Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T14:55:47ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2022-03-16T02:29:27Z2022-03-16T02:29:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23788This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/237882022-03-16T02:29:27ZEVALUASI KARAKTER GENERATIF KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) GENERASI F2 HASIL PERSILANGAN POLONG HIJAU RASA MANIS DAN POLONG MERAHKacang panjang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan. Peningkatan kualitas hasil produksi dapat dilakukan melalui persilangan dua tetua yang memiliki karakter-karakter tertentu yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk menduga keragaman dan nilai heritabilitas dalam arti luas dan mengetahui nomor-nomor genotipe harapan dalam karakter generatif yang muncul untuk populasi F2 hasil persilangan polong hijau dan polong merah. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Desember 2015 sampai dengan Maret 2016. Pada penelitiaan ini ditanam 120 benih yang terdiri dari 80 benih populasi F2 hasil persilangan polong hijau dan warna polong merah, 20 benih polong hijau dan 20 benih warna polong merah. Penelitian ini menggunakan analisis data nilai keragaman dan nilai heritabilitas dalam arti luas. Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa kriteria keragaman yang luas pada populasi F2 hasil persilangan polong hijau dan polong merah terdapat pada karakter jumlah bunga, jumlah polong dan panjang polong. Nilai heritabilitas dalam arti luas yang tinggi pada populasi F2 hasil persilangan polong hijau dan polong merah terdapat pada semua karakter.
Nomor-nomor genotipe harapan yang terseleksi berdasarkan tingkat kemanisan, warna polong, panjang polong dan jumlah polong yaitu nomor 46, 3, 29, 57, 5, 48, 59, 75, 30 dan 54.
Kata kunci : F2, heritabilitas, keragaman, persilangan, polong hijau, polong merah.1214141174 Rahmadyah Hamiranti2022-03-16T02:26:33Z2022-03-16T02:26:33Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23799This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/237992022-03-16T02:26:33ZIDENTIFIKASI KARAKTER KUALITATIF DAN KUANTITATIF BEBERAPA VARIETAS TERUNG (Solanum melongena L.)Dalam proses pemuliaan tanaman khususnya pada tahap seleksi tanaman perlu diketahui karakter dari tanaman tetua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi karakter kualitatif dan kuantitatif terung introduksi yang diharapkan dapat dijadikan sebagai tetua bahan persilangan dalam kegiatan pemuliaan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Januari hingga April 2016. Bahan dalam penelitian ini berupa 6 varietas terung yang terdiri atas Apple Green, Little Finger, Black Beauty, Florida High, Casper, dan Lousiana Long Green. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak kelompok dengan tiga kali kelompok. Data dianalisis menggunakan uji F dan perbandingan deskripsi antarvarietas dilakukan dengan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ; berdasarkan data yang diperoleh, terdapat beberapa varietas yang lebih baik dibanding yang lain. Varietas Florida High memiliki karakter pertumbuhan lebih baik berdasarkan data tinggi, diameter batang, panjang daun, lebar daun, dan panjang tangkai daun. Selain itu, Florida High memiliki produksi bobot buah per tanaman sebesar 716,26 gram/tanaman. Varietas terung Little Finger dan Lousiana Long Green memiliki produksi terbaik berdasarkan jumlah buah per tanaman sebesar 9 buah. Varietas Casper memiliki umur panen 73 HST yang pendek dibandingkan yang lain. Untuk varietas Apple Green memiliki tinggi tanaman terendah sebesar 62,92 cm sehingga tidak perlu pemberian ajir serta varietas Black Beauty memiliki produksi terendah namun memiliki buah mengkilap dan bentuk yang unik.
