Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-29T10:26:28ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2018-08-15T02:39:57Z2018-08-15T02:39:57Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32819This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/328192018-08-15T02:39:57ZIMPLEMENTASI PROGRAM SERIBU KAMPUNG NELAYAN MANDIRI, TANGGUH, INDAH, DAN MAJU (SEKAYA MARITIM)
DI DESA MARGASARI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMURSekaya Maritim merupakan suatu program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dilaksanakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Timur sejak tahun 2015 untuk mengatasi berbagai permasalahan kemiskinan yang bertujuan untuk meningkatkan akses ketersediaan pelayanan dasar yang dapat meningkatkan kualitas hidup nelayan. kampung Margasari merupakan salah satu kampung penerima bantuan program Sekaya Maritim, dikarenakan keseluruhan penduduknya bermata pencaharian nelayan, namun dalam pelaksanaan program mengalami beberapa kendala yang ditemukan dilokasi. Peneltian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi program seribu kampung nelayan mandiri, tangguh, indah dan maju (Sekaya Maritim) di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur.
jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program kurang berjalan dengan efektif karena pemanfaatan sumber daya non manusia kurang tepat sasaran dan sasaran kebijakan tidak sesuai dengan kondisi dan fakta dilapangan. Maka dari itu perlu adanya peningkatan kerjasama antar pihak terkait.
Kata kunci : Implementasi program, nelayan, kemiskinan, sekaya maritim
THE IMPLEMENTATION OF “SEKAYA MARITIM” PROGRAM IN MARGASARI VILLAGE, LABUHAN MARINGGAI SUB DISTRICT, EAST LAMPUNG DISTRICT
“Sekaya Maritim” is a program launched by Ministry of Marine Affairs and Fisheries which implemented nationwide including in East Lampung since 2015. This program aims to solve several problems related to poverty which eventually could improve fisherman’s quality of life. One of villages that got the fund from “Sekaya Maritim” program is Margasari village which almost all of its residents are fisherman. However, there are some obstacles in the program’s implementation.
This research’s objective is to analyze the implementation of “Sekaya Maritim” program in Margasari Village, Labuhan Maringgai Sub-district, East Lampung District. This is a descriptive study utilizing a qualitative approach in which data are collected by interview, documentation, and observation. The result of the study shows that “Sekaya Maritim” program is not implemented effectively due to the limitation in accuracy of non-human resource utilization; and the mismatch of policy’s target and actual condition. Thus, further coordination between all stakeholders are needed.
Keywords: Program Implementation, Fisherman, Poverty, Sekaya Maritim.1316041056 Rahmad Galih Rissadigalihrissadi@gmail.com2018-08-10T02:13:45Z2018-08-10T02:13:45Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32772This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/327722018-08-10T02:13:45ZDESENTRALISASI FISKAL SEBELUM DAN SESUDAH OTONOMI
DAERAH
(Studi di Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Utara)Desentralisasi Fiskal menginginkan ketergantungan terhadap pemerintah pusat
berkurang, sehingga mampu mencapai kemandirian daerah. Meskipun pada tahap
awal pemerintah pusat tidak langsung melepaskan daerah, pemerintah pusat
masih memberikan bantuan berupa dana perimbangan yang sangat besar kepada
daerah untuk memenuhi berbagai kebutuhan belanjan daerah. Penelitian ini
bertujuan untuk untuk mengetahui penyebab belum masuk ny Kabupaten
Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Utara dalam kategori mandiri
sebelum dan sesudah otonomi daerah dari desentralisasi fiskal, dalam penelitian
ini yang menjadi fokus adalah kemampuan keuangan daerah.
Penelitian ini berbentuk survey atas data sekunder yang mengambil lokasi di
Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Utara dengan
menggunakan data perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Utara sebelum
dan sesudah otonomi daerah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif yang selanjutnya dianalisis
menggunakan beberapa rasio yaitu, rasio kemandirian, rasio derajat desentralisasi
fiskal dan rasio pertumbuhan. Hasil analisis deskriptif secara umum
menunjukkan ketidakmampuan Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten
Lampung Utara dalam mengelola pendapatan asli daerah (PAD) disebabkan
masih kurangnya kurangnya efisiensi dalam merealisasikan sector-sektor
pendapatan sebagai sumber PAD dan tingginya ketergantungan terhadap bantuan
pemerintah.
Kata kunci: otonomi daerah, rasio kemandirian, rasio derajat desentralisasi
fiskal, rasio pertumbuhan.
ABSTRACT
Fiscal Decentralization wants to reduce dependence on the central government, so
as to achieve regional independence. Although at the initial stage the central
government did not directly release the regions, the central government still
provided assistance in the form of very large balancing funds to the regions to
meet various regional expenditure needs. This study aims to find out the causes
that have not been included in Central Lampung Regency and North Lampung
Regency in the independent category before and after regional autonomy from
fiscal decentralization. In this study the focus is on regional financial capacity.
This research is in the form of a survey of secondary data that takes place in
Central Lampung Regency and North Lampung Regency using data from the
calculation of Regional Budget (APBD) of Central Lampung Regency and North
Lampung Regency before and after regional autonomy. The analytical method
used in this study is descriptive and quantitative analysis methods which are then
analyzed using several ratios namely, independence ratio, fiscal decentralization
degree ratio and growth ratio. The results of the descriptive analysis generally
show the inability of Central Lampung Regency and North Lampung Regency to
manage local revenue (PAD) due to the lack of efficiency in realizing income
sectors as a source of PAD and high dependence on government assistance.
Keywords : regional autonomy, independence ratio, degree of fiscal
decentralization ratio, growth ratio.
ABSTRAK1316021088 YOLANDA MARGARETHA SILAEN yolandamargaretha364@gmail.com2018-04-13T04:30:52Z2018-04-13T04:30:52Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30945This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/309452018-04-13T04:30:52ZIMPLEMENTASI SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES) DI DESA BUMIRATU KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWUKeuangan desa yang didapatkan dari sumber pendapatan desa haruslah dikelola dengan baik demi tercapainya pembangunan desa. Melalui kebijakan dana desa, perekonomian dan kesejahteraan masyarakat diharapkan bisa meningkat. Alokasi anggaran yang disediakan pemerintah terus bertambah namun peningkatan alokasi dana desa ternyata malah diiringi peningkatan korupsi. Pelaksanaan penetapan prioritas penggunaan dana desa yang digunakan untuk pembangunan dan pengembangan masyarakat harus sesuai dengan aturan Standar Operasional Prosedur (SOP), apabila desa tidak mempunyai SOP yang baik tidak mungkin SOP ini dapat berjalan dengan baik tanpa adanya SDM yang memiliki kompetensi di bidang akuntansi dalam menjalankannya. Maka diperlukan adanya pengoptimalisasian sumber daya manusia dengan penempatan pegawai yang sesuai dengan kompetensinya. Sistem Keuangan Desa (Siskuedes) merupakan aplikasi baru yang diimplementasikan pertama kali pada Tahun 2015 di seluruh Indonesia. Siskuedes adalah aplikasi keuangan yang dikembangkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) berkerjasama dengan Kementrian Dalam Negeri (Mendagri) dan Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) untuk digunakan oleh pemerintah desa diseluruh Indonesia dalam pengelolaan dana desa. Tujuan diimplementasikan Siskuedes ini pemerintah desa dapat mewujudkan tata kelola keuangan desa yang bersih, tertib, efektif dan efisien. Proses pengawasan dan pemeriksaan pertanggungjawaban keuangan desa juga lebih mudah diterapkan. Peneliti ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan implementasi Siskuedes di Desa Bumiratu Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Kemudian teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi, dan observasi. Hasil dan pembahasan terkait implementasi Sistem Keuangan Desa (Siskuedes) di Desa Bumiratu yaitu dilihat dari model Charles O Jones penelitian menunjukkan bahwa dari tiga indikator implementasi kebijakan Siskuedes dapat berjalan dengan baik, karena dalam pelaksanaan Siskuedes sampai saat ini Desa Bumiratu sudah melaporkan keuangannya dengan aplikasi Siskudes. Hambatan dalam pelaksanaan Siskuedes ini adalah jaringan internet untuk desa yang belum terakses internet dan masih membutuhkan fasilitator atau pendamping dari tim kecamatan pagelaran.
Kata Kunci: Impelementasi, Kebijakan, Sistem Keuangan Desa (Siskeudes)
ABSTRACT
Village finances earned from village income sources should be managed well for the achievement of village development. Through the village fund policy, the economy and community welfare are expected to increase. The budget allocation provided by the government continues to increase but the increase in the allocation of village funds is actually accompanied by increased corruption. Implementation of priority use of village funds used for development and community development must be in accordance with the rules of Standard Operating Procedures (SOP), if the village does not have a good SOP is not possible SOP can run well without any human resources who have competence in the field of accounting in running it . It is necessary to optimize the human resources with the placement of employees in accordance with their competence. The Village Financial System (Siskuedes) is the first application implemented in 2015 throughout Indonesia. Siskuedes is a financial application developed by the Financial and Development Supervisory Board (BPKP) in cooperation with the Ministry of Home Affairs (Mendagri) and the Ministry of Village Development for Disadvantaged and Transmigration Areas (PDTT) for use by village governments throughout Indonesia in the management of village funds. The purpose of this Siskuedes implementation is that village governments can realize clean, orderly, effective and efficient village financial management. The process of monitoring and auditing of village financial accountability is also easier to implement. This research aims to describe the implementation of Siskuedes implementation in Bumiratu Village, Pagelaran Sub-district, Pringsewu District. The type of research used is descriptive research type with qualitative approach. Then the technique of data collection is done by interviews, documentations, and observations. The results and discussion related to the implementation of Village Finance System (Siskuedes) in Bumiratu Village which is seen from the model of Charles O Jones research indicates that the three indicators of policy implementation Siskuedes can run well, because in the implementation of Siskuedes to date Bumiratu Village has reported its finances with the application Siskudes . Obstacles in the implementation of this Siskuedes is the internet network for the village that has not accessed the internet and still need facilitator or companion from team of district Pagelaran.
Keywords: Implementation, policy, village financial system (Siskeudes)
1416041082 RIRIN FITRIANTIririnfitrianti37@gmail.com2017-08-25T07:19:20Z2017-08-25T07:19:20Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28160This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/281602017-08-25T07:19:20ZIMPLEMENTASI STRATEGI DITRESKRIMUM KEPOLISIAN DAERAH
DALAM MENANGGULANGI KASUS KRIMINALITAS PENCURIAN
DENGAN KEKERASAN (CURAS) DI PROVINSI LAMPUNGPeningkatan jumlah penduduk tidak di imbangi dengan peningkatan lapangan
pekerjaan menjadi penyebab terjadinya kriminalitas. Provinsi Lampung merupakan
provinsi yang masih sering terjadi kasus kriminalitas salah satunya adalah pencurian
dengan kekerasan. Pihak kepolisian yang memiliki fungsi sebagai pemelihara
keamanan dan ketertiban diwajibkan dapat menekan dan meminimalisir kriminalitas
yang terjadi di Provinsi Lampung. Kepolisian Daerah Provinsi Lampung memiliki
strategi pre-emtif, preventif dan represif. Langkah represif dilakukan oleh
Ditreskrimum Kepolisian Daerah Provinsi Lampung. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui peran kepolisian khususnya Ditreskrimum dalam menanggulangi kasus
kriminalitas pencurian dengan kekerasan di Provinsi Lampung. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan
tipe penelitian deskrptif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
kepustakaan menurut Wheelen dan Hunger dengan berfokus kepada implementasi
strategi. Implementasi strategi ini meliputi program, anggaran, dan prosedur.
Hasil dan pembahasan penelitian ini terkait dengan implementasi strategi
Ditreskrimum Kepolisian Daerah dalam menanggulangi pencurian dengan kekerasan
di Provinsi Lampung yang dilihat dengan menggunakan kepustakaan menurut
Wheelen dan Hunger meliputi program serta prosedur telah sesuai, namun untuk
anggaran belum sesuai. Kendala yang terjadi adalah kurangnya anggaran dan
kurangnya peran serta masyarakat. Saran peneliti sebaiknya upaya pre-emtif dan
preventif perlu dilakukan, meningkatkan peran serta masyarakat dan diperlukan peran
pemerintah melalui peluasan lapangan pekerjaan.
Kata Kunci : Program, Anggaran, Prosedur
abstract
The Increasing the number of population is not balanced with the increase of
employment become the one of cause of the crime. Lampung province is one of the
provinces that are still often the case of crime one of them is theft with violence.
Police who have a function as a keeper of security and order are required to
suppress and minimize Crime that occured ini Lampung Province. Lampung
Province Police has a pre-emtive, preventive and repressive strategy. The repressive
step is done by Ditreskrimum of Lampung Prrovince Police. The purpose of this
research is to know the role of police especially Ditreskrimum in tackling the
criminal case of theft with violence in Lampung Province. The approach used in this
study is a qualitative approach using the type of research descriptive. The theory
used in this study using the literature by Wheelen and Hunger by Focus Us to
strategy Implementation of this strategy includes programs, budgets, and procedures.
The result and discussion of this research related to the implementation of the
strstegy of Ditreskrimum of the Regional Police in coping with violent theft in
Lampung Province which is seen by using the literature according to Wheelen and
Hunger covering the program and procedure have been appropriate, but for budget
not yet suitable. The role of the community, research suggestions should be preemtive
and preventive efforts need to be done, increasing the role of the community
and the goverment role is needed through the expansion of employment.
Keywords: Program, Budget, Procedure1346041015 PEPY CELLIA FITRIANI pepycelliafitriani@yahoo.com2017-07-24T08:24:46Z2017-07-24T08:24:46Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27397This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/273972017-07-24T08:24:46ZPERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP FAKTOR PENYEBAB
KENAKALAN REMAJA DI DUSUN IV KAMPUNG
NAMBAHDADI KECAMATAN TERBANGGI
BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAHABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan menjelaskan persepsi mayarakat
terhadap faktor penyebab kenakalan remaja. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian
ini adalah 33 orang masyarakat Dusun IV Kampung Nambahdadi Kecamatan
Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah yang Mempunyai anak Remaja
dengan populasi yang berjumlah 33 orang responden. Untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini menggunakan teknik angket dan tes pemahaman sebagai
teknik pokok, sedangkan teknik penunjangnya adalah wawancara, dan
dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab kenakalan remaja adalah
keadaan keluarga yang kurang mengawasi dan kurang membimbing anak
remajanya. Disamping itu faktor keadaan sekolah yang kurang menegakkan
disiplin dan masyarakat yang kurang perduli terhadap lingkungan sekitar
menyebabkan kenakalan remaja. Hal ini ditunjukkan dengan sebanyak 24
responden atau 72,7% masyarakat masuk dalam kategori tidak setuju. Sebanyak 7
responden atau 26,2% masyarakat masuk dalam kategori kurang setuju, dan
sebanyak 2 reponden atau 6,1% masyarakat masuk dalam kategori setuju bahwa
keadaan keluarga, keadaan sekolah dan keadaan masyarakat menyebabkan
kenakalan remaja.
Kata kunci: faktor penyebab kenakalan remaja, persepsi masyarakat, kenakalan
remaja.1313032086 tri yukantitrie.yukanti@gmail.com2016-06-21T01:52:07Z2016-06-21T01:52:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22593This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/225932016-06-21T01:52:07ZPerilaku Delinkuensi Remaja yang Lahir dan Besar di Lingkungan Anomie
(Studi Kasus di Desa X, Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk perilaku delinkuensi remaja dan
faktor-faktor penyebab remaja melakukan tindakan tersebut. Tipe penelitin yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulam data primer
dengan sembilan orang informan, yang terdiri dari tiga orang remaja delinkuen,
tiga orang tua kandung remaja delinkuen, satu orang tokoh masyarakat, dan dua
warga masyarakat Desa X Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur.
Analisis data dilakukan dengan tahapan reduki data, penyajian data (display) dan
verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk perilaku
delinkuensi remaja diantaranya delinkuensi yang menimbulkan korban fisik pada
orang lain seperti perkelahian, bentuk delinkuensi selanjutnya adalah delinkuensi
yang menimbulkan korban materi adalah mencuri motor dan pembegalan,
delinkuensi sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak lain yang meliputi
mabuk-mabukan dengan minum-minuman keras atau obat-obatan terlarang, dan
pergaulan bebas muda-mudi. Faktor-faktor penyebab perilaku delinkuensi remaja
adalah faktor lingkungan (meliputi tempat tinggal, lingkungan sekolah, dan
lingkungan teman sepermainan), kemudian faktor keluarga, faktor ekonomi, dan
faktor teknologi.
Kata kunci : Perilaku, Remaja, Delinkuensi, Anomie
ABSTRACT
This study aims to determine the shape and behavior of adolescents delinquency
factors that cause teenagers to perform that action. Type of research is conducted
is descriptive qualitative techniques pengumpulam primary data with nine
informants, consisting of three teenagers delinquency, three biological parents
teens delinquency, the community leaders, and two residents of the village
community X District Jabung East Lampung district. Data analysis was conducted
in stages reduki, data presentation (display) and verification of data. The results
showed that the forms of behavior among adolescents delinquency physical,
causing casualties on others such as fights, the shape of the next delinquency is
delinquency which caused loss of material was stolen a motorcycle and spoliation,
social delinquency were no casualties on the other side that includes mabukdrunk
with drinking or drugs, and promiscuity of young people. Factors that cause
the behavior of adolescents delinquency environmental factors (including
residence, school, and neighborhood playmates), and family factors, economic
factors, and technological factors.
Keywords : Behavior, Teen, delinquency, Anomie1116011019 CHINTIARA ANDANI chintiaraandani24@yahoo.co.id2016-04-20T08:42:49Z2016-04-20T08:42:49Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21754This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/217542016-04-20T08:42:49ZGaya Hidup Pengguna Ganja
(Studi Pada Pengguna Ganja di Kota Bandar Lampung)Ganja menjadi salah satu pemicu yang menyebabkan penggunanya tidak dapat
berinteraksi secara normal dengan lingkungan. Dengan begitu akan timbul begitu
banyak masalah-masalah sosial yang menyebabkan ketimpangan dalam
kehidupan penggunanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi
menggunakan ganja, mengetahui gaya hidup pengguna ganja di kota Bandar
Lampung yang meliputi cara berpenampilan (cara berpakaian, gaya rambut, dan
aksesoris), penggunaan bahasa istilah yang sering dikomunikasikan oleh
pengguna ganja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teori
interaksi simbolik dan teori tradisi fenomenologis. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa motivasi menggunakan ganja di dasari atas lingkungan
pergaulan pertemanan dan lingkungan keluarga yang broken home, minat akan
rasa keingintahuannya terhadap ganja dan menggunakan ganja, kebutuhan sebagai
seniman yang dituntut harus kreatif dan focus dalam menjalankan pekerjaannya.
Gaya hidup pengguna ganja meliputi cara berpenampilannya (cara berpakaian,
gaya rambut, dan aksesoris) menggunakan motif baju yang berlambang hippies
(ganja, tante merry, Bob Marley, 4:20) gaya rambut, aksesoris (tali sepatu yang
digunakan sebagai ikat pinggang, kacamata hitam dan kacamata bulat khas John
Lenon, kalung dan gelang berlambang hippies, topi, snapback). Penggunaan
istilah berkomunikasi hanya diketahui dimengerti oleh sesama pengguna ganja.
Kata kunci: Pengguna Ganja, Motivasi, Gaya Hidup
ABSTRAK BAHASA INGGRIS
Cannabis is one of the triggers which can cause the users interact with the
surroundings improperly. Therefore, there will be so many social problems which
possibly lead the users to have inaccuracies in their lifes. This study aimed to find
the motivations of using cannabis, to find the lifestyle of cannabis users in
Bandar Lampung, such as how they get dressed (dress, hairstyles, and
accessories), the using of language terms which are often communicated by
cannabis users. This study used a qualitative approach to symbolic interaction
theory and phenomenological tradition. The results of this study indicated that the
motivations of using cannabis are due to friendships and family problems (broken
home), and also the passion for curiosity towards cannabis using, a need to be
creative artist in order to get focus in working. Lifestyle cannabis users included
how they get dressed (dress, hairstyles, and accessories), wearing t-shirts with the
hippies motifs (marijuana, aunty merry, Bob Marley, 4:20), hairstyles, accessories
(shoelace used as belts, sunglasses and John Lenon round glasses, necklaces and
bracelets with hippies symbol, hats, and snapback). The use of term
communication is exclusively known.
Keywords : Cannabis Users , Motivation , Lifestyle(1216031036) Emilia Kusuma Anjaniemiliaanjani@gmail.com2016-04-18T05:02:10Z2016-04-18T05:02:10Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21734This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/217342016-04-18T05:02:10ZRESPON MASYARAKAT TERHADAP BALAP LIAR
DIKALANGAN REMAJA
(Studi di PKOR Way Halim Bandar Lampung)vABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana respon masyarakat terhadap Balap
Liar Di Kalangan Remaja dan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap tindakan
yang dilakukan masyarakat terhadap remaja pelaku balap liar. Metode yang digunakan adalah
penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini dengan menyebarkan kuisioner kepada 39 responden. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa sebagian besar responden telah memiliki pengetahuan tentang balap liar di kalangan remaja.
