Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T10:52:28ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2023-01-11T03:38:57Z2023-01-11T03:38:57Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/68215This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/682152023-01-11T03:38:57ZPENGARUH SUHU TINGGI PEMERAMAN
TERHADAP KINERJA FLY ASH
(STUDI PERBAIKAN TANAH LUNAK BERGRADASI SERAGAM)Salah satu masalah konstruksi yang kerap kali dijumpai di dunia, termasuk Indonesia,
yaitu konstruksi jalan raya yang dilakukan di atas tanah dasar yang merupakan tanah
lunak. Pada umumnya, perbaikan tanah dasar (subgrade) yang lunak dilakukan
dengan modifikasi atau penanganan khusus, salah satunya dengan stabilisasi agar
tanah dasar tersebut dapat memenuhi standar perencanaan jalan. Penggunaan fly ash
sebagai bahan stabilisasi dianggap sebagai pilihan yang efektif karena harganya yang
ekonomis serta unsur di dalamnya memiliki kemampuan untuk mengeras dan
menambah kekuatan apabila bereaksi dengan air.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kualitas tanah lunak yang telah
dicampur dengan beberapa variasi kadar fly ash dilihat dari parameter seperti batas
konsistensi dan CBR. Dengan meninjau kondisi suhu tertinggi yang pernah terjadi di
Indonesia berdasarkan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) yang dikaitkan
dengan kondisi suhu di lapangan, maka penelitian ini juga meninjau pengaruh suhu
tinggi pemeraman sebesar 40°C terhadap parameter-parameter tersebut.
Hasil yang didapat berupa penurunan berat volume kering maksimum dan peningkatan
kadar air optimum. Selain itu, didapat nilai batas konsistensi menurun secara
signifikan. Nilai CBR terbesar ditunjukkan pada variasi penambahan kadar fly ash
sebanyak 10% dengan waktu pemeraman 7 hari pada kondisi suhu pemeraman >40°C.
Kata kunci: Tanah Lunak, Stabilisasi Tanah, Fly Ash, Suhu Tinggi Pemeraman, CBR
One of the construction problems that is often encountered in the world, including
Indonesia, is the construction of highways carried out on soft soil subgrade. In general,
the improvement of soft subgrade is carried out with special modifications or handling,
one of which is by stabilization so the subgrade can be used based on the standards.
The use of fly ash as a stabilization material is considered an effective option because
of its economical price and the elements in it have the ability to harden and increase
strength when reacting with water.
This study aims to find out the improvement of soft soil quality that has been mixed
with several variations of fly ash seen from parameters such as Atterberg Limits and
CBR. By reviewing the highest temperature conditions that ever happened in Indonesia
based on Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) and relating it with temperature
conditions in the field, the study also reviewed the influence of high temperatures of
40°C on these parameters.
The results are a decrease in the maximum dry density and an increase in the optimum
moisture content. In addition, the value of the Atterberg Limit decreased significantly.
The largest CBR value is shown in the addition rate of fly ash by 10% with a 7-day
curing time at a temperature >40°C.
Keywords: Soft Soil, Soil Stabilization, Fly Ash, High Curing Temperature, CBR1615011076 SEPTRIZA AULIseptriza.auli1076@students.unila.ac.id2023-01-11T03:38:41Z2023-01-11T03:38:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/68214This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/682142023-01-11T03:38:41ZKINERJA FLY ASH TERHADAP STABILISASI TANAH LUNAK
SEBAGAI MATERIAL PERBAIKAN TANAH DASAR (SUBGRADE)Tanah dasar memiliki peranan penting dalam perencanaan pekerjaan konstruksi
jalan. Namun, pada perencanaannya terkadang menjadi permasalahan.karena tanah
yang digunakan sebagai material tanah dasar memiliki daya dukung rendah, seperti
tanah lunak. Salah satu parameter untuk mengetahui daya dukung tanah yaitu
dengan pengujian CBR dan batas konsistensi untuk mengetahui sifat fisis tanah
yang mempengaruhi daya dukung tersebut. Sehingga perlu dilakukan perbaikan
tanah dasar melalui stabilisasi untuk menghasilkan material konstruksi yang
memenuhi standar konstruksi jalan yaitu dengan bahan aditif berupa fly ash. Pada
penelitian ini fly ash sebagai bahan stabilisasi menggunakan variasi 0%, 5%, 10%,
dan 15% dengan waktu pemeraman 0 hari, 7 hari, dan 14 hari di suhu ruang.
Hasil penelitian menunjukkan nilai CBR meningkat seiring penambahan persentase
fly ash serta lamanya pemeraman. Peningkatan nilai CBR optimum terjadi pada
penambahan 15% fly ash dengan waktu pemeraman 14 hari sebesar 23,89% di suhu
ruang. Penambahan persentase fly ash juga mempengaruhi sifat plastis tanah yang
mengalami penurunan dari tanah asli sebesar 28,19% menjadi 9,02% pada
penambahan 15% fly ash.
Kata kunci : fly ash, stabilisasi tanah, CBR, tanah lunak
Subgrade has an important role in road construction work planning. However, a
problem may appear because the soil which is used as the subgrade material has
low quality, such as soft soil. One of the parameters to know the quality of the soil
is by CBR testing and Atterberg Limit to know the index properties of soil that
affect the quality. It is necessary to improve the subgrade soil through stabilization
to produce construction materials based on standards by using additives in the form
of fly ash. In this study, some variations of fly ash as a stabilization material are
0%, 5%, 10%, and 15% with curing time of 0 days, 7 days, and 14 days at room
temperature.
The results showed CBR value increased along with the increase in fly ash
percentage as well as the length of curing time. The optimum CBR is 23.89% which
is occurred in the addition of 15% fly ash with a 14-day curing time of at room
temperature. The addition of fly ash percentage also affects the plasticity index of
soils that have decreased from native soil by 28.19% to 9.02% in the addition of
15% fly ash.
Keywords: fly ash, soil stabilization, CBR, soft soil1615011028 Nanda Dwi Wahyuninandadwiw97@gmail.com2023-01-10T08:33:40Z2023-01-10T08:33:40Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/68178This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/681782023-01-10T08:33:40ZUJI PENGARUH KEMIRINGAN DAN TIPE PIJAKAN (TANGGA SEKAT
DAN VERTICAL POOL PASSES) PADA DASAR FISHWAY TERHADAP
RASIO PERPINDAHAN IKAN SIDAT (ANGUILLA BICOLOR, SP)Bendung merupakan suatu bangunan sungai yang mempunyai peranan penting
bagi kehidupan. Namun, dengan adanya pembangunan bendung dapat
berpengaruh pada kelangsungan ekosistem sungai yang ada, khususnya bagi
beberapa jenis ikan yang memiliki karakteristik migrasi dari hulu ke hilir.
Pembangunan suatu bendung harus memperhatikan keseimbangan ekosistem
sungai agar ekosistem yang ada tetap terjaga, salah satunya dengan cara
membangun bangunan pelengkap sungai berupa tangga ikan (fishway).
Untuk mengetahui efisiensi bentuk fishway yang dapat dibangun, maka pada
penelitian ini dilakukan percobaan dengan menggunakan ikan sidat (Anguilla
bicolor, sp) yang kemudian akan dilakukan percobaan pada alat fishway
dengan kemiringan dan dua tipe pijakan yang berbeda, yaitu tangga sekat dan
vertical pool passes yang kemudian akan dibandingkan dengan tipe pijakan
pipa PVC yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya.
Dari penelitian yang telah dilakukan, terjadi penurunan rasio aktivitas seiring
bertambahnya sudut kemiringan pada fishway dan diperoleh nilai rasio tertinggi
pada percobaan dengan sudut kemiringan 25° dengan rasio sebesar 4,40 untuk tipe
pijakan tangga sekat dan 3,72 untuk tipe pijakan vertical pool passes. Sedangkan
jika dibandingkan antara tipe pijakan tangga sekat, vertical pool passes dan pipa
PVC diperoleh nilai rasio tertinggi yaitu pada penggunaan pipa PVC 0,5 inch
dengan rasio sebesar 4,50.
Kata Kunci : Tangga Ikan, Aktivitas Ikan Sidat, Tipe Pijakan
Weir is a building across the river that has an important role for life. However, the
construction of weirs can affect the sustainability of the existing river ecosystem,
especially for several types of fish that have migration characteristics from
upstream to downstream. The construction of a weir must pay attention to the
balance of the river ecosystem so that the existing ecosystem is maintained, one of
which is by building a complementary river building in the form of a fishway.
To determine the efficiency of the fishway shape that can be built, in this study an
experiment was carried out using eel (Anguilla bicolor, sp) which will then be tested
on a fishway tool with a slope and two different types of steps, namely bulkhead
stairs and vertical pool passes that Then it will be compared with the type of PVC
pipe footing that has been done in a previous study.
From the research that has been done, there is a decrease in the activity ratio as
the angle of inclination on the fishway increases and the highest ratio value is
obtained in the experiment with a slope angle of 25° with a ratio of 4.40 for the
bulkhead stair step type and 3.72 for the vertical pool passes footing type.
Meanwhile, when compared between the types of bulkhead stair steps, vertical pool
passes and PVC pipes, the highest ratio value is obtained, namely the use of 0.5
inch PVC pipe with a ratio of 4.50.
Keywords : Fishway, Eel Activity, Footing Type1515011026 NENCY DWI KUSANTInencyhdk@gmail.com2022-12-16T04:14:12Z2022-12-16T04:14:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/67729This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/677292022-12-16T04:14:12ZANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH AKIBAT
PENGARUH BEBAN GEMPA DENGAN METODE RIWAYAT WAKTUHigh-rise buildings are buildings that are vulnerable in the event of an earthquake
and have the potential to cause casualties. Ground movements due to earthquakes
can cause vibrations and deformations that can damage building structures.
Analysis and evaluation need to be done to minimize unwanted events.
This study aims to analyze the structure in meeting the safety requirements based
on SNI 1726:2019 with the interstory drift and ATC-40 which is reviewed based on
the maximum total drift. Structural analysis was carried out using the time history
method with the help of SAP2000 software. The building model was analyzed using
5 (five) input accelerograms. The acceleration of the accelerogram that is used as
an input earthquake needs to be scaled first to the level of the research plan
according to the object.
From the results of this study, it was found that due to the influence of the input
earthquake of Imperial Valley, Kobe, Kocaeli, Northridge, and San Fernando, the
deviation between levels that occurred was still in the safe category because it did
not exceed the deviation between the permit levels, which was 48.4615 mm. The
largest inter-level deviation due to the influence of the X-direction earthquake for
each input earthquake is the Imperial Valley earthquake (34.5087 mm), Kobe
earthquake (30.4508 mm), Kocaeli earthquake (26.9044 mm), Northridge
earthquake (26.0285 mm), and the San Fernando earthquake (42.1334 mm). In the
Y direction, the largest level deviation values for each earthquake are Imperial
Valley earthquake (37.1214 mm), Kobe earthquake (37.8562 mm), Kocaeli
earthquake (37.3904 mm), Northridge earthquake (29.5991 mm) and San Fernando
earthquake (39.6296 mm). The building is included in the Immediate Occupancy
(IO) performance level based on ATC-40, the maximum total drift value is below
the 0.01 limit.
_____
Key words: earthquake load, time history analysis, accelerogram, interstory drift,
structural performance.
Bangunan bertingkat merupakan bangunan yang rentan apabila terjadi gempa bumi
dan berpotensi menimbulkan korban jiwa. Pergerakan tanah akibat terjadinya
gempa bumi dapat menimbulkan getaran dan deformasi yang dapat merusak
struktur bangunan. Analisis serta evaluasi perlu dilakukan untuk meminimalisir
kejadian yang tidak diinginkan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur dalam memenuhi persyaratan
keamanan berdasarkan SNI 1726:2019 dengan tinjauan simpangan antar tingkat
dan ATC-40 yang ditinjau berdasarkan maximum total drift. Analisis struktur yang
dilakukan menggunakan metode riwayat waktu dengan bantuan software SAP2000.
Model gedung dianalisis dengan menggunakan 5 (lima) akselerogram gempa
masukan. Percepatan akselerogram yang digunakan sebagai gempa masukan perlu
diskalakan terlebih dahulu terhadap taraf gempa rencana sesuai objek penelitian.
Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa akibat pengaruh gempa masukan
Imperial Valley, Kobe, Kocaeli, Northridge, dan San Fernando, simpangan antar
tingkat yang terjadi masih dalam kategori aman karena tidak melebihi simpangan
antar tingkat izin yaitu 48,4615 mm. Simpangan antar tingkat terbesar akibat
pengaruh gempa arah X untuk masing-masing gempa masukan adalah gempa
Imperial Valley (34,5087 mm), gempa Kobe (30,4508 mm), gempa Kocaeli
(26,9044 mm), gempa Northridge (26,0285 mm), dan gempa San Fernando
(42,1334 mm). Pada arah Y, nilai simpangan antar tingkat terbesar untuk masing-
masing gempa adalah gempa Imperial Valley (37,1214 mm), gempa Kobe (37,8562
mm), gempa Kocaeli (37,3904 mm), gempa Northridge (29,5991 mm), dan gempa
San Fernando (39,6296 mm). Gedung termasuk dalam taraf kinerja Immediate
Occupancy (IO) berdasarkan ATC-40, nilai maximum total drift berada dibawah
batas 0,01.
_____
Kata kunci: beban gempa, analisis riwayat waktu, akselerogram, simpangan antar
tingkat, kinerja struktur.1615011064 Fadila Amelia Karimafadilaakarima@gmail.com2022-08-30T13:12:46Z2022-08-30T13:12:46Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/65883This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/658832022-08-30T13:12:46ZSTUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PROYEK JALAN LAYANG
(FLY OVER) PADA RUAS JALAN R.A BASYID – UNTUNG SUROPATI
DITINJAU DARI SEGI TEKNIK LALU LINTAS DAN EKONOMITraffic jam is a problem that is always exists as an area develops, especially at
Untung Suropati intersection located in Bandarlampung City. The cause of this
congestion is heavy traffic during the morning and evening rush hour. To solve the
problem, it is necessary to build a fly over. Physical implementation of
development, it is necessary to know whether or not the development is feasible
through feasibility studies.
