Jl.
WolterMonginsidi - Jl. M. HusniThamrin and Jl. Wolter Monginsidi - Jl. Raden
Saleh on busy days is categorized at level E.
Keywords: vehicle volume, average speed, and busiest time1415011192 M. VAREZA PRATAMA-2022-03-29T03:07:16Z2022-03-29T03:07:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56397This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/563972022-03-29T03:07:16ZANALISIS PENDUGAAN BAHAYA KEGEMPAAN
DI BATUAN DASAR UNTUK WILAYAH LAMPUNG
MENGGUNAKAN METODE PSHA
(PROBABILISTIC SEISMIC HAZARD ANALYSIS)Telah dilakukan analisis pendugaan bahaya kegempaan di batuan dasar Provinsi
Lampung menggunakan metode PSHA. Penelitian ini dilakukan untuk
menentukan besar nilai percepatan tanah maksimum di batuan dasar atau nilai
PGA untuk wilayah Provinsi Lampung. Analisis pendugaan bahaya kegempaan
ini dilakukan dengan metode probabilistic seismic hazard analysis (PSHA).
Dalam proses pengestimasian pengaruh gempabumi, metode PSHA ini pada
prinsipnya menggunakan 3 tipe sumber gempabumi yaitu sumber gempabumi
background, gempabumi subduksi (subduction) dan gempabumi patahan (faut).
Perhitungan estimasi nilai bahaya kegempaan dilakukan dengan menggunakan
program PSHA USGS 2007. Sebaran nilai bahaya kegempaan untuk wilayah
Provinsi Lampung di batuan dasar dengan periode ulang 500 tahun atau
probabilitas sebesar 10% pada kondisi PGA (T = 0) adalah 0,1 gal hingga 1,3 gal
dan periode ulang 2500 tahun atau probabilitas sebesar 2% pada kondisi PGA (T
= 0) adalah 0,1 gal hingga 1,3 gal. Kata kunci : gempabumi, PGA, PSHA, bahaya kegempaan
An analysis of seismic hazards has been carried out on the bedrock of Lampung
Province using the PSHA method. This research was conducted to determine the
maximum value of ground acceleration in bedrock or PGA values for the
Lampung Province region. This analysis of seismic hazard estimation is carried
out by a probabilistic seismic hazard analysis (PSHA) method. In the process of
estimating the influence of earthquakes, the PSHA method principally uses 3
types of earthquake sources, namely the source of background earthquakes,
subduction earthquakes (earthquake subduction) and fault earthquakes (faut). The
calculation of seismic hazard estimation is carried out by using the 2007 USGS
PSHA program. The distribution of seismic hazard values for Lampung Province
in bedrock with a 500 year return period or a 10% probability of PGA conditions
(T = 0) is 0.1 gal to 1, 3 gal and 2500 years return period or a probability of 2% in
PGA conditions (T = 0) is 0.1 gal to 1.3 gal.
Keywords : Earthquake, PGA, PSHA, Seismicity1415051040 Mhd Azri Pangaribuan-2022-03-29T03:07:05Z2022-03-29T03:07:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56400This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/564002022-03-29T03:07:05ZPENGARUH ABU SEKAM SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEJUMLAH
SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR PADA
BETON REAKTIF (REACTIVE POWDER CONCRETE)Kualitas beton dapat ditentukan dari komposisi adukan, jenis bahan, dan cara
perawatan. Beton reaktif adalah salah satu jenis beton mutu tinggi yang komposisinya
mengandung banyak semen dan bahan sangat halus lainnya serta di rawat dengan
cara pemanasan. Abu sekam padi yang mengandung senyawa silika juga berpotensi
untuk bahan adukan beton reakif.
Penelitian ini dilakukan pada variasi prosentase abu sekam sebagai pengganti
sejumlah semen (0%, 10%, 20%, 30%, dan 40%) dan cara perawatan benda uji
prisma 40 x 40 x 160 mm (pemanasan suhu pada 180o, perawatan uap air panas pada
90 o, dan perendaman dalam air). Pengujian kuat lentur pada umur 7 hari dan kuat
tekan pada umur 7 hari dan 28 hari
Hasil pengujian menunjukan bahwa kuat lentur optimum 16, 48 MPa
diperoleh dari komposisi 10% abu sekam dan perawatan uap air panas. Kuat tekan
optimum juga diperoleh dari perawatan uap air panas, namun pada komposisi 30%
abu sekam, yaitu 37,54 MPa umur 7 hari dan 54,44 MPa umur 28 hari. Dengan
demikian abu sekam dapat digunakan untuk bahan pengganti sebagian semen dalam
komposisi beton reaktif dengan perawatan uap air panas.
Kata kunci : beton mutu tinggi, beton reaktif , reactive powder concrete, abu sekam,
kuat tekan, kuat lentur.
The quality of concrete can be determined by mixture composition, type of
material, and treatment method. Reactive powder concrete is one of high quality
performance concrete containing a lot of cement and fine powders which needs a heat
treatment. Rice husk ash containing silica compounds has a potential to be used in
concrete mixtures.
This research was conducted with the percentage variation of rice husk ash
instead of cement (0%, 10%, 20%, 30%, and 40%) and the treatments method were
applied on prism samples with dimension of 40 x 40 x 160 mm (180o heating
temperature, 90 o steam treatment, and water treatment). The flexural strength test
was conducted at 7 days and the compressive strength was tested at 7 days and 28
days.
The test results show that the optimum flexural strength was 16.48 MPa,
obtained from the composition of 10% rice husk ash with steam treatment. The
optimum compressive strength was also obtained by the steam treatment, but on the
composition of 30% rice husk ash, which are 37.54 MPa at 7 days and 54.44 MPa at
28 days. It is concluded that rice husk ash can be used as a substitute for some cement
in the composition of reactive powder concrete with steam treatment.
Keywords: reactive powder concrete, rice husk ash, compressive strength, flexural
strength.1415011098 Mufidah Aulia Annisa-2022-03-29T03:03:18Z2022-03-29T03:03:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56328This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/563282022-03-29T03:03:18ZANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS SEPANJANG JALAN Z.A.
PAGAR ALAM DENGAN METODE MANUAL KAPASITAS JALAN
INDONESIA
(Studi kasus segmen Universitas Lampung sampai dengan Mall Boemi Kedaton)Road facilities aim to accommodate the existing traffic volumes. The designing is
also adjusted to traffic characteristic. However, in fact, the comfort level has not
meet the requirements of the guide book. This problem is indicated by the
slowing down of passing vehichles, the long traffic jam that makes road capacity
along the research road, analyze the level of service category based on the road
density, predict the time traveled of the traffic which then being accommodated
by types of road, degree of saturnation and speed allowed.
Based on the data analysis, the highest traffic jam for traffic volume is in
purnawirawan, then after the analysis throught the traffic volume counted by the
capacity, the highess road density is in University of Lampung, the underpass
project for the degree of saturnation analisys is compared with the on the spot real
time date. And the result is the highest traffic jam in underpass project University
of Lampung which the real time distance traveled is more density than the
distance allowed.
In conclusion, we need review the geometric design of road, because the
geometric design of road is really affect the traffic jam. And we have to re- announced about public transportation, so the vechiles volumewill be desreaswd.
keywords : traffic volumes. Degree of saturnation, speed, road capacity.
Fasilitas Jalan bertujuan membantumengakomodasi volume lalu lintas yang ada.
Dalam perencanaannya juga disesuaikan dengan karakteristik arus lalu lintas. Namun, dalam kenyataannya tingkat kenyamanan jalan belum memenuhi syarat
yang disyaratkan dalam beberapa buku panduan. Hal tersebut ditandai dengan
melambatnya laju kendaraan yang melintas, kemacetan yang cukup panjang yang
menimbulkan kepadatan. Dalam penelitian ini, disimulasikan untuk
membandingkan volume kendaraan dan kapasitas jalan yang ditinjau,
Menganalisis katagori tingkat layan jalan (LevelofService) berdasarkan tingkat
kepadatan pada ruas jalan tersebut, Memperkirakan waktu tempuh arus lalu lintas
yang didapat kemudian ditampung oleh berbagai tipe jalan dalam batas Derajat
kejenuhan atau Degreeof Saturation (DS) dan kecepatan yang diijinkan.
Dari hasil pengumpulan dan analisis data yang didapat untuk volume lalu lintas
tingkat kemacetan tertinggi berada pada titik/ lokasi Purnawirawan, kemudian
setelah analisis melalui volume lalu lintas kemudian dihitung menggunakan
kapasitas, diperoleh kepadatan kendaraan berada di titik / lokasi Universitas
Lampung saat pembangunan underpass untuk batas Derajat kejenuhan atau
Degreeof Saturation (DS). Setelah hasil pengumpulan dan analisi data didapat,
kemudian di compare derngan antara waktu yang didapat dengan data real pada
lapangan. Dan didapatkan hasil compare kemacetan terparah berada di
Universitas Lampung saat pembangunan underpass dimana hasil batas tempuh
waktu real lebih padat di bandingkan dengan waktu ijin.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa perlu adanya peninjauan kembali mengenai
penyusunan letak geometri jalan raya karna tata letak geometri jalan raya juga
sangat mempengaruhi kemacetan yang ditimbulkan dan alternatif transportasi
umum yang perlu digalakan kembali untuk mengurangi volume kendaraan.
Kata kunci : volume lalu lintas,Derajat kejenuhan1215011101 SHARTYKA NOVITASARI-2022-03-29T03:02:53Z2022-03-29T03:02:53Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56344This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/563442022-03-29T03:02:53ZANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI PASAR
TUGU BANDAR LAMPUNGDampak dari pembangunan pusat kegiatan seperti supermarket,
pertokoan, pasar tradisional dan lain-lain memunculkan kebutuhan
terhadap sarana ruang parkir yang memadai untuk menghindari
kemacetan lalu lintas. Parkir merupakan keadaan tidak bergerak suatu
kendaraan yang bersifat sementara. Salah satu bentuk kebutuhan
parkir yaitu di Pasar Tugu Bandar Lampung. Namun karena lahan
parkir yang ada tidak dapat menampung kendaraan sehingga sejumlah
kendaraan diparkir dibahu jalan dan menyebabkan kemacetan di
sekitar pasar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis karakteristik parkir yang terdapat di Pasar Tugu
Bandar Lampung serta menganalisis kapasitas dan kebutuhan ruang
parkir di Pasar Tugu Bandar Lampung.
Hasil dari penelitian ini yaitu akumulasi maksimum kendaraan roda
empat adalah 15 kendaraan sedangkan kendaraan roda dua adalah 116
kendaraan. Untuk rata-rata durasi kendaraan roda empat adalah 19,6
menit sedangkan kendaraan roda dua adalah 18,5 menit. Hasil untuk
tingkat pergantian parkir roda empat adalah 1,1 kend/SRP/jam
sedangkan kendaraan roda dua adalah 1,2 kend/SRP/jam. Kapasitas
maksimum parkir roda empat adalah 31 kend/jam sedangkan
kendaraan roda dua adalah 495 kend/jam. Kebutuhan ruang parkir
untuk Pasar Tugu Bandar Lampung yaitu sebanyak 12 SRP untuk
kendaraan roda empat dan 48 SRP untuk kendaraan roda dua.
Kata kunci : parkir, akumulasi parkir, durasi parkir, tingkat pergantian
parkir, kapasitas parkir, kebutuhan parkir.
The impact of the construction activity centers such as supermarkets,
shops, traditional markets and others raises the need for adequate
parking space facilities to avoid traffic congestion. Parking is an
immovable state of a vehicle that is temporary. One form of parking
needs is in Pasar Tugu Bandar Lampung. However, because the
existing parking area cannot accommodate the vehicle, a number of
vehicles are parked along the road and causes congestion around the
market. The purpose of this study was to find out and analyze the parking
characteristics in Pasar Tugu Bandar Lampung and to analyze the
capacity and parking spaces needs in Pasar Tugu Bandar Lampung.
The results of this study are the maximum accumulation of car is 15
vehicles while motorcycle are 116 vehicles. For the average duration
of car is 19.6 minutes while motorcycle are 18.5 minutes. The results
for the turnover of car parking are 1.1 vehicles/SRP/hour while
motorcycle are 1.2 vehicles/SRP/hour. The maximum capacity of car
parking is 31 vehicles/hour while motorcycle are 495 vehicles/hour.
The parking space needs for Pasar Tugu Bandar Lampung is as much
as 12 SRP for cars and 48 SRP for motorcycles. Keywords: parking, accumulated parking, parking duration, parking
turnover, parking capacity, parking needs.1415011131 ROYADJI DARMA-2022-03-29T03:01:43Z2022-03-29T03:01:43Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56367This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/563672022-03-29T03:01:43ZKARAKTERISTIK PERILAKU PERJALANAN
APARATUR SIPIL NEGARA DILINGKUNGAN KANTOR
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNGPerkantoran merupakan representasi dari zona tarikan dan bangkitan
kendaraan. Perilaku perjalanan dari Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi salah
satu penyebab permasalahan transportasi yang terjadi. Kondisi ini menjadi ide
untuk meneliti aktivitas para pegawai yang berpengaruh terhadap zona bangkitan
dan tarikan yang terjadi di lingkungan Kantor Pemerintah Kota Bandar Lampung.