Kata kunci : kualitatif, kuantitatif, varietas, pertumbuhan, produksi
1214121050 PUTRI DESTI DIANA2018-04-25T04:56:54Z2018-04-25T04:56:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31191This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/311912018-04-25T04:56:54ZPengaruh Pemberian Senyawa KNO3 (Kalium Nitrat) Terhadap
Pertumbuhan Kecambah Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench)Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) merupakan salah satu jenis tanaman
serealia yang memiliki banyak manfaat mulai dari bijinya hingga batang dan
daunnya. Di Indonesia budidaya tanaman sorgum dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah unsur hara. Unsur hara yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan sorgum berupa unsur nitrogen (N) namun mudah
larut atau tercuci, untuk itu perlu adanya dukungan dari unsur lain seperti K.
Salah satu senyawa yang mengandung unsur N dan K adalah KNO3. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh senyawa KNO3 dan konsentrasi senyawa
KNO3 yang tepat untuk pertumbuhan kecambah sorgum. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan November sampai bulan Desember 2017 di
Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap dengan 5 taraf konsentrasi 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%. Variabel yang
di amati yaitu tinggi tanaman, rasio tunas/akar, berat kering tanaman, klorofil a, b
dan total. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan analisis ragam pada α 5%
jika terdapat perbedaan akan dilakukan uji lanjut dengan uji beda nyata jujur
(BNJ) pada α 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian senyawa
KNO3 memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, berat kering,
rasio tunas/akar, klorofil a, b dan total. Konsentrasi KNO3 5% adalah yang efektif
untuk pertumbuhan kecambah sorgum.
Kata kunci : Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench), KNO3, unsur hara.1417021095 Puput Dian Anggrainidiananggrainipuput@gmail.com2018-04-16T09:20:05Z2018-04-16T09:20:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30968This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/309682018-04-16T09:20:05ZPengaruh Perendaman Dan Posisi Biji Dalam Buah Terhadap
Perkecambahan Dan Pertumbuhan Kecambah Biji Kakao (
L.)Kakao
dibudidayakan di Indonesia. Banyaknya jumlah perkebunan kakao menyebabkan
kebutuhan akan bibit kakao meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh perendaman dan letak posisi biji dalam buah terhadap perkecambahan
dan pertumbuhan kecambah biji kakao. Penelitian dilaksanakan pada bulan
November sampai Desember 2017 di laboratorium Botani Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial, Faktor A
perendaman
Kata kunci : Kakao
1417021075 Mizan Sahroni m.sahroni18@gmail.com2018-04-04T06:37:44Z2018-04-04T06:37:44Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30861This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/308612018-04-04T06:37:44ZPENGARUH PERENDAMAN DAN TINGKAT KEMATANGAN BUAH
KAKAO (Theobroma cacao L) TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN
PERTUMBUKAN KECAMBAH BIJI KAKAOKakao merupakan tanaman perkebunan yang banyak dibudidayakan di Indonesia
dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Untuk menunjang keberhasilan tersebut
perlu tersedianya bibit unggul dan berkualitas yang dapat dilihat salah satunya
dengan melihat tingkat kematangan pada buah. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh perendaman dan tingkat kematangan buah kakao terhadap
perkecambahan dan pertumbuhan kecambah biji kakao. Penelitian ini
dilaksanakan dari bulan November sampai Desember 2017 di Laboratorium
Botani Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial, Faktor A adalah tiga tingkat
kematangan buah kakao yang terdiri dari kuning pada alur buah (A1), kuning
pada alur dan punggung buah (A2), dan kuning pada seluruh bagian buah (A3).
Faktor B adalah perendaman 24 jam (B1) dan 0 jam (B2). Variabel yang diamati
yaitu persentase perkecambahan, tinggi tanaman, berat kering, rasio tunas akar
dan klorofil a, b dan total. Data yang diperoleh dilakukan uji Lavene, setelah data
homogen dilanjutkan analisisi ragam pada α 5%, bila terlihat interaksi antara
faktor A dan B maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) α 5%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan perendaman dan tingkat
kematangan buah kakao yang berbeda memberikan pengaruh terhadap persentase
perkecambahan, tinggi tanaman, berat kering tanaman, rasio tunas akar dan
kandungan klorofil a, b dan total. Kombinasi yang paling baik ditemukan pada
perlakuan perendaman dengan tingkat kematangan kuning pada alur dan
punggung buah (A2B1) pada proses perkecambahan dan pertumbuhan kecambah
di semua variabel yang diamati.
