Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T16:23:11ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2022-03-25T07:52:23Z2022-03-25T07:52:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/55956This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/559562022-03-25T07:52:23ZPENGARUH PEMBERIAN THYMOQUINONE PADA PARU TIKUS PUTIH
(Rattus novergicus) GALUR Sprague dawley YANG DIPAPAR ASAP ROKOK
BERDASARKAN GAMBARAN HISTOPATOLOGIBackground : In 2014, Indonesia ranked 4th in the highest cigarette consumption
in the world. Pulmonary damage due to inflammation caused by exposure to
cigarettes can be improved by utilizing drugs from traditional plants. Nigella sativa
L is believed to have an effect on health is with the active content of thymoquinone.
Objective: The aim of the study was to determine the effect of thymoquinone on
rat lungs exposed to cigarette smoke based on histopathology feature .
Methods : 24 mice were divided into 4 experimental groups. Group 1 (K1) as a
normal control was only given aquades. Group 2 (K2) as a negative control was
given two cigarettes per day. Group 3 (K3) as a positive control was given two
cigarettes per day and after 2 hours intervals was given 0.5 ml / kgBB olive oil. The
treatment group (P) is a treatment group given with two cigarettes and after intervals
of 2-4 hours performed thymoquninone 5 mg / kgBB orally. Cigarette smoke and
thymoquninone given for 14 days. The lung damage parameters were seen from
neutrophils in the alveolar , interstitial spaces and septal thickening based on Bello's
scoring.
Result: One Way Annova test results showed p = 0,000 (p <0,005) and Post Hoc
LSD test showed significant differences between groups except for K3 and P.
Conclusion : There was an effect of giving thymoquinone to rat lungs exposed to
cigarette smoke based on histopathology
Keywords: cigarettes, pulmonary histopathology, thymoquinone
Latar belakang: Tahun 2014 Indonesia menempati urutan ke-4 konsumsi rokok
paling tinggi di dunia. Kerusakan paru akibat inflamasi yang disebabkan paparan
rokok dapat diperbaiki dengan pemanfaatan obat dari tanaman tradisional. Salah
satu tanaman yang dipercaya memiliki efek bagi kesehatan adalah Nigella sativa
dengan kandungan aktifnya thymoquinone.
Tujuan: Tujuan penelitan untuk mengetahui pengaruh pemberian thymoquinone
terhadap paru tikus yang dipapar asap rokok berdasarkan gambaran histopatologi.
Metode: Penelitian ini menggunakan 24 ekor mencit yang dibagi kedalam 4
kelompok percobaan. Kelompok 1 (K1) sebagai kontrol normal hanya diberi
akuades. Kelompok 2 (K2) sebagai kontrol negatif, diberikan asap rokok dua
batang/hari. Kelompok 3 (K3) sebagai kontrol positif diberi asap rokok dua
batang/hari dan selang 2 jam diberi minyak zaitun 0,5 ml/kgBB. Kelompok
perlakuan (P) adalah kelompok perlakuan coba dengan asap rokok dua batang/hari
kemudian selang 2–4 jam dilakukan pemberian thymoquninone dosis 5 mg/kgBB
per oral Pemberian asap rokok dan thymoquninone diberikan selama 14 hari.
Parameter kerusakan paru dilihat dari neutrofil di ruang alveolar dan interstitial dan
penebalan septum berdasarkan skoring Bello.
Hasil: Hasil uji One Way Annova menunjukan p=0,000 (p<0,005) dan uji Post Hoc
LSD menunjukan perbedaan signifikan antar kelompok kecuali pada K3 dan P.
Simpulan : Terdapat pengaruh pemberian thymoquinone terhadap paru tikus yang
dipapar asap rokok berdasarkan gambaran histopatologi
Kata kunci: histopatologi paru, rokok, thymoquinone1518011114 NADIA EVA ZAHARA-2022-03-25T07:52:19Z2022-03-25T07:52:19Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/55951This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/559512022-03-25T07:52:19ZHUBUNGAN PEMAKAIAN INHALASI KORTIKOSTEROID FLUTIKASON
DENGAN KEJADIAN EKSASERBASI PADA PASIEN PENYAKIT PARU
OBSTRUKSI KRONIK DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL
MOELOEK PROVINSI LAMPUNG PERIODE TAHUN 2015-2017Background: Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a chronic lung
disease with irreversible condition. One of the treatment using fluticasone inhaled
corticosteroids shows a significant improvement in lung function, reducing
symptoms and reducing exacerbations. The purpose of this study was to
determine the relationship of fluticasone corticosteroid inhalation with the
incidence of exacerbations in COPD patients at Abdul Moeloek Regional Hospital
in the period 2015-2017 Lampung Province.
Method: This study was an observational study that used secondary data (medical
records) of 102 patients who were analyzed the type of the drug they used with
the occurrence of exacerbations they experienced.
Result: The results of chi-square analysis in this study showed a significant
correlation between the use of fluticasone inhaled corticosteroids and the
exacerbations in COPD. While the OR test value is 2.39 (CI 96% 1.08-5.3), which
mean that respondents who gets inhalation of fluticasone corticosteroids were
2.39 times more likely not experiencing exacerbations compared to respondents
who did not receive fluticasone corticosteroid inhalation.
Conclusion: there is a correlation between the use of fluticasone inhaled
corticosteroids and the exacerbations in COPD patients at Abdul Moeloek
Hospital in 2015-2017 with a p value of 0.049 (p <0.05).
Keywords: Chronic Obstruction Lung Disease (COPD), exacerbation and
fluticasone inhaled corticosteroids,
Latar Belakang: Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah penyakit paru
kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat
irreversible. Pengobatan menggunakan kortikosteroid inhalasi flutikason
menunjukkan keunggulan dalam meningkatkan fungsi paru, mengurangi gejala
dan mengurangi eksaserbasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan pemakaian inhalasi kortikosteroid flutikason dengan kejadian
eksaserbasi pada pasein PPOK di Rumah Sakit Daerah Abdul Moeloek periode
tahun 2015-2017 Provinsi Lampung.
Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional yang
menggunakan data sekunder yaitu data rekam medis sebanyak 102 pasien yang
dianalisis jenis obat yang digunakan dengan kejadian eksaserbasi yang mereka
alami.
Hasil: Hasil analisis menunjukkan hubungan yang signifikan antara pemakaian
inhalasi kortikosteroid flutikason dengan kejadian eksaserbasi pada PPOK.
Sedangkan hasil uji OR diperoleh nilai 2,39 (CI 96% 1,08-5,3), artinya responden
yang mendapatkan inhalasi kortikosteroid flutikason berpeluang 2,39 kali lebih
besar untuk tidak mengalami eksaserbasi dibandingkan dengan responden yang
tidak mendapatkan inhalasi kortikosteroid flutikason.
Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara pemakaian inhalasi
kortikosteroid flutikason dengan kejadianeksaserbasi pada PPOK di Rumah Sakit
Umum Daerah Abdul Moeloek periode tahun 2015-2017.
Kata Kunci: Eksaserbasi, kortikosteroid inhalasi flutikason, Penyakit Paru
Obstruksi Kronik (PPOK)1518011162 NATASYA AURUM ALIFIA ZAINI-2022-03-25T07:52:17Z2022-03-25T07:52:17Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/55948This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/559482022-03-25T07:52:17ZHUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN ANEMIA
DEFISIENSI BESI PADA IBU HAMIL DI KOTA BANDAR LAMPUNGBackground: In Indonesia, around of 23.9% women have anemia, and 37.1% of them are
pregnant women. Pregnant women who have anemia will increase the risk of low birth-
weight newborns, bleeding, and hypertension during pregnancy. The objective of this
research is to determine whether there is a relationship between the intake of iron and
protein with Anemia in pregnant women in the city of Bandar Lampung.
Method: This was analytic observational study, cross sectional using primary data by
measuring hemoglobin levels and also the SQFFQ questionnaire. Sampling was
conducted at seven community health centers (puskesmas) in the city of Bandar Lampung
in 2018. Sampling was done using purposive sampling cluster technique with a sample of
70 samples that met the inclusion criteria and exclusion criteria. Data analysis using Chi
Square with α = 0.05
Results: The results of the study were there was 45% of pregnant women have excess
protein intake, 45.7% of pregnant women have less iron intake, and 54.3% of pregnant
women in Bandar Lampung have anemia. There is significant relationship between iron
intake and anemia status in pregnant women with a value of α = 0.030. There was no
significant relationship between protein intake and anemia status in pregnant women in
Bandar Lampung city with a value of α = 0.134.
Conclusion: There is significant relationship between iron intake and anemia status in
pregnant women in Bandar Lampung city.
Keywords: Anemia, Iron Intake, Pregnant Women, Protein Intake
Latar Belakang: Sekitar 23,9% wanita di Indonesia mengalami anemia, 37,1%
diantaranya merupakan ibu hamil. Ibu hamil yang anemia akan meningkatkan risiko
BBLR, perdarahan, dan hipertensi pada saat kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat hubungan antara asupan zat besi dan protein dengan anemia defisiensi besi pada
ibu hamil di Kota Bandar Lampung.
Metode: Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional, menggunakan data primer dengan mengukur kadar haemoglobin dan kuesioner
SQFFQ. Penelitian dilakukan di tujuh puskesmas di Bandar Lampung pada tahun 2018.
Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling, jumlah sampel
sebanyak 70 sampel. Analisis data menggunakan Chi Square dengan α=0,05
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 45% ibu hamil memiliki asupan
protein berlebih, 45,7% ibu hamil memiliki asupan zat besi kurang, dan 54,3% ibu hamil
di Kota Bandar Lampung mengalami anemia. Terdapat hubungan yang signifikan antara
asupan zat besi dengan status anemia pada ibu hamil di kota Bandar Lampung dengan
nilai α=0,030. Namun, tidak terdapat hubungan yang sigifikan antara asupan protein
dengan status anemia pada ibu hamil di kota Bandar Lampung dengan nilai α=0,134,
Simpulan: Terdapat hubungan antara asupan zat besi dengan anemia pada ibu hamil di
Kota Bandar Lampung
Kata kunci: Anemia, Asupan Protein, Asupan Zat Besi, Ibu Hamil1518011123 RACHMATIA RAMADANTI-2022-03-25T07:36:00Z2022-03-25T07:36:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56104This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/561042022-03-25T07:36:00ZHUBUNGAN DURASI MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2
DENGAN KEJADIAN KATARAK DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2018Background: Cataract is one of the complications in type 2 diabetes mellitus
caused by the buildup of sorbitol. The factors that influence occurrence of cataract
is the duration of suffering type 2 diabetes mellitus.
Purpose: The aim of this study was to determine the relationship among duration
of type 2 diabetes mellitus with the occurrence of cataract in general hospital RSUD
DR. H. Abdul Moeloek Lampung Province in 2018.
Methods: The design used in this study was observational analytic with a cross-
sectional approach. There were 30 samples of patient with type 2 diabetes mellitus
in the general hospital RSUD DR. H. Abdul Moeloek Lampung Province in 2018.
Samples were chosen by total sampling and the data was analyzed by using chi
square.
Results: Duration of suffering from type 2 diabetes mellitus >10 years was as much
as 40%, while 60% duration was ≤10 years. From 30 participants, 53,3% had
cataract and 46,7% had no cataract. Duration of suffering type 2 diabetes mellitus
was statistically related with the occurrence of cataract with p value = 0,000
(p<0,05).
Conclusion: Based on this study, we can conclude that there was a relation between
duration of type 2 diabetes mellitus with the occurrence of cataracts in general
hospital RSUD DR. H. Abdul Moeloek Lampung Province in 2018.
Keywords: Cataract, Duration of Type 2 Diabetes Melitus, Sorbitol.
Latar Belakang: Katarak merupakan salah satu komplikasi diabetes melitus tipe 2
yang disebabkan oleh penumpukan sorbitol. Faktor yang mempengaruhi terjadinya
katarak yaitu durasi menderita diabetes melitus tipe 2.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan durasi menderita
diabetes melitus tipe 2 dengan kejadian katarak di RSUD DR. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung Tahun 2018.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 30 pasien diabetes melitus tipe 2 di
RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018. Pengambilan
sampel dilakukan dengan cara total sampling dan data dianalisis dengan uji chi
square.
Hasil: Durasi menderita diabetes melitus tipe 2 >10 tahun sebanyak 40%
sedangkan 60% durasi ≤10 tahun. Dari 30 responden, sebanyak 53,3% mengalami
katarak dan 46,7% tidak mengalami katarak. Secara statistik, durasi menderita
diabetes melitus tipe 2 berhubungan dengan kejadian katarak dengan nilai p = 0,000
(p<0,05).
Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
durasi menderita diabetes melitus tipe 2 dengan kejadian katarak di RSUD DR. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018.
Kata kunci: Durasi Diabetes Melitus Tipe 2, Katarak, Sorbitol.1518011029 FEBRI NADYANTI-2022-03-25T07:07:35Z2022-03-25T07:07:35Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56146This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/561462022-03-25T07:07:35ZANALISIS PERBEDAAN VO2MAX DAN DAYA LEDAK OTOT
TUNGKAI PADA ATLET PENCAK SILAT DENGAN SEPAKBOLA
DI UNIVERSITAS LAMPUNGLatar belakang: Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan
dengan tujuan untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh.
Kedua cabang olahraga sepakbola dan pencak silat dilakukan dengan waktu yang
singkat dan gerakan yang dilakukan dengan intensitas tinggi sehingga dibutuhkan
konsumsi oksigen yang tinggi dan kemampuan untuk menghasilkan gerakan cepat
untuk memperlambat terjadinya kelelahan pada tubuh. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan VO2max dan daya ledak otot tungkai pada atlet
pencak silat dengan atlet sepakbola di Universitas Lampung.
Metode: Penelitian ini adalah Observasional dengan design cross sectional .
Sampel adalah atlet sepakbola dan atlet pencak silat di universitas lampung dan
ditentukan menggunakan total sampling. Analisa data menggunakan uji t (t test).
Hasil: Rerata nilai VO2max atlet pencak silat adalah 42,42 ml/KgBB/menit dan
atlet sepakbola adalah 47,07 ml/KgBB/menit. Rerata nilai daya ledak otot tungkai
atlet pencak silat adalah 218,20 cm, atlet sepakbola 238,80 cm. Terdapat
perbedaan bermakna nilai rerata VO2max dan daya ledak otot tungkai pada atlet
pencak silat dengan sepakbola dengan nilai p value (p<0,001).
Kata kunci : Daya ledak otot tungkai, pencak silat , sepakbola VO2max
Background: Sports is a physical activity carried out with the aim of maintaining
health and strengthening the muscles of the body. Both sports are carried out with
short periods of time and movements carried out with high intensity so that high
oxygen consumption is needed and the ability to produce rapid movements to
slow the occurrence of fatigue in the body. This study aims to determine the
difference in VO2max and leg muscle explosive power in martial arts athletes with
soccer athletes at the University of Lampung.
Method: This research was observational with cross sectional design. The
sample was football athletes and martial arts athletes at Lampung University and
determined to use total sampling. Data analysis using t test.
Results: The mean VO2max of pencak silat athletes was 42.42 ml/KgBB/minute
and soccer athletes were 47.07 ml/KgBB/minute. The mean value of explosive leg
muscle power of pencak silat athletes was 218.20 cm, soccer athletes were 238.80
cm. There were significant differences in VO2max and limb muscle explosive
values in pencak silat athletes with football with a p value (p<0,001).
Keywords: Limb muscle explosive power, pencak silat, soccer ,VO2max,.1318011067 FARIS PUTRA HARYANTO-2018-08-16T02:03:21Z2018-08-16T02:03:21Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32799This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/327992018-08-16T02:03:21ZHUBUNGAN DURASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGABSTRAK
HUBUNGAN DURASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh
PRIZKA PUTRI PAHLAWAN
Latar Belakang: Pertumbuhan penggunaan media sosial dalam kurun waktu 10 tahun terakhir mengalami peningkatan hampir 15 kali, seiring dengan penggunaan internet. Penggunaan media sosial berhubungan dengan motivasi belajar, bahkan durasi penggunaan media sosial yang lama berdampak pada penurunan motivasi belajar.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan durasi penggunaan media sosial dengan motivasi belajar mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Metode: Desain cross sectional digunakan pada penelitian ini, dengan data primer dan 185 jumlah sampel mahasiswa angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Pengambilan data pada periode Agustus-September 2017. Model analisis yang digunakan berupa analisis Chi-Square.
Hasil:Menurut nilai siginifikansi alpha statistik diatas 0,424, maka durasi penggunaan media social tidak memiliki hubungan positif dengan motivasi belajar mahasiswa. Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar mahasiswa berbasis intrinsik dalam kategori rendah sebesar 55,14%. Sedangkan, motivasi belajar mahasiswa dalam kategori tinggi beradapada aspek motivasi ekstrinsik regulasi eksternalsebesar 56,76%.
Simpulan:Durasi penggunaan media social memiliki hubungan positif pada motivasi belajar mahasiswa karena durasi penggunaan media sosial oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2015 yaitu pada waktu kurang dari satu jam per hari dan motivasi belajar mahasiswa berada pada aspek motivasi ekstrinsik regulasi eksternal.
Kata Kunci : durasi penggunaan media sosial, motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik.1318011128 PRIZKA PUTRI PAHLAWANprizkaapp@gmail.com2018-08-10T08:44:50Z2018-08-10T08:44:50Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32780This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/327802018-08-10T08:44:50ZEFEKTIVITAS EKSTRAK MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) SEBAGAI REPELAN TERHADAP NYAMUK Aedes aegyptiLatar belakang : Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi ancaman bagi beberapa daerah di Indonesia yang disebabkan oleh virus dengue dan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektornya. Banyak cara untuk mencegah penularan penyakit DBD salah satunya dengan menggunakan repelan. Namun repelan yang beredar di masyarakat terdiri dari bahan kimia yang bersifat toksik bila dipakai dalam jangka waktu yang lama. Maka dari masalah ini mulai dicari bahan alami untuk dijadikan sebagai repelan. Buah mahkota dewa memiliki kandungan zat aktif yang merupakan hasil metabolit skunder, yang alaminya berfungsi sebagai penolak hama pada buah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas ekstrak buah mahkota dewa sebagai repelan nyamuk Aedes aegypti.
Metode: Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan ekstrak mahkota dewa yang dilakukan dari bulan Oktober sampai Desember 2017. Nyamuk Aedes aegypti dilakukan rearing di laboratorium Zoologi Universitas Lampung. Pengujian repelan dilakukan dengan pengambilan data sebanyak 6 kali dengan menggunakan kelinci yang dimasukkan ke dalam kurungan yang berisi 25 ekor nyamuk Aedes aegypti lalu diujikan sebagai repelan dalam bentuk losion dengan konsentrasi 0%, 12,5%, 25%, dan 50%. Daya proteksi masing-masing konsentrasi dihitung dan estimasi konsentrasi efektif (Effective Concentration 50%) dan waktu efektif (Effective Time 50%) dianalisis menggunakan analisis probit.
Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan ekstrak mahkota dewa memiliki daya proteksi pada nyamuk Aedes aegypti. Serta nilai EC50 adalah 6,83% dan nilai ET50 pada menit ke-38.
Simpulan: Ekstrak mahkota dewa menunjukkan memiliki aktivitas repelan pada nyamuk Aedes aegypti
Kata kunci: Aedes aegypti, DBD, ekstrak mahkota dewa, repelan.
1418011170 RAHMATULLAH RAYMAN rahmatu17@gmail.com2018-08-08T08:13:16Z2018-08-08T08:13:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32735This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/327352018-08-08T08:13:16ZHUBUNGAN UJI SCHIRMER DAN UJI TEAR BREAK UP TIME DENGAN KADAR HBA1C PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNGABSTRAK
HUBUNGAN UJI SCHIRMER DAN UJI TEAR BREAK UP TIME DENGAN KADAR HBA1C PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG
Oleh
ARNINDA RAHMAN
Latar Belakang: Sindroma mata kering merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada penderita diabetes melitus tipe 2. Untuk mencegah komplikasi tersebut, diperlukan kontrol glikemik yang baik yaitu dengan memeriksa kadar HbA1c. Kadar HbA1c menunjukkan tingkat glukosa diabetes 3 bulan terakhir yang tidak terkendali.
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan antara uji Schirmer dan uji TBUT dengan kadar HbA1c pada penderita diabetes melitus tipe-2 di RS. Pertamina Bintang Amin.
Metode Penelitian: Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah pasien DM yang berobat di RS. Pertamina Bintang Amin dengan jumlah sampel 66 orang menggunakan consecutive sampling. Analisis data menggunakan uji chi square.
Hasil Penelitian: Prevalensi kadar HbA1c penderita diabetes melitus tipe-2 yang tidak terkontrol di RS. Pertamina Bintang Amin yaitu sebesar 69,7%. Pada penderita HbA1c yang tidak terkontrol didapatkan hasil uji schirmer tidak normal sebesar 96,9% dan hasil uji TBUT tidak normal sebesar 93,4 %. Hasil uji statistik diperoleh hubungan antara uji schirmer (p-value=0,012) dan uji TBUT (p-value=0,016) dengan kadar HbA1c pada penderita diabetes melitus tipe-2 di RS. Pertamina Bintang Amin.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara uji Schirmer dan uji TBUT dengan kadar HbA1c pada penderita diabetes melitus tipe-2 di RS. Pertamina Bintang Amin.
Kata Kunci: diabetes melitus tipe-2, kadar HbA1c, uji Schirmer, uji TBUT.1418011031 ARNINDA RAHMANarninda070996@gmail.com2018-08-08T02:12:56Z2018-08-08T02:12:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32704This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/327042018-08-08T02:12:56ZHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI MEDIS
OPERATIF WANITA DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MEDIS
OPERATIF WANITA DI KECAMATAN TEGINENENG
KABUPATEN PESAWARANLatar Belakang: Keluarga berencana (KB) adalah intervensi kesehatan yang cost
effective dan menyelamatkan nyawa perempuan dan anak. Peningkatan dan perluasan
program KB merupakan salah satu usaha untuk mencegah kehamilan (BKKBN, 2011).
Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan bahwa
cakupan wanita Pasangan Usia S ubur (PUS) di Provinsi Lampung yang menggunakan
kontrasepsi mantap sebesar 33,64%. Data cakupan (2015) peserta akseptor KB MOW
sebesar 0,0005% dari 12.076 jiwa PUS. Informasi tentang MOW perlu digalakkan
melalui peningkatan pengetahuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara
pengetahuan ibu terhadap pemilihan alat kontrasepsi medis operatif wanita di Puskesmas
Trimulyo Kabupaten Pesawaran.
Metode: Jenis penelitian ini kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Sampel
ditentukan menggunakan estimasi proporsi, dengan teknik sampling purposive sampling.
Analisa data menggunakan Fisher’s Exact .
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 34 orang (35,4%) ibu menggunakan alat
kontrasepsi metode operatif wanita (MOW), dan 62 orang (64,6%) bukan pengguna
MOW. Sebanyak 10 orang (10,4%) ibu memiliki pengetahuan yang tinggi, dan sebanyak
86 orang (89,6%) memiliki pengetahuan rendah. Terdapat hubungan antara pengetahuan
ibu terhadap pemilihan alat kontrasepsi (P value 0,001; OR 3,583). Disarankan bagi
tenaga kesehatan untuk melakukan pendidikan kesehatan tentang KB MOW dengan
strategi pemasaran program kesehatan dengan melakukan bauran pemasaran sosial,
melakukan segmentasi sasaran sesuai kondisi masyarakat setempat sebagai sasaran
primer adalah wanita dan suami PUS melalui kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi).
Kata Kunci: kontrasepsi, medis operatif wanita, pengetahuan
Background: Family planning is a cost effective health interventions and save the lives
of women and children. Improvement and expansion of family planning programs is one
attempt to prevent pregnancy (BKKBN, 2011). Based on the results of Indonesia Health
Demographic Survey shows that the scope of women of fertile age couple in Lampung
Province who use contraception steady at 33.64%. Data coverage (2015) participants
MOW acceptors for 0.0005% of the 12.076 inhabitants of fertile age couple. Information
about the MOW needs to be encouraged through increased knowledge. This study aims to
determine the relationship between mother's knowledge toward woman operative medical
contraceptive at Puskesmas Trimulyo-Pesawaran district.
Method: This research is quantitative with cross sectional design. Samples determined
use proportion estimation, with purposive sampling technique. Data were analized use
Fisher’s Exact Test.
Result: The results show that 34 mothers (35,4%) use woman operative medical
contraceptive, and 62 mothers(64,6%) is non woman operative medical contraceptive
user. As many as 10 mothers (10.4%)have a high degree of knowledge, and as many as
86 mothers (89.6%) had low knowledge. There is a relationship between mother's
knowledge on contraceptive choice (P value 0.001; OR 3.583). Suggested for health
workers to conduct health education about family planning with health programs
marketing strategies through social marketing, conduct the target segmentation which
appropriate with the conditions of the local people as the primary target is a woman and
husband of fertile age couple through communication, information, and education.
Keywords: contraceptive, mother’s knowledge, woman operative medical1318011039 CHANIA FORCEPTA-2018-08-06T04:22:28Z2018-08-06T04:22:28Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32618This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/326182018-08-06T04:22:28ZPERBEDAAN SKOR CLINICAL REASONING MAHASISWA TAHAP PRE-KLINIK DAN TAHAP KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG ABSTRAK
Latar Belakang: Clinical reasoning merupakan kumpulan pemikiran yang kompleks dalam proses pengambilan keputusan diagnosis yang melibatkan pengalaman, keterampilan, dan pemikiran reflektif. Mahasiswa fakultas kedokteran menjalani tahap pre-klinik dan klinik yang dimana Clinical reasoning harus dilatih sedini mungkin sehingga dapat menghasilkan kualitas mahasiswa yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan skor clinical reasoning pada mahasiswa tahap pre-klinik dan mahasiswa tahap kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan cross sectional study. Pengambilan sampel menggunakan metode non-probability sampling dengan jenis consecutive sampling dan alat ukur berupa script concordance test. Analisis data dilakukan dengan uji independent T test. Hasil: Penelitian dilakukan pada 124 responden dengan hasil uji independent T test menunjukan skor pada mahasiswa tahap preklinik dengan rerata 4,927± 1,3727 sedangkan skor pada mahasiswa tahap kepaniteraan klinik dengan rerata 5,416± 1,6020 dengan p=0,041. Terdapat perbedaan yang bermakna skor clinical reasoning mahasiswa kedokteran tahap pre-klinik dan tahap kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Kesimpulan : Penelitian ini memiliki perbedaan bermakna antara skor clinical reasoning mahasiswa kedokteran tahap pre-klinik dan tahap kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata Kunci: Clinical reasoning, preklinik, klinik 1418011019 ANINDA NUR KUMALASARI anindanurkumalasari11012@gmail.com2018-08-01T08:03:47Z2018-08-01T08:03:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32487This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/324872018-08-01T08:03:47ZTRANSPLANTASI ORGAN TUBUH MANUSIA PERSPEKTIF HUKUM KESEHATAN DAN HUKUM ISLAMTransplantasi organ adalah salah satu metode penyembuhan penyakit yang lahir dari kemajuan teknologi dalam dunia kedokteran. Namun, dibalik tujuan mulia pelaksanaannya yaitu mengurangi penderitaan dan meningkatkan kualitas hidup pasien, transplantasi ini mengundang pemikiran, diskusi dan perdebatan terutama dari segi hukum dan agama. Hal tersebut menjadi alasan penulis untuk meneliti dengan tema transplantasi organ tubuh manusia. Adapun masalah dalam penelitian ini yaitu transplantasi dalam perspektif hukum kesehatan dan transplantasi dalam perspektif hukum islam.
Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan tipe penelitian deskriptif. Pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan hukum normatif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan wawancara. Pengolahan data dilakukan dengan tahap pemeriksaan data, klasifikasi data, penandaan data dan sistematisasi data yang kemudian dianalisis secara kualitatif.
Hasil dari penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa transplantasi organ tubuh manusia diatur dalam Permenkes Nomor 38 Tahun 2016 boleh diambil dari orang yang masih hidup atau orang yang dinyatakan mati batang otak dengan memenuhi syarat medis dan administratif yang wajib dipenuhi oleh calon pendonor, calon resipien dan rumah sakit yang akan melaksanakan transplantasi organ. Pelaksanaan transplantasi organ tubuh manusia dalam Hukum Islam diperbolehkan asalkan perbandingan kemaslahatan yang ditimbulkan lebih besar daripada kerusakan karena pelaksanaan transplantasi organ. Majelis Ulama Indonesia menyatakan bahwa transplantasi organ tubuh manusia boleh dilakukan dengan diambil dari donor yang sudah meninggal dan mengharamkan seseorang yang masih hidup untuk mendonorkan organ tubuhnya.
Kata Kunci: Transplantasi, Organ, Hukum Islam, Hukum Kesehatan
1412011320 NUR INTAN FATIMAHnifth12@gmail.com2018-07-26T07:09:22Z2018-07-26T07:09:22Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32290This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/322902018-07-26T07:09:22ZHUBUNGAN CURAH HUJAN DAN SUHU UDARA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN PESAWARAN
ABSTRAK
Latar Belakang: Demam berdarah dengue adalah masalah kesehatan utama masyarakat di Kabupaten Pesawaran. Tercatat sebanyak 210 kasus pada tahun 2015, tahun 2016 sebanyak 384 kasus, dan pada tahun 2017 sebanyak 182 kasus demam berdarah dengue hingga bulan November. Tingginya kasus demam berdarah dengue di Kabupaten Pesawaran terkait dengan meledaknya populasi nyamuk pada saat perubahan iklim terutama curah hujan dan suhu udara. Tujuan: Mengetahui hubungan curah hujan dan suhu udara dengan kejadian demam berdarah dengue di Kabupaten Pesawaran. Metode: Desain penelitian menggunakan metode rancangan ekologi dengan menggunakan total sampling pada tujuh kecamatan di Kabupaten Pesawaran yang memiliki stasiun hujan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder. Analisis univariat digunakan untuk menganalisis variabel curah hujan dan suhu udara serta kejadian demam berdarah dengue di Kabupaten Pesawaran. Analisis bivariat digunakan uji korelasi Spearman. Hasil: Hasil penelitian yang diketahui yaitu terdapat hubungan curah hujan dengan kejadian demam berdarah dengue di Kabupaten Pesawaran dengan kekuatan hubungan sangat rendah dan arah koefisien korelasi positif (p = 0,033, r = 0,164). Terdapat hubungan antara suhu udara dengan kejadian demam berdarah dengue di Kabupaten Pesawaran dengan kekuatan hubungan sangat rendah dan arah koefisien korelasi negatif (p = 0,022, r = -0,176). Simpulan: Perlu perhatian lebih dari pemerintah untuk melakukan pencegahan dalam menurunkan pemukiman vektor demam berdarah dengue. Kata kunci: Demam berdarah dengue, curah hujan, suhu udara
1418011061 DIPTHA RENGGANI PUTRI dipthadani@gmail.com2018-07-18T07:16:58Z2018-07-18T07:16:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32165This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/321652018-07-18T07:16:58ZKUALITAS MIKROBIOLOGI UDARA DAN IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA LANTAI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNGABSTRAK
KUALITAS MIKROBIOLOGI UDARA DAN IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA LANTAI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
Oleh
Ayu Wulan Sari
Latar belakang: Infeksi nosokomial adalah adanya infeksi yang tampak pada pasien ketika berada didalam rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, dimana infeksi tersebut tidak tampak pada saat pasien diterima dirumah sakit. Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di negara miskin dan negara yang sedang berkembang karena penyakit-penyakit infeksi masih menjadi penyebab utamanya.
Tujuan: untuk mengetahui kualitas udara dan mengetahui jenis mikroorganisme pada lantai ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung
Metode: penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif observasional laboratorik.
Hasil: Dari lima titik yang diambil sebagai sampel, indeks angka kuman tertinggi adalah 244 CFU/m3. Bakteri Gram positif berbentuk coccus merupakan bakteri yang terbanyak pada pewarnaan Gram sampel udara. Pertumbuhan bakteri di lantai yaitu bakteri Gram negatif berbentuk basil pada semua sampel. Hasil identifikasi bakteri dari uji biokimia menunjukkan berbagai variasi bakteri.
Simpulan: Kualitas mikrobiologi udara di ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung adalah baik dengan rata-rata indeks angka kuman sebesar 153,4 CFU/m3.
Kata Kunci : infeksi nosokomial, intensive care unit, mikroorganisme1318011029 AYU WULAN SARIayuws.smanda@gmail.com2018-07-12T06:32:41Z2018-07-13T04:12:38Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32104This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/321042018-07-12T06:32:41ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 95% KULIT BATANG
BAKAU MINYAK (Rhizopora appiculata) TERHADAP MOTILITAS, MORFOLOGI DAN JUMLAH SPERMATOZOA TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) JANTAN GALUR Sprague dawley YANG TERPAPAR ASAP
ROKOK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 95% KULIT BATANG
BAKAU MINYAK (Rhizopora appiculata) TERHADAP MOTILITAS,
MORFOLOGI DAN JUMLAH SPERMATOZOA TIKUS PUTIH (Rattus
novergicus) JANTAN GALUR Sprague dawley YANG TERPAPAR ASAP
ROKOK
Oleh
DESTY MARINI
Latar Belakang: Infertilitas merupakan ketidakmampuan seseorang memiliki
anak selama satu tahun atau lebih. Gaya hidup yang diketahui berpengaruh
terhadap terjadinya infertilitas pada pria adalah merokok. Asap rokok merupakan
radikal bebas yang dapat memicu stress oksidatif. Aktivitas antioksidan dari
ekstrak kulit batang bakau minyak (Rhizopora apiculata) diketahui memiliki
kemampuan dalam menghambat pembentukan radikal bebas.
Metode: Desain penelitian menggunakan rancangan acak lengkap. Teknik
pengambilan sampel dilakukan secara randomisasi. Sampel terdiri dari 30 ekor
tikus jantan yang dibagi dalam 3 kelompok, yaitu Kelompok kontrol normal (K1)
tidak diberikan perlakuan, kelompok perlakuan 1 (P1) yang diberikan paparan
asap rokok dua batang selama satuj am per hari , perlakuan 2 (P2) yang diberikan
ekstrak kulit batang bakau sebanyak 56,55 mg/kgBB dan diberikan pemaparan
asap rokok.
Hasil: Analisis menggunakan Kruskal Wallis dan One-Way ANOVA menunjukkan
p<0,05 untuk motilitas, morfologi dan jumlah spermatozoa. Dosis ekstrak kulit
batang bakau 56,55 mg/kgBB efektif memperbaiki motilitas, morfologi dan
jumlah spermatozoa tikus yang diberikan paparan asap rokok.
Simpulan: Terdapat efek protektif pemberian esktrak kulit batang bakau terhadap
motilitas, morfologi dan jumlah spermatozoa tikus jantan yang di paparkan asap
rokok.
Kata Kunci: Motilitas, morfologi, jumlah, stress oksidatif, antioksidan,
Rhizopora appiculata. 1418011053 DESTY MARINIdestymareen@gmail.com2018-07-11T08:44:22Z2018-07-11T08:44:22Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32100This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/321002018-07-11T08:44:22ZHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN GULA DARAH PUASA TERKONTROL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 PESERTA PROLAIS DI BANDAR LAMPUNGLatar Belakang: Diabetes melitus (DM) tipe 2 adalah penyakit metabolik yang
ditandai dengan tingginya kadar gula darah(hiperglikemia).Salah satu cara untuk
mengendalikan gula darah pada penderita DM yaitu dengan cara melakukan
aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang terstruktur dapat meningkatkan sensitivitas
transpor glukosa akibat stimulasi insulin. Sehingga dapat menurunakan kadar
glukosa plasma.
Metode: Penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian dilakukan pada 97 responden penderita DM tipe 2 di 10 Pusat Keshatan
Masyarakat (Puskesmas) dengan peserta Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(Prolanis) terbanyak di Bandar Lampung. Aktivitas fisik diidentifikasi dengan
Global Physical Activity Quesionaire (GPAQ) dan gula darah puasa diidentifikasi
menggunakan glucometer. Uji hipotesis menggunakan uji Chi Square.
Hasil: Terdapat 41 responden dengan aktivitas fisik kategori tinggi (42,3%), 38
aktivitas fisik kategori rendah (39,2%) dan 18 aktivitas fisik kategori sedang
(18,6%). Sebanyak 57 responden memiliki gula darah puasa tidak terkontrol
(58,8%) dan 40 responden dengan gula darah puasa terkontrol (41,2%). Hasil uji
Chi-Square menunjukkan terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan gula
darah puasa terkontrol pada penderita DM tipe 2 peserta prolanis di Bandar
Lampung dengan p-value < 0,05 ( 0,033) dan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan aktivitas fisik dengan gula darah puasa
terkontrol pada penderita DM tipe 2 peserta Prolanis di Bandar Lampung
Kata Kunci : Aktivitas fisik, Diabetes Melitus Tipe 2, Gula darah puasa,
Prolanis.1418011034 ATIKAH LANDANI tikalandani11@gmail.com2018-06-28T06:57:06Z2018-06-28T06:57:06Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31783This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/317832018-06-28T06:57:06ZTANGGUNG JAWAB DOKTER DALAM PELAYANAN MEDIS DI RUMAH SAKITDokter adalah salah satu tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan medis terhadap pasien di rumah sakit. dalam kaitanya dengan tanggung jawab hukum, pada prinsipnya dokter bertanggung jawab secara etik, disiplin dan hukum atas pelaksanaan pelayanan medis yang dilakukan di rumah sakit. Adapun yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah bagaimana hubungan hukum antara dokter dan pasien dalam pelayanan medis, hubungan hukum antara dokter dan rumah sakit dalam pelayanan medis, dan tanggung jawab dokter dalam pelayanan medis di rumah sakit.
Penelitian ini adalah penelitian normatif dengan tipe penelitian deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah normatif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka. Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan hukum antara dokter dan pasien dalam pelayanan medis yaitu berdasarkan transaksi terapeutik, dimana pasien memberikan persetujuan tindakan medis (informed consent) pada dokter di rumah sakit dan dokter dalam pelayanan medis di rumah sakit guna memenuhi transaksi terapeutik untuk melakukan usaha maksimal (inspanning verbintenis) pada pasien. Selain itu, hubungan hukum antara dokter dan rumah sakit dalam pelayanan medis yaitu berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, dimana rumah sakit dapat mempekerjakan dokter sebagai tenaga medis tetap sebagai karyawan (employee) atau tenaga medis tidak tetap atau konsultan bisa juga disebut sebagai mitra. Selanjutnya, tanggung jawab dokter dalam pelayanan medis di rumah sakit yaitu dokter bertanggung jawab sesuai dengan pelanggarannya, dimana jika dokter melakukan pelanggaran etik maka akan diadili dan diberi sanksi di Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK). Tetapi jika dokter melakukan pelanggaran disiplin maka akan diadili dan diberi sanksi di Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI). Namun, jika dokter sudah diadili dan diberi sanksi oleh lembaga diatas, pasien atau keluarga pasien yang merasa dirugikan tetap dapat mengajukan gugatan perdata guna mendapatkan ganti kerugian dan tuntutan pidana terhadap dokter yang melakukan pelanggaran agar diberikan sanksi pidana sesuai kesalahannya.
Kata Kunci : Tanggung Jawab, Dokter, Pelayanan Medis, Rumah Sakit1312011280 RIDHO ILHAM GINTINGridhoginting99@gmail.com2018-04-20T01:56:43Z2018-04-20T01:56:44Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31077This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/310772018-04-20T01:56:43ZHUBUNGAN MOTIVASI DOKTER MUDA DAN ROLE MODEL TERHADAP MINAT UNTUK MENGAMBIL STUDI PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALISilmu kedokteran tertentu. Seorang dokter harus menjalani pendidikan profesi dokter spesialis untuk menjadi dokter spesialis. Minat dokter muda untuk menjadi dokter spesialis dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah motivasi dan pengaruh role model. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi dokter muda terhadap minat melanjutkan studi program pendidikan dokter spesialis.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional yang dilakukan pada 87 dokter muda yang sedang melaksanakan program profesi dokter di RSUD Abdoel Moeloek Bandar Lampung yang dipilih secara insidental.
Hasil: Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan antara motivasi dengan minat (p=0,045), terdapat hubungan antara role model dan motivasi (p=0,011) dan terdapat hubungan antara role model dengan minat untuk melanjutkan studi program dokter spesialis (p < 0,001).
Kesimpulan: Hal ini berarti adanya motivasi dan sosok role model dari seorang dokter muda di Rumah Sakit Abdoel Moeloek mempengaruhi minat dokter muda tersebut untuk mengambil studi program pendidikan dokter spesialis.
Kata Kunci: Dokter muda, minat, motivasi, role model, studi program pendidikan dokter spesialis.
ABSTRACT
Background: Specialist doctor is a doctor who specializes in a particular field of medicine. A doctor must undergo professional education specialist doctors to become specialists. Interest of co-assistant doctors to become specialists affected by several factors such as motivation and influence of role models. The research objective was to determine the relationship between the motivation of co-assistant doctors with the interest of continuing studies education program specialist.
Methods: This study was conducted by cross sectional method performed on 87 co-assistant doctors who are conducting medical profession programs in Abdoel Moeloek hospitals Bandar Lampung wich chosen incidentally.
Results: The results of this study is there is a relationship between motivation and interest (p = 0.045), there is a relationship between role models and motivation (p = 0.011) and there is a relationship between a role model with an interest to continue studies program specialists (p <0.001).
Conclusion: This means that the motivation and role model figure of a co-assistant doctor at the Abdoel Moeloek Hospital affect the interests of the young doctors to take up studies specialist education program.
Keywords: interest, motivation, role model, co-assistent doctor, specialize program.
1118011066 KEVIN TAGOR PINTORvintagor@gmail.com2018-04-17T10:09:52Z2018-04-17T10:09:52Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30995This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/309952018-04-17T10:09:52ZPERBEDAAN PENGETAHUAN DAN ASUPAN NATRIUM ANTARA
SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN
PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS CEMPAKA RAJA
KABUPATEN LAMPUNG UTARAABSTRACT
Background: The prevalence of hypertension tends to be higher in the lower
education group and the unemployed group, possibly a result of ignorance of
hypertensive patients about a healthy diet that limit sodium consumtion. The
incidence of hypertension in Indonesia can be done by increasing the knowledge
about hypertension.
Method: The research used quantitative approach of quasi experimental design
pretest-posttest with consecutive sampling to 47 subjects. Knowledge is measured
with questionnaires. While the data sodium intake is given a record such as food
recall given before health education and food record provided after health
education.
Results: Before educated median of education value was 29 with lowest 12 and
maximum 36. After educated median was 32 with lowest 21 and maximum 38.
Median of sodium intake before health education was 2.935 mEq/L with lowest
intake was 955.4 mEq/L and maximum was 6,520.4 mEq/L. While after education
was 1.608 mEq/L with lowest intake was 672.9 mEq/L and maximum was 2445.8
mEq/L. Wilcoxon test results there are differences in knowledge before and after
health education with p value <0.003 and there are differences in sodium intake
before and after health education with p value = 0.001.
Conclusion: There is a difference in knowledge and sodium intake between
before and after giving health education to hypertension patient at Puskesmas
Cempaka Raja in North Lampung District.
Keywords: Hypertension, knowledge, sodium intake
ABSTRAK
Latar Belakang: Prevalensi hipertensi cenderung lebih tinggi pada kelompok
pendidikan lebih rendah dan kelompok tidak bekerja, kemungkinan akibat dari
ketidaktahuan penderita hipertensi tentang pola makan yang sehat yaitu
pembatasan konsumsi natrium. Angka kejadian hipertensi di Indonesia dapat
dilakukan dengan cara meningkatkan pengetahuan mengenai hipertensi.
Metode: Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif jenis quasi
eksperimental design pretest-posttest dengan consecutive sampling pada 47
subyek. Pengetahuan diukur dengan lembar kuesioner. Sedangkan data asupan
natrium dengan food recall sebelum pendidikan kesehatan dan food record yang
diberikan sesudah pendidikan kesehatan.
Hasil Penelitian: Sebelum diberi pendidikan kesehatan median nilai pengetahuan
sebesar 29 dengan minimal 12 dan maksimal 36. Setelah diberikan pendidikan
kesehatan median sebesar 32 dengan minimal 21 dan maksimal 38. Nilai tengah
asupan natrium sebelum pendidikan kesehatan sebesar 2,935 mEq/L dengan kadar
terendah yaitu 955,4 mEq/L dan maksimal 6,520,4 mEq/L. Sedangkan setelah
diberikan pendidikan sebesar 1,608 mEq/L dengan tingkat asupan terendah yaitu
672,9 mEq/L dan maksimal 2.445,8 mEq/L. Hasil uji wilcoxon didapatkan
terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan
diperoleh p value < 0,003 dan terdapat perbedaan kadar asupan natrium sebelum
dan sesudah pendidikan kesehatan diperoleh p value = 0,001.
Simpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan dan asupan natrium antara sebelum
dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan pada penderita hipertensi di
Puskesmas Cempaka Raja Kabupaten Lampung Utara.
Kata kunci: Asupan natrium, hipertensi, pengetahuan1318011164 TASYA PUTRI ATMA UTAMI RAKAtasyapaur@gmail.com2018-04-17T08:39:15Z2018-04-17T08:39:15Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31022This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/310222018-04-17T08:39:15ZFAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DERMATITIS
KONTAK AKIBAT KERJA PADA PENGRAJIN BATIK DI GRIYA GABOVIRA
BANDAR LAMPUNGABSTRAK
Latar Belakang: Dermatitis kontak akibat kerja
(
DKAK
)
adalah kondisi kelainan kulit
yang disebabkan oleh paparan terkait pekerjaan. Pengrajin batik umumnya selalu terpapar
zat pewarna sintesis dan lilin malam yang dapat bersifat sebagai zat iritan dan alergen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
DKAK pada pengrajin batik di Griya Gabovira Bandar Lampung.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan 30 responden yang
merupakan pengrajin batik di Bandar Lampung. Data penelitian diambil dari wawancara,
pengisian kuesioner, dan pemeriksan fisik oleh dokter spesialis kulit dan kelamin. Data
dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil : Sebanyak 53,3% pengrajin batik di Griya Gabovira mengalami DKAK. Terdapat
dua faktor resiko yang berhubungan dalam penelitian ini yaitu lama paparan
(
p = 0,001
)
dan riwayat atopi
(
p = 0,002)
. Hasil analisis multivariat didapatkan hasil bahwa lama
paparan merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam penelitian ini (
p = 0,014)
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara faktor lama paparan dan riwayat atopi terhadap
kejadian DKAK pada pengrajin batik di Bandar Lampung
Kata Kunci : Dermatitis kontak akibat kerja, zat iritan dan alegen, pengrajin batik.
ABSTRACT
Background: Occupational contact dermatitis
(
OCD
)
is a condition of skin disorders
caused by occupational exposure. Batik craftsman always exposed to synthetic dyes and
candles that can be irritant and allergen substances. This study aims to determine the
factors that influence the incidence of OCD on batik craftsmen in Griya Gabovira Bandar
Lampung.
Method: This study used cross sectional design with 30 respondents batik craftsmen in
Bandar Lampung. The data were collected from interviews, filling out questionnaires, and
physical examination by specialist skin and genitalia. Data were analyzed using
univariate, bivariate and multivariate analysis.
Results: 53.3% Batik craftsmen in Griya Gabovira experienced OCD. There are two
related risk factors in this study including the duration of exposure (
p = 0.001
)
and history
of atopy
(
p = 0.002
)
. From multivariate analysis result showed that duration of exposure
was the most influential factor in this research
(
p = 0,014)
Conclusion: There is relationship between duration of exposure and history of atopy to
OCD incident on batik craftsmen in Bandar Lampung. Duation of exposure is the factor
that most influence the incidence of OCD.
Keywords: Occupational contact dermatitis, irritant substances, batik craftsmen.1418011033 ATIKA MARCHERYAatika.mrch@gmail.com2018-04-17T02:59:19Z2018-04-17T02:59:19Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30991This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/309912018-04-17T02:59:19ZHUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DAN PERILAKU ACADEMIC DISHONESTY
PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
LAMPUNGLatar belakang: Academic dishonesty adalah suatu perbuatan dalam kegiatan
akademik yang tidak diperbolehkan untuk mendapatkan suatu pencapaian yang
baik. Academic dishonesty dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain usia,
jenis kelamin, teman sebaya, IPK, situasi, self-efficacy, self-esteem dan lain-lain.
Self-esteem adalah suatu penilaian individu terhadap dirinya sendiri, apakah ia
merasa dirinya berharga, atau apakah ia mampu untuk menyelesaikan suatu
permasalahan. Belum terdapat penelitian mengenai hubungan antara self-esteem
dan academic dishonesty pada mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara self-esteem
dan academic dishonesty pada mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional selama bulan Desember 2017 hingga Maret 2018 di Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung. Responden penelitian ini terdiri dari 272
mahasiwa. Penelitian ini menggunakan stratified random sampling. Data
dianalisis menggunakan uji chi square.
Hasil: Hasil menunjukkan terdapat 197 responden dengan tingkat self-esteem
tinggi dan 75 responden dengan tingkat self-esteem rendah. Terdapat 194
responden dengan perilaku academic dishonesty jarang dan 78 responden dengan
perilaku academic dishonesty sering. Analisis bivariat menunjukkan terdapat
hubungan bermakna antara self-esteem dan perilaku academic dishonesty (p value
0,025)
Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara self-esteem dan perilaku
academic dishonesty pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata kunci: academic dishonesty, menyontek, mahasiswa, self-esteem
abstract
Background: Academic dishonesty is a deed in academic activities that are not
allowed to get a good achievement. Academic dishonesty is influenced by many
factors such as age, gender, peers, GPA, the situation, self-efficacy, self-esteem
and others. Self-esteem is an individual’s judgement of himself whether he feels
himself worthy or whether he is capable to solving a problem. There has been no
research about the relationship of self-esteem and academic dishonesty behaviour
in Medical Faculty University of Lampung.
Objective: The aim of this research is to know the relationship of self-esteem and
academic dishonesty behaviour in Medical Faculty University of Lampung.
Method: It was a quantitative research with cross sectional design during
December 2017 until March 2018 in Medical Faculty University of Lampung.
Respondent of this research consisted of 272 students. It used stratified random
sampling. The data was analyzed with chi square test.
Result: The result showed there were 197 responden that have high selfesteem
and 75 responden that have low self-esteem. There were 194 responden
with seldom academic dishonesty and 78 responden with often academic
dishonesty. Bivariate analysis showed there was a significant relation between
self-esteem and academic dishonesty behavior (p value 0,025)
Conclusion: There is a significant relation between self-esteem and academic
dishonesty behaviour in Medical Faculty University of Lampung.
Keywords: academic dishonesty, cheating, self-esteem, students1418011108 INTAN HARDIANTIintanhardianti77@gmail.com2018-04-12T03:24:32Z2018-04-12T03:24:32Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30909This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/309092018-04-12T03:24:32ZHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANTENATAL CARE (ANC) TERHADAP PERILAKU KUNJUNGAN ANC DI
PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANTENATAL CARE (ANC) TERHADAP PERILAKU KUNJUNGAN ANC DI
PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG
Oleh
APRINA ADHA WIDIASTINI
Latar Belakang: Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan pada ibu hamil selama masa kehamilannya untuk mencegah terjadinya komplikasi terhadap kehamilan serta untuk mempersiapkan kelahiran yang sehat. ANC merupakan program yang digunakan untuk menurunkan AKI dan AKB Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang ANC terhadap perilaku kunjungan ANC di Puskesmas Kedaton Bandar Lampung. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan rancangan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 48 responden. Teknik sampling yang digunakan menggunakan teknik consecutive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan data primer berupa kuisioner serta wawancara secara langsung dan melalui telepon, selain itu penelitian ini menggunakan data sekunder berupa buku catatan rekam medis. Hasil: Pada penelitan ini terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang ANC terhadap perilaku kunjungan ANC dengan nilai p value 0.019. Simpulan: Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang ANC terhadap perilaku kunjungan ANC.
Kata kunci: pengetahuan, antenatal care, perilaku
1418011026 Aprina Adha Widiastinijokoaribowo39@gmail.com2018-04-11T07:41:20Z2018-04-11T07:41:20Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30922This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/309222018-04-11T07:41:20ZPERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SEBELUM DAN SESUDAH
PENDIDIKAN TENTANG UPAYA BERHENTI MEROKOK (UBM)
DI SMKN 2 BANDAR LAMPUNGBackground: Smoking is a bad habit that danger the smoker and the non smoker.
In SMKN 2 Bandar Lampung, some amounts of students have started smoking.
Therefore, it is urgent to conduct socialization and found anti-smoking.
Community formed in SMKN 2 Bandar Lampung is able health promotion for
smoking students that aimed to educate students about danger of smoking and
able to do socialization, and health promotion for smoking students as the solution
to create a healthy environment in school.
Method: The research used quasi experimental method with one group pretestposttest
design. Sampling technique was total sampling. The research was carried
out in May-June 2017 at SMKN 2 Bandar Lampung. Sample consists of 21
peoples. Data was obtained from knowledge questionnaires.
Result: The mean pretest scores of knowledge is 52,62. The median posttest is
78,81. The result of bivariate analyze obtained p value=0,001<0,05 which means
there is difference between pre-education and post-education.
Conclusion: There was a significant different of students knowledge between preeducation
and post-education about smoking cessation efforts in SMKN 2 Bandar
Lampung.
Keywords: health promotion, education, and knowledge
Latar Belakang: Kebiasaan merokok merupakan kebiasaan yang dapat
membahayakan diri seorang sebagai perokok maupun orang lain. Di SMKN 2
Bandar Lampung banyak siswa yang merokok. Karena itu penting disosialisasikan
materi bahaya merokok. Di SMKN 2 Bandar Lampung terdapat sekelompok
siswa yang dapat memberikan pendidikan tentang bahaya rokok, melakukan
sosialisasi dan melakukan penanganan pada siswa perokok sebagai suatu solusi
dalam menciptakan kesehatan lingkungan di sekolah.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental dengan
rancangan one group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel adalah
total sampling. Penelitian dilaksanakan pada Mei-Juni 2017, bertempat di SMKN
2 Bandar Lampung. Sampel yang berhasil didapatkan adalah 21 orang. Data
diperoleh dari kuesioner pengetahuan.
Hasil: Hasil nilai mean pretest pengetahuan adalah 52,62. Nilai mean posttest
pengetahuan 78,81. Hasil analisis bivariat didapatkan nilai p value sebesar
0,001<0,05 yang berarti adanya perbedaan pengetahuan siswa sebelum dan
sesudah pendidikan tentang upaya berhenti merokok.
Simpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan siswa yang signifikan antara sebelum
dan sesudah pendidikan tentang upaya berhenti merokok di SMKN 2 Bandar
Lampung.
Kata kunci: pendidikan, pengetahuan, dan upaya berhenti merokok1418011130 MUHAMMAD DIMAS PANGESTUdimaspangestu1415@gmail.com2018-04-10T03:21:58Z2018-04-10T03:21:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30902This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/309022018-04-10T03:21:58ZPengaruh Pemberian Kopi Robusta Lampung Terhadap Gambaran Histologi Arteri Koronaria Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague dawleyABSTRACT
The Influence of Administering Lampung Robusta Coffee to Histological Appearance Coronary Artery of Male White Rat (Sprague dawley)
By
DWI JAYANTI TRI LESTARI
Background: Coffee is one of caffeine sources. Recent observations show that high levels of caffeine intake will increase the concentration of homocystein. Increased concentrations of homocystein are closely linked to the risk of cardiovascular disease. Objective: To know the effect giving Lampung Robusta Coffee to Histological Appearance Coronary Artery of Male White Rat (Sprague dawley). Method: The type of this research is pure laboratory experimental design with post test only control group designs. The population was 8-12 weeks old with 20 mice samples divided into 4 experimental groups. Result: The results showed that in group K(-) had normal coronary artery histology. In P1 the arrangement of intima, media and adventitia tunica begin irregule the coronary artery getting thicker. P2 shows that the coronary artery getting more thick than group K(-) and P1. In P3 the arrangement of intima, media and adventitia tunica are irreguler and the coronary artery thickness is over than K(-), P1 and P2. Data is normally distributed. One Way Anova test results obtained p value <0.05 in all groups. Conclusion: There is an effect of giving Lampung Robusta Coffee to Histological Structure Coronary Artery of Male White Rat (Sprague dawley).
Keywords: Lampung robusta coffee, histological coronary artery, white rat
ABSTRAK
Pengaruh Pemberian Kopi Robusta Lampung Terhadap Gambaran Histologi Arteri Koronaria Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur
Sprague dawley
Oleh
DWI JAYANTI TRI LESTARI
Latar Belakang: Kopi merupakan salah satu sumber kafein. Observasi terkini menunjukan bahwa kadar asupan kafein yang tinggi akan membuat terjadinya peningkatan konsentrasi homosistein. Meningkatnya konsentrasi homosistein berhubungan erat dengan resiko penyakit kardiovaskuler. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian kopi robusta Lampung terhadap gambaran histologi arteri koronaria tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur
Sprague dawley. Metode: Jenis penelitian ini adalah desain eksperimental metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test only control group designs. Populasi berupa tikus putih berjumlah 20 ekor yang berusia 8-12 minggu dibagi kedalam 4 kelompok percobaan. Hasil: Kelompok K(-) memiliki histologis arteri koronaria normal. Pada P1 susunan tunika intima, tunika media dan adventitia mulai tidak teratur dan sedikit terjadi penebalan arteri koroner. Pada P2 menunjukkan peningkatan ketebalan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol dan P1. Pada P3 susunan tunika intima, tunika media dan adventitia sudah tidak teratur dan ketebalan arteri koroner lebih tebal dibandingkan kelompok kontrol, P1 dan P2. Data terdistribusi normal. Hasil uji One Way Anova didapatkan nilai p<0,05 pada semua kelompok.
Kesimpulan: Terdapat penebalan dinding arteri koronaria tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley akibat pemberian kopi robusta
Lampung.
Kata Kunci : kopi robusta Lampung, histologis arteri koronaria, tikus putih 1418011063 DWI JAYANTI TRI LESTARIdwijayantitril@gmail.com2018-03-20T08:07:04Z2018-03-20T08:07:04Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30775This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/307752018-03-20T08:07:04ZHUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT
TUNGKAI DAN LINGKAR PAHA DENGAN HASIL TENDANGAN
JARAK JAUH PADA UKM SEPAK BOLA
UNIVERSITAS LAMPUNGMasalah dalam penelitian ini adalah kurang baiknya hasil tendangan pemain
sepakbola UKM Universitas Lampung. Saat ini adalah peningkatan prestasi pemain
sepakbola. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
panjang tungkai, kekuatan otot tungkai dan lingkar paha dengan hasil tendangan
pada UKM sepakbola Universitas Lampung. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah survey dengan teknik tes dan teknik korelasi. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UKM sepakbola Universitas
Lampung. Teknik pengambilan ini adalah penelitian populasi, sehingga sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh anggota dari populasi. Teknik pengambilan
data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan instrumen panjang tungkai,
instrumen kekuatan otot tungkai, dan instrumen lingkar paha. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
Kata Kunci: Hasil tendangan jarak jauh, Kekuatan otot tungkai, Lingkar paha,
Panjang tungkai.1343051005 Randa Prayogarandaprayoga43@gmail.com2018-02-28T04:08:45Z2018-02-28T04:08:45Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30651This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/306512018-02-28T04:08:45ZPERANAN PALANG MERAH INDONESIA (PMI) DALAM MENINGKATKAN
SEMANGAT NASIONALISME DI SMA NEGERI 2 TUMIJAJAR.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis Peranan Palang Merah Indonesia
(PMI) Dalam Meningkatkan Semangat Nasionalisme di SMA Negeri 2 Tumijajar. Metode
yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Jumlah populasi 30
responden. Analisis data menggunakan Chi Kuadrat.
Hasil penelitian ini menujukkan : (1) Peranan Palang Merah Indonesia (X) dominan pada
kategori sangat berperan dengan presentase 43,3%, (2) menngkatkan semangat nasionalisme
(Y) dominan pada kategori tinggi dengan presentase 73,3 %, (3) hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan yang sangat positif, segnifikan, dan kategori keeratan cukup
antara Peranan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk meningkatkan semangat nasionalisme,
artinya semakin beperannya Palang Merah Indonsia (PMI) memungkinkan semakin
meningkatkan semangat Nasionalisme. Diharapakan Palang Merah Indonesia (PMI) dapat
memepertahankan perannya dalam meningkatkan semangat nasionalisme siswa.
Kata kunci :Palang Merah Indonesia (PMI),semangat nasionalisme1313032092 WIDYA PANGESTU NINGRUM widyapuplee@yahoo.com2018-02-15T08:15:27Z2018-02-15T08:15:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30283This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/302832018-02-15T08:15:27ZIDENTIFIKASI BAKTERI PADA LAYAR TELEPON GENGGAM PETUGAS MEDIS DI RUMAH SAKIT DAERAH A. DADI TJOKRODIPO BANDAR LAMPUNGABSTRACT
Backgorund: The combination of constant handling with the heat generated by the phones creates a prime breeding ground for many microorganisms that are normally found on the skin. . Microorganisms can be transferred from person to person or from inanimate objects such as stethoscopes, bronchoscopes, pagers, ballpoint pens, hospital charts, computer keyboards, mobile phones and fixed telephones in hospital settings. Methodes: This was descriptive study using cross sectional methods. The sampel are 28 from swab on health workers’s mobile phone. Bacteria isolated on nutrient agar, blood agar, Mc Conkey agar, used gram staining dan biochemical test. Result : The microorganism collected from health workers’s mobile phone were Staphylococcus aureus 50%, Staphylococcus epidermidis 28,57%, Micrococcus mucilaginosus sebanyak 10,71%, suspect Pseudomonas aeruginosa 3,5% and 2 sampels are steril. Conclusion: The most common microorganism which contaminated on health workers’s mobile phones were Staphylococcus aureus. Keywords: Mobile phone, Bacterial infection, Health workers.
ABSTRAK
Latar Belakang: Panas yang dihasilkan dari telepon genggam menjadi tempat berkembang biak yang cocok untuk bakteri yang ditemukan pada kulit. Mikrorganisme patogen tetap berpotensi pada berbagai objek di rumah sakit seperti stetoskop, bronkoskop, pena, grafik pasien rumah sakit, keyboard komputer dan telepon genggam milik petugas medis. Metode: Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel minimal yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 28 sampel dari hasil swab layar telepon genggam petugas medis. Sampel diinokulasikan pada nutrient agar, agar darah, agar Mc Conkey, dilakukan pewarnaan gram dan dilakukan uji biokimia. Hasil: Bakteri yang mengontaminasi layar telepon genggam antara lain Staphylococcus aureus sebanyak 50%, Staphylococcus epidermidis sebanyak 28,57%, bakteri Micrococcus mucilaginosus sebanyak 10,71%, suspek Pseudomonas aeruginosa sebanyak 3,5% dan 2 sampel steril. Kesimpulan: Bakteri yang mengontaminasi layar telepon genggam milik petugas medis di RS A. Dadi Tjokrodipo didominasi oleh Staphylococcus aureus. Kata Kunci: Telepon genggam, Infeksi bakteri, Petugas medis. 1418011125 MITHA MIFTAHUL JANNAHmithamifjannah@gmail.com2018-02-15T06:46:57Z2018-02-15T06:46:57Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30367This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/303672018-02-15T06:46:57ZHUBUNGAN PENGGUNAAN BLEMISH BALM CREAM TERHADAP KEJADIAN AKNE VULGARIS PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG
Latar Belakang: Akne vulgaris adalah salah satu masalah kulit yang sering terjadi pada remaja. Terdapat beberapa faktor dapat menyebabkan akne vulgaris seperti, genetik, hormonal, infeksi, trauma, diet, dan kosmetik yang mengakibatkan peningkatan aktivitas kelenjar sebasea. Blemish balm cream (BB Cream) merupakan salah satu kosmetik yang sering digunakan oleh remaja putri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan penggunaan blemish balm cream terhadap kejadian akne vulgaris pada remaja putri di SMA Negeri 10 Bandar Lampung.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kasus-kontrol retrospektif dengan teknik consecutive sampling. Subjek penelitian ini adalah remaja putri di SMA Negeri 10 Bandar Lampung. Data diperoleh langsung dari subjek penelitian melalui kuesioner dan pemeriksaan fisik.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan penggunaan blemish balm cream terhadap kejadian akne vulgaris. Hasil analisis pada kedua kelompok menggunakan uji Fisher didapatkan hasil (p-value <0,05) dengan ketetapan (α = 0,05) dan didapatkan nilai OR sebesar 32.
Simpulan: Terdapat hubungan penggunaan blemish balm cream terhadap kejadian akne vulgaris pada remaja putri di SMA Negeri 10 Bandar Lampung.
Kata kunci : akne vulgaris, blemish balm cream, remaja.
1418011183 RIA ANDRIANAriaandriana147@gmail.com2018-02-12T08:09:05Z2018-02-12T08:09:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30312This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/303122018-02-12T08:09:05ZHUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN
BAHASA ANAK USIA 0-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA POSKESKEL
PENENGAHAN RAYA KECAMATAN KEDATON BANDAR LAMPUNG
Latar belakang: Perkembangan adalah berbagai tahapan dari pertumbuhan fisik,
sosial dan psikologis yang terjadi sejak lahir hingga dewasa muda. Perkembangan
dipengaruhi oleh genetik, umur, jenis kelamin, nutrisi, penyakit kronis dan
stimulasi. Stimulasi adalah proses merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6
tahun agar berkembang secara optimal. Perkembangan bahasa dimulai sejak usia 03
tahun. Belum terdapat penelitian hubungan stimulasi orang tua terhadap
perkembangan bahasa anak di Poskeskel Penengahan Raya Kecamatan Kedaton.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan stimulasi orang tua
terhadap perkembangan bahasa anak usia 0-3 tahun di wilayah kerja Poskeskel
Penengahan Raya Kecamatan Kedaton.
Metode: Peneletian ini adalah penelitian kuantitatif observasional dengan
pendekatan cross sectional selama November hingga Januari di Penengahan Raya.
Responden penelitian ini terdiri dari 80 orang tua dan anaknya yang berusia 0-3
tahun. Penelitian ini menggunakan metode consecutive sampling. Data dianalisis
dengan menggunakan uji chi-square.
Hasil: Hasil menunjukkan terdapat 46 orang tua memberikan stimulasi baik dan 34
orang tua kurang memberikan stimulasi. Terdapat 45 anak memiliki perkembangan
bahasa normal dan 35 anak suspek. Analisis bivariat menunjukkan terdapat
hubungan bermakna antara stimulasi orang tua terhadap perkembangan bahasa anak
usia 0-3 tahun (p value 0,000).
Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara stimulasi orang tua terhadap
perkembangan bahasa anak usia 0-3 tahun di wilayah kerja Poskeskel Penengahan
Raya Kecamatan Kedaton.
Kata kunci: 0-3 tahun, anak, perkembangan bahasa, stimulasi
ABSTRACT
Background: Development is the various stage of physical, social and
psychological growth that occur from birth through young adulthood. Development
is affected by genetic, age, gender, nutrition, chronic disease and stimulation.
Stimulation is encouragement process of children's 0-6 years old basic development
to reach optimal development. Language development had started from 0-3 years
old. There has been no research about relation between parents's stimulation to
children's language development in Panengahan Raya maternal and child health
centre subdistrict Kedaton.
Objective: The aim of this research is to know the relation between parents's
stimulation to children's age 0-3 years old language development in Penengahan
Raya maternal and child health centre subdistrict Kedaton.
Method: It was a quantitative observasional research with cross sectional design
during November until January in Panengahan Raya. Respondents of this research
consisted of 80 parents and their 0-3 years old children. It used a consecutive
sampling. The data was analyzed with chi-square test.
Result: The result showed there were 46 parents that give good stimulations and
34 parents that give less ones. There were 45 children with normal language
development and 35 children were suspect. Bivariate analysis showed there was a
significant relation between parents's stimulations to 0-3 years old children's
language development (p value 0,000).
Conclusion: There is a significant relation between parents's stimulations to 0-3
years old children's language development in Penengahan Raya maternal and child
health centre subdistrict Kedaton.
Keywords: 0-3 years old, children, language development, stimulations
1418011194 SABRINA FAZRIESAsabrina_fazriesa@yahoo.com2018-02-09T03:53:50Z2018-02-09T03:53:50Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30279This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/302792018-02-09T03:53:50ZHUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KELULUSAN UJIAN CBT UKMPPD MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG PERIODE NOVEMBER 2017
Latar belakang: Proses belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah motivasi. Salah satu cara untuk menilai keberhasilan belajar adalah dengan melihat kelulusan dalam suatu ujian. Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) merupakan suatu bentuk standarisasi bagi mahasiswa pendidikan kedokteran yang menjadi syarat untuk menyelesaikan program profesi dan mendapatkan sertifikat profesi sehingga dianggap sangat penting. Terkadang kurangnya motivasi dalam belajar pada mahasiswa menyebabkan mereka gagal dalam ujian.
Metode penelitian: Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional yang menggunakan teknik total sampling. Responden merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang akan mengikuti ujian CBT UKMPPD sebanyak 97 orang, namun yang masuk kedalam kriteria inklusi hanya sebanyak 80 orang. Untuk mengukur motivasi belajar responden digunakan kuesioner MSLQ (Motivated Strategies for Learning Questionnaire) sehari sebelum ujian berlangsung. Analisis bivariat menggunakan metode Fisher.
Hasil penelitian: Pada responden didapatkan motivasi rendah 0%, motivasi sedang 3,8%, dan motivasi tinggi 96,2%. Kelulusan responden didapatkan lulus sebanyak 85% dan tidak lulus sebanyak 15%. Pada uji Fisher didapatkan hubungan bermakna antara motivasi belajar dengan kelulusan ujian CBT UKMPPD dengan nilai p=0,003 (p<0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara motivasi belajar terhadap kelulusan ujian CBT UKMPPD mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Periode November 2017.
Kata kunci: kelulusan, motivasi belajar, UKMPPD.
1418011226 Yuwandita Tamara Putri Dyoantamara@gmail.com2018-02-08T07:36:34Z2018-02-08T07:36:34Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30242This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/302422018-02-08T07:36:34ZPERBEDAAN JUMLAH SEL RADANG PMN DAN MN PADA LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK SEL PUNCA MESENKIMAL TALI PUSAT MANUSIA DENGAN SILVER SULFADIAZINE PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawleyLatar Belakang: Luka bakar merupakan suatu bentuk kerusakan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Silver sulfadiazine merupakan gold standard terapi topikal luka bakar. Salah satu pengobatan luka lain yang saat ini digunakan adalah ekstrak sel punca mesenkimal yang memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah sel radang PMN dan MN pada luka bakar derajat II antara pemberian topikal ekstrak sel punca mesenkimal tali pusat manusia dengan silver sulfadiazine.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan 27 ekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus) Galur Sprague dawley yang dikelompokkan menjadi 9 perlakuan. Perlakuan terbagi atas kelompok K1: kontrol negatif, P1: ekstrak sel punca mesenkimal tali pusat manusia, dan P2: silver sulfadiazine hari ke-4, 14, dan 28. Pengamatan terhadap perbedaan jumlah sel radang PMN dan MN dilakukan selama 28 hari menggunakan kriteria penilaian mikroskopis, kemudian data dianalisis menggunakan uji analisis one way ANNOVA.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil rerata sel radang PMN pada hari ke-4 K1: 8,67, P1: 5,67, P2: 7,00, hari ke-14 K1: 8,33, P1: 3,33, P2: 6,67, hari ke-28 K1: 7,33, P1: 5,67, P2: 6,67, sedangkan rerata sel radang MN pada hari ke-4 K1:7,00, P1: 5,67, P2: 6,67, hari ke-14 K1: 8,00, P1: 3,33, P2: 6,67, hari ke-28 K1: 8,33, P1: 5,67, P2: 7,33.
Kesimpulan: Pemberian topikal ekstrak sel punca mesenkumal tali pusat manusia memiliki pengaruh sangat besar terhadap rerata jumlah sel radang PMN dan MN.
Kata kunci: Ekstrak sel punca mesenkimal tali pusat manusia, luka bakar, sel radang, silver sulfadiazine.
1418011213 Titik Herdawatititikherdawati@gmail.com2018-02-07T02:34:11Z2018-02-07T02:34:11Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30221This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/302212018-02-07T02:34:11ZPERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN, PERSEPSI, DAN PENGALAMAN TERHADAP PENGGUNAAN OBAT GENERIK
PADA MAHASISWA KEDOKTERAN DAN
NON KEDOKTERAN DI UNIVERSITAS LAMPUNGABSTRAK
Latar belakang: Pengetahuan masyarakat mengenai obat generik masih tergolong rendah dan banyak yang menganggap obat generik adalah obat kelas menengah bawah karena harganya yang murah. Persepsi yang negatif terhadap efek obat generik bagi tubuh dapat mengakibatkan pemikiran yang buruk dan akan memengaruhi pengalaman kesembuhan seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan, persepsi, dan pengalaman mahasiswa kedokteran dan non kedokteran Universitas Lampung terhadap penggunaan obat generik.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik deskriptif dengan menggunakan cross sectional study. Penelitian dilakukan terhadap 238 responden. Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling dengan jenis random sampling dan alat ukur berupa kuesioner. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square.
Hasil: Hasil tingkat pengetahuan mahasiswa kedokteran sebagian besar baik sebesar 52,1% sedangkan tingkat pengetahuan mahasiswa non kedokteran sebagian besar kurang sebesar 63%. Hasil tingkat persepsi mahasiswa kedokteran sebagian besar baik sebesar 42,9% sedangkan tingkat persepsi mahasiswa non kedokteran sebagian besar kurang sebesar 84%. Hasil tingkat pengalaman mahasiswa kedokteran sebagian besar cukup sebesar 48,7% sedangkan tingkat pengalaman mahasiswa non kedokteran sebagian besar kurang sebesar 68,1%. Hasil uji chi-square didapatkan perbedaan tingkat pengetahuan, persepsi, dan pengalaman pada mahasiswa kedokteran dan non kedokteran terhadap penggunaan obat generik.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan, persepsi, dan pengalaman mahasiswa kedokteran yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa non kedokteran terhadap penggunaan obat generik.
Kata Kunci: mahasiswa kedokteran, mahasiswa non kedokteran, pengetahuan, persepsi, pengalaman, penggunaan obat generik1418011216 VERONICA DEBORAveiveidebora061294@gmail.com2018-02-06T09:06:25Z2018-02-06T09:06:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30207This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/302072018-02-06T09:06:25ZPENGARUH ANTI OBESITAS METFORMIN DAN EKSTRAK DAUN TEH HIJAU PADA TIKUS PUTIH
(Rattus norvegicus) GALUR SPRAGUE DAWLEY
DENGAN DIET TINGGI LEMAK
Latar Belakang: Obesitas merupakan permasalahan global, lebih lagi di Indonesia. Obesitas merupakan faktor resiko berbagai macam penyakit. Peresepan metformin secara tidak resmi untuk obesitas telah luas dilakukan Selain itu, teh hijau dikenal sukses mengurangi berat badan melalui berbagai senyawa aktifnya. Obat – obat yang digunakan kini, memberikan efek samping, tidak nyaman, dan untuk memberikannya perlu memperhitungkan semua resiko dibanding manfaat yang didapat.
Metode Penelitian: Jenis penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap. Sampel terdiri dari 20 ekor mencit jantan dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol dengan aquadest (K), metformin dosis harian (P1), metformin dosis tinggi (P2), dosis ekstrak teh hijau dosis harian (P3), dan daun teh hijau dosis tinggi. Ekstrak (P4). Berat badan dicatat setiap minggu.
Hasil Penelitian: Rerata selisih berat badan dianalisis dengan uji t independen menunjukkan nilai p <0,05 pada metformin dosis tinggi dan ekstrak teh hijau antara hari 7 ke 14 dan pada dosis tinggi metformin hari 7 ke 21; p <0,05 juga ditunjukkan pada ekstrak teh hijau pada rerata berat badan pada hari 21 ke 28.
Simpulan: Terdapat pengaruh metformin dosis tinggi dan ekstrak teh hijau pada penghambatan pertumbuhan berat badan pada hari 7 ke 14, metformin pada hari 7 ke 21, dan pada dosis harian tidak berpengaruh.
1418011097 Harry Salomoharrysalomo@gmail.com2018-02-06T08:58:22Z2018-02-06T08:58:22Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30210This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/302102018-02-06T08:58:22ZHUBUNGAN HASIL PEMERIKSAAN ANTIGEN NON-STRUKTURAL 1 (Ag NS1) DENGAN DIAGNOSIS PENYAKIT INFEKSI DENGUE
DI RS URIP SUMOHARJO BANDARLAMPUNG
ABSTRAK
Latar Belakang: Penegakan diagnosis infeksi dengue sejak dini penting dilakukan. Saat ini telah dikembangkan suatu pemeriksaan terhadap antigen non struktural 1 (Ag NS1) yang dapat mendeteksi infeksi dengue sejak hari pertama demam. Akan tetapi, tidak seluruh pusat pelayanan kesehatan menyediakan fasilitas pemeriksaan antigen tersebut sehingga kriteria WHO tahun 2011 masih menjadi dasar peneggakkan diagnosis penyakit infeksi dengue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hasil pemeriksaaan Ag NS1 dengan diagnosis penyakit infeksi dengue di RS Urip Sumoharjo Bandarlampung. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling dengan jumlah sebanyak 20 sampel. Penelitian dilakukan di RS Urip Sumoharjo Bandarlampung pada bulan Oktober-Desember 2017. Pemeriksaan Ag NS1 dilakukan menggunakan metode rapid immunochromatography test, pemeriksaan darah lengkap dilakukan dengan menggunakan hemanalizer serta tanda dan gejala diperoleh dari rekam medis pasien. Hasil Penelitian: Uji correlation gamma mengenai hubungan hasil pemeriksaan Ag NS1 dengan diagnosis klinis penyakit infeksi dengue memiliki p value sebesar 0,2 yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara hasil pemeriksaan Ag NS1 dengan diagnosis klinis penyakit infeksi dengue. Hal ini terjadi akibat rendahnya positivitas hasil pemeriksaan Ag NS1 yang hanya 10%, angka ini diduga disebabkan karena sebagian besar sampel diperiksa pada demam fase lanjut. Kesimpulan: Penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan bermakna antara hasil pemeriksaan Ag NS1 dengan diagnosis penyakit infeksi dengue. Kata Kunci: Ag NS1, dengue, diagnosis 1418011203 SITI MAIMUNAHmaesuramuth.sm@gmail.com2018-02-06T08:51:10Z2018-02-06T08:51:10Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30212This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/302122018-02-06T08:51:10ZHUBUNGAN REFLEKSI DIRI TERHADAP NILAI UJIAN AKHIR BLOK (UAB) TROPICAL INFECTIOUS DISEASE (TID) MAHASISWA TAHUN
KEDUA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN 2017
ABSTRAK
Latar Belakang: Refleksi diri merupakan strategi metakognitif yang penting untuk meningkatkan pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan refleksi diri terhadap nilai ujian akhir blok tropical infectious disease mahasiswa tahun kedua Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun 2017. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dimana pendekatan yang digunakan adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 213 mahasiswa angkatan kedua Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, dengan menggunakan teknik total sampling. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metacognitive Awareness Inventory (MAI) yang terdiri dari 50 item pertanyaan dan data hasil ujian akhir blok didapatkan dari uab Tropical Infectious Disease (TID). Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji chi square. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan terdapat 159 (74,6%) mahasiswa dengan tingkat refleksi diri sedang, 28 (13,1%) mahasiswa memiliki tingkat refleksi diri tinggi dan 26 (12,2%) mahasiswa lainnya berada dalam tingkat refleksi diri rendah. Hasil uji chi square, didapatkan nilai p 0,000 (<0,05). Simpulan: Terdapat hubungan antara refleksi diri dengan nilai ujian akhir blok Tropical Infectious Disease pada mahasiswa tahun kedua Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun 2017. Kata kunci : nilai, refleksi, UAB
Background: Self reflection is a metacognitive strategy that is important to
improve learning. The purpose of study is to investigate association of self
reflection and tropical infectious disease final examination grade on the second
year medical faculty students in University of Lampung.
Methods: This study using observational analytic with cross sectional approach.
The sample consist of 213 second year medical faculty students in University of
Lampung by use total sampling technique. This study used Metacognitive
Awareness Inventory (MAI) questionnaire, which consicts of 50 questions and
data of final examination grade from Tropical Infectious Disease (TID) block.
Data of this study were analyzed with chi square test.
Results: The result show that 159 (74,6%) students on moderate level of self
reflection, 28 (13,1%) students had high level of self reflection and 26 (12,2%)
students in low level of self reflection. The result of chi square test, obtained p
value 0,000 (<0,05).
Conclusion: There is associaton between self reflection and tropical infectious
disease final examination marks on the second year medical faculty students in
University of Lampung 2017.
Keywords: grade, reflection, UAB1418011173 RANI TIARA rtiaraaa@gmail.com2018-02-06T08:16:59Z2018-02-06T08:16:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30195This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301952018-02-06T08:16:59Z UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT PISANG MULI
(Musa acuminata) TERHADAP METHICILLIN RESISTANT
Staphylococcus aureus
Latar Belakang: Infeksi MRSA merupakan masalah kesehatan global sehingga
perlu mengembangkan antibakteri baik sintetis maupun alami sebagai salah satu
usaha untuk mengatasinya. Kulit pisang muli mengandung senyawa yang
berpotensi sebagai antibakteri yaitu flavonoid, tanin, saponin, alkaloid, dan
terpenoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri
ekstrak kulit pisang muli (Musa acuminata) terhadap methicillin resistant
Staphylococcus aureus (MRSA).
Metode Penelitian: Desain penelitian ini adalah deskriptif eksperimental murni,
dengan rancangan post-test control group. Penelitian ini menguji aktivitas
antibakteri ekstrak kulit pisang muli dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%,
dan 6,25% terhadap bakteri MRSA dengan mengukur zona hambat, konsentrasi
hambat minimal (KHM), dan konsentrasi bunuh minimal (KBM).
Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya daya hambat ekstrak
kulit pisang muli terhadap MRSA dengan rerata diameter zona hambat berkisar
antara 23,963 mm sampai 11,075 mm. Untuk KHM didapatkan pada konsentrasi
6,25% dan KBM pada konsentrasi 50%. Uji One-Way Anova didapatkan nilai
p=0,000 (nilai p<0,05) yang berarti terdapat perbandingan yang bermakna.
Simpulan Penelitian: Terdapat aktivitas antibakteri ekstrak kulit pisang muli
(Musa acuminata) terhadap methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
Kata Kunci: aktivitas antibakteri, methicillin resistant Staphylococcus aureus,kulit pisang muli
ABSTRACT
Background: MRSA infection is a global health problem so it needs to develop
synthetic or natural antibacterials as an effort to overcome the problem. The muli
banana peel contains potentially antibacterial compounds such as flavonoids,
tannins, saponins, alkaloids, and terpenoids. The purpose of this study is to
determine the antibacterial activity of muli banana peel extract (Musa acuminata)
against methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
Method: The design of this study was true experimental descriptive, with a posttest
control group design. This study examined the antibacterial activity of muli
banana peel extract at concentrations of 100%, 50%, 25%, 12.5%, and 6.25%
against MRSA bacteria by measuring inhibition zone, minimum inhibitory
concentration (MIC), and minimum bactericidal concentration (MBC).
Result: The results of this study show that muli banana extract has antibacterial
activity against MRSA with the average diameter of inhibition zone ranging from
23,963 mm to 11,075 mm. The MIC obtained at concentrations of 6.25% and
MBC at extract with concentration 50%. One-Way Anova test obtained p value =
0,000 (p <0.05) which means there is a meaningful comparison.
Conclusion: There is antibacterial activity of muli banana peel extract (Musa acuminata) against methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
Keyword: antibacterial activity, methicillin resistant Staphylococcus aureus, muli banana peel
1418011119 LULU WILDA NURANIluluwilda8@gmail.com2018-02-06T08:13:07Z2018-02-06T08:13:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30213This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/302132018-02-06T08:13:07ZPENGARUH KONSUMSI KAFEIN SELAMA KEHAMILAN TERHADAP
VARIASI BERAT BADAN DAN PANJANG BADAN PADA FETUS
TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR SPRAGUE DAWLEYLatar Belakang : Kafein banyak dikonsumsi oleh wanita hamil, karena kafein
banyak terkandung dalam minuman seperti kopi, soft drink, teh dan coklat. Konsumsi
kafein selama kehamilan dapat menimbulkan hambatan pada pertumbuhan fetus
karena pada wanita hamil metabolisme kafeinnya berbeda, sehingga menghambat
pertumbuhan fetus. hal ini dapat dinilai dari nilai rata rata berat badan dan panjang
badan fetus.
Metode Penelitian : Penelitian ini dilakukan selama 27 hari menggunakan 24 ekor
tikus putih (Rattus norvegicus) betina galur sprague dawley yang dibagi menjadi 4
kelompok, yaitu kelompok KN yang tidak diberi kafein selama kehamilan, serta
kelompok (P1,P2,P3) yang diberi kafein dengan dosis 2.57 mg, 5.15 mg dan 7.7 mg.
Kafein diberikan secara peroral melalui sonde dan fetus diambil dengan cara
pembedahan pada usia kehamilan 20 hari. Analisis data menggunakan uji one way
anova lalu dilanjutkan dengan uji post hoc.
Hasil Penelitian : Pada penelitian ini didapatkan kan hasil rerata berat badan KN
6.79 g, P1 5.20 g, P2 0.93 g dan P3 0.51 g sedangkan untuk rerata panjang KN 5.25
cm, P1 3.75 cm, P2 1.52 cm, dan P3 1.10 cm. Berdasarkan Uji one way Anova
terdapat hubungan konsumsi kafein selama kehamilan terhadap berat badan dan
panjang badan fetus dengan p-value 0.000.
Kesimpulan : Terdapat pengaruh antara konsumsi kafein selama masa kehamilan
terhadap penurunan berat badan dan panjang badan fetus.1418011132 Muhammad Muhlis Rizkymuhlisrizky66@gmail.com2018-02-06T08:00:38Z2018-02-23T08:32:26Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30196This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301962018-02-06T08:00:38ZPENGARUH KUALITAS TIDUR PADA IBU HAMIL TERHADAP
KEJADIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH DR. H. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
Latar Belakang: Hipertensi dalam kehamilan termasuk dalam tiga penyebab
utama kematian ibu. Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan hipertensi
dalam kehamilan, namun salah satu faktor yang diduga mempengaruhinya adalah
kualitas tidur ibu selama kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh kualitas tidur terhadap kejadian hipertensi dalam kehamilan di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian dengan desain kasus kontrol retrospektif.
Populasi kasus adalah ibu hamil dengan hipertensi dalam kehamilan dan populasi
kontrol adalah ibu hamil tanpa hipertensi dalam kehamilan. Sampel kasus (27
responden) dan sampel kontrol (27 responden) diambil dengan menggunakan teknik
consecutive sampling. Pengumpulan data kualitas tidur didapatkan menggunakan
kuisioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan data kejadian hipertensi
didapat dari rekam medis. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square (α = 0,05).
Hasil: Pada kelompok kasus lebih banyak yang memiliki kualitas tidur buruk
(63,9%) dibanding kelompok kontrol (36,1%). Berdasarkan analisis bivariat,
didapatkan nilai p = 0,04 dan OR = 6,192 (95% CI: 1,683-22,785).
Kesimpulan: Ibu hamil dengan kualitas tidur buruk memiliki risiko 6 kali lebih
tinggi untuk mengalami hipertensi dalam kehamilan dibanding ibu hamil yang
memiliki kualitas tidur baik.
Kata kunci: kualitas tidur, kehamilan, hipertensi
ABSTRACT
Background: Hypertension in pregnancy is one of the three major causes of
maternal death. There are many factors that can cause hypertension in pregnancy,
but one of them is the quality of maternal sleep during pregnancy. The purpose of
this study was to determine the influence of sleep quality on the incidence of
hypertension in pregnancy at RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Method: This study was a retrospective case control study. Case population were
pregnant women with hypertension in pregnancy and control population were
pregnant women without hypertension in pregnancy. The sample consist of case
group (27 respondents) and control group (27 respondents) selected by
consecutive sampling techniques. Sleep quality data was collected with Pittsburgh
Sleep Quality Index questionnaire and hypertension status collected from medical
record. The data was analyzed in bivariate by using Chi Square test (α = 0,05).
Results: The case group had more pregnant women with poor sleep quality
(63,9%) than the control group (36,1%). Based on bivariate analysis, the p value is
0,04 and OR = 6,192 (95% CI: 1,683-22,785).
Conclusion: Pregnant women with poor sleep quality have 6 times higher risk for
hypertension in pregnancy than pregnant women with good sleep quality.
Keyword: sleep quality, pregnancy, hypertension 1418011217 Vika Annisa Putrivikannisa@gmail.com2018-02-06T07:23:14Z2018-02-06T07:23:14Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30208This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/302082018-02-06T07:23:14ZHUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP HASIL UJIAN AKHIR BLOKTROPICAL INFECTIOUS DISEASE MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP HASIL UJIAN AKHIR BLOK TROPICAL INFECTIOUS DISEASE MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh
SITTI HAZRINA
Latar Belakang: Tidur yang kurang baik dalam aspek kuantitatif maupun kualitatif dapat menyebabkan gangguan fisik, kognitif dan bahkan kematian. Durasi tidur yang baik bagi individu adalah tujuh sampai sembilan jam. Salah satu faktor yang mempengaruhi pola tidur adalah faktor akademik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola tidur terhadap hasil ujian akhir blok Tropical Infectious Disease mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Sebanyak 165 responden penelitian diminta untuk mengisi kuisioner berisi pertanyaan mengenai tidur pada malam hari biasa dan pada malam sebelum ujian. Data yang telah diperoleh kemudian dilakukan analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji statistik Fisher dan Chi Square. Hasil Penelitian: Berdasarkan analisis univariat didapatkan lebih banyak mahasiswa yang tidur tidak cukup pada malam sebelum ujian. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi Square dan uji Fisher didapatkan hasil yaitu tidak terdapat hubungan antara durasi tidur malam hari biasa (p>0,05, p=0,390) dan tidak terdapat hubungan antara durasi tidur pada malam sebelum ujian (p>0,05, p=0,738) dengan hasil ujian. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara pola tidur terhadap hasil ujian akhir blok Tropical Infectious Disease mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Kata Kunci: durasi tidur,hasil ujian, pola tidur. 1418011205 SITTI HAZRINA Shazrina96@gmail.com2018-02-06T07:16:00Z2018-02-06T07:16:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30204This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/302042018-02-06T07:16:00ZHUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU DAN JANIN TERHADAP KEJADIAN SEPSIS NEONATORUM DI RUANG PERINATOLOGI RSUD
Dr.H. ABDUL MOELOK PROVINSI LAMPUNG
ABSTRAK
HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU DAN JANIN TERHADAP SEPSIS NEONATORUM DI RUANG PERINATOLOGI RSUD DR. H. ABDUL
MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
Oleh
REGINA TRISWARA
Latar Belakang : Sepsis neonatorum merupakan sindrom klinik penyakit sistemik karena infeksi bakteremia yang bersifat invasif dan umumnya terjadi pada bayi satu bulan pertama kehidupan. Sepsis neonatorum masih menjadi penyebab utama mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir. Angka kejadian sepsis neonatorum di negara berkembang masih cukup tinggi (1,8-18/1.000) dibandingkan dengan di negara maju (1-5/1.000). Tujuan : Mengetahui hubungan lama ketuban pecah dini, usia kehamilan, proses persalinan, berat bayi lahir rendah dan skor APGAR dengan sepsis neonatorum. Metode : Jenis penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan pendekatan retrospektif. Subyek penelitian adalah neonatus yang dirawat di ruang perinatologi dari data rekam medik sejak tahun 2012 sampai 2016. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok kasus adalah neonatus dengan sepsis dan kelompok lainnya adalah neonatus tanpa sepsis sebagai kontrol masing – masing sebesar 30 neonatus dengan teknik consecutive sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil : Hasil penelitian menunjukan mikroorganisme penyebab sepsis neonatorum adalah Pseudomonas sp (62,5%), Klebsiella sp (25%) dan Staphylococcus sp (12,5%). Uji statistik didapatkan lama ketuban pecah dini (p=0,002), usia kehamilan (p=0,036), proses persalinan (p=0,006), berat bayi lahir rendah (p=0,030) dan skor APGAR (p=0,002) dengan sepsis neonatorum. Kesimpulan : Lama ketuban pecah dini lebih dari 18 jam, prematuritas, proses persalinan sesar, berat bayi lahir rendah dan skor APGAR merupakan faktor yang berpengaruh terhadap sepsis neonatorum. Kata Kunci : Berat bayi lahir rendah, ketuban pecah dini, prematuritas, proses persalinan, skor APGAR, sepsis neonatorum. 1418011177 Regina Triswara triswararegina@gmail.co2018-02-06T05:08:59Z2018-02-06T05:08:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30200This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/302002018-02-06T05:08:59ZPROFIL ALUMNI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI :
SEBUAH TRACER STUDY
Latar belakang: Tracer Study merupakan salah satu bentuk studi yang dapat memberi informasi berharga untuk mengevaluasi hasil pendidikan suatu institusi. Tracer Study dapat menyediakan data struktural tentang pekerjaan dan karir, pengalaman alumni, serta peningkatan kualitas program studi, terutama melalui perbaikan kurikulum.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gambaran profil alumni Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan metode total sampling. Responden minimal yang diharapkan 20% dari total. Istrumen penelitian berupa kuesioner. General Graduate Questionaire yang diperkenalkan oleh Muhimbili University of Helath And Allied Sciences (MUHAS) di Tanzania yang dimodifikasi.
Hasil penelitian: Pada penelitian hampir seluruh responden memiliki pendidikan terakhir S1. Sebanyak 43 (41,35%) responden telah bekerja dengan tipe instansi pekerjaan dominan adalah sektor swasta (48,84%) dan sebagai dokter umum (62.79%). Penghasilan per bulan dominan berkisar 5-10 juta. Waktu tunggu lulusan untuk memperoleh pekerjaan paling banyak dalam rentang 1-3 bulan. Nilai rata-rata total pada penilaian retropektif unila tergolong baik.
Kesimpulan: Sebagian besar posisi dan jabatan responden yang telah bekerja adalah dokter umum. Waktu yang diperlukan untuk memperoleh pekerjaan serta penghasilan per bulan tergolong baik. Penilaian retrospektif oleh alumni FK Unila tergolong baik.
Kata kunci: general graduate questionaire, tracer study, alumni, kurikulum berbasis kompetensi1418011209 Tania Matalauta Siteputaniamsitepu@gmail.com2018-02-05T07:09:49Z2018-02-05T07:09:49Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30185This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301852018-02-05T07:09:49ZHUBUNGAN OBESITAS DENGAN RISIKO OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL LAKI-LAKI
DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2017Latar Belakang: Obesitas merupakan suatu keadaan yang patologis, terjadi timbunan lemak yang berlebih dibandingkan yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya obstructive sleep apnea Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui hubungan antara obesitas dengan risiko obstructive sleep apnea pada pegawai negeri sipil laki-laki di lingkungan Universitas Lampung tahun 2017.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan November Desember 2017. Populasi dalam penelitian adalah pegawai negeri sipil laki-laki di lingkungan Universitas Lampung sebanyak 200 responden, dimana peneliti menetapkan 100 sampel diteliti dengan faktor risiko (obesitas) dan 100 sampel tanpa faktor risiko. Sampel diambil dengan teknik consecutive sampling.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden paling banyak pada kelompok usia 30-40 tahun yaitu sebanyak 53%. Berdasarkan hasil analisis univariat dari 200 responden terdapat 71 responden berisiko OSA. Hasil analisis bivariat didapatkan hasil uji chi square nilai p = 0,000. Berdasarkan hasil uji chi square tersebut maka Ho ditolak dan Ha diterima karena p < nilai α = 0,05.
Kesimpulan: Terdapat hubungan obesitas dengan obstructive sleep apnea pada pegawai negeri sipil laki-laki di lingkungan Universitas Lampung tahun 2017. Orang yang obesitas 4,6 kali lebih berisiko obstructive sleep apnea dibandingkan yang tidak obesitas.
Kata Kunci : obesitas, obstructive sleep apnea
abstract
Background: Obesity is a pathological condition, there is excess fat deposits than necessary for body functions. Obesity is one of the risk factors for obstructive sleep apnea. The purpose of this study was to examine the relationship between obesity and risk of obstructive sleep apnea in male civil servants within the University of Lampung in 2017.
Method: This research use observational analytic method with cross sectional approach. The study was conducted in November December 2017. The population in this study were male civil servants in Lampung University as many as 200 respondents, in which the researcher determined 100 samples studied with risk factor (obesity) and 100 samples without risk factor. Samples were taken by consecutive sampling technique.
Results: The results showed most of the most respondents in the age group 30-40 years that is as much as 53%. Based on univariate analysis result from 200 responden there are 71 responders risk OSA. The result of bivariate analysis obtained chi square test value p = 0,000. Based on the result of chi square test then Ho is rejected and Ha accepted because p <value of α = 0,05.
Conclusion: There is an obesity relationship with obstructive sleep apnea in male civil servants within the University of Lampung in 2017. Obese people 4.6 times more at risk of obstructive sleep apnea than those who are not obese.
Keywords: obesity, obstructive sleep apnea(1418011092) GITA CAHAYAgitacahaya05@gmail.com2018-02-05T06:42:08Z2018-02-05T06:42:08Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30117This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301172018-02-05T06:42:08ZPOLA KEPEKAAN ISOLAT BAKTERI Salmonella thypi PADA PENDERITA
DEMAM TIFOID TERHADAP BEBERAPA ANTIBIOTIK DI RSUD DR. H
ABDOEL MOELOEK BANDARLAMPUNGLatar Belakang. Demam tifoid adalah penyakit demam enterik yang disebabkan terutama
Salmonella typhi. Selain menggunakan kloramfenikol sebagai drug of choice , banyak pula
antibiotik lain yang digunakan untuk penyembuhannya. Penggunaan antibiotik yang tidak
rasional menyebabkan peningkatan resistensi bakteri. Penelitian ini bermaksud mengetahui
sensitivitas Salmonella typhi terhadap beberapa antibiotik pilihan yang banyak digunakan
di Indonesia dengan tujuan memberi informasi pola resistensi guna terapi empiris.
Metode Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain
cross sectional menggunakan bakteri Salmonella typhi dan didapat dari darah penderita
demam tifoid di RSUD Abdoel Moeloek, dan dilakukan uji resistensi dengan metode difusi
cakram menurut Kirby Bauer dengan standar NCCLS. Antibiotik uji terdiri dari
amoksisilin, kloramfenikol, siprofloksasin, dan kotrimoksazol.
Hasil Penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kloramfenikol adalah antibiotik
yang paling sensitif dengan persentasi 92,00%. Disusul dengan amoksisilin 88,00%.
Antibiotik yang menimbulkan resistensi adalah kotrimoksazol 52,00%. Antibiotik lain
yaitu siprofloksasin memiliki pola sensitivitas intermediet yaitu 32,00 %.
Simpulan Penelitian. Antibiotik yang paling sensitif adalah kloramfenikol dan disusul
oleh amoksisilin. Antibiotik yang menimbulkan resistensi adalah kotrimoksazol. Antibiotik
lain yaitu siprofloksasin memiliki pola sensitivitas intermediet.
Kata kunci: Antibiotik, Salmonella thypi, Sensitivitas
ABSTARCT
Background. Typhoid fever is an enteric fever caused by especially Salmonella typhi.
Various antibiotics used for therapy beside chloramphenicol as drug of choice. Non
rational use of antibiotics may result increasing of resistence in bacteria. The aim of the
research is to know the sensitivity of Salmonella typhi to some antibiotics. The purpose is
to gather information about antibiotics which are still effective for typhoid fever and
enteric therapy.
Methods. This research is an observational with cross sectional design research that used
Salmonella typhi strain from positive cultures diagnose typhoid fever patients at RSUD
Abdoel Moeloek Bandarlampung. The method of resistance is Kirby Bauer's disk diffusion
assay with NCCLS standard. The disk antibiotics used are amoxicillin, chloramphenicol,
ciprofloxacin, and cotrimoxazole.
Results. Results showed that the antibiotic chloramphenicol Is the most sensitive with
percentage of 92.00%. With amoxicillin followed by 88.00%. Which raises the antibiotic
co-trimoxazole resistance is 52.00%. That lie ciprofloxacin antibiotic sensitivity pattern
intermediates that has 32.00%.
Conclusion. The conclusion of this research is there is the most sensitive antibiotic
chloramphenicol and is still followed by amoxicillin. Antibiotics that cause resistance is
cotrimoxazole. Other antibiotics are ciprofloxacin had intermediate sensitivity patterns.
Key words: Antibiotic, Salmonella thypi, Sensitivity1318011090 JEFRI SANDIKA jefrisandika87@gmail.com2018-02-05T04:31:04Z2018-02-05T04:31:04Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30179This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301792018-02-05T04:31:04ZHUBUNGAN NILAI MEAN PLATELET VOLUME (MPV) DAN PLATELET DISTRIBUTION WIDTH (PDW) TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RS URIP SUMOHARJOBackground: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the most common tropical infectious diseases in Indonesia caused by dengue virus, characterized by thrombocytopenia. The mechanism of thrombocytopenia is thought to be caused by depression of megakaryocyte function. There are several platelet indices known as platelet activation indicator, Mean Platelet Volume (MPV), and Platelet Distribution Width (PDW).
Methods: The design of this study was correlative cross sectional analysis of 38 dengue patients in Urip Sumoharjo Hospital with age range 15 - 60 years. Data taken in the form of primary data that is result of blood examination of DHF patient. The variables of this research are MPV value and PDW value and platelet count of DHF patients
Results: The mean platelet count of 82,750 + 27,710 cells / mm3 and MPV content has an average of 10.9 μm3 and rete of PDW level of 15,6 fl. Pearson correlative test results of MPV to platelet count are 0.001 (p-value <0.05) and r value of -0.5. Spearman test result of PDW value to Number of Platelet is 0,021 (p-value <0,05) and r value equal to -0,375.
Conclusion: There is a negative correlation between MPV value and platelet count with moderate correlation strength, and there is weak correlation between PDW value and platelet count.
Keywords: Dengue hemorrhagic fever, mean platelet volume, platelet distribution width, thrombocytopenia1418011167 Putu Arya Laksmi Amrita Kiranaputuamritakirana@gmail.com2018-02-05T03:28:39Z2018-02-05T03:28:39Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30175This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301752018-02-05T03:28:39Z
HUBUNGAN EFIKASI DIRI TERHADAP SELF DIRECTED LEARNING
READINESS MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Latar Belakang: Efikasi diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki oleh
individu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Adaptasi merupakan penyesuaian
terhadap perubahan lingkungan. Mahasiswa tahun pertama merupakan individu
yang berada pada masa transisi sehingga. Self directed learning readiness adalah
kesiapan mahasiswa terhadap lingkungan yang menuntut mahasiswa untuk belajar
secara mandiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan efikasi diri
terhadap self directed learning readiness mahasiswa tahun pertama Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dan
pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 223 mahasiswa
aktif angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Penelitian ini
menggunakan dua alat ukur berupa kuesioner yakni General Self-efficacy (GSE),
dan Self directed learning readiness Scale (SDLRS). Data penelitian ini kemudian
dianalisis menggunakan uji chi square.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan, terdapat 22 (10,3%) responden
memiliki efikasi diri rendah, 159 (74,3%) responden yang memiliki efikasi diri
sedang dan 33(15,4%) responden memiliki efikasi diri tinggi. Pada skor SDLR
terdapat 30 (14%) responden memiliki SDLR rendah, 61 (28,5%) memiliki SDLR
sedang, dan 123 (57,5%) responden memiliki SDLR tinggi. Hasil uji uji chi square,
diperoleh nilai p 0,023 (<0,05).
Simpulan: Terdapat hubungan antara efikasi diri terhadap self directed learning
readiness pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung.
Kata Kunci : adaptasi, efikasi diri, self directed learning readiness
ABSTRACT
Background: Self-efficacy is an individual’s belief to be able finish a job.
Adaptation is an adjustment to the environment. First year students are individuals
who do adaptation. Self directed learning readiness is the readiness of students to
the independence learning that demand students for learning. The purpose of this
study is to investigate the relationship between self-efficacy and self directed
learning readiness of first year student in Medical Faculty University of Lampung.
Methods: This study was using observational analytic with cross sectional
approach. The sample in this study were consisted of the first year students of
Medical Faculty University of Lampung. The study used two instruments form
questionnaires that are General Self-Efficacy (GSE) and Self directed learning
readiness Scale (SDLRS). Data of this study were analyzed with chi square test.
Results: The results showed that 22 (10,3%) of respondents had low self-efficacy,
159 (74,3%) moderate self efficacy, and 33 (15,4%) high self-efficacy. The SDLR
score showed that 30 (14%) of respondents had low SDLR, 61 (28,5%) moderate
SDLR, and the rest 123 (57,5%) had high SDLR. The results of chi square test
showed that the score of p value was 0,023 (<0,05)
Conclusion: There is a relationship between self-efficacy and self directed learning
readiness of first year student in Medical Faculty University of Lampung.