Penelitian ini memfokuskan tentang karakteristik dan perilaku perjalanan
dari Aparatur Sipil Negara di Kantor Pemerintah Kota Bandar Lampung dengan
tata guna lahan yang ada. Pengambilan data dilakukan dengan metode
wawancara/interview. Adapun analisis yang digunakan adalah analisis tabulasi
silang (crosstab) deskrptif.
Dari hasil penelitian didapatkan persentase moda perjalanan yang
digunakan Aparatur Sipil Negara yaitu sepeda motor 59,17 %; mobil pribadi
25,00 %; dan angkutan umum 15,83 %. Faktor yang paling berpengaruh terhadap
perilaku Aparatur Sipil Negara lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi
dibanding kendaraan umum yaitu waktu dan jarak tempuh. Bangkitan dan tarikan
perjalanan terbesar terjadi pada kecamatan Teluk Betung Utara dengan nilai
bangkitan sebesar 48,79% dan tarikan sebesar 49,35%.
Kata Kunci: Kantor Pemerintah Kota, Moda Perjalanan, Tarikan dan bangkitan,
Bandar Lampung
The office is a representation of the trip distribution. Travel behavior of
the State Civil Apparatus (ASN) is one of the causes of transportation problems
that occur. This condition is an idea to examine the activities of employees who
have an influence on the productions and attraction zones that occur in Bandar
Lampung Government Office.
This research focuses on the characteristics and travel behavior of the State
Civil Apparatus in Bandar Lampung Government Office with the existing land
use. Data is collected by interview method. The analysis used is a descriptive
crosstab analysis.
From the results of the research, the percentage of the mode of travel used
by the State Civil Apparatus is motorcycle, 59.17%; personal car 25.00%; and
public transportation 15.83%. The most influential factor on the behavior of the
State Civil Apparatus prefers to use personal vehicles compared to public
vehicles, are time and distance traveled. The biggest production and attraction trip
is in North Teluk Betung sub-district with the value of production is 48.79% and
the attraction is 49.35%.
Keywords: City Government Office, Mode of Travel, Trip Generation, Bandar
Lampung1215011090 RESKI TAHA-2022-03-29T03:01:16Z2022-03-29T03:01:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56372This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/563722022-03-29T03:01:16ZANALISIS PERBEDAAN DALAM METODE BASEFLOW SOFTWARE
HEC-HMS UNTUK PREDIKSI HIDROGRAF BANJIR SUNGAI WAY
SEKAMPUNG STASIUN KUNYIRWater is one of the main needs in human life. The source of the spring that is most
easily found is the river found in the river basin. Baseflow is the main water
supply for rivers during the dry season, where the availability of water in the river
is very limited due to the lack of input from rain water. Conversely, during the
rainy season, the estimated baseflow rate is important because it can potentially
produce floods. To do watershed management, rain flow modeling is needed. One
of them is the HEC-HMS model. In this study using three types of methods
provided by HEC-HMS in determining the base flow, namely the constant
monthly method, the recession method, and the bounded recession method (HEC- HMS Technical Reference Manual, 2000: 75). The use of these three methods is
carried out in order to know the differences in the baseflow method in the HEC- HMS software, so that it can determine the baseflow method that is suitable for
modeling rainfall flow on the Way Sekampung watershed at the Kunyir station.
From the results of the analysis, the constant monthly method produces a
deviation of 45.83%. This can be caused by one of them due to the influence of
the basis flow parameters per month which produces a relatively constant peak
discharge from the 2-year return period to the 50-year return period. The recession
method produces a deviation of 8.96%. The concept used in this method illustrates
the inheritance model to represent baseflow. This method is the most optimal used
in the Way Sekampung watershed at Kunyir station because it shows the peak
discharge results that are closest to the measured discharge value. The result of the
deviation of the bounded recession method is 10.94%. The calculation concept is
the same as the recession method, the difference being that this method applies a
monthly flow limit.
Keywords: Baseflow, Way Sekampung, HEC-HMS
Air merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Sumber
mata air yang paling mudah ditemui adalah sungai yang terdapat pada Daerah
Aliran Sungai (DAS). Baseflow merupakan penyuplai air utama pada sungai saat
musim kemarau, dimana ketersediaan air di sungai sangat terbatas dikarenakan
minimnya input dari air hujan. Sebaliknya pada saat musim hujan, perkiraan
besarnya aliran dasar menjadi penting karena dapat berpotensi menghasilkan
banjir. Untuk melakukan pengelolaan DAS diperlukan pemodelan hujan aliran.
Salah satunya adalah model HEC-HMS. Pada penelitian ini menggunakan tiga
macam metode yang disediakan HEC-HMS dalam penentuan baseflow, yaitu
metode constant monthly, metode recession, dan metode bounded recession (HEC- HMS Technical Reference Manual, 2000:75). Penggunaan ketiga metode tersebut
dilakukan agar diketahui perbedaan metode baseflow pada software HEC-HMS,
sehingga dapat menentukan metode baseflow yang cocok untuk pemodelan hujan
aliran pada DAS Way Sekampung stasiun Kunyir. Dari hasil analisis, metode
constant monthly menghasilkan deviasi sebesar 45,83 %. Hal ini dapat disebabkan
salah satunya karena pengaruh parameter aliran basis per bulan yang
menghasilkan debit puncak relatif konstan yaitu dari kala ulang 2 tahun sampai
kala ulang 50 tahun. Metode recession menghasilkan deviasi sebesar 8,96 %.
Konsep yang digunakan pada metode ini menggambarkan model penurunan untuk
mewakili baseflow. Metode ini paling optimal digunakan pada DAS Way
Sekampung stasiun Kunyir karena menunjukkan hasil debit puncak yang paling
mendekati nilai debit terukur. Hasil deviasi metode bounded recession yaitu 10,94
%. Konsep perhitungannya sama dengan metode recession, yang membedakan
yaitu pada metode ini diberlakukan batas aliran per bulan.1515011022 RESTIKA PUTRI-2022-03-29T02:58:29Z2022-03-29T02:58:29Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56388This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/563882022-03-29T02:58:29ZANALISIS RISIKO PROYEK KONSTRUKSI
STUDI KASUS BENDUNGAN WAY SEKAMPUNG PAKET 2
DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT
ANALYSIS DAN DOMINOProyek pembangunan Bendungan Way Sekampung merupakan salah satu proyek
besar yang ada di provinsi Lampung. Dalam pembangunan Bendungan Way
Sekampung terdapat risiko pekerjaan yang terlibat dalam pelaksanaannya. Menurut
PMBOK (Project Management Body of Knowledge), risiko yang terdapat dalam
suatu proyek dapat dikendalikan melalui manajemen risiko. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengidentifikasi serta menganalisis risiko tertinggi pada proyek
pembangunan Bendungan Way Sekampung Paket 2. Data didapatkan melalui
kuesioner yang dikembangkan berdasarkan studi literatur. Responden ditentukan
melalui penerapan metode purposive sampling. Berdasarkan Failure Mode and
Effect Analysis (FMEA), didapatkan tiga risiko tertinggi yaitu pekerjaan beton pada
bangunan pengelak, pekerjaan galian terowongan dan pekerjaan dewatering.
Dilakukan fishbone analysis guna menentukan faktor – faktor risiko yang
mendasar. Selanjutnya dilakukan metode Domino untuk dapat mengetahui respon
serta upaya penanganan risiko tersebut.
Kata Kunci: Manajemen Proyek, Manajemen Risiko, Failure Mode and Effect
Analysis, Domino.
The Way Sekampung Dam construction project is one of the major projects in the
province of Lampung. There are several risk involved in the construction of the
project. According to Project Management Body of Knowledge (PMBOK), the risks
contain in a project can be controlled through risk management. The purpose of
this research is to identify and analyze the highest risks in the Way Sekampung Dam
Package 2 construction project. The data was gathered through a questionnaire
that was developed based on previous similar studies. The respondents was
recruited based on a purposive sampling method. Based on Failure Mode and
Effect Analysis (FMEA) method, it can be concluded three highest occupational
risk, namely concrete work in diversion building, tunnel excavation and dewatering
work. Subsequently, a fishbone analysis was carried out to determine the basic risk
factors. After that a Domino method was utilized to find out the response and efforts
to handle those risks.
Keywords: Project Management, Risk Management, Failure Mode and Effect
Analysis, Domino1345011020 M. RIZQIKA AFTORTU-2022-03-29T02:55:42Z2022-03-29T02:55:42Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56393This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/563932022-03-29T02:55:42ZANALISIS FAKTOR KECELAKAAN LALU LINTAS PADA RUAS
JALAN TARAHAN LAMPUNG SELATANTujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor penyebab kecelakaan lalu
lintas menggunakan analisis korelasi dengan bantuan program SPSS dan
menganalisis hubungan antara karakteristik kecelakaan terhadap kelengkapan
fasilitas keselamatan jalan seperti rambu lalu lintas, marka jalan, lampu
penerangan pada Ruas Jalan Tarahan. Data sekunder didapatkan melalui pihak
Ditlantas Polda Lampung berupa data kecelakaan per bulan dari tahun 2014-2018
kemudian dari pihak Perencana dan Pengawasan Jalan Nasional data yang didapat
berupa data geometrik ruas Jalan Tarahan tahun 2019. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa masih banyak fasilitas keselamatan jalan yang terdapat di ruas
Jalan Tarahan yang kurang memadai seperti masih ada di beberapa titik yang
lampu penerangan jalan tidak berfungsi, marka jalannya hilang, dan minimnya
jalur penyelamat. Dari segi kondisi geometrik jalan pada Ruas Jalan Tarahan
memiliki kemiringan maksimum melebihi standar Bina Marga yaitu sebesar
10,83%, hal tersebut berpengaruh terhadap kecelakaaan lalu lintas. Karakteristik
kecelakaan berdasarkan faktor penyebab kecelakaan yang paling sering terjadi
yaitu karna faktor kendaraan sebesar 46,7% dengan hasil analisis korelasi sebesar
,943* signifikansi ,016, dan tipe kecelakaan yang sering terjadi yaitu kecelakaan
tunggal sebesar 35,5% dengan hasil analisis korelasi ,934* signifikansi ,020.
The purposes of this study were to analyze the factors causing of the traffic
accident using correlation analysis with SPSS program and analyze the
relationship between the characteristics of accidents and road safety facilities such
as road signs, road markings, and lighting lights the road of Tarahan. The
secondary data were obtained from the Ditlantas Polda Lampung in the form of
accident data per month from 2014-2018. Then from National Road Planning and
Supervision were obtained form of geometric data for the Tarahan Road in 2019. The results showed that there were still inadeguate road safety facilities on the
Tarahan road, such as lighting, road markings and rescue path. In terms of the
geometric conditions of the Tarahan Road it has a maximum slope exceeding the
Bina Marga standard of 10,83%, it affects traffic accidents. The characteristics of
accidents based on the factors that cause the accidents were vechicle factors
(46,7%) with the result of correlation analysis of ,943* significance ,016. The
types of accidents were are single accidents (35,5%) with the result of correlation
analysis of ,934* significance ,020. Keywords: Accident Characteristics, Correlation, Road Safety Facilities1415011097 MEGALENSI KHOLBUNIAH-2022-03-28T20:29:16Z2022-03-28T20:29:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56379This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/563792022-03-28T20:29:16ZKAJIAN EFEKTIVITAS RUTE LAYANAN BRT KORIDOR
RAJABASA-PANJANGSalah satu bentuk pelayanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat
adalah pelayanan jasa angkutan. Angkutan merupakan kegiatan
perpindahan orang dan barang dari satu tempat (asal) ke tempat lain
(tujuan) dengan menggunakan sarana kendaraan. Salah satu angkutan
umum yang ada di Bandar Lampung adalah BRT koridor Rajabasa- Panjang. Namun karena kurangnya minat masyarakat untuk
menggunakan kendaraan umum khusus nya BRT sehingga dari tujuh
koridor hanya satu saja yang beroperasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
Efektivitas dari Rute Layanan Angkutan BRT koridor Rajabasa- Panjang dengan pengaruh efektifvitas yang diukur berdasarkan
frekuensi layanan, load factor, head way, kecepatan perjalanan, dan
ketepatan waktu keberangkatan yang telah distandarkan sebagai
indikator kinerja pelayanan.
Hasil dari penelitian ini yaitu kecepatan rata-rata yang dijalani BRT
rute Rajabasa-Panjang yaitu 26,25 km/jam, dan dari rute Panjang- Rajabasa adalah 27,87 km/jam. Untuk nilai rata-rata Load Factor
pada rute Rajabasa-Panjang adalah 38,23 % dan pada rute Panjang- Rajabasa adalah 38,80 %. Dari hasil data yang telah didapatkan yaitu
nilai Time Headway didapatkan sebesar 16,5 menit dan nilai frekuensi
layanan yaitu sebesar 4 kendaraan/jam. Cycle Time rata-rata pada
BRT terdapat pada hari Senin dan Jumat yaitu sebesar 2 jam 49 menit
dan untuk hari Sabtu hanya 2 jam 28 menit. Kebutuhan jumlah armada
bus didapatkan hasil yaitu 10 unit untuk satu kali siklus.