Kata Kunci: Kakao (Theobroma cacao L), Tingkat Kematangan Buah,
Perendaman.1417021019 BASUKI SUGIARTO basukisugiarto1417021019@gmail.com2018-02-28T09:04:30Z2018-02-28T09:04:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30689This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/306892018-02-28T09:04:30ZPENGARUH PENAMBAHAN ASAM ASKORBAT TERHADAP PROSES NON-ENZIMATIK BROWNING JUS BUAH SALAK PONDOH
(Salacca zalacca Gaertn.) YANG DIPANASKAN PADA SUHU 60 OCTujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan berapa konsentrasi asam askorbat yang efektif untuk menghambat proses non-enzimatik browning jus buah salak pondoh. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung, pada bulan Oktober–November 2017. Penelitian dilakukan dalam rancangan acak lengkap yang terdiri dari 5 ulangan. Proses penghambatan non-enzimatik browning diuji dengan pemberian asam askorbat sebagai faktor utama dengan lima taraf konsentrasi yaitu 0% b/v, 2,5% b/v, 5% b/v, 7,5% b/v dan 10% b/v. Parameter kualitatif adalah level gula pereduksi dan aktivitas enzim dehidrogenase. Parameter kuantitatif adalah indeks browning dan kandungan karbohidrat terlarut total. Uji Levene, analisis ragam dan Uji Tukey dilakukan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jus buah salak pondoh dengan penambahan asam askorbat relatif berwarna lebih terang daripada tanpa penambahan. Level gula pereduksi mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan konsentrasi asam askorbat. Penurunan aktivitas enzim dehidrogenase terjadi sejalan dengan peningkatan konsentrasi asam askorbat. Konsentrasi asam askorbat 10% b/v menurunkan indeks browning jus buah salak pondoh sebesar 27%. Kandungan karbohidrat terlarut total mengalami peningkatan 15% pada konsentrasi asam askorbat 7,5% b/v. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa asam askorbat konsentrasi 10% b/v menghambat proses non-enzimatik browning dan aktivitas enzim dehidrogenase, namun konsentrasi 7,5% meningkatkan kandungan karbohidrat terlarut total dan level gula pereduksi.
Kata kunci : asam askorbat, browning, jus salak pondoh
1417021025 Dewi Ayu Puspaningrumdewiayupus87@yahoo.com2016-12-21T04:00:25Z2016-12-21T04:00:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24716This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/247162016-12-21T04:00:25ZPENENTUAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ISOLAT RNV-1 HASIL
ISOLASI DARI BATANG TANAMAN BINAHONG (Anredera cordifolia)Dalam penelitian ini telah dilakukan isolasi dan uji aktivitas antioksidan ekstrak
metanol dari batang binahong (Anredera cordifolia). Proses isolasi meliputi
tahapan maserasi, analisis HPLC dan analisis MPLC dengan menggunakan eluen
metanol : air (7:3). Hasil MPLC menghasilkan 19 fraksi dimana puncak senyawa
terdapat pada fraksi 4,5 dan 6. Senyawa hasil isolasi merupakan suatu kristal
amorf dari fraksi 5 sebanyak 10 mg. Penentuan struktur senyawa dilakukan
dengan spektrofotometri UV-Vis dengan penambahan pereaksi geser NaOH.
Hasil analisis senyawa mengidentifikasi suatu golongan flavonoid yang memiliki
kerangka senyawa flavon. Pada uji aktivitas antioksidan dengan metode
voltammetri siklik bahwa isolat RNV-1 menghasilkan nilai koefisien aktivitas
antioksidan (slope) lebih besar dibandingkan dengan kontrol positif asam askorbat
yaitu sebesar 0,055 (isolat RNV-1) dan 0,052 (asam askorbat).