Keyword: adaptation, self-efficacy, self directed learning readiness
1418011079 FAHREZI FATHILLA fathillafahrezi96@gmail.com2018-02-02T09:29:22Z2018-02-02T09:29:22Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30153This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301532018-02-02T09:29:22ZHUBUNGAN USIA, JUMLAH PARITAS, DAN USIA MENARCHE TERHADAP DERAJAT HISTOPATOLOGI KANKER OVARIUM DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDARLAMPUNG TAHUN 2015-2016Latar belakang : Kanker ovarium merupakan kanker alat genital yang dapat menyebabkan kematian terbanyak pada wanita. Insidensi dan mortalitas kanker ovarium di Indonesia merupakan yang terbanyak setelah kanker serviks dan kanker korpus uteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia, jumlah paritas, dan usia menarche terhadap derajat histopatologi kanker ovarium di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandarlampung. Metode Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai November tahun 2017 di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandarlampung dengan menggunakan metode observasional analitik dan desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini teridiri dari 40 responden penelitian yang ditentukan dengan menggunakan metode consecutive sampling. Instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan data rekam medis. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia menarche dengan derajat histopatologi. Nilai p untuk usia menarche terhadap derajat histopatologi adalah 0,012 (p<0,05). Sementara itu, tidak terdapat hubungan antara usia dan jumlah paritas terhadap derajat histopatologi kanker ovarium dengan nilai 0,341 (p>0,05) untuk usia dan 0,697 (p>0,05) untuk jumlah paritas. Kesimpulan : Terdapat hubungan antara usia menarche terhadap derajat histopatologi kanker ovarium, tetapi tidak terdapat hubungan antara usia dan jumlah paritas terhadap derajat histopatologi kanker ovarium. Kata kunci: usia, jumlah paritas, usia menarche, derajat histopatologi1418011184 RIAN PARSAORAN ANDREAS SIMAMORArian.parsaoran@gmail.com2018-02-02T09:28:54Z2018-02-02T09:28:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30166This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301662018-02-02T09:28:54ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% BEKATUL BERAS MERAH (Oryza nivara) TERHADAP JUMLAH RERATA SPERMATOSIT PRIMER DAN KETEBALAN TUBULUS SEMINIFERUS TIKUS PUTIH JANTAN GALUR Sprague dawley YANG TERPAPAR ASAP ROKOK KRETEKMetode: Penelitian eksperimental dengan menggunakan 25 ekor tikus dibagi dalam 5 kelompok yaitu K(-) tidak diberi perlakuan, K(+) diberi paparan asap rokok, P1 diberi paparan asap rokok dan ekstrak etanol 96% bekatul beras merah dosis 100 mg/KgBB, P2 diberi paparan asap rokok dan ekstrak etanol 96% bekatul beras merah dosis 200 mg/KgBB dan P3 diberi paparan asap rokok dan ekstrak etanol 96% bekatul beras merah dosis 400 mg/KgBB. Perlakuan dilakukan selama 30 hari. Data dianalisis dengan uji One Way Anova. Hasil: Hasil menunjukkan terdapat pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% bekatul beras merah terhadap jumlah rerata spermatosit primer dan ketebalan tubulus seminiferus (p=0,00). Jumlah rerata spermatosit primer K(-), K(+), P1, P2 dan P3 adalah 113,6±47; 50,7±5,0; 112,7±9,4; 107,3±5,6; 109,4±5,3. Sedangkan ketebalan tubulus seminiferus pada K(-), K(+), P1, P2 dan P3 adalah 249,9±12,5; 209,7±6,3; 244,8±19,3; 246,8±11,2; 239,5±5,9. Kesimpulan: Ekstrak etanol 96% bekatul beras merah berpengaruh dalam mencegah penurunan jumlah rerata spermatosit primer dan mencegah penurunan ketebalan tubulus seminiferus tikus putih yang dipapar asap rokok. Kata Kunci: Radikal bebas, Rokok, Ekstrak bekatul, Testis1418011144 NANDYA DWIZELLAnandya.dwizella@yahoo.com2018-02-02T09:23:55Z2018-02-02T09:23:55Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30163This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301632018-02-02T09:23:55ZHUBUNGAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG PERIODE MARET- AGUSTUS 2017Latar Belakang: Persalinan dengan ketuban pecah dini berisiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi, yang mana salah satu penyebabnya adalah paritas. Paritas salah satu faktor terjadi ketuban pecah dini dimana ibu bersalin dengan multiparitas cenderung lebih mudah terjadi mengalami KPD. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian KPD pada ibu bersalin. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analisis observasional dengan rancangan cross sectional. Sebanyak 249 sampel dipilih dengan teknik pengambilan sampel berturut-turut. Data dikumpulkan dari rekam medik pasien di ruang kebidanan RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah ibu kelahiran KPD. Pasien disertai ketidakakuratan data paritas, dan rekam medis yang rusak dikeluarkan dari sampel penelitian. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 59 pasien (23,69%) mengalami kejadian KPD dan sebanyak 31 (12,44%) pasien yang mengalami KPD dengan multiparitas. Berdasarkan uji Chi-kuadrat, p = 0,031 (p <0,05) diperoleh. Kesimpulan: Terdapat hubungan ketuban pecah dini dengan paritas ibu inpartu di Dr. H. Abdul Moeloek. Kata Kunci: : Ketuban pecah dini, Paritas.1418011035 Aulia Ulfa Raydian auraydian@gmail.com2018-02-02T09:20:32Z2018-02-02T09:20:32Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30165This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301652018-02-02T09:20:32ZHUBUNGAN SIKAP MAHASISWA TERHADAP PENELITIAN DENGAN MOTIVASI DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGLatar belakang: Penelitian merupakan sarana pembelajaran untuk mencari pemecahan masalah. Skripsi adalah bentuk karya tulis ilmiah yang berisi tentang penelitian atas suatu masalah. Dalam kenyataan, banyak mahasiswa mengalami kesulitan untuk menyelesaikan skripsi. Salah satu faktor yang berperan dalam proses penyelesaian skripsi ini adalah motivasi. Kurangnya motivasi dapat memicu mahasiswa dalam penyelesaian skripsi sehingga berujung pada tertundanya kelulusan.
Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sebanyak 192 responden mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun 2017 mengisi kuesioner Revised Attitude Towards Research (R-ATR) dan Intrinsic Motivation Inventory (IMI).
Hasil penelitian: Pada penelitian ini, sikap mahasiswa terhadap penelitian yang didapatkan dari responden, yaitu sikap baik (95,8%) dan sikap buruk (4,2%). Hampir seluruh responden memiliki motivasi tinggi (96,4%) dan sisanya (3,6%). Pada uji Fisher didapatkan hubungan bermakna antara sikap mahasiswa terhadap penelitian dengan motivasi dalam menyelesaikan skripsi dengan nilai p=0,029 (p<0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara sikap mahasiswa terhadap penelitian dengan motivasi dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata kunci: Motivasi , sikap terhadap penelitian, skripsi.1418011074 ENTAN TERAM ZETTIRAentanzettira11@gmail.com2018-02-02T09:19:11Z2018-02-02T09:19:11Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30168This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301682018-02-02T09:19:11ZPERBEDAAN MANIFESTASI KLINIS PENYAKIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE INFEKSI PRIMER DAN SEKUNDERLatar Belakang: Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi permasalahan kesehatan utama baik di Indonesia maupun dunia. Berdasarkan teori antibody dependent enhancement (ADE), pasien yang mengalami infeksi sekunder lebih berpeluang untuk menunjukkan manifestasi klinis yang lebih berat sehingga infeksi sekunder sering dikaitkan dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD)/ Sindrom syok dengue. Terdapat bukti secara epidemiologi dan invitro yang mengatakan bahwa reaksi silang antibodi dapat meningkatkan infeksi dan perburukan penyakit pada infeksi sekunder. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain cross sectional terhadap pasien anak yang di rawat di bangsal rawat inap. Data yang diambil berupa data primer hasil pemeriksaan dokter yang merawat pasien di bangsal rawat inap RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo. Variabel penelitian ini yaitu pasien DBD dengan infeksi primer dan pasien DBD dengan infeksi sekunder serta gejala klinis infeksi dengue. Hasil dari penelitian ini diolah menggunakan perangkat lunak komputer. Hasil: Penelitian ini didapatkan sampel pasien DBD yang terdiri atas 41,7% pasien dengan infeksi primer dan 58,3% pasien dengan infeksi sekunder, dari 10 pasien yang menderita DBD dengan infeksi primer, 80% diantaranya menunjukkan manifestasi klinis yang ringan dan 20% pasien menunjukkan manifestasi klinis sedang, sedangkan dari 14 pasien DBD yang terinfeksi sekunder, 85,7%% pasien menunjukkan manifestasi klinis sedang dan sebanyak 14,3% pasien lainnya menunjukkan manifestasi klinis yang ringan. Berdasarkan hasil uji fisher’s exact didapatkan perbedaan manifestasi klinis dengan jenis infeksi (p value sebesar 0,003). Kesimpulan: Terdapat perbedaan manifestasi klinis pada penderita infeksi dengue primer dan sekunder di Rumah Sakit Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung. Kata Kunci: demam berdarah dengue, manifestasi klinis, IgG, IgM.1418011147 NAUFAL RAFIF PUTRANTAnaufalputranta@gmail.com2018-02-02T09:00:38Z2018-02-02T09:00:38Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30160This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301602018-02-02T09:00:38ZHUBUNGAN DURASI TERDIAGNOSIS DIABETES MELITUS TIPE 2 DAN KADAR HbA1C DENGAN DERAJAT RETINOPATI DIABETIK PADA PASIEN YANG MENGIKUTI PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS DI PUSKESMAS KEDATON BANDARLAMPUNGLatar Belakang: Retinopati diabetik adalah komplikasi mikrovaskular DM yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah di retina dan memicu kebutaan. Retiopato diabetic terbagi menjadi dua yaitu Non Proliferative Diabetic Retinopathy (NPDR) dan Proliferative Diabetic Retinopathy (NPDR). Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya retinopati diabetik diantaranya faktor internal (durasi terdiagnosis diabetes melitus tipe 2) dan faktor eksternal (hiperglikemia) dimana pemeriksaan hiperglikemia diantaranya menggunakan HbA1C. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan durasi terdiagnosis diabetes melitus tipe 2 dan kadar HbA1c dengan derajat retinopati diabetik pada pasien yang mengikuti program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) di Puskesmas Kedaton Bandarlampung. Metode: Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 50 pasien diabetes melitus tipe 2 yang mengikuti Prolanis di Puskesmas Kedaton. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling dan data dianalisis dengan uji mann whitney dan kruskal wallis. Hasil Penelitian: Sebanyak 46% responden memiliki durasi diabetes melitus 5-15, 44% < 5 tahun, 10% > 15 tahun. Kadar HbA1C tidak terkontrol sebanyak 68% dan terkontrol sebanyak 32%. Dari 50 responden, 68% tidak menderita diabetic retinopathy, 32% NPDR, dan 2% PDR. Durasi terdiagnosis diabetes melitus tipe 2 dan retinopati diabetik secara statistik memiliki hubungan dengan nilai p=0,008 (p<0,05) dan kadar HbA1C dan retinopati diabetik juga secara statistik memiliki hubungan dengan nilai p = 0.043, (p<0.05). Simpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara durasi terdiagnosis diabetes melitus tipe 2 dan kadar HbA1c dengan derajat retinopati diabetik pada pasien yang mengikuti program pengelolaan penyakit kronis di Puskesmas Kedaton Bandarlampung. Kata kunci:Durasi dm tipe 2, kadar HbA1C, retinopati diabetik. ABSTRACT Background: Diabetic retinopathy is a microvascular complication of diabetes caused by blood vessels damage in the retina and lead to blindness. The common factors that lead to retinopathy were internal and external. One of the internal factor is duration of diabetes mellitus and one of the external factor is hyperglycemia. HbA1C is an indicator to identify the presence of hyperglycemia. Objective:This study aims to determined the relationship duration of diabetes mellitus type 2 and HbA1C levels with diabetic retinopathy degree in patients who followed chronic disease management program in Kedaton Primary Health Care Bandarlampung. Methods: This research used analytic survey with cross sectional approach. Samples were 50 patients with type 2 diabetes who followed Prolanis in Puskesmas Kedaton. Sampling was done by consecutive sampling and data were analyzed by using 2 methods, mann whitney and kuskal wallis. Results: Around 46% participants had duration of diabetes mellitus 5-15 years, 44% < 5 years, 10% > 15 years. Uncontrolled HbA1C level were 68% dan and controlled were 32%. From 50 participants, 68% had no diabetic retinopathy, 32% NPDR, and 2% PDR. Duration of diabetes mellitus type 2 and diabetic retinopathy had statistically relationship (p=0,008, p<0,05) and HbA1C levels and diabetic retinopathy also had statistically relationship (p = 0.043, p< 0.05). Conclusion: From this study we concluded that there was a relationship between duration of diabetes mellitus type 2 and HbA1C levels with diabetic retinopathy grading in patients who followed chronic disease management program in Kedaton Primary Health Care, Bandarlampung. Keywords: Diabetic retinopathy, duration of diabetes mellitus type 2, HbA1C level1418011076 EVA NARULITA KURNIA PERDANAevaperdana18@gmail.com2018-02-02T08:53:58Z2018-02-02T08:53:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30156This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301562018-02-02T08:53:58ZEFEK PROTEKTIF JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS HEPAR TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI PARASETAMOLABSTRAK
EFEK PROTEKTIF JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS HEPAR TIKUS
PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley
YANG DIINDUKSI PARASETAMOL
Oleh
KOMANG YUDITYA YUDA
Latar Belakang: Penyakit pada hepar paling banyak disebabkan oleh virus namun penyakit hepar akibat toksik obat tidak dapat dikesampingkan. Salah satu obat-obatan yang memiliki efek hepatotoksik adalah parasetamol. Efek toksik parasetamol terkait dengan stress oksidatif dan inflamasi. Jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) memiliki efek hepatoprotektif melalui mekanisme sebagai antioksidan dan anti-inflamasi.
Tujuan: Untuk mengetahui adanya efek protektif jahe merah terhadap gambaran histopatologi hepar tikus putih yang diinduksi parasetamol dan untuk mengetahui adanya pengaruh peningkatan dosis pada efek protektif jahe merah.
Metode: Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus putih jantan galur Sprague dawley yang dibagi dalam 5 kelompok dan diberi perlakuan selama 14 hari. K1 (hanya diberikan akuades), K2 (hanya diberikan parasetamol 750 mg/kgBB dosis tunggal per oral pada hari ke-14) serta P1, P2, dan P3(diberikan Jahe merah masing-masing 50,100,dan 200 mg/kgBB per oral selama 14 hari dan pada hari ke-14 diberikan parasetamol 750 mg/kgBB dosis tunggal per oral).
Hasil: Hasil rerata persentase luas area kerusakan hepar adalah K1: 0%, K2: 70,8%, P1: 57,28%, P2: 47,8%, dan P3: 29,52%. Pada kelompok P1, P2, dan P3 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan K2.
Simpulan: Terdapat efek protektif jahe merah dan terdapat pengaruh peningkata dosis pada efek protektif jahe merah terhadap gambaran histopatologi hepar yang diinduksi parasetamol.
Kata kunci: hepar, parasetamol, jahe merah
1418011114 Komang Yuditya Yudakomang_yuda25@yahoo.com2018-02-02T08:24:21Z2018-02-02T08:24:21Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30147This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301472018-02-02T08:24:21ZPERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI METHICILLIN-RESISTANT Staphylococcus aureus SECARA IN VITROLatar Belakang: Penyakit infeksi telah menjadi beban kesehatan baik di negara maju dan berkembang. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional merupakan penyulit pada infeksi akibat bakteri. Resistensi Staphylococcus aureus terhadap golongan metisilin telah menghasilkan strain bakteri baru dinamakan Methicillin Resistance Staphylococcus aureus (MRSA) dan telah menyebabkan peningkatan beban infeksi sebanyak tiga kali lipat dibandingkan infeksi Staphylococcus aureus biasa. Bawang daun memiliki kandungan luteolin, quercetin, dan allicin yang telah di teiliti memiliki efek antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan daya hambat ekstrak bawang daun dibandingkan kontrol positif. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Penelitian menggunakan bakteri MRSA yang diberikan ekstrak bawang daun dengan 7 kelompok. Konsentrasi 100% (K1), konsentrasi 50% (K2), konsentrasi 25% (K3), konsentrasi 12,5% (K4), konsentrasi 6,25% (K5), kontrol negatif dengan aquades (K6), dan kontrol positif dengan vankomisin (K7). Data yang didapat diolah menggunakan analisis Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji post hoc Mann-Whitney untuk melihat kelompok yang memiliki perbedaan bermakna. Hasil Penelitian:.Hasil rerata diameter zona hambat yaitu K1 4 mm, K2 1,75 mm, K3 0 mm, K4 0 mm, K5 0 mm, K6 0 mm, dan K7 16,25 mm. Hasil analisis menunjukkan p: 0,002. Analisis dilanjutkan dengan uji post hoc dan ditemukan bahwa kelompok yang memiliki perbedaan bermakna adalah kelompok K1, K2, K3, K4, K5, K6 dengan K7. Simpulan: Ekstrak bawang daun tidak memiliki efek antibakteri yang baik terhadap MRSA. Kata kunci: antibakteri, bawang daun, Methicillin Resistant Staphylococcus aureus
1418011082 FEBE SINTIA KRISTIANIsintiafebe@gmail.com2018-02-02T03:44:41Z2018-02-02T03:44:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30134This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301342018-02-02T03:44:41ZPERBEDAAN KECEPATAN PEMYEMBUHAN LUKA BAKAR
DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK SEL PUNCA MESENKIMAL WHARTON’S JELLY TALI PUSAT MANUSIA DENGAN
GEL BIOPLACENTON PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley Latar Belakang: Luka bakar merupakan suatu keadaan yang dapat dialami setiap manusia. Luka bakar sering sulit sembuh tanpa pemberian regimen terapi yang tepat. Bioplacenton merupakan gel yang sering digunakan untuk mengobati luka bakar. Sel punca mesenkimal yang berasal dari Wharton’s Jelly tali pusat manusia memiliki berbagai potensi yang dapat membantu proses penyembuhan luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecepatan penyembuhan luka bakar derajat II antara pemberian gel bioplacenton dan WJSMCs meliputi waktu penyembuhan dan penyusutan diameter ukuran luka.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan 27 ekor tikus putih yang diinduksi luka bakar derajat II dan dibagi menjadi tiga kelompok; perlakuan negatif (K), gel bioplacenton (P1), dan WJSMCs (P2). Pengamatan terhadap waktu penyembuhan dan penyusutan diameter luka dilakukan selama 28 hari. Data dianalisis menggunakan uji statistik One way ANOVA dan Kruskal wallis.
Hasil: Rata-tata waktu penyembuhan luka bakar kelompok K=26,78 hari, P1=25,11 hari, dan P2=19,67 hari. Perbedaan penyusutan ukuran luka terjadi di hari ke-8,12,16,20, dan 24.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan waktu penyembuhan dan penyusutan ukuran luka bakar yang antarkelompok perlakuan. WJMSc merupakan kelompok dengan waktu penyembuhan tercepat dan penyusutan diameter luka terbesar. 1418011118 LUH DINA YULITAluhdinay@gmail.com2018-02-01T07:59:25Z2018-02-01T07:59:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30094This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300942018-02-01T07:59:25ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% BEKATUL BERAS
MERAH TERHADAP MOTILITAS DAN MORFOLOGI SPERMATOZOA
TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) DEWASA JANTAN GALUR SPRAGUE
DAWLEY YANG DIINDUKSI ASAP ROKOK KRETEKLatar Belakang: Prevalensi perokok di Indonesia mencapai 33,4%. Asap rokok
yang dihasilkan merupakan salah satu sumber radikal yang memiliki efek stres
oksidatif terhadap tubuh. Ekstrak bekatul mengandung antioksidan yang
berpotensi tinggi menangkal radikal bebas sehingga stres oksidatif tidak terjadi.
Metode: Jenis penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan acak
lengkap. Sampel terdiri dari 25 ekor tikus jantan dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu
kelompok kontrol negatif (K1) yang tidak diberikan ekstrak bekatul dan asap
rokok, kelompok kontrol positif (K2) hanya diberikan asap rokok selama 30 hari.
P1,P2, dan P3 diberikan ekstrak bekatul dengan dosis yang berbeda dan asap
rokok selama 30 hari. P1 diberikan 20 mg, P2 diberikan 40 mg, dan P3 diberikan
80 mg. Masing-masing dosis dilarutkan dalam 0,5 ml aquades.
Hasil: Analisis menggunakan One-Way ANOVA menunjukkan 0,000 untuk
motilitas dan morfologi spermatozoa. Motilitas tertinggi terdapat pada kelompok
kontrol negatif (K1) diikuti oleh P3,P2,P1, kontrol positif (K2) sedangkan pada
morfologi terdapat pada kelompok P3, diikuti dengan P2, kontrol negatif (K1),
P1, kontrol positif (K2).
Simpulan: Terdapat pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% bekatul beras merah
terhadap motilitas dan morfologi spermatozoa tikus jantan yang dipaparkan asap
rokok kretek.
Kata Kunci: asap rokok, ekstrak bekatul, motilitas, morfologi.
abstarct
Background: The prevalence of smokers in Indonesia reach 33,4%. Cigarette’s
smoke is one of free radical that has the oxidative stress effect on the body. Rice
bran extract contains antioxidants which have high potential to neutralize free
radicals so oxidative stress doesn’t occur.
Methods: The type of this study is laboratory experimental with complete
randomize design. The sample consist of 25 male rats divided into 5 groups, K1 is
the negative control which isn’t give rice bran and cigarrete’s smoke in 30 days.
K2 is the positive control which is only give cigarrete smoke. P1,P2, and P3 have
different dossage of rice bran. P1 with 20 mg, P2 with 40 mg, and P3 with 80 mg.
Each dossage is dissolved with 0.5 ml of aquades.
Result: Analysis is by using One-Way ANOVA namely p= 0,000 for sperm
motility and morphology. The highest motility were found in K1 followed by
P3,P2,P1,K2 while on morphology were found in P3, followed by P2, K1, P1, and
K2.
Conclusion: There was effect of 96 % ethanol extract of red rice bran on motility
and morphology of male rat spermatozoa that induced by kretek cigarrete’s
smoke.
Keyword: cigarette’s smoke, motility, morphology, rice bran extract. 1418011117 LENI AMELIAleniameliazam@gmail.com2018-02-01T05:16:07Z2018-02-02T02:42:01Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30102This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301022018-02-01T05:16:07ZHUBUNGAN ANTARA LAMA MENDERITA DIABETES MELITUS
TIPE 2 DENGAN KEJADIAN PERIPHERAL ARTERIAL DISEASE (PAD) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
DI PUSKESMAS KEDATON KOTA BANDAR LAMPUNGABSTRAK
Latar Belakang : Diabetes melitus adalah suatu penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau keduanya. Diabetes melitus menyebabkan berbagai macam
komplikasi, salah satunya penyakit arteri perifer.
Tujuan : Mengetahui hubungan antara lama menderita diabetes melitus tipe 2
dengan kejadian peripheral arteri disease pada penderita pasien diabetes melitus
tipe 2 di Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung.
Metode : Jenis penelitian ini adalah analitik korelatif dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian dilakukan pada bulan November 2017. Populasi pada
penelitian adalah seluruh penderita DM tipe 2 yang mengikuti kegiatan prolanis di
Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung. Jumlah sampel penelitian 40
responden dengan teknik consecutive sampling.
Hasil : Hasil penelitian menunjukan responden laki – laki sebanyak 17 dan
perempuan 23 orang. Rerata lama responden menderita DM adalah 9,8 tahun.
Responden dengan kategori normal sebanyak 52,5%, PAD derajat ringan 12,5%,
sedang 32,5% dan derajat berat 2,5%. Hasil uji spearman kedua variabel
didapatkan nilai p sebesar 0,001 dan nilai korelasi 0,651.
Kesimpulan : Terdapat hubungan kuat antara lama menderita diabetes melitus
tipe 2 dengan kejadian peripheral arteri disease pada penderita pasien diabetes
melitus tipe 2 di Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung.
Kata Kunci : diabetes melitus tipe 2, lama diabetes, peripheral artery disease.
ABSTRACK
Background : Diabetes mellitus is a metabolic disease with characteristics of
hyperglycemia occurs due to abnormalities of insulin secretion, insulin function,
or both. Diabetes mellitus causes various kinds of complications, one of which is
peripheral arterial disease.
Objective: To know the relationship between the length of suffering type 2
diabetes mellitus and the incidence of peripheral arterial disease (PAD) in patients
with type 2 diabetes mellitus in Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung.
Methods: This research is correlative analytic with cross sectional approach. The
study was conducted November 2017. The population in this study were all
patients with DM type 2 who joined Prolanis program at Puskesmas Kedaton Kota
Bandar Lampung. The number of research samples are 40 respondents with
consecutive sampling technique.
Results: This result has 17 male and 23 women respondents. The average
duration of DM is 9.8 years. Respondents with normal were 52.5%, mild PAD
12.5%, moderate 32.5% and severe 2.5%. Spearman test results of both variables
obtained p value of 0.001 and correlation value 0.651.
Conclusion: There are relationship between the length of suffering type 2
diabetes mellitus and the incidence of peripheral arterial disease (PAD) in patients
with type 2 diabetes mellitus in Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung
Keywords: diabetes mellitus type 2, duration of diabetes, peripheral artery
disease.1418011004 ADINDA AYU LINTANG SURIadindayulintang@gmail.com2018-02-01T05:03:09Z2018-02-01T05:03:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30103This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301032018-02-01T05:03:09ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI OTAK MENCIT JANTAN (Mus musculus L) YANG DIINDUKSI Monosodium glutamate (MSG)Latar belakang: Monosodium glutamate (MSG) menimbulkan kerusakan otak yang ditandai dengan adanya nekrosis neuron secara mikroskopis dan defisit neurologis secara klinis. Lengkuas memiliki kandungan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan yang dapat melindungi otak.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga) terhadap gambaran histopatologi otak mencit (Mus musculus L) jantan yang diinduksi Monosodium glutamate (MSG).
Metode: Penelitian ini menggunakan 30 mencit yang dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan. K(-) tidak diberi perlakuan, K(+) diberi MSG 4 mg/grBB intraperitoneal, P1 diberi MSG 4 mg/grBB intraperitoneal dan ekstrak lengkuas 14 mg/20 grBB oral, P2 diberi MSG 4 mg/grBB intraperitoneal dan ekstrak lengkuas 28 mg/20 grBB oral, dan P1 diberi MSG 4 mg/grBB intraperitoneal dan ekstrak lengkuas 56 mg/20 grBB oral.
Hasil: Rerata jumlah nekrosis neuron yang didapatkan antara lain K(-) 3,8; K(+) 5,4; P1 5,4; P2 5; dan P3 4,8. Setelah dilakukan uji statistik dengan uji One-Way ANOVA diperoleh nilai p =0,105.
Simpulan: Tidak terdapat pengaruh pemberian ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga) terhadap gambarah histopatologi otak mencit (Mus musculus L) jantan yang diinduksi Monosodium glutamate (MSG).1418011073 Emeraldha Theodorusemeralda.theodorus@gmail.com2018-02-01T04:22:48Z2018-02-01T04:22:48Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30100This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301002018-02-01T04:22:48Z
PENGARUH PEMBERIAN DOSIS BERTINGKAT KONSENTRAT TART CHERRY (Prunus cerasus) TERHADAP PERPANJANGAN WAKTU TIDUR MENCIT YANG DIINDUKSI FENOBARBITAL
Latarbelakang:Tidur merupakan hal yang sangat penting untuk manusia, tidur berpengaruh pada fisiologi dan psikologi tubuh. Dua puluh persen penduduk dunia mengalami gangguan tidur. Tart cherry merupakan buah dengan kandungan melatonin yang tinggi, melatonin dapat membantu proses inisiasi tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrat tart cherry terhadap perpanjangan waktu tidur mencit.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental dengan pendekatan post test only controlled group design. Sampel penelitian menggunakan 28 mencit CBA yang dibagi dalam empat kelompok yaitu kelompok kontrol (K) yang diberikan fenobarbital 40 mg/kgbb, perlakuan satu (P1) yang diberikan konsetrat tart cherry 0,039 ml dan fenobarbital 40 mg/kgbb, perlakuan dua (P2) yang diberikan konsentrat tart cherry 0,078 ml dan fenobarbital 40 mg/kgbb, perlakuan tiga (P3) yang diberikan konsetrat tart cherry 0,156 ml dan fenobarbital 40 mg/kg. Waktu tidur mencit diukur mulai dari mencit kehilangan reflek righting dan kembali dapat melakukan reflek righting.
Hasil : Didapatkan perbedaan bermakna waktu tidur mencit antara P2 dengan kontrol (p=0,001), P3 dengan kontrol (p=0,001) dan P3 dengan P2 (p=0,001). Tidak ada perbedaan bermakna antara P1 dengan kontrol.
Simpulan: Pemberian konsentrat tart cherry memperpanjang waktu tidur mencit.
1418011044 Cakra Wijayacakrawijaya@rocketmail.com2018-01-31T08:24:36Z2018-01-31T08:24:36Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30093This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300932018-01-31T08:24:36ZPERBEDAAN PENGETAHUAN MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH PENDIDIKAN KELAMBU BERINSEKTISIDA SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PENYAKIT MALARIA DI DESA SUKA JAYA LEMPASING KABUPATEN PESAWARAN LAMPUNGBackground: Suka Jaya Lempasing is a village in Lampung which has been
designated as malaria endemic area with malaria patient number reaching 2,187
people in July 2016. The village experienced an increase of Annual Parasite
Incidence (API) from 2015 that was 1.7 of 1,000 populations to 2.2 of 1,000
populations by 2016. Although the village had API higher than Indonesia’s API,
0.84 of 1,000 populations, the village had only three health cadres handling
malaria cases. Prevention efforts had been widely practiced. One of them with the
program of division of insecticide-treated bed nets, or could be called Long
Lasting Insectiside Net (LLIN). However, the program had not been effective in
reducing the number of malaria patients due to low public knowledge about the
use of mosquito nets.
Method: This research used quasi experimental method with one group pretestposttest
design. The sampling technique was total sampling. The study was
conducted from April to July 2017, located in Suka Jaya Lempasing Village,
Pesawaran, Lampung. The number of sample was 25 people. Data were obtained
from a knowledge questionnaire.
Result: Univariate analysis results obtained abnormal data distribution with p
value of test = 0,017 and p post test = 0.001. Due to the abnormal data distribution
used the non parametric test bivariate test Wilcoxon which shows the value p =
0.011.
Conclusion: There is a difference of knowledge of use and treatment of
insecticide treated nets before and after health education in Suka Jaya Lempasing
Keywords: Health education, knowledge, malaria, mosquito net.
Latar Belakang: Desa Suka Jaya Lempasing telah ditetapkan sebagai daerah endemis malaria dengan peningkatan Annual Parasite Insidence (API) dari tahun 2015 yaitu 1,7 per 1.000 penduduk menjadi 2,2 per 1.000 penduduk pada tahun 2016. Desa tersebut memiliki angka API lebih tinggi dibandingkan dengan API nasional di Indonesia yaitu 0,84 per 1.000 penduduk. Upaya pencegahan telah banyak dilakukan. Salah satunya melalui program pembagian kelambu berinsektisida. Namun, program tersebut belum efektif mengurangi jumlah penderita malaria dikarenakan rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan kelambu.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode quassy experimental dengan rancangan one group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Penelitian dilaksanakan periode April- Juli 2017, bertempat di Desa Suka Jaya Lempasing, Pesawaran, Lampung. Sampel yang berhasil didapatkan adalah 25 orang. Data diperoleh dari kuesioner pengetahuan.
Hasil: Hasil analisis univariate didapat distribusi data tidak normal dengan nilai p pre test=0,017 dan p post test=0,001. Karena dsitribusi data tidak normal digunakan analisis bivariat uji non parametrik Wilcoxon yang menunjukan nilai p=0,011.
Simpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan penggunaan dan perawatan kelambu berinsektisida sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan pada masyarakat Desa Suka Jaya Lempasing
Kata Kunci: Kelambu, malaria, pendidikan kesehatan, pengetahuan.1418011001 ACHMAD AGUS PURWANTOahmadaguspurwanto144@gmail.com2018-01-31T07:10:13Z2018-01-31T07:19:35Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30089This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300892018-01-31T07:10:13ZHUBUNGAN OBESITAS SENTRAL TERHADAP HITUNG JENIS
LEUKOSIT PADA LAKI-LAKI DEWASA DENGAN OBESITAS
DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Background: Men's central obesity is associated with various disease risks
compared to women. Infiltration of immune cells into the adipose tissue will lead
to a state of low chronic inflammation resulting in changes in the count value of the
leukocyte type. This study aims to determine whether there is a relationship
between central obesity to leukocyte count in adult males with obesity in the
University of Lampung.
Method: This research use cross sectional approach. Subjects were 59 obese adult
males in Unila environment using consecutive sampling technique. The sample of
the blood of the subjects taken through the puncture vein was then taken to the FK
Unila Clinical Pathology laboratory to be read manually under a microscope.
Result: The result of bivariate analysis with Chi square test obtained the result of
successive relation between central obesity with neutrophil count p = 0,01 (p≤0,05),
monocyte count p = 0,031 (p≤0,05), calculate lymphocyte p = 0,003 (p≤0,05), count
eosinophil p = 0,106 (p≤0,05), basophil count p = 0,166 (p≤0,05).
Conclusion: There are significant association between central obesity with
neutrophil counts, monocyte counts and lymphocyte counts but no significant
association between central obesity with eosinophil counts and basophil counts
Keyword: central obesity, differential white blood cell count, leukocyte
ABSTRAK
Latar belakang: Obesitas sentral pada pria dihubungkan dengan berbagai risiko
penyakit dibandingkan pada wanita. Infiltrasi sel-sel imun ke dalam jaringan
adiposa akan menimbulkan suatu keadaan inflamasi kronis tingkat rendah sehingga
terjadi perubahan nilai hitung jenis leukosit. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat hubungan antara obesitas sentral terhadap hitung jenis
leukosit pada laki-laki dewasa dengan obesitas di lingkungan Universitas Lampung.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Subjek
penelitian adalah 59 laki-laki dewasa obesitas di lingkungan Unila dengan
menggunakan teknik consecutive sampling. Sampel darah subjek diambil melalui
vena puncture kemudian dibawa ke laboratorium Patologi Klinik FK Unila untuk
dibaca secara manual di bawah mikroskop.
Hasil: Hasil analisis bivariat dengan uji Chi square didapatkan hasil berturut-turut
hubungan antara obesitas sentral dengan hitung neutrofil p= 0,01 (p≤0,05), hitung
monosit p= 0,031 (p≤0,05), hitung limfosit p= 0,003 (p≤0,05), hitung eosinofil p=
0,106 (p≤0,05), hitung basofil p= 0,166 (p≤0,05).
Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara obesitas sentral dengan hitung
jenis neutrofil, monosit dan limfosit namun tidak terdapat hubungan bermakna
antara obesitas sentral dengan hitung jenis eosinofil dan basofil.
Kata Kunci: obesitas sentral, hitung jenis leukosit, leukosit 1418011062 Diva Iole Humairadiolehumaira@gmail.com2018-01-31T06:24:13Z2018-01-31T06:24:13Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30071This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300712018-01-31T06:24:13ZHUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN KONTROL GLUKOSA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2
PADA PESERTA PROLANIS DI BANDAR LAMPUNGLatar Belakang: Penderita Diabetes Melitus (DM) tipe 2 di Indonesia maupun di dunia semakin meningkat. DM tipe 2 merupakan tipe dengan penderita terbanyak. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi kontrol glukosa darah penderita DM tipe 2 adalah gangguan tidur. Penderita DM tipe 2 mengalami gangguan tidur yang diakibatkan oleh gejala klinis dan psikis yang dialami. Terjadinya gangguan tidur akan mengakibatkan penurunan kualitas tidur yang menyebabkan kelainan toleransi glukosa, resistensi insulin, serta berkurangnya respon terhadap insulin.
Metode: Metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional digunakan pada penelitian ini. Sampel penelitian adalah 95 penderita DM tipe 2 pada peserta program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis), dengan metode cluster sampling. Penelitian dilakukan dengan wawancara kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index dan pengukuran glukosa darah puasa di 10 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Bandar Lampung. Hasil dari penelitian ini diolah menggunakan perangkat lunak komputer.
Hasil: Hasil analisis dengan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) menunjukkan p value 0,002 < 0,05.
Kesimpulan: Terdapat hubungan kualitas tidur dengan kontrol glukosa darah penderita DM tipe 2 pada peserta Prolanis di Bandar Lampung.
Kata kunci: diabetes, glukosa, kontrol, tidur
ABSTRACT
Background: Type 2 diabetes patients in Indonesia as well as in the world are increasing. This type is one of diabetes mellitus (DM) types with the most sufferers. One of all the factors that can influence blood glucose control of type 2 diabetes mellitus is sleep disorders. Type 2 diabetes patients experience sleep disturbances that is caused by clinical and psychical symptoms. The occurrence of sleep disorders will reduce the quality of sleep that causes abnormal glucose tolerance, insulin resistance, and reduced response to insulin.
Method: Observational analytical method with cross sectional design was registered in this research. The sample was 95 type 2 diabetes patients that were the members of chronic disease management program, taken by cluster sampling method. The study was conducted using the Pittsburgh Sleep Quality Index questionnaire and fasting blood glucose measurement at 10 Community Health Centers in Bandar Lampung. Then the results of this study were processed using computer software.
Result: Result of analysis with Chi Square test with 95% confidence level (α = 0,05) showed p value 0,002 < 0,05.
Conclusion: There is a significant association of sleep quality with blood glucose control of type 2 diabetes patients on chronic disease management program members in Bandar Lampung.
Keywords: control, diabetes, glucose, sleep1418011012 AMINAH ZAHRA zahraaminah67@gmail.com2018-01-31T04:25:11Z2018-01-31T04:25:11Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30077This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300772018-01-31T04:25:11ZPERBEDAAN PENGETAHUAN MASYARAKAT SEBELUM DAN
SESUDAH PENDIDIKAN BANK SAMPAH SEBAGAI UPAYA
PREVENTIF MALARIA DI DESA SUKA JAYA LEMPASING,
KABUPATEN PESAWARAN, LAMPUNGLatar Belakang: Desa Suka Jaya Lempasing merupakan daerah endemis malaria
yang berlokasi di Kabupaten Pesawaran, Lampung. Hal ini terjadi karena kondisi
lingkungan yang berada di pinggir pantai, rumah-rumah penduduk yang kurang
bersih, serta banyak genang air akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik dan
menjadi tempat perindukan jentik nyamuk. Di Desa Suka Jaya Lempasing terdapat
agen BOM PASSION (Bank For Malaria Eradication) yaitu sekelompok
masyarakat yang menerima pendidikan kesehatan melalui penerapan Bank Sampah
sebagai upaya preventif malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan Bank Sampah
pada masyarakat diwakili oleh agen BOM PASSION.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode quassy experimental dengan
rancangan one group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel adalah
total sampling. Penelitian dilaksanaka periode April-Juni 2016, bertempat di Desa
Suka Jaya Lempasing, Pesawaran, Lampung. Sampel yang berhasil didapatkan
adalah 25 orang. Data diperoleh dari kuesioner pengetahuan.
Hasil: Hasil nilai mean dari pretest pengetahuan sebesar 43,48. Nilai median dari
posttest pengetahuan sebesar 90. Hasil analisis bivariat p=0,000 untuk hasil
perbedaan pengetahuan.
Simpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum dan
sesudah pendidikan kesehatan.
Kata kunci: Bank Sampah, Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan
abstract
Background: Suka Jaya Lempasing Village is a malaria endemic area that located
in Pesawaran District. This area happened to be an endemic place because it is
located near seashore, villagers’ house that are less clean and lots of puddles that
caused by the trash that weren’t well managed and it has became a place where the
mosquitoes breed. Suka Jaya Lempasing Village has a BOM PASSION (Bank For
Malaria Eradication) agent, which is a group of people who received a health
education about the implementation of Waste Bank as a way to prevent malaria.
This research aimed to know the difference of the knowledge of the community
before and after health education of Waste Bank that is represented by the BOM
PASSION agent.
Method: This research used quassy experimental method with one group pretestposttest
design. The technique used to take the sample was total sampling. This
research is held in April-June 2016 period, located in Suka Jaya Lempasing Village,
Pesawaran, Lampung. The sample that successfully obtained was 25 people. The
data is obtained through education questionnaire.
Result: The result of the mean score from the education pretest is 43,48. The
median score from the education posttest is 90. The result of bivariate analysis
between the difference of knowledge is p=0,000.
Conclusion: There is a meaningful difference of knowledge before and after the
health education of Waste Bank.
Key words: Health Education, Knowledge, Waste Bank(1418011190) RIZKY ARIF PRASETYOrizky.barbodoz@gmail.com2018-01-30T09:07:54Z2018-01-30T09:07:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30052This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300522018-01-30T09:07:54ZPerbedaan Fungsi Seksual Wanita Perkotaan dan Pedesaan di Kecamatan Kedaton dan Kecamatan PagelaranLatar Belakang: Fungsi seksual pada wanita merupakan hasil integrasi dari struktur
biologis, pengalaman hidup, pengetahuan, perilaku, dan sikap yang dipengaruhi oleh
faktor fisik, psikologi, interpersonal, dan budaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan proporsi fungsi seksual wanita perkotaan dan pedesaan di
Kecamatan Kedaton dan Kecamatan Pagelaran dan faktor yang berhubungan dengan
fungsi seksual wanita.
Metode Penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional .
Penelitian ini dilakukan pada Desember 2017 sampai Januari 2018. Pengumpulan
data dilakukan di Puskesmas Kedaton dan Puskesmas Pagelaran pada wanita di
Kecamatan Kedaton dan Pagelaran. Penelitian ini menggunakan kuisioner FSFI.
Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling pada 172 total sampel.
Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat.
Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil analisis univariat didapatkan hasil berupa 49,4%
wanita mengalami disfungsi seksual dan 50,6% wanita memiliki fungsi seksual yang
baik. Proporsi fungsi seksual wanita perkotaan di Kecamatan Kedaton sebesar 51,2%
dan proporsi fungsi seksual wanita pedesaan di Kecamatan Pagelaran sebesar 47,7%.
Faktor yang berhubungan dengan fungsi seksual wanita pada penelitian ini yaitu
pendidikan terakhir, jumlah anak, tingkat penghasilan, dan aktivitas seksual.
Simpulan: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara fungsi seksual wanita
perkotaan dan pedesaan di Kecamatan Kedaton dan Kecamatan Pagelaran. Faktor
yang berhubungan dengan fungsi seksual wanita adalah tingkat pendidikan,
pendapatan, jumlah anak, dan aktivitas seksual.
Kata kunci: Fungsi Seksual, Wanita Perkotaan, Wanita Pedesaan1418011094 Grecia Ingrid Gultomggrecia.ingrid@gmail.com2018-01-30T08:43:02Z2018-01-30T08:43:02Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30056This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300562018-01-30T08:43:02ZHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP RASIONALITAS PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA MASYARAKAT SEKAMPUNG KABUPETEN LAMPUNG TIMURLatar Belakang: Angka resistensi yang semakin meningkat di dunia menunjukan bahwa resistensi telah menjadi masalah yang harus segera diselesaikan. Kejadiaan ini dikarenakan kesalahan persepsi pada masyarakat dalam menggunakan antibiotik, pengetahuan yang salah, dan kesadaran untuk menggunakan antibiotik secara tepat merupakan hal penting yang dapat menyebabkan resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap rasionalitas perilaku penggunaan antibiotik pada masyarakat Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur.
Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan desain penelitian cross sectional study. Pengambilan sampel menggunakan metode non-probability sampling dengan jenis consecutive sampling dan alat ukur berupa kuesioner. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square.
Hasil Penelitian: Penelitian dilakukan terhadap 120 responden masyarakat Sekampung dengan tingkat pengetahuan baik 65%, sikap positif 60%, dan perilaku rasional 54,2%. Hasil uji chi-square didapatkan nilai p yaitu 0,001 dan 0,001. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap rasionalitas perilaku penggunaan antibiotik.
Kesimpulan: Penelitian ini memiliki hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap terhadap rasionalitas perilaku penggunaan antibiotik pada masyarakat Sekampung.
Kata Kunci: Antibiotik, Resistensi, Sikap, Pengetahuan, Perilaku.
abstract
Background: The increasing number of resistance in the world shows that resistance has become a problem that must be resolved soon. This happening is due to misperception of the public in the use of antibiotics, false knowledge, and awareness to use antibiotics appropriately is an important thing that can cause antibiotic resistance. This study aims to determine the relationship of knowledge and attitudes toward the rationality of antibiotic usage behavior in community of Sekampung Sub-district, East Lampung Regency.
Method: This research is an observational research using cross sectional study design. Sampling using non-probability sampling method with the type of consecutive sampling and measuring instruments in the form of questionnaires. Data analysis was done by chi-square test.
Result: The study was conducted on 120 Sekampung community respondents with good knowledge level 65%, positive attitude 60%, and rational behavior 54,2%. Chi-square test results obtained p value of 0.001 and 0.001. There is a relationship between knowledge and attitudes toward the rationality of antibiotic use behavior.
Conclusion: This study has a meaningful relationship between knowledge and attitudes toward the rationality of antibiotic use behavior in Sekampung society.
Keywords: Antibiotics, Attitude, Behavior, Knowledge, Resistance.(1418011030) ARILINIA PRATIWIariliniapratiwi18@gmail.com2018-01-30T08:39:58Z2018-01-30T08:39:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30054This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300542018-01-30T08:39:58ZHUBUNGAN MANAJEMEN DIRI DIABETES DENGAN KONTROL GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II PADA PESERTA PROLANIS DI BANDAR LAMPUNGLatar Belakang: Besarnya kelompok penderita DM tipe II beresiko tinggi terhadap terjadinya komplikasi DM. Komplikasi pada pasien DM tipe II akan menurunkan kualitas hidup penderita DM. Dalam pengendalian penyakit DM diperlukan adanya manajemen diri diabetes. Manajemen diri diabetes akan menurunkan terjadinya resiko komplikasi pada penderita DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan manajemen diri diabetes dengan kontrol gula darah pasien DM tipe II pada peserta Prolanis di Bandar Lampung.
Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan desain penelitian cross sectional study. Pengambilan sampel menggunakan metode cluster sampling alat ukur berupa Accu Check Blood Glucose Meter dan kuesioner . Analisis data dilakukan dengan uji chi-square.
Hasil Penelitian: Penelitian dilakukan terhadap 97 responden pasien DM tipe II pada peserta Prolanis di Bandar Lampung. Tingkat manajemen diri diabetes sebesar 80,41% tinggi dan 19,58% rendah. Kontrol gula darah sebesar 54,63% terkontrol dan 45,36% tidak terkontrol. Hasil uji chi-square didapatkan nilai p yaitu 0,034. Terdapat hubungan antara manajemen diri diabetes dengan kontrol gula darah.
Kesimpulan: Penelitian ini memiliki hubungan yang bermakna antara manajemen diri diabetes dengan kontrol gula darah pasien DM tipe II pada peserta prolanis di Bandar Lampung.
Kata Kunci: Diabetes, kontrol, glukosa, manajemen, prolanis
abstract
Background: The number of type II DM group have a high risk for DM complications. Complications in patients with type II DM will decrease the quality of life of patients with DM. In DM disease control requires the existence of diabetes self-management. Self-management of diabetes will reduce the risk of complications in patients with DM. This study aims to determine the relationship of diabetes self-management with glucose control type II DM patients in Prolanis participants in Bandar Lampung.
Method: This research is an observational research using cross sectional study design. Sampling using cluster sampling method of measuring instrument is Accu Check Blood Glucose Meter and questioner. Data analysis was done by chi-square test.
Result: The study was conducted on 97 respondents of type II DM patients in Prolanis participants in Bandar Lampung. The self-management rate of diabetes was 80.41% high and 19.58% low. Glucose control was 54.63% controlled and 45.36% uncontrolled. Chi-square test results obtained p value of 0.034. There is a relationship between diabetes self-management with glucose control.
Conclusion: This study has a significant relationship between diabetes self-management with glucose control of DM type II patients in prolanis participants in Bandar Lampung.
Keywords: Diabetes, control, glucose, management, prolanis(1418011090) FITRIANI ANTIKA DHAMAYANTIfitrianiantika97@gmail.com2018-01-30T08:28:32Z2018-01-30T08:28:32Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30049This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300492018-01-30T08:28:32ZHUBUNGAN SKOR GLASGOW COMA SCALE (GCS) DENGAN KADAR GLUKOSA PADA PASIEN CEDERA KEPALA DI IGD RSUD
Dr. H. ABDUL MOELOEK PERIODE JANUARI SAMPAI MARET 2017 ABSTRAK
HUBUNGAN SKOR GLASGOW COMA SCALE (GCS) DENGAN KADAR GLUKOSA PADA PASIEN CEDERA KEPALA DI IGD RSUD DR. H.
ABDUL MOELOEK PERIODE JANUARI SAMPAI MARET 2017
Oleh
SUTANSYAH AHMAD IMAN
Latar belakang: Kejadian cedera kepala merupakan fenomena yang tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi. Respon stres akan timbul setelah kejadian cedera kepala yang menyebabkan kadar glukosa meningkat dan penurunan kesadaran. Penilaian kesadaran dapat dilakukan dengan menghitung skor Glasgow Coma Scale (GCS) yang bersifat objektif dengan nilai baku yang tertera. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah adanya hubungan skor Glasgow Coma Scale (GCS) dengan kadar glukosa pada pasien cedera kepala di IGD RSUD Dr. H. Abdul Moeloek periode Januari sampai Maret 2017. Metode: Penelitian ini menggunakan data sekunder, melihat data rekam medis pasien instalasi gawat darurat (IGD) dengan sampel sebesar 160 sampel. Data rekam medis dilihat skor GCS dan kadar glukosa pasien cedera kepala. Hasil: Hasil penelitian didapatkan penyebaran data GCS dengan nilai maksimum 15 dan minimum 6, serta dengan nilai tengah 15. Penyebaran data kadar glukosa dengan nilai maksimum 343 dan minimum 54, serta nilai tengah 121. Hasil uji korelasi nonparametrik (spearman) menunjukkan angka koefisien korelasi sebesar -0,339 dengan P value sebesar 0,00. Simpulan: Terdapat hubungan terbalik yang bermakna (reverse correlation) antara skor GCS dengan kadar glukosa pada pasien cedera kepala di IGD RSUD Dr. H. Abdul Moeloek periode Januari sampai Maret 2017. Kata kunci: Cedera kepala, Glasgow Coma Scale, Glukosa. 1418011207 Sutansyah Ahmad ImanSutansyahmd@gmail.com2018-01-30T08:25:27Z2018-01-30T08:25:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30038This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300382018-01-30T08:25:27ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BATANG
BAKAU MINYAK (RHIZOPHORA APICULATA) ETANOL 95 % TERHADAP HISTOPATOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN GALUR SPARAGUE DAWLEY YANG TERPAPAR ASAP ROKOK
Latar belakang: Asap rokok merupakan radikal bebas yang mengakibatkan kondisi patologis seperti inflamasi, proteolisis, dan stres oksidatif. Pada penelitian sebelumnya, kulit batang bakau (Rhizophora apiculata) berpotensi sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini mengetahui potensi kulit batang bakau (Rhizophora apiculata) dalam melindungi kerusakan organ pankreas tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sparague dawley yang terpapar asap rokok.
Metode penelitan: Desain penelitian yang diguakan adalah penelitian eksperimental dengan metode post test only control group design. Lokasi penelitian di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Sampel pada penelitian ini adalah tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sparague dawley. Variabel bebas adalah ekstrak kulit batang bakau yang diberikan pada tikus putih. Variabel terikat gambaran histolopatogi pankreas tikus putih yang terpapar asap rokok. Pembacaan preparat mengacu pada skor, yaitu skor 0: tidak ada perubahan patologis dan skor 1: ditemukannya sel radang. Uji statistik yang digunakan chi-square dengan alternatif uji fisher.
Hasil penelitian: Rerata sel radang paling tinggi pada kelompok kontrol. Hasil bermakna (p<0,05) terdapat antara kelompok kontrol dan rokok serta kelompok rokok dan bakau+kontrol. Hasil tidak bermakna (p>0,05) terdapat antara kelompok kontrol dan bakau+rokok.
Kesimpulan: Pemberian ekstrak kulit batang bakau (Rhizophora apiculata) berpotensi melindungi kerusakan sel pankreas tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang terpapar asap rokok.
Kata kunci: anti oksidan, anti inflamasi, asap rokok, bakau minyak,
1418011221 William Bahagiawilliambahagia@rocketmail.com2018-01-30T08:25:13Z2018-01-30T08:25:13Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30050This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300502018-01-30T08:25:13ZPENGARUH PEMBERIAN LATIHAN OLAHRAGA INTENSITAS SEDANG TERHADAP KADAR GULA DARAH PUASA MENCIT OBESITASLatar Belakang: Prevalensi obesitas di dunia terus meningkat, begitu juga dengan penyakit lain yang menyertainya (komorbid). Komorbid yang berhubungan dengan obesitas antara lain hipertensi, penyakit jantung, dislipidemia dan diabetes melitus (DM) tipe 2. Olahraga dapat meningkatkan penyerapan glukosa dan sensitivitas insulin sehingga dapat mencegah perkembangan DM tipe 2 akibat obesitas.
Metode Jenis penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan acak lengkap. Sampel terdiri dari 27 ekor mencit jantan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol dengan berat badan normal (K1), kelompok kontrol obesitas (K2) sesuai kriteria Lee Index dengan nilai N>300 dan kelompok perlakuan (P) obesitas yang diberi perlakuan treadmill dengan intensitas sedang selama 35 hari.
Hasil: Analisis menggunakan One-Way ANOVA menunjukkan nilai p=0,001 antara K1 dengan K2; p = 1,000 antara K1 dengan P dan p<0,001 antara K2 dengan P. Glukosa darah puasa kelompok P termasuk dalam kategori normal dengan rerata 98,56 ± 17,05 mg/dL dibandingkan dengan kelompok K2 yang termasuk kategori DM tipe 2 dengan rerata 170,89 ± 39,42 mg/dL.
Simpulan: Terdapat pengaruh perlakuan treadmill terhadap kadar gula darah puasa mencit obesitas.
Kata Kunci : Diabetes mellitus, gula darah, obesitas, olahraga.1418011065 DZULFIQARDZULFIQAR011@GMAIL.COM2018-01-30T08:23:27Z2018-01-30T08:23:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30029This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300292018-01-30T08:23:27ZHUBUNGAN PERAN GURU, ASUPAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNGLatar Belakang: Obesitas pada anak usia sekolah disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya peran guru, asupan makan dan aktivitas fisik. Guru dapat memberikan pendidikan gizi yang akan mempengaruhi perilaku gizi anak dalam memilih makanan dan aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara antara peran guru, asupan makan dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada anak SD Al-Kautsar Lampung.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di SD Al-Kautsar dengan 46 responden yang diambil dengan teknik proportionate stratified random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan food recall 2x24 jam. Data dilakukan uji analisis menggunakan uji Chi-Square.
Hasil Penelitian: Hasil analisis menunjukkan bahwa 56,5% responden mengalami obesitas, dengan mayoritas peran guru kurang (69,6%), asupan energi kurang (45,7%), asupan protein lebih (43,5%), asupan lemak kurang (54,3%), asupan karbohidrat lebih (34,8%), dan aktivitas fisik yang sama, baik rendah maupun tinggi (50%), dengan hasil analisis bivariat terdapat hubungan antara peran guru (p=0,011; OR=5,5), asupan energi (p=0,025; OR=4,857), asupan protein (p=0,005; OR=6,4), asupan lemak (p=0,029; OR=5,625), asupan karbohidrat (p=0,013; OR=5,667) dan aktivitas fisik (p=0,003; OR=6,75) terhadap kejadian obesitas.
Simpulan Penelitian: Terdapat hubungan antara peran guru, asupan makan dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada anak SD Al-Kautsar Lampung.1418011181 Renti Kusumaningrum Samosirrentiknsamosir@gmailcom2018-01-30T08:12:55Z2018-01-30T08:12:55Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30046This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300462018-01-30T08:12:55ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL TOMAT (Solanum lycopersicum) dan MENTIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Salmonella typhiLatar belakang: Demam tifoid merupakan penyakit infeksi oleh bakteri Salmonella typhi. Insiden tifoid di Indonesia tergolong tinggi. Pengobatan dengan antibiotik sudah mulai mengalami resistensi, sehingga tanaman dapat dijadikan sebagai alternatif pengobatan. Buah tomat (Solanum lycopersicum) dan mentimun (Cucumis sativus L.) juga memiliki efek sebagai antibakteri dari kandungan senyawa flavonoid, saponin, dan alkaloidnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adanya aktivitas antibakteri antara ekstrak etanol tomat dan mentimun terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi.
Metode: Ekstrak tomat dan mentimun masing-masing dibagi menjadi 5 seri konsentrasi (20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%). Pengujian daya hambat Salmonella typhi dari kedua ekstrak ini menggunakan metode sumuran dengan tiga kali pengulangan. Aquades digunakan sebagai kontrol negatif, dan seftriakson digunakan sebagai kontrol positif.
Hasil: Rerata diameter zona hambat bakteri yang terbentuk pada kontrol negatif 0 mm, kontrol positif 48,33 mm, ekstrak tomat 26,07 mm, ekstrak mentimun 17,47 mm. Zona hambat maksimal terbentuk pada konsentrasi 100% dari ekstrak tomat dengan besar 32,67 mm dan ekstrak mentimun dengan besar 25 mm.
Simpulan: Ekstrak etanol tomat dan mentimun memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi.
Kata kunci: demam tifoid, mentimun, tomat, Salmonella typhi
Background: Typhoid fever is an infectious disease by Salmonella typhi. The incidence of typhoid in Indonesia is high. Treament with antibiotics has begun to experience resistance, so plants can be used as an alternative treatment. Tomato (Solanum lycopersicum) and cucumber (Cucumis sativus L.) also have an antibacterial effect of the flavonoid, saponin, and alkaloid compounds. The purpose of this research is to know the existence of antibacterial activity between tomato and cucumber ethanol extract on Salmonella typhi bacteria growth.
Method: The extract of tomato and cucumber were divided into 5 series concentrations (20%, 40%, 60%, 80%, and 100%). The Salmonella typhi inhibitory test of both extracts used the well method with three repetitions. Aquades are used as negative controls, and ceftriaxone is used as a positive control.
Result: The mean diameter of the inhibitory zone of bacteria formed on negative control 0 mm, positive control 48,33 mm, tomato extract 26,07 mm, cucumber extract 17,47 mm. Maximum inhibitory zone is formed at 100% concentration of tomato extract with a mass of 32,67 mm and a cucumber extract with a mass of 25 mm.
Conclusion: Tomato and cucumber ethanol extract has the ability to inhibit the growth of Salmonella typhi bacteria.
Keywords: cucumber, tomato, typhoid fever, Salmonella typhi 1418011225 YOSUA PANDAPOT PURBAyosuapandapot@gmail.com2018-01-30T08:03:00Z2018-01-30T08:03:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30044This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300442018-01-30T08:03:00ZHUBUNGAN GAYA BELAJAR DAN PENDEKATAN BELAJAR TERHADAP HASIL UJIAN PRAKTIKUM ANATOMI PADA MAHASISWA KEDOKTERAN ANGKATAN 2015 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGLatar Belakang: Hasil belajar merupakan parameter keberhasilan proses pembelajaran. Praktikum merupakan bagian dari proses pembelajaran yang bertujuan agar mahasiswa dapat mempraktikan teori yang didapat. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, seperti learning style dan learning approach. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar dan pendekatan belajar terhadap hasil ujian praktikum anatomi angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi sebesar 187 dengan sampel sebanyak 150 responden dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner R-SPQ-2F dan kuesioner VARK. Uji analisis menggunakan uji chi-square.
Hasil Penelitian: Pada penelitian ini, mayoritas responden (93,3%) menggunakan deep approach. Kinestetik dan audio adalah gaya belajar dominan yakni masing-masing sebesar (37,3%). Tingkat kelulusan pada ujian praktikum anatomi sebesar 25,3%. Hasil uji chi square didapatkan nilai p sebesar 0,26 untuk gaya belajar dan 0,27 untuk pendekatan belajar (p>0,05).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara gaya belajar dan pendekatan belajar terhadap hasil ujian praktikum anatomi angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata Kunci: anatomi, learning approach, learning style, praktikum
abstract
Background: Learning outcomes are one of the parameters of the learning process. Practice is a part of the learning process that aims to enable students to practice the theory gained. There are several factors that influence learning outcomes, such as learning style and learning approach. The purpose of this study was to determine the relationship between learning styles and learning approaches toward their score in anatomy practice examination in Medical Faculty University of Lampung class of 2015.
Method: This research was implemented using cross sectional approach. The population is 187 with a sample of 150 respondents using the research instrument in the form of R-SPQ-2F questionnaire and VARK questionnaire. Test analysis using chi square test.
Result: In this study, majority of the respondents (93,3%) using a deep approach. Kinesthetic and audio are the dominant learning styles which amounted of each 37.3%. The success rate on the anatomy examination test is 25,3%. Chi square test result obtained by p value 0,26 for learning style and 0,27 for learning approach (p> 0,05).
Conclusion: There was no significant relation between learning style and learning approach toward their score in anatomy practice in Medica Faculty University of Lampung class of 2015.
Key words: anatomy, learning approach, learning style, practice1418011110 KAREN KUNIYA karenkunia@gmail.com2018-01-30T07:39:40Z2018-01-30T07:39:40Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30008This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300082018-01-30T07:39:40ZHUBUNGAN CARA PERSALINAN TERHADAP PREVALENSI
KOLONISASI Staphylococcus aureus PADA NEONATUS DI RUANG
PERINATOLOGI RSIA PURI BETIK HATINeonatus yang dilahirkan secara normal memiliki kecenderungan terjadinya kolonisasi
Staphylococcus aureus yang lebih tinggi pada hidungnya dibandingkan dengan neonatus
yang dilahirkan secara perabdominal, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan bakteri yang
terdapat pada jalan lahir ibunya, sehingga dikhawatirkan tingginya angka kolonisasi
bakteri pada neonatus dapat menyebabkan infeksi serius pada neonatus tersebut. Tujuan
penelitian ini adalah untuk melihat hubungan cara persalinan terhadap prevalensi
kolonisasi Staphylococcus aureus pada neonatus di Ruang Perinatologi RSIA Puri Betik
Hati. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional
menggunakan data primer dengan pemeriksaan laboratorium. Pengambilan sampel
dilakukan di ruang Perinatologi RSIA Puri Betik Hati tahun 2017. Sampel diambil
menggunakan consecutive sampling dengan total sampel ialah 62 sampel yang memenuhi
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Variabel independen pada penelitian ini adalah cara
persalinan secara normal dan perabdominal. Variabel dependen pada penelitian ini
adalah kolonisasi Staphylococcus aureus dari swab hidung neonatus. Analisis data
menggunakan Chi Square dengan α=0,05 dan CI=95%. Hasil dari penelitian ini ialah
terdapat hubungan cara persalinan terhadap prevalensi kolonisasi Staphylococcus aureus
pada neonatus di Ruang Perinatologi RSIA Puri Betik Hati dengan nilai p=0,01 dimana
kolonisasi bakteri lebih banyak ditemukan pada neonatus yang dilahirkan secara normal.
Cara melahirkan mempengaruhi prevalensi kolonisasi Staphylococcus aureus pada
neonatus.
Kata kunci: cara melahirkan, neonatus, Staphylococcus aureus
abstract
Neonates with normal parturitition have a tendency to colonized by Staphylococcus
aureus higher than neonates with perabdominal parturitition, this case may occur due to
the bacteria present in the mother's birth canal. Staphylococcus aureus colonization can
lead to serious infections. The purpose of this study was to examine the relationship of
types of parturitition to the prevalence of colonization of Staphylococcus aureus in
neonates. This is an analytical research with cross sectional approach using primary data
with laboratory examination. Sampling was conducted in the perinatology room of RSIA
Puri Betik Hati in 2017 and was taken using consecutive sampling with total sample is 62
samples that fulfill the inclusion criteria and exclusion criteria. The independent variables
were the normal and perabdominal parturitition. The dependent variable was the
colonization of Staphylococcus aureus from neonatal nose swabs. The result of this
research is, there is relation between types of parturitition and the prevalence of
colonization of Staphylococcus aureus in neonates in Perinatology Room of RSIA Puri
Betik Hati with p value = 0,01 where bacterial colonization is more common in neonates
who are born with normal parturitition. The types of parturitition affects the prevalence of
colonization of Staphylococcus aureus in neonates.
Keywords: neonates, Staphylococcus aureus, types of parturitition(1418011141) NADIRA RAHIL RACHMAWANInadirarahilr@gmail.com2018-01-30T07:33:58Z2018-01-30T07:33:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30033This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300332018-01-30T07:33:58ZPERBEDAAN SKOR STRES TAHUN PERTAMA DAN TAHUN KEDUA MAHASISWA ANGKATAN 2016 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGLatar belakang:. stres dalam kategori ringan (skor 0-1) dapat menjadi motivator dalam proses pembelajaran dalam dunia pendidikan kedokteran. Stres yang tidak bisa dikendalikan dalam kurun waktu tertentu atau yang masuk dalam kategori sedang-berat dapat menjadi penghambat dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat stres tahun pertama dan tahun kedua mahasiswa angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Metode Penelitian: penelitian ini menggunakan pendekatan cohort retrospective. Sebanyak 238 mahasiswa diminta untuk mengisi kuesioner Medical Student Stressor Questionnaire (MSSQ). Sebanyak 152 mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil Penelitian: berdasarkan hasil analisis univariat jumlah responden terbanyak ada pada kategori stres sedang dengan persentase pada tahun pertama 37,7% dan tahun kedua 61,2%. Berdasarkan analisis bivariat dengan uji Wilcoxon didapatkan terdapat perbedaan yang bermakna antara skor stres pada tahun pertama dan tahun kedua mahasiswa angkatan 2016 dengan nilai p= 0,00 dan nilai tengah stres pada tahun pertama 1,90 dan tahun kedua 1,4750.
Kesimpulan: terdapat perbedaan yang bermakna antara skor stres tahun pertama dan tahun kedua mahasiswa angkatan 2016. Penurunan skor stres pada tahun kedua dipengaruhi oleh coping strategy yang telah diterapkan oleh mahasiswa untuk beradaptasi dengan sistem pembelajaran dan lingkungan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata Kunci: coping strategy MSSQ, stres.
abstract
Background: stress in a mild category (score 0-1) could be a motivator in learning process in medical education. Stress that cannot be controlled in a certain period of time or include d as moderate-severe stress could be an obstacle in learning process. This study aims to describe the difference score of stress on the first and second year of medical students in 2016’s batch of Lampung University.
Research Methods: this study used a retrospective cohort approach. A total of 238 students were asked to fill questionnaire, which is Medical Student Stressor Questionnaaire (MSSQ). There are 152 students who meet the inclusion and eclusion criteria
Results: based on the univariate analysis results, the highest number of respondents was in medium stress category with percentage of 37,7% in the first year and 61,2% in second year. Based on bivariate analysis with Wilcoxon twst showed that there was a significant different score stress in the first and second year of medical students in 2016’s batch of Lampung University with p value=0,00 and median stress of 1,90 on the first year and 1,4750 on the second year.
Conclusion: there was a significant difference of stress score on the first and second year students of 2016’s class. The reduction of stress score on the second year was influenced by coping strategy that has been applied by students to adapt with the learning system and the environment in the Faculty of Medicine.
Keywords: coping strategy, MSSQ, stress.(1418011005) AGIESKA AMALLIA agieskaamallia24@gmail.com2018-01-30T07:26:42Z2018-01-30T07:26:42Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30031This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300312018-01-30T07:26:42ZPENGARUH PEMBERIAN JUS KOMBINASI JAHE (Zingiber officinale Rosc.),
BAWANG BOMBAI (Allium cepa L.), JERUK MANDARIN (Citrus reticulata
Blanco), APEL (Malus domestica), WORTEL (Daucus carota L.)
TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSILatar belakang: Hipertensi berkaitan dengan stres oksidatif. Stress oksidatif dapat
menurunkan vasodilator nitric oxide sehingga mengganggu relaksasi pembuluh
darah. Diet kaya buah dan sayuran seperti jahe, bawang bombai, jeruk mandarin, apel
dan wortel diketahui dapat menurunkan stress oksidatif.
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian jus kombinasi jahe (Zingiber
officinale rosc.), bawang bombai (Allium cepa L.), jeruk mandarin (Citrus reticulata
Blanco), apel (Malus domestica), wortel (Daucus carota L.) terhadap tekanan darah
pada pasien hipertensi.
Metode: Desain penelitian ini adalah quasi experiment dengan pre-post test with
control group. Sampel berjumlah 30 orang hipertensi diambil dengan teknik
purposive sampling secara insidental.
Hasil : Terdapat penurunan tekanan darah sistolik 21,06 mmHg dan diastolik 12,08
mmHg pada kelompok perlakuan dan penurunan tekanan darah sistolik 15,26 mmHg
dan diastolik 9,13 mmHg pada kelompok kontrol. Pemberian jus kombinasi jahe,
bawang bombai, jeruk mandarin, apel, dan wortel berpengaruh terhadap penurunan
tekanan darah sistolik p=0,002 (p<0,05) dan diastolik p=0,046 (p<0,05) yang
bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol.
Kesimpulan: Pemberian jus jahe (Zingiber officinale rosc.), bawang bombai (Allium
cepa L.), jeruk mandarin (Citrus reticulata Blanco), apel (Malus domestica), wortel
(Daucus carota L.) secara signifikan menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik
pada pasien hipertensi.
Kata Kunci: Apel, bawang bombai, jahe, jeruk mandarin, jus kombinasi, wortel,
tekanan darah.
abstract
Background: Hypertension related with oxidative stress. Oxidative stress decreased
nitric oxide as vasodilator, therefore it interfere the relaxation of blood vessels. Fruits
and vegetables such as ginger, onions, mandarin oranges, apples and carrots can
reduce oxidative stress.
Objective: To determine effect of combination juice of ginger (Zingiber officinale
rosc.), Onions (Allium cepa L.), mandarin oranges (Citrus reticulata Blanco), apples
(Malus domestica), carrots (Daucus carota L.) for blood pressure in hypertensive
patients.
Methods: This research is a quasi experiment study pre-post test with control group
design. The samples are 30 hypertensive patients taken with purposive sampling
technique incidentally.
Results: There was decrease in systolic of 21.06 mmHg and diastolic 12.08 mmHg in
treatment group and decrease in systolic blood pressure of 15.26 mmHg and diastolic
9,13 mmHg in control group. Combination juice of ginger, onions, mandarin oranges,
apples, and carrots had significant effects on systolic p=0,02 (p <0,05) and diastolic
blood pressure p=0,046 (p <0,05) between treatment and control group.
Conclusion: Combination juice of ginger (Zingiber officinale rosc.), onions (Allium
cepa L.), mandarin oranges (Citrus reticulata Blanco), apples (Malus domestica),
carrots (Daucus carota L.) decrease systolic and diastolic blood pressure in
hypertensive patients significantly.
Keywords: Apples, blood pressure, carrots, combination juices, ginger, mandarin
oranges, onions.1418011037 AYU SEPTIA DAMAYANTI ayuseptia04@gmail.com2018-01-30T04:39:13Z2018-01-30T04:39:13Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30018This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300182018-01-30T04:39:13ZPEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DAN PENINGKATAN KADAR HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA MENCIT OBESITASLatar Belakang: Obesitas merupakan suatu kondisi abnormal tubuh dimana terjadi penumpukan lemak berlebih pada jaringan adiposa tubuh, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan salah satunya adalah dislipidemia. Latihan fisik merupakan suatu upaya dalam menangani obesitas. Latihan fisik memiliki pengaruh yang baik terhadap tubuh, terutama dalam pencegahan penyakit kardiovaskuler. Penelitian ini meneliti tentang pemberian latihan intensitas sedang terhadap penurunan kadar trigliserida dan peningkatan kadar high density lipoprotein (HDL) pada mencit obesitas.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium menggunakan posttest control group design. Penelitian dilakukan selama 35 hari. Sampel berupa mencit jantan dengan jumlah 36 sampel dibagi dalam 3 kelompok penelitian yaitu kelompok kontrol normal (K), kelompok kontrol obesitas (K2), kelompok perlakuan (P1) mencit obesitas + latihan intensitas sedang.
Hasil : Hasil uji analisis menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada kelompok pemeriksaan trigliserida (p=0,027) dan kelompok pemeriksaan HDL (p=0,001). Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok K1 dengan kelompok K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara kelompok K2 dengan kelompok P1 pada pemeriksaan HDL (p=0,001).
Simpulan: Latihan intensitas sedang tidak dapat menurunkan kadar trigliserida, namun dapat meningkatkan kadar HDL pada mencit obesitas.
Kata kunci : high density lipoprotein, latihan intensitas sedang, obesitas, trigliserida.1418011171 Rama Agung Prakasaramaprakasa96@gmail.com2018-01-30T03:15:02Z2018-02-21T06:52:39Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29993This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/299932018-01-30T03:15:02ZHUBUNGAN USIA IBU SAAT KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PERSALINAN
PRETERM DI RUMAH SAKIT DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNGBackground: Preterm labor is the cause of two thirds of neonatal death and
perinatal mortality by 77%. One of the risk factors for preterm labor is maternal
age. Maternal age at risk for preterm delivery is <20 years and> 35 years.
Methods: The research design used was cross sectional with sample size 128
samples taken with consecutive sampling technique. Data taken in the form of
secondary data, that is medical record of birth which is in DR Hospital. H. Abdul
Moeloek Bandar Lampung. There are two research variables, namely maternal age
and preterm delivery. Maternal age is divided into three groups, namely <20 years,
20-35 years and> 35 years. Preterm labor is divided into two groups, namely
preterm labor and no preterm labor.
Result: The prevalence of most maternal age at the age of 20-35 years; most
gestational age at gestation age 32- <37 weeks; the number of preterm labor was
found as many as 51. The data obtained were analyzed using Chi-Square test and
got p value = 0,458.
Conclusion: There was no relationship between maternal age at pregnancy and the
incidence of preterm labor at DR Hospital. H.Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Keywords: Maternal age, preterm labor
ABSTRAK
Latar Belakang: Persalinan preterm merupakan penyebab duapertiga kematian neonatal dan
kematian perinatal sebanyak 77%. Salah satu faktor risiko penyebab persalinan preterm adalah
usia ibu. Usia ibu berisiko untuk terjadi persalinan preterm adalah <20 tahun dan >35 tahun.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel 128
sampel yang diambil dengan teknik consecutive sampling . Data yang diambil berupa data
sekunder, yaitu rekam medis persalinan yang terdapat di Rumah Sakit DR. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung. Terdapat dua variabel penelitian, yaitu usia ibu dan persalinan preterm. Usia
ibu dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu <20 tahun, 20-35 tahun dan >35 tahun. Persalinan
preterm dibagi menjadi dua kelompok, yaitu persalinan preterm dan tidak persalinan preterm.
Hasil Penelitian: Prevalensi usia ibu terbanyak pada usia 20-35 tahun; usia gestasi terbanyak
pada usia gestasi 32-<37 minggu; jumlah persalinan preterm didapatkan sebanyak 51. Data
yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan didapatkan nilai p=0,458.
Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara usia ibu saat kehamilan dengan kejadian persalinan
preterm di Rumah Sakit DR. H.Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Kata Kunci: Usia ibu, persalinan preterm1418011123 MAHARANI SEKAR NINGRUMsekarnigrumm@gmail.com2018-01-29T07:26:14Z2018-01-29T07:26:14Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29999This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/299992018-01-29T07:26:14ZHUBUNGAN TINGKAT OBESITAS TERHADAP FUNGSI SEKSUAL WANITA USIA SUBUR DI KOTA BANDAR LAMPUNGLatar Belakang: Berdasarkan Riskesdas 2013, terjadi peningkatan prevalensi obesitas pada wanita yaitu menjadi 32.9%. Kota Bandar Lampung memiliki prevalensi obesitas yang lebih tinggi dibandingan dengan kabupaten lain di Provinsi Lampung (19,8%) dan prevalensi obesitas pada wanitanya berada diatas prevalensi nasional (24,5%). Selama ini penelitian mengenai permasalahan fungsi seksual di Indonesia juga masih relatif sedikit dan belum ada penelitian yang mengkaji secara mendalam mengenai hubungan tingkat obesitas terhadap fungsi seksual wanita.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel adalah cluster sampling. Penelitian dilaksanakan periode Oktober-November 2017, sampel yang berhasil didapatkan adalah 162 orang. Data diperoleh dari pengukuran IMT dan kuesioner FSFI.
Hasil: Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat obesitas dengan skor fungsi seksual wanita usia subur di Kota Bandar Lampung (p=0,417). Nilai rata-rata skor fungsi seksual pada kelompok kontrol (26,58) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok obesitas I (24,87) dan obesitas II (23,7). Faktor sosiodemografi seperti usia, tingkat pendidikan, paritas, status penggunaan alat kontrasepsi, dan indeks massa tubuh (IMT) berhubungan dengan fungsi seksual wanita usia subur di Kota Bandar Lampung (p<0,05).
Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara tingkat obesitas dengan fungsi seksual wanita usia subur di Kota Bandar Lampung.
Kata Kunci: Obesitas I, obesitas II, skor fungsi seksual, domain fungsi seksual
abstract
Background: Based on Riskesdas 2013, an increase prevalence of obesity in women is 32.9%. Bandar Lampung City has a higher prevalence of obesity compared to other districts in Lampung Province (19.8%) and the prevalence of obesity in women is above the national prevalence (24.5%). So far, research on the problem of sexual function in Indonesia is also relatively small and there is no research that examines deeply about the relationship between grades of obesity and female sexual function. Method: This research used observational method with cross-sectional approach. The sampling technique is cluster sampling. Research carried out period October-November 2017, the sample that was obtained was 162 people. Data were obtained from IMT measurements and FSFI questionnaires. Result: The result of bivariate analysis showed that there was no correlation between obesity level and female sexual function score in Bandar Lampung (p = 0,417). The mean score of sexual function scores in the control group (26.58) was higher than in the obese group I (24.87) and the second obese (23.7). Sociodemographic factors such as age, education level, parity, contraceptive use status, and body mass index (IMT) were associated with female sexual function in Bandar Lampung (p <0,05). Conclusion: There is no relationship between grades of obesity and female sexual function in women of productive age in Bandar Lampung City. Keywords: Obesity I, obesity II, sexual function score, sexual function domain1418011087 FISTANA BELLA VALANIfistanab@gmail.com2018-01-29T07:16:53Z2018-01-29T07:18:36Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29998This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/299982018-01-29T07:16:53ZPERBEDAAN INDEKS TROMBOSIT (MPV DAN PDW-CV) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DAN TOLERANSI
GLUKOSA TERGANGGU DI RSUD DR. H. ABDUL
MOELOEK BANDAR LAMPUNG
Background: Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic disorders that share
the phenotype of hyperglicemia due to defects in insulin secretion or action.
Prolonged hyperglicemia in DM is associated with increased vascular
complications risk due to the accompanying protrombotic state. One of the factors
contributing to the protrombotic state is increased platelet reactivity. It can be
measured using platelet indices, mean platelet volume (MPV) and platelet
distribution width (PDW).
Methods: The design of this study is comparative analytic with cross sectional
approach to 16 DM patients and 16 subjects with impaired glucose tolerance
(IGT). The data taken is primary data in the form of blood test result. The
variables of this study are DM patients and subjects with IGT and the platelet
indices (MPV and PDW-CV) of the two groups.
Results: The mean MPV values of DM and IGT groups are 9,375 fL and 9,194 fL
respectively. The mean PDW value are 18,1% in the DM group and 17,244% in
the IGT group. The unpaired T-test results for the platelet indices differences
between the two groups are 0,137 (p>0,005) for MPV and 0,222 (p>0,005) for
PDW.
Conclusion: There is no significant difference between platelet indices in DM
patients and subjects with IGT.
Keywords: diabetes mellitus, impaired glucose tolerance, mean platelet volume,
platelet distribution width.
ABSTRAK
Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) merupakan kelainan metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia akibat kelainan sekresi atau kerja insulin. Keadaan
hiperglikemi berkepanjangan pada DM berhubungan erat dengan risiko
komplikasi vaskular akibat keadaan protrombotik. Salah satu faktor yang berperan
pada keadaan protrombotik pada DM adalah meningkatnya reaktivitas trombosit.
Reaktivitas trombotik dapat diukur menggunakan indikator berupa indeks
trombosit yaitu mean platelet volume (MPV) dan platelet distribution width
(PDW).
Metode: Desain penelitian ini adalah analitik komparatif cross sectional terhadap
16 pasien DM yang kontrol di poli penyakit dalam dan 16 responden dengan
toleransi glukosa terganggu (TGT). Data yang diambil berupa data primer yaitu
hasil pemeriksaan darah pasien DM maupun responden dengan TGT. Variabel
penelitian ini yaitu penderita DM dan responden dengan TGT serta parameter
indeks trombosit berupa MPV dan PDW.
Hasil Penelitian: Rerata MPV pada pasien DM yaitu 9,375 fL dan pada
responden dengan TGT yaitu 9,194 fL. Rerata PDW pada pasien DM yaitu 18,1%
dan pada responden dengan TGT yaitu 17,244%. Hasil uji T-tidak berpasangan
indeks trombosit pada pasien DM dan TGT yaitu 0,137 (p>0,005) untuk nilai
MPV dan 0,222 (p>0,005) untuk nilai PDW.
Simpulan: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara MPV dan PDW pada
pasien DM dan responden dengan TGT.
Kata kunci: diabetes melitus, toleransi glukosa terganggu, mean platelet volume,
platelet distribution width
1418011095 GUSTI NGURAH P PRADNYA WISNU gustingurahppw@gmail.com2018-01-29T07:06:45Z2018-01-29T07:07:28Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29997This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/299972018-01-29T07:06:45ZHUBUNGAN ASUPAN SERAT DAN INDEKS MASA TUBUH (IMT)
DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA MAHASISWA
JURUSAN BIOLOGI UNIVERSITAS LAMPUNG
Background : Total cholesterol levels in body play an important role in the
process of degenerative diseases. Total cholesterol levels are affected by age,
intake of fiber, fat, carbohydrates and protein, physical activity and body mass
index. This study aimed to determine the relationship between fiber intake and
body mass index (BMI) with total cholesterol levels in students of Biology
Department University of Lampung.
Method : This study used analytic-correlative research method with cross
sectional approach. Sampling was taken by disproportionate stratified random
sampling and obtained 43 respondents, aged 18-22 years. This research was
conducted on November 2017 in Biology Department of Matematics and Sains,
Faculty University of Lampung.
Results : The results showed that the average intake of fiber was 4,20 grams/day;
the average of body mass index was 21,719; the average of total cholesterol levels
was 180,4 mg/dl. Results showed significant relationship between fiber intake and
total cholesterol levels with medium correlation (r=-0,470, p = 0,001) and
significant relationship between body mass index and total cholesterol levels with
medium correlation (r=0,510 p =0,000).
Conclusion : There was relationship between fiber intake and body mass index
(BMI) with total cholesterol levels in students of Biology Department University
of Lampung.
Keyword: fiber intake, body mass index, total cholesterol levels
ABSTRAK
Latar belakang : Kadar kolesterol total dalam tubuh berperan penting dalam
proses terbentuknya penyakit degeneratif. Kadar kolesterol total dipengaruhu oleh
usia, asupan serat, lemak, karbohidrat, protein, aktifitas fisik dan indeks masa
tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan serat dan
indeks masa tubuh (IMT) dengan kadar kolesterol total pada mahasiswa Jurusan
Biologi Universitas Lampung.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik-korelatif dengan
pendekatan cross sectional study. Teknik pengambilan sampel adalah
disproportionate stratified random sampling dan terdiri dari 43 responden usia
18-22 tahun. Penelitian dilaksanakan pada November 2017, bertempat di Jurusan
Biologi Fakultas Matematika dan IPA Universitas Lampung.
Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata asupan serat responden
adalah 4,20 gram/hari; rata-rata indeks masa tubuh 21,719; rata-rata kadar
kolesterol total 180,4 mg/dl. Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan
serat dan kadar kolesterol total dengan korelasi sedang (r=-0,470, p = 0,001).
Terdapat hubungan yang signifikan antara indeks masa tubuh and kadar kolesterol
total dengan korelasi sedang (r=0,510, p =0,000).
Simpulan : Terdapat hubungan antara asupan serat dan indeks masa tubuh
(IMT) dengan kadar kolesterol total pada mahasiswa Jurusan Biologi di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
Kata kunci : asupan serat, indeks masa tubuh, kadar kolesterol total 1418011046 CLAUDIA CLARASINTAclaudiaclara25@gmail.com2018-01-29T06:57:08Z2018-01-29T06:57:08Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29995This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/299952018-01-29T06:57:08ZPERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN END STAGE RENAL DISEASE (ESRD) SEBELUM DAN SETELAH MENDAPAT TERAPI ERITROPOIETIN DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNGLatar Belakang: Anemia merupakan komplikasi yang umum terjadi pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD), prevalensinya terus meningkat dari 8,4% pada stadium 1 hingga 53,4% pada stadium 5. Penyebab utama anemia pada CKD yaitu penurunan sintesis hormon eritropoietin oleh sel intersititial peritubular ginjal, selain itu juga disebabkan oleh keadaan inflamasi, pemendekan waktu hidup eritrosit, defisiensi besi, kehilangan darah pada saat dialisis, dan pengaruh uremia. Anemia pada CKD perlu tatalaksana khusus yaitu pemberian terapi eritropoietin (EPO). Pemberian EPO dinilai efektif dalam meningkatkan kadar hemoglobin dan memperbaiki kualitas hidup pasien.
Metode: Desain penelitian ini adalah analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional terhadap 26 pasien End Stage Renal Disease (ESRD) yang menjalani hemodialisis. Data yang diambil berupa data primer yaitu darah pasien sebelum terapi EPO dan dua minggu setelah terapi EPO yang diberikan oleh dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Terdapat dua variabel penelitian yaitu pasien ESRD yang mendapat terapi EPO serta kadar hemoglobin sebelum dan setelah mendapat terapi EPO.
Hasil Penelitian: Rerata kadar hemoglobin pre terapi EPO yaitu 8,1 gr/dl dan rerata kadar hemoglobin post terapi EPO yaitu 8,7 gr/dl. Hasil uji T-berpasangan kadar hemoglobin pre dan post terapi EPO didapati nilai p yaitu 0,001 (p < 0,05).
Simpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar hemoglobin sebelum dan setelah mendapat terapi EPO.
Kata Kunci: Anemia, Eritropoietin, ESRD, Hemoglobin.
abstract
DIFFERENCES OF HEMOGLOBIN LEVELS IN END STAGE RENAL DISEASE (ESRD) PATIENTS BEFORE AND AFTER ERYTHROPOIETIN TREATMENT IN DR. H. ABDUL MOELOEK HOSPITAL BANDAR LAMPUNG
By
NI MADE AYU LINGGAYANI PASEK
Background:. Anemia is a common complication of Chronic Kidney Disease (CKD) patients, whose prevalence continues to increase from 8.4% in stage 1 to 53.4% in stage 5. The main cause of anemia in CKD is decreased synthesis of erythropoietin hormone by peritubular interstitial cell in kidney, and it is also caused by inflammation, shortening of erythrocyte life span, iron deficiency, blood loss during dialysis, and uremia effect. Anemia in CKD needs special treatment that is erythropoietin (EPO) therapy. EPO administration is considered effective in increasing hemoglobin levels and improving patient’s quality of life.
Methods: The design of this study is comparative analytic with cross sectional approach to 26 ESRD patients undergoing hemodialysis. The data were taken in the form of primary data that are patient’s blood before EPO therapy and two weeks after EPO therapy which is given by an internist in RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. There are two research variables: ESRD patients receiving EPO therapy and hemoglobin levels before and after EPO therapy.
Result: The mean hemoglobin level pre EPO therapy is 8.1 g/dl and mean hemoglobin level post-EPO therapy is 8.7 g/dl. Paired T-test result of hemoglobin levels difference is p = 0.001 (p <0.05).
Conclusion: There is a significant difference between hemoglobin levels before and after EPO therapy.
Keywords: Anemia, Erytrhopoietin, ESRD, Hemoglobin1418011149 NI MADE AYU LINGGAYANI PASEKlinggayanayu@gmail.com2018-01-29T06:38:01Z2018-02-21T06:49:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29991This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/299912018-01-29T06:38:01ZHUBUNGAN LAJU ENDAP DARAH DENGAN OBESITAS SENTRAL
PADA PEGAWAI LAKI-LAKI DEWASA DENGAN OBESITAS DI
LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017Background: Obesity is a serious problem worldwide, which characterized a
subclinical inflammatory condition that results in a considerable number of
cardiometabolic risk factors. Inflammation is caused by the synthesis, secretion,
and storage of pro-inflammatory cytokines by adipocytes, producing a state of
low-grade inflammation with vascular and metabolic complications that leads to
vascular endothelial dysfunction. Such as fibrinogen, blood flow, and
inflammatory factors, have gained importance in establishing the elevation of
blood sedimentation rate. The aim of this research is to find out the relation
between blood sedimentation rate with central obesity on male employees with
obesity in University of Lampung 2017.
Method: This research was using cross sectional approach. The sample of this
research is all male employees with central obesity in University of Lampung
which determined by consecutive sampling 59 respondents were ask to follow
anthropometry measurement and LED examination with Westergreen methods.
Data were analyzed using Chi Square.
Result: The result shows that most of respondents have LED elevation about
(69,5%), and based on bivariate analysis using Chi Square test the relation
between central obesity and blood sedimentation rate on male employees in
University of Lampung 2017 which determined by p value 0,056.
Conclusion: There was no relation between central obesity and blood
sedimentation rate on male employees in University of Lampung 2017.
Keyword: blood sedimentation rate, central obesity, male.
ABSTRAK
Latar belakang: Obesitas menjadi masalah yang serius di dunia, dimana obesitas
memiliki karakteristik dengan terjadinya inflamasi subklinik yang menjadi
penyebab sebagian besar penyakit kardiometabolik. Inflamasi ini terjadi karena
sintesis, sekresi dan simpanan sitokin pro-inflamasi oleh adiposa yang dapat
menyebabkan disfungsi dari vaskular endotel. Fibrinogen, aliran darah, dan
faktor-faktor inflamasi yang menjadi sebab laju endap darah (LED) meningkat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan obesitas sentral dengan laju
endap darah pada pegawai laki-laki dengan obesitas di lingkungan Universitas
Lampung 2017.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional.
Sampel penelitian ini adalah pegawai laki-laki di Universitas Lampung yang
ditentukan dengan consecutive sampling. Terdapat 59 responden yang diminta
untuk mengikuti pengukuran antopometri dan pemeriksaan LED dengan metode
Westergreen. Analisis data menggunakan uji Chi Square.
Hasil Penelitian: Hasil menunjukkan sebagian besar responden memiliki LED
yang meningkat (69,5%), berdasarkan analisis bivariat dengan uji Chi Square
didapatkan adanya hubungan antara obesitas sentral dan laju endap darah pada
pegawai laki-laki dewasa dengan nilai p sebesar 0,056.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara obesitas sentral dan laju endap
darah pada pegawai laki-laki dewasa dengan obesitas di lingkungan Universitas
Lampung 2017.
Kata Kunci: laju endap darah, laki-laki dewasa, obesitas sentral.
1418011071 ELMA ROSA VIDIA ikhfinahilwa26@gmail.com2018-01-29T03:24:13Z2018-01-29T03:24:13Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29980This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/299802018-01-29T03:24:13ZIDENTIFIKASI KONTAMINASI TELUR SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA LALAPAN KUBIS (Brassica oleracea) DI WARUNG MAKAN KAKI LIMA SEPANJANG JALAN ZAINAL ABIDIN PAGAR ALAM, KOTA BANDAR LAMPUNGLatar belakang: Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) adalah salah satu infeksi yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Di Indonesia prevalensi infeksi cacing tersebut sangat tinggi. Penularan infeksi STH terjadi dari tanah yang terkontaminasi telur cacing dan dapat melekat pada sayuran yang ditanam di tanah. Proses pengolahan dan pencucian sayuran mentah siap makan yang kurang baik mempermudah transmisi telur cacing ke manusia.
Tujuan: untuk mengidentifikasi kontaminasi telur Soil Transmitted Helminths (STH) pada lalapan kubis (Brassica oleracea) di warung makan kaki lima sepanjang Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Kota Bandar Lampung.
Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan pendekatan laboratorik. Sampel penelitian diperoleh dari 12 warung makan dengan teknik total sampling. Pengambilan sampel penelitian dilakukan satu kali dalam seminggu selama dua minggu sehingga didapatkan 24 spesimen. Pemeriksaan telur cacing menggunakan metode tidak langsung dengan teknik sedimentasi. Pada sampel kubis yang ditemukan adanya telur STH, ditentukan jumlah kontaminasi telur dan jenis telurnya.
Hasil: Tidak ditemukan kontaminasi telur STH pada lalapan kubis.
Simpulan: Tidak terdapat kontaminasi telur Soil Transmitted Helminths (STH) pada lalapan kubis di warung makan kaki lima sepanjang Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Kota Bandar Lampung.
Kata kunci: lalapan kubis, Soil Transmitted Helminths1418011187 RINI SAFITRIrinisafitri50@gmail.com2018-01-29T03:10:28Z2018-01-29T03:10:28Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29978This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/299782018-01-29T03:10:28ZFAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN TERHADAP KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIK (KEK) PADA MAHASISWI UNIVERSITAS LAMPUNG: SEBUAH STUDI KUALITATIFLatar belakang: Salah satu masalah gizi di Indonesia adalah Kurang Energi Protein (KEP). Masalah ini akan terjadi jika asupan energi, protein, atau bahkan keduanya tidak adekuat untuk mencukupi kebutuhan tubuh. Salah satu bentuk KEP adalah Kurang Energi Kronik (KEK), yang banyak menyerang wanita usia remaja atau dewasa. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi risiko KEK pada wanita usia subur (WUS) secara nasional sebanyak 20,8%, dan di provinsi Lampung sebanyak hampir 20%. Sedangkan prevalensi WUS beresiko mengalami KEK berdasarkan umur interval 20-24 tahun tidak hamil mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu dari 18,2% tahun 2007 menjadi 30,6% tahun 2013. Usia tersebut adalah usia mahasiswa pada umumnya, yakni usia peralihan dari remaja akhir menuju dewasa muda
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berperan terhadap kejadian KEK pada mahasiswi Universitas Lampung
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berasal dari seluruh fakultas di Universitas Lampung berjumlah delapan orang, yang mengalami KEK. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam atau in depth interview.
Hasil: Faktor-faktor yang berperan terhadap kejadian kurang energi kronik (KEK) pada mahasiswi antara lain pengetahuan, faktor biologis, faktor psikologis, aktivitas, konsep diri, dan pola makan.
Simpulan: Faktor yang berperan terhadap kejadian KEK bervariasi dan faktor yang paling mempengaruhi adalah genetik dan pola makan.
Kata kunci: KEK, mahasiswa1418011234 NURUL HASANAHnurul.nurulhasanah@gmail.com2018-01-25T06:51:55Z2018-01-25T06:51:55Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29903This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/299032018-01-25T06:51:55ZHUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN KALA II
LAMA PADA IBU BERSALIN DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNgLatar belakang: Kala II lama merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas
ibu. Pada kala II lama, tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah janin pada
persalinan kala II. Kejadian ketuban pecah dini (KPD) mempengaruhi lamanya waktu
persalinan, dimana kelompok KPD saat belum inpartu cenderung mengalami persalinan
yang lama.
Tujuan: Mengetahui hubungan KPD dengan kejadian kala II lama pada ibu bersalin.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan rancangan
cross sectional. Total sampel sebanyak 69 pasien yang dipilih dengan tehnik consecutive
sampling. Data dikumpulkan dari rekam medis pasien di ruang kebidanan RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Kriteria inklusi penelitian ini adalah ibu usia 18-40
tahun dengan usia kehamilan aterm dan mengalami KPD. Pasien yang disertai dengan
kelainan jalan lahir, kelainan janin dan partus kasep yang terkondisi sectio cesarea
dieksklusikan dari sampel penelitian.
Hasil:Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 37 pasien (72,6%) yang mengalami
KPD saat inpartu menunjukkan kejadian kala II lama dan sebanyak 8 pasien (44,4%)
pasien yang mengalami KPD saat belum inpartu menunjukkan kejadian kala II lama.
Berdasarkan uji Chi-square didapatkan nilai p=0,031 (p<0,05).
Simpulan:Terdapat hubungan ketuban pecah dini dengan kala II lama pada ibu inpartu di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek.
Kata kunci: inpartu, kala II lama, ketuban pecah dini
abstract
Background: Prolonged second-stage labor is one of the causes of maternal mortality
and morbidity. In prolonged second-stage labor, there is no progress in decreasing the
lowest part of the fetus at the second stage of labor. The incidence of premature rupture of
membranes (PROM) affects the duration of labor, in which the group of PROM before
inpartu has prolonged duration of labor.
Objective: To determine the relationship between PROM and prolonged second-stage
labor during inpartu.
Methods: This study used an observational analytic methods with cross sectional design.
Total samples of 69 patients were selected with consecutive sampling technique. The date
collected from patient's medical record in obstetric room of RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Lampung Province. The inclusion criteria for this study were women aged 18-40 years of
aterm pregnancy and having PROM. Patients accompanied by path delivery
abnormalities, fetal abnormalities and prolonged labor with sectio caesarea were
excluded.
Results: The results showed that 37 patients (72,6%) who experienced PROM during
inpartu showed prolonged second-stage labor and 8 patients (44,4%) who experienced
PROM before inpartu showed prolonged second-stage labor. Based on Chi-square test,
p value=0,031 (p<0,05).
Conclusion:There was relationship between premature rupture of membranes and
prolonged second-stage labor in inpartu mother at RSUD Dr. H. Abdul Moeloek.
Keywords: inpartu, premature rupture of membranes, prolonged second-stage labor 1218011155 TRI LAMTIUR PAKPAHANtrilamtiurpakpahan@ymail.com2018-01-25T06:49:10Z2018-01-25T06:53:45Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29902This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/299022018-01-25T06:49:10ZFAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG BERPERAN DALAM
KEBERHASILAN TERAPI PASIEN TERHADAP PENYAKIT MORBUS
HANSEN DI KOTA BANDAR LAMPUNGLatar Belakang: Morbus Hansen (MH) adalah suatu penyakit infeksi kronis yang
disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Penyakit Morbus Hansen merupakan masalah
nasional kesehatan masyarakat di Indonesia. Angka kesembuhan di Lampung pada tahun
2014 untuk PB sebesar 83,3% dan MB sebesar 60,1%. Angka kesembuhan ini belum
mencapai target release from treatment, yaitu >90%. Rendahnya pencapaian angka
kesembuhan MH dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain penderita tidak
teratur minum obat, potensi obat kurang, penyimpanan obat tidak teratur, adanya
resistensi obat dan penderita lupa minum obat.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor internal yang
berhubungan dengan keberhasilan terapi penyakit Morbus Hansen di Bandar Lampung.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional desain cross sectional.
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien MH yang melakukan pengobatan ke
Puskesmas di wilayah Kota Bandar Lampung, sebanyak 42 orang. Analisis data bivariat
menggunakan uji chi-square.
Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 42 responden, keberhasilan terapi MH
lebih besar pada usia anak, jenis kelamin perempuan, pendidikan tinggi, tidak bekerja,
pengetahun baik dan sosio-ekonomi baik. Dari analisis bivariat diketahui bahwa terdapat
hubungan usia (p=0,017), pengetahuan (p=0,030) dan sosio-ekonomi (p=0,002) terhadap
keberhasilan terapi sedangkan jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan tidak berpengaruh
terhadap keberhasilan terapi (p=0,190; p=0,064; p=0,355).
Kesimpulan: Faktor-faktor internal yang berhubungan dengan keberhasilan terapi pasien
Morbus Hansen adalah usia, pengetahuan dan sosio-ekonomi.
Kata kunci: Keberhasilan terapi, Morbus Hansen.
ABSTRACT
Background: Morbus Hansen (MH) is a chronic infectious disease caused by
Mycobacterium leprae. Morbus Hansen's disease is a national public health problem in
Indonesia. The cure rate in Lampung in 2014 is about 83.3% for PB and 60.1% for MB.
The cure rate has not yet reached the target release from treatment, which is >90%. Low
achievement of MH cure rate can be caused by patients who’re not regularly taking the
medication. The lack of MH cure rate can be caused by several factors, including
irregular patients taking the drugs, less potential of drugs, irregular drug storage, drug
resistance and patients forget to take medication.
Objectives: This study aimed to determine the internal factors that associated with
therapy success of Morbus Hansen's disease in Bandar Lampung
Method: This study is an observational study with cross sectional design. The sample in
this study is MH patients who take medication to Puskesmas in Bandar Lampung region,
about 42 patients. Bivariate data analysis using chi-square test.
Results: The results analysis showed that out of 42 respondents, the success of MH
therapy is bigger on the child's age, female gender, higher education, not working,
medication adherence, good knowledge and good socio-economic. From the bivariate
analysis, it’s known that there is influence of age (p=0,017), knowledge (p=0,030) and
socio-economic on the successful of therapy (p=0.002), while gender, education and
employment do not affect the success of the therapy (p = 0.190; p = 0.064; p = 0.355).
Conclusion: The internal factors that associated to the successful treatment of patients
against Morbus Hansen's disease is age, knowledge and socio-economic.
Keywords: Morbus Hansen, Therapeutic success 1318011159 SITI ZAHNIAszahnia@gmail.com2018-01-24T08:40:01Z2018-01-26T07:58:39Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29899This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/298992018-01-24T08:40:01ZHUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA TAHAP PREKLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG Latar belakang: Pencapaian prestasi akademik dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Lingkungan belajar merupakan salah satu faktor eksternal yang memengaruhi pencapaian prestasi akademik. Lingkungan belajar yang kondusif dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan berpengaruh terhadap prestasi akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi mahasiswa tentang lingkungan belajar terhadap motivasi belajar pada mahasiswa tahap preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini terdiri dari 248 mahasiswa tahap preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang ditentukan dengan proportional-random sampling. Penelitian ini menggunakan dua buah kuesioner yaitu Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM) dan Motivated Strategies of Learning Questionnaire (MSLQ). Analisis data menggunakan uji Spearman.
Hasil penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar mahasiswa tahap preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung memiliki persepsi tentang lingkungan belajar yang cukup memuaskan (74,6%) dan motivasi belajar yang tinggi (98,8%). Berdasarkan analisis bivariat dengan uji Spearman didapatkan hubungan persepsi mahasiswa tentang lingkungan belajar terhadap motivasi belajar dengan nilai p <0,05.
Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara persepsi mahasiswa tentang lingkungan belajar terhadap motivasi belajar pada mahasiswa tahap preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata kunci: DREEM,lingkungan belajar, MSLQ, motivasi belajar
1418011227 ZAFIRA PRINGGOUTAMI pringgoutami@gmail.com 2018-01-24T07:54:53Z2018-01-24T07:54:53Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29890This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/298902018-01-24T07:54:53ZEFEK PEMBERIAN KAFEIN ASLI SELAMA KEHAMILAN TERHADAP KEJADIAN NEURAL TUBE DEFECTS (NTD) PADA FETUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR SPRAGUE DAWLEYLatar Belakang: Kafein merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kejadian malformasi kongenital berupa Neural Tube Defects (NTD). NTD adalah malformasi kongenital pada sistem saraf pusat akibat kegagalan penutupan tabung saraf. Penelitian ini bertujuan untuk engetahui efek kafein pada berbagai dosis pemberian selama kehamilan terhadap kejadian NTD pada fetus tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley.
Metode: Penelitian ini menggunakan 28 ekor tikus putih betina galur Sprague Dawley dengan berat badan200-250 gram yang dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu kontrol negatif (KN) yang tidak diberikan kafein selama kehamilan, perlakuan 1 (P1) yang diberikan kafein dengan dosis 2,55 mg selama kehamilan, perlakuan 2 (P2) yang diberikan kafein dengan dosis 5,125 mg dan perlakuan 3 (P3) yang diberikan kafein dengan dosis 7,7 mg.
Hasil Penelitian: Pada kelompok KN semua fetus normal; pada P1 semua fetus normal; pada P2 semua fetus normal; pada P3 didapatkan empat ekor fetus dengan NTD. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis dan didapatkan signifikansi p=0,099.
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan efek kafein pada berbagai dosis terhadap kejadian NTD pada fetus tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague Dawley.
Kata kunci: Kafein, kehamilan, neural tube defects, tikus putih
1418011218 Vincha Rahma Luqmanvincha.rahma03@icloud.com2018-01-23T08:55:47Z2018-01-23T08:55:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29876This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/298762018-01-23T08:55:47ZIDENTIFIKASI TELUR SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA LALAPAN KUBIS (Brassica oleracea) DI WARUNG MAKAN KELURAHAN KAMPUNG BARU, LABUHAN RATU,
KOTA BANDAR LAMPUNGABSTRAK
IDENTIFIKASI TELUR SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA LALAPAN KUBIS (Brassica oleracea) DI WARUNG MAKAN KELURAHAN KAMPUNG BARU, LABUHAN RATU,
KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
RIESTYA ABDIANA
Latar Belakang : Kecacingan merupakan masalah kesehatan yang tersebar luas baik di daerah tropis maupun subtropis dan lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari populasi dunia sudah terinfeksi Soil Transmitted Helminths (STH). Infeksi STH adalah salah satu infeksi yang paling umum ditemukan di seluruh dunia. Spesies utama yang banyak menginfeksi masyarakat adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura) dan cacing kait (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale).
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan pendekatan laboratorik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya telur Soil Transmitted Helmints (STH) pada lalapan kubis (Brassica oleracea) di warung makan Kelurahan Kampung Baru, Labuhan Ratu, Kota Bandar Lampung. Sampel dalam penelitian berjumlah 22, dengan pengambilan sampel dari lalapan kubis dilakukan satu kali dalam dua minggu selama empat minggu sehingga didapatkan 44 sampel.
Hasil Penelitian : Tidak ditemukan adanya kontaminasi dari telur Soil Transmitted Helmints (STH), baik dari spesies Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, maupun dari cacing kait (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus).
Simpulan Penelitian : Hasil penelitian tidak ditemukan adanya telur Soil Transmitted Helminths (STH) pada lalapan kubis (Brassica oleracea) di warung makan Kelurahan Kampung Baru, Labuhan Ratu, Kota Bandar Lampung.
Kata kunci : kubis, soil transmitted helminth
ABSTRACT
IDENTIFICATION OF SOIL TRANSMITTED HELMINTH’S EGG IN CABBAGE (Brassica oleracea) IN FOOD STALL AT KAMPUNG BARU SUBDISTRICT OF LABUHAN RATU, BANDAR LAMPUNG
By
RIESTYA ABDIANA
Backgrounds : Worm infection is a widespread health problem in both the tropics and the subtropics and over 1.5 billion people or 24% of the world's population are already infected with Soil Transmitted Helminths (STH). STH infection is one of the most common infections found worldwide. The main species that infect many people are roundworm (Ascaris lumbricoides), whipworm (Trichuris trichiura) and hookworm (Necator americanus and Ancylostoma duodenale).
Methods: The type of this research is descriptive survey research with laboratory approach. This research was conducted to find out whether there is Soil Transmitted Helmints (STH) egg in the fresh cabbage (Brassica oleracea) at Kampung Baru subdistrict of Labuhan Ratu, Bandar Lampung city. The sample in the study amounted to 22, with sampling from the fresh cabbage done once in two weeks for four weeks to get 44 samples.
Results : No contamination of Soil Transmitted Helmints (STH) eggs, either of the spesies of Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, or the hookworm (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus).