Kata kunci : load factor, time headway, frekuensi layanan, kecepatan,
kebutuhan armada, evektivitas bus.
One form of public service needed by the community is transportation
services. Transport is the activity of moving people and goods from
one place (origin) to another place (destination) by means of vehicles.
One of the public transportations in Bandar Lampung is the BRT
Rajabasa-Panjang corridor. However, due to the lack of interest of the
community to use public vehicles specifically for BRT, only one of
the seven corridors operated.
The purpose of this study was to determine and analyze the
effectiveness of BRT Transport Service Routes in the Rajabasa- Panjang corridor with the effect of effectiveness measured by service
frequency, load factor, head way, travel speed, and standardized
departure time as service performance indicators.
The results of this study are the average speed of BRT Rajabasa- Panjang route, which is 26.25 km / hr, and from Panjang-Rajabasa
route is 27.87 km / hr. For the average value of Load Factor on the
Rajabasa-Panjang route is 38.23% and on the Panjang-Rajabasa route
is 38.80%. From the results of the data obtained, the Time Headway
value is obtained at 16.5 minutes and the value of service frequency is
equal to 4 vehicles / hour. The average cycle time on BRT is Monday
and Friday, which is 2 hours 49 minutes and Saturday is only 2 hours
28 minutes. The number of bus fleets needed is 10 units for one cycle.
Keywords: load factor, time headway, service frequency, speed, fleet
requirements, bus effectiveness.1415011133 SITI RAHMANI-2022-03-26T12:39:10Z2022-03-26T12:39:10Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56405This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/564052022-03-26T12:39:10ZANALISIS DAN PERENCANAAN PONDASI TIANG BORED PILE
PADA JEMBATAN JALUR GANDA KERETA API WAY PENGUBUAN
KABUPATEN LAMPUNG TENGAHIndonesia memiliki sumber cadangan batubara yang cukup besar, akan tetapi baru
sedikit bahkan sangat sedikit yang dapat dieksploitasikan. Potensi batubara yang
dimiliki Provinsi Sumatera Selatan diketahui mencapai sekitar 85% dari total
cadangan yang terkandung dalam bumi Sumatera, atau sekitar 22,24 milyar ton.
Artinya, sekalipun penambangannya dimaksimalkan hingga 50 juta ton
pertahunnya, batubara tidak akan habis ditambang selama 200 tahun.
Untuk memaksimalkan potensi batubara yang tersedia maka dibutuhkan moda
dari kereta api, namun untuk saat ini moda yang digunakan untuk menggambil
batubara tersebut hanya ada satu yang digunakan untuk mengangkut batu bara
tersebut dari Tarahan – Tanjung Enim atau sebaliknya.
Maka untuk memaksimalkan potensi batubara tersebut Kementerian Perhubungan
melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian merencanakan pembangunan jalur
ganda kereta api antara Tarahan – Tanjung Enim, salah satu jalan tersebut ada
yang melalui sungai maka dibutuhkan suatu jembatan untuk memudahkan
perjalanan kereta api untuk mengangkut batubara tersebut.
Jembatan kereta api yang dibuat tersebut tertelak di KM132 way pengubuan
propinsi lampung tengah, dalam pembuatan jembatan ini perlu dianalisis daya
dukung pondasi, agar dapat menahan beban dari struktur atas maupun kereta api.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa analisis nilai daya dukung ijin tiang
sebesar 1700 kN lebih besar dari daya dukung maksimum yang membebani tiang
sebesar 1508,93 kN sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur bawah jembatan
mampu menahan beban dari struktur atasnya.
Kata kunci : analisis, batubara, jembatan, daya dukung.
Indonesia has considerable coal reserves, but only a few or even very few can be
exploited. The potential of coal owned by South Sumatra Province is known to
reach around 85% of the total reserves contained in Sumatra, or around 22.24
billion tons. This means that even though mining is maximized to 50 million tons
per year, coal will not be mined for 200 years.
To maximize the potential of available coal, modes are needed from the train, but
for now there is only one mode used to extract coal from it to transport coal from
Tarahan - Tanjung Enim or vice versa.
So to maximize the coal's potential, the Ministry of Transportation through the
Directorate General of Railways plans to build a double track railway line
between Tarahan - Tanjung Enim, one of the roads going through the river is
needed a bridge to facilitate the train journey to transport the coal.
The railroad bridge that was built was located in KM132 in the burial way of
Central Lampung Province. In this bridge construction, the carrying capacity of
the foundation needs to be analyzed so that it can withstand the burden of the
upper structure and the train.
From the results of the study showed that the analysis of the carrying capacity of
the permit pile of 1700 kN was greater than the maximum carrying capacity that
burdened the pile of 1508.93 kN so that it could be concluded that the structure
under the bridge was able to withstand the load from the upper structure.
Keywords: analysis, coal, bridge, carrying capacity.1215011072 MUHAMAD ADITYA PRATAMA HENDRI-2022-03-26T12:39:07Z2022-03-26T12:39:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56410This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/564102022-03-26T12:39:07ZSTUDI KINERJA GEDUNG EMPAT TINGKAT TERHADAP BEBAN
GEMPA DENGAN METODE STATIK PUSHOVERRumah sakit merupakan salah satu fasilitas masyarakat yang termasuk
bangunan penting kategori IV sehingga dibutuhkan perencanaan
struktur tahan gempa dimana bangunan harus tetap berdiri setelah
diberikan beban gempa rencana. Analisis pushover merupakan salah
satu metode yang digunakan untuk menganalisis beban gempa guna
mengetahui perilaku keruntuhan bangunan. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis level kinerja struktur, gaya geser dasar
maksimum yang ditahan struktur, pola keruntuhan dan tingkat
daktilitas struktur akibat beban gempa
Berdasarkan hasil analisis, didapatkan nilai target displacement
dengan metode FEMA-356 sebesar 251,6 mm untuk arah-x dan 210,6
mm arah-y sedangkan dengan metode ATC-40 didapatkan nilai
322,027 mm untuk arah-x dan 229,491 mm untuk arah-y. Level
kinerja yang dihasilkan dari kedua metode tersebut adalah damage
control dimana resiko korban jiwa manusia sangat kecil, kerusakan
yang terjadi masih dapat diperbaiki dan bangunan masih mampu
menahan beban gempa rencana yang terjadi. Gaya geser dasar
maksimum adalah 7824 kN dengan displacement maksimum 239,861
mm. Mekanisme keruntuhan struktur menunjukan mekanisme strong
column weak beam. Tingkat daktilitas struktur bangunan berdasarkan
SNI 1726:2002 adalah daktail parsial dengan nilai R aktual 4,07.
Kata kunci : analisis pushover, damage control, daktilitas.
The hospital is one of the public facilities that is included in an
important category IV building so that earthquake resistant structure
design is needed where the building must remain standing after being
given the burden of the earthquake design. Pushover analysis is one of
the methods used to analyze earthquake loads in order to determine
the structural collapse behavior of earthquake loads. The purpose of
this study is to determine and analyze the level of structural
performance, the maximum base shear force held by the structure, the
collapse pattern and the level of structural ductility due to earthquake
loads.
Based on the analysis results, the target displacement value obtained
by the FEMA-356 was 251.6 mm for the x-axis and 210.6 mm for the
y-axis while the ATC-40 obtained a value of 322.027 mm for the x- axis and 229.491 mm for the y-axis. The level of performance
produced by the two methods was damage control where the risk of
human casualties was very small, the damage that occurs can still be
repaired and the building is still able to withstand the burden of the
designed earthquake. The maximum basic shear force is 7824 kN with
a maximum displacement of 239.861 mm. The structure collapse
mechanism has strong column weak beam mechanism. The ductility
level of building based on SNI 1726:2002 was a partial ductile with
the actual reduction factor, R was 4.07.
Keywords: pushover analysis, damage control, ductility.1415011099 MUHAMAD RIDHO SAPUTRA-2022-03-26T12:39:04Z2022-03-26T12:39:04Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56413This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/564132022-03-26T12:39:04ZSTUDI ANALISIS DEFORMASI TANAH SERTA ANALISIS
KAPASITAS HORIZONTAL ULTIMATE DAERAH ULUBELUUntuk memaksimalkan sumber daya alam yang berada di Kecamatan Ulubelu, Kabupaten
Tanggamus, Provinsi Lampung berencana membangun konstruksi pipa di daerah tersebut.
Dikarenakan Pemerintah Provinsi Lampung mengklaim daerah tersebut memiliki potensi panas
bumi besar, daerah tersebut mempunyai potensi panas bumi sebesar 2.867 MW atau 10% dari
total potensi panas bumi Indonesia. Untuk membangun pipa panas bumi diperlukan menghitung
besarnya horizontal ultimate, deformasi, dan faktor aman pada daerah pipa gas lereng cluster E- R1 dengan menggunakan program metode elemen hingga dan perhitungan manual.
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah dengan menggunakan program metode
elemen hingga yang digunakan untuk menghitung safety factor dan deformasi tanah. Lalu
dilakukan perhitungan horizontal ultimate dengan metode brooms yang akan disimulasikan
pergerakan lerengnya.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada penelitian ini, perhitungan menggunakan
program metode elemen hingga, angka aman terbesar terdapat pada borehole-05 dengan angka
aman 327,42 dan angka aman terkecil terdapat pada borehole-10 dengan angka aman 1,0989.
Untuk perhitungan menggunakan program metode elemen hingga untuk mencari angka
deformasi total tanah, deformasi tanah terbesar terdapat pada borehole-10 dengan angka sebesar
3,8635 meter dan deformasi tanah terkecil terdapat pada borehole-02 dengan angka sebesar
0,8404 meter. Pada perhitungan Horizontal Ultimit (Hu) dengan metode broms, Horizontal
Ultimit terbesar terdapat pada borehole-10 dengan angka sebesar 126,79 ton dan Horizontal
Ultimit terkecil terdapat pada borehole-09 dengan angka sebesar 0,6 ton.
Kata Kunci : Metode Elemen Hingga, Metode Broms , Metode Meyerhoff , Safety Factor Faktor
Aman , Deformasi tanah , Horizontal Ultimit , Lereng.
To maximize natural resources in Ulubelu Subdistrict, Tanggamus Regency, Lampung Province,
plans to build a pipe construction in the area. Because the Lampung Provincial Government
claims the area has a large geothermal potential, the area has a geothermal potential of 2,867
MW or 10% of Indonesia's total geothermal potential. To build a geothermal pipeline, it is
necessary to calculate the horizontal ultimate, deformation, and safety factor in the E-R1 cluster
gas pipe slope area using the finite element method program and manual calculations.
In this study, the method used is finite element method program which is used to calculate the
safety factor and soil deformation. Then calculating the horizontal ultimate value with brooms
method which will simulate the movement of the slope.
Based on calculations that have been carried out in this study, calculations using the finite
element method program, the largest safety factor is in borehole-05 with 327.42 safety factor and
the smallest safety factor is in borehole-10 with 1.0989 safety factor. For calculations using the
finite element method program to find the total soil deformation, the largest soil deformation is
in borehole-10 with a figure of 3.8635 meters and the smallest soil deformation is in borehole-02
with a figure of 0.8404 meters. In the calculation of the Horizontal Ultimite (Hu) using the broms
method, the largest Horizontal Ultimit is in borehole-10 with a figure of 126.79 tons and the
smallest Horizontal Ultimit is in borehole-09 with a figure of 0.6 tons.
Keywords: Finite Element Method, Broms Method, Meyerhoff Method, Safety Factor, Soil
Deformation, Horizontal Ultimit, Slope.1345011022 MUHAMMAD DIEGO ARIFIN-2022-03-26T12:38:58Z2022-03-26T12:38:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56415This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/564152022-03-26T12:38:58ZANALISIS DESAIN GEOMETRIK
FLY OVER PRAMUKA – INDRA BANGSAWANAs the capital city of Lampung Province, traffic density in Bandar Lampung City
cannot be avoided. Due to the density of existing traffic flow, transportation
facilities need to be improved. Transportation facilities improve can be done with
many examples of traffic engineering, like make an intersections, roundabout,
underpasses, flyovers, etc. In the Pramuka traffic area, the government took the
decision to make a fly over. The construction of fly over Pramuka – Indra
Bangsawan impressed not pay attention to the applicable geometric standard of
urban roads, so it needs to be evaluated to find out the safe speed to cross on it. The
research method is by first searching for the ideal radius length after that searching
for the ideal arch length which will be compared with the existing arch length. The
result, a safe passing speed when crossing the fly over is 18 km / h (full circle) and
16 km / h (spiral-spiral), and at the cross over fly over is 12 km / h (full circle) and
8 km / h (spiral-spiral). Speed requirements for urban road plans are 30 - 50 km /
h, so it can be concluded that the construction of fly-over pramuka - indra
bangsawan has not met the applicable urban road planning standards.