Feasibility studies conducted in terms of traffic and economic performance. For
traffic performance is to compare the degree of saturation in conditions before and
after the construction of the fly over. Meanwhile, in terms of economy, it is reviewed
from the parameters of BCR (Benefit Cost Ratio) and NPV (Net Present Value). In
the analysis of variable economy analyzed are savings of Vehicle Operating Costs
and savings of Travel Time Value. The methods used for traffic performance
analysis are the Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) and for Vehicle
Operating Costs analysis using calculation methods developed by PT. Jasa Marga
and LAPI Bandung Institute of Technology in 1997.
With this development, the degree of saturation for the direction of Labuhan Dalam
- Labuhan Ratu decreased from 0.57 to 0.32, for the direction of Labuhan Ratu -
Labuhan Dalam reduced from 0.66 to 0.32, for the direction of Way Halim -
Rajabasa reduced from 0.80 to 0.41 and for the direction of Rajabasa - Way Halim
reduced from 0.82 to 0.46 so it is said to be feasible in terms of traffic performance.
While in terms of economy obtained BCR value is 0,181 (BCR<1) and NPV is - Rp
44.802.275.963,936 (NPV < 0). So that in terms of the economy is said not to be
worth.
Keyword : Feasibility, Flyover, Traffic jam
Kemacetan lalu lintas adalah masalah yang selalu ada seiring berkembangnya suatu
daerah, khususnya pada simpang Untung Suropati yang berada di Kota
Bandarlampung. Penyebab kemacetan ini adalah lalu lintas yang padat pada jam
sibuk pagi dan sore. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dibangun jalan layang
(fly over). Pelaksanaan fisik pembangunan, perlu diketahui layak atau tidaknya
pembangunan tersebut melalui studi kelayakan.
Studi kelayakan yang dilakukan ditinjau dari segi kinerja lalu lintas dan ekonomi.
Untuk kinerja lalu lintas adalah untuk membandingkan derajat kejenuhan pada
kondisi sebelum dan sesudah pembangunan fly over. Sementara itu dari segi
ekonomi ditinjau dari parameter BCR (Benefit Cost Ratio) dan NPV (Nett Present
Value). Pada analisa ekonomi variabel yang dianalisa adalah penghematan Biaya
Operasional Kendaraan (BOK) dan penghematan Nilai Waktu Tempuh. Metode
yang digunakan untuk analisa kinerja lalu lintas yaitu Pedoman Kapasitas Jalan
Indonesia (PKJI) dan untuk analisa BOK menggunakan metode perhitungan yang
dikembangkan oleh PT. Jasa Marga dan LAPI Institut Teknologi Bandung Tahun
1997.
Dengan adanya pembangunan tersebut, derajat kejenuhan untuk arah Labuhan
Dalam – Labuhan Ratu berkurang dari 0,57 ke 0,32, untuk arah Labuhan Ratu –
Labuhan Dalam berkurang dari 0,66 ke 0,32, untuk arah Way Halim – Rajabasa
berkurang dari 0,80 ke 0,41 dan untuk arah Rajabasa – Way Halim berkurang dari
0,82 ke 0,46 sehingga dikatakan layak dari segi kinerja lalu lintas. Sedangkan dari
segi ekonomi diperoleh nilai BCR adalah 0,181 (BCR < 1) dan NPV adalah - Rp
44.802.275.963,936 (NPV < 0). Sehingga dari segi ekonomi dikatakan tidak layak.
Kata kunci : Studi Kelayakan, Flyover, Kemacetan1415011012 ALFRIDO WIRANATA HUTAGALUNGridowira@gmail.com2022-08-24T03:35:38Z2022-08-24T03:35:38Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/64617This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/646172022-08-24T03:35:38ZEVALUASI STABILITAS BREAKWATER
PADA KECAMATAN PANJANGTepian pantai akan mudah mengalami kerusakan akibat terjangan gelombang
yang besar, sehingga menyebabkan rusaknya area sekitar wilayah pesisir yang
padat dengan berbagai aktivitas yaitu Pantai Kecamatan Panjang, antara lain
sebagai pelabuhan, pemukiman, industri, perdagangan, pariwisata serta aktivitas
nelayan. Dengan banyaknya aktivitas tersebut sebaiknya diiringi dengan
pembangunan yang mengedepankan aspek konservasi untuk menurunkan dampak
degradasi lingkungan. Salah satu upaya untuk menanggulangi dampak
degredasinya adalah dengan dibuat breakwater. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji dan mempelajari kegagalan unit lapis lindung pada breakwater pada
pantai Kecamatan Panjang, maka pengujian stabilitas lapis lindung menggunakan
model fisik dilaksanakan di Laboraorium Hidrolika Universitas Lampung
menggunakan metode eksperimental. Hasil penelitian didapat tingkat kerusakan
breakwater sebesar 0% pada posisi HHWL 4,47 cm dengan tinggi gelombang
rencana 4 cm. Sehingga, batu pecah tersebut akan bekerja dengan baik untuk
melindungi breakwater.
Kata kunci: Breakwater, Lapis Lindung, Model Fisik, Stabilitas
The coast will be easily damaged due to large waves, causing damage to the area
around the coastal area which is densely populated with various activities,
namely Pantai Kecamatan Panjang, among others as ports, settlements, industry,
trade, tourism and fishing activities. With so many activities, it should be
accompanied by development that prioritizes conservation aspects to reduce the
impact of environmental degradation. One of the efforts to overcome the impact of
its degradation is to make a breakwater. This study aims to assess and study the
failure of the protected layer unit at the breakwater on the coast of Kecamatan
Panjang, so testing the stability of the protected layer using a physical model was
carried out at the Hydraulics Laboratory of the University of Lampung using an
experimental method. The results showed that the level of breakwater damage was
0% at 4,47 cm HHWL position with a plan wave height of 1.7 cm. So, the crushed
rock will work well to protect the breakwater.
Keywords: Breakwater, Armor Units, Physical Model, Stability1515011114 Rizqi Kurniawan-2022-06-22T06:36:09Z2022-06-22T06:36:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/63478This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/634782022-06-22T06:36:09ZANALISIS STABILITAS LERENG DAN PENANGGULANGANNYA MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA (Studi Kasus : CitraLand Bandar Lampung -C10)Citraland merupakan hunian modern yang memiliki ciri khas viewnya karena terletak di wilayah perbukitan, selain itu CitraLand mempunyai kontur dan elevasi yang berbeda – beda. Bisa disimpulkan lokasi CitraLand berpotensi terhadap longsor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai faktor aman lereng dan menghitung stabilitas lereng menggunakan turap beton dengan program metode elemen hingga. Dari hasil analisis program metode elemen hingga, didapatkan nilai faktor aman lereng kondisi eksisting sebesar 1 atau berada pada kondisi labil (Fk<1,5) untuk kondisi yang dipengaruhi faktor gempa sebesar 0,859 atau berada pada kondisi labil (Fk<1,5). Setelah dilakukan penanggulangan menggunakan turap beton dengan dimensi tinggi turap dipermukaan tanah 3 meter, turap tertanam 1,7 meter, dan tebal turap 0,2 meter didapat nilai faktor aman lereng eksisting sebesar 1,971 > 1,5 untuk nilai faktor aman dipengaruhi gempa didapat nilai sebesar 1,7772 atau berada pada kondisi stabil (Fk>1,5). Pada penelitian ini penanggulangan stabilitas lereng yang berpotensi longsor menggunakan turap beton yang meningkatkan nilai faktor aman, sehingga berpengaruh terhadap kestabilan tanah ketika diterapkan di lokasi penelitian.
Kata Kunci : Stabilitas lereng, Faktor aman, Metode elemen hingga, Turap
abstract
Citraland is a modern residence that has a characteristic views because it is located in a hilly area, besides Citraland has different contours and elevations. It can be concluded that the location of CitraLand has the potential for landslides. This study aims to analyze the value of the slope safety factor and calculate slope stability using concrete sheet piles with the finite element method program. From the results of the analysis of the finite element method program, the slope safety factor value for the existing condition is 1 or is in unstable condition (Fk < 1.5) for conditions influenced by earthquake factors of 0.859 or is in unstable condition (Fk < 1.5). After countermeasures using concrete sheeting with dimensions of 3 meters high sheet pile, 1.7 meters embedded sheet pile, and 0.2 meter thick sheet pile, the existing slope safety factor value is 1.971 > 1.5. 1.7772 or in a stable condition (Fk>1.5). In this study, the countermeasures for the stability of slopes that have the potential for landslides use concrete sheeting which increases the value of the safety factor, so that it affects the stability of the soil when applied at the research site.
Keywords: Slope stability, Safety factor, finite element method, Sheet pile1515011029 MUHAMMAD DESYAN ICHSANImuhammaddesyanichani@gmail.com2022-06-22T06:22:45Z2022-06-22T06:22:45Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/63476This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/634762022-06-22T06:22:45ZSTUDI ANALISIS STABILITAS LERENG TANAH TIMBUNAN
MENGGUNAKAN METODE FELLINIUS DAN BISHOP SERTA
PENANGGULANGANNYA
(Studi Kasus : Perumahan CitraLand Bandar Lampung)Citraland yang terletak di wilayah perbukitan, memiliki kontur yang curam dan
elevasi yang berbeda. Sehingga pada daerah tersebut berpotensi terhadap longsor.
Penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai faktor aman lereng dan menghitung
stabilitas lereng menggunakan dinding penahan tanah dengan perhitungan manual.
Metode yang digunakan adalah metode Fellenius dan Bishop. Dari hasil analisis
perhitungan manual, didapatkan nilai faktor aman lereng eksisting dengan metode
Fellenius dan Bishop masing-masing sebesar 0,7296 dan 1,0637. Setelah dilakukan
penanggulangan menggunakan dinding penahan tanah dengan dimensi tinggi 2
meter dan tebal 1,7 meter didapatkan nilai stabilitas terhadap geser yaitu SF =
2,3871 ≥ 2 (aman) pada kondisi normal. Stabilitas terhadap guling pada kondisi
normal yaitu SF = 2,2502 ≥ 2 (aman). Stabilitas terhadap geser pada kondisi
gempa yaitu SF = 2,1081 ≥ 2 (aman). Stabilitas guling pada kondisi gempa yaitu
SF = 2,054 ≥ 2 (aman).. Penanggulangan menggunakan dinding penahan tanah
cukup efektif terhadap meningkatnya nilai faktor aman, sehingga penanggulangan
menggunakan dinding penahan tanah cukup stabil jika diterapkan di lokasi
penelitian.
Kata Kunci : Stabilitas lereng, Faktor aman, Fellenius, Bishop, Dinding penahan
tanah
abstract
Citraland, which is located in a hilly area, has steep contours and different
elevations. So the area has the potential for landslides. This study was to analyze
the value of the slope safety factor and calculate the slope stability using a retaining
wall with manual calculations. The method used is the Fellenius and Bishop
method. From the analysis of manual calculations, the value of the existing slope
safety factor using the Fellenius and Bishop methods was 0.7296 and 1.0637,
respectively. After countermeasures using a retaining wall with dimensions of 2
meters high and 1.7 meters thick, the value of stability against shear is obtained,
namely SF = 2.3871 2 (safe) under normal conditions. Stability against rolling
under normal conditions is SF = 2.2502 2 (safe). Stability against shear in
earthquake conditions is SF = 2.1081 2 (safe). Overturning stability in earthquake
conditions is SF = 2.054 2 (safe). Countermeasures using retaining walls are quite
effective in increasing the value of the safety factor, so countermeasures using
retaining walls are quite stable if applied at the research site.
Keywords: Slope stability, Safety factor, Fellenius, Bishop, Retaining wall1515011077 BADRUZZAMAN AJIbadruzzamanaji@gmail.com2022-06-09T02:31:05Z2022-06-09T02:31:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/62806This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/628062022-06-09T02:31:05ZPENGARUH SEDIMENTASI MANGROVE Avicennia marina
DALAM MENAHAN LAJU GELOMBANG
UNTUK PEMBANGUNAN PESISIR BERKELANJUTAN
(STUDI KASUS DI PESISIR PANTAI PASIR SAKTI, LAMPUNG TIMUR)Hutan mangrove mampu menjaga garis pantai dari adanya abrasi dan erosi, juga
mampu menahan tiupan angin kencang yang datang dari lautan dan mampu
menahan serta mengikat sedimen secara periodik. Tujuan penelitian yang pertama
adalah untuk mengetahui besaran gelombang yang mampu diredam oleh mangrove
Avicennia marina dan yang kedua mengetahui pengaruh sedimentasinya di pesisir
pantai desa Purworejo, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur.
Metode penelitian yang digunakan adalah spot-check, transek-kuadrat dan uji
laboratorium. Pengukuran data gelombang menggunakan alat SBE 26 dan RBRDuo
T.D. Pengukuran dilakukan pada 5 stasiun dengan jarak 3 m, 5 m, 10 m, 20 m, dan
50 m. Rawdata diolah menggunakan Microsoft Excel menghasilkan persentase
peredaman tinggi gelombang jarak berturut-turut sebesar 70,3%, 73,3%, 91,0%,
95,6%, 96,1% dan berdasarkan energi gelombang sebesar 49,5%, 53,8%, 82,9%,
91,4%, 92,3% dengan persentase diameter partikel sebesar 19,36%, 19,75%,
19,87%, 21,27%. Semakin tinggi peningkatan peredaman gelombang maka
persentase butirannya semakin kecil dan semakin kebelakang persentase butirannya
semakin besar dan peningkatan peredamannya relatif kecil. Pada saat gelombang
datang energinya besar sehingga semua pertikel besar sedimen di laut akan terbawa
sampai dengan di belakang ekosistem mangrove, begitu gelombang pergi energi
yang dikeluarkan gelombang semakin kecil sehingga hanya butiran kecil yang
mampu terbawa kembali dari belakang ekosistem menuju pinggir laut. Kesimpulan
penelitian adalah tingkat ketebalan mangrove dan diameter partikel lumpur
berhubungan dengan persentase peredaman gelombang, semakin tebal mangrove
Avicennia marina, maka akan semakin besar kemampuan meredam gelombang.