Kemudian pada sikap responden terhadap pelaku balap liar merasa resah dengan adanya aksi balap
liar di wilayah mereka tinggal. Selanjutnya pada tahap tindakan responden rata-rata bertindak
positif dengan cara melaporkan kepada pihak yang berwajib.
Kata Kunci : Respon, Masyarakat, Balap Liar
ABSTRACT
This study aims to describe how the public response to Race Wild Di Among Adolescents
and to determine the effect of knowledge and attitudes towards public action taken against
juvenile offenders wild race. The method used was a descriptive study using a quantitative
approach. Data collection techniques in this research by distributing questionnaires to 39
respondents. These results indicate that most respondents have had knowledge of the illegal
racing among adolescents. Then the respondents' attitudes towards the perpetrators of illegal
racing feel uneasy with their wild racing action in the area they live. Next on the stage of the
average respondent action positive action by reporting to the authorities.
Keywords: Response, Public, Illegal Racing 1116011027 DIMAS PRASETIYAdimasprasetiya88@gmail.com2016-04-07T05:09:56Z2016-04-07T05:09:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21635This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/216352016-04-07T05:09:56ZIMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN PRIMA
(Studi pada Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan
Universitas Lampung)
Perpustakaan Universitas Lampung merupakan salah satu sarana bagi civitas akademika untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan pembelajaran. Mahasiswa Universitas Lampung (Unila) dapat memanfaatkannya dalam mencari informasi dan mengembangkan keilmuan secara mandiri. Pelayanan perpustakaan merupakan kunci keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan karena kegiatan tersebut berhubungan langsung dengan pengguna. Kegiatan yang dilaksanakan perpustakaan ditujukan untuk pemanfaatan layanan yang dimiliki perpustakaan. Aspek pelayanan perpustakaan menjadi penting untuk diperhatikan karena tuntutan kebutuhan penyajian informasi secara cepat, tepat dan terbaru selalu ada. Tujuannya adalah untuk mengetahui pelaksanaan Implementasi Kebijakan Pelayanan Prima pada Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan Universitas Lampung, dan kendala-kendala dalam penerapan implemetasi kebijakan.
Tipe penelitian ini menggunakan tipe deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fenomena sosial tertentu secara mendalam, yang bermaksud mendeskripsikan secara terperinci tentang fakta-fakta dan data yang ada pada Perpustakaan Universitas Lampung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pelayanan prima pada Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan Universitas Lampung dipengaruhi oleh Komunikasi, Sumberdaya Pendukung, Disposisi, dan Struktur Birokrasi. Dalam pelaksanaannya kebijakan pelayanan prima belum berjalan dengan baik. Selanjutnya kendala yang dihadapi Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan Universitas Lampung dalam implementasi atau penerapan pelayanan prima adalah masalah sentralisasi dan desentralisasi, terbatasnya tenaga pengelola, minimnya perhatian Universitas terhadap anggaran perpustakaan, dan perkembangan Teknologi Tnformasi (TI) membawa dampak tersendiri bagi perkembangan perpustakaan.
Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Pelayanan Prima, Perpustakaan Universitas Lampung
ABSTRAK BAHASA INGGRIS
Library of Lampung University is one of available facilities which the function is to support the research and learning activity for Civitas Academica. The college students of Lampung University could use it in finding information and develop the science independently. Its service is the key answer of success because this activity provides direct relation to the user. This program is aimed to take the advantages of the service that library has. The aspect of library’s service becomes a crucial part to be concerned since the demand of providing fast and actual information is always hard to be neglected. The purpose is to find out the implementation of primary service policy at the Technical Organizer Unit of Lampung University Library and the obstacles that appeared in the implementation of the policy.
The type of this research used a descriptive type with the qualitative approach, which is aimed to illustrate the specific social phenomenon systematically, factually and accurately in the detail of facts in Lampung University Library.
The result of this research shows that the implementation of primary service policy at the Technical Organizer Unit of Lampung University Library was influenced by Communication, Supporting Resource, Disposition and Bureaucracy Structure. In fact, the implementation of primary service policy has yet to run well. However, the barriers that faced by the Technical Organizer Unit of Lampung University Library in implementing it are the centralization and decentralization problem, limited human resources, lack of University’s attention in the library estimation and development of information technology brings some effects in the development of library.
Keywords: The implementation, of Primary Service Policy, at Lampung University Library.
(1326061034) Sudirman2015-11-09T08:12:40Z2015-11-09T08:12:40Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/14460This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/144602015-11-09T08:12:40ZPENGARUH PEMAHAMAN NILAI NILAI MORAL, PERAN ORANG LAIN, PERAN MEDIA MASSA, DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP SIKAP PRANIKAHABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: Pengaruh langsung dan tidak langsung antara pemahaman nilai-nilai moral, peran orang lain, peran media massa, dan kecerdasan emosional terhadap sikap pranikah siswa. Bentuk penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan jenis asosiatif untuk mengetahui pengaruh antara variable langsung maupun tak langsung menggunakan analisis jalur. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI dan XII MAN 1 Lampung Utara dengan jumlah 456 siswa. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini mengunakan proposional random sampling dengan mengunakan acuan rumus Slovin dan Taro Yamane sehingga didapat jumlah sampel 82 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan tes. Hasil penelitian menunjukkan: Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung antara pemahaman nilai-nilai moral, peran orang lain, peran media massa, kecerdasan emosional terhadap sikap pranikah siswa.
Kata kunci: Pemahaman nilai-nilai moral, peran orang lain, peran media massa, kecerdasan emosional, sikap pranikah.
ABSTRACT
The purposes of this research are to determine that there is a direct and indirect effect between the understanding of moral values, the role of others, the role ofmass media, and emotional intelligence toward premarital attitudes of students. The form of this research uses quantitative with the type of associative and to determine the effect of the variables, either directly or indirectly on data analysis using path analysis. The population of this research is all students at class XI and XII in MAN 1 North Lampung with 456 students. The sample of this research uses proposional random sampling by using the pattern of Slovin and Taro Yamane, so it is gotten 82 students as the sample. Data collecting technique uses quesionare and test. The result of this research is concluded that there is a direct and indirect influence of the understanding of moral values, the role of others, the role of mass media, emotional intelligence toward premarital attitudes of students.
Keywords: Understanding of moral values, the role of others, the role of mass media, emotional intelligence, premarital period1323031052 SEPPUTRI YANI2015-10-20T08:02:03Z2015-10-20T08:02:03Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/13709This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/137092015-10-20T08:02:03ZHUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN TINDAK KRIMINAL PENCURIAN DI BANDAR LAMPUNGAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi dengan tindak kejahatan kriminal pencurian yang terjadi di Bandar Lampung, objek dari penelitian ini adalah para narapidana dengan kasus pencurian yang ada di lembaga permasyarakatan Raja Basa Bandar Lampung. Metode yang di gunakan adalah penelitian Kuantitatif, Penentuan informan ditentukan secara snowball sampling pada narapidana dengan kasus pencurian yang ada di lembaga permasyarakatan Raja Basa Bandar Lampung. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuisioner kepada narapidana dengan kasus pencurian. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa; (1) Status Sosial Ekonomi para narapidana yang melakukan tindak kejahatan pencurian rata-rata rendah. (2) Tindak Kejahatan Pencurian narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Rajabasa Bandar Lampung tergolong tinggi.
Kata kunci : status sosial,tindak kejahatan,kriminal
1116011034 FAXY MANDALA PUTRA 2015-08-20T05:06:45Z2015-08-20T05:06:45Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/11913This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/119132015-08-20T05:06:45ZPERANAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI LAMPUNG
DALAM MENANGGULANGI PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN
GELAP NARKOTIKAABSTRAK
Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yang semakin tak terkendali,
membuat Badan Narkotika Nasional membentuk Badan Narkotika Nasional
Provinsi, termasuk BNN Provinsi Lampung. BNN Provinsi Lampung mempunyai
tugas, fungsi, dan wewenang yang sama dengan Badan Narkotika Nasional.
Berdasarkan hal tersebut maka permasalahan dalam skripsi ini adalah
bagaimanakah peranan Badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung dalam
menanggulangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan apakah yang
menjadi faktor-faktor penghambat peranan Badan Narkotika Nasional Provinsi
Lampung dalam menanggulangi penyahgunaan dan peredaran gelap narkotika
tersebut.
Pendekatan masalah untuk membahas permasalahan tersebut penulis melakukan
penelitian dengan pendekatan yuridis empiris dan pendekatan yuridis normatif.
Sumber data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh
langsung dari lapangan. Data sekunder adalah bahan-bahan hukum yang
memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer. Data tersier
yaitu bahan yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum
primer dan sekunder dengan materi penulisan yang berasal dari kamus hukum.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peranan Badan Narkotika Nasional
Provinsi Lampung dalam menanggulangi penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkotika dilakukan melalui peranan normatif yaitu dengan pelaksanaan program
Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba
(P4GN) dan peranan ideal yaitu dengan pelaksanaan pelaksanaan koordinasi
dengan pihak kepolisian dan instansi yang berwenang. Faktor-faktor yang menjadi
penghambat peranan Badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung dalam
menanggulangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, yaitu faktor
penegak hukum, faktor sarana dan fasilitas, faktor masyarakat, dan faktor
kebudayaan.
MonaEncelinaSinaga
Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis menyarankan agar Pemerintah Daerah
Provinsi Lampung hendaknya memberikan kebijakan untuk menambah besarnya
dana yang dialokasikan pada BNN Provinsi Lampung, dengan demikian program
kerja yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan semaksimal mungkin. Penulis
menyarankan BNN Provinsi Lampung dapat mempertajam posisinya sebagai
gerakan moral yang memotivasi masyarakat untuk menjauhi dan memusuhi
narkotika.
Kata kunci : Peranan, Badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung,
Menanggulangi Narkotika1112011246 Mona Encelina Sinagamonasinagaa@yahoo.co.id2015-08-13T04:11:07Z2015-08-13T04:11:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/11659This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/116592015-08-13T04:11:07ZPENERAPAN REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA
(Studi Peraturan Bersama Mahkamah Agung Nomor : 01/PB/MA/III/2014)Korban penyalahgunaan narkotika adalah seorang yang sengaja menggunakan narkotika karena
dibujuk, ditipu, diperdaya, dipaksa, dan/atau diancam untuk menggunakan narkotika. kebijakan
hukum pidana dalam formulasi ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai sanksi yang
diberikan kepada pelaku penyalahgunaan narkotika , yaitu berupa sanksi pidana dan sanksi
tindakan, hal ini diatur dalam (Peraturan Bersama Mahkamah Agung Nomor :
01/PB/MA/III/2014) tentang penanganan pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan
narkotika ke dalam lembaga rehabilitasi. permasalahan pada penelitian berikut adalah
bagaimanakah penerapan rehabilitasi sosial terhadap korban penyalahgunaan narkotika (studi
Peraturan Bersama Mahkamah Agung Nomor : 01/PB/MA/III/2014)? faktor-faktor apakah yang
menjadi penghambat dalam penerapan rehabilitasi sosial terhadap korban penyalahgunaan
narkotika(studi Peraturan Bersama Mahkamah Agung Nomor : 01/PB/MA/III/2014)?
Penelitian ini menggunakan pendekatan secara yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris.
Adapun sumber dan jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari studi
lapangan dengan melakukan wawancara terhadap Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi
Bandar lampung , kepala seksi pasca rehabilitasi, lembaga rehabilitasi Yayasan Sisnar Jati, dan
kalangan akademisi jurusan Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitaas Lampung. Data
sekunder diperoleh dari studi kepustakaan .
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan
rehabiliatsi sosial korban penyalahgunaan narkotika berdasarkan Peraturan Bersama Mahkaamah
Agung Nomor : 01/PB/MA/III/2014 yaitu terlaksananya proses rehabilitasi sosial di tingkat
penyidikan, penuntutan, persidangan dan pemidanaan secara sinergis dan terpadu.sehingga
pelaksaan rehabilitasi sosial sendiri berdasarkan Pasal 3 dilengkapi dengan surat keterangan dari
Tim Asesmen Terpadu, untuk dapat ditempatkan kepada masing-masing instansi rehabilitasi
sosial.Ketika pecandu telah melewati masa rehabilitasi medis, maka pecandu tersebut berhak
untuk menjalani rehabilitasi sosial dan program pengembalian ke masyarakat yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sarana rehabilitasi sosial terpidana narkotika
diharapkan menjalin kerjasama dengan panti rehabilitasi sosial milik pemerintah atau
masyarakat, atau dengan lembaga swadaya masyarakat yang memberikan layanan pasca rawat.
faktor yang menjadi penghambat dalam penerapan rehabilitasi sosial terhadap korban
penyalahgunaan narkotika yaitu faktor hukum, faktor penegak hukum, faktor sarana dan fasilitas,
faktor budaya, dan faktor masyarakat.
Saran penulis dari hasil penelian dan pembahasan yaitu agar pemerintah dapat membuatkan
adanya rumah dampingan baik di dalam atau diluar lembaga , hal ini sangat membantu bagi
korban penyalahguna narkotika yang sangat membutuhkan rehabilitasi sosial namun terbentur
masalah ekonomi yang minim . Fungsi dari Rumah Dampingan itu sendiri sebagai, menampung,
memelihara , dan menerima baik menerima layanan dan konsultasi bagi orang tua penyalahguna
narkotika / keluarga , penyalahguna narkotika yang ingin direhabilitasi sosial , mantan
penyalahguna narkotika / pasca rehabilitasi . Agar aparat penegak hukum dapat lebih memhami
dan menjalankan peraturan-peraturan dalam menjalnkan rehabilitasi soisal kepada korban
penyalahgunaan narkotika .Perlunya penambahan anggota-anggota untuk turut serta membantu
proses rehabilitasi sosial agara selanjutnya dapat berjalan dengan baik.
Kata Kunci : Penerapan, Rehabilitasi Sosial, Narkotika1112011392 Erza Cechelyaerzacechelya@rocketmail.com2015-07-10T02:19:54Z2015-07-10T02:19:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/11074This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/110742015-07-10T02:19:54ZPENGARUH ATRIBUT BUTIK DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN(Study pada Cordy Butik Bandar Lampung)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh atribut butik dan atribut produk terhadap loyalitas konsumen. Secara teoritis, atribut butik dan atribut produk akan menstimulasi para pembeli untuk membeli produk di butik tersebut yang pada akhirnya akan menumbuhkan kesetiaan pembeli terhadap butik tersebut. Tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan yang akan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel yang diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer yang diambil dari 100 orang responden yang merupakan pelanggan setia di Cordy Butik Bandar Lampung. Study ini memberikan hasil yang valid mengenai hubungan antara atribut butik, atribut produk, dan loyalitas konsumen, dan menemukan bahwa terdapat perbedaan besarnya tingkat pengaruh antara atribut butik dan atribut produk terhadap loyalitas konsumen. Hasil dari studi ini memperlihatkan bahwa secara parsial, variabel atribut butik mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap loyalitas konsumen, dan variabel atribut produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Sedangkan secara simultan, variabel atribut butik dan atribut produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen.
Kata kunci : atribut butik, atribut produk, dan loyalitas konsumen.
0816051043 Yulia Malitamalita176@gmail.com2015-06-08T06:34:20Z2015-06-08T06:34:21Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/10166This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/101662015-06-08T06:34:20ZKINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KOTA
BANDAR LAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN BENCANA DI KOTA
BANDAR LAMPUNGABSTRAK
Pelaksanaan penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab dan wewenang
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang dilaksanakan secara terencana,
terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh. Pelaksanaan penanggulangan bencana
dilaksanakan dengan memperhatikan hak masyarakat antara lain mendapatkan
bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, mendapatkan perlindungan sosial,
mendapatkan pendidikan dan keterampilan dalam penyelenggaraan kegiatan
penanggulangan bencana.
Kota Bandar Lampung merupakan salah satu kota yang tidak luput dari sasaran
bencana baik itu bencana yang disebabkan oleh faktor alam maupun non alam.
Banyaknya bencana yang terjadi di kota Bandar Lampung beberapa tahun belakangan
ini serta besarnya kerugian yang diakibatkan oleh adanya bencana, menjadikan
penelitian ini menitik beratkan pada permasalahan kinerja BPBD Kota Bandar
Lampung dalam penanggulangan bencana di Kota Bandar Lampung. Dalam
mengungkap permasalahan ini, peneliti menggunakan beberapa indikator kinerja
birokrasi publik milik Dwiyanto. Jenis penelitian ini ialah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif.
Dalam penelitian ditemukan bahwa kinerja BPBD Kota Bandar Lampung dalam
penanggulangan bencana di Kota Bandar Lampung dari segi produktivitas sudah
baik, hal tersebut terlihat dari pelayanan yang dilakukan oleh BPBD Kota Bandar
Lampung baik berupa jasa maupun pembangunan fisik, meskipun dalam input masih
terdapat beberapa keterbatasan dana dan peralatan yang dalam keadaan rusak ataupun
hilang. Pada segi kualitas layanan secara umum sudah memenuhi kebutuhan atau
aspirasi masyarakat Kota Bandar Lampung. Pada segi responsivitas, BPBD Kota
Bandar Lampung sudah responsif terhadap situasi serta target yang dicapai dengan
kebutuhan masyarakat. Pada segi responsibilitas udah sesuai dengan aturan atau
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku dalam kegiatan penanggulangan
bencana; serta pada segi akuntablitas, secara umum sudah akuntabel terhadap apa
yang menjadi tanggung jawab BPBD Kota Bandar Lampung serta apa yang menjadi
hak dan kewajiban masyarakat Kota Bandar Lampung.
Kata kunci : Kinerja, Penanggulangan Bencana
ABSTRACT
The implementation of disaster management is responsibility and authority of the
central government and local governments that runs integrated, coordinated, and
comprehensively. The implementation of disaster management carried out by
observing the right of people, among such as, fulfillment of basic needs
assistance, social protection, education and skills in the implementation of disaster
management activities.
Bandar Lampung is one town that is not free from both of natural and non-natural
disaster. Disasters in recent years, and damages that were caused by the disaster
make this research focus on BPBDs Bandar Lampung performance issues in
disaster management Bandar Lampung city. To identify this problem, the
researcher used Dwiyanto public bureaucracy performance indicators. This
research is descriptive qualitative research..
In the research, it is found that Bandar Lampung BPBDs performance in disaster
management are, in terms of productivity is good, it is visible from the services
carried out by the city of Bandar Lampung BPBD either services or physical
development, although the input there are still some limitations of funding and
equipment is damaged or lost. On terms of quality of service in general already
meet the needs or aspirations of the people in Bandar Lampung. In the terms of
responsiveness, Bandar Lampung BPBD already responsive to the situation and
the targets are achieved with community needs. In the terms of responsibility
already comply with the rules or Standard Operating Procedure (SOP) that apply
in disaster management activities; and in terms of accountability, in general
already accountable to the Bandar Lampung BPBDs responsibility, the rights and
responsibilities of Bandar Lampung people.
Keywords: Performance, Disaster Management1116041092 Syilvia Afistasyilviaafista@gmail.com2015-05-05T07:22:38Z2015-05-05T07:22:38Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/9680This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/96802015-05-05T07:22:38ZKOORDINASI ANTARA KECAMATAN DENGAN DESA
DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
BERDASARKAN MUSRENBANG
(Studi Pada Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur
2014)ABSTRAK
Salah satu persoalan pokok dalam pembangunan di Indonesia desa adalah kurang
adanya koordinasi antar berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut serta
fokus kegiatan yang kurang begitu jelas. Tulisan ini mencoba menelaah beberapa
persoalan mendasar dalam pembangunan perdesaan di lokasi penelitian. Musrenbang
adalah salah satu forum dalam menampung aspirasi masyarakat. Forum ini juga yang
akan merencanakan dan menetukan kegiatan-kegiatan pembangunan. Koordinasi
dalam pelaksanaan Musrenbang merupakan salah satu penentu keberhasilan
Musrenbang dalam penentuan skala prioritas.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Koordinasi Kecamatan
dengan Desa dalam pelaksanaan pembangunan berdasarkan Musrenbang?.Tujuan
penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan tentang koordinasi
yang dilakukan oleh Kecamatan dan Desa dalam pelaksanaan pembangunan yang
diprogramkan di desa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan tehnik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi. Penelitian ini difokuskan
pada koordinasi terkait pelaksanaan pembangunan antara Kecamatan dengan Desa
berdasarkan unsur-unsur koordinasi yakni sinkronisasi yang teratur, pengaturan
waktu dan terpimpin, harmonis, dan tujuan yang ditetapkan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Koordinasi antara Kecamatan dengan Desa
dalam Pelaksanaan Pembangunan belum dapat berjalan dengan optimal, Hal ini
dikarenakan (1) terbatasnya alokasi dana dari pemerintah daerah kepada desa. (2)
Tidak teragendanya dalam melakukan koordinasi khususnya pada saat melaksanakan
rapat koordinasi yang dilakukan tidak menentu disesuaikan dengan keadaan.