Keywords: Traffic density, Transportation facilities, Fly over, Speed
Sebagai ibu kota Provinsi Lampung, kepadatan lalu lintas di dalam Kota Bandar
Lampung tidak dapat dihindari. Akibat kepadatan arus lalu lintas yang ada maka
dibutuhkan peningkatan sarana transportasi. Peningkatan sarana transportasi dapat
dilakukan melalui banyak contoh rekayasa lalu lintas, antara lain pembuatan
simpang, bundaran (round-about), underpass, flyover, dan lain-lain. Pada lalu lintas
di daerah Pramuka pemerintah kota mengambil keputusan untuk membangun
flyover untuk mengurai kemacetan di daerah tersebut. Di dalam pembangunan fly
over Pramuka – Indra Bangsawan terkesan dibangun tanpa memperhatikan faktor
keselamatan dan standar perencanaan geometri jalan raya yang berlaku, sehingga
perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui kecepatan aman untuk melintas
diatasnya. Metode penelitian yang dilakukan dengan mencari terlebih dahulu
panjang jari – jari ideal setelah itu mencari panjang lengkung ideal yang akan
dibandingkan dengan panjang lengkung eksisting. Hasilnya, kecepatan melintas
yang aman saat melintas fly over yaitu 18 km/jam (full circle) dan 16 km/jam
(spiral-spiral), dan di simpang fly over yaitu 12 km/jam (full circle) dan 8 km/jam
(spiral-spiral). Syarat kecepatan rencana jalan perkotaan adalah 30 – 50 km/jam,
sehingga dapat disimpulkan pembangunan fly over Pramuka – Indra Bangsawan
belum memenuhi standar perencanaan jalan perkotaan yang berlaku.
Kata kunci : Kepadatan Arus, Sarana Transportasi, Fly Over, Kecepatan.1415011105 MUHAMMAD RIDHO UTOMO-2022-03-26T12:38:55Z2022-03-26T12:38:55Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56419This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/564192022-03-26T12:38:55ZSTUDI ANALISIS DESAIN PONDASI AKIBAT BEBAN STATIS PIPA PANAS BUMI
DAN ANALISIS STABILITAS LERENG PADA CLUSTER J-I PERTAMINA
GEOTHERMAL ENERGY ULUBELU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM
ANALISIS KOMPUTASIKecamatan ulubelu yang terletak di kabupaten tanggamus merupakan salah satu daerah di
indonesia dengan potensi panas bumi sebesar 2.867 MW atau 10% dari total potensi panas
bumi di indonesia. Pemerintah berencana membangun pipa panas bumi dengan tujuan untuk
memaksimalkan potensi yang terdapat di kecamatan ulubelu. Untuk membangun pipa panas
bumi yang dapat bertahan lama, diperlukan perhitungan faktor aman pada tanah supaya
pondasi dari pipa panah bumi tahan terhadap beban yang akan diletakkan diatasnya.
Pada penelitian ini dilakukan perhitungan untuk mendapatkan faktor aman pada tanah serta
beban statis yang terdapat pada 5 titik borehole di cluster J-I Wilayah Ulubelu, yang dihitung
dengan aplikasi geostudio slope/w 2012 dengan metode fellenius, bishop, dan janbu serta
dengan metode terzaghi, meyerhoff, dan bowles. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada penelitian ini, pada 5 borehole yang
terdapat di cluster J-I PGE wilayah Ulubelu, faktor aman terbesar ialah sebesar 4,357 pada
metode bishop, serta angka faktor aman sebesar 3,516 pada metode bowles. Dari hasil
perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa panjang tiang pondasi dan beban
yang akan diletakkan diatas tanah dapat meningkatkan atau menurunkan angka faktor aman
itu sendiri.
Kata Kunci: Beban Statis, Faktor Aman, Metode Fellenius, Metode Janbu, Metode Bishop,
Metode Terzaghi, Metode Meyerhoff, Metode Bowles, Program Analisis Komputasi.
Ulubelu sub-district located in Tanggamus district are one of the regions in Indonesia with a
geothermal potential of 2,867 MW or 10% of the total geothermal potential in Indonesia. The
government plans to build a geothermal pipeline with the aim of maximizing the potential
found in the Ulubelu sub-district. To build a geothermal pipe that can last a long time, it is
necessary to calculate the safety factor on the ground so that the foundation of the earth's
arrow pipe is resistant to the load that will be placed on it.
In this study, calculations were made to obtain a safety factor on the soil and static load at 5
borehole points in the J-I cluster Ulubelu Region, calculated using computational analysis
program with the fellenius, bishop, and janbu method, and also using terzaghi, meyerhoff, and
bowles method.
Based on the results of calculations carried out in this study, in 5 boreholes found in the PGE
J-I cluster in the Ulubelu region, the biggest safety factor was 4.357 in the bishop method,
and the safety factor number was 3.516 in the bowles method. From the results of
calculations that have been done, it can be concluded that the length of the foundation pile
and the load to be placed on the ground can increase or decrease the number of the safety
factor itself.
Keywords: Static Load, Safety Factor, Fellenius Method, Janbu Method, Bishop Method,1315011084 MUHAMMAD RIZKI A-2022-03-26T12:38:48Z2022-03-26T12:38:48Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56427This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/564272022-03-26T12:38:48ZANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA
PROYEK PEMBANGUNAN KERETA API
JALUR GANDA ANTARAProvinsi Jawa Barat dikenal sebagai salah satu pusat perekonomian Indonesia dengan
kekayaan utama di sektor pertanian dan perternakan. Salah satu daerah di Provinsi
Jawa Barat penghasil terbesar dari sektor-sektor tersebut adalah Kabupaten Bandung
yang dilintasi oleh jalur kereta api. Sistem transportasi KA di Kabupaten Bandung
sudah menjelma sebagai sarana transportasi umum utama, baik untuk pengangkutan
barang maupun penumpang. Dengan keunggulan dan potensi moda transportasi KA,
terlebih lagi untuk mendukung upaya pemerintah mengoptimalkan perekonomian
Kabupaten Bandung, maka pemerintah berencana membangun jalur KA ganda lintas
Gedebage-Cicalengka. Untuk mepermudah transportasi dan menambah kapasitas
lintas akan dibangun jalur ganda kereta api pada Gedebage - Cicalengka.
Analisis yang dilakukan terkait rencana pembangunan kereta ini adalah analisis
finansial dengan meninjau NPV (Net Present Value), BCR (Benefit Cost Ratio), dan
IRR (Economic Internal Rate of Return) untuk mengetahui layak atau tidaknya kereta
ini direalisasikan. Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa tarif kereta
Rancaekek – Cicalengka, data pengoperasian kereta Bandung-Cicalengka, tarif dry
port pada stasiun Gedebage, volume arus petikemas Gedebage, dan data Inflasi Bank
Indonesia tahun 2004 sampai 2018. Skenario yang paling menguntungkan terdapat pada skenario 4, 8, dan 12 dengan
nilai BCR 2,13 , 1,86 , dan 1,22. Dan nilai NPV berturut-turut sebesar Rp
229.838.227.622, Rp 174.619.472.560, Rp 44.386.116.874. Dan nilai IRR nya dari
skenario tertinggi berturut- turut adalah 11,65%, 11,77%, 12,26%.
Kata kunci: Analisis Finansial, Kerta Api, Transportasi
West Java Province is known as one of the Indonesia economic center in animal
farming and agriculture sector. One of the biggest production place in West Java
Province is in Bandung City that crossed by railway track. Railway system in
Bandung City has become the main transportation system, both for passengers and
container. With superiority and potency of railway transportation modes, moreover
is to support government effort to optimize the economy of Bandung City to build
double track railway conecting Gedebage and Cicalengka.
A analysis related to this project is financial terms by exploring the NPV (Net
Present Value), BCR (Benefit Cost Ratio), and IRR (Economic Internal Rate of
Return) to more detail whether this project is feasible or not. The data used are
secondary data which are Rancaekek to Cicalengka line train rate, Operation data
of Bandung to Cicalengka, Dry port rate of Cicalengka station, Current volume of
Gedebage container, and Inflation Data of Indonesia Bank from 2004 to 2008.
The most profitable scenario are in 4, 8, and 12 schemes with BCR value of 2,13,
1,86, and 1,22. And NPV value Rp 229.838.227.622, Rp 174.619.472.650, and Rp
44.386.116.872. And IRR value from the highest scenario are 11,65%, 11,77%, and
12,26% respectively. Keyword: Financial Analysis, Railway, Transportation1415011060 FAZLINA AMALIA SUNES-2022-03-26T12:38:40Z2022-03-26T12:38:40Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56431This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/564312022-03-26T12:38:40ZTINJAUAN TINGKAT KINERJA SIMPANG TIDAK BERSINYAL PADA
PERSIMPANGAN JALAN JENDRAL SUPRAPTO-JALAN S. PARMAN,
BANDAR LAMPUNGDengan meningkatnya jumlah penduduk serta meningkatnya jumlah
kepemilikan kendaraan pribadi akan menyebabkan permasalahan
lalu lintas dikarnakan banyaknya pergerakan mobilitas masyarakat
salah satunya terjadi pada persimpangan. Bandar Lampung termasuk
dalam kota berkembang yang mengalami permasalahan tersebut. Salah satu simpang di Bandar Lampung yang akan ditinjau adalah
simpang empat lengan tak bersinyal Jalan Jendral Suprapto–S.
Parman. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi dan
membandingkan kinerja persimpangan Jalan Jendral Suprapto-S.
Parman. Maka didapatkan hasil dari analisis menggunakan KAJI yaitu
kapasitas (C) 2735 smp/jam, derajat kejenuhan (DS) 1,12, tundaan
simpang (D) 43,01 detik/smp dan peluang antrian (QP%) 60% - 122% dengan tingkat pelayanan C. Analisis dengan program PTV
VISSIM mengalami tundaan 3,35 detik/smp (Utara), 5,4 detik/smp
(Barat), 68,29 detik/smp (Selatan), 33,89 detik/smp (Timur),
sedangkan untuk panjang antrian 31,68 m (Utara), 23,98 m (Timur),
190,3 m (Selatan) dan 31,13 m (Barat) dengan tingkat pelayanan B.
Sedangkan hasil dari analisis Teori Antrian mengalami tundaan 49
detik/smp (Utara), 39,2 detik/smp (Barat), 72,8 detik/smp (Selatan)
124 detik/smp (Timur), sedangkan untuk panjang antrian 50 m
(Utara), 63 m (Timur), 40 m (Selatan) dan 25 m (Barat) dan terakhir
untuk uji kesamaan panjang antrian pada software VISSIM dan
Teori antrian berdasarkan t hitung dan t tabel sesuai dengan batas Sig
didapatkan nilai 0,602 < 2,447 Sedangan untuk varibel tundaan pada
software KAJI, VISSIM dan Teori antrian didapatkan nilai 1,108 <
2,447.
Kata kunci : Simpang Tak Bersinyal, MKJI, PTV VISSIM, Tingkat
Kinerja Simpang, Teori Antrian, Uji Kesamaan.
With the increase in population and increasing the number of private
vehicle ownership, it will cause traffic problems due to the many
movements of community mobility, one of which is at the intersection.
Bandar Lampung is one of the developing cities that experience these
problems. One of the intersections in Bandar Lampung to be reviewed
is the unsignalized intersection with 4 arms on Jendral Suprapto-S.
Parman road. The purpose of this study is to evaluate and compare
the performance of the intersection of Jenderal Suprapto-S. Parman
road.
Then the results of the analysis using KAJI are capacity (C) 2735 pcu
/ hour, degree of saturation (DS) 1.12, delay deviation (D) 43.01 sec /
pcu and queuing probability (QP%) 60% - 122% with level service C.
Analysis with the VISSIM, delay of 3.35 seconds / pcu (North), 5.4
seconds / pcu (West), 68.29 seconds / pcu (South), 33.89 seconds / pcu
(East), while for long queue 31.68 m (North), 23.98 m (East), 190.3 m
(South) and 31.13 m (West) with service level B. While the results of
the Queue Theory analysis, delay of 49 seconds / pcu ( North), 39.2
seconds / pcu (West), 72.8 seconds / pcu (South) 124 seconds / pcu
(East), while the queue length is 50 m (North), 63 m (East), 40 m
(South ) and 25 m (West) and the last to test the similarity of the queue
length in VISSIM and queuing theory based on t arithmetic and t table
in accordance with the Sig limit, the value is 0.602 <2.447. While for
the delay variable on the KAJI, VISSIM and queuing theory it is
obtained the value of 1.108 <2.447.
Keywords: Unsignalized Intersection, MKJI, PTV VISSIM, Level of
Intersection Performance, Queue theory.1415011061 Fica Rahma Pinggungan .RH.-2022-03-26T12:37:47Z2022-03-26T12:37:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56436This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/564362022-03-26T12:37:47ZAnalisis Sensitivitas Kelayakan Proyek Kereta CepatHigh Speed Rail (HSR) saat ini dianggap sebagai salah satu terobosan teknologi
paling signifikan dalam transportasi penumpang. Dibandingkan dengan kereta konvensional,
kereta kecepatan tinggi akan mempersingkat perjalanan waktu. HSR Jakarta-Bandung adalah
model eksploitasi eksklusif yang membutuhkan jalur baru untuk mengoperasikan kereta
kecepatan tinggi. Karenanya, diperlukan analisis finansial untuk mendukung pengembangan
rel kecepatan tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kelayakan proyek rel kecepatan tinggi
berdasarkan analisis finansial. Parameter yang digunakan untuk menganalisis kelayakan
finansial adalah NPV, BCR, IRR, PP dan Break Even Traffic Volume. Analisis ini juga
mencakup analisis sensitivitas dengan berbagai tingkat diskonto, pendapatan tahunan, dan
nilai biaya investasi. Asumsi yang berlaku untuk analisis tersebut adalah 75% dari tingkat
okupansi , tingkat diskonto 2% dan 3,46%.
Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa proyek tidak memenuhi
persyaratan finansial. Hal ini ditunjukkan oleh nilai NPV negatif, nilai IRR 0,27-2,28 lebih
kecil dari tingkat diskonto dan nilai PP jauh lebih lama dari periode konsesi 50 tahun. Hasil
Break Even Traffic Volume menunjukkan bahwa kisaran jumlah permintaan total untuk
mencapai NPV = 0 adalah antara 11,27 juta hingga 11,58 juta. Angka tersebut jauh lebih
besar dari jumlah penumpang kereta Argo Parahiyangan pada tahun 2018 yaitu 4,38 juta /
tahun.
Meskipun berdasarkan analisis kelayakan finansial, proyek kereta api kecepatan
tinggi Jakarta-Bandung tidak layak. Namun, berdasarkan manfaat ekonomi dan sosial, proyek
ini penting untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, mengurangi tingkat polusi, menghemat
waktu perjalanan, dan mendukung pengembangan wilayah di kawasan.
Kata kunci: Rel Kecepatan Tinggi, analisis finansial, parameter kelayakan finansial
High Speed Rail (HSR) is currently regarded as one of the most significant
tecnological breakthrought in passenger transportation. Compare to a convensional train, a
high speed train will shorten time travel. Jakarta-Bandung HSR is a from of exclusive
exploitation model that require new track to operate the high speed train. There for, a
financial analysis to support the high speed rail development is needed.
This study aims to evaluate the viability of high speed rail project based on financial
analysis. The parameter used to analyse the financial viability are NPV, BCR, IRR, PP and
Break Even Traffic Volume. The analyses also includes sensitivity analysis with a variety of
discount rate, annual income and investment cost value.The assumption that were applie to
the analysis were 75% of occupancy rate, discount rate of 2% and 3,46%.
The result of financial viability analysis shows that the project does not meet the
financial requirements. It is indicated by negative NPV value, IRR value of 0,27 to 2,28
smaller than the discount rate and PP value much longer than the concession period which are
of 50 years. The result of Break Even Traffic Volume shows that the range of total demand
number to reach NPV=0 are between 11,27 millions to 11,58 millions. The Number is very
much greater than total passenger number of Argo Parahiyangan train in the year 2018 that is
4,38 millions/ year.
Even though based on the financial viability analysis the High speed rail Jakarta- Bandung project is not be feasible. However, based on the economic and social benefits the
project is crucial to solve traffic congestion, reduce the pollution rate, save the time travel, and support the regional development of region.
Keywords :High-Speed Rail, financial analysis, financial feasibility parameters1415011063 FITA EFRIANA-2022-03-26T12:37:43Z2022-03-26T12:37:43Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56430This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/564302022-03-26T12:37:43ZPERANCANGAN BALAI PELATIHAN KERJA
INKLUSIF DI KOTA BANDAR LAMPUNGLebih dari satu miliar orang atau 15 persen penduduk dunia adalah penyandang
disabilitas (PD) dan lebih dari 70 persen merupakan penduduk dalam usia kerja.
Diyakini bahwa mengecualikan PD di pasar tenaga kerja akan mengurangi manfaat
yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi. Konvensi tentang Hak Penyandang
Disabilitas (CPRD) telah mengajak semua negara agar memberikan perhatian pada
masalah PD, terutama setelah perjanjian PBB tersebut berlaku pada 2008.
Indonesia telah membangun pemahaman yang lebih baik mengenai hak-hak
penyandang disabilitas dengan memberlakukan Undang-Undang (UU) Penyandang
Disabilitas No. 8 Tahun 2016, setelah ratifikasi CRPD PBB melalui Undang- Undang No. 19 Tahun 2011. UU ini merevisi UU sebelumnya, yakni UU No. 4
Tahun 1997 dan bergeser dari perspektif “belas kasihan’ ke perspektif
“pemberdayaan” dalam melihat penyandang disabilitas.
UU ini mewajibkan kita untuk melibatkan PD dalam semua aspek kehidupan–
termasuk kegiatan ekonomi. Jumlah pasal di UU ini naik dari 51 menjadi 153, yang
Hans Gustaf Seno Aziz
mencerminkan jaminan yang lebih baik dalam memastikan hak-hak PD. Pesan kuat
berkenaan dengan pengikutsertaan PD di pasar tenaga kerja muncul di Pasal 53 UU
No. 8 Tahun 2016 yang mewajibkan perusahaan mengakomodasi PD sekurang- kurangnya satu persen dari angkatan kerja untuk sektor swasta, dan dua persen
untuk sektor publik (pemerintah dan perusahaan milik negara). Dari keseluruhan
lapangan pekerjaan, hanya 0,26 persen pekerja formal merupakan penyandang
disabilitas berat. Alasan lain rendahnya keterlibatan PD di pasar tenaga kerja
formal adalah kurangnya infrastruktur untuk mendukung PD, misalnya akses ke
tempat kerja. Dengan adanya Balai Pelatihan Kerja ini, ditujukan untuk
memfasilitasi keterampilan atau kemampuan yang dimiliki oleh PD agar
mendapatkan pekerjaan yang layak dan sesuai kemampuan nya, bukan hanya
karena charity (belas kasihan) untuk mempekerjakan PD di perusahaan (sektor
swasta ataupun pemerintah). Dengan acuan penggunaan desain yang universal,
yaitu mampu untuk dinikmati oleh seluruh kalangan termasuk PD.
Kata Kunci : Balai Pelatihan Kerja, Inklusif, Penyandang Disabilitas, Universal
Desain, Bandar Lampung
1415012024 HANS GUSTAF SENO AZIZ-2022-03-26T12:37:40Z2022-03-26T12:37:40Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56444This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/564442022-03-26T12:37:40ZANALISIS EFEKTIVITAS SERASAH MANGROVE Avicennia marina
DALAM MENGURANGI ENERGI GELOMBANG
SEBAGAI PENDUKUNG PERENCANAAN
BANGUNAN TEPI PANTAI RAMAH LINGKUNGAN
(STUDI KASUS DI PESISIR PANTAI PASIR SAKTI, LAMPUNG TIMUR)Konstruksi bangunan tepi pantai dinilai beresiko terhadap gelombang laut yang
menyebabkan abrasi. Salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam upaya
pencegahan abrasi adalah dengan memanfaatkan serasah mangrove Avicennia
marina. Namun, penelitian tersebut belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian
ini adalah menganalisis efektivitas serasah mangrove Avicennia marina dalam
mangurangi energi gelombang sebagai pendukung perencanaan bangunan tepi
pantai ramah lingkungan di Pesisir Pantai Pasir Sakti, Lampung Timur. Metode
penelitian yang digunakan adalah Transek-kuadrat. Pengukuran data gelombang
menggunakan alat SBE 26 dan RBRDuo T.D. Pengukuran dilakukan pada 5
stasiun dengan jarak 3 m, 5 m, 10 m, 20 m, dan 50 m. Data lapangan diolah
menggunakan microsoft excel menghasilkan persentase peredaman tinggi
gelombang jarak 50 m sebesar 97,5 % dengan formula ΔH = -0.0359x2 + 2,4263x
+ 64,332 dan persentase peredaman energi gelombang jarak 50 m sebesar 94,5 %
dengan formula ΔE = -0.0592x2 + 4,0142x + 39,267. Serasah ditinjau dari
volume dalam menentukan nilai porositas memegang peranan sebagai elemen
peredaman gelombang. Kesimpulannya adalah peredaman serasah di pinggir
pantai memiliki efektifitas redaman terbesar karena serasah memiliki nilai
porositas terkecil, sehingga Avicennia marina dapat dijadikan pelindung alami
bangunan tepi pantai.
Kata Kunci: Avicennia marina, Serasah, Bangunan Pantai, Lampung Timur
Construction of coastal buildings is considered to be at risk of ocean waves that
cause abrasion. One alternative that can be used in efforts to prevent abrasion is
to use Avicennia marina mangrove litter. However, this research has not been
done much. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of
Avicennia marina mangrove litter in reducing wave energy as a supporter of
environmentally friendly beachfront planning on the Coastal Coast of Pasir Sakti,
East Lampung. The research method used is quadratic transects. Measurement of
wave data using SBE 26 and RBRDuo T.D. Measurements were made at 5
stations with distances of 3 m, 5 m, 10 m, 20 m and 50 m. Field data processed
using Microsoft Excel produces a percentage of wave height reduction of 50 m by
97.5% with the formula ΔH = -0.0359x2 + 2.4263x + 64.332 and the percentage of
attenuation of wave energy of 50 m distance is 94.5% with the formula ΔE = -
0.0592x2 + 4,0142x + 39,267. Litter in terms of volume in determining the
porosity value plays a role as an element of wave attenuation. The conclusion is
the reduction of litter on the beach has the greatest damping effectiveness because
litter has the smallest porosity value, so Avicennia marina can be used as a natural protector of beachside buildings.
Keywords: Avicennia marina , Litter, Coastal Buildings, East Lampung1415011068 HENI NUR LUTHFIYANI-2022-03-26T12:37:35Z2022-03-26T12:37:35Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56449This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/564492022-03-26T12:37:35ZANALISIS TARIF ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN BIAYA
OPERASIONAL KENDARAAN
(Studi kasus Bus Trans Lampung Trayek Bandar Lampung – Bandara
Raden Inten II)Penentuan besaran tarif angkutan membutuhkan penanganan dan kebijakan yang
arif. Dikarenakan penentuan besaran tarif tersebut harus dapat menjembatani
kepentingan penumpang selaku konsumen dan pengusaha/operator angkutan
umum. Bus Trans Lampung merupakan salah satu angkutan umum bus kota yang
melayani masyarakat dalam berbagai trayek perjalanan salah satunya dari Bandar
Lampung – Bandara Raden Inten dan sebaliknya. Data di dapat dengan
melakukan survei load factor pada Bus Trans Lampung Trayek Bandar Lampung
– Bandara Raden Inten II dan melakukan wawancara kepada pengelola PT. Trans
Lampung. Kemudian data di analisis, hasil analisis data untuk mengetahui besar
Biaya Operasinal Kendaraan (BOK).
Hasil analisis data menunjukkan tarif berdasarkan BOK dengan hasil survei yang
dilakukan oleh peneliti di dapat load factor eksisting 11,43 % dan tarif sebesar
Rp38.100,00/penumpang. Berdasarkan data yang didapat dari pihak bus Trans
Lampung pada (weekday) tanggal 5, 12, 19, dan 26 November 2018 dan pada
(weekend) yaitu tanggal 4, 11, 18 dan 25 November 2018 dengan load factor
sebesar 12,58 % sehingga didapat BOK sebesar Rp34.700,00/penumpang.
Berdasarkan data yang didapat dari pihak bus Trans Lampung pada (weekday)
yaitu hari Senin dan (weekend) yaitu hari Minggu didapat load factor rata-rata
dalam satu tahun (Januari – Desember 2018) sebesar 14,46 %, sehingga tarif BOK
sebesar Rp30.000,00/penumpang. Berdasarkan hasil survey load factor saudari
Cahya Ayu Afrisca pada tanggal 10 September – 3 November 2018 didapat load
factor pada hari senin (weekday) dan hari minggu (weekend) sebesar 21,79 %
sehingga didapat BOK sebesar Rp20.100,00/penumpang.
Kata Kunci: tarif, angkutan umum, Biaya Operasional Kendaraan, BOK.
Determining the amount of transport tariffs requires wise handling and policies.
Because the determination of the tariff rate must be able to bridge the interests of
passengers as consumers and entrepreneurs / operators of public transport. The
Trans Lampung Bus is one of the city bus public transportation services for
people in various travel routes, one of them is from Bandar Lampung - Raden
Inten Airport and vice versa. Data is obtained by carrying out load factor surveys
on Trans Lampung Bus Route Bandar Lampung - Raden Inten II Airport and
conducting interviews with PT. Trans Lampung. Then the data is analyzed, the
results of data analysis to determine the amount of Vehicle Operating Costs
(BOK).
The results of the data analysis show that BOK based tariffs with the results of a
survey conducted by researchers were able to obtain 11,43% of existing load
factor and a tariff of Rp38.100,00/passenger. Based on the data obtained from the
Trans Lampung bus on (weekday) 5th, 12th, 19th and 26th of November 2018 and
on (weekend) 4th, 11th, 18th and 25th of November 2018 with a load factor of
12,58% to obtain BOK tariff is Rp34.700,00/passenger. Based on data obtained
from the Trans Lampung bus on Monday (weekday), Sunday (weekend), the
average load factor in one year (January - December 2018) is 14,46%, so the
BOK tariff is Rp30.000,00/passenger. Based on the survey results of load factor
sister Cahya Ayu Afrisca on 10 September – 3 November 2018 the load factor was
obtained on Monday (weekday) and Sunday (weekend) was 21,79% so that the
BOK tariff is Rp20.100,00/passenger.