Kata kunci : Anredera cordifolia, Flavonoid, Antioksidan, Voltammetry siklik
ABSTRACT
In this study has been conducted isolation and determination of antioxidant
activity of methanol extract of the stem binahong (Anredera cordifolia). The
isolation process includes stages of maceration, analysis HPLC and analysis
MPLC by using eluent methanol : water (7: 3). The MPLC Results produce 19
fractions where the peak of compounds contained in fractions 4,5 and 6. The
isolated Compounds a amorf crystal from fraction 5 as much as 10 mg. The
structural determination is done by UV-Vis spectrophotometry with the addition
of NaOH sliding reagent. The results of analysis of compounds to identify a class
of flavonoids that have the skeleton of the flavon. The antioxidant activity test
with cyclic voltammetry method that RNV-1 isolates produced antioxidant
activity coefficient greater than the positive control ascorbic acid that is equal to
0.055 (RNV-1 crystal isolates) and 0.052 (ascorbic acid).
Keywords: Anredera cordifolia, flavonoids, antioxidants, cyclic voltammetry1427011009 RATU DWI GUSTIA RASYIDI ratudwimarsidi@gmail.com2016-06-20T07:44:02Z2016-06-20T07:44:02Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22619This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/226192016-06-20T07:44:02Z
KARAKTERISASI PLANLET PISANG KETAN (Musa paradisiaca L. ) HASIL
SELEKSI DENGAN ASAM SALISILAT SECARA IN VITRO
ABSTRAK
Pisang ketan (Musa paradisiaca L.) merupakan buah yang enak dikonsumsi segar
maupun olahan dengan tekstur daging buah yang pulen agak lengket seperti nasi
ketan. Produksi tanaman pisang mengalami penurunan karena adanya serangan
layu Fusarium oxysporum. Upaya dalam mendapatkan tanaman pisang ketan yang
resisten terhadap penyakit layu Fusarium yaitu dengan menggunakan teknik in
vitro dengan penambahan asam salisilat (AS) pada konsentrasi yang berbeda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kisaran konsentrasi asam salisilat yang
toleran untuk seleksi planlet pisang ketan secara in vitro dan mengetahui karakter
ekspresi yang spesifik pada planlet pisang ketan yang tahan asam salisilat secara
in vitro. Penelitian ini menggunakan medium Murashige and Skoog (MS) dengan
penambahan AS pada 5 taraf konsentrasi yaitu 0 ppm, 40 ppm, 50 ppm, 60 ppm,
dan 70 ppm. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Data dianalisis dengan menggunakan ANOVA pada taraf nyata
5% dan uji lanjut dengan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa AS yang toleran untuk seleksi planlet pisang ketan
yaitu pada konsentrasi 40- 70 ppm. Kandungan klorofil a, b, dan total pada planlet
pisang ketan konsentrasi AS 40 ppm dan 60 ppm mengalami peningkatan
dibandingkan kontrol, sedangkan pada konsentrasi 50 ppm dan 70 ppm
mengalami penurunan. Aktivitas enzim peroksidase mengalami peningkatan
secara optimum pada konsentrasi AS 50 ppm. Indeks stomata daun planlet pisang
ketan yang diimbas asam salisilat mengalami peningkatan secara signifikan
dibandingkan kontrol.