Kata Kunci: Koordinasi, Musrenbang
ABSTRACT
One of the main problem in rural development in Indonesia is the lack of
coordination between the various parties involved in the activity and the focus of
activity is less clear. This paper try to examine some of the fundamental issues in the
villages development in the research location. Musrenbang is one of the forums in
accommodating the aspirations of the community. This forum will also plan and
determine development activities. Coordination in the implementation of
Musrenbang is one determinant of Musrenbang success in priorities setting.
Formulation of the problem in this research is found out how the Coordination
between the Districts with the Village in the implementation of development based
the Musrenbang ?. The purpose of the research is to find out provide and explain the
coordination is done by the district and village in the implementation of development
programmed in the village. The method used in this research is descriptive method
with qualitative approaches and data collection techniques used interviews,
documentation, and observation. This study focused on the coordination related the
development implementation of the District of the village based on elements of
coordination there are the orderly synchronization of effort, timing and directing,
harmonious, and set goals.
The results of this research indicate that the coordination between the District of the
Village in the Development can not do optimally. It caused by (1) the limited
allocation of funds from the local government to the village. (2) Unscheduled in
coordination especially when implementing coordination meetings is uncertainly
depend on the situation
Keywords: Coordination, Musrenbang1016041010 Dwi Enggar Kusuma Saridwienggarcs@gmail.com2015-04-07T09:05:49Z2015-04-07T09:05:49Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/8017This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/80172015-04-07T09:05:49ZPROFESIONALISME APARAT SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA
(Studi Kasus pada Penertiban Pedagang Kaki Lima di Pasar Bambu Kuning Bandar Lampung)
abstrak bahasa indonesia
Keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja sebagai pembantu Kepala Daerah dalam penegakan Peraturan Daerah adalah menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban masyarakat, namun kenyataannya Satuan Polisi Pamong Praja dalam menertibkan pedagang kaki lima lebih menggunakan pendekatan represif, sehingga berdampak negatif pada PKL dan Satuan Polisi Pamong Praja diduga menjadi tidak profesional.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Profesionalisme Aparat Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandar Lampung dalam Penertiban Pedagang Kaki Lima. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandar Lampung dalam Penertiban Pedagang Kaki Lima di Pasar Bambu Kuning sudah profesional, dilihat dari indikator sebagai berikut:
(1) Kualitas keahlian dan kewenangan, dilaksanakan dengan penertiban PKL yang didasarkan pada kewenangan Satuan Polisi Pamong Praja sebagai pelaksana kebijakan Pemerintah Kota Bandar Lampung di bidang pemeliharaan ketertiban dan keindahan kota.
(2) Sikap mental dalam bentuk komitmen, dilaksanakan dengan penertiban PKL yang dilandasi oleh sikap dan komitmen untuk menjaga keindahan, kebersihan dan ketertiban Kota Bandar Lampung melalui penertiban PKL yang tidak mengedepan cara-cara represif atau kekerasan.
(3) Tolak ukur efektivitas/efisiensi kinerja, dilaksanakan dengan penertiban PKL yang mengacu pada keberhasilan dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan, khususnya Perda yang berkaitan dengan keindahan dan ketertiban Kota.
(4) Prosedur kerja, dilaksanakan dengan penertiban PKL yang didasarkan pada tahapan preemtif (sosialisasi dan langkah-langkah persuasif kepada PKL), Preventif (pencegahan dengan melakukan patroli dan penjagaan dalam rangka mencegah adanya pelanggaran Peraturan Daerah dan memberikan teguran lisan maupun tertulis para PKL) dan Represif (melakukan penegakan Perda yaitu melakukan penertiban terhadap PKL yang melanggar ketertiban umum di Pasar Bambu Kuning).
Kata Kunci: Profesionalisme, Penertiban PKL
abstract bahasa inggris
The existence of civil service police unit as a helper of regional head in enforcement of regional rule in conducting peace and good order of society, but in fact Civil Service Police Unit in the discipline hawkers more repressive approach, which impacted negatively on the street vendors and Municipal Police Units suspected of being unprofessional
The purpose of this study was to determine the Professionalism of Civil Service Police Unit Bandar Lampung in curbing street vendors. While research method used is descriptive qualitative.
The results showed that the Civil Service Police Unit Bandar Lampung in curbing Street Vendors in Bambu Kuning Yellow Bamboo has been professional, seen from the following indicators:
(1) The quality of expertise and authority, carried out with the controlling authority of the vendors that are based on the Civil Service Police Unit as implementing government Bandar Lampung policy in the field of maintenance of order and beauty of the city.
(2) Mental attitude in the form of commitment, carried out by controlling street vendors based on the attitude and commitment to maintain the beauty, cleanliness and order in the city of Bandar Lampung through the control of street vendors who do not use repressive measures or violence.
(3) Gauge of the effectiveness/efficiency performance, conducted by controlling street vendors who draws on the success in implementing the legislation, particularly laws relating to beauty and order in the city.
(4) The procedure of work, carried out by controlling street vendors based on the stages of pre-emptive (socialization and persuasive measures to street vendor), Preventive (preventive patrols and surveillance in order to prevent violations of Regional Regulation and give an oral or written reprimand the street vendors) and repressive (enforcing legislation that is taken any action against street vendors who violate the public order in the Yellow Bamboo Market).
Keywords: Professionalism, Curbing of Street Vendors
0646021063 sani nugrohosanigilbert77@yahoo.co.id2015-03-03T06:10:58Z2015-03-03T06:10:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/7550This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/75502015-03-03T06:10:58ZHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP VIRGINITAS
DENGAN INTENSITAS MELAKUKAN SEKS PRA NIKAH
PADA REMAJA DI KOTA BANDAR LAMPUNG
(Studi Kasus SMA Gajah Mada Bandar Lampung)ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pandangan remaja
terhadap sebuah virginitas. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menguji
teori behavioral, dimana teori tersebut menyebutkan bahwa persepsi senantiasa
mempengaruhi tindakan seseorang. Penelitian dilakukan pada siswi SMA Gajah
Mada Bandar Lampung. Tipe penelitian ini adalah eksplanatory dengan
pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 95 responden. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, wawancara,
observasi, dan studi kepustakaan. Sedangkan analisis data dilakukan dengan uji
normalitas, uji linieritas, dan analisa korelasi melalui program pengolahan data
statistik, yaitu SPSS. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa remaja,
khususnya siswi SMA Gajah Mada Bandar Lampung memiliki persepsi positif
terkait pandangan virginitas dan remaja senantiasa menjaga virginitasnya hingga
mereka menikah. Teori behavioral terbukti benar, dan dibuktikan dalam penelitian
ini. remaja yang memiliki persepsi positif senantiasa menjaga virginitasnya dan
begitu pula sebaliknya, remaja yang menganggap bahwa virginitas adalah hal
yang tidak penting maka remaja tersebut senantiasa mengabaikan nilai virginitas
dalam dirinya. Artinya, memang benar bahwa persepsi senantiasa mempengaruhi
tindakan atau perilaku seseorang. Pada penelitian ini, Ha diterima dan Ho ditolak,
artinya ada hubungan antara persepsi terhadap virginitas dengan intensitas
melakukan seks pra nikah pada remaja.
Kata kunci : persepsi, virginitas, intensitas, seks pra nikah.
ABSTRACT
This research have a purpose to determine teenagers perspective about virginity.
In addition, the purpose of this research, also to examine the behavioral theory
which explain that the theory of perception always affect human actions. The
researchwas conducted at Gajah Mada Senior High School at Bandar Lampung.
The type of this research is explanatory with a quantitative approach and 95
respondents sample. Data collection techniques in this research using
questionnaire, interview, observation, and literature study. While the data analysis
was done with normality test, linearity test, and correlation analysis through
statistical data processing programs, namely SPSS. Based on the survey results we
can concluded that most of teenagers, especially students at Gajah MadaSenior
High School Bandar Lampung have a positive perceptions related to the
perspective of virginity and teenagers always keep their virginity until they get
married. Behavioral theory proved correct, and can be evidenced in this research.
Teenagers which have a positive perspective will always keep their virginity. And
the other result shows, teenagers which have another perspective about virginity
mention that virginity is not important things, they always ignore the value of
virginity in herself. So that is true, that the perception continues to influence
human actions or behavior. Result of this research, Ha accepted and Ho rejected,
have a meaning that there is a relationship between perceptions of virginity with
the intensity of premarital sex among teenagers.
Keyword : perception, virginity,intencity, sex before married.1116011061 Putu Diana Putriputriputu95@yahoo.co.id2015-02-27T09:46:14Z2015-02-28T04:13:01Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/7465This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/74652015-02-27T09:46:14ZPERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN WAY KRUI KABUPATEN PESISIR BARATAbstrak Bahasa Indonesia
Pelayanan publik adalah segala bentuk pelayanan yang dilakukan oleh suatu organisasi atau badan tertentu yang bertujuan untuk memenuhi kepentingan masyarakat guna mencapai kepuasan sebagai pelaksanaan ketentuan atau kewajiban dari badan yang telah diatur dalam suatu peraturan perundang- undangan. Pada tingkat kecamatan di Kecamatan Way Krui kualitas pelayanan publik, masih ada masyarakat yang merasa pelayanan belum optimal seperti keterlambatan penyelesaian produk pelayanan, akurasi pelayanan yang masih ada kesalahan, tata cara pelayanan yang berbelit-belit,dan rasa tanggung jawab dari aparatur kecamatan yang kurang bertanggungjawab atas pelayanan yang diberikan, namun ada juga masyarakat yang merasa bahwa pelayanan publik yang diberikan sudah memuaskan atau optimal, sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimanakah persepsi masyarakat tentang kualitas pelayanan publik di Kecamatan Way Krui Kabupaten Pesisir barat yang sebenarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang kualitas pelayanan publik di Kecamatan Way Krui Kabupaten Pesisir Barat, sedangkan tipe penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan sampel pada penelitian ini sebanyak 44 responden.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Persepsi masyarakat tentang kualitas pelayanan publik di Kecamatan Way Krui Kabupaten Pesisir Barat adalah persepsi positif, yang dilihat dari aspek kognisi, afeksi dan konasi tentang kualitas pelayanan publik, artinya masyarakat merasa puas akan pelayanan yang diberikan Kecamatan Way Krui Kabupaten Pesisir Barat. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara kepada 44 orang responden penelitian yang menjawab baik atau puas berjumlah 39 (88,6%) sedangkan 5 (11,4%) responden penelitian menjawab tidak puas, yang artinya adalah persepsi negatif.
Kata kunci: persepsi, kualitas pelayanan publik.
Abstract Bahasa Inggris
The public services are all forms of service provided by an organization or a particular agency that aims to satisfy the interests of the public in order to achieve satisfaction as the implementation condition or obligations of the bodies that have been set up in the legislation. At the district level in Sub-District Way Krui the quality of public services, still there are people who feel the services is not optimum as delays in the completion service product, accuracy services still there was a mistake, the method of service is convoluted, and a sense of responsibility especially district less responsibility for the provision of services, but there are community members who felt that public delivered provided is satisfactory or optimal, so that research interested to know how can public perceptions about the quality of public services in District Way Krui Regency The West Coast of the truth.
This research aims to knowing public perception about of the quality of public services in District Way Krui Regency The West Coast, while type of this research is a qualitative with the approach descriptive and samples to this research as many as 44 respondents.
This research results showed that public perceptions about the quality of public services in District Way Krui Regency The West Coast is positive perception, as seen from the aspect of cognition, affection and conation about the quality of public services, means the public feel satisfied will services who is given District Way Krui Regency The Coast. It can be seen from the results of interviews to 44 were research respondents who answered good or satisfied a total of 39 (88.6%), while the 5 (11.4%) of respondents research answer are dissatisfied, which means is negative perception.
Keywords: perception, quality ofpublic services.
1016021056 Ikhwan Efrizal Efrizalikhwan@yahoo.co.id2015-02-25T06:30:25Z2015-02-25T06:30:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/7339This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73392015-02-25T06:30:25ZPERILAKU PEMILIH ETNIS TIONGHOA DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 DI KOTA METROABSTRAK
Perkembangan politik etnis Tionghoa di Indonesia mulai terlihat dengan kiprah
politik etnis Tionghoa dari tingkat pusat sampai daerah. Pemilihan legislatif
Tahun 2014 kandidat etnis Tionghoa cenderung berpolitik di Kota Metro karena
dinilai Kota Metro merupakan basis utama persatuan seluruh marga Tionghoa dan
juga merupakan tempat Dewan Perwakilan Cabang Paguyuban Sosial Masyarakat
Tionghoa Indonesia (DPC PSMTI) di Kota Metro. Perilaku pemilih terhadap
kandidat etnis Tionghoa justru kurang memberikan dukungan kepada kandidat
etnis Tionghoa.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui perilaku pemilih etnis
Tionghoa dalam pemilihan umum Tahun 2014 di Kota Metro. Metode penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis data primer berupa
interview (wawancara) dan data sekunder berupa dokumen atau literatur
penunjang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pemilih dalam menyikapi isu dan
kebijakan publik (issues and policies) yakni lebih mempertimbangkan program
atau kebijakan yang ditawarkan oleh kandidat sesuai keinginan pemilih, namun
dalam realitanya program kandidat etnis Tionghoa tidak ada yang secara spesifik
sesuai keinginan pemilih. Pemilih dalam menyikapi citra sosial (social imagery)
lebih berdasarkan kesamaan daerah dan kesamaan politis-ideologis partai politik
yang mengusungnya. Perilaku pemilih dalam melihat sisi-sisi emosional kandidat
(emotional feelings) menekankan pada karakter kandidat yang berpengalaman
dalam urusan pemerintahan, kerakyatan, kejujuran dan rendah hati kandidat.
Perilaku pemilih dalam menyikapi peristiwa yang menjadi intrik-intrik politik
bahwa saat ini banyak etnis Tionghoa berkiprah di dunia politik pasca tragedi
Tahun 1998, situasi tersebut membawa pembaharuan dalam kehidupan demokrasi
dan terbukanya ruang untuk berdialog atas suatu persoalan hak yang sama dalam
bidang politik. Faktor episdemik kandidat terhadap perilaku pemilih cenderung
mengutamakan karakter kandidat yang dikenal oleh masyarakat dan
berpengalaman di bidang pemerintahan, selain itu. faktor episdemik (episdemic
issues) dalam pemilu legislatif 2014 di Kota Metro yakni adanya isu-isu bahwa
salah satu kandidat etnis Tionghoa diisukan akan berpindah kepercayaan sesuai
basis partai politik yang mengusungnya sehingga hal ini menjadi isu yang
berkembang di kelompok masyarakat etnis Tionghoa yang berdampak pada
kurang adanya dukungan secara maksimal oleh masyarakat etnis Tionghoa.
Abstrak Bahasa Inggris
Political development of ethnic Chinese in Indonesia began to appear with the
political progress of ethnic Chinese from central to local levels. 2014 legislative
election candidates tend politic of ethnic Chinese in Metro City as judged City
Metro is the main base of the entire clan unity Chinese and also a place
Legislative Assembly Branch Social Association Chinese Society of Indonesia
(DPC PSMTI) in Lampung. The behavior of ethnic Chinese voters to candidates
are less provide support to candidates of Chinese ethnic.
The purpose of this thesis is to study the behavior of the Chinese ethnic voters in
the 2014 general election in Metro City. Methods of this research belong to
qualitative using primary data types form of interviews and secondary data such
as documents or supporting literature.
The results showed that the behavior of voters in the issues and public policy
(issues and policies) which is considering a program or policy that is offered by
the candidates according the will of voters, but in reality ethnic Chinese candidate
program nothing specifically reviewing the policy. Voters in addressing the social
image (social imagery) is based the same of regional, cultural, ethnic candidates,
and political-ideological similarity supporting political parties. Voter behavior in
seeing the sides of the candidate emotional (emotional feelings) emphasizes the
character of the candidate with experience in government affairs, democracy,
honesty and humility candidates. Candidate epistemic factors on the behavior of
voters tend to lack of support. 1016021104 Aditya Darmawannabbu19@gmail.com2014-07-05T05:04:42Z2014-07-05T05:04:42Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2242This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22422014-07-05T05:04:42ZPENGEMBANGAN METODE BERMAIN DENGAN PAPAN BUSA
MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI
KECAMATAN BANGUNREJO
LAMPUNG TENGAHTujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan potensi dan kondisi pembelajaran yang telah berlangsung saat ini, (2) menjelaskan proses pengembangan metode bermain papan busa, (3) menghasilkan metode bermain dengan papan busa (4) menjelaskan efektivitas, dan (5) kemenarikan metode bermain dengan papan busa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Populasi penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Kecamatan Bangunrejo Lampung Tengah. Teknik pengambilan sempel dengan Purposive Sampling. Data dikumpulkan menggunakan angket, tes dan pedoman observasi. Data dianalisis menggunakan uji t.
Hasil penelitian ini adalah: (1) terdapat benda-benda di sekitar sekolah yang bisa dimanfaatkan dalam proses pembelajaran dan hasil belajar pada sekolah dasar di Kecamatan Bangunrejo masih rendah, (2) bentuk awal metode bermain dengan papan busa awal untuk bermain pazel dengan model 3×3, berubah menjadi model pazel 2×3 dengan alas yang awalnya berupa kardus di ganti dengan papan busa yang utuh, (3) metode bermain dengan papan busa yang dikembangkan berbentuk permainan pazel yang terbuat dari papan busa dan dimainkan secara berkelompok, (4) metode bermain dengan papan busa lebih efektif -0,01 dibandingkan dengan metode konvensional (5) metode bermain dengan papan busa menarik bagi siswa.
Kata kunci : aktivitas, hasil belajar, metode bermain, papan busa.
The objective of research are : (1) to describe potency and condition which is happened now, (2) to explain the development of styrofoam play process method, (3) to produce styrofoam play method (4) to explain the effectiveness, and (5) the interest of styrofoam play method.
This research is research and development. Population of research is student of fourth grade state elementary school at sub Bangunrejo Central Lampung. To taking sample used Purposive Sampling. To collecting the data used questionnaire, test and observation. Analyzed the data used t-test.
The result of research is: (1) there are objects around the school that could be used in the learning process and learning outcomes in elementary school in sub Bangunrejo is low, (2) early form method of playing with styrofoam beginning step to play puzzel with 3×3 models turned into a model puzzel 2×3 with a cardboard base that initially replaced with foam board intact, (3) playing with styrofoam method developed form of the game puzzel made from styrofoam and played in groups, (4) playing with styrofoam method is more effective -0,01 than conventional method (5) playing with styrofoam method attractive for students.
Key word: activities, study result, play method, styrofoam.Agung Heri Prasmanto Purwanto2014-07-05T04:59:45Z2014-07-05T04:59:45Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2231This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22312014-07-05T04:59:45ZPENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI BIAYA MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UM METRO TAHUN AKADEMIK 2011/2012Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata kuliah akuntansi biaya pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Tahun Akademik 2011/2012
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Subjek penelitian adalah dosen dan mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Ekonomi yang berjumlah 36 mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan observasi untuk memperoleh data aktivitas belajar dan tes untuk memperoleh data hasil belajar mahasiswa. Prosedur penelitian yang dilakukan adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Analisis data penelitian yang digunakan adalah tabulasi antar siklus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Aktivitas belajar mahasiswa dari siklus pertama ke siklus kedua mengalami peningkatan sebesar 5,65%, dari 61,02% pada siklus pertama menjadi 66,67% pada siklus kedua. Sedangkan dari siklus kedua ke siklus ketiga mengalami peningkatan sebesar 16,66%, dari 66,67% pada siklus kedua menjadi 83,33% pada siklus yang ketiga. (2) Hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan antara siklus satu ke siklus dua yaitu sebesar 15,45%, dari 58,33% pada siklus yang pertama menjadi 77,78% pada siklus yang ke dua, dan dari siklus dua ke siklus tiga sebesar 16,66%, dari 77,78% pada siklus yang ke dua menjadi 94,44% pada siklus yang ke tiga.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan metode pembelajaran inkuiri pada Standar Kompetensi Memahami metode harga pokok proses telah diuji terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar mahasiswa semester VI Program studi pendidikan ekonomi Tahun Akademik 2011/2012.
Kata kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Metode Pembelajaran Inkuiri
This research is the classroom action research which purposed of the through the implementation of inquiry in improving activities and their learning result based Intruction with specific topic: base price process method subject of the research is the sixth semester undergraduate students of economics major of FKIP UM Metro academic year 2011-e 012.
The method which used in this research is Classroom Action Research Model. The subject of this research is the sixth semester undergraduate students of economics major. It is 36 students. The data collection technique of this research is the observation used to get the data of activity and tse used to get the data of the result of student’s learning. The procedure of this research is planning,action, implement action, observation, and evaluation or reflection. The final of data analysis of research that used are tabulation among the cycles.
The result of this research shows that first is the students’ learning activity from the first cycle to the second cycle has the improvement up to 5,65%. It was from 61,02% in the first cycle up to 66,67% in the second cycle. Where as from the second cycle to the third cycle has improvement up to 16,66%. It was from 66,67% in the second cycle up to 83,33% in the third cycle. The second is the result of students’ learning has the improvement between the first cycle to the second cycle was 15,45%. It was from 58,33% in the first cycle up to 77,78% in the second cycle. In the second cycle to the third cycle has the improvement up to 16,66%. It was from 77,78% in the first cycle up to 94,44% in the third cycle.