Keywords: tariffs, public transportation, Vehicle Operating Costs, BOK.1415011075 IVONNE NISRINA KUSUMA-2022-03-26T12:37:30Z2022-03-26T12:37:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56456This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/564562022-03-26T12:37:30ZKAJIAN POLA OPERASI DAN DESAIN PENATAAN EMPLASEMEN
STASIUN PADA JALUR LONGCUT TEGINENENG - TARAHANSaat ini kondisi lalu lintas perkeretaapian di Provinsi Lampung termasuk dalam
katagori padat, banyaknya perlintasan sebidang yang dilewati jalur kereta,
menimbulkan kemacetan khususnya di kota Bandarlampung. Dengan demikian,
salah satu alternatif yang diusulkan adalah membangun jalur longcut kereta api
dari Tegineneng sampai KM3 di Panjang dimana kereta barang tidak melintas di
kota Bandarlampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola operasi untuk
kereta api Babaranjang termasuk penataan emplasemen baru di jalur longcut dari
Tegineneng–KM3 Panjang.
Lokasi penelitian dilakukan di daerah Tegineneng-Tarahan, dimana akan dibuat
longcut yang bersampingan dengan pembangunan jalan Tol Sumatera. Penelitian
ini mendapatkan data-data dilakukan dengan dengan cara metode institusional,
kajian terdahulu dan metode observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa target produksi tahunan pada tahun 2020
dengan rencana angkutan menuju Tarahan, PT. Bukit Asam, SRENGSEM dan
PT. PULP masing-masing sebesar 25 juta ton, 22 juta ton dan 1 juta ton.
Menghasilkan jumlah rangkaian kereta api 25 dan 22 rangkaian kereta api isi,
dalam satu kali keberangkatan yang terdiri dari 60 gerbong bermuat 50 ton per
gerbongnya dan 3 rangkaian kereta api isi, dalam satu kali keberangkatan yang
terdiri dari 40 gerbong bermuat 30 ton per gerbongnya. Jumlah frekuensi kereta
api dari Tarahan–Tanjungenim Baru pulang pergi yang telah ditentukan sebesar
124 kereta per hari, masih memenuhi kapasitas lintas yang tersedia 126 kereta per
hari. Untuk emplasemen stasiun Tegineneng menambah jalur dari 2 menjadi 6,
stasiun Sukamenanti menambah arah jalur dari stasiun Tanjungkarang menjadi
stasiun Tanjungkarang dan Karangsari kemudian menambah satu stasiun
Karangsari diantara stasiun Tegineneng dan KM3 Panjang.
Kata Kunci : kereta api, pola operasi, emplasemen stasiun
Nowadays the railroad traffic conditions in Lampung Province are included in the
solid category, the number of crossings level that are passed by the railroad line
causing traffic jam especially in Bandarlampung. One of the alternatives proposed
is to build a longcut train line from Tegineneng to KM3 in Panjang where freight
trains will not pass Bandarlampung. This study aims to examine the operating
patterns for babaranjang trains including the arrangement of new emplacement in
the longcut line from Tegineneng-KM3 Panjang.
The location of this study is at Tegineneng-Tarahan area, where a longcut will be
made alongside the construction of the Sumatra Toll Road. This study obtain its
data from institutional methods, previous studies and observation methods.
The results of the study show that the annual production target in 2020 with
planned transportation to Tarahan, PT. Bukit Asam, SRENGSEM and PT. PULP
are 25 million tons, 22 million tons and 1 million tons. Producing the number of
25 and 22 series of train, consisting of 60 cars carrying 50 tons per carriage and 3
sets of railroad trains in one departure, consisting of 40 cars carrying 30 tons per
carriage in one departure. The total fraquency of trains from Tarahan-
Tanjungenim Baru commuting has been set at 124 trains per day, fulfilling a cross
capacity of 126 trains per day. For the Tegineneng station emplacement, adding
some lines from 2 to 6 lines, Sukamenanti station will increase the direction of the
route from Tanjungkarang station to Tanjungkarang and Karangsari stations, then
add one Karangsari station between Tegineneng and KM3 Panjang stasions.
Keywords : train, operating pattern, station emplasement1315011063 KASRI PATAKOM-2022-03-26T12:30:05Z2022-03-26T12:30:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56283This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/562832022-03-26T12:30:05ZPENGARUH PERSENTASE BAHAN CAMPURAN ASPAL DAUR ULANG
TERHADAP KARAKTERISTIK MEKANIK CAMPURAN ASPAL PANAS
LAPISAN AC – WC (ASPHALT CONCRETE – WEARING COURSE)Penanganan kerusakan jalan dengan menggunakan metode greenroads merupakan salah
satu solusi untuk permasalahan sumber daya alam. Metode ini menggunakan cara
recycling dari pembongkaran lapis perkerasan lama untuk dijadikan sebagai bahan
campuran lapis perkerasan yang baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pemanfaatan material Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) sebagai bahan material
campuran untuk digunakan kembali sebagai bahan lapis AC – WC (Asphalt Concrete –
Wearing Coarse). Serta menentukan persentase terbaik antara bahan campuran
aspal daur ulang dari bahan RAP dan material baru untuk lapis perkerasan AC –
WC (Asphalt Concrete – Wearing Coarse).
Penelitian ini menggunakan material RAP yang diperoleh dari hasil pengerukan
lapis perkerasan lentur di Jalan Soekarno – Hatta, Bandar Lampung. Penelitian ini
menggunakan variasi persentase penggunaan RAP sebesar 25%, 50%, dan 75%
serta menggunaan aspal penetrasi 60-70.
Hasil dari penelitian ini diperoleh Untuk nilai stabilitas maksimum pada penggunaan
RAP 25% didapat 1300,320 kg, sedangkan untuk penggunaan RAP 50% didapat
1076,468 kg dan untuk RAP 75% memiliki nilai stabilitas maksimum sebesar 966 kg.
Dari ketiga variasi penggunaan RAP memiliki nilai karakteristik campuran dan
karakteristik marshall yang memenuhi Spesifikasi Umum Bina Marga. Nilai Kadar Aspal
Optimum (KAO) untuk persentase penggunaan RAP 25% diperoleh sebesar 5,8%.
Sedangkan untuk penggunaan RAP sebesar 50% diperoleh nilai Kadar Aspal Optimum
(KAO) sebesar 5,6%. Dan penggunaan RAP sebesar 75% diperoleh nilai Kadar Aspal
Optimum sebesar 5,4%. Semakin tinggi penggunaan persentase RAP maka Kadar Aspal
Optimum (KAO) yang diperoleh semakin kecil.
Keyword : RAP (Reclaimed Asphalt Pavement), Kadar Aspal Optimum (KAO), Asphalt
Concrete – Wearing Coarse (AC – WC)
Handling road damage using the greenroads method is one solution to the problem of
natural resources. This method uses a recycling method of dismantling the old pavement
layers to be used as a mixture of new pavement layers. This study aims to determine the
use of Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) material as a mixture of materials to be used.
again as a new pavement material. And determine the best percentage between recycled
asphalt mixture from RAP and new material for AC - WC (Asphalt Concrete - Wearing
Coarse) pavement.
This research uses RAP material obtained from the dredging of flexible pavement layers
on Jalan Soekarno-Hatta, Bandar Lampung. This study uses variations in the percentage
of RAP use by 25%, 50%, and 75% and uses asphalt penetration of 60-70. Asphalt
mixture testing conducted in this study used a Marshall Test with a soaking time of 30
minutes at 60 °C. The characteristics of asphalt mixture quality review include Stability,
Flow value, Void In The Mix (VIM), Void Filled With Asphalt (VFA), Void Mineral
Aggregate (VMA), Marshall Quostient (MQ), and Density value in the mixture.
The results of this study were obtained for the maximum stability value on the use of 25%
RAP obtained 1300,320 kg, while for the use of 50% RAP obtained 1076,468 kg and for
RAP 75% has a maximum stability value of 966 kg. Of the three variations in the use of
RAP it has mixed characteristics and marshall characteristics that meet the General
Specifications of Bina Marga. The Optimum Asphalt Content (KAO) value for the
percentage of RAP use of 25% was 5.8%. As for the use of RAP of 50%, the Optimum
Asphalt Level (KAO) value of 5.6% is obtained. And the use of RAP of 75% obtained
Optimum Asphalt Levels of 5.4%. The higher the use of RAP percentage, the Optimum
Asphalt Level (KAO) obtained is getting smaller.
Keyword: RAP (Reclaimed Asphalt Pavement), Optimum Asphalt Levels (KAO),
Asphalt Concrete - Wearing Coarse (AC - WC)1415011134 SOFYAN RAMADHAN-2022-03-26T12:29:59Z2022-03-26T12:29:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56292This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/562922022-03-26T12:29:59ZSTUDI KELAYAKAN EKONOMI TEKNIK PROYEK EKOWISATA
STUDI KASUS PENGEMBANGAN JAVAN RHINO STUDY AND
CONSERVATION AREA (JRSCA) TAMAN NASIONAL UJUNG KULONSalah satu upaya Pemerintah Indonesia untuk menyelamatkan badak dari
kepunahan adalah dengan mengembangkan Javan Rhino Study and Conservation
Area (JRSCA) di Taman Nasional Ujung Kulon. Salah satu aspek yang perlu
dipertimbangkan untuk memastikan kelangsungan proyek adalah Studi ekonomi
proyek. Kelayakan ekonomi dari investasi proyek dinilai melalui beberapa
parameter yaitu Payback Period (PP), Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present
Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR). Studi ini dilakukan dalam 3
skenario tingkat iflasi yaitu 5%, 6% dan 10%. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa investasi yang paling menguntungkan adalah skenario dengan tingkat
inflasi terbaik, dua skenario lainnya tidak layak. Jadi, proyek ini akan berlanjut
jika tingkat inflasi tidak akan melebihi 5%.
Kata kunci: Studi kelayakan, Ekonomi, Ekowisata, Taman Nasional Ujung Kulon
One of the Indonesian Government efforts to save rhinos from extinction is by
develop as the Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) in Ujung Kulon
National Park. One aspect that need to consider to ensure the viability of the
project is to study the economics of the project. The viability of economics of the
project investment was assesed througt several parameters namely Payback Period
(PP), Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV) and Internal Rate of
Return (IRR). The Study was carried out in 3 scenarios of inflation rate of 5%, 6%
and 10%. The Reasult show that the most profitable investment was the scenario
with the best inflation rate, the other two scenarios not feasible. In summary the
project will sustain if the inflation rate will not exceed 5%.
Keyword: Feasibility Study, Economic, Ecotourism, Taman Nasional Ujung Kulon1415011135 SONYA SORAYA SYAFRULLAH-2022-03-26T12:29:56Z2022-03-26T12:29:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56299This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/562992022-03-26T12:29:56ZEVALUASI DAN PERKUATAN STRUKTUR PELAT, DAN DINDING
GESER DENGAN GLASS FIBER REINFORCED POLYMER (GFRP)Bangunan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Lampung sudah cukup lama
terhenti dan terbengkalai pembangunannya, sehingga memunculkan kekhawatiran
akan kekuatan eksisting yang sudah terpasang dilapangan. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan evaluasi dan perkuatan struktur untuk meningkatkan kekuatan dan
kelayakan bangunan tersebut.
Ada dua metode yang digunakan dalam mengevaluasi bangunan ini yaitu metode
survey langsung di lapangan dan metode numerik menggunakan Finite Element
Analysis (FEA) program. Untuk perhitungan perkuatan digunakan peraturan
American Concrete Institute (ACI 440.2R, 2008). Sedangkan material
perkuatannya digunakan Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP).
Dari hasil pengambilan data lapangan, didapatkan kuat tekan beton eksisting pada
semua elemen struktur mengalami pengurangan dari kuat tekan beton rencananya
(f’c = 25 MPa). Sedangkan pada tulangan baja yang diuji, ternyata kuat tariknya
masih baik (fy ≥ 400 MPa) setara dengan spesifikasi baja rencana yaitu BjTS 40.
Pada perhitungan perkuatan dengan material GFRP tipe SEH-51A yang memiliki
nilai kuat tarik desain 460 MPa, ternyata material tersebut mampu meningkatkan
kekuatan lentur pada beberapa pelat yang membutuhkan perkuatan. Selain itu,
dalam analisis dinding geser, disimpulkan bahwa dinding geser yang ada cukup
kuat untuk menahan desain gaya geser nominal yang mungkin terjadi.
Kata kunci : Evaluasi Struktur, Perkuatan Struktur, Glass Fiber Reinforced
Polymer, Pelat dan DindingGeser
The Education hospital building of University of Lampung has been stalled and
the construction is abandoned for years. So that, there is concern about the
existing strength installed in the field. Therefore, it is necessary to evaluate and to
strengthen the structure for increasing the strength and assuring appropriateness of
the building.
Two methods used in evaluating this building which were direct survey method in
the field and numerical method used the Finite Element Analysis (FEA) program.