Semakin besar tingkat peredaman gelombang maka persentase butiranya semakin
kecil dan semakin kebelakang persentase butirannya semakin besar dan
peningkatan peredamannya relatif kecil.
Kata kunci : Sedimentasi, Lumpur, Mangrove, Avicennia marina, Peredaman,
Gelombang
Mangrove forests can protect the coastline from abrasion and erosion, also able to
withstand strong wind gusts coming from the ocean, and able to hold and bind
sediment periodically. The purpose of this first research is to find out the magnitude
of waves that can be muted by mangrove Avicennia marina and the second to know
the influence of sedimentation on the coast of Purworejo village, Pasir Sakti
District, East Lampung regency. The research methods used are spot-check,
Quadrad methods, and laboratory tests. Wave data measurement using SBE 26
and RBRDuo T.D. Measurements are performed at 5 stations with a distance of 3
m, 5 m, 10 m, 20 m, and 50 m. Raw data processed using Microsoft excel produces
a percentage of high damping wave distance in a row of 70.3%, 73.3%, 91.0%,
95.6%, 96.1% and based on consecutive wave energy of 49.5%, 53.8%, 82.9%,
91.4%, 92.3% with a percentage of particle diameter of 19.36%, 19.75%, 19.87%,
21.27%. The higher the wave suppression rate, the smaller the grain spread and
the more backward the percentage of granules the greater and the increase in
damping is relatively small. By the time the wave comes the energy is large so that
all the large particles of sediment in the sea will be carried up to the back of the
mangrove ecosystem, as soon as the wave goes the energy released by the wave is
getting smaller so that only small grains can be carried back from the back of the
ecosystem to the seafront. The conclusion is that the thickness of mangroves and
the diameter of sludge particles are related to the percentage of wave suppression,
the thicker the mangrove Avicennia marina, the greater the ability to dampen
waves. The greater the wave suppression rate, the smaller the percentage of the
grain, and the further back the percentage of granules the greater, and the increase
in damping is relatively small.
Keywords: Sedimentation, Mud, Mangrove, Avicennia marina, Damping, Wave1415011023 ARI SANJAYA-2022-06-09T02:18:38Z2022-06-09T02:18:38Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/62804This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/628042022-06-09T02:18:38ZPERBANDINGAN NILAI DERAJAT KEPADATAN TANAH METODE
STANDARD PROCTOR DENGAN ALAT UJI TEKAN MODIFIKASI DAN
UJI SAND CONE DI LAPANGANSemakin meningkatnya teknologi dalam bidang uji pemadatan tanah,
menginspirasi para peniliti untuk membuat prototipe alat uji tekan termodifikasi
yang dapat diatur tekanannya. alat ini beroperasi dengan memasukkan nilai kadar
air optimum yang diperoleh dari hasil uji pemadatan standard proctor. Nilai kadar
air tersebut kemudian digunakan untuk menguji sampel dengan variasi tekanan
sebesar 5 MPa, 10 MPa, dan 15 MPa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan uji pemadatan tanah
dengan menggunakan metode standard proctor dan uji pemadatan dengan metode
alat tekan modifikasi, serta uji sand cone dilapangan untuk mendapatkan nilai
derajat kepadatan tanah. Pada uji pemadatan dengan metode standard proctor
diperoleh berat volume kering maksimum sebesar 1,42 gr/cm3
dan nilai kadar air
optimum sebesar 25,80 %. Untuk hasil uji pemadatan tanah yang menggunakan
metode tekan termodifikasi, diperoleh nilai berat volume kering pada tekanan 15
MPa sebesar 1,58 gr/cm3
. Nilai derajat kepadatan tanah dari uji sand cone
(standard proctor) adalah 77,8 %, kemudian dari uji sand cone (5 MPa) diperoleh
nilai 71,74 %, kemudian dari uji sand cone (10 MPa) diperoleh nilai 71,07 %,
kemudian dari uji sand cone (15 MPa) diperoleh nilai 69,89 %. Kesimpulan nilai
derajat kepadatan tanah dari uji sand cone dengan metode standard proctor dan
metode alat uji tekan modifikasi terdapat selisih dengan rentang antara 7,78 %
sampai 10,2 %.
Kata kunci : Pemadatan Standard Proctor, Pemadatan dengan Alat Tekan
Modifikasi, Sand Cone.
The increasing technology in the field of soil compaction testing has
inspired researchers to create prototypes of modified pressure test equipment that
can be adjusted. This tool operates by entering the optimum moisture content value
obtained from the results of the standard proctor compaction test . The water
content value was then used to test samples with pressure variations of 5 MPa, 10
MPa, and 15 MPa.
The purpose of this study was to compare the soil compaction test using
the standard proctor method and the compaction test using the modified press
method, as well as the sand cone test in the field to get the value of the degree of
soil density. In the compaction test using the standard proctor method , the
maximum dry volume weight was 1.42 g/cm 3 and the optimum water content value
was 25.80 %. For the results of the soil compaction test using the modified
compression method, the dry volume weight value at a pressure of 15 MPa was
1.58 gr/cm 3
. The value of the degree of soil density from the sand cone test
( standard proctor) is 77.8%, then from the sand cone test (5 MPa) the value is
71.74%, then from the sand cone test (10 MPa) the value is 71.07%, then from the
sand cone test (15 MPa) the value is 69 ,89%. In conclusion, the value of the
degree of soil density from the sand cone test with the standard proctor method
and the modified compression test method has a difference in the range between
7.78% to 10.2%.
Keywords: Standard Proctor Compaction, Compaction with Modified Press
Tool, Sand Cone .1415011112 NOVAN ADENORA-2022-06-07T03:37:55Z2022-06-07T03:37:55Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/62673This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/626732022-06-07T03:37:55ZPENGARUH KEGIATAN SAMPING JALAN
TERHADAP KECELAKAAN LALU LINTAS
(STUDI KASUS RUAS JALAN BY PASS
SOEKARNO-HATTA BANDAR LAMPUNG)Kecelakaan lalu lintas adalah masalah yang cukup serius di Kota Bandar
Lampung terutama ruas Jalan By Pass Soekarno-Hatta Bandar Lampung,
mengingat ruas jalan ini merupakan jalan arteri primer yang seharusnya tidak
boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal.
Kegiatan samping jalan merupakan salah satu gangguan yang dapat menimbulkan
kecelakaan dan perlu dianalisa. Daerah rawan kecelakaan ditentukan dengan
metode Angka Ekivalen Kecelakaan (AEK) berdasarkan tingkat fatalitas
kecelakaan tiap segmen jalan. Kegiatan samping jalan dikelompokkan menjadi
penyeberang (PED), kendaraan berhenti dan parkir di sisi jalan (PSV), kendaraan
lambat (SMV), dan kendaraan masuk dan keluar pusat kegiatan (EEV). Analisa
dengan regresi linear digunakan untuk menghitung keterkaitan kegiatan samping
jalan dengan tingkat kecelakaan. Dari 25 segmen sepanjang ruas Jalan Soekarno-
Hatta diperoleh 16 segmen tergolong daerah rawan kecelakaan (blackspot) dan 6
segmen diantaranya masih menjadi blackspot hingga 2017. Kegiatan samping
jalan berupa kendaraan keluar masuk pusat kegiatan merupakan kegiatan samping
jalan dengan jumlah tertinggi yang berpengaruh terhadap penurunan angka
kecelakaan, disusul kendaraan berhenti dan parkir di sisi jalan, kemudian
kendaraan lambat dan pejalan kaki/penyeberang jalan dengan jumlah terendah.
Disamping itu kecepatan kendaraan rata-rata hanya sebesar 42,8 km/jam akibat
tingginya volume kendaraan dengan rata-rata 2708 skr/jam serta kondisi jalan di
beberapa segmen yang rusak dan fasilitas kelengkapan jalan yang kurang baik.
Kata kunci: Kecelakaan, Blackspot, Kegiatan Samping Jalan
Traffic accidents are serious problem in Bandar Lampung City, especially the
Soekarno-Hatta Bandar Lampung By Pass Road, considering that this road is the
primary arterial road that should not be disturbed by shuttle traffic, local traffic,
and local activities. Roadside activities are one of the disruptions that can cause
accidents and need to be analyzed. Accident-prone areas are determined by the
Equivalent Accident Number (EAN) method based on accident fatality rate each
segment of the road. Roadside activities are grouped into crossers (PED), stop
and park vehicles on the side of the road (PSV), slow vehicles (SMV), and vehicles
in and out of activity centers (EEV). Analysis with linear regression is used to
calculate the level of impact of roadside activities with accident rates. From 25
segments along Soekarno-Hatta Road, 16 segments are classified as blackspot
and 6 segments are still classified as blackspot until 2017. EEV is the highest
number that affects the decrease in the number of accidents, PSV for the 2nd
number, SV for the 3rd number and PED for the smallest number. Besides the
average vehicle speed is only 42,8 km/h due to the high volume of vehicles with an
average of 2708 skr/h also the damaged of some segments and poor support
facilities of the road.
Keywords: Accident, Blackspot, Roadside Activities1415011030 BAGUS DANANG JAYAbagusdanangjaya@gmail.com2022-06-06T08:09:30Z2022-06-06T08:09:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/62650This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/626502022-06-06T08:09:30ZPENGEMBANGAN KAWASAN STASIUN KERETA API TANJUNG
KARANG BERBASIS TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)Konsep perencanaan untuk mengatasi permasalahan perkotaan berupa urban
sprawl, kemacetan lalu lintas, serta bertambahnya waktu perjalanan dan biaya
transportasi masyarakat ke tempat kerja salah satunya adalah dengan diterapkannya
pengembangan kawasan berbasis Transit Oriented Development (TOD) dengan
layanan transitnya dapat mengurangi ketergantungan orang terhadap penggunaan
kendaraan pribadi. Selain itu integrasi antara penggunaan lahan campuran dan
simpul transit dapat meningkatkan keinginan masyarakat dalam menggunakan
transportasi massal. Salah satu kota yang akan menerapkan konsep TOD adalah
Kota Bandar Lampung dengan ditetapkannya Kawasan Stasiun Kereta Api Tanjung
Karang dalam Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung sebagai
kawasan Transit Oriented Development (TOD). Namun seharusnya saat ini sudah
terlihat kawasan dengan kepadatan bangunan tinggi dan berbagai macam ragam
aktivitas serta penggunaan angkutan massal yang meningkat.
Penelitian ini mencoba untuk memberikan rekomendasi dalam mengembangkan
kawasan Stasiun Kereta Api Tanjung Karang dengan mengetahui tipologi TOD
sesuai dengan rencana arah pengembangan kawasan, karakteristik eksisting TOD,
dan konsep strategi yang akan dikembangkan. Metode penelitian ini menggunakan
analisis skoring untuk menentukan tipologi TOD, analisis GAP untuk mengetahui
capaian eksisting, dan analisis SWOT untuk merumuskan strategi dalam
pengembangan kawasan TOD. Hasil penelitian dalam penentuan tipologi
berdasarkan arahan kebijakan rencana tata ruang maupun rencana pengembangan
transportasi Kota Bandar Lampung menunjukkan kriteria pengembangan TOD
pada kawasan Stasiun Tanjung Karang yaitu kawasan TOD Kota. Strategi
pengembangan yang diterapkan sesuai dengan prinsip TOD yaitu meningkatkan
prinsip density, design, destination accessibility, dan distance to transit yang
konsep perencanaannya tertuang dalam blockplan kawasan.
Kata kunci : TOD, Tipologi Kota, Konsep Pengembangan TOD
One of the planning concept to overcome urban problems such as urban sprawl,
traffic congestion, and community transportation fee to workplace is to implement
area development based on Transit Oriented Development (TOD) with transit
service that is capable to reduce people's dependence towards private vehicles. One
city that would implement TOD concept is Bandar Lampung with the set up of
Tanjung Karang Train Station Area in Bandar Lampung Spatial Planning
Regulation as a Transit Oriented Development (TOD) area. However, an area with
a high density of high-rise buildings and variety of activities as well as the
increasing usage of public transportation should have been visible by now.
This study is trying to present recommendation in developing the area of Tanjung
Karang Train Station Area with the knowledge of TOD typology in accordance with
the planning of area development direction, TOD existing characteristics, and
concept of the strategy that would be developed. This study is using scoring analysis
method to decide TOD typology, GAP analysis to find out existing achievement,
and SWOT analysis to formulate the strategy in developing TOD area. The result
of this study shows urban typology as a TOD development criteria at Tanjung
Karang Train Station Area with its development strategy, which is increasing the
principle of density, design, destination accessibility, and distance to transit, with
its development concept stated in the blockplan of the area.
__________
Keywords: TOD, Urban Typology, TOD Development Concept1725011026 Heby Rakasiwirakasiwi.heby@gmail.com2022-06-06T08:06:32Z2022-06-06T08:06:32Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/62657This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/626572022-06-06T08:06:32ZVALIDASI METODE UNTUK MENCARI DATA CURAH HUJAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE NORMAL RATIO, INVERSED SQUARE DISTANCE,
RATA-RATA ALJABAR DAN MODIFIED INVERSED SQUARE DISTANCE
(Studi Kasus Data Curah Hujan Beberapa Stasiun Hujan
Daerah Lampung Tengah)Data hujan sangat penting dan dibutuhkan dalam perhitungan teknik sipil maka
kelengkapan data hujan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kaitannya
perencanaan manajemen keairan, menajemen sumber daya air, maupun
perencanaan pembangunan, terlebih lagi untuk perencanaan bangunan air. Namun
sering kali terjadi data pada periode perekaman pada stasiun hujan yang ada di
suatu wilayah tidak lengkap.
Untuk melengkapi data curah hujan yang tidak lengkap atau hilang, maka
pada penelitian ini dilakukan penelitian untuk memprediksi data curah hujan
dengan menggunakan metode Normal Ratio, Inversed Square Distance, Rata-
rata Aljabar, Modified Inversed Square Distance, dengan lokasi penelitian
yang terletak di Lampung Tengah. Prediksi curah hujan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui pola hujan yang terjadi pada masa yang
akan datang.