Based on the research, it can be concluded that the implementation of inquiry-based topic: base price process method subject of the research is the sixth semester undergraduate students of economics major of FKIP UM Metro academic year 2011-e 012.Wakijo 2014-07-05T04:57:57Z2014-07-05T04:57:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2226This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22262014-07-05T04:57:57ZPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE LEARNING TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN IPS
DI SMP NEGERI 2 BUKITKEMUNING LAMPUNG UTARAFokus penelitian ini terletak pada pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 Bukitkemuning Lampung Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dan menghasilkan produk pengembangan berupa perangkat pembelajaran IPS. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development) yang dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: 1) analisis kebutuhan, 2) perencanaan dan pengembangan produk awal, 3) validasi ahli, 4) revisi produk, 5) uji terbatas, 6) model jadi dan pelaporan. Penelitian dikembangkan dengan cara eksperimen yakni membandingkan pembelajaran dengan model learning together dan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran learning together efektif digunakan, hal ini dilihat dari perbedaan nilai pretest dan posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dari pengujian efektivitas didapatkan nilai 1,7 atau lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa model learning together lebih efektif digunakan daripada pembelajaran konvensional.
Kata kunci: Learning Together, Model Pembelajaran Kooperatif
The focus of this research lies in the development of cooperative learning model learning together in a social studies lesson at SMP Negeri 2 Bukitkemuning North Lampung. This study aims to determine the effectiveness of cooperative learning model learning together and produce a software product development social studies learning. The research was conducted through several stages: 1) analysis of requirements, 2) planning and initial product development, 3) expert validation, 4) revision of the product, 5) limited test, 6) so models and reporting. The research was developed in a way that compares the experimental model of learning with conventional learning and learning together. The results showed that learning together an effective learning model used, it is seen from the difference in value between the pretest and posttest control class and the experimental class. Effectiveness of the test score is 1.7 or greater than 1 indicates that the model of learning together more effectively used than conventional learning.
Keywords: Cooperative Learning, Learning TogetherMUJI DESY SUSANTY 2014-07-05T04:57:50Z2014-07-05T04:57:50Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2225This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22252014-07-05T04:57:50ZSTUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE YANG BERBEDAPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), Team Games
Tournament (TGT) dan Team Pair Share (TPS) dalam mata pelajaran IPS.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan
pendekatan eksperimen semu. Populasi penelitian berjumlah 121 orang siswa
kelas VII SMP N 2 Pakuan Ratu Way Kanan pada semester genap tahun pelajaran
2012/2013, dengan jumlah sampel sebanyak 88 siswa. Teknik sampling dalam
penelitian ini adalah teknik cluster random sampling.. Pengujian hipotesis
menggunakan rumus analisis varians satu arah dan uji lanjut t-Dunnet.
Hasil penelitian menunjukkan (1) pengujian hipotesis pertama diperoleh Fhitung
18,273 dan Ftabel 3,104, maka hipotesis diterima. (2) hipotesis kedua diperoleh
hasil Thitung 3,226 > Ttabel 1,663, maka hipotesis diterima. (3) hipotesis ketiga
diperoleh Thitung 6,038 > Ttabel 1,663, maka hipotesis diterima. (4) hipotesis
keempat diperoleh hasil T hitung 2,868 > Ttabel 1,663, maka hipotesis diterima.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan (1)Ada perbedaan dalam hasil
rata-rata hasil belajar IPS siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe
NHT, TGT dan TPS. (2) Hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi dari pembelajaran tipe TGT.
(3) Hasil belajar IPS siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi
dari yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS. (4) Hasil belajar IPS
siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi dfari pada
menggunakan pemeblajaran l kooperatif tipe TPS.
Kata Kunci: studi perbandingan, pembelajaran kooperatif, TGT, NHT, TPS
The study purpose is to find out the theeffectivity implementation of cooperative
learning models Numbered Heads Together (NHT), Team Games Tournament
(TGT), dan Think Pair Share (TPS) in Social Study Learning.
The Methods used is Comparative Study with experiment approach.
The.population is 121 student of grade 7 at SMPN 2 PakuanRatu Way Kanan,
with samples are 88 student. Data sampling is clustering random sampling.
Hypothesis uses one way variant of pattern analysis and futherDunnnet t-test.
The result show (1) the first hypothesis testing obtained F count 18,273 >
F.table 3,104, so hypothesis accepted. (2) the second hypothesis obtained
T.count3,226 > T table 1,663, so hypothesis accepted. (3) toasses the third
hypothesis obtained T count 6,038 >T table 1,663, and hypothesis accepted. (4)
The fourth hypothesis testing obtained Tcount 2,868 > T table 1,663 so
hypothesis accepted.
Based the study result can be concluded (1) There is a difference in average result
of social study the students that given cooperative learning tipe of NHT, TGT and
TPS. (2) Study result of social study the students use cooperative learning tipe
NHT is higher than those who use cooperative learning tipe TGT (3).Learning
result social study the student who use cooperative tipe NHT is higher than those
who use cooperative tipe TPS. (4) Learning result social study the student who
use cooperative tipe TGT is higher than those who use cooperative tipe TPS.
Keyword: Cooperative study, cooperative learning, NGT, TGT, TPS.Mei Jayadi Sodikin (alm)2014-07-05T04:57:11Z2014-07-05T04:57:11Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2224This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22242014-07-05T04:57:11ZKOMPARASI HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS X
SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR
TAHUN PELAJARAN 2012/2013.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) perbedaan hasil belajar ekonomi antarmodel pembelajaran yang digunakan (kooperatif tipe jigsaw dan tipe STAD) dan antartingkat kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah); (2) perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan tipe STAD tanpa memperhatikan tingkat kemampuan awal; (3) perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang berkemampuan awal tinggi, sedang dan rendah tanpa mempertimbangkan model pembelajaran yang digunakan; (4) interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dengan tingkat kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar; (5) efektivitas hasil belajar antara model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan tipe STAD untuk pembelajaran ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan pendekatan desain faktorial. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) ada perbedaan hasil belajar ekonomi antar model pembelajaran yang digunakan (kooperatif tipe jigsaw dan tipe STAD) dan antar tingkat kemampuan awal (tinggi, sedang, rendah); (2) ada perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan tipe STAD tanpa memperhatikan tingkat kemampuan awal; (3) ada perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang berkemampuan awal tinggi, sedang dan rendah tanpa mempertimbangkan model pembelajaran yang digunakan; (4) tidak ada interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dengan tingkat kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah terhadap hasil belajar ekonomi; (5) ada perbedaan efektifitas antara model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan tipe STAD dalam pembelajaran ekonomi dimana model pembelajaran Jigsaw lebih efektif bila dibandingkan dengan model pembelajaran STAD.
Kata kunci: Hasil belajar, Jigsaw, STAD.
This research is aimed to describe: 1) the difference of economy studying result among teaching-learning model which is used (cooperative teaching-learning with Jigsaw type and STAD type) and among the beginning knowledge level (high, average, low); 2) the difference of economy studying result among student who has been given cooperative teaching-learning model with Jigsaw type and STAD type without noticing the beginning knowledge level; 3) the difference of economy studying result among students who have high, average and low beginning knowledge level without considering teaching-learning model that has been used; 4) the interaction between teaching-learning model which is used with students beginning knowledge level on studying result; 5) the effectiveness of studying result between cooperative teaching-learning model with Jigsaw type and STAD type for the economy teaching-learning. This research used experiment research method with factorial design approach. The findings of this research show that: 1) there is the difference of economy studying result among teaching –learning model which is used (cooperative teaching-learning with Jigsaw type and STAD type) and among the beginning knowledge level (high, average, low); 2) there is the difference of economy studying result among students who has been given cooperative teaching-learning model with Jigsaw type and STAD type without noticing the beginning knowledge level; 3) there is the difference of economy studying result among students who have high, average and low beginning knowledge level without considering teaching-learning model that has been used; 4) there is no interaction between teaching-learning model which is used with students beginning knowledge level on studying result; 5) there is the difference of effectiveness between cooperative teaching-learning model with Jigsaw type and STAD type for the economy teaching learning that Jigsaw teaching-learning model is more effective than STAD model.
Key word: studying result, Jigsaw, STAD.Ferdesi Hanafia 2014-07-05T04:57:04Z2014-07-05T04:57:04Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2223This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22232014-07-05T04:57:04ZKOMPARASI HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS X
SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR
TAHUN PELAJARAN 2012/2013.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) perbedaan hasil belajar ekonomi antarmodel pembelajaran yang digunakan (kooperatif tipe jigsaw dan tipe STAD) dan antartingkat kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah); (2) perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan tipe STAD tanpa memperhatikan tingkat kemampuan awal; (3) perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang berkemampuan awal tinggi, sedang dan rendah tanpa mempertimbangkan model pembelajaran yang digunakan; (4) interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dengan tingkat kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar; (5) efektivitas hasil belajar antara model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan tipe STAD untuk pembelajaran ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan pendekatan desain faktorial. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) ada perbedaan hasil belajar ekonomi antar model pembelajaran yang digunakan (kooperatif tipe jigsaw dan tipe STAD) dan antar tingkat kemampuan awal (tinggi, sedang, rendah); (2) ada perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan tipe STAD tanpa memperhatikan tingkat kemampuan awal; (3) ada perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang berkemampuan awal tinggi, sedang dan rendah tanpa mempertimbangkan model pembelajaran yang digunakan; (4) tidak ada interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dengan tingkat kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah terhadap hasil belajar ekonomi; (5) ada perbedaan efektifitas antara model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan tipe STAD dalam pembelajaran ekonomi dimana model pembelajaran Jigsaw lebih efektif bila dibandingkan dengan model pembelajaran STAD.
Kata kunci: Hasil belajar, Jigsaw, STAD.
This research is aimed to describe: 1) the difference of economy studying result among teaching-learning model which is used (cooperative teaching-learning with Jigsaw type and STAD type) and among the beginning knowledge level (high, average, low); 2) the difference of economy studying result among student who has been given cooperative teaching-learning model with Jigsaw type and STAD type without noticing the beginning knowledge level; 3) the difference of economy studying result among students who have high, average and low beginning knowledge level without considering teaching-learning model that has been used; 4) the interaction between teaching-learning model which is used with students beginning knowledge level on studying result; 5) the effectiveness of studying result between cooperative teaching-learning model with Jigsaw type and STAD type for the economy teaching-learning. This research used experiment research method with factorial design approach. The findings of this research show that: 1) there is the difference of economy studying result among teaching –learning model which is used (cooperative teaching-learning with Jigsaw type and STAD type) and among the beginning knowledge level (high, average, low); 2) there is the difference of economy studying result among students who has been given cooperative teaching-learning model with Jigsaw type and STAD type without noticing the beginning knowledge level; 3) there is the difference of economy studying result among students who have high, average and low beginning knowledge level without considering teaching-learning model that has been used; 4) there is no interaction between teaching-learning model which is used with students beginning knowledge level on studying result; 5) there is the difference of effectiveness between cooperative teaching-learning model with Jigsaw type and STAD type for the economy teaching learning that Jigsaw teaching-learning model is more effective than STAD model.
Key word: studying result, Jigsaw, STAD.Ferdesi Hanafia 2014-07-05T04:56:41Z2014-07-05T04:56:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2221This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22212014-07-05T04:56:41ZPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA
KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 NGAMBUR
TAHUN 2012/2013Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar bidang studi PKn khususnya materi hubungan internasional pada siswa kelas XI IPS1 semester II SMA Negeri 1 Ngambur dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) yang dilaksanakan dalam 3 siklus tindakan. Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah berupa partisipasi siswa dan prestasi belajar siswa. Instrumen yang digunakan yaitu soal tes, lembar observasi proses pembelajaran, catatan di dalam pembelajaran dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dapat meningkatkan partisipasi belajar dan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata persentase partisipasi dan prestasi siswa pada siklusnya. Siklus I persentase partisipasi siswa 55,18% dan persentase prestasi siswa 52,50 %. Pada siklus II persentase partisipasi siswa naik menjadi 64,51% dan persentase prestasi siswa 65,79%, dan pada siklus III terdapat partisipasi siswa sebesar 83,33% dan prestasi siswa 77,5%, dengan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah 45.
Kata Kunci : model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing,
partisipasi dan prestasi
This research aims to increase the participation and civic education learning achievement of students class XI social studies SMAN 1 Ngambur at international relationship material by implementing cooperative learning kancing gemerincing type. It is a kind of class action research which is done in three cycles of action. The data obtained are in the form of student’s learning process and achievement. While the instrument used are test, learning observation sheet, field notes, and documentation. The results showed that the implementation of cooperative learning kancing gemerincing type can increase student’s learning participation and student achievement. It is proved by seeing the increasing Of those percentage in each cycles. In the first cycle the percentage of student’s participation is 55,18% and student’s achievement 52,50%. In the second cycle the percentage of student’s participation and achievement are increase. The percentage of student’s participation becomes 64,51% and the achievement 65,79%. In the third cycle the percentage of student’s activity reach 83,33% and the percentage of student’s achievement 77,5%, with the highest score 100 while the lowest 45.
Key words : the kancing gemerincing type, participation and achievementDONI ANDESKA Lekat Syahruddin2014-07-05T04:55:54Z2014-07-05T04:55:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2218This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22182014-07-05T04:55:54ZPENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) YANG BERORIENTASI PADA LIFE SKILL
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
AKTIVITAS BELAJAR SISWAPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) yang berorientasi pada Life Skill dalam pembelajaran Geografi kelas XI IPS2 SMA Muhammadiyah I Purbolinggo Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini pada setiap siklusnya terdiri atas perencanan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS2 yang berjumlah 37 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan motivasi dan aktivitas belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I persentase motivasi dan aktivitas belajar siswa belum mencapai kriteria yang ditentukan. Pada siklus II persentase motivasi dan aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan siklus I tetapi belum mencapai kriteria yang ditentukan. Pada siklus III persentase motivasi dan aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan siklus II dan peningkatannya sudah mencapai kriteria yang ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bahwa penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) yang berorientasi pada Life Skill dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS2 semester genap di SMA muhammadiyah I Purbolinggo tahun pelajaran 2012/2013.
Kata Kunci : CTL, Motivasi Belajar, Aktivitas Belajar
The research aimed to increase students’ motivation and learning activity by using Contextual Teaching and Learning (CTL) approach that oriented to Life Skill in Geography learning of class XI IPS2 of SMA Muhammadiyah I Purbolinggo Academic Year 2012/2013. This research was Classroom Action Research. This research in each parts consisted of planning, actuating treatments, observation and reflection. The population in this research were the students of class XI2 that consisted of 37 students. The data collecting technique used were questionnaire, observation, documentation. The data analysis technique was descriptive analysis. The result showed thatthere was an increase on students’ motivation and learning activities in each cycles. In cycle I the percentage of students’ motivation and learning had not yet reached the expected criteria. In cycle II the percentage of students’ motivation and learning had increased compared to the preceding cycle but had not yet reached the expected criteria. In cycle III the percentage of students’ motivation and learning had increased compared to the preceding cycle and that increase had reached the expected criteria. Based on the research discussion, that the learning by using Contextual Teaching and Learning (CTL) approach that oriented to Life Skill could Increase Students’ Motivation and Learning Activity in Geography subject of Class XI2 Even Semester of SMA Muhammadiyah I Purbolinggo Academic Year 2012/2013.
Key words : CTL, Students’ Motivation, Learning ActivityDODI SETIAWAN 2014-07-05T04:54:28Z2015-10-30T03:17:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2215This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22152014-07-05T04:54:28ZPEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL TWO STAY TWO STRAY
DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP
KEMAMPUAN BERFIKIR KRITISPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS antarmodel pembelajaran ( Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing) dan antar kemampuan awal (tinggi dan rendah) bagi siswa kelas V SDN 2 Gedong Air, (2) perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing tanpa memperhatikan kemampuan awal siswa kelas V SDN 2 Gedong Air, (3) perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah tanpa mempertimbangkan model pembelajaran yang digunakan pada siswa kelas V SDN 2 Gedong Air, (4) interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap kemampuan berfikir kritis siswa kelas V SDN 2 Gedong Air .
Metode yang digunakan yaitu menggunakan rancangan eksperimen semu dengan memberikan perlakuan pada dua kelas yang berbeda, satu kelas menggunakan pembelajaran Two Stay Two Stray dan satu kelas lainnya menggunakan pembelajaran Snowball Throwing dengan memperhatikan kemampuan awal siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS antarmodel pembelajaran ( Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing) dan antar kemampuan awal (tinggi dan rendah) bagi siswa kelas V SDN 2 Gedong Air, (2) ada perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran Two Stay Two Stray dan Snowball Throwing tanpa memperhatikan kemampuan awal siswa kelas V SDN 2 Gedong Air, (3) ada perbedaan kemampuan berfikir kritis pada mata pelajaran IPS yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah tanpa mempertimbangkan model pembelajaran yang digunakan pada siswa kelas V SDN 2 Gedong Air, (4) ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap kemampuan berfikir kritis pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN 2 Gedong Air .
Kata kunci : two stay two stray, snowball throwing, kemampuan berfikir kritis
This study aims to analyze (1) differences of students’ critical thinking skills in social studies (Two Stay Two Stray and Snowball Throwing) learning models and initial ability (high and low) for the 5th grade students of SDN 2 Gedong Air,(2) differences in students’ critical thinking skills in social studies which the learning used Tow Stay Two Stray and Snowball Throwing without regarding to students’ initial ability of the 5th grade students of SDN 2 Gedong Air,(3) differences in students’s critical thinking skills that have high and low initial ability without considering the learning model used in the 5th grade students of SDN 2 Gedong Air,(4) the interaction between the learning model with initial ability of the students’ critical thingking in the 5th grade students of SDN 2 Gedong Air.
The method used is the quasi-experimental design to provide treatment to different classes, one class used learning of Two Stay two Stray and other classes used the Snowball Throwing learning by observing students’initial ability. The result showed that (1) there are differences of students’ critical thingking skills in social studies(Two Stay two Stray and Snowball Throwing) learning models and initial ability (high and low) for the 5th grade students of SDN 2 Gedong Air,(2) there are differences in students’ critical thingking skills in social studies which the learning used Two Stay two Stray and Snowball Throwing without regarding to students’ initial ability of the 5th grade students of SDN 2 Gedong Air,(3) there are differences in students’ critical thingking skills that have high and low initial ability without considering the learning model used in the 5th grade students of SDN2 Gedong Air,(4) there is an interaction between the learning with initial ability of the students’ critical thingking skills in the 5th grade students of SDN 2 Gedong Air.
Keywords: two stay two stray, snowball throwing, critical thinking skillsAPRILIANI RAHMAWATI Suaris2014-07-05T04:54:20Z2014-07-05T04:54:20Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2214This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22142014-07-05T04:54:20ZPENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENUMBUHKAN SIKAP KEBANGSAAN PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS X SMA
NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan sikap Kebangsaan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan( PKn) dengan menggunakan model problem based learning pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas X 8 SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. Penelitian ini dilaksanakan dengan proses pembelajaran yang menerapkan langkah-langkah model pembelajaran problem based learning pada setiap siklusnya.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas, yang dilakukan untuk menumbuhkan sikap kebangsaan siswa, kekurangan dan kelebihan guru, serta siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga siklus, data hasil observasi dari setiap siklus menjadi dasar atau bahan perbaikan pada siklus berikutnya. Penelitian ini di hentikan jika indikator yang di tetapkan telah tercapai.
Hasil penelitian yang di peroleh menunjukkan bahwa (1) model problem based learning dapat menumbuhkan sikap kebangsaan siswa (2) model problem based learning dapat menumbuhkan kreativitas guru. Pada siklus I, 20 siswa memiliki sikap kebangsaan dengan rata-rata nilai 62%, siklus II menunjukan pertumbuhan yaitu 24 siswa atau rata-rata nilai 74%, dan pertumbuhan sikap kebangsaan siswa semakin meningkat pada sisklus III, yaitu 28 siswa dengan rata rata nilai 86 % dari jumlah peserta didik secara keseluruhan yaitu 32 siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model problem based learning dapat menumbuhkan sikap kebangsaan siswa kelas X SMA Negeri 9 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2012-2013
Kata kunci: Model problem based learning, pertumbuhan sikap kebangsaan .
This class action research aims to ascertain the nationality growth of the attitude in Citizenship Education by using a model of problem-based learning in civics of the class X 8 in SMAN 9 Bandar Lampung school year 2012/2013 . This study was conducted with the learning process of applying measures of problem-based learning model of learning in each cycle .
This type of research is a class action research , which is done to further the student’s nationality, the strengths and weaknesses of teachers and students in the learning process. This activity is carried out in three cycles , each observation data will be usedin fundamental or material improvement in the next cycle . The researchwas stopped if the indicator has been reached .
The results obtained show that : 1 . Problem based learning can increase student’s nationality attitudes. 2 . Problem based learning can increase the creativity of the teachers.