Kata kunci: Pisang ketan (Musa paradisiaca L.), Asam salisilat,
layu Fusarium, In vitro
1217021031 IMAMAH MUSLIMAHimamahmuslimah0405@gmail.com2016-06-20T07:35:20Z2016-06-20T07:35:20Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22616This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/226162016-06-20T07:35:20Z
KAJIAN EFEK POLY ETHYLENE GLYKOL (PEG) 6000 TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PLANLET KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) VARIETAS TANGGAMUS SECARA IN VITRO
ABSTRAK
Kedelai merupakan salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan olahan makanan. Penurunan produksi kedelai di dalam negeri disebabkan salah satunya yaitu adanya cekaman kekeringan. Kondisi cekaman kekeringan secara in vitro dapat disimulasi dengan menurunkan potensial air medium, yaitu dengan penambahan Poly Ethylene Glykol (PEG) 6000. Varietas kedelai yang digunakan dalam penelitian adalah varietas Tanggamus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kisaran konsentrasi PEG 6000 yang toleran terhadap cekaman kekeringan untuk seleksi planlet kedelai dengan pertumbuhan optimum serta mengetahui dan menganalisis karakter ekspresi yang spesifik pada planlet kedelai yang mengalami cekaman kekeringan meliputi; kandungan klorofil a, klorofil b, klorofil total, dan kandungan karbohidrat. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2015 – Februari 2016 di Ruang In Vitro, Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan medium Murashige dan Skoog (MS) dengan konsenterasi PEG 6000 yaitu 20%, 40%, 60% dan (0%). Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 ulangan. Data analisis menggunakan analisis ragam dan uji lanjut dengan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kisaran konsenterasi PEG 6000 toleran terhadap seleksi planlet kedelai yaitu 20% - 60%. Karakter ekspresi pengaruh PEG 6000 terhadap kandungan karbohidrat pada planlet kedelai mengalami peningkatan secara nyata dibandingkan dengan kontrol. Kandungan klorofil a, b dan total pada daun planlet kedelai mengalami penurunan secara nyata, semakin tinggi konsentrasi PEG 6000 maka semakin menurun kandungan klorofil a, b dan total pada daun planlet kedelai.
Kata kunci: Kedelai, PEG 6000, cekaman kekeringan, in vitro
(1217021015) ASRI RAHAYU PRATIWI asripratiwi02@yahoo.co.id2016-06-20T03:04:06Z2016-06-20T03:04:06Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22581This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/225812016-06-20T03:04:06ZKAJIAN KETAHANAN PLANLET ANGGREK BULAN
(Phalaenopsis amabilis (L.) BL.) HASIL SELEKSI DENGAN ASAM
SALISILAT TERHADAP Fusarium oxysporum SECARA IN VITROAnggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan tanaman hias yang banyak
diminati oleh berbagai kalangan karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan
keindahan bentuk serta warna bunganya. Pemicu penurunan produksi anggrek
bulan karena adanya jamur Fusarium oxysporum atau yang lebih dikenal dengan
penyakit layu fusarium. Penggunaan kultivar P. amabilis yang resisten terhadap
penyakit layu fusarium merupakan alternatif pengendalian penyakit yang penting.
Planlet P. amabilis yang resisten terhadap layu fusarium diseleksi secara in vitro
dalam medium Vacin and Went (VW) dengan penambahan asam salisilat (AS)
pada konsentrasi yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui
kisaran konsentrasi asam salisilat toleran untuk seleksi planlet P. amabilis secara
in vitro; 2) Mengetahui ketahanan planlet P. amabilis terhadap Fo hasil seleksi
dengan asam salisilat secara in vitro; 3) Menganalisis aktivitas enzim peroksidase
pada planlet P. amabilis yang tahan terhadap Fo dibandingkan kontrol. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 - Februari 2016 di Laboratorium
Botani (ruang penelitian in vitro), Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu konsentrasi asam
salisilat yang terdiri atas 4 taraf yaitu 0, 65, 75 dan 85 ppm. Masing-masing
konsentrasi dilakukan 5 kali ulangan. Analisis ragam dan uji Beda Nyata Terkecil
dilakukan pada taraf nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kisaran
konsentrasi asam salisilat yang toleran untuk seleksi P. amabilis secara in vitro
adalah 65-85 ppm. Konsentrasi asam salisilat 85 ppm lebih efektif untuk menekan
perkembangan jamur Fo dibandingkan dengan konsentrasi 65 dan 75 ppm.
Peningkatan secara nyata aktivitas enzim peroksidase terjadi pada planlet anggrek
bulan yang diimbas dengan AS dibandingkan kontrol.