For strengthening calculations the American Concrete Institute code was applied
(ACI 440.2R, 2008). The material for strengthening used Glass Fiber Reinforced
Polymer (GFRP).
The results showed that the existing concrete compressive strength on all
structural elements decreased from the design which was 25 MPa. However, the
existing steel reinforcement tests showed good strength which greater than design
strength of 400 Mpa. In strengthening calculation with GFRP type of SEH-51A
which has tensility strength of 460 MPa, the material can increase flexural
strength of several slabs that required for strengthening. In addition, in the shear
wall analysis, it concluded that the existing shear wall were strong enough to
withstand the nominal shear forces design that might be occured. Keywords: Structures Evaluation, Strengthening Structures, Glass Fiber
Reinforced Polymers, Concrete Slab and Shear Walls1315011108 STEPHANUS MARTUA TURNIP-2022-03-26T12:29:55Z2022-03-26T12:29:55Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56307This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/563072022-03-26T12:29:55ZAPLIKASI TEKANAN PADA RODA KENDARAAN ALAT BERAT DI
LAPANGAN UNTUK PROSES PEMADATAN TANAH TERHADAP
DAYA DUKUNG LAPISAN TANAH DASAR (SUBGRADE)Seiring dengan pertumbuhan transportasi dan peningkatan perekonomian di
wilayah sumatra, maka diperlukan konstruksi jalan yang baik. Pada setiap
pekerjaan konstruksi selalu berkaitan dengan pekerjaan tanah. Daya dukung tanah
dasar/subgrade pada konstruksi jalan sangat menentukan nilai daya dukung yang
tanah dinyatakan dengan nilai California Bearing Rasio (CBR). Pada penelitian
ini membahas mengenai aplikasi tekanan pada roda kendaraan alat berat di
lapangan untuk proses pemadatan tanah terhadap daya dukung lapisan tanah dasar
(subgrade)
Sampel tanah yang digunakan pada pengujian ini berasal dari daerah Tirtayasa,
Kec. Sukabumi, Bandar Lampung. Pengujian sampel menggunakan metode
tumbukan di laboratorium dan pengujian menggunakan alat tekan modifikasi
untuk pemadatan standar, dengan tekanan yang digunakan dalam pengujian
sebesar 2,7 MPa, 7 MPa dan 8,4 MPa.
Hasil pengujian di laboratorium sampel tanah digolongkan sebagai kelompok
tanah A-2-7 yaitu tanah berlempung. Nilai CBR tanpa rendaman dari pengujian
pemadatan tanah menggunakan standard proctor sebesar 2,7%, sedangkan untuk
nilai CBR rendaman sebesar 2%. Nilai CBR tanpa rendaman dari pengujian
pemadatan tanah dengan metode tekanan pada masing-masing tekan sebesar
3,9%, 5,4% dan 5,8%, sedangkan untuk kondisi rendaman didapatkan nilai CBR
sebesar 0,25%, 1,57% dan 1,83%. Nilai CBR mengalami peningkatan seiring
bertambahnya tekanan yang diberikan pada sampel.
Kata kunci : Alat tekan modifikasi, alat berat, Standard Proctor, California
Bearing Rasio (CBR), pasir berlempung.
According to the growth of transportation and economic enhancement in
Sumatra’s region, then good highway constructions were required. Every
constructions work are relate to soil manufacturer. Therefore, bearing capacity of
subgrade’s layer on road constructions have been very supported in bearing
capacity value, which had been avowed into California Bearing Ratio (CBR)
values. In this research, it will discuss about the pressure applications of heavy
vehicle’s wheels on field for compaction process against bearing capacity of
subgrade’s layer.
Soil sample that have been tested in this study were from Tirtayasa area, Kec.
Sukabumi, Bandar Lampung. Then, for sample testing method was used
consolidations method in laboratory and the testing used modification pressuring
tools for standard consolidation, with pressure testing values are; 2.7 MPa, 7 MPa,
and 8.4 MPa.
The testing result of soil sample in laboratory have been classifying into soil
group A-2-7 that is cohesive soil. CBR value without unsoaked process from
compaction testing which used standard proctor is 2.7%, whereas for soaked
CBR value is 2%. And then CBR values without unsuaked process from
compaction testing within pressure method are 3.9%, 5.4%, and 5.8%, and then
for soaked conditions, the CBR values are 0.25%, 1.57%, and 1.83%. For the
conclusions, the CBR values increase as the amount of the pressure’s addition.
keywords: modification pressuring tools, heavy vehicle, standard proctor,
California Bearing Rasio (CBR), clay sand.1415011139 Tessya Febrania-2022-03-26T12:29:53Z2022-03-26T12:29:53Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56310This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/563102022-03-26T12:29:53ZPOTENSI FUNGSI RAP (RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT)
SEBAGAI BAHAN LAPIS PONDASI (BASE)Kebutuhan material untuk perkerasan jalan mengalami peningkatan seiring
dengan pembangunan besar di Provinsi Lampung. Hal ini menyebabkan
ketersediaan agregat menjadi semakin menipis. Salah satu alternatif bahan
pengganti material adalah RAP (Reclaimed Asphalt Pavement). Agregat pada
RAP menjadi sebuah potensi yang dapat dijadikan sebagai bahan dasar lapis
pondasi jalan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian terhadap potensi RAP
(Reclaimed Asphalt Pavement) jika dijadikan sebagai bahan lapis pondasi. Penelitian ini menggunakan material RAP yang diperoleh dari hasil limbah lapis
perkerasan aspal di Jalan Soekarno-Hatta, Bandar Lampung. Komposisi gradasi
lapis pondasi yang digunakan adalah dengan 45% RAP dan 55% agregat baru.
Pada penelitian ini penentuan kadar air optimum menggunakan metode modified
proctor. Hasil penelitian ini diperoleh nilai kepadatan kering maksimum yang didapatkan
dari tiga perilaku jumlah tumbukan sebesar 1,965 gram/cm3
, sehingga nilai CBR
yang dihasilkan adalah sebesar 51%. Hal ini disebabkan pada saat pencampuran
dan penumbukan, air yang ditambahkan tidak dapat masuk dengan sempurna ke
rongga butiran RAP. Karena butiran RAP terlapisi oleh aspal sehingga bersifat
impermeable (kedap air). Sehingga dapat disimpulkan bahwa potensi RAP yang
digunakan pada penelitian ini tidak dapat digunakan pada lapis pondasi kelas A
tetapi dapat dijadikan sebagai bahan lapis pondasi kelas S. Dan apabila dilakukan
penambahan jumlah tumbukan pada setiap lapisan, potensi RAP dapat memenuhi
spesifikasi lapis pondasi kelas B.
Kata kunci : RAP (Reclaimed Asphalt Pavement), Lapis Pondasi, Kadar Air
Optimum, CBR.
Material requirements for road pavement have increased along with major
developments in Lampung Province. This causes the availability of aggregates to
become thinner. One alternative replacement material is RAP (Reclaimed Asphalt
Pavement). The aggregate in RAP becomes a potential that can be used as a basic
material for road foundation layer. Therefore, research on the potential of RAP
(Reclaimed Asphalt Pavement) if used as a base course material.
This study uses RAP material obtained from the asphalt pavement layers on
Soekarno-Hatta Street, Bandar Lampung. The gradation composition of base
course used is 45% RAP and 55% new aggregate. In this study the determination
of optimum moisture content using modified proctor method.
The results of the maximum dry density value obtained from three behaviors
amount of blow is 1.965 grams / cm3
, so that the resulting CBR value is 51%.
This is caused during mixing and blows, the added water cannot enter perfectly
into the RAP cavity. Because RAP granules are coated with asphalt so it is
impermeable. So it can be concluded that the potential RAP used in this study
cannot be used in road foundation layer class A but can be used as a road
fondation layer class S. And if an additional of blows are made in each layer, RAP
potentially can be used as a class B road foundation material.
Keywords : RAP (Reclaimed Asphalt Pavement), Base Course, Optimum
Moisture Content.1415011142 TRIAFINI NOVIARTI-2022-03-26T12:29:52Z2022-03-26T12:29:52Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56311This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/563112022-03-26T12:29:52ZKARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS
(Studi Kasus Jalan Bypass Soekarno-Hatta Bandar Lampung)Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara karakteristik
kecelakaan terhadap kelengkapan fasilitas keselamatan jalan seperti rambu lalu
lintas, marka jalan, lampu penerangan jalan dan menganalisis karakteristik
kecelakaan lalu lintas di Jalan Bypass Soekarno-Hatta yang meliputi tipe
kecelakaan dan faktor penyebab kecelakaan. Survey langsung di lapangan
dilakukan untuk mendapatkn data primer tentang fasilitas keselamatan jalan serta
data sekunder yang didapatkan dari Polres Bandar lampung yaitu berupa data
kecelakaan per bulan dari tahun 2014-2017. Hasil penelitian menunjukan bahwa
masih banyak fasilitas keselamatan jalan yang terdapat di jalan Bypass Soekarno- Hatta yang kurang memadai seperti masih ada di beberapa titik yang lampu
penerangan jalan dan marka jalannya tidak ada, hal tersebut berpengaruh
terhadap kecelakaaan lalu lintas, Karakteristik kecelakaan berdasarkan faktor
penyebab kecelakaan yang paling sering terjadi yaitu karna faktor manusia yaitu
sebesar 85,28%, dan tipe kecelakaan yang sering terjadi yaitu kecelakaan depan- belakang sebesar 28,8%.
Kata kunci : Karakteristik Kecelakaan, Fasilitas Keselamatan Jalan, Jalan Arteri.
The purposes of this study were to analyze the relationship between the
characteristics of accidents and road safety facilities such as road signs, road
markings, and lighting lights, and to analyze the characteristics of traffic accidents
on Soekarno-Hatta Bypass Road included type accident and factors causing of the
accident. The surveys in the field were conducted to obtain the primary data about
road safety facilities, however the secondary data were obtained from the Bandar
Lampung police station in the form of accident data per month from 2014-2017.
The results showed that there were still inadeguate road safety facilities on the
Soekarno-Hatta Bypass road, such as lighting and road markings.The
characteristics of accidents based on the factors that cause the accidents were
human factors (85.28%). The types of accidents were are front-rear accidents
(28.8%). Keywords: Accident Characteristics, Arterial Road, Road Safety Facilities1415011144 ULFA HIDAYAH-2022-03-26T12:29:51Z2022-03-26T12:29:51Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56301This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/563012022-03-26T12:29:51ZKARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS
(Studi Kasus Jalan Jendral Sudirman Kota Metro)Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu kejadian di jalan yang tidak diduga atau
tidak berunsur kesengajaan melibatkan kendaraan atau dengan tanpa pengguna
jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan atau kerugian harta benda.
Kecelakaan yang terjadi akibat pengguna jalan bukan hanya karena sifat
pengendara saja atau kelalaian pemakai jalan itu tetapi kesalahan pada pengendara
bisa terjadi akibat keadaan atau situasi jalan yang kurang baik. Kota Metro berada
di tengah antara Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Timur dan
Kota Bandar lampung membuat jalan Kota Metro menjadi sering dilalui banyak
kendaraan dan rawan terjadi kecelakaan. Salah satunya Jalan Jendral Sudirman
adalah lokasi dimana sering terjadi kecelakaan lalu lintas karena jalan ini memiliki
arus volume lalu lintas yang tinggi di Kota Metro
Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan
cara pengamatan dan pengukuran langsung di lokasi penelitian dan diperoleh
melalui sumber data yang telah ada, dari instansi terkait, buku,laporan, jurnal, atau
sumber lain yang relavan. Berdasarkan analisa data yang sudah dilakukan jumlah kecelakaan yang terjadi di
Jalan Jendral Sudirman yaitu 71 kejadian dari tahun 2014-2018 dari 465 kejadian
kecelakaan yang terdapat di Kota Metro. Berdasarkan karakteristik kecelakaan
penyebab kecelakaan terbanyak adalah karena faktor manusia, jenis kendaraan
yang paling banyak mengalami kecelakaan adalah kendaraan roda dua, tipe
kecelakaan yang dominan yaitu kecelakaan depan-belakang, waktu kecelakaan
yang sering terjadi yaitu interval waktu 06.00-12.00. Kata kunci : Kecelakaan Lalu Lintas, Karakteristik Kecelakaan, Jendral
Sudirman, Kota Metro
1415011138 TAZKIA MUSTAQIMA-2022-03-26T12:29:49Z2022-03-26T12:29:49Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56345This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/563452022-03-26T12:29:49ZANALISIS DAN PERENCANAAN PONDASI TIANG
BORED PILE PADA JEMBATAN JALUR GANDA KERETA API
BEKRI KABUPATEN LAMPUNG TENGAHProvinsi Sumatera Selatan memiliki cadangan batubara sekitar 22,24 milyar ton.
Batubara di Provinsi Sumatera Selatan 85 % dari total batubara di Pulau
Sumatera. Tambang Batubara berada di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Batubara tersebut diangkut menggunakan Kereta Api Barang. Setiap kereta api
terdapat 60 gerbong. Setiap gerbong dapat memuat 50 ton batubara. Pembangunan
rel ganda akan meningkatkan kuantitas angkutan kereta api. Pembangunan kereta
api jalur gandadapat menghemat waktu 20-40 menit kereta api penumpang dan
30 menit bagi kereta barang.