Dari hasil penelitian ini metode modifikasi rata-rata aljabar didapatkan sebagai
metode terbaik untuk pencarian data hujan yang hilang. Terbukti dari nilai
korelasi rata-rata tahunan yang paling besar, yaitu: 0,317. Nilai ini menunjukkan
bahwa hubungan antara data hujan terhadap korelasi tahunan masih lemah. Hal
ini disebabkan nilai korelasi masih jauh dari angka 1 (nilai maksimum).
Kata Kunci : Data Curah Hujan, Normal Ratio, Linear Regression, Inversed
Square Distance, Rata-rata ALjabar
Rain data is very important and needed in civil engineering calculations, so the
completeness of rain data is one of the most important parts in relation to water
management planning, water resource management, and development planning,
especially for water building planning. However, it often happens that the data
during the recording period at the rain station in an area is incomplete.
To determine the efficiency of the fishway shape that can be built, in this study an
experiment was carried out using eel (Anguilla bicolor, sp) which will then be
tested on a fishway tool with a slope and two different types of steps, namely
bulkhead stairs and vertical pool passes that Then it will be compared with the
type of PVC pipe footing that has been done in a previous study.
To complete the incomplete or missing rainfall data, this study conducted a study
to predict rainfall data using the Normal Ratio, Inversed Square Distance,
Algebra Average, Modified Inversed Square Distance method with the research
location located in Central Lampung. Prediction of rainfall referred to in this
study is to determine the pattern of rain that will occur in the future.
From the results of this study, the modified algebraic average method was
obtained as the best method for searching for missing rain data. It is evident from
the largest annual average correlation value, namely: 0.317. This value indicates
that the relationship between rainfall data and the annual correlation is still
weak. This is because the correlation value is still far from 1 (maximum value).
Keywords : Rainfall Data, Normal Ratio, Linear Regression, Inverse Square
Distance, Algebraic Average1515011043 irvan tegar cesarirvancesarr@gmail.com2022-06-06T04:42:16Z2022-06-06T04:42:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/62617This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/626172022-06-06T04:42:16ZPERBAIKAN TANAH DASAR DENGAN METODE PRELOADING DAN
PREFABRICATED VERTICAL DRAIN (PVD)Tanah lempung mempunyai sifat kurang baik secara teknis untuk
mendukung suatu pekerjaan kontruksi. Tanah tersebut mengalami penurunan
yang besar dan dalam waktu yang sangat lama. Hal inilah yang sering menjadi
masalah dalam pelaksanaan suatu pekerjaan kontruksi. Pada studi kasus tanah
timbunan di proyek tol sumatera ruas Terbanggi - Kayu Agung ini, perbaikan
tanah lempung untuk mengatasi masalah diatas adalah dengan cara
menggunakan kombinasi antara Preloading dan Prefabricated Vertical Drain
(PVD). Pemasangan PVD dapat mempercepat waktu penurunan yang terjadi
karena disipasi air pori terjadi dalam arah vertical.
Dalam tugas akhir ini, dilakukan analisa perhitungan konsolidasi tanah
dengan menggunakan metode elemen hingga. Analisa jarak spasi antar PVD
untuk mendapatkan jarak yang paling efektif yang disesuaikan dengan waktu
konsolidasi yang paling cepat,jarak spasi antar PVD yang diperhitungkan ialah
1 m; 1,5 m dan 2 m. Dari hasil perhitungan tanpa menggunakan PVD diperoleh
waktu 25000 hari dan mengalami penurunan sebesar 0,905 m. Sedangkan
dengan jarak spasi PVD 1 m menghasilkan waktu konsolidasi 163 hari dan
mengalami penurunan 0,868 m, jarak spasi antar PVD 1,5 m menghasilkan
waktu konsolidasi 163 hari dan mengalami penurunan 0,868 m , dan jarak spasi
2 m mengasilkan waktu konsolidasi selama 163 hari dengan penurunan 0,882
m. Dari analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa jarak
pemasangan yang paling efektif adalah menggunakan kombinasi preloading
dan PVD dengan jarak PVD 1,5 m.
. Kata kunci : Preloading, Prefabricated Vertical Drain (PVD), Konsolidasi
Clay soil has technically unfavorable properties to support a construction
work. The land experienced a great decline and in a very long time. This is often a
problem in the implementation of a construction work. In this case study of
embankment soil in the Terbanggi - Kayu Agung toll road project, the
improvement of clay soil to overcome the above problem is by using a
combination of Preloading and Prefabricated Vertical Drain (PVD). Installation
of PVD can speed up the settlement time that occurs because the pore water
dissipation occurs in the vertical direction.
In this final project, analysis of soil consolidation calculations is carried out
using the finite element method. Analysis of the spacing between PVDs to get the
most effective distance adjusted for the fastest consolidation time, the calculated
spacing between PVDs is 1 m; 1.5 m and 2 m. From the results of calculations
without using PVD that has been carried out, it is obtained that the time reaches
25000 days and has decreased by 0.905 m. Meanwhile, using 1 m PVD spacing
resulted in a consolidation time of 163 days and decreased by 0.868 m, 1.5 m
spacing between PVDs resulted in a consolidation time of 163 days and decreased
by 0.868 m, and a 2 m spacing resulted in a consolidation time of 1 m. 163 days
and decreased by 0.882 m. From the analysis that has been done, it can be
concluded that the most effective installation distance is to use a combination of
preloading and PVD with a PVD distance of 1.5 m.
Keywords : Preloading, Prefabricated Vertical Drain (PVD), Consolidation1415011017 ANDRIAN PUTRA AULIA-2022-06-03T03:32:46Z2022-06-03T03:32:46Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/62490This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/624902022-06-03T03:32:46ZPERBANDINGAN ANALISIS DATA CURAH HUJAN YANG HILANG DI
DAERAH LAMPUNG BARAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE
NORMAL RATIO, RATA-RATA ALJABAR, INVERSED SQUARE
DISTANCE, DAN MODIFIED METHODHujan yang turun biasanya ditampung dan dicatat volumenya per hari dan
dirangkum per bulannya. Namun, dalam proses pencatatannya terkadang ada data
yang tidak tercatat atau sering disebut hilang. Untuk mengatasinya, diperlukan
mretode perhitungan yang tepat. Ada beberapa macam metode perhitungan yang
sudah ada dan digunakan dalam penelitian ini, seperti: metode normal ratio,
metode rata-rata aljabar, dan metode inversed square distance. Pada penelitian
ini, digunakan tambahan metode modifikasi yang merupakan modifikasi dari
metode normal ratio, metode rata-rata aljabar, dan metode inversed square
distance. Metode normal ratio, metode rata-rata aljabar, dan metode inversed
square distance, dan metode modifikasi diterapkan pada data-data stasiun hujan di
Kabupaten Lampung Barat.
Data curah hujan didapatkan dari Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji-
Sekampung (BBWSMS). Ada lima data stasiun hujan yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu: Stasiun Fajar Bulan (R 003), Stasiun Tribudi Sukur (R 232),
Stasiun Air Itam (R 234), Stasiun Sukapura (R 248), dan Stasiun Bungin II (R
275). Proses perhitungan dilakukan dengan bantuan aplikasi microsoft excel dan
google earth. Sebelum dianalisis dilakukan uji konsistensi data terlebih dahulu.
Jika data baik, selanjutnya dilakukan analisis perhitungan dengan memisalkan jika
data hujan seolah-olah hilang. Setelah itu, ditentukan metode manakah yang
paling baik digunakan untuk menganalisis data curah hujan yang hilang.
Setelah dianalisis didapatkan bahwa metode modifikasi inversed square
distance adalah metode terbaik untuk pencarian data hujan yang hilang. Terbukti
dari nilai korelasi rata-rata tahunan yang paling besar, yaitu: 0.54 dan 0.493.
Nilai korelasi yang didapatkan berada diantara 0.40 – 0.69 maka nilai korelasi
cukup.
Kata kunci : Normal Ratio, Rata-Rata Aljabar, Inversed Square Distance,
Modified Method, Data Curah Hujan Hilang
Rainfall data usually accommodated and recorded per day and summarized
per month. However, in the recording process sometimes there is data that is not
recorded or is often called lost. To overcome this, an appropriate calculation
method is needed. There are several kinds of calculation methods that already
exist and are used in this study, such as: the normal ratio method, the algebraic
mean method, and the inversed squared distance method. In this study, also
added modified method which is a modification of the normal ratio method, the
algebraic mean method, and the inversed square distance method. The normal
ratio method, the algebraic mean method, the inversed square distance method,
and the modified method are used to analyzed the rainfall data in West Lampung
Regency.
Rainfall data were obtained from the BBWSMS (“Balai Besar Wilayah
Sungai Mesuji-Sekampung”). There are five rain station data used in this study,
such as: Fajar Bulan Station (R 003), Tribudi Sukur Station (R 232), Air Itam
Station (R 234), Sukapura Station (R 248), and Bungin II Station (R 275). The
calculation is done with the help of Microsoft Excel and Google Earth
applications. The data consistency test was conducted first, then done the data
analysis if the data consistency is good. Calculation analysis is done by assuming
if the rain data seems to be missing. After that, best method can be determined as
the best to be used to analyze the missing rainfall data.
After data analysis is complete, it was found that the modified inverse
square distance method is the best method to search for lost rainfall data. Proven
that annual mean correlation value is the biggest, which is: 0.54 and 0.493.
Correlation coefficient value from the modification of inversed square distance
method is in the moderate correlation.
Keywords : Normal Ratio, Algebraic Mean Method, Inversed Square Distance,
Modified Method, Lost Rainfall Data1415011150 Winda Maria Rebecca Gultomwindaaa96@gmail.com2022-06-02T04:28:58Z2022-06-02T04:28:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/62405This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/624052022-06-02T04:28:58ZEVALUASI PENGARUH DILATASI PADA GEDUNG BAJA EMPAT
LANTAI TERHADAP BEBAN GEMPA MENGGUNAKAN METODE
STATIK PUSHOVERLaboratorium Teknik 3 ITERA menerapkan dilatasi pada pembangunannya
dengan asumsi masing-masing bangunan dapat berdefleksi saat terjadi gempa.
Analisis pushover merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui
perilaku keruntuhan bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh bangunan dilatasi (model A1 & A2) dengan bangunan tanpa dilatasi
(model B1) sebagai pembanding terhadap level kinerja struktur, gaya geser dasar
maksimum yang ditahan struktur dan pola keruntuhan akibat beban gempa.
Berdasarkan hasil analisis, total simpangan gedung existing dengan dilatasi
(model A1 & A2) sebesar 96,54 mm tidak melebihi jarak yang tersedia yaitu 250
mm. Nilai target displacement metode FEMA-440 dengan level kinerja paling baik
pada gedung existing dengan dilatasi (model A1) pada arah-x yang berada pada
tingkat Immediate Occupancy dan level kinerja paling rendah pada gedung
modifikasi tanpa dilatasi (model B1) pada arah-x yang berada pada tingkat
Structural Stability. Mekanisme keruntuhan struktur menunjukan mekanisme
strong column weak beam.
Kata kunci : dilatasi, pushover, immediate occupancy, structural stability.
ITERA's Engineering Laboratory 3 applies dilation to its construction
assuming each building can reflect during an earthquake. Pushover analysis is one
of the methods used to determine the behavior of building collapses. This study aims
to find out the influence of dilational buildings (model A1 & A2) with buildings
without dilation (model B1) as a comparison to the level of structural performance,
the maximum basic shear force that the structure retains and the pattern of collapse
due to earthquake load.
Based on the results of the analysis, the total deviation of existing buildings with
dilation (model A1 & A2) of 96.54 mm does not exceed the available distance of
250 mm. The fema-440 method's target displacement value with the best
performance level in existing buildings with dilation (model A1) at x-direction is at
immediate occupancy and the lowest performance level in the modified building
without dilation (model B1) at the x-direction which is at the structural stability
level. The structural collapse mechanism indicates the strong column weak beam
mechanism.
Keywords : dilation, pushover, immediate occupancy, structural stability.1415011130 Rizky Prihandoyorizkyprihandoyo@gmail.com2022-05-31T07:33:35Z2022-05-31T07:33:35Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/62299This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/622992022-05-31T07:33:35ZSIMULASI TAMPUNGAN BENDUNGAN SUKAMAHI, KECAMATAN
MEGAMENDUNG, KABUPATEN BOGOR.Banjir yang sering terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang hampir terjadi
setiap tahunnya atau setiap musim penghujan datang menimbulkan kerugian harta
benda, selain itu juga menggangu kegiatan perekonomian. Salah satu upaya untuk
mengurangi pengaruh kerugian yang disebabkan oleh banjir di kota Jakarta
tersebut yaitu membangun 2 (dua) buah bendungan di Daerah Aliran Sungai
Ciliwung yang terletak di hulu sungai yang berada di Kabupaten Bogor, yaitu
Bendungan Sukamahi yang berfungsi sebagai pengendalian banjir sungai ciliwung
oleh sebab itu dilakukan simulasi tampungan menggunakan program HEC-HMS
4.5.
Penelitian ini dibutuhkan beberapa analisis antara lain meliputi hujan harian
maksimum, curah hujan rancangan, hujan efektif, hidrograf satuan banjir
rancangan, dan simulasi tampungan menggunakan program HEC-HMS 4.5.
Berdasarkan penelitian ini menunjukan bahwa curah hujan yang mungkin terjadi
(PMP) mrncapai 571,7967 mm, debit banjir 2, 5, 10, 20, dan 50 tahun mencapai
56,6853 m3
/det, 72,8729 m3
/det, 84,1311 m3
/det, 110,5354 m3
/det. Selain debit
banjir, dalam penelitian ini berdasarkan terowongan tertutup didapat kapasitas
pelimpah dan volume tampungan dalam kala ulang 50 tahun yaitu didapat tinggi
muka air maksimum yaitu 597,4 m, dengan kelebihan 0,65 m diatas spillway
dengan volume sebesar 969400 m3
.
Kata kunci: HEC-HMS, Bendungan, PMP, Simulasi Tampungan.