In the first cycle , 20 students have the nationality attitude with an average value of 62 % . The second cycle shows the enhancement of the 24 students with an average value 74 % and the nationality attitudeof the third cycle keepgrowing up, 28 students with an average value of 86 % from 32 students overall. It can be concluded that the model of problem-based learning can foster self- nationality of the first grade in SMAN 9 Bandar Lampung in the Academic Year 2012/2013
Keywords : Model of problem based learning , The growth of national attitudesABDUL GANI Muhammad Huddam Siregar2014-06-25T02:34:11Z2014-06-25T02:34:11Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2171This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21712014-06-25T02:34:11ZANALISIS PERAN AKTOR PADA PEMILU KEPALA DAERAH
KOTA BANDAR LAMPUNG PERIODE 2010 - 2015Para aktor berperan dalam mengisi dan membangun ruang-ruang publik sebagai bentuk rekonsiliasi demokrasi dan dilakoni oleh sabjek-subjek politik yang saling bersinergi mengawal ketat berjalannya transisi politik lokal di Indonesia. Dalam ranah politik, peran aktor ini ditandai oleh kehadiran empat aktor utama yaitu, political society yang di dalamnya terdapat anggota partai politik, civil society merupakan kelompok/lembaga masyarakat yang memiliki kharakter keswadayaan dan bebas dari pengaruh kekuasaan, the state adalah public agency yang diwakili oleh pejabat pemeritahan dan struktur birokrasi, dan economic society sebagai pelaku pasar dan pemilik modal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui siapakah aktor-aktor paling berperan dalam proses pencalonan, serta menganalisa peran, bentuk dukungan, dan upaya-upaya yang dilakukan aktor lokal dalam memenangkan pemilu kepala daerah Kota Bandar Lampung Periode 2010-2015.
Penelitian ini menunjukkan analisa peran masing-masing aktor lokal yang terbagi menjadi empat aktor utama dalam upaya memenangkan pemilukada tersebut. Pertama, Aktor Political society, adalah aktor/elit politik lokal yang terdapat dalam unsur ketua/pimpinan partai-partai politik besar yang memenuhi syarat untuk mengusung calon kepala daerah. Kedua, Aktor Economic Society, adalah aktor lokal yang konsen terhadap pembangunan daerah dan pembangunan perekonomian daerah. Ketiga, aktor civil society, adalah organisasi/asosiasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, LSM, media massa lokal, maupun akademisi. Keempat, The Local State, adalah kepala daerah termasuk unsur-unsur pemerintahan daerah atau elite birokrasi, maupun pegawai pemda.
Aktor-aktor utama berperan sebagai agen budaya dalam mempengaruhi perubahan dan kesinambungan nilai-nilai budaya politik lokal dalam proses demokratisasi. Selain itu para aktor juga terlibat dan berperan dalam arena yang lebih luas yaitu kompetisi publik dan pembuatan kebijakan publik, oleh karenanya hubungan dominatif mucul karena aktor-aktor tersebut sangat berperan dalam mempengaruhi opini publik dan mengarahkan tindakan sosial masa demi kepentingan mobilitas vertikal mereka secara ekonomi dan politik. Dalam percaturan politik lokal, peran aktor atau elite politik lokal sangat berpengaruh tidak hanya kepada perkembangan demokratisasi lokal, juga dapat mempengaruhi kebijakan bahkan pencalonan kepala daerah sampai menentukan kalah menangnya calon kepala daerah yang berlaga dalam pemilihan umum kepala daerah.
Kata kunci : Peran aktor, opini publik, pemilihan umum kepala daerah
For the actor who play a part in developing public consciousness as a form of democratic reconciliation and for the politican who respond energetically, there is starting to be a transition to local politic in Indonesia. In the political field, the role of different actors can be divided into four groups; political society, which includes the political parties, civil society, made of social organisations and associations which are concerned with social justice and are free from outside interference; the state as a public agency and which is represented by gevernment and bureaucratic structur; and the economic society, made of traders and busines ownwrs.
This study aim of this research is to clarify who the most important actor are in the election process as well as to discuss the role, the form and the actions of these actors in relation to the mayoral election for Bandar Lampung, 2010-2015.
The study is showed that analyse the roles of the vavious actors, who have already been divided into four groups. Firstly, the political society, are the elite politicians who represent the big political parties who can want to run in the election. Secondly, rhe economic society, is formed of local groups concerned with local development and local economic growth. Thirdly, the civil society organitations and associations youth organisations, LSM, local mass media and the academics. Lastly, the local state, is the mayor and the local government officials.
These actors have a role as cultural agent who influence the change or growth of values in the local political cultur in the process of democratisation. Apart from this role, these actor have a role in a wider field- that of public competition and development. Because of the dominant relationship between these roups, these actors have a very strong role in influencing public opinion and controlling mass social action for economic and political mobilisation. In the local political field, the actor (elite politicians) have a strong influence not only develop local democracy but also to influence the boundaries of the mayoral candidates, even deciding the outcomes of the mayoral elections.
Keywords : role actors, public opinion, electionZULI AFRIANTO Sumali Soleh2014-06-25T02:34:05Z2014-06-25T02:34:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2170This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21702014-06-25T02:34:05ZEVALUASI PROGRAM JAM BELAJAR MASYARAKAT
DI KOTA METRODalam rangka mewujudkan Visi Kota Metro menjadi Kota Pendidikan maka Pemerintah Kota Metro sejak tahun 2010 telah mencanangkan Program Jam Belajar Masyarakat atau yang lebih dikenal dengan singkatan JBM. Namun pada perkembangannya, sudah 4 (empat) tahun berjalan namun Program Jam Belajar Masyarakat ini tidak berjalan dengan baik.
Ketidakberdayaan program ini antara lain terlihat sebagian besar masyarakat masih belum tahu tentang esensi dan teknis Program Jam Belajar Masyarakat Kota Metro. Juga disebabkan karena masalah alokasi anggaran yang belum jelas, agenda Program Jam Belajar Masyarakat belum disusun secara sistematis dan kemudian dijalankan secara intensif, partisipasi warga masih minim, dan belum terbentuknya kelembagaan Jam Belajar Masyarakat di semua level Pemerintahan dan masyarakat.
Penelitian dilakukan untuk; (a) mengetahui capaian/pelaksanaan (achievement) Program Jam Belajar Masyarakat di Kota Metro pada tahun 2010 – 2013. (b) Untuk mengukur kemajuan (progress), yang terkait dengan tujuan Program Jam Belajar Masyarakat. (d) Untuk mengidentifikasi masalah pelaksanaan Program Jam Belajar Masyarakat. (e) Serta untuk melihat efektivitas Program Jam Belajar Masyarakat atau melihat perbedaan yang dicapai program tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Fokus penelitiannya pada aktivitas warga masyarakat Kota Metro dalam pelaksanaan Program Jam Belajar
Masyarakat. Pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara mendalam (depth interview), Focus Group Discussion (FGD), observasi dan studi dokumentasi/pustaka.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Program Jam Belajar Masyarakat (JBM) tidak berhasil mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Hal ini dilihat dari berbagai ukuran yaitu belum maksimalnya publikasi dan sosialisasi program kepada warga masyarakat, masih rendahnya partisipasi dan kesadaran warga masyarakat dalam mendukung program Jam Belajar Masyarakat, belum teralokasikannya dana penunjang baik dari pemerintah maupun swadaya masyarakat dan pihak swasta, belum terbentuknya struktur kelembagaan sampai pada tingkat yang paling bawah, yaitu RT/RW, serta belum adanya upaya penyiapan Sumber Daya Manusia yang baik.
Dari beberapa permasalahan yang muncul seputar Program Jam Belajar Masyarakat tersebut maka dapat dikatakan bahwa program ini termasuk kebijakan belum berhasil dikarenakan tidak bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini mengindikasikan bahwa progran JBM tidak mengandung prinsip pendekatan yang baik dalam penyusunan formulasi kebijakannya.
Kata Kunci : Program Jam Belajar Masyarakat, Evaluasi, Kebijakan.
In order to realize the vision of Metro City to be Education City so Metro City Government since 2010 has launched Hours of Learning Communities Program, better known by the acronym JBM. But in its development, it has been 4 (four) years running but Hours of Learning Communities Program does not going well.
The powerlessness of the program include visible most of the people still do not know about the technical essence and Community Learning Program Hours Metro City. Also due to budget problems are not yet clear, the agenda of Hours Learning Communities Program has not been systematically compiled and then run intensive, citizen participation is still minimal, and yet the formation of institutional Hours Learning Communities at all levels of government and society.
The study was conducted to determine the performance/execution (achievement) Hours of Learning Communities Program in Metro City in 2010-2011. To measure progress (progress), which is associated with the goal of Hours of Learning Communities Program. To identify implementation problems in it. To see the effectiveness of Hours of Learning Communities Program, or see the difference that the program achieved.
This study is a descriptive study with a qualitative approach. The focus of his research on the activities of citizens of Metro City in the implementation of Hours Learning Communities Program. Collecting data using in-depth interviews (depth
interviews), focus group discussions, observation and documentation study/library. And using data analysis includes data reduction (data reduction), data presentation (display data) as well as drawing conclusions and verification (conclusion drawing / verification).
From some of the problems that arise around the Clock Learning Communities Program, it can be said that this program includes policies failed because could not achieve its intended purpose. This indicates that the Hours of Learning Communities Program as it does not contain the principle of good approach in formulation of policies.
Keywords: Hours of Learning Communities Program, Evaluation, PolicyTRIANA APRISIA Sya’ari Permata Alam (Alm)2014-06-25T02:33:32Z2014-06-25T02:33:32Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2169This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21692014-06-25T02:33:32ZPROFESIONALISME APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN LABUHAN RATU DALAM PELAYANAN PUBLIKPelayanan publik oleh aparatur Pemerintah Kecamatan secara ideal harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai penerima layanan, tetapi pada kenyataannya aparatur Pemerintah Kecamatan kurang profesional dalam memberikan layanan publik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) Profesionalisme aparat Kecamatan Labuhan Ratu dalam memberikan pelayanan publik (2) Profesionalisme aparat Kecamatan Labuhan Ratu dalam memberikan pelayanan publik menurut perspektif masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan mengambil informan yang terdiri dari pihak Kecamatan Labuhan Ratu dan masyarakat sebagai penerima layanan publik.
Hasil penelitian menunjukkan: Aparatur Pemerintah Kecamatan Labuhan Ratu dalam pelayanan publik menunjukkan profesionalisme. Hal ini terbukti dari: a) Kreativitas, dilaksanakan dengan cara menepati prosedur pelayanan publik, informasi pelayanan, persyaratan teknis dan adminstratif pelayanan, rincian biaya pelayanan dan waktu penyelesaian pelayanam serta memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat. b) Inovasi, dilaksanakan dengan cara menyediakan ruang tunggu pelayanan yang nyaman, membuat sistem antri dengan menyediakan nomor antrian, papan informasi, memberikan layanan informasi dan kepantasan dan kerapihan pakaian aparatur serta memberikan pelayanan secara cepat dan tepat c) Responsivitas, dilaksanakan dengan merespon aspirasi yang berkembang di masyarakat dengan cara menanamkan empati kepada masyarakat yang menerima layanan publik serta memberikan pelayanan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan masyarakat. Kategori profesionalisme aparatur pemerintah dalam pelayanan publik di Kecamatan Labuhan Ratu berdasarkan hasil jawaban masyarakat yang menerima layanan publik menunjukkan bahwa secara aparatur pemerintah memberikan pelayanan publik dalam kategori cukup profesional. Hal ini ditunjukkan oleh data dari sebanyak 30 responden, terdapat sebanyak 11 (36,67%) responden menyatakan aparatur pemerintah memberikan pelayanan publik dalam kategori cukup profesional.
Kata Kunci: Profesionalisme, Pelayanan Publik
Public service by the District Government officials should ideally be carried out as well as possible in order to meet the needs of society as a recipient of the service, but in reality less professional District Government official in delivering public services.
The purpose of this study was to describe: (1) Professionalism of Labuhan Ratu District officials in providing public services (2) Professionalism of Labuhan Ratu District officials in providing public services according to people's perspectives. The method used is qualitative with taking informants consisting of Labuhan Ratu District official and the community as a public service recipient.
The results showed: (1) Official of Labuhan Ratu District officials in providing public services was professionalis. This is evident from: a) Creativity, held official by way of keeping procedures of public services, information services, technical requirements and administrative services, details of the service charge and pelayanam turnaround time and provide the best possible service to the community. b) Innovation, official implemented in a way to provide a comfortable waiting room services, make a queuing system by providing a queue number, provide information boards, information service and decency and neatness of clothing as well as provide service personnel quickly and appropriately to the community c) Responsiveness, implemented to respond to the aspiration of society by instilling empathy for people who receive public services and provide services that oriented on meeting the needs of society. (2) Category professionalism of government officials in the public service in Labuhan Ratu District based on the answers the people who receive public services shows that government officials provide public services in a category quite professional. This is shown by the data of 30 respondents, there were 11 (36.67 %) of respondents said government officials provide public services in a category quite professional.
Keywords : Profesionalism, Public ServiceNANI SUMARNI Djamin Tirtomenawi (alm)2014-06-25T02:32:18Z2014-06-25T02:32:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2168This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21682014-06-25T02:32:18ZEFEKTIVITAS KOORDINASI PELAKSANAAN PROGRAM RAGEM SAI MANGI WAWAI OLEH CAMAT DI KECAMATAN PAGAR DEWA KABUPATEN TULANG BAWANG BARATProgram Ragem Sai Mangi Wawai (Program Kebersamaan untuk Keberhasilan), merupakan program unggulan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat untuk mengintegrasikan berbagai program pembangunan, pemberdayaan apratur pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat yang melibatkan berbagai satuan kerja perangkat daerah, termasuk pemerintah Kecamatan. Camat dalam konteks program ini melaksanakan fungsi fungsi koordinasi, baik secara vertikal maupun fungsional.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimanakah efektivitas koordinasi pelaksanaan Program Ragem Sai Mangi Wawai oleh Camat di Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat?” Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas koordinasi pelaksanaan Program Ragem Sai Mangi Wawai oleh Camat di Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Tipe penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Informan penelitian terdiri dari Penanggungjawan Program, Kepala Sekretariat Tim Fasilitasi Kabupaten, Anggota
Tim Fasilitasi Kabupaten, Sekretaris Kecamatan, Fasilitator Kecamatan, UPK dan Pokmas. Analisis data dilakukan denan tahapan reduksi data, penyajian data atau display dan mengambil kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas koordinasi pelaksanaan Program RSMW oleh Camat di Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat masuk dalam kategori cukup efektif, yang didasarkan pada hasil temuan penelitian: (1) Koordinasi vertikal, dilaksanakan Camat Pagar Dewa dengan cukup efektif yaitu mengadakan rapat-rapat perencanaan dengan Tim Fasilitasi Kabupaten Program RSMW, yang terdiri dari Penanggungjawab Program (Asisten I), Kepala Sekretariat Tim Fasilitasi Kabupaten (Kepala Bidang Tata Pemerintahan) dan Anggota Tim Fasilitasi Kabupaten (Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung/Kelurahan). Koordinasi ini dilaksanakan dalam rangka merencanakan pelaksanaan program di bidang pemberdayaan aparatur, pembangunan fasilitas fisik dan peningkatan ekonomi produktif. (2) Koordinasi Fungsional, dilaksanakan Camat Pagar Dewa dengan cukup efektif, yaitu dengan cara rapat perencanaan dengan Tim Fasilitasi Kecamatan, Unit Pengelola Kecamatan (UPK) Program RSMW dan Kelompok Masyarakat (Pokmas) dalam pelaksanaan Program RSMW. Selain itu Camat turun secara langsung ke lokasi pelaksanaan program di Kecamatan Pagar Dewa.
Kata Kunci: Efektivitas, Koordinasi, Program RSMW
Ragem Sai Mangi Wawai Program (Togetherness for Success Program), a flagship program of the Government of West Tulang Bawang Regency to integrate various development programs, empowerment and community empowerment government staff involving local work units, including the District government. Camat in the context of this program carry out coordination functions, both vertically and functional. The main issue of this research is: “How is effectiveness of coordination on Ragem Sai Mangi Wawai Program by District Head of Pagar Dewa on West Tulang Bawang Regency”
The purpose of the research is to investigate and analyze effectiveness of coordination on Ragem Sai Mangi Wawai Program by District Head of Pagar Dewa On West Tulang Bawang Regency.
This type of research is qualitative. Data was collected through interviews and documentation. Informants consisted of Master of Program, Head of the Secretariat of the District Facilitation Team, District Facilitation Team Member, Secretary of the District, the District Facilitator, District Management Unit and community groups.
Data analysis was conducted primarily to the stages of data reduction, data presentation or display and drawing conclusions or verification.
The results of this research show that effectiveness of coordination on ragem sai mangi wawai Program by District Head of Pagar Dewa on West Tulang Bawang Regency in the category are quite effective, which is based on the research findings: (1) Vertical coordination, subdistrict implemented quite effectively Pagar Dewa is convening a meeting planning with the District Facilitation team RSMW Program, which consists of Responsible Program (Assistant I), Head of the Secretariat of the District Facilitation team (Head of Governance) and the District Facilitation team Members (Community Empowerment Board Village). Coordination is carried out in order to plan the implementation of empowerment programs in the areas of personnel, physical facilities development and improvement of the productive economy. (2) Functional Coordination, District Head Pagar Dewa implemented quite effectively, in particular by the Facilitation Team planning meeting with the District, the District Management Unit program RSMW and community groups in the implementation of the program RSMW. Additionally district head down directly to the location of the program in the District of Pagar Dewa.
Keywords : Effectiveness, Coordination, RSMW Program.MARKURIUS R.A. A. Roffar Achmad (alm)2014-06-25T02:32:12Z2014-06-25T02:32:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2167This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21672014-06-25T02:32:12ZIMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENANGGULANGI KERUSAKAN PASCA BENCANA BANJIR
DI KABUPATEN TANGGAMUSMasalah dalam penelitian ini yaitu penangananan kerusakan akibat bencana terutama bencan banjir sampai saat ini belum menyelesaikan persoalan, sedangkan tujuan penelitian ini adalah; a) Ingin mengetahui proses implementasi kebijakan pemerintah dalam menanggulangi kerusakan pasca bencana banjir dilaksanakan. b) Ingin mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang mengakibatkan implementasi kebijakan pemerintah tersebut belum maksimal.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Alasannya adalah ingin mengetahui secara langsung proses implementasi kebijakan pemerintah dalam menanggulangi kerusakan pasca bencana itu dilaksanakan, dan masalah-masalah yang akan dicari jalan keluarnya dapat diketahui dan didekati sesuai dengan substansinya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, implementasi kebijakan pemerintah dalam menanggulangi kerusakan pasca bencana banjir di Kabupaten Tanggamus dikategorikan sebagai bentuk implementasi yang belum berhasil. Proses implementasi kebijakan dalam menanggulangi kerusakan pasca bencana banjir sekarang ini dijumpai sejumlah hambatan yaitu perencanaan kurang terarah, anggaran kurang memadai, operasional kurang sungguh-sungguh, target dan sasaran kurang tepat.
Kata kunci : Implementasi Kebijakan.
Issue in this study is handling of disaster damage especially floods has yet to resolve issue, where as the purpose of this study is : a) Want to know process of the implementation of government policies in tackling damage after floods carried. b) Want to know what are barriers that lead to implementation of government policy less than maximum.
Research methods used in this study is a qualitative method. The reasonis to know directly implementation of government policies in addressing post disaster damage was done, and problems that will find a way out can be identified and approached in accordance with substance.
The results of this study indicate that, implementation of Government policy in tackling aftermath off loods in Tanggamus categorized as a form of implementation has not been success ful. Policy implementation processin tackling post flood damage now found a number of barriers that are less direction a planning, in adequate budget, it’s operational less seriously, less precise target.
Keywords : Policy implementationD I R W A N Hanhar (alm)2014-06-25T02:31:58Z2014-06-25T02:31:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2164This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21642014-06-25T02:31:58ZOrientasi Politik Etnis Tionghoa di Baturaja Kabupaten Ogan Komering UluDari masa ke masa etnis Tionghoa merupakan kaum minoritas dan marginal
sehingga membawa dampak terhadap sikap dan perilaku politik masyrakat etnis
Tionghoa. Terbukanya ruang demokrasi menjadi arena menguatnya kembali
orientasi politik etnis Tionghoa di Baturaja.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui orientasi politik Etnis Tionghoa di
Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu. Metode yang digunakan adalah metode
kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan orientasi politik etnis Tionghoa di Baturaja
Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah Orientasi kognitif yang berupa
pemahaman tentang pemahaman Pancasila dan sistem pemerintahan (kenegaraan)
yang digunakan untuk membentuk asmilasi dan akulturasi. Orientasi afektif
politik etnis Tionghoa Baturaja merasakan bangga menjadi warga Negara
Indonesia karena hal ini sesuai dengan pemahaman leluhur mereka dalam
berkehidupan berbangsa dan bernegara. Ketiga orientasi evaluative masyarakat
etnis Tionghoa di Baturaja berpartisipasi dalam memberikan dukungan dalam
pelaksanaan pemilukada dan mendirikan organisasi kemasyarakatan etnis
Tionghoa di Baturaja sebagai ikatan priomdiliasme. Orientasi Politik etnis
Tionghoa Baturaja pada masa transisi orde baru ke reformasi adalah merupakan
perubahan orientasi individu dalam memfokuskan solidaritas internal, perjuangan
identitas kultural, penyadaran publik di berbagai area serta pluralisme. Factorfaktor
orientasi politik politik etnis tionghoa memiliki kaitan erat dengan
ideology, pengakuan akan etnis Tionghoa dalam hak politik serta kenyamanan
dalam menjalankan bisnis dan kesejahteraan etnis Tionghoa di Baturaja.