Kata kunci: Phalaenopsis amabilis, Asam Salisilat, Layu Fusarium, In vitro,
Ketahanan. (1217021065) RIA AULIA NOVIANTIAliaaulia74@gmail.com2016-04-27T08:53:06Z2016-04-27T08:53:06Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21978This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/219782016-04-27T08:53:06ZKEANEKARAGAMAN PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK DEMAM BERDARAH DI KOTA METRO PROVINSI LAMPUNGPhytotelmata merupakan tumbuhan yang bagian tubuhnya dapat menampung air. Air yang tertampung pada phytotelmata dapat menjadi tempat perindukan alami nyamuk, termasuk nyamuk vektor demam berdarah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keanekaragaman phytotelmata sebagai tempat perindukan alami nyamuk vektor DBD di Kota Metro, sehingga diharapkan dapat memberikan informasi mengenai phytotelmata dan dapat membantu upaya pencegahan penularan penyakit DBD di Provinsi Lampung. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2015 di Kecamatan Metro Timur dan Metro Barat, Kota Metro, Provinsi Lampung. Pengamatan dilakukan secara langsung dengan mencatat jenis dan tipe phytotelmata yang ditemukan serta menghitung jumlahnya. Sampel tumbuhan dan genangan air diambil dan dianalisis di Laboratorium Jurusan Biologi FMIPA Unila. Data hasil pengamatan keanekaragaman dihitung dengan Indeks Shannon - Wiener. Hasil penelitian di Kecamatan Metro Timur ditemukan 12 jenis tumbuhan yang termasuk ke dalam 4 tipe phytotelmata, dengan total 36 individu. Sedangkan di Kecamatan Metro Barat ditemukan 8 jenis tumbuhan yang termasuk ke dalam 4 tipe phytotelmata, dengan total 50 individu. Keanekaragaman tipe phytotelmata di Kecamatan Metro Timur dan Metro Barat termasuk ke dalam tingkat keanekaragaman sedang dengan H’=2,3076 dan H’=1,6194.
Kata kunci : Demam Berdarah Dengue (DBD), nyamuk, perindukan alami, phytotelmata.
1117021003 Prasetyo Agungagungpras13@gmail.com2016-04-27T08:49:12Z2016-04-27T08:49:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21979This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/219792016-04-27T08:49:12ZKEANEKARAGAMAN JENIS DAN TIPE PHYTOTELMATA
DI KOTA BANDARLAMPUNG
Phytotelamata merupakan tumbuhan yang dapat menampung genangan air yang digunakan sebagai habitat untuk tempat berkembang biak serangga. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2015, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan tipe phytotelmata yang berada di Kota Bandarlampung yang meliputi areal perkebunan, pemukiman, dan hutan kota. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Hasil penelitian pada areal perkebunan ditemukan 11 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 4 tipe phytotelmata. Pada pemukiman ditemukan 12 jenis tumbuhan termasuk dalam 3 tipe phytotelmata, dan pada area hutan kota ditemukan 6 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 3 tipe phytotelmata. Nilai indek keanekaragaman Shannon–Wiener pada lokasi pemukiman didapatkan nilai H’=1.86893, termasuk kedalam tingkat keanekaragaman sedang, sedangkan pada lokasi perkebunan didapatkan nilai H’=1.73455 juga termasuk kedalam tingkat keanekaragaman sedang dan pada lokasi hutan kota dapatkan nilai H’=0.93443, yang termasuk kedalam tingkat keanekaragaman rendah
Kata kunci: phytotelmata, jenis tumbuhan, tipe phytotelmata, dan indeks keanekaragaman
1117021046 Robith Kurniawanrobith.kurniawan21@gmail.com2015-04-07T06:45:51Z2015-04-07T06:45:51Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/8003This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/80032015-04-07T06:45:51ZPENGARUH DOSIS PUPUK NPK (1:2:3) DAN PEMBERIAN
BENZILADENIN (BA) TERHADAP PERTUMBUHAN
ANGGREK TANAH (Spathoglottis plicata Blume)
Anggrek tanah (Spathoglottis plicata Blume) merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki nilai keindahan dan memiliki potensi sebagai bunga pot. Nilai keindahan tanaman ini adalah bunga berwarna ungu yang dikombinasi dengan rumpun yang rimbun berwarna hijau tua, sehingga memiliki potensi sebagai bunga pot. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan rumpun anggrek tanah adalah penggunaan pupuk dan BA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) dosis pupuk NPK (1:2:3) yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan anggrek tanah; (2) pengaruh pemberian BA terhadap pertumbuhan anggrek tanah; dan (3) interaksi antara dosis pupuk NPK (1:2:3) dengan pemberian BA terhadap pertumbuhan anggrek tanah.