Conclusions : The results of the study found no eggs Soil Transmitted Helminths (STH) on fresh cabbage (Brassica oleracea) at Kampung Baru subdistrict of Labuhan Ratu, Bandar Lampung city.
Key words : cabbage, soil transmitted helminth1418011185 Riestya Abdianariestyaabdiana72@gmail.com2018-01-18T04:57:35Z2018-01-18T04:57:35Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29761This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/297612018-01-18T04:57:35ZANALISIS PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA IBU HAMIL
DENGAN PREEKLAMPSI BERAT DI INSTALANSI RAWAT INAP
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG PERIODE
JANUARI-SEPTEMBER TAHUN 2016Latar Belakang: Penyakit hipertensi pada kehamilan berperan besar dalam morbiditas
dan mortalitas maternal dan perinatal, dengan setengah sampai dua per tiganya
didiagnosis mengalami preeklampsia atau eklampsia. Salah satu cara mengatasi hipertensi
yaitu dengan terapi farmakologi.
Tujuan: Untuk menganalisis penggunaan antihipertensi pada ibu hamil dengan
preeklamsi berat di instalasi rawat inap RSUD Dr. H.Abdul Moeloek periode Januari-
September tahun 2016.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain pendekatan cross sectionaldengan
mengambil data sekunder dari rekam medik pasien rawat inap di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek selama periode Januari-September 2016. Jumlah sampel sebanyak 96 rekam
medik.
Hasil: Pada penelitian dari 96 rekam medik didapatkan hasil bahwa penggunaan obat
antihipertensi pada ibu hamil dengan preeklampsi berat di instalansi rawat inap RSUD
Dr. H. Abdul Moeloek periode Januari-September tahun 2016 berdasarkan ketepatan
dosis, ketepatan indikasi dan ketepatan frekuensi sudah sesuai dengan Queensland Health
(Hypertensive Disorders of Pregnancy) tahun 2015 dan BNF (British National
Formulary) 61 tahun 2011, dengan tepat indikasi sebanyak 83,3%, ketepatan dosis
didapatkan persentase sebesar 100%, dan tepat frekuensi sebanyak 100%.
Kata Kunci : Analisis, Antihipertensi, Preeklampsi
abstract
Background: Hypertension in pregnancy plays a major role in morbidity and maternal
and perinatal mortality, with half to two-thirds of them were diagnosed with preeclampsia
or eclampsia. One way to overcome that is by pharmacological treatment of hypertension.
Objective: To analyze the antihypertensive use in pregnant women with severe
preeclampsia inpatient ward at Dr. H. Abdul Moeloek hospital period from January to
September 2016.
Method: This research was conducted with a cross sectional design approach by taking
secondary data from medical records of patients hospitalized in the Hospital Dr. H. Abdul
Moeloek during the period from January to September 2016. The samples were 96
records.
Result: In a study of 96 medical records showed that the use of antihypertensive drugs in
pregnant women with severe preeclampsi in the inpatient Dr. H. Abdul Moeloek hospital
period from January to September 2016 based on the dosage accuracy, accuracy
indication and accuracy of the frequency indication is in conformity with the Queensland
Health (Hypertensive Disorders of Pregnancy) 2015 and the BNF (British National
Formulary) 61, 2011 with accuracy indications as much as 83.3%, dose accuracy
percentage obtained by 100 %, , and precise frequency by 100%.
Keywords: Analyze, Antihypertensive, Preeclampsia1318011137 REFFILIA IRFA reffiliairfa@gmail.com2018-01-10T06:49:44Z2018-01-10T06:49:44Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29465This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/294652018-01-10T06:49:44ZHUBUNGAN KONSUMSI IKAN ASIN, IKAN/DAGING ASAP, DAN MAKANAN BERKALENG DENGAN KARSINOMA NASOFARING DI RSUD ABDUL MOELOEK PERIODE TAHUN 2014-2016ABSTRAK Latar belakang: Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan suatu keganasan terbanyak di bidang Telinga, Hidung, dan Tenggorok (THT). Terdapat beberapa studi yang menyatakan bahwa fator risiko KNF adalah konsumsi ikan asin, ikan/daging asap, dan makanan berkaleng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi ikan asin, ikan/daging asap, dan makanan berkaleng dengan KNF di RSUD Abdul Moeloek. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 45 pasien KNF dan non KNF dari poli THT dan pasien KNF dari poli bedah onkologi periode tahun 2014-2016 di RSUD Abdul Moeloek dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Data selanjutnya dianalisa dengan uji statistik Chi Square. Hasil penelitian: Hasil analisis data hubungan konsumsi ikan asin dengan KNF diperoleh nilai p=0,000 (p≤0,005), konsumsi ikan/daging asap dengan KNF diperoleh nilai p=0,007 (p≤0,005), dan konsumsi makanan berkaleng dengan KNF diperoleh nilai p=0,024 (p≤0,005).
Simpulan: Terdapat hubungan antara konsumsi ikan asin, ikan/daging asap, dan makanan berkaleng dengan KNF. Kata kunci: karsinoma nasofaring, ikan asin, ikan/daging asap, makanan berkaleng.
ABSTRACT Background: Nasopharyngeal carcinoma (NPC) is commonly malignant cancer in Ear, Nose, and Throat (ENT) Department. Many studies have examined the risk factors for NPC. The risk factors are salted fish, smoked fish/beef, and canned food consumption. The purpose of this study is to examine the association of salted fish, smooked fish/beef, and canned food consumption with NPC at RSUD Abdul Moeloek. Method: The type of this study is observational analytic with cross sectional study. The sample of this study are 45 patients of NPC and non NPC from ENT department and patiensts of NPC from oncology surgery department between 2014 and 2016 at RSUD Abdul Moeloek with the consecutive sampling technique Chi square analysis was performed to examine the association. Results: The analysis result of the association of salted fish consumption with NPC showed p value=0,000 (p≤0,005), smooke fish/beef consumption with NPC showed p value=0,007 (p≤0,005), and canned food consumption with NPC showed p value=0,024 (p≤0,005). Conclusion: There is association of salted fish, smoked fish/beef, and canned food consumption with NPC. Keywords: canned food, nasopharyngeal carcinoma, salted fish, smoked fish/beef.
1418011143 NAILUL AZIZAHnailulazizah18@gmail.com2018-01-05T09:22:43Z2018-01-05T09:22:43Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29749This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/297492018-01-05T09:22:43ZPEMANFAATAN REKAM MEDIS SEBAGAI ALAT BUKTI
DALAM PERSIDANGANRekam medis pada hakikatnya tidak hanya memiliki nilai penting dalam bidang
kesehatan sebagai penilaian seorang dokter terhadap kepatuhan sesuai standar
pelayanan, juga sebagai alat bukti dalam perkara di Pengadilan. Permasalahan
dalam penelitian ini adalah: Apakah arti penting Rekam Medis dalam upaya
pelayanan kesehatan. Bagaimana aspek hukum Rekam Medis sebagai Alat Bukti
dalam persidangan.
Penelitian hukum ini termasuk jenis penelitian hukum normatif. Data yang
digunakan data primer dan data sekunder yang setelah dilakukan pengolahan data
dilakukan analisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa arti penting Rekam Medis dalam upaya
pelayanan kesehatan yakni Rekam medis menjadi sangat penting karena rekam
medis merupakan dokumen bukti nyata yang menggambarkan diagnosa, tindakan
medis dan segala prosedur medis yang diberikan dokter, Rekam medis juga
memiliki nilai penting dalam hal digunakan sebagai alat bukti dalam penegakkan
hukum, etika kedokteran dan disiplin kedokteran. Aspek hukum Rekam Medis
sebagai Alat Bukti dalam persidangan yakni kedudukan hukum rekam medis
dalam hal pembuktian tentang terjadinya kesalahan medis yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap pasien seperti dalam kasus tentang terjadinya kesalahan
medis dengan tidak mempertimbangkannya hasil rekam medis memiliki
kedudukan dibawah alat bukti keterangan ahli yang diberikan langsung oleh orang
di Persidangan. Rekam medis yang berupa catatan yang masuk dalam bukti surat
sebagaimana diatur dalam Pasal 1866 KUH Perdata dan Pasal 184 KUHAP.
Pembuktian di persidangan memerlukan minimal 2 (dua) alat bukti yang saling
bersesuaian ditambah dengan keyakinan Hakim. Rekam medis harus bersesuaian
dengan alat bukti yang lain sebagaimana yang diatur dalam asal 1866 KUH
Perdata dan Pasal 184 KUHAP ditambah dengan keyakinan Hakim, karena
apabila rekam medis ini bertentangan dengan alat bukti yang lain, maka rekam
medis ini bisa dikesampingkan.
Saran dalam penelitian ini adalah diharapakan agar pemrintah melakukan
pengawasan terhadap pencatatan rekam medis, mengingat bahwa rekam medis
tersebut memiliki kedudukan yang penting baik dalam tindakan medis dan segala
prosedur medis yang diberikan dokter juga sebagai alat bukti dalam penegakkan
hukum di Persidangan.
Kata Kunci: Pemanfaatan, Rekam Medis, Alat Bukti. 1012011352 M. ADITYA RAHMAN adityarahman1992@yahoo.co.id2018-01-05T04:00:19Z2018-01-05T04:00:19Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29729This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/297292018-01-05T04:00:19ZHUBUNGAN REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN
KECEPATAN PUKULAN CHUDAN TSUKI PADA SISWA
ESTRAKURIKULER KARATE SMP IT PERMATA
BANDAR LAMPUNGMasalah penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan reaksi dan
kekuatan otot lengan dengan kecepatan pukulan chudan tsuki pada siswa
Estrakurikuler Karate SMP IT Permata Bandar Lampung. Metode yang digunakan
dalam pelaksanaan penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Sampel yang
digunakan sebanyak 24 siswa putra dan 17 siswa putri. Pengambilan sampel
menggunakan teknik total sampling. Data dikumpulkan dengan teknik tes dan
pengukuran serta teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.
Hasil penelitian menunjukan bahwa reaksi memiliki koefisien korelasi =
0,333>0,308 dengan kecepatan pukulan chudan tsuki, kekuatan lengan
memiliki koefisien korelasi = 0,329>0,308 dengan kecepatan pukulan
chudan tsuki, sedangkan reaksi dan kekuatan otot lengan memiliki koefisien
korelasi = 0,438>0,308 dengan kecepatan pukulan chudan tsuki.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kedua variabel diatas memiliki
hubungan signifikan terhadap hasil pukulan chudan tsuki Siswa Ektrakurikuler
Karate SMP IT Permata Bunda Bandar Lampung Dengan demikian reaksi dan
kekuatan otot lengan sama-sama memiliki hubungan dengan kecepatan pukulan
chudan tsuki.
Kata Kunci : kekuatan Otot Lengan, Reaksi, Chudan Tsuki.1313051069 SENA DWI LAKSONOsenadwilaksono81@yahoo.com2018-01-04T04:20:25Z2018-01-04T04:20:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29670This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/296702018-01-04T04:20:25ZHUBUNGAN JARAK TEMPAT TINGGAL DAN TINGKAT
PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT KUNJUNGAN MASYARAKAT
KE PUSKESMAS GADINGREJO
(Studi pada Masyarakat Pekon Wonodadi dan Pekon Klaten
Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu)tingkat pendidikan terhadap tingkat kunjungan masyarakat ke Puskesmas
Gadingrejo khususnya di Pekon Wonodadi dan Pekon Klaten Kecamatan
Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
dengan tipe penelitian eksplanatif dengan jumlah populasi sebesar 50.205 Kepala
Keluarga (KK) dan mengambil sampel sebanyak 96 yang tersebar di Pekon
Wonodadi 48 orang dan Pekon Klaten 48 orang yang diambil secara random
sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara jarak
tempat tinggal dan tingkat pendidikan terhadap tingkat kunjungan masyarakat ke
puskesmas dengan nilai analisis korelasi ganda sebesar -0,383 yang termasuk
kedalam kategori lemah (0,20 – 0,399). Hubungan yang bersifat negatif artinya
bahwa semakin jauh jarak tempat tinggal maka semakin tidak sering tingkat
kunjungan masyarakat ke puskesmas, sebaliknya semakin dekat jarak tempat
tinggal maka semakin sering tingkat kunjungan masyarakat ke puskesmas.
Sedangkan untuk tingkat pendidikan semakin tinggi tingkat pendidikan maka
semakin tidak sering tingkat kunjungan masyarakat ke puskesmas, dan sebaliknya
semakin rendah tingkat pendidikan maka semakin sering tingkat kunjungan
masyarakat ke puskesmas. Harapan bagi peneliti selanjutnya yaitu agar dapat
melakukan penelitian lebih mendalam mengenai kunjungan masyarakat ke
Puskesmas dengan variabel yang lain dengan rancangan penelitian yang berbeda.
Kata kunci : jarak, pendidikan, kunjungan
ABSTRACT
residence and education background toward level of society visit to puskesmas in
Gadingrejo especially in Wonodadi and Klaten, Gadingrejo, Pringsewu. This
research used quantitative method with explanative research type with the number
of population 50.205 family and 96 family as the sample which spread 48 from
Wonodadi and 48 from Klaten by random sampling.
The result of the research shows that there is a negative correlation between
distance of residence and education background toward level of society visit to the
health center with double correlation analysis value -0,383 which included to low
category (0,20 – 0,399). The correlation is negative. It means that the farther the
distance of residence is, the less visit frequency of society to the health center.
Meanwhile, the higher education background is, the more often visit frequency of
society to the health center, and otherwise the lower the education background is,
the more visit frequency of society to the health center. The expectation for the
next researcher is to be able to conduct deeper research on visit of society to the
health center with other variables and different research designs.
Keywords: distance, education, visit1316011070 SITI KHOLIFAH ifah.idi@gmail.com2018-01-03T07:09:54Z2018-01-03T07:09:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29649This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/296492018-01-03T07:09:54ZKEPUASAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BPJS
KESEHATAN
(studi kasus di Rumah Sakit Abdul Moeloek Provinsi Lampung)Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang
penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah. Tetapi pada
kenyataannya pasien peserta BPJS masih belum merasakan kualitas
pelayanan kesehatan sesuai harapan. Untuk itu peneliti tertarik untuk
mengkaji tingkat kepuasan peserta BPJS terhadap kualitas pelayanan
BPJS kesehatan di Rumah Sakit Abdul Moeloek Provinsi Lampung
berdasarkan pada 5 Dimensi Kualitas Pelayanan menurut Parasuraman.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penilaian kepuasan peserta BPJS
terhadap kualitas BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Abdul Moeloek
Provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif
kuantitatif dengan berfokus pada teori Parasuraman, yaitu tangible,
reability, responsiveness, assurance, emphaty.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepuasan peserta BPJS terhadap
kualitas pelayanan BPJS kesehatan di Rumah Sakit Abdul Moeloek
provinsi Lampung dengan menggunakan metode servqual meliputi
tangible, reability, responsiveness, assurance, dan emphaty masyarakat
belum merasa puas. Hal ini ditandai dengan kualitas pelayanan rumah
sakit yang masih kurang memuaskan. Sehingga pelayanan rumah sakit
masih perlu diperbaiki.
Kata kunci: kualitas, kepuasan, BPJS, pelayanan.
abstarct
The Ministry of health is one of society fundamental rights that has to be
arranged by the government. but in reality, the patient still haven’t felt the
quality of BPJS health service that they expected. therefore, the
researchers interested to study The level of satisfaction participants BPJS
on the quality of Health Service BPJS at Abdul moeloek Hospital
Lampung Province based on the five dimensions the quality of service
according to Parasuraman.
The purpose of this research is to uncover the quality of BPJS health
service at Abdul Moeloek Hospital Lampung Province using servqual
method. this research is using descriptive research type and focusing on
the Parasuraman theory, which is tangibles, reability, responsiveness,
assurance, emphaty.
The results of this research showed that the satisfaction BPJS participants
towards BPJS health service at Abdul moeloek Hospital Lampung
province using servqual methods include tangibles, reability,
responsiveness, assurance, emphaty patients were not satisfied. This can
be seen in the Quality of service that still unsatisfactory. So the service is
still must be improved.
Key word: quality, satisfaction, bpjs, service1316021028 DEFA SEPTIA defa.septia@gmail.com2017-12-27T06:47:59Z2017-12-27T06:47:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29493This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/294932017-12-27T06:47:59ZKELAYAKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN
DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
(Studi di Puskesmas Rawat Inap Kedaton Bandar Lampung)Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Rawat Inap Kedaton, mendeskripsikan tuntutan masyarakat atas
pelayanan kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Kedaton dan menganalisis
kelayakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Kedaton. Penelitian ini
menggunakan tipe penelitian kualitatif, dengan mengambil informan yaitu Kepala
Puskesmas Rawat Inap Kedaton Kota Bandar Lampung, Petugas Pelaksana
Pelayanan Kesehatan dan Perwakilan Masyarakat penerima layanan kesehatan.
Pengumpulan data dilakukan teknik wawancara dan dokumentasi. Data
selanjutnya dianalisis secara kualitatif dengan tahapan reduksi data, penyajian
data dan mengambil kesimpulan (verifikasi). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kualitas pelayanan kesehatan di Puskemas Rawat Inap Kedaton telah
dilaksanakan dengan cukup layak, karena memberikan akses pelayanan kesehatan
kepada seluruh masyarakat dalam Layanan kesehatan di Puskemas Rawat Inap
Kedaton telah tercapai karena secara geografis, karena lokasi Puskesmas yang
strategis sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat. Selain itu secara finansial
masyarakat tidak mengeluarkan dana atau biaya untuk berobat dan memperoleh
pelayanan rawat jalan tingkat pertama. Mutu pelayanan kesehatan kepada seluruh
masyarakat dalam Layanan kesehatan di Puskemas Rawat Inap Kedaton telah
tercapai, karena melalui program ini masyarakat memperoleh layanan
pemeriksanaan kesehatan, obat-obatan serta fasilitas kesehatan dari Puskesmas.
Kata Kunci: Kelayakan, Kualitas Pelayanan, Kesehatan, Puskesmas
abstract
The purpose of this research is to describe health service at Inpatient Public
Health Center of Kedaton, to describe the public demand for health service at
Inpatient Public Health Center of Kedaton and to analyze the feasibility of health
service at Inpatient Public Health Center of Kedaton. This research uses the type
of qualitative research, by taking informants namely Head of Inpatient Public
Health Center of Kedaton, Health Service Implementation Officer and Community
Reception of health service recipients. Data were collected by interview and
documentation techniques. The data are then analyzed qualitatively with the data
reduction step, presenting the data and taking conclusion (verification). The
results of this study indicate that the quality of health services at Inpatient Public
Health Center of Kedaton has been implemented fairly well, because it provides
access to health services to the entire community in health care in Puskemas
Inpatient Kedaton has been achieved because geographically, because the
location of a strategic Public Health Center so it can be reached by community.
In addition financially the community does not spend money or expenses for
medical treatment and obtain first level outpatient services. The quality of health
services to the entire community in the health service in Puskemas Kedawat Inap
Kedaton has been achieved, because through this program people get health
examination services, medicines and health facilities from Public Health Center.
Keywords: Feasibility, Quality of Service, Health, Public Health Center1426021015 GUSTI RAKHMA gustirakhma@yahoo.com2017-12-21T04:28:49Z2017-12-21T04:28:49Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29380This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/293802017-12-21T04:28:49ZSTRATEGI KOMUNIKASI BPJS KESEHATAN KLOK PESISIR BARAT
DALAM MENDORONG PARTISIPASI MASYARAKAT UNTUK
MENGGUNAKAN BPJS KESEHATAN
Muhammad Sigit Trisetyo / 1316031049
Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Lampung
Muhammad.sigit1@gmail.comBPJS Kesehatan adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang ada di
Indonesia yang memfokuskan pada bidang kesehatan, karena minimnya
pengetahuan masyarakat tentang BPJS Kesehatan dan program Jaminan
Kesehatan Nasional dan Kartu Indonesia sehat (JKN dan KIS) sehingga
dibutuhkan strategi komunikasi untuk membantu masyarakat Kabupaten Pesisir
Barat mengetahui fungsi dan kegunaan BPJS dalam menunjang kesehatan
masyarakat dan membantu mengatasi angka harapan hidup yang rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi BPJS Kesehatan
KLOK Pesisir Barat dalam mendorong pastisipasi masyarakat untuk
menggunakan BPJS Kesehatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kualitatif deskriptif yang dianalisis menggunakan strategi implementasi,
dukungan, integrasi. Hasil dari penelitian ini adalah Strategi yang dilakukan BPJS
kesehatan KLOK Pesisir Barat mengikuti peta jalan dari DJSN (Dewan Jaminan
Sosial Nasional) yang dilakukan dengan teknis WIG (Wildly Importan Goal)
serta membuat timeline kegiatan POA ( Plan Of Action).
Kata Kunci : Strategi komunikasi, BPJS kesehatan, Kesehatan masyarakat.
abstract
BPJS Kesehatan is the Indonesian Social Security Administering Body which
focuses on health sector, because of the lack of public knowledge about BPJS
Health and National Health Insurance program and Health Card Indonesia (JKN
and KIS) so that communication strategy is needed to help West Coast Regency
people know the function and the usefulness of BPJS in supporting public health
and helping to overcome low life expectancy. This study aims to determine the
communication strategy BPJS Health KLOK Coastal West in encouraging
community participation to use BPJS Health. The method used in this research is
qualitative descriptive that is analyzed using strategy of implementation, support,
integration. The result of this research is the strategy of BPJS health of KLOK
West Coast following the road map of the DJSN (National Social Security
Council) conducted with technical WIG (Wildly Important Goal) and create
timeline of POA activities (Plan Of Action).
Keywords: Communication strategy, BPJS health, Public health.1316031049 MUHAMMAD SIGIT TRISETYO muhammad.sigit1@gmail.com2017-11-27T04:08:19Z2017-11-27T04:08:19Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29101This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/291012017-11-27T04:08:19ZHUBUNGAN STATUS PENGOBATAN PASIEN PENDERITA MORBUS HANSEN TERHADAP STIGMA KELUARGA DI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2017Morbus Hansen merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh bakteri M. leprae. Morbus Hansen tidak hanya menimbulkan permasalahan medis, namun juga menimbulkan permasalahan sosial seperti stigma sosial. Adanya stigma yang salah mengenai penyakit ini menyebabkan para penderita mengalami berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya.
Tujuan: Mengetahui hubungan status pengobatan pasien penderita Morbus Hansen terhadap stigma keluarga di Bandar Lampung tahun 2017.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan potong lintang. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas di Bandar Lampung dengan populasi keluarga penderita Morbus Hansen. Sampel penelitian sebanyak 47 anggota dengan teknik Total Sampling. Responden diminta untuk mengisi kuesioner. Uji analisis data menggunakan uji Fisher Exact dengan menggunakan program komputer.
Hasil: Hasil menunjukan responden yang memiliki keluarga penyakit Morbus Hansen dengan stigma keluarga baik sebesar 93,6% dan tidak baik 6,4%, sedangkan berdasarkan status pengobatan diketahui yang telah selesai pengobatan sebesar 48,9% dan yang sedang dalam pengobatan 51,1%. Tidak ada hubungan status pengobatan pasien penderita Morbus Hansen terhadap stigma keluarga di Bandar Lampung tahun 2017 (p = 0,234).
Kesimpulan: Tidak ada hubungan status pengobatan pasien penderita Morbus Hansen terhadap stigma keluarga di Bandar Lampung tahun 2017 dikarenakan tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit Morbus Hansen sudah baik.
Kata Kunci: Morbus Hansen, status pengobatan, stigma.
Morbus Hansen is a chronic infectious disease caused by M. leprae bacteria. Morbus Hansen not only causes medical problems, but also social problems such as social stigma. The existence of negative stigma about this disease causes the sufferers experience various problems in social life.
Objective: To determine the correlation between medical treatment status of Morbus Hansen patients toward family social stigma in Bandar Lampung 2017.
Methods: This research is a comparative analytic research with cross sectional approach. The study was conducted at all Public Health Center in Bandar Lampung using all family of Morbus Hansen patients as populations. Sample of this study were 47 family members using Total Sample technique. Respondents were asked to complete a questionnaire. Data was analysed by Fisher Exact test using computer program.
Results: The results showed that respondents whose family infected by Morbus Hansen disease has good stigma was 93.6% and has bad stigma was 6.4%. Based on the treatment status know has 48,9% patients has completed medical treatment and 51,1% is still going on medical treatment. There are no correlation between medical treatment status of Morbus Hansen patients toward family social stigma in Bandar Lampung 2017 (p=0,234).
Conclusion: There are no correlation between medical treatment status of Morbus Hansen patients toward their family social stigma in Bandar Lampung 2017 because the good knowledge of the family.
Keywords: Morbus Hansen, treatment status, stigma.
1318011130 Putri Dhea Astutiputridhea25@gmail.com2017-11-13T07:05:11Z2017-11-13T07:05:11Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29032This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/290322017-11-13T07:05:11ZPERBEDAAN PENGETAHUAN SEBELUM DAN SESUDAH PENDIDIKAN KEGAWATDARURATAN DAN ANALISIS KETERAMPILAN PADA AGEN MANTAP DI DESA MUNCA, PESAWARAN, LAMPUNGABSTRACT
THE DIFFERENCE OF KNOWLEDGE BEFORE AND AFTER THE EDUCATION OF EMERGENCY AND ANALYSIS OF SKILLS ON MANTAP AGENT IN MUNCA VILLAGE, PESAWARAN REGENCY, LAMPUNG
By
ANGGA HENDRO PRIYONO
Background: Munca Village is difficult to access and located faraway from healthcare service. Munca location can be a disadvantage when emergency cases requiring initial care and treatment happen. MANTAP agent stands for Masyarakat Cepat Tanggap is a community in Munca Village which able to give the initial aid in treating emergency cases. This research aimed to mesure the differences of initial aid knowledge between pre-education and post-education process and to analyze the skill of MANTAP.
Method: The research used quassy experimental method with one group pretest-posttest design. The sampling technique was total sampling. The research was carried out in April-Mei 2016, located in Munca Village, Pesawaran, Lampung Sample consisted of 19 people. Data was obtained from knowledge questionnaires. (α = 0.05)
Result: The median scores result from knowledge pretest number 1, 2 and 3were 28,57; 33,3 and 28,57. The median scores result from knowledge posttest number 1, 2 and 3 are 86,00; 83,33 and 85,71. Bivariate test resulted in p value=0,001 for each knowledge differences. Skill analysis showed 5 people (26,3%) were skillful, 11 people (57,9%) were average skillful, while another 3 people (15%) were less skillful.
Conclusion: There was a significant difference between the knowledge between pre-education and post-education of MANTAP agent. There were 5 people with skillful rate, 11 people were average skillful and 3 people were less skillful.
Keyword: emergency, skill, health education, knowledge
ABSTRAK
PERBEDAAN PENGETAHUAN SEBELUM DAN SESUDAH PENDIDIKAN KEGAWATDARURATAN DAN ANALISIS KETERAMPILAN PADA AGEN MANTAP DI DESA MUNCA, PESAWARAN, LAMPUNG
Oleh
ANGGA HENDRO PRIYONO
Latar belakang: Desa Munca memiliki akses yang sulit dan jauh dari pusat kesehatan. Hal ini dapat merugikan apabila terjadi suatu kasus kegawatdaruratan. Di Desa Munca terdapat agen MANTAP (Masyarakat Cepat Tanggap) yaitu sekelompok masyarakat yang mampu dalam penatalaksanaan awal kasus kegawatdaruratan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan penatalaksanaan awal kasus kegawatdaruratan medis sebelum dan sesudah pendidikan dan analisis keterampilan pada agen MANTAP.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode quassy experimental dengan rancangan one group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Penelitian dilaksanakan pada April–Mei 2016, bertempat di Desa Munca, Pesawaran, Lampung. Sampel yang berhasil didapatkan adalah 19 orang. Data diperoleh dari kuesioner pengetahuan. (α = 0.05)
Hasil: Hasil nilai median pretest pengetahuan 1, 2 dan 3 sebesar 28,57; 33,3 dan 28,57. Nilai median posttest pengetahuan 1, 2 dan 3 sebesar 86,00; 83,33 dan 85,71. Hasil analisis bivariat p=0,01 untuk setiap hasil perbedaan pengetahuan. Hasil analisis keterampilan menunjukkan 5 orang (26,3%) dikategorikan terampil, 11 orang (57,9%) cukup terampil dan 3 orang (15%) kurang terampil.
Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna antara pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan agen MANTAP. Didapatkan hasil 11 orang yang dikategorikan cukup terampil, 5 orang terampil dan 3 orang kurang terampil.
Kata kunci: kegawatdaruratan, keterampilan, pendidikan kesehatan, pengetahuan1418011015 ANGGA HENDRO PRIYONOangga_hendro@yahoo.co.id2017-11-10T07:35:43Z2017-11-10T07:35:43Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29026This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/290262017-11-10T07:35:43ZPENGARUH SUPLEMEN MULTIVITAMIN B1, B6, DAN B12
TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA SHIFT
DI PABRIK PENGEMASAN MINYAK GORENGLatar Belakang: Kelelahan kerja merupakan keluhan yang sering dijumpai pada pekerja,
terutama pada pekerja shift. Kondisi fisik dan mental pekerja yang mengalami kelelahan
berdampak negatif kepada pekerja itu sendiri dan hasil pekerjannya. Kombinasi
multivitamin dengan kandungan vitamin B efektif mengatasi kelelahan fisik dan
memperbaiki mood serta kemampuan kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh suplemen multivitamin B1, B6, dan B12 terhadap kelelahan kerja khususnya pada
pekerja shift.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan sampel sebesar
31 orang pekerja shift di pabrik pengemasan minyak goreng yang sesuai dengan kriteria
restriksi. Seluruh subjek diukur kelelahan kerjanya sebelum dan sesudah suplementasi
dengan tablet kombinasi vitamin B1, B6 dan B12 selama 7 hari. Kelelahan kerja diukur
dengan kuisioner Chalder Fatigue Scale (CFS) dan reaction timer. Data yang diperoleh
dianalisis dengan uji statistik untuk melihat perbedaan nilai tengah sebelum dan sesudah
suplementasi.
Hasil: Rata- rata skor kuisioner CFS sebelum dan sesudah suplementasi adalah 12,13 dan
8,52. Terdapat penurunan rata- rata skor kuisioner CFS sesudah suplementasi (p=0,001).
Rata- rata waktu reaksi sebelum dan sesudah suplementasi adalah 209,45 dan 193,67.
Terdapat penurunan rata-rata waktu reaksi sesudah suplementasi (p=0.028).
Simpulan: Terdapat pengaruh suplementasi multivitamin B1, B6 dan B12 terhadap
kelelahan kerja.
Kata kunci: kelelahan kerja, kelelahan objektif, kelelahan subjektif, multivitamin B,
pekerja shift1318011091 JOSUA TUMPAL HALOMOANsinagatoba@gmail.com2017-11-08T02:40:55Z2017-11-08T02:40:55Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29023This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/290232017-11-08T02:40:55ZPERBEDAAN KEKUATAN DAN PERUBAHAN PERILAKU PADA REMAJA
KELAS UNGGULAN DAN NON-UNGGULAN DI SMPN 2 BANDAR LAMPUNGABSTRACT
THE DIFFERENCES OF THE STRENGTH AND BEHAVIORAL CHANGES
IN ADOLESCENTS OF SUPERIOR AND REGULAR CLASSES
SMPN 2 BANDAR LAMPUNG
By
KADEK ARYATI
Adolescence is a major change in an individual, a period in which there is a development
and formation of personality. According to Wiguna, emotional and behavioral problems
in children and adolescents is a serious problem because it affects the development, and
lead to the impairment and lower productivity also the quality of their lives. Strength and
behavioral changes in adolescents can be measured using Strength Difficulties
Questionnaire (SDQ). This study aims to determine the differences of the strength and
behavioral changes in adolescents of superior and regular classes SMPN 2 Bandar
Lampung.
This research is an analytic with cross sectional method. The sample of this research is 92
students of SMPN 2 Bandar Lampung, consists of 46 students of superior class and 46
students of regular classes selected by stratified random sampling method. Data were
analyzed with Chi-square test.
The results showed that the normal strength in adolescents of superior class were 73.91%
while the regular class were 30.43%. Problems and borderline abnormal behavioral
changes in adolescents of superior class were 69.57% while the regular class were
63.04%. Based on bivariate analysis, there are no significant differences in behavioral
changes between superior and regular classes (p=0548), but there are differences in the
strength and behavior changes between superior and regular classes (p=0.000).
From this study, it can be concluded that there is a significant difference in strength
between superior and regular classes.
Keywords: adolescents, behavioral changes, strength, Strength Difficulties Questionnaire
ABSTRAK
PERBEDAAN KEKUATAN DAN PERUBAHAN PERILAKU PADA REMAJA
KELAS UNGGULAN DAN NON-UNGGULAN
DI SMPN 2 BANDAR LAMPUNG
Oleh
KADEK ARYATI
Masa remaja merupakan perubahan besar pada suatu individu, masa dimana terjadi
perkembangan dan pembentukan kepribadian. Menurut Wiguna, masalah emosi dan
perilaku pada anak dan remaja merupakan masalah yang cukup serius karena berpengaruh
terhadap perkembangan, serta dapat menimbulkan hendaya dan menurunkan
produktivitas serta kualitas hidup mereka. Kekuatan dan perubahan perilaku pada remaja
dapat diukur menggunakan Strength Difficulties Questionaire (SDQ). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan kekuatan dan perubahan perilaku pada remaja
kelas unggulan dan non-unggulan di SMPN 2 Bandar Lampung.
Penelitian ini bersifat analitik dengan metode cross sectional. Sampel berjumlah 92 orang
remaja yang terdiri atas 46 remaja kelas unggulan dan 46 remaja kelas non-unggulan di
SMPN 2 Bandar Lampung yang dipilih dengan metode stratified random sampling.
Data dianalisis dengan uji Chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan normal pada siswa unggulan sebesar
73,91% sedangkan pada siswa non-unggulan sebesar 30,43%. Masalah perubahan
perilaku abnormal dan borderline pada siswa unggulan sebesar 69,57% sedangkan pada
siswa non-unggulan sebesar 63,04%. Berdasarkan analisis bivariat, tidak terdapat
perbedaan perubahan perilaku yang bermakna antara kelas unggulan dan non unggulan
(p=0.548), namun terdapat perbedaan kekuatan yang bermakna antara kelas unggulan dan
non unggulan (p=0.000)
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kekuatan yang bermakna
antara kelas unggulan dan non-unggulan.
Kata kunci : kekuatan, perubahan perilaku, remaja, Strength Difficulties Questionaire1218011088 KADEK ARYATIkadekaryati27@gmail.com2017-11-06T02:59:13Z2017-11-06T02:59:13Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29017This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/290172017-11-06T02:59:13ZHUBUNGAN MANUAL MATERIAL HANDLING DAN FAKTOR-FAKTOR
LAIN DENGAN KEJADIAN LOW BACK PAIN
KELURAHAN KANGKUNG KECAMATAN BUMI WARAS
BANDAR LAMPUNGLatar belakang: Low Back Pain (LBP) adalah rasa nyeri yang dirasakan pada punggung
bawah yang bersumber dari tulang belakang, otot, saraf atau struktur lainnya di sekitar
daerah tersebut. Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya low back pain antara lain
faktor individu, pekerjaan dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara manual material handling (MMH), usia, indeks massa tubuh (IMT),
masa kerja, massa angkat beban, lama kerja, frekuensi angkat dan merokok dengan
kejadian LBP.
Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observational dengan pendekatan
Cross Sectional dan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan
menggunakan 101 sampel. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan metode
wawancara dan pemeriksaan fisik. Adapun analisis statistik yang digunakan pada
penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat yang menggunakan uji Chisquare
dengan α=0,05.
Hasil penelitian: Hasil menunjukkan bahwa kejadian LBP pada nelayan di Kelurahan
Kangkung Kecamatan Bumi Waras sebanyak (81,2%). Terdapat hubungan yang
bermakna antara usia (p=0,001), IMT (p=0,011), MMH (p=0,003), masa kerja (p=0,001),
massa angkat (p=0,001), frekuensi angkat (p=0,012), sedangkan tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara lama kerja (p=0,735), merokok (p=0,348) terhadap kejadian LBP.
Simpulan: Terdapat hubungan antara usia, IMT, MMH, masa kerja, massa angkat,
frekuensi angkat dan tidak terdapat hubungan antara lama kerja dan merokok dengan
kejadian low back pain.
Kata kunci: low back pain, manual material handling, nelayan
Background: Low Back Pain (LBP) is a sensation of pain felt in the lower back that
comes from the spine, muscles, nerves, or other structures around the area. Factors that
could cause low back pain including individual factors, jobs and the environment. This
study was aimed to determine the association between manual material handling (MMH),
age, body mass index (BMI), work period, load of weights, duration of work, frequency
lift and smoking behaviour with the occurance of LBP.
Methods: This research was an observational study with cross sectional design and the
sampling technique was purposive sampling involving 101 subjects. Data was collected
by interview and physical examination. The statistical analysis used in this study were
univariate and bivariate analysis using Chi-square test with α=0.05.
Results: Results indicate that the prevalence of LBP on fisherman in the Kangkung
Village Subdistricts Bumi Waras was 81.2%. There was a significant association between
age (p= 0.001), BMI (p= 0.011), MMH (p= 0.003), work period (p= 0.001), load of
weights (p= 0.001), frequency of lifting (p= 0.012), whereas there was no significant
association between the duration of work (p= 0.735), smoking behaviour (p= 0.348) on
the occurance of LBP.
Conclusion: There was a association between age, BMI, MMH, the mass of lift,
frequency of lifting and there is no relation between the duration of work and smoking
behaviour with the case of low back pain.
Keywords: low back pain, manual material handling, fisherman1318011006 AHMAD SIRAJUDINrajugaskar@gmail.com2017-08-10T03:37:00Z2017-08-10T03:37:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27867This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/278672017-08-10T03:37:00ZPERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN LEUKOSIT, HEMATOKRIT, HEMOGLOBIN, TROMBOSIT PADA PASIEN DEWASA DAN ANAK DENGAN INFEKSI DENGUE DI RS. A. DADI TJOKRODIPO BANDAR LAMPUNGLatar Belakang: infeksi dengue merupakan salah satu masalah kesehatan global, terutama pada negara tropis, diindonesia sendiri angka kejadian infeksi dengue cukup tinggi. Adanya perbedaan hasil pemeriksaan leukosit, hematokrit, hemoglobin, trombosit pada pasien dewasa dan anak dengan infeksi dengue menentukan dalam penegakan diagnosis dan terapi yang akan dilakukan.
Tujuan: Untuk menganalisis perbandingan pemeriksaan, leukosit, hematokrit hemoglobin, trombosit pada pasien dewasa dan anak dengan infeksi dengue.
Metode: penelitian ini merupakan penelitian obsevasional dengan jumlah sampel 22 pasien anak dan 23 pasien dewasa dengan infeksi dengue. Penelitian dilakukan di RS. A. Dadi Tjokrodipo bandar lampung periode oktober-desember 2016. Data penelitian didapatkan dari pemeriksaan hematologi dan wawancara pasien dengan infeksi dengue yang sedang dirawat inap.
Hasil: uji analisis pada perbandingan hasil pemeriksaan profil darah rutin pasien dewasa dan anak didapatkan, nilai p value sebesar p=0,235 pada perbandingan profil leukosit anak dan dewasa , p=0,000 pada perbandingan profil hematokrit anak dan dewasa, p=0,023 pada perbandingan profil hemoglobin anak dan dewasa, p=0,672 pada perbandingan profil trombosit anak dan dewasa.
Simpulan: terdapat perbedaan kadar hematokrit dan hemoglobin pada pasien dewasa dan anak dengan infeksi dengue. Tidak terdapat perbedaan leukosit dan trombosit pada pasien dewasa dan anak dengan infeksi dengue
Kata Kunci : anak, dewasa, infeksi dengue
ABSTRACT
Background: Dengue infection is a global health problem, especially in tropical countries, in Indonesia alone the incidence of dengue infection is high. The big difference in the results of leukocyt, hematocrit, hemoglobin, trombosit in adult and pediatric patients with dengue infection is crucial in diagnosis and determination of treatment that will be done.
Objective: To analyze the comparative examination of platelets, leukocytes, hematocrit, hemoglobin, platelets in adult and pediatric patients with dengue infection.
Methods: This study is an observational study with a sample of 22 pediatric patients and 23 adult patients with dengue infection. The study was conducted at the hospital. A. Dadi Tjokrodipo bandar lampung the period October-December 2016. Data were obtained from medical records of patients of dengue infection were hospitalized.
Results: The analysis test on the comparison results blood routine adult and pediatric patients obtained, the p value of p = 0.235 in the comparison of profiles of leukocytes in children and adults, p = 0.000 in comparison profile hematocrit children and adults, p = 0.023 in comparison profile hemoglobin children and adults, p = 0.672 in the comparison of the profile of platelets in children and adults.
Conclusion: there are different levels of hematocrit and hemoglobin in adults and pediatric patients with dengue infection. No difference leukocytes and platelets in adult and pediatric patients with dengue infection
Keywords: adult, pediatric, dengue infection1318011015 ANISA WAHYUNI9b.annisa.wahyuni@gmail.com2017-08-01T06:50:48Z2017-08-01T06:50:48Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27657This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/276572017-08-01T06:50:48ZHUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN KOMUNIKASI
DENGAN KEAKTIFANMAHASISWA DALAM
DISKUSI PROBLEM-BASED LEARNING
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGLatar Belakang: Problem-Based Learning (PBL) merupakan sistem pembelajaran
strategis yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan pembelajaran yang
kolaboratif, kontekstual dan mandiri. Faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan PBL
adalah skenario yang tepat, fasilitator yang bertanggung jawab dan mahasiswa yang
mampu berperan aktif dalam PBL. Faktor seperti kurangnya persiapan, keterampilan
komunikasi dan kecemasan dapat mempengaruhi keaktifan tersebut. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan komunikasi terhadap keaktifan
mahasiswa dalam diskusi PBL.
Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 240 responden dengan
pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Data tingkat kecemasan
komunikasi didapatkan melalui pengisian kuesioner kecemasan komunikasi dan keaktifan
saat diskusi PBL dari instrumen keaktifan. Uji analisis menggunkan uji chi-square.
Hasil: Terdapat hubungan yang bermakna antara kecemasan komunikasi terhadap
keaktifan dalam diskusi PBL dengan p = 0,001 (p<0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat kecemasan komunikasi dengan keaktifan
mahasiswa saat Problem-Based Learning di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata kunci: keaktifan, problem-based learning, tingkat kecemasan komunikasi.
ABSTRACT
Background: Problem-Based Learning (PBL) is a strategic learning system design which
aimed at enhancing and optimizing the collaborative learning, contextual and selfdirected.
Factors that influence PBL’s success are a good scenario, responsible facilitator
and students who can be able to active in PBL. Factors such us lack of preparation,
communication skills and anxiety can affect the activeness. This study aims to determine
the relationship between anxiety level of communication with activeness on PBL.
Methods: The design of study was cross sectional quantitative. The sample in this study
were 240 respondents. with a total sampling technique. Anxiety level of communication’s
data obtained through anxiety scale communication and activeness on PBL get by
instrument of activeness. The analysis test using chi- square.
Result: There is a significant relationship between anxiety level of communication with
activeness on PBL with p = 0,000 (p<0,05).
Conclutions: There was a relationship between anxiety level of communication with
activeness on PBL medical student of Lampung University.
Keywords: activeness, problem-based learning, anxiety level of communication.1318011058 DIKA PRATIWI ADIFA dikapratiwiadifa@gmail.com2017-08-01T02:10:19Z2017-08-01T02:10:19Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27655This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/276552017-08-01T02:10:19ZHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROSES PROBLEM BASED LEARNING PBL)TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROSES PROBLEM BASED LEARNING PBL)TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh
AULIAN MEDIANSYAH
Latar belakang: Persepsi adalah suatu proses penerimaan rangsang oleh panca indera
karena adanya perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan dan menghayati
suatu kejadian. Persepsi mahasiswa terhadap problem-based learning (PBL) akan
berpengaruh terhadap keefektifan perilaku belajar mahasiswa, yang merupakan salah satu
indikator motivasi belajar. Persepsi baik yang dimiliki mahasiswa tentang proses
pembelajaran PBL diduga memiliki hubungan dengan tingginya motivasi belajar mahasiswa.
Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan
menggunakan metode observasional dengan pendekatan potong melintang. Penelitian ini
menggunakan 2 instrumen penelitian yaitu kuesioner persepsi mahasiswa tentang proses
pembelajaran PBL dan kuesioner motivasi belajar, yang di analisis menggunakan uji chi
square.
Hasil Penelitian: Hasil menunjukan skor motivasi tinggi 40,1%, sedang 33,9%, rendah 27,1
%. Skor persepsi baik 51,8%, sedang 33,7%, dan persepsi buruk 14,5% dan hasil analisis
bivariat terdapat hubungan bermakna antara persepsi mahasiswa tentang proses pembelajaran
PBL terhadap motivasi belajar ( p value 0,01).
Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara persepsi mahasiswa tentang proses
pembelajaran PBL dan motivasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung.
Kata kunci: fakultas kedokteran universitas lampung, motivasi, persepsi, problem-based
learning (PBL).
ABSTRACT
THE RELATIONS BETWEEN STUDENTS PERCEPTION ABOUT PROBLEMBASED
LEARNING(PBL)WITH LEARNING MOTIVATION AT FACULTY OF
MEDICINE UNIVERSITY OF LAMPUNG
By
AULIAN MEDIANSYAH
Background: Perception is a process of acceptance by sensory stimuli for their attention so
that the individual is able to determine, interpret and appreciate an event. Students'
perceptions of problem-based learning (PBL) will affect the effectiveness of student learning
behavior, which is one indicator of motivation learning. The good perception that the students
have about PBL learning process allegedly has a relationship with the high motivation of
student learning.
Methods: This study was a descriptive analytic research using observational method with
cross sectional approach. The study uses’ two research instruments were questionnaires about
the students' perceptions of PBL learning process and learning motivation questionnaire,
which will be analyzed using chi square test.
Results: The results showed that 40.1% had high motivation score, 33.9% of students’ had
moderate score, and 27.1% had lower score. Fifty one point eight percent had good
perception, 33.7% of student had moderate perception score, and 14.5% had bad perception
score. There was significant relationship between students' perceptions of PBL learning
process and motivation to learn (p value 0.01).
Conclusion: There was a significant relationship between students' perceptions of PBL
learning process and student learning motivation Faculty of Medicine University of Lampung.
Keywords: faculty of medicine university of lampung, motivation, perception, problem-based
learning (PBL).
1318011027 AULIAN MEDIANSYAHaulianmediansyah@gmail.com2017-07-27T07:21:04Z2017-07-27T07:21:04Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27528This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/275282017-07-27T07:21:04ZEFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BUAH LEUNCA (Solanum nigrum l) SECARA ORAL TERHADAP PENURUNAN JUMLAH SPERMATOZOA
TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) GALUR Sprague dawleyLatar Belakang: Terdapat beberapa faktor penyebab rendahnya partisipasi pria dalam melaksanakan program KB dan kesehatan reproduksi, salah satunya adalah terbatas nya jangkauan pelayanan kontrasepsi pria. Maka dilakukan penelitian ini untuk menambah metode kontrasepsi pada pria. Karena banyak nya tersebar tanaman leunca (solanum nigrum l) di indonesia dan mempunyai kandungan antifertilitas, maka buah leunca dipilih dalam penelitian ini.
Metode: Penelitian ini adalah eksperimental dengan desain penelitian Randomized Post Test Control Group Design. Sampel tikus putih galur Sprague dawley sebanyak 28 ekor, yang dibagi menjadi 4 kelompok. Pada kelompok 1 tidak diberi esktrak leunca, kelompok 2 dosis 100 mg/kgBB, kelompok 3 dosis 200 mg/kgBB, dan kelompok 4 dosis 400 mg/kgBB, dengan pemberian satu kali sehari sebanyak 1 ml, selama 28 hari. Alat ukur yang dipakai adalah neraca analitik dan Haemocytometer Neubauer. Analisis data yang dipakai adalah one-way anova yang dilanjutkan uji post-hoc.
Hasil: Didapatkan rata-rata jumlah sperma pada kelompok 1 (kelompok kontrol) adalah 67 juta/ml, kelompok 2 (dosis 100 mg/kgBB) adalah 56,35 juta/ml, kelompok 3 (dosis 200 mg/kgBB) adalah 45,71 juta/ml, dan kelompok 4 (dosis 400 mg/kgBB) adalah 31,85 juta/ml. Hasil uji bivariat dengan one-way anova diperoleh nilai p=0,001 (p<0,05). Yang berarti terdapat pengaruh pemberian ekstrak buah leunca terhadap penurunan jumlah spermatozoa pada tikus putih.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh ekstrak etanol buah leunca terhadap penurunan jumlah spermatozoa pada tikus putih galur Sprague dawley (p=0,001).
Kata Kunci : Infertilitas, Leunca (Solanum nigrum l), Spermatozoa(1318011166) Tesia Iryanitesiairyani@gmail.com2017-07-27T03:25:27Z2017-07-27T03:25:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27513This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/275132017-07-27T03:25:27ZHUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MENGENAI GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZIPADA WANITA USIA SUBUR DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAHABSTRAK HUBUNGAN STATUS PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MENGENAI GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA WANITA USIA SUBUR DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Oleh MENTARI OLIVIA FATHARANNI Latar Belakang: Prevalensi status gizi kurus pada wanita usia subur (WUS) di Provinsi Lampung pada tahun 2013 ialah sebesar 8,2%, berat badan lebih sebesar 11,6% dan obesitas sebesar 13,0%. Indonesia mengalami beban ganda masalah gizi yaitu gizi kurang belum sepenuhnya diatasi, tetapi gizi lebih sudah menunjukan peningkatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai gizi seimbang dengan status gizi pada wanita usia subur. Metode: Penelitian ini dilakukan pada Bulan Oktober hingga November 2016 di Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah dengan desain analitik observasional dan pendekatan cross sectional. Sampel adalah sebanyak 68 WUS berusia 18-49 tahun yang diambil dengan menggunakan teknik cluster sampling. Data pengetahuan sikap dan perilaku didapat melalui kuesioner, status gizi dengan indeks masa tubuh. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan Uji Chi Square dan Uji Mann Whitney. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan kurang sebesar 82,35%, pengetahuan cukup sebesar 17,65%. Responden dengan sikap negatif sebesar 85,29%, sikap positif sebesar 14,71%. Responden dengan perilaku kurang baik sebesar 33,82%, perilaku baik sebesar 66,18%. Responden dengan status gizi kurang sebesar 14,71%, gizi lebih 32,35%, gizi normal 52,94%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tidak berhubungan secara signifikan (p=0,581) dengan status gizi pada WUS, sikap tidak berhubungan secara signifikan (p=0,378) dengan status gizi pada WUS dan perilaku tidak berhubungan secara signifikan (p=0,136) dengan status gizi pada WUS. Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai gizi seimbang dengan status gizi pada WUS di Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah. Kata Kunci: gizi seimbang, pengetahuan, perilaku, sikap, status gizi, wanita usia subur.
ABSTRACT
THE RELATIONS OF KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOR
ABOUT BALANCED NUTRITION WITH NUTRITIONAL STATUS IN
WOMEN OF CHILDBEARING AGE IN TERBANGGI BESAR
LAMPUNG TENGAH
By
MENTARI OLIVIA FATHARANNI
Background: The prevalence of underweight among women of childbearing age (WCA)
in Lampung Province in 2013 was 8,2%, overweight was 11,6% and obesity was 13,0%.
Indonesia has experienced double nutritional burden, it means malnutrition problems
have not been successfully resolved but has shown an increase of over nutrition. The
purpose of this study is to determine the relationship of knowledge, attitude and behavior
about balanced nutrition with nutritional status in WCA.
Methods: This research was conducted in October to November 2016 in Terbanggi
Besar, Central Lampung by using observational analytic design and cross sectional
approach. Samples are as many as 68 WCA aged 18-49 taken using cluster sampling
technique. Knowledge attitude and behavior data obtained by questionnaires and
nutritional status by calculating the body mass index. Data was analyzed in univariate and
bivariate using Chi Square and Mann Whitney.
Results: The results showed prevalance of respondents with less knowledge was 82,35%,
sufficient knowledge was 17,65%. Respondents with negative attitude was 85,29%,
positive attitude was 14,71%. Respondents with deficient behavior was 33,82%, good
behavior was 66,18%. The prevelence of respondents with under nutrition was 14,71%,
over nutrition was 32,35% and normal was 52,94%. The results showed that knowledge is
not significantly associated (p=0,581) with nutritional status of WCA, attitude is not
significantly associated (p=0,378) with nutritional status of WCA and behavior is not
significantly associated (p=0,136) with nutritional status of WCA.
Conclusion: It can be concluded that there is no significant relations between knowledge,
attitude and behavior regarding balanced nutrition with nutritional status of WCA in
Terbanggi, Central Lampung.
Keywords: attitude, balanced nutition, behavior, knowledge, nutitional status, women of
childbearing age.1318011104 MENTARI OLIVIA FATHARANNImentariolivia@gmail.com2017-07-21T09:08:34Z2017-07-21T09:08:34Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27257This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/272572017-07-21T09:08:34ZIDENTIFIKASI BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA MINUMAN SUSU KEDELAI BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK DI KOTA BANDAR LAMPUNG
ABSTRAK
Latar Belakang: Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal ada dalam usus manusia dan hewan. Penularan dapat terjadi melalui air yang terkontaminasi kotoran manusia yang terinfeksi selain itu dapat terjadi melalui kontak dari pekerja yang terinfeksi selama makanan diproses.
Tujuan: Untuk mengetahui ada atau tidak kontaminasi bakteri Escherichia coli pada susu.
Metode: Penentuan jumlah sampel berdasarkan metode simple random sampling. Jenis penelitian ini menggunakan metode MPN (Most Probable Number) untuk media pertumbuhan bakteri dan uji biokimia untuk identifikasi bakteri.
Hasil: Setelah dilakukan penelitian untuk susu kedelai bermerek dari 11 sampel tidak didapatkan Escherichia coli dan untuk susu kedelai tidak bermerek dari 12 sampel tidak didapatkan bakteri Escherichia coli tetapi dari 4 sampel tersebut didapatkan bakteri lain yaitu dua sampel suspek bakteri Klebsiella sp. dan dua sampel lainnya suspek bakteri Pseudomonas sp.
Simpulan: Tidak ditemukan kontaminasi bakteri Escherichia coli pada minuman susu kedelai bermerek maupun tidak bermerek, tetapi ditemukan bakteri Klebsiella sp. dan Pseudomonas sp. pada susu kedelai tidak bermerek.
Kata kunci: Escherichia coli, Most Probable Number, susu kedelai.
ABSTRACT
Background: Escherichia coli is a bacterium that is part of the normal microflora in the intestines of humans and animals. Transmission can occur through contaminated water infected with human excrement but it can occur through contact of infected workers during food processing.
Objective: To ascertain whether or not the bacteria Escherichia coli contamination in milk.
Methods: Determination of the number of samples based on simple random sampling method. This study uses MPN (Most Probable Number) for bacterial growth media and biochemical tests to identify the bacteria.
Results: After doing research for branded soy milk from 11 samples were not found Escherichia coli and for unbranded soy milk of 12 samples that Escherichia coli bacteria was not found but the four samples obtained other bacteria that two samples of suspect bacteria Klebsiella sp. and two other samples suspected of Pseudomonas sp.
Conclusion: There was no contamination was found bacterium Escherichia coli to drink soy milk both branded and non-branded, however found the bacteria Klebsiella sp. and Pseudomonas sp. in non-branded soy milk.
Keywords: Escherichia coli, Most Probable Number, soy milk.
1318011003 AGTARIA DWI MOLITA agtariadm@yahoo.com2017-07-19T07:57:56Z2017-07-19T07:57:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27301This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/273012017-07-19T07:57:56ZHUBUNGAN ANTARA LEARNING APPROACH DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2013ABSTRACT
Background: There are several factors that affect student learning achievement in medical student, one of them is learning approach. The purpose of this study to know the relationship between learning approach and a grade point average (GPA) students of the Faculty of Medicine, University of Lampung class of 2013.
Methods: This study uses cross sectional approach. A total of 174 respondents final year students (class of 2013) Faculty of Medicine, University of Lampung fill in Revised Study Process 2 Factors Questionnaire (R-SPQ-2F).
Results: In this study with 174 students, there were 111 (63.4%) of students using deep approach and 64 (36.6%) of students using a surface approach. 64 respondents surface approach dominated by respondents with GPA, 36 (56.3%). While deep approach dominated by respondents with a very satisfying predicate CPI of 70 (63.1%). Data were statistically tested by Chi-Square test and p value of 0.000.
Conclusion: Based on the research results, there is a relationship between learning approach with a grade point average (GPA) students of the Faculty of medicine, University of Lampung class of 2013.
Keywords: Learning achievement, learning approach, R-SPQ-2F
ABSTRAK
Latar belakang: Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada mahasiswa kedokteran, salah satunya adalah learning approach. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara learning approach dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Angkatan 2013.
Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sebanyak 174 responden mahasiswa tingkat akhir (Angkatan 2013) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung mengisi kuesioner Revised Study Process Questionnaire 2 Factors (R-SPQ-2F).
Hasil penelitian: Pada penelitian ini dengan 174 mahasiswa, terdapat 111 (63,4%) mahasiswa menggunakan deep approach dan 64 (36,6%) mahasiswa menggunakan surface approach. 64 responden surface approach didominasi oleh reponden dengan predikat IPK memuaskan yaitu 36 (56,3%). Sedangkan deep approach didominasi oleh responden dengan predikat IPK sangat memuaskan yaitu 70 (63,1%). Data diuji secara statistik dengan uji Chi-Square dan didapatkan nilai p 0,000.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan antara learning approach dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Lampung angkatan 2013.
Kata kunci: Learning approach, prestasi belajar, R-SPQ-2F
1318011134 RAFIAN NOVALDYrafiannovaldy1995@gmail.com2017-07-17T07:12:27Z2017-07-17T07:12:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27260This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/272602017-07-17T07:12:27ZPOLA MIKROORGANISME PENYEBAB URIN INFEKTIF PADA PENGGUNA KATETER DAN KEPEKAANNYA TERHADAP ANTIBIOTIK DI RSUD ABDOEL MOELOEK PERIODEOKTOBER-DESEMBER2016ABSTRACT PATTERN AND ANTIMICROBIAL SENSITIVITY OF MICROORGANISMS CAUSING INFECTIVE URINE BACTERIA AMONG CATHETERIZATION PATIENTS IN RSUD ABDOEL MOELOEK OKTOBER-DESEMBER 2016 By ANNISA APRILIA Background:Hospitals could potentially become a place of transmission of nosocomial infection of various microorganisms that live and thrive in the air, food and items of equipment. Urinary tract infection (UTI) is an infection caused by the growth of microorganisms in the urinary tract and characterized by the discovery of>105 CFU/mL bacteria. More than 80% of nosocomial infections are most commonlycatheter-acquired UTI. Objectives: To determine the pattern of microorganisms urinary tract infections in catheterization patients and their antibiotic sensitivity in Abdoel Moeloek hospital Bandar Lampung. Methods: This is a descriptive study with consecutive sampling approach. Sample in this study arecatheterization patients from Abdoel Moeloek hospital, about 30 patients. Urine samples were collected for culture and antibiotic sensitivity. Result: The type of UTI-causing bacteria found in the catheterization patients’s urine was E.coli (33.3%), Pseudomonnas sp (13.3%), Staphylococcus aureus (12.3%), Staphylococcus epidermidis (13.3% ), Proteus sp (10.0%), and Citrobacter (3.3%). The results of antimicrobial sensitivity test; against Amoxicilin: sensitive (53.3%); Ceftriaxon: resistant (86.7%), Ciprofloxacin: resistant (70.0%); Chloramphenicol: resistant (56.7%). Conclusion:Most prevalent bacteria wereE. coli and the most sensitive antibiotics to treat UTIs is Amoxicilin while the most resistant antibiotic is ceftriaxone. Keywords: bacteria, catheter, nosocomial infection, UTI.
ABSTRAK POLA MIKROORGANISME PENYEBAB BAKTERI URIN INFEKTIF PADA PENGGUNA KATETER DAN KEPEKAANNYA TERHADAP ANTIBIOTIK DI RSUD ABDOEL MOELOEK PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2016 Oleh ANNISA APRILIA Latar Belakang: Rumah sakit berpotensi menjadi tempat penularan infeksi nosokomial dari berbagai mikroorganisme yang hidup dan berkembang pada udara, makanan serta benda peralatan. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang disebabkan oleh berkembangnya mikroorganisme dalam saluran kemih dan ditandai dengan ditemukannya bakteri >105 CFU/mL. Lebih dari 80% infeksi nosokomial yang paling sering didapat adalah ISK terkait pemasangan kateter. Tujuan: Untuk mengetahui pola mikroorganisme infeksi saluran kemih pada pasien pengguna kateter dan kepekaannya terhadap beberapa antibiotik di RSUD Abdoel Moeloek Bandar Lampung. Metode:Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan consecutive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang menggunakan kateter yang dirawat di RSUD Abdoel Moeloek. Jumlah sampel yang digunakan adalah 30 orang. Sampel urin dikumpulkan kemudian dilakukan kultur dan uji kepekaan antibiotik. Hasil penelitian: Jenis bakteri penyebab ISK yang ditemukan pada urin pasien pengguna kateter adalah E.coli (33,3%), Pseudomonnas sp (13,3%), Staphylococcus aureus (12,3%), Staphylococcus epidermidis (13,3%), Proteus sp (10,0%), dan Citrobacter (3,3%).Hasiluji kepekaan bakteri terhadap antibiotik sebagai berikut; terhadap Amoxicilin: sensitif (53,3%); Ceftriaxon: resisten (86,7%), Ciprofloxacin: resisten (70,0%); Chloramphenicol: resisten (56,7%). Kesimpulan: Bakteri terbanyak yang ditemukan pada pasien ISK adalah E.coli dan antibiotik yang paling sensitif untuk mengobati ISK adalah Amoxicilin sedangkan antibiotik yang paling resisten adalah Ceftriakson. Kata kunci : bakteri, infeksi nosokomial,ISK,kateter.1318011017 ANNISA APRILIAannisa.aprilis@gmail.com2017-06-16T04:21:26Z2017-06-16T04:21:26Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26951This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/269512017-06-16T04:21:26ZPENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI AIR RENDAMAN JERAMI TERHADAP JUMLAH TELUR NYAMUK DI DESA SUKAJAYA PUNDUH KECAMATAN MARGA PUNDUH KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNGLatar Belakang: Nyamuk merupakan serangga berukuran kecil yang dapat menjadi perantara terjadinya penyakit pada manusia. Salah satu cara mengurangi populasi nyamuk adalah dengan pengendalian menggunakan ovitrap. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi air rendaman jerami terhadap jumlah telur nyamuk di Desa Sukajaya Punduh, Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.
Metode: Penelitian ini dilakukan pada 10 rumah di Dusun Pematang Awi, Desa Sukajaya Punduh. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang membandingkan jumlah telur nyamuk pada ovitrap yang terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok A (ovitrap yang berisi air redaman jerami dengan konsentrasi 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30%) dan kelompok B (ovitrap yang berisi air bersih). Pengumpulan data dilakukan dengan 4 kali pengulangan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis.
Hasil Penelitian: Didapatkan hasil rerata jumlah telur nyamuk pada Kelompok A 10%: 4,44; 15%: 5,38; 20%: 10,90%; 25%: 10,13; 30%: 12,50 dan Kelompok B: 2,33. Dari hasil tersebut di dapatkan pengaruh yang bermakna dengan p=0.000.
Simpulan: Terdapat pengaruh konsentrasi air redaman jerami dalam memerangkap telur nyamuk terutama pada konsentrasi 30% yang paling efektif.
Kata kunci: Air rendaman jerami, nyamuk, ovitrap, telur.
Background: Mosquitoes are small size insects are often able to intercede the occurrence of disease in humans. One of the way to reduce the mosquito population is to control use ovitrap. Objective: To determine the effect of various concentrations of water soaking the hay to the number of mosquito eggs in the village Sukajaya Punduh Of Marga Punduh Subdistrict Pesawaran District Lampung Province
Methods: This study was conducted in 10 houses in the hamlet Pematang Awi, Punduh Sukajaya village. This research is an experimental study that compares the number of mosquito eggs in ovitrap which comprises of 2 groups: group A (ovitrap containing water attenuation hay with a concentration of 10%, 15%, 20%, 25% and 30%) and group B (ovitrap which contains clean water). The collection of data is done with four repetitions. The data were analyzed use Kruskal Wallis test.
Results: It was found results of the average number of mosquito eggs in Group A 10%: 4.44; 15%: 5.38; 20%: 10.90%; 25%: 10.13; 30%: 12.50 and Group B: 2.33. From that result in getting significant influence with p = 0.000. Conclusion: There is an influence of the water concentration of the soaking of straw in trapping mosquito eggs, especially at the most effective 30% concentration.
Key words: Eggs, mosquito, ovitrap. water immersion of straw.1318011016 Anita Rahayuanitarahayu999@yahoo.com2017-05-08T08:18:11Z2017-05-08T08:18:11Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26630This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/266302017-05-08T08:18:11ZUJI EFEKTIFITAS PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN TUA
SIRSAK
PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella thypi dan Staphylococcus aureusABSTRAK
Latar Belakang: Obat antibiotik adalah obat yang penting dalam mengobati pasien
dengan penyakit infeksi. Banyak penyakit infeksi yang memerlukan pengobatan dalam
jangka panjang, yang menyebabkan semakin banyaknya resistensi terhadap obat
antibiotik. Bakteri yang sudah banyak dilaporkan memiliki sifat resisten terhadap
antibiotik adalah Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol daun tua sirsak
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan bakteri
Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus yang diberikan ekstrak etanol daun tua
sirsak yang dibagi dalam 7 kelompok. Kontrol negatif dengan aquadest
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan rerata diameter zona hambat pada bakteri
Salmonella typhi sebesar 21,29mm dan Staphylococcus aureus sebesar 21,58mm. Hasil
analisis penelitian dengan menggunakan Uji Independent T test didapatkan nilai p=0,940
Simpulan Penelitian: Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat daya hambat
ekstrak etanol daun tua sirsak terhadap bakteri Salmonella typhi dan Staphyloccocus
aureus, dan secara statistik tidak terdapat perbandingan bermakna antara diameter zona
hambat pada kedua bakteri
Kata Kunci: daun tua sirsak, diameter zona hambat, Salmonella typhi, Staphyloccocus
aureus
ABSTRACT
Background:Antibiotic is an important medication for infection disease. Many of
infection diseases needs medication for long time,that cause more people are resistant for
antibiotics. Bacteri whom report with antibiotic resistant are Salmonella typhi and
Staphylococcus aureus. This study intends to knowing the effectiveness of ethanol old
leaf soursop
Methods: This research is an experimental research that used Salmonella typhi and
Staphylococcus aureus bacteria which given ethanol old leaf soursop extract that divided
in 7 groups. Negative control uses aquadest
Results: The results is showed the average diameter of inhibition zone on bacteria
Salmonella typhi and Staphylococcus aureus is 21,29mm and 21,58mm. Research
analysis results using Independent T test obtained value p = 0.940
Conclusion: There is a inhibitory force from ethanol old leaf soursop
Key Words: Old soursop leaf, diameter inhibitory zone, Salmonella typhi,
Staphyloccocus aureus1318011149 SATYA AGUSMANSYAH rio.army13@gmail.com2017-05-08T08:11:01Z2017-05-08T08:11:01Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26631This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/266312017-05-08T08:11:01ZHUBUNGAN STATUS GIZI, STATUS PSIKOSOSIAL DAN STATUS
DOMISILI TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK)
MAHASISWA TINGKAT 2 DAN 3 FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN 2016ABSTRAK
Latar Belakang : Keadaan status gizi, domisili, dan psikososial manusia berperan dalam
proses berpikir serta daya konsentrasi dan sangat berkaitan erat dengan efisiensi belajar.
Dengan keadaan status gizi, domisili, dan psikososial yang baik akan berdampak pada
prestasi belajar yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status
gizi, domisili, dan psikososial terhadap indeks prestasi mahasiswa fakultas kedokteran
universitas lampung.
Metode : Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan
sampel sebanyak 418 mahasiswa yang pengambilan datanya menggunakan kuisioner.
Hasil : Mahasiswa dengan status gizi kurang dengan ipk rendah adalah 51,9%
sedangkan yang memiliki ipk tinggi 48,1%, mahasiswa status gizi cukup dengan
ipk rendah adalah 37%, sedangkan yang tinggi 63%, mahasiswa status gizi lebih
dengan ipk rendah adalah 50%, sedangkan yang tinggi 50%. Dengan
P=0,017.Pada mahasiswa yang tidak tinggal dengan orang tua dengan ipk rendah
adalah 49,7%, ipk tinggi 50,3%. Mahasiswa yang tinggal dengan orang tua
dengan ipk rendah 37,1%, dengan ipk tinggi 63,9%. Didapatkan P=0,014.
Mahasiswa dengan tingkat kecemasan sedang berat yang memiliki ipk rendah
adalah 75,9%, sedangkan ipk tinggi 24,1%. Mahasiswa dengan tingkat kecemasan
ringan dengan ipk rendah adalah 34,5%, sedangkan ipk tinggi 65,5%. Dengan
P=0,00.Mahasiswa yang depresi sedang dan berat dengan ipk rendah adalah
95,8%, sedangkan ipk tinggi 4,2%. Mahasiswa yang depresi ringan dengan ipk
rendah 39,1%, sedangkan ipk tinggi 60,9%. Didapatkan P=0,00.
Kesimpulan : Terdapat hubungan status gizi, domisili dan psikososial terhadap
IPK mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Keyword: Status gizi, status psikososial, status domisili, indeks prestasi
kumulatif.
ABSTRACT
Background: The state of nutritional status, domicile, and psychosocial humans
play a role in the process of thinking and concentration and is very closely related
to learning efficiency. The well state of nutritional status, domicile, and
psychosocial will have an impact on the learning achievement of good results.
This study aims to determine the effect of nutritional status, domicile, and
psychosocial toward the grade student university medical faculties Lampung.
Methods: The study was observational analytic with cross sectional approach
with a sample of 418 students by retrieval of data using questionnaires.
Results: Students with poor nutrition status with low GPA is 51.9% while those
with high GPA 48.1%, nutritional status of students with enough low GPA is
37%, while a high 63%, nutritional status of students with lower GPA is 50% ,
while a high 50%. With P = 0.017. To students who are not living with a parent
with a low GPA is 49.7%, 50.3% higher GPA. Students living with parents with
low GPA 37.1%, with 63.9% of high GPA. Obtained P = 0.014. Students with
moderate levels of anxiety that has low and average GPA is 75.9%, whereas
24.1% higher GPA. Students with mild anxiety levels with low GPA is 34.5%,
whereas 65.5% higher GPA. With P=0.00. Students who are moderate and severe
depression with low GPA is 95.8%, while 4.2% higher GPA. Students mild
depression with low GPAis 39.1%, whereas 60.9% higher GPA. Obtained P=0.00.
Conclusion: There is a relationship of nutritional status, domicile and
psychosocial against students GPA of the Faculty of Medicine, University of
Lampung.
Keyword: Nutritional status, psychosocial status, residency status, grade point
average.1318011153 SETIAWAN PRAYOGI setiawanprayogi15@gmail.com2017-05-04T04:32:27Z2017-05-04T04:32:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26586This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/265862017-05-04T04:32:27ZPERBANDINGAN RERATA AMBANG DENGAR ANTARA TENAGA KERJA
YANG MENDAPAT PAPARAN BISING TINGGI DAN RENDAH DI PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT BEKRILatar belakang: Gangguan pendengaran akibat bising adalah gangguan
pendengaran yang disebabkan paparan bising tinggi dalam jangka waktu yang lama.
Survei Multi Center Study (MCS), Indonesia merupakan salah satu negara di Asia
Tenggara dengan prevalensi gangguan pendengaran cukup tinggi, yakni 4,6%. Survei
Nasional Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran di 7 provinsi, angka
gangguan pendengaran di Indonesia sebesar 16,8% dengan salah satu penyebabnya
adalah kebisingan. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui perbedaan ambang dengar
antara tenaga kerja yang mendapat paparan bising tinggi dan rendah.
Metode Penelitian: Desain penelitian menggunakan observasional analitik cross
sectional, dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Sampel
penelitian membutuhkan 50 responden. Data didapatkan melalui pengukuran
langsung. Uji analisis menggunakan uji statistik Mann Whitney.
Hasil penelitian: Hasil pengukuran rerata ambang dengar para pekerja di tempat
rendah paparan bising yaitu sebesar 20,19 dB telinga kiri dan 19,71 dB telinga kanan,
sedangkan rerata ambang dengar di tempat tinggi paparan bising sebesar 22,22 dB
telinga kiri dan 22,76 dB telinga kanan. Hasil analisis uji Mann-Whitney didapatkan
nilai p=0,023 telinga kiri dan p=0,072 telinga kanan yang artinya terdapat perbedaan
rerata ambang dengar pada pekerja yang mendapat paparan bising tinggi dan rendah.
Simpulan: Rerata ambang dengar pekerja yang bekerja di lingkungan bising tinggi
memiliki ambang dengar yang lebih tinggi dibandingkan dengan rerata ambang
dengar pekerja yang bekerja di lingkungan bising rendah.
Kata kunci: NIHL, kebisingan, ambang dengar, gangguan pendengaran
abstract
Background: Noise Induced Hearing Loss is the hearing loss caused by exposure to
loud noise in the long term. Multi Center Study (MCS) said that Indonesia is one of
countries in Southeast Asia where the prevalence of hearing loss was as high as 4.6%.
The National Survey of Health Sense of Sight and Hearing in seven provinces, the
rate of hearing loss in Indonesia amounted to 16.8% with one of the causes is the
noise. In The purpose of this research is to know the difference between the labor
hearing threshold that gets high and low noise exposure.
Methods: The study design was an observational analytic cross sectional sampling
technique stratified random sampling. The research sample required is 50 people.
Data acquired through direct measurement. Test analysis using statistical Mann
Whitney test.
Result: The results of measurements of the average hearing threshold of the workers
earned the average of 20.19 dB threshold of hearing left ear and 19.71 dB right ear in
the lower exposure to noise, while at a high of noise exposure the average hearing
threshold 22.22 dB left ear and 22.76 dB right ear. The results of the analysis of the
Mann-Whitney test p value = 0.023 left ear and p=0,072 right ear which mean there
are differences between the mean hearing threshold in workers who got high and low
noise exposure.
Conclusion: The average hearing threshold of workers who work in noisy
environments higher have a hearing threshold higher than the average hearing
threshold of workers who work in noisy environments is low.
Keywords: NIHL, noise, hearing threshold, hearing loss(1318011072) FIDELIS DANI PURNAWAN fedelisdani@gmail.com2017-05-04T02:40:15Z2017-05-04T02:40:15Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26585This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/265852017-05-04T02:40:15ZPOLA MIKROORGANISME PENYEBAB PNEUMONIA DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIK DI MASYARAKAT BANDAR LAMPUNGLatar Belakang: Pneumonia didefinisikan sebagai peradangan pada parenkim paru, yaitu mulai dari bagian alveoli sampai bronkus atau bronkiolus, yang dapat menular dan ditandai dengan konsolidasi. Pencegahan pneumonia dapat dilakukan dengan menghambat pertumbuhan bakteri menggunakan antibiotik profilaksis yang sesuai dengan pola kepekaan bakteri. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pola mikroorganisme penyebab pneumonia dan sensitivitasnya terhadap antibiotik di masyarakat Bandar Lampung. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan di puskesmas se-Kota Bandar Lampung pada November-Desember 2016. Sampel merupakan sputum pasien pneumonia yang berjumlah 25. Variabel bebas dan terikat penelitian adalah bakteri yang berhasil diisolasi dari sputum dan pola kepekaannya. Antibiotik yang digunakan adalah Amoksisilin, Ampisilin, Eritromisin, dan Ciprofloksasin. Hasil uji kepekaan dibandingkan dengan tabel CLSI. Hasil penelitian di analisis secara deskriptif. Hasil Penelitian: Mikroorganisme penyebab pneumonia terbanyak yang didapatkan adalah Klebsiella pneumoniae (46%), Streptococcus sp. (24%), Klebsiella Oxytoca (16%), dan Staphylococcus aureus (12%). Pola kepekaan mikroorganisme penyebab pneumonia terhadap Amoksisilin dan Ciprofloksasin adalah sensitif (88%) dan (96%). Sedangkan pola kepekaan mikroorganisme penyebab pneumonia terhadap Ampisilin dan Eritromisin adalah resisten (56%) dan (64%). Simpulan: Pola mikroorganisme penyebab pneumonia terbanyak sesuai dengan penelitian sebelumnya. Perlu dilakukan penelitian sejenis secara berkala dan evaluasi penggunaan antibiotik. Kata kunci: antibiotik, kepekaan, mikroorganisme, pneumonia.
abstract
Background: Pneumonia is defined as inflammation of the lung parenchyma, that starting from the alveoli through the bronchi or bronchioles, which can be contagious and characterized by consolidation. Prevention of pneumonia can be done by inhibiting the growth of bacteria using antibiotic prophylaxis in accordance with the pattern of bacterial sensitivity. The research objective was to determine the pattern of pneumonia-causing microorganisms and their sensitivity to antibiotics in the community Bandar Lampung. Methods: This research is a descriptive research. Sampling was carried out at health centers as the city of Bandar Lampung in November-December 2016. The sample is sputum of patients with pneumonia who totaled 25. The independent variables and the dependent is a bacterium that can be isolated from the sputum and pattern sensitivity. The antibiotics used are amoxicillin, ampicillin, erythromycin and ciprofloxacin. Sensitivity test results compared with CLSI table. The results of the research in the descriptive analysis. Results: Microorganisms that cause most pneumonia are Klebsiella pneumoniae (46%), Streptococcus sp. (24%), Klebsiella oxytoca (16%), and Staphylococcus aureus (12%). The microorganisms sensitivity pattern to amoxicillin and ciprofloxacin are sensitive (88%) and (96%). While the microorganisms sensitivity pattern to Ampicillin and Erythromycin are resistant (56%) and (64%). Conclusions: Microorganisms causing pneumonia and its sensitivity to antibiotics in accordance with previous studies. It is required to do similar research and evaluation of using a regular antibiotics. Keyword: antibiotics, microorganisms, pneumonia, sensitivity(1318011111) MUHHAMAD EGA ALFARIZI alfarizi_ega2@yahoo.com2017-04-28T08:52:53Z2017-04-28T08:52:53Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26451This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/264512017-04-28T08:52:53ZPERBANDINGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli PADA SUSU SAPI PASTEURISASI DAN SUSU SAPI ULTRA HIGH TEMPERATURE (UHT) YANG BEREDAR DI BANDAR LAMPUNGABSTRAK
PERBANDINGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli PADA SUSU SAPI PASTEURISASI DAN SUSU SAPI ULTRA HIGH TEMPERATURE (UHT) YANG BEREDAR DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
PUTRI ADELINA SHAZARI
Latar Belakang: Susu merupakan bahan makanan yang sangat penting bagi tubuh. Susu yang keluar dari ambing ternak mengandung bakteri, untuk itu harus dilakukan proses pasteurisasi terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan identifikasi jumlah bakteri Escherichia coli pada susu sapi pasteurisasi dengan susu sapi UHT yang beredar di Bandar Lampung.
Metode: Penelitian ini menggunakan 5 sampel susu sapi Pasteurisasi dan 5 sampel susu sapi UHT, dengan 3 kali pengulangan. Sampel diambil dan dibawa ke laboratorium < 24 jam. Sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu dilakukan pengenceran hingga 10-3. Uji yang digunakan adalah menghitung MPN yang didalamnya termasuk uji penduga dan uji konfirmasi, isolasi dan identifikasi bakteri, pewarnaan gram, dan uji biokimia.
Hasil : Pada uji penduga MPN susu sapi UHT tidak ditemukan adanya hasil positif, yang artinya sesuai dengan ketentuan SNI. Pada uji penduga MPN susu sapi Pasteurisasi ditemukan empat dari lima sampel melebihi batas maksimum cemaran bakteri Coliform yang ditetapkan SNI, sedangkan pada uji konfirmasi MPN Escherichia coli susu sapi Pasteurisasi ditemukan satu dari lima sampel melebihi batas maksimum cemaran bakteri Escherichia coli. Namun, saat identifikasi bakteri tidak didapatkan adanya koloni yang tumbuh.
Simpulan: Tidak terdapat perbandingan jumlah bakteri Escherichia coli antara susu sapi Pasteurisasi dengan susu sapi UHT, namun terdapat perbandingan jumlah bakteri Coliform pada susu sapi Pasteurisasi dengan susu sapi UHT.
Kata Kunci: Escherichia coli, MPN, susu pasteurisasi, susu UHT.
ABSTRACT
THE COMPARISON NUMBER OF BACTERIA Escherichia coli IN PASTEURIZED MILK AND ULTRA HIGH TEMPERATURE (UHT) MILK THAT CIRCULATE IN BANDAR LAMPUNG
By
PUTRI ADELINA SHAZARI
Background: Milk is a food that is very important for the body. Milk out of the udder of cattle containing the bacteria, for that it must be done pasteurization process before consumption. The aim of this research is to determine identification the differences in number of bacteria Escherichia coli in pasteurized milk and UHT milk that circulate in Bandar Lampung.
Methods: This research used five samples of Pasteurized milk and five samples of UHT milk, with three repetitions. The samples were taken and brought to the laboratory <24 hours. Before testing, the first dilution of up to 10-3. Test used to calculate the MPN which includes estimators test and confirmatory test, the isolation and identification of bacteria, gram staining and biochemical tests.
Results: In estimators test MPN UHT milk, there are no positive results, it’s means that in accordance with the provisions of SNI. In estimators test MPN Pasteurized milk found in four of five samples exceeded the maximum contamination SNI standard coliform bacteria, while the confirmatory test of MPN Escherichia coli Pasteurized milk was found one of the five samples exceeded the maximum contamination of bacteria Escherichia coli. However, when the identification of the bacteria colony is not grows.
Conclusion: There is no comparison number of bacteria Escherichia coli between the Pasteurized milk and UHT milk, but it have comparison in number of Coliform bacteria in Pasteurized milk and UHT milk.
Keywords: Escherichia coli, MPN, pasteurized milk, UHT milk.1318011129 PUTRI ADELINA SHAZARIputrisazhari@gmail.com2017-03-21T04:19:50Z2017-03-21T04:19:50Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26088This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/260882017-03-21T04:19:50ZHUBUNGAN GEJALA KLINIS DAN FAKTOR RISIKO DENGAN HASIL
PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) PADA
WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDATON
ABSTRACT
Background: Cervical cancer is the second of deadly cancer in woman after breast
cancer. One of the early detection is Visual Inspection with Acetic Acid (VIA). Cervical
cancer at an early stage often has no symptoms but it can also cause symptoms such as
vaginal discharge, pelvic pain, and bleeding outside of menstruation. Cervical cancer is
caused by HPV infection and is influenced by several factors, including an early age
married, pregnant in young age, smoking, and use of oral contraceptives.
Objective: To determine the relationship between clinical symptoms and risk factors with
the result of VIA in Kedaton Community Health Center.
Methods: The study was conducted in Kedaton Community Health Center in November
2016 with the observational method and cross-sectional approach.
Results: The result with the Chi Square test showed the value of clinical symptoms and
risk factors with the result of VIA are discharge (p=0.007), pelvic pain (p=0.026),
bleeding outside of menstruation (p=0.009), married early age (p=0.006), pregnant young
age ( p=0.031), smoking (p=0.006), and the use of oral contraceptives (p=0,003).
Conclusion: There are a relationship between clinical symptoms of vaginal discharge,
pelvic pain, and bleeding outside of menstruation and the risk factors are to marry early
age, pregnant in young age, smoking, and use of oral contraceptives with the results of
the VIA.
Keyword: clinical simptoms, risk factors, VIA
ABSTRACT
Latar Belakang: Kanker serviks menduduki urutan kedua sebagai kanker yang
mematikan pada wanita setelah kanker payudara. Salah satu deteksi dini yang dapat
dilakukan ialah dengan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Kanker serviks pada stadium
awal terkadang tidak menunjukkan gejala namun dapat juga menimbulkan gejala seperti
keputihan, nyeri panggul, dan perdarahan diluar haid. Kanker serviks diawali oleh infeksi
HPV dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya menikah usia dini, hamil usia
muda, merokok, dan penggunaan kontrasepsi oral.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara hasil pemeriksaan IVA terhadap gejala
klinis dan faktor risiko pasien di Puskesmas Kedaton Bandar Lampung.
Metode: Penelitian dilakukan di Puskesmas Kedaton pada bulan November 2016 dengan
metode analitik observasional dan pendekatan cross sectional.
Hasil: Hasil penelitian didapatkan hasil uji dengan Chi Square hasil pemeriksaan IVA
terhadap gejala klinis dan faktor risiko diantaranya keputihan (p=0,007), nyeri panggul
(0,026), perdarahan diluar haid (0,009), menikah usia dini (p=0,006), hamil usia muda
(p=0,031), merokok (p=0,006), dan penggunaan kontrasepsi oral (0,003).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara gejala klinis keputihan, nyeri panggul, dan
perdarahan diluar haid serta faktor risikonya yaitu menikah usia dini, hamil usia muda,
merokok, dan penggunaan kontrasepsi oral dengan hasil pemeriksaan IVA.
Kata Kunci: faktor risiko, gejala klinis, IVA
1318011103 MELLY SETIAWATI setiawatimelly@gmail.com2017-03-17T03:48:55Z2017-03-17T03:48:55Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26083This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/260832017-03-17T03:48:55ZHUBUNGAN LAMA MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN STATUS NUTRISI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) DI INSTALASI HEMODIALISA RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNGABSTRAK
HUBUNGAN LAMA MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN STATUS NUTRISI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) DI INSTALASI HEMODIALISA RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
Oleh
AJENG AMALIA INSANI
Latar belakang: Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal selama tiga bulan atau lebih akibat abnormalitas struktur atau fungsi ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) atau kadar LFG kurang dari 60 mL/menit/1,73m2 lebih dari tiga bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal. Pasien PGK memerlukan terapi untuk mengganti fungsi ginjal. Terapi hemodialisis merupakan bagian dari tatalaksana PGK. Malnutrisi adalah masalah yang sering terjadi pada pasien dengan terapi hemodialisis.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama menjalani hemodialisis dengan status nutrisi pada pasien PGK.
Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional yang dilakukan pada bulan Oktober – November 2016 di instalasi hemodialisa RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Terdapat 92 orang pasien yang menjadi subyek penelitian dengan teknik consecutive sampling. Penilaian status nutrisi diukur dengan berat badan dan tinggi badan yang akan dijadikan Indeks Masa Tubuh (IMT).
Hasil: Rata-rata lama menjalani hemodialisis adalah 25,00 bulan dengan rentang antara 1-132 bulan. Status nutrisi berdasarkan IMT yaitu gizi kurang 10 orang (10,9%), gizi normal 48 orang (52,2%), dan gizi lebih 34 orang (37,0%). Analisis statistik menggunakan uji chi-square mengenai hubungan lama menjalani hemodialisis dengan status nutrisi menunjukkan nilai p=0,189.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara lama menjalani hemodialisis dengan status nutrisi pada pasien PGK.
Kata kunci : hemodialisis, penyakit ginjal kronik, status nutrisi
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN THE DURATION OF HEMODIALYSIS AND NUTRITIONAL STATUS OF CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) PATIENTS AT HEMODIALYSIS INSTALLATION RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK LAMPUNG PROVINCE
By
AJENG AMALIA INSANI
Background: Chronic kidney disease (CKD) is a damage of kidney which lost for three months or more caused by structural or functional abnormality of the kidney with or without a decrease in Glomerular Filtration Rate (GFR) or the GFR level less than 60 mL/minute/1,73m2 for more than three months with or without a kidney damage. CKD patients need renal replacement therapy. Hemodialysis therapy is part of the treatment of CKD. Malnutrition is a common problem found among patients with hemodialysis therapy.
Objective: The purpose of this study is to know the correlation between duration of hemodialysis and nutritional status in CKD patients.
Methods: It was a cross-sectional study which held on October to November 2016 in Dr. H. Abdul Moeloek Hospital Lampung Province hemodialysis installation. The subjects of this study were 92 patients which taken by consecutive sampling. Nutritional status scoring was measured from body weight and body height which was calculated into Body Mass Index (BMI).
Results: The mean duration of hemodialysis was 25,00 months with range of 1-132 months. Nutritional status of patients who had under BMI was 10 (10,9%) patients, normal BMI was 48 (52,2%) patients, and hight BMI was 34 (37,0%) patients. Analytical statistic using chi square showed the p-value = 0,189.
Conclusion: There was no correlation between the duration of hemodialysis and nutritional status in CKD patients.
Keywords: chronic kidney disease, hemodialysis, nutritional status1318011007 ajeng amalia insaniinsaniajeng@gmail.com2017-03-01T07:58:16Z2017-03-01T07:58:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25864This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/258642017-03-01T07:58:16ZEVALUASI SANITASI KANTIN DAN KANDUNGAN SALMONELLA sp.
PADA BAKSO KUAH DI KANTIN UNIVERSITAS LAMPUNGPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sanitasi kantin dan kandungan
Salmonella sp. pada bakso kuah di kantin Universitas Lampung. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei berupa wawancara dengan
pemilik kantin dan observasi kantin untuk mengetahui kondisi sanitasi kantin.
Analisis laboratorium Mikrobiologi untuk mengetahui kandungan Salmonella sp.
juga dilakukan sebagai data pendukung. Enam kantin dipilih secara “purposive
sampling” dan penelitian dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sanitasi kantin secara umum masih kurang baik terutama
lingkungan kantin, peralatan, serta higiene pedagang, dan kondisi kantin yang
terbuka. Lingkungan dan peralatan yang kurang bersih, tidak ada wastafel, lantai
masih tanah, masih menggunakan air pencucian yang tergenang, serta perilaku
pedagang yang kurang higienis. Kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas bakso
yang tersedia di kantin. Namun demikian, pengujian terhadap dugaan Salmonella
sp. hasilnya negatif untuk semua kantin.
Kata kunci : bakso, kantin Universitas Lampung, Salmonella sp., sanitasi
abstract
This study was aimed to evaluate canteen sanitary and Salmonella sp. content of
meatball meal in the canteen at Lampung University. The method used in this
research was survey method in the form of interviews owner canteen and
observation to determine the sanitary condition of the canteen. As supproting
data, the Salmonella sp. content of meatball meal was also performed in
Microbilogy laboraoty. Six canteens samples were chosen by “purposive
sampling” and the evaluation research was done with 3 replications. The results
showed that in general, sanitary condition of canteens were not good, especially
the environement, the utensils (production equiptments), and canteens open
condition. There were less clean, no sink, land floor, using the stagnant washing
water, as well as the behavior of producers were less hygienic. This conditions
might affect the quality of the meatball meals avaliable in the canteens.
Nevertheles, the Salmonella sp. presumptive test showed that all samples had
negative for Salmonella sp. test for all canteen.
Keywords: Lampung University canteens, meatballs, Salmonella sp., sanitation 0914051063 NOVIA RIZKYnoviarizky@gmail.com2017-02-28T03:44:25Z2017-02-28T03:44:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25824This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/258242017-02-28T03:44:25ZPOTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN PARE (Momordica charantia L.)
SEBAGAI ALTERNATIF OBAT PENYEMBUH LUKA PADA
PUNGGUNG MENCIT JANTAN (Mus musculus L.)Daun pare (Momordica charantia L.) memiliki kandungan senyawa flavonoid,
tanin, dan saponin yang berperan dalam penyembuhan luka. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun pare
(M. charantia L.) terhadap penyembuhan luka yang meliputi pengamatan panjang
penutupan luka selama 9 hari dan pengamatan histopatologi dengan melihat
tingkat epitelisasi, jumlah pembuluh darah baru, dan jumlah sel inflamasi.
Ekstrak daun pare diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol
95%. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
dengan pola post test only controlled group design yaitu menggunakan 20 ekor
mencit jantan (Mus musculus L.) yang dibagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok
[K(+)], [K(-)], [P1], [P2], [P3]. Setiap kelompok terdiri dari 4 ekor mencit jantan.
Pada semua kelompok dibuat luka sayat pada bagian punggungnya berukuran
1,5 cm. Setiap 2 kali sehari pada pagi dan sore hari, luka pada kelompok K(+)
dioleskan povidone iodine sebagai kontrol positif, luka pada kelompok K(-)
dioleskan etanol 95% sebagai plasebo, luka pada kelompok P1 dioleskan ekstrak
daun pare 50 %, kelompok P2 dioleskan ekstrak daun pare 75 %, kelompok P3
dioleskan ekstrak daun pare 100 % selama 9 hari. Pada hari ke-10 dilakukan
pengambilan sampel masing-masing 1 setiap kelompok untuk dilihat gambaran
histopatologinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun pare
berperan dalam mempercepat proses penyembuhan luka dilihat dari rerata
penutupan luka dan gambaran histopatologi paling baik selama 9 hari
dibandingkan kontrol.
.
Kata kunci : Pare (Momordica charantia L.), Mencit Jantan (Mus musculus L.),
povidone iodine1317021049 MUHAMMAD PAZRY muhammad.pazry@gmail.com2017-02-08T07:36:55Z2017-02-08T07:36:55Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25492This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/254922017-02-08T07:36:55Z
PERBEDAAN JUMLAH NEUTROFIL PRE DAN POST HEMODIALISIS
PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS (PGK)
DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
ABSTRAK
Latar Belakang: Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya kerusakan pada struktur atau fungsi ginjal yang berlangsung ≥3 bulan dengan atau tanpa disertai penurunan laju filtrasi ginjal (LFG). Ketika penyakit ginjal kronis sudah pada tahap terminal (LFG ≤15 ml/menit/1,73 m2) dibutuhkan tatalaksana berupa hemodialisis atau transplantasi ginjal. Terapi hemodialisis pada pasien PGK ternyata berdampak pada penurunan respon imun. Penurunan respon imun tersebut ditandai dengan adanya penurunan rerata kadar neutrofil pada 15 menit pertama saat hemodialisis berlangsung.
Tujuan: untuk mengetahui perbedaan rerata jumlah neutrofil pre dan post hemodialisis pada pasien PGK yang menjalani terapi hemodialisis di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek.
Metode: Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan pendekatan crossectional dan consecutive sampling sebagai teknik pengambilan sampelnya. Desain penelitian ini adalah deskriptif-analitik yang melibatkan 36 responden paisen PGK yang menjalani terapi hemodialisis.
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan hasil penurunan rerata jumlah neutrofil post hemodialisis sebesar 15 sel/mm3. Namun perbedaan rerata jumlah neutrofil tersebut menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna dengan p=0,582 (p>0,05). Peneliti menduga perbedaan rerata jumlah neutrofil tersebut tidak bermakna karena pengambilan darah post hemodialisis dilakukan saat 10 menit sebelum hemodialisis selesai. Penurunan rerata kadar neutrofil yang signifikan hanya terjadi saat 15 menit awal hemodialisis berlangsung dan akan kembali normal setelah 30-60 menit selanjutnya.
Simpulan: Tidak terdapat perbedaan rerata kadar neutrofil pre dan post hemodialisis pada pasien penyakit ginjal kronik.
Kata kunci: hemodialisis, neutrofil, penyakit ginjal kronik.
ABSTRACT
Background: Chronic Kidney Disease (CKD) is a disease characterized by a defect in the kidney structure with or without accompanying decrease in kidney filtration rate (GFR) for more than 3 months suffered. CKD at terminal stage (GFR ≤15 mL/min/1.73 m2) needs hemodialysis treatment or kidney transplantation. Hemodialysis treatment turns to impact the immune response on CKD patients. Decreasing of the immune response is characterized by average level of neutrophils at the first15 minutes hemodialysis treatment.
The Goal: Theaim of the research was determine the differences of neutrophil count pre and post hemodialysis treatment on CKD patients in Dr. H. Abdul Moeloek hospital.
Method: Data collected with cross section and consecutive sampling method. The research designed as descriptive-analytic involving 36 respondent CKD patients who undergo hemodialysis therapy.
Result: Based on the data analysis performed that the mean of neutrophil counts decrease at post hemodialysis by 15 cell/mm3. Although the difference of mean not significant yet, because the p value = 0,582 higher that (p > 0.05). This condition allegedly caused by the blood test timing at 10 minutes before hemodialysis end. The average level of neutrophils decreased at the first15 minutes at hemodialysis therapy start.
Conclusion: There is no differences in mean of neutrophil levels at pre and post hemodialysis treatment on CKD patients.
Key words: Chronic Kidney Disease (CKD), hemodialysis, neutrophil.
1318011069 FATHAN MUHI AMRULLOHfathanamrulloh@gmail.com2017-02-08T07:11:05Z2017-02-08T07:11:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25470This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/254702017-02-08T07:11:05ZHUBUNGAN ANTARA SKOR SELF-DIRECTED LEARNING READINESS (SDLR) DAN PENDEKATAN BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG ABSTRAK
Latar Belakang: Pembelajaran yang tepat dapat memenuhi kebutuhan belajar seorang mahasiswa kedokteran dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Metode pendidikan kedokteran berbasis pada masalah bertujuan untuk memicu proses pembelajaran secara mandiri. Penelitian ini ingin mencari tahu hubungan skor tingkat kesiapan belajar mandiri dan pendekatan belajar mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Metode penelitian: Penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan sampel 226 mahasiswa kedokteran angkatan pertama. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian kuesioner SDLRS (Self-Directed Learning Readiness Scale) dan R-SPQ-2F (Two Factors Revised Study Process Questionnaire). Data dianalisis menggunakan uji Fisher.
Hasil Penelitian: Terdapat 169 (74,8%) orang memiliki SDLR tinggi, 57 (25,2%) orang memiliki SDLR sedang, dan tidak ada responden yang memiliki SDLR rendah. Responden dengan pendekatan belajar mendalam (deep approach) sebanyak 220 (97,3%) orang dan 6 (2,7%) orang memiliki pendekatan belajar permukaan (surface approach). Untuk melihat hubungan analisis digunakan Uji Fisher dan didapatkan nilai p 0,004 (<0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara skor SDLR terhadap pendekatan belajar mahasiswa tahun pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Kata kunci: Self-directed learning, pendekatan belajar, student-centred, problem based learning
ABSTRACT
Background: The appropriate learning can fulfill the learning needs of a medical students in achieving the expected competencies. Medical education methods based on the problem aims to trigger a learning process independently. This study wanted to find out the relationship between the scores of self-directed learning readiness and learning approaches among first-year student in Medical Faculty of Lampung University.
Methods: This study is a cross-sectional study with a sample of 226 first class of medical students. Data were collected using a questionnaire SDLRS (Self-Directed Learning Readiness Scale) and R-SPQ-2F (Two Factors Revised Study Process Questionnaire). Data were analyzed using Fisher's exact test.
Results: There were 169 (74.8%) people had high SDLR, 57 (25.2%) people had moderate SDLR, and no respondents had a low SDLR. Respondents with a deep learning approach were 220 (97.3%) people and 6 (2.7%) people have a surface learning approach. The Data was statistically tested using Fisher Test and p value is 0.004 (<0.05).
Conclusion: There is a significant relationship between the scores of SDLR and approach learning among first-year student at the Faculty of Medicine, University of Lampung
Keywords: Self-directed learning, learning approach, student-centred, problem based learning
1318011046 DEA GRATIA PUTRI S. SUMBAYAK deagpss@gmail.com2017-02-02T06:47:15Z2017-02-02T06:47:15Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25444This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/254442017-02-02T06:47:15ZFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIER
SEBAGAI DOKTER SPESIALIS PADA DOKTER MUDA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGLatar belakang: Pengembangan sumber daya manusia untuk tenaga medis menjadi salah
satu dari delapan fokus prioritas rencana pengembangan tenaga kesehatan di Indonesia.
Identifikasi faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai dokter spesialis pada
dokter muda di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung perlu dilakukan guna
meminimalisir faktor penghambat.
Tujuan: Analisis faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai dokter spesialis
dan mengetahui persentase pemilihan karier sebagai spesialis pada dokter muda Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung.
Metode: Penelitian dengan desain kuantitatif observasional, bersifat deskriptif dan
menggunakan pendekatan potong lintang.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56.25% responden yang memilih karier
sebagai spesialis di bidang mayor. Dari lima faktor yang di analisis mayoritas responden
setuju faktor karakteristik bidang spesialis (52.49%), pengalaman selama menempuh
pendidikan kedokteran (44.80%) dan, pertimbangan perkembangan karier di masa depan
(46.75%) memiliki pengaruh terhadap pemilihan karier sebagai dokter spesialis.
Simpulan: Faktor - faktor yang di analisis memiliki pengaruh yang bervariasi terhadap
pemilihan karier sebagai dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Kata kunci: dokter muda, dokter spesialis, karier kedokteran, pendidikan kedokteran
abstract
Background: Human resources development in medical department is considered as one
out of eight focus priority of Indonesian government plan to develop health department.
The identification of factors that associated with the choice of specialist as a career
among young doctors in University of Lampung Medical School is a need to minimalize
the factors that causing the delayed development of human resources in medical
department.
Objective : The purpose of this research is identify factors associated with the choice of
specialist as a career and the specialist career choice among young doctors in University
of Lampung Medical School.
Method: This research was designed as a quantitative observational research with cross
sectional approach.
Results: The results showed that 56.25% respondent choose a career as a major
specialist. From five factors analyzed, majority of the respondents agree that
characteristics of the specialty (52.49%), experience at a medical school (44.80%), and
considering future work condition (46.75) are factors that influence their career choice as
a specialist and the rest of factors analyzed is having less influence to their career choice
as a specialist.
Conclusion: It can be concluded that from five factors analyzed, there was a variation of
agreement that influence young doctors career choice as a specialist.
Keyword: medical career, medical education, medical specialist, young doctor1318011043 CLAUDIA JOY HOTMAULINA HUTAURUK claudiajoy@gmail.com2017-02-02T02:47:53Z2017-02-02T02:47:53Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25438This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/254382017-02-02T02:47:53ZHUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR MANDIRI DENGAN PERFORMA
MAHASISWA FK UNILA ANGKATAN 2015 DALAM MENGIKUTI TUTORIAL
BLOK SPESIAL SENSELatar Belakang : Kesiapan belajar mandiri adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang
untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, prestasi dan pengembangan diri individu.
Kesiapan belajar mandiri dibutuhkan dalam proses pembelajaran PBL (Problem Based
Learning). Salah satu sarana pembelajaran yang digunakan dalam PBL adalah tutorial.
Tutorial adalah suatu proses belajar aktif dimana mahasiswa distimulasi oleh problem
(skenario) yang bertujuan untuk mengaktifkan prior knowledge mahasiswa dan
difasilitasi oleh seorang fasilitator. Dalam tutorial dibutuhkan beberapa hal untuk
mendapatkan hasil yang baik salah satunya adalah performa dari mahasiswa yang
mengikuti tutorial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kesiapan
belajar mandiri dengan performa mahasiswa dalam mengikuti tutorial.
Metode Penelitian : Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel total sampling dengan
sampel sebanyak 190 mahasiswa. Data didapatkan melalui pengisian kuesioner SDLR
dan PBL Tutorial Assessment Form. Uji analisis menggunakan uji Chi square.
Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian didapatkan p=0,000 hal tersebut menunjukan
bahwa terdapat hubungan antara kesiapan belajar mandiri dengan performa mahasiswa
angkatan 2015 dalam mengikuti tutoial blok special sense.
Simpulan : Terdapat hubungan antara kesiapan belajar mandiri dengan performa
mahasiswa FK Unila angkatan 2015 dalam mengikuti tutorial blok special sense.
Kata Kunci: kesiapan belajar mandiri, SDLR, performa mahasiswa, tutorial
ABSTRACT
Background : Self-directed learning readiness is an effort to improve the knowledge,
skills, achievements and development of the individual. Self-direted learning readiness is
required in PBL (Problem Based Learning). One of learning tool used in PBL is Tutorial.
Tutorial is an active learning process where students are stimulated by problem (scenario)
that aims to activate prior knowledge of students and facilitated by a facilitator. Tutorial
required few things to make a good result, such as performances from student in tutorial.
Purpose of this research is to know relation beetwen self–directed learning readiness and
student performance in tutorial.
Metodhs : This study used descriptive analytic with cross sectional approach. Total
sampling was used in this study with 190 students. Data obtained with SDLR
questionnaires and PBL Tutorial Assesment Form. The data analysis using Chi-Square
test.
Results : The result showed p=0,000, there is a relationship between self-directed
learning readiness with student performance in 2015 class.