Kata kunci : kekuasaan dan kesejahteraan.
Throughout the ages the ethnic Chinese is minorities and marginalized so the implicates the political attitudes and behaviors ethnic society Tionghoa. The openness democratic space became the arena of politics the orientation return the strengthening ethnic Chinese in Baturaja.
This research to know politics orientation of the Ethnic Tionghoa in Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu. The method is qualitative research.
The research is stated the political orientation of ethnic Chinese in Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu. Cognitive orientation in the form of understanding Pancasila and the system of government (state) used to for asmiliasi and aculturations. Chinese ethnic political of affective orientation Balfour to feel is proud to be Indonesian citizens as It is appropriate with understanding of they are ancestor in livers of nation and state. These three of evaluative orientation ethnic Chinese community in Balfour participated in providing support to in the implementation regional election and the ethnic Chinese civil society organizations establish in Baturaja as bonding priomdiliasme. The Political the orientation Chinese ethnicity Baturaja in the transition period to new order of reform is a change orientation of individuals in focus internal the solidarity, struggle of cultural identity, of public awareness on variety of area of as well as the pluralismpolitics orientation of The factors is closely related to the Chinese ethnic the ideology, the ethnic Chinese in confession of political the rights and convenience of running a business and the the welfare of the ethnic Chinese in the Baturaja.
Keyword : wellbeing and powersACHMAD AKMALUDDIN 2014-05-28T07:19:23Z2014-05-28T07:19:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/1746This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/17462014-05-28T07:19:23ZFAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA PELAKSANAAN BUDAYA BEGAWI CAKAK PEPADUN PADA PERKAWINAN MASYARAKAT SUKU LAMPUNG ABUNG PEPADUN
DI KELURAHAN KOTABUMI ILIR KECAMATAN
KOTABUMI KABUPATEN LAMPUNG UTARATujuan dalam penelitian ini untuk mengkaji faktor-faktor penyebab terjadinya penurunan pelaksanaan upacara Begawi Cakak Pepadun pada upacara perkawinan masyarakat suku Lampung Abung di Kelurahan Kotabumi Ilir Kecamatan Kotabumi Kabupaten Lampung Utara.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 54 orang yaitu pelaku dan orang tua perkawinan biasa. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis tabel dalam bentuk persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1). Mayoritas (94,44%) responden menyatakan faktor mahalnya biaya menjadi penyebab, (2) Sebagian besar (75,93%) menyatakan faktor lamanya waktu pelaksanaan menjadi penyebab, (3) sebagain besar (68,52%) menyatakan faktor pergeseran tata nilai budaya menjadi penyebab, dan (4) sebagian besar (77,78%) menyatakan faktor interaksi sosial tidak menjadi penyebab mereka tidak melaksanakan Begawi Cakak Pepadun.
Kata Kunci: Begawi, Lampung, Penurunan.Ria Septina Arifin2014-05-28T07:14:31Z2014-05-28T07:14:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/1733This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/17332014-05-28T07:14:31ZEKSISTENSI BUDAYA SEBAMBANGAN (KAWIN LARI)
DALAM MASYARAKAT ADAT SUKU LAMPUNG PEPADUN
DI KAMPUNG CUGAH KECAMATAN BARADATU
KABUPATEN WAY KANAN
TAHUN 2012Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai eksistensi budaya sebambangan (kawin lari) dalam masyarakat adat suku Lampung Pepadun di Kampung Cugah Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan tahun 2012. Titik tekan kajian dalam penelitian ini yaitu memperhatikan dinamika budaya sebambangan, masih bertahannya budaya sebambangan, perubahan budaya sebambangan, serta eksistensi budaya sebambangan di Kampung Cugah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Objek penelitian yaitu eksistensi budaya sebambangan (kawin lari) masyarakat Lampung Pepadun. Subjek penelitian: pelaku sebambangan, pemuka adat Lampung Pepadun, dan kepala keluarga pelaku sebambangan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, kepustakaan, dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif yang menjadi dasar dalam pembuatan laporan ini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya sebambangan yang dilaksanakan oleh masyarakat Lampung Pepadun terutama dikarenakan oleh ketidaksetujuan orang tua untuk menikahkan anak-anaknya. Kebudayaan ini telah mengalami perubahan-perubahan, diantaranya tidak dilaksanakannya lagi sebambangan dengan cara ditekop. Budaya sebambangan saat ini masih menjadi adat istiadat masyarakat Lampung Pepadun di Kampung Cugah Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan.
Kata Kunci: Eksistensi, Lampung, SebambanganHAFIDUDIN Ahmad2014-05-08T05:52:47Z2014-05-08T05:52:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/1519This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/15192014-05-08T05:52:47ZHUBUNGAN KUALITAS LAYANAN INTERNAL
DENGAN KUALITAS LAYANAN EKSTERNAL
(Studi Tingkat Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Kualitas Pelayanan di Kantor Samsat Kota Bandar lampung)Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap masyarakat yang memiliki kendaraan roda dua dan roda empat. Dalam pembayaran pajak kita berhubungan langsung dengan pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah di kantor samsat. Dalam hal ini pemerintah memiliki dua pelanggan sekaligus yang harus dilayani, yaitu pegawai kantor samsat dan wajib pajak itu sendiri. Jika pemerintah memberikan pelayanan yang baik kepada pegawai maka akan berdampak positif kepada pelayanan pegawai terhadap wajib pajak, sehingga akan membuat pelayanan menjadi baik dan memberikan kepuasan kepada wajib pajak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara kualitas layanan internal para pegawai dengan kualitas layanan eksternal di Kantor Samsat Kota Bandar Lampung serta untuk mengetahui tingkat kepuasan
wajib pajak terhadap pelayanan di Kantor Samsat Kota Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional, yang sebenarnya tipe ini adalah kelanjutan dari tipe deskriptif, yaitu menghimpun data, menyusun secara sistematika, faktual dan cermat.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil yang diperoleh dengan menggunakan korelasi Rank Spearman diketahui bahwa korelasi antara variabel X dan Y adalah 0.471 dan termasuk dalam korelasi positif sedang (0,401 - 0,600). Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t diperoleh bahwa thitung = 2.8253 ini berarti thitung ≥ ttabel dimana thitung = 2.8253 ≥ ttabel = 2.048 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas layanan internal dan kualitas layanan eksternal dengan kepuasan wajib pajak di Kantor Samsat Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung. Tingkat kepuasan wajib pajak terhadap kualitas pelayanan di Kantor Samsat Kota Bandar Lampung sudah sangat baik.M. DEDY ZULYAN 2014-05-08T05:49:53Z2014-05-08T05:49:53Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/1518This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/15182014-05-08T05:49:53ZIMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA
TENTANG GERAKAN MASYARAKAT MEMBANGUN (GEMMA) TAPIS BERSERI DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DI KECAMATAN SUKABUMI
BANDAR LAMPUNGPembangunan tidak dapat dilakukan oleh pemerintah daerah sendiri, harus melibatkan masyarakat dalam pelaksanaannya, keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan ini disebut partisipasi. Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan dalam proses pembangunan, karena masyarakatlah yang mengetahui kebutuhan pembangunan apa yang mendesak untuk dilaksanakan di lingkungan masyarakat setempat Adanya keterlibatan masyarakat, menyebabkan mereka akan merasa memiliki tanggungjawab yang besar terhadap pelaksanaan kegiatan dan dapat memelihara hasil pembangunan.
Pemerintah Kota Bandar Lampung, dalam memberdayakan masyarakat Kota Bandar Lampung membuat satu kebijakan pembangunan yaitu Program Gerakan Masyarakat Membangun Tapis Berseri. Implementasi kebijakan terutama di bidang infrastruktur sangat mengharapkan adanya partisipasi masyarakat karena masyarakatlah yang akan diberdayakan untuk melaksanakan kebijakan Gerakan Masyarakat Membangun Tapis Berseri ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi Peraturan Walikota Bandar Lampung
tentang Gerakan Masyarakat Membangun Tapis Berseri tahun 2009 di Kecamatan Sukabumi dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dan untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam implementasi atau pelaksanaan kebijakan program tersebut.
Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriftif-kualitatif, suatu penelitian yang bermaksud untuk menggambarkan dan menganalisa secara mendalam atas permasalahan yang diteliti dengan menggunakan teori, data yang diperoleh melalui hasil dari wawancara dan dokumentasi, serta menggunakan teknik analisa data melalui reduksi dan penyajian data.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Program Gerakan masyarakat membangun Tapis Berseri tahun 2009 di Kecamatan Sukabumi tidak berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, terutama dilihat pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, meningkatkan swadaya, sehingga partisipasi masyarakat tidak optimal. Hal ini disebabkan adanya hambatan-hambatan dilapangan yaitu kurangnya koordinasi, komunikasi, pengawasan dan kemampuan sumber daya manusia yang kurang memadai.
Kata Kunci : Implementasi, partisipasi.Fariana 2014-05-08T05:48:03Z2014-05-08T05:48:03Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/1517This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/15172014-05-08T05:48:03ZPENGARUH INFRASTRUKTUR, STANDARISASI, DAN
KEMAMPUAN PEGAWAI TERHADAP KINERJA DINAS
TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
KABUPATEN TANGGAMUSTujuan penelitian adalah: (1) Untuk mengetahui pengaruh Infrastruktur terhadap Kinerja Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanggamus. (2) Untuk mengetahui pengaruh Standarisasi terhadap Kinerja Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanggamus. (3) Untuk mengetahui pengaruh Kemampuan Pegawai terhadap Kinerja Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanggamus. (4) Untuk mengetahui pengaruh Infrastruktur, Standarisasi, dan Kemampuan Pegawai terhadap Kinerja Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanggamus.
Penelitian dilaksanakan pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanggamus pada bulan November – Desember Tahun 2010 dengan populasi sebanyak 55 orang yang merupakan pegawai Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanggamus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa infrastruktur berpengaruh nyata, signifikan dengan korelasi sebesar 0,05 terhadap Kinerja Dinas Tanaman Pangan dan
Edi Firdaus
Hortikultura dan telah sesuai kebutuhan. Standarisasi berpengaruh nyata, signifikan dengan korelasi sebesar 0,05 terhadap Kinerja Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan telah sesuai. Kemampuan pegawai berpengaruh nyata, signifikan dengan korelasi sebesar 0,05 terhadap Kinerja Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan telah sesuai. Infrastruktur, Standarisasi, dan Kemampuan Pegawai berpengaruh nyata, signifikan dengan korelasi sebesar 0,05 terhadap Kinerja Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan infrastruktur mempunyai pengaruh terbesar . Kata Kunci : Infrastruktur, Standarisasi, Kemampuan Pegawai, dan Kinerja.EDI FIRDAUS 2014-03-22T05:00:06Z2014-03-22T05:00:06Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/1418This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/14182014-03-22T05:00:06ZPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTAGAJAHPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model kooperatif tipe TSTS; 2) proses pelaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif tipe TSTS; 3) peningkatan prestasi belajar PKn melalui pembelajaran kooperatif tipe TSTS.
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas (PTK) yang terbagi menjadi tiga siklus, tindakan siklus I adalah pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan menggunakan media gambar dan artikel, siklus II dengan media gambar dan power point, sedangkan siklus III dengan media power point dan Video persamaan warga negara.
Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Kemampuan guru dalam menyususn RPP dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TSTS mengalami peningkatan, yaitu 48,57% pada siklus I, 57,14% pada siklus II, dan 74,28% pada siklus III; 2) proses pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TSTS telah berjalan dengan baik. aktivitas guru mengalami peningkatan, yaitu 84,37% pada siklus I, 96,87% pada siklus II dan 100% pada silkus III; Demikian halnya dengan Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu 78,12% pada siklus I, 87,5% pada siklus II dan 100% pada siklus III 3) prestasi belajar PKn siswa setelah dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipe TSTS mengalami peningkatan pada tiap siklusnya, yaitu 72% pada siklus I, 84% pada siklus II dan 92% pada siklus III.
Kata Kunci : pembelajaran kooperatif tipe TSTS, aktivitas belajar dan prestasi belajar PKnMARINA TIVANI Suleiman Nasution2014-02-21T04:19:56Z2014-02-21T04:19:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/1168This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/11682014-02-21T04:19:56ZSIKAP PEMUDA TERHADAP BUDAYA DAERAH JATILAN DI DESA REJOMULYO LAMPUNG SELATAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan tingkat pengetahuan, kecenderungan emosional, dan kecenderungan bertindak pemuda terhadap budaya daerah jatilan di Desa Rejomulyo Lampung Selatan. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan sampel 40 responden. Teknik pokok pengumpulan data menggunakan angket dan untuk menganalisis data yang telah terkumpul digunakan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap pemuda terhadap budaya daerah jatilan di Desa Rejomulyo Lampung Selatan dapat dikategorikan netral, hal ini ditunjukkan dengan persentase untuk sikap pemuda tersebut adalah 55% indikator sikap pemuda terhadap budaya daerah jatilan di Desa Rejomulyo Lampung Selatan yaitu 50% atau 20 responden dari 40 repsonden cukup baik untuk indikator kognisi atau tingkat pengetahuan remaja, 50% atau 20 responden dari 40 responden rpemuda kurang setuju untuk indikator afeksi atau kecenderungan emosional remaja, dan 62,5% atau 25 responden dari 40 responden pemuda netral untuk indikator konasi atau kecenderungan bertindak. KATA KUNCI: Budaya Daerah Jatilan, Pemuda, Sikap Yela Tranica Sanur Syahidal Aro 2014-02-21T04:19:46Z2014-02-21T04:19:46Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/1165This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/11652014-02-21T04:19:46ZFAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN REMAJA DESA TIDAK
MELANJUTKAN PENDIDIKAN KEJENJANG SEKOLAH LANJUTAN DI DUSUN CISARUA DESA MUARA PUTIH
KEC. NATAR KAB. LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh pentingya pendidikan bagi Generasi Muda di Dusun Cisarua Kec. Natar Kab.Lampung Selatan Tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian populasi yang berjumlah 30 responden teknik pengumpulan data menggunaka angket dan analisis data kualitatif
Hasil penelitian dari data distribusi angket menunjukan 15 dari 30 responden atau 50% menyatakan bahwa faktor ekonomi, orang tua, lingkungan masyarakat, kemauan dan kemampuan menjadi faktor sangat berpengaruh terhadap penyebab remaja desa tidak melanjutkan pendidikan kejenjang sekolah lanjutan, semakin berkurangnya faktor tersebut maka akan mempermudah remaja dalam melanjutkan pendidikan kejenjang sekolah lanjutan.
Kata Kunci : Ekonomi, Orang Tua, Lingkungan, Pendidikan,Roni Setiawan Kadaripto2014-02-21T04:19:42Z2014-02-21T04:19:42Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/1163This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/11632014-02-21T04:19:42ZPENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN FUNGSI MEDIA MASSA TERHADAP WAWASAN KEBANGSAAN
PADA SISWA KELAS XI DI SMA KEMALA BHAYANGKARI KABUPATEN LAMPUNG UTARA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh pembelajaran Pendidikan terhadap wawasan kebangsaan dan pengaruh fungsi media massa terhadap wawasan kebangsaan pada siswa kelas XI di SMA Kemala Bhyangkari Kabupaten Lampung Utara TA 2012/2013.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan subjek penelitian siswa kelas XI. Sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah 40 siswa. Untuk mengumpulkan data menggunakan teknik angket, yang ditunjang dengan wawancara dan dokumentasi. Data analisis menggunakan rumus Chi kuadrat.
Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap wawasan kebangsaan dan terdapat pengaruh yang signifikan antara fungsi media massa terhadap wawasan kebangsaan pada siswa kelas XI di SMA Kemala Bhayangkari Kabupaten Lampung Utara TA 2012/2013.
Kata kunci: Fungsi Media Massa, Pembelajaran, Pendidikan Kewarganegaraan, Wawasan Kebangsaan.META AMBARSARI Wardoyo2014-02-07T03:49:49Z2014-02-07T03:49:49Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/921This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/9212014-02-07T03:49:49ZSIKAP REMAJA TERHADAP DAMPAK NEGATIF KEBIASAAN BERMAIN JUDI ONLINE DI RT 05 LINGKUNGAN 003
KELURAHAN SEPANG JAYA KEDATON
BANDAR LAMPUNGPenelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana sikap remaja terhadap dampak negatif kebiasaan bermain judi online dilihat dari aspek moral dan hukum di RT 05 Lingkungan 003 Kelurahan Sepang Jaya Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif. penelitian ini adalah penelitian populasi karena yang diteliti adalah seluruh populasi sebanyak 10 remaja RT 05 Lingkungan 003 Kelurahan Sepang Jaya Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, teknik dokumentasi, studi kepustakaan dan wawancara.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa sikap remaja terhadap dampak negatif kebiasaan bermain judi online dilihat dari penyimpangan perilaku yang bersifat moral dan melanggar hukum adalah bahwa sebagian besar remaja setuju. Maksudnya, sebagian besar remaja menganggap bahwa memang banyak sekali dampak negatif yang timbul akibat permainan judi online, seperti penurunan prestasi di sekolah dan dikampus, kebiasaan membolos, membohong, kabur meninggalkan rumah, mencuri, menggelapkan barang, dan lain-lain demi untuk bermain judi online. Akan tetapi, tidak semua remaja yang bermain judi online berprilaku seperti itu. Sebagian kecil dari mereka masih mampu memprioritaskan diri sebagai pelajar atau mahasiswa dengan tetap menjalankan kegiatan mereka sehari-hari, seperti sekolah atau kuliah. Meskipun mereka bermain judi online, akan tetapi prestasi akademik tetap baik dan kehidupan sosialpun tidak terganggu oleh karena bermain tidak terlalu berlebihan.
kata kunci: remaja, dampak negatif, judi, permainan, online.LUCKY ALDYANO Edison AS2014-01-15T08:06:07Z2014-01-15T08:06:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/462This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/4622014-01-15T08:06:07ZANTARA MERUSAK DAN MEMANFAATKAN HUTAN MANGROVE
PADA MASYARAKAT PESISIR
(Studi Etnosains pada Hutan “Bakau” di Masyarakat Pesisir
Desa Pematang Pasir, Lampung)Indonesia is a country with rich natural resources, and of them is mangrove forest.
Pematang Pasir village people (Lampung) has long been using mangrove forest to
make their living. The mangrove uses by local people are fishing, catching crabs,
taking wood for fuel, and making fish ponds. Despite of warning from forestry
police prohibiting log mangrove trees, people are persistent to log the mangrove
forest. Ironically, people destructing mangrove forest received facilities from
village government in form of Letter of Mangrove Forest Working Permit. The
aforementioned facts confused people status between destructing and using
mangrove forest.
Mangrove is groups of plants growing along the coast and mangrove has a high
adaptation ability to salinity of brackish water where it has to live in this
environment. Mangrove forest functions to protect mainland from sea water
abrasion, to provide living for people, to be environment for sea fish breeding.
People have their reasons for inhabiting and using mangrove forest; not only for
mangrove potential, but also their social background to live there. People control
to mangrove forest is conducted by processes and from one season to another.
People are aware of what they are doing as destructing mangrove forest. However,
they do not have other options because their family members need food and their
children have to go to school.
Stopping mangrove forest destruction can be done by means of some stages. First,
people should be aware of environment potentials when it is in good and
destructed conditions, second village government should be consistent about their
job descriptions and coordinate with its people to preserve environment, and
finally, the Forestry Office should be routinely monitoring mangrove forest
register.
Keywords : Mangrove, Use, Destruction
Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumberdaya alam, salah satu kekayaan
alamnya adalah hutan mangrove. Masyarakat Desa Pematang Pasir (Lampung)
sudah lama menggunakan hutan mangrove untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Bentuk penggunaan hutan mangrove oleh masyarakat setempat berupa
penangkapan ikan, kepiting, mengambil kayu, dan membuat tambak. Meski polisi
kehutanan Lampung Selatan sudah memberikan peringatan agar warga tidak lagi
menebang pohon mangrove warga tetap melakukan penggundulan hutan. Paling
ironis lagi, fenomena warga merusak hutan mangrove mendapat fasilitas dari
pemerintah desa berupa Surat Izin Garap. Beberapa hal diatas memberikan
ketidak jelasan antara merusak dan memanfaatkan hutan mangrove.
Mangrove adalah kelompok tumbuhan berkayu yang tumbuh di sekelilinh garis
pantai dan memiliki adaptasi yang tinggi terhadap salinitas payau dan harus hidup
pada kondisi lingkungan yang demikian. Hutan mangrove memiliki fungsi
diantaranya adalah fungsi melindungi darat dari abrasi laut, mangrove dapat
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, dan mangrove berfungsi sebagai tempat
berkembang biak ikan-ikan laut.