Penelitian ini dilakukan pada Mei – Agustus 2014 di Rumah Kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan faktorial yang terdiri dari dua faktor (3 x 2). Faktor pertama adalah pupuk (P) dengan taraf dosis pupuk NPK (1:2:3) yang terdiri: 0 g/pot (tanpa NPK) (p0), 5 g/pot (p1), dan 10 g/pot (p2). Faktor kedua adalah pemberian BA (B) yang terdiri: 0 ppm (tanpa BA) (b0) dan 50 ppm (b1).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tanpa NPK (1:2:3) menghasilkan penambahan tinggi tanaman anggrek tanah yang paling tinggi dibandingkan dengan NPK (1:2:3) dosis 5 g/pot dan 10 g/pot. Pemberian BA 50 ppm menghasilkan tingkat kehijauan daun dengan nilai lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa BA. Interaksi antara dosis NPK (1:2:3) dengan BA tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua variabel pengamatan. Namun, perlakuan tanpa NPK (1:2:3) baik dengan BA 50 ppm maupun tanpa BA menghasilkan penampilan tanaman anggrek tanah terbaik dengan nilai skor 3,8.
Kata kunci: Anggrek tanah (Spathoglottis plicata Blume), Benziladenin (BA), dan Pupuk NPK (1:2:3).
1014121047 Septianing Diah Awaliaseptianingdiahawalia@gmail.com2014-10-03T06:54:39Z2015-03-25T07:08:48Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3742This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/37422014-10-03T06:54:39ZUJI ADAPTASI DAN PERTUMBUHAN DUA SPESIES KANTONG SEMAR (Nepenthes spp.) PADA BEBERAPA MEDIA AKLIMATISASIPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dua spesies kantong semar dan media aklimatisasi terhadap kemampuan beradaptasi dan pertumbuhan kantong semar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 sampai Maret 2014 di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 12 kombinasi perlakuan yang merupakan kombinasi dari dua faktor utama. Faktor pertama adalah planlet kantong semar spesies Nepenthes ampullaria dan Nepenthes mirabilis. Faktor kedua adalah beberapa media aklimatisasi yang terdiri atas: kombinasi arang sekam + cocopeat (1:1), cocopeat, kompos, Sphagnum moss, tanah rawa, serta kombinasi arang sekam + kompos (1:1). Homogenitas ragam diuji dengan Uji Bartlet, dan aditivitas data diuji dengan Uji Tukey dan perbedaan nilai tengah diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Semua media aklimatisasi kecuali kompos, mampu meningkatkan kemampuan kantong semar dalam beradaptasi dan menghasilkan jumlah kantong yang banyak serta jumlah daun mati yang sedikit, (2) N. ampullaria mampu beradaptasi lebih baik dan lebih cepat dibandingkan N. mirabilis, namun jumlah kantongnya lebih sedikit dibandingkan N. mirabilis, (3) kemampuan beradaptasi dan pertumbuhan kantong semar tidak tergantung pada media aklimatisasi khusus yang harus digunakan pada masing-masing spesies.
Kata kunci : aklimatisasi, kantong semar, media tanam, Nepenthes ampullaria, Nepenthes mirabilis
1014121004 ALAWIYAHalawiyah_aet10@ymail.com