Summary : There is relationship beetwen self-directed learning readiness and student
performance in 2015 class who following tutorial special sense block
Key words: self-directed learning readiness, SDLR, student performance, tutorial 1318011124 NURUL PURNA MAHARDIKAnurulpurna@gmail.com2017-02-01T04:25:37Z2017-02-01T04:25:37Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25411This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/254112017-02-01T04:25:37ZEFEK PROTEKTIF THYMOQUINONE TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN
ABSTRACT
PROTECTIVE EFFECT OF THYMOQUINONE ON KIDNEY
HISTOPHATOLOGY APPEARANCE OF Sprague dawley STRAIN WHITE RAT (Rattus novergicus) INDUCED RIFAMPICIN
By Rika Oktaria
Background: Rifampicin is one of the firt-line therapy from Tuberculosis. The increase of Tuberculosis cases every year also cause the use of rifampicin highly increase. The excessive use of rifampicin can give side effects such as kidney damage. Damage to the kidney can be treated with antioxidant compounds. One of the compounds that can be used is thymoquinone. This study aims to find out whether thymoquinone can give protective effect on kidney histophatology appearance of Sprague dawley strain white rat (Rattus novergicus) induced rifampicin. Methods: This study is an experimental study using 25 male white rats which was divided into 5 groups: K1 (rats with no treatments), K2 (rats given rifampicin 100mg/100gBB), P1, P2 and P3 (given rifampicin 100 mg/100gBB and thymoquinone in different doses: 5 mg/kgBB, 10 mg/kgBB and 20 mg/kgBB) for 14 days. Results: The result of this study shows that the average score of kidney damage are K1: 1,28, K2: 3,16, P1: 2,08, P2: 2,12, P3: 2,88. The data obtained is examined by KruskalWallis
test
which showed significant difference p=0,02 (p<0,05). This conclusion of this study is that there is thymoquinone protective effect on kidney histophatology appearance of Sprague dawley strain white rat (Rattus novergicus) induced rifampicin. Keywords: kidney histopathology, rifampicin, thymoquinone
ABSTRAK
EFEK PROTEKTIF THYMOQUINONE TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague
dawley YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN
Oleh Rika Oktaria
Latar Belakang: Rifampisin merupakan salah satu terapi lini pertama dari Tuberkulosis. Peningkatan kasus Tuberkulosis setiap tahun menyebabkan penggunaan rifampisin juga sangat tinggi. Penggunaan rifampisin yang berlebihan dapat menyebabkan efek samping berupa kerusakan ginjal. Kerusakan pada ginjal tersebut dapat diatasi dengan senyawa antioksidan. Salah satu antioksidan yang dapat digunakan adalah thymoquinone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah thymoquinone dapat memberikan efek protektif terhadap gambaran histopatologi ginjal tikus putih (Rattus novergicus) galur Sprague dawley yang diinduksi rifampisin. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental menggunakan 25 ekor tikus putih galur Sprague dawley yang dibagi ke dalam 5 kelompok, yaitu kontrol 1 (K1) tikus yang tidak diberikan perlakuan, kontrol 2 (K2) diberikan rifampisin dosis 100 mg/100gBB, P1, P2 dan P3 diberikan rifampisin 100 mg/100gBB dan thymoquinone dengan dosis berbeda yaitu 5 mg/kgBB, 10 mg/kgBB dan 20 mg/kgBB dalam waktu 14 hari. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata skor kerusakan ginjal pada K1: 1,28, K2: 3,16, P1: 2,08, P2: 2,12, P3: 2,88. Data yang diperoleh diuji dengan Uji KruskalWallis
didapatkan perbedaan bermakna p= 0,02 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat efek protektif thymoquinone terhadap gambaran histopatologi ginjal tikus putih (Rattus novergicus) galur Sprague dawley yang diinduksi rifampisin. Kata Kunci: histopatologi ginjal, rifampisin, thymoquinone
1318011142 RIKA OKTARIArikaoktaria29@ymail.com2017-02-01T04:18:00Z2017-02-01T04:18:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25410This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/254102017-02-01T04:18:00ZHUBUNGAN POSISI DUDUK DAN LAMA DUDUK TERHADAP KEJADIAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PENJAHIT KONVEKSI DI KELURAHAN WAY HALIM BANDAR LAMPUNG ABSTRACT
RELATIONSHIP SITTING POSITION AND SITTING LONG TO THE INCIDENCE OF LOW BACK PAIN AT TAILOR CONVECTION IN
VILLAGE WAY HALIM BANDAR LAMPUNG
By
FITRI WIJAYANTI
Background: Low Back Pain (LBP) is a musculoskeletal disorder as a result of incorrect ergonomics. 90% cases of LBP is not caused by organic disorder, but by mistake body position at work. Several factors are associated with the occurrence of LBP include individual characteristics such as age, gender, body mass index (BMI), height, exercise habits, length of employment and working positions. Objective: to determine the relationship of prolonged sitting posture and the incidence of LBP on tailor convection. Methods: This study is a descriptive analytic with cross sectional approach conducted on convection in the village tailor Way Halim Bandar Lampung, by way of observation, interview, questionnaire and physical examination, including tests LASEQUE. The sampling technique using cross sectional formula with a sample of 43 people included in the criteria insklusi. Data were analyzed using chi square test. Results: of this research in getting the results of respondents complaining of LBP due hunched position as much as 20 respondents (46.5%) with a p-value 0.006 and prolonged sitting static ≥4 hours as much as 20 respondents (46.5%) with a p-value 0.045 using a type 1 error level α of 5%. Conclusion: there is a significant relationship between prolonged sitting and sitting position of respondents to the incidence of LBP on tailor convection in the Village Way Halim Bandar Lampung. Keywords: IMT, Sex, prolonged Sitting, LBP, Sitting Position, Age
ABSTRAK
HUBUNGAN POSISI DUDUK DAN LAMA DUDUK TERHADAP KEJADIAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PENJAHIT KONVEKSI
DI KELURAHAN WAY HALIM BANDAR LAMPUNG
Oleh
FITRI WIJAYANTI
Latar Belakang: Low Back Pain (LBP) adalah salah satu gangguan muskuloskeletal akibat dari ergonomi yang salah. 90% kasus LBP bukan disebabkan oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja. Beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian LBP meliputi karakteristik individu misal usia, jenis kelamin, Indeks Massa Tubuh (IMT), tinggi badan, kebiasaan olahraga, lama kerja dan posisi kerja. Tujuan: untuk mengetahui hubungan posisi duduk dan lama duduk terhadap kejadian LBP pada penjahit konveksi. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada penjahit konveksi di kelurahan Way Halim Bandar Lampung, dengan cara melakukan observasi, wawancara, pengisian kuesioner dan pemeriksaan fisik yang meliputi tes laseque. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus cross sectional dengan jumlah sampel 43 orang yang termasuk dalam kriteria insklusi. Data dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil: dari penelitian ini di dapatkan hasil responden yang mengeluhkan LBP akibat posisi duduk membungkuk sebanyak 20 responden (46,5%) dengan p-value 0,006 dan lama duduk statis ≥4 jam sebanyak 20 responden (46,5%) dengan p-value 0,045 dengan menggunakan taraf kesalahan α tipe 1 yaitu 5%. Simpulan: terdapat hubungan yang bermakna antara lama duduk dan posisi duduk responden terhadap kejadian LBP pada penjahit konveksi di Kelurahan Way Halim Kota Bandar Lampung.
Kata kunci: IMT, Jenis Kelamin, Lama Duduk, LBP, Posisi Duduk, Usia
1318011074 FITRI WIJAYANTIfitriwijayanti_23@yahoo.com2017-02-01T02:32:57Z2017-02-01T02:32:57Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25395This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253952017-02-01T02:32:57ZEFEK PROTEKTIF THYMOQUINONE TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI RIFAMPISINLatar Belakang: Hepar merupakan organ terbesar pada tubuh, menyumbang sekitar 2 persen berat tubuh total. Kerusakan pada hepar dapat disebabkan oleh obat-obatan, salah satunya adalah rifampisin. Rifampisin memiliki efek hepatotoksik, efek toksik rifampisin terkait stres oksidatif dan sitokin proinflamasi. Bahan aktif dari jintan hitam, yaitu thymoquinone memiliki efek hepatoprotektif melalui mekanisme sebagai antioksidan dan antiinflamasi.
Tujuan: Untuk mengetahui adanya efek protektif thymoquinone terhadap gambaran histopatologi hepar tikus yang diinduksi rifampisin dan untuk mengetahui adanya pengaruh peningkatan dosis thymoquinone pada efek protektif terhadap gambaran histopatologi hepar tikus yang diinduksi rifampisin.
Metode: Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley yang dibagi ke dalam 5 kelompok dan diberi perlakuan selama 14 hari. K1 (kontrol negatif yang hanya diberi akuades), K2 (kontrol positif yang hanya diberi rifampisin 1 g/kgBB), P1 (perlakuan 1 yang diberi rifampisin 1 g/kgBB dan thymoquinone 5 mg/kgBB), P2 (perlakuan 2 yang diberi rifampisin 1 g/kgBB dan thymoquinone 10 mg/kgBB), dan P3 (perlakuan 3 yang diberi rifampisin 1 g/kgBB dan thymoquinone 20 mg/kgBB).
Hasil: Hasil rerata persentasi degenerasi bengkak keruh hepatosit adalah K1: 1,8%, K2: 37,6%, P1: 2%, P2: 1,8%, dan P3: 6,64%. Pada P1, P2, dan P3 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan K2.
Simpulan: Terdapat efek protektif thymoquinone pada dosis 5, 10, dan 20 mg/kgBB dan terdapat efek protektif dengan peningkatan dosis dari 5 menjadi 10 mg/kgBB namun tidak terjadi pada dosis 20 mg/kgBB.
Kata kunci: hepar, rifampisin, thymoquinone
ABSTRACT
Background: The liver is the largest organ in the body, accounting for about 2 percent of total body weight. Damage to the liver can be caused by drugs, one of them is rifampicin. Rifampicin has hepatotoxic effects, toxic effects of rifampicin related oxidative stress and proinflammatory cytokines. The active ingredients of black cumin, namely thymoquinone have hepatoprotective effects through a mechanism as an antioxidant and anti-inflammatory.
Objective: To investigate the protective effect of thymoquinone to liver histopathology of rat induced rifampicin and to determine the effect of increasing doses of thymoquinone to protective effects against liver histopathological of rat induced rifampicin.
Methods: This study used 25 rats (Rattus norvegicus) male Sprague dawley were divided into five groups and were treated for 14 days. K1 (negative control which was only given distilled water), K2 (positive control which is only given rifampicin 1 g/kgBW), P1 (treatment 1 by rifampicin 1 g/kgBW and thymoquinone 5 mg/kgBW), P2 (treatment 2 by rifampicin 1 g/kgBW and thymoquinone 10 mg/kgBW), and P3 (treatment 3 by rifampicin 1 g/kgBW and thymoquinone 20 mg/kgBW).
Results: The average percentage of cloudy swelling degeneration of hepatocytes are K1: 1,8%, K2: 37,6%, P1: 2%, P2: 1,8%, and P3: 6,64%. In P1, P2, and P3 has decreased when compared with the K2.
Conclusion: There is a protective effect thymoquinone at doses of 5, 10, and 20 mg/kgBW and there is a protective effect with increased doses of 5 to 10 mg/kgBW but does not occur at a dose of 20 mg/kgBW.
Keywords: liver, rifampicin, thymoquinone
1318011174 VICTORIA HAWARIMAhawarimavictoria20@gmail.com2017-02-01T02:14:59Z2017-02-01T02:14:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25397This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253972017-02-01T02:14:59ZPOLA MIKROORGANISME PENYEBAB VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIK DI RSUD DR. H ABDOEL
MOELOEK BANDARLAMPUNG
ABSTRACT
THE MICROORGANISMS PATTERNS WHICH CAUSE VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA AND ITS ANTIBIOTICS SENSITIVIES IN DR. H
ABDOEL MOELOEK HOSPITAL BANDARLAMPUNG
By
DESSY NURITA
Background: Ventilator-associated pneumonia (VAP) is a kind pneumonia which is suffered by patient who used ventilator mechanic for more than 48 hours. VAP is one of the most common nosocomial infections found in the Intensive care unit and has the highest morbidity and mortality rates between 24-76%. The treatments should be based on the microorganism which causes the VAP. Giving treatment without detecting the etiology tends to increase the antibiotics resistances. Objective: to know the microorganisms pattern and their sensitivity test to antibiotics in Dr. H. Abdul Moeloek Hospital Bandarlampung. Methods: This was an observational study using cross sectional method. The samples are 14 patients who used ventilator mechanic for more than 48 hours in the ICU. The specimens were collected, identified, and tested its sensitivity to antibiotics in microbiology laboratory. Results: The microorganism collected from patients who use ventilator mechanic were Pseudomonas aeruginosa (28.57%), Staphylococcus aureus (28.57%), Streptococcus sp (14.29%), Escherichia coli (14.29%), Staphylococcus epidermidis (7.14%), and Shigella sp (7.14%). The sensitivity test to antibiotics resulted ceftriaxsone was 28.57%, ciprofloxacyn was 71.43%, cefotaxime was 28.57%, gentamicin was 28.57%, and penicillin was 0%. Conclusion: The most common microorganisms which cause VAP were Pseudomonas aeruginosa and Staphilococcus aureus, while the most sensitive antibiotic was ciprofloxacin. Keywords: antibiotics, bacteria, nosocomial infections, Ventilator-associated pneumonia
ABSTRAK
POLA MIKROORGANISME PENYEBAB VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIK DI RSUD DR. H ABDOEL
MOELOEK BANDARLAMPUNG
Oleh
DESSY NURITA
Latar belakang: Ventilator-associated pneumonia (VAP) merupakan pneumonia yang didapat pada pasien pengguna alat bantu napas mekanis setelah 48 jam. VAP merupakan salah satu infeksi nosokomial yang paling banyak ditemukan di ruang ICU serta memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas tertinggi antara 24-76%. Tatalaksana VAP harus berdasarkan mikrooganisme penyebabnya, kecenderungan penatalaksanan VAP tanpa mengetahui mikroorganisme penyebabnya menimbulkan peningkatan resistensi terhadap antibiotik. Tujuan: Mengetahui pola mikroorganisme dan sensitivitasnya terhadap antibiotik di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandarlampung. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode cross sectional. Terdapat 14 subjek penelitian yang merupakan pasien pengguna alat bantu napas mekanik lebih dari 48 jam di ruang rawat intensif (ICU) yang menderita VAP. Kemudian sampel diidentifikasi dan dilakukan uji sensitivitasnya terhadap antibiotik. Hasil: Hasil identifikasi isolat mikroorganisme pada pasien VAP yaitu Pseudomonas aeruginosa (28,57%), Staphylococcus aureus (28,57%), Streptococcus sp (14,29%), Escherichia coli (14,29%), Staphylococcus epidermidis (7,14%), dan Shigella sp (7,14%). Pada uji sensitivitas seluruh sampel didapatkan hasil bahwa sensitivitas seftriakson 28,57%, siproflokasin 71,43%, sefotaksim 28,57%, gentamisin 28,57%, dan penisilin 0% Kesimpulan: Mikroorganisme terbanyak penyebab VAP adalah Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus, antibiotik yang paling sensitif adalah siprofloksasin. Kata kunci: antibiotika, bakteri, infeksi nosokomial, Ventilator-associated pneumonia. 1318011051 DESSY NURLITAdessynurlita9@gmail.com2017-02-01T01:44:10Z2017-02-01T01:44:10Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25398This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253982017-02-01T01:44:10ZPERBANDINGAN PERSEPSI DELIBERATE PRACTICE MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KLINIS DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRACT
COMPARISON OF MEDICAL STUDENT’S PERCEPTION ON THEIR
DELIBERATE PRACTICE CLINICAL SKILL LEARNING IN MEDICAL FACULTY OF LAMPUNG UNIVERSITY
BY
SILVIA MARA ASVITA
Background: Deliberate Practice is self regulated learning and practicing clinical skill which has four major aspects such as plannig, consentration, repetition and self reflection. Application of deliberate practice in clinical skill education has been widely carried and implemented by medical students. However, the application of deliberate practice, especially in clinical skill, certainly different in each level of students. Objective: The purpose of this study was to compare the deliberate practice clinical skill of medical student in medical faculty of lampung university.. Methods: The method of this study is descriptive quantitative with cross sectional study. Total of respondents is 423 students which consist three levels of student (2013, 2014 and 2015) in medical education of lampung university. Students in this research were asked to answer the quentions in deliberate practice’s questionnaire to know how and which level of deliberate practice that students have. Results: The result of univariate analysis showed that deliberate practice’s medical students in medical faculty of lampung university is in moderate level. Meanwhile, 2013’s students is lower than 2014’s and 2015’s students in planning, consentration and self reflection indicator and higher than 2014’s and 2015’s students in self reflection indicator. Conclusion: Based on the result, the conclusion is most of medical students in medical faculty of lampung university have moderate deliberate practice in clinical skill learning and 2013’s students is lower than 2014’s and 2015’s students. Key Word : Clinical Skill, Deliberate Practice, Medical Student.
ABSTRAK
PERBANDINGAN PERSEPSI DELIBERATE PRACTICE MAHASISWA PADA
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KLINIS DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
OLEH
SILVIA MARA ASVITA
Latar Belakang: Deliberate Practice adalah belajar dan latihan keterampilan klinis secara mandiri yang memiliki empat aspek utama yaitu planning, consentration, repetition dan self reflection. Penerapan deliberate practice pada pembelajaran keterampilan klinis telah banyak dilakukan dan diterapkan oleh mahasiswa kedokteran. Walaupun demikian, penerapan deliberate practice khususnya di bidang keterampilan klinis pastinya berbeda-beda di setiap angkatan mahasiswa. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan deliberate practice pada pembelajaran keterampilan klinis mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 423 responden penelitian yang terdiri dari 3 angkatan mahasiswa yaitu angkatan 2013, 2014 dan 2015 diminta untuk mengisi kuesioner deliberate practice untuk mengetahui deliberate practice mahasiswa secara keseluruhan maupun per indikator. Hasil: Berdasarkan analisis univariat didapatkan hasil secara keseluruhan yaitu deliberate practice keterampilan klinis di tiga angkatan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung termasuk katagori sedang. Sedangkan, di indikator planning, consentration dan self reflection, mahasiswa angkatan 2013 yang paling banyak berada di katagori rendah jika dibandingkan dengan angkatan 2014 dan 2015 dan paling tinggi di indikator self reflection dibandingkan angkatan 2014 dan 2015. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung memiliki deliberate practice yang sedang dan mahasiswa angkatan 2013 memiliki deliberate practice yang rendah jika dibandingkan dengan angkatan 2014 dan 2015. Kata Kunci : Deliberate Practice,Keterampilan Klinis, Mahasiswa Kedokteran.
1318011156 SILVIA MARA ASVITAsilviamara1305@gmail.com2017-02-01T01:26:48Z2017-02-01T01:26:48Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25399This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253992017-02-01T01:26:48ZHUBUNGAN KEBERSIHAN DIRI DAN PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN
SKABIES DI SALAH SATU PANTI ASUHAN DI KECAMATAN KEMILING
KOTA BANDAR LAMPUNGLatar Belakang: Kehidupan anak yang tinggal di Panti Asuhan pada umumnya dalam
hunian yang padat dan lembab. Penyebab pola hidup anak Panti Asuhan dengan sering
bertukar pakaian, serta faktor pengetahuan yang rendah dapat menambah penyebaran
skabies.
Metode Penelitian: Penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross
sectional. Penelitian pada Oktober – Desember 2016, bertempat di salah satu panti asuhan
di Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung dengan jumlah responden 65 orang
dengan menggunakan metode total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner
kebersihan diri, pengetahuan, serta lembar observasi kebersihan lingkungan.
Hasil Penelitian: Hasil Penelitian menunjukkan 70,7% responden memiliki kebersihan
diri buruk, 41,5% pengetahuan yang buruk.Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p< 0,006
untuk kebersihan diri dengan kejadian skabies dan p< 0,032 untuk pengetahuan dengan
kejadian skabies yang bermakna. Sedangkan hasil analisis multivariat regresi logistik
menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara kebersihan diri dan pengetahuan dengan
kejadian skabies.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kebersihan diri dan pengetahuan namun kedua
variabel ini saling berinteraksi secara bersamaan.
Kata Kunci: Kejadian skabies, kebersihan diri, pengetahuan
ABSTRACT
Background: The life of children living in orphanages generally in residential dense and
moist. Cause Orphanage lifestyle with less frequent exchange clothes, as well as low
knowledge of factors can increase the spread of scabies.
Methods: his research is an analytic observational with cross sectional design. Research
in October-December 2016 is housed in the one of orphanage district Kemiling Bandar
Lampung by the number of respondents in the 65 taken by total sampling method.
Collecting data using questionnaires of personal hygiene, knowledge, as well as
environmental hygiene observation sheet.
Results: Results showed 70.7% of respondents have a poor personal hygiene, 41.5% poor
knowledge. Chi-Square test results obtained by value p <0.006 for personal hygiene with
the incidence of scabies and p <0.032 for knowledge with a significant incidence of
scabies. While the results of multivariate logistic regression analysis showed no effect of
personal hygiene and knowledge with the incidence of scabies.
Conclusion: there exist any relationship between personal hygiene and knowledge but
both these variables interact simultaneously.
Keywords: Knowledge, personal hygiene, scabies1318011100 MALDININGRAT PRABOWO komandan.maldini@gmail.com2017-02-01T01:19:07Z2017-02-01T01:19:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25392This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253922017-02-01T01:19:07ZHUBUNGAN USIA, JENIS KELAMIN DAN ETNIS TERHADAP KECEMASAN KOMUNIKASI (COMMUNICATION APPREHENSION) PADA MAHASISWA DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGABSTRAK
Latar Belakang : Banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dalam proses belajar. Salah satu kemungkinan penyebab terjadinya kesulitan komunikasi adalah adanya kecemasan menerima tanggapan atau penilaian negatif dari orang yang menerima pesan. Kecemasan berbicara di depan umum, mungkin adalah bentuk kecemasan komunikasi yang paling umum.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan usia, jenis kelamin dan etnis terhadap kecemasan komunikasi (communication apprehension) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Uji analisis chi square digunakan untuk menganalisis hubungan antara usia, jenis kelamin dan etnis terhadap kecemasan komunikasi. Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan sampel 240 mahasiswa. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner Personal Report of Communication Apprehension (PRCA-24) yang telah dimodifikasi.
Hasil : Pada penelitian ini didapatkan hasil persentase responden dengan usia remaja sebesar 69,2% dan dewasa muda sebesar 30,8%, responden berjenis kelamin laki-laki dan perempuan sebesar masing-masing 29,2% dan 70,8% dan responden dari Lampung dan luar lampung sebesar masing-masing 21,7% dan 88,3%. Persentase tingkat kecemasan komunikasi terbanyak adalah tingkat sedang sebanyak 70,4%. Terdapat hubungan usia (p=0,006), jenis kelamin (p=0,004) terhadap kecemasan komunikasi. Tidak terdapat hubungan etnis terhadap kecemasan komunikasi (p=0,474).
Simpulan : Terdapat hubungan usia dan jenis kelamin terhadap kecemasan komunikasi dan tidak terdapat hubungan etnis terhadap kecemasan komunikasi.
Kata kunci : Usia, jenis kelamin, etnis, kecemasan komunikasi
ABSTRACT
Background : Many students have difficulty in communicating in learning. One of the possible cause communication difficulty is their anxiety receiving a response or negative assessment from the audience. Public speaking anxiety, perhaps is the most common communication apprehension.
Objective : To determine the relation between age, gender and ethnic to communication apprehension in students of Medical Faculty Lampung University.
Methods : This research is an observational analytic research with cross sectional approach. Chi square analysis was used to analyze the relation between age, gender and ethnic to communication apprehension. The study was conducted at Medical Faculty Lampung University with sample of 240 students. Data were collected by using Personal Report of Communication Apprehension (PRCA-24) questionnaire which has been modified.
Result : The percentage of respondents with 69.2% in their teen age and young adults at 30.8%, male and female respondents respectively at 29.2% and 70.8%, and respondents from Lampung and outside Lampung amounted respectively 21.7% and 88.3%. Percentage of the largest communication apprehension level is moderate as much as 70.4%. There is a relationship of age (p=0.006), gender (p=0.004) against communication apprehension. There are no relation between ethnic to the communication apprehension (p=0.474).
Conclusion : There is a relation between age and gender to communication apprehension and there is no relation between ethnic and communication apprehension.
Key words : Age, gender, ethnic, communication apprehension1318011122 NOVIYANTI CHOIRUNNISA HASIBUAN noviyantihasibuan@yahoo.com2017-02-01T01:15:41Z2017-02-01T01:15:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25388This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253882017-02-01T01:15:41ZEFEKTIVITAS COLLABORATIVE LEARNING DAN INDEPENDENT
LEARNING TERHADAP PENGETAHUAN PADA MAHASISWA
KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2016Latar belakang: Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Strategi
belajar dibutuhkan pembelajar agar maksimal dalam proses belajar dan metode yang
sering digunakan adalah collaborative learning dan independent learning.
Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas collaborative learning dan independent
learning terhadap pengetahuan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung angkatan 2016.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuasi-eksperimental dan rancangannya
menggunakan pre-test post-test group control design. Sampel dalam penelitian ini
adalah mahasiswa baru angkatan 2016. Kemudian sampel dilakukan penilaian pretest
terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi dan dilakukan post-test setelahnya.
Hasil dari pre-test dan post-test akan dibandingkan untuk melihat apakah strategi
belajar collaborative learning lebih baik dibanding independent learning.
Hasil: Hasil penelitian dari efektivitas collaborative learning dan independent
learning terhadap pengetahuan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung angkatan 2016 adalah didapatkan peningkatan dalam pengetahuan baik
pada sampel dengan collaborative learning maupun independent learning, dengan
rerata peningkatan masing-masing adalah 48,50 dan 44,50. Perbedaan dianggap
bermakna dikarenakan sig < 0,05 yaitu 0,000.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap pengetahuan mahasiswa
antara kelompok collaborative learning dan independent learning.
Kata kunci: belajar, collaborative learning, independent learning.
abstarct
Back Ground: Learning is an effort to obtain intelligence or knowledge. Learning
strategies are needed to get a maximum result on studying and the most common
strategies that used by medical students are Collaborative Learning and
Independent Learning.
Objective: To know the effectiveness of Collaborative Learning and Independent
Learning on the influence to knowledge of new medical student in Lampung
University.
Methods: This research is a quasi-experimental approach using a random
sampling with pre-test post-test group control design. The samples in this research
is new medical students of Lampung University.Then the samples were given a
pre-test before the intervention and post-test given thereafter.The results of the
pre-test and post-test will be compared to see is it collaborative learning strategies
better than independent learning.
Result: The results of the effectiveness of Collaborative Learning and
Independent Learning and the influence to knowledge of new medical student in
Lampung University was obtained a difference on samples that use Collaborative
Learning and Independent Learning with a mean of enhancement are 48,50 and
44,50. Differences were considered significant due to the sig <0.05 namely 0,000.
And the difference between the knowledge from group that use Independent
Learning strategy and Collaborative learning strategy (p) = 0,000.
Conclusion: There was significant difference of knowledge between collaborative
learning group and the independent learning group.
Keywords: learning, collaborative learning, independent learning.1318011036 BISART BENEDICTO GINTING bisart95@gmail.com2017-01-31T08:43:02Z2017-01-31T08:43:02Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25381This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253812017-01-31T08:43:02ZHUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR MAHASISWA TAHUN KEDUA TERHADAP NILAI UJIAN PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI (PA) DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGLatar belakang: Self-Directed Learning Readiness (SDLR) merupakan kesiapan belajar mahasiswa terhadap lingkungan belajarnya dan kemandirian yang menuntut mahasiswa untuk belajar. Praktikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar mahasiswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan teori yang telah diterima. Metode praktikum dapat dilakukan di laboratorium sehingga efektif untuk mencapai tiga keterampilan yaitu kognitif, efektif dan psikomotor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kesiapan belajar mandiri mahasiswa tahun kedua terhadap nilai ujian praktikum Patologi Anatomi (PA) di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Terdapat sebanyak 177 responden dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner Self-Directed Learning Readiness (SDLR) yang diadopsi dari Zulharman.
Hasil penelitian: Berdasarkan hasil analisis univariat skor SDLR yang paling banyak dimiliki oleh responden yaitu skor tinggi sebanyak 67,2% dan skor sedang sebanyak 32,8% . Tingkat kelulusan pada ujian praktikum PA sebanyak 53,4% dan tidak lulus sebanyak 46,6%. Berdasarkan analisis bivariat dengan uji Fisher tidak didapatkan hubungan bermakna antara self-directed learning readiness dengan nilai ujian praktikum PA dengan nilai P = 0,109 (P>0,05).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara kesiapan belajar mahasiswa tahun kedua terhadap nilai ujian praktikum Patologi Anatomi (PA) di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata kunci: laboratorium, praktikum, self-directed learning readiness (SDLR)
ABSTRACT
Background: Self-Directed Learning Readiness (SDLR) is a learning readiness of students toward their environment of study, and as a form of self-determination of the students to study. Pactice learnin is a part of a teaching method with a purpose to give a chance for the students to do experiments and implement their theory. Practice learning method can be run in a laboratory, in order to effectively learn three specific skills, those are; cognitive, effective, and physchomotor. The purpose of this research is to figure out the relation between the learning readiness of sophomore year students and their score at pathology anatomic practice learning class in Medical Faculty of University of Lampung.
Metodology: This research was implemented using cross sectional approach. There are 177 respondents of the SDLR research questionnaire that is adapted from Zulharman
Results: Based on an univariate analysis from SDLR score, the percentage of respondents with high score is 67,2% and the percentage of respondents with average score is 32,8%. The success rate of students to pass the Pathology Anatomic practice class is 53,4%, and 45,6% failed the class. Based on a bivariate analysis with a fisher test, the significant relation between SDLR and Pathology Anatomic practice class was not found, with the score P = 0,109 (P>0,05).
Conclusion: A significant relation between the learning readiness of sophomore year students and their scores in Pathology Anatomic practie class in Medical Faculty of University of Lampung was not found.
Key words: laboratory, practice, dan self-directed learning readiness (SDLR)
1318011133 Rachel Junita Sitepurachelsitepu05@gmail.com2017-01-31T07:12:42Z2017-01-31T07:12:42Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25377This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253772017-01-31T07:12:42ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK (Musa
acuminata) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL MENCIT (Mus
musculus L.) JANTAN GALUR DEUTSCHLAND-DENKEN-YOKEN (ddY)
OBESITASLatar belakang: Obesitas merupakan kelebihan berat badan akibat penimbunan
lemak yang dapat memicu terjadinya kondisi dislipidemia. Salah satu tanda
adanya dislipidemia adalah tingginya kadar kolesterol total. Kandungan
antioksidan dalam kulit pisang kepok diprediksi dapat menurunkan kadar
kolesterol total. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
ekstrak kulit pisang kepok terhadap kadar kolesterol total mencit obesitas.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan
20 ekor mencit (Mus musculus L.) jantan galur Deutschland-Denken-Yoken (ddY)
obesitas yang terbagi dalam empat kelompok, yaitu kelompok kontrol normal
(K1), kelompok kontrol obesitas (K2), dan kelompok perlakuan pemberian
ekstrak kulit pisang kepok 8,4 mg/hari (KP1) dan 16,8 mg/hari (KP2). Kadar
kolesterol total tiap kelompok diukur menggunakan spektrofotometer. Data hasil
pengukuran diolah menggunakan aplikasi pengolah data statistik dengan nilai α
5% dan confidence interval 95%.
Hasil: Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Saphiro-Wilk dan
uji homogenitas Levene, hasilnya data berdistribusi normal dan varian sama.
Setelah itu, dilanjutkan dengan uji analisis One-Way ANOVA dan didapatkan
hasil p=0,000. Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc dan secara umum didapatkan
perbedaan bermakna antarkelompok.
Simpulan: Terdapat pengaruh pemberian ekstrak kulit pisang kepok terhadap
kadar kolesterol total mecit obesitas.
Kata kunci: Dislipidemia, Kulit Pisang Kepok, Obesitas
abstract
Background: Obesity is excess of weight due to accumulation of fat which can
cause dyslipidemia. One of dyslipidemia sign is increasing of total cholesterol
level. The antioxidants components within kepok banana peel are predicted could
decrease total cholesterol level. This experiment has an aim to know the effect of
giving kepok banana peel toward total cholesterol level of obese mice.
Methods: This study was a true experimental using 20 obese male mice (Mus
musculus L.) strain Deutschland-Denken-Yoken (ddY) and were divided by four
groups, which are normal control group (K1), obese control group (K2), and
groups that were given kepok banana peel treatment with dose 8,4 mg/day (KP1)
and 16,8 mg/day (KP2). Total cholesterol level of each group was measured by
spectrophotometer. The result from measurement were processed by statistical
data processor application with α 5% and confidence interval 95%.
Result: The results were analyzed using Shapiro-Wilk normality test and and
Levene homogenity test which showed the data was normally distributed and the
varian was homogene. After that, followed by One-Way ANOVA analysis test
and the results obtained p=0,000. Furthermore, in the Post Hoc Test generally
found that there was significant differences between groups.
Conclusion: There is effect of giving kepok banana peel toward total cholesterol
level of obese mice.
Keywords: Dyslipidemia, Kepok Banana Peel, Obesity 1318011099 M. AZZAKY BIMANDAMAmazzakybimandama2@gmail.com2017-01-31T06:56:41Z2017-01-31T06:56:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25353This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253532017-01-31T06:56:41ZHUBUNGAN INDEKS ERITROSIT DENGAN KADAR RETICULOCYTE
HEMOGLOBIN (Ret-He) PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK
DENGAN ANEMIA DI BANGSAL HEMODIALISA RSUD
KABUPATEN BEKASLatar Belakang: Indonesia merupakan negara yang tingkat kelainan fungsi
ginjalnya relatif sering terjadi. Pada tahun 2013 kelompok usia 45-54 kejadiannya
sebanyak 30,26%. Pasien dengan gagal ginjal sering dijumpai kejadian anemia,
terutama pada pasien gagal ginjal kronik stadium lanjut yang sedang menjalani
hemodialisa. Anemia pada pasien gagal ginjal kronik beragam etiologinya,
diantaranya menurunnya usia eritrosit dan defisiensi besi. Untuk menentukan jenis
anemia tersebut maka dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
indeks eritrosit (MCV,MCH, MCHC), serum besi, reticulocyte hemoglobin (Ret-
HE). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks eritrosit dengan
kadar Ret-He pada pasien gagal ginjal kronik dengan anemia yang menjalani
hemodialisa
Metode: Penelitian ini dilakukan pada bulan desember 2016 di RSUD Kabupaten
Bekasi, sampel di bangsal hemodialisa dan pemeriksaan di laboratorium RSUD
Kabupaten Bekasi untuk diperiksa menggunakan alat sysmex XN 1000. Penelitian
ini menggunakan metode cross sectional dengan jumlah sampel 39 orang. Hasil
data dianalisis univariat, dan bivariat menggunakan uji pearson.
Hasil: Untuk rerata indeks eritrosit MCV pada pasien gagal ginjal kronik dengan
anemia di RSUD Kab. Bekasi sebesar 82,24 fl, rerata indeks eritrosit MCH
didapatkan hasil sebesar 28,32 pg, dan rerata Ret-He didapatkan hasil sebesar
29,60 pg. Korelasi antara indeks eritrosit MCV menunjukkan korelasi yang tidak
bermakna (p>0,05) sedangkan untuk indeks eritrosit MCH dengan Ret-He
menunjukkan korelasi yang bermakna dengan kekuatan korelasi rendah (p<0,05).
Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara Indeks Eritrosit MCH
dengan Reticulocyte hemoglobin (Ret-He) pada pasien gagal ginjal kronik dengan
anemia di bangsal hemodialisan RSUD Kabupaten Bekasi.
Kata kunci: Anemia, gagal ginjal kronik, indeks eritrosit, reticulocyte hemoglobin.
abstract
Background: Indonesia is a country with the relative common level of kidney
function disorders. In 2013 people aged 45-54 suffered from it as much as
30.26%. Patients with the renal failure are commonly suffered from anemia too,
particularly in patients with advanced chronic renal failure undergoing
hemodialysis. Anemia in patients with chronic renal failure have various etiology,
including the decreasing age of erythrocytes and iron deficiency. Some
laboratoratory examinations such as erythrocyte index checks (MCV, MCH,
MCHC), iron serum, reticulocyte hemoglobin (Ret-HE) is recommended to
determine the type of anemia. The purpose of this study is to determine the
relationship of erythrocyte index and Ret-He levels in chronic renal failure patient
with anemia undergoing hemodialysis.
Methods: This study was conducted in December 2016 in Bekasi District
Hospital, the samples were taken in hemodialysis ward and laboratory
examination was done in the Bekasi District Hospital to be examined using
Sysmex XN 1000. This study used cross sectional method with 39 sample. The
data were analyzed in univariate and bivariate using Pearson Test.
Results: The erythrocyte MCV index mean in patients with anemia of chronic
renal failure in Bekasi District Hospital is 82.24fl, erythrocyte MCH index mean
is 28.32pg, and the Ret-He mean is 29.60 pg. The erythrocyte MCV index has no
significant correlation (p=0,452), while the erythrocytes MCH index with Ret-He
has a significant correlation with the low strength correlation (p= 0,020).
Conclusion: There is a significant correlation between the erythrocyte MCH
index with reticulocyte hemoglobin MCH (Ret-He) in chronic renal failure
patients with anemia in Hemodialisa Ward of Bekasi District Hospital.
Keywords: Anemia, chronic renal failure, erythrocyte index, reticulocyte
hemoglobin (131811168) TITO TRI SAPUTRAtitotrisaputra@gmail.com2017-01-31T06:49:17Z2017-01-31T06:49:17Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25358This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253582017-01-31T06:49:17ZSTUDI DIAGNOSTIK ULTRASONOGRAFI DALAM MENDIAGNOSIS NODUL TIROID DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNGLatar belakang: Nodul tiroid merupakan suatu neoplasia endokrin yang umumnya bersifat jinak. Insiden nodul tiroid meningkat sesuai dengan bertambahnya usia dan lebih banyak terjadi pada wanita. Lokasi anatomi kelenjar tiroid yang unik yaitu berada di superficial, dengan mudah dapat dideteksi baik melalui pemeriksaan fisik maupun dengan menggunakan berbagai media diagnostik. Nilai diagnostik untuk pemeriksaan ultrasonografi di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek belum diketahui secara pasti.
Tujuan: Mengetahui nilai diagnostik pemeriksaan ultrasonografi dalam mendiagnosis nodul tiroid pada pasien di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Metode: Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-November 2016 di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Perhitungan rumus sampel minimal didapatkan 47 sampel. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa hasil rekam medis pasien dengan nodul tiroid. Penelitian ini menggunakan kekhususan pada penelitian uji diagnostik dengan pendekatan cross sectional.
Hasil: Hasil penelitian uji diagnostik yang didapatkan adalah Sensitivitas 71,42%; Spesifisitas 50%; Nilai Duga Positif (NDP) 51,72%; Nilai Duga Negatif (NDN) 70%; Rasio Kemungkinan Positif (RKP) 1,42; Rasio Kemungkinan Negatif (RKN) 0,56; dan Akurasi 59,18%.
Kesimpulan: Pemeriksaan ultrasonografi belum bisa menjadi suatu alat diagnostik yang baik dibandingkan dengan pemeriksaan histopatologi yang merupakan pemeriksaan gold standar dalam mendiagnosis nodul tiroid.
Kata kunci : Nodul tiroid, Uji diagnostik, Ultrasonografi
1318011085 Intan Damaya AntikaIntandamayaantika@gmail.com2017-01-31T06:35:59Z2017-01-31T06:35:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25364This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253642017-01-31T06:35:59ZPERBANDINGAN PEMBERIAN MADU HUTAN DAN MADU BUDIDAYA PADA MENIT KE-30 TERHADAP GLUKOSA
DARAH MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2015Latar belakang: Diabetes melitus adalah suatu penyakit degeneratif yang menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi di dalam tubuh. Glukosa darah merupakan gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Karbohidrat yang memiliki indeks glikemik rendah memicu sedikit dari peningkatan kadar glukosa darah, sedangkan karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi akan memicu peningkatan glukosa darah yang tinggi. Madu merupakan salah satu asupan yang memiliki indeks glikemik rendah.
Tujuan: Untuk mengetahui perbandingan pemberian madu hutan dan madu budidaya terhadap gambaran glukosa darah.
Metode: Desain penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini menggunakan subjek sebanyak 35 orang mahasiswa laki-laki angkatan 2015 FK Unila. Masing-masing subjek yang telah berpuasa minimal 8 jam sebelumnya, diberikan madu hutan dan madu budidaya dengan jarak satu minggu. Glukosa darah yang dinilai adalah glukosa darah puasa dan glukosa darah 30 menit setelah pemberian madu.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan kadar glukosa darah rata-rata setelah konsumsi madu hutan sebesar 19,88 mg/dl dan rata-rata peningkatan kadar glukosa darah setelah konsumsi madu budidaya sebesar 28,80 mg/dl. Hasil analisis penelitian dengan menggunakan Uji T berpasangan didapatkan nilai p=0,001 (nilai p <0,05) artinya terdapat perbedaan yang bermakna
Simpulan: Penggunaan madu hutan akan lebih baik menjadi alternatif pengganti gula bagi penderita diabetes karena peningkatan kadar glukosa darah setelah pemakaian madu hutan lebih rendah dibandingkan dengan madu budidaya.
Kata kunci: glukosa darah, madu budidaya, madu hutan.
ABSTARCT
Background: Diabetes mellitus is a degenerative disease that causes an increase in blood glucose levels are high in the body. Blood glucose is the sugar found in the blood that form of carbohydrates in the diet and are stored as glycogen in the liver and skeletal muscle. Carbohydrates that have a low glycemic index sparked a bit of an increase in blood glucose levels, while carbohydrates with a high glycemic index will lead to increased blood glucose is high. Honey is one of the intake that have a low glycemic index.
Objective: To compare the provision of forest honey and farm honey on the blood glucose.
Methods: This study was a quantitative analytic cross-sectional approach. This study used subjects were 35 male medical students of Lampung University class of 2015. Each of these subjects had fasted at least 8 hours before, given forest honey and farm honey with a distance of one week. Blood glucose assessed fasting blood glucose and blood glucose 30 minutes after administration of honey.
Results: The result of this research shown the average values of increase blood glucose levels after consumption of forest honey is 19,88 mg/dl and the average values of increase blood glucose levels after consumption of farm honey is 28,80 mg/dl. Results of analysis using paired t test with p value = 0.001 (p <0.05).
Conclusion: The use of forest honey will be a better alternative to sugar for diabetics due to increased blood glucose levels after consumption of forest honey is lower than the cultivation of honey.
Keywords: blood glucose, farm honey, forest honey. (1318011109) MIA TRIHASNA ASRIZALmiatrihasnaasrizal@gmail.com2017-01-31T06:15:54Z2017-01-31T06:15:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25363This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253632017-01-31T06:15:54ZHUBUNGAN KECANDUAN BERMAIN GAME ONLINE PADA SMARTPHONE (MOBILEONLINE GAMES) TERHADAP
PRESTASI AKADEMIKMAHASISWA ANGKATAN 2013
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMPUNGLatar belakang: Perkembangan internet di Indonesia sangat pesat. Salah satu perkembangan internet yang marak digemari adalah game online. Kemudahan untuk mengakses game online didukung dengan kehadiran smartphone, diduga dapat menyebabkan kecanduan. Fenomena kecanduan game online pada smartphone dapat mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan kecanduan bermain game online pada smartphone terhadap prestasi akademik mahasiswa.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan studi potong lintang dengan metode deskriptif-korelatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung terhadap 91 mahasiswa angkatan 2013 sebagai responden. Responden diminta mengisi kuesioner Game Addiction Scale for Adolescents yang telah diterjemahkan kedalam bahasa indonesia untuk melihat skor kecanduan bermain game online dan kemudian membandingkannya dengan prestasi akademik mereka. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman.
Hasil: Sebanyak 47,17% mahasiswa terindikasi kecanduan. Skor kecanduan tertinggi yang diperoleh ialah 103 dan yang terendah ialah 21. Nilai prestasi tertinggi ialah 3,80 dan terendah ialah 1,15. Hasil analisis bivariat dengan uji korelasi didapatkan r = -,396 dengan p value <0,05 (p=0,001) yang menunjukkan terdapat hubungan negatif bermakna antara kecanduan dan prestasi akademik.
Simpulan: Terdapat hubungan negatif lemah kecanduan bermain game online pada smartphone terhadap prestasi akademik mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata kunci: Game online, kecanduan, prestasi akademik, smartphone
abstract
Background: The development of internet in Indonesia are rapidly increasing. One of the developments of internet which is rife popular is online games. Easiness to access the online games now supported by the presence of smartphone, could be expected to lead to an addiction. The phenomenon of online games on smartphone (mobile online games) addiction affect the student’s academic achievement.
Objective: To determine correlation between mobile online games addiction with the student’s academic achievement.
Methods: This research uses cross sectional study approach with descriptive-correlative method. Using total sampling technique as the sample. This research was conducted at the Medical Faculty of Lampung University to 91 students of 2013 as the respondent. Respondents were asked to fill out Game Addiction Scale for Adolescents questionnaires which has been translated into Indonesian to view online gaming addiction scores and then compare them with their academic achievement. Data were analyzed using Spearman’s correlation.
Result: There are 47,17% students were indicated to addiction. The highest score obtained from addiction score is 103 and the lowest is 21. The highest achievement value is 3.80 and the lowest was 1.15. The results of the bivariate analysis with correlation test obtained r = -, 396 with p value <0,005 (p = 0.001) which shows the negative significant correlation between addiction and students’ academic performance.
Conclusion: There is a negative significant correlation between mobile online games addiction and the 2013 students' academic achievement of the Medical Faculty of Lampung University.
Keyword: Academic achievement, addiction, online games, smartphone.(1318011022 ARIF SATRIA PUTRA Pasatriapp@gmail.com2017-01-31T04:39:23Z2017-01-31T04:39:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25365This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253652017-01-31T04:39:23ZPERBEDAAN PEMAHAMAN MAHASISWA PADA PELAJARAN
HISTOLOGI BLOK BASIC SCIENCE-2 ANTARA METODE PEERASSISTED
LEARNING (PAL) DAN KONVENSIONAL 2ABSTRAK
Latar belakang: Metode belajar Peer-Assisted Learning (PAL) adalah metode
belajar rekan sebaya yang memiliki kesetaraan dalam pendidikan dan sosial.
Pembelajaran ini disukai karena suasana pembelajaran yang fleksibel serta
pengajar adalah rekan sebaya menyebabkan transfer ilmu antara pengajar dan
mahasiswa lebih mudah dipahami. Hal ini jarang didapatkan saat pembelajaran
konvensional.
Objektif: Mengetahui pengaruh metode PAL terhadap pembelajaran dan
perbandingannya dengan metode konvensional.
Metode penelitian: Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimental. Terdapat
sebanyak 64 responden dibagi dalam dua kelompok, masing-masing mengikuti
pembelajaran dengan metode PAL dan konvensional.
Hasil penelitian: Rerata nilai pre-test kelompok kontrol dan perlakuan yakni
43,59 dan 47,66. Rerata nilai post-test kontrol adalah 54,84 dan kelompok
perlakuan senilai 76,72. Hasil penelitian antara nilai pre-test dan post-test melalui
uji T berpasangan didapatkan bahwa pembelajaran PAL berpengaruh dengan nilai
signifikansi 0,001. Pembelajaran konvensional setelah dianalisis ditemukan
berpengaruh dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Uji T tidak berpasangan
didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai pre-test antara kelompok kontrol
dan perlakuan p=0,237. Namun, Uji T tidak berpasangan terhadap nilai post-test
kedua kelompok ditemukan berbeda dengan nilai signifikansi 0,001.
Kesimpulan: Metode belajar PAL berpengaruh terhadap pembelajaran histologi
modul gastrointestinal dan nilai post-test didapatkan lebih tinggi.
Kata kunci: konvensional, metode belajar, peer-assisted learning (PAL),
pembelajaran histologi
ABSTRACT
Background: Peer-Assisted Learning (PAL) is method of learning with peers
who have equity in education and social life. This method considered good
because of learning atmosphere comfortable and the teachers are peer led that
induce transfer of knowledge and students hope more easily understood. That
astmosphere rarely found in the conventional learning.
Objective:To determine the effect of PAL method on learning and its compared
with conventional method.
Method: This is a quasi experimental study. There are 64 respondent were
divided into two groups. They learning histology with PAL and conventional
methods.
Result: The mean of pre-test score between control and experimental groups is
43.59 and 47.66. The mean post-test score of control group was 54.84 and 76.72
for experimental group. Paired T test showed that PAL method is influential with
significant value 0,001. Conventional learning method after analysis found
influential with significance value 0.001. Unpaired T test showed that there was
no difference between pre-test control and treatment groups p= 0.237. However,
unpaired T test to post-test value of the two groups was found different with
significant value 0,001.
Conclusion: PAL method affect in histology learning and post-test score obtained
higher.
Keywords: conventional method, learning method, peer-assisted learning,
histology learning
1318011089 IRFAN SILABAN irfansilaban@ymail.com2017-01-31T04:38:28Z2017-01-31T04:38:28Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25367This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253672017-01-31T04:38:28ZIDENTIFIKASI BAKTERI Escherichia coli, Shigella sp, DAN Salmonella sp PADA AIR SUMUR DI WILAYAH PEMBUANGAN LIMBAH TAHU DAN LIMBAH IKAN KOTA BANDAR LAMPUNGABSTRAK
Latar Belakang: Limbah tahu dan limbah ikan yang tidak diolah dan langsung dibuang ke badan air akan merembes ke dalam tanah. Air tanah yang tercemar digunakan masyarakat dapat menyebabkan diare. Diare adalah penyakit yang ditularkan melalui air. Salah satu penyebab diare adalah bakteri yang bertransmisi melalui air, yaitu Escherichia coli, Salmonella sp. dan Shigella sp.
Metode: Penelitian ini menggunakan 7 sampel dari air sumur di wilayah pembuangan limbah tahu dan 7 sampel dari air sumur di wilayah pembuangan limbah ikan. Bakteri diisolasi pada media Mc Conkey, dilakukan pewarnaan gram dan uji biokimia. Uji biokimia yang digunakan yaitu Uji TSIA, Uji SIM, dan Uji Simmon’s Citrate.
Hasil: Pada air sumur di wilayah pembuangan limbah tahu hanya terdapat bakteri Shigella sp. Pada air sumur di wilayah pembuangan limbah ikan terdapat bakteri Escherichia coli dan Shigella sp.
Simpulan: Bakteri penyebab diare di wilayah pembuangan limbah tahu adalah Shigella sp., sedangkan bakteri penyebab diare di wilayah pembuangan limbah ikan adalah Escherichia coli dan Shigella sp.
Kata kunci: bakteri penyebab diare, limbah tahu, limbah ikan
ABTRACT
Background: Waste tofu and waste fish that is not processed and directly discharged into river will seep into the ground. Polluted water will be used by people and caused diarrhea. Diarrhea is a disease that transmitted through water. One of the causes of diarrhea are bacteria that transmit through water, Escherichia coli, Salmonella sp. and Shigella sp.
Method: This research uses 7 samples from wells water in the disposal area of waste tofu and 7 samples out of the wells water in the disposal area of waste fish. Bacteria isolated on Mc Conkey media, used gram staining and biochemical tests. Biochemical test that writer use are TSIA, SIM test, and Simmon's Citrate test.
Results: In wells water in the disposal area of waste tofu, there are only a bacterium Shigella sp. In wells water in the disposal area of waste fish are Escherichia coli and Shigella sp.
Conclusion: Diarrhea-causing bacteria in the disposal area of waste tofu is Shigella sp., While the diarrhea-causing bacteria in the disposal area of waste fish are Escherichia coli and Shigella sp.
Key word: diarrhea-causing bacteria, waste tofu, waste fish
(1318011037) BUNGA ULAMA NISYA TANTRIbungaulama@gmail.com2017-01-31T04:30:02Z2017-01-31T04:30:02Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25355This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253552017-01-31T04:30:02ZIDENTIFIKASI BAKTERI Escherichia coli PADA AIR PDAM DAN AIR SUMUR
DI KELURAHAN GEDONG AIR BANDAR LAMPUNGABSTRAK
Latar Belakang: Indonesia memiliki beberapa jenis sumber air. Sumber air yang sering
digunakan oleh masyarakat adalah air PDAM dan air sumur gali. Kualitas air yang baik
adalah air yang terbebas dari mikroorganisme salah satunya adalah Escherichia coli. Air
yang mengandung bakteri dapat menularkan penyakit melalui air. Salah satu penyakit
yang dapat ditularkan melalui air adalah penyakit diare. Prevalensi diare di Bandar
Lampung pada bulan Januari hingga bulan April 2016 berjumlah sebesar 6.764 kasus
dengan kasus terbanyak berada di Puskesmas Gedong Air. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi adanya E.coli pada air sumur dan air PDAM di Kel.Gedong Air dan
mengetahui presentasi bakteri E.coli pada sampel air tersebut.
Metode: Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2016 di Kelurahan Gedong Air
yang segera dibawa ke Laboratorium Kesehatan Daerah Bandar Lampung dan penelitian
ini menggunakan metode cross sectional dengan jumlah sampel 12 air sumur dan 12 air
PDAM. Sampel diuji dengan metode MPN dan biokimia dan dianalisis secara univariat
dan bivariat menggunakan uji Chi Square.
Hasil: Untuk air PDAM didapatkan hasil 7 sampel (58,3%) positif mengandung E.coli
dan untuk air sumur didapatkan hasil 1 sampel (8,3%) positif mengandung E.coli. Hasil
penelitian didapatkan air PDAM dan air sumur berhubungan secara signifikan (p<0,027)
dengan bakteri E.coli.
Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara bakteri Escherichia coli dengan air
PDAM dan air sumur di Kel.Gedong Air Bandar Lampung.
Kata kunci: air PDAM, air sumur, diare, Escherichia coli.
ABTRACT
Background: Indonesia has some type of water sources. The water sources frequently
used by public are municipal waterworks and water wells. Good quality water is free
from microorganisms one of which is Escherichia coli. The water containing bacteria can
spread the disease through the water. One of the diseases that can be transmitted through
water is diarrhea. The prevalence of diarrhea in Bandar Lampung on January until April
2016 was 6,764 cases with most cases at Puskesmas Gedong Air. The purpose of this
study is to identify the presence of E. coli bacteria in water wells and municipal
waterworks in Gedong Air District and know E. coli bacteria presentation in water
sample.
Methods: This study was conducted in October 2016 in Gedong Air District. The sample
was immediately taken to the Regional Health Laboratory in Bandar Lampung. This
study used cross sectional method with 12 water wells and 12 municipal waterworks
samples. Samples were assayed by MPN and biochemistry and analyzed by univariate
and bivariate using Chi Square.
Results: Municipal waterworks showed 7 samples (58.3%) positive for E. coli and well
water was obtained one sample (8.3%) positive for E. coli. The result showed municipal
waterworks and well water correlated significantly (p <0.027) with E.coli bacteria.
Conclusion: There is a significant correlation between the bacterium Escherichia coli
with municipal waterworks and well water in Gedong Air District, Bandar Lampung.
Keywords: diarrhea, Escherichia coli, municipal waterworks, water wells.
1318011053 DEVI RESTINA devirestina12@gmail.com2017-01-31T04:27:28Z2017-01-31T04:27:28Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25349This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253492017-01-31T04:27:28ZHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN FAKTOR LAINNYA
DENGAN KEAKTIFAN LANJUT USIA (LANSIA) MENGIKUTI
KEGIATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
RAJABASA INDAHLatar belakang: Lanjut usia (lansia) memiliki banyak masalah kesehatan. Salah satu
upaya pemeliharaan kesehatan agar lansia dapat hidup sehat dan produktif adalah pos
pelayanan terpadu (posyandu) lansia. Data cakupan pelayanan lansia di Bandarlampung
merupakan capaian terendah kedua di Lampung. Presentase kunjungan di posyandu lansia
di wilayah Puskesmas Rajabasa Indah masih rendah dan tahun 2015 dan 2016 mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2014. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
hubungan dukungan keluarga dan faktor lainnya dengan keaktifan lansia mengikuti
kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah.
Metode: Penelitian ini adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
Variabel bebas adalah karakteristik sosiodemografi, jarak, dukungan keluarga, dukungan
kader, pengetahuan dan sikap. Variabel terikat adalah keaktifan lansia mengikuti kegiatan
posyandu lansia. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Desember 2016. Sampel
dalam penelitian ini dipilih dengan teknik proportionate stratified random sampling dan
berjumlah 96 orang. Uji statistik yang digunakan chi square, dan fisher’s exact, dengan
α= 5%.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pekerjaan (p=0,001,
RR=1,86, 95%CI=1,97-123,36), dukungan keluarga (p=0,001, RR=2,30, 95%CI=3,43-
24,60 ), tingkat pengetahuan (p=0,019, RR=1,83, 95%CI=1,52-2,20), dan sikap (p=0,039,
RR=1,80, 95%CI=1,50-2,17) dengan keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu.
Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin (p=0,681), usia (p=0,719), pendidikan
terakhir (p=0,319), jarak (p=0,303), dan dukungan kader (p=0,566) dengan keaktifan
lansia mengikuti kegiatan posyandu.
Kesimpulan: Faktor resiko yang berhubungan dengan keaktifan lansia mengikuti
kegiatan posyandu adalah pekerjaan, dukungan keluarga, tingkat pengetahuan, dan sikap.
Faktor yang paling berpengaruh adalah dukungan keluarga dan pekerjaan.
Kata kunci : Dukungan keluarga, keaktifan, posyandu lansia.
ABSTRACT
Background: Elderly has many health problems. One of the health care efforts to
maintain the elderly’s health and productivity is having an elderly integrated service
center (posyandu lansia). Elderly service in Bandarlampung is the second lowest in
Lampung. In 2015 and 2016, the visitation of posyandu lansia has decreased compared to
2014. This study was aimed to determine the association of family support and other
related factors with the elderlys’s activeness in attending posyandu lansia’s activities in
Rajabasa Indah public health center.
Methods: This was a descriptive research with cross sectional approach. Independent
variables were sosiodemographic characteristic, distance, family support, posyandu
officers’ support, knowledge, and attitude. While the dependent variable was the elderly’s
activeness in attending the activities of posyandu lansia. This research was conducted in
September-December 2016. The sampling techniques used in this study was proportional
stratified random sampling with 96 subjects. Data analysis used were Chi square and
fisher’s exact with α=5%.
Results: The result showed there was an association between occupation (p=0,001,
RR=1,86, 95%CI=1,97-123,36), family support (p=0.001, RR=2,30, 95%CI=3,43-24,60),
knowledge (p=0.019, RR=1,83, 95%CI=1,52-2,20), and attitude (p=0.039, RR=1,80,
95%CI=1,50-2,17) with elderly’s activeness in attending posyandu’s activities. There was
no association between sex (p=0.681), age (p=0.719), education (p=0.319), distance
(p=0.313), and posyandu officers’ support (p=0.566) with the elderly’s activeness in
attending the activities of posyandu lansia.
Conclusion: There was an association between occupation, family support, knowledge,
and attitudes whereas gender, age, education, distance, and posyandu officers’ support are
not related to the elderly’s activeness. The most related factors were family’s support and
occupation.
Keywords: Family support, activeness, elderly posyandu.1318011041 CHRISTINE YOHANA SIANTURI christine.sianturi@yahoo.com2017-01-31T04:02:03Z2017-01-31T04:02:03Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25330This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253302017-01-31T04:02:03ZPERBEDAAN GEJALA KLINIS DAN DERAJAT PENYAKIT INFEKSI DENGUE PADA ANAK DAN DEWASA DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH A. DADI TJOKRODIPO BANDAR LAMPUNG ABSTRAK
PERBEDAAN GEJALA KLINIS DAN DERAJAT PENYAKIT INFEKSI DENGUE PADA ANAK DAN DEWASA DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH A. DADI TJOKRODIPO BANDAR LAMPUNG
Oleh
Adlia Ulfa Syafira
Latar belakang: Dengue adalah penyakit infeksi virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes yang penyebarannya paling cepat di dunia. Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang semakin luas penyebarannya yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Terdapat dua teori atau hipotesis mengenai DHF dan DSS yaitu secondary heterologous infection dan antibody dependent enhancement.Terdapat gejala klinis dan derajat penyakit yang bervariasi pada infeksi dengue pada anak dan dewasa. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan gejala klinis dan derajat penyakit infeksi dengue pada anak dan dewasa di Rumah Sakit Umum Daerah A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung. Metode: Penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan desain cross sectional. Populasi yaitu seluruh yang dirawat di bagian rawat inap anak dan dewasa dan tercatat di rekam medik. Teknik penelitian yaitu consecutive sampling. Hasil: Pada penelitian ditemukan perbedaan gejala klinis pada anak dan dewasa dengan nilai p yang beragam, dan ditemukan perbedaan derajat penyakit infeksi dengue pada anak dan dewasa dengan nilai p=0,033. Simpulan: Terdapat perbedaan gejala klinis dan perbedaan derajat penyakit infeksi dengue pada anak dan dewasa yang bermakna. Kata kunci : derajat penyakit, gejala klinis, infeksi dengue
ABSTRACT
DIFFERENCES IN CLINICAL SYMPTOMS AND SEVERITY BETWEEN CHILDREN AND ADULTS WITH DENGUE IN A. DADI TJOKRODIPO
HOSPITAL BANDAR LAMPUNG
By
Adlia Ulfa Syafira Background: Dengue is a viral infectious disease transmitted by Aedes mosquitoes that spread the fastest in the world. DHF is a public health problem in Indonesia that spread widely and potential to be a special case. There are two theories or hypotheses immunopathogenesis DHF and DSS which secondary heterologous infection and antibody dependent enhancement. There are clinical symptoms and varying severity of disease in dengue infections in children and adults. Objective: The purpose of this research was to determine differences in clinical symptoms and the degree of dengue infections in children and adults at the A. Dadi Tjokrodipo Hospital, Bandar Lampung. Method: The research method was observational with cross sectional design. The populations are all adult and pediatric patients and recorded in medical record. The technique of this research is consecutive sampling. Results: Based on the results there are differences in clinical symptoms in children and adults with p values are diverse, and differences in the severity of dengue infections in children and adults with a value of p = 0.033. Conclusions: The conclusions obtained from research is that there are differences in the clinical symptoms and severity between children and adults with dengue. Keywords: clinical symptoms, dengue infection, severity 1318011001 ADLIA ULFA SYAFIRAadliaulfasyafira@gmail.com2017-01-31T04:01:15Z2017-01-31T04:01:15Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25361This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253612017-01-31T04:01:15ZPERBEDAAN KEMAMPUAN ACTIVE LEARNING DAN CRITICAL THINKING DALAM TUTORIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGBackground In the tutorial, there are two main abilities needed such as active learning and critical thinking. Currently tutorial quality is decreasing because students are less active, students deliver content outside of the topics discussed, the lack of ability in brainstorming. The purpose of this study is to determine differences in the ability of active learning and critical thinking in students at Medical Faculty of Lampung University.
Methods This research is a descriptive quantitative study with cross sectional approach, involving 277 subjects selected by proportionate stratified random sampling. The independent variable was the level of students' academic in first, second, third, and fourth year, while the dependent variable was the score of active learning and critical thinking which were measured by a questionnaire Self Assessment Scale on Active Learning And Critical Thinking (SSACT). In this study, interviews were conducted in random respondents to determine the factors that most influence the active learning and critical thinking. Data were analyzed using One Way ANOVA with 95% confidence level and 5% α.
Results the second year students had the highest average score of active learning and critical thinking 72.06 (s.d 9.536). Meanwhile, third-year students had the lowest average score of active learning and critical thinking 68.41 (s.d 10.186). There was no difference in average score on the ability of active learning and critical thinking in students' academic levels of the first, second, third, and fourth (p = 0.054). The interview show that time management and motivation is the most common phenomena that affect active learning and critical thinking of students.
Conclusion There was no difference in scores active learning and critical thinking in students' academic levels of the first, second, third, and fourth.
Keyword: Active learning, Critical thinking, Tutorial
Latar belakang Dalam tutorial terdapat dua kemampuan utama yang dibutuhkan yaitu active learning dan critical thinking. Saat ini kualitas tutorial menurun karena pelajar kurang aktif, pelajar menyampaikan konten diluar topik yang dibahas, kurangnya kemampuan brainstorming. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kemampuan active learning dan critical thinking pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Metode penelitian Penelitian ini merupakan studi deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, responden berjumlah 277 dipilih dengan proportionate stratified random sampling. Variabel independen penelitian adalah tingkatan akademik mahasiswa tahun pertama, kedua, ketiga, dan keempat, sedangkan variabel dependen adalah skor active learning dan critical thinking yang diukur dengan kuesioner Self Assessment Scale on Active Learning And Critical Thinking (SSACT). Pada penelitian ini dilakukan wawancara pada responden secara acak untuk mengetahui faktor yang paling mempengaruhi active learning dan critical thinking. Data dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95% dan α 5%.
Hasil Mahasiswa tahun kedua memiliki skor active learning dan critical thinking tertinggi dengan rerata 72,06 (s.d 9,536). Sedangkan mahasiswa tahun ketiga memiliki skor active learning dan critical thinking terendah dengan rerata 68,41 (s.d 10,186). Tidak didapatkan perbedaan kemampuan active learning dan critical thinking pada tingkatan akademik mahasiswa tahun pertama, kedua, ketiga, dan keempat (p=0,054). Hasil wawancara menunjukan manajemen waktu dan motivasi merupakan fenomena yang paling banyak ditemukan mempengaruhi active learning dan critical thinking mahasiswa.
Simpulan Tidak terdapat perbedaan skor active learning dan critical thinking pada tingkatan akademik mahasiswa tahun pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
Kata kunci: Active learning, Critical thinking, Tutorial.(1318011008) Salamamaliarasydini@yahoo.com2017-01-31T03:20:18Z2017-01-31T03:20:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25301This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253012017-01-31T03:20:18ZPENGARUH PAPARAN ASAP ROKOK LINGKUNGAN PADA IBU
HAMIL TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAHLatar belakang: Jumlah perokok di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Lampung
menduduki peringkat ke 7 provinsi dengan perokok aktif terbanyak di Indonesia, dan
sebagian besar rumah tangganya terpapar oleh asap rokok (perokok pasif). Asap rokok
mengandung banyak bahan kimia berbahaya dan karsinogen yang membahayakan bukan
hanya bagi perokok aktif, tetapi juga perokok pasif. Ibu hamil yang terpapar asap rokok
lingkungan merupakan salah satu risiko terjadinya bayi berat lahir rendah (BBLR). Di
Provinsi Lampung, BBLR merupakan penyebab kematian perinatal kedua, dan
merupakan penyebab kematian neonatal pertama.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan paparan asap rokok lingkungan pada ibu hamil
dengan kejadian BBLR
Metode: Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dari
bulan Oktober s.d. November dengan jumlah sampel sebanyak 75 sampel menggunakan
jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.
Hasil: Hasil penelitian didapatkan hasil uji chi-square hubungan paparan asap rokok ibu
hamil dan kejadian BBLR dengan nila p = 0,930. OR yang didapat sebesar 1,23 dengan
95% CI 0,409 – 3,721.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara paparan asap rokok lingkungan pada ibu
hamil terhadap kejadian bayi berat lahir rendah
Kata kunci : Ibu hamil, Perokok pasif, BBLR(1318011077) Hanifahhanifahanum@yahoo.com2017-01-31T02:39:26Z2017-01-31T02:39:26Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25352This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253522017-01-31T02:39:26ZPERBEDAAN MANIFESTASI KLINIS INFEKSI DENGUE ANAK DAN
DEWASA DI RUMAH SAKIT URIP SUMOHARJO BANDAR
LAMPUNGABSTRAK
Latar Belakang: Demam berdarah dengue merupakan penyakit menular yang
banyak ditemukan di daerah tropis maupun subtropis dan menjadi masalah
kesehatan utama di Indonesia. Penyakit ini dapat mengakibatkan manifestasi klinis
yang berbeda antara anak dan dewasa.
Tujuan: Membandingkan gejala dan tanda klinis infeksi dengue pada anak dan dewasa.
Metode: Penelitian ini meupakan studi observasional analitik dengan rancangan cross
sectional yang menggunakan rekam medik pasien infeksi dengue yang dirawat di Rumah
Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung. Data nominal dianalisis menggunakan uji Chisquare
dan uji Fisher Exact, data numerik dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan
dan uji Mann-whitney.
Hasil: Terdapat 111 subyek penelitian yang terdiri dari anak (42,3%) dan dewasa
(57,7%). Derajat infeksi DD pada anak 6,4%, DBD Derajat I 80,9, dan DBD Derajat II
12,9%. Pada subyek dewasa jumlah infeksi DD sebesar 4,7%, DBD Derajat I 70,3%, dan
DBD Derajat II 25%. Tidak ditemukan subyek dengan DBD Derajat III dan IV baik pada
anak maupun dewasa. Dari berbagai variable yang dianalisis, hanya gejala ruam
(p=0,014) yang memiliki perbedaan bermakna.
Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) gejala ruam pada anak dan dewasa.
Kata kunci: Manifestasi klinis, infeksi dengue, anak dan dewasa
ABSTRACT
Background: Dengue hemorrhagic fever is a communicable disease commonly
found in tropical and subtropical area and a major health problem in Indonesia.
This disease can lead to different clinical manifestations between children and
adults.
Aim: To compare the clinical symptoms and signs of dengue infection in and adult .
Methodology: This research was an observational analytic study with a cross sectional
design which used medical records of dengue infection patients in Urip Sumoharjo
Hospital Bandar Lampung. Clinical presentation differences were analyzed using Chisquare
test or Fisher's Exact test for nominal data and unpaired t-test or Mann Whitney
for numerical data.
Result: A total of 111 individuals was obtained, consisted of children (42,3%) and adult
(57,7%). In children there were 6,4% of DF, 80,9 of DHF Grade I, and 12,9%. DHF
Grade II. In adults there were 4,7% with DF, 70,3% DHF Grade I, and 25% DHF Grade
II. DHF III and DHF IV are not found. From the clinical variables that had been studied
only rash (p=0,014) showed significant differences.
Conclusion: There is significant difference (p<0.05) of rash between children and adults.
Key word: Clinical manifestations, dengue infection, children and adult.
1318011176 WAHIDATUR ROHMAH wahidaturr@gmail.com2017-01-31T01:29:02Z2017-01-31T01:29:02Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25354This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253542017-01-31T01:29:02ZPERBANDINGAN TINGGI BADAN MENURUT KARTU SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) TERHADAP TINGGI BADAN SEBENARNYA
SEBAGAI ALAT IDENTIFIKASI ANTROPOMETRI FORENSIK
ABSTRACT
COMPARISON OF BODY HEIGHT WRITTEN ON DRIVING LICENSES TO ACTUAL HEIGHT AS FORENSIC ANTHROPOMETRIC
IDENTIFICATION TOOLS
By Nuzulut Fiana
Background: Forensic anthropologists can identify deceased or missing individual by estimating the age, sex, heredity and stature of an individual. Stature estimates can be taken from antemortem records. The most common antemortem records used by forensic anthropologists are driving licenses. The purpose of this study was to compare body height written on driving license and actual height as forensic antropometric identification. Research methods: This study was a cross sectional design with analytic method. This study was conducted in November 2016. The population of the study was college students and employees at Medical Faculty of Lampung University and sample was selected by consecutive sampling with 171 subjects. Data were taken through questioner and measurement of body height of the subjects. Data analysis was done by using the paired T-test and the value of minimal errors α = 0,05. Research result: The results showed mean of height on driver’s licenses is 160,81 cm (s.d. 5,1092) and mean of actual height is 159,88 cm (s.d. 7,6174) with the overall average is 0,93 cm. Analysis results derived p value 0,022. Conclusion: There was statistically significant difference between body height on driving license and actual height. Body height on driving license accurate enough to use in forensic anthropometric identification. Keywords: drivIing licenses, forensic anthropometric, height.
ABSTRAK
PERBANDINGAN TINGGI BADAN MENURUT KARTU SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) TERHADAP TINGGI BADAN SEBENARNYA
SEBAGAI ALAT IDENTIFIKASI ANTROPOMETRI FORENSIK
Oleh Nuzulut Fiana
Latar Belakang: Antropologi forensik dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenazah atau orang hilang melalui perkiraan usia, jenis kelamin, keturunan dan tinggi badan seseorang. Perkiraan tinggi badan seseorang dapat dilakukan dengan melihat catatan antemortem. Umumnya catatan antemortem yang digunakan antropologi forensik adalah Surat Izin Mengemudi (SIM). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tinggi badan menurut kartu Surat Izin Mengemudi (SIM) terhadap tinggi badan sebenarnya sebagai alat identifikasi antropometri. Metode Penelitian: Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan November 2016. Populasi penelitian merupakan mahasiswa dan karyawan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan sampel yang digunakan sebanyak 171 orang yang dipilih secara consecutive sampling. Data diperoleh melalui kuesioner dan pengukuran tinggi badan pada responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji T berpasangan dengan batas nilai kesalahan minimal α = 0,05 Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan rerata tinggi badan menurut kartu SIM 160,81 cm (s.d. 5,1092) dan rerata tinggi badan sebenarnya 159,88 cm (s.d. 7,6174) serta selisih rerata keseluruhan sebesar 0,93 cm. Pada hasil analisis didapatkan p value 0,022. Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna secara statistik antara tinggi badan menurut kartu Surat Izin Mengemudi (SIM) terhadap tinggi badan sebenarnya. Tinggi badan menurut kartu Surat Izin Mengemudi (SIM) cukup akurat digunakan dalam identifikasi antropometri forensik.
Kata kunci: antropometri forensik, surat izin mengemudi, tinggi badan.
1318011126 NUZULUT FIANAnuzulut@gmail.com2017-01-30T08:33:26Z2017-01-30T08:33:26Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25341This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253412017-01-30T08:33:26ZHUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN
MUSCULOSKELETAL DISORDER PADA PERAWAT DI INSTALASI
RAWAT INAP RSUD ABDUL MOELOEKABSTRAK
Latar belakang:Musculoskeletal disorder pada dasarnya adalah sebuah keluhan
rasa nyeri pada bagiantubuh yang mencakup otot, sendi, ligamen, rangka, dan
saraf.Postur kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan keluhan Musculoskeletal Disorder. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahuihubungan postur kerjadengan keluhan Musculoskeletal Disorderpada
perawat di instalasi rawat inap RSUD Abdul Moeloek.
Metode penelitian: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif denganpendekatan
cross sectional. Penelitian ini melibatkan 144 responden dengan metode
proportional random sampling yang mengisi kuesioner nordic body maps untuk
menilai keluhan Musculoskeletal Disorderdan dilakukan penilaian postur kerja
menggunakan metode Rapid Upper Limb Assesment (RULA).
Hasil penelitian: Berdasarkan hasil analisis univariat postur kerjayang paling
banyak dimiliki oleh responden yaitu resiko rendah (31,3%). Sebagian besar
responden memilikikeluhan Musculoskeletal Disorder sedang (39,6%).
Berdasarkan analisis bivariat dengan uji chi squareterdapat hubungan
bermaknaantara postur kerja dengan keluhan Musculoskeletal Disorderdengan
nilai p=0,001 (α<0,05).
Kesimpulan: Postur kerja yang paling banyak dimiliki oleh responden yaitu
postur kerja dengan resiko rendah. Sebagian besar responden memilikikeluhan
Musculoskeletal Disordersedang. Terdapat hubungan yang bermakna antara
postur kerja dengan keluhan Musculoskeletal Disorder.
Kata kunci:Musculoskeletal Disorder, Nordic Body Maps, Postur kerja
ABSTRACT
Background: Musculoskeletal Disorder is basically a complaint pain in part of
the body covering muscle, joints, ligaments, order, and nerves. Posture
employment was one of the factors affecting the increase complaints
Musculoskeletal Disorder. Research aims to understand posture working
relationship with complaints Musculoskeletal Disorder of nurses in inpatient
installation at Abdul Moeloek Hospital
Research Methods: This research is quantitative research with cross sectional
approach. This study involved 144 respondents with proportional random
sampling method that fills the nordic questionnaire body maps to assess
complaints of Musculoskeletal Disorder and work posture assessment is done
using the method of Rapid Upper Limb Assesment (RULA).
Result: Based on the results of the analysis univariat posture work most owned by
respondents, risk low (31,3%). The majority of respondents has a moderate
complaint musculoskeletal disorder (39,6%). Based on analysis of the bivariat by
test chi square there are meaningful relations between posture work with
complaints Musculoskeletal Disorder with the p = 0,001 (α< 0.05).
Conclusion: Posture of work most owned by respondents that is posture working
with low risk. Most respondents has a complaint was musculoskeletal disorder.
There are meaningful relations between posture work with complaints
Musculoskeletal Disorder.
Keyword: Musculoskeletal Disorder , Nordic Body Maps , Posture of Work
1318011050 DESINDAH LORIA SIMANJUNTAK simanjuntakdesindah@gmail.com2017-01-30T08:10:07Z2017-01-30T08:10:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25333This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253332017-01-30T08:10:07ZHUBUNGAN HASIL PEMERIKSAAN ANTIGEN NON STRUKTURAL 1
(NS1)TERHADAP GEJALA, TANDA KLINIS DAN JUMLAH TROMBOSIT
PADA PASIEN SUSPEK INFEKSI DENGUE DI RS URIP SUMOHARJOLatar Belakang : Penegakkan diagnosis infeksi dengue sejak dini sangat penting. Saat
ini telah dikembangkan suatu pemeriksaan terhadap antigen non struktural-1 dengue
(NS1) yang dapat mendeteksi infeksi virus dengue dengan lebih awal bahkan pada hari
pertama onset demam. Akan tetapi, tidak semua pusat layanan kesehatan, memiliki
fasilitas laboratorium yang memadai untuk pemeriksaan NS1. Hitung trombosit dan
gejala/tanda klinis merupakan indikator yang menjadi dasar diagnosis pada pusat
layanan kesehatan dengan fasilitas yang terbatas.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan hasil pemeriksaan antigen NS1 terhadap gejala,
tanda klinis dan jumlah trombosit pada pasien suspek infeksi dengue.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan
cross sectional. Penelitian dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik dan Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Urip Sumoharjo pada bulan Oktober-November tahun 2016. Jumlah
sampel penelitian 30 orang ditentukan dengan teknik consecutive sampling. Pemeriksaan
antigen NS1 dilakukan menggunakan metode rapid immunochromatography test dengan
kit SD Bioline. Pemeriksaan trombosit dilakukan menggunakan hemanalizer. Gejala dan
tanda klinis pasien didapatkan dari rekam medis pasien.
Hasil : Uji fisher’s exact mengenai hubungan antara hasil pemeriksaan NS1 terhadap
jumlah trombosit didapatkan p value sebesar 0,031, dan hubungan antara hasil
pemeriksaan antigen NS1 terhadap gejala dan tanda klinis didapatkan p value 0,115.
Simpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara hasil pemeriksaan antigen NS1
terhadap jumlah trombosit, namun tidak ada hubungan antara hasil pemeriksaan NS1
terhadap gejala dan tanda klinis pada pasien dengue.
Kata kunci : DBD, dengue, NS1, trombosit
ABSTRACT
Background: The diagnosis of dengue infection early on is very important. Currently it
has developed an antigen non-structural 1 (NS1) examination of the dengue that can
detect infection with the dengue virus early even on the first day of fever onset.
However, not all health care centrers have adequate laboratory facilities for inspection
NS1 dengue. Platelet count and clinical manifestasions are indicators wich become the
basis of a diagnosis in health centers with limited facilities.
Objective : To determine the relationship between the NS1 antigen test result to
symptoms, clinical signs and platelets count in patients with suspected dengue infection.
Methods : This study uses a observasional analytic method with cross sectional
approach. Research conducted at the Clinical Pathology Laboratory and Inpatient Room
of Urip Sumoharjo Hospital in October-November 2016. Total sample of 30 people is
determined by consecutive sampling technique. NS1 antigen test performed using
immunochromatography rapid test with SD Bioline™ kit. Platelet examination
performed using hemanalizer. Clinical signs and symptoms obtained from medical
records records of patients.
Results : Fisher's exact test of the relationship between the results of NS1 to platelets
count obtained p value of 0.031, meanwhile the relationship between NS1 antigen test
results against clinical signs and symptoms obtained p value of 0.115.
Conclusions : There is a significant correlation between the results of NS1 antigen test
against platelet count, but there is no correlation between the results of NS1 against
clinical signs and symptoms in patients with dengue.
Keyword : DBD, dengue, NS1, thrombocyte1318011110 MUHAMAD JYULDI PRAYOGA jyuldip@yahoo.com2017-01-30T07:57:24Z2017-01-30T07:57:24Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25327This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253272017-01-30T07:57:24ZPENGARUH STATUS GIZI TERHADAP KONVERSI SPUTUM BTA
PADA PENDERITA TUBERKULOSIS YANG TELAH MENJALANI
PENGOBATAN FASE INTENSIF DI PUSKESMAS PANJANGLatar belakang: Angka konversi sputum basil tahan asam (BTA) di Puskesmas Panjang
pada tahun 2015 adalah 61%, belum mencapai target nasional (80%). Salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan konversi sputum BTA pada penderita tuberkulosis (TB) yang
telah menjalani pengobatan fase intensif adalah status gizi. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui besar risiko status gizi terhadap konversi sputum BTA pada penderita TB
yang telah menjalani pengobatan fase intensif di Puskesmas Panjang.
Metode: Rancangan penelitian ini adalah Case Control. Populasi kasus adalah penderita TB
BTA (+) yang tidak konversi dengan pengobatan fase intensif dan populasi kontrol adalah
penderita TB BTA (+) yang konversi dengan pengobatan fase intensif pada bulan Januari –
Agustus 2016. Sampel terdiri dari sampel kasus (26 responden) dan sampel kontrol (26
responden) diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan matching berdasarkan
umur dan jenis kelamin.Variabel independent adalah status gizi dan variabel dependent
adalah konversi sputum BTA pada fase Intensif. Pengumpulan data menggunakan medical
record dan kartu pengobatan TB.01. Analisis data menggunakan uji Chi Square (α=0,05).
Hasil: Pada kelompok kasus lebih banyak (57,7%) yang memiliki status gizi kurang,
sedangkan pada kelompok kontrol lebih banyak (80,8%) yang memiliki status gizi normal.
Hasil uji Chi Square antara status gizi dengan konversi sputum BTA diperoleh nilai p=0,010,
OR=5,727 (95% CI:1,64 -1599).
Kesimpulan: Gizi kurang merupakan faktor risiko untuk tidak konversi sputum BTA
dengan besar risiko 5,7 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan gizi normal. Konversi
akan berhasil apabila status gizi penderita baik. Perbaikan gizi penderita dapat dilakukan
dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada pasien TB.
Kata Kunci : fase intensif, konversi sputum BTA, status gizi, tuberkulosis,
abstract
Background: Acid fast bacilli (AFB) sputum conversion rate at Panjang Primary Health
Center in 2015 was 61%, has not reach the national target (80%) yet. One of factor affecting
the success of AFB sputum conversion in tuberculosis (TB) patients who have had intensive
treatment phase is nutritional status. The purpose of this study was to analyze the risk of
nutritional status on AFB sputum conversion of TB patients who have had intensive
treatment phase in Panjang primary health center.
Methods: This study used case control design. Case population were TB patients AFB (+)
without convertion and control population were TB patients AFB (+) with convertion in
January-August 2016. The sample consist of case group (26 respondents) and control group
(26 respondents) selected by purposive sampling technique with matching based on age and
sex. Independent variable was nutritional status and dependent variable was AFB conversion
in intensive phase. Data collected from medical record and cards treatment TB.01. Data was
analyzed with Chi Square test (α=0,05).
Results : Most sample in case group were under nutrition (57,7%), while most sample in
control group were normal nutrition (80,8%). Chi Square result showed p=0,011, OR=5,727
(95%CI:1,64 -19,9).
Conclusion: Under nutrition had more risk 5,7 times greater not to have AFB sputum
convertion compared to normal nutrition. Conversion will succeed if nutritional status of
patients was good. Improvement nutrition could be done by giving supplementary food for
TB patients.
Keywords : intensive phase, conversion sputum BTA, nutrition status, tuberculosis1318011125 NURULIA ASTRI nurulia.astri10@gmail.com2017-01-30T07:05:32Z2017-01-30T07:05:32Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25332This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253322017-01-30T07:05:32ZHUBUNGAN MUTU SKENARIO DENGAN SELF-ASSESSMENT DALAM DISKUSI PROBLEM-BASED LEARNING MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
HUBUNGAN MUTU SKENARIO DENGAN SELF-ASSESSMENT DALAM DISKUSI PROBLEM-BASED LEARNING MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh:
Rosi Indah Pratama
Latar Belakang: Self-assessment adalah cara formatif untuk mendapatkan siswa untuk merefleksikan kemampuan mereka, kinerja dan sikap, tetapi tidak memiliki nilai sumatif. Self-assessment memiliki 5 indikator penilaian, yaitu penerapan dasar pengetahuan, penalaran klinis dan keterampilan pengambilan keputusan, self-directed learning, collaborative-work, dan sikap selama diskusi / profesionalisme. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan mutu skenario pbl terhadap self-assessment dalam diskusi problem-based learning pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Metode: Observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Analisis data menggunakan analisis bivariate chi-square. Hasil: Mutu skenario oleh mahasiswa dalam diskusi PBL adalah sedang. Karakteristik self-assessment mahasiswa adalah sedang. tidak terdapat hubungan antara mutu skenario dengan self-assessment dengan masing-masing p value adalah application of knowledge base (0,79), penalaran klinis dan keterampilan pengambilan keputusan (0,60), self-directed learning (0,64), collaborative work (0,57), dan sikap selama diskusi atau profesionalisme (0,66). Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara mutu skenario dengan SelfAssessment
dalam diskusi Problem-Based Learning mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Kata Kunci : Problem-Based Learning (PBL), Mutu Skenario, Self Assessment dalam
diskusi Problem-Based Learning
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN QUALITY OF SCENARIO AND SELFASSESSMENT
IN
DISCUSSION
OF
PROBLEM-BASED
LEARNING
MEDICAL STUDENT OF LAMPUNG UNIVERSITY
By:
Rosi Indah Pratama
Background: Self-assessment is a formative way to get students to reflect on their ability, performance and attitude, but it has no value summative. Self-assessment has five assessment indicators, namely the application of basic science, clinical reasoning and decision making skills, independent learning, working, and attitude during the discussion or professionalism. Objective: Determine the relationship between quality of scenario and self-assessment in discussion of problem-based learning Medical Student of Lampung University Method: Observational with cross sectional study approach. Data analysis used bivariate analysis chi-square. Result: Quality of scenarios by the students in a discussion PBL was moderate. The characteritic of self-assessment of Medical Student Lampung was moderate too. There was no significant between quality of scenario and self-assessment with p value for each indicators are application of knowledge base ( 0,79), clinical reasoning and decision making skills (0,60), self-directed learning (0,64), collaborative work (0,57), and attitude during discussion or professionalism (0,66). Conclusion: There was no significant relationship between the quality of the scenario with Self-Assessment in Discussion of Problem Based Learning Keywords: Problem-Based Learning (PBL), Quality of Scenario, Self-Assessment In
Problem-Based Learning 1318011146 ROSI INDAH PRATAMArosi.indahpratama@gmail.com2017-01-30T06:25:05Z2017-01-30T06:25:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25326This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253262017-01-30T06:25:05ZPENGARUH EKSTRAK ETANOL 96 % BIJI JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawleyABSTRAK
Latar Belakang: Indonesia tahun 2014 memproduksi jengkol sebesar 53.661 ton dan Lampung ikut berkontribusi sebesar 6.750 ton. Kandungan dalam jengkol seperti tanin, saponin, dan alkaloid dapat meningkatkan sekresi dan mengaktifkan secara dini enzim pankreas. Rangakaian peristiwa ini diduga menyebabkan perubahan morfologi jaringan pankreas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 96 % biji jengkol terhadap gambaran histopatologi pankreas tikus putih jantan galur Sprague dawley. Metode: Disain penelitian ini adalah eksperimental dengan 4 kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Kelompok I (kontrol) diberikan akuades, kelompok II (perlakuan 1) diberikan ekstrak etanol 96 % biji jengkol dosis 1200 mg/kgBB per hari, kelompok III (perlakuan 2) diberikan ekstrak etanol 96 % biji jengkol dosis 2400 mg/kgBB per hari, kelompok IV (perlakuan 3) diberikan ekstrak etanol 96 % biji jengkol dosis 4800 mg/kgBB per hari. Data dianalisis menggunakan uji hipotesis Kruskal-Walis (p < 0,05) dan uji post hoc Mann Whitney (p < 0,05). Hasil: Kelompok I ditemukan skor 0 dan 1, kelompok II ditemukan skor 1 dan 2, kelompok III ditemukan skor 1,2, dan 3, kelompok IV ditemukan skor 2 dan 3. Kesimpulan: Pemberian ekstrak etanol 96 % biji jengkol dapat mempengaruhi gambaran histopatologi pankreas tikus putih jantan galur Sprague dawley (p = 0,006). Kata kunci: biji jengkol, ekstrak etanol, histopatologi pankrea
ABSTRACT
Background: Indonesia in 2014 produced 53 661 tons jengkol and Lampung has contribute 6,750 tons. The content of the jengkol such as tannins, saponins, and alkaloids may increase the secretion and enable early pancreatic enzymes. Thats proccess cause changes in the morphology of pancreatic tissue. This study aimed to determine the effect of jengkol seeds 96 % ethanol extract on pancreatic histopathological appareance of male rodent Sprague dawley. Methods: The design of this study is experimental with 4 treatment groups. Each group consisted of 5 rodents. Group I (control) was given distilled water, group II (treatment 1) given jengkol seed 96% ethanol extract dose of 1200 mg / kg body weight per day, group III (treatment 2) given jengkol seed 96% ethanol extract dose of 2400 mg / kg body weight per day, group IV (treatment 3) given jengkol seed 96% ethanol extract dose of 4800 mg / kg body weight per day. Data were analyzed using Kruskal-Walis hypothesis test (p < 0.05) and post hoc Mann Whitney test (p < 0.05). Results: Group I found a score of 0 and 1, group II found a score of 1 and 2, Group III found a score of 1,2, and 3, the group IV found a score of 2 and 3. Conclusion: The jengkol seeds 96 % ethanol extract can affect the pancreas histopathologic appareance of male rodents Sprague dawley (p = 0.006). Keywords: ethanol extract, jengkol seed, pancreatic histopathology.
1318011079 HESTI ARIYANTI hestiariyanti31@gmail.com2017-01-30T06:15:40Z2017-01-30T06:15:40Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25317This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253172017-01-30T06:15:40ZPERBANDINGAN DAYA HAMBAT KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella typhi DAN Staphylococcus auresABSTRAK
Latar Belakang. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama masalah kesehatan diseluruh dunia khusunya untuk infeksi Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus. Daun sirih hijau (Piper betle L.) diketahui memiliki khasiat sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan pengaruh ekstrak etanol daun sirih hijau terhadap daya hambat pertumbuhan antara bakteri Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus.
Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan bakteri Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus yang diberikan ekstrak etanol daun sirih hijau yang dibagi dalam 7 kelompok. Kontrol negatif dengan aquadest (K1), konsentrasi 20% (K2), konsentrasi 40% (K3), konsentrasi 60% (K4), konsentrasi 80% (K5), konsentrasi 100% (K6), dan kontrol positif dengan seftriakson dan penisilin G (K7).
Hasil Penelitian. Penelitian ini menunjukan perbandingan antara pengaruh ekstrak etanol daun sirih hijau pada kedua bakteri yang didapatkan dengan uji Wilcoxon, yaitu p > 0,05 pada semua kelompok perlakuan.
Simpulan Penelitian. Terdapat perbedaan pengaruh ekstrak etanol daun sirih hijau terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri antara Salmonella typhi dan Stapylococcus aureus, namun secara statistik tidak bermakna
Kata kunci: daun sirih hijau, diameter zona hambat, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus.
ABSTRACT
Background. Infection disease is the most important cause of health problems in the world in particular for Salmonella typhi and Staphylococcus aureus infection. Green betel leaf (Piper betle L.) has known had function as an antibacteria. This research is aimed to know comparison of ethanol extract of green betel leaf effect to inhibition of growth between Samonella typhi and Staphylococcus aureus bacteria.
Methods. This research used Salmonella typhi and Staphylococcus aureus bacteria which given ethanol extract oh green betel leaf that divided in 7 groups. Negative control uses aquadest (K1), 20 % concentration (K2), 40% concentration (K3), 60% concentration (K4), 80% concentration (K5), 100% concentration (K6), positve control uses ceftriaxon and penicilin G (K7).
Results. This research is shown comparison ethanol extract of green betel leaf between both of bacteria that obtained use Wilcoxon test that is p > 0,05 at all of group.
Conclusion. The conclusion of this research is there is difference of ethanol extract of green betel leaf to inhibition growth between Salmonella and Staphylococcus aureus bacteria, but not siginificant in statistic.
Keyword: green betel leaf, diameter of inhibition zone, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus
1318011034 BENNY BRADLEY PRADANA PANGARIBUANbennypangaribuan@gmail.com2017-01-30T06:06:37Z2017-01-30T06:06:37Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25294This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252942017-01-30T06:06:37ZSEROPREVALENSI Toxoplasma gondii PADA HEWAN TERNAK SAPI DI BANDAR LAMPUNGABSTRAK
Latar Belakang: Toksoplasmosis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa yaitu Toxoplasma gondii. Penularan Toxoplasma gondii ke manusia dapat melalui dua cara yaitu kongenital dan didapat. Penularan dengan cara didapat merupakan penularan yang tersering yaitu dengan cara termakan kista yang berada didalam daging sapi yang di masak tidak matang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seroprevalensi toxoplasmosis pada sapi yang berada di Bandar Lampung. Metode:. Penelitian ini menggunakan metode serologi aglutinasi yaitu ToMAT dengan menggunakan dua kit yaitu kit merah dan kit biru. Hasil: Terdapat 63 sampel yang positif terinfekesi Toxoplasma gondii, dari 63 sampel tersebut 18 diantarannya kemungkinan mengalami infeksi akut. Kesimpulan : Seroprevalensi Toxoplasma gondii pada hewan ternak sapi di Bandar Lampung adalah sebesar 92,65%. Kata kunci : Hewan ternak sapi,Seroprevalensi, Toxoplasmosis, Zoonosis
ABSTRACT
Background: Toxoplasmosis is a disease caused by Toxoplasma gondii. Human transmission of toxoplasma gondii can be acquired and through congenital infection. Mostly, acquired infection occured by swallowing cyst in the unwell-cooked of beef. This study aimed to determine seroprevalence of toxoplasmosis on cattle at Bandar Lampung.
Method : This study uses agglutination serological methods ToMAT that have two kit, red kit to determine the acute and chronic infections and blue kit for acute infection.
Results: There were 63 samples positive infected by Toxoplasma gondii and 18 samples acutely infected by Toxoplasma gondii
Conclusion: Seroprevalence of Toxoplasma gondii on cattle at Bandar Lampung was 92,65%.
Keywords: cattle, seroprevalence, Toxoplasma gondii, zoonotic
(1318011144) RISKA WULANDARI rikawulandari8210@gmail.com2017-01-30T04:31:45Z2022-03-16T01:55:21Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25324This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253242017-01-30T04:31:45ZPENGARUH PEMBERIAN INFUSA DAUN KEMUNING (Murraya Paniculata
(L.) Jack) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM SGOT (Serum Glutamic
Oxaloacetic Transaminase) DAN SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase)
PADA PASIEN OBESITASLatar belakang: Obesitas atau kelebihan berat badan dapat memicu timbulnya
perlemakan hati yang ditandai dengan peningkatan aktivitas enzim SGOT dan SGPT.
Daun kemuning, selain sebagai obat penurun berat badan, juga memiliki kandungan
flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga dapat berperan sebagai
hepatoprotektor.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian
infusa daun kemuning (Murraya panicualata (L.) Jack) terhadap aktivitas enzim
SGOT dan SGPT pada pasien obesitas.
Metode: Penelitian ini menggunakan 15 orang responden pria berusia 25-50 tahun
yang tergolong obesitas. Responden diberikan infusa daun kemuning sebanyak
250mL yang diminum dua kali sehari setelah makan selama 15 hari. Pengukuran
aktivitas enzim SGOT dan SGPT dilakukan dua kali yaitu pada hari ke-0 pemberian
infusa sebagai pretest dan hari ke-15 pemberian infusa sebagai postest.
Hasil: Hasil rerata pretest SGOT 35,87 U/l, SGPT 41,20 U/l, dan postest SGOT
25,47 U/l, SGPT 31,67 U/l dengan hasil analisis bivariat paired t-test untuk SGOT
p=0,011 dan SGPT p=0,032.
Simpulan: Pemberian infusa daun kemuning menurunkan aktivitas enzim SGOT dan
SGPT pada pasien obesitas
Kata kunci: daun kemuning, infusa, obesitas, SGOT, SGPT
ABSTARCT
Background: Obesity or excess body weight may cause fatty liver that can be
diagnosed by the increase of SGOT and SGPT enzymes activity. Kemuning leaves,
not only act as antiobesity, but also act as hepatoprotecor from its content of
flavonoid which is an antioxidant.
Objective: The aim of this research is to know the effect of kemuning leaves
(Murraya paniculata (L.) Jack) infusion to SGOT and SGPT enzymes activity in
obese patients.
Method: This study used 15 obese male aged 25-50 years as participants. The
patients was given 250 mL kemuning leaves infusion treatment twice a day after meal
for 15 days. Liver function markers, serum level of SGOT and SGPT enzymes were
measured and compared in participants before and after trial period.
Result: The average value of SGOT pretest is 35,87 U/l, SGPT 41,20 U/l, and postest
SGOT 25,47 U/l, SGPT 31,67 U/l with paired t-test bivariate analysis of SGOT
p=0,011 and SGPT p=0,032.
Conclusion: Kemuning leaves infusion could decrease SGOT and SGPT enzymes
activity in obese patients.
Keywords: infusion, kemuning leaves, obesity, SGOT, SGPT1318011031 AZZREN VIRGITA PASYAazzrenpasya@gmail.com2017-01-30T04:30:10Z2017-01-30T04:30:10Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25316This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253162017-01-30T04:30:10ZPERBANDINGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGGUNAAN KONTASEPSI INTRA UTERINE DEVICES (IUD)
DAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA WANITA USIA SUBUR
DI KECAMATAN SUKARAME KOTA BANDARLAMPUNGLatar Belakang: Keluarga Berencana merupakan program pemerintah untuk mengatur
laju pertambahan penduduk di Indonesia dengan menggunakan metode kontrasepsi.
Kontrasepsi dibagi menjadi dua jenis, yaitu Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP). Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan kontrasepsi yaitu usia ibu, pendidikan, pekerjaan, jumlah
anak, pengetahuan, sikap ibu, dukungan suami, dan pelayanan kb. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dalam pemilihan jenis
kontrasepsi IUD dan implant di Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan pendekatan crosssectional
yang melibatkan 58 responden akseptor kontrasepsi IUD dan implant di
Kecamatan Sukarame pada bulan September hingga November 2016. Analisis data
menggunakan analisis univariat dan bivariat uji Chi-Square dan uji alternatif Fisher
Exact dengan α = 0,05.
Hasil: Hasil penelitian didapatkan faktor pengetahuan yang baik memiliki kemungkinan
2,160 lebih besar menggunakan kontrasepsi implant. Pada faktor sikap ibu yang baik
memiliki kemungkinan 2,381 lebih besar menggunakan kontrasepsi IUD. Pada faktor
dukungan suami tidak ternilai karena semua data yang didapatkan kurang baik. Pada
faktor pelayanan KB yang baik memiliki kemungkinan 0,259 lebih besar menggunakan
kontrasepsi implant.
Simpulan: Kesimpulan dari hasil penelitian yaitu faktor-faktor tersebut lebih
mempengaruhi penggunaan kontrasepsi implant dibandingkan IUD.
Kata Kunci : Implant, Intra Uterine Devices (IUD), Kontrasepsi.
ABSTRACT
Background: Keluarga Berencana (KB) is a government program to set the population
rate in Indonesia which use a contraceptive method. Contraception is divided into two
types, namely Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) and Non Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP). As for the factors that influence the use of
contraception are the mother's age, education, occupation, number of children,
knowledge, attitude of a mother, a husband, and KB service support. This research was
conducted to find out what factors affect the selection of IUD contraceptive type and
implants in Sukarame district of Bandarlampung.
Method: This research is correlative analytic with cross-sectional approach involving 58
respondents of IUD contraceptive acceptors and implants in Sukarame district on
September to November 2016. Data was analyzed using univariate analysis and bivariate
Chi-Square test and Fisher Exact alternative test with α = 0.05.
Result: The results of this research show that a good knowledge factor has the greater
possibility use which is 2.160 contraceptive implants. Furthermore, a good attitude of
mother factor has the greater possibility use which is 2.381 contraceptive IUD.
Meanwhile, a support from the husband factor is invaluable because all of the obtained
data was poor. Finally, a good KB service factor has the greater possibility use which is
0.259 contraceptive implants.
Conclusion: The conclusion of this research, namely the factors mentioned above have
greater impact on the use of contraceptive implants compared to IUD.
Keyword : Implant, Intra Uterine Devices (IUD), Contraception.131801136 RANI PRATAMA PUTRI ranipputri@gmail.com2017-01-30T03:43:13Z2017-01-30T03:43:13Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25292This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252922017-01-30T03:43:13ZPERBEDAAN SKOR SELF-DIRECTED LEARNING READINESS (SDLR) ANTARA TAHUN PERTAMA DAN TAHUN KETIGA MAHASISWA ANGKATAN 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Background. Self-directed learning (SDL) is one of many learning strategies used in medical faculty. This strategy requires individual’s ability to initiate, with or without the help of others, to solve the problems they faced. Such ability may change from year to year and affect the learning performance of students during the lectures.
Objective. To determine differences of Self-Directed Learning Readiness (SDLR) score between the first year and third year of 2014 batch in Medical Faculty of Lampung University.
Method. This study was conducted using longitudinal approach from September to December 2016. The respondents are 209 students from 2014 batch in Medical Faculty of Lampung University. The independent variable is the SDLR score of respondent in the first year and the dependent variable is the SDLR score in the third year. Both variables are measured using Self-Directed Learning Readiness (SDLR) questionnaire modified by Zulharman et al. (2009) which are analyzed using Wilcoxon test with α 0,05.
Result. p value obtained from the study is 0.218 with the mean score of the first year is 137 and the third year is 136.
Conclusion. There is no difference of SDLR score between the first and third year in 2014 batch in Medical Faculty of Lampung University.
Keywords: first year, self-directed learning, self-learning, third year
Latar Belakang. Self-directed learning (SDL) merupakan salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan di fakultas kedokteran. Strategi ini memerlukan kemampuan individu dalam inisiasi, dengan atau tanpa bantuan orang lain, guna menghadapi masalah yang sedang dihadapi. Kemampuan tersebut dapat mengalami perubahan dari tahun ke tahun dan mempengaruhi performa pembelajaran mahasiswa selama perkuliahan.
Tujuan. Untuk mengetahui perbedaan skor Self-Directed Learning Readiness (SDLR) antara tahun pertama dan tahun ketiga mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Metode. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan longitudinal pada September-Desember 2016. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan 209 responden berasal dari mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Variabel independen adalah skor SDLR responden di tahun pertama dan variabel dependen adalah skor SDLR responden di tahun ketiga yang diukur dengan kuesioner Self-Directed Learning Readiness Scale (SDLRS) modifikasi Zulharman et al. (2009). Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dengan α 0,05.
Hasil Penelitian. Didapatkan p value = 0,218 pada penelitian dengan skor retata SDLR yang didapat pada tahun pertama adalah 137 dan pada tahun ketiga adalah 136.
Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan skor SDLR antara tahun pertama dan tahun ketiga mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata kunci: mahasiswa tahun pertama, mahasiswa tahun ketiga, pembelajaran mandiri, self-directed learning,
1318011163 Tarrinni Inastyarikusumatarrinnii@gmail.com2017-01-30T03:24:39Z2017-01-30T03:24:39Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25233This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252332017-01-30T03:24:39ZPENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP KETEBALAN DINDING AORTA ABDOMINAL
TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley
Latar belakang: Penggunaan minyak goreng akhir-akhir ini semakin meningkat di seluruh dunia. Akibat tingginya frekuensi pemakaian minyak goreng, seringkali minyak goreng di gunakan secara berulang (minyak jelantah). Reaksi oksidasi akibat penggorengan secara berulangkali menyebabkan minyak jelantah mengandung radikal bebas dan asam lemak trans yang mampu merusak berbagai macam organ termasuk aorta abdominal.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian minyak jelantah terhadap ketebalan dinding aorta abdominal dan untuk mengetahui pengaruh jumlah penggorengan minyak jelantah terhadap ketebalan dinding aorta abdominal tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode acak terkontrol dengan pola post test-only control group desain. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 25 ekor tikus yang terbagi dalam 5 kelompok Kelompok K (kontrol) dan kelompok P1, P2, P3 dan P4 yang masing-masing berikan minyak 1x, 4x, 8x dan 12x penggorengan dengan dosis 1,5 mL/hari.
Hasil: Hasil rerata ketebalan aorta pada kelompok K, P1, P2, P3 dan P4 adalah 70,00 µm; 80,20 µm; 92,44 µm; 98,99 µm; 115,65 µm dengan hasil analisis menggunakan One Way ANOVA adalah nilai p=0,000 (p<0,05).
Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pemberian minyak jelantah terhadap ketebalan dinding aorta abdominal dan terdapat pengaruh jumlah penggorengan minyak jelantah terhadap ketebalan dinding aorta abdominal tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley.
Kata Kunci : Minyak jelantah, Ketebaalan dinding aorta abdominal
ABSTRACT
Background: Recently, the cooking oil using in the world increased. As a result, frequency of cooking oil using become repeatedly. Reused cooking oil cause the accumulation of free fatty acid and trans fatty acid because of oxidation reaction, it is also demage some organ.
Aims : The study aims to determaine effect of reused cooking oil and number of fryng to wall thickness of abdominal aortic in male rats (Rattus novergicus) Sprague dawley strain.
Methode : This is a laboratory experimental study with post test only control group design. Total samples in this study are 25 male rats which devided into 5 groups . K is control group, P1 is given reused cooking oil 1 times frying, P2 is given reused cooking oil 4 times frying, P3 is given reused cooking oil 8 times frying and P4 is given reused cooking oil 12 times frying. With 1,5 ml/days frying dosage.
Results: This study result show abdominal aortic thickness in K, P1, P2, P3, P4 groups are 70,00 µm; 80,20 µm; 92,44 µm; 98,99 µm; 115,65 µm p value p=0,000 (p<0,005) in one way anova analysis.
Conclusion: This study show effetct of reused cooking oil to wall thickness of abdominal aortic in male rat (Rattus novergicus) Sprague dawley strain. This study also show effect number of frying to wall thickness of abdominal aortic in male rat (Rattus novergicus) Sprague dawley strain.