Masyarakat memiliki alasan untuk tinggal dan memanfaatkan hutan mangrove
tidak hanya potensi hutan mangrove tetapi juga latar belakang sosial msayarakat
sendiri menjadi alasan mengapa mereka ada disana. Penguasaan masyarakat
terhadap hutan mangrove dilakukan dengan proses dan musim-ke musim.
Masyarakat sadar akan apa yang mereka lakukan merupan bagian dari
pengrusakan hutan mangrove. Tetapi mereka tidak memiliki alteratif lain, karena
keluarga mereka butuh makan dan sekolah anak-anak butuh biaya.
Penghentian pengrusakan hutan mangrove oleh masyarakat bisa di hentikan
dengan beberapa tahapan. Pertama masyarakat harus sadar akan potensi
lingkungan saat baik maupun rusak, pemerintah desa harus konsisten akan tugas
dann fungsinya dan berkordinasi dengan masyarakat untuk melestarikan
lingkungan, dinas kehutanan juga harus rutin melakukan pengawasan di dalam
hutan register mangrove.
Kata kunci: Mangrove, Pemanfaatan, PengrusakanWAWANG ANDRIANTO Yul Edy Siswanto2014-01-15T08:05:54Z2015-04-16T06:47:48Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/459This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/4592014-01-15T08:05:54ZEKSPLOITASI ANAK PADA KELUARGA MISKIN
(Studi Pekerja Anak Jalanan di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Bandar Lampung)The exploitation of children, is action that places let, do, sent do, or participate in conducting economic exploitation or sexual against children. This research aimed at described the background the occurrence of child exploitation by poor families especially workers a street kid in Tanjung Karang Central and form and the impact of the exploitation of experienced by children workers.
Type this research is descriptive with a qualitative approach. A method of collecting data done by means of an interview, deep and observation while engineering analysis of data done by means of the reduction of data, presentation of data, and the withdrawal of the conclusion. In this research informant who is interviewed is 4 children workers on the street, parents child labor, 3 and two members of the society that has enough informansi required in research.
The results show that the child labor in tanjung karang central work an average of 6 to 8 hours a day. They work, because the impulse economy of a family as well as a social environment that supports children to work. In one day they are able to raise money as much as Rp. 30,000 to Rp. 50.000. Child labor that was originally only help the family now in fact become the backbone of the family in meet the needs of the economy. In addition to the background on a like by economy of a family which is under the poverty line, the exploitation of children also in the background on a like by low-self motivation for the future of children, families and the influence of a social environment that supports children under age to work on the street....
Keywords: child labor, the exploitation of children, the poverty
Eksploitasi anak merupakan tindakan yang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan eksploitasi ekonomi atau seksual terhadap anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang terjadinya eksploitasi anak oleh keluarga miskin khususnya pekerja anak jalanan di Tanjung Karang Pusat serta bentuk dan dampak eksploitasi yang dialami pekerja anak.
Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan observasi, sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini informan yang diwawancarai adalah 4 pekerja anak di jalanan, 3 orangtua pekerja anak, dan 2 anggota masyarakat sekitar yang memiliki cukup informansi yang dibutuhkan dalam penelitian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pekerja anak di Tanjung Karang Pusat bekerja rata-rata 6-8 jam per hari. Mereka bekerja karena dorongan ekonomi keluarga, serta lingkungan sosial yang mendukung anak-anak untuk bekerja. Dalam sehari mereka mampu mengumpulkan uang sebanyak Rp. 30.000 sampai Rp. 50.000. pekerja anak yang awalnya hanya membantu perekonomian keluarga kini justru menjadi tulang punggung keluarga dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Selain dilatarbelakangi oleh ekonomi keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan, eksploitasi anak juga dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi keluarga terhadap masa depan anak, dan pengaruh lingkungan sosial yang mendukung anak-anak di bawah umur untuk bekerja di jalanan.
Kata kunci: pekerja anak, eksploitasi anak, garis kemiskinan.Jessy Roby Pranata Revi Apriany2014-01-11T04:14:02Z2014-01-11T04:14:02Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/336This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3362014-01-11T04:14:02ZImplementasi Kebijakan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan Perkotaan melalui
Penyesuaian NJOP (Studi di Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung) Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan Perkotaan (PBB-P2) ialah pajak yang dipungut
berdasarkan atas kepemilikan, penguasaan dan pemanfaatan bumi dan bangunan. Kebijakan pendaerahan PBB-P2 dilakukan paling lambat 1 Januari 2014 sesuai dengan yang diamanatkan oleh UU No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pemerintah Kota Bandar Lampung mengambil kebijakan untuk mendaerahkan PBB terhitung mulai 1 Januari 2012. Dasar pengenaan PBB-P2 ialah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), nilai NJOP kota Bandar Lampung belum mengalami perubahan selama 5 tahun terakhir ini dan tidak dievaluasi oleh Kementrian Keuangan, sehingga Pemerintah Kota melaksanakan penyesuaian NJOP yang merupakan kewenangan daerah dalam penetapan tarif pajak daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ternyata hal tersebut berimbas kenaikan tarif PBB-P2 hingga 300% yang membebani mayoritas masyarakat khususnya golongan I, masyarakat menengah ke bawah. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan upaya mencari tahu bagaimana implementasi kebijakan serta faktor penghambat dalam implementasi kebijakan PBB-P2 melalui penyesuaian NJOP.
Penelitian ini tergolong pada tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, pengolahan, analisis, dan pemeriksaan keabsahan data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa implementasi kebijakan PBB-P2 melalui penyesuaian NJOP belum maksimal, kesimpulan ini berdasarkan pada (1)Ukuran dan tujuan dalam implementasi PBB-P2 telah dicapai namun indikator output nya belum sesuai dengan yang ditetapkan, (2)Sumber kebijakan belum memadai; kurangnya biaya survei ke lapangan, dan kurangnya kemampuan pegawai dalam teknologi informasi, Standar Operasional Prosedur (SOP) masih dalam bentuk rancangan, (3)Komunikasi tidak melibatkan seluruh pihak yang berkaitan, dan masyarakat mengakui tidak disosialisasikan dan tidak ada survei langsung yang dilakukan, (4)Karakteristik badan pelaksana disesuaikan pada Peraturan, namun pelaksanaanya masih terdapat tumpah tindih tugas antar pegawai dan kurangnya pemahaman pegawai, (5)Kecenderungan Pelaksana mendukung segala kebijakan Pemerintah Kota untuk merealisaikan ukuran dan tujuan namun belum adanya sistem penghargaan dan sanksi bagi pegawai Dinas Pendapatan Kota, (6)Kondisi sosial,ekonomi,politik belum diperhatikan dalam pelaksanaan penetapan NJOP ini yaitu dari tidak adilnya tarif PBB-P2 adanya ketidakseimbangan nilai pajak berdasarkan golongan. Kata Kunci:Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan Perkotaan, Penyesuaian NJOP,
Implementasi kebijakan Dewi Mustika Sari Misman 2014-01-11T04:13:57Z2014-01-11T04:13:57Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/334This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3342014-01-11T04:13:57ZIMPLEMENTASI KEBIJAKAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL
(Studi Komparasi di Propinsi DKI Jakarta) Kebijakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) merupakan suatu permulaan bagi sekolah agar dapat dikatakan sebagai sekolah dengan gelar SBI. Kebijakan tersebut telah diatur oleh pemerintah dalam Permendiknas Nomor 78 Tahun 2009 yang didalamnya terdapat aturan mengenai pelaksanaan sekolah untuk kemudian dapat menjadi SBI. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan RSBI dan apa saja kendala-kendala yang terdapat dalam proses implementasinya selama ini.
Kebijakan RSBI yang diteliti adalah implementasi kebijakan RSBI pada jenjang SMA. Penelitian ini merupakan sebuah studi komparasi yang dilakukan di Propinsi DKI Jakarta dengan mengambil dua sampel sekolah. Kedua sekolah tersebut adalah SMAN 68 dan SMAN 81 Jakarta. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis studi kasus. Desain penelitian yang digunakan adalah desain multikasus.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan RSBI lebih berjalan dengan baik di SMAN 81 Jakarta dibandingkan dengan SMAN 68 Jakarta. Terdapat pula dua hal yang menjadi kendala pada implementasi kebijakan RSBI ini, yaitu dana yang kurang memadai dan minimnya dukungan publik terhadap kebijakan ini.
Kata kunci: Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dan implementasi kebijakan LAYLA RAHMADANTY Muhammad Dahri2014-01-11T04:13:53Z2014-01-11T04:13:53Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/331This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3312014-01-11T04:13:53Z
PENGARUH KAPASITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KOTA METRO
(Studi pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Metro Tahun 2011)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kapasitas PNS terhadap kualitas pelayanan publik. Teknik analisis data menggunakan regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh korelasi antara kapasitas PNS dan kualitas pelayanan publik ialah 0.334 dan R
2
=0.112 artinya besarnya pengaruh kapasitas PNS terhadap kualitas pelayanan publik adalah 11.2%, sedangkan sisanya 88.8% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. Analisis selanjutnya dalam penelitian ini didapat persamaan regresinya adalah Y=53.146+0.456X+10.852=64.454X. Artinya untuk meningkatkan 1 nilai Y (kualitas pelayanan publik) maka X (kapasitas PNS) harus ditingkatkan sebesar 64.454, tanda positif pada angka koefisien regresi menunjukkan arah hubungan yang searah.
Berdasarkan uji hipotesis menggunakan uji t dan uji F menyatakan bahwa kapasitas PNS berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelayan publik. Diharapakan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan referensi bagi pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Kata kunci: Kapasitas, PNS, Kualitas Pelayanan Publik. WIWIK VOFILIA WN .2014-01-11T04:12:56Z2014-01-11T04:12:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/327This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3272014-01-11T04:12:56ZIMPLEMENTASI KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN
PERTANAHAN NASIONAL (SIMTANAS) DI KANTOR PERTANAHAN KOTA BANDAR LAMPUNG Sejalan dengan arus globalisasi yang terjadi diseluruh dunia pada saat ini kebutuhan informasi semakin penting dan mendesak. Menurut Robert Murdick dalam Sutabri, (2005:114) informasi dianalogikan sebagai darah bagi organisasi. Selanjutnya Ia mengemukakan bahwa informasi merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting untuk organisasi publik.
Untuk memenuhi kebutuhan akan sistem informasi yang lebih efisien dan dapat diandalkan dalam membuat keputusan manajemen, teknologi atau komputerisasi adalah unsur utama yang berpengaruh. Kemampuan komputer telah membantu perkembangan konsep Sistem Informasi Manajemen (SIM) karena perangkat keras dan perangkat lunak telah membuka dimensi baru yang digunakan dalam konseptualisasi sistem informasi bagi sebuah organisasi. dan Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung adalah salah organisasi yang menggunakan SIM dalam Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS), yang dikeluarkan dalam bentuk Keputusan Presiden nomor 34 tahun 2003 tentang kebijakan nasional pertanahan, yang menugaskan Badan Pertanahan Nasional untuk membangun dan mengembangkan SIMTANAS. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui bagaimana Implementasi kebijakan SIMTANAS di Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung. Sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Dan menggunakan metode penelitian kualitatif.
Berdasarakan hasil penelitian diketahui bahwa standar kebijakan yang ada dalam Implementasi kebijakan SIMTANAS di Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung sudah cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dengan di berlakukannya keputusan Presiden Nomor 34 tahun 2003 tentang kebijakan nasional pertanahan, yang menugaskan Badan Pertanahan Nasional untuk membangun dan mengembangkan SIMTANAS dan keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2005 tentang Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan (SPOPP). Karakteristik dari para implementor sudah diatur dalam Norma dan Standar Mekanisme Ketatalaksanaan Kewenangan Pemerintah di bidang Pertanahan. Namun berdasarkan hasil pengamatan terdapat beberapa pegawai Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung yang tidak mencerminkan karakterisitik agen implementor SIMTANAS yang baik. Sumber daya manusia yang ada sudah cukup memadai. Serta komunikasi dan koordinasi yang terjalin sudah berjalan dengan baik. Baik antar pegawai yang ada dalam lingkungan Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung maupun antar instansi lain. Namun komunikasi dengan masyarakat belum bisa dikatakan berjalan dengan baik terutama dalam hal sosialisasi. Hal ini ditunjukan dengan masih adanya masyarakat yang kurang tahu dan memahami tentang kebijakan SIMTANAS.
Kata Kunci : Sistem Informasi Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS)
Sepa Gustaria Epiansyah 2014-01-11T04:12:51Z2014-01-11T04:12:51Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/326This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3262014-01-11T04:12:51Z KINERJA KEUANGAN BUMN PASCA PENERAPAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) (PENGALAMAN PT. PLN (PERSERO)
TAHUN 2003-2011) Dalam rangka perbaikan kesehatan BUMN pemerintah Indonesia mengeluarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP/117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara dengan tujuan agar BUMN di Indonesia dapat memperbaiki kinerjanya masing-masing. PT. PLN (Persero) merupakan salah satu BUMN yang dinilai buruk dalam kinerja terutama bagian keuangan. Sehingga sangat penting bagi PLN untuk menerapkan sistem GCG di dalam perusahaan. Demi memperbaiki kinerja terutama dalam segi finansial dari PT. PLN (Persero). Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis penerapan GCG di lingkungan PLN, serta melihat kinerja keuangan PT. PLN (Persero) pasca diterapkannya GCG dari tahun 2003-2011. Metode yang digunakan ialah kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif dan historis. Teknik pengumpulan data melalui sumber dokumentasi dikarenakan peneliti menerapkan jenis penelitian literatur yang merupakan salah satu dari tipe penelitian historis.
Hasil penelitian ini yaitu: (1) penerapan GCG di lingkungan PT. PLN (Persero) didasarkan oleh lima prinsip dasar GCG yaitu transparency, accountability, responsibility, independence, dan fairness dimana didalam tiap prinsip menerapkan programnya masing-masing. Dalam prinsip transparansi PT. PLN (Persero) telah mengimpelentasikan tiga program yaitu pengungkapan info perusahaan secara berkala dalam media komunikasi umum, penerapan manajemen risiko, dan ketiga yang juga diterapkan tergolong dalam prinsip akuntabilitas merupakan pengawasan dan pengendalian internal; prinsip akuntabilitas juga diikuti oleh dua pelaksanaan lain menerbitkan Pedoman Good Corporate Governance PT. PLN (Persero) dan Pedoman Perilaku (code of conduct) juga penerbitan Kode Etik Perilaku ; penerapan yang ketiga dimana tergolong dalam prinsip responsibilitas ialah penerapan Sistem Manajemen Mutu (ISO), Corporate Social Responsibility (CSR) dan yang terakhir pengelolaan aspek lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja; dalam pencerminan prinsip kemandirian terdapat penyusunan dan penerapan Code of Conduct (kode etik prilaku) dan yang terakhir pencerminan dari prinsip kesetaraan ialah penerapan Equal Treatmen atau perlakuan secara berimbang terhadap seluruh stakeholder dan membuka akses info seluruh stakeholder untuk memberi sumbang saran untuk kemajuan dan mutu dari layanan PT. PLN (Persero); (2) Hambatan dari penerapan GCG di tubuh PT. PLN (Persero) ialah (a) tingginya ketergantungan atas sumber energi tertentu, yaitu bahan bakar minyak (BBM); (b) masih tingginya tingkat pencurian arus listrik; (c) masih adanya tunggakan pembayaran listrik yang tinggi; (d) kapasitas listrik yang terpasang tidak memadai untuk kebutuhan yang ada; (e) pertambahan pelanggan baru yang terus bertambah; dan (f) masih terdapatnya beberapa faktor yang belum mendukung penerapan GCG di tubuh PT. PLN (Persero).
Kata Kunci: GCG , Kinerja Keuangan, BUMN, PT. PLN (Persero).
Intan Septia M. Fahmi Zakir2014-01-11T04:12:44Z2014-01-11T04:12:44Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/325This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3252014-01-11T04:12:44Z
KUALITAS PENYELENGGARAAN LAYANAN KESEHATAN
(Studi Pada Puskesmas Rawat Inap Kedaton Tahun 2012-2013) Pelaksanaan pelayanan kesehatan merupakan salah satu aspek terpenting dalam otonomi daerah, dimana setiap daerah harus mampu memberikan pelayanan publik yang baik. Dalam hal ini pelayanan kesehatan dinilai sangat penting untuk melihat bagaimana pelaksanaan pelayanan kesehatan terutama di puskesmas. Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarkat (IKM) menjadi tolok ukur untuk mengetahui tentang kualitas suatu pelayanan yang diterapkan oleh semua instansi penyelenggara pelayanan publik. Dasar dari pelaksanaan IKM adalah Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 25 Tahun 2004 untuk menilai kualitas pelayanan. Pelayanan kesehatan menjadi salah satu hal terpenting untuk dinilai oleh masyarakat yang menjadi penerima layanan kesehatan khususnya pada Puskesmas sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan. Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk menilai kualitas pelayanan
kesehatan pada Puskesmas Rawat Inap Kedaton. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu dengan menghitung nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada Puskesmas Rawat Inap Kedaton.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas layanan pada Puskesmas Rawat Inap Kedaton, dari perhitungan nilai rata-rata disimpulkan bahwa nilai Indeks Kepuasan Masyarakat adalah 3,02 yang berada pada nilai interval IKM 2,51 – 3,25 dengan nilai mutu pelayanan adalah B yaitu baik dan nilai Indek Kepuasan Masyarakat adalah 75,71 masuk dalam interval indeks IKM 62,51 – 81,25 yang berarti bernilai B/Baik. Dengan ini berarti Puskesmas Rawat Inap Kedaton telah memberikan pelayanan yang baik untuk masyarakat dan pasiennya. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), Pelayanan Kesehatan Thomas Rinaldo Sumardi2014-01-11T04:12:41Z2014-01-11T04:12:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/323This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3232014-01-11T04:12:41ZEFETIVITAS FORUM KEMITRAAN POLISI MASYARAKAT (FKPM)
DI KELURAHAN SUKAJAWA KECAMATAN TANJUNG KARANG BARAT BANDAR LAMPUG TAHUN 2010-2011
Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) merupakan bagian dari program
pengembangan Perpolisian Masyarakat (Polmas) yang berbentuk organisasi kemasyarakatan sebagai wadah kerjasama antara Polisi dengan masyarakat yang mengopersionalisasikan Polmas dalam lingkungannya. Polmas sendiri dibentuk sebagai salah satu cara yang dilakukan oleh Polri untuk mengubah paradigma lama Polri yang cenderung arogan dan militeristik menjadi Polri sipil yang dipercaya dan didukung sepenuhnya oleh masyarakat sebagai mitra dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) dan memecahkan masalah-masalah sosial yang terjadi.
Efektivitas merupakan cara melihat bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan maupun sasaran yang telah ditentukan dalam organisasi tersebut sebelumya dengan menggunakan secara optimal alat-alat dan sumber-sumber yang ada. Pengukuran keefektifan suatu organisasi dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil yang telah dicapai dari penerapan organisasi, kemampuan organisasi menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di dalam dan di luar organisasi dan tidak adanya ketegangan-ketegangan di dalam organisasi atau hambatanhambatan konflik di antara bagian-bagian organisasi.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pelaksanaan FKPM di Kelurahan Sukajawa tidak dijalankan sesuai dengan pedoman pembentukan dan operasionalisasi Polmas yang disebut Skep/433/VII/2006. Dalam melaksanakan tugas pokok serta fungsi baik personel Polmas maupun anggota FKPM harus berpedoman dan memperhatikan Skep/433/VII/2006 sebagai dasar pelaksanaan dan operasionalisasi perpolisian masyarakat.
Kata Kunci: Polmas, Forum Kemitraan, Efektivitas MELLY SUSANTI Bapak Sukri Manto2014-01-11T04:12:37Z2014-01-11T04:12:38Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/318This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3182014-01-11T04:12:37ZPROBLEMATIKA PENANGGULANGAN PENYEBARAN PORNOGRAFI DI KALANGAN REMAJA MELALUI MEDIA ONLINE
( Studi di Kota Bandar Lampung Tahun 2012) Kemajuan teknologi internet yang sangat cepat dan mudahnya cara menggunakanya, memungkinkan siapa saja dapat menggunakan internet. Salah satu dampak negatif dari kemajuan teknologi internet bagi remaja adalah banyak memberikan informasi yang mengandung unsur pornografi. Di indonesia sudah ada Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dan Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2012 tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Pornografi. Namun meski sudah ada undang-undang pornografi, penyebaran pornografi di kalangan remaja melalui media online di kota Bandar Lampung makin banyak.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis problematika penanggulangan penyebaran pornografi melalui media online di kalangan remaja di kota Bandar Lampung. Penelitian ini terfokus pada : (1) Mengapa pornografi mudah menyebar di kalangan remaja ?, (2) Tindakan apa yang dilakukan pemerintahan kota Bandar Lampung dan pihak terkait dalam mengatasi penyebaran pornografi ?, (3) Kendala yang dihadapi dalam menangulangi penyebaran pornografi ?