Floods that often occur in the Jakarta area and surrounding areas that almost
occur every year or every rainy season comes to cause property losses, in
addition to disrupting economic activities. One of the efforts to reduce the impact
of losses caused by flooding in the city of Jakarta is to build 2 (two) dams in the
Ciliwung River Basin located upstream of the river in Bogor Regency, namely
sukamahi dam that serves as flood control of the ciliwung river, therefore
conducted a simulation using the HEC-HMS 4.5 program. This study required
several analyses including maximum daily rain, draft rainfall, effective rain,
hydrographic flood unit design, and simulation using HEC-HMS 4.5 program.
Based on this study, indicate that rainfall may occur (PMP) reached 571,7967
mm, flood discharges of 2, 5, 10, 20, and 50 years reached 56.6853 m3/sec,
72,8729 m3/sec, 84,1311 m3/sec, 110,5354 m3/det. In addition to flood discharge,
in this study based on closed tunnels obtained the capacity of the overflow and the
volume of retention in the 50-years of the maximum water level obtained is 597,4
m, with an excess of 0,65 m above the spillway with a volume of 969400 m3.
Keywords: HEC-HMS, Dam, PMP, Simulation.1515011093 AYU KURNIASIHayukrna@gmail.com2022-05-31T02:26:30Z2022-05-31T02:26:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/62212This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/622122022-05-31T02:26:30ZPENGARUH EL NINO DAN LA NINA TERHADAP DATA-DATA HUJAN
KABUPATEN LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNGEl Nino dan La Nina merupakan fenomena penyimpangan iklim di Indonesia yang
dipengaruhi oleh perubahan suhu perairan di Samudra Pasifik bagian Timur dan
Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, dan menentukan dampak daerah
paling dominan akibat pengaruh El Nino dan La Nina pada 6 stasiun curah hujan di
Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung, Penelitian ini juga bertujuan untuk
membandingkan antara Metode Fast Fourier Transform (FFT) dan Metode Lomb
Periodogram yang menghasilkan prediksi perulangan terjadinya fenomena El Nino dan
La Nina. Penelitian ini menggunakan data curah hujan dari tahun 1998 sampai 2019
yang diambil dari Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji – Sekampung (BBWSMS).
Metode yang digunakan adalah Metode Fast Fourier Transform (FFT) dan Metode
Lomb Periodogram. Menghasilkan periode perulangan terjadinya El Nino dan La Nina
serta nilai puncak grafik spektrum pada 6 stasiun hujan yaitu Air Hitam, Bungin II,
Fajar Bulan, Rawa Bebek, Sukapura, dan Tribudi Sukur. Berdasarkan hasil
perbandingan diketahui Kedua metode menunjukan Stasiun hujan Air Hitam
mengalami pengaruh El Nino dan La Nina yang lebih dominan dengan periode
perulangan sebesar 3,9165 tahun pada metode Lomb Periodogram dan 3,7381 tahun
pada metode Fast Fourier Transform (FFT). Dikethaui juga bahwa Metode Lomb
Periodogram memiliki tingkat akurasi lebih baik dari metode Fast Fourier Transform
(FFT). Ini dikarenakan metode Lomb Periodogram dapat membaca Panjang data lebih
akurat dibandingkan Metode Fast Fourier Transform (FFT).
Kata kunci: El Nino, La Nina, Stasiun hujan, Curah Hujan, Fast Fourier Transform
(FFT), Lomb Periodogram
El Nino and La Nina is a phenomenon climate anomalies in Indonesia that are affected
by changes in water temperature in the east and central pacific oceans. The purpose
of this research to analyze and determine dominant impact area due to the effect of El
Nino and La Nina on 6 rainfall station in west Lampung Regency, Lampung Province.
This study also compred between Fast Fourier Transform (FFT) methods, and Lomb
Periodogram methods. This study using rainfall data from 1998 to 2019 taken from
Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji – Sekampung (BBWSMS).
The method used are Fast Fourier Transform (FFT) method and Lomb Periodogram
Method. Resulting in the looping period ensue of El Nino and La Nina also the peak
spectrum values at 6 rainfall stations namely Air Hitam, Bungin II, Fajar Bulan, Rawa
Bebek, Sukapura, and Tribudi Sukur. According on comparison result, it is known that
both methods indicate that Air Hitam Rainfall Station experience the effect of El Nino
and La Nina more dominantly than the others, with the looping period of 3,9165 years
from Lomb Periodogram method and 3,7381 years from Fast Fourier Transform (FFT)
Method. It is also known that Lomb Periodogram Method has a better accuracy than
Fast Fourier Transform (FFT) method. This is because Lomb Periodogram can read
the length of data more accurately than Fast Fourier Transform (FFT) method.
Keywords : El Nino, La Nina, Rainfall Station, Rainfall, Fast Fourier Transform
(FFT), Lomb Periodogram1415011055 Fajar Hartantiofajarhartantio550@gmail.com2022-05-30T07:58:43Z2022-05-30T07:58:43Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/62149This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/621492022-05-30T07:58:43ZHUBUNGAN PENGUJIAN CBR METODE TUMBUKAN DENGAN ALAT
UJI CBR METODE TEKANAN BERDASARKAN UJI PEMADATAN
STANDARDTanah merupakan salah satu material utama yang harus diperhatikan
dalam suatu konstruksi pembangunan. Dengan kondisi tanah yang beragam,
maka diperlukan proses uji fisik untuk mengetahui karakteristik tanah dan
pengujian California Bearing Ratio (CBR) laboratorium untuk mengetahui daya
dukung tanah dasar. Penelitian ini dilakukan untuk menilai kesesuaian dan
keakuratan hasil nilai yang didapatkan dari uji CBR menggunakan dua alat
pemadat yang berbeda.
Berdasarkan hasil pengujian, uji CBR standard proctor mendapat nilai
7,7% dan pada sampel direndam 3,6%. Sementara itu uji CBR menggunakan alat
modifikasi metode tekan pada tekanan 3 MPa, 6 MPa, 9 MPa, dan 12 MPa,
masing-masing mendapatkan nilai masing-masing yaitu 4,2%, 6,8%, 9,8%, dan
11,4%. Sedangkan pada sampel rendamannya masing masing mendapat nilai
2,95%, 4,2%, 4,45%, dan 4,56%. Didapatkan hasil uji CBR desain metode
tekanan dengan tekanan 6 MPa yang paling mendekati nilai CBR metode
standard dengan selisih 0,9% untuk tanpa rendaman dan 0,6% untuk rendaman.
Kata kunci : Standard Proctor, Alat Tekan Pemadat Modifikasi, California
Bearing Ratio (CBR). Daya Dukung Tanah Soil is one of the main materials that must be conscientious in a
construction. Because soil have diverese conditions, a physical testing process is
required to determine soil characteristics and laboratory California Bearing
Ratio (CBR) testing is required to determine the bearing capacity of subgrade.
This study was conducted to assess the suitability and accuracy of the value
results obtained from cbr test using two different compactors.
Based on the test results, CBR standard proctor test got a value of 7.7%
and in the sample soaked 3.6%. Meanwhile, CBR test using a modification tool of
the press method at pressures of 3 MPa, 6 MPa, 9 MPa, and 12 MPa, each get a
value of 4.2%, 6.8%, 9.8%, and 11.4%, respectively. While in the soaking sample
each got a value of 2.95%, 4.2%, 4.45%, and 4.56%. Cbr test results were
obtained by the pressure method at pressure 6 MPa closest to the value of CBR
standard proctor with a difference of 0.9% for unsoaked sample and 0.6% for
soaked sample.
Keywords : Standard Proctor, Modified Pressure Tool, California Bearing Ratio
(CBR). Soil Bearing Capacity.1415011043 DEVRISVANSYAH IRWANdevrisinvans@gmail.com2022-05-30T07:06:12Z2022-05-30T07:06:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/62136This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/621362022-05-30T07:06:12ZANALISIS DISTRIBUSI PIPA AIR BERSIH DI LINGKUNGAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
( Studi Kasus Zona 3 : Fakultas Teknik, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik )Sejalan dengan meningkatnya jumlah civitas akademik Universitas Lampung maka
kebutuhan akan air semakin meningkat. Air sebagai kebutuhan dasar bagi
kehidupan makhluk hidup akan selalu meningkat sejalan dengan peningkatan
jumlah civitas. Peningkatan kebutuhan air bersih yang dianalisis yaitu dari tahun
2021 sampai tahun 2030.Metode Penelitian digunakan untuk menghitung jumlah
peningkatan civitas akademik menggunakan metode Geometri, metode Aritmatika
dan metode Least Squares yang mana digunakan data dari tahun 2017-2020 dari
Universitas Lampung. Dalam menganalisi jaringan pipa menggunakan metode
Hazen-Williams dan aplikasi EPANET 2.0 hasil yang didapatkan berupa debit air
dan kecepatan aliran. Sumber air bersih yang didapatkan dari sumur bor dan
bangunan reservoir. Hasil analisis pertumbuhan civitas akademik pada tahun 2021
sampai 2030 yaitu sebesar 1.633 jiwa dihitung dengan metode Geometri. Jumlah
ketersediaan air bersih yang dihitung dari sumber air yang tersedia di Universitas
Lampung pada tahun 2020 sebesar 14,68 liter/detik. Prediksi kebutuhan air bersih
sampai tahun 2030 menurut analisi dari pertumbuhan penduduk yaitu sebesar
4,511 liter/detik. Pipa distribusi air bersih Hasil analisis kondisi eksisting
menunjakan hasil debit antara 1,97 - 4,09 liter/detik sedangkan untuk kecepatan
aliran pipa sebesar 1 – 2,08 meter/detik. Kemudian dilakukan analisis untuk
rencana pengembangan pipa air bersih dari eksisting reservoir. Jalur pipa yang
bisa dibangun yaitu jalur pipa air bersih yang menuju Fakulas Ekonomi, Fakultas
FISIP, Fakultas Hukum, Gedung Perpustakaan Universitas Lampung dan Gedung
Fakultas Ekonomi yang baru.
Kata kunci: Air Bersih Universitas Lampung, EPANET 2.0, Pertumbuhan Civitas
Akademi
Air as a basic need for the life of living things will always increase in line with the
increase in the number of people. Clean water needs analyzed are from 2021 to
2030. The research method used to calculate the amount of increase in the academic
community uses the Geometry method, Arithmetic method and the Least Squares
method where the data used is from 2017-2020 from the University of Lampung.
In analyzing the pipeline network using the Hazen-Williams method and the
EPANET 2.0 application, the results obtained are in the form of water discharge
and flow velocity. The source of clean water is obtained from drilled wells and
reservoir buildings. The results of the analysis of the growth of the academic
community in 2021 to 2030 are 1,633 people calculated by the Geometry
method. The amount of clean water availability calculated from water sources
available at the University of Lampung in 2020 is 14.68 liters/second. The
prediction of the need for clean water until 2030 according to an analysis of
population growth is 4.511 liters/second. Clean water distribution pipe The
results of the analysis of the existing condition show that the discharge results are
between 1.97 - 4.09 liters/second, while the pipe flow velocity is 1-2.08
meters/second. Then an analysis is carried out for the plan for the development of
clean water pipes from the existing reservoir. The pipeline that can be built is the
clean water pipeline that goes to the Faculty of Economics, Faculty of FISIP,
Faculty of Law, Lampung University Library Building and the new Faculty of
Economics Building.
Key words: Clean water Universitas Lampung, EPANET 2.0, growth of the
academic community1655011010 Muhammad Rifqi Madanirifqimadani10@gmail.com2022-05-27T08:49:22Z2022-05-27T08:49:22Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/61971This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/619712022-05-27T08:49:22ZEVALUASI POLA OPERASI SHUTTLE BUS DI UNIVERSITAS
LAMPUNGPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui serta menganalisis kinerja
operasi layanan angkutan shuttle bus di lingkup kampus yakni di
Universitas Lampung. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer berupa data jumlah penumpang, data naik turun
penumpang, dan data jarak tempuh perjalanan.
Data primer kemudian diolah dan menghasilkan data load factor,
time headway, cycle time, kecepatan tempuh dan frekuensi layanan
shuttle bus. Agar lebih memudahkan pembaca, data tersebut
kemudian dimasukkan kedalam bentuk tabel dan grafik. Dari hasil
grafik dapat dilihat korelasi antara kecepatan dan jarak tempuh
layanan.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai load factor
rata-rata adalah 41,49%, cycle time rata-rata adalah 15,6 menit,
headway rata-rata adalah 6,125 menit, dan frekuensi layanan adalah 8
bus/jam.
Kata kunci: time headway, load factor, bus kampus, shuttle bus,
kecepatan tempuh, cycle time
This study was conducted to determine and analyze the operational
performance of shuttle bus services within the campus, namely at the
University of Lampung. The data used in this study is primary data in
the form of data on the number of passengers, data up and down
passengers, and data on travel mileage.
The primary data is then processed and produces data on load factor,
headway time, cycle time, travel speed and frequency of shuttle bus
services. To make it easier for the reader, the data is then entered into
the form of tables and graphs. From the graph results can be seen the
correlation between the speed and distance of the service.
Based on these results, it can be concluded that the average load
factor value is 41.49%, the average cycle time is 15.6 minutes, the
average headway is 6.125 minutes, and the service frequency is 8
buses/hour.
Keywords: time headway, load factor, campus bus, shuttle bus, speed,
cycle time.1415011011 ALFIANSYAHalfiianssyah@gmail.com2022-05-27T07:45:40Z2022-05-27T07:45:40Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/61870This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/618702022-05-27T07:45:40ZANALISIS INVESTASI PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN
SAMPAH TERPADU UNIVERSITAS LAMPUNGPembangunan TPST Unila merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk memperbaiki sistem persampahan di Unila. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui kelayakan ekonomi dari proyek Pembangunan TPST
Universitas Lampung bedasarkan parameter penilian investasi. Parameter
penilaian yang akan digunakan yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Payback Period (PP), dan analisis
sensitivitas. Data yang digunakan adalah data Rincian Anggaran Biaya (RAB)
TPST Unila, data timbulan sampah dan data jumlah civitas Unila, serta tingkat
suku bunga dan tingkat inflasi yang diperoleh dari BI. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pembangunan TPST Unila tidak memenuhi semua parameter
penilaian investasi, namun Pembangunan TPST Unila tetap layak secara ekonomi
karena dapat memperbaiki sistem persampahan di Unila guna menciptakan
kondisi lingkungan kampus yang bersih dan nyaman, mengurangi polusi udara,
serta dapat mengurangi beban TPA Bakung dalam mengolah sampah.