Keyword : Reused cooking oil, Wall thickness of abdominal aortic
Marco Manza Adi Putra Marco Manza Adi Putramarcomanzaadiputra@gmail.com2017-01-30T03:17:18Z2017-01-30T03:17:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25314This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253142017-01-30T03:17:18ZPERBEDAAN RERATA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DI DAERAH ENDEMIS DAN NON-ENDEMIS MALARIA PERIODE SEPTEMBER-NOVEMBER 2016Latar Belakang: Nilai Annual Parasite Incidence (API) malaria tahun 2014 di Puskesmas Hanura, Kabupaten Pesawaran adalah sebesar 48,75‰ yang tergolong dalam endemisitas tinggi sedangkan API malaria di Puskesmas Rajabasa Indah, Kota Bandar Lampung adalah sebesar 0,00‰ yang tergolong dalam non-endemis. Malaria pada ibu hamil secara langsung dapat menyebabkan anemia materna. Prevalensi tertinggi anemia materna di Sumatra adalah Provinsi Lampung, yaitu sebanyak 25,9%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan rerata kadar hemoglobin ibu hamil di daerah endemis dan non-endemis malaria periode September-November 2016. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan pendekatan cross-sectional yang melibatkan 104 ibu hamil di wilayah Puskesmas Hanura dan Rajabasa Indah selama bulan September-November 2016. Penelitian ini menggunakan data primer dengan mengambil darah tepi ibu hamil. Hasil Penelitian: Ibu hamil dengan kadar hemoglobin di bawah normal lebih banyak terjadi di daerah endemis malaria sebanyak 67,3% ibu dibandingkan di daerah non-endemis malaria dengan persentase 34,6% ibu. Hasil penelitian dengan tes Mann-Whitney menunjukkan terdapat perbedaan rerata kadar hemoglobin ibu hamil (p=0,014) yang tinggal di daerah endemis dan non-endemis malaria. Simpulan Penelitian: Terdapat perbedaan rerata kadar hemoglobin ibu hamil di daerah endemis dan non-endemis malaria periode September-November 2016. Kata kunci: anemia materna, endemis malaria, non-endemis malaria.
abstract
Background: The Annual Parasite Incidence (API) malaria 2014 in Hanura Public Health Center, Pesawaran Regency was 48,75‰ which is classified as high endemisity meanwhile API malaria in Rajabasa Indah Public Health Center, Bandar Lampung City was 0,00‰ which is classified as non-endemic. Malaria in pregnant women can directly causes anemia materna. The highest prevalence of anemia materna in Sumatra is Lampung Province with 25,9%. The purpose of this study is to differ mean hemoglobin level of pregnant women in endemic and non-endemic malaria from September-November 2016. Methods: Design of this study is an comparative with cross-sectional which included 104 pregnant women in Hanura and Rajabasa Indah Public Health Center from September-November 2016. This study uses primary data which taken from pregnant women‘s peripheral blood. Results: Pregnant women with low hemoglobin level are more happening in endemic malaria with 67,3% women than in non-endemic malaria with 34,6% women. The result with Mann-Whitney test shows there has diverication between mean haemoglobin level of pregnant women (p=0,014) who are living in endemic and non-endemic malaria. Conclusion: There is a diverication of mean hemoglobin levels of pregnant women in endemic and non-endemic malaria from September-November 2016. Keywords: anemia materna, endemic malaria, non-endemic malaria.(1318011173) ULIMA MAZAYA GHAISANIulimaluli@gmail.com2017-01-30T03:05:21Z2017-01-30T03:06:13Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25267This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252672017-01-30T03:05:21ZPERBEDAAN ANGKA RESORPSI FETUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
GALUR SPRAGUE DAWLEY TERHADAP PEMBERIAN ASAM FOLATABSTRAK
Latar Belakang: Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah ibu hamil
terbanyak di Asia Tenggara. Efek vaskular yang terkait dengan kekurangan asam folat
juga dapat meningkatkan risiko abortus spontan dan lahir mati. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui perbedaan angka kejadian resorpsi fetus tikus putih (Rattus
norvegicus) galur Sprague Dawley terhadap pemberian asam folat.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan 25
ekor tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague Dawley dan dibagi menjadi 5
kelompok. Pada kelompok kontrol negatif diberikan cekok aquades, perlakuan 1
diberikan cekok asam folat pada trimester 1, perlakuan 2 diberikan cekok asam folat pada
trimester 2, perlakuan 3 diberikan cekok asam folat pada trimester 3, dan kontrol positif
diberikan cekok asam folat selama kehamilan.
Hasil penelitian: Hasil dianalisis menggunakan uji Saphiro-wilk dan didapatkan hasil
p=0,325. Setelah diketahui data terdistribusi normal dilanjutkan dengan uji analisis One
Way ANOVA dan didapatkan hasil p=0,000. Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc
Bonferroni dan didapatkan satu perbedaan pada kelompok kontrol negatif dengan
kelompok perlakuan lainnya.
Simpulan: Terdapat perbedaan angka resorpsi fetus tikus putih (Rattus norvegicus) galur
Sprague Dawley terhadap pemberian asam folat.
Kata kunci : Abortus, Asam Folat, Kehamilan, Resorpsi.
ABSTRACT
Background: Indonesia recorded as one of country with the highest number of pregnant
women in Southeast Asia. Vascular effects associated with folic acid deficiency can also
increase the risk of spontaneous abortion and stillbirth. The objective of this study was to
determine differences of the incidence of fetal resorption in white rat (Rattus norvegicus)
Sprague Dawley strain given folic acid supplementation.
Methods: This study was an experimental study using 25 rats (Rattus norvegicus)
Sprague Dawley strain and were divided into 5 groups. On the negative control group was
given aquadest, first group was given folic acid in 1st trimester, second group was given
folic acid in the 2nd trimester, third group was given folic acid in the 3rd trimester, and
positive control group was given folic acid during all period of pregnancy.
Results: Data of the study were analyzed using Shapiro-Wilk test and the results obtained
p = 0.325. Once known the data is normally distributed, the test is continued by One Way
ANOVA analysis test and the results obtained p = 0.000. Furthermore, the Post Hoc with
Bonferroni test obtained a difference in the negative control group with other groups.
Conclusion: There are differences resorption rate in fetus of white rat (Rattus
norvegicus) Sprague Dawley strain given folic acid supplementation.
Keyword: Abortus, Folic Acid, Pregnancy, Resoprtion.
(1318011019) ANNISA RUSFIANA ichafiana@gmail.com2017-01-30T02:58:11Z2017-01-30T02:58:11Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25298This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252982017-01-30T02:58:11ZSEROPREVALENSI Toxoplasma gondii PADA HEWAN TERNAK KAMBING DI KOTA BANDAR LAMPUNGLatar Belakang : Toksoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi Toxoplasma gondii. Penularan toksoplasmosis kepada manusia dapat terjadi salah satunya melalui tertelan kista jaringan atau takizoit dalam daging mentah atau yang dimasak kurang sempurna. Angka prevalensi toksoplasmosis di Indonesia pada kambing dapat terbilang tinggi (11-61%). Konsumsi daging kambing di Provinsi Lampung sendiri cukup tinggi. Daging kambing yang dimasak kurang matang dan mengandung kista Toxoplasma gondii merupakan salah satu sumber penularan toksoplasmosis pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seroprevalensi Toxoplasma gondii pada hewan ternak kambing di Kota Bandar Lampung.
Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional yang bersifat deskriptif dengan pendekatan laboratorik. Sampel penelitian diperoleh dari 3 tempat pemotongan kambing dengan teknik consecutive sampling. Sampel diambil secara berurutan sampai memenuhi 70 sampel selama periode penelitian. Pemeriksaan dilakukan menggunakan metode To-MAT.
Hasil : Pada sampel ditemukan adanya hasil seropositif Toxoplasma gondii pada fase akut maupun kronis.
Simpulan : Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa seroprevalensi Toxoplasma gondii pada hewan ternak kambing di Kota Bandar Lampung adalah sebesar 60% (42 sampel) dengan seroprevalensi infeksi akut sebesar 37,14% (26 sampel).
Kata kunci: kambing, Toxoplasma gondii, seroprevalensi, zoonosis
abstract
Background : Toxoplasmosis is a zoonotic disease caused by infection of Toxoplasma gondii. Toxoplasmosis transmission to humans can occur through swallowing tissue cysts or takizoit in raw or undercooked meat. The prevalence rates of toxoplasmosis in goat in Indonesia is high (11-61%). The consumption of goat meat in Lampung Province itself is quite high. Goat meat that undercooked and contains cysts of Toxoplasma gondii is source of transmission toxoplasmosis to humans. This study aims to determine the seroprevalence of Toxoplasma gondii in goats at the city of Bandar Lampung.
Methods : This research is a descriptive observational research with laboratory approach. Samples were obtained from three goat slaughterhouses with consecutive sampling technique. Samples taken in sequence until fulfill 70 samples during the study period. Examination performed using To-MAT methods.
Results : The results to the examination of sample showed there is Toxoplasma gondii seropositive in the acute or chronic phase.
Conclusion : The test results showed that the seroprevalence of Toxoplasma gondii in goats at Bandar Lampung city is 60% (42 samples) with seroprevalence in acute infection is 37.14% (26 samples) and seroprevalence in chronic infection is 22.85% (16 samples).
Keywords: goat, Toxoplasma gondii, seroprevalence, zoonotic(1318011026) AUDYA PRATIWI PUTRI RIYANDAaudyapratiwi@gmail.com2017-01-30T02:54:02Z2017-01-30T02:55:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25258This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252582017-01-30T02:54:02ZHUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN DERAJAT HISTOPATOLOGI
KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H.ABDUL
MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015-2016Latar Belakang: Kanker serviks adalah neoplasma primer yang bersifat ganas yang
berada di daerah serviks yang menjadi salah satu penyebab kematian tersering di negara
berkembang dan salah satu penyakit dengan prevalensi tertinggi di Indonesia. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor risiko kanker serviks dengan
derajat histopatologi RSUD Dr. H.Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai November tahun 2016 di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung, dengan
menggunakan metode observasional analitik dan pendekatan cross sectional. Sampel
dalam penelitian ini terdiri dari 95 responden penelitian, yang ditentukan menggunakan
teknik total sampling. Instrumen penelitian menggunakan data rekam medis.
Hasil: Hasil uji chi square hubungan usia dengan derajat histopatologi ,didapatkan nilai
0,68 (>0,05, hubungan jumlah paritas dengan derajat histopatologi ,didapatkan nilai 0,001
(<0,05) dan hubungan usia menikah dengan derajat histopatologi ,didapatkan nilai 0,002
(<0,05).
Kata Kunci : derajat histopatologi, jumlah paritas, kanker serviks,usia menikah.
ABSTRACT
Background: Cervix cancer is a malignant primary neoplasms which are located in the
cervical region that became one of the most common causes of death in developing
countries and one of the diseases with the highest prevalence in Indonesia. The purpose
of this research is to determine the relationship of risk factors cervical cancer with
grading at RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Purpose: This research was conducted from Oktober to November 2016 at RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Bandarlampung, using analytical observational and cross-sectional
approach. The sample in this study consisted of 95 survey respondents, which was
determined using total sampling technique. The research instrument used medical
records.
Result: The results of chi square test the proximity of age with histopathology grading
cervix cancer, the result is 0.68 (> 0.05), proximity parity with histopathology grading
cervix cancer, the result is 0.001 (<0.05), proximity the age of marriage with
histopathology grading the result is 0.002 (<0.05)
Conclusion: there is no proximity of age with grading cervix cancer and a proximity of
parity and the age of marriage with histopathology grading.
Keyword :. : cervix cancer, histopathology grading, parity, the age of marriage (1318011152) SERAFINA SUBAGIOserafimserafina@gmail.com2017-01-30T02:52:20Z2017-01-30T02:52:20Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25299This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252992017-01-30T02:52:20ZHUBUNGAN RIWAYAT PENYAKIT PERIODONTAL TERHADAP KEJADIAN PERSALINAN PRETERM DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
ABSTRAK
Latar Belakang: Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2015 adalah 22 per 1.000 kelahiran. Salah satu penyebab utama mortalitas neonatus adalah persalinan preterm. Salah satu faktor risiko persalinan preterm adalah penyakit periodontal pada ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara riwayat penyakit periodontal terhadap kejadian persalinan preterm di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien pasca persalinan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek pada bulan Oktober – Desember 2016, dengan teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur kedalaman kantung periodontal menggunakan dental probe serta interpretasi CPITN. Analisis data dilakukan dengan uji chi square.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 78,6% sampel preterm memiliki penyakit periodontal, sedangkan dari sampel persalinan aterm hanya 21,4% yang memiliki penyakit periodontal. Hasil uji chi square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara penyakit periodontal dengan persalinan preterm (P=0,008).
Simpulan: Terdapat hubungan antara riwayat penyakit periodontal terhadap kejadian persalinan preterm.
Kata Kunci: persalinan preterm, penyakit periodontal
ABSTRACT
Background: At the year of 2015, Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia is 22/1.000 births. One of the main causes of infant mortality is preterm labor. One of risk factors for preterm birth is periodontal disease in pregnant women. The purpose of this study is to determine the relation between the history of periodontal disease on the incidence of preterm labor at Dr. H. Abdul Moeloek Hospital in Bandar Lampung.
Method: This study used observational analytic with cross sectional approach. The sample of this study is post-natal care patients in Dr. H. Abdul Moeloek Hospital on October-December 2016, with total sampling technique. This study was done by measuring the pocket periodontal depth with dental probe and was interpreted by using CPITN. The analysis for this study was done by using chi square test.
Results: The results showed that 78,6% of preterm birth patients have periodontal disease, while from the aterm birth patients is only 21,4% who have periodontal disease. Chi-square test results showed a significant relation between periodontal disease and preterm delivery (P=0,008).
Conclusion: There is a relation between the history of periodontal disease on the incidence of preterm birth.
Keywords: preterm labor, periodontal disease
1318011147 SALSABILA SEPTIRA salsasseptira@gmail.com2017-01-30T02:48:56Z2017-01-30T02:48:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25297This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252972017-01-30T02:48:56ZHUBUNGAN ASUPAN MAKAN DENGAN KEJADIAN
KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA WANITA USIA SUBUR (WUS)
DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAHLatar belakang: Prevalensi KEK di Provinsi Lampung pada tahun 2013 adalah sebesar 21,3% pada wanita hamil dan 17,5% pada wanita tidak hamil. Keadaan ini adalah masalah kesehatan dunia yang belum pernah tuntas dan dapat mempengaruhi status gizi pada generasi selanjutnya.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan asupan makan terhadap kejadian KEK pada WUS.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan metode cluster sampling. Responden penelitian berjumlah 61 WUS yang berusia 20-35 tahun. Data asupan makan didapatkan dari kuesioner food recall 2x24 jam dan data lingkar lengan atas (LILA) didapatkan melalui pengukuran langsung.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sebesar 4,9% responden menderita KEK dengan mayoritas responden memiliki asupan energi kurang (54,1%), asupan karbohidrat lebih (72,1%), asupan protein kurang (91,8%), asupan lemak kurang (98%), dan asupan zat besi kurang (100%), dengan hasil analisis bivariat fisher exact didapatkan bahwa asupan energi tidak berhubungan secara signifikan (p=0,589), asupan karbohidrat tidak berhubungan secara signifikan (p=0,455), asupan protein tidak berhubungan secara signifikan (p=0.230), asupan lemak berhubungan secara signifikan (p=0.049) dengan kejadian KEK, dan asupan zat besi tidak dapat diukur signifikansinya karena seluruh responden memiliki asupan zat besi yang kurang.
Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara asupan lemak dengan kejadian KEK pada WUS di Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah.
Kata kunci: asupan makan, kek, lila, wus
abstract
Background: The prevalence of chronic energy deficiency (CED) in Lampung Province in 2013 was 21,3% for pregnant women and 17,5% for women who is not pregnant. This situation is a global health problem that has not been completed and could affect the next generation nutritional status .
Objective: The purpose of this study is to determine the relationship of food intake with CED occured in WCA.
Methods: This research was using cross sectional approach with cluster sampling method. Respondents are as many as 61 WCA aged 20-35. Food intake data was obtained by food recall questionnaire and upper arm circumference (UAC) data was obtained by direct measurement.
Results: The results showed that 4,9% of respondents suffer from CED; 54,1% has low-energy intake, 72,1% has high-cabohydrates intake, 91,8% has low-protein intake, 98% has low-fat intake, and 100% has low-iron intake, with the used of fisher exact test was obtained that energy intake has no significant relation (p=0,589), carbohydrate intake has no significant relation (p=0,455), protein intake has no significant relation (p=0.230), fat intake has significant relation (p=0,049) with CED, and iron intake cannot be measured because all respondents have low-iron intake.
Conclusion: It can be concluded that there is a significant relation between fat intake and CED of WCA in Terbanggi Besar District, Central Lampung Regency.
Keywords: chronic energy deficiency, food intake, upper arm circumference, woman of childbearing age(1318011106) MERISKA CESIA PUTRImeriskacesiaputri@gmail.com2017-01-30T02:06:03Z2017-01-30T02:06:03Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25296This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252962017-01-30T02:06:03ZPERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) PASCA PERSALINAN DAN MASA INTERVALABSTRAK
Latar belakang: Metode pemasangan AKDR dapat dilakukan pada masa interval dan pasca persalinan. AKDR pasca persalinan adalah AKDR yang dipasang pada 10 menit setelah plasenta lahir sampai 48 jam pasca persalinan. AKDR interval adalah AKDR yang dipasang selama siklus haid. Efektivitas AKDR dinyatakan melalui angka kontinuitas yaitu berapa lama AKDR tinggal in-utero tanpa ekspulsi spontan, pengangkatan/pengeluaran karena alasan medis atau pribadi dan terjadinya kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan efektivitas pemasangan AKDR pasca persalinan dan masa interval
Metode: Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Penelitian dilakukan di RSUD Abdul Moeloek Lampung dan Puskesmas Kedaton tahun 2016. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dengan besar sampel 24 orang. Variable independen adalah pemasangan AKDR pasca persalinan dan masa interval. Variabel dependen adalah efektivitas AKDR. Data akseptor diambil dari data primer dan sekunder yang dikumpulkan dengan menggunakan lembar kuisioner. Analisis data menggunakan fisher exact.
Hasil penelitian: Efektivitas pemasangan AKDR pasca persalinan sebesar 91,7% dan masa interval sebesar 83,3%. Hasil uji fisher exact didapatkan nilai p value > α (1,000>0,05), artinya tidak ada perbedaan efektivitas pemasangan AKDR pasca persalinan dan masa interval.
Simpulan: AKDR merupakan alat kontrasepsi yang aman dan efektif. Tidak ada perbedaan efektivitas pemasangan AKDR pasca persalinan dan masa interval.
Kata kunci: efektivitas, AKDR pasca persalinan, AKDR masa interval
ABSTRACT
Background: Methods of IUD insertion can be done at the interval time and in the postpartum. Postpartum IUD is an IUD that inserted on 10 minutes after delivery of the placenta until 48 hours after delivery. Interval IUD is an IUD fitted during the menstrual cycle. The effectiveness of IUDs is expressed through the numbers of continuity that is how long the IUD stayed in-utero without spontaneous expulsion, removal / expenses for medical or personal reasons and pregnancy. The purpose of this study is to compare the effectiveness of IUD insertion postpartum and interval time.
Methods: Design in this study is cross-sectional. This research was conducted in health centre Kedaton and in RSUD Abdul Moeloek Lampung 2016. The sampling technique using consecutive sampling with a sample size of 24 people. The independent variables are postpartum IUD insertion and interval time. The dependent variable is the effectiveness of the IUD. Data taken from the acceptor from primary and secondary data that were collected using a questionnaire sheet. Data analysis using Fisher exact.
Result : The effectiveness of postpartum IUD insertion is 91.7% and interval time is 83.3%. The test results obtained fisher exact p value> α (1.000> 0.05), there is no difference in the effectiveness of IUD insertion postpartum and interval time.
Conclusion: IUD contraception is safe and effective. There is no difference in the effectiveness of IUD insertion postpartum and interval time.
Keywords: Effectiveness, postpartum IUD, Interval IUD.(1318011047) DEA NUR AULIA DANANDA deadanandaa@gmail.com2017-01-30T01:57:53Z2017-01-30T01:57:53Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25302This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253022017-01-30T01:57:53ZHUBUNGAN STRES KERJA DAN KETERATURAN MAKAN DENGAN KEJADIAN SINDROM DISPEPSIA PADA PERAWAT INSTALASI RAWAT INAP RSUD ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNGLatar Belakang: Sindrom dispepsia dapat disebakan oleh banyak faktor, diantaranya keteraturan makan dan psikologi (stres kerja). Perawat termasuk kelompok kerja dengan tuntutan kerja dan kepadatan aktivitas cukup tinggi sehingga dapat mempengaruhi keteraturan makan dan stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dan keteraturan makan dengan kejadian sindrom dispepsia pada perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Abdul Moeloek.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung sejak Oktober hingga November 2016 dengan total responden 144 orang perawat yang diambil dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang kemudian dilakukan uji analisis menggunakan uji Chi-Square.
Hasil Penelitian: Hasil analisis menunjukkan bahwa 36,8% responden mengalami stres kerja, 14,6% responden tidak memiliki keteraturan makan, 34% responden menderita sindrom dispepsia serta terdapat hubungan antara sindrom dispepsia dengan stres kerja (p=0,002; OR:3,257) dan keteraturan makan (p=0,03; OR: 3,099).
Simpulan Penelitian: Terdapat hubungan antara stres kerja dan keteraturan makan dengan kejadian sindrom dispepsia pada perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Kata Kunci: stres kerja, keteraturan makan, sindrom dispepsia, perawat
1318011028 Ayang Tria Putri Barawaayangtriaputribarawa@gmail.com2017-01-27T09:06:18Z2017-01-27T09:06:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25279This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252792017-01-27T09:06:18ZKEJADIAN MEDICATION ERROR PADA FASE PRESCRIBING DI
POLIKLINIK PASIEN RAWAT JALAN
RSD MAYJEND HM RYACUDU KOTABUMILatar Belakang: Medication error adalah suatu kejadian yang tidak hanya dapat
merugikan pasien tetapi juga dapat membahayakan keselamatan pasien yang dilakukan
oleh petugas kesehatan khususnya dalam hal pelayanan pengobatan pasien. Medication
error dapat terjadi di dalam tiap proses pengobatan, salah satunya pada fase prescribing.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian medication error pada fase
prescribing dalam pelayanan pengobatan di RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross sectional. Subjek penelitian
ini adalah resep yang ada di instalasi Farmasi RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi.
Penelitian ini menggunakan metode total samplingyang mengambil resep di bulan Juni-
Oktober 2016 di instalasi Farmasi RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi.
Hasil Penelitian: Angka kejadian medication error pada fase prescribing menunjukan
63,6%.Dimana dokter spesialis melakukan medication error sebesar 72,5% dan 43,4%
yang dilakukan oleh dokter umum. Kesalahan fase prescribing pada bagian inscriptio
terhadap pasien rawat jalan RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi sebesar 58,5%. Angka
kejadian kesalahan pada bagian prescriptio sebesar 63,6%, signatura sebesar 25,4%, dan
pro sebesar 81,9%. Sedangkan angka kejadian pada bagian invocatio dan subscriptio
sebesar 0%
Kesimpulan Penelitian: Angka kejadian medication error sebesar 63,6%. Terdapat
hubungan antara tingkat pendidikan terhadap medication error pada fase prescribing.
Kata kunci: Angka Kejadian, medication error, fase prescribing.
ABSTRACT
Background: Medication error is an event that can not only harm the patient but also
may endanger patient safety carried out by health workers, especially in terms of patient
treatment services. Medication errors can occur in each of the treatment process, one of
them on prescribing phase. The purpose of this study was to determine the incidence of
medication errors in prescribing phase on medical services at Mayjend HM Ryacudu
District HospitalKotabumi.
Methods: This was a cross sectional descriptive study. The subjects using prescription in
the installation of Hospital Pharmacy Mayjend HM Ryacudu Kotabumi. The total
sampling method is applied by using prescription on June-October 2016 in the installation
of Hospital Pharmacy Mayjend HM Ryacudu Kotabumi.
Results: The incidence of medication errors in prescribing phase showed 63,6%. 72,5%
of specialist doctors did medication error and only 43,4% general practice doctors did
medication error. Error on the inscriptiopart prescription to outpatient hospitals HM
Mayjend Ryacudu Kotabumiamounted 58.5%. The incidence of errors on the prescriptio
part amounted to 63.6%, 25.4% Signatura, and pro amounted to 81.9%. Whereas the
incidence in the invocatio and subscriptio at 0%.
Research Conclusions: The incidence of medication errors amounted 63,6%. There is a
relation between the level education with medication error in prescribing phase.
Keyword : incidence, medication error, prescribing phase.1318011181 ZAHRA WAFIYATUNISA zahrawafiyatunnisa@gmail.com2017-01-27T08:56:18Z2017-01-27T08:56:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25295This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252952017-01-27T08:56:18ZPENGARUH EKSTRAK ETANOL 96% BIJI JENGKOL (Pithecollobium
Jiringa) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GASTER DAN
BERAT GASTER TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR
Sprague dawleyLatar Belakang: Gastritis adalah istilah yang digunakan untuk menyebut peradangan
atau perdarahan dari mukosa lambung secara histopatologi yang dapat bersifat akut,
kronis, difus atau lokal. Asam jengkolat dapat membentuk kristal tajam pada suasana
yang asam dan flavonoid dapat menurunkan kadar prostaglandin yang dapat
mempengaruhi mukosa lambung.
Tujuan: Mengetahui pengaruh ekstrak etanol 96% biji jengkol (Pithecellobium jiringa)
pada gambaran histopatologi dan berat gaster tikus putih (Rattus norvegicus) galur
Sprague Dawley.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik eksperimental dengan metode Post
Test Only Control Group Design. Menggunakan 20 ekor tikus putih (Rattus norvegicus)
jantan galur Sprague Dawley dengan berat badan 200−250 gram, berumur 3−4 bulan
yang dibagi menjadi 4 kelompok untuk digunakan sebagai penelitian.
Hasil: Berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis, diperoleh nilai p<0,05 yang menunjukkan
terdapat perbedaan kerusakan mukosa gaster terhadap peningkatan dosis ekstrak etanol
96% biji jengkol. Hasil uji one way ANOVA diperoleh nilai p>0,05 yang menunjukkan
tidak terdapat perbedaan berat gaster terhadap peningkatan dosis ekstrak etanol 96% biji
jengkol.
Simpulan:Peningkatan dosis ekstrak etanol 96% biji jengkol dapat menyebabkan
kerusakan mukosa gaster dan tidak terdapat pengaruh terhadap berat gaster.
Kata Kunci: Jengkol, Lambung, Histopatologi
ABSTRACT
Background: Gastritis is a term used to describe inflammation or bleeding of the gastric
mucosa in the histopathology which can be acute, chronic, diffuse or localized. Jengkolat
acid can form sharp crystals in the acids and flavonoids can decrease of prostaglandins
that can affect the gastric mucosa.
Objective: To determine the effect of giving extract djengkol seed (Pithecollobium
lobatum) 96% etanol to overview the histopatological gastric and gatric weight of white
rat (Rattus norvegicus) of Sprague dawley strain
Method: This study is an Experimental Analytical Methods with Post Test Only Control
Group Design. Samples were 20 male white rat (Rattus norvegicus) from Sprague dawley
strain with 200-250 grams body weight, 3-4 months and they were divided into 4 groups.
Result: The result showed that Kruskal-Wallis test, the value of p<0,05 which indicated
there are differences in gastric damage against increasing extract djengkol seed doses.
Test result showed that one-way ANOVA test, the value of p>0,05 which indicated there
are not differences in gastric weight against increasing extract djengkol seed doses.
Conclusion: Increased of extraxt djengkol seed doses can cause gastric mucous damage
and there are not differences in gastric weight against increasing extract djengkol seed
doses
Keywords: Djengkol, Gastric, Histopatologic1318011032 BAYU ARIEF HARTANTO bayuariefh@yahoo.co.id2017-01-27T08:54:21Z2017-01-27T08:54:21Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25274This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252742017-01-27T08:54:21ZPENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI ZINK DAN TOMAT (Solanum lycopersium L.) TERHADAP JUMLAH DAN VIABILITAS SPERMA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK PONSELABSTRAK
Latar Belakang: Radiasi yang dipancarkan ponsel dapat menyebabkan stres oksidatif melalui peningkatan reactive oxygen species. Antioksidan endogen yang digunakan adalah tomat yang mengandung kaya senyawa likopen. Tomat dan zink berfungsi dalam menangkal radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi zink dan tomat (Solanum lycopersium.) terhadap jumlah dan viabilitas sperma tikus jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi gelombang elektromagnetik ponsel.
Metode: Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Sampel yang digunakan adalah 25 ekor tikus jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu: K1 yaitu tikus normal (kontrol), K2 yaitu tikus putih hanya diberi paparan ponsel 2 jam per hari selama 35 hari, P1 yaitu kelompok tikus putih diberi kombinasi zink (0,135 mg/hari) dan dosis tomat (1,85 mg/hari) lalu P2 yaitu kelompok yang diberi kombinasi dosis zink (0,27 mg/hari) dan tomat (3,7 mg/hari), kemudian P3 yaitu tikus putih yang diberi kombinasi dosis zink (0,54 mg/hari dan tomat 7,4 mg/hari). Baik pada P1, P2, dan P3 setelah diberi perlakuan lalu diinduksi dengan ponsel dalam waktu 2 jam selama 35 hari. Data dianalisis dengan menggunakan uji One- way Anova.
Hasil: Hasil menunjukkan terdapat pengaruh zink dan tomat terhadap viabilitas (p=0,02) dan jumlah (p=0,00). Rerata presentase viabilitas spermatozoa pada kelompok K1, K2, P1, P2, dan P3 adalah 42,54±5,252; 27,66±8,770; 52,68±2,249; 54,40±18,518; 67,90±2,013. Sedangkan rerata presentase jumlah spermatozoa pada kelompok K1, K2, P1, P2, dan P3 berturut-turut adalah 76±18,166; 39±8,649; 182,40±32,997; 189,60±40,377; 197,60±42,893.
Simpulan: Terdapat pengaruh efek protektif pemberian kombinasi tomat dan zink terhadap viabilitas dan jumlah spermatozoa tikus jantan yang diinduksi GEM ponsel.
Kata kunci: likopen, spesies reaktif oksigen, tomat, ponsel, zink
ABSTRACT
Background: The radiation emitted by cell phones can cause oxidative stress through the increase of reactive oxygen species. The using of endogen antioxidants used was tomato which contained of the lycopene compound. Tomato and zinc have the function in counteracting free radical. This study aimed to determine zinc and tomato (Solanum lycopersium ) combination toward the number and viability of white mice sperms (Rattus norvegicus) which induced by electromagnetic wave in mobile phone.
Methods: This study was conducted during one month at the Medicine Faculty of Lampung University.. The samples obtained 25 male mice which were divided into 5 groups, they were: K1 was normal mice (control), K2 was white mice which was given the exposure of cell phone two hours per day for 35 days, P1 was a group of white mice which was given the combination of zinc dose (0.135 mg/day) and tomato dose (1.85 mg/day). Then, P2 was: the group which was given the combination of zinc dose (0.27 mg/day) and tomato dose (3.7 mg/day) and P3 was white mice which was given the combination of zinc dose (0.54 mg/day and tomato 7.4 mg/ day). After P1, P2, and P3 were given the treatment then they were induced by phone within 2 hours for 35 days. The data was analized by using One- way Anova.
Results: The result showed that there was significant influence of zinc and tomato on viability (p = 0.02) and the number (p = 0.00). The mean of viability percentage the spermatozoa in group of K1, K2, P1, P2, and P3 was 42.54±5.252; 27.66±8.770; 52.68 ±2.249; 54.40±18.518; 67.90 ± 2.013. While the mean of the number spermatozoa percentage in group of K1, K2, P1, P2, and P3 respectively were 76±8.166; 39±8.649; 182.40±32.997; 189.60±40.377; 197.60±42.893.
Conclusion: There was the protective effect influence in giving the tomato and zinc combination toward the number and viability of white mice sperms which was induced by GEM phone
Keywords: lycopene, reactive oxygen species, tomato, phone, zinc(1318011170) TRIOLA FITRIA triola2102@gmail.com2017-01-27T08:47:18Z2017-01-27T08:47:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25285This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252852017-01-27T08:47:18ZPERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PRE DAN POST HEMODIALISIS
PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD DR. H. ABDUL
MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016Latar Belakang: Chronic kidney disease (CKD) didefinisikan sebagai kerusakan ginjal
yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional, dengan atau
tanpa penurunan gromelurus filtration rate (GFR). Pada end-stage renal disease (ESRD),
GFR pasien kurang dari 15ml/menit/1,73m2 dianjurkan untuk menjalani renal
replacement therapy (RRT), seperti hemodialisis, agar dapat bertahan hidup dengan
kualitas baik. Anemia merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien
CKD, terutama ketika GFR menurun kurang dari 30-40ml/menit/1,73m2 dan terjadi pada
80-90% pasien CKD yang menjalani hemodialisis.
Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan kadar hemoglobin pre dan post hemodialisis pada
pasien gagal ginjal kronik di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun
2016.
Metode: Penelitian analitik dengan pendekatan pengambilan data cross-sectional yang
melibatkan 36 responden pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.
Penelitian ini menggunakan data primer dimana data diambil secara langsung dari pasien
yang menjalani hemodialisis.
Hasil: Nilai rerata kadar hemoglobin pre hemodialisis 9,3g/dl dan post hemodialisis
10,7g/dl dengan 91,7% responden mengalami peningkatan kadar hemoglobin post
hemodialisis. Hasil uji statistik T-paired didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) dengan
IK95% tidak melewati nol.
Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna kadar hemoglobin pre dan post hemodialisis
pada pasien gagal ginjal kronik.
Kata kunci : chronic kidney disease, hemodialisis, hemoglobin
ABSTRACT
Background: Chronic kidney disease (CKD) is defined as a damage kidney more than
three months, with the abnormality of structural or functional, with or without decreasing
glomerulus filtration rate (GFR). On the end stage renal disease (ESRD), patient with
GFR less than 15ml/min/1,73m2 is recommeded to undergo renal replacement therapy
(RRT), such as hemodialysis in order to survive and have a good quality of life. Anemia
is the most complication occurs in CKD patient, especially when the GFR declining less
than 30-40ml/min/1,73m2 and occurs in 80-90% CKD patients with hemodialysis.
Objective: To know the differences of pre and post hemodialysis hemoglobin level in
CKD patient at RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Lampung Province 2016.
Method: An analytic study with cross-sectional data which included 36 CKD patients
who undergo hemodialysis. This study uses primary data which taken from patients
undergo hemodialysis directly.
Result: The average value of hemoglobin level’s pre hemodialysis is 9,3g/dl and post
hemodialisis is 10,7g/dl with 91,7% of respondents’s hemoglobin have increased after
hemodialysis. Statistical T-paired test results p value=0,000 (p<0,05) with 95%CI doesn’t
passed zero.
Conclusion: There is a significant difference between hemoglobin level pre and post
hemodialysis in CKD patients.
Keyword : chronic kidney disease, hemodialysis, hemoglobin (1318011024) ASTRIANI RAHAYUastrianirahayu94@gmail.com2017-01-27T08:46:25Z2017-01-27T08:46:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25256This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252562017-01-27T08:46:25ZPENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI ZINK DAN TOMAT
TERHADAP SEL SPERMATOSIT PRIMER PADA TIKUS PUTIH
GALUR Sprague dawley DIINDUKSI GELOMBANG
ELEKTROMAGNETIK PONSELABSTRAK
Pengguna ponsel laki-laki biasanya menyimpan ponsel di saku celana. Sedangkan
banyak penelitian epidemiologi yang menyimpulkan penggunaan ponsel berperan
dalam menyebabkan infertilitas pria. Radiasi gelombang elektromagnetik ponsel
dapat menimbulkan stres oksidatif yang mempunyai pengaruh terhadap fungsi dan
struktur testis berupa berkurangnya jumlah sel spermatogenik. Dalam penelitian
ini terdapat 25 sampel yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol positif
(K+) hanya diberi pakan dan minum, kelompok kontrol negatif (K-) diberi pakan
dan minum serta diberi induksi paparan ponsel (SAR 1,56 W/kg), perlakuan 1
(P1) diberikan dosis tomat 1,85 g dan zink 0,54 mg dan diinduksi paparan ponsel
(SAR 1,56 W/kg), perlakuan 2 (P2) diberikan dosis tomat 3,4 g dan zink 0,27 mg
dan diinduksi paparan ponsel (SAR 1,56 W/kg), perlakuan 3 (P3) diberikan dosis
tomat 7,4 g dan zink 0,135 mg dan diinduksi paparan ponsel (SAR 1,56 W/kg).
Perlakuan diberikan selama 35 hari. Diperoleh pada P1, P2 dan P3 sel spermatosit
primer berpengaruh nyata.
Kata Kunci : Sel Spermatosit Primer, Tomat, Zink
ABSTRACT
Cell phone users are men usually keep the phone in his trouser pocket. While
Many epidemiological studies have concluded USE The phone plays hearts
causing male infertility. Electromagnetic waves radiation phones can be cause
oxidative stress has an influence against the functions and structure of the testes
form of reduced period spermatogenic cells. In the study 25 samples singers are
divided into 5 groups. Positive control group (K +) is only given food and water,
the negative control group (K) were fed and given water to drink And Induction
exposure to cell phones (SAR of 1.56 W / kg), treatment 1 (P1) is given a dose of
tomato 1, 85 g and 0,54 mg zinc and induced cell phone exposure (SAR of 1.56
W / kg), treatment 2 (P2) is given a dose of 3.4 g tomatoes and zinc 0,27 mg and
induced cell phone exposure (SAR 1.56 W / kg), treatment 3 (P3) is given a dose
of 7,4 g tomatoes and zinc 0,135 mg and induced cell phone exposure (SAR of
1.56 W / kg). Treatment was given for 35 days. Obtained at P1, P2 and P3
primary spermatocytes cells significantly.
Key Words : Primary Spermatocyte Cells, Tomato, Zinc.
1318011162 TARA AULIANOVAauliatara95@gmail.com2017-01-27T08:37:58Z2017-01-27T08:37:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25288This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252882017-01-27T08:37:58ZPENGARUH INDUKSI PLUMBUM ASETAT TERHADAP MEMORI SPASIAL DAN
INTAKE SUKROSA PADA TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NORVEGICUS)
GALUR SPRAGUE DAWLEYABSTRAK
Latar belakang: Kendaraan menyumbangkan 70%-80% polusi udara, salah satu komponen
polusi tersebut adalah plumbum. Plumbum merupakan logam bersifat neurotoksik yang
dapat menurunkan memori spasial dan intake sukrosa.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan sampel 24
ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague-dawley berusia 2-3 bulan terbagi ke
dalam 4 kelompok yang diinduksi dengan plumbum asetat selama 7 hari, yaitu kelompok
kontrol (K), kelompok perlakuan 1 dosis 50 mg/kg (P1), kelompok perlakuan 2 dosis 100
mg/kg (P2) dan kelompok perlakuan 3 dosis 200 mg/kg (P3). Memori spasial dinilai
menggunakan alat Morris-water maze metode probe test dengan latihan 4 kali/hari selama 2
hari dan intake sukrosa dinilai menggunakan metode 2-hours access dengan melihat
persentase konsumsi sukrosa 4% terhadap keseluruhan cairan. Data dianalisis menggunakan
metode One-way Anova.
Hasil penelitian: Hasil rerata nilai memori spasial pada K: 35.28%, P1: 25.55%, P2: 25.28%,
P3: 21.39% didapatkan pengaruh yang bermakna dengan nilai p=0.037. Hasil rerata nilai
intake sukrosa pada K: 77.03%, P1: 17.58%, P2: 18.63%, P3: 11.03 % didapatkan pengaruh
yang bermakna dengan nilai p=0.000.
Simpulan: Induksi plumbum asetat selama 7 hari dapat menurunkan memori spasial dan
intake sukrosa tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague-dawley.
Kata kunci : Intake sukrosa, Memori spasial, Plumbum
ABSTRACT
Background: Vehicle contributes for 70%-80% of air pollution, one of the components such
pollution is plumbum. Plumbum is a neurotoxic metal that can lower spatial memory and
sucrose intake.
Methods: This is a completely randomized design method used 24 male rats (Rattus
norvegicus) Sprague-Dawley aged 2-3 months were divided into 4 groups induced by lead
acetate for 7 days, the control group (K), group 1 dose of 50 mg/kg (P1), group 2 doses of
100 mg/kg (P2) and the treatment group 3 doses of 200 mg/kg (P3). Spatial memory assessed
using a Morris water maze test probe method with exercise 4 times/day for 2 days and
sucrose intake was assessed using method 2-hours access by looking at the percentage of
consumption of sucrose 4% of the total fluid. Data were analyzed using One-way ANOVA.
Result: The results of the average number of spatial memory in K: 35.28%, P1: 25.55%, P2:
25.28%, P3: 21.39% obtained significant influence with p = 0.037. The results of the average
value of sucrose intake in K: 77.03%, P1: 17:58%, P2: 18.63%, P3: 11:03% obtained
significant influence with p=0.000.
Conclusion: Induction of plumbum acetate for 7 days can reduce spatial memory and sucrose
intake of white rats (Rattus norvegicus) male Sprague-Dawley.
Keywords: Intake of sucrose, Lead, Spatial memory
1318011165 TEGUH DWI WICAKSONO teguhwicaksono118@gmail.com2017-01-27T08:34:23Z2017-01-27T08:34:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25280This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252802017-01-27T08:34:23ZHUBUNGAN STRES TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA
TINGKAT PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
LAMPUNGLatar belakang: Stres merupakan suatu keadaan yang sering dijumpai dalam
kehidupan perkuliahan, khususnya pada mahasiswa tingkat pertama. Stres mampu
mempengaruhi minat belajar mahasiswa. Minat belajar merupakan alat untuk
memicu motivasi belajar bagi mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara stres terhadap motivasi belajar mahasiswa tingkat
pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional.
Sebanyak 240 responden diminta untuk mengisi dua buah kuesioner yaitu medical
Student Stressor Questionnaire (MSSQ) dan Motivated Strategies for Learning
Questionnaire (MSLQ) yang dimodifikasi.
Hasil penelitian: Berdasarkan hasil analisis univariat tingkat stres yang paling
banyak dialami oleh responden yaitu stres sedang (37,7%) dengan penyebab stres
sangat berat terbanyak yaitu stres akademik (11%). Sebagian besar responden
memiliki motivasi yang tinggi (62,3%). Berdasarkan analisis bivariat dengan uji
chi square didapatkan hubungan bermakna antara stres terhadap motivasi belajar
dengan nilai P=0,19 (P<0,05).
Kesimpulan: Tingkat stres yang paling banyak dialami oleh responden yaitu stres
sedang dengan penyebab stres sangat berat terbanyak yaitu stres akademik.
Sebagian besar responden memiliki tingkat motivasi yang tinggi. Terdapat
hubungan bermakna antara stres dengan motivasi belajar mahasiswa tingkat
pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Kata kunci: motivasi belajar, MSLQ, MSSQ, stres
abstract
Background: Stress is a kind of situation which is often found in college life,
especially in first year student. Stress can influence student learning desire.
Learning desire is a tool to trigger student learning motivation. The aim of this
research is to find out the relation between stress and learning motivation of first
year medical student in Medical Faculty of Lampung University.
Method: This research study using a cross sectional design. 240 respondents were
asked to fill out two questionnaire that are Medical Student Stressor Questionnaire
(MSSQ) and modified Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ)
Results: Based on univariate analysis showed most respondents have a moderate
stress (37,7%) which is most stressor in very high stress level is academic related
stressor (11%). Most respondents have a high motivation (62,3%). Based on
bivariate analysis using statistical test chi square showed there is significant
relation between stress and learning motivation with P value=0,19 (P<0,05)
Conclusion: Most respodents have a moderate stress with most stressor in very
high stress level is academic related stressor. Most respondents have a high
motivation. There is significant relation between stress and learning motivation of
first year medical student in Medical Faculty of Lampung University
Keywords: learning motivation, MSLQ, MSSQ, stress(1318011068) FARRAS CAHYA PUSPITHAfarras.cahya@gmail.com2017-01-27T08:30:49Z2017-01-27T08:30:49Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25264This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252642017-01-27T08:30:49Z
PERBEDAAN PENGETAHUAN SEBELUM DAN SESUDAH PENDIDIKAN KEGAWATDARURATAN DAN ANALISIS KETERAMPILAN
PADA AGEN MANTAP DI DESA MUNCA
KABUPATEN PESAWARAN
LAMPUNG
ABSTRAK
Latar belakang: Desa Munca merupakan desa yang sulit diakses dan terletak jauh dari pusat kesehatan. Hal ini dapat sangat merugikan apabila terjadi suatu kasus kegawatdaruratan yang membutuhkan penanganan cepat dan tepat. Di Desa Munca terdapat agen MANTAP (Masyarakat Cepat Tanggap) yaitu sekelompok masyarakat yang mampu dalam penatalaksanaan awal kasus kegawatdaruratan. Peneliti ingin mengetahui perbedaan pengetahuan penatalaksanaan awal kasus kegawatdaruratan medis sebelum dan sesudah pendidikan dan analisis keterampilan pada agen MANTAP.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode quassy experimental dengan rancangan one group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Penelitian dilaksanakan pada April–Mei 2016, bertempat di Desa Munca, Pesawaran, Lampung. Sampel yang berhasil didapatkan adalah 19 orang. Data diperoleh dari kuesioner pengetahuan.
Hasil: Hasil nilai median pretest pengetahuan 1, 2 dan 3 sebesar 28,57; 33,3 dan 28,57. Nilai median posttest pengetahuan 1, 2 dan 3 sebesar 86,00; 83,33 dan 85,71. Hasil analisis bivariat p = 0,001 untuk setiap pengetahuan. Hasil analisis keterampilan menunjukkan 5 orang (26,3%) dikatakan terampil, 11 orang (57,9%) dikatakan cukup terampil dan 3 orang (15%) dikatakan kurang terampil.
Simpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesudah pendidkan kesehatan serta setelah pendidkan kesehatan sebagian besar agen MANTAP memiliki tingkat keterampilan cukup terampil.
Kata kunci: kegawatdaruratan, keterampilan, pendidikan kesehatan, pengetahuan
ABSTRACT
Background: Munca Village is difficult to access and located far away from healthcare service. Munca location can be a disadvantage when emergency cases requiring initial care and treatment happen. Community formed in Munca Village called MANTAP is able to give the initial aid in treating emergency cases. The aim of this research is to know the difference between pre-education and post-education emergency knowledge and to analyze the skill of MANTAP agent.
Method: The research used quassy experimental method with one group pretest-posttest design. Sampling technique was total sampling. The research was carried out in April-Mei 2016 at Munca Village, Pesawaran, Lampung. Sample consists of 19 people. Data was obtained from knowledge questionnaires.
Result: The median pretest scores number 1, 2 and 3 were 28,57; 33,3 and 28,57. The median posttest scores number 1, 2 and 3 were 86,00; 83,33 and 85,71. The result of bivariate analyze was p value=0,001 for each knowledge difference. Skill analysis showed 5 people (26,3%) were skillful, 11 people (57,9%) were average skillful and 3 people (15%) were less skillful.
Conclusion: There was a significant difference between pre-education and post-education emergency knowledge of MANTAP agent and most of them have average skillful.
Keyword: emergency, skill, health education, knowledge
1318011045 DARA MARISSA WIDYA PURNAMA daramarissa13@gmail.com2017-01-27T08:30:05Z2017-01-27T08:30:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25286This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252862017-01-27T08:30:05ZHUBUNGAN KADAR HbA1C DENGAN ANGKA KEJADIAN RETINOPATI DIABETIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG MENGIKUTI PROLANIS DI PUSKESMAS KEDATON KOTA BANDAR LAMPUNGLatar Belakang: Retinopati diabetik adalah komplikasi mikrovaskular DM yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah di retina dan memicu kebutaan. Salah satu faktor tersering yang menyebabkan retinopati adalah hiperglikemia. Pemeriksaan HbA1C merupakan indikator untuk mengidentifikasi adanya hiperglikemia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar HbA1c dengan angka kejadian retinopati diabetik pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 40 pasien DM tipe 2 yang mengikuti Prolanis di Puskesmas Kedaton. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling dan data dianalisis dengan uji fisher.
Hasil Penelitian: Kadar HbA1C yang terkontrol sebanyak 15%, sedangkan 85% tidak terkontrol. Pasien DM tipe 2 yang menderita retinopati diabetik berjumlah 30%. Kadar HbA1C dan retinopati diabetik tidak memiliki hubungan secara statistik (nilai p=0.098, p>0.005).
Simpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kadar HbA1C dengan angka kejadian retinopati diabetik pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung, namun secara klinis seluruh pasien yang menderita RD memiliki kadar HbA1C yang tidak terkontrol.
Kata kunci: DM Tipe 2, HbA1C, Hiperglikemia, Retinopati diabetik
ABSTRACT
Background: Diabetic retinopathy is a microvascular complication of diabetes caused by blood vessels damage in the retina and lead to blindness. One of the most common factors that lead to retinopathy is hyperglycemia. HbA1C is an indicator to identify the presence of hyperglycemia. This study aims to determine the relationship of HbA1C levels and the incidence of diabetic retinopathy in patients with type 2 diabetes in Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung.
Methods: This research use analytic survey with cross sectional approach. Samples were 40 patients with type 2 diabetes who followed Prolanis in Puskesmas Kedaton. Sampling was done by consecutive sampling and data were analyzed by fisher test.
Results: HbA1C levels were controlled as much as 15%, while 85% were uncontrolled. Patients with type 2 diabetes who suffer from diabetic retinopathy amounted to 30%. HbA1C levels and diabetic retinopathy had no statistically significant relationship (p = 0.098, p> 0.005).
Conclusion: From this study we conclude that there was no relationship between HbA1C levels and the incidence of diabetic retinopathy in patients with type 2 diabetes in Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung, but clinically all patients with RD had HbA1C levels uncontrolled.
Keywords: Diabetic retinopathy, HbA1C, Hyperglycemia, Type 2 diabetes.
1318011139 Ria Arisandiarisandi.riaa@gmail.com2017-01-27T08:22:18Z2017-01-27T08:22:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25257This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252572017-01-27T08:22:18ZPERBEDAAN PENGETAHUAN SEBELUM DAN SESUDAH PENDIDIKAN
KEGAWATDARURATAN DAN ANALISIS KETERAMPILAN
PADA AGEN MANTAP DI DESA MUNCA,
KABUPATEN PESAWARAN, LAMPUNGLatar belakang: Desa Munca merupakan desa yang sulit diakses dan terletak
jauh dari pusat kesehatan. Hal ini dapat sangat merugikan apabila terjadi suatu
kasus kegawatdaruratan yang membutuhkan penanganan cepat dan tepat. Di Desa
Munca terdapat agen MANTAP (Masyarakat Cepat Tanggap) yaitu sekelompok
masyarakat yang mampu dalam penanganan awal kasus kegawatdaruratan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan
penatalaksanaan awal kasus kegawatdaruratan medis sebelum dan sesudah
pendidikan dan analisis keterampilan pada agen MANTAP.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode quassy experimental dengan
rancangan one group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel adalah
total sampling. Penelitian dilaksanakan periode April–Mei 2016, bertempat di
Desa Munca, Pesawaran, Lampung. Sampel yang berhasil didapatkan adalah 19
orang. Data diperoleh dari kuesioner pengetahuan. (α = 0.05)
Hasil: Hasil nilai median dari pretest pengetahuan 1, 2 dan 3 sebesar 28,57; 33,3
dan 28,57. Nilai median dari posttest pengetahuan 1, 2 dan 3 sebesar 86,00; 83,33
dan 85,71. Hasil analisis bivariat p=0,01 untuk setiap hasil perbedaan
pengetahuan. Hasil analisis keterampilan menunjukkan 11 orang (57,9%)
dikatakan cukup, terampil 5 orang (26,3%) dikatakan terampil, dan 3 orang (15%)
dikatakan kurang terampil.
Simpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna antara pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan agen MANTAP dan terdapat 11 orang yang dikategorikan
cukup terampil, 5 orang yang dikategorikan terampil dan 3 orang kurang
dikategorikan terampil.
Kata kunci: kegawatdaruratan, keterampilan, pendidikan kesehatan, pengetahuan
abstract
Background: Munca Village is hard to access and located faraway from
healthcare service. Munca location can be a disadvantage when emergency cases
requiring initial care and treatment happen. MANTAP agent stands for
Masyarakat Cepat Tanggap is a community in Munca Village which able to give
the initial aid in treating emergency cases. This research aimed to measure the
differences of initial aid knowledge between pre-education and post-education
process and to analyze the skill of MANTAP.
Method: The research used quassy experimental method with one group pretestposttest
design. The sampling technique was total sampling. The research was
carried out in April-Mei 2016, located in Munca Village, Pesawaran, Lampung.
Sample consisted of 19 people. Data was obtained from knowledge
questionnaires. (α = 0.05)
Result: The median scores result from knowledge pretest number 1, 2 and 3 were
28,57; 33,3 and 28,57. The median scores result from knowledge posttest number
1, 2 and 3 were 86,00; 83,33 and 85,71. Bivariate test resulted in p value=0,001
for each knowledge differences. Skill analysis showed 11 people (57,9%) were
average skilful, 5 people (26,3%) were skillful, while another 3 people (15%)
were less skillful.
Conclusion: There was a significant difference between the knowledge between
pre-education and post-education of MANTAP agent. There were 11 people with
average skillful rate, 5 people were skillful and 3 people were less skillful.
Keyword: emergency, skill, health education, knowledge(1318011064) FADEL MUHAMMADfadelfmi@gmail.com2017-01-27T08:09:23Z2017-01-27T08:09:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25260This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252602017-01-27T08:09:23Z
PENGARUH KOMBINASI TOMAT (Solanum lycopersicum L.) DAN ZINK TERHADAP JUMLAH OOSIT TIKUS PUTIH BETINA GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK RADIASI PONSEL
ABSTRAK
Latarbelakang: Gangguan siklus menstruasi atau infertilitas pada wanita disebabkan oleh gangguan hormonal. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan gangguan sistem hormonal adalah gelombang elektromagnetik dari radiasi ponsel. Penggunaan ponsel dapat meningkatkan radikal bebas dan tomat serta zinc merupakan antioksidan yang dapat menghambat pembentukan radikal bebas.
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh kombinasi tomat dan zinc terhadap jumlah oosit tikus putih betina galur Sprague dawley yang diinduksi gelombang elektromagnetik radiasi ponsel (SAR=1,56 W/kg).
Metode: Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus dibagi dalam 5 kelompok, yaitu Kontrol 1 (K1) yang tidak diberikan perlakuan, kontrol 2 (K2) hanya diinduksi gelombang elektromagnetik ponsel, perlakuan 1 (P1) diberi 1,85gr tomat dan 0,54mg zinc, perlakuan 2 (P2) diberi 3,7gr tomat dan 0,27mg zinc, perlakuan 3 (P3) diberi 7,4gr tomat dan 0,135mg zinc dan dilakukan paparan selama 2 jam dalam 30 hari. Data dianalisis menggunakan uji Post hoc.
Hasil: Diperoleh hasil K1 rerata jumlah oosit sebanyak 66,8; K2 sebanyak42,4; P1 sebanyak 61,8; P2 sebanyak 64,83; dan P3 sebanyak 63,2.
Simpulan: Terdapat pengaruh pemberian tomat dan zinc terhadap jumlah oosit tikus putih betina galur Sprague dawley yang diinduksi gelombang elektromagnetik radiasi ponsel pada P1, P2 dan P3.
Kata kunci: Gelombang elektromagnetik, jumlah oosit, ponsel, tomat, zinc
ABSTRACT
Background: Menstrual disorders or infertility in female mostly caused by hormonal disturbance. One of the factors which can disturb hormonal system is the electromagnetic waves from cell phone that can increase the free radicals.. Tomato and zinc are antioxidants that can inhibit the formation of free radicals.
Objective: To determine the effect of tomato and zinc combinationto the number of female oocytes from white rats Sprague dawley strain induced by electromagnetic waves from mobile phone radiation (SAR=1,56 W/kg).
Method: The study uses 25 rats that were divided into 5 groups: no treatment (K1), only induced by electromagnetic waves (K2), 1,85gr tomato and 0,54mg zinc treatment (P1), 3,7gr tomato and 0,27mg zinc treatment (P2), 7,4gr tomato and 0,135mg zinc treatment (P3). The groups were exposed to electromagnetic waves for 2 hours in 30 days. The data were analyzed by using the Post Hoc test.
Result: The average number of oocytes obtained in K1 is 66.8; K2 is 42,4; P1 is 61.8; P2 is 64,83; and P3 is 63,2.
Conclusion: There is an effect of combination between tomato and zinc to the number of female oocytes from white rats Sprague dawley strain induced by electromagnetic waves of mobile phone radiation.
Keywords: Electromagnetic waves, oocytes count, mobile phone, tomato, zinc
1318011054 DEVITA WARDANI devitaww@gmail.com2017-01-27T07:52:55Z2017-02-01T03:25:44Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25277This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252772017-01-27T07:52:55ZPERBEDAAN RERATA INDEKS CEPHALIC DAN INDEKS FRONTOPARIETAL ANTARA SUKU BALI DAN SUKU BATAK DI KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNGBackground: Cephalometric index is a value that describes the morphological shape of human head. Cephalic index and frontoparietal index are included in the cephalometric index and can show differences in ethnicity and gender. The aimed of this study is to compare the cephalic index and the frontoparietal index in men and women of Bali and Batak ethnics. Methods: The study was conducted by using cross sectional method on 16 men and women from Bali and Batak ethnics who live in Tanjung Senang subdistrict of Bandar Lampung. Cephalic index and frontoparietal index are determined from the calculation of head length, head width and forehead width measurements from respondents. The data being tested with Shapiro-Wilk normality test and independent T-test to see the difference between the two groups. Results: The mean of cephalic index in Balinese is 85.735 ± 3.53 and Bataknese is 81.676 ± 2.86. The dominant head shape of the Balinese is hyperbrahycephalic and the Bataknese is brachycephalic. The mean of frontoparietal index in Balinese and Bataknese is 75.062 ± 4.28 and 2.36 ± 74.216. The dominant of forehead shape found in both ethnic groups is eurymetopia. Conclusion: Based on this research, there are meaningful mean differences of cephalic index between male and female of Balinese and Bataknese. Meanwhile, there are no meaningful mean differences of frontoparietal index between men and women on both ethnics.
Keywords: cephalic index, frontoparietal index, gender, ethnics.
Latar Belakang: Indeks kefalometris merupakan nilai yang menggambarkan morfologi bentuk kepala manusia. Indeks cephalic dan indeks frontoparietal termasuk dalam indeks kefalometris dan dapat menunjukkan perbedaan suku dan jenis kelamin. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan indeks cephalic dan indeks frontoparietal pada laki-laki dan perempuan dari suku Bali dan suku Batak.
Metode: Penelitian dilakukan dengan metode cross sectional pada 16 laki-laki dan perempuan dari suku Bali dan suku Batak yang tinggal di Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung. Indeks cephalic dan indeks frontoparietal ditentukan dari perhitungan hasil pengukuran panjang kepala, lebar kepala, dan lebar dahi responden. Pada data dilakukan uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji T tidak berpasangan untuk melihat perbedaan rerata pada dua kelompok.
Hasil: Rerata indeks cephalic pada suku Bali adalah 85,735±3,53 dan pada suku Batak adalah 81,676±2,86. Bentuk kepala dominan pada suku Bali adalah hyperbrahycephalic dan pada suku Batak adalah brachycephalic. Rerata indeks frontoparietal suku Bali dan Batak adalah 75,062±4,28 dan 74,216±2,36. Bentuk dahi yang dominan ditemukan pada kedua kelompok suku adalah eurymetopia.
Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan rerata indeks cephalic yang bermakna pada laki-laki dan perempuan suku Bali dan suku Batak. Sementara, tidak terdapat perbedaan rerata indeks frontoparietal yang bermakna pada laki-laki dan perempuan suku Bali dan Batak.
Kata Kunci: indeks cephalic, indeks frontoparietal, jenis kelamin, suku.1318011070 Fauziah Lubisfauziah.lubis@gmail.com2017-01-27T07:42:59Z2017-01-27T07:42:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25281This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252812017-01-27T07:42:59Z
PENGARUH MEROKOK TERHADAP KEJADIAN KONVERSI SPUTUM PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANJANG
ABSTRAK
Latar Belakang : Kejadian konversi pasien TB paru di Puskesmas Panjang belum mencapai Angka Konversi Target Nasional yaitu sebesar 61%. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian konversi pada pasien TB paru. Perilaku merokok adalah faktor yang penting dalam kejadian konversi. Komponen dari perilaku merokok ini terbagi lagi menjadi lama riwayat merokok, jumlah rokok, dan jenis rokok yang dikonsumsi penderita TB paru. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar risiko merokok terhadap kejadian konversi TB paru di Wilayah Kerja Puskesmas Panjang.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain Case Control. Penelitian dilakukan pada bulan September – November 2016. Populasi kasus dalam penelitian ini adalah pasien TB paru yang tidak mengalami konversi setelah menjalani pengobatan fase intensif sedangkan kontrol adalah pasien TB paru mengalami konversi setelah menjalani pengobatan fase intensif di Puskesmas Panjang dengan perbandingan 1:1. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling dengan masing-masing 29 responden pada kelompok kasus dan kontrol. Pada penelitian ini uji statistik menggunakan chi-square.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian didapatkan faktor risiko kejadian Tuberkulosis Paru adalah perilaku merokok (OR=4,295; 95%CI:1,420-12,997), lama riwayat merokok (OR=4,286; 95%CI:1,288-14,259), jumlah rokok (OR=6,667;95%CI :1,306-34,207). Sedangkan jenis rokok bukan merupakan faktor risiko kejadian tidak konversi pada pasien TB paru.
Kesimpulan : Perilaku merokok, lama riwayat merokok dan jumlah rokok meningkatkan risiko kejadian tidak konversi pasien TB paru.
Kata Kunci : Gagal Konversi, Perilaku Merokok, TB paru
ABSTRACT
Background: Conversion of pulmonary TB patients in Panjang Public Health Care has not reached the length of the National Target Conversion figure that is equal to 61%. There several factors that influence pulmonary TB patient sputum conversion case. Smoking behavior is important factor in conversion case. The components of this smoking behavior consist of smoking history duration, smoking amount, and cigarettes type which consumed by pulmonary TB patient. The purpose of this research is to know the smoking substantial risk on pulmonary TB conversion case in Panjang Public Health Care working area.
Research Methods: This research uses case control design. Research conducted during September – November 2016. Population case in this research is pulmonary TB patient that did not experience the conversion after get intensive phase treatment while the control was pulmonary TB patient that have conversion after get intensive phase treatment in Panjang Public Health Care with 1:1 ratio. Sample were taken with purposive sampling technique with each of the 29 respondents in the case and control groups. Then the both of variables was tested using chi square test.
Research Result: The research found the risk factor of pulmonary tuberculosis are smoking behavior (OR=4,295; 95%CI:1,420-12,997), duration of smoking history (OR=4,286; 95%CI:1,288-14,259), amount of smoking (OR=6,667; 95%CI:1,306-34,207). While type of cigarettes is not the risk factor of not conversion case on pulmonary TB patient.
Conclusion: Smoking behavior, duration of smoking history, and amount of smoking are increase the risk of not conversion case on pulmonary TB patient.
Key Words: Failed Conversion, Smoking Behavior, Pulmonary TB
1318011014 ANINDITAanindita014@yahoo.co.id2017-01-27T07:41:14Z2022-03-16T02:05:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25283This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252832017-01-27T07:41:14ZPENGARUH KONSUMSI INFUSA DAUN KEMUNING (Murraya
paniculata (L.) Jack) TERHADAP PENURUNAN INDEKS MASSA
TUBUH, LINGKAR PANGGUL DAN LINGKAR PINGGANG PADA
PASIEN OBESITASABSTRAK
Latar Belakang: Penentuan klasifikasi obesitas dapat ditentukan melalui pengukuran
indeks massa tubuh (IMT), lingkar pinggang atau lingkar panggul. Konsumsi tumbuhan
herbal memiliki kelebihan efek samping minimal dibanding obat kimia. Contoh
tumbuhan herbal yang digunakan untuk penurunan berat badan adalah infusa daun
kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan IMT, lingkar panggul, lingkar pinggang dan rasio lingkar panggul
pinggang (RLPP) sebelum dan sesudah pemberian infusa daun kemuning pada pasien
obesitas.
Metode Penelitian: Metode penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan rancangan
one group before and after. Populasi penelitian adalah seluruh karyawati obesitas di
Universitas Lampung dan sampel penelitian berjumlah 17 orang yang diambil dengan
menggunakan teknik consecutive sampling.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian didapatkan rerata IMT adalah 30,33±4,61 kg/m2 dan
29,67±4,29 kg/m2, lingkar panggul 110,41±10,65 cm dan 109,24±9,36 cm, lingkar
pinggang 94,65±10,04 cm dan 96,06±9,90 cm, dan RLPP 1,17±0,07 dan 1,14±0,06
sebelum dan sesudah pemberian infusa daun kemuning selama 15 hari.
Simpulan Penelitian: Simpulan penelitian ini adalah terdapat penurunan bermakna rerata
IMT dan RLPP pemberian infusa daun kemuning (p=0,006) dan (p=0,037), tidak terdapat
penurunan bermakna rerata lingkar panggul dan lingkar pinggang sesudah pemberian
infusa daun kemuning (p=0,194) dan (p=0,278) pada pasien obesitas di Universitas
Lampung.
Kata kunci: Daun kemuning, indeks massa tubuh, lingkar panggul, lingkar pinggang,
rasio lingkar panggul pinggang
ABSTRACT
Background: Determining the classification of obesity can be determined by measuring
the body mass index (BMI), waist circumference or pelvis circumference. Consumption
of herbal drugs have excess minimal side effects than chemical drugs. Examples of herbs
used for weight loss is kemuning leaves (Murraya paniculata (L.) Jack) infuse. The
purpose of this study was to determine differences in BMI, pelvic circumference, waist
circumference and pelvic waist circumference ratio (waist pelvis ratio) before and after
administration of kemuning leaves infuse in obese patients.
Methods: The method is quasi experimental with by one group before and after design.
Population in this study was all obesity employees in University of Lampung. There were
17 sample taken from population with consecutive sampling technique.
Result: The result showed the mean BMI was 30.33±4.61 kg/m2 and 29.67±4.29 kg / m2,
pelvic circumference 110.41±10.65 cm and 109.24±9.36 cm, waist circumference
94.65±10.04 cm and 96.06±9.90 cm, and waist pelvis ratio of 1.17±0.07 and 1.14±0.06
before and after administration of kemuning leaves infuse for 15 days.
Conclusion: It is concluded that there are differences between the mean BMI and waist
pelvis ratio before and after giving kemuning leaves infuse (p=0.006) and (p=0.037),
there are no differences between the mean pelvis circumference and waist circumference
before and after giving kemuning leaves infuse (p=0.194) and (p=0.278) in obese patients
at the University of Lampung.
Keywords: Body mass index, kemuning leaves, pelvic circumference, pelvic waist
circumference ratio, waist circumference1318011098 M. MARLIANDO SATRIA PANGESTU ndo.muna1205@gmail.com2017-01-27T07:18:39Z2017-01-27T07:18:39Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25210This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252102017-01-27T07:18:39ZANALISIS PERAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS WAY HALIM KOTA BANDAR LAMPUNGABSTRACT
BEHAVIOR ANALYSIS OF FAMILY ROLE OF EXCLUSIVE BREAST FEEDING
IN INFANT 6-24 MONTHS OF AGE IN THE WORK AREA HEALTH CENTER
WAY HALIM BANDAR LAMPUNG
By
Annisa Mardhiyyah
Background: Scope of exclusive breastfeeding in the city of Bandar Lampung at 21.46% had
not reached the national target of 80%. Causes include maternal behavior, which was
influenced by the role of the family. This study aimed to influence the role of the family, the
husband and mother-in-law against the behavior of exclusive breastfeeding.
Methods: This research was an analytic observational with cross sectional design. Research in
September - October 2016, at 20 Posyandu of Way Halim with a total sample of 118 was taken
using purposive sampling technique. Data collection used questionnaires family support.
Results: They were 50.8% of respondents behave exclusive breastfeeding, 64.4% support the
role of husband and 59.3% supporting the role of mother-in-law. Chi-Square test results
obtained by value p <0.001 for the role of husband and the role of mother-in-law that there is
a significant relationship between the role of husband and mother-in-law's role on the behavior
of exclusive breastfeeding. While the results of multivariate logistic regression analysis
showed that no effect of the role of husband and mother-in-law's role on the behavior of
exclusive breastfeeding.
Conclusion: The relationship between the role of the family that was the role of husband and
mother-in-law's role on the behavior of exclusive breastfeeding but these two variables
interacting simultaneously.
Keywords: Exclusive breastfeeding, the role of husband, mother-in-law's role
ABSTRAK ANALISIS PERAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAY HALIM KOTA BANDAR LAMPUNG Oleh Annisa Mardhiyyah Latar Belakang : Cakupan ASI eksklusif di Kota Bandar Lampung sebesar 21,46% belum mencapai target Nasional sebesar 80%. Penyebab diantaranya perilaku ibu, yang dipengaruhi faktor peran keluarga. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh peran keluarga yaitu suami dan ibu mertua terhadap perilaku ASI eksklusif. Metode Penelitian : Penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Penelitian pada September – Oktober 2016, bertempat di 20 Posyandu Kecamatan Way Halim dengan sampel berjumlah 118 yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dukungan keluarga. Hasil penelitian : Hasil Penelitian menunjukkan 50,8% responden berperilaku ASI eksklusif, 64,4% peran suami mendukung dan 59,3% peran ibu mertua yang mendukung. Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p < 0,001 untuk peran suami dan peran ibu mertua yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara peran suami dan peran ibu mertua terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif. Sedangkan hasil analisis multivariat regresi logistik menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara peran suami dan peran ibu mertua terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif. Simpulan : Terdapat hubungan antara peran keluarga yaitu peran suami dan peran ibu mertua terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif namun kedua variabel ini saling berinteraksi secara bersamaan. Kata kunci: ASI eksklusif, peran suami, peran ibu mertua1318011018 Annisa Mardhiyyahnismar.lampung@gmail.com2017-01-27T07:16:56Z2017-01-27T07:16:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25211This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252112017-01-27T07:16:56ZEFEK PROTEKTIF KOMBINASI ZINC DAN TOMAT (Solanum
lycopersicum L) TERHADAP HISTOLOGI HEPAR TIKUS PUTIH (Rattus
norvegicus) GALUR Sprague dawley AKIBAT STRES YANG TERPAPAR
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK PONSELABSTRAK
Latar Belakang: Paparan radiasi gelombang elektromagnetik ponsel dapat
menyebabkan stres oksidatif yang akan menimbulkan kerusakan sel hepar. Zinc
dan tomat memiliki khasiat sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujan untuk
mengetahui efek protektif kombinasi zinc dan tomat terhadap gambaran histologi
hepar tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley akibat stres yang
terpapar gelombang elektromagnetik ponsel.
Metode: Penelitian eksperimental dengan menggunakan 25 ekor tikus yang dibagi
menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol 1 (K1) hanya diberi makan dan minum,
kelompok kontrol 2 (K2) diinduksi paparan ponsel, kelompok perlakuan (P1),
(P2), (P3) diberikan kombinasi zinc dan tomat dengan dosis (P1): tomat 1,85g dan
zinc 0,54mg; (P2): tomat 3,7g dan zinc 0,27mg; (P3): tomat 7,4g dan zinc
0,135mg; dan diinduksi paparan ponsel 2 jam/hari selama 35 hari.
Hasil penelitian: Rerata kerusakan sel hepatosit yang mengalami degenerasi
bengkak keruh pada K1=0,4; K2=3,36; P1=1,2; P2=1,52; P3=1,8. Data diuji
dengan uji One Way ANOVA dan didapatkan hasil p=0,006 (p<0,05). Selanjutnya,
dengan uji Post Hoc didapatkan p antara K1 vs K2= 0,003; K2 vs P1= 0,049; K2
vs P2= 0,140; K2 VS P3= 0,336.
Simpulan: Pemberian kombinasi zinc dan tomat dapat memperbaiki gambaran
histologi hepar tikus putih pada kelompok P1.
Kata kunci: gelombang elektromagnetik, hepar, tomat, zinc
ABSTRACT
Background: Exposure of mobile phone elektromagnetic waves can cause
oxidative stress that will lead to damage of cells hepar. Zinc and tomato have
efficacy as antioxidant. This experiment is aimed to acknowledge the protective
effect of the combination of zinc and tomato against liver histology of white rats
Sprague dawley strain because of stress that is caused by electromagnetic
handphone wave’s exposure.
Methods: This research is experimental that is using 25 rats which divided into 5
group. Control group 1 (K1) is only given eat and drink, control group 2 (K2) is
induced by exposure to mobile phone, control group (P1), (P2), (P3) is given
combination zinc and tomatoes with dose (P1): tomatoes 1,85g and zinc 0,54mg;
(P2): tomatoes 3,7g and zinc 0,27mg; (P3): tomatoes 7,4g and zinc 0,135mg; and
induced by exposure to mobile phone 2 hour/day during 35 days.
Result: The average of hepatocyte damage that who degenerate cloudy swelling
in K1=0,4; K2=3,36; P1=1,2; P2=1,52; P3=1,8. Data is tasted by test one way
ANOVA and the result are p=0,006 (p<0,05). Then, with Post Hoc test obtained p
K1 vs K2= 0,003; K2 vs P1= 0,049; K2 vs P2= 0,140; K2 VS P3= 0,336.
Conclusion: The combination zinc and tomato can repair liver histology of white
rats on P1.
Keywords: electromagnetic waves, hepar, tomatoes, zinc
(1318011117) NEZA UKHALIMA HAFIA S nezaukhalima@gmail.com2017-01-27T06:40:09Z2017-01-27T06:40:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25241This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252412017-01-27T06:40:09ZPENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawleyLatar belakang: Minyak jelantah adalah minyak goreng yang telah dipanaskan berulang kali. Pemanasan minyak goreng akan menyebabkan pembentukan senyawa radikal bebas. Radikal bebas dapat menyebabkan terjadinya reaksi stres oksidatif pada berbagai sel dalam tubuh. Ginjal merupakan salah satu organ yang mudah mengalami stres oksidatif akibat radikal bebas.
Tujuan: Untuk mengetahui apakah minyak jelantah dapat mempengaruhi gambaran histopatologi ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley.
Metode: Penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus putih galur Sprague dawley yang dibagi ke dalam 5 kelompok, yaitu kontrol (K) tikus yang tidak diberikan perlakuan, pada perlakuan 1 (P1), perlakuan 2 (P2), perlakuan 3 (P3) dan perlakuan 4 (P4) masing-masing diberikan minyak jelantah 1x, 4x, 8x dan 12x penggorengan dengan dosis 1,5 ml/hari secara oral dalam waktu 28 hari. Gambaran kerusakan pada ginjal terdiri dari infiltrasi sel radang, edema tubulus, edema spatium bowman, dan nekrosis. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji statistik Kruskal‒Wallis yang dilanjutkan dengan Uji Statistik Mann‒Whitney.
Hasil: Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil terdapat perbedaan bermakna, kecuali antara P1 dengan P2 (p=0,228) tidak didapatkan perbedaan bermakna.
Kesimpulan: Minyak jelantah dapat menyebabkan kerusakan gambaran histopatologi pada ginjal tikus.
Kata kunci : ginjal, minyak jelantah, radikal bebas, stres oksidatif
ABSTRACT
Background: Reused cooking oil is cooking oil that has been heated repeatedly. Heating oil will lead to the formation of free radicals. Free radicals can cause oxidative stress reaction in various cells in the body. Kidney is one organ that is prone to oxidative stress caused by free radicals. Objective: To determine whether the waste cooking oil can affect kidney histopatology of rat (Rattus norvegicus) male Sprague Dawley. Method: The study used 30 rats Sprague Dawley were divided into 5 groups: control (K) mice that were not given the treatment, in treatment 1 (P1), treatment 2 (P2), treatment 3 (P3) and treatment 4 ( P4) each given cooking oil 1x, 4x, 8x and 12x heated with a dose of 1.5 ml / day orally within 28 days. Overview damage to the kidney consists of inflammatory cell infiltration, edema tubules, bowman spatium edema, and necrosis. Data were analyzed using statistical test of Kruskal-Wallis followed by Mann-Whitney. Result: Based on the statistical test results obtained are significant differences, but P1 with P2 (p = 0.228) not gained significant difference. Conclusion: Reused cooking oil can cause kidney histopathology damage in rats.
Keywords: Reused cooking oil, free radicals, kidney histopatology, oxidative stress 1318011178 WULAN NOVENTIwulannoventi@gmail.com2017-01-27T06:35:10Z2017-01-27T06:35:10Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25275This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252752017-01-27T06:35:10ZHUBUNGAN SHIFT KERJA DAN KELELAHAN KERJA
DENGAN STRES KERJA PERAWAT
DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNGLatar Belakang: Stres kerja bisa dialami oleh berbagai profesi pekerjaan, salah satunya adalah perawat terutama yang bekerja di Instalasi Rawat Inap. Stres kerja bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah shift kerja dan kelelahan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan shift kerja dan kelelahan kerja dengan stres kerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung
Metode Penelitian: Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung menggunakan pendekatan cross sectional dengan total responden 136 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang kemudian dilakukan uji analisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 0,05
Hasil Penelitian: Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa perawat yang mengalami stres kerja sebanyak 77,70% pada shift kerja malam, pada shift kerja pagi sebanyak 19,10%, dan tidak ada perawat yang mengalami stres kerja pada shift kerja sore. Hasil analisis dari hubungan shift kerja dengan stres kerja didapatkan nilai p=0,001 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna, dan hasil analisis hubungan kelelahan kerja dengan stres kerja didapatkan nilai p=0,001 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna pula
Kesimpulan: Terdapat hubungan shift kerja dan kelelahan kerja dengan stres kerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Disarankan untuk peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian mengenai kelelahan kerja dengan menggunakan waktu reaksi sehingga mendapatkan gambaran yang objektif
Kata Kunci: kelelahan kerja, shift kerja, stres kerja
abstract
profession who work in inpatient word at. Work stress can be caused by several factors, among others, work shift and work fatigue. The purpose of this research is to find out the association of work shift and work fatigue among nurses in inpatient word at Dr. H. Abdul Moeloek hospital Bandar Lampung
Methods: This research was conducted in Dr. H. Abdul Moeloek hospital Bandar Lampung and using cross sectional method with 136 respondents taken by purposive sampling technique. Data were collected using a questionnaire which is then carried out test analysis using Chi-Square with 0,05 confidence level
Results: In this research, the result showed that nurses with work stress as much as 77,70% on work night shift, on morning work shift as much as 19.90%, and there were not nurses experiencing work stress on the afternoon shift. The analysis result of the association between work shift and work stres was p=0,001 it showed that there was a significant relationship, and the analysis result of the association between work fatigue and work stres was p=0,001 and it showed that there was a significant relationship as well
Conclusion: There was an association in work shift and work fatigue with work stress among nurses in inpatient word at Dr. H. Abdul Moeloek hospital Bandar Lampung. This suggested to do the research about work fatigue by using reaction time to get an objective result
Keywords: work fatigue, work shift, work stress1318011065 FADIAH ERYUDA fadiaheryuda@yahoo.co.id2017-01-27T06:35:09Z2017-01-27T06:35:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25271This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252712017-01-27T06:35:09ZPERBANDINGAN MEAN ARTERIAL PRESSURE ANTARA OBESITAS
GENERAL DENGAN OBESITAS SENTRAL PADA PEGAWAI LAKILAKI
DEWASA DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMPUNGLatar Belakang: Obesitas merupakan kondisi ketidaknormalan akibat kelebihan
akumulasi lemak dalam jaringan adiposa. Peningkatan prevalensi obesitas
berdampak pada munculnya berbagai penyakit kardiovaskuler. Resiko yang sering
ditemukan pada penyakit kardiovaskuler adalah peningkatan tekanan darah.
Tujuan: Mengetahui perbandingan mean arterial pressure antara obesitas general
dengan obesitas sentral pada pegawai laki – laki dewasa dengan obesitas di
lingkungan Universitas Lampung.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan September-Desember
2016. Populasi dalam penelitian adalah pegawai laki-laki dewasa di lingkungan
Universitas Lampung sebanyak 60 responden. Sampel diambil dengan teknik
consecutive sampling.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan responden rata – rata berumur pada kelompok
usia 40 – 49 tahun (51,7%). Rerata nilai mean arterial pressure pada penderita
obesitas sentral sebesar 108,22 mmHg dan pada penderita obesitas general sebesar
95,56 mmHg dengan selisih MAP sebesar 12,67 mmHg. Hasil uji T perbandingan
MAP pada obesitas general dengan obesitas sentral dengan nilai p = 0,001.
Kesimpulan: Terdapat perbandingan mean arterial pressure antara obesitas
general dengan obesitas sentral pada pegawai laki-laki dewasa di lingkungan
Universitas Lampung.
Kata Kunci: mean arterial pressure, obesitas general, obesitas sentral.
ABSTRACT
Background: Obesity is an abnormal condition due to excess accumulation of fat
in adipose tissue. The increasing prevalence of obesity impact on various
cardiovascular diseases. The risk common of cardiovascular disease is blood
pressure increase.
Objective: To determine the comparison of mean arterial pressure between
general obesity and central obesity in male employees at the University of
Lampung.
Methods: This study uses comparative analytic method with cross sectional
approach. Research conducted in September-December 2016. The population was
the male employees at the University of Lampung 60 respondents. Samples were
taken with consecutive sampling technique.
Results: The results showed the average age in the age group 40-49 years
(51.7%). The mean value for mean arterial pressure in respondents with central
obesity amounted to 108.22 mmHg and respondent with general obesity
amounted to 95.56 mmHg with a difference of 12.67 mmHg. T test results
comparison of MAP between general obesity and central obesity with p value =
0.001.
Conclusion: There are comparison of mean arterial pressure between general
obesity and central obesity in male employees at the University of Lampung.
Keywords: mean arterial pressure, general obesity, central obesity. 1318011123 NUR ANGGRAININuranggraini9567@gmail.com2017-01-27T06:24:58Z2017-01-27T06:24:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25272This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252722017-01-27T06:24:58ZHUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP SELF DIRECTED
LEARNING READINESS MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
Latar belakang: Self Directed Learning Readiness (SDLR) merupakan kesiapan
mahasiswa terhadap lingkungan mandiri yang menuntut mahasiswa untuk belajar.
Motivasi sebagai salah satu faktor ekstrinsik mengambil peranan penting untuk
terbentuknya SDLR mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan motivasi belajar terhadap self directed learning readiness mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional.
Terdapat sebanyak 240 responden yang mengisi dua buah kuesioner yaitu
Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) untuk menilai motivasi
belajar dan Self Directed Learning Readiness Scale (SDLRS) untuk menilai
kesiapan belajar mandiri. Analisis data menggunakan uji Chi-square.
Hasil penelitian: Hasil menunjukkan motivasi yang paling banyak dimiliki oleh
responden yaitu motivasi tinggi (75,8%) dan derajat SDLR tinggi (82,5%).
Berdasarkan analisis bivariat dengan uji chi square tidak didapatkan hubungan
bermakna motivasi belajar terhadap self directed learning readiness dengan nilai
(P=0, 411).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara motivasi belajar terhadap
self directed learning readiness mahasiswa tingkat pertama Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung.
Kata kunci: MSLQ, SDLR, SDLRS
ABSTRACT
Background: Self Directed Learning Readiness (SDLR) is the readiness of
students to the independence learning that demand students for learning.
Motivation is one important factor to build SDLR of the student.The aim of this
research is to find out the relationship between learning motivation and self
directed learning readiness student in Medical Faculty of Lampung University.
Method: This research is using cross sectional approach. 240 respondents were
asked to fill in two questionnaires, such as Motivated Strategies for Learning
Questionnaire (MSLQ) to determine the learning motivation and Self Directed
Learning Readiness Scale (SDLRS) to determine the readiness of independent
study. Data were analysed using Chi-square.
Results: The result show most of respondents have high motivation (75,8%) and
high SDLR (82,5%). Based on bivariate analysis using statistical test chi square
show there is no significant relationship between motivation and self directed
learning readiness (P =0, 411).
Conclusion: There is no signficant out the relationship between learning
motivation and self directed learning readiness student in Medical Faculty of
Lampung University.
Kata kunci: MSLQ, SDLR, SDLRS
1318011063 ERISA SENTHYA BR SURBAKTI surbaktierisa@gmail.com2017-01-27T06:07:46Z2017-01-27T06:07:46Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25253This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252532017-01-27T06:07:46ZPERBEDAAN KEJADIAN DISLIPIDEMIA ANTARA OBESITAS GENERAL DENGAN OBESITAS SENTRAL PADA PEGAWAI LAKI –LAKI DEWASA DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMPUNGABSTRAK
Latar Belakang : Obesitas merupakan akumulasi massa jaringan lemak tubuh yang berlebih ataupun abnormal yang disebabkan akibat adanya ketidakseimbangan antara asupan makanan dan keluaran makanan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Peningkatan prevalensi obesitas berdampak pada munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti dislipidemia. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan kejadian dislipidemia antara obesitas general dengan obesitas sentral pada pegawai laki-laki dewasa di lingkungan Universitas Lampung.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan September – November 2016. Sampel penelitian adalah pegawai laki-laki dewasa di lingkungan Universitas Lampung sebanyak 33 responden untuk kelompok obesitas sentral maupun obesitas general. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Responden diperiksa darah puasa untuk melihat kadar HDL dan trigliserida dengan menggunakan metode spektrofotometri yang digunakan sebagai rujukan menentukan kejadian dislipidemia. Pada penelitian ini uji statistik menggunakan chi square.
Hasil : Rerata usia responden 43 tahun dengan usia termuda 35 tahun dan tertua 55 tahun. Hasil uji chi square menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan kejadian dislipidemia antara obesitas general dengan obesitas sentral pada pegawai laki-laki dewasa di lingkungan Universitas Lampung dengan nilai p = 0,039.
Kesimpulan : Terdapat perbedaan kejadian dislipidemia antara obesitas sentral dengan obesitas general pada pegawai laki-laki dewasa di lingkungan Universitas Lampung.
Kata Kunci : dislipidemia, obesitas general, obesitas sentral
ABSTRACT
Background: Obesity is the accumulation of fat tissue mass or abnormal excess body caused due to an imbalance between food intake and output can cause health problems. The increasing prevalence of obesity impact on the emergence of various degenerative diseases such as dyslipidemia. Research purposes To determine the differences incidence of dyslipidemia between general obesity and central obesity in male employees at the University of Lampung.
Methods: This study uses cross-sectional design. Research conducted during September – November 2016. The samples were adult male employees at the University of Lampung as many as 33 respondents to central obesity and general obesity. Samples were taken with purposive sampling technique. Respondents was checked fasting blood to see the level of HDL and triglycerides using spectrophotometric method, are used as a reference to determine the incidence of dyslipidemia. Then the both variables was tested using chi square.
Results: A mean age of respondents was 43 years with the youngest respondents 35 years and the oldest respondents 55 years. Chi-square test results showed a significant difference incidence of dyslipidemia, between general obesity and central obesity in male employees at the University of Lampung in 2016 with p value = 0.039.
Conclusion: There are differences incidence of dyslipidemia between general obesity and central obesity in male employees at the University of Lampung.
Keywords: dyslipidemia, general obesity, central obesity.
(1318011033) BELLA YANITA bellayanita06@gmail.com2017-01-27T06:00:50Z2017-01-27T06:00:50Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25252This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252522017-01-27T06:00:50ZHUBUNGAN GELOMBANG UJIAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN UJIAN
DAN NILAI UJIAN AKHIR BLOK DERMATOMUSCULOSKELETAL
ANGKATAN 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGABSTRAK
Latar belakang Kecemasan merupakan respon normal terhadap konflik pada individu
dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang dianggap mengancam individu
tersebut. Konflik yang dimaksud seperti ujian. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
melaksanakan ujian blok dengan sistem gelombang ujian, mahasiswa datang pada waktu
yang sama dan berada di ruang karantina menunggu waktu ujian. Adanya kecemasan dan
kondisi saat menunggu ujian dapat berdampak pada nilai ujian akhir blok mahasiswa.
Metode Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan potong
lintang. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Pengambilan data
sekunder dengan teknik total sampling menggunakan Nist and Diehl Test Anxiety
Questionnaire yang dilaksanakan pada bulan September–Oktober 2016 di Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung.
Hasil penelitian Didapatkan 15,4% mahasiswa mengalami kecemasan ringan, 62,6%
kecemasan sedang, dan 22,0% kecemasan berat. Hasil uji Chi Square gelombang ujian
terhadap tingkat kecemasan didapatkan p>0,05 dan gelombang dengan nilai ujian akhir
blok p<0,05.
Kesimpulan Tidak terdapat hubungan antara gelombang ujian dengan tingkat kecemasan
pada mahasiswa namun terdapat hubungan gelombang ujian dengan nilai ujian akhir blok
mahasiswa.
Kata kunci : Gelombang ujian, kecemasan, nilai ujian akhir blok.
ABSTRACT
Background Medical faculty of Lampung University’s test with waiting system exams,
students arrive at the same time and were in quarantine room before exams. While
waiting for their turn students feel anxious and this condition can affect the value of the
final exam the student block.
Methods This study is an analytic descriptive cross sectional. This study uses primary
and secondary data. The study was conducted at Medical Faculty Lampung Univesity
using a data retrieval technique total sampling. This study uses Nist and Diehl Test
Anxiety Questionnaire and held in September-October, 2016
Results 15.4% of students experiencing mild anxiety, modarerate anxiety was 62.6%, and
22.0% severe anxiety. The result of Chi Square waiting test of the level of anxiety was
obtained p> 0,05 and waiting to the value of the final exam block p <0.05.
The conclusion of this study waiting system does not affect the level of anxiety in
students but affects the final exam scores of students block.
Keywords: block final exam scores, anxiety, waiting time test
1318011082 INDAH ISWARAemailindah12@yahoo.com2017-01-27T04:22:30Z2017-01-27T04:22:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25249This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252492017-01-27T04:22:30ZHUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DAN KEAKTIFAN BERORGANISASI
TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN KETIGA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGABSTRAK
Latar Belakang: Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal salah satunya adalah
kebiasaan belajar dan faktor eksternal diantaranya adalah keaktifan berorganisasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar dan hubungan
keaktifan berorganisasi dengan prestasi belajar mahasiswa tahun ketiga Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 96 mahasiswa angakatan
2014 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, dengan menggunakan teknik simpel random.
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner kebiasaan belajar yang terdiri dari 18 pertanyaan dan
kuesioner keaktifan berorganisasi yang terdiri dari 19 pertanyaan, serta data prestasi belajar
diambil dari nilai indeks prestasi semester 4. Uji hipotesis yang digunakan adalah chi square.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan belajar dan keaktifan berorganisasi yang
dominan pada mahasiswa angkatan 2014 adalah kategori tinggi, masing-masing sebesar 47
(48,9%) responden dan 37 (38,5%) responden. Hasil uji chi square didapatkan nilai p-value
0,000 untuk kebiasaan belajar dan nilai p-value 0,000 untuk keaktifan berorganisasi.
Simpulan: Terdapat hubungan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar dan terdapat
hubungan antara keaktifan berorganisasi dengan prestasi belajar pada mahasiswa tahun ketiga
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata kunci: keaktifan berorganisasi, kebiasaan belajar, prestasi belajar.
ABSTRACT
Background: The learning achievement is influenced by internal factors, one of which is
habit learning and external factors including the activity of organization. This study aims
to determine the relation of study habit and activeness in organization to learning
achievement of third-year students in Medical Faculty of Lampung University.
Method: This study uses a quantitative analytic observational with cross sectional
approach. The sample in this study are 96 students from class year of 2014 in Medical
Faculty of Lampung University. The sampling technique used is the simple random
technique. This research instrument is a questionnaire about study habits that consists of
18 questions and the activeness in organization that consists of 19 questions. The learning
achievement data is known from the respondents' score in the fourth semester. The
hypothesis test used in this study is chi square.
Result: The result showed that the study habit and activeness in organization of the
students are mostly in the hight category, respectively 47 (48,9%) respondents and 37
(38,5%) respondents. The result obtained from the chi square test is p-value=0.000 for the
study habit and p-value=0.000 for activeness in organization.
Conclusion: There is a relation of study habit and learning achievement and also there is
a relation of the activieness of organization to learning achievement of the third year
students in Medical Faculty of Lampung University.
Keywords: activeness in organization, study habit, learning achievement.1318011151 SEFTIA VARERA NANDA varera.m@yahoo.co.id2017-01-27T04:11:49Z2017-01-27T04:11:49Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25250This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252502017-01-27T04:11:49ZPERBEDAAN PENYEMBUHAN LUKA SAYAT SECARA MAKROSKOPIS ANTARA PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK SEL PUNCA MESENKIMAL TALI PUSAT MANUSIA DENGAN GEL BIOPLACENTON PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawleyLatar Belakang: Penyembuhan luka merupakan proses biologis normal yang terjadi dalam tubuh saat mengalami luka. Secara umum dibagi ke dalam empat fase yaitu inflamasi, destruksi, proliferasi, dan maturasi. Bioplacenton merupakan gel yang mengandung ekstrak plasenta ex bovine 10% dan neomisin sulfat 0.5% yang dapat digunakan untuk penyembuhan luka. Saat ini telah dikembangkan terapi lain untuk membantu proses penyembuhan luka, diantaranya terapi menggunakan sel punca mesenkimal tali pusat manusia (WJMSCs). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penyembuhan luka sayat antara ekstrak WJMSCs dengan gel Bioplacenton yang meliputi waktu penyembuhan luka, infeksi lokal, dan reaksi alergi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan 18 ekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus) Galur Sprague dawley yang dikelompokkan menjadi tiga perlakuan berbeda. Perlakuan dibagi atas kelompok K: kontrol negatif (akuades), P1: ekstrak WJMSCs, dan P2: Bioplacenton. Pengamatan terhadap luka sayat dilakukan selama 14 hari dan kemudian data dianalisis menggunakan uji statistik deskriptif kategorik dan one way ANOVA.
Hasil: Rata-rata waktu penyembuhan luka sayat kelompok K: 10.67 hari, P1: 7.33 hari, dan P2:9.83 hari. 100% proporsi berada pada kategori tidak ada infeksi lokal dan tidak ada reaksi alergi.
Simpulan: Terdapat perbedaan waktu penyembuhan luka sayat antara ekstrak WJMSCs dengan Bioplacenton secara bermakna dengan p= 0.028 dan tidak ada infeksi lokal ataupun reaksi alergi yang terjadi.
Kata kunci: Bioplacenton, ekstrak sel punca mesenkimal tali pusat manusia, luka sayat, penyembuhan luka.
abstract
Background: Wound healing, is a normal biological process that occurs in the body when it injured. Is achieved through four phases: inflammation, destruction, proliferation, and maturation. Bioplacenton, a gel containing ex bovine placental extract 10% and neomycin sulfate 0.5%, can be used for wound healing. Nowadays, other therapies have been developed to aid wound healing, including human umbilical cord mesenchymal stem cells (WJMSCs) therapy. This research intend to find out the wound healing difference between WJMSCs extract and Bioplacenton which cover wound healing time, local infection, and allergic reactions.
Method: This was an experimental study using 18 Sprague dawley white male rats, grouped into three different treatments, group K: negative control (aquadest), group P1: WJMSCs extract, and group P2: Bioplacenton. Incised wound observed for 14 days, and the data were analyzed using descriptive categoric statistic test and one way ANOVA.
Results: Healing time average incise wound group K: 10.67 days, P1: 7.33 days, and P2: 9.83 days. 100% proportion in the category of no local infection and no allergic reactions.
Conclusion: There are significant difference wound healing time between WJMSCs extract and Bioplacentaon with p= 0.028 and there is no local infection and allergic reactions.
Key words: Bioplacenton, human umbilical cord mesenchymal stem cells, incise wound, wound healing(131801119) NIDA NABILAH NUR ninanunida@gmail.com2017-01-27T03:53:38Z2017-01-27T03:53:38Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25237This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252372017-01-27T03:53:38ZHUBUNGAN PERSEPSI BUDAYA DAN RAS TERHADAP RISIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAHKurang energi kronis (KEK) pada wanita usia subur (WUS) merupakan risiko timbulnya masalah kesehatan (morbiditas, mortalitas dan disabilitas). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi budaya (pantang makan, usia menikah, paritas) dan ras terhadap KEK pada WUS di Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah.
Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan metode pengambilan sampel berupa cluster sampling pada bulan Oktober–November 2016. Sampel adalah WUS (20–45 tahun) di Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah yang berjumlah 73 responden yang didapatkan dari rumus analitik kategorik tidak berpasangan. Variabel persepsi budaya didapatkan dengan menggunakan kuesioner dan KEK didapatkan dengan mengukur lingkar lengan atas (LiLA). Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji mutlak Fisher.
Hasil penelitian menunjukkan 4,1% responden KEK; 16,4% responden memiliki pantang makan; 29% responden menikah pada usia risiko tinggi; 4,1% responden dengan paritas tinggi; 74% responden dengan ras Jawa. Hasil uji mutlak Fisher menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara pantang makan, usia menikah, paritas, ras dengan KEK (p–value = > 0,05). Kesimpulan dari penelitian adalah tidak terdapatnya hubungan bermakna antara persepsi budaya dan ras terhadap KEK pada WUS di Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah.
Kata kunci: kek, kurang energi kronis, persepsi budaya, ras, wus
abstract
Chronic energy malnutrition (CEM) on women of childbearing age is the high–risk of health problem (morbidity, mortality, disability). Within wide scale, CEM could be a threat apply to nation strength and viability. The objective of thi study was to determine the relationship between cultural perceptions (food taboo, marriageable age, parity) and race toward CEM risk in Terbanggi Besar, Central Lampung Regency.
This study used cross sectional design with cluster sampling method in October–November 2016. The sample came from women of childbearing age (20–45 years old) in Terbanggi Besar, Central Lampung Regency with total 73 respondents obtained by independent category analysis formula. Cultural perception variable was gained by filling questionnaire and CEM risk was measured by upper arm circumtance (UAC). Data was analyzed by univariate and bivariate using Fisher test.
The results showed 4.1% of respondents CEM risk; 16,4% food taboo respondents; 29% high–risk mariageable age respondents; 4.1% high parity respondents; 74% Java race respondents. Results showed no significant relation between food taboo, marriageable age, parity, race with CEM risk (p–value = > 0.05). The study conclusion was the absence of significant relationship between perception of culture and race toward CEM risk on women of childbearing age in Terbanggi Besar, Central Lampung regency.
Keywords: chronic energy malnutrition, cultural, race, women of childbearing age
(1318011107) Meti Destriyanametides7@gmail.com2017-01-27T02:40:27Z2017-01-27T02:40:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25242This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252422017-01-27T02:40:27ZHUBUNGAN PEMBIMBINGAN TERHADAP KELULUSAN UJIAN CBT
UKMPPD NASIONAL MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG PERIODE AGUSTUS 2015–MEI 2016Latar Belakang : Upaya penataan praktik kedokteran di Indonesia dilakukan
dengan mengadakan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter
(UKMPPD) dalam rangka sertifikasi dokter lulusan baru dari seluruh kedokteran.
Institusi kedokteran dihadapkan terhadap permasalahan tingginya jumlah
ketidaklulusan pada UKMPPD
Tujuan : Mengetahui pengaruh pembimbingan terhadap kelulusan Ujian CBT
UKMPPD Nasional mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Periode Agustus 2015–Mei 2016.
Metode : Penelitian ini dilakukan secara analitik deskriptif dengan pendekatan
retrospektif. Penelitian dilakukan pada seluruh mahasiswa first taker yang
mengikuti ujian CBT UKMPPD Nasional dari periode Agustus 2015 sampai Mei
2016 sebanyak 131 responden. Responden diminta untuk mengisi angket dan data
dilakukan uji analisis menggunakan uji Chi Square dengan menggunakan
program komputer.
Hasil : Hasil menunjukan responden rata – rata berumur 24 tahun, responden
terbanyak berjenis kelamin perempuan (66,4%.). Sebagian besar responden
mengikuti bimbingan UKMPPD di kampus dan luar kampus (86,3%) dan hasil
kelulusan sebesar 77,9%.
Kesimpulan : Terdapat pengaruh pembimbingan di kampus dan luar kampus
terhadap kelulusan ujian CBT UKMPPD Nasional Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung Periode Agustus 2015–Mei 2016.
Kata Kunci : Bimbingan belajar, uji kompetensi mahasiswa program profesi
dokter, mahasiswa kedokteran.
ABSTRACT
Background: The efforts to arrangement medical practice in Indonesia is done by holding a
Doctor Profession Student Program Competency Testing (UKMPPD) in the framework of the
certification order new graduate doctors from all medical institutions. Medical institutions faced
with the problem of the high number of unsuccessful on UKMPPD.
Objective: To determine the effect of guidance on the students graduation CBT UKMPPD
National exam in Medical Faculty, Lampung University August 2015-May 2016 period.
Methods: This study was done analytically descriptive retrospective. The study was conducted
on all first taker students who took CBT UKMPPD National exam from August 2015 to May
2016 period, it was 131 respondents. Respondents were asked to complete a questionnaire and
test the data analysis using Chi Square test by using a computer program.
Results: Results showed respondents age average was 24 years, most respondents were female
(66.4%.). Most respondents follow the UKMPPD guidance on campus and outside (86.3%) and
the graduated were 77.9%.
Conclusion: There are a guiding influence in the campus and outside on the student graduation
UKMPPD CBT National exam in Medical Faculty, Lampung University August 2015-May 2016
period.
Keywords: Tutoring, doctor profession student program competency testing, medical student. (1318011158) SITI NUR INDAH sitinurindah26@gmail.com2017-01-26T06:48:42Z2017-01-26T06:48:42Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25218This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252182017-01-26T06:48:42ZPERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU SEBELUM DAN SESUDAH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG STROKE PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS PASAR AMBONLatar Belakang: Hipertensi merupakan penyebab kematian utama secara global maupun nasional. Di Provinsi Lampung tahun 2014, hipertensi menduduki penyakit nomor 1 dengan persentase 30,01% kejadian. Sebanyak 77% penyebab stroke disebabkan oleh hipertensi. Dibutuhkan upaya untuk menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan akibat stroke melalui intervensi pendidikan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku antara sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan tentang stroke.
Metode: Desain penelitian ini ialah eksperimen semu (quassy experiment) dengan rancangan pretest - posttest grup desain pada 48 masyarakat yang menderita hipertensi di Puskesmas Pasar Ambon. Pendidikan kesehatan dilakukan selama satu bulan dengan menggunakan metode ceramah dan media audiovisual berupa slide power point. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariate menggunakan uji Wilcoxon
Hasil: Nilai median pengetahuan dari 6,0 menjadi 7,0 setelah intervensi. Nilai median sikap dari 9,50 menjadi 10,0 setelah intervensi. Nilai median perilaku dari 7,0 menjadi 9,0 setelah intervensi. Pada uji Wilcoxon didapatkan hasil analisis bivariat semua variabel dengan p value <0,001 yang menunjukkan terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan.
Simpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan, sikap, dan perilaku antara sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan tentang stroke pada penderita hipertensi.
Kata Kunci : hipertensi, pengetahuan, perilaku, sikap.
ABSTRACT
Background: Hypertension is the leading cause of death globally and nationally. During 2014, in Lampung Province hypertension caused 30,01% of all disease incidence. Moreover, Hypertension caused 77% of stroke incidence. In order to reduce mortality, morbidity and disability due to stroke, it can be conducted by health education intervention. The purpose of this research is to analyses knowledge, attitude, and behavior differences between before and after stroke health education.
Methode: This study design is quassy-exprimental with pretest - posttest group design in 48 person who suffer from hypertension in Pasar Ambon Primary Health Center. Health education performed for one month using a lecture methode and power point slide as a audiovisual media. Data were analyzed using univariate and bivariate (Wilcoxon test).
Results: The median before and after intervention of knowledge score are 6.0 and 7.0. The median before and after intervention of attitude score are 9.5 and 10.0. The median before and after intervention of behavior score are 7.0 and 9.0. Wilcoxon test showed that there was difference between before and after health education with p value <0.001
Conclusion: There are differences in knowledge, attitudes, and behaviors before and after health education about stroke in patients with hypertension.
Keywords: attitude, behavior, hypertension, knowledge. 1318011075 FUAD IQBAL ELKA PUTRAfuadiqbal91@gmail.com2016-12-28T08:31:30Z2016-12-28T08:31:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24955This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/249552016-12-28T08:31:30ZHUBUNGAN ANTARA OLAHRAGA DAN POLA MAKAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KADAR HbA1c DI RSUD Dr. H. ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNGDiabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia sebagai akibat dari defek sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Lebih dari 371 juta orang di seluruh dunia mengalami DM, 4,8 juta orang meninggal akibat penyakit metabolik ini dan 471 miliar dolar Amerika dikeluarkan untuk pengobatannya. Mengontrol perjalanan penyakit dan komplikasi DM dikenal 4 pilar penting yaitu edukasi, terapi nutrisi, aktifitas fisik dan farmakologi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keteraturan olahraga dan pola makanan dengan kadar HbA1c pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan di RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek. Jenis penelitiaan ini adalah metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah Penderita diabetes melitus yang datang ke Poli dan Ruang Rawat Inap bagian Penyakit Dalam. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 48 orang dengan tekhnik pengambilan sampling dengan metode consecutive sampling.
Analisis menggunakan uji Chi-square, didapatkan p < 0,05 untuk semua faktor yang diteliti. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keteraturan olahraga dan pola makan dengan kadar HbA1c pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan di RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek.
Kata kunci : Diabetes mellitus, HbA1c, olahraga, pola makan.
ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia resulting from defects in insulin secretion, insulin action or both. More than 371 million people worldwide has diabetes, 4.8 million people die as a result of this metabolic disease and 471 billion dollars was spent on treatment. Controlling the course of the disease and complications of diabetes are known four important pillars namely education, nutrition therapy, physical activity and pharmacology.
This study aims to determine the relationship between the regularity of exercise and diet with HbA1c levels in patients with type 2 diabetes mellitus in Hospital Dr. H. Abdoel Moeloek. Penelitiaan type is observational analytic method with cross sectional study. The population in this study are patients with diabetes mellitus who came to Poli and Space Medicine Inpatient section. Total sample in this study of 48 people with a sampling technique with consecutive sampling method.
Analysis using Chi-square test, obtained p <0.05 for all factors studied. The analysis showed that there is a relationship between the regularity of exercise and diet with HbA1c levels in patients with type 2 diabetes mellitus in Hospital Dr. H. Abdoel Moeloek.
Keywords: Diabetes mellitus, diet, exercise, HbA1c.
1218011074 I WAYAN ARDANA PUTRAwayanardanaputraputra@rocketmail.com2016-12-02T02:36:03Z2016-12-02T02:36:03Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24569This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/245692016-12-02T02:36:03Z
PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PEMBULUH KAPILER ANTARA PEKERJA SHIFT PAGI DAN SHIFT MALAM PADA PEKERJA MESIN MAINTENANCE DI PT. TUNAS BARU LAMPUNG
ABSTRAK
Shift kerja merupakan pola waktu kerja yang diberikan kepada tenaga kerja di luar jam kerja yang secara permanen atau sering pada jam kerja yang tidak teratur. Shift kerja malam merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik. Ini disebabkan karena kurangnya waktu tidur dan terjadi gangguan irama sirkadian dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan, rerata, dan selisih rerata kadar glukosa darah puasa antara pekerja shift pagi dengan shift malam pada pekerja mesin maitenance di PT. Tunas Baru Lampung.