Pembangunan kereta api jalur ganda melewati wilayah Bekri, Lampung Tengah.
Pembangunan tersebut memerlukan jembatan kereta api untuk melintasi sungai di
Way Tipo. Jembatan kereta tersebut dibuat dengan pondasi Bored Pile.Pondasi
Bored Pile tersebut memiliki diameter 1 meter. Pondasi boredpile dibuat 9 buah
dan panjang 9 meter. Dari hasil analisis diperoleh nilai daya dukung ijin lebih
besar dari daya dukung rencana. Hasil analisis diperoleh nilai daya dukung ijin
3273,19 kN dan daya dukung rencana 3220,13 kN.
Kata Kunci :pondasi, bored pile, jembatan, kereta api,
Sumatera Selatan Province has coal reserve about 22,24 billion ton which is 85%
of total coal in Sumatera Island. The coal from mining in Tanjung Enim, Sumatera
Selatan was transported with logistic train. Everybtrain consist of 60 carriages
with 50 ton of coal each. The construction of double track train can save the travel
time about 20-40 minutes for passenger train and 30 minutes for logistic train.
The construction of double track train that pas through Bekri, Lampung Tengah
need bridge to cross the Way Tipo River. This bridge was built with Bored Pile
Foundation that had 1 meter diameter and 8 meter lenght for 9 units. According to
the analysis, the Allowable Bearing Capacity was found higher Designed Bearing
Capacity. The result showed that Allowable Bearing Capacity was 3273,19 kN
and Designed Bearing Capacity was 3220,13kN.
Keywords : the foundation, bored pile, bridge, train1215011077 MUHAMMAD WAHYUDDIN-2022-03-26T12:29:48Z2022-03-26T12:29:48Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56353This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/563532022-03-26T12:29:48ZANALISIS RELIABILITAS WAKTU TEMPUH
JARINGAN JALAN ARTERI SEKUNDER DI KOTA
BANDAR LAMPUNGTujuan dari penelitian ini yakni menganalisis perbedaan waktu tempuh (pengukuran pada waktu
pagi, siang, dan sore), dinamika perjalanan pada jam puncak untuk masing-masing ruas jalan dan
kinerja ruas jalan berdasarkan karakteristik reliabilitas waktu tempuh.
Pengambilan data dilakukan pada hari kerja selama 12 jam, terhitung sejak pukul 06.00 WIB hingga
pukul 18.00 WIB, dengan interval pengukuran 30 menit. Survey menggunakan kendaraan ringan
dengan kecepatan mengikuti kecepatan arus lalu lintas (floating car methods).
Berdasarkan analisis dan perhitungan yang telah dilakukan, waktu tempuh jam puncak (peak hour)
terjadi di waktu sore hari, ini terjadi pada ruas jalan Z.A Pagaralam, Teuku Umar, Ahmad Yani, dan
R.A Kartini, sedangkan ruas jalan Radin Intan terjadi pada siang hari. Dari hasil survey di lapangan
menunjukkan terjadinyai fluktuasi waktu tempuh, dimana terdapat perbedaan waktu tempuh yang
cukup signifikan dalam menempuh satu ruas jalan pada pengukuran di jam tertentu. Penyebab
utama terjadinya perlambatan gerak kendaraan yakni karena adanya U-Turn (putar balik) dan
aktivitas di sekitar ruas jalan tersebut, serta adanya peningkatan volume kendaraan di waktu-waktu
tertentu. Kinerja ruas jalan berdasarkan karakteristik reliabilitas waktu tempuh dengan kinerja
ruas jalan terburuk terjadi pada ruas jalan Z.A Pagaralam dengan nilai dari Planning Time Index
sebesar 3,40, Buffer-Time Index sebesar 0,84 dan nilai Travel Time Index sebesar 1,91. Nilai ini
lebih besar dibandingkan dengan nilai karakteristik reliabilitas pada empat ruas jalan lainnya,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ruas jalan terburuk terjadi di ruas jalan Z.A Pagaralam.
Kata kunci : Reliabilitas, Kemacetan, Peak Hour
The purpose of this study are to analyze the difference in travel time (daytime, afternoon, and
evening), the dynamics of travel at peak hours for each road and the performance of the roads based
on the characteristics of travel time reliability.
The data are collected on working days for 12 hours, passed from 06:00 WIB to 18:00 WIB, with a
measurement interval of 30 minutes. The survey uses light vehicles at speeds taken by traffic (the
floating car method).
Based on the analysis and calculations that have been done, the peak hour travel time (peak hours)
occurs in the afternoon, this occurs on the Z.A Pagaralam, Teuku Umar, Ahmad Yani, and R.A
Kartini, when the Radin Intan road occurs during the daytime. From the results of the survey in the
field shows the fluctuation of travel time, where there is a significant difference in travel time in the
meeting of one section of the road at measurements at certain hours. The main cause of slowing
down is the movement of the vehicle due to the U-Turn (turn around) and activity around the road
section, as well as an increase in the volume of the vehicle at certain times. The performance of the
road section based on the characteristics of the travel time reliability with the worst road section
performance occurred on the Z.A Pagaralam road with a value of the Planning Time Index of 3.40,
the Buffer Time Index of 0.84 and the Travel Time Index value of 1.91. This value is greater than
the value of the reliability characteristics of the other toll roads, so that it can cause road segments
to occur on the Z.A Pagaralam toll road.
Keywords: Reliability, Congestion, Peak Hour1515011016 NING YULIANTI-2022-03-26T12:29:46Z2022-03-26T12:29:46Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56357This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/563572022-03-26T12:29:46ZANALISIS INVESTASI REKAYASA PROYEK
SPRINGHILL CONDOTEL LAMPUNGIn recent years, apartment is no longer a private residence but rather utilized as
investment, Springhil Condotel Lampung requires a viability analysis to avoid
making mistakes in investments. In this study, the viability was assessed in
financial aspect by using several investment valuation parameters namely NPV
(Net Present Value), BCR (Benefit Cost Ratio), IRR (Internal Rate of Return), and
PP (Payback Period). The analysis was carried out in 9 scenarios. The scenarios
were varied based on inflation rates and sales forecastings. The most viable
scenario was showed by inflation rates value of 7% and the sales projection
increased in linier trend. All the scenarios shows the NPV, BCR and PP values
were viable. However all the scenarios shows that the IRR value is below the
interest rates and interest rates and selected discount factor of 10%. Despite this
result, the company still undergone the project because of other direct financial
benefits.
Keywords: viability analys, Condotel, Net Present Value (NPV), Benefit Cost
Ratio (BCR), Payback Period (PP), Internal Rate of Return (IRR).
Pada masa sekarang, apartemen tidak lagi menjadi hunian pribadi tetapi lebih
dimanfaatkan sebagai investasi, Springhil Condotel Lampung memerlukan
analisis kelayakan guna menghindari kesalahan pengambilan keputusan dalam
melakukan investasi. Pada penelitian ini, studi kelayakan hanya dinilai dari aspek
finansial dengan menggunakan beberapa parameter penilaian investasi yaitu NPV
(Net Present Value), BCR (Benefit Cost Ratio), IRR (Internal Rate of Return), dan
PP (Payback Period). Analisis dibuat dalam 9 (sembilan) buah skenario. Skenario
ini divariasikan berdasarkan tingkat-tingkat inflasi dan prediksi-prediksi
penjualan. Skenario yang paling layak yaitu pada tingkat inflasi 7% dan prediksi
penjualan dengan metode trend linier. Seluruh skenario menunjukan bahwa nilai
NPV, BCR dan PP layak. Namun seluruh skenario menunjukan bahwa nilai IRR
di bawah tingkat bunga dan discount factor yaitu 10%. Terlepas dari hasil pada
penelitian ini, perusahaan tetap menjalankan proyek dikarenakan manfaat
finansial lainnya
Kata kunci : Studi kelayakan, Kondotel, Net Present Value (NPV), Benefit Cost
Ratio (BCR), Payback Period (PP), Internal Rate of Return (IRR),1415011114 NUR SYAHIDAH AINI-2022-03-26T12:29:44Z2022-03-26T12:29:44Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56362This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/563622022-03-26T12:29:44ZANALISIS INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PELABUHAN
PT. KURNIA AGRO INDUSTRIMeningkatnya permintaan jasa kepelabuhan di Pelabuhan Panjang menyebabkan
tingginya tingkat antrean kapal. Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah
dengan membangun pelabuhan baru. Namun, Proyek pembangunan pelabuhan baru
ini belum melakukan studi kelayakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menilai kelayakan dari pembangunan pelabuhan di kecamatan Panjang kota Bandar
Lampung dari aspek investasi atau finansial. Metode penelitian adalah Benefit-Cost
Ratio, Net Present Value, Payback Period, dan Internal Rate of Return. Hasil studi
kelayakan dari investasi yang paling menguntungkan terdapat pada skenario
ketujuh, hasil Net Present Value (NPV) sebesar Rp 463.292.122.605,34, hasil BCR
sebesar 1.2959, hasil IRR sebesar 12,11% dan Payback Period (PP) terjadi pada
tahun ke tiga puluh ketujuh dengan umur ekonomis bangunan 60 tahun.
Kesimpulannya adalah pembangunan pelabuhan baru dapat menjadi solusi untuk
mengatasi overloadnya Pelabuhan Panjang.
Kata kunci: Jasa Kepelabuhan, Pelabuhan, Studi kelayakan, Aspek Finansial.
The increasing demand for port services at the Panjang port causes high levels of
ship queues. The solution to overcome this problem is to build a new port. However,
this new port construction project has not yet conducted a feasibility study. The
purpose of this study is to assess the feasibility of port development in the Panjang
district of Bandar Lampung in terms of investment or financial aspects. The
methods are Benefit-Cost Ratio, Net Present Value, Payback Period, and Internal
Rate of Return. The results of the feasibility study of the most profitable investment
are in the seventh scenario, the Net Present Value (NPV) of Rp.
463,292,122,605.34, the BCR result of 1.2959, the IRR yield of 12.11% and the
Payback Period (PP) occur in the year to thirty-seventh with an economic age of
60 years. The conclusion is that the construction of a new port can be a solution to
overcome the overload of Panjang port.
Keywords: Port services, Port, Feasibility Study, financial Aspect.1415011115 PANDI ADITIYA-2022-03-26T12:29:42Z2022-03-26T12:29:42Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56365This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/563652022-03-26T12:29:42ZANALISIS KINERJA RUAS JALAN SETELAH
ADANYA FLYOVER
(Studi Kasus Jl. Indra Bangsawan)Peningkatan jumlah kendaraan tidak seiring dengan peningkatan prasarana
transportasi. Pembangunan Jalan layang (flyover) merupakan salah satu tindakan
penyediaan prasarana transportasi yang membantu meningkatkan kapasitas jalan. Namun pada saat pembangunan jalan layang (flyover) ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan. Selain untuk mengurangi kepadatan lalu lintas, perlu
diperhatikan juga rute baru yang akan dipilih untuk menjadi solusi kemacetan
yang ada. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisa kinerja ruas Jl. Indra Bangsawan
dalam kondisi eksisting serta memberi solusi alternatif agar kinerja ruas tersebut
lebih optimal. Pada analisa kinerja simpang ini digunakan metode Manual
Kapasitas Jalan Indonesia 1997.
Berdasarkan hasil penelitian pada ruas jalan diketahui bahwa kondisi eksisting
masing - masing segmen mengalami jenuh (DS >0,70) yaitu pada segmen I
sebesar 1.16, Segmen II sebesar 1.37 dan Segmen III sebesar 1.24, dengan
kepadatan tertinggi pada segmen II. Untuk meningkatkan kinerja ruas tersebut, dilakukan beberapa alternatif
perbaikan dengan pelebaran dimensi jalan, penerapan sistem satu arah, penutupan
lajur dan pengendalian hambatan samping. Dari alternatif tersebut solusi
perbaikan yang efektif yakni penerapan sistem satu arah dan pengendalian
hambatan samping.
KataKunci:, DerajatKejenuhan, Kapasitas ,Kepadatan, Ruas Jalan
The increase in the number of vehicles is not in line with the increase in
transportation infrastructure. The construction of flyovers is one of the measures
to provide transportation infrastructure that helps to enhance the highway
capacity. However, there are several things that need to be considered of the
construction of flyover. In addition to reducing traffic density, it is also necessary
to pay attention to the new routes that will be chosen to be the solution to the
existing traffic congestion.
The research objective is to analyze the performance of the section of Jl. Indra
Bangsawan in its existing condition and provides alternative solutions so that it is
more optimal. 1997 Indonesian Road Capacity is used to analyze the performance
of this intersection. Based on the results of research, it is known that the existing conditions of each
segment are saturated (DS> 0.70), namely in the first segment of 1.16, Segment II
of 1.37 and Segment III of 1.24, with the highest density in segment II.
To improve the performance of the section, several alternative improvements were
made with widening road dimensions, applying one-way systems, closing lanes
and controlling side barriers. From these alternatives an effective repair solution is
the application of a one-way system and control of side barriers.
Keywords :, Degree of Saturation, Capacity, Density, Roads1315011092 RAGIL PRIAWAN-