Kata kunci: Studi kelayakan, Analisis Investasi, TPST.
The construction of the University of Lampung Integrated Waste Treatment Plant
TPST was one of efforts to improve the solid waste management in the university.
The purpose of this study was to determine whether the investment was feasibility
based on engineering investment analysis parameters. The assessment parameters
utilized were Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost
Ratio (BCR), and Payback Period (PP). A sensitivity analysis was also carried out
to further examined the results. The primary data used were the construction cost
of TPST Unila and waste generation based on the number of Unila's students and
staffs. While the secondary data used include interest and inflation rates obtained
from Bank of Indonesian. The results shows that the construction of the Unila TPST
does not meet all the investment assessment parameters, however the Unila TPST
construction was continued because from an economic and environmental point of
view this is very beneficial. The benefit among other things are: it improves waste
management at Unila so as to create a better, healthier and more beautiful campus
environment, reduce air pollution, as well as reduce the burden of the City of
Bandar Lampung solid waste landfill site of Bakung.
Key words: Feasibility Study, Investment Analysis, TPST.1515011009 Marsa Murbawangi Hasrimarsaa67@gmail.com2022-05-27T07:22:28Z2022-05-27T07:22:28Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/61910This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/619102022-05-27T07:22:28ZHUBUNGAN NILAI CBR LABORATORIUM DENGAN PEMADATAN
MODIFIED DAN NILAI DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP) DI
LAPANGANTanah merupakan salah satu bagian penting dalam pekerjaan konstruksi
teknik sipil. Kekuatan tanah dasar sangat penting guna menopang beban konstruksi.
Salah satu cara untuk mengetahui nilai CBR adalah melakukan pengujian CBR di
laboratorium dengan sampel tanah yang diambil dari lapangan. Namun pada
kenyataannya di lapangan, banyak kendala yang dihadapi maka seringkali
dilakukan uji DCP (Dynamic Cone Penetrometer). Penelitian ini menghasilkan
persamaan hubungan antara CBR laboratorium dan DCP serta perbandingannya
dengan persamaan SNI.
Hasil dari penelitian ini didapatkan dengan menguji tanah di Teluk Ratai
Kabupaten Pesawaran pada tiga titik. Pengujian yang dilakukan meliputi uji CBR
laboratorium (Unsoaked), uji DCP mould, uji DCP lapangan dan uji sand cone.
Sampel tanah dipadatkan dengan variasi pemadatan 10, 25, dan 56 tumbukan dan
kadar air optimum sebesar 22,95% yang didapat dari uji pemadatan dengan proctor
modified. Hasil penelitian menunjukkan persamaan korelasi CBR laboratorium
dengan γd adalah y = 30,878x – 26,98 dan korelasi persamaan CBR dan DCP
didapatkan Log (CBR) = 2,26557 – 0,807 Log (DCP). Bila dibandingkan, nilai
CBR dari persamaan CBR dan DCP memiliki nilai yang lebih tinggi daripada nilai
CBR dengan menggunakan persamaan SNI.
.
Kata kunci : Tanah, Sand Cone, Daya Dukung, CBR Laboratorium, DCP Lapangan.
Soil is one of the important parts in civil engineering work. The shear
strength of the soil is essential to sustain the load. One of the ways to find out the
CBR value is CBR testing in a laboratory with soil samples derived from the field.
In the other hand, the fact is there are some difficulties, so that DCP is performed.
This research is conducted to find out the relationship between CBR laboratory and
DCP, and also the comparison based on SNI equations.
The result was obtained by testing the soil in three areas at Teluk Ratai
Kabupaten Pesawaran. The tests included CBR Laboratory test (unsoaked), DCP
mould test, DCP on the field test and sand cone test. Furthermore, the soil samples
were compacted under the compaction variations of 10, 25 and 56, and the optimum
water content is 22,95%, and followed by modified proctor test. The result exhibited
the correlations between CBR laboratory with dry density is y=30,878x – 26,98 and
correlation CBR and DCP with logarithmic correlation equation is Log (CBR) =
2,26557 – 0,807 Log (DCP). From the correlation equation, the CBR value from
laboratory test is better than CBR from SNI.
Keywords: soil, sand cone, bearing capacity, CBR Laboratories, DCP.1415011125 RIANT PANDU PRATOMOriant.pandu66@gmail.com2022-05-27T03:33:07Z2022-05-27T03:33:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/61861This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/618612022-05-27T03:33:07ZANALISIS DATA CURAH HUJAN YANG HILANG DENGAN MENGGUNAKAN
METODE NORMAL RATIO, INVERSED SQUARE DISTANCE, RATA-RATA
ALJABAR DAN LINEAR REGRESSION
(Studi Kasus Data Curah Hujan Beberapa Stasiun Hujan
Wilayah Lampung Tengah)Data hujan sangat penting dan dibutuhkan dalam perhitungan teknik sipil maka
kelengkapan data hujan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kaitannya
perencanaan manajemen keairan, menajemen sumber daya air, maupun
perencanaan pembangunan, terlebih lagi untuk perencanaan bangunan air. Namun
sering kali terjadi data pada periode perekaman pada stasiun hujan yang ada di
suatu wilayah tidak lengkap.
Untuk melengkapi data curah hujan yang tidak lengkap atau hilang, maka
pada penelitian ini dilakukan penelitian untuk memprediksi data curah hujan
dengan menggunakan metode Normal Ratio, Linear Regression, Inversed
Square Distance, Rata-rata ALjabar dengan lokasi penelitian yang terletak di
Lampung Tengah. Prediksi curah hujan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui pola hujan yang terjadi pada masa yang akan datang.
Dari hasil penelitian ini metode modifikasi rata-rata aljabar didapatkan sebagai
metode terbaik untuk pencarian data hujan yang hilang. Terbukti dari nilai
korelasi rata-rata tahunan yang paling besar, yaitu: 0,301. Nilai ini menunjukkan
bahwa hubungan antara data hujan terhadap korelasi tahunan masih lemah. Hal
ini disebabkan nilai korelasi masih jauh dari angka 1 (nilai maksimum).
Kata Kunci : Data Curah Hujan, Normal Ratio, Linear Regression, Inversed
Square Distance, Rata-rata ALjabar
Rain data is very important and needed in civil engineering calculations, so the
completeness of rain data is one of the most important parts in relation to water
management planning, water resource management, and development planning,
especially for water building planning. However, it often happens that the data
during the recording period at the rain station in an area is incomplete.
To determine the efficiency of the fishway shape that can be built, in this study an
experiment was carried out using eel (Anguilla bicolor, sp) which will then be
tested on a fishway tool with a slope and two different types of steps, namely
bulkhead stairs and vertical pool passes that Then it will be compared with the
type of PVC pipe footing that has been done in a previous study.
To complete the incomplete or missing rainfall data, this study conducted a study
to predict rainfall data using the Normal Ratio, Linear Regression, Inversed
Square Distance, Algebra Average method with the research location located in
Central Lampung. Prediction of rainfall referred to in this study is to determine
the pattern of rain that will occur in the future.
From the results of this study, the modified algebraic average method was
obtained as the best method for searching for missing rain data. It is evident from
the largest annual average correlation value, namely: 0.301. This value indicates
that the relationship between rainfall data and the annual correlation is still
weak. This is because the correlation value is still far from 1 (maximum value).
Keywords : Rainfall Data, Normal Ratio, Linear Regression, Inverse Square
Distance, Algebraic Average1515011070 Annisa Putri Dwi Septiansariannisapurri28@gmail.com2022-05-27T03:18:15Z2022-05-27T03:18:15Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/61857This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/618572022-05-27T03:18:15ZPENGARUH PERTAMBAHAN TEKANAN TERHADAP
DERAJAT KEPADATAN TANAHIndonesia memiliki jenis-jenis tanah sangat beragam yang disebabkan oleh
berbagai faktor. Tanah merupakan unsur penting dalam pekerjaan teknik sipil,
dimana tanah sebagai penopang beban struktur yang diteruskan dari pondasi suatu
konstruksi. Tanah yang digunakan adalah tanah yang stabil dan daya dukung
tanahnya mampu untuk menahan beban yang berada diatasnya. Stabilisasi tanah
umumnya dilakukan dengan cara pemadatan untuk meningkatkan stabilitas tanah dari
nilai kepadatan kering.
Penelitian ini menggunakan sampel tanah jenis pasir berlanau yang berasal
dari Desa Muara Dua, Ulu Belu, Tanggamus. Metode yang digunakan yaitu
penggunaan dua alat sebagai perbandingan untuk menghasilkan kepadatan
maksimum yaitu dengan pemadatan modifikasi dan alat tekan modifikasi dengan
variasi tekanan 3 MPa, 6 MPa, 9 MPa, 12 MPa, dan 15 MPa dengan menggunakan
kadar air maksimum pemadatan modifikasi.
Dari penelitian ini diperoleh berat volume kering maksimum (γd maks)
pemadatan modifikasi sebesar 1,35 gr/cm3 dengan kadar air optimum (Wopt) sebesar
33,4% dan nilai zero air void (zav) sebesar 1,39 gr/cm3
. Pada saat uji tekan
modifikasi, pada tekanan 6 MPa diperoleh γd maks yang sama yaitu 1,35 gr/cm3
dengan nilai zav sebesar 1,38 gr/cm3
, pada tekanan yang lebih tinggi menghasilkan γd
maks yang lebih besar. Kenaikan variasi tekanan 3 MPa, 6 MPa, 9 MPa, 12 MPa, dan
15 MPa menghasilkan perbedaan berat volume kering yang kurang signifikan
disebabkan oleh jenis tanahnya yang merupakan campuran lanau, lolos saringan No.
200 cukup besar yaitu 31,72%, yang cenderung stabil jika dipadatkan.
Kata kunci : pemadatan, pemadatan modifikasi, alat tekan pemadat modifikasi, berat
volume kering maksimum
Due to a variety of circumstances, Indonesia has a wide range of soil types.
Soil is an important component of civil engineering work because it acts as a support
for structural loads transmitted from a building's foundation.The soil chosen is stable,
and its bearing capacity is sufficient to support the load above it. To increase soil
stability of dry density, soil stabilization is usually accomplished through compaction.
A silty sand type soil sample from Muara Dua Village, Ulu Belu, Tanggamus
was used in this investigation. The method involves comparing two tools to generate
maximum density: modified compaction and modified press, with pressure changes
of 3 MPa, 6 MPa, 9 MPa, 12 MPa, and 15 MPa utilizing modified compaction's
maximum moisture content.
According to this research, modified compaction's maximum dry volume
weight (d max) was 1.35 gr/cm3
, with an optimum moisture content (Wopt) of 33,4 %
and a zero air void (zav) value of 1,39 gr/cm3. The same γd max was achieved during
the modified compression test at a pressure of 6 MPa, namely 1,35 gr/cm3 with a zav
value of 1,38 gr/cm3
, but at higher pressures it produced a bigger γd max. Due to the
kind of soil, which is a mixture of silt, passing the No.200 sieve is quite huge, accounting for 31,72% of the total, the increase in pressure variations of 3 MPa, 6
MPa, 9 MPa, 12 MPa, and 15 MPa resulted in a less significant change in dry volume
weight, and it tends to be steady when compressed.
Keywords: compaction, modified proctor, modified press compactor tools, maximum
dry density1515011112 Eki Wahyu Putriekiwahyuputri10@gmail.com2022-05-27T03:11:09Z2022-05-27T03:11:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/61846This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/618462022-05-27T03:11:09ZEVALUASI KINERJA STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT
MENGGUNAKAN NON LINEAR STATIC PUSHOVER ANALYSIS
DENGAN CAPACITY SPECTRUM METHOD (CSM)
(Studi Kasus: Gedung B Rumah Sakit Umum Muhammadyah Metro)Indonesia merupakan wilayah rawan gempa bumi. Salah satu upaya untuk
mengantisipasi dampak bencana gempa bumi adalah dengan memenuhi kebutuhan
akan bangunan tahan gempa. Untuk menjaga keselamatan penghuninya,
bangunan harus memberikan kinerja yang optimal. Maka dari itu, diperlukan
suatu analisis gaya gempa dalam hal ini analisis pushover. Analisis pushover
adalah suatu analisis dimana pengaruh gempa rencana pada struktur dianggap
sebagai beban statik yang menangkap pada pusat massa masing-masing lantai.
Penelitian ini mengambil studi kasus pada Gedung B Rumah Sakit Umum
Muhammadyah Metro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performance
point dan kriteria level kinerja gedung menggunakan analisis pushover dengan
capacity spectrum method (CSM). Adapun peraturan standar yang digunakan
pada penelitian ini antara lain SNI 1727-2020, SNI 1726-2019, FEMA-440
(2005), serta ATC-40 (1996). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa
Gedung menunjukkan kinerja damage control jika dilihat dari data perencanaan
dengan konsep struktur ideal. Namun, struktur gedung ini pada kondisi eksisting
tidak memenuhi konsep keruntuhan ideal. Dengan demikian. apabila terjadi
gempa, perilaku daktail parsial pada gedung mengakibatkan kerusakan struktur
tetapi tidak runtuh. Gempa tersebut memiliki masa layan selama umur struktur
bangunan 50 tahun adalah 10%.
Kata kunci: Analisis pushover, Gempa, Level Kinerja
Indonesia is an earthquake prone area. One of the efforts to anticipate the impact
of an earthquake is to meet the need for earthquake-resistant buildings. To
maintain the safety of its occupants, buildings must provide optimal performance.
Therefore, an earthquake force analysis is needed in this case a pushover analysis.