Desain penelitian ini bersifat analitik komperatif dengan pendekatan case control, dengan jumlah sampel 93 orang yang bekerja shift sebagai pekerja mesin maintenance di PT. Tunas Baru Lampung. Teknik analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat. Uji statistik dilakukan dengan uji normalitas Shapiro¬¬-Wilk untuk analisis bivariat dan apabila tidak berdistribusi normal maka akan di lakukan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian didapatkan bahwa sebesar 81 responden kadar glukosa shift malam lebih tinggi dari pada kadar glukosa shift pagi. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa antara shift pagi dan shift malam (Z=-6,885; p<0,05). Dengan demikian H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa yang bermakna antara pekerja shift pagi dengan pekerja shift malam pada pekerja mesin maintenance di PT. Tunas Baru Lampung.
Kata Kunci : Kadar Glukosa, Mesin Maintenance, Shift Kerja.
ABSTRACT
Shift work is a pattern of working time granted to labor outside working hours permanently or frequently at irregular working hours. Night shift work is a major source of stress for the factory workers. It is caused by lack of sleep and circadian rhythm disorders occur in the body. This study aims to determine the difference, the mean, and the difference in mean fasting blood glucose levels between morning shift workers and night shift on maitenance machine workers in PT. Tunas Baru Lampung.
Design of this study was analytical comparative with case control approach, with a sample of 93 people who work shift as a machine maintenance worker at PT. Tunas Baru Lampung. Data analysis univariate and bivariate technique. Statistical test conducted by Shapiro Wilk normality test for the bivariate anylisis and if it is not normal distribution the Wilcoxon test will be conducted.
The results showed that of 81 respondents glucose levels night shift higher than glucose levels in the morning shift. The result of analysis showed that there are differences in fasting blood glucose levels between morning shift and night shift (Z = -6.885; p <0.05). Thus H1 accepted which means that there are differences in fasting blood glucose levels were significantly between morning shift workers with night shift workers on machine maintenance worker at PT. Tunas Baru Lampung.
Keywords: Glucose, Maintenance Machine, Shift Work.
1218011109 NAHDIA FADHILAnahdiafadhila@gmail.com2016-11-30T07:01:13Z2016-11-30T07:01:13Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24540This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/245402016-11-30T07:01:13ZANGKA KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) DAN FAKTOR
RESIKO YANG MEMPENGARUHI PADA KARYAWAN WANITA DI
UNIVERSITAS LAMPUNGInfeksi saluran kemih merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh
pertumbuhan mikroorganisme di dalam saluran kemih manusia yang melibatkan
ginjal, ureter, buli-buli, ataupun uretra. Infeksi saluran kemih disebabkan oleh
berbagai macam bakteri diantaranya E. Coli, klebsiella sp, proteus sp,
providensiac, P.aeruginosa, acinobacter, dan enterococu faecali, namun 90%
disebabkan oleh E.Coli. Faktor faktor yang mempengaruhi antara lain adalah,
personal hygiene, menahan buang air kecil, dan kurangnya asupan air putih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kejadian infeksi saluran
kemih dan faktor yang mempengaruhi pada karyawan wanita di Universitas
Lampung.
Desain metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan cross sectional, dengan jumlah sampel 33 orang karyawan wanita di
Universitas Lampung. Teknik analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat.
Uji statistik dilakukan dengan uji normalitas tabulasi silang untuk analisis
bivariat.
Hasil penelitian didapatkan bahwa 39,4% karyawan wanita mengalami
infeksi saluran kemih. Faktor resiko yang berhubungan dalam penelitian ini
adalah terdapat hubungan yang bermakna antara infeksi saluran kemih dengan
hygiene (p value = 0,019), menahan buang air kecil (p value = 0,005), kurangnya
asupan air putih (p value = 0,027).
Kata Kunci: Infeksi Saluran Kemih, Buang Air Kecil, Personal Hygiene.
ABSTRACT
Urinary tract infection is an infection caused by the growth of
microorganisms in the human urinary tract involving the kidney, ureter, bladder,
or urethra. Urinary tract infections caused by various bacteria including E. Coli,
Klebsiella sp, Proteus sp, providensiac, P.aeruginosa, acinobacter, and
enterococu faecali, but 90% are caused by E. coli. Factors influencing are,
personal hygiene, urinary incontinence, and the lack of water intake. This study
aims to determine the prevalence of urinary tract infection and the factors that
affect the female employees at the University of Lampung.
Design of this research method using descriptive research with cross
sectional approach, with a sample of 33 female employees at the University of
Lampung. Data analysis univariate and bivariate technique. The statistical test is
done by cross-tabulation normality test for the bivariate analysis.
The result showed that 39.4% of employees female experience urinary
tract infections. Risk factors associated in this study is that there is a significant
association between urinary tract infection with hygiene (p value = 0.019), urinary
incontinence (p value = 0.005), lack of water intake (p value = 0.027).
Keywords: Urinary Tract Infections, Urinating, Personal Hygiene.1218011121 RANI PURNAMA SARI ranipurnamasa@gmail.com2016-10-04T06:49:50Z2016-10-04T06:49:50Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23914This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/239142016-10-04T06:49:50ZANALISIS FAKTOR-FAKTOR RESIKO INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA PEKERJA LAPANGAN DI PT BUKIT
ASAM (PERSERO) TBK UNIT PELABUHAN TARAHAN LAMPUNG
Latar Belakang: Infeksi saluran pernapasan akut merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang terjadi di industri Batu Bara salah satunya adalah PT. Bukit Asam (Persero) Tbk unit pelabuhan Tarahan Lampung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor resiko infeksi saluran pernapasan akut diantaranya adalah usia, masa kerja, status gizi, merokok dan paparan debu pada pekerja lapangan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk unit pelabuhan Tarahan Lampung. Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Tarahan Lampung pada bulan November sampai Januari 2016, dengan jumlah sampel adalah seluruh karyawan pekerja lapangan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Tarahan Lampung sejumlah 114 orang. Analisis data yang digunakan yaitu regresi logistik. Hasil Penelitian: Konsentrasi debu di PT. Bukit Asam (Persero) Tbk unit pelabuhan Tarahan Lampung dibawah nilai ambang batas. Dari 114 responden, 26,3% mengalami infeksi saluran pernapasan akut. Terdapat hubungan antara usia, masa kerja dan merokok dengan kejadian ISPA (p value adalah <0,05). Kesimpulan: Masa kerja, usia dan merokok merupakan faktor resiko ISPA pada pekerja lapangan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk unit pelabuhan Tarahan Lampung.
Kata kunci : Batu bara, debu, ISPA, penyakit akibat kerja
Background: Acute respiratory infection is one of the occupational diseases that occur in industry Coal one of them is Bukit Asam Company Ltd. Tarahan Unit Port, Lampung. The purpose of this study was to analyze the risk factors for acute respiratory infection include age, length of employment, nutritional status, smoking and exposure to dust in the field workers of Bukit Asam Ltd. Tarahan port Unit,Lampung. Methods: The design study is observational analytic with cross sectional approach. The research was conducted at Bukit Asam Company Ltd. Tarahan Port Unit, Lampung from November 2015 to January 2016, with a sample of field workers are all 114 employees of Bukit Asam Company, Tarahan Unit, Lampung . Analysis of the data used is logistic regression. Results: The concentration of dust in the Bukit Asam Company Ltd. Tarahan Unit Port, Lampung below the threshold value. Of the 114 respondents, 26.3% had acute respiratory infections. There is a relationship between age, years of service and smoking with acute respiratory infection (p value was <0.05). Conclusions: Work period, age and the smoke is a risk factors ARI in the field workers of Bukit Asam Company Ltd. Tarahan Port Unit, Lampung. Keywords: Coal, dust, respiratory infections, occupational diseases
1218011038 Duta Hafsariduta_hafsa@yahoo.com2016-05-26T06:30:49Z2016-05-26T06:30:49Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22278This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/222782016-05-26T06:30:49ZPENGARUH ENDORSER SIGIT L-MEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA IKLAN PRODUK SABUN LIFEBUOY VERSI CUCI TANGAN
(Studi Pada Ibu yang Memiliki Anak yang Terjangkit Diare di
Kecamatan Kemiling Bandar Lampung)Penelitian ini bertujuan untuk : untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
endorser Sigit L-men dalam membangun loyalitas konsumen pada iklan produk
Lifebuoy (studi pada ibu yang memiliki anak balita yang memiliki masalah diare di
Kecamatan Kemiling Bandar Lampung). Manfaat dalam penilitian ini adalah (1)
untuk pengembangan ilmu komunikasi, khususnya terhadap kajian komunikasi media
massa (2) untuk memperdalam dan menaplikasikan teori yang telah diperoleh,
terutama dalam proses promosi dengan menggunakan celebrity endorser dalam
pengenalan produk yang dapat berpengaruh pada merek dan minat beli konsumen.
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah survey.
Metode penelitian ini digunakan untuk meneliti obyek alamiah yang bertujuan untuk
mengetahui sebab akibat pengaruh celebrity endorserterhadap loyalitas konsumen
sabun Lifebuoy. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regeresi
sederhana. Obyek penelitian adalah ibu yang memiliki anak balita yang memiliki
masalah diare di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung.
Hasil dari penelitian ini adalah : (1) Sigit L-Men dalam iklan
iniberpengaruhterhadaployalitas konsumen sebesar 34,2%.Sedangkan 65,8% di
pengaruhi diluar faktor yang diteliti oleh penulis. Adapun hasil kaitan celebrity
endorser terhadap loyalitas konsumen sebesar 0,585 artinya kaitan celebrity endorser
terhadap loyalitas konsumen termasuk dalam kategori sedang . (2) mayoritas para
responden termasuk dalam dua jenis loyalitasya itu loyalitas lemah (20%) dan
loyalitas premium (80%). (3) hasil hipotesis yaitu berdasarkan hasil regresi yang
menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar daripada t tabel (5,85> 1,658) maka H0
ditolak. Artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan antara Celebrity Endoser
terhadap Loyalitas Konsumen.
Kata kunci: Celeberity Endorser dan Loyalitas Konsumen
abstarct
This research aims to determine how much Sigit L-Men as an endorser influencing
consumer of Lifebuoy product loyalty (study on mothers who have a child with
diarrhea in Kemiling, Bandar Lampung). The benefit of this research is (1) for the
development of communication science, especially in the mass media communication
field (2) to extending and applying theories that have been obtained, especially in the
promotion process whom using celebrity endorser to introduce a products which can
affect the brand and consumers to buy.
The method used in this research was survey. The research methods which
used to study the natural object which aims to find a causal influence on celebrity
endorser towards consumer of Lifebuoy soap products loyalty. The data analysis
technique used is simple regression analysis. The object of research are mothers of
children under age of five who had diarrhea problems in Kemiling, Bandar Lampung
100 people as the sample.
Results from this study are: (1) Sigit L-Men in the advertisement influencing
consumer loyalty 34,2%. While 65,8% others influenced by a factors that did not
examined by the author. The results of the celebrity endorser towards consumer
loyalty is 0.585, that means celebrity endorser towards customer loyalty is in the
medium category, (2) the majority of the respondents can be divided in two loyalties;
weak loyalty (20%) and premium loyalty (80%).(3) the results of hypothesis based on
regression results indicate that t value is greater than t table (5.85> 1.658) then H0
is rejected. It means that there is a significant effect between Celebrity Endoser
against Consumer Loyalty.
Keywords: celebrity endorser and consumer loyalty (1016031080) YUNARDI HASAN KSyunardihasan90@gmail.com2016-04-29T09:00:33Z2016-04-29T09:00:33Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22077This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/220772016-04-29T09:00:33ZPENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP
INSIDEN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU:
STUDI DI PROVINSI LAMPUNGDeforestasi hutan serta alih fungsi lahan merupakan salah satu dampak tingginya
angka kelahiran serta urbanisasi yang mempengaruhi keadaan ekologis.
Ketidakseimbangan sistem ekologis menjadi faktor meningkatnya insiden
Tuberkulosis (TB) paru. TB merupakan penyakit infeksi paru-paru yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, dan menular secara
langsung. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kontribusi perubahan
penggunaan lahan terhadap insiden penyakit TB di Provinsi Lampung. Perubahan
penggunaan lahan diperoleh melalui interpretasi citra landsat menggunakan
software Sistem Informasi Geografis (SIG). Uji parameter menggunakan sofware
statistik, dengan menggunakan uji F pada taraf nyata 10%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang berpengaruh nyata terhadap
insiden TB di Provinsi Lampung yaitu; hutan rakyat dengan koefisien sebesar-
1,0314 (Pvalue=0,040), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan koefisien
Rita Rosari S
sebesar -0,3691 (Pvalue =0,042), kepadatan penduduk dengan koefisien 0,011661
(Pvalue =0,008), persentase penduduk miskin dengan koefisien 0,6641 (Pvalue
=0,006). Sedangkan hutan negara, perkebunan, lahan terbangun, sarana
kesehatan, dan rumah sehat tidak berpengaruh nyata terhadap insiden TB di
Provinsi Lampung.
Kata kunci : deforestasi, insiden TB, penggunaan lahan, Sistem Informasi
Geografis (SIG)
abstract
Deforestation and land conversion is one of the effects of high nativity rates and
urbanization that affect the ecological situation. The imbalance of ecological
system become a factor of increasing pulmunary Tuberkulosis incidence (TB).
TB is a disease of pulmunary infections that caused by the bacterium
Mycobacterium tuberculosis, and it is spread directly. This research was
conducted to determine the contribution of land use changes incidence of TB in
the Lampung Province. Land use changes be resultant through landsat imegery
interpretation utilize Geographic Information Systems (GIS) software. Parameter
used statistical software, used the F test on the real level of 10%. The result
showed that there were several factors that have real influence, namely;
community forest with a coefficient of -1.0314 (Pvalue =0.040), Clean and Healthy
Lifestyle (PHBS) coefficient of -0.3691 (Pvalue = 0.042), density population
coefficient of 0.011661 (Pvalue =0.008) and the percentage of poor resident
coefficient of 0.6641 (Pvalue = 0.006). While forest, plantation, developed land,
Rita Rosari S
health facility and healthy house did not have significant effect toward incidence
of TB in Lampung Province.
Keywords : deforestation, Geographic Information Systems (GIS), incidence of
TB, land use1114151055 RITA ROSARI S rita_ochasijabat@ymail.com2016-04-29T08:58:14Z2016-04-29T08:58:14Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22076This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/220762016-04-29T08:58:14ZPERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI PROVINSI LAMPUNG
DAN PENGARUHNYA TERHADAP INSIDENSI
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)Konversi areal hutan menjadi areal non hutan umumnya dapat menyebabkan
perubahan iklim mikro utamanya curah hujan. Dampak dari perubahan
lingkungan hidup seperti ini antara lain dapat meningkatkan kemungkinan
kejadian vector born disease seperti nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan
Demam Berdarah Dengue (DBD). Selain faktor lingkungan, tingkat kemiskinan
maupun kondisi rumah diduga juga mempengaruhi insidensi DBD. Penelitian ini
bertujuan menentukan perubahan tutupan hutan dan lahan, tingkat kemiskinan,
curah hujan, dan kondisi rumah serta dampaknya terhadap insiden penyakit DBD
di Provinsi Lampung. Data yang dikumpulkan meliputi data primer perubahan
tutupan lahan di Provinsi Lampung dan data sekunder berupa data curah hujan,
tingkat kemiskinan, proporsi rumah sehat dan Insiden Rate (IR) DBD. Dinamika
perubahan tutupan hutan dan lahan per kabupaten/kota diidentifikasi melalui
interpretasi citra Landsat 5, 7, dan 8 tahun 2002, 2009 dan 2014, sedangkan
Agustin Arisandi Mustika
dampaknya terhadap insiden DBD dianalisis menggunakan model regresi linier
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang nyata antara
perubahan tutupan hutan rakyat -1,2634 (p=0,001), pertanian intensif 0,5315
(p=0,016), jumlah curah hujan 0,06869 (p=0,087) dan tingkat kemiskinan -0,2213
(p=0,038) serta urbanisme wilayah kota dan desa 28,75 (p=0,010) terhadap angka
kejadian DBD di Provinsi Lampung dari tahun 2003—2014 . Berdasarkan hasil
penelitian sebaiknya pemerintah bisa meningkatkan persentase luas hutan karena
tebukti mampu menurunkan insidensi DBD.
Kata kunci: insiden DBD, konversi hutan, perubahan penggunaan lahan
abstract
The conversion of forest area into non-forest area generally can cause the micro
climate change especially in rainfall. The impact of these environmental changes
among others can increas the probability in occurrence of vector-born disease
such as Aedes aegypti mosquito, the cause of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF).
Beside the environmental factors, poverty level, rainfall, and housing conditions
were suspected to affect the incidence of dengue. This research was aimed to
determine of changes in forest cover and land, poverty level, and housing
conditions as well as the impact to the incidence of dengue fever in Lampung.
Collected data included primary data of land use changes of Lampung Province
and the secondary data such as the rainfall data, poverty level, healthy house
proportion and Incidence Rate of dengue. The dynamic of changes in forest cover
and land per distric/city were identified by Landsat image interpretation 5, 7 and 8
in 2002, 2009 and 2014. While the impact on DHF were analyzed using multiple
linear models. The results showed that there was a significant relationship
Agustin Arisandi Mustika
between the changes of the people forest cover -1,2634 (p=0,001), intensive
agricultural 0,5315 (p=0,016), the number of rainfall 0,06869 (p=0,087) and the
poverty level -0,2213 (p=0,038) and urbanism region in the towns and villages
28,75 (p=0,010) toward the incidence of dengue in Lampung from the year 2003
to 2014. Based on the research results that the goverment should be able to
increase the percentage of forest area because it is able to decrease the DHF
incidence.
Keyword: forest conversion, incidence DHF, land use changes1114151001 AGUSTIN ARISANDI MUSTIKA arisandimustika11@gmail.com2016-04-29T07:57:36Z2016-04-29T07:57:36Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22091This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/220912016-04-29T07:57:36ZUJI BAKTERIOLOGIS DAN ORGANOLEPTIK DAGING AYAM (Gallus
gallus domesticus) DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN
KOTA BANDAR LAMPUNGABSTRAK
Daging ayam mempunyai peranan penting dalam pemenuhan gizi masyarakat
seperti protein hewani. Namun terjadinya kerusakan atau kontaminasi pada saat
proses pemotongan dan saat pendistribusian daging ayam tidak dapat dihindari.
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan meminimalisir adanya kontaminasi
diantaranya dengan tindakan higienis, sanitasi, refrigerasi yang baik serta
penanganan yang tepat. Penelitian ini bertujuan mengetahui cemaran Escherichia
coli dan total mikroba daging ayam serta mengetahui perbedaan daging ayam
Pasar tradisional dan Pasar modern berdasarkan uji bakteriologis dan
organoleptik. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel daging ayam
secara acak pada Pasar Tradisional (PT1, PT2, dan PT3) dan Modern (PM1 dan
PM2) kemudian di uji total mikroba meliputi uji TPC (Total Plate Count), uji total
Escherichia Coli data dianalisis dengan uji lanjut BNT pada taraf 5% dan tingkat
kesegaran dan kelayakan konsumsi daging ayam berdasarkan uji organoleptik
data dianalisis dengan uji lanjut BNJ pada taraf 5%. Pengamatan yang dilakukan
Lia Marliena
meliputi total koloni dan uji organoleptik. Hasil uji total plate count (TPC) Pasar
Tradisional 106 log koloni/gram dan Pasar Modern dengan nilai 105 log
koloni/gram. Hasil Uji total Escherchia coli seluruh sampel daging ayam yaitu 102
log koloni/gram. Berdasarkan data rekapitulasi uji TPC dan E.coli daging ayam
dengan kualitas terbaik diperoleh pada sampel HP Pasar Modern.
Kata Kunci : Daging ayam, Escherichia coli, organoleptik, total mikroba,
total plate count (TPC)
ABSTRACT
Chicken have an important role in nutritional consumption such as animal protein.
However the damage or contamination during the cutting process and the
distribution of Chicken is unavoidable. Precaution can be done by minimize the
contamination such as doing hygienic act, sanitation, well freeze storage, and
appropriate handling. The aim of this research was to know the contamination of
Escherichia coli and the total microbes on Chicken and to know the difference of
Chicken from both traditional and modern markets based on the bakteriological
and organoleptic test. This research was done by collecting Chicken sample
randomly from traditional markets (PT1, PT2, PT3) and modern markets (PM1
and PM2) then total microbes test such as TPC (Total Plate Count) test, the total
of Escherichia coli. The data were analyzed using Least Significance Difference
(LSD) on 5% degree, and the level of freshness and feasibility Chicken were done
by organoleptic test and analyzed using Honestly Significance Difference (HSD)
on 5% degree. The observed reseach were total colonies and organoleptic test.
The total plate count (TPC) traditional markets resulted at 106 cfu/g and modern
markets at 105 cfu/g. The total Escherichia coli of the entire Chicken sample
Lia Marliena
resulted at 102 cfu/g. Based on recapitulation data of TPC and E. coli test, the
best Chicken with the best quality obtained on samples from HP modern markets.
Keywords : Chicken, Escherichia coli, organoleptic, total microbial, total
plate count (TPC) 1114051030 LIA MARLIENA2016-04-21T04:03:52Z2016-04-21T04:03:52Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21775This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/217752016-04-21T04:03:52ZHUBUNGAN GAYA BELAJAR TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGLatar Belakang: Indeks prestasi kumulatif (IPK) adalah cerminan hasil nilai capaian pembelajaran pada akhir program studi. Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah gaya belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar terhadap IPK.
Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah analitik cross sectional, dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Populasi sebesar 168 dengan sampel sebanyak 167 orang. Data didapatkan melalui pengisian kuesioner VARK dan data IPK. Uji analisis menggunkan uji chi-square.
Hasil Penelitian: Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan antara gaya belajar terhadap IPK. Kinestetik adalah gaya belajar dominan digunakan yakni sebesar 47,9% dan IPK dominan adalah kategori sangat memuaskan. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p = 0,007.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara gaya belajar terhadap indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata kunci: IPK, hasil belajar, gaya belajar, VARK
ABSTRAK BAHASA INGGRIS
Background: Grade Point Average (GPA) is a reflection of learning outcomes at the and of study. Learning outcomes can be influenced by many factors. One of the factors that influence learning outcomes is learning styles. This study aims to determine the relationship between learning styles with GPA.
Methods: The design of study was cross sectional analytic, with a sampling technique total sampling, 167 peoples. Data obtained through VARK questionnaires and GPA. The analysis test using chi- square.
Result: The result obtained that there is an association between learning styles with GPA. Kinesthetic learning style that is predominantly used which amounted to 47.9 % and the GPA is the dominant category of very satisfactory. Chi-square test results obtained by p-value 0,007.
Conclutions: There is an association between learning styles with grade point average medical student of Lampung University.
Keywords: GPA, learning outcomes, learning style, VARK
(1218011044) ELLY RAHMAWATIellyrahmawati70@gmail.com2016-04-19T04:14:46Z2016-04-19T04:14:46Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21745This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/217452016-04-19T04:14:46ZHUBUNGAN LAMA HEMODIALISIS DENGAN FUNGSI KOGNITIF PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNGABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN DURATION OF HEMODIALYSIS AND COGNITIVE FUNCTION CHRONIC KIDNEY DISEASE PATIENT IN HEMODIALYSIS AT RSUD ABDUL MOELOEK PROVINCE LAMPUNG
By
IMELDA HERMAN
Hemodialysis is one of the renal replacement therapy in patients with chronic kidney disease. The prevalence of cognitive impairment has been widely reported in patient with chronic kidney disease (CKD). There are various factors that contribute to the incidence of cognitive impairment in patient with chronic kidney disease. The aim of this research is to determine about relationship of duration hemodialysis with cognitive function.
This study is an analytic study with cross sectional design in October-December 2015 in Hospital Abdul Moeloek with a sample of 50 people were taken by consecutive sampling. Research using Mini Mental State Examination (MMSE) Data were analyzed by Spearman test.
The results of this study, duration of hemodialysis patient who undergoig hemodialysis <6 month is 27%, 6-12 month is 47,3%, and >12 bulan is 25,7%.. Normal cognitive function 62,2%, mild intellectual impairment 33,8%, and moderate intellectual impairment 4%. The relationship between the duration of hemodialysis and cognitive function was obtained p=0.001, which means there is a correlation between the two variables tested. 0.371 correlation strength values (r = 0.371), which means that the strength of these correlations have a weak correlation and positive correlation direction. In conclusion, there is a relationship between duration of hemodialysis and cognitive function patient with chronic kidney disease who undergo hemodialysis hospital Abdul Moeloek.
Keywords: hemodialysis, cognitive function, chronic kidney disease.
ABSTRAK
HUBUNGAN LAMA HEMODIALISIS DENGAN FUNGSI KOGNITIF PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
Oleh
IMELDA HERMAN
Hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal pada penyakit ginjal kronik. Prevalensi gangguan kognitif telah banyak dilaporkan pada pasien dengan penyakit ginjal kronik. Terdapat berbagai faktor yang berkontribusi terhadap kejadian gangguan kognitif pada pasien penyakit ginjal kronik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan lama hemodialisis dengan fungsi kognitif.
Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional pada bulan Oktober-Desember 2015 di RSUD Abdul Moeloek dengan sampel sebanyak 74 orang yang diambil dengan cara consecutive sampling. Penelitian melakukan wawancara dan menggunakan kuisioner Mini Mental State Examination. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji spearman.
Hasil penelitian ini didapatkan periode lama hemodialisis pada pasien yang menjalani hemodialisis <6 bulan sebanyak 27%, 6-12 bulan sebanyak 47,3%, dan >12 bulan sebanyak 25,7%. Fungsi kognitif normal 62,2%, gangguan kognitif ringan 33,8%, dan sedang 4%. Hubungan antara lama hemodialisis dan fungsi kognitif didapatkan p=0,001 yang berarti terdapat korelasi antara kedua variabel yang diuji. Nilai kekuatan korelasi 0,371 (r=0,371) yang berarti kekuatan korelasi tersebut memiliki korelasi lemah dan arah korelasinya positif. Simpulan, terdapat hubungan lama hemodialisis dengan fungsi kognitif pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Kata kunci : hemodialisis, fungsi kognitif, penyakit ginjal kronik.1218011078 IMELDA HERMANimeldaherman@yahoo.co.id2016-04-18T06:14:54Z2016-04-18T06:14:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21729This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/217292016-04-18T06:14:54ZPENGARUH MADU BEE POLLEN TERHADAP GAMBARAN
HISTOPSTOLOGI HEPAR TIKUS PUTIH JANTAN RATTUS
NOVERGICCUS GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI
IBUPROFENABSTRAK
Tubuh kita memerlukan substansi penting yaitu antioksidan yang dapat
melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Antioksidan tersebut terdapat pada
madu Bee pollen yang mengandung fenol yang dapat mengobati hepar yang telah
terinduksi ibuprofen. Ibuprofen memiliki sifat racun bagi hepar sehingga butuh
suatu antioksidan untuk melindungi bahkan mengobati hepar yang telah diinduksi
ibuprofen sebagai hepatotoksik. Kerusakan hepar disini diukur dari jumlah sel
hepar yang mengalami bengkak keruh untuk melihat tingkat kerusakan dari hepar
terseut dan dosis yang efektif dalam mengobati hepar yang telah diinduksi
ibuprofen.
Dalam penelitian ini terdapat 24 sampel yang menjadi 4 kelompok. Kelompok A
adalah kontrol normal
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh madu Bee pollen terhadap
gambaran histopatologi hepar tikus putih rattus novergiccus galur Sprague dawley
yang diinduksi ibuprofen..
Kata kunci: Bee pollen, fenol, ibuprofen, hepar
ABSTRACT
Our body need an important substace which is antioksidant that can protect it
from a free radicals. Antioxidant can be found in Bee pollen honey that contains
fenol that can heal hepar that inducted by ibuprofen. Ibuprofen has a poison to
hepar that needs antioxidant to protecct even heal hepar that has inducted by
ibuprofen as hepatotoxic. A hepar damage here is counted by the amount of hepar
cells that turbid- swollen to see the damage rate or hepar and the evective dose to
heal hepar thar has inducted by ibuprofen.
In this study there were 24 samples that divided into 4 groups. Group A is the
normal control (distilled ibuprofen). Group B is negative control (ibuprofen and
distilled Bee pollen honey half of the recommended dose (0,77 mL/kg’s rat).
Group C were induced by ibuprofen and Bee pollen honey with recommended
dose (1,54 mL/kg’s rat). Group D were given ibuprofen and Bee pollen honey
with the higher dose (2,08 mL/kg’s rat). Treatment was given for 14 days.
Termination was doneby anesthesia thatused ketamine-xylazineintaperitoneal,
then euthanasia by cervical dislocation method, after that hepar was taken and
slide was made with hematoxylin-eosin (HE).
The results show an effect of Bee pollen honey on histopathology imaging of
Sprague Dawley strain white rat’s hepar that induced by ibuprofen.
Keywords: Bee pollen, fenol, ibuprofen, hepar
1218011028 BOBI KURNIA HARTANTO bobi.hartanto0288@gmail.com2016-04-14T03:43:02Z2016-04-14T03:43:02Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21703This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/217032016-04-14T03:43:02ZPENGARUH MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSIHipertensi adalah penyakit yang sering terjadi pada lansia dikarenakan pada lansia
terjadi penurunan dari sistem fisiologis terutama pada sistem kardiovaskular. Pada
saat ini ada satu metode non-farmakologi yang dapat menurunkan tekanan darah
yaitu dengan mendengarkan musik klasik. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada lansia
penderita hipertensia. Penelitian ini merupakan penelitian experimental dengan
rancangan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan November-Desember
2015 di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan tanjung Karang Timur, Bandar
Lampung. Sampel pada penelitian ini adalah lansia sebanyak 40 orang yang
dikumpulkan dengan concesutive sampling. Hipertensi diperoleh dengan
pemeriksaan tekanan darah dan wawancara riwayat konsumsi obat anti hipertensi.
Hasil penelitian didapatkan sampel berjumlah 40 orang yaitu 16 orang laki-laki
dan 24 orang perempuan, dan kemudian sampel tersebut diberikan terapi musik
klasik. Dengan hasil yaitu sebanyak 37 sampel mengalami penurunan tekanan
darah dan 3 sampel tidak mengalami penurunan tekanan darah. Berdasarkan hasil
analisis t-test dan wilcoxon didapatkan pengaruh musik klasik terhadap penurunan
tekanan darah lansia penderita hipertensi (p value= 0,000)(α=0,005). Maka
kesimpulannya adalah terdapat pengaruh mendengarkan musik klasik terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.
Kata kunci: hipertensi, musik klasik, lansia
ABSTRACT
Hypertension is a disease that often occurs in the elderly because the elderly there
is a decrease of the physiological system, especially on the cardiovascular system.
At the moment there is a non-pharmacological method that can lower blood
pressure is to listen to classical music. The purpose of this study was to determine
the effect of classical music on the reduction of blood pressure in elderly patients
with hipertensia. This research is an experimental research with cross sectional
study that was conducted in November-December 2015 in New Town Village,
District East Reef headland, Bandar Lampung. Samples in this study were 40
elderly people were collected for a total sampling. Hypertension is obtained with
blood pressure checks and interviews history of anti-hypertensive drug
consumption. The result showed a sample of 40 people is 16 men and 24 women,
and then the sample is given classical music therapy. With the result that as many
as 37 samples decreased blood pressure and 3 samples did not decrease blood
pressure. Based on the analysis of t-test and Wilcoxon gained influence of
classical music to the decrease in blood pressure of elderly patients with
hypertension (p value = 0.000) (α = 0.005). Then the conclusion is that there is the
influence of classical music to the reduction of blood pressure in elderly
hypertensive patients.
Keywords: hypertension, music clasic, elderly1218011013 ANDHIKA MAHATIDANAR H kapten_luffy@ymail.com2016-03-08T03:31:08Z2016-03-08T03:31:08Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21512This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/215122016-03-08T03:31:08Z
KORELASI ANTARA PANJANG TULANG RADIUS DENGAN TINGGI BADAN
PADA PRIA DEWASA SUKU LAMPUNG DAN SUKU JAWA DI
KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS
ABSTRAK
Proses penentuan tinggi badan merupakan langkah utama dalam proses identifikasi
forensik ketika hanya sebagian tubuh yang ditemukan. Salah satu cara menentukan tinggi
badan adalah dengan menggunakan panjang dari tulang panjang seperti tulang radius.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan panjang tulang radius dengan tinggi
badan.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2015 di Kecamatan Gisting, dengan metode
deskriptif analitik dan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan
metode non probability sampling yaitu consecutive sampling dan memperoleh 88
responden untuk masing-masing suku Lampung dan suku Jawa.
Rerata panjang tulang radius pada pria dewasa suku Lampung adalah 25,9 ± 1,469 (22-28)
cm dan tinggi badan rerata pria dewasa suku Lampung adalah 164 ± 0,045 (156-179) cm
dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.452. Panjang radius rerata pria dewasa suku Jawa
adalah 25,6 ± 1,470 (22-28) cm dan tinggi badan rerata pria dewasa suku Jawa adalah 163
± 0,045 (151-175) cm dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,471. Dapat disimpulkan bahwa
panjang tulang radius memiliki korelasi sedang dengan tinggi badan baik pada suku
Lampung maupun suku Jawa.
Kata kunci: Identifikasi Forensik, Panjang Radius,Tinggi Badan.
ABSTRCT
The process of body height determining is the first approach on forensic procedure when
only parts of the body are found. One of the ways to determine body height is by measuring
the length of long bones such as the radial bone. This study aims to identify the relationship
between the radial bone length and the body height.
This study was conducted in December 2015 in the District of Gisting, with analytic
descriptive method and cross sectional approach. Sampling is taken by non probability
sampling test with consecutive sampling and obtained 88 respondents for each
Lampungnese and Javanese.
The radial bone length mean on adult male Lampungnese is 25,9 ± 1,469 (22-28) cm and
the body height mean on adult Lampungnese is 164 ± 0,045 (156-179) cm with correlation
coefficient (r) 0.452. The radial bone length mean on adult male Javanese is 25,6 ± 1,470
(22-28) cm and the body height mean on adult Javanese is 163 ± 0,045 (151-175) cm with
correlation coefficience (r) 0.471. In conclusion that the radial bone length has
intermediate correlation with the body height on Lampungnese and Javanese.
Key words: Body Height, Forensic Identification, Radial Lenght
1218011081 INDHRASWARI DYAH WILUJENG indhraswaridyahwilujeng@yahoo.com2016-02-19T08:07:16Z2016-02-19T08:07:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21104This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/211042016-02-19T08:07:16ZKEPUASAN MASYARAKAT PENGGUNA KARTU JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) MENGENAI KUALITAS PELAYANAN DI PUSKESMAS KOTABUMI UDIKKesehatan adalah hak fundamental setiap warga negara. Pentingnya permasalahan kesehatan menodrong pemerintah Indonesia untuk melaksanakan program jaminan kesehatan Nasional (JKN) mulai pada tahun 2014. Salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan yang diberikan Pemerintah adalah melalui Puskesmas tersebut. Baik atau tidaknya pelayanan yang diberikan oleh puskesmas menjadi gambaran bagaimana negara/pemerintah benar-benar telah memperhatikan hak-hak warga negaranya untuk memperoleh layanan kesehatan. Namun, pada kenyataanya pelayanan kesehatan di Puskesman Kotabumi Udik masih menemui berbagai permasalahan. Untuk bisa memberikan kepuasan kepada pelanggan, pihak Puskesmas perlu meningkatkan kualitas pelayanannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang obyektif tentang kepuasan masyarakat pengguna Kartu Jaminan Kesehatan Nasional mengenai kualitas pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kotabumi Udik. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan dokumentasi.
Kepuasan Masyarakat pengguna kartu JKN mengenai pelayanan di Puskesmas Kota Bumi Udik, dilihat dari 2 (dua) aspek yaitu: ketepatan puskesmas dalam memberikan obat dan ketepatan puskesmas dalam membuat rujukan ke tingkat lanjutan. Pada aspek ketepatan puskesmas dalam memberikan obat diberoleh hasil bahwa masyarakat Pengguna Kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah cukup puas pada pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kotabumi Udik dikarenakan pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Kotabumi Udik sudah memenuhi kriteria pelayanan yang berkualitas, yaitu kecepatan dalam waktu penungguan pemberian obat, ketepatan petugas dalam memberikan obat, kemudahan prosedure penebusan obat, keramahan petugas dan kenyamanan selama penungguan pemberian obat.nDalam aspek Ketepatan puskesmas dalam membuat rujukan ke tingkat lanjutan, pasien pengguna kartu JKN belum cukup puas pada sistem yang diterapkan karena dinilai masih cukup ribet, dikarenakan para pasien pengguna JKN di Puskesmas Kotabumi Udik, masih merasa kesulitan dalam meminta
rujukan ke rumah sakit karena adanya persyaratan-persyaratn yang harus di penuhi, selain itu proses yang berbelit, lambat dan rasa ketidaknyaman karena petugas yang tidak ramah dirasakan oleh para pasien pengguna JKN.
Puskesmas Kotabumi Udik harus lebih kompeten dalam memberikan rujukan kepada rumah sakit, dengan memasang prosedure rujukan bagi pasien JKN dalam bagan yang ditempel di ruangan Puskesmas. Sehingga dengan penambahan prasarana tersebut dapat lebih membuat pelayanan yang diberikan Puskesmas benar-benar bisa membantu pasien Jamkesmas secara fisik dan memperbaiki pelayanan secara administrasi. Selain itu sebaiknya, puskesmas Kotabumi udik untuk menambah pegawai agar pelayanan di Puskesmas Kotabumi Udik berjalan optimal dan masyarakat juga bisa merasa puas.
Kata kunci: Kepuasan Masyarakat, Kualitas Pelayanan.
ABSTRACT
Health is the right fundamental every citizen .The importance of health problems make the indonesian government to implement Jaminan Kesehatan Nasional cards (JKN) started to in 2014 .One of the main health service provided by government is through the puskesmas. Good or failure the service provided by puskesmas becomes how state government have seen the rights of his home country to seek health services. But , in fact health services in Puskesmas Kotabumi Udik still have the various problems .To be able to give satisfaction to customers , the local community health need to increase service quality . This study attempts to get full picture objective about pleasure users national health insurance cards on the quality of service at health centers Kotabumi Udik. This research uses a qualitative approach. Meanwhile data collection was done through deepth interviews and documentations.
Satisfaction users cards JKN about of services at puskesmas city the earth clownish, seen from 2 ( two ) aspects: the accuracy of the puskesmas in give medicine and the accuracy of the puskesmas in made reference to a higher level.
On the accuracy of the puskesmas in provide a cure diberoleh the result that users Jaminan Kesehatan Nasional cards ( JKN ) is quite satisfied to health services at Puskesmas Kotabumi Udik because the service provided by Puskesmas Kotabumi Udik enough to fulfill service criteria good quality namely speed in time of waiting of medicine giving, the accuracy of in the provide a cure, ease prosedure redemption medicine, friendliness officers and comfort throughout of waiting of medicine giving. In the aspect of the accuracy of the puskesmas in made reference to a higher level, patients users cards JKN not enough satisfied at the system applied because they are considered to was still quite nasty, because patients users JKN at Puskesmas Kotabumi Udik, still felt difficulty in asking referrals to hospitals because of persyaratan-persyaratn that must be in suffuse; in addition process that kink, slow and taste not comfort by the who are just as hostile felt by the patients users JKN.
Puskesmas Kotabumi Udik must be more competent in give referrals to hospitals, by placing prosedure reference for patients JKN in a chart that is posted in the room puskesmas. So that by the addition of infrastructures are could be more make the service provided by puskesmas can really help patients jamkesmas
physically and improve services in administration.In addition should just, Puskesmas Kotabumi Udik to add city official treatment in public health centers kotabumi clownish optimally and community also can feel satisfied.
Key words: Public Satisfaction, Quality Of Services. 1116041030 FAUZI HASYIMfauzi94_hasyim@yahoo.co.id2016-02-10T08:05:39Z2016-02-10T08:05:39Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20900This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/209002016-02-10T08:05:39ZPERBANDINGAN EFEKTIFITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BINTANG LAUT Culcita sp. TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Staphylococcus aureus DAN Salmonella typhi Latar Belakang: Resistensi bakteri pada penyakit infeksi sudah menjadi masalah internasional. Resistensi mengakibatkan antibiotik gagal berespon terhadap pengobatan dan menimbulkan beberapa konsekuensi yang buruk. Salah satu penanganan masalah resistensi adalah dengan mencari alternatif yang memiliki sifat antibakteri. Salah satu bahan alternatif sebagai antibakteri adalah bintang laut. Dalam penelitian ekstraksi bintang laut mampu menghasilkan senyawa antibakteri. Salah satu bintang laut yang terdapat di Provinsi Lampung adalah Culcita sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antibakteri bintang laut Culcita sp terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi. Metode Penelitian: Dalam penelitian ini dilakukan sintesis ekstrak bintang laut dalam konsentrasi 1000, 2000, 4000, 8000, dan 16000 ppm melalui proses ekstraksi bertingkat pada serbuk bintang laut kering yang diperoleh dari Perairan Ketapang. Pada penelitian ini dilakukan empat kali pengulangan pada dua kelompok uji yaitu Staphylococcus aureus dan kelompok Salmonella typhi serta kontrol positif (kloramfenikol) dan kontrol negatif (aquadest). Uji antibakteri dilakukan pada media kultur Muller Hinton Agar (MHA) dengan teknik disk diffusi kirby bauer. MHA diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 24 jam dan dilakukan pengukuran zona hambat. Hasil Penelitian: Didapatkan ekstrak bintang laut memiliki aktifitas antibakteri terhadap bakteri Sthapylococcus aureus dan Salmonella typhi. Hal tersebut terlihat dengan adanya zona hambat yang terbentuk dan didapatkan daya hambat yang terbesar pada konsentrasi 16000 ppm. Simpulan Penelitian: Setelah dilakukan penelitian tidak terdapat perbedaan efektifitas antibakteri ekstrak bintang laut terhadap kedua bakteri. Kata kunci: Culcita sp, Staphylococcus aureus, Salmonella typhi, teknik disk diffusi
Background: Bacterial resistance to infectious diseases has become an international problem.
Resulting in antibiotic resistance fails to respond to treatment and raises some worst consequences. One of the handling of the problem of resistance is to look for alternatives that have antibacterial properties. One alternative materials as antibacterial is a starfish. In the study the extraction of star fish are able to produce antibacterial compounds. One starfish contained Lampung province is Culcita sp. This study aims to determine the antibacterial effect of star fish Culcita sp against Staphylococcus aureus and Salmonella typhi. Methods: In this research, synthesis of starfish extract in a concentration of 1000, 2000, 4000, 8000, and 16000 ppm through the extraction process starfish storied dry powder obtained from Ketapang. In this research, four repetitions in two test group, namely Staphylococcus aureus and Salmonella typhi groups and positive control (Chloramphenicol) and negative control (Aquadest). Antibacterial test conducted at culture medium Muller Hinton Agar (MHA) with the disk diffusion technique of Kirby bauer. MHA incubated at 37 ° C for 24 hours and measuring the inhibition zone Results: The result showed extracts of starfish have antibacterial activity against bacteria Sthapylococcus aureus and Salmonella typhi. It is seen by the inhibition zone formed and obtained the greatest inhibition at concentrations of 16000 ppm. Conclusions: After a study there is no difference of antibacterial effectivity starfish extracts against both bacteria Keywords: Culcita sp, disc-diffusion technique, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus 1218011125 REDOPATRA ASA GAMA redopatra@gmail.com2016-02-05T02:56:18Z2016-02-05T02:56:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20876This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/208762016-02-05T02:56:18ZHUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNGABSTRAK
Latar Belakang: Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr/dl. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung tahun 2014 menyatakan bahwa 1 dari 5 ibu hamil menderita anemia. Penelitian tahun 2013 tentang anemia pada ibu hamil di wilayah Rajabasa menyatakan bahwa 55% ibu hamil menderita anemia. Faktor yang berkaitan dengan anemia pada ibu hamil adalah kurangnya asupan Fe, asam folat, dan B12. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara asupan Fe, asam folat, dan B12 dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Total populasi 138 ibu hamil dengan sampel 103 ibu hamil di wilayah Puskesmas Rajabasa selama bulan November-Desember 2015.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara Fe (p=0,001, coefficient contingency=0,429), asam folat (p=0,001, coefficient contingency= 0,350), dan B12 (p=0,001, coefficient contingency=0,310) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung.
Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara asupan Fe, asam folat, dan B12 dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung.
Kata kunci : Anemia, Asupan Fe, asam folat, B12, Ibu Hamil.
ABSTRACT
Background: Anemia in pregnancy is a condition hemoglobin levels below 11 g/dl. Based on data from Health Office of Bandar Lampung in 2014 that claimed 1 from 5 pregnant woman suffer from anemia. Research in 2013 about anemia in pregnant woman in Rajabasa states that 55% of pregnant woman suffer from anemia. The factor that correlation with anemia in pregnant women are the low Fe, folic acid, and B12 intake. The aim of this research is to identify the correlation of Fe, folic acid, and B12 intake with incidence of anemia in pregnant women in Rajabasa Public Health Center Bandar Lampung. Methods: This research is an analytic correlative with cross-sectional. Total population is 138 pregnant women, with 103 pregnant women to be a sample in Rajabasa Public Health Center during November until Desember 2015. Result: The result showed that there are correlation between Fe intake (p=0,001, Coefficient contingency 0,429), folic acid (p=0,001, coefficient contingency=350), and B12 (p=0,001, coefficient contingency=0,310) to anemia incidence pregnant woman in Rajabasa Indah Public Health Center. Conclusions: There is a significant correlation of Fe, folic acid, and B12 intake with incidence anemia in pregnant women in Rajabasa Public Health Center. Keywords: Anemia, Fe, Folic acid, B12 intake, pregnant woman.1218011010 ALFIANITA FADILA alfianitafadila@gmail.com2016-02-02T05:01:50Z2016-02-02T05:01:50Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20757This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/207572016-02-02T05:01:50ZPERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU DAN STATUS GIZI BERDASARKAN KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGABSTRAK
Diabetes melitus menjadi masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia. Prevalensi penyakit ini terus bertambah secara global. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah kasus diabetes melitus. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. Akibat berkurangnya waku tidur dapat mempengaruhi fungsi system endokrin terutama terkait dengan gangguan toleransi glukosa, resistensi insulin dan berkurangnya respon insulin.
Jenis penelitiaan ini adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah sampel 168 orang yang diambil dengan cara total sampling. Kriteria inklusi adalah Mahasiswa FK Unila angkatan 2012 dan bersedia menjadi responden saat penelitian. Kualitas tidur diukur melalui PSQI, sedangkan kadar glukosa dan status gizi diukur secara langsung. Data penelitian dianalisis secara univariat dan bivariat melalui uji t-tidak berpasangan dengan α = 0,05.
Dari hasil penelitin didapatkan sebagian besar responden dalam kategori baik dengan rerata kadar glukosa 146,04±28,68 mgdl dan memilki kualitas tidur baik. Terdapat perbedaan antara kadar glukosa darah sewaktu berdasarkan kualitas tidur dengan p =0,014 serta terdapat perbedaan antara status gizi berdasarkan kualitas tidur dengan p =0,015.
Simpulan terdapat perbedaan bermakna kadar glukosa darah sewaktu dan status gizi berdasarkan kualitas tidur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata kunci : Glukosa, mahasiswa, status gizi, tidur.
ABSTRACT
Diabetes mellitus has become a society health problem, not only in Indonesia but also universal. The prevalence of this disease keep increasing globally. This could be seen from increased case of diabetes mellitus. Sleeping is one kind of basic human requirement that should be fullfilled. Duration of sleep lessening can affect endocrine system function, particularly related to glucose intolerance disorder, insulin resistance and decreased of insulin response.
This research design is analytical observational with cross sectional approach, with sample numbers are 168 people taken with total sampling. Inclusion criteria are college students of Lampung University Medical Faculty 2012 and disposed to be research respondent. Sleeping quality is measured with PSQI, meanwhile glucose level and nutritional status measured directly. Research data is analyzed by univariat and bivariat through T-Independent test with α = 0,05.
From research result obtained that most of respondents are in good category with mean glucose level is 146,04±28,68 mgdl and have good sleep quality. There is a difference between blood gluscose according to sleep quality with p =0,014 and there is a difference between nutritional status according to sleep quality with p =0,015
The conclusion is there are significant difference of glucose level and nutritional status according to sleep quality in college students of Lampung University Medical Faculty.
Keywords: college students, glucose, nutritional status, sleep, 1218011154 TRESA IVANI SASKIAtresasaskia@yahoo.co.id2016-02-02T04:51:08Z2016-02-02T04:51:08Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20712This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/207122016-02-02T04:51:08ZANALISIS FAKTOR PELAYANAN YANG BERKORELASI TERHADAP KEPUASAN PASIEN PESERTA JKN DI KLINIK IMAM BONJOL BANDAR LAMPUNGABSTRAK
Peningkatan pelayanan fasilitas kesehatan yang dapat memberikan kepuasan pasien merupakan amanat undang-undang dan parameter penilaian masyarakat terhadap fasilitas kesehatan yang secara umum dapat dinilai menggunakan teori Servqual yang dirumuskan Parasuraman. Penelitian ini bertujuan mengetahui apa saja pelayanan kesehatan yang berkorelasi terhadap kepuasan masyarakat.
Metode penelitian ini adalah deskriptif-analitik dengan rancangan Cross-
sectional. Populasi penelitian adalah pasien yang terdaftar JKN pada Klinik Imam Bonjol Bandar Lampung dan sampel penelitian berjumlah 367 responden yang diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan September – Oktober 2015 dengan membagikan kuesioner secara langsung setelah inform consent. Data yang didapatkan lalu dianalisi menggunakan uji Somers’d.
Hasil penelitian didapatkan tingkat kepuasan pasien peserta JKN di Klinik Imam
Bonjol didominasi oleh pernyataan cukup puas dengan 50,4%. Sedangkan hasil analisis bivariat didapatkan keseluruhan dimensi pelayanan berkorelasi signifikan dan positif terhadap kepuasan pasien. Pelayanan yang paling dominan korelasinya adalah Assurance (d = 0,610) dan paling rendah korelasinya adalah Tangibles (d = 0,302).
Kata kunci: fasilitas kesehatan, kepuasan pasien, dan pelayanan kesehatan
ABSTRACT
The importance improving the quality of service that correlated to their satisfaction is mandated by law and quality parameter of healthcare facilities what can be assessed using Servqual theory formulated by Parasuraman. This study aim is to find out what kind of health service correlated to satisfaction of public.
The method was descriptive-analytic with cross sectional design. Population in
this study was all member of Nation Health Insurance’s patient at Imam Bonjol health clinic. There were 367 sample taken from population with consecutive sampling technique.This study did during September – October 2015 with distribute the questionnaire directly after inform consent. Encode processing analyzed by somers’d test.
The result of this study found that satisfaction level of National Health Insurance
patient in Imam Bonjol Health Clinic is dominated by quite satisfaction with percentage of 50,4%. Whereas result for bivariate analysis obtaining that overall service dimension significantly and positively correlate to patient’s satisfaction. The most dominant correlated service is Assurance (d = 0,610) and the lowest is Tangibles (d = 0,302).
Keywords:healthcare facilities, health service, patient’s satisfaction 1218011085 IVANI RIDWANivaniridwan11@gmail.com2016-01-29T04:21:23Z2016-01-29T04:23:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20697This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/206972016-01-29T04:21:23ZHUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PENGAWAS MINUM OBAT (PMO) TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS RAWAT INAP PANJANG TAHUN 2015
ABSTRAK
Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) adalah masalah kesehatan masyarakat yang
penting di seluruh dunia dan sangat umum di negara-negara berkembang. Bakteri yang menyebabkan kasus TB adalah Mycobacterium tuberculosis. Menurut data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, jumlah kasus TB paru terbanyak di Bandar Lampung adalah berada di daerah Panjang. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) telah diketahui dapat mengatasi penyakit TB, namun angka drop out masih tinggi. Kegagalan pengobatan dan kurang kedisiplinan bagi penderita TB Paru sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah peran Pengawas Minum Obat (PMO). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan dan pengetahuan PMO dengan kepatuhan minum OAT pada penderita TB Paru di Puskesmas Rawat Inap Panjang.
Metode Penelitian: Desian penelitian ini adalah observatif analitik dengan pendekatan cross sectional. Data diambil pada bulan Februari-Agustus 2015. Sampel penelitian adalah PMO beserta penderita TB Paru dari Puskesmas Rawat Inap Panjang yang diambil dengan teknik total sampling dan dianalisis dengan menggunakan program pengolah data.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang signifikan (p=0,006) antara pendidikan PMO dengan keteraturan minum OAT dan terdapat hubungan yang signifikan (p=0,003) antara pengetahuan PMO dengan kepatuhan minum OAT.
Kesimpulan:Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dan pengetahuan PMO terhadap kepatuhan minum OAT pada penderita TB Paru.
Kata kunci: Pendidikan, pengetahuan, PMO, kepatuhan, penderita TB Paru.
ABSTRACT
Background: Tuberculosis is an important public health problem worldwide and
is very common in developing countries. The bacteria that causes Tuberculosis is Mycobacterium tuberculosis. According to data obtained from the Health Departement of Bandar Lampung, the number of cases of pulmonary TB in Bandar Lampung occur in Panjang district. Anti Tuberculosis has been known to treat TB, but the numbers of drop out is still high. Failure of treatment and less discipline for patients with Pulmonary TB are strongly influenced by several factors. One of them is the role of the Supervisor Consuming anti tuberculosis drugs. This research was aimed to know correlation between education and knowledge of the PMO in consuming anti tuberculosis drugs with the compliance of pulmonary TB pateints.
Method: This research was analytical observation study with cross sectional methods. Data were collected on Februari-Agustus 2015. Samples of this research were supervisor consuming drugs and Pulmonary TB Patients from Panjang Public Health Center with total sampling technique and analyzed by using a data processing program.
Result: The result showed that the education of supervisor consuming drugs had significant relation with TB Pateint’s compliance in consuming anti tuberculosis drugs (p=0,006) and the knowledge of supervisor consuming drugs had significant relation with TB Pateint’s compliance in consuming anti tuberkulosis drugs (p=0,003).
Conclusion: The research concluded that there was a correlation between education and knowledge of supervisor consuming drugs in consuming anti tuberculosis drugs with the compliance of pulmonary TB pateints.
Keywords: Education, Knowledge, PMO, Compliance, Pulmonary TB Pateint. 1218011087 Jose Adelina Putriadeljosee@gmail.com2016-01-28T07:10:55Z2016-01-28T07:10:55Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20675This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/206752016-01-28T07:10:55ZKORELASI KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA MAHASISWA YANG MENGIKUTI BLOK ENDOCRINE, METABOLISM
AND NUTRITION (EMN) DI FAKULTAS KEFOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Kecemasan adalah suatu penyerta normal dari pertumbuhan, dari perubahan, dari pengalaman sesuatu yang baru dan belum dicoba, dan dari penemuan identitasnya sendiri dan arti hidup. Mahasiswa kedokteran tidak luput dari kecemasan. Hampir 80% mahasiswa kedokteran di dunia mengalami kecemasan. Salah satu yang menimbulkan kecemasan adalah ujian. Kecemasan dalam menghadapi ujian dapat berakibat buruk pada hasil belajar mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dengan jumlah populasi 233. Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung menggunakan teknik pengambilan data sampel acak sederhana dengan sampel sebanyak 162. Penelitian ini menggunakan Nist and Diehl Test Anxiety Questionnaire dan dilaksanakan pada bulan September–Oktober 2015. Hasil penelitian didapatkan 9,30% mahasiswa mengalami kecemasan ringan, 86,40% kecemasan sedang, dan 4,30% kecemasan berat. Hasil uji korelasi Pearson didapatkan p<0,05 dan r –0,449. Kecemasan menghadapi ujian mengganggu proses daya ingat dan atensi sehingga mempengaruhi performa ujian pada mahasiswa yang mengakibatkan menurunnya hasil belajar. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat korelasi yang bermakna bersifat negative antara kecemasan menghadapi ujian dan hasil belajar yang berarti semakin tinggi kecemasan menghadapi ujian semakin rendah hasil belajar mahasiswa. Kata kunci : hasil belajar, kecemasan, ujian
Anxiety is a normal situation of human development, of life changing, of new experience that has not been tried before, and of self-discovery. Medical students do not escape from anxiety. Nearly 80% of medical students around the world confront anxiety. One cause of this anxiety is a test. Test anxiety will lead a negative impact on student achievement. This study is a descriptive-analytic study with cross-sectional approach. This study is using primary and secondary data. Population of this research was 233 people. The study was conducted at Faculty of Medicine Lampung University using simple-random sampling technique. There were 162 participants of this study. This study conducted on September–October 2015 and was using Nist and Diehl Test Anxiety Questionnaire. The result of study were 8,2% students experience mild exam anxiety, 86,8% experience moderate exam anxiety and another 4,9% experience severe exam anxiety. The Pearson correlation test result p<0,05 and r –0,42. Anxiety interferes with memory recall and attention thus affect student performance on test that resultingthe decrease of student achievement. There was a significant negative correlation between test anxiety and student achievement. Therefore the higher test anxiety level, the lower student achievement. Keywords : anxiety, student achievement, test 121811055 GABRIELLA BERTA RISMA gege_gabby@yahoo.com2016-01-28T05:15:04Z2016-01-28T05:15:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20682This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/206822016-01-28T05:15:04ZHUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI DALAM METODE PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED
LEARNING MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
LAMPUNGKemampuan komunikasi yang harus dimiliki seorang dokter dapat dikembangkan
dalam metode pembelajaran problem-based learning. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan komunikasi adalah kepercayaan diri. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kepercayaan diri
dengan kemampuan komunikasi dalam metode pembelajaran problem-based
learning mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Metode penelitian pada penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan
crossectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling
dengan kriteria inklusi dan eksklusi sehinnga didapatkan 169 sample.
Pengumpulan data menggunakan alat ukur kuesioner yaitu kuesioner kepercayaan
diri dan kemampuan komunikasi. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober hingga
November.
Kemudian data dianalisis dengan uji gamma untuk menngetahui hubungan antara
tingkat kepercayaan diri dengan kemampuan komunikasi dengan hasil
p=0,001dan r 0,690 yang berarti terdapat hubungan antara kepercayaan diri
dengan kemampuan komunikasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa responden
paling banyak berada pada tingkat kepercayaan diri cukup dan memiliki
kemampuan komunikasi dalam kategori cukup.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tingkat
kepercayaan diri dan kemampuan komunikasi pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung dalam metode pembelajaran problem-based
learning.
Kata kunci: kemampuan komunikasi, percaya diri, problem-based learning
ABSTRAK BAHASA INGGRIS
Communication skills that must be owned by a doctor can be developed by
problem-based learning method. One of factors that may affect communication
skills is self confidence. The aim of this research is to know the correlation
between self confidence and communication skills in problem-based learning
method students of Medical Faculty Lampung University.
The research method used in this research was analytic crossectional. Intake
sample used the simple random sampling with inclusion and exclusion criteria, so
that was got by 169 samples. Data collecting used the measuring instrument
questionnaire, they are self confidence questionnaire and communication skills
questionnaire. The research conducted in Oktober to November.
Then data analyzed by using gamma test to know the relationship between self
confidence and communication skills, the result was p=0,001 its means that there
was a relationship between self confidence and communication skills. The
research shown that most respondens have average self confidance and average
communication skills.
The result of this research was there was a relationship between self confidence
and communication skills in problem-based learning method students of medical
faculty Lampung University.
Keywords: communication skills, problem-based learning, self confidence
(1218011057) GEMAYANGSURAmayang.sura@yahoo.com2016-01-28T03:50:49Z2016-01-28T03:50:49Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20674This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/206742016-01-28T03:50:49ZHUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN TINGKAT ATENSI PADA MAHASISWA SARJANA TAHAP PREKLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGAngka kejadian kualitas tidur buruk pada mahasiswa kedokteran cukup tinggi. Kualitas tidur yang buruk berpengaruh buruk terhadap kognisi seseorang. Belum ada data mengenai hubungan kualitas tidur dengan tingkat atensi pada mahasiswa sarjana tahap preklinik di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan tingkat atensi pada mahasiwa dan mahasiswi sarjana tahap preklinik angkatan 2012, 2013, 2014 dan 2015 di Fakultas kedokteran Universitas Lampung. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional. Data diambil menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan tes Digit Span. Data dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan metode chi square. Sebanyak 79 mahasiswa mengalami kualitas tidur buruk (74,52%), 27 mahasiswa memiliki kualitas tidur yang baik (25,47%). Angkatan yang memiliki jumlah kualitas tidur buruk yang paling banyak adalah angkatan 2012 (80,8%). Tidak ada hubungan antara angkatan/tahun akademik dengan kualitas tidur (p=0,446). Terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan tingkat atensi (p=0,000). Rasio kemungkinan dari kualitas tidur dan tingkat atensi sebesar 110,00. Terdapat hubungan bermakna antara kualitas tidur dengan tingkat atensi dengan rasio kemungkinan yang sangat kuat.
Kata Kunci: Kualitas tidur, pittsburgh sleep quality index (PSQI), tes digit span, tingkat atensi.
ABSTRACT
Poor sleep quality is common among medical students. Poor sleep quality has a relations to poor cognitive on human. There has been no report about the correlations between sleep quality and attention level in undergraduates students of Medical Faculty Lampung University. The aim of this study was to determine the correlations between sleep quality and attention level in undergraduate students of the class 2012, 2013, 2014 and 2015 of Medical Faculty Lampung University. This study was a cross-sectional study. Data collection was performed using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) and Digit Span Test. The data was analyzed using univariat analysis and bivariat analysis of chi square. There were 79 students had poor sleep quality (74,52%) and there were 27 students had good sleep quality (25,47%). The highest amount of students that had poor sleep quality was class 2012 (80,8%). Ther was not correlations between sleep quality and class (p=0,446). There was correlations between sleep quality and attention level (p=0,000). The Odd ratio of sleep quality and attention level was 110,00. There was correlations between sleep quality and attention level with very high odd ratio.
Keywords : Attention level, digit span test, pittsburgh sleep quality index (PSQI), sleep quality.1218011102 M. RIDHO ANSORI ridhoansori @gmail.com2016-01-28T02:46:51Z2016-01-28T02:46:51Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20663This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/206632016-01-28T02:46:51ZPERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN MEAN ARTERIAL BLOOD PRESSURE BERDASARKAN KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNILA ANGKATANABSTRAK
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam kebutuhan fisiologis. Tidur memiliki keterkaitan dengan fisik, psikologis, sosial dan lingkungan. Masalah kesehatan dan kualitas tidur saling mempengaruhi sehingga akan timbul penurunan kualitas kesehatan seiring penurunan kualitas tidur.
Jenis penelitiaan ini adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah sampel 168 orang yang diambil dengan cara total sampling. Kriteria inklusi adalah mahasiswa FK Unila angkatan 2012 dan bersedia berpartisipasi menjadi responden. Kualitas tidur dinilai dengan PSQI sedangkan tekanan darah diukur secara langsung menggunakan tensimeter air raksa. Data penelitian dianalisis secara univariat dan bivariat melalui uji t-tidak berpasangan dengan α = 0,05.
Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden memiliki tekanan sistole, diastole dan MABP dalam batas normal. Terdapat perbedaan antara kualitas tidur dengan sistole dengan p <0,001 dan terdapat perbedaan antara kualitas tidur dengan diastole dengan p = 0,038 serta terdapat perbedaan antara kualitas tidur dengan MABP dengan p <0,041.
Simpulan terdapat hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah dan MABP pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata kunci : Diastole, kualitas tidur, MABP, sistole.
ABSTRACT
Sleep is one of the basic human needs which is included into the physiological needs. Sleep is related physically, psychologically, socially and environmentally. Health problems and sleep quality affects each other so that there will be a decrease in the quality of healthcare as the decrease in the quality of sleep.
This research is observational analytic with cross sectional approach with a sample of 168 people taken by total sampling. The inclusion criteria was student of medical faculty UNILA badge 2012 whose willing to participate as respondents. Quality of sleep was assessed by PSQI while blood pressure was measured directly using tensimeter sthygmomanometer. Data was analyzed using univariate and bivariate through unpaired t-test with α = 0.05.
From the results, the majority of respondents had systolic pressure, diastolic and MABP within normal limits. There is a difference between sleep quality and systole with p <0.001 and there is a difference between sleep quality and diastole with p = 0.038 and there is a difference between sleep quality and MABP with p <0.041.
The conclusion is there is relation between sleep quality and blood pressure and MABP on student of medical faculty UNILA badge 2012.
Keyword : diastole, MABP, sleep quality, sistole.
1218011112 NINDIA DARA UTAMAnindiandu@yahoo.com2016-01-28T02:40:04Z2016-01-28T02:40:04Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20656This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/206562016-01-28T02:40:04ZPENGARUH PERLAKUAN TREADMILL TERHADAP JUMLAH DAN MOTILITAS SPERMATOZOA MENCIT (Mus musculus L.) OBESITASABSTRAK
Latar Belakang: Prevalensi obesitas meningkat baik di negara maju maupun negara berkembang. Di negara maju, obesitas telah menjadi epidemi dengan memberikan kontribusi sebesar 35% terhadap angka kesakitan dan memberikan kontribusi sebesar 15-20% terhadap kematian. obesitas dapat memacu kelainan kardiovaskuler, ginjal, metabolik, bahkan kualitas spermatozoa. Pengaruh pada parameter spermatozoa tersebut juga dipengaruhi beberapa faktor lain, misalnya gaya hidup. Dengan perkembangan teknologi ada dampak negatif yang ditimbulkan, salah satunya membuat manusia jarang beraktivitas fisik, gaya hidup yang berubah, dan kelebihan asupan nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh dari olahraga menggunakan treadmill dengan jumlah dan motilitas spermatozoa mencit obesitas. Metode: Sampel yaitu 24 ekor mencit jantan yang dibagi dalam 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol normal (K1), kelompok kontrol obesitas (K2), kelompok perlakuan (P1) mencit obesitas dengan perlakuan treadmill 1 kali sehari selama 10 menit, dan kelompok perlakuan (P2) mencit obesitas dengan perlakuan treadmill 2 kali sehari masing-masing 10 menit. K1 diberi pakan standar dan minum ad libitum, sedangkan K2, K3, dan K4 diberi pakan tinggi lemak tinggi protein (TLTP) dan minum ad libitum. Hasil: Rerata jumlah spermatozoa pada kelompok K1, K2, P1, dan P2 berturutturut
adalah
19,44±1,90;
13,70±4,16;
27,46±3,27;
12,50±2,22
juta/ml.
Sedangkan
persentase
rerata motilitas spermatozoa pada kelompok yang sama berturut-turut adalah 42,55±19,46; 23,60±12,62; 63,96±14,30; 50,68±14,95. Analisis dengan menggunakan One-Way ANNOVA menunjukkan adanya perbedaan bermakna yaitu p=0,00 untuk jumlah spermatozoa dan p=0,002 untuk motilitas spermatozoa. Simpulan: Perlakuan treadmill 1x10 menit sehari dapat meningkatkan jumlah dan motilitas spermatozoa mencit jantan obesitas. Kata Kunci: jumlah sperma, motilitas sperma, obesitas, treadmill
ABSTRACT
Background: The prevalence of obesity is increasing in both the developed and developing countries.In developed countries, obesity has become an epidemic by contributing 35% of the morbidity and accounted for 15-20% of deaths. Obesity can spur cardiovascular disorders, renal, metabolic, and even the quality of spermatozoa. The effect on sperm parameters are also influenced by several other factors, such as lifestyle. With the development of technology there are negative impacts, one of which humans rarely make physical activity, lifestyle changes, and excessive intake of nutrients. This study aimed to see if there was an effect of exercise using treadmill with the number and motility of spermatozoa obese mice. Methods: Samples are 24 male mice were divided into 4 groups: normal control group (K1), a control group of obesity (K2), the treatment group (P1) mice obese by treatment treadmill 1 times a day for 10 minutes, and the treatment group ( P2) obese mice treated with treadmill 2 times a day each 10 minutes. K1 given the standard feed and drink ad libitum, while K2, K3, and K4 fed high fat high protein (TLTP) and drink ad libitum. Results: The mean number of spermatozoa in group K1, K2, P1 and P2 are respectively 19.44 ± 1.90; 13.70 ± 4.16; 27.46 ± 3.27; 12.50 ± 2.22 million / ml. While the average percentage of motility in the same group respectively were 42.55 ± 19.46; 23.60 ± 12.62; 63.96 ± 14.30; 50.68 ± 14.95. Analysis by using One-Way Annova showed significant differences, namely p = 0.00 for the number of spermatozoa and p = 0.002 for sperm motility. Conclusion: Treatment treadmill 1x10 minutes a day can increase the number and motility of spermatozoa obese male mice. Keywords: number of sperm, motility of sperm, obesity, treadmill 1218011094 LANA ASFARADILLAlanaasfara@gmail.com2016-01-28T02:22:36Z2016-01-28T02:22:36Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20664This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/206642016-01-28T02:22:36ZPERBEDAAN RERATA KOLESTEROL TOTAL SERUM SEBELUM DAN
SESUDAH PEMBERIAN MINUMAN SARI BROKOLI TERFORTIFIKASI
SERAT INULIN PADA MAHASISWA OBESITAS DI FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGABSTRAK
PERBEDAAN RERATA KOLESTEROL TOTAL SERUM SEBELUM DAN
SESUDAH PEMBERIAN MINUMAN SARI BROKOLI TERFORTIFIKASI
SERAT INULIN PADA MAHASISWA OBESITAS DI FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh
ALYSSA FAIRUDZ SHIBA
Prevalensi obesitas terus mengalami peningkatan. Obesitas di usia remaja telah
dikaitkan dengan beberapa komorbiditas di usia dewasa. Hal ini terkait dengan
tendensi obesitas menyebabkan hiperkolesterolemia. Bahan yang diperkirakan
bisa menurunkan kolesterol adalah serat pangan, contohnya inulin. Inulin telah
menjadi bahan fortifikasi untuk minuman sari brokoli yang juga tinggi serat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rerata kolesterol
total serum sebelum dan sesudah pemberian minuman sari brokoli terfortifikasi
serat inulin pada mahasiswa obesitas.
Metode penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan rancangan one group
before and after. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa obesitas di
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan sampel penelitian berjumlah 35
orang yang diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rerata kolesterol total serum sebelum
pemberian minuman sari brokoli terfortifikasi serat inulin adalah 173 ± 2,367
mg/dl dan rerata sesudah pemberian selama 28 hari adalah 164 ± 2,047 mg/dl.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan bermakna antara kadar
kolesterol total serum sebelum dan sesudah pemberian minuman sari brokoli
terfortifikasi serat inulin dengan p value = 0,003
Kata kunci: inulin, kolesterol total serum, sari brokoli
ABSTRACT
MEAN DIFFERENCE OF TOTAL CHOLESTEROL SERUM BEFORE AND
AFTER CONSUMPTION OF BROCCOLI EXTRACT DRINK FORTIFIED
WITH INULIN ON OBESITY STUDENTS IN MEDICAL FACULTY
LAMPUNG UNIVERSITY
By
ALYSSA FAIRUDZ SHIBA
Obesity prevalence tend to incerase. Obesity in teenagers has been associated with
comorbidity incidence in adults age. This is related to how obesity can cause
hypercholesterolemia. Ingredients that can lower the level of cholesterol serum is
dietary fiber, the example is inulin. Inulin has become fortificated ingredients for
extract broccoli drink that also contains high fiber. The aim of this study was to
determine mean difference of cholesterol total serum before and after
consumption of extract broccoli drink fortifie with inulin on obesity students.
This research was quasi experimental with by one group before and after design.
Population in this study was all obesity students in Medical Faculty Lampung
University. There were 35 sample taken from population with consecutive
sampling technique.
The results show the mean of total cholesterol serum before consumption of
broccoli extract drink fortified with inulin is 173 ± 2,367 mg/dl and mean after 28
days of consumption is 164 ± 2,047 mg/dl. This suggest that there was significant
difference between total cholesterol before and after consumption with p value=
0,003.
Keywords: broccoli extract, inulin, total cholesterol1218011011 ALYSSA FAIRUDZ SHIBAfarlyssa@gmail.com2016-01-23T04:43:42Z2016-01-23T04:43:42Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/19376This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/193762016-01-23T04:43:42ZPENGARUH PEMBERIAN PAKAN TEMPE KEDELAI TERHADAP
KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN
GALUR DEUTSCHLAND-DENKEN-YOKEN (ddY) OBESITASObesitas merupakan faktor predisposisi untuk timbulnya peningkatan kadar gula
darah, hal ini disebabkan efek toksis dari akumulasi lipid di jaringan tubuh yang
menyebabkan penurunan sensitivitas insulin sehingga menganggu penggunaan
dan penyimpanan glukosa. Obesitas dapat dihindari dengan mengatur gaya hidup
dan pola diet. Bahan makanan yang dihubungkan dengan penurunan kadar
glukosa darah adalah tempe kedelai. Tempe kedelai memiliki kandungan
isoflavon yang tinggi berupa genestein, glisitein, daidzein dan faktor-II. Isoflavon
berperan dalam meningkatkan sensitivitas insulin, memperbaiki sekresi insulin,
menghalangi penyerapan glukosa usus dan bersifat antioksidan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan tempe terhadap kadar
glukosa darah puasa mencit jantan galur ddY obesitas. Jenis penelitian ini adalah
true experimental dengan pre-post test with randomized control group design.
Penelitian ini dilakukan selama 28 hari dengan menggunakan 25 ekor mencit
(Mus musculus L.) jantan galur ddY yang di bagi kedalam 4 kelompok, yaitu
kelompok kontrol normal (K1), kelompok kontrol obesitas (K2), kelompok yang
diberi pakan tempe 2gram/hari (KP1) dan kelompok yang diberi pakan tempe
4gram/hari (KP2). Hasil analisis dengan uji t-berpasangan terdapat perbedaan
bermakna pada kelompok KP1 (p = 0,016) dan KP2 (p = 0,016). Pada uji One
Way˗Anova perbedaan bermakna didapatkan pada kelompok K1 vs K2
(p = 0,000), K2 vs KP1 (p = 0,000) dan K2 vs KP2 (p = 0,000). Kesimpulan dari
penelitian ini adalah pemberian pakan tempe kedelai berpengaruh dalam
menurunkan kadar glukosa darah mencit jantan galur ddY obesitas.
Kata kunci: Glukosa Darah Puasa, Obesitas, Tempe Kedelai
abstract
Obesity is a predisposing factor for the onset of elevated blood sugar levels, this is
due to the toxic effects of lipid accumulation in body tissues which causes a
decrease in insulin sensitivity so that disrupt the use and storage of glucose.
Obesity can be avoided by adjusting lifestyle and diet. Food that is associated with
a decrease in blood glucose levels is soy tempe. Soy tempe has a high isoflavone
content in the form of genistein, glisitein, daidzein and factor-II. Isoflavones
improving insulin sensitivity, improve insulin secretion, blocking intestinal
glucose absorption and are antioxidants. The aim of this study is to know the
effect of feeding soy tempe on fasting blood glucose levels in obese ddY strain
male mice. This is true experimental study in pre-post test with randomized
control group design. This study was preserved for 28 days with 25 samples of
ddY strain male mice (Mus musculus L.) alloted into 4 groups, normal control
group (K1), obese control group (K2), the group feed soy tempe 2 gram/day
(KP1) and the group feed soy tempe 4 gram/day (KP2). The results of analysis
with paired t-test show significant differences in groups of KP1 (p = 0.016) and
KP2 (p = 0.016). the results of analysis with One Way-Anova test show
significant difference in groups of K1 vs K2 (p = 0.000), K2 vs KP1 (p = 0.000)
and K2 vs KP2 (p = 0.000). The conclusion of this study is feeding soy tempe
gives impact on lowering blood glucose levels in obese ddY strain male mice.
Keywords: Fasting Blood Glucose , Obesity, Soy Tempe1218011156 TRI SUHANDA trisuhanda@gmail.com2016-01-23T03:13:33Z2016-01-23T03:13:33Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/19287This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/192872016-01-23T03:13:33ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley YANG DIBERI PAPARAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK HANDPHONE PERIODE KRONIKPenggunaan handphone yang terus meningkat berpotensi menimbulkan peningkatan kadar glukosa darah. Kandungan antioksidan kulit manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki efek sebagai antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit manggis terhadap kadar glukosa darah pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley yang diberi paparan gelombang elektromagnetik handphone periode kronik selama 28 hari. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok K1 tanpa perlakuan, kelompok K2 diberi paparan gelombang elektromagnetik handphone selama 3 jam dan larutan NaCl, kelompok P1, P2 dan P3 diberi paparan gelombang elektromagnetik handphone selama 3 jam dan ekstrak kulit manggis secara berturut-turut 50, 100 dan 200 mg/kgBB selama 28 hari. Hasil rerata kadar glukosa darah (mg/dL) yaitu K1: 140,9; K2: 143,9; P1: 157,4; P2: 157,8 dan P3: 131,6. Analisis dengan One Way Anova menunjukkan hasil yang bermakna (p=0,037). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit manggis pada kadar glukosa darah pada tikus yang diberi paparan gelombang elektromagnetik handphone periode kronik selama 28 hari pada dosis 200 mg/kgBB.
Kata kunci: gelombang elektromagnetik, glukosa, handphone, manggis
ABSTRAK BAHASA INGGRIS
The increasing of handphone usage potentially induces arising blood glucose level. Antioxidant content of mangosteen peel (Garcinia mangostana L.) has an antidiabetic effect. This study aims to determine the effect of ethanol extract of mangosteen peel on blood glucose level in the male rat (Rattus norvegicus) strain Sprague dawley exposed by handphone’s electromagnetic wave with chronic period for 28 days. This study used 25 rats that were divided into 5 groups. K1 group is without treatment, K2 group is exposed by handphone’s electromagnetic wave for 3 hours and NaCl solution, and P1, P2 and P3 groups are exposed by handphone’s electromagnetic wave for 3 hours and extract of mangosteen peel is given consecutively by 50, 100 and 200 mg/kgBB. The results of mean blood glucose level (mg/dL) are K1: 140,9; K2: 143,9; P1: 157,4; P2: 157,8 dan P3: 131,6. The One Way Anova analysis showed a significant result (p=0,037). The conclusion of this study shows that ethanol extract of mangosteen peel with dosage 200 mg/kgBB has the effect towards blood glucose level in the rat exposed by handphone’s electromagnetic wave with chronic period for 28 days.
Key words: electromagnetic wave, glucose, handphone, mangosteen(1218011080) INAZ KEMALA DEWIinazkemaladewi@gmail.com2016-01-21T02:04:59Z2016-01-21T02:04:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/18791This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/187912016-01-21T02:04:59ZPOLA RESISTENSI ANTIBIOTIK DAN PROFIL PLASMID ISOLAT
Pseudomonas aeruginosa DI RSUD ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNGPseudomonas aeruginosa merupakan bakteri patogen nosokomial. Bakteri ini
mempunyai kemampuan luar biasa untuk menjadi resisten terhadap beberapa
antibiotik. Resistensi bakteri terhadap antibiotik telah menjadi masalah kesehatan
dunia terutama terjadinya fenomena MDR (multidrug resistant). Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa resistensi antibiotik dapat ditransfer ke bakteri lain
melalui plasmid. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan pola resistensi
antibiotik dan profil plasmid isolat Pseudomonas aeruginosa dari RSUDAM
Provinsi Lampung. Uji resistensi isolat dilakukan mengikuti metode difusi cakram
Kirby-Bauer. Plasmid diisolasi dengan metode lisis alkali menggunakan Kit
Plasmid-Miniprep, dan dilektrofosesis dengan gel agarosa 1%. Tiga puluh isolat
Pseudomonas aeruginosa didapatkan dari 782 sampel pada Bulan Februari hingga
Mei 2015. Distribusi sampel klinis Pseudomonas aeruginosa pada nanah 66,7%,
dahak 16,7%, darah 13,3%, dan urine 3,3%. Semua isolat resisten terhadap
Ampisilin. Resistensi terhadap Kloramfenikol 83,3%, Cefoperazone 60%,
Gentamicin 43,3%, Siprofloxacin 36,7% dan Meropenem 6,7%. Isolat
Pseudomonas aeruginosa yang mengalami MDR sebanyak 97%. Berdasarkan
hasil elektroforesis menunjukkan bahwa 14 Isolat (46,8%) memberikan pita
plasmid. Tiga belas isolat memiliki pita plasmid tunggal dan hanya satu isolat
memiliki dua pita. Ukuran plasmid berkisar dari 1,4 kb hingga 9 kb. Analisis
statistik menunjukkan adanya korelasi antara pola resistensi antibiotik dengan
profil plasmid Pseudomonas aeruginosa.
Kata kunci: Pseudomonas aeruginosa, resistensi antibiotik, profil plasmid
ABSTRAK BAHASA INGGRIS
Pseudomonas aeruginosa is a nosocomial pathogenic bacteria. These bacteria has
the remarkable ability to become resistant to some antibiotics. Bacterial resistance
to antibiotics has become a global health problem, especially the phenomenon of
MDR (multidrug resistant). Some research suggests that antibiotic resistance can
be transferred to other bacteria via plasmids. This study was undertaken to
determine the antibiotic resistance pattern and plasmid’s profiles of Pseudomonas
aeruginosa from RSUDAM Lampung’s province. The resistance test of the
isolates was performed following the Kirby-Bauer disc diffusion method. The
plasmid were isolated using alkalyne lysis method by using Plasmid-Miniprep
Kit, and electrophorated on 1% agarose gel. Thirty isolates of Pseudomonas
aeruginosa, obtained from 782 samples in February to May 2015. The distribution
of Pseudomonas aeruginosa among the clinical samples of pus 66,7%, sputum
16,7%, blood 13,3%, and urine 3,3%. All isolates were resistant to Ampicillin.
Resistance to Chloramphenicol 83.3%, Cefoperazone 60%, Gentamicin 43,3%,
Ciprofloxacin 36,7%, and Meropenem 6,7%. Based on electrophoresis results
showed that 14 Isolates (46.8%) giving band plasmids. Thirteen of the isolates
had a single plasmid band and only one isolate possessed two bands. The sizes
of the plasmids ranged from 1,4 kb to 9 kb. Statistical analysis showed a
correlation between the pattern of antibiotic resistance with plasmid’s profiles of
Pseudomonas aeruginosa.
Keywords : Pseudomonas aeruginosa, antibiotic-resistance, plasmid profiles.1327011026 IWAN SARIYANTOsariyantoiwan@yahoo.co.id2016-01-14T07:02:38Z2016-01-19T02:31:43Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/17537This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/175372016-01-14T07:02:38ZPENGARUH EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP JUMLAH DAN MOTILITAS SPERMATOZOA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN YANG DIBERI PAPARAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK HANDPHONE PERIODE KRONIKABSTRACT
THE EFFECTS OF ETHANOL EXTRACT OF MANGOSTEEN PEEL (Garcinia mangostana L.) ON SPERM COUNT AND MOTILITY OF WHITE MALE RATS (Rattus norvegicus) EXPOSED TO CHRONIC PERIOD OF HANDPHONE ELECTROMAGNETIC WAVES
Handphone radiation potentially causes damage on reproductive system due to electromagnetic waves that able to induce oxidative stress over increasing free radicals. Extract of mangosteen peel (Garcinia mangostana L. ) is enriched with amounts of antioxidant, particularly xanthone. Antioxidant has its role to prevent free radicals in order to give protective nature and avoid occurence of oxidative stress. This study is preserved for 28 days with 25 samples of Sprague dawley strain white male rats (Rattus norvegicus) allotted into 5 groups, consist of group without handphone exposure (K1), group given with only handphone exposure for 3 hours/day, and groups (P1, P2, P3) given handphone exposure for 3 hours/day and ethanol extract of mangosteen peel consecutively with dosage of 50 mg/kgbw/day, 100 mg/kgbw/day, 200 mg/kgbw/day. Spermatozoa specimen is taken from epididymis caudalis shows the mean number of spermatozoa (millions/ml) on K1: 31, K2: 48, P1: 41, P2: 36, P3: 46. Meanwhile, the mean motility of spermatozoa (%) on K1: 95,82, K2: 77,25, P1: 99,82, P2: 93,32, P3: 93,25. The conclusion of this study is ethanol extract from mangosteen peel do not have impact on the sperm count in rats, however it gives impact on elevated sperm motility in rats exposed to chronic period of handphone electromagnetic waves.
ABSTRAK
PENGARUH EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP JUMLAH DAN MOTILITAS SPERMATOZOA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN YANG DIBERI PAPARAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK HANDPHONE PERIODE KRONIK
Radiasi handphone berpotensi menimbulkan gangguan pada sistem reproduksi karena adanya gelombang elektromagnetik yang memicu stres oksidatif akibat peningkatan radikal bebas. Ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) kaya akan kandungan antioksidan terutama xanthone. Antioksidan berperan dalam menangkal radikal bebas sehingga dapat memberi peranan protektif agar tidak terjadi stres oksidatif. Penelitian ini dilakukan selama 28 hari dengan menggunakan 25 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley yang dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok yang tidak diberi paparan handphone (K1), kelompok yang hanya diberi paparan handphone selama 3 jam/hari, serta kelompok (P1,P2,P3) yang diberi paparan handphone 3 jam/hari dan diberi ekstrak etanol kulit manggis berturut-turut sebesar 50 mg/kgbb/hari, 100 mg/kgbb/hari, 200 mg/kgbb/hari. Spesimen spermatozoa diambil dari kauda epididimis dan menunjukkan rerata jumlah spermatozoa (juta/ml) pada K1: 31, K2: 48, P1: 41, P2: 36, P3: 46. Sedangkan, rerata motilitas spermatozoa (%) yang diperoleh pada K1: 95,82, K2: 77,25, P1: 99,82, P2: 93,32, P3: 93,25. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol kulit manggis tidak berpengaruh terhadap jumlah spermatozoa tikus, namun memberikan pengaruh terhadap peningkatan motilitas spermatozoa tikus yang diberi paparan gelombang elektromagnetik handphone periode kronik.1218011017 Andrian Prasetya Wicaksonoandrianprasetyaw@outlook.com2016-01-11T04:59:27Z2016-01-11T04:59:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/7499This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/74992016-01-11T04:59:27ZTanggungJawab Hukum Rumah Sakit Terhadap Kelalaian Medis Yang
Dilakukan Tenaga Kesehatan
ABSTRAK
Penelitian tentang “Tanggung Jawab Hukum Rumah Sakit terhadap Kelalaian Medis yang Dilakukan Tenaga Kesehatan”, bertujuan pertama, untuk memahami aspek pertanggungjawaban hukum rumah sakit terhadap tenaga kesehatan. Kedua, untuk memahami tentang bentuk tanggung jawab rumah sakit terhadap kelalaian medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian normatif, melalui pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conseptual approach), dan pendekatan empiris sebagai penunjang. Dalam pendekatan secara perundang-undangan (statute approach) dilakukan dengan menelaah semua peraturan perundang- undangan berhubungan dengan pembahasan. Data utama dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari kepustakaan dan berbagai leteratur yang relevan. Sebagai pendukung terhadap data sekunder, penelitian ini ditunjang berbagai informasi dari para informan yang kompeten dalam bidang pelayanan rumah sakit, yang terdiri dari 4 (empat) orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek pertanggungjawaban hukum rumah sakit meliputi aspek perdata, pidana dan administrasi negara. Berdasarkan aspek perdata rumah sakit dapat dimintai pertanggungjawaban atas kelalaian tenaga kesehatannya berdasarkan doktrin vicarious liability atau hospital liability, yang secara implisit tertuang dalam ketentuan Pasal 58 UU No. 36 Tahun 2009, Pasal 46 UU No. 44 Tahun 2009, dan Pasal 1365, 1366, 1367 KUHPerdata. Aspek pidana, secara eksplisit tertuang dalam ketentuan Pasal 190 UU No. 36
Tahun 2009 dan Pasal 62 dan Pasal 63 UU No. 44 Tahun 2009. Sanksi pidana dapat dijatuhkan jika rumah sakit melanggar terhadap ketentuan pasal-pasal tersebut dengan sanksi pidana yang cukup berat berupa sanksi komulatif yaitu pidana penjara dan denda. Bahkan rumah sakit sebagai korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan berupa: pencabutan izin usaha dan/atau pencabutan status badan hukum. Dari aspek administrasi negara, apabila rumah sakit melanggar ketentuan yang berkaitan dengan administrasi maka sanksi yang dijatuhkan berupa peringatan tertulis, tidak diberikan izin mendirikan, dan dicabut atau tidak diperpanjang izin operasional rumah sakit. Bentuk tanggung jawab rumah sakit terhadap kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah dalam bentuk pemberian ganti rugi. Ganti rugi yang dimaksud adalah ganti rugi dengan sejumlah uang yang bersifat khusus sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1365,
1366, 1367 KUHPerdata, yang meliputi kerugian ekonomis berupa biaya pengobatan di rumah sakit, luka atau cacat terhadap tubuh korban, adanya rasa sakit secara fisik, sakit secara mental, seperti stress, cemas dan berbagai gangguan mental lainnya. Dalam konteks ini juga dikenal bentuk ganti rugi aktual dan ganti rugi yang berhubungan dengan tekanan mental (immateriil).
Kata kunci: tanggung jawab, rumah sakit, kelalaian, kerugian
ABSTRACT
Research on "Liability for Negligence Hospital Medical Health Workers Forum", aimed at first, to understand the legal liability aspects of the hospital against medical personnel. Second, to understand the responsibility of the hospital against medical negligence committed by health workers. Type of this research is a normative, regulatory approach (statute approach), conceptual approach and empirical approach to support. Statute approach is done by reviewing all legislation related to the discussion. The main data on this research is secondary data obtained from variety of relevant literature. As a supporter of secondary data, this study is supported a wide range of information from informants who are competent in the field of hospital services, which consist of 4 (four) peoples.
The results showed that the legal liability aspects of the hospital includes aspects of civil, criminal and administrative state. Based on the civil aspects the hospital can be held accountable for health care workers negligence doctrine of vicarious liability based or hospital liability, which is implicitly contained in the provisions of Article 58 of Law No. 36 of 2009, Article 46 of Law No. 44 of
2009, and Section 1365, 1366, 1367 KUHPerdata. Criminal aspect, explicitly stated on Article 190 of Law No. 36 of 2009 and Article 62 and Article 63 of Law No. 44 Year 2009. Criminal consequences can be imposed if the hospital violates the provisions of the criminal articles and the consequence is a comulative consequences : imprisonment and fines. Even the hospitals as a corporation can get an additional form: a revocation of business license and revocation of legal entity status. From the aspect of the country administration, if the hospital violates the provisions related to administrative, the consequences are a written warning, responsibility of omissions by health workers is an indemnity. The Compensation is a specitif amount of money which is provided on Article 1365, 1366, 1367
KUHPerdata, which includes economic losses such as the cost of treatment in hospital, injury or disability of the victim’s body, the presence of physical pain, mental illness, such a stress, anxiety and other mental disturbances. In this context it is also known a form of actual damages and compensation related to mental stress (immaterial).
Keywords: responsibility, hospital, negligence, tort
1322011077 Indrasari Auliaiin_aulia@yahoo.com2015-12-29T05:03:33Z2015-12-29T05:03:33Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/16307This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/163072015-12-29T05:03:33ZTINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT PESERTA BPJS TERHADAP PELAYANAN TINGKAT PERTAMA (STUDI PADA PUSKESMAS RAWAT INAP KEDATON, BANDAR LAMPUNG)Abstrak Bahasa Indonesia
TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT PESERTA BPJS TERHADAP PELAYANAN TINGKAT PERTAMA (STUDI PADA PUSKESMAS RAWAT INAP KEDATON, BANDAR LAMPUNG)
Seiring munculnya perubahan paradigma administrasi negara muncul juga tuntutan dari masyarakat terhadap instasnsi pemerintah agar memberikan pelayanan yang lebih baik. Permasalahan yang terjadi ialah seputar lemahnya standar pelayanan publik atau standar pelayanan publik yang belum berjalan secara konsisten pada instansi-instansi pemerintahan sehingga memberi kekecewaan kepada masyarakat. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kepuasan masyaraka peserta peserta BPJS terhadap pelayanan tingkat I yang diberikan oleh Puskesmas Rawat Inap Kedaton, Bandar Lampung. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan masyarakat peserta BPJS terhadap pelayanan tingkat pertama di Puskesmas rawat inap Kedaton, Bandar Lampung.
Tipe penelitian yang diterapkan adalah penelitian tipe survei deskriptif dengan pendekatan kuatitatif, dimana penelitiannya menjelaskan tentang fenomena social yang terjadi. Sampel diperoleh dengan menggunakan metode accidental sampling yaitu metode pengambilan sampel secara kebetulan yang dianggap memenuhi syarat penlitian. Dalam analisis data penelitian digunakan metode importance performance analysis, analisis ini menggunakan pengolahan data tabulasi. Dari hasil penelitian data dibagi menjadi beberapa variable dan dari hasil survei serta perhitungan yang dilakukan maka besarnya nilai pengaruh tersebut didapatkan dari perhitungan program SPSS (Statistic Program for Social Sciences), dimana besarnya nilai pengaruh variabel X dan Y atau nilai rxy = adalah 0.227 atau 22.7%. Artinya pelayanan tingkat pertama yang diberikan memiliki hubungan yang rendah dengan nilai 0.227 atau 22.7% terhadap kepuasan pasien pengguna layanan BPJS, sedang atau dalam kategori cukup. Para peserta BPJS suah merasa cukup puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak Puskesmas Rawat Inap Kedaton, Bandar Lampung. Saran yang diberikan kepada pelaksana pelayanan dalam hal ini Puskesmas Rawat Inap kedaton, adalah dengan menjaga konsistensi dari standar pelayanan tingkat pertama yang diberikan oleh pihak Puskesmas kepada masyarakat dan bila perlu ada peningkatan dari standar-standar tersebut agar masyarakat merasa enar-benar diperhatikan.
Kata Kunci: Kepuasan Masyarakat, Pelayanan Tingkat I
Abstrak Bahasa Inggris
ABSTRACT
THE PUBLIC SATISFACTION LEVEL OF BPJS MEMBER TOWARDS FIRST LEVEL SERVICE (STUDI AT HEALTH CENTER KEDATON, BANDAR LAMPUNG)
Along with the emergence of the paradigm change in the public administration, the society’s demand to the government instance also appears in order to give a better service. The problems occurred around the weak standard of the public service or standard of the public service has not been consistently implemented on the government instances so that be ongoing people disappointing. Problem in this research is “How is public satisfaction member of BPJS on giving of first level service. While the purpose of this study was to determine the extent of public satisfaction with the service level of participants BPJS first in Puskesmas inpatient Kedaton, Bandar Lampung.
The type of research that is applied is the research of descriptive survey type with quantitative approach, with explains social phenomena that occurred. Samples were obtained by using accidental sampling method which means the method of taking samples by accident which is considered eligible. The method used in the analysis of research data is the importance performance analysis, this analysis use data processing tabulation. From the result of the research, data were devided into several variables and from the result of the survey along with the SPSS calculation, then the influence value of variable x and y, or the value of rxy= 0,227 0r 22,7%. That mean the first level service which is given has a low correlation with the value 0,227 or 22,7% toward BPJS members, at intermediate level. The members of BPJS have felt quite satisfied with the service given by the health center Kedaton, Bandar Lampung. Suggest given to the implementer of the service from Puskesmas (Health Center) Kedaton, Bandar Lampung, is to maintain the consistency of the first level service standard given by the health center, to the society, and if necessary, improve these standard.
Key Word: Public Satisfaction, first level service
0816041045 Barus Sanfransiscosanfransisco.barus@gmail.com2015-12-28T04:15:12Z2015-12-28T04:15:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/16257This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/162572015-12-28T04:15:12ZPEMETAAN PRASARANA KESEHATAN
DI KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran prasarana kesehatan di Kota
Bandar Lampung. Variabel dalam penelitian ini meliputi (1) Lokasi sebaran dari
masing-masing prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung (2) Jarak rata-rata
prasarana kesehatan yang satu dengan lainnya yang ada di Kota Bandar Lampung.
(3) Pola sebaran prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian survei. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 38
Puskesmas dan 12 rumah sakit yang ada di Kota Bandar Lampung. Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan teknik dokumentasi dan observasi.
Analisis dalam penelitian ini ada tiga yaitu (1) Pencatatan titik koordinat
prasarana kesehatan untuk mengetahui lokasi prasarana kesehatan. (2)
Perhitungan sekala peta digunakan untuk mengetahui jarak setiap prasarana
kesehatan yang ada di Kota Bandar Lampung. (3) Analisis Tetangga terdekat
digunakan untuk mengetahui pola sebaran prasarana kesehatan di Kota Bandar
Lampung. Dari hasil penelitian diketahui 1). Lokasi prasarana kesehatan di Kota
Bandar Lampung tersebar hampir di seluruh wilayah Kota Bandar Lampung 2).
Jarak rata-rata antar prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung dapat
dikatakan dalam kategori dekat 3). Pola sebaran prasarana kesehatan di Kota
Bandar Lampung acak (random) untuk Puskesmas dan mengelompok (cluster)
untuk rumah sakit. Kesimpulan berdasarkan hasil pemetaan, bahwa pemetaan
sebaran prasarana kesehatan dapat dipetakan dengan mudah dan akurat.
Kata Kunci : Pemetaan, Jarak, Sebaran, Prasarana Kesehatan.
ABSTRAK BAHASA INGGRIS
The purpose of this study to mapping the distribution of healthy infrastructure in
the Bandar Lampung city. The variables in this study includes (1) the location
distribution of each the healthy infrastructure in the Bandar Lampung city (2)
The average of healthy facilities distance one with the another in the Bandar
Lampung city. (3) The distribution pattern of healthy infrastructure in the Bandar
Lampung city. This study using research survey method. The populations in this
study are 38 healthy centers and 12 hospitals in the Bandar Lampung city. Data
collecting techniques using documentation and observation techniques.The
analysis in this study there are three:(1) Recording of healthy infrastructure
coordinates for knowing the location of healthy infrastructure (2) The calculation
scale of map used to determining the distance each of the existing healthy
infrastructure in the Bandar Lampung city. (3) The analysis of the nearest
neighbor is used to determining the distribution pattern of healthy infrastructure
in the Bandar Lampung city. The results of this survey are revealed 1). The
location of healthy infrastructure in the Bandar Lampung city wich is spread
almost in all over the Bandar Lampung city 2). The average distance between the
healthy infrastructure in the Bandar Lampung city can be said to be in the near
category 3).The distribution pattern of healthy infrastructure in the Bandar
Lampung city random for healthy centers and cluster for the hospital. This
conclusions based on the results of the mapping, the distribution of healthy
infrastructure mapping can be mapped with easily and accurately.
Password: mapping , the distance , to scatter , health infrastructure.1113034033 Fiky FajarudinFajarudinFiky@gmail.com2015-12-19T05:57:50Z2015-12-19T05:57:50Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/15940This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/159402015-12-19T05:57:50ZKORELASI INDEK PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA TERHADAP HASIL KELULUSAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM PROFESI DOKTER PERIODE NOVEMBER 2014-MEI 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Ukuran mahasiswa dalam menyelesaikan sebuah kurikulum dan predikat kelulusannya dinyatakan dalam bentuk Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Masih banyak fakultas kedokteran di Indonesia yang mengikuti Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) hanya beberapa yang dapat lulus UKMPPD first taker. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara IPK mahasiswa kedokteran dengan hasil kelulusan UKMPPD. Rancangan penelitian ini menggunakan deskriptif analitik. Populasi dalam penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan sampel penelitian sebanyak 92 peserta. Analisis data menggunakan analisis uji korelasi (Pearson Correlation). Hasil penelitian diperoleh korelasi antara nilai IPK pra-klinik dan IPK klinik terhadap hasil kelulusan UKMPPD Computer Based Test (CBT), Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan hasil kelulusan UKMPPD, kecuali IPK Profesi terhadap UKMPPD OSCE mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Terdapat korelasi yang signifikan antara nilai IPK pra-klinik dengan nilai IPK klinik mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Terdapat korelasi antara nilai IPK kumulatif terhadap hasil kelulusan UKMPPD mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. IPK merupakan hasil evaluasi dari hasil pembelajaran, baik pra-klinik maupun klinik dan IPK menjadi prediktor dalam kelulusan UKMPPD. Penilaian IPK pra-klinik maupun klinik harus lebih ditingkatkan pada mahasiswa maupun dosen pembimbing, dan soal-soal UKMPPD harus valid.
Kata kunci : CBT, Hasil Kelulusan UKMPPD, OSCE
ABSTRAK BAHASA INGGRIS
The measurements of student in finishing curriculum and graduation predicate are expressed in Grade Point Average (GPA). There were many graduations of faculty of medicines in Indonesia who joined the national competence-based test for medical students called UKMPPD and only a few passed the exam in the taking called first taker. The objective of this research was to find out the correlation between student’s grade point average and the result of UKMPPD from batch November 2014 to May 2015 in Faculty of Medicine in Lampung University. This is a descriptive analytic research. Population was all students in Faculty of Medicine in Lampung University using sample 92 respondents. Data were then analyzed using Pearson Correlation test. The correlation GPA preclinical and clinical GPA for graduation results phase to UKMPPD Computer Based Test (CBT), Objective Structured Clinical Examination (OSCE), and graduation results UKMPPD, except clinical GPA for UKMPPD OSCE student of Faculty of Medicine in Lampung University. There is a significant correlation preclinical GPA for GPA clinical phase of students Medicine Faculty of Lampung University. There is a correlation between the value of the cumulative GPA for graduation results UKMPPD students of Faculty of Medicine, University of Lampung. GPA is the result of the evaluation of learning outcomes, both pre-clinical and clinical and the GPA be predictors of graduation. Assessment GPA precilinic and clinical should be further improved in the students and preceptor lecturers, and questions UKMPPD must be valid.
Keywords : CBT, graduation result of UKMPPD, OSCE
1118011008 Ani Yuli Yanti Puspitasarianie.dhini@yahoo.com2015-12-17T03:28:53Z2015-12-17T03:28:53Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/15803This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/158032015-12-17T03:28:53ZPENGARUH VARIABEL LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL SOSIAL DEMOGRAFI DAN GOLONGAN DARAH TERHADAP SURVIVAL PENDERITA DBD DI KOTA BANDAR LAMPUNGDemam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit infeksi ini disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty. Berbagai studi telah dilakukan untuk mengkaji keterkaitan antara faktor - faktor lingkungan dengan kejadian penyakit, namun belum banyak yang mengaitkan dengan tingkat survival. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat survival DBD dan menentukan pengaruh variabel lingkungan tempat tinggal dan sosial demografi terhadap survival penderita DBD. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 melalui penelusuran data sekunder yang meliputi data survival, tempat tinggal dan sosial demografi. Model peluang biner diterapkan dengan variabel respon berupa variabel biner (Y=1, jika survival), sedangkan variabel dependent yaitu lingkungan tempat tinggal dalam tiga katagori (kumuh, menengah, elit), demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan), golongan darah (A, AB, B dan O) dengan jumlah data 135 melalui optimasi parameter menggunakan Minitab 16 disimpulkan bahwa tingkat survival dipengaruhi oleh (1) jenis kelamin (peluang wanita hanya 0,06 kali pria) ; (2) umur (bertambah tua setahun meningkat 1,13 kali) ; dan (3) golongan darah (golongan darah O paling rentan yaitu 0,08 kali dari B, AB dan A). Dari hasil ini direkomendasi dalam penanganan situasi krisis di ICU bagi pasien yang bergolongan darah O, anak – anak dan wanita untuk ditangani terlebih dahulu.
Kata Kunci : Demam Berdarah Dengue, sosial demografi, golongan darah, lingkungan tinggal.
ABSTRAK BAHASA INGGRIS
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease that is still a public health problem in Indonesia. This infectious disease caused by dengue virus and transmitted by Aedes aegypty. Various studies have been conducted to examine the relationship between factors - environmental factors with the incidence of the disease, but not many people associate with the level of survival. The goal of this study was to determine the survival rate of DHF and determine the influence of environmental variables shelter and social demographics of the survival of patients with DHF. This study was conducted in March 2015 through a search of secondary data including survival data, place of residence and social demographics. Model chances binary is applied with a variable response in the form of a binary variable (Y = 1, if survival), while the dependent variable dependent in three categories (slum area, middle area and elite area), demographics (age, gender, education, occupation), class blood (A, AB, B and O) with the amount of data 135 through the optimization parameters using Minitab 16 concluded that the rate of survival is influenced by (1) gender (women only 0.06 times the chance of men); (2) age (age one year increased by 1.13 times); and (3) blood group (blood type O are most vulnerable is 0.08 times that of B, AB and A). From these results recommended in handling crisis situations in the ICU for patients with blood type O, children and women to handled first.
Keywords: Dengue, social demography, blood group, living environment.1320011006 RIZA BERDIAN TAMZArizaberdiantamza@yahoo.com2015-12-15T08:45:43Z2015-12-15T08:45:52Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/15716This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/157162015-12-15T08:45:43ZHUBUNGAN PEMAKAIAN BB CREAM TERHADAP KEPARAHAN KLINIS AKNE VULGARIS PADA MAHASISWI ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGABSTRAK
HUBUNGAN PEMAKAIAN BB CREAM TERHADAP KEPARAHAN KLINIS AKNE VULGARIS PADA MAHASISWI ANGKATAN 2013
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh
RESTYANA NOOR FATIMAH
Akne vulgaris adalah peradangan kronis pada unit pilosebasea. Akne vulgaris dapat mengenai mulai remaja, dewasa muda dan dapat berlanjut sampai usia tua. Insidensi di Asia Tenggara sebanyak 40-80%. Angka kejadian akne terus meningkat di Indonesia dari 60% pada 2006 menjadi 80%. Penyebab dan faktor resiko akne vulgaris disebabkan oleh banyak faktor (multifaktorial). Salah satunya adalah pemakaian BB Cream. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Metode pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Besar sampel minimal yang dibutuhkan adalah 62 sampel. Sebanyak 62 mahasiswi yang memenuhi kriteria penelitian akan mengisi kuisioner dan dilakukan pemeriksaan. Pada akhir penelitian data kuisioner akan dianalisis untuk melihat apakah terdapat hubungan antara pemakaian BB Cream terhadap keparahan klinis akne vulgaris pada mahasiswi angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Hasil penelitian didapatkan mayoritas responden menggunakan BB Cream yaitu pada 40 responden (64,5%). Sisanya sebanyak 22 responden (35,5%) tidak menggunakan BB Cream. Dari hasil pemeriksaan didapatkan mayoritas reponden mengalami akne vulgaris derajat ringan yaitu 39 responden (62,9%), 15 responden (24,2%) mengalami akne vulgaris derajat sedang dan 8 responden (12,9%) mengalami akne vulgaris derajat berat. Berdasarkan analisa data didapatkan hubungan yang bermakna antara pemakaian BB Cream terhadap keparahan klinis akne vulgaris (pvalue
=
0,026).