Penelitian ini menunjukan belum ada keseriusan dari pemerintah kota Bandar Lampung dalam mengatasi penyebaran pornografi. Ini dapat dilihat dari belum adanya tindakan nyata yang dilakukan Pemkot Bandar Lampung sebagai upaya pencegahan mulai dari tidak adanya peraturan daerah tentang penanggulangan pornogarfi dan tidak adanya program penanggulangan pornografi.
Melalui hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan peneliti menyarankan agar pemerintah kota Bandar Lampung mulai membuat program untuk menanggulangi penyebaran pornografi yang sudah menjadi masalah serius dikota Bandar Lampung, salah satunya dengan membentuk tim anti pornografi.
Kata Kunci : Media Online, Pornografi Hari Andrianto Mutoyo2014-01-11T04:12:34Z2014-01-11T04:12:34Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/317This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3172014-01-11T04:12:34Z Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna
Asuransi Kesehatan PT. ASKES (Studi pada Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek, Bandar Lampung)
Peningkatan kinerja pegawai dibidang kesehatan dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan menjadikannya lebih efisien, efektif serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan memuaskan pasien. Salah satu program kesehatan dari pemerintah adalah pemberian jaminan/asuransi pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya melalui badan usaha milik negara yaitu PT. ASKES. PT ASKES (Persero) menjalin kerjasama dengan beberapa instansi kesehatan yang salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM), Bandar Lampung. Tujuan dalam penelitian ini adalahuntuk menemukan besarnya pengaruh kinerja pegawai terhadap tingkat kepuasan pasien pengguna asuransi kesehatan PT. ASKES.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh korelasi antara kinerja pegawai dan kepuasan pasien sebesar 0.625 artinya pengaruh kinerja pegawai memiliki hubungan yang tinggi dengan nilai 0.625 atau 62.5% terhadap kepuasan pasien pengguna asuransi kesehatan PT. ASKES, sedangkan sisanya 37.5% adalah faktor lainnya yang tidak diidentifikasi dalam penelitian ini.Selanjutnya didapatkanpersamaanregresiyaituY = 22,656 + 0.79X. Artinyajikanilai X ditingkatkan, makanilai Y akanmeningkat. Berdasarkanujihipotesisdenganmenggunakanuji T yang menyatakankinerjapegawaiberpengaruhsignifikanterhadapkepuasanpasien.Saran dalam penelitian ini adalah meningkatkan kinerja pegawai melaluipelatihanpelatihanpegawai yang membuatatt it ude (sikap)pegawaimeningkat.Selainbeberapafasilitassaranadanprasaranarumahsakitha rusditingkatkanbaikdarisegikualitasmaupunkuantitas.. Kata Kunci :KinerjaPegawai, KepuasanPasien Octavianus Sihombing Sihombing 2014-01-11T04:12:30Z2014-01-11T04:12:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/316This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3162014-01-11T04:12:30Z
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN WALIKOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 114 TAHUN 2011
(Tentang Tata Cara Pemungutan Pajak Reklame)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi dari kebijakan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 114 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pemungutan Pajak Reklame yang dibuat oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung.Peraturan Walikota ini dibuat untuk mengoptimalkan pendapatan daerah dari sektor pajak reklame. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan fokus yang diambil dari Model Van Meter dan Van Horn, yaitu : (1) Ukuran-
ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan, (2) Sumber-sumber kebijakan, (3) Karasteristik badan-badan pelaksana, (4) Komunikasi antar organisasi dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan. (5) Kecenderungan
pelaksana kebijakan, (6) Kondisi-kondisi ekonomi, sosial, dan politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 114 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pemungutan Pajak Reklame kurang efektif walaupun target pajak reklame tahun 2012 tercapai. Kurang efektifnya kebijakan tersebut dilihat dari elemen implementasi dari Van Meter dan Van Horn yang tidak sepenuhnya berjalan efektif. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 114 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pemungutan Pajak Reklame harus segera diganti dengan Peraturan Daerah, dan harus dilakukan beberapa perbaikan yaitu (1) Perlu melakukan Sosialisasi yang maksimal kepada sasaran kebijakan, (2) Perlunya pembagian tugas dan fungsi Bidang pada Dinas Pendapatan Daerah dan UPTD Pendapatan yang khusus menangani pajak reklame dan juga penambahan staf pada UPTD Pendapatan agar kinerja dapat dimaksmalkan, (3) Reklame yang dipasang oleh Pihak Pemerintah Kota Bandar Lampung maupun Partai Politik harus dikenakan wajib pajak agar pendapatan dari sektor pajak reklame lebih optimal (4) SOP harus segera disahkan agar pemungutan pajak reklame sesuai dengan SOP dan lebih optimal..
Kata Kunci : Implementasi, Peraturan Walikota Bandar Lampung, Nomor 114 Tahun 2011
ADI PURNOMO SETIAWAN Suradi 2014-01-11T04:12:21Z2014-01-11T04:12:21Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/313This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3132014-01-11T04:12:21ZINOVASI DI BIDANG LAYANAN PERKERETAAPIAN (Studi di PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional III.2 Tanjung Karang)
Kulitas pelayanan pada saat ini menjadi salah satu unsur penting pada semua bidang tidak terkecuali pada bidang transportasi terutama pada jasa perkeretaapian. Inovasi dibidang layanan perkeretaapian bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan PT KAI dari citra kualitas pelayanan yang buruk. Penyelenggaraan pelayanan publik pada jasa perkeretaapian masih diliputi dengan ketidak seriusan pemerintah dalam menyediakan transportasi massal yang nyaman dan aman.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis inovasi dibidang layanan perkeretaapian dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan jasa perkeretaapian. Penelitian ini yang merupakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini dengan cara wawancara mendalam, pengamatan dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan inovasi-inovasi yang dilakukan oleh PT KAI Divisi Regional III.2 Tanjung Karang dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan belum menunjukkan hasil yang positif seperti yang diharapkan. Walaupun jumlah pengguna jasa perkeretaapian meningkat setiap tahunnya, namun hal tersebut belum menunjukkan bahwa jasa perkeretaapian menjadi pilihan utama masyarakat. Hal ini disebabkan antara lain: (a). Sumber Daya Manusia yang dimiliki PT KAI Divisi Regional III.2 Tanjung Karang kurang berkompeten. (b). Inovasi yang dilakukan masih belum mampu secara cepat memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan transportasi yang layak.
Kata Kunci: Pelayanan Publik, Kualitas Pelayanan. Reformasi Pelayanan Publik, Inovasi AGUS SETIAWAN wiyono2014-01-11T04:12:13Z2014-01-11T04:12:13Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/305This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3052014-01-11T04:12:13Z
MENGURAI BERBAGAI PERMASALAHAN DALAM OPTIMALISASI POTENSI PERTAMBANGAN DAERAH
(STUDI KASUS DI KABUPATEN TANGGAMUS) Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengidentifikasi permasalahan dalam optimalisasi potensi pertambangan Daerah di Kabupaten Tanggamus, untuk mengetahui dan menganalisis strategi apa yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tanggamus mengatasi permasalahan dalam optimalisasi potensi pertambangan daerah. Metode yang digunakan adalah tipe penilitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara wawancara mendalam serta dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan dalam optimalisasi potensi pertambangan daerah di Kabupaten Tanggamus yaitu ada dua macam, yakni masalah internal meliputi kurangnya tenaga terampil yang profesional, lemahnya promosi dan networking sumber daya mineral, konsentrasi penambang hanya pada jenis bahan galian tertentu, terbatasnya dana untuk pengembangan SDM, serta sarana dan prasarana yang tidak mendukung. Permasalahan eksternal meliputi masih tingginya penambangan tanpa izin/ ilegal, kondisi wilayah geografis, kerusakan lingkungan, dan masih kurangnya kesadaran para pengusaha dalam melaksanakan kewajibannya yakni membuat laporan kegiatan penambangan. Strategi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tanggamus yakni meningkatkan pengetahuan sumber daya aparatur yang menangani bidang pertambangan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan, meningkatkan pembinaan dan pengawasan pengelolaan kegiatan pertambangan kepada perusahaan pertambangan serta penambangan tanpa izin/ ilegal, pengembangan promosi dan networking dengan cara membuat website tentang sumber daya, serta melakukan penertiban pengawasan terhadap perusahaan pertambangan tanpa izin. Kata Kunci: Kabupaten Tanggamus, Potensi Pertambangan, Permasalahan. SEPTI KURNIA Herwan 2014-01-11T04:11:17Z2014-01-11T04:11:17Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/303This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3032014-01-11T04:11:17ZSTRATEGI PEMERINTAH KOTA METRO DALAM
MEWUJUDKAN KOTA YANG BERINTEGRITAS TINGGI Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi pemerintah kota
Metro dalam mewujudkan kota yang berintegritas tinggi. Metode yang digunakan adalah tipe penelitian deskritif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, dokumentasi dan observasi.
Hasil penelitian ini yaitu: (1) strategi pemerintah kota Metro dalam mewujudkan kota yang berintegritas tinggi dianalisis dengan 5 aspek, yaitu (a) privatisasi dan koproduksi dilakukan dengan penyerahan kewenangan dari pemerintah kepada pihak swasta melalui layanan pengadaan barang dan jasa secara elektronik (LPSE); (b) debirokratisasi dilakukan dengan penyederhanaan prosedur pelayanan agar menjadi mudah dan cepat; (c) reorganisasi dilakukan dengan mempertajam tugas pokok dan fungsi organisasi publik; (d) manajemen publik yang efektif dilakukan dengan memperbaiki proses manajerial agar menjadi lebih efektif dalam menjalankan fungsinya; dan (e) value for money dilakukan dengan kehatihatian aparat pemerintah dalam mengelola anggaran yang kemudian dituangkan dalam bentuk-bentuk kegiatan pemerintahan; (2) kendalakendala yang dihadapi: (a) minimnya komitmen (b) minimnya kompetensi sumber daya (c) budaya feodal (d) budaya permisif dan (e) resistensi birokrasi.
Peneliti merekomendasikan beberapa hal, yaitu: (1) perlunya komitmen integritas yang tinggi dari seluruh aparat pemerintah daerah kota Metro; (2) menggalakkan sosialisasi kepada masyarakat tentang mudahnya pelayanan di kota Metro dan larangan pemberian gratifikasi kepada petugas pemberi layanan; (3) memperketat kembali prosedur pelayanan publik dan pemberian sanksi yang tegas kepada oknum perantara yang masih menawarkan jasanya kepada masyarakat; (4) perlunya perbaikan fasilitas pelayanan publik di tempat-tempat yang masih belum memadai; (5) pembinaan rutin kepada seluruh petugas pelayanan publik; dan (6) membuat skala prioritas terhadap kegiatan-kegiatan pemerintahan daerah kota Metro.
Kata kunci: strategi, kota yang berintegritas tinggi RISTRA ASTRIANI Asnawi2014-01-11T04:11:12Z2014-01-11T04:11:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/302This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3022014-01-11T04:11:12ZEVALUASI DAMPAK PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN PRODUKSI DAERAH TERTINGGAL (P2KPDT)
DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2009 Untuk mencapai tujuan nasional, pembangunan nasional harus dilaksanakan di
segala sektor kehidupan bangsa. Sektor-sektor pembangunan tersebut antara lain sektor politik, sektor ekonomi, sektor budaya, sektor hukum, sektor ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta sektor keamanan. Guna mencapai semuanya itu diperlukan peran Negara dalam membangun dan mengimplementasikan kebijakan publik di bidang kesejahteraan (publik welfare). Program yang berskala nasional yang bertujuan untuk melakukan intervensi bagi penanggulangan masalah kemiskinan adalah Program Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Teringgal (P2KP-DT) yang dluncurkan sejak tahun 2007.
Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Lampung yang memiliki masyarakat di bawah garis kemiskinan dengan presentase kurang lebih 15% pada tahun 2007 dan juga merupakan salah satu sasaran program Program P2KP-DT. Evaluasi Dampak Program Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal (P2KPDT) di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2009 juga dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi, sesuai dengan prinsip-prinsip penerapan program yang di koordinir serta diawasi oleh Kader Penggerak Pembangunan Satu Bangsa Produksi (KPPSB-UP) yang didampingi Petugas Pendamping Lapangan. Program P2KP-DT di Kabupaten Lampung Barat tersebut bertujuan untuk mewujudkan keswadayaan masyarakat serta meningkatkan keberdayaan masyarakat secara partisipatif dalam mengentaskan dirinya dari kemiskinan. Di harapkan juga nantinya, partisipasi dalam program P2KP-DT di Kabupaten Lampung Barat ini bukan hanya dilaksanakan atau dilakukan oleh warga yang termasuk dalam kategori miskin saja, namun juga dilakukan oleh semua elemen masyarakat, sehingga terdapat suatu hubungan saling mengisi dalam memajukan kesejahteraan masyarakat secara bersama-sama.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus karena berusaha untuk mengetahui dampak kebijakan pembangunan daerah tertinggal di Pemerintah Kabupaten Lampung Barat dalam menangani dampak dari program percepatan pembangunan kawasan produksi daerah tertinggal yang diindikasikan belum berjalan secara optimal. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif (menggambarkan) dengan pendekatan kualitatif.
Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan masalah penelitian pada pencapaian hasil program yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Lampung Barat dan untuk mengetahui apa saja kendala-kendala Pemerintah Kabupaten Lampung Barat dalam mengevaluasi dampak program pembangunan kawasan produksi daerah tertinggal pada tahun 2009
Pencapaian hasil program Bidang Peternakan, diarahkan kepada ternak sapi potong dari ras peranakan ongole. Penerima bantuan tersebut adalah lima kelompok tani pada lima kecamatan yang ada di Lampung Barat yakni Kecamatan Sekincau, Kebun Tebu, Way Tenong, Pesisir Selatan, dan Gedung Surian. Sehingga target swasembada daging yang telah ditetapkan Pemerintah Kabupaten Lampung Barat dapat tercapai. Sedangkan pencapaian Bidang Perkebunan, masyarakat mendapatkan bantuan pengembangan karet unggul dari Kementerian PDT. Bantuan tersebut dilaksanakan pada areal seluas 180 Hektar dengan melibatkan sekitar 140 Kepala Keluarga (KK) petani yakni di Desa Negeri Ratu Tenumbang, Desa Pelita Jaya, dan di Desa Sukarame di Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Lampung Barat. Hal ini dapat dilihat yang mana hutan sekunder berisikan hutan campuran yang selama ini dikuasai oleh marga berubah menjadi lahan perkebunan karet unggul.
Sedangkan dampak-dampak pelaksanaan program P2KPDT ini diharapkan dapat dirasakan masyarakat di Kabupaten Lampung Barat pada umumnya yaitu, Pertama adalah Perluasan Akses Masyarakat Miskin Atas Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan, Pengembangan program (uji coba) subsidi langsung tunai bersyarat (SLTB), Selanjutnya adalah Perlindungan Sosial meliputi Peningkatan perlindungan kepada keluarga miskin, termasuk perempuan dan anak. Peningkatan perlindungan kepada komunitas miskin, penyandang masalah sosial dan korban bencana. Yang ketiga adalah Penanganan Masalah Gizi Kurang dan penyaluran beras bersubsidi. Yang ke empat adalah Perluasan Kesempatan Berusaha dan Peningkatan kapasitas masyarakat miskin melalui program penanggulangan kemiskinan pedesaan (P2KP)
Kata Kunci : Program Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah
Tertinggal MERAH BANGSAWAN Damiri 2014-01-11T04:11:06Z2014-01-11T04:11:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3012014-01-11T04:11:06Z EFEKTIVITAS PELAYANAN PROGRAM POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU) PLUS (STUDI PADA POSYANDU MAWAR DAN
POSYANDU BROTOWALI DI KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2012)
Posyandu Plus merupakan Posyandu balita yang sudah ada di setiap pekon (desa) di Kabupaten Tanggamus. Perbedaannya dengan posyandu pada umumnya yaitu posyandu tersebut dikembangkan dengan menambah kegiatan Pengobatan Gratis untuk pengobatan dasar dan rujukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Efektivitas Pelayanan Program Posyandu Plus dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Kabupaten Tanggamus, untuk mendeskripsikan dan mengetahui faktor-faktor penghambat yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Tanggamus dan Dinas Kesehatan dalam melaksanakan Pelayanan Program Posyandu Plus yang efektif. Tipe penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara wawancara mendalam, dokumentasi serta observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektivitas Pelayanan Program Posyandu Plus dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Kabupaten Tanggamus sudah cukup baik. Kendala-kendala yang dihadapi dalam efektivitas pelayanan program posyandu plus antara lain Kendala internal dan eksternal, kendala internal yaitu penyediaan alat transportasi sehingga dapat menyebabkan kurang cepat tanggap pelayanan tenaga kesehatan kepada masyarakat jika sewaktu-waktu tenaga kesehatan diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke rumah warga. Dikarenakan sebagian besar tenaga kesehatan di posyandu adalah bidan yang baru ditempatkan di Kabupaten Tanggamus sehingga kendaraan inventaris belum diberikan. Selain itu kurangnya pengetahuan kader posyandu sehingga kinerja mereka kurang maksimal. Kendala eksternal seperti kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit, serta kurangnya minat masyarakat untuk berobat ke posyandu plus, karena masyarakat beranggapan bahwa pelayanan kesehatan yang digratiskan maka pelayanan yang diberikan tidak maksimal.
Kata kunci: Efektivitas Pelayanan, Posyandu Plus. DINA ELZADITYA Azaddin2014-01-11T04:08:09Z2014-01-11T04:08:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/294This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2942014-01-11T04:08:09Z
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP JASA PELAYANAN PT KAI
(Studi Kasus di Stasiun Tanjungkarang Kota Bandar Lampung Kelas Ekonomi)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar indeks kepuasan masyarakat terhadap jasa pelayanan PT. KAI di Stasiun Tanjungkarang Kota Bandar Lampung Kelas Ekonomi. Data kajian dari indeks kepuasan masyarakat ini dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan populasi yaitu para penumpang kereta api kelas ekonomi yang ada di Stasiun Tanjungkarang Kota Bandar Lampung. Sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini sebanyak 150 responden. Sedangkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik deskriptif, datanya dilakukan dengan menggunakan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat yang dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata tertimbang masing-masing unsur pelayanan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap jasa pelayanan PT KAI di Stasiun Tanjungkarang Kota Bandar Lampung Kelas Ekonomi mencapai 63,25 dengan kategori baik. Unsurunsur yang harus diperhatikan dan dijadikan prioritas utama untuk perbaikan PT KAI di Stasiun Tanjungkarang Kota Bandar Lampung berdasarkan hasil perhitungan diagram kartesius antara lain ketepatan jadwal berangkat dan tiba kereta api, ketepatan waktu proses pembelian tiket, kenyamanan ruang tunggu di Stasiun Tanjungkarang, ketersediaan sarana pelengkap pelayanan (WC/toilet dan kantin) di Stasiun Tanjungkarang, ketersediaan sarana pelengkap pelayanan (WC/toilet dan kantin) di dalam kereta, keamanan tempat pelayanan terhadap keberadaan calo, dan kesopanan dan keramahan oleh petugas pelayanan. Sedangkan unsur-unsur yang lain perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar pelayanannya dapat sesuai dengan harapan masyarakat. Kata Kunci: Kepuasan Masyarakat,Transportasi Publik,Kualitas Pelayanan. APRIZA ADE PUTRA Rumbian 2014-01-11T04:06:51Z2014-01-11T04:06:51Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/268This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2682014-01-11T04:06:51ZDAMPAK MUNCUNYA BUDAYA JALANAN (STREET CULTURE) TERHADAP
GAYA HIDUP REMAJA PERKOTAAN (Studi di Pasar Seni Enggal Bandar lampung) Di era globalisasi dan jaringan informasi yang dapat diakses oleh siapapun dan kapanpun mengakibatkan terjadinya perkembangan di segala sektor dan pemahaman baru tentang budaya serta penerapan-penerapan akan pola yang diterapkan oleh Negara lain. Salah satu Negara yang menjadi tujuan dan penyebaran jaringan informasi dan budaya global adalah Indonesia, karena Indonesia adalah Negara berkembang dengan tingkat populasi yang selalu meningkat dan ditunjang dengan fasilitas-fasilitas yang memungkinkan untuk mengakses informasi baik itu dalam bentuk informasi data maupun informasi global yang termasuk di dalamnya unsur-unsur budaya asing yang tidaklah sesuai dengan budaya timur yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Budaya asing yang kini sedang derasnya masuk ke indonesia lebih dikenal sebgai budaya jalanan, budaya ini timbul karena adanya rasa kebebasan. Budaya ini makin mempengaruhi dan menggeser budaya lokal yang dimiliki Indonesia karena budaya ini dengan mudah diserap khususnya oleh remaja perkotaan sehingga berdampak kepada gaya hidup mereka yang cenderung meniru budaya tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak terhadap gaya hidup remaja perkotaan sebagai pelaku budaya jalanan. Tipe penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan proses penentuan informan berdasarkan teknik purposif atau dipilih secara sengaja oleh peneliti. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisa data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan proses penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa alasan dan tujuan remaja menjadi pelaku budaya jalanan yang berbedabeda serta dampak yang mereka alami terbagi menjadi dua yaitu dampak positif dan negatif. Keywords: Budaya jalanan, Gaya hidup, Remaja Ongki Satrio Sumantri Untung Susanto