Pushover analysis is an analysis where the influence of the design earthquake on
the structure is considered as a static load that captures the center of mass of each
floor. This research takes a case study in The B Building of Muhammadyah
Metro General Hospital. The purpose of this study to determine the performance
point and building performance level using pushover analysis with the capacity
spectrum method (CSM). The standard provisions used in this study refer to SNI
1727-2020, SNI 1726-2019, FEMA-440 (2005), and ATC-40 (1996). Based on
the results, it can be concluded that this Building shows performance with a level
of damage control when viewed from the planning data with the concept of an
ideal structure. However, the structure of this building in the existing condition
doesn’t meet the ideal collapse concept. Therefore. in the event of an earthquake,
the partial ductile behavior of the building results in structural damage but doesn’t
collapse. The earthquake has a probability of being exceeded during the life of the
structure of 50 years is 10%.
Keywords: Pushover Analysis, Earthquake, Performance Level1715011008 RISA KURNIAWATIrisakurniawati67@gmail.com2022-05-24T03:13:28Z2022-05-24T03:13:28Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/61714This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/617142022-05-24T03:13:28ZANALISIS KEDALAMAN GERUSAN LOKAL (LOCAL SCOURING) DI
HILIR BANGUNAN PELIMPAH (STEPPED MODIFIED SPILLWAY)
DENGAN MODEL FISIK 2DBangunan pelimpah (spillway) merupakan struktur hidraulik yang keberadaannya
sangat penting karena dibangun untuk melepaskan kelebihan (Surplus) air atau
debit banjir yang tidak dapat ditampung di dalam bendungan. kapasitas spillway
yang tidak cukup dalam mengalihkan debit banjir bisa menyebabkan runtuhnya
bendungan.
Analisis hidrolika penelitian ini menggunakan desain bangunan pelimpah (Stepped
modified Spillway) dengan model fisik 2-D dan sedimen yang digunakan adalah
pasir dengan diameter seragam yaitu 1,18 mm lolos ayakan nomor 16 dan tertahan
pada ayakan ukuran 0,18 mm. Penelitian ini dilakukan 5 kali pengamatan setiap
ketinggian muka air di hulu selama 25 menit.
Berdasarkan hasil analisis, terdapat perbedaan Kedalaman gerusan antara hasil
pengamatan di laboratorium dengan menggunakan metode Lacey, Wu,dan
Veronesse. Nilai yang diperoleh dan menunjukan bahwa metode Lacey yang
mendekati hasil laboratorium adalah nilai gerusan maksimum (dsmax) terjadi pada
ketinggian air di hulu (H0) 3 cm sebesar 0,0532 m perhitungan Lacey sedangkan
pada pengamatan laboratorium di dapat nilai gerusan maksimum (Δds) sebesar
0,076 m. Hal ini dikarenakan adanya keseimbangan yang telah tercapai. Semakin
dalam gerusan lokal yang terjadi maka semakin banyak volume sedimen yang
terbawa dibagian hilir pelimpah.
Kata kunci : Pelimpah stepped modified spillway, gerusan lokal, sedimen.
Spillway is a hydraulic structure whose existence is very important because it is
built to release excess water or flood discharge that cannot be accommodated in the
dam. Insufficient spillway capacity in diverting flood discharge can cause the dam
to collapse.
The hydraulics analysis of this study used a spillway design (Stepped modified
Spillway) with a 2-D physical model and the sediment used was sand with a uniform
diameter of 1.18 mm which passed sieve number 16 and was retained on a 0.18 mm
sieve. This research was carried out 5 times for every 25 minutes of upstream water
level observations.
Based on the results of the analysis, there are differences in the scour depth between
the observations in the laboratory using the Lacey, Wu, and Veronesse methods.
The value obtained and shows that the Lacey method which is close to the
laboratory results is the maximum scour value (dsmax) that occurs at the water level
upstream (H0) 3 cm of 0.0532 m Lacey's calculation, while in laboratory
observations the maximum scour value (Δds) of 0.076 m. This is because a balance
has been achieved. The deeper the local scour that occurs, the more volume of
sediment carried downstream of the spillway.
Key words : Stepped modified spillway, local scour, sediment.1515011110 WAHYU HADI KUNCOROwahyuhadikuncoro110@gmail.com2022-05-19T06:25:22Z2022-05-19T06:25:22Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/61358This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/613582022-05-19T06:25:22ZPENGARUH SUMUR RESAPAN AIR HUJAN UNTUK MEREDUKSI
DEBIT LIMPASAN PERMUKAAN
(Studi Kasus: Perumahan Villa Pinang Jaya Residence, Kemiling, BandarLampung)Perubahan fungsi tata guna lahan menghambat air mengalir ke saluran drainase sehingga
saluran darinase tidak dapat difungsikan secara maksimal. Oleh karena itu, dibuat salah satu
resapan yang dapat membantu meresapkan air hujan agar tidak semua air melimpas di permukaan
yaitu sumur resapan. Dimana sumur resapan adalah sarana drainase yang berfungsi untuk
meresapkan air hujan dari atap bangunan gedung ke dalam tanah melalui lubang sumuran.
Penelitian ini dilakukan di kawasan perumahan yang berada di Kecamatan Kemiling yaitu
Perumahan Villa Pinang Jaya Residence sebagai salah satu contoh perumahan yang berada di
daerah tangkapan hujan dan dialihfungsikan menjadi perumahan, sehingga akan dilakukan
penelitian tentang pengaruh sumur resapan air hujan di perumahan tersebut terhadap debit
limpasan permukaan dan efektivitas sumur resapan yang telah dibuat berdasarkan perhitungan
dimensi yang telah dilakukan.
Dari hasil analisis hidrologi yang dilakukan dengan menggunakan metode rasional untuk
intensitas hujan sebesar 39,9376 mm/jam pada kala ulang 5 tahun diperoleh debit sebesar 0,1062
m3
/dtk. Pengaruh sumur resapan dengan metode Sunyoto, sumur resapan air hujan dapat
mengurangi debit limpasan sebesar 30,01% dari total limpasan yang terjadi, serta untuk
perhitungan aliran atap dan pekarang rumah sumur resapan mampu menampung air 0,03922
m3
/dtk atau sebesar 36,92%. Maka dapat disimpulkan pembuatan sumur resapan cukup efektif
untuk menampung air ke dalam tanah dan mededuksi limpasan permukaan.
Kata kunci: Sumur resapan, Limpasan permukaan, Metode Sunyoto
The changes in land use function hinder the flow of water into the drainage canal, so that
the drainage canal cannot be used optimally. Therefore, one of the infiltration facilities that can be
made to absorb rainwater in order not all water run-off the surface is infiltration wells. Iinfiltration
wells are drainage facilities that absorb rainwater from the roofs of buildings into the ground
through wells.
The research was conducted in a residential area on Kemiling District, namely Villa
Pinang Jaya Residence Housing as an example of housing located in a rain catchment area and
converted into housing. The research is about the effect of rainwater infiltration wells in the
housing on surface run-off discharge and the effectiveness of infiltration wells that have been made
based on the dimensions that have been carried out.
From the results of the hydrological analysis carried out using the rational method for
rainfall intensity of 39.9376 mm/hour at the 5-year return period, the discharge was 0.1062 m3/s.
The effect of infiltration wells with the Sunyoto method, rainwater infiltration wells can reduce
run-off discharge by 30.01% of the total run-off occurs and also calculate the flow of roofs and
yards, infiltration wells can accommodate 0.03922 m3/sec or 36.92 %. So, it can ensure the
construction of infiltration wells effectively to accomodate water into the ground and reduce
surface run-off.
Keywords: Infiltration wells, Surface runoff, Sunyoto method1615011070 WINDY AULIASARI-2022-05-18T08:57:51Z2022-05-18T08:57:51Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/61273This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/612732022-05-18T08:57:51ZEVALUASI STABILITAS LERENG PADA RUAS JALAN C.10
PERUMAHAN CITRALAND BANDAR LAMPUNG MENGGUNAKAN
PROGRAM KOMPUTASI DAN PENANGGULANGANNYACitraland yang terletak di wilayah perbukitan, memiliki kontur yang curam dan
elevasi yang berbeda. Sehingga pada daerah tersebut berpotensi terhadap longsor.
Penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai faktor aman lereng dan menghitung
stabilitas lereng menggunakan turap beton dengan program komputasi. Metode
yang digunakan adalah metode Fellenius, Bishop, Janbu, dan Morgenstern-price.
Dari hasil analisis program komputasi, didapatkan nilai faktor aman lereng
eksisting dengan metode Fellenius, Bishop, Janbu, dan Morgenstern-price masing-
masing sebesar 0,965, 1,052, 0,925, 1,027 untuk kondisi statis dan untuk kondisi
dinamis sebesar 0,795, 0,881, 0,763, 0,858. Setelah dilakukan penanggulangan
menggunakan turap beton dengan dimensi tinggi turap dipermukaan tanah 3 meter,
turap tertanam 1,66 meter, dan tebal turap 0,5 meter didapat nilai faktor aman
lereng eksisting sebesar 2,381, 2,478, 1,817, 2,732 untuk beban statis dan untuk
beban dinamis didapat nilai sebesar 1,976, 2,073, 1,505, dan 2,356.
Penanggulangan menggunakan turap beton cukup efektif terhadap meningkatnya
nilai faktor aman, sehingga penanggulangan menggunakan turap beton cukup stabil
jika diterapkan di lokasi penelitian.
Kata Kunci : Stabilitas lereng, Faktor aman, Fellenius, Bishop, Janbu,
Morgenstern-price, Turap
Citraland is a located in a hilly area, has steep contours and different elevations. So
the area has the potential for landslides. This study is to analyze the value of the
slope safety factor and calculate the slope stability using a concrete sheet pile with
a computational program. The methods used are the Fellenius, Bishop, Janbu, and
Morgenstern-price methods. From the results of the computational program
analysis, the values of the existing slope safety factors using the Fellenius, Bishop,
Janbu, and Morgenstern-price methods were 0.965, 1.052, 0.925, 1.027 for static
conditions and for dynamic conditions of 0.795, 0.881, 0.763, 0.858 . After
countermeasures using concrete sheeting with dimensions of 3 meters of pile height
on the ground, 1.66 meters of embedded sheeting, and 0.5 meters of sheet pile
thickness, the existing slope safety factor values are 2.381, 2.478, 1.817, 2.732 for
static loads and for dynamic loads. obtained values of 1.976, 2.073, 1.505, and
2.356. Countermeasures using concrete sheet piles are quite effective in increasing
the value of the safety factor, so that countermeasures using concrete sheet piles are
quite stable if applied at the research site.
Keywords: Slope stability, safety factor, Fellenius, Bishop, Janbu, Morgenstern-
price, Sheet pile1515011028 Muhammad Nur Kholiqucil028@gmail.com2022-05-18T02:56:07Z2022-05-18T02:56:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/61207This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/612072022-05-18T02:56:07ZPENERAPAN BUILDING INFORMATION MODELING (BIM)
MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK REVIT 2019 PADA
PEKERJAAN STRUKTUR
(Studi Kasus: Gedung G Fakultas Pertanian Universitas Lampung)Dengan semakin berkembangnya teknologi di bidang konstruksi, perencanaan
pembangunan yang mencakup seluruh data dan informasi dapat dengan mudahnya
direpresentasikan dalam bentuk model 3D. Proses perencanaan terintegrasi tersebut
disebut sebagai Building Information Modeling (BIM). Penelitian ini dilakukan
untuk mengeksplorasi potensi BIM dengan menggunakan Revit 2019 dalam
memodelkan elemen struktur, meninjau hasil pemodelan yang telah dibuat, dan
mengetahui perbandingan perhitungan BoQ. Hasil dari penelitian ini dapat
digunakan sebagai tambahan acuan dan pertimbangan dalam merencanakan suatu
pekerjaan konstruksi berbasis BIM. Penelitian ini menggunakan Gedung G
Fakultas Pertanian Universitas Lampung sebagai studi kasus penelitian dan Revit
2019 sebagai platform BIM. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa dibutuhkan spesifikasi hardware yang tinggi untuk
menjalankan Revit 2019; Revit 2019 menampilkan user interface yang mudah
dipahami; pemodelan elemen struktur Gedung G Fakultas Pertanian Unila berbasis
BIM dengan Revit 2019 dapat dilakukan dengan baik; proses pemodelan dan revisi
desain dapat dilakukan dengan mudah, efektif, dan efisien; kemungkinan terjadinya
kesalahan akibat human error dalam proses mendesain dan menghitung volume
kuantitas dapat diminimalisasikan; adanya fitur pendeteksi clash antar elemen
menjadikan Revit 2019 sebagai suatu alternatif software BIM yang tepat digunakan
untuk meminimalisasi kesalahan desain sebelum pekerjaan konstruksi dimulai;
perhitungan volume kuantitas dengan Revit 2019 dapat dilakukan dengan cepat.
Kata kunci: BIM, BoQ, Metode Konvensional, Revit 2019.
As the technology in the construction sector develops, designing process that
include all data and information can be easily represented in the form of 3D models.
The integrated designing process is known as Building Information Modeling
(BIM). This study aims to explore the potential of BIM by using Revit 2019 in
modeling structural elements, to review the results of the modeling that has been
made, and to find out the comparison of BoQ calculations. The results of this study
can be used as an additional reference and consideration in designing a BIM-based
construction work. This study uses Building G, Faculty of Agriculture, University
of Lampung as the case study and Revit 2019 as the BIM platform. The results of
this study show that high hardware specifications are needed to run Revit 2019;
Revit 2019 displays an easy-to-understand user interface; modeling the structural
elements of Building G, Faculty of Agriculture, University of Lampung, using Revit
2019 can be done well; the process of modeling and revising design can be done
easily, effectively, and efficiently; the possibility of errors due to human error in the
process of designing and calculating the quantity volume can be minimized; the
clash detection feature between elements in Revit 2019 can be used to minimize
errors before the construction work begins; quantity volume calculations with Revit
2019 can be done quickly.
Key words: BIM, BoQ, Conventional Method, Revit 2019.1615011029 FASYA NOOR LAILYfasya0102@gmail.com2022-05-18T02:44:59Z2022-05-18T02:44:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/61196This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/611962022-05-18T02:44:59ZPERBANDINGAN INTENSITAS CURAH HUJAN MENGGUNAKAN
DATA BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
(BMKG) DAN SATELIT TROPICAL RAINFALL MEASURING MISSIONS
(TRMM) DI WEST JAVADalam penelitian ini data curah hujan diambil dari beberapa stasiun hujan BMKG
dan TRMM yaitu Stasiun Bogor, Stasiun Tangerang Selatan, Stasiun Kemayoran.