Kesimpulan
dalam
penelitian
ini
adalah
terdapat
hubungan
pemakaian
BB
cream
terhadap keparahan klinis akne vulgaris pada mahasiswi angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Kata kunci : Akne Vulgaris, BB Cream, Keparahan Klinis
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN USE OF BB CREAM WITH ACNE VULGARIS CLINICAL SEVERITY ON MEDICAL FACULTY
STUDENT OF 2013 LAMPUNG UNIVERSITY By
RESTYANA NOOR FATIMAH Acne vulgaris is a chronic inflammatory of pilosebaceous unit. It can infect teenagers, adolesence until elderly. The incidence in Southeast Asia is 40-80%. In Indonesia, the incidence is increasing from 60% in 2006 to 80% in 2007. The risk factors and etiology of acne vulgaris is multifactorial, including use of BB Cream. This study is an analytic descriptive research with cross sectional approachment. Sampling method that used in this study was simple random sampling. Minimum required sample were 62 samples. 62 students who met the study criteria would filled out questionnaire and physical examination. At the end of the study, data would be analyzed to see the relationship between use of BB Cream with acne vulgaris clinical severity on medical faculty student of 2013 Lampung University. The result show majority of respondents or 40 respondents (64,5%) used BB Cream. 22 respondents (35,5%) didn`t use BB Cream. From physical examination show majority of respondents or 39 respondents (62,9%) had mild acne vulgaris, 15 respondents (24,2%) had moderate acne vulgaris and 8 respondents (12,9%) had severe acne vulgaris. Based on data analysis, there are significant relationship between use of BB Cream (p= 0,026) with acne vulgaris clinical severity. This suggest that there are relationship between use of BB Cream with acne vulgaris clinical severity on medical faculty student of 2013 Lampung University. Keywords : Acne Vulgaris, BB Cream, Clinical Severity 111801119 restyana noor fatimahrestyana_noorfatimah@yahoo.co.id2015-12-08T08:10:46Z2015-12-08T08:10:46Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/15371This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/153712015-12-08T08:10:46ZHUBUNGAN KUALITAS SKENARIO TERHADAP KEEFEKTIFAN DISKUSI PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) PADA MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BLOK EMERGENCYAbstrak
Problem-Based Learning (PBL) merupakan salah satu inovasi melatih mahasiswa dalam berpikir kritis, kreatif, rasional dan meningkatkan pemahaman materi yang diajarkan serta memberi pengalaman nyata terhadap mahasiswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kualitas skenario terhadap keefektifan diskusi Problem-Based Learning (PBL) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung blok emergency. Desain dalam penelitian ini menggunakan Cross Sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel bebas dan variabel terikat dikumpulkan dan diukur dalam waktu yang bersamaan. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat Chi-Square. Dari analisis diperoleh bahwa dari seluruh responden yang menyatakan bahwa kualitas skenario diskusi PBL baik sebanyak 91 responden (54,2%), dan yang menyatakan kurang baik 77 responden (45,8%), diskusi PBL adalah efektif terdapat sebanyak 103 responden (61,3%), dan yang menyatakan tidak efektif 65 responden (38,7%). Terdapat hubungan antara kualitas skenario terhadap keefektifan diskusi Problem-Based Learning (PBL) bermakna karena p=0,001<0,05. Sarannya untuk meningkatkan kualitas skenario pendidikan pada mahasiswa peserta tutorial dan dalam penyusunan kurikulum Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata kunci : Keefektifan Diskusi, Kualitas Skenario, Problem-Based Learning (PBL)
Abstract
Problem Based Learning (PBL) is one of the innovation train students in critical thinking, creative, rational and increase understanding of the material being learned and give the real experience of the students. The purpose of this study was to determine the relationship of the quality of the scenario of the effectiveness of discussion Problem-Based Learning (PBL) to the students of the Faculty of Medicine, University of Lampung at block emergency. This research was a cross sectional study in which the independent variables and the dependent variable was collected and measured at the same time. Analyzed used univariate and bivariate Chi-Square. From the analysis found that of all respondents stated that the quality of the discussion PBL good scenario as many as 91 respondents (54.2%), and which states were less well 77 respondents (45.8%), discussion PBL was effective as many as 103 respondents (61, 3%), and stating ineffective 65 respondents (38.7%). There was a relationship between the quality of the scenarios of the effectiveness of discussion Problem-Based Learning (PBL) meaningful because p = 0.001 <0.05, His advice to improve the quality of education scenario in students participating in tutorials and curriculum development Faculty of Medicine, University of Lampung.
Keywords: Effectiveness Of Discussion, Problem-Based Learning (PBL), Quality Scenario1118011101 putri fitriana eka susantiputrifitriana106@yahoo.com2015-12-02T03:37:23Z2015-12-02T03:37:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/14836This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/148362015-12-02T03:37:23ZHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PEDAGANG JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN PEWARNA RHODAMIN B DI KECAMATAN SUKARAME BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015ABSTRAK
Latar Belakang. Pewarna Rhodamin B merupakan jenis pewarna tekstil yang dilarang digunakan untuk bahan tambahan pangan karena memiliki efek yang buruk terhadap kesehatan. Kurangnya pengetahuan dan sikap pedagang jajanan sekolah dasar menyebabkan masih tingginya penggunaan Rhodamin B.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap pedagang jajanan anak sekolah dasar negeri terhadap perilaku penggunaan pewarna Rhodamin B.
Metode Penelitian. Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode Observasional dengan pendekatan Cross Sectional (mempelajari hubungan sebanyak satu kali dan bersamaan), dengan alat dan instrumen penelitian berupa kuesioner dan tes kit BPOM.
Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari semua responden (n=37) sebagian besar pedagang berumur produktif yakni 20-40 tahun (59,4%), pedagang dengan jenis kelamin terbanyak adalah wanita yaitu 28 pedagang (75,7%), dengan tingkat pendidikan yang baik yakni SMA-Perguruan Tinggi sebanyak 18 pedagang (48,6%), dengan lama berdagang 1-10 tahun sebanyak 27 pedagang (72,9%), yang memiliki pengetahuan baik (54,1%) sebanyak 20 pedagang, sikap pedagang yang mayoritas kurang sebanyak 22 pedagang (59,2%), dan perilaku pedagang mayoritas menggunakan pewarna Rhodamin B yakni sebanyak 19 pedagang (51,4%).
Simpulan. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku penggunaan Rhodamin B dengan nilai p=0,001; begitu pula dengan sikap terhadap perilaku penggunaan Rhodamin B yang memiliki hubungan bermakna dengan nilai p=0,002.
Kata kunci: pengetahuan, perilaku, Rhodamin B, sikap
ABSTRACT
Background. Dye Rhodamine B is a type of textile dyes are banned from use in food additives because it has a bad effect on the health. Lack of knowledge and attitude of children primary state snacks traders led to the high use of Rhodamine B.
Aim. This study aims to determine the relationship between knowledge and attitude of street food vendors in public primary school children on usage behavior of dye Rhodamine B.
Research Method. This study was observational research method with cross sectional approach (studying the relationship as much as one and the same), with the research tools and instruments a questionnaire and a test kit from BPOM.
Results. The results showed that all of respondents (n=37) most traders the productive age of 20-40 years (59.4%), traders with the highest gender was a woman of 28 traders (75.7%), with a good level of the old high school education college of as many as 18 traders (48.6%), with 1-10 year old trade as many as 27 traders (72.9%), which has a good knowledge (54.1%) of 20 merchants, traders attitude of the majority was less by 22 traders (59.2%), and the behavior of the majority traders using Rhodamine B dye that as many as 19 traders (51.4%).
Conclusion. There was a significant association between knowledge and usage behavior of Rhodamine B with p=0.001; as well as the attitude toward the usage behavior of Rhodamine B which has a significant relationship with p=0.002.
Keywords: attitude, behavior, knowledge, Rhodamine B1118011015 Aulia Agristikaauliaagristika@gmail.com2015-11-26T06:34:44Z2015-11-26T06:34:44Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/14845This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/148452015-11-26T06:34:44ZPENGETAHUAN, SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEDAGANG JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TERHADAP PENGGUNAAN PEWARNA METANIL YELLOW DI KECAMATAN SUKARAME BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015PENGETAHUAN, SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEDAGANG JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TERHADAP PENGGUNAAN PEWARNA METANIL YELLOW DI KECAMATAN SUKARAME BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
KNOWLEDGE, ATTITUDE AND FACTORS THAT AFFECT ELEMENTARY SCHOOL SNACKS TRADERS IN USING METANIL YELLOW ON DISTRICT OF SUKARAME BANDAR LAMPUNG 20151118011016 Ayu Apriliaapriliaayudr@gmail.com2015-11-24T06:44:16Z2015-11-24T06:44:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/14568This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/145682015-11-24T06:44:16ZHUBUNGAN KECEMASAN DENGAN ASUPAN MAKAN PADA LANSIA DI UPTD PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA TRESNA WERDHA KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATANAbstrak Bahasa Indonesia HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN ASUPAN MAKAN LANSIA DI UPTD PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA TRESNA WERDHA KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Oleh
MIRNA CANDRA DEWI
Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH). Berdasarkan data Kementrian Kesehatan tahun 2011, pada tahun 200-2005 adalah 66,4 tahun, angka ini akan meningkat pada tahun 2045-2050 yang diperkirakan UHH menjadi 77,6 tahun. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan kecemasan dengan asupan makan pada lansia di UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
Desain penelitian adalah cross-sectional. Populasi sebanyak 100 lansia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah 40 lansia. Penelitian ini dilakukan di UPTD Pelayanan Terpadu Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar mengalami kecemasan dengan persentase 65,0 % dan asupan energi cukup dengan presentase 92,5 % .Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kecemasan dengan asupan energi, asupan karbohidrat, asupan lemak dan asupan serat serta terdapat hubungan yang bermakna antara kecemasan dengan asupan protein di UPTD Pelayanan Terpadu Tresna Werdha Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kecemasan dengan asupan makanan.
Kata kunci : kecemasan, asupan makan, lansia.
Abstrak Bahasa Inggris ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN ANXIETY AND FOOD INTAKE IN THE ELDERLY AT UPTD SOCIAL SERVICES ELDERLY, ELDERLY TRESNA SUBDISTRICT NATAR, SOUTH LAMPUNG
by:
MIRNA CANDRA DEWI
The success of development is seen from the increase in the standard of living and life expectancy. Based on data from the Ministry of Health in 2011, the year was 66.4 years 200-2005, this figure will rise in life expectancy from 2045 to 2050 were estimated to be 77.6 years. The purpose of this study to analyze the relationship of anxiety with food intake in elderly do UPTD Social Services Elderly Elderly Tresna Natar District of South Lampung.
It’s a cross-sectional study design. There are 100 elderly population who meet the inclusion and exclusion criteria were 40 elderly. This research was conducted in UPTD Integrated Services Social Seniors Elderly Tresna Natar District of South Lampung.
The results showed that most of anxiety 65.0% 90.0% energy intake enough, 60.0% less protein intake, carbohydrate intake 92.5%, and 92.5% of fat intake, and intake of less than 67 fibers, 5%. There was no relationship between anxiety with energy intake (p = 0.278), there was no correlation with protein intake (p = 0.101), There was no relationship between anxiety with carbohydrate intake (p = 0.037), there was no correlation between anxiety with fat intake (p = 0.539), and there was no correlation between anxiety with fiber intake (p = 0.316). From the research needed special attention
Keyword: anxiety, food intake, elderly.1118011078 Mirna Candra Dewimirna.candradewi@yahoo.com2015-11-03T04:07:19Z2015-11-03T04:07:19Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/14327This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/143272015-11-03T04:07:19ZPERANAN WEBSITE READYFORFIT (OCD) SEBAGAI MEDIA INFORMASI DALAM PENURUNAN BERAT BADAN
(Pada Komunitas OCD Indonesia di Facebook)ABSTRAK INDONESIA
Website Readyforfit merupakan website yang diluncurkan oleh Deddy Corbuzeir untuk membantu khalayak yang ingin mencoba menurunkan berat badannya (diet). Website ini merupakan panduan utama diet ala Deddy Corbuzeir yang diberi nama OCD (Obsessive Corbuzier’s Diet). Para pelaku diet OCD mendapatkan informasi tentang cara pelaksanaan diet OCD hanya berasal dari website readyforfit dan juga buku yang baru-baru ini diluncurkan oleh Deddy Cocbuzier. Tidak ada sumber informasi lain yang memberikan informasi mengenai diet OCD. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis ingin mengangkat persoalan peran website readyforfit sebagai media informasi bagi para pelaku diet OCD. Alasan mengapa penulis memilih komunitas OCD sebagai objek penelitian karena diet OCD ala Deddy Corbuzeir ini banyak digunakan para anggota yang ada dikomunitas OCD untuk menurunkan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan website Readyforfit (OCD) sebagai media informasi terhadap program penurunan berat badan pada komunitas OCD Indonesia di Facebook. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Proses analisis data kualitatif dilakukan dengan reduksi data, display (penyajian data), dan verifikasi (menarik kesimpulan). Hasil penelitian diperoleh data bahwaperanan website Readyforfit (OCD) sebagai media informasi program penurunan berat badan padakomunitas OCD Indonesia di Facebook mampu menjaring khalayak untuk mengikuti metode diet yang sudah diperkenalkan. Seperti yang telah dilakukan oleh informan penelitian yang menyatakan bahwa peranan Website Readyforfit (OCD) sebagai media informasi program penurunan berat badan pada komunitas OCD Indonesia di Facebook sudah cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perhatian, ketertarikan, keinginan, keputusan dan tindakan yang dilakukan informan dalam mengikuti program diet OCD melalui Website Readyforfit. Saran, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengetahuan dan pengembangan Ilmu Komunikasi agar dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan Komunikasi Media Massa.
Kata Kunci: website Readyforfit (OCD), media informasi, berat badan
ABSTRAK INGGRIS
Website Readyforfit a website launched by Deddy Corbuzeir to help people who want to try to lose weight (diet). This website is the ultimate guide diets Deddy Corbuzeir named OCD (Obsessive Corbuzier's Diet). OCD dieters get information on how the implementation of OCD diet comes only from readyforfit website and also a book that was recently launched by Deddy Cocbuzier. There is no other source of information that provides information on diet OCD. Based on the above presentation, the authors wanted to raise the issue of the role of readyforfit website as an information medium for dieters OCD. The reason why the author chose the community as a research object because OCD OCD-style diet is widely used Deddy Corbuzeir existing members in OCD community to lose weight. This study aims to determine how the role Readyforfit website (OCD) as a medium of information on weight loss programs in Indonesia OCD community on Facebook. This research uses descriptive type. The process of qualitative data analysis conducted with data reduction, display (presentation of data), and verification (draw conclusions). Results of the study data showed that the role WEBSITE Readyforfit (OCD) as an information medium weight loss programs in Indonesia OCD community on Facebook is able to attract audiences to follow a diet method that has been introduced. As has been done by the research informants who stated that the role of Website Readyforfit (OCD) as an information medium weight loss programs in Indonesia OCD community on Facebook has been pretty good. This is demonstrated by the attention, interest, desire, decision and action taken informant in following a diet program via the Website Readyforfit OCD. Suggestions, results of this study are expected to be useful for the development of knowledge and Communication Studies in order to become a reference for further research, especially with regard to Mass Media Communication.
Keywords: Readyforfit website (OCD), media information, weight0916031083 A’an Pratama Saputraa'anpratamasaputra@yahoo.com2015-10-27T07:08:09Z2015-10-27T07:08:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/14037This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/140372015-10-27T07:08:09ZPERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DENGAN PEMBERIAN MADU DAN PEMBERIAN GENTAMISIN TOPIKAL
PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus)Kulit merupakan salah satu organ tubuh yang rentan terjadi kerusakan contohnya suhu yang tinggi. Tingkat kerusakan kulit bergantung pada pada suhu tertentu dan waktu kontak tertentu. Madu diduga berperan sebagai antibakteri dan saat ini sudah dimanfaatkan sebagai penanganan korban luka bakar sudah diketahui banyak manfaatnya. Penelitian ini bertujuan membandingkan tingkat kesembuhan luka bakar dengan pemberian madu dan gentamisin topikal. Penelitian ini menggunakan rancangan acak terkontrol.
Pada penelitian menggunakan 9 ekor tikus jantan galur Spraque dawley dijadikan subyek penelitian. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok secara random yaitu: K1
(kontrol), K2 (madu 100%), K3 ( Gentamisin Topikal Gel 0,1%×10gr) setelah 14 hari perlakuan dilakukan pengamatan.
Dari hasil penelitian luka bakar pada kulit tikus menunjukann rata-rata kesembuhan kulit secara histopatologis pada kelompok perlakuan 1, 2 dan 3 adalah 0,817±2,57, 0,774±4,23, dan 0,691±4,27 dengan nilai P=0,001 pada uji Kruskal-Wallis. Pada analisi Mann-Whitney test nilai p pada tiap kelompok adalah: antara K1 dan K2 p=0,001 kemudian K1 dan K3 p=0,001, untuk uji kelompok K2 dan K3 p=0,936. Pada hasil uji klinis didapat rata-rata 50,70±15,28 pada K1, 94,48±6,07 pada K2 dan K3, 92,14±6,85. Pada uji ANOVA didapatkan p=0,039, dilanjutkan pada uji post hoc terdapat perbedaan bermakna pada kelompok K1 terhadap kelompok K2 dan K3 dengan nilai p=0,001. Dan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok K2 dan K3 dengan nilai p=0,585.
Berdasarkan hasil penelitian perbandingan tingkat kesembuhan luka bakar terhadap pemberian madu dan gentamisin topikal dapat disimpulkan bahwa madu dapat dijadikan sebagai obat alternatif pada luka bakar sebagai pengganti antibiotik gentamisin topikal, terutama di daerah terpencil yang sulit untuk mendapatkan antibiotik gentamisin topikal.
Kata Kunci : Gentamisin Topikal, luka bakar, madu.
THE COMPARISON FUEL OF LEVEL WOUND HEALING LEVEL BETWEEN HONEY AND TOPICAL GENTAMICIN TREATMENT WHITE ON RATS (Rattus Norvegicus)
Human skin is one of the most vulnerable organ damage. Damage to the skin, among others, can be caused by temperature. The extent of damage depends on the skin at specific temperature and contact time. thought to act as an antibacterial honey. This study aims to compare the rate of healing of burns with honey and gentamicin topical administration. This study used a randomized controlled design.
In studies using 9 tails Spraque Dawley strain male rats used as subjects of research. Rats were divided into 3 groups at random are: K1 (control), K2 (honey 100%), K3 (Gentamicin Topical Gel 0.1% × 5gr) after 14 days of treatment was observed.
From the research on mice skin burns to average histopathological cure of skin in the treated group 1, 2 and 3 were 0.817±2.57, 0.774±4.23 and 0.691±4.27 with a P value = 0.001 in the Kruskal-Wallis test. On analysis Mann-Whitney test p values for each group are: between K1 and K2 p = 0.001, then K1 and K3 p = 0.001, test for K2 and K3 group p = 0.936. On the results of clinical trials gained an average 50.70 ± 15:28 on K1, 94.48 ± 6:07 in K2 and K3, 92.14 ± 6.85. In the ANOVA test obtained p = 0.039, resumed in the post hoc tests found significant differences in the K1 to the K2 and K3 with p = 0.001. And there were no significant differences between the groups K2 and K3 with p = 0.585.
Based on the comparative study of the rate of healing of burns and gentamicin topical honey treatment, it can be concluded that honey can be used as an alternative medicine to the burn instead of gentamicin topical antibiotics, especially in remote areas that are difficult to get a topical antibiotic gentamicin.
Keywords: Gentamicin Topical, burns, honey.0818011006 Arif Mzm.arif770@gmail.com2015-10-12T03:56:44Z2015-10-12T03:56:44Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/13281This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/132812015-10-12T03:56:44ZPENYALAHGUNAAN KEADAAN DALAM TRANSAKSI TERAPEUTIK DI RUMAH SAKIT
ABSTRACT
Transaction therapeutic as its object medical services agreement between doctor and patient. In therapeutic transaction legal relationship doctors and patients alike position as legal subjects who have rights and obligations. Although legally the doctor and the patient has a position that is balanced or equal, but in general the relationship between doctor and patient practice still paternalistic and asymmetrical. On the other hand in a therapeutic transaction should be tied to the general provisions in the law of treaties, namely the existence of an agreement, skills, certain things and lawful authority. Concretely there can be no defect whim of one party. In the development of the relationship between doctor and patient practice of defects will appear named with the term undue influence or known as van omstandigheden. The aim of this study, the first to know and understand the legal relationship between doctors and patients in therapeutic transaction. Second, to know and understand about the forms of undue influence in therapeutic transaction. Third, to know and understand the legal consequences of a transaction therapeutic influenced the unde influence. The approach used in this research is normative juridical approach (doctrinary approach) because this research is focused on the study of literature and documents. A literature study of the literature or reading material related to the problems, while the document study done by studying various laws and regulations relating to medical services.
The results show: first, the legal relationship between doctors and patients in therapeutic transaction, according to the provisions of civil law can be qualified in this type of agreement to perform certain services as set forth in Article 1601 of the Civil Code which has the following characteristics: the existence of an agreement between the two ie the physician and the patient; the patient because the situation is indirectly enlist the services of a doctor, while the doctor is willing to help improve the health status of patients through medical interventions; physicians who requested his help services is a qualified and authorized to perform medical procedures on patients; in return, the patient is willing to pay or give honorarium rates that have been determined by the parties who perform the services which the hospital; ways in which to achieve the therapeutic objectives of the transaction is fully submitted to the doctors and hospitals. Second, in general, undue influence in medical services is in the form of defensive medicine. Defensive medicine is a form of medical care is growing deviation. Even in the practice of defensive medicine often is a mechanical defense of physicians to avoid malpractice claims. Form of defensive medicine may supplement care in the form of (a test or excessive therapy) and abuse of the most vulnerable in the state of medical services is when conducted investigation and treatment (therapy). Third, the undue influence is a flaw in the will of a treaty. Thus, therapeutic transactions influenced the abuse of one party state, the result of the transaction can be canceled. In general form of undue influence in the therapeutic transaction is psychological abuse of excellence (the patient in a position to suffer because of the burden of disease, are inexperienced and have little or no knowledge). To transactions that influenced their therapeutic misuse operationally circumstances of the transaction is still running, but in principle can be canceled. In general, undue influence in many therapeutic transactions conducted when the relationship between doctor and patient is still in the asymmetric paternalistic.
Keywords: therapeutic transactions, undue influence, defensive medicine.
ABSTRAK
Transaksi terapeutik sebagai perjanjian yang objeknya pelayanan medik antara dokter dengan pasien. Dalam transaksi terapeutik hubungan hukum dokter dan pasien posisinya sama-sama sebagai subyek hukum yang mempunyai hak dan kewajiban. Meskipun secara hukum dokter dan pasien mempunyai kedudukan yang seimbang atau sederajat, namun pada umumnya dalam praktik hubungan dokter dan pasien masih bersifat paternalistik dan asimetris. Di sisi lain dalam sebuah transaksi terapeutik harus terikat pada ketentuan umum yang berlaku dalam hukum perjanjian, yaitu adanya kesepakatan, kecakapan, hal tertentu dan kuasa yang halal. Secara konkrit tidak boleh ada cacat kehendak dari salah satu pihak. Dalam perkembangannya praktik hubungan dokter dan pasien muncul cacat kehendak yang dinamakan dengan istilah penyalahgunaan keadaan atau dikenal dengan istilah misbruik van omstandigheden. Penelitian ini bertujuan, pertama untuk mengetahui dan memahami hubungan hukum antara dokter dan pasien dalam transaksi terapeutik. Kedua, untuk mengetahui dan memahami tentang bentuk-bentuk penyalahgunaan keadaan dalam transaksi terapeutik. Ketiga, untuk mengetahui dan memahami akibat hukum suatu transaksi terapeutik yang dipengaruhi adanya penyalahgunaan keadaan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis normatif (doctrinary approach) karena penelitian ini lebih menitikberatkan pada studi pustaka dan dokumen. Studi pustaka dilakukan terhadap beberapa literatur atau bahan bacaan yang berhubungan dengan permasalahan, sedangkan studi dokumen dilakukan dengan mempelajari berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelayanan medis.
Hasil penelitian menunjukkan: pertama, hubungan hukum antara dokter dan pasien dalam transaksi terapeutik, menurut ketentuan hukum perdata dapat dikualifikasi dalam jenis perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal 1601 KUH Perdata yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: adanya perjanjian antara dua pihak yaitu dokter dan pasien; pihak pasien karena keadaannya secara tidak langsung meminta jasa dokter, sedangkan dokter bersedia untuk membantu meningkatkan status kesehatan pasien melalui tindakan medis; dokter yang diminta jasa pertolongannya tersebut adalah seorang yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk melakukan tindakan medis terhadap pasien; sebagai imbalannya, pasien bersedia membayar atau memberikan honorarium berdasarkan tarif yang telah ditentukan oleh pihak yang melakukan jasa yaitu rumah sakit; cara-cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan transaksi terapeutik sepenuhnya diserahkan kepada pihak dokter dan rumah sakit. Kedua, pada umumnya penyalahgunaan keadaan dalam pelayanan medis adalah dalam bentuk defensive medicine. Defensive medicine merupakan suatu bentuk penyimpangan asuhan medis yang berkembang. Bahkan dalam praktik seringkali defensive medicine merupakan mekanis pertahanan dari dokter agar terhindar dari tuntutan malpraktik. Bentuk defensive medicine dapat berupa supplement care (melakukan tes atau terapi berkelebihan) dan yang paling rentan penyalahgunaan keadaan dalam pelayanan medis adalah ketika dilakukan pemeriksaan penunjang dan pengobatan (terapi). Ketiga, penyalahgunaan keadaan merupakan salah satu cacat kehendak dalam suatu perjanjian. Dengan demikian, transaksi terapeutik yang dipengaruhi penyalahgunaan keadaan dari salah satu pihak, maka akibatnya transaksi tersebut dapat dibatalkan. Pada umumnya bentuk penyalahgunaan keadaan dalam transaksi terapeutik adalah penyalahgunaan keunggulan kejiwaan (pasien dalam posisi menderita karena beban penyakitnya, tidak berpengalaman dan tidak atau kurang pengetahuan). Terhadap transaksi terapeutik yang dipengaruhi adanya penyalahgunaan keadaan secara operasional transaksi tersebut masih tetap berjalan, akan tetapi pada prinsipnya dapat dibatalkan. Pada umumnya penyalahgunaan keadaan dalam transaksi terapeutik banyak dilakukan ketika hubungan dokter dan pasien masih dalam suasana paternalistik yang bersifat asimetris.
Kata kunci: transaksi terapeutik, penyalahgunaan keadaan, defensive medicine.
1322011093 Sabta Putrasabtaputra@yahoo.co.id2015-10-06T04:38:27Z2015-10-06T04:38:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/13111This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/131112015-10-06T04:38:27ZKAJIAN ASPEK HYGIENE SANITASI TERHADAP KONDISI KANTIN MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR
(Studi Kasus di Sekolah Dasar Kota Bandar Lampung)Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi atau keadaan kantin makanan jajanan anak Sekolah Dasar yang berada di kota Bandar Lampung dilihat dari aspek sanitasi dan higiene penjaja, lingkungan, fasilitas, suplai air, bangunan, dan penyimpanan makanan serta mengetahui hubungan pengetahuan responden dan sikap responden terhadap kondisi sanitasi dan higiene kantin Sekolah Dasar. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif, dilakukan wawancara secara langsung menggunakan lembar kuisioner kepada para responden (penjaja kantin) di Sekolah Dasar. Penentuan responden menggunakan Non Probability Sampling dengan cara Purposive Sampling. Data hasil penelitian diolah menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 dan program SPSS versi 21 for windows dengan korelasi non parametrik Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi atau keadaan sanitasi dan higiene penjaja kantin SD kota Bandar Lampung sudah baik (81%), kondisi atau keadaan lingkungan kantin SD kota Bandar Lampung cukup baik (68%), kondisi atau keadaan fasilitas dan peralatan kantin SD kota Bandar Lampung cukup baik (61%), kondisi suplai air kantin SD kota Bandar Lampung kurang baik (42%), kondisi atau keadaan bangunan kantin SD kota Bandar Lampung kurang baik (41%), kondisi atau keadaan kantin untuk penyimpanan makanan jajanan kantin SD kota Bandar Lampung kurang baik (36%). Secara keseluruhan terdapat hubungan yang nyata (P < 0,05) antara pengetahuan responden dan sikap responden terhadap kondisi sanitasi dan higiene kantin SD.
Kata kunci: kondisi kantin, sanitasi, higiene, dan Sekolah Dasar.
Abstrak Bahasa Inggris1114051034 MUTIARA PRIMA AULIAmutiaraprimaaulia@yahoo.co.id2015-10-05T04:34:11Z2015-10-05T04:34:11Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/13078This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/130782015-10-05T04:34:11ZEvaluasi Dampak Program KB Bagi Keluarga Pra Sejahtera (KPS) Dan Keluarga Sejahtera 1 (KS-I) Di Kota Bandar Lampung (Studi Di BKKB-PP Kota Bandar Lampung)Abstrak Bahasa Indonesia
Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi dampak dari program KB bagi Keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga Sejahtera 1 (KS-1). Dalam mengevaluasi dampak dari program ini, peneliti menggunakan teori evaluasi dampak atau evaluasi sumatif dengan metode evaluasi dampak milik Rossi and Freeman, kemudian menggunakan teori faktor-faktor kegagalan dampak milik Anderson serta beberapa tori penunjang lainnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKKB-PP) Kota Bandar Lampung.
Program KB bagi KPS dan KS-I memiliki sasaran/outcome “terkendalinya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya keluarga kecil berkualitas“. Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa program KB bagi KPS dan KS-I gagal menghasilkan dampak yang diinginkan. Hal itu disebabkan beberapa faktor. 1) masalah publik yang sulit diselesaikan yaitu adanya rumor mengenai jenis KB tertentu. 2) sumber daya yang tidak memadai, 3) cara implementasi yang tidak tepat 4) timbulnya masalah baru sehingga mendorong pengalihan perhatian dan tindakan, seperti program Jampersal yang bertolakbelakang dengan pogram KB. 5) tidak berjalannya usaha-usaha peningkatan perekonomian keluarga seperti UPPKS 6) masalah publik sering disebabkan banyak faktor tetapi kebijakan yang dibuat hanya mengatasi satu faktor saja. Selain itu, Program KB bagi KPS dan KS-I menghasilkan dampak tidak diinginkan. Untuk itu BKKB-PP harus meningkatkan KIE dalam bentuk sosialisasi yang lebih luas lagi, terutama bagi KPS dan KS-I. Selain itu, diperlukan adanya peningkatan kualitas dan kuantitas SDM, penambahan sarana informasi, serta pelayanan KB sesuai dengan standar dan prosedur yang ada.
Kata Kunci: Evaluasi, Dampak, Keluarga Berencana
Abstrak Bahasa Inngris
The study was conducted to evaluate the impact of family planning programs for Prosperouse Family (KPS) and Welfare 1 Family (KS-1). In evaluating the impact of this program, researchers using the theory of impact evaluation or summative evaluation of the impact evaluation method Rossi and Freeman, then using the theory of impact factors of failure belonging to Anderson and some other supporting tori. This research is a descriptive study with qualitative approach. This research was conducted at the Family Planning Board and the Empowerment of Women (BKKB-PP) in Bandar Lampung.
Planning program for KPS and KS-I have goals/outcome “uncontrolled population growth and increasing quality small family”. Based on the research that has been done, it can be concluded that the program for KPS and KS-I failed to make an impact to the target group. This was due to several factors. 1) public issue difficult to resolve, namely the existence of rumors about certain types of birth control. 2) inadequate resources, 3) implementation improper manner 4) the emergence of new issues so as to encourage diversion of attention and action, such as Jampersal program that contradicts the pogram KB. 5) the ineffectiveness of efforts to increase the family's income as UPPKS 6) public problems are often caused by many factors but the policy made only addressing one factor alone. In addition, KB program for KPS and KS-I produces undesirable effects. For that BKKB-PP should improve IEC in the form of wider dissemination, especially for KPS and KS-I. In addition, it is necessary to improve the quality and quantity of human resources, the improvement of information, as well as family planning services in accordance with existing standards and procedures.
Keywords: Evaluation, Impacts, Family Planning
1116041073 Octavia Ratna Sarioctavia@unila.ac.id2015-09-28T06:46:03Z2015-09-28T06:46:03Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/12932This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/129322015-09-28T06:46:03ZTANGGUNG JAWAB HUKUM PERDATA RUMAH SAKIT
TERHADAP DOKTER TAMUABSTRACT
The provisions of legislation Of Article 12 clause (4) of regulations No. 44
year 2009 about Hospital) hospitals can employ temporary employees and
consultants in accordance needs and capabilities of hospitals. Temporary
employees are health professionals that not owned by the hospital concerned,
especially medical personnel (specialists and subspecialists). Medical personnel
who are not permanent, in practice often called visiting doctor. As visiting doctor,
its positions not same as permanent doctor hospital. Problems appear if there is
visiting doctor negligence and result in losses of patients and their families: The
first, whether the hospital can be held accountable for any errors or omissions that
resulted in any damages in the patient is performed by visiting doctor and how
liability form is can be performed well by the hospital or visiting doctor? Second,
how the legal position between the hospital and visiting doctor? Third, how types
or forms of agreements create by hospitals and visiting doctor in health care?.
The Kind of normative juridical research. The approach taken is approach
legislation (statute approach), and conceptual approach (conseptual approach),
and the empirical approach is made to complete data is has been obtained through
a normative approach.
The results show, that in principle the hospital can not held accountable for
omissions by visiting doctor that causes patients to suffer any damages. This
principle is in accordance the provisions of Article 46 UU RS No. 44/2009, but in
practice the any damages met joint liability. The legal position between the
hospital and visiting doctor is a balanced position not sub-ordinate. Each side has
the same bargaining power, but nevertheless in practice the position of doctor
visitors would be have a stronger bargaining position, through developments in
practice, types or forms agreements made by hospitals and visiting doctor in
health care has given rise to type agreement is an agreement mixture (gemengde
contractus), is agreements containing elements of various agreements called. For
example, labor agreements, lease agreement and purchase agreement.
Keywords: visiting doctor, civil legal liability, hospital.
ABSTRAK
Ketentuan peraturan perundang-undangan (Pasal 12 ayat (4) Undang-
Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit), rumah sakit dapat
mempekerjakan tenaga tidak tetap dan konsultan sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan rumah sakit. Tenaga tidak tetap adalah tenaga kesehatan yang tidak
dimiliki oleh rumah sakit bersangkutan, terutama tenaga medis (dokter spesialis
maupun sub spesialis). Tenaga medis yang tidak tetap tersebut, dalam praktik
sering disebut sebagai dokter tamu. Sebagai dokter tamu, kedudukannya tidak
sama dengan dokter tetap rumah sakit. Permasalahan muncul jika terjadi kelalaian
dokter tamu dan mengakibatkan kerugian pasien dan keluarganya; pertama,
apakah rumah sakit dapat dimintai pertanggungjawaban terhadap kesalahan atau
kelalaian yang mengakibatkan kerugian pada diri pasien yang dilakukan oleh
dokter tamu dan bagaimana bentuk tanggung jawab yang dapat dilakukan baik
oleh rumah sakit maupun dokter tamu? Kedua, bagaimana kedudukan hukum
antara rumah sakit dan dokter tamu? Ketiga, bagaimana jenis-jenis atau bentukbentuk
perjanjian yang di buat oleh rumah sakit dan dokter tamu dalam pelayanan
kesehatan?. Jenis penelitian yuridis normatif. Pendekatan yang dilakukan adalah
pendekatan secara perundang-undangan (statute approach), dan pendekatan
konseptual (conseptual approach), serta pendekatan secara empiris dilakukan
untuk melengkapi data yang telah diperoleh melalui pendekatan normatif.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pada prinsipnya rumah sakit tidak
dapat dimintai pertanggungjawaban atas kelalaian yang dilakukan oleh dokter
tamu yang menyebabkan pasien menderita kerugian. Prinsip ini sesuai dengan
ketentuan Pasal 46 Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
namun dalam praktiknya kerugian dipenuhi secara tanggung renteng. Kedudukan
hukum antara rumah sakit dan dokter tamu adalah kedudukan yang seimbang
bukan sub-ordinat. Masing-masing pihak mempunyai bargaining power yang
sama, namun demikian dalam praktik kedudukan dokter tamu justru lebih
mempunyai posisi tawar yang lebih kuat. Melalui perkembangan dalam praktik,
jenis-jenis atau bentuk-bentuk perjanjian yang di buat oleh rumah sakit dan dokter
tamu dalam pelayanan kesehatan telah melahirkan suatu perjanjian campuran
(gemengde contractus), yaitu perjanjian yang mengandung unsur dari berbagai
perjanjian bernama. Misalnya, perjanjian perburuhan, perjanjian sewa menyewa
dan perjanjian jual beli.
Kata kunci: dokter tamu, tanggung jawab hukum perdata, rumah sakit.1322011022 Ilhamdaniilhamdani19@yahoo.com2015-09-23T02:26:28Z2015-09-23T02:26:28Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/12908This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/129082015-09-23T02:26:28ZKUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS RAWAT INAP PERMATA
SUKARAME BANDAR LAMPUNG KEPADA PENGGUNA BPJS
KESEHATANPemerintah sebagai penyelenggara negara merupakan elemen utama dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Untuk
itu dibentuklah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang
menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berdasaekan Undang-
Undang Nomor 40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial,
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang pelayanan Kesehatan
Pada Jaminan Kesehatan Nasional, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun
2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program JKN. Salah satu fasilitas kesehatan
yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan adalah puskesmas, namun selama ini
dalam pelayanan kesehatan masih seringkali mengandung keluhan dalam
pelayanan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan Puskesmas
Rawat Inap Permata Sukarame kepada Pengguna BPJS Kesehatan berdasarkan
delapan mutu pelayanan kesehatan menurut L.D. Brown dan Standar Operasional
Prosedur (SOP). Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Teknik
penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling yaitu
pengguna BPJS Kesehatan yang sedang berobat di Puskesmas Rawat Inap
Permata Sukarame Bandar Lampung. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini dengan menggunakan angket yang diberikan kepada 98 responden pengguna
BPJS Kesehatan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan Puskesmas
Rawat Inap Permata Sukarame Bandar Lampung kepada pengguna BPJS
Kesehatan adalah baik. Berdasarkan 26 sub indikator yang digunakan menunjukan
21 sub indikator adalah baik dan empat sub indikator adalah tidak baik. Sub
indikator yang menunjukan hasil tidak baik yaitu: pelayanan pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan yang berbelit-belit; jalan menuju lokasi puskesmas;
puskesmas belum mengadakan penyuluhan dan kegiatan kesehatan; dan fasilitas
seperti parkir dan ruang tunggu yang tidak aman.
Kata kunci: kualitas pelayanan kesehatan, pengguna BPJS Kesehatan
Abstrak Bahasa Inggris1116021119 Zakiyah Handayanizakiyah.handayani@yahoo.com2015-09-18T07:57:34Z2015-09-18T07:57:34Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/12886This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/128862015-09-18T07:57:34ZISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDIDAT BAKTERI PROBIOTIK DARI TERASI UDANG REBON (Mysis relicta)
ABSTRAK INDONESIA
Bakteri asam laktat (BAL) banyak ditemukan pada produk fermentasi dan telah dilaporkan banyak berfungsi sebagai probiotik. Terasi merupakan salah satu produk fermentasi dari udang yang digunakan sebagai bahan penyedap makanan oleh masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi kandidat bakteri probiotik dari terasi udang asal Labuhan Maringgai, Lampung Timur. Diawali dengan sampling terasi udang dari Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Lampung Timur, selanjutnya isolasi bakteri dilakukan menggunakan metode pengenceran bertingkat diikuti dengan seleksi BAL pada media MRS Agar. Kandidat bakteri probiotik yang diperoleh diuji daya hambatnya terhadap bakteri patogen yang meliputi: Staphylococus aureus, Salmonella enteritidis, Salmonella pullorum, dan Escheria coli. Hasil penelitian menunjukkan isolat dengan kode T1a2 merupakan BAL yang mampu menghambat Staphylococus aureus, Salmonella enteritidis, Salmonella pullorum, dan Escheria coli dengan luas zona hambat berturut – turut sebesar 7,16cm2, 12,74cm2, 7,15cm2 dan 9,16cm2. Hasil identifikasi secara fisiologi, morfologi dan biokimiawi menunjukkan bahwa isolat T1a2 memiliki kesamaan sifat dengan genus Corynebacterium sp.
Kata Kunci : Isolasi, Identifikasi, Probiotik, Terasi.
ABSTRAK INGGRIS1114051015 DIANUR PAWEdianurpawe0@gmail.com2015-06-29T03:20:30Z2015-06-29T03:23:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/10524This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/105242015-06-29T03:20:30ZRESPONSIBILITAS RSUD dr. A. DADI TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG (STUDI KASUS PEMBUANGAN PASIEN BERNAMA EDI SUPARMAN)ABSTRAK
Terungkapnya kasus pembuangan pasien yang dilakukan oleh pihak RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung pada akhir tahun 2014 lalu menuntut Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk meningkatkan pengawasan terhadap seluruh kegiatan pemberian layanan kesehatan di Kota Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan-alasan RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar tidak responsible dalam menjalankan tugasnya sehingga terjadi kasus pembuangan pasien yang menimpa Edi Suparman. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus, dimana pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi
Kasus pembuangan yang menimpa Edi Suparman disebabkan oleh tidak responsible-nya rumah sakit dalam menjalankan tugasnya dengan alasan faktor pemahaman tanggung jawab yang belum sepenuhnya terealisasikan dilapangan, faktor pemberian wewenang berdasarkan tanggung jawab yang tidak sesuai dengan struktur, faktor tindakan adil, akurat, dan tepat waktu yang belum dijalankan secara keseluruhan, serta faktor kurangnya ketegasan dari komitmen pimpinan rumah sakit itu sendiri.
Komunikasi antar pimpinan dan bawahan, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia harusnya lebih ditingkatkan untuk benar-benar mencapai tujuan dan fungsi menyeluruh dari RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo sehinngga dikemudian hari tidak terulang kembali hal-hal yang menyangkut penyimpangan tanggung jawab yang dilakukan oleh pegwai RSUD dr. A. dadi Tjokrodipo dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Kata Kunci : Responsibilitas, Rumah Sakit Umum Daerah, Hak Azazi
Manusia, Good Governance, Pelayanan Publik
ABSTRACT
Disclosure of dumping patients conducted by General Hospital dr. A. Dadi Tjokrodipo the City of Bandar Lampung at the end of 2014 and then sue government the city of Bandar Lampung to increase oversight of all activities of the health service delivery in the city of Bandar Lampung. This study aims to determine the reasons by General Hospital dr. A. Dadi Tjokrodipo the City of Bandar Lampung is not responsible in their duties resulting in the disposal of cases affecting patients Edi Supaman. The approach in this study used a qualitative approach to the type of case study, in which data collection is done through in-depth interviews, observation, and documentation.
Dumping case that struck Edi Suparman caused is not responsible his hospital in performing his duties by reason of factors understanding of the responsibility that has not been fully realized in the field, a factor based on the responsibility of granting authority that is not in accordance with the structure, factors act fair, accurate, and timely that have not been executed as a whole, as well as factors lack of firmness of the commitment of the leadership of the hospital itself.
Communication between leaders and subordinates, as well as improving the quality of human resources should be further improved to truly achieve the objectives and overall function of the hospital so not recur in the future matters concerning irregularities responsibilities undertaken by workers in General Hospital dr. A. Dadi Tjokrodipo the City of Bandar Lampung to providing health services for public
Keywords: Responsibility, General Hospital, Human Rights, Good-
Governance, Public Service1116041098 Wulan Agestawulanagesta@yahoo.com2015-06-19T06:31:16Z2015-06-19T06:31:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/10328This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/103282015-06-19T06:31:16ZPENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA PERUSAHAAN
TERHADAP KEPUASAN PASIEN PADA RUMAH SAKIT
MARDI WALUYO METROAbstrak
Pada era global, persaingan dalam dunia industri barang maupun jasa begitu ketat.
Perusahaan barang maupun jasa tidak terkecuali rumah sakit Mardi Waluyo Metro
dituntut untuk bisa bersikap lebih bijak, dan dapat menciptakan sesuatu yang kreatif dan
inovatif. Karena salah satu tantangan bagi rumah sakit adalah meningkatkan kepuasan
pasien, maka adanya kualitas pelayanan terbaik dan didukung citra perusahaan yang baik
diharapkan dapat meningkatkatkan rasa puas pada diri pasien sehingga perusahaan dapat
mencapai tujuan dan memenangkan persaingan.
Adapun masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah apakah
variabel kualitas palayanan dan citra perusahaan berpengaruh positif baik secara
parsial maupun bersama-sama terhadap variabel kepuasan pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial maupun
pengaruh secara bersama-sama antara variabel kualitas pelayanan dan citra
perusahaan terhadap variabel kepuasan pasien pada rumah sakit Mardi Waluyo
Metro. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh positif baik secara
parsial maupun secara bersama-sama antara variabel kualitas pelayanan dan citra
perusahaan terhadap variabel kepuasan pasien pada rumah sakit Mardi Waluyo
Metro.
Jenis rancangan riset yang dipakai adalah riset deskriptif dengan metode
survey. Pengambilan data menggunakan kuesioner dengan teknik probabilitas
sampling acak sederhana kepada 100 responden yaitu pasien rawat inap dan rawat
jalan rumah sakit Mardi Waluyo Metro. Selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan metode analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh bersama-sama variabel
kualitas pelayanan dan citra perusahaan terhadap variabel kepuasan pasien sebesar
72 %. Pengaruh secara parsial juga ditunjukan oleh masing-masing variabel
terhadap kepuasan pasien dan pengaruh tertinggi diberikan oleh variabel kualitas
pelayanan.
Saran dalam penelitian ini adalah pihak rumah sakit Mardi Waluyo Metro
sebaiknya lebih meningkatkan kualitas pelayanan pada sub dimensi assurance
yaitu terhadap komunikasi yang dijalin dengan keluarga pasien, pada sub dimensi
tangible yaitu pada bagian pengadaan fasilitas toilet, selain itu pihak rumah sakit
sebaiknya juga mengadakan pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan
kehandalan karyawan baik medis, para medis maupun non medis.
Kata kunci : Kualitas Pelayanan, Citra Perusahaan, Kepuasan Pasien.
Abstract
In the globalization era, the competition of industrial world of goods and
services are very tight. Company of goods or services, including Mardi Waluyo
Metro Hospital is required to be creative and innovative. One of the greatest
challenges of the hospital is to increase the satisfaction of the patients, therefore
the service quality and hospital image are expected to increase the satisfaction of
the patients in order to achieve the goal of the company and sustain its
competitive power.
The case explored in this research was whether the variable of service
quality and corporate image encouraged the positive influence both partially and
simultaneously towarded the variable of patients’ satisfaction.
The aim of this research was to identify both partial and simultaneously
influence between the variable of service quality and corporate image variable to
the patients satisfaction of Mardi Waluyo Metro Hospital.
The method used in this research was descriptive survey. The data
collection process was implemented by surveying 100 respondents who were the
inpatients and outpatients of Mardi Waluyo Metro Hospital with random sampling
through fulfilling questionnaire. The data was finally analyzed by multiple linear
regression analysis method.
The result of this research showed that the simultaneously influences of
services quality and corporate image towarded the satisfaction of the patients was
as much as 72 % and the partial influenced positively towarded the variable of
patients’ satisfaction, the highest influence was identified as the variable of
service quality.
The research was expected to be able to increase the service quality of
assurance dimension of Mardi Waluyo Metro Hospital, specifically in term of
communication between the hospital and the family of the patients and the
tangible dimension of the procurement of toilet facility. It was also expected that
the employers of Mardi Waluyo Metro Hospital could be facilitated by training
and development program in order to improve their quality of medical,
paramedical and non medical skills.
KeyWords: Service Quality, Corporate Image, Patients’ Satisfaction.
1121011025 Nina Lelawati2015-06-18T02:54:07Z2015-06-18T02:54:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/10250This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/102502015-06-18T02:54:07ZHubungan Pemahaman tentang Kebersihan Lingkungan dengan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat Miskin Pesisir
(Studi di Kelurahan Kelurahan Bumi Waras, Kecamatan Bumi Waras,
Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung)ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemahaman tentang kebersihan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat miskin pesisir di Kelurahan Bumi Waras. Teori perilaku sosial yang dikemukakan oleh Skinner (dalam Ritzer 2003) ditentukan oleh rewards dan punishment. Hipotesisnya adalah Ho tidak ada hubungan antara pemahaman tentang kebersihan lingkungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat dan Hi ada hubungan antara pemahaman kebersihan lingkungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif sederhana. Teknik pengambilan data dilakukan secara kuesioner, wawancara, dan studi pustaka. Teknik pengambilan sampel purposive sampling dengan sampel 93 responden. Teknik pengolahan data meliputi editing, koding, dan tabulating. Teknik analisis data menggunakan rumus product moment dan tabel silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemahaman tentang kebersihan lingkungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat yang buruk menyebabkan banjir sebagai punishment telah memaksa masyarakat untuk membersihkan selokan dan lingkungan sekitarnya agar berperilaku hidup bersih dan sehat yang lebih baik. Oleh karena itu, disarankan membangun dan menerapkan sistem punishment dan rewards untuk memperbaiki perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat Kelurahan Bumi Waras.
Kata Kunci: Kebersihan Lingkungan, PHBS, Masyarakat Miskin Pesisir
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the relationship between environmental cleanliness understanding with health behavior clean and healthy lifestyle poor coastal in coatal areas in Bumi Waras village. The theory of social behavior presented by Skinner (in Ritzer 2003) determined by rewards and punishment. Hypothesis is Ho no relation between understanding about cleanliness of the environment with behavior clean and healthy living and Hi relation between understanding about cleanliness of the environment with behavior clean and healthy living. The method used in this research include descriptive method with simple quantitative approach. Technique data collection conducted questionnaires, interviews, and literature. The sample collection technique purposive sampling with 93 sample of respondents. Data processing technique includes editing, coding, and tabulating. Data analysis technique using hypothesis testing using product moment formulas and cross table. The result of research shows that the no relation between understanding about cleanliness of the environment with behavior clean and healthy living. Clean and healthy behaviors bad caused flooding as punishment has forced the community to cleaning sewers and the surrounding environment to behave clean and healthy better.
Keywords: Environmental Cleanliness, Health Behavior Clean and Healthy Lifestyle, Coastal Poor
1016011062 Nora Laras Verdianilarasnora@yahoo.co.id2015-06-17T03:11:01Z2015-06-17T03:11:01Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/10235This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/102352015-06-17T03:11:01ZHUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA SMA KELAS XII DI BANDAR LAMPUNGABSTRAK
Anxietas atau cemas merupakan perasaan takut yang tidak jelas karena sifat subjektif. Indonesia menempati urutan terbesar keempat dunia dengan prevalensi merokok yakni pria 63,1% dan wanita 4,5%. Faktor yang menyebabkan seseorang anak merokok yaitu kelompok teman sebaya dan religiusitas. Efek dari merokok hanya meredakan kecemasan selama efek dari nikotin masih ada dan ketergantungan nikotin dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih stres.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptik analitik dengan pendekatan cross sectional design dan jumlah sampel sebanyak 200 orang serta dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November 2014. Responden diminta untuk mengisi lembar informed consent dan lembar kuisioner sebagai data penelitian. Hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan program komputer dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 200 responden, tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat kecemasan dengan perilaku merokok pada siswa kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Bandar Lampung dengan p-value sebesar 0,168 dimana p-value ≤α (0,05). Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kecemasan dengan perilaku merokok pada siswa kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Bandar Lampung.
Kata kunci: lampung, merokok, SMA, tingkat kecemasan.
ABSTRACT
Anxiety is a fear that isn’t clear because of the subjective assessment. Indonesia’s ranks fourth largest with smoking prevalence 63,1% of male and 4,5% of female. Factors that cause a child smoking that is a group of peers and religiosity. Effects of smoking only relieve anxiety over the effects of nicotine are still there and nicotine dependence can cause a person to become more stressful.
This study uses descriptive analytic research with cross sectional design and total sample of 200 people and conducted in October until November 2014. Respondents were asked to fill out a sheet of informed consent and questionnaire as research data. Results were analyzed using the computer program and analyzed using Chi-Square. The results showed that of the 200 respondents, there was no significant relationship between the level of anxiety and smoking behavior in class XII students of public and privat senior high school in Bandar Lampung with p-value of 0,168 which p-value ≤ α (0.05). In this study, it can be concluded that there is no significant relationship between the level of anxiety and smoking behavior in class XII students of public and privat senior high school in Bandar Lampung.
Keywords: anxiety, lampung, senior high school, smoking.1118011133 TEGAR DWI PRAKOSOTegar_dpn10@yahoo.co.id2015-06-03T04:01:44Z2015-06-03T04:01:44Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/10101This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/101012015-06-03T04:01:44ZKUALITAS MIKROBIOLOGI UDARA di RUANG NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNGNeonatal intensive care unit merupakan ruang perawatan neonatus yang harus dijaga kebersihan dan sterilitasnya, karena neonatus yang dirawat pada ruangan ini memiliki daya imun yang lemah sehingga rentan terkena infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial dapat disebabkan kualitas mikrobiologi udara ruang yang buruk, karena beberapa cara transmisi kuman penyebab infeksi dapat ditularkan melalui udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis mikroorganisme udara yang terdapat dalam ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung dan juga untuk mengetahui angka kuman dari ruangan tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas mikrobiologi udara ruang NICU RSUD Abdul Moeloek.
Hasil penelitian ini ditemukan bakteri yaitu Staphylococcus aureus, Streptocossus sp., Neisseria sp., Shigella sp., Pseudomonas sp., Klebsiella, Corynebacterium, Escherichia, S. saprophyticus, S. epidermidis. dan untuk jamur didapatkan hasil yaitu Rhizopus sp. dan Aspergillus sp. dari perhitungan angka kuman didapatkan hasil normal yaitu 1,162 CFU/m3.
Kesimpulan dari penelitian ini terdapat berbagai jenis mikroorganisme dalam ruangan NICU tersebut. Hasil dari perhitungan angka kuman didapatkan hasil yang normal, namun tetap terdapat kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial.
Kata kunci : bakteri, infeksi nosokomial, jamur, NICU.
1118011052 Gulbuddin Hikmatyarhikmatyarg@yahoo.com2015-05-07T01:49:48Z2015-09-16T04:14:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/9746This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/97462015-05-07T01:49:48ZPENGARUH EKSTRAK JINTAN HITAM (Nigella sativa L.) TERHADAP
GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR TIKUS PUTIH (Rattus
norvegicus) JANTAN YANG DIINDUKSI GENTAMISINGentamisin secara klinis digunakan untuk melawan infeksi bakteri, namun obat
ini bersifat hepatotoksik. Hepatotoksisitas ini disebabkan oleh stress oksidatif
yang dihasilkan dari metabolisme gentamisin. Jintan hitam merupakan tanaman
obat tradisional yang secara empiris sering digunakan untuk mengobati penyakit.
Jintan hitam bersifat antioksidan dan dapat menekan stress oksidatif yang dipicu
gentamisin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak jintan
hitam terhadap gambaran histopatologi hepar tikus putih yang diinduksi
gentamisin.
Penelitian ini merupakan uji preklinik dengan rancangan acak terkontrol.
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan di Fakultas Kedokteran Unila. Subjek
penelitian menggunakan 30 ekor tikus jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok
yaitu: kelompok I (akuades 0,4ml), kelompok II (gentamisin 0,4ml/kgBB/hari),
kelompok III (jintan hitam 500mg/kgBB dan gentamisin 0,4ml/kgBB/hari),
kelompok IV (jintan hitam 1000mg/kgBB dan gentamisin 0,4ml/kgBB/hari),
kelompok V (jintan hitam 1 500mg/kgBB dan gentamisin 0,4ml/kgBB/hari).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari pemberian
perlakuan terhadap gambaran histopatologi hepar tikus. Kelompok yang diberikan
jintan hitam (III dan IV) memperlihatkan gambaran histopatologi yang lebih baik
dibandingkan kelompok patologis (II). Hal ini dikarenakan sifat antioksidan yang
dimiliki oleh jintan hitam, sehingga kerusakan akibat stress oksidatif yang dipicu
oleh gentamisin dapat ditekan. Gambaran histopatologi pada kelompok V tidak
memperlihatkan perbedaan berarti dibandingkan kelompok II. Dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak jintan hitam dengan dosis 500-
1000mg/kgBB bersifat hepatoprotektor.
Kata kunci : gentamisin, histopatologi hepar, jintan hitam, Nigella sativa L.DIFITASARI CIPTA PERDANA 09180110382015-05-07T01:41:23Z2015-09-07T08:52:22Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/9756This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/97562015-05-07T01:41:23ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA
(Phaleria macrocarpa) TERHADAP GAMBARAN MAKROSKOPIS
HEPAR TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG
DIINDUKSI RIFAMPISINRifampisin sering menyebabkan gangguan fungsi hati karena bersifat
hepatotoksik. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) merupakan tanaman yang
banyak diminati masyarakat karena memiliki efek pengobatan. Penelitian ini
untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak buah mahkota dewa terhadap
gambaran makroskopis hepar tikus putih yang diinduksi rifampisin.
Desain penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium menggunakan
Randomized Post test Control-Group Only. Duapuluh lima tikus putih galur
Sprague dawley umur 10 minggu berat badan normal, dibagi 5 kelompok yaitu:
kelompok I, II, III, IV dan V. Kelompok I diberikan aquadest sebagai kontrol
normal, kelompok II, III, IV, dan V diberikan rifampisin 1 gr/hari/kgBB selama 8
hari, kelompok III, IV, dan V ditambahkan ekstrak mahkota dewa berturut-turut
7,56 mg/hari/ekor, 15,12 mg/hari/ekor, dan 30,24 mg/hari/ekor selama 10 hari.
Akhir perlakuan diambil organ hepar dilihat secara makroskopis meliputi
morfologi, berat, dan volume.
Hasil penelitian diperoleh gambaran morfologi hepar tidak didapatkan perbedaan
signifikan. Pemberian rifampisin 1 gr/kgBB menyebabkan peningkatan berat dan
volume yang signifikan dibanding kelompok kontrol negatif. Pemberian ekstrak
buah mahkota dewa dapat menurunkan berat dan volume hepar yang diinduksi
rifampisin secara signifikan. Dosis buah mahkota dewa 7,56 mg/hari/ekor
menyebabkan penurunan tertinggi pada berat hepar sedangkan dosis 15,12
mg/hari/ekor menyebabkan penurunan volume hepar tertinggi.
Pemberian ekstrak buah mahkota dewa menyebabkan penurunan berat dan
volume hepar yang diinduksi hepar dan tidak mempengaruhi morfologi hepar.
Kata kunci: mahkota dewa, Phaleria macrocarpa, rifampisin, makroskopis heparKharisma Wibawa Nurdin Putra 09180110522015-05-05T06:34:03Z2015-05-05T06:34:03Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/9618This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/96182015-05-05T06:34:03ZIMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA BAGI PRIA
DI KOTA BANDAR LAMPUNG (ANALISIS PERATURAN KEPALA BKKBN NOMOR 145/HK.010/B5/2009 TENTANG PENINGKATAN PARTISIPASI PRIA)ABSTRACT
Men’s participation in family planning program is needed because it is able to increase quality service of family planning and health reproduction and also as a form of gender equality. Men’s family planning especially MOP is a contraception method for men which is save, simple and has positive influence to decrease total fertility range.
Bandar Lampung is one of the cities that applies the National Family Planning Program. Recently family planning services in Bandar Lampung city still impressed gender bias because focus only on women , even though actually the government has sought to increase men’s participation in family planning practice.
This study focuses on the problems of program implementation increase men’s participation in family planning practices in Bandar Lampung city. In uncovering this problem, researchers used the theory of public policy implementation from Van Meter Van Horn. This research is a descriptive study with a qualitative approach .
The study found the implementation of increase men’s participation program is not maximize because one of main substance from this program that is men’s family planning service in office not avail. It is also found several obstacles in program’s implementation. It is divided into internal and external resistance barriers. Internal barriers among which the resources and limited funding sources as well as the rejection of some field officers to run the program. After that, the external barriers originating from the social environment, religion, economics and culture .So that improvement and more intensive socialization is needed to encourage more people who know about the birth of men and want to participate in this program as well as the factors inhibiting the implementation increase male participation in family planning practices can be minimized .
Keywords : Implementation , Family Planning Program , Men’s Participation.
ABSTRAK
Partisipasi pria dalam program KB sangat diperlukan karena mampu mendorong peningkatan kualitas pelayanan KB dan KR serta peningkatan kesetaraan dan keadilan gender. Selain itu, KB pria khususnya MOP merupakan suatu metode kontrasepsi pada pria yang sangat aman, sederhana dan berpengaruh positif dalam mempercepat penurunan angka kelahiran total.
Kota Bandar Lampung merupakan salah satu kota yang tidak luput dari sasaran program KB Nasional. Selama ini pelayanan KB di Kota Bandar Lampung masih terkesan bias gender karena terfokus kepada wanita, meskipun Pemerintah telah berupaya meningkatkan partisipasi pria dalam praktik KB.
Penelitian ini menitik beratkan pada permasalah implementasi program peningkatan partisipasi pria dalam praktik KB di Kota Bandar Lampung. Dalam mengungkap permasalahan ini, peneliti menggunakan teori implementasi kebijakan publik milik Van Meter Van Horn. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Dalam penelitian ditemukan bahwa implementasi program peningkatan partisipasi pria dalam praktik KB belum berjalan maksimal karena salah satu substansi pokok dari program ini, yaitu pelayanan KB pria di tempat kerja belum tersedia. Selain itu masih ditemui beberapa hambatan dalam pelaksanaan program yang terbagi menjadi hambatan internal dan hambatan eksternal. Hambatan internal diantaranya yaitu sumber daya dan sumber dana yang terbatas serta adanya penolakan dari beberapa PLKB untuk menjalankan program. Selain itu juga ditemukan hambatan eksternal yang berasal dari lingkungan sosial, agama, ekonomi dan budaya masyarakat.Untuk itu perlu adanya perbaikan dan sosialisasi yang lebih luas lagi agar semakin banyak masyarakat yang mengetahui tentang KB pria dan mau mengikuti program ini serta faktor penghambat pelaksanaan peningkatan partisipasi pria dalam praktik KB dapat diminimalisir.
Kata kunci : Implementasi, Program Keluarga Berencana, Partisipasi Pria.1116041005 Alisa Rizky Meisyaalisariskymeisya@yahoo.com2015-04-28T07:35:10Z2015-04-28T07:35:10Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/9316This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/93162015-04-28T07:35:10ZDAYA TOLAK EKSTRAK ETHANOL DAUN PANDAN WANGI
(Pandanus amaryllifolius) SEBAGAI REPELLENT
TERHADAP NYAMUK Aedes aegyptiABSTRACT
Dengue Haemorrhage Fever (DHF) is the disease caused by the Aedes aegypti mosquito bite with infected dengue virus. Incidence rate of DHF has rising annually so that the vector control becomes important. Vector control such as repellent is needed to prevent DHF, but chemical repellent has been reported for its corrosive effect. Active compounds of Pandanus leaf (Pandanus amaryllifolius) have been reported on repellent action. The study aimed at observing the effect of Pandanus leaf extracts as the repellent to Aedes agypti. The study was an experimental design and followed procedurs that recommended by the World Health Organization Pesticides Evaluation Scheme (WHOPES). The research has been conducted in Organic Chemistry Laboratory and Zoology Laboratory, University of Lampung, from October to December 2014. Alcohol 70% served as a negative control and Pandanus amaryllifolius leaf extracts has concentration 10, 20, 30 and 40% applied by volunteer’s forearm. Protection from mosquito bites analized by One-way Anova test. Effective doses 50% and 99% (ED50 and ED99) value were calculated by Probit test. Pandanus amaryllifolius leaf extracts showed repellent effect to Aedes aegypti. The result showed ED50 values were 11,068% and ED99 values were 73,247% for Aedes aegypti.
Keywords: Aedes agypti, pandanus leaf (Pandanus amaryllifolius), Dengue Haemorrhage Fever (DHF), repellent
Abstrak
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi virus dengeu. Angka kejadian DBD terus meningkat setiap tahun sehingga tindakan pengendalian vektor menjadi penting. Tindakan pengendalian vektor seperti repellent diperlukan untuk mencegah DBD, namun repellent kimiawi memberikan efek korosif sehingga diperlukan repellent nabati. Senyawa aktif dari daun Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) telah dilaporkan memiliki senyawa kimia yang berguna sebagai repellent. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak ethanol daun Pandanus amaryllifolius sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode rancangan acak lengkap sesuai standar World Health Organization Pesticides Evaluation Scheme (WHOPES). Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Organik dan Laboratorium Zoologi Universitas Lampung dari bulan Oktober hingga Desember 2014. Alkohol 70% sebagai kontrol negatif dan ekstrak daun Pandanus amaryllifolius konsentrasi 10, 20, 30 dan 40% diterapkan pada lengan bawah relawan. Daya tolak dianalisa dengan uji Oneway-Anova dan nilai dosis efektif 50% dan 99% (ED50 dan ED99) dihitung oleh uji Probit. Ekstrak daun Pandanus amaryllifolius memiliki pengaruh repellent terhadap Aedes aegypti. Hasil menunjukkan nilai ED50 adalah 11,068% dan nilai ED99 adalah 73,247% terhadap Aedes aegypti.
Kata kunci: Aedes agypti, daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), Demam Berdarah Dengeu (DBD), repellent
1118011036 Dwitya Riliantidr.witharilianti@gmail.com2015-04-24T08:05:17Z2015-04-24T08:05:17Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/8901This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/89012015-04-24T08:05:17ZPENGARUH STATUS GIZI DAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN ATLET KARATE DI KOTA BANDARLAMPUNGKecukupan zat gizi diperlukan untuk kebugaran jasmani. Pada saat melakukan aktivitas fisik, otot memerlukan tambahan energi di luar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengeluarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh. Oleh sebab itu, kecukupan gizi seseorang yang melakukan aktivitas fisik seperti atlet lebih besar dibandingkan orang biasa. Keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi tergambar dalam status gizi seseorang.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh status gizi dan tingkat kecukupan gizi terhadap tingkat kebugaran pada atlet karate di Kota Bandarlampung. Penelitian ini merupakan suatu studi analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah atlet karate di kota Bandarlampung dan digunakan sampel kontrol yang merupakan remaja non atlet di mana teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Data diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan kuisioner, wawancara, dan pemeriksaan fisik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kebugaran pada atlet karate (p<0,05). Pengaruh tingkat kecukupan gizi terhadap tingkat kebugaran pada atlet menunjukkan hasil signifikan (p<0,05) baik pada energi (p=0,007), karbohidrat (p=0,018) protein (p=0,014) dan lemak (p=0,033).
Simpulan dari penelitian ini adalah status gizi dan tingkat kecukupan gizi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kebugaran pada atlet karate di Kota Bandarlampung.
Kata kunci: kecukupan gizi, status gizi, tingkat kebugaran
Abstract Bahasa Inggris
Adequacy of nutrients is necessary for physical fitness. When doing physical activity, muscle requires additional energy beside the metabolism to move, while the heart and lungs require additional energy to remove nutrients and oxygen throughout the body. Therefore, nutritional adequacy to someone who perform physical activity as athletes bigger than ordinary people. State of the body as a result of food consumption and utilization of nutrients reflected in the nutritional status of a person.
This study aims to look at the effect of nutritional status and nutritional adequacy to fitness level of karate athletes in Bandar Lampung. This study is an analytic study with cross sectional approach. The research was conducted in GOR Saburai Bandarlampung. The subjects were karate athletes in Bandarlampung city and non-athlete adolescents as control sampling where sampling technique conducted with a purposive sampling. Data obtained directly from respondents using questionnaires, interviews, and physical examination.
The results showed that nutritional status has a significant effect towards the karate athlete's fitness level (p<0,05). The effect of nutritional adequacy to the level of fitness in athletes showed significant results (p<0,05) in both the energy (p=0,007), carbohydrates (p=0,018) protein (p=0,014) and fat (p=0,033).
The conclusions of this study are nutritional status and nutritional adequacy have a significant impact to the fitness level of karate athletes in Bandarlampung.
Keywords: nutritional adequacy, nutritional status, fitness level1118011084 Neola Amanda MZneolaamanda@gmail.com2015-04-17T07:54:02Z2015-04-17T07:54:02Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/8507This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/85072015-04-17T07:54:02ZEFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI MERAH(Psidium guajava Linn) SEBAGAI INSEKTISIDA Aedes aegypti DALAM SEDIAAN AEROSOLAbstrak Bahasa Indonesia
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava
Linn) SEBAGAI INSEKTISIDA Aedes aegypti DALAM SEDIAAN
AEROSOL
Oleh
Pratiwi Wulandari
Latar Belakang : Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan ke manusia melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti. Untuk mencegah penularan virus diperlukan pengendalian
vektor. Pengendalian vektor menggunakan insektisida sintetis secara berulang
dapat menyebabkan keracunan dan resistensi. Oleh karena itu, diperlukan
insektisida nabati yang ramah lingkungan. Daun jambu biji merah diduga
memiliki efek insektisida dengan kandungan senyawa aktif seperti alkaloid,
saponin, tanin, minyak atsiri, flavonoid, fenol, lignan dan sterol. Penelitian ini
bertujuan untuk menyelidiki efektivitas ekstrak daun jambu biji merah (Psidium
guajava Linn) sebagai Insektisida Aedes aegypti dalam sediaan aerosol.
Metode : Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi dan
Laboratorium Kimia, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung pada bulan
Oktober sampai dengan Desember 2014. Penelitian menggunakan metode
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 kelompok perlakuan pada setiap
kelompok berisi 50 nyamuk Aedes aegypti betina dewasa dan dilakukan 3 kali
pengulangan yaitu konsentrasi ekstrak daun jambu biji merah (Psidium guajava
Linn) 0%, 22,5%, 45%, dan 90% dengan Transflutrin sebagai kontrol positif. Data
yang diperoleh diuji menggunakan One Way Anova dan post hoc untuk
mengetahui perbedaan pada setiap konsentrasi.
Hasil : pada konsentrasi 90% kelumpuhan dan kematian nyamuk mencapai 20%,
sedangkan kontrol positif mencapai 96,67%. Pada uji One Way Anova dan post
hoc didapatkan perbedaan yang bermakna pada setiap konsentrasi (p<0,05). Pada
uji probit didapatkan LC50 sebesar 7,529% dan LC90 sebesar 19,942%. Knockdown
Time konsentrasi 90% didapatkan KT50 327217,921 menit dan KT95
720717128222531,900 menit.Hasil tersebut menunjukkan ekstrak daun jambu biji
merah tidak memiliki efektivitas insektisida terhadap Aedes aegypti.
Kata kunci : ekstrak daun jambu biji merah, Aedes aegypti, insektisida
Abstract Bahasa Inggris
EFFECTIVENESS OF GUAJAVA LEAF EKSTRACT (Psidium guajava Linn)
AS Aedes aegypti INSECTICIDE IN AEROSOL PREPARATION
By
Pratiwi Wulandari
Background : Dengue hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused
by the dengue virus is transmitted through the bite of Aedes aegypti. To prevent
transmission of the virus required vector control. Vector control used by synthetic
insecticide can cause toxicity and resistance. Therefore, necessary
environmentally friendly bioinsecticide. Red guajava leaves suspected to
insecticide effect with content of active compounds like alkaloid, saponin, tanin,
minyak atsiri, flavonoid, fenol, lignan and sterol. This study aims to investigate
effectiveness of guajava leaf ekstract (Psidium guajava Linn) as Aedes aegypti
insecticide in aerosol preparation.
Methods : The research was conducted at the Laboratory of Zoology, Department
of Biology and Chemistry Laboratory, Department of Chemistry, FMIPA
Lampung University in October to December 2014. This research uses
Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatment groups, each group
containing 50 adult female mosquitoes of Aedes aegypti and 3 times repetitions
and then the concentrations of guajava’s leaf ekstract (Psidium guajava Linn) are
0%, 22.5%, 45%, and 90% also transflutrin as a positive control. Data were
obtained and tested using One Way Anova test and post hoc test to find out the
differences at each concentration.
Result : At concentration 90% knock-down and mortality of mosquitoes reached
20%, whereas positive control reached 96.67%. At One Way Anova test and post
hoc test find out the differences at each concentration (p<0,05). At probit test
were obtained LC50 as big as 7,529% and LC90 as big as 19,942%. Knock-down
Time concentration of 90% find out KT50 327217,921 minutes and KT95
720717128222531,900 minutes. The result showed that guajava’s leaf ekstract
hasn’t insecticide effectiveness for Aedes aegypti.
Keyword : guajava leaf ekstract, Aedes aegypti, insecticide1118011098 Pratiwi Wulandarixia5_29@yahoo.com2015-04-10T08:18:20Z2015-04-10T08:18:20Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/8206This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/82062015-04-10T08:18:20ZAMPLIFIKASI GEN SYNTAXIN 1A (STX1A) SEBAGAI TAHAP
PENDAHULUAN IDENTIFIKASI MUTASI GEN YANG BERHUBUNGAN
DENGAN TINGKAT INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ)Kecerdasan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berasal dari dalam diri
(internal) maupun luar diri (eksternal). Salah satu faktor internal yang
mempengaruhi kecerdasan adalah genetik. Terdapat beberapa gen yang terbukti
mempengaruhi kecerdasan seseorang, salah satunya adalah Gen STX1A.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi PCR yang optimal untuk
mengamplifikasi Gen STX1A.
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 hingga Maret 2015 yang
bertempat di Laboratorium Biomolekular dan Biokimia Fakultas Kedokteran dan
Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian
ini mempunyai beberapa proses yang dilakukan secara in vitro yaitu pengambilan
sampel darah, isolasi DNA, amplifikasi PCR dengan suhu annealing 52⁰C, 53⁰C,
55⁰C, 57⁰C, 59⁰C, dan pembacaan hasil amplifikasi PCR dengan mesin
elektroforesis.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Gen STX1A belum dapat
diamplifikasi dengan berbagai suhu annealing yang diujicobakan. Hal ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti desain primer yang kurang sesuai dengan
PCR, terlalu banyaknya kandungan Mg
2+
pada Master Mix yang digunakan, suhu
annealing yang belum sesuai, dan konsentrasi DNA yang tidak diketahui.
Kata Kunci: Elektroforesis, Gen STX1A, Kecerdasan, Polymerase Chain
Reaction.
Intelligence is influenced by various original internal or external factors. One of the internal factors that influence intelligence is gen(etic). There are several genes that affect a person's intelligence, one of which is STX1A gen. This research's aims to determine the optimal PCR conditions to amplify STX1A genes.
The research was conducted in November 2014 until March 2015 which took place in Biomolecular and Biochemistry Laboratory of Medical Faculty and Biotechnology Laboratory of Agriculture Faculty, University of Lampung. The research had undergone several processes and were carried out using in vitro method, ie; blood sampling, DNA isolation, PCR amplification with annealing temperature 52⁰C, 53⁰C, 55⁰C, 57⁰C,59⁰C. The results of PCR amplification were read by using electrophoresis machine.
The results of the research indicated that STX1A genes could not be amplified with different annealing temperatures. It was influenced by various factors such as primary design which is less appropriate for PCR, too much Mg2+ in the Master Mix being used, inappropriate annealing temperature, and concentration of the unknown DNA.
Keywords: Electrophoresis, Gene STX1A, Intelligence, Polymerase Chain Reaction.1118011099 Prayudo Prio Anandityoyudo.pa@gmail.com2015-04-10T03:15:00Z2015-04-10T03:15:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/8180This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/81802015-04-10T03:15:00ZAMPLIFIKASI GEN FORMIN BINDING PROTEIN 1-LIKE (FNBP1L)
SEBAGAI TAHAP PENDAHULUAN IDENTIFIKASI MUTASI GEN
YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT INTELLIGENCE
QUOTIENT (IQ)Salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan adalah genetik. Temuan
menunjukkan bahwa gen yang dikenal sebagai Formin Binding Protein 1-Like
(FNBP1L) secara signifikan berkaitan dengan kecerdasan anak. Penelitian ini
bertujuan untuk melakukan amplifikasi Gen FNBP1L sebagai tahap pendahuluan
identifikasi mutasi gen yang berhubungan dengan tingkat IQ.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung,
Laboratorium Biologi Molekuler dan Biokimia Fakultas Kedokteran UNILA, dan
Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian UNILA, pada bulan November
2014 – Maret 2015. Jenis penelitian ini berupa eksperimental dengan jumlah
sampel dalam penelitian ini berjumlah 69 sampel darah manusia dengan teknik
pengambilan sampel dengan metode simple random sampling. Selanjutnya
dilakukan isolasi DNA total dan amplifikasi Gen FNBP1L yang dilakukan dengan
menggunakan PCR Konvensional TC5000. Hasil amplifikasi PCR dibaca menggunakan elektroforesis gel agarose dan kemudian dilihat menggunakan sinar
ultraviolet (UV).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gen FNBP1L dengan panjang 287 bps
dapat diamplifikasi sebagai tahap pendahuluan identifikasi mutasi gen dengan
suhu optimal untuk melakukan amplifikasi PCR gen adalah 55°C.
Kata kunci: amplifikasi, Gen FNBP1L, kecerdasan, PCR Konvensional.
One of the factors that influence intelligence is genetic. The research discovery
shows that the gene known as FNBP1L is significantly associated with children's
intelligence. The research's aim is to perform Gene FNBP1L amplification as a
preliminary stage to identify the gene's mutation associated with IQ level.
The research was conducted at SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, Biology
Molecular and Biochemistry Laboratory of Medical Faculty, and Biotechnology
Laboratory of Agriculture Faculty at University of Lampung, in November 2014 -
March 2015. The method of the research was based on an experiment with 69
human blood samples and a sampling method namely simple random sampling.
Furthermore, total DNA isolation and amplification of FNBP1L gene were
performed using the Conventional PCR TC5000. The results of PCR amplification was carried out by using electrophoresis agarose gel and then
viewed using ultraviolet light (UV).
The results showed that the Gene FNBP1L with a length of 287 bps could be
amplified as a preliminary stage to identify the gene's mutation with the optimum
temperature of 55°C to perform PCR amplification of the gene.
Key words: amplification, Conventional PCR, Gene FNBP1L, intelligence.1118011124 Selvia Farahdinaselvdoctor@ymail.com2015-03-20T09:11:40Z2015-03-20T09:11:40Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/7722This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/77222015-03-20T09:11:40ZPENGARUH LAMA KEBIASAAN MEROKOK DAN JUMLAH KONSUMSI HARIAN ROKOK TERHADAP RASIO VOLUME EKSPIRASI PAKSA SATU DETIK DAN KAPASITAS VITAL PAKSA PADA PEGAWAI LAKI-LAKI DI REKTORAT UNIVERSITAS LAMPUNGSalah satu faktor yang dapat mempercepat penurunan fungsi paru adalah merokok. Penurunan fungsi paru ditandai dengan penurunan nilai volume ekspirasi paksa satu detik (VEP1), penurunan kapasitas vital paksa (KVP) dan rasio VEP1/KVP. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh lama merokok dan jumlah konsumsi harian terhadap rasio VEP1/KVP pada pegawai laki laki di Rektorat Universitas Lampung.
Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Rektorat Universitas Lampung pada bulan Desember 2014. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai laki-laki dengan rentang usia 25 tahun sampai dengan usia 50 tahun di Rektorat Universitas lampung. Sampel penelitian berjumlah 68 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Adapun analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Chi-Square.
Hasil penelitian ini adalah lama merokok mempengaruhi nilai rasio VEP1/KVP dengan p value 0,015 dan jumlah konsumsi harian rokok juga mempengaruhi rasio VEP1/KVP dengan p value 0,003.
Kesimpulan penelitian ini adalah lama merokok dan juga jumlah konsumsi harian rokok mempengaruhi penurunan rasio VEP1/KVP
Kata kunci : Fungsi Paru, KVP, Rokok, VEP1
One of the factors that can accelerate the decline of lung function is smoking. Decreased lung function characterized by forced expiratory volume in one second (FEV1), a decreasing aim Forced Vital Capacity (FVC) and the ratio of FEV1/FVC. The research objective was to determine the effect of smoking duration and amount of daily consumption to the ratio VEP1/KVP in male employees at the Lampung University Rectorate.
This research method was experimental research with cross sectional study design. This research was conducted at the Lampung University Rectorate in December 2014. The population used in this study were male employees with an age range of twenty-five years until fifty in Lampung University Rectorate. These samples included 68 people with consecutive sampling technique. The statistical analysis used in this study was the Chi-Square test.
The results of this study are long smoking affects the value of the ratio FEV1/FVC with a p value of 0.015 and the number of daily cigarette consumption also affects the ratio FEV1/FVC with p value 0.003.
The conclusion of this study is duration of smoke and also the daily consumption of cigarettes affect the decreasing ratio of FEV1/FVC
Keyword: FEV1, FVC, Lung Function, Smoking
EFFECT OF HABITS AND TOTAL CONSUMPTION DAILY SMOKING TO RATIO OF FORCED EXPIRATORY VOLUME IN ONE SECOND AND FORCED VITAL CAPACITY IN MALE EMPLOYEES AT LAMPUNG UNIVERSITY RECTORATE
ADITYO MUHAMAD FARID
ABSTRACT
One of the factors that can accelerate the decline of lung function is smoking. Decreased lung function characterized by forced expiratory volume in one second (FEV1), a decreasing aim Forced Vital Capacity (FVC) and the ratio of FEV1/FVC. The research objective was to determine the effect of smoking duration and amount of daily consumption to the ratio VEP1/KVP in male employees at the Lampung University Rectorate.
This research method was experimental research with cross sectional study design. This research was conducted at the Lampung University Rectorate in December 2014. The population used in this study were male employees with an age range of twenty-five years until fifty in Lampung University Rectorate. These samples included 68 people with consecutive sampling technique. The statistical analysis used in this study was the Chi-Square test.
The results of this study are long smoking affects the value of the ratio FEV1/FVC with a p value of 0.015 and the number of daily cigarette consumption also affects the ratio FEV1/FVC with p value 0.003.
The conclusion of this study is duration of smoke and also the daily consumption of cigarettes affect the decreasing ratio of FEV1/FVC
Keyword: FEV1, FVC, Lung Function, Smoking
1118011001 Adityo Muhamad Faridadityomuhammadfarid@ymail.com2015-02-26T03:35:05Z2015-02-26T03:35:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/7343This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73432015-02-26T03:35:05ZHUBUNGAN POLA KONSUMSI FAST FOOD DAN SOFT DRINK DENGAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNGABSTRAK
Era industrilisasi menjadikan segala sesuatu menjadi lebih instan, termasuk mengenai fast food dan soft drinks. Harga yang terjangkau serta penyajian yang cepat mengakibatkan fast food dan soft drinks semakin disukai oleh masyarakat luas. Mengkonsumsi fast food dan soft drinks diduga dapat menyebabkan obesitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi fast food dan soft drink dengan status gizi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Penelitian adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan potong lintang. Sampel yang diperoleh berjumlah 107 responden dengan tingkat ketepatan relatif sebesar 0,05. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Diperoleh hasil penelitian berupa sebanyak 78,5% responden sering mengkonsumsi fast food dan jenis fast food yang sering dikonsumsi adalah nasi goreng yaitu sebesar 55,14%. Sedangkan sebanyak 60,7% responden sering mengkonsumsi soft drinks dan jenis soft drink yang sering dikonsumsi adalah teh botol yaitu sebesar 38,32%. Tidak ada hubungan yang bermakna antara konsumsi fast food dan soft drink dengan status gizi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dengan nilai masing-masing p=0,835 dan p=0,188.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa konsumsi fast food dan soft drink pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung tidak memiliki hubungan terhadap status gizi mahasiswa.
Kata kunci: Fast food, soft drinks, status gizi, unila
ABSTRACT
The era of industrialization makes everything becomes more instant, including about fast food and soft drinks. Reasonable price and quick presentation lead to fast food and soft drinks are increasingly favored by the public. Consuming fast food and soft drinks could be expected to cause obesity.
This study was aimed to determine the relationship between fast food and soft drinks with nutritional status of Economics and Business sudents in University of Lampung. The study was analytic observational study with cross sectional approach. Samples were an obtained amounted to 107 respondents with the relative precision level 0,05. The sampling technique using proportionate stratified random sampling technique. The results obtained in the form of as much as 78,5% of respondents often consume fast food and types of fast food are often consumed was fried rice (55,14%). While as many as 60,7% of respondents often consume soft drinks and types of soft drinks were often consumed is teh botol (38,32%). There was no significant relationship between the consumption of fast food and soft drinks with the nutritional status of students of the Faculty of Economics and Business, University of Lampung with p=0.835 and p= 0.188.
From the results of this study concluded that consumption of fast food and soft drinks from students of Economics and Business Faculty, University of Lampung has no relation with the nutritional status of students.
Keywords: Fast food, nutritional status, soft drinks, unila
1118011063 Jihan Nurlelajihannurlaila@gmail.com2015-02-25T04:10:39Z2015-02-25T04:10:39Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/7340This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73402015-02-25T04:10:39ZPERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTARA CERAMAH DAN LEAFLET UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG HIV-AIDS PADA SISWA SMA DI BANDAR LAMPUNGABSTRAK
Hingga saat ini belum ditemukan obat yang cukup memberikan kontribusi kesembuhan total terhadap penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Pencegahan penyakit HIV dan AIDS masih sangat diprioritaskan berupa promosi kesehatan. Promosi kesehatan yang sering digunakan adalah media leaflet dan metode ceramah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektivitas media leaflet dan metode ceramah untuk meningkatkan pengetahuan siswa SMA tentang HIV-AIDS.
Desain penelitian ini adalah rancangan penelitian semu (quasi experiment design). Sampel yang digunakan berjumlah 60 orang dengan masing-masing kelompok berjumlah 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan kenaikan nilai rata-rata kenaikan kelompok media leaflet sebesar 2,40, sedangkan nilai rata-rata kenaikan nilai kelompok metode ceramah sedikit lebih tinggi yaitu 2,56. Hasil uji analisis pada kedua kelompok dengan menggunakan uji Mann-Whitney didapatkan nilai p=0,946.
Kedua metode ini efektif dalam meningkatkan pengetahuan siswa SMA mengenai penyakit HIV-AIDS. Tidak terdapat perbedaan keefektifan yang bermakna antara media leaflet dan metode ceramah.
Abstrak Bahasa Inggris
There has not been found adequate drugs contributed a total cure of patients with Human Immunodeficiency Virus (HIV) and Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Prevention of HIV and AIDS is still a priority in the form of health promotion. Leaflets and lecturing often used to health promotion. The purpose of this study was to determine differences in the effectiveness of media leaflets and lecture method to improve high school student’s knowledge about HIV-AIDS.
This research design was quasi research design (quasi-experimental design). The samples were 60 people in each group numbered 30 people. The results showed an average increased in the value of the media group leaflets rise at 2.40, while the average value of the increase in value of the lecture method group was slightly higher at 2.56. Test results on the analysis of the two groups used the Mann-Whitney test p value = 0.946.
Both methods were effective in improving student’s knowledge about HIV-AIDS. There was no significant differences in effectiveness between the media leaflets and lecturing.
1118011024 Budimansalimridwanto@gmail.com2015-02-24T08:35:47Z2015-02-24T08:35:48Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/7311This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73112015-02-24T08:35:47ZHUBUNGAN INTENSITAS NYERI DAN KUALITAS HIDUP PASIEN OSTEOARTRITIS PADA POLI ORTOPEDI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. A. DADI TJOKRODIPO BANDAR LAMPUNGABSTRAK
Osteoartritis merupakan penyakit degeneratif sendi yang sering ditemukan di Indonesia. Osteoarthritis memiliki keluhan utama berupa rasa nyeri. Intensitas nyeri yang semakin tinggi maka akan mempengaruhi kualitas hidup pada pasien osteoarthritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar intensitas nyeri dan kualitas hidup pada pasien osteoartritis .
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional yang dilakukan pada pasien osteoartritis pada poli otropedi di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung pada bulan November 2014 dengan sampel sebesar 51 responden diambil secara consecutive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah spearman.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 51 responden diperoleh nilai intensitas nyeri paling banyak di skala 6 yaitu nyeri sedang sebanyak 41,2 %. Pada nilai rata-rata kualitas hidup responden 4,21, dan diperoleh p value 0,015 yang menunjukan bahwa korelasi antara intensitas nyeri dengan kualitas hidup adalah bermakna. Dimana nilai korelasinya 0,338 (r = 0,338) menunjukan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang lemah.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara intensitas nyeri dan kualitas hidup pada pasien osteoartritis pada poli otropedi di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung.
Kata kunci : intensitas nyeri, kualitas hidup, osteoarthritis
ABSTRACT
Osteoarthritis is a degenerative joint disease that is often founded in Indonesia.
Osteoarthritis has a major complaint of pain. Higher pain intensity will affect the
quality of life in patients with osteoarthritis. The aim of this study is to determine
the relationship between pain intensity and quality of life in patients with
osteoarthritis.
Thes research methods was a cross-sectional of performd in patients with
osteoarthritis of the poly otropedi in Hospital Dr A. Dadi Tjokrodipo Bandar
Lampung in November 2014 with a sample of 51 respondents taken by
consecutive sampling. The statistic analysis with spearman.
The results showed that of the 51 respondents pain intensity values obtained at
most in scale 6 is moderate pain as much as 41.2%. On average value of the
quality of life of respondents 4.21, and obtained p value 0.015 which indicated
that the correlation between the intensity of pain and quality of life was
significant. Where the value of the correlation 0.338 (r = 0.338) indicated that the
direction of a positive correlation with the strength of a weak correlation.
From this study it can be concluded that there was a relationship between pain
intensity and quality of life in patients with osteoarthritis of the poly otropedi in
Hospital Dr A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung.
Keywords: osteoarthritis, pain intensity, quality of life1118011009 Anisa Ika Pratiwianisaikapratiwi13@gmail.com2015-02-24T07:03:59Z2015-02-24T07:03:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/7305This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73052015-02-24T07:03:59ZHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU IET RENDAH GARAM PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BUMIDAYA, KECAMATAN PALAS, LAMPUNG SELATANHypertension is one of the main risk of heart diseasse, blood vessels and early death. One of the solutions to cope with it is diet. Unfortunately, a lot of patients are disobedient due to their lack of knowledge. The purpose of this research is to investigate the level of knowledge and attitude toward behavior on a less salt diet of hypertension at Puskesmas Budidaya, Palas Subdistrict, South Lampung. The method of this research was analytical by cross sectional approach. This research was conducted on October 2014 until January 2015. The sample were taken by using simple random sampling where there were 158 people included from the total number of both new and old hypertension patiens treated at Puskesmas Bumidaya on August 2014 based on medical record. The statistical analysis used was double logistyc regresion. The result of the research showed 38,8% of respondence with less knowledge, 65,5% of respondence with low attitude, and 54% of respondence have an unappropiate behavior on less salt diet. It was concluded from the research that there was a meaningful correlations among level of knowlegde (p=0,0001) and attitude (p=0,0001) toward less salt diet behavior on patients with hypertension at Puskesmas Bumidaya, Palas Subdistric, South Lampung.
Key word: attitude, behavior, hypertension, knowledge.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU DIET RENDAH GARAM PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BUMIDAYA, KECAMATAN PALAS,
LAMPUNG SELATAN
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama penyakit jantung, pembuluh darah dan menyebabkan kematian dini. Salah satu penanganannya adalah diet, akan tetapi banyak pasien yang tidak patuh dikarenakan pengetahuan yang kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku diet rendah garam pasien hipertensi di Puskesmas Bumidaya, Kecamatan Palas, Lampung Selatan. Metode penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan crosss sectional. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Bumidaya pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 2015. Sampel diambil menggunakan teknik simple random sampling dan berjumlah 158 orang yang merupakan jumlah keseluruhan pasien lama dan baru pasien hipertensi yang berobat di Puskesmas Bumidaya hingga bulan Agustus 2014 dalam rekam medis. Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi logistik berganda. Penelitian ini mendapatkan 38,8% responden memiliki pengetahuan kurang, 65,5% responden memiliki sikap kurang, dan 54% responden memilki perilaku diet rendah garam yang tidak sesuai. Pada penelitian ini dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan (p=0,0001) dan sikap (p=0,0001) terhadap perilaku diet rendah garam pasien hipertensi di Puskesmas Bumidaya, Kecamatan Palas, Lampung Selatan.
Kata kunci: hipertensi, pengetahuan, perilaku, sikap.
DINA RIANTI FITRI DINAdinariantifitri@rocketmail.com2015-02-24T07:03:32Z2015-02-24T07:03:32Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/7309This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73092015-02-24T07:03:32ZHUBUNGAN FAKTOR – FAKTOR RESIKO DENGAN KEJADIAN OSTEOARTHRITIS LUTUT PADA PEKERJA KULI PANGGUL DI PASAR PASIR GINTUNG BANDAR LAMPUNGABSTRAK
HUBUNGAN FAKTOR – FAKTOR RESIKO DENGAN KEJADIAN
OSTEOARTHRITIS LUTUT PADA PEKERJA KULI PANGGUL DI
PASAR PASIR GINTUNG BANDAR LAMPUNG
Osteoartritis lutut merupakan penyakit degeneratif sendi yang sering ditemukan di
Indonesia. Prevalensi osteoarthritis lutut meningkat dengan bertambahnya umur
dan bertambahnya beban tubuh. Pada pekerja kuli panggul yang bekerja dengan
fisiknya yaitu beban beban yang berat dan masa kerja yang lama, maka hal ini
akan meningkatkan kejadian osteoarthritis lutut pada pekerja kuli panggul.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor resiko yang berpengaruh
terhadap kejadian osteoarthritis lutut pada pekerja kuli panggul.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional yang dilakukan pada pekerja kuli panggul Pasar Pasir Gintung Bandar
Lampung pada bulan November 2014 dengan sampel sebesar 55 responden dan
didapatkan sample minimal sebesar 49 responden diambil secara total sampling.
Hasil penelitian menunjukan angka kejadian osteoarthritis lutut pada pekerja kuli
panggul di Pasar Pasir Gintung Bandar Lampung sebesar 56,9%. Faktor yang
paling dominan terhadap kejadian osteoarthritis adalah masa kerja dengan p-value
= 0,040 dan IK 95% = 0,005 – 0,884, indeks masa tubuh dengan p-value = 0,032
dan IK 95% = 0,002 – 0,753 dan umur dengan p-value 0,029 dengan IK 95% =
0,003 – 0,727.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia,
indeks masa tubuh, beban kerja, masa kerja dan riwayat trauma sendi terhadap
osteoarthritis lutut pada pekerja kuli panggul di Pasar Pasir gintung Bandar
Lampung.
Kata kunci : faktor resiko osteoarthritis lutut, osteoarthritis lutut, pekerja kuli
panggul
ABSTRACT
THE CORELLATION BETWEEN RISK FACTORS AND KNEE OSTEOARTHRITIS CASES ON TRADITIONAL PORTERS OF PASAR PASIR GINTUNG IN BANDAR LAMPUNG
The knee Osteoarthritis is a degenerative joint disease which is commonly found in Indonesia. The prevalence of knee osteoarthritis increased by growing age and the weight of the body. For traditional porters who had work by carrying heavy mass physically and had hard work for a long time, it can increase the knee osteoarthritis case on them. This research aimed to investigate the risk factors that influence the knee osteoarthritis case on the traditional porters.
This research used analitic descriptive method by cross sectional approach in traditional porters market Pasar Pasit Gintung in Bandar Lampung on November 2014 with a sample 55 respondents were taken by the total sampling.
The result of research showed that the knee osteoarthritis case on the traditional porters at Pasar Pasir Gintung of Bandar Lampung were amount 56,9%. The most dominant factor on the knee osteoarthtritis case was the working period p-value=0,040 and CI 95%=0,005-0,884, the weight of body index p-value=0,032 and CI95%=0,002-0,753 and the age by p-value=0,029 with CI95%=0,003-0,727.
From this research it can be concluded that there was a corellation among age, index body, workload, working period and history of the joint trauma towards knee osteoarthritis in traditional porter of Pasar Pasir Gintung in Bandar Lampung.
Keywords: knees osteoarthritis, risk factor of knee osteoarthritis, traditional porter1118011108 Resti Ramdanirestiramdani@rocketmail.com2015-02-24T04:43:30Z2015-02-24T04:43:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/7202This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/72022015-02-24T04:43:30ZPOTENSI GORDEN CELUP EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius, Roxb.) TERHADAP NYAMUK
Aedes aegypti (Linn.)
Abstrak
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang dibawa oleh vektor nyamuk Aedes aegypti di negara-negara subtropis. Untuk itu perlu dilakukan pengendalian vektor, salah satunya dengan melihat potensi gorden celup untuk menilai residu ektrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius, Roxb.) Penelitian dilakukan di Lapangan, Laboraturium Biologi dan Kimia Organik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung selama 2 bulan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak 30%, 35%, 40%, 45%, 50%, dan 0%. Hasil penelitian ini menunjukkan residu ekstrak pandan wangi pada gorden celup dengan terdapat kematian dan pingsan pada nyamuk uji. Kesimpulan penelitian terdapat pengaruh residu dari ekstrak pandan wangi berpotensi menyebabkan kematian nyamuk Aedes aegypti di awal pencelupan dan terus berkurang dengan bertambahnya waktu dengan nilai p>0,05.
Kata kunci: Demam Berdarah Dengue (DBD), Pandan wangi, Aedes aegypti
Abstract
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a dangerous disease with the vector is Aedes aegypti in subtropical countries. It is necessary for vector control, one of them is to discover the potential of dye curtains to assesses extract fragrant pandan leaves (Pandanus amaryllifolius, Roxb.) residue. The study was conducted in the Field, Laboratory of Biology and of Organic Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Lampung within 2 months. The design used was a completely randomized design (CRD) with the extract concentration of 30%, 35%, 40%, 45%, 50%, and 0%. The results of this study indicate fragrant pandan extract residue with the presence of death and fainted on the test mosquitoes. Research conclusions contained residual effect of fragrant pandan extract to cause death of Aedes aegypti, early in dyeing and continue to decline with increasing time with the value of p> 0.05.
Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), pandanus leaf, Aedes aegypti
1118011018 Azatu Zahirah Sayoetiazatuzahirahsayoeti@gmail.com2015-02-23T02:53:01Z2015-02-23T04:59:29Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/7238This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/72382015-02-23T02:53:01ZPERBEDAAN RERATA SKOR SELF-DIRECTED LEARNING READINESS (SDLR) ANTARA MAHASISWA TAHUN PERTAMA DAN TAHUN KETIGA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015ABSTRAK
Sistem pembelajaran di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung menggunakan metode Problem Based Learning (PBL), dimana mahasiswa belajar dari masalah yang sering terjadi di dunia kerja. Sistem pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menuntut mahasiswa untuk belajar secara mandiri. Self-Directed Learning Readiness adalah kesiapan seseorang untuk belajar secara mandiri. Penelitian ini memiliki tujuan untuk Mengetahui perbedaan skor SDLR antara mahasiswa tahun pertama dan tahun ketiga Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun ajaran 2014/2015.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional pada mahasiswa tahun pertama (angkatan 2014) yang berjumlah 233 orang dan mahasiswa tahun ketiga (angkatan 2012) yang berjumlah 168 orang di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun ajaran 2014/2015. Instrumen yang digunakan dalam penelitan ini adalah kuisioner Self-Directed Learning Readiness yang dimodifikasi oleh Zulharman (hasil uji reliabilitas sebesar 0,90).
Hasil penelitian ini adalah mahasiswa tahun pertama memiliki rata-rata skor SDLR sebesar 136,84 dan mahasiswa tahun ketiga memiliki rata-rata skor SDLR sebesar 134,48. Setelah dilakukan uji statistik, hasil penelitian ini menunjukan adanya perbedaan yang bermakna antara rata-rata skor SDLR mahasiswa tahun pertama dan tahun ketiga.
Kata Kunci: problem based learning, self-directed learning readiness, mahasiswa kedokteran, universitas lampung
ABSTRACT
Learning system at the Faculty of Medicine University of Lampung used Problem Based Learning (PBL), where students learn from problems that often occur in the workplace. Problem Based Learning (PBL) system require students to learn independently. Self-Directed Learning Readiness is a person's readiness to learn independently. This research has a goal to knowing SDLR score difference between the first-year and the third year students of the Faculty of Medicine University of Lampung 2014/2015.
This study uses an analytical study with cross sectional approach in 233 first year students (class of 2014) and 168 third year students (class of 2012) in Medical Faculty in University of Lampung 2014/2015. The instruments that used in this study is a Self-Directed Learning Readiness questionnaire that modified by Zulharman (result of reliability test is 0,90).
The average SDLR score is 136,84 for the first year students and 134,48 for third year students. After statistical tests, the results of this study showed a significant difference between the average SDLR scores of students first year and third year.
Keyword: problem based learning, self-directed learning readiness, medical student, university of lampung
1118011058 I Gusti Putu Indra Wirawaniigustiputu@yahoo.com2015-02-13T08:38:30Z2015-02-13T08:41:32Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/7101This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/71012015-02-13T08:38:30ZHUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN SELF-DIRECTED LEARNING PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGAbstract
Learning is a process which is conducted by an individual as a means to obtain a new set of holistic behaviour, as a result of his/her experience from interacting with the surrounding environments to achieve a certain knowledge which he/she set as a goal. Self-Directed Learning (SDL) is a concept where students achieve the process of learning by his/her own will without being forced or controlled by their surroundings. A learning environment which deemed ineffective can disturb the students will to study independently, which may result in the disturbance of the students learning process.
This research was conducted to reveal the relation between the learning environment and the concept of self-directed learning on University of Lampung Medical students. This research was done using descriptive-analitic method and also cross-sectional means of approach. The sample was taken from the total of 257 students using the slovin equation. The result of the mentioned research shows that 8 students (80,0%) that acted as the respondents towards bad learning environment with average SDL level, 2 students (20%) being a respondents towards bad learning environment with high SDL level, 190 students (91,3%) being the respondents towards fine learning environment with average SDL level, and another 18 students (8,7%) were respondents towards fine learning environment with high SDL level. While the students which were the subjects of an even better (high rated) learning environment with average SDL level were numbered 25 (64,1%), another were subjected towards high rated learning environment with high SDL level numbered in 14 (35,9%). The relation between the gamma n somers data analysis can be identified in the result were the P value numbered in 0,001 (<0,05) that means that there are significant relation between the learning environment and self-directed learning.
The conclusion of this research was that there were significant relation between the learning environment and self-directed learning in the Lampung University Medical Faculty.
Keywords : learning environment, problem based learning, self-directed learning, student-centered.
Abstrak
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya untuk memperoleh pengetahuan yang diinginkan. Self-directed learning (SDL) adalah suatu keinginan mahasiswa untuk mencapai proses pembelajaran dengan keinginannya sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Lingkungan belajar yang kurang efektif dapat mengganggu keinginan mahasiswa untuk belajar secara mandiri sehingga terhambatnya proses belajar mahasiswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkungan belajar dengan self-directed learning pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel berjumlah 257 yang didapatkan menggunaan rumus slovin. Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa yang menjadi responden lingkungan belajar yang buruk dengan tingkat SDL sedang sebanyak 8 orang (80,0%), dan lingkungan yang buruk dengan tingkat SDL yang tinggi sebanyak 2 orang (20,0%). Lingkungan yang baik dengan tingkat SDL sedang sebanyak 190 orang (91,3%), dan lingkungan yang baik dengan tingkat SDL tinggi sebanyak 18 orang (8,7%). Sedangkan lingkungan yang sangat baik dengan tingkat SDL yang sedang sebanyak 25 orang (64,1%), dan lingkungan yang sangat baik dengan tingkat SDL tinggi sebanyak 14 orang (35,9%). Untuk melihat hubungan analisis data gamma n somers didapatkan nilai P value 0,01 (<0,005) dapat diartikan bahwa terdapat hubungan bermakna antara lingkungan belajar dengan self-directed learning.
Kesimpulan dalam penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara lingkungan belajar dengan self-directed learning di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata kunci: lingkungan belajar, problem-based learning, self-directed learning, student-centered.
1118011115 ROBY ARISMUNANDARrobyarismunandar@yahoo.com2015-02-12T07:44:06Z2015-02-12T07:44:06Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/7080This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/70802015-02-12T07:44:06ZPENGARUH PAPARAN KRONIK GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK PONSEL TERHADAP NILAI KECEMASAN DAN AKTIVITAS ENZIM KATALASE TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawleyTingginya penggunaan alat-alat yang menghasilkan gelombang elektromagnetik, seperti ponsel, berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Paparan gelombang elektromagnetik ponsel dapat merusak berbagai sistem tubuh, mulai dari gangguan perilaku hingga gangguan keseimbangan biokimiawi tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh paparan gelombang elektromagnetik ponsel terhadap nilai kecemasan dan aktivitas enzim katalase tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley. Penelitian ini menggunakan 18 ekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang dibagi dalam 3 kelompok. Kelompok kontrol (K) tidak dipaparkan gelombang elektromagnetik ponsel, kelompok perlakuan 1 (P1) dipaparkan gelombang elektromagnetik ponsel 1 jam per hari, dan kelompok perlakuan 2 (P2) dipaparkan gelombang elektromagnetik ponsel 3 jam per hari selama 21 hari. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap nilai kecemasan dengan labirin elevated plus maze (EPM). Kemudian tikus putih dieutanasia dan diambil sampel darahnya untuk diperiksa aktivitas enzim katalasenya menggunakan spektrofotometer. Hasil rerata waktu pada lengan EPM terbuka yaitu K: 0,18; P1: 0,03; dan P2: 0,1. Rerata aktivitas enzim katalase darah pada kelompok K,P1, dan P2 berturut-turut adalah 1,98; 0,76; dan 0,73 Unit/mL. Analisis dengan One Way Anova menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna pada nilai kecemasan (p=0,127) dan menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada aktivitas enzim katalase tikus (p=0,019). Kesimpulan penelitian ini yaitu paparan gelombang elektromagnetik ponsel tidak berpengaruh pada nilai kecemasan namun berpengaruh menurunkan aktivitas enzim katalase darah tikus putih.