Tujuan penelitian ini adalah seberapa besar nilai korelasi data curah hujan BMKG
dengan TRMM, hasil analisis perbandingan parameter statistik dari data curah
hujan BMKG dan TRMM, dan bentuk persamaan hubungan antara data curah hujan
BMKG dengan TRMM.
Nilai korelasi yang paling terbesar pada data bulanan adalah 0,7359 dengan
persamaan linier nya adalah y 1,0427x – 41,629 yang dimana terletak pada di
stasiun Kemayoran. analisa parameter statistik yang dilakukan dapat diketahui
bahwa mean dan simpangan baku data BMKG lebih besar dibandingkan dengan
data TRMM. Dikarenakan bahwa adanya data yang kosong dan pola grafik nya
memiliki kesamaan.Perlu adanya pengkajian lokasi yang lebih banyak dan panjang
untuk dapat melihat kemungkinan data TRMM mampu mengisi dalam data yang
kosong. Perlu adanya dilakukan pengamatan secara detail, seperti ketinggian
tempat pengukuran curah hujan dan pengaruh arah angin pada temporal
Precipitation Radar TRMM.
_____
Kata kunci: data BMKG, data TRMM, intensitas, korelasi, uji konsistensi
In this study, rainfall data was taken from several BMKG and TRMM rain stations,
namely Bogor Station, South Tangerang Station, Kemayoran Station.The purpose
of this study was how much the correlation value of BMKG rainfall data with
TRMM, the results of statistical parameter comparison analysis of BMKG and
TRMM rainfall data, and the form of relationship equation between BMKG rainfall
data and TRMM.
The largest correlation value in monthly data is 0.7359 with its linear equation being
y 1.0427x – 41.629 which is located at Kemayoran station.Statistical parameter
analysis can be known that the mean and standard deviation of BMKG data is
greater than TRMM data.Because there is empty data and its graph patterns have
something in common. There needs to be more and longer location assessments to
be able to see the possibility of TRMM data being able to fill in empty data.Detailed
observations are needed, such as the height of the rainfall measurement site and the
influence of wind direction on the temporal Precipitation Radar TRMM.
_____
Keywords: BMKG data, TRMM data, intensity, correlation, consistency test1515011111 FAJAR ILHAM SAPUTRAfajar.ilham9631@gmail.com2022-05-17T03:43:21Z2022-05-17T03:43:21Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/61121This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/611212022-05-17T03:43:21ZANALISIS PENGARUH PEMBAGIAN SUB-DAS TERHADAP DEBIT PUNCAK
DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-HMSSungai Way Besai yang terletak pada kecamatan Sumberjaya, kabupaten Lampung
Barat memiliki DAS yang cukup besar sehingga DAS tersebut dapat dibagi dalam
beberapa Sub-DAS. Pembagian jumlah Sub-DAS di sungai Way Besai dilakukan
untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan nilai debit puncak pada saat dilakukan
perhitungan debit puncak pada beberapa jumlah sub-DAS yang berbeda. Model
HEC-HMS merupakan model hidrologi numerik yang dikembangkan oleh
Hidrologic Engineering Center (HEC) dari US Army Corps Of Engineers.
Pada penelitian ini dilakukan 3 pembagian sub-DAS yaitu pembagian 5 sub-DAS,
11 sub-DAS, dan 25sub-DAS. Metode yang dilakukan pada software HEC-HMS
yaitu metode user gage weighting untuk perhitungan precipitation, metode SCS
curve number untuk perhitungan volume runoff, metode SCS unit hydrograph untuk
perhitungan direct runoff, metode constant monthly untuk perhitungan baseflow,
dan metode muskingum untuk perhitungan routing. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa semakin banyak jumlah pembagian sub-DAS semakin besar
nilai debit puncak yang dihasilkan.
Kata kunci : Way Besai, HEC-HMS, DAS, Sub-DAS, Debit Puncak.
Way Besai River, located in Sumber Jaya, Lampung Barat has a wide basin,
therefore it can be segmented into several sub-basins. Watershed segmentation in
Way Besai were made to find out if there is peak discharge difference when
calcutating peak discharge in different sub-basin. The HEC-HMS model is a
numerical hydrology model developed by the Hydrologic Engineering Center
(HEC) of the US Army Corps Of Engineers.
In this study, there are 3 basin segmentation, which is 5 sub-basins, 11 sub-basins
and 25 sub-basins. The method used in the HEC-HMS software is the user
weighted measurement method for calculating precipitation, the SCS curve
number method for calculating runoff volume, the SCS unit hydrograph method
for calculating direct runoff, the monthly constant method for calculating
baseflow, and the muskingum method for routing calculations. The result shows
that the more amount of sub-basins segmentation, the more peak discharge will be
generated.
Keywords : Way Besai, HEC-HMS, Basin, Sub-Basins, Peak Discharge1415011148 Widya AristianiWIDYAARISTIANI@GMAIL.COM2022-05-13T07:42:20Z2022-05-13T07:42:20Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/61075This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/610752022-05-13T07:42:20ZUJI KUALITAS ASPAL AKIBAT BAHAN TAMBAHAN LIGNINABSTRAK
UJI KUALITAS ASPAL AKIBAT BAHAN TAMBAHAN LIGNIN
Oleh
MOHAMAD ALDO WIJAYA
Aspal adalah salah satu material esensial dalam pekerjaan konstruksi jalan raya.
Meningkatnya volume dan beban kendaraan dan iklim tropis di Indonesia menjadi salah
satu penyebab kerusakan jalan. Maka modifikasi aspal dengan penambahan bahan
campuran dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas aspal. Dalam penelitian ini, lignin
adalah bahan campuran yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penambahan lignin
terhadap kualitas bahan pengikat aspal.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa aspal dengan campuran lignin mengalami
peningkatan kualitas terutama sensitivitas aspal terhadap suhu, dapat dilihat dari hasil
pengujian titik lembek sesnsitivitas aspal mencapai 58 ̊C pada campuran kadar lignin 6%,
bila dibandingkan dengan aspal penetrasi 60/70 (0%) yang nilainya hanya 50,5 ̊C.
Berdasarkan nilai Performance Grade, penambahan Lignin pada bitumen menunjukkan
perbaikan performa, yaitu dari fail temperature dimana aspal dengan campuran Lignin
3% memiliki fail temperature pada 75,3 ̊C dan campuran Lignin 6% memiliki fail
temperature pada 71,4 ̊C, meningkat dari 68oC untuk kadar Lignin 0%. Dengan demikian
Aspal Lignin 3% dan 6% adalah PG 70 dan untuk Aspal lignin 0% adalah PG 64.
Pengklasifikasian nilai PG di atas menunjukkan bahwa penambahan Lignin pada aspal
meningkatkan ketahanan terhadap rutting, dan fatigue cracking. Dari beberapa uji
terutama pengujian DSR yang telah dilakukan di Laboratorium, pencampuran lignin
terbaik adalah sebesar 3%. Kata kunci: Aspal, Lignin, Fail Temperature, Performance Grade.
ABSTRACT
ASPHALT QUALITY TEST DUE TO ADDITIONAL LIGNIN MATERIALS
By
MOHAMAD ALDO WIJAYA
Asphalt is one of the essential materials in highway construction. The increasing volume,
vehicle load, and tropical climate in Indonesia have become one of many causes of road
damage. Therefore, modification of the asphalt with the addition of mixed materials is
needed to improve the quality of the asphalt. In this study, lignin is a mixture used to
determine the effect of adding lignin on the quality of the asphalt binder.
The results of this study showed that the bitumen with lignin mixture has increased in
quality, especially the sensitivity of bitumen to temperature, it can be seen from the results
of the soft point test, the sensitivity of asphalt reaches 58 ̊C in a mixture of 6% lignin
content, when compared to 60/70 (0%) penetration bitumen. the value is only 50.5 C.
Based on the Performance Grade value, the addition of Lignin to bitumen shows an
improvement in performance, namely from the fail temperature where Asphalt with 3%
Lignin mixture has a fail temperature at 75.3 C and the Lignin 6% mixture has a fail
temperature at 71.4 ̊C, an increase from 68oC for 0% Lignin content. Thus, 3% and 6%
asphalt lignin is PG 70 and for Asphalt lignin 0% is PG 64. The PG value classification
above shows that the addition of lignin to asphalt increases resistance to rutting and
fatigue cracking. From several tests, especially the DSR test that has been carried out in
the laboratory, the best lignin mixing is 3%.
Kata kunci: Asphalt, Lignin, Fail Temperature, Performance Grade.1655011009 MOHAMAD ALDO WIJAYAaldomohamad8@gmail.com2022-05-10T06:34:15Z2022-05-10T06:34:15Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/60780This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/607802022-05-10T06:34:15ZANALISIS PERBANDINGAN DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN
FONDASI BORED PILE MENGGUNAKAN METODE TEORITIS,
METODE ELEMEN HINGGA DENGAN UJI TEST PDA (PILE DRIVING
ANALYZER)
(Studi Kasus Pembangunan Gedung B Rumah Sakit Muhammadiyah Metro)In general, the planning of a building includes the planning of the upper building
(upper structure) and the planning of the lower building (sub structure). The
foundation is the part of the sub-structure that is directly related to the ground and
has an important role in bearing all the loads of other buildings on it, therefore it is
necessary to calculate the bearing capacity and settlement that will occur in the
design planning and testing after the foundation work is carried out. In the
construction of building B Muhammadiyah Hospital using the foundation type bored
pile.
Judging from the investigation of soil types, structural loads, the environment around
the project, and field testing with PDA (Pile Driving Analyzer) and CAPWAP tests,
the purpose of this research is to calculate the bearing capacity and settlement
offoundations bored pile in away static (using the principles of mechanics). soil)
using the theoretical method, the finite element method, and the (dynamic) method
using the experimental method with field tests of PDA (Pile Driving Analyzer) and
CAPWAP tests and can interpret the results of PDA (Pile Driving Analyzer) and
CAPWAP data.
Based on the results of the study, it can be said that in calculating the bearing capacity
of the results of the comparison of the smallest test results from the use of the L.
Decourt method on the results of dynamic testing of CAPWAP results at both test
points with a value of 4.55% at point BH-01 and 9.29% at BH -02. And the smallest
result in the finite element method with CAPWAP is at point BH-01, which is 9.8%.
Where the results of the positive difference in the bearing capacity of the CAPWAP
test in the field increased more than the theoretical calculation, the dynamic testing
of the bearing capacity in the field can be said to be safe.The result of the smallest
difference is the use of the Paul & Davis method on the results of CAPWAP on BH-
01 which is -13% and BH-02 which is -23%. The results of the PDA Test on pile No.1
are overstressed because the CSX value is higher than the allowable compressive
stress, for EMX pile No.2 exceeds the recommended hammer efficiency, in the
CAPWAP result report there is no information from the CAPWAP match quality and
there are data that have not been given complete in the report, such as the proportion
of foundation damage (BTA) and hammer drop height (STK).
Keywords: Bored Pile, Bearing Capacity and Settlement, PDA (Pile Driving Analyzer)
and CAPWAP
Pada umumnya perencanaan suatu bangunan meliputi perencanaan bangunan atas
(upper structure) dan perencanaan bangunan bawah (sub structure). Fondasi
merupakan bagian bangunan bawah (sub structure) yang berhubungan langsung
dengan tanah mempunyai peranan penting memikul seluruh beban bangunan lain di
atasnya, maka dari itu perlu dilakukan perhitungan daya dukung serta penurunan yang
akan terjadi di dalam perencanaan desain dan juga pengujian setelah pelaksanaan
pekerjaan fondasi. Pada pembangunan gedung B RSU Muhammadiyah
menggunakan tipe fondasi bored pile.
Ditinjau dari penyelidikan jenis tanah, beban struktur, lingkungan sekitar proyek, dan
pengujian lapangan dengan test PDA (Pile Driving Analyzer) dan CAPWAP maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung daya dukung dan penurunan
fondasi bored pile dengan cara static (menggunakan prinsip-prinsip mekanika tanah)
menggunakan metode teoritis, metode elemen hingga, dan cara (dinamic)
menggunakan metode experimental dengan uji lapangan test PDA (Pile Driving
Analyzer) dan CAPWAP serta dapat menginterpetasikan hasil data PDA (Pile
Driving Analyzer) dan CAPWAP.
Berdasarkan hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam perhitungan daya
dukung hasil perbandingan selisih terkecil pengujian static menggunakan metode L.
Decourt terhadap hasil pengujian dinamic hasil CAPWAP pada kedua titik uji dengan
nilai 4,55% pada titik BH-01 dan 9,29% pada BH-02. Dan hasil selisih terkecil pada
metode elemen hingga dengan hasil CAPWAP ada pada titik BH-01 yaitu 9,8%.
Dimana hasil selisih positif daya dukung CAPWAP uji di lapangan meningkat lebih
besar jika dibandingkan dengan perhitungan teori maka pengujian daya dukung di
lapangan secara dinamis dapat dikatakan aman. Hasil selisih perbandingan terkecil
penurunan adalah menggunakan metode Paulus&Davis terhadap hasil CAPWAP
pada BH-01 yaitu -13% dan BH-02 yaitu -23%. Hasil PDA Test pada tiang No.1
terjadi overstressed karena nilai CSX lebih tinggi dari tegangan ijin tekan, untuk
EMX tiang No.2 melebihi efisiensi hammer yang disarankan, pada laporan hasil
CAPWAP tidak terdapat keterangan dari CAPWAP match quality dan terdapat data
yang belum lengkap diberikan dalam laporan, seperti persentase kerusakan fondasi
(BTA) dan tinggi jatuh hammer test (STK).
Kata Kunci: Bored Pile, Daya Dukung dan Penurunan, PDA (Pile Driving Analyzer) dan
CAPWAP1715011002 FRISKA HANDAYANIfriskahandayani100@gmail.com