Kata kunci : enzim katalase, gelombang elektromagnetik, kecemasan, ponsel
1118011020 Belda Evinabelda.evina@gmail.com2015-02-09T07:26:31Z2015-02-09T07:26:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/7016This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/70162015-02-09T07:26:31ZUji Daya Hambat dan Daya Bunuh Ekstrak Ethanol Bawang Putih (Allium sativum L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Secara IN VITROPenyakit infeksi merupakan masalah kesehatan yang besar tidak hanya di Indonesia, namun juga di dunia. Antibiotik merupakan pilihan utama tatalaksana penyakit infeksi. Namun seiring dengan meningkatnya kejadian penyakit infeksi, meningkat pula pemakaian antibiotik, yang apabila tidak dilakukan secara rasional, dapat berakibat ke dalam masalah baru, yaitu lahirnya bakteri patogen yang resisten antibiotik. oleh karena itum penggunaan tanaman herbal sebagai terapi alternatif banyak dipelajari saat ini. Salah satu tanaman herbal yang banyak dipelajari fungsi antibakterinya ialah bawang putih. Penelitian ini akan menguji kemampuan antibakteri bawang putih terhadap salah satu patogen penting dalam dunia kesehatan, Staphyloccus aureus.
Penelitian ini merupakan penelitian observatif laboratorik. Penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) dilakukan dengan metode dilusi. Observasi kekeruhan Mueller Hinton cair yang dicampur dengan ekstrak ethanol bawang putih dengan konsentrasi yang berbeda (50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56%, 0,78%) yang direplikasi sebanyak 3 kali. dan masing-masing diinokulasikan dengan satu ose bakteri Staphylococcus aureus dilakukan untuk menentukan KHM ekstrak bawang putih. Sedangkan untuk menentukan KBM ekstrak bawang putih, dilakukan inokulasi kembali masing-masing tabung Mueller Hinton cair ke dalam Mueller Hinton agar untuk melihat ada tidaknya pertumbuhan bakteri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bawang putih memiliki daya hambat dan daya bunuh terhadap bakteri Staphyloccocus aureus pada konsentrasi 6,25% dan konsentrasi yang lebih tinggi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak ethanol bawang putih memiliki daya hambat serta daya bunuh terhadap pertumbuhan bakteri gram positif, Staphylococcus aureus.
Kata kunci: Antibiotik, Bawang putih, Staphylococcus aureus.
ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF ETHANOL EXTRACT OF GARLIC
(Allium sativum L.) AGAINST Staphylococcus Aureus IN VITRO
By
JEANNA SALIMA
Infectious disease has become one of major health concern not only in Indonesia,
but also in the world. Antibiotics is main treatment of infectious disease. But, as
the rate of infectious disease goes up, so does the use of antibiotics, which if it is
used irrationally, could lead us to a new problem, which is, antibiotic resistant
pathogens. Therefore, the use of herbs as alternative medicine is now being
thoroughly studied. One of the herbs that is now being extensively studied by
researchers is garlic. This experiment has the aim of determining antibacterial
activity of garlic against Staphylococcus aureus.
This experiment was an observational laboratory experiment. The Minimum
Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC)
was determined using broth dilution method. The Minimum Inhibitory
Concentration was determined visually by observing the turbidity of Mueller
Hinton Broth (MHB) which was added with various concentration of ethanol
extract of Garlic (50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56%, 0,78%) and
inoculated each with one ose of Staphyloccocus aureus. Then, to determine the
MBC, each broth was then inoculated on Mueller Hinton Agar to see if there is
any growth of bacterial colony.
The result of this experiment shows that ethanol extract of garlic has the ability to
inhibits and kills bacterial growth against Staphylococcus aureus in the
concentration of 6,25% and higher.
Therefore, we could summarize that ethanol extract of garlic has both the ability
to Inhibits and to kill the growth of gram positive bacteria, Staphylococcus
aureus.
Keywords: Antibiotic, garlic, Staphylococcus aureus.1118011062 Jeanna SalimaJeanna.salima@gmail.com2015-02-09T04:13:39Z2015-02-09T04:13:39Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/7015This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/70152015-02-09T04:13:39ZHUBUNGAN SIKAP TENTANG PERINGATAN BAHAYA MEROKOK BERUPA GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK DENGAN TAHAPAN BERHENTI MEROKOK PADA KEPALA KELUARGA PEROKOK DI DESA RESTU BARU KECAMATAN RUMBIA LAMPUNG TENGAHABSTRACT
Smoking banned image on cigarette packs is a health education for smokers and potential smokers. Smoking cesation is an act to leave the habit of smoking. This stage consists of pre-contemplation, contemplation, preparation, action and maintenance. This study aimed to determine the relationship of attitude about smoking risk warning image on cigarette pack with family head that smoke in stage of smoking cessation in Restu Baru Village of Rumbia District in Central Lampung.
This study used a descriptive analytical method with cross sectional approach. The sample in this study, consist of 205 respondents, was taken by proportional random sampling method. The data analysis used Chi-Square hypothesis test. This study was identified by the questionnaire and interview directly to the respondents.
The results showed that 96 respondents (46.8%) have negative attitude, which were dominated by 48 respondent (23.4%) in pre-contemplation stage. Respondents who have positive attitude is109 respondents (53.2%), which were dominated by 67 respondents (32.7%) in contemplation stage. The results of data analysis using Chi Square test with α= 0.05 found that there is a significant relationship between attitude about smoking risk warning image on cigarette pack with family head that smoke with p-value= 0.001 and CI = 0.001-0.015.
Keywords: Smokers, smoking ban and smoking cessation.
ABSTRAK
Peringatan
k
esehatan ber
upa
gambar di bungkus rokok
merupakan
pendid
ikan
kesehatan
bagi perokok dan calon perokok
.
Berhenti
merokok
adalah
tindakan
untuk meninggalk
an kebiasaan merokok.
Tahapan ini terdiri dari tahap
prekontemplasi, kontemplasi, persiapan, aksi dan pemeliharaan.
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap tentang
peringatan bahaya merokok
ber
upa
g
ambar pada
kemasan rokok
dengan
tahapan
berhenti merokok
pada
Kepala Keluarga perokok di Desa Restu Baru Kecamatan Rumbia Lampung
Tengah.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan
cross
sectional
.
Sampel pada penelitian ini sebanyak 205 responden diambil dengan
metode
proportional
random sampling
.
Analisis data ini menggunakan uji
hipotesis
Chi
-
Square
,
Penelitian ini diidentifikasi dengan alat bantu k
uesioner dan
wawancara langsung kepada responden.
Hasil penelitian menunjukkan 96 orang responden (46,8%) bersikap negatif
,
dimana responden dominan berada
pada tahap prekontemplasi sebanyak
48 orang
(23,4%).
Responden yang memiliki sikap positif sebanyak 109 orang responden
(53,2%), dimana tahap kontemplasi mendominasi, yakni sejumlah 67 orang
responden (32,7%). Hasil analisis data menggunakan
Chi Square
dengan α= 0,05
didapatkan bahwa t
erdapat hubungan berma
kna antara peringatan
bahaya
merokok berupa gambar dengan tahapan berhenti merokok pada kepala keluarg
a
perokok dengan p
-
value = 0,001 dan IK=
0,
001
-
0,015
.
Kata Kunci:
Berhenti merokok,
peringatan kesehatan, perokok.
1118011005 ANDINI SARASWATI andinisaraswati8@gmail.com2015-02-03T08:13:43Z2015-02-03T08:13:43Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/6760This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/67602015-02-03T08:13:43ZHUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI SISWI KELAS X DI SMAN 13 BANDAR LAMPUNG
Background : Menstrual cycle disorders in teenagers is caused by several factors such example is overweight status associated with daily fat intake. The purpose of this study was to determine the relationship between fat intake and nutritional status of the menstrual cycle.
Methods : This study was an observational study with cross sectional analytic against grader X SMAN 13 Bandar Lampung. The number of samples taken by total sampling method that is 180 respondents. The inclusion and exclusion criteria used obtained 163 respondents. The nutritional status of the respondents obtained a body mass index (BMI) to measure weight and height. Data fat intake and the menstrual cycle is known to use a 2x24 hour food recall and a questionnaire menstrual cycle. Data were analyzed by univariate and bivariate comparative test Chi Square.
Results : From this study, respondents had more fat intake by 46.6% and 53.4% of fat intake. Respondents who had a meager 5,5% nutritional status, 84% of normal nutritional status and nutritional status of 10,4% fat. Respondents who experience irregular menstrual cycles of 30.1% and which had regular menstrual cycles 69.9%. For fat intake relation to menstrual sikus obtained p = 0.003 and OR= 2.99 and nutritional status relationship to the menstrual cycle was obtained p= 0.001 and OR = 25,64
Conclusions : A significant association between fat intake to the menstrual cycle and also didapakan significant association between nutritional status of the menstrual cycle.
Keywords : high fat, menstrual cycle, nutritional status.
1118011025 CICI YULIANA SARIcici.ysari@gmail.com2015-01-29T02:54:50Z2015-03-14T04:34:20Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/6521This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/65212015-01-29T02:54:50ZUJI EFEKTIFITAS EKSTRAK ETHANOL DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) SEBAGAI LARVASIDA Aedes aegypti (L.)Abstract Bahasa Inggris
ABSTRACT
THE EFFECTIVENESS OF ETHANOL EXTRACT
OF
UMBRELLA
TREE LEAVES (
Pandanus amaryllifolius
Roxb.
) AS A LARVICIDE TO
Aedes aegypti
By
ZURYATI TOIYIBA QURBANY
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF
) is a disease that travels rapidly and can
cause
death within a short time
.
Some substances that contained in herbs were often
used as natural herbicide, due to its minimal side effect. Those components were
include
saponin
,
polifenol
,
flavonoid
,
alkaloid
and
essential
oil
. These
components
are
contained in
umbrella tree leaves (
P
andanus amaryllifolius
Roxb.)
. This study aims to determin
e the effectiveness
, LC
50
and LT
50
of ethanol
extract of
umbrella tree leaves (
P
andanus amaryllifolius
Roxb.)
.
The
type of
this
research is experimental by using
Randomize Trial Design
(RTD
). The treatment
is divided into 6 concentration
s w
hich are negative control (0%) , 0,125 %,
0,25%, 0,5%
, 1% and a positive control (abate 1%
)
was observed for 72 hours
.
The samples are 600 larvae
, each group
contains 25 larvae
with 4 repetitions. The
tests are
One
-
way ANOVA
(p<0,05),
Post hoc Bonferroni
(p<0,05),
probit test and
Simple Linear Regression test for LC
50
and LT
50
. Ethanol extract
of umbrella tree
leaves (
P
andanus amaryllifolius
Roxb.) i
s effectively used as a
larvacide
in 1%
concentratio
n
. LC
50
value is 0,
3753 %
which is
better than the standard
of WHO
(1%) and
LT
50
value is 54,56 hours which is
better than the
standard
of WHO (72
hours
)
.
Keywords:
Aedes a
egypti
, Dengue Hemorragic Fever, Larvacide,
Umbrella
tree
leaves (
P
andanus amaryllifolius
Roxb.)
Abstrak Bahasa Indonesia
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang
perjalanannya cepat dan
dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat
.
Penggunaan senyawa yang terdapat dalam tanaman banyak dikembangkan
sebagai larvasida alami yang tidak memiliki efek samping. Senyawa
-
senyawa
tersebut antara lain
saponin
,
polifenol
,
flavonoid
,
alkaloid
dan minyal atsiri
.
Senyawa
-
senyawa tersebut terkandung dalam
daun pandan wangi
(
Pandanus
amaryllifolius
Roxb.
).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas, LC
50
dan LT
50
dari ekstrak ethanol
daun pandan wangi
(
Pandanus amaryllifolius
Roxb.
).
Je
nis penelitian yang digunakan
adalah
eksperimental dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
. Perlakuan dibagi menjadi 6
konsentrasi
yaitu kontrol negatif (0%), 0,125%, 0,25%, 0,5%,
1% dan kontrol
positif (abate
1%) diamati selama 72 jam. Sampel 6
00
larva, tiap kelompok 25
larva dengan 4 kali pengulangan. Uji yang digunakan adalah
One
-
way Anova
(p<0,05) dan
Post Hoc
Bonferroni
(p<0,05) serta uji probit dan uji Regresi Linear
Sederhana untuk LC
50
dan LT
50
.
Ekstrak ethanol
daun pandan wangi (Pandanus
amaryllifolius Roxb.)
efektif digunakan sebagai larvasida alami pada konsentrasi
1%. Nilai LC
50
adalah
0,3753
% lebih baik dari standar WHO (1%) dan nilai LT
50
54,56 jam
l
ebih baik dari standar WHO (72 jam
).
Kata kunci
:
Aedes aegypti
,
Daun Pandan Wangi
(
Pandanus amaryllifolius
Roxb.
)
,
Demam Berdarah Dengue, Larvasida
1118011143 Zuryati Toiyiba Qurbanyzuyqurbany@gmail.com2014-10-08T07:53:08Z2015-03-18T04:18:04Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3881This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/38812014-10-08T07:53:08ZDAMPAK PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN TERHADAP PREVALENSI PENYAKIT TB PARU, DEMAM BERDARAH DENGUE, DAN MALARIA DI KABUPATEN TANGGAMUSABSTRACK
Research has been conducted prevalences of the disease of tuberculosis, dengue, and malaria caused by land-cover change of Tanggamus Regency. Research taked in five sub-district Wonosobo, Bandar Negeri Semuong, Semaka, Kotaagung, and Kotaagung Barat .
Research carried out by two methods: landsat ETM7+ satellite imagery analysis aims to interpret the land-cover change in ten years and statistical analysis that aims to interpret prevalleces of tuberculosis, dengue, and malaria. Based on image analysis results revealed that there is a trend change in the closure of land in Tanggamus is forest area reduce by -23.56%, mix garden increased by 11.47%, settlements increased by 40.89%, wetland reduce by 35.12%, dry land farming area increased by 14.37%, scrub area increased by 58.72%, whereas swamp area relatively there is no change in space. There is a statistical relationship between land-cover changes in forest area, mix garden, dry land farming area, and the total area of scrub with respect to the prevalence of the disease dengue fever in Tanggamus Regency
Keywords: Land cover changes, Tuberculosis, Dengue, Malaria
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai prevalensi penyakit TB Paru, Demam Berdarah Dengue (DBD), dan Malaria sebagai dampak dari perubahan Penutupan lahan di Kabupaten Tanggamus. Daerah yang dijadikan lokasi penelitian adalah lima kecamatan yaitu Wonosobo, Bandar Negeri Semuong, Semaka, Kotaagung, dan Kotaagung Barat. Penelitian dilakukan dengan dua metode yaitu metode analisis citra satelit yaitu Citra Landsat 7ETM+ yang bertujuan untuk mengetahui jenis Penutupan lahan dan perubahannya selama sepuluh tahun. Metode analisis statistika yaitu menggunakan regresi yang bertujuan untuk melihat pengaruh atau dampak dari perubahan penutupan lahan yang dilakukan dengan mengambil data jumlah penderita penyakit TB Paru, DBD, dan Malaria di lokasi penelitian. Berdasarkan hasil analisis citra diketahui bahwa terdapat tren perubahan Penutupan lahan di Kabupaten Tanggamus yaitu luasan hutan (Ht) berkurang sebesar -23,56%, Kebun Campuran (Kc) bertambah sebesar 11,47%, Pemukiman (Pm) bertambah sebesar 40,89%, Pertanian Lahan Basah (Pb) berkurang sebesar -35,12%, Pertanian Lahan Kering bertambah sebesar (Pk) 14,37%, dan Semak Belukar (Sb) bertambah sebesar 58,72%; sedangkan luas Rawa (Rw) relatif tidak terdapat perubahan luasan. Secara statistika terdapat hubungan antara perubahan luasan Hutan (Ht), luasan Kebun Campuran (Kc), luasan Pertanian Lahan Kering (Pk), dan luasan Semak Belukar (Sb) terhadap prevalensi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tanggamus.
Kata Kunci : Perubahan Penutupan Lahan, TB Paru, DBD, Malaria0920011017 ZULHAIDIR2014-07-24T03:06:08Z2014-07-24T03:06:08Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2447This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24472014-07-24T03:06:08ZHUBUNGAN OBESITAS DENGAN PREDIABETES PADA MAHASISWA
UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN 2013Obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisir pada
bagian tertentu. Pada dekade akhir terdapat peningkatan prevalensi remaja dengan
obesitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara obesitas
dengan prediabetes pada mahasiswa Universitas Lampung tahun 2013. Desain
penelitian menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan cross
sectional. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Oktober sampai November 2013.
Sampel penelitian berjumlah 108 orang dengan teknik consecutive sampling
kemudian disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian ini adalah
rerata kadar Gula Darah Puasa (GDP) dan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) pada
mahasiswa obesitas sebesar 86 mg/dl dan 113 mg/dl sedangkan persentase
prediabetes pada mahasiswa di Universitas Lampung sebesar 17,4%. Berdasarkan uji
Chi-square didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
obesitas dengan prediabetes pada mahasiswa Universitas Lampung tahun 2013. Hasil
uji Chi-square adalah terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan
Prediabetes pada mahasiswa Universitas Lampung tahun 2013. Simpulan pada
penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan
prediabetes pada mahasiswa Universitas Lampung tahun 2013 dengan p=0,800.
Kata kunci: GDP, mahasiswa, obesitas, prediabetes, TTGO. RANTI APRILIANI PUTRI2014-07-24T03:06:02Z2014-07-24T03:06:02Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2446This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24462014-07-24T03:06:02ZEFEK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)) YANG DIEKSTRAKSI ETANOL 70% TERHADAP AKTIVITAS ALT TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI ETANOL 50%Hati merupakan organ yang dapat memetabolisme etanol. Hal ini menyebabkan peningkatan produksi radikal bebas yang akan merusak jaringan hati. Gangguan jaringan hati ditandai dengan peningkatan aktivitas ALT. Untuk itu dilakukan pemberian ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia) terhadap ALT tikus putih yang diinduksi etanol.
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan metode acak terkontrol dengan lama perlakuan 14 hari dan menggunakan 25 ekor tikus yang dibagi dalam 5 kelompok. Pada hari 1-4 Kn dan K+ diberikan akuades; P1, P2, P3 masing–masing diberi ekstrak daun binahong dosis 10, 20 dan 30 mg/kgBB. Pada hari ke 5-14 Kn diberi akuades; K+ diberi etanol; sedangkan P1, P2, P3 masing-masing diberi ekstrak daun binahong dosis 10, 20 dan 30 mg/kgBB, dua jam kemudian diberi etanol.
Hasilnya, terdapat perbedaan bermakna antara Kn-K+, Kn-P1, Kn-P2, Kn–P3, K(+)-P2 dan K(+)-P3. Hal ini menunjukkan ekstrak daun binahong dosis 50 mg/kgBB tidak dapat mencegah kenaikan enzim ALT, tetapi dosis 100 mg/kgBB dan 200 mg/kgBB dapat mencegah kenaikan enzim ALT.
Kata kunci: ALT, Anredera cordifolia, etanol RAMAYANG NASTITI ESTOWO2014-07-24T03:05:56Z2014-07-24T03:05:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2445This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24452014-07-24T03:05:56ZHUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN MELASMA DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE SEVERITY OF MELASMA AND PATIENTS’ QUALITY OF LIFE AT THE DR. H. ABDUL MOELOEK LAMPUNG PROVINCEMelasma adalah hipermelanosis didapat yang umumnya simetris berupa makula yang tidak merata berwarna coklat muda sampai coklat tua mengenai area yang terpajan sinar ultra violet. Melasma mempunyai efek yang signifikan terhadap kualitas hidup penderitanya. Penyakit ini mempengaruhi penampilan, kehidupan sosial, kesejahteraan, emosional, dan aktivitas rekreasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara melasma dengan kualitas hidup pada pasien di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Penelitian ini adalah penelitian bersifat analitik observasional dengan pendekatan desain potong lintang menggunakan data primer dan data sekunder yang dilakukan pada bulan November-Desember 2013 di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien melasma sebanyak 40 orang yang telah didiagnosis oleh dokter spesialis. Data diperoleh dengan mengisi kuesioner Dermatology Life Quality Index (DLQI) dan pengamatan
derajat keparahan melasma menggunakan skor Melasma Area Severity Index (MASI). Dari data tersebut dilakukan analisis dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov.
Hasil penelitian didapatkan karakteristik responden terbanyak pada kelompok usia 32-47 tahun, wanita, pegawai negeri sipil, dan tipe melasma sentrofasial. Kesejahteraan emosional dan hubungan personal merupakan domain kehidupan yang paling buruk terkena dampak akibat melasma. Pasien dengan derajat keparahan melasma mendekati normal, ringan, sedang, dan berat memiliki nilai rata-rata DLQI masing-masing 3,15; 8,70; 10;30; dan 18,86. Ada hubungan antara derajat keparahan melasma dengan kualitas hidup. Semakin besar derajat keparahan, semakin besar efek terhadap kualitas hidup.
Kata Kunci : DLQI, kualitas hidup, MASI, melasma
Melasma is a common acquired hipermelanosis symmetrical form of macular uneven light brown to dark brown on the exposed area of ultra violet rays. Melasma has a significant effect in the quality of life to those who suffer it. This disease will affects their appearances, social life, welfare, emotional condition, and recreational activities. This study aims to analyze the relationship between the severity of melasma and patients’ quality of life at the Dr. H. Abdul Moeloek Hospital Lampung Province.
This study is a cross-sectional design with approach analytic observational, referring primary and secondary datas was conducted in November to December 2013 at the Dr. H. Abdul Moeloek Hospital Lampung Province. The total samples involved in this study were 40 patients who had been diagnosed having by the specialist. Data obtained by filling out a Dermatology Life Quality Index (DLQI) questionnaire and determine the level of the severity of melasma, used the
Melasma Area Severity Index (MASI). All of the datas were analyzed using the Kolmogorov-Smirnov statistical test.
The results showed that most characteristics of the respondents in the age group 32-47 years old, woman, work as civil servants, and the type of melasma sentrofasial. Emotional well-being and personal relationship to be the most adversely affected life domains due to melasma. patients with the level of the severity of melasma closed to normal, light, moderate, and severe, had the average score of DLQI ranged, from 3,15; 8,70; 10,30; and 18,86. There is a relationship between the severity of melasma with quality of life. The greater melasma severity, the greater effect on quality of life.
Key words : DLQI, MASI, melasma, quality of life PUTRI UTAMI HADIYATI2014-07-24T03:05:46Z2014-07-24T03:05:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2444This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24442014-07-24T03:05:46ZTINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN SERTA STATUS GIZI ANAK BALITA RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN BLAMBANGAN UMPU KABUPATEN WAY KANAN
ADEQUACY LEVELS OF ENERGY AND PROTEIN, AND NUTRITIONAL STATUS IN UNDER FIVE YEARS CHILDREN OF POOR HOUSEHOLD AT BLAMBANGAN UMPU SUBDISTRICT
WAYKANAN DISTRICTMasalah kesehatan dan gizi pada ibu dan balita masih memprihatinkan. Pada tingkat individu, keadaan gizi dipengaruhi oleh asupan gizi dan penyakit infeksi yang saling terkait. Anak balita di keluarga miskin rawan mengalami masalah gizi kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecukupan energi dan protein serta status gizi anak balita pada rumah tangga miskin di Kecamatan Blambangan umpu, Kabupaten Way Kanan. Metode penelitian yang digunakan metode survei kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi adalah seluruh anak balita usia 24-60 bulan dengan jumlah sampel sebanyak 60 anak balita yang diambil dari 2 Desa, sampel ini ditentukan secara partisipatoris. Tingkat kecukupan energi dan protein di teliti menggunakan food recall 24 jam. Penilaian status gizi dilakukan menggunakan antropometri. Data dianalisis secara univariat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan bivariat dengan uji
chi square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar anak memiliki berat badan dan tinggi badan normal, tingkat kecukupan energi baik, tingkat kecukupan protein baik, dan status gizi berdasarkan BB/U, TB/U, dan IMT/U termasuk pada kategori normal. Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecukupan energi dengan status gizi balita berdasarkan indikator BB/U dan IMT/U ( p=0,02 dan p=0,008). Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecukupan energi dengan status gizi balita berdasarkan indikator TB/U (p=0,19). Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecukupan protein dengan status gizi balita berdasarkan BB/U, TB/U, dan IMT/U (p=0,08, p=0,33 dan p=0,2).
Kata kunci : Anak balita 24-60 bulan, status gizi, tingkat kecukupan energi.
Health and nutritional problem of mothers and under five years children is still concerning. Individual nutritional status was influenced by nutritional intake and infection. The under five years children of poor household are sensitive to have malnutrition. Aim of this study was to investigated adequacy levels of energy and protein on nutritional status in under five years children of poor housholed at Blambangan umpu Subdistrict, Waykanan District. Method of this study was survey-quantitative by cross-sectional approach. The population was all under five years children of age 24-60 months with 60 samples from two villages which was decided by participatoris. Nutritional status assessment by anthropometry. Data was analyzed by distribution-frequency table (univariat) and by chi-square test (bivariat). The result showed most children had normal weight and height, good adequacy levels of energy and protein, and the nutritional status due to BB/U,
TB/U and BMI/U were normal. The results showed significant correlation between adequacy levels of energy on under five years child nutritional status due to BB/U (p-value=0,02) and BMI/U (p-value = 0,008). There wasn’t significant correlation between adequacy level of protein on five years child nutritional status due to BB/U (p-value=0,08), TB/U (p-value=0,33) and BMI/U (p-value=0,2).
Key words : Adequacy levels of energy and protein, nutritional status, under five years children PHARTOZY SILAEN2014-07-24T03:05:34Z2014-07-24T03:05:34Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2443This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24432014-07-24T03:05:34ZKeefektifan Media Booklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Tentang Rokok dan Bahayanya di SDN 01 Panjang Selatan Kecamatan Panjang Bandar Lampung
The Efectiveness of Booklet for Improved Knowledge and Attitude about Cigarette and its Dangerous at SDN 01 Panjang Selatan, Panjang, Bandar LampungWHO melaporkan bahwa lebih dari 6 juta orang meninggal dunia akibat merokok. Indonesia menempati urutan kedua untuk jumlah perokok di dunia. Perilaku ini sudah menjangkiti semua kalangan masyarakat termasuk remaja di Sekolah Dasar (SD). Perilaku merokok pada anak berkaitan dengan pengetahuan, sikap terhadap rokok dan pendidikan kesehatan. Media booklet adalah salah satu media pendidikan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan media booklet dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap anak kelas VI di SDN 01 Panjang Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan metode pendekatan quasy-experimental dengan rancangan non-randomized control group pretest-posttest design yang terdiri dari kelompok perlakuan sebanyak 39 orang dan kelompok kontrol dari SDN 1 Srengsem sebanyak 40 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah anak kelas VI SD dengan skor pretest pengetahuan <10. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah booklet dan kuesioner.
Hasil analisis statistik dengan Mann–Whitney dengan nilai α=0,05 menunjukkan media booklet efektif dalam meningkatkan pengetahuan baik sesudah intervensi (p=0,001) dan 3 hari setelahnya (p=0,001). Hasil uji t–test tidak berpasangan dengan α=0,05 menunjukkan bahwa media booklet tidak efektif dalam meningkatkan sikap siswa baik sesudah intervensi (p=0,313) maupun sesudah 3 hari intervensi booklet (p=0,682) tentang rokok dan bahayanya di SDN 01 Panjang Selatan.
Kata kunci: Booklet, pendidikan kesehatan, pengetahuan, rokok, sikap.
WHO reported that more than 6 million people die because of smoking behavior. Indonesia has been ranked 2nd for highest number of smoker. This behavior has already widespread in society, including elementary school teenagers. Smoking behavior in teenager associated with their knowledge, attitude at smoke and health education. Booklet as a media is one of health education media. Goals of this research are to know the effectiveness of booklet in increasing 6th grade SDN 01 Panjang Selatan’s knowledge and attitude. This research has been done by using quasy-experimental approach method with non-randomized control group pretest-posttest design plan, consisting of 39 people in experimental group and 40 people from SDN 1 Srengsem as control group. The sampling technique that used is purposive sampling. Sample in this research are student of 6th grade with knowledge pretest score <10. Instrument used in this research are booklet and questionnaires.
Mann-Whitney statistic result with α=0,05 shows that application of booklet is effective in increasing student’s knowledge past intervention (p=0,001) and three days after intervention (p=0,001) . Independent samples t–test result with α=0,05 shows that booklet ineffective in increasing student’s attitude both in past intervention (p=0,313) and three days after intervention with booklet (p=0,682) about cigarette and its dangerous at SDN 01 Panjang Selatan.
Keywords : Attitude, booklet, cigarettes, health education, knowledge Patrick Ramos Pakpahan2014-07-24T03:05:16Z2014-07-24T03:05:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2442This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24422014-07-24T03:05:16ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT PISANG AMBON
DAN KULIT PISANG KEPOK TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL
TIKUS PUTIH JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY
THE INFLUENCE OF GIVING ETHANOLIC EXTRACT OF AMBON
FRUIT PEEL AND KEPOK FRUIT PEEL TO THE TOTAL
CHOLESTEROL LEVEL IN THE MALE RATS FROM SPRAGUE
DAWLEY STRAINTingginya kolesterol plasma merupakan salah satu faktor resiko terbesar yang
berkontribusi pada prevalensi dan beratnya penyakit kardiovaskuler. Bagian tanaman
pisang yang berpotensi menurunkan kolesterol adalah kulit pisang, Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit pisang ambon dan
kulit pisang kepok terhadap kadar kolesterol total pada tikus putih jantan galur Sprague
Dawley.
Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimental pre dan post-test design.
Subjek penelitian berupa tikus galur Sprague Dawley sebanyak 27 ekor.
Kelompok K1 (diet standar), kelompok K2 (diet standar ditambah ekstrak etanol kulit
pisang ambon), kelompok K3 (diet standar ditambah ekstrak etanol kulit pisang kepok).
Nyimas Annissa Mutiara Andini
Sebelumnya, kelompok K1 Dan K2 diberikan diet tinggi lemak dan fruktosa 60%
selama 14 hari. Dari hasil penelitian didapatkan kadar kolesterol kontrol (69,00 ± 9,26),
penurunan kadar kolesterol total kelompok K2 (71,00 ± 4,12 menjadi 68,00 ± 5,07),
dan penurunan kadar kolesterol total kelompok K3 (79,00 ± 3,80 menjadi 68,00
±3,12.). Uji normalitas yang digunakan yaitu shapiro-wilk (p>0,05). Analisis data
dilakukan dengan uji t berpasangan (p<0,05) pada kelompok K2 nilai p=0,003 dan pada
kelompok K3 nilai p<0,001. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
pemberian ekstrak etanol kulit pisang ambon dan kulit pisang kepok memiliki pengaruh
terhadap kadar kolesterol total tikus putih jantan galur Sprague Dawley.
Kata kunci : ekstrak etanol kulit pisang ambon, ekstrak etanol kulit pisang kepok, kadar
kolesterol total
High plasma cholesterol level is one of the major risk factor that contribute to the
prevalence and heaviness of cardiovascular disease. This research is aimed to
know the influence of giving ethanolic extract of ambon banana fruit peel and
kepok banana fruit peel to the total cholesterol level in the male rats from Sprague
Dawley strain. It uses pre and posttest experimental design. The subjects are 27
male Sprague Dawley strain rats. There are group K1 (standard diet), group K2
(standard diet plus ethanolic extract of ambon banana fruit peel), and group K3
(standard diet plus ethanolic extract of kepok banana fruit peel). Before, group K2
and K3 have given a high fat diet plus fructose liquid 60% for 14 days. From the
results, we got the K1 control total cholesterol level (69,00 ± 9,26), decreased of
total cholesterol level in group K2 (from 71,00 ± 4,12 to 68,00 ± 5,07), and
decreased of total cholesterol level in group K3 (from 79,00 ± 3,80 to 68,00
±3,12). Datas of total cholesterol level before and after treatment of ethanolic
extract of ambon and kepok fruit peel are analyzed with paired t test (p<0,05),
group K2 p=0,003 and for group K3 p<0,001. We can conclude that giving
ethanolic extract of ambon banana fruit peel and kepok banana fruit peel influence
the total cholesterol level in the male rats from Sprague Dawley strain.
Keywords : ethanolic extract of ambon banana fruit peel, ethanolic extract of
kepok banana fruit peel, total cholesterol level NYIMAS ANNISSA MUTIARA ANDINI2014-07-24T03:05:08Z2014-07-24T03:05:08Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2441This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24412014-07-24T03:05:08ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT PISANG AMBON(Musa paradisiaca) TERHADAP KADAR GLUKOSA PADA TIKUS PUTIH GALUR (Sprague dawley) YANG DIINDUKSI ALOKSAN
THE EFFECT OF THE ETHANOL EXTRACT OF BANANA PEEL (Musa paradisiaca) ON GLUCOSE LEVELS IN THE RAT STRAIN (Sprague dawley) INDUCED ALLOXANDiabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya yang banyak ditemui di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui keefektivitasan ekstrak etanol kulit pisang ambon (Musa paradisiaca) terhadap kadar glukosa darah. Hasil penelitian diharapkan dapat memaksimalkan limbah kulit pisang, menjadi bernilai ekonomis sebagai penurun diabetes. Penelitian ini dilaksanakan bulan Oktober sampai November 2013 di Laboratorium Biokimia, laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran, laboratorium kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung dan Laboratorium Duta Medika Bandar lampung. Subjek penelitian ini adalah 27 ekor tikus jantan galur Sprague Dawley. Kelompok K1 (pemberian diet standar), kelompok K2 (diet standar ditambah induksi aloksan tanpa dilanjutkan pemberian ekstrak etanol kulit pisang ambon) dan kelompok K3 (diet standar ditambah pemberian aloksan dilanjutkan pemberian ekstrak etanol kulit pisang ambon). Uji normalitas dilakukan dengan shapiro-wilk (p>0,05). Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan one-way ANNOVA (p<0,05). Hasil penelitian didapatkan kadar glukosa kelompok K1 (95,00±6,042), K2 (234,00±37,237), dan K3 (114,00±12,237). Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol kulit pisang ambon memiliki pengaruh terhadap kadar glukosa tikus putih jantan galur Sprague Dawley.
Kata kunci: Aloksan, etanol, kulit pisang (Musa paradisiaca), tikus galur (Sprague dawley).
Diabetes mellitus is a metabolic disease with characteristic hyperglycemia that occurs due to abnormal insulin secretion, insulin act or both of them, which is mostly found in Indonesia. This study was conducted to determine the effectiveness of ambon banana (musa paradisiaca) peel extract on blood glucose levels. The results are expected to maximize waste banana peels, become economically lowering diabetes. This study was conducted from October till November 2013 in Biochemistry, Physiology Laboratory Faculty of Medicine, Chemical Laboratory Faculty of Mathematics and Natural Science Lampung University and Duta Medica Laboratory. This study uses 27 male rats strain (Sprague dawley). K1 group (control, standard diet), K2 group (standard diet plus alloxan without the continued gift of the ethanol extract of banana peel), and K3 group (standard diet plus alloxan with continued banana peel extract). Normality test conducted by Shapiro-wilk (p>0.05). Data were analyzed using One-way ANNOVA. The result of glucose levels are K1 (95.00±6.042), K2
(234.00±37.237), and K3 (114.00±12.237). Based on these result it can be concluded that the ethanol extract of banana peel has effects on glucose white male rats Sprague dawley strain.
Keywords: Alloxan, banana peel (Musa paradisiaca), ethanol, rat strain (Sprague dawley). Nurulando Imansyah Budi Perkasa2014-07-24T03:05:00Z2014-07-24T03:05:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2440This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24402014-07-24T03:05:00ZPOLA PERESEPAN DAN KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI DI RAWAT JALAN PUSKESMAS SIMPUR PERIODE JANUARI-JUNI 2013
BANDAR LAMPUNGHipertensi merupakan salah satu penyakit utama di dunia. Hipertensi masih menjadi masalah karena prevalensi yang semakin meningkat, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan, dan pengobatan yang tidak adekuat. Hal ini menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi semakin meningkat. Salah satu cara mengatasi hipertensi yaitu dengan terapi farmakologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan dan kerasionalan penggunaan obat antihipertensi, mengingat penggunaannya cenderung meningkat di masa mendatang.
Penelitian ini mengambil data retrospektif dari resep pasien rawat jalan di Puskesmas Simpur Bandar Lampung selama periode Januari-Juni 2013. Kasus hipertensi selama periode penelitian sebanyak 1319. Jumlah sampel sebanyak 96 resep yang diambil secara acak proporsi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini: pasien hipertensi sebanyak 67,7% perempuan dan laki-laki sebanyak 32,3%; sebanyak 2,1% usia 26-35 tahun, 17,7% usia 36-45 tahun, 39,6% usia 46-55 tahun, 40,6% usia 56-65 tahun; terapi tunggal sebanyak 88,5% dan lebih banyak dibandingkan terapi kombinasi 11,5%; obat antihipertensi paling banyak digunakan adalah captopril 60,1%; resep antihipertensi sesuai berdasarkan dosis sebanyak 97,92%; resep antihipertensi sesuai berdasarkan frekuensi sebanyak 81,25%; resep antihipertensi dilihat kerasionalannya berdasarkan dosis dan frekuensi pemberian sebanyak 81,25%.
Kata kunci : Antihipertensi, kerasionalan, pola penggunaan NOVITA SARI TARIGAN2014-07-24T03:04:23Z2015-04-16T06:46:04Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2439This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24392014-07-24T03:04:23ZPENGARUH PROMOSI KESEHATAN MENGENAI SKABIES TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE PADA SISWI KELAS 1 MTs DI PONDOK PESANTREN DINIYYAH PUTRI LAMPUNG
EFFECT OF HEALTH PROMOTION ABOUT SCABIES TO
KNOWLEDDGE AND PERSONAL HYGIENE IN 1ST GRADE OF
ISLAMIC JUNIOR HIGH GIRL STUDENTS AT DINNIYAH PUTRI
LAMPUNG ISLAMIC EDUCATION
Skabies merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Sarcoptei scabiei. Penyakit ini sering dihubungkan dengan orang yang hidup dalam komunitas seperti pada pondok pesantren, kurangnya pengetahuan kesehatan dan perilaku yang tidak sehat seperti tidak boleh menjemur pakaian santri wanita di bawah terik matahari, merupakan salah satu faktor risiko terjadinya skabies.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan perilaku personal higiene dengan kejadian penyakit skabies. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuasi eksperimental dan pendekatan pre and post test. Sampel berjumlah 138 siswi yang diambil dengan teliti. Data pengetahuan dan perilaku personal higiene diukur dengan kuesioner. Data dianalisis dengan t-test berpasangan yang sebelumnya telah dilakukan uji normalitas data Kolmogorov Smirnov.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan skor pengetahuan dan personal higiene setelah pemberian intervensi kepada responden. Rerata skor pengetahuan dari 67,43 meningkat menjadi 75,11. Rerata skor personal higiene dari 67,63 meningkat menjadi 76,51. Uji statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara skor pengetahuan dan personal higiene sebelum dan setelah pemberian intervensi. Simpulan, terdapat pengaruh promosi kesehatan mengenai skabies terhadap pengetahuan dan personal higiene pada siswi kelas 1 MTs di Pondok Pesantren Diniyyah Putri Lampung.
Kata kunci: Pengetahuan, personal higiene, skabies, siswi kelas I MTS.
EFFECT OF HEALTH PROMOTION ABOUT SCABIES TO
KNOWLEDDGE AND PERSONAL HYGIENE IN 1ST GRADE OF
ISLAMIC JUNIOR HIGH GIRL STUDENTS AT DINNIYAH PUTRI
LAMPUNG ISLAMIC EDUCATION
NOPA SEPTIA ANGGRAINI2014-07-24T03:03:31Z2014-07-24T03:03:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2438This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24382014-07-24T03:03:31ZPROPORSI PEMERIKSAAN IgM ANTI Salmonella typhi O9 POSITIF MENGGUNAKAN TUBEX DENGAN PEMERIKSAAN WIDAL POSITIF PADA PASIEN KLINIS DEMAM TIFOID AKUT DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNGDemam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara berkembang, salah satunya di Indonesia. Penegakan diagnosis cukup sulit karena gejala klinik demam tifoid tidak khas, sehingga diperlukan pemeriksaan laboratorium, diantaranya adalah Widal dan Tubex. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi pemeriksaan Tubex positif dengan Widal positif pada pasien klinis demam tifoid akut. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah pasien dengan Widal ≥ 1/320 dan klinis demam tifoid akut di laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Subjek penelitian berjumlah 96. Hasil pemeriksaan didapatkan pada pemeriksaan Tubex positif sebanyak 47 subjek. Simpulan, proporsi pemeriksaan IgM anti Salmonella typhi O9 positif menggunakan Tubex dengan pemeriksaan Widal positif pada pasien klinis demam tifoid akut di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung adalah 48,9%.
Kata kunci: demam tifoid, tubex, widal NIDA CHOERUNNISA2014-07-24T03:03:24Z2014-07-24T03:03:24Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2437This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24372014-07-24T03:03:24ZPENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DALAM MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENITALIA EKSTERNA DI SMP N 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013Kesehatan reproduksi ialah suatu kondisi sehat sistem, fungsi, dan proses alat reproduksi yang dimiliki oleh seseorang, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengeruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri dalam menjaga organ genitalia eksterna di SMP N 10 Bandar Lampung tahun 2013.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi-experiment dengan rancangan pretest-posttest terhadap seluruh siswi kelas VIII di SMP N 10 Bandar Lampung yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah sampel penelitian adalah 125 orang remaja putri yang diambil dengan metode purposive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan November 2013. Promosi kesehatan dilakukan dengan metode ceramah menggunakan alat bantu berupa power point. Data analisis secara univariat dan bivariat dengan uji Wilcoxon.
Seluruh sampel penelitian berjenis kelamin perempuan dan terbanyak adalah usia 13 tahun (72,8%). Dari hasil penelitian didapatkan peningkatan hasil pengetahuan dari nilai sebelum diberikan promosi kesehatan 72,37±2,669 menjadi 86,48±2,061(p<0,001) dan didapatkan peningkatan sikap responden dari nilai sebelum dilakukannya promosi kesehatan 66,80±3,316 meningkat menjadi 90,15±1,951(p<0,001). Sebelum di analisis dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu menggunakan uji Kolmogorov Smirnov (p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja putri dalam menjaga kebersihan organ genitalia eksterna.
Kata kunci: Kebersihan organ genitalia eksterna, pengetahuan, remaja putri, sikap. NI MADE DWI ADNYANI2014-07-24T03:03:17Z2014-07-24T03:03:17Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2433This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24332014-07-24T03:03:17ZHUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN KADAR HEMOGLOBIN
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI
SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNGKualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan syarat mutlak pembangunan
di segala bidang. Kualitas SDM dapat dilihat salah satunya melalui prestasi
belajar yang dipengaruhi antara lain oleh Indeks Massa Tubuh (IMT) dan kadar
hemoglobin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan IMT dan kadar
hemoglobin terhadap prestasi belajar.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan
cross sectional terhadap siswa di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. Sampel
berjumlah 78 orang yang diambil dengan metode disproportionated stratified
random sampling. IMT diformulasikan dari berat badan dan tinggi badan. Kadar
hemoglobin diperoleh dari pemeriksaan darah vena. Prestasi belajar diperoleh
dari nilai Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, matematika dan nilai rata-rata
mid semester. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji korelasi
Pearson dan Spearman.
Sebagian besar sampel penelitian berjenis kelamin perempuan (52,6%) dan
berumur rata-rata 13,5 tahun. Rata-rata IMT 19,3 kg/m 2 , kadar hemoglobin 13,7
gr/dL, nilai Bahasa Indonesia 72,2, nilai Bahasa Inggris 72,4, nilai IPA 66,8, nilai
matematika 52,9 dan nilai rata-rata mid semester 72,2. Hasil analisis bivariat
menunjukkan IMT memiliki hubungan positif bermakna terhadap nilai Bahasa
Indonesia (r=0,233; p=0,05), nilai Bahasa Inggris (r=0,565; p<0,05), nilai IPA
(r=0,370; p<0,05) dan nilai rata-rata mid semester (r= 0,534; p<0,05). Kadar
Hemoglobin memiliki hubungan positif bermakna terhadap nilai Bahasa Indonesia
(r=0,453; p<0,05), nilai Bahasa Inggris (r=0,534; p<0,05), nilai IPA (r=0,380;
p<0,05), nilai matematika (r=0,415; p<0,05) dan nilai rata-rata mid semester
(r=0,672; p<0,05). Maka, dapat disimpulkan bahwa IMT dan kadar hemoglobin
memiliki hubungan positif bermakna terhadap prestasi belajar.
Kata kunci: IMT, kadar hemoglobin, prestasi belajar, siswa SMP NI MADE AGUSURIYANI DIANA PUTRI2014-07-24T03:03:04Z2014-07-24T03:03:04Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2432This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24322014-07-24T03:03:04ZHUBUNGAN OBESITAS DENGAN KADAR LDL DAN HDL PADA MAHASISWA PREKLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN 2013Obesitas pada usia dewasa muda berhubungan dengan peningkatan risiko kejadian penyakit jantung koroner, hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes melitus, dan gangguan metabolik.
Pembentukan aterosklerosis berhubungan dengan profil lipid dalam darah. Profil lipid adalah keadaan lemak darah yang ditinjau dari kandungan total kolesterol dalam darah, LDL, HDL, dan Trigliserida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan obesitas dengan kadar HDL dan LDL pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Tahun 2013.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang. Dari penelitian ini diperoleh hasil rerata kadar HDL sebesar 38,26 mg/dl dan LDL sebesar 153,83 mg/dl. Didapatkan hubungan yang bermakna antara obesitas dengan kadar HDL dan LDL dengan nilai p <0,005.
Kata kunci: HDL, LDL, obesitas NAMIRA CAROLINE ERCHO2014-07-24T03:02:57Z2014-07-24T03:02:57Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2431This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24312014-07-24T03:02:57ZPENGARUH PEMBERIAN MINYAK ZAITUN DAN MADU TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI DIET TINGGI LEMAKDiet tinggi lemak dan obesitas merupakan salah satu pencetus dislipidemia. Kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah atau yang disebut dengan hiperkolesterolemia. Minyak zaitun yang mengandung MUFAs dan madu yang mengandung flavanoid dapat menurunkan kadar trigliserida darah.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian kombinasi minyak zaitun dan madu terhadap kadar trigliserida darah pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley yang diinduksi diet tinggi lemak. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Post Test Only With Control Group Design, menggunakan 25 ekor tikus jantan yang diacak kedalam 5 kelompok. Kelompok K(-) diberikan pakan standar, kelompok K(+) diberikan suspensi otak sapi 3 ml, kelompok P1 diberikan suspensi otak sapi 3 ml dan minyak zaitun 1 ml, kelompok P2 diberikan suspensi otak sapi 3 ml dan madu 1,35 ml, kelompok P3 diberikan suspensi otak sapi 3 ml dan kombinasi madu 1,35 ml + minyak zaitun 1 ml.
Dari hasil penelitian rerataan kadar trigliserida kelompok (-) (41,23 ± 7,61); kelompok (+) (60,20 ± 2,56); kelompok P1 (44,95 ± 2,99); kelompok P2 (59,26 ± 9,28) kelompok P3 (41,01 ± 9,95). Simpulan penelitian ini yaitu terdapat pengaruh pemberian minyak zaitun dan madu terhadap penurunan kadar trigliserida tikus.
Kata kunci : diet tinggi lemak, madu, minyak zaitun, trigliserida. Muhammad Yahya Shobirin2014-07-24T03:02:50Z2014-07-24T03:02:50Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2430This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24302014-07-24T03:02:50ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 95% CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl.) TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) PADA TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIBERIKAN DIET TINGGI LEMAKPenyakit jantung iskemik merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia, prevalensi kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung iskemik sebesar 15% (CDC,2012). Penyakit jantung iskemik berhubungan dengan kejadian dislipidemia (Tomkin, 2012). Kejadian dislipidemia yang palilng utama di antaranya adalah kenaikan kadar kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL). Pengobatan terhadap dislipidemia saat ini belum memuaskan. Terdapat beberapa efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan obat dislipidemia golongan statin yang bersifat kardiotoksik, dan hepatotoksik.
Cabe jawa (Piper retfrofractum Vahl.) mempunyai potensi untuk menurunkan kadar LDL. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) terhadap kadar LDL serum pada tikus putih (Rattus novergicus) galur Sprague-Dawley yang diberi diet tinggi lemak.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental desain penelitiannya menggunakan Post Test Only Control Group Design. Subjek penelitian adalah tikus galur Sprague Dawley sebanyak 21 ekor. Kelompok A (diet standar), kelompok B (diet tinggi lemak), kelompok C (diet tinggi lemak ditambah ekstrak cabe jawa). Perlakuan ini diberikan selama 8 minggu. Dari hasil penelitian didapatkan kadar LDL kelompok A (17,29 ± 2,49), kadar LDL kelompok B (122,29 ± 5,31), dan kadar LDL kelompok C (67,71 ± 11,68). Uji normalitas yang digunakan yaitu Shapiro-wilk (p>0,05) dengan varians yang homogen (p>0,05). Analisis data dilakukan dengan oneway ANOVA dengan nilai p<0,001. Uji ini kemudian dilanjutkan dengan uji posthoc Bonferroni yang bermakna pada perbandingan tiap kelompok dengan nilai p<0,001. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) terhadap kadar LDL serum pada tikus putih (Rattus novergicus) galur Sprague-Dawley yang diberi diet tinggi lemak..
Kata kunci: Cabe jawa, diet tinggi lemak, ldl. MUHAMMAD MAULANA2014-07-24T03:02:43Z2014-07-24T03:02:44Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2429This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24292014-07-24T03:02:43ZHUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPARAHAN DERMATITIS ATOPIK DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DI RSUD ABDUL MOELOEK LAMPUNGDermatitis Atopik merupakan penyakit inflamasi kulit kronik, berulang yang berhubungan dengan simptom atopik lain seperti rhinitis alergi, konjungtivitis alergi dan asma bronkial. Dermatitis atopik masih menjadi masalah kesehatan sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan dalam kaitannya dengan tujuan mereka, harapan, standar dan kekhawatiran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat keparahan dermatitis atopik dengan kualitas hidup pada pasien di RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan potong lintang dengan jumlah sampel sebanyak 46 orang. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Pengambilan data dimulai dari November hingga Desember 2013, sampai dengan jumlah sampel terpenuhi.
Dari penelitian ini diperoleh hasil rerata skor tingkat keparahan pasien dermatitis atopik di RSUD Abdul Moeloek Lampung sebesar 40,26 dan rerata skor kualitas hidup pasien sebesar 10,41. Didapatkan hubungan yang bermakna antar tingkat keparahan dengan kualitas hidup pasien Dermatitis Atopik di RSUD Abdul Moeloek.
Kata kunci: dermatitis atopik, kualitas hidup MUHAMMAD ADIN ARCHIETOBIAS2014-07-24T03:02:37Z2014-07-24T03:02:37Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2428This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24282014-07-24T03:02:37ZEFEK PROTEKTIF EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI OLEH ETANOLDi zaman yang modern sekarang ini radikal bebas tersebar di mana-mana, pada setiap kejadian pembakaran seperti merokok, memasak, pembakaran bahan bakar pada mesin dan kendaraan bermotor. Paparan sinar ultraviolet yang terus-menerus, pestisida dan pencemaran lain di dalam makanan kita, bahkan karena olah raga yang berlebihan, menyebabkan tidak adanya pilihan selain tubuh harus melakukan tindakan protektif. Untuk itu dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui efek protektif ekstrak etanol daun binahong terhadap kerusakan hati yang terjadi akibat radikal bebas .
Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan metode acak terkontrol menggunakan post test only controlled group design. Subjek penelitian menggunakan 25 ekor tikus jantan galur Sprague dawley dengan 5 ulangan tiap kelompok. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok yaitu : K1 (Kontrol normal), K2 (diberi etalnol 10ml/kgBB/hari), K3 (diberi ekstrak etanol daun binahong 50mg/kgBB/hari dan etanol 10ml/kgBB/hari), K4 (diberi ekstrak etanol daun
binahong 100mg/kgBB/hari dan etanol 10ml/kgBB/hari) dan K5 (diberi ekstrak etanol daun binahong 200mg/kgBB/hari dan etanol 10ml/kgBB/hari).
Hasil analisis penelitian bahwa skor rata-rata gambaran kerusakan pada kelompok perlakuan : K1 : 0,12 ± 0,11 ; K2 : 1,76 ± 1,77 ; K3 : 1,36 ± 0,17 ; K4 : 1,2 ± 0,2 ; K5 : 0,28 ± 0,11. Hasil uji Mann-Whitney antara semua kelompok perlakuan dan kelompok kontrol positif didapatka p<0,05. Namun antara kelompok K3 dan K4 serta K1 dan K2 didapatkan p>0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun binahong memiliki efek protektif pada dosis 50 mg/kgBB, 100 mg/kgBB dan 200 mg/kgBB.
Kata kunci : Radikal bebas, binahong, studi eksperimental, Anredera cordifolia (Tenore) Steenis MUHAMAD DWI NUGROHO2014-07-24T03:02:10Z2014-07-24T03:02:10Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2427This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24272014-07-24T03:02:10ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PAYUDARA TIKUS PUTIH BETINA (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI 7,12-Karsingen kimia 7,12-dimetilbenz(α)antrasena (DMBA) adalah anggota polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) yang memiliki sifat sitotoksik, karsinogenik, mutagenik, dan imunosupresif. DMBA berperan sebagai bahan karsinogen kuat dengan cara menghasilkan berbagai macam metabolit reaktif yang mengarah pada stres oksidatif. Penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah mahkota dewa terhadap histopatologi payudara tikus yang diinduksi DMBA. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan pola post test-only control group design terhadap lima kelompok tikus. DMBA 30 mg/kgBB dosis tunggal intraperitoneal diberikan kepada kelompok 2, 3, 4, dan 5 dan ditunggu 2 bulan, kemudian kelompok 3, 4, dan 5 diberi ekstrak mahkota dewa dengan per oral dosis 24 mg, 48 mg, dan 96 mg selama 14 hari. Sampel jaringan payudara diambil untuk pemeriksaan histopatologi, hasilnya menunjukan
DMBA menyebabkan peningkatan jumlah asini di sekitar duktus intralobular. Kelompok 3, 4, dan 5 menunjukkan adanya perubahan rata-rata jumlah asinus, namun tidak dapat ditentukan berapa dosis ekstrak mahkota dewa yang memberikan gambaran terbaik.
Kata kunci: DMBA, jumlah asinus, mahkota dewa, Phaleria macrocarpa. MONICA SHENDY2014-07-24T02:59:10Z2014-07-24T02:59:10Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2426This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24262014-07-24T02:59:10ZPengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Mahkota Dewa Terhadap Gambaran Histopatologi Paru Tikus Putih yang Diinduksi 7,12-Dimethylbenz[α]anthracene (DMBA)Mahkota dewa telah diteliti memiliki kandungan flavonoid yang tinggi sebagai antioksidan alami yang menghambat pembentukan radikal bebas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol buah mahkota dewa terhadap gambaran histopatologi paru tikus putih yang diinduksi 7,12-Dimethylbenz[α]anthracene (DMBA). Pada penelitian ini 25 tikus betina dibagi dalam 5 kelompok dan diadaptasi selama 7 hari kemudian diberi perlakuan selama 15 hari. K1, kontrol normal yang hanya diberi aquades; K2, kontrol positif yang hanya diberi DMBA 30 mg/kgBB; K3, diberi DMBA 30 mg/kgBB dan ekstrak buah mahkota dewa 120 mg/kgBB; K4, diberi DMBA 30 mg/kgBB dan ekstrak mahkota dewa 240 mg/kgBB; dan K5, diberi DMBA 30 mg/kgBB dan ekstrak mahkota dewa 480 mg/kgBB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah infiltrasi sel radang alveolus paru K1: 6,60±1,140; K2: 13,80±0,837; K3: 12,20±0,837; K4: 10,80±0,837; dan K5: 9,40±1,140. K3, K4, dan K5 mengalami penurunan signifikan jika dibandingkan dengan K2. Simpulan, ekstrak buah mahkota dewa dapat menurunkankan jumlah infiltrasi sel radang alveolus paru tikus putih yang diinduksi oleh DMBA.
Kata kunci: DMBA, gambaran histopatologi paru, mahkota dewa, sel radang. MONICA LAURETTA2014-07-24T02:58:59Z2014-07-24T02:58:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2425This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24252014-07-24T02:58:59ZHUBUNGAN ANTARA DERMATITIS SEBOROIK DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DI RSUD ABDUL MOELOEK LAMPUNGKesehatan adalah aset utama manusia dalam kehidupan. Penting untuk mengukur kesehatan tidak hanya dalam aspek penyelamat kehidupan tetapi juga kualitas hidup. Penyakit kulit yang secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup adalah penyakit kulit yang kronik, salah satunya dermatitis seboroik. Dermatitis seboroik adalah dermatitis papulosquamous kronis terutama ditemukan di daerah sebasea. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara dermatitis seboroik dengan kualitas hidup pada pasien di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan desain potong lintang bersifat analitik observasional pada bulan November sampai Desember 2013 di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Total sampel sebanyak 32 pasien yang telah didiagnosis oleh dokter spesialis, umur minimal 16 tahun, pria maupun wanita, mengerti dan dapat mengisi kuesioner Dermatology Life Quality Index (DLQI).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 responden, terdapat pengaruh yang tidak bermakna antara dermatitis seboroik dengan kualitas hidup pada pasien di RSUD Abdul Moeleok Lampung.
Kata kunci : Dermatitis seboroik, DLQI, kualitas hidup. MILANI NUR FADILA2014-07-24T02:58:53Z2014-07-24T02:58:53Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2424This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24242014-07-24T02:58:53ZPOLA PERESEPAN OBAT PADA MANAJEMEN AWAL PASIEN ARTRITIS REUMATOID DI RSUD ABDOEL MOELEOK KOTA BANDAR LAMPUNG PERODE JULI 2012 – JUNI 2013Sekitar 20% dari kasus yang ditemui dokter diruang praktik merupakan penyakit sendi, artritis reumatoid merupakan salah satunya. Penyakit ini bersifat autoimun, sehingga tidak bisa disembuhkan secara total. Prevalensinya meningkat setiap tahun dan menjadi salah satu dari 10 penyakit terbesar di Provinsi Lampung. Terapi untuk penyakit ini telah mengalami perubahan, dari yang hanya mengobati gejala (metode piramida) menjadi penggunaan obat untuk memodifikasi penyakit sejak awal (metode piramida terbalik).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan obat terkini dan rasionalitasnya pada manajemen awal pasien artritis reumatoid di Indonesia, khususnya kota Bandar Lampung. Metode yang digunakan berupa metode deskriptif analitik.
Hasil penelitian didapatkan 68 lembar resep sebagai sampel penelitian dengan jumlah obat sebanyak 119 obat. Pasien wanita (69,1%) dan usia 15-49 tahun (usia sangat produktif) (55,9%) mendominasi karateristik dasar pasien RA. Obat Meloxicam (45,4%) dan golongan NSAID (62,2%) merupakan obat dan golongan yang paling banyak diresepkan. Dosis obat yang digunakan sudah sesuai dengan literatur namun terjadi irasionalitas dalam jumalh sedikit yaitu overprescribing pada obat Meloxicam 2x15mg (2,5%) dan metilprednisolon 2x16mg (6,7%) dan underprescribing pada penggunaan Paracetamol 2x250mg (0,8%) dan 3x500mg (26,9%), cara pemberian obat 100% diberikan secara oral, dan kombinasi obat paling banyak diberikan adalah kombinasi dengan 2 obat (51,5%). Didapatkan pula penggunaan NSAID yang lebih dari satu pada terapi kombinasi lainnya. Pada penelitian ini, manajemen awal pasien artritis reumatoid masih menggunakan metode piramida saja.
Kata Kunci : Artritis Reumatoid, Peresepan Obat, Penyakit Sendi Miftah Hasanah2014-07-24T02:58:42Z2014-07-24T02:58:42Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2423This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24232014-07-24T02:58:42ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BIJI JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth.) TERHADAP KADAR HDL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ALOKSAN.Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah dan menjadi penyebab dislipidemia. Dislipidemia ditandai dengan kelainan metabolisme lipid yaitu penurunan High Density Lipoprotein (HDL). Upaya pengobatan saat ini masih banyak menimbulkan efek samping. Dampak negatif dapat diminimalisir dengan obat tradisional yaitu Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.) memiliki kandungan flavonoid, saponin dan tanin untuk meningkatkan kadar HDL.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol biji jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.) terhadap kadar HDL dalam darah tikus putih diabetes. Metode Penelitian ini penelitian eksperimental dengan Post Test Only With Control Group Design, menggunakan 25 ekor tikus putih jantan sprague dawley, diacak kedalam 5 kelompok. Kelompok kontrol negatif (K-) diberikan pakan standar. Kelompok kontrol positif (K+) diberikan pakan standar dan diinduksi aloksan 150 mg/kgbb. Kelompok perlakuan 1 (P1) diberikan pakan standar dan diinduksi aloksan 150 mg/ kgbb dan ekstrak etanol biji jengkol (EEBJ) dosis 600mg/kg bb/hari. Kelompok perlakuan 2 (P2) diberikan pakan standar dan diinduksi aloksan 150 mg/kgbb dan EEBJ dosis 900mg/kg bb/hari. Kelompok perlakuan 3 (P3) diberikan pakan standar dan diinduksi aloksan 150 mg/kgbb dan EEBJ dosis 1200mg/kg bb/hari. Darah tikus diambil melalui jantung di akhir minggu ke-14.
Hasil penelitian rerata kadar HDL K- (40,40); K+ (42,80); P1 (41,00); P2 (43,60); P3 (45,00). Dengan menggunakan uji statistik Kruskal Walis didapatkan perbedaan yang tidak bermakna (p=0,915)
Kata kunci : Aloksan, HDL, Jengkol. Mia Febriani Putri Nasruddin2014-07-24T02:58:36Z2014-07-24T02:58:36Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2420This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24202014-07-24T02:58:36ZFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA KELAS X DAN XI SMA NEGERI I BANDAR LAMPUNG Melisa Novita Sari2014-07-24T02:58:30Z2014-07-24T02:58:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2422This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24222014-07-24T02:58:30ZPROPORSI PEMERIKSAAN IgM ANTI-Salmonella typhi POSITIF MENGGUNAKAN TYPHIDOT DENGAN PEMERIKSAAN WIDAL POSITIF PADA PASIEN KLINIS DEMAM TIFOID AKUT DI RSUD
DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNGDemam tifoid ialah penyakit infeksi sistemik disebabkan oleh Salmonella typhi (S. typhi) yang dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang termasuk Indonesia. Permasalahan saat ini adalah metode penegakan diagnosis demam tifoid masih menggunakan pemeriksaan Widal yang diketahui memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang rendah. Pemeriksaan diagnosis lainnya yaitu Typhidot mendeteksi adanya antibodi spesifik IgM dan IgG yang terdapat pada Outer Membran Protein (OMP) S. typhi secara teori memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih tinggi.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui proporsi pemeriksaan Typhidot positif dengan Widal positif pada pasien klinis demam tifoid akut. Penelitian deskriptif analitik ini menggunakan rancangan cross sectional. Teknik consecutive sampling dilakukan pada subjek dengan Widal O ≥ 1/320 dan klinis demam tifoid akut di laboratorium Patologi Klinik RSUDAM. Subjek penelitian berjumlah 91 subjek. Hasil pemeriksaan didapatkan pada pemeriksaan Typidot positif sebanyak 25 subjek. Proporsi pemeriksaan IgM anti S. typhi positif menggunakan Typhidot dengan pemeriksaan Widal positif pada pasien klinis demam tifoid akut di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung adalah 27,5%.
Kata kunci : demam tifoid, Typhidot, Widal META SAKINA2014-07-24T02:58:24Z2014-07-24T02:58:24Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2421This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24212014-07-24T02:58:24ZKESESUAIAN PENATALAKSANAAN PENYAKIT DIARE PADA
BALITA DENGAN PEDOMAN PENATALAKSANAAN DIARE PADA
BALITA MENURUT KEMENKES RI
DI PUSKESMAS KOTA KARANG
KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2013Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang seperti di Indonesia. Penatalaksanaan diare di tingkat puskesmas
masih rendah. Oralit belum seluruhnya diberikan pada penderita diare.
Penggunaan antibotik masih berlebihan. Anti diare walaupun tidak
direkomendasikan masih sering diberikan pada penderita diare pada balita.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian panatalaksanaan diare pada
balita yang ditinjau dari dosis. lama pemberian, dan kesesuaian pemberian dari
Oralit, Zinc dan Antibiotik.
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013.di Puskesmas Kota Karang
Kota Bandar Lampung Penelitian ini menggunakan metode deskripitif dengan
pendekatan retrospektif. Sampel diambil dari data sekunder rekam medik pasien
diare sebanyak 153 lembar.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 153 lembar persepan yang ada
Penatalaksanaan secara umum yang sesuai dilihat berdasarkan dosis, lama
pemberian dan kesesuaian pemberian adalah sebanyak 28,8%. Kesesuaian dosis
Oralit sebesar 64,7%.Kesesuaian dosis Zinc sebesar 88,9%. Kesesuaian lama
pemberian Oralit sebesar 100%. Kesesuaian lama pemberian Zinc sebesar 93,5%
Kesesuaian pemberian antibiotik sebesar 47,7%.
Kata Kunci: Bandar Lampung ,penatalaksanaan diare, puskesmas. MERRY DAME CRISTY PANE2014-07-24T02:58:18Z2014-07-24T02:58:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2419This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24192014-07-24T02:58:18ZEFEK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) YANG DIEKSTRAKSI ETANOL 40% TERHADAP AKTIVITAS AST DAN ALT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ISONIAZIDStudi hepatologi telah banyak berfokus dalam pengembangan terapi tradisional sebagai pengobatan farmakologikal dalam terapi hepatotoksisitas Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek kulit manggis (Garcinia mangostana L.) yang diektraksi etanol 40% terhadap aktivitas AST dan ALT pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague Dawley yang diinduksi isoniazid.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian experimental randomized control group post test only design. Dua puluh lima ekor tikus terbagi menjadi lima kelompok meliputi kontrol normal dengan diet pakan standar, kontrol positif dengan induksi isoniazid, dan kelompok perlakuan dengan isoniazid + ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) dosis 20; 40; dan 80 mg/100gBB/hari. Setelah 15 hari, tikus di-anesthesia dan di-euthanasia kemudian dilakukan pungsi darah dari jantung. Analisis aktivitas enzim AST dan ALT dilakukan dengan chemistry autonalyzer.
Hasil uji One Way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelima kelompok perlakuan dengan nilai p = 0,000. Post Hoc LSD Test menunjukkan ektrak etanol 40% kulit manggis (Garcinia mangostana L.) mempunyai efek terhadap aktivitas AST dan ALT secara bermakna mulai dari dosis 20 mg/100gBB (AST: p = 0,000; ALT: p = 0,000) dan didapatkan hasil terbaik pada dosis 80 mg/100gBB dimana rearata aktivitas AST dan ALT mendekati nilai kontrol normal (AST: 101,00 ± 6,245 IU/l; ALT: 33,60 ± 6,580 IU/l).
Tingkat kerusakan sel hepar dapat dicegah melalui aktivitas antioksidan dan antiinflamasi yang terkandung dalam ektrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.).
Kata kunci: kulit manggis, AST, ALT, isoniazid MEIRIYAN SUSANTO2014-07-24T02:58:12Z2014-07-24T02:58:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2418This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24182014-07-24T02:58:12ZPERBANDINGANTINGKATKESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN MADU DENGAN TUMBUKAN DAUN BINAHONG PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawleyLuka bakar merupakan masalah kesehatan yang sangat serius dan sering dihadapi para dokter. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa madu efektif dalam penyembuhan luka bakar. Namun terdapat obat tradisional yaitu daun binahong yang dapat mengobati luka bakar dan memberikan efek penyembuhan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesembuhan luka bakar derajat II antara yang diolesi madu dan tumbukan daun binahong pada tikus putih (Rattus norvegicus).
Penelitian eksperimental ini menggunakan post test only controlled group design terhadap 6 ekor tikus putih yang diberi masing-masing 3 perlakuan selama 14 hari. Perlakuan terdiri atas kelompok kontrol, kelompok madu dan kelompok tumbukan daun binahong. Pada tikus putih dilakukan pengukuran gambaran klinis dan sampel kulit diambil untuk pemeriksaan histopatologi setelah 14 hari pengobatan.
Hasil penelitian menunjukkan pada pengamatan histopatologi didapatkan nilai yang tidak bermakna dengan p>0,05 (0,009 ) antara madu dan tumbukan daun binahong. Pada gambaran klinis didapatkan nilai bermakna dengan p<0,05 (0,000) antara madu dan tumbukan daun binahong. Pemberian tumbukan daun binahong dapat mengurangi diameter luka bakar secara signifikan pada hari ke–14 dibandingkan madu .
Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan madu dan tumbukan daun binahong pada pengamatan histopatologi kulit tikus, (2) tingkat kesembuhan luka bakar derajat II dengan pemberian tumbukan daun binahong lebih rendah dibandingkan madu pada gambaran klinis kulit tikus.
Kata kunci : histopatologi kulit, luka bakar derajat II, madu, binahong M NOVSANDRI SYUHAR2014-07-24T02:58:07Z2014-07-24T02:58:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2417This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24172014-07-24T02:58:07ZPERBANDINGAN ANGKA KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL MENURUT SKORING FSFI PADA AKSEPTOR IUD DAN HORMONAL DI PUSKESMAS RAJABASA BANDAR LAMPUNGDisfungsi seksual wanita merupakan masalah kesehatan reproduksi yang penting karena berhubungan dengan kelangsungan reproduksi dan berpengaruh terhadap keharmonisan hubungan suami istri. Disfungsi seksual wanita dibagi empat kategori yaitu gangguan minat, birahi, orgasme dan nyeri seksual. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan angka kejadian disfungsi seksual menurut skoring FSFI pada akseptor kontrasepsi IUD dan hormonal pada akseptor di Puskesmas Rajabasa Bandar Lampung.
Desain penelitian menggunakan metode analitik-komparatif dengan pendekatan cross sectional dengan teknik consecutive sampling. Penelitian dilakukan Oktober-November 2013 dengan 110 responden untuk tiap jenis kontrasepsi.
Hasil penelitian ini adalah prevalensi disfungsi seksual pasangan usia subur (PUS) di puskesmas rajabasa Bandar Lampung pada akseptor hormonal 75 orang (68,18%) dan pada akseptor IUD terdapat 23 orang (20,91%). Angka kejadian disfungsi seksual akseptor hormonal lebih tinggi dibanding akseptor IUD dan pada terdapat perbedaan yang signifikan dengan p = 0,000.
Kata kunci: Disfungsi seksual, kontrasepsi M. AKIP RIYAN S2014-07-24T02:58:00Z2015-04-16T06:44:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2415This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/24152014-07-24T02:58:00ZHUBUNGAN KEHAMILAN LEWAT WAKTU DAN BAYI PREMATUR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG KEBIDANAN RSUD dr. ARIEF DADI TJOKRODIPO
BANDAR LAMPUNG
PERIODE JUNI 2012 – MEI 2013Asfiksia merupakan penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia. Kejadian asfiksia di RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar lampung periode Juni 2012 – Mei 2013 dilaporkan 14 bayi meninggal karena asfiksia.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kehamilan lewat waktu dan bayi prematur dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo periode Juni 2012 – Mei 2013.
Penelitian ini menggunakan penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan Retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu yang melahirkan di ruang kebidanan RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar lampung periode Juni 2012 – Mei 2013, sedangkan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan Sensus dengan total sampel 961 sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi dan rekam medis di RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar lampung.Hasil analisis univariat diperoleh distribusi frekuensi usia kehamilan adalah postterm 54 (5,6%), aterm 907 (94,3%), prematur 120 (12,4%), tidak prematur 841 (87,5%), dan kejadian asfiksia neonatorum adalah 105 (11%) kasus dan tidak asfiksia neonatorum 856 (87%) kasus.
Kesimpulan dalam penelitian yang telah dilakukan, dari variabel yang diteliti didapatkan variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian asfiksia neonatorum (p= 0,001 dan p=0,002).
Kata kunci: Asfiksia neonatorum, prematur, postterm. LINTANG BRILLIANNINGTYAS2014-07-17T07:22:56Z2014-07-17T07:22:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2392This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23922014-07-17T07:22:56ZHUBUNGAN KONSUMSI ROKOK DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA MASYARAKAT DI PULAU PASARAN KELURAHAN KOTA KARANG KECAMATAN TELUK BETUNG TIMUR BANDAR LAMPUNGRokok membunuh lebih dari lima juta orang per tahun, dan diproyeksikan akan membunuh sepuluh juta sampai tahun 2020. Dari jumlah itu 70% korban berasal dari negara berkembang. Tingkat konsumsi rokok di pulau pasaran tinggi karana mayoritas penduduk bekerja sebagai nelayan dan melakukan aktifitas pada malam hari sehingga kondisi cuaca yang dingin membuat nelayan mengkonsumsi rokok lebih banyak. Rokok yang dihisap dapat mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh di ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsumsi rokok dengan tekanan darah di Pulau Pasaran Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Timur, Bandar Lampung.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan studi cross sectional, yaitu mencari hubungan tingkat konsumsi rokok dengan perubahan tekanan darah di Pulau Pasaran Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Timur, Bandar Lampung pada bulan November sampai dengan Desember 2013. Sampel penelitian ini adalah perokok di Pulau Pasaran sebanyak 115 orang. Data diperoleh dengan mengisi kuisioner dan pengukuran tekanan darah menggunakan spygnomanometer. Data dianalisis menggunakan Uji Chi-square, apabila tidak memenuhi syarat dilakukan uji alternatif Fisher
Hasil penelitian didapatkan jumlah perokok ringan yaitu 19 orang, perokok sedang 32 orang dan perokok berat 64 orang dengan total 115 orang. Perokok ringan yang memiliki tekanan darah normal sebanyak 14 orang dan pre hipertensi sebanyak 5 orang. Perokok sedang yang memiliki tekanan darah normal sebanyak 9 orang, pre hipertensi 18 orang, dan hipertensi derajat 1 sebanyak 5 orang. Perokok berat yang memiliki pre hipertensi sebanyak 39 orang, hipertensi derajat 1 sebanyak 21 orang, dan hipertensi derajat 2 sebanyak 4 orang. Pada uji Fisher, didapatkan nilai p < 0,05. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi rokok dengan perubahan tekanan darah.
Kata kunci : Perokok, rokok, tekanan darah LINNI TAWBARIAH2014-07-17T07:21:58Z2014-07-17T07:21:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2391This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23912014-07-17T07:21:58ZPERBEDAAN KADAR GULA DARAH PUASA ANTARA PEKERJA SHIFT DAN NON-SHIFT DI UNIVERSITAS LAMPUNGShift kerja biasanya diterapkan untuk lebih memanfaatkan sumber daya yang ada, meningkatkan produksi, serta memperpanjang durasi pelayanan. Shift kerja memilki dampak yang positif maupun dampak negatif. Persoalan jangka panjang yang muncul akibat shift work dapat berupa gangguan metabolisme, fungsi pencernaan dan gangguan fungsi jantung akibat gangguan irama sirkadian. Fluktuasi irama sirkadian menjadi sebab yang mempengaruhi perubahan kinerja mental dan fisik. Penelitian membuktikan bahwa kebanyakan pekerja malam tidak pernah bisa beradaptasi dengan jadwal kerjanya secara sempurna disebabkan karena fungsi fisiologi tubuh manusia menurun pada malam hari.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar gula darah puasa antara pekerja shift dan non-shift di Universitas Lampung. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian studi analitik, dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan Universitas Lampung. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 52 orang yang terdiri dari 26 pekerja shift dan 26 pekerja non-shift dengan teknik pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Kadar gula darah yang diukur berupa kadar gula darah puasa.
Dari hasil analisis menggunakan uji t- tidak berpasangan, didapatkan p=0,004. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar gula darah puasa antara pekerja shift dan non shift (p< 0,05).
Kata kunci : Irama sirkadian, kadar gula darah puasa, non-shift, shift. Lind Octaviani Irawan2014-07-17T07:21:51Z2015-04-16T06:43:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2390This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23902014-07-17T07:21:51ZHUBUNGAN SHIFT KERJA DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA PERAWAT INSTALASI RAWAT INAP DI RSUD ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG 2013Shift kerja merupakan pekerjaan yang dibentuk diluar jam kerja biasa. Shift kerja mempunyai efek terhadap pekerja yaitu efek fisiologis, psikososial, kinerja, efek terhadap kesehatan, dan efek terhadap keselamatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan shift kerja dengan gangguan pola tidur pada perawat Instalasi Rawat Inap di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik observasional, dengan dengan pendekatan desain potong lintang. Penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. yang dilakukan pada bulan November hingga Desember 2013 di instalasi rawat inap RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat instalasi rawat inap kerja shift dan non shift berjumlah 153 responden yang memenuhi kriteria insklusi dan eksklusi. Data
diperoleh dengan wawancara dan pengisian kuesioner gangguan pola tidur. Dari data tersebut dilakukan analisis dengan uji statistik Fisher.
Hasil penelitian, di dapatkan data perawat yang bekerja shift 85%, dan yang non shift 15%. Shift kerja yang paling banyak menyebabkan gangguan pola tidur pada pekerja adalah shift malam (75,8%), kemudian shift pagi (7,2%). Perawat shift yang mengalami gangguan pola tidur (84,3%) dan non shift 15,6%. Perawat yang tidak mengalami gangguan pola tidur yang shift 91,7%, dan non shift. Dari hasil analisis data di dapatkan p=0,434 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara shift
Kerja dengan gangguan pola tidur.
Kata Kunci : Gangguan Pola Tidur, Non Shift, Perawat, Shift Kerja LAILI HASANAH2014-07-17T07:17:37Z2014-07-17T07:17:37Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2389This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23892014-07-17T07:17:37ZUJI MOST PROBABLE NUMBER (MPN) DAN DETEKSI BAKTERI KOLIFORM DALAM MINUMAN JAJANAN YANG DIJUAL DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN SUKABUMI KOTA BANDAR LAMPUNGKontaminasi bakteri koliform dalam air minum dapat menyebabkan penyakit. Penyakit yang dapat terjadi diantaranya diare, disentri, demam, dan banyak penyakit lainnya. Salah satu minuman yang sering dikonsumsi anak usia sekolah adalah minuman jajanan, minuman jajanan ini tidak terjamin higienitasnya sehingga dapat menyebabkan penyakit.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. Pengambilan sampel dilakukan pada November 2013 di Sekolah Dasar Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung. Dalam penelitian ini digunakan Rumus Slovin, dan didapatkan total 16 sampel. Langkah awal penelitian digunakan metode MPN untuk mendeteksi bakteri coliform gram negatif dengan media agar Lactose Broth Single Strength, Lactose Broth Triple Strength, dan Eosin Methylene Blue Agar, hasil selanjutnya ditanam pada media SIM (Sulfur Indol Motility) Agar, Simmons Citrate Agar dan Uji Gula-gula.
Hasil penelitian menunjukkan hasil 93,75% positif kontaminasi bakteri coliform. Bakteri yang terdeteksi antara lain Escherichia coli (75%), Salmonella sp. (56,25%), Shigella sp. (50%), Klebsiella sp. (68,75%), Enterobacter sp. (68,75%), Proteus sp. (43,75%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas minuman jajanan di Sekolah Dasar Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung berkualitas buruk.
_____
Kata Kunci : bakteri koliform, minuman jajanan, mpn LAILATUS SYIFA SELIAN2014-07-17T07:17:31Z2014-07-17T07:17:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2388This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23882014-07-17T07:17:31ZIDENTIFIKASI TELUR SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA
LALAPAN KUBIS (Brassica oleracea) DI WARUNG-WARUNG MAKAN UNIVERSITAS LAMPUNGSoil Transmitted Helminths (STH) adalah nematoda usus yang dalam siklus hidupnya membutuhkan tanah untuk proses pematangan. Masalah kecacingan yang berkaitan dengan infeksi cacing ini masih banyak ditemukan. Angka kontaminasi Soil Transmitted Helminths (STH) pada sayuran juga masih cukup tinggi. Proses pengolahan dan pencucian sayuran mentah siap makan yang kurang baik, mempermudah transmisi telur cacing ke manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi telur Soil Transmitted Helminths (STH) pada lalapan kubis (Brassica oleracea) di warung-warung makan Universitas Lampung.
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan pendekatan laboratorik. Sampel penelitian diperoleh dari 14 warung makan dengan teknik totally sampling. Pengambilan sampel penelitian dilakukan satu kali dalam seminggu selama tiga minggu sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 42 sampel. Pemeriksaan telur cacing menggunakan metode tak langsung dengan teknik sedimentasi. Pada sampel kubis yang ditemukan adanya telur Soil Transmitted Helminths (STH), ditentukan jumlah kontaminasi telur dan jenis telurnya.
Hasil identifikasi telur Soil Transmitted Helminths (STH) pada lalapan kubis (Brassica oleracea) di warung-warung makan Universitas Lampung menunjukkan bahwa 26,19% (11 sampel) terkontaminasi oleh telur Soil Transmitted Helminths (STH). Jenis telur cacing yang ditemukan adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides) sebanyak 6 sampel (14,28%), cacing cambuk (Trichuris trichiura) sebanyak 3 sampel (7,14%), dan 2 sampel (4,76%) lalapan kubis terkontaminasi kedua jenis telur cacing ini.
Kata kunci: lalapan kubis, soil transmitted helminth KURNIA PUTRA WARDHANA2014-07-17T07:17:24Z2014-07-17T07:17:24Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2387This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23872014-07-17T07:17:24ZHubungan Kebiasaan Makan Makanan Cepat Saji (fast food), Aktivitas Fisik dan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi Pada Mahasiswa FK Unila angkatan 2013Tingkat kesibukan yang tinggi menyebabkan orang lebih menyukai hal yang instan dalam memilih makanan. Makanan cepat saji sangat mudah didapatkan dan tidak membutuhkan waktu yang lama dalam proses penyajiannya. Sebagian besar makanan cepat saji memiliki kandungan kalori, kolesterol, lemak, dan garam yang tinggi namun rendah serat. Hal ini tentu berdampak pada status gizi dimana angka kejadian gizi lebih cenderung lebih tinggi. Tingkat pengetahuan gizi seseorang juga berpengaruh terhadap sikap dan perilaku memilih makanan, yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan makan makanan cepat saji (fast food), aktivitas fisik dan pengetahuan gizi dengan status gizi mahasiswa FK Unila angkatan 2013. Penelitian ini dilaksanakan di fakultas kedokteran Unila pada bulan Oktober-Desember 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 125 orang.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa 58,4% memiliki kebiasaan makan makanan cepat saji (fast food) sering dan 41,6% memiliki kebiasaan makan makanan cepat saji (fast food) jarang. Aktivitas fisik yang didapatkan 42,4% rmemiliki aktivitas fisik baik dan 57,6% memiliki aktivitas fisik kurang dan untuk pengetahuan gizi didapatkan 55,2% memiliki pengetahuan gizi baik, 28% memiliki pengetahuan gizi sedang dan 16,8% memiliki pengetahuan gizi kurang dan untuk status gizi 40% memiliki status gizi overweight, 33,6% memiliki status gizi normal dan 26,4% memiliki status gizi underweight. Kebiasaan makan makanan cepat saji (fast food) aktivitas fisik dan pengetahuan gizi tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statistik (p>0,05).
Kata Kunci : Aktivitas fisik, makanan cepat saji, pengetahuan gizi, status gizi Komang Indra Setia Widyantara2014-07-17T07:10:09Z2014-07-17T07:10:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2386This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23862014-07-17T07:10:09ZHUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN DIARE PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI POLI RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP ANAK RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNGDiare merupakan salah satu masalah utama kesehatan di Indonesia sampai saat ini karena menyebabkan kematian anak cukup tinggi. Kejadian diare meningkat pada umur 6-11 bulan. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare masih sering terjadi di Indonesia, dengan Case Fatality Rate (CFR) yang masih tinggi. ASI dapat memberi perlindungan kepada bayi dari penyakit diare melalui berbagai zat kekebalan yang dikandungnya. Kecukupan gizi akan mempengaruhi ketahanan fisik dan tidak mudah terinfeksi oleh berbagai penyakit seperti diare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan ASI eksklusif dan status gizi dengan diare pada bayi usia 6-12 bulan di RSUD Dr. H. Abul Moeloek Bandar Lampung. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Jumlah subjek penelitian ini adalah 94 bayi yang diambil dengan consecutive sampling pada bulan November-Desember 2013. Data ASI eksklusif diperoleh dengan wawancara kepada ibu bayi. Status gizi dinilai dengan penimbangan berat badan yang dimasukan ke dalam indikator BB/U. Data diare dan tidak diare diperoleh dengan cara melihat data medis pasien. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi square. Sebagian besar bayi berjenis kelamin laki-laki (53,2%). Analisis bivariat menunjukan terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara riwayat pemberian ASI eksklusif dengan diare dimana bayi yang tidak diberi ASI eksklusif berisiko 4,31 lebih besar untuk menderita diare dibandingkan bayi yang diberi ASI eksklusif. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara status gizi dengan diare dimana bayi dengan status gizi kurang berisiko 3,42 lebih besar untuk menderita diare dibandingkan dengan bayi berstatus gizi baik. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dan status gizi dengan diare.
Kata kunci: Bayi usia 6-12 bulan, diare, riwayat pemberian ASI eksklusif, status gizi JARMIATI2014-07-17T07:09:45Z2014-07-17T07:09:45Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2385This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23852014-07-17T07:09:45ZCORRELATION OF ATTITUDES AND PARTICIPATION MOTHER IN POSYANDU WITH THE OCCURANCE DIARRHEA OF TODDLERS IN POSYANDU NATAR VILLAGEDiarrhea is one of health problems in the developing world, including in indonesia. Attitude mother toddlers to realize that posyandu is the main case to helping health problems and participation mother in health program communities can be increase the health of the family. The purpose of this research is to find out the correlation of attitudes and participation mother in posyandu with the occurance diarrhea in toddlers.
This research uses descriptive - analytic method with cross sectional research design with 161 respondents. The research was carried out in Desember 2013. The respondents was took from every village and sampling method using propotional random sampling.
The results of get rate occurrence diarrhea in toddlers in posyandu natar village of 62,7%. There is a correlation between attitude of mother with the occurrence diarrhea in toddlers (p-value 0,001). There is a correlation between participation mother in posyandu with the occurance diarrhea in toddlers (p-value 0,001). A conclusion in this research is the attitude of mother and participation mother in posyandu have correlation with the occurrence diarrhea in toddlers.
Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu ISTIQLALLIA2014-07-17T07:09:35Z2014-07-17T07:09:35Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2384This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23842014-07-17T07:09:35ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana Linn.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ALANIN AMINOTRANSFERASE (ALT) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI RIFAMPISINTuberkulosis (TB) merupakan masalah penting bagi kesehatan dan Indonesia menduduki peringkat ke-4 di dunia. Menurut WHO dalam Global TB Report 2012, tercatat sejumlah 294.732 kasus TB telah ditemukan dan diobati (data awal Mei 2010). Rifampisin adalah salah satu obat yang digunakan dalam pengobatan tuberkulosis. Namun, efek samping yang ditimbulkan diantaranya hepatotoksisitas. Kulit manggis mengandung senyawa antioksidan yang cukup tinggi seperti xanthone dan antosianin. Untuk membuktikan hal ini, maka akan dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit manggis terhadap aktivitas enzim ALT pada tikus putih yang diinduksi rifampisin.
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan post only control group design dengan sampel 25 tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague Dawley berumur 10-16 minggu selama 14 hari.
Hasil penelitian didapatkan aktivitas enzim ALT pada kelompok kontrol normal rerata sebesar 27,60 U/L, sedangkan pada kelompok yang diberikan rifampisin, aktivitas enzim ALT mengalami kenaikan menjadi sebesar 102,80 U/L. Kelompok tiga, empat dan lima yang diberi ekstrak etanol kulit manggis dosis 20 mg/100gBB, 40 mg/100gBB dan 80 mg/100gBB rata-rata aktivitas enzim ALT sebesar 80,40 U/L, 64,20 U/L dan 31,00 U/L. Hasil penelitian menunjukkan hasil perbedaan bermakna (p<0,05), hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol kulit manggis memiliki manfaat dalam mencegah peningkatan aktivitas enzim ALT tikus putih galur Sprague Dawley.
Kata kunci : hepatotoksik, kulit manggis, rifampisin INEZ SARASWATI2014-07-17T07:09:27Z2014-07-17T07:09:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2383This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23832014-07-17T07:09:27ZHubungan Pemberian Asi Eksklusif Terhadap Status Gizi Bayi Usia 0-6 Bulan Di Wilayah Puskesmas Rajabasa Bandar LampungASI merupakan makanan yang ideal untuk tumbuh kembang bayi. Pemberian ASI eksklusif sangat bermanfaat dalam pemenuhan gizi bayi dan perlindungan bayi dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI Eksklusif terhadap status gizi bayi usia 0-6 bulan di wilayah puskesmas Rajabasa Bandar Lampung.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Rajabasa Kota Bandar Lampung. Selama bulan November-Desember. Besar sampel adalah 70 responden. Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan disproportionate stratified random sampling. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Uji statistik yang digunakan adalah chi-square.
Diperoleh hasil bahwa ibu yang menjadi responden berusia antara 20 – 30 tahun sebesar 70% bekerja sebagai ibu rumah tangga sebesar 82,86%, dan tingkat pendidikan ibu adalah SMA sebesar 42,86. Anak yang mendapat ASI ekslusif sebesar 45,71% dan anak yang tidak mendapat ASI ekslusif sebesar 54,29%. Analisis bivariat menunjukan ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif terhadap status gizi bayi di wilayah Puskesmas Rajabasa Bandar Lampung dengan nilai (p < 0,035).
Kata kunci : Asi ekslusif, status gizi, bayi Iin Purnama Sari2014-07-17T07:08:28Z2014-07-17T07:09:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2382This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23822014-07-17T07:08:28ZHUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DAN STATUS GIZI
DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTEK
SWASTA NYONYA DESSY JALAN SLAMET RIYADI IV PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013Anemia dalam kehamilan memberi dampak buruk bagi ibu maupun janin, baik dalam kehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya. Salah satu faktor yang menjadi faktor resiko anemia dalam kehamilan adalah jarak kehamilan dan status gizi ibu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jarak kehamilan dan status gizi terhadap anemia dalam kehamilan. Jenis penelitiaan ini adalah metode analitik-korelatif dengan pendekatan cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Bidan Praktek Swasta jalan Slamet Riyadi IV Pahoman Bandar Lampung pada bulan November tahun 2013. Jumlah saampel dalam penelitian ini berjumlah 72 orang dengan tekhnik pengambilan sampling dengan metode purposive sampling. Jarak kehamilan didapatkan dengan wawancara sedangkan status gizi dan kadar hb ibu hamil didapatkan dengan melakukan pengukuran langsung indeks masa tubuh dan hb meter.
Dari hasil analisis menggunakan chi-square, didapatkan p = 0,003 untuk jarak kehamilan dengan anemia, sedangkan untuk status gizi dengan anemia p = 0,031. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan jarak kehamilan dan status gizi dengan anemia pada ibu hamil (p < 0,05).
Kata kunci : anemia dalam kehamilan, ibu hamil, jarak kehamilan, status gizi. IGUS ULFA YAZE2014-07-17T07:08:16Z2014-07-17T07:08:17Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2381This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23812014-07-17T07:08:16ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 40% KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH JANTAN YANG DIINDUKSI RIFAMPISINRifampisin merupakan salah satu obat tuberkulosis yang menginduksi kerusakan ginjal, diantaranya adalah gangguan ginjal akut, nekrosis tubular akut, tubulointerstitial nefritis akut, dan penyakit ginjal kronis. Kulit manggis mempunyai aktifitas farmakologi seperti anti-inflamasi, antioksidan, antihistamin, pengobatan penyakit jantung, antibakteri, dan antijamur. Senyawa xanton dalam kulit manggis dianggap mampu mempengaruhi kerusakan ginjal akibat penggunaan rifampisin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 40% kulit manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap gambaran histopatologi ginjal tikus putih yang diinduksi rifampisin.
Pada penelitian ini, 25 tikus jantan dibagi dalam 5 kelompok secara acak dan diberi perlakuan selama 14 hari. K1 yang diberi aquadest, K2 yang diberi rifampisin 100 mg/100gBB), K3 yang diberi ekstrak kulit manggis 20 mg/100gBB dan rifampisin 100 g/100gBB, K4 yang diberi ekstrak kulit manggis 40 mg/100gBB dan rifampisin 100 g/100gBB, dan K5 yang diberi ekstrak kulit manggis 80 mg/100gBB dan rifampisin 100 g/100gBB.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah sel nekrotik tubulus ginjal pada K1: 2,50±2,50; K2: 92,5±1,76; K3: 66,5±3,79; K4: 39±3,35; dan K5: 8±2,09. Pada uji one way anova didapatkan perbedaan yang bermakna (P=0,000). Perbaikan terlihat jelas pada kelompok 5. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ekstrak etanol 40% kulit manggis dosis 20 mg/100gBB, 40 mg/100gBB, dan 80 mg/100gBB berpengaruh terhadap gambaran histopatologi ginjal tikus yang diinduksi rifampisin.
Kata kunci: Gambaran histopatologi ginjal, rifampisin, garcinia mangostana L., dosis bertingkat. HILYATI AJRINA AMALINA2014-07-17T07:08:07Z2014-07-17T07:08:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2380This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23802014-07-17T07:08:07ZPengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithechellobium lobatum Benth.) Terhadap Kadar Trigliserida pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley yang Diinduksi AloksanLatar Belakang: Diabetes Melitus adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena resistensi insulin. Diabetes Melitus dapat menyebabkan keadaan dislipidemia ditandai dengan kadar trigliserida yang meningkat. Kadar trigliserida yang tinggi dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner. Biji dari tanaman jengkol memiliki kandungan senyawa aktif flavonoid yang mampu menurunkan kadar trigliserida.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol biji jengkol terhadap kadar trigliserida pada tikus putih yang diinduksi aloksan.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus yang dibagi ke dalam 5 kelompok. Kelompok 1 diberikan diet standar selama 14 hari. Kelompok 2 diinduksi aloksan dan diet standar selama 14 hari. Kelompok 3 diinduksi aloksan kemudian ditambahkan dengan pemberian ekstrak etanol biji jengkol dengan dosis 600 mg/kgBB/hari selama 14 hari. Kelompok 4 diinduksi aloksan kemudian ditambahkan dengan pemberian ekstrak etanol biji jengkol dengan dosis 900 mg/kgBB/hari selama 14 hari. Kelompok 5 diinduksi aloksan kemudian ditambahkan dengan pemberian ekstrak etanol biji jengkol dengan dosis 1200 mg/kgBB/hari selama 14 hari Sampel darah kemudian diambil dari jantung pada hari ke-15.
Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil uji ANOVA tidak terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antar tiap kelompok (p>0,05), walaupun ada penurunan kadar trigliserida dibandingkan kelompok kontrol positif.
Simpulan Penelitian: Simpulannya, pemberian ekstrak etanol biji jengkol tidak berpengaruh terhadap kadar trigliserida tikus putih yang diinduksi aloksan (p>0,05).
Kata kunci: biji jengkol, aloksan, trigliserida Herperian2014-07-17T07:07:58Z2014-07-17T07:07:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2379This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23792014-07-17T07:07:58ZHUBUNGAN FAKTOR PELAYANAN KESEHATAN MENURUT IBU
BERSALIN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI
KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG
PERIODE 2012Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk mengukur
derajat kesehatan perempuan. Fakta menunjukan lebih dari 350.000 di seluruh
dunia meninggal setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan persalinan.
Tingginya kasus kematian ibu diidentifikasikan pula sebagai akibat tidak langsung
dari kondisi tiga terlambat yaitu ;terlambat dalam mengenal tanda bahaya dan
mengambil keputusan di tingkat keluarga, terlambat mencapai tempat pelayanan,
dan terlambat mendapatkan pertolongan medis yang memadai. Pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan di fasilitas
kesehatan telah dikaitkan dengan kebijakan program pelayanan kesehatan dalam
upaya menurunkan angka kematian ibu. Tujuan penelitian ini adalah mengetahu
hubungan factor pelayanan kesehatan menurut ibu bersalin dengan pemilihan
penolong persalinan di Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung
periode 2012. Penelitian ini merupakan observasional dengan rancangan cross
sectional dengan jumlah sampel 170 orang. Sampel yang diambil adalah ibu yang
melahirkan selama tahun 2012. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan
pemilihan penolong persalinan dengan keterjangkauan lokasi(p=0,001;OR=4,59)
CI 95% 2,174 sampai 9,750, tenaga kesehatan (p=0,001;OR=5,57) CI 95% 2,756
sampai 11,280, fasilitas kesehatan (p=0,001;OR=5,41) CI 95% 2,703 sampai
10,827. Tenaga kesehatan merupakan faktor paling berhubungan dengan
pemilihan penolong persalinan.
Kata kunci :Keterjangkauan lokasi, fasilitas kesehatan, pemilihan penolong
persalinan, tenaga kesehatan. HARUN AKBAR2014-07-17T07:05:06Z2015-04-16T06:42:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2378This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23782014-07-17T07:05:06ZEFEK PROTEKTIF EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG TIKUS PUTIH GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI ETANOLEtanol memiliki kandungan radikal bebas yang menyebabkan stress oksidatif sel. Tanaman binahong memiliki kandungan flavanoid yang merupakan antioksidan yang berperan sebagai proteksi terhadap reaksi berantai dari radikal bebas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek protektif ekstrak daun binahong terhadap gambaran histopatologi epitel lambung tikus putih galur Sprague dawley yang telah diinduksi oleh etanol dengan pemberian dosis ekstrak yang berbeda selama 10 hari.
Dua puluh lima ekor tikus terbagi menjadi lima kelompok meliputi kontrol negatif dengan diet pakan standar, kontrol positif dengan induksi etanol 50%, dan kelompok perlakuan dengan etanol + ekstrak daun binahong dosis 50 mg/kgBB/hari; 100 mg/kgBB/hari; dan 200 mg/kgBB/hari.
Berdasarkan hasil uji Post Hoc LSD menunjukkan ektrak daun mempunyai efek terhadap gambaran histopatologi mukosa lambung secara bermakna mulai dari dosis 50 mg/kgBB (p<0,05) dan didapatkan hasil terbaik pada dosis 200 mg/kgBB dimana mendekati nilai kelompok kontrol negatif (p>0,05).
Kata kunci: Anredera cordifolia, mukosa lambung, etanol HAPSORO WIBHISONO2014-07-17T07:05:00Z2014-07-17T07:05:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2377This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23772014-07-17T07:05:00ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PAYUDARA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) BETINA GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI DMBAKanker merupakan penyebab utama kematian di dunia dengan 7,4 juta atau 13% kematian pada tahun 2004 (WHO, 2009). Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2002 menunjukkan bahwa kanker merupakan penyebab kematian ketiga di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke. Kanker payudara menempati urutan pertama pasien kanker rawat inap di rumah sakit sejak tahun 2004 hingga tahun 2008.
Pemanfaatan tanaman tradisional sebagai pengobatan penyakit cenderung meningkat. Saat ini obat tradisional digunakan oleh masyarakat dalam rangka menanggulangi masalah kesehatan baik sebagai pengobatan maupun pencegahan suatu penyakit. Sirsak digunakan untuk menyembuhkan penyakit kanker. Banyak sekali kandungan senyawa bioaktif fitokimia yang ditemukan dalam tanaman
sirsak. Salah satu komponen bermanfaat yang terpenting adalah annonaceous acetogenins yang memiliki sitotoksitas terhadap sel kanker (Zuhud, 2011).
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan post only control group design dengan sampel 25 tikus. Hasil penelitian diperoleh pada ekstrak daun sirsak menunjukkan hasil perbedaan bermakna (p<0,05) terhadap masing-masing kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak terhadap gambaran histopatologi payudara tikus. Pemberian ekstrak daun sirsak pada jaringan payudara tikus putih yang diinduksi DMBA pada dosis 100 mg/KgBB menyebabkan terjadinya displasia. Peningkatan dosis ekstrak daun sirsak menyebabkan penurunan nilai skor displasia pada jaringan payudara tikus putih yang diinduksi DMBA yaitu dari dosis 100 mg/KgBB ke dosis 200 mg/KgBB dan dari dosis 200 mg/KgBB ke dosis 400 mg/KgBB;
Kata kunci : DMBA, ekstrak daun sirsak, kanker. SYAHRUL HABIBI NASUTION2014-07-17T07:04:53Z2014-07-17T07:04:53Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2376This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23762014-07-17T07:04:53ZPERUBAHAN KADAR HDL DAN LDL SEBAGAI RESPON TERHADAP
SENAM AEROBIK DI SONIA AEROBIC AND FITNESS CENTER
BANDAR LAMPUNGTingginya kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dan rendahnya kadar High
Density Lipoprotein (HDL) dapat meningkatkan risiko aterosklerosis dan penyakit
kardiovaskuler. Olahraga merupakan salah satu upaya memelihara kesehatan dan
kebugaran. Peningkatan metabolisme yang terjadi saat melakukan olahraga dapat
mempengaruhi kadar HDL dan LDL. Salah satu jenis olahraga yang mudah
dilakukan adalah senam aerobik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
adanya peningkatan HDL dan penurunan LDL sebagai respon terhadap senam
aerobik.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode pretest dan posttest
design. Sampel dalam penelitian ini adalah 32 orang anggota senam aerobik di
Sonia Aerobic and Fitness Center Bandar Lampung. Pengambilan sampel
dilakukan sebelum melakukan senam aerobik hari pertama dan sesudah
melakukan senam aerobik hari terakhir yang dilakukan selama enam minggu.
Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan kadar HDL responden sebesar
13% dan penurunan kadar LDL responden sebesar 9%. Rerata kadar HDL
sebelum dan sesudah senam adalah 57,68 ± 10,12 mg/dl dan 65,40 ± 10,99
mg/dl. Rerata kadar LDL sebelum dan sesudah senam adalah 124,28 ± 34,94
mg/dl dan 112,90 ± 35,90 mg/dl. Setelah dilakukan uji statistik, didapatkan
perbedaan yang signifikan terhadap kadar HDL dan LDL sebelum dan sesudah
senam aerobik pada responden. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah senam
aerobik dapat menyebabkan peningkatan kadar HDL dan penurunan kadar LDL.
Kata kunci : senam aerobik, kadar HDL, kadar LDL GINDI CININTIA ASMARANTAKA2014-07-17T07:04:42Z2014-07-17T07:04:42Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2375This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23752014-07-17T07:04:42ZPENGARUH PEMBERIAN DEKOK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorhiza Roxb) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG TIKUS PUTIH Rattus norvegicus JANTAN GALUR Sparague dawley YANG DIINDUKSI ASPIRINAspirin dapat menginduksi terjadinya kerusakan mukosa lambung mulai dari gastritis akut hingga ulkus gaster. Salah satu tanaman yang mengandung senyawa antioksidan adalah temulawak yang dapat mencegah terjadinya kerusakan sel pada mukosa lambung akibat senyawa radikal seperti yang terjadi pada pemakaian aspirin yang berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dekok rimpang temulawak dalam mencegah kerusakan mukosa lambung tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dewasa galur Sprague dawley yang diinduksi aspirin.
Pada penelitian ini, 25 tikus Sparague dawley jantan dibagi dalam 5 kelompok secara acak dan diberi perlakuan selama 14 hari. K1 (kontrol normal yang hanya diberi pakan standar dan aquades), K2 (kontrol positif yang diberi aspirin dengan dosis 90 mg), K3 (diberi aspirin dengan dosis 90 mg dan dekok temulawak dosis 1,3g/kgBB), K4 (diberi aspirin dengan dosis 90 mg dan dekok temulawak dosis 2,6g/kgBB), K5 (diberi aspirin dengan dosis 90 mg dan dekok temulawak dosis 5,2g/kgBB). Setelah 14 hari, tikus diterminasi dan dilakukan pengambilan organ lambung dengan laparotomi. Setelah itu dibuat sediaan Hematoxylin Eosin dan dilakukan pengamatan terhadap kerusakan mukosa lambung.
Hasil penelitian menunjukan bahwa didapatkan hasil rerata kerusakan mukosa lambung pada kelompok 1 yaitu sebesar 0,20±0,45, kelompok 2 sebesar 2,40±0,55, kelompok 3 sebesar 2,20±0,45, kelompok 4 sebesar 1,20±0,45 dan kelompok 5 sebesar 0,80±0,45. Dosis dekok rimpang temulawak yang memiliki efek proteksi paling tinggi dalam mencegah kerusakan mukosa lambung tikus adalah 5,2 g/kgBB.
Kata kunci : Aspirin, temulawak, kerusakan mukosa lambung. GINA SONIA BINTARI2014-07-17T07:04:35Z2014-07-17T07:04:35Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2374This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23742014-07-17T07:04:35ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BIJI JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN PENINGKATAN KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague Dawley YANG DIINDUKSI ALOKSANDiabetes Mellitus adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi atau menggunakan hormon insulin dengan efektif. Diabetes Mellitus ditandai dengan poliuria, polidipsia, dan polifagia, disertai peningkatan glukosa darah. Jumlah penderita DM di Indonesia pada tahun 2000 adalah 8,4 juta orang, jumlah tersebut menempati urutan ke-4 di dunia. Jengkol adalah salah satu jenis tanaman yang dapat menurunkan kadar gula darah, namun juga dapat menyebabkan gagal ginjal akut karena kandungan asam jengkolat yang terdapat di dalamnya. Untuk mendiagnosis gagal ginjal akut diperlukan pemeriksaan fungsi ginjal dengan mengukur kadar ureum dan kreatinin.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague Dawley dengan berat badan 200 - 250 gram, berumur 3 - 4 bulan berjumlah 25 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok.
Berdasarkan hasil uji oneway ANOVA, diperoleh nilai p < 0,05 terhadap kadar glukosa darah tikus, sedangkan terhadap kadar ureum dan kreatinin, diperoleh nilai p > 0,05. Hal ini menyatakan bahwa pemberian ekstrak etanol biji jengkol berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah, namun tidak berpengaruh terhadap peningkatan kadar ureum dan kreatinin tikus putih galur Sprague Dawley yang diinduksi aloksan. Akan tetapi, jika dilihat dari rerata kadar kreatininnya, dosis 1200 mg/kgbb ekstrak etanol biji jengkol dapat menyebabkan peningkatan kadar kreatinin dengan nilai rerata kelompok sebesar 0,086 mg/dl.
Kata Kunci: Aloksan, Glukosa, Jengkol, Kreatinin, Ureum FRISCA FEBE LUMBAN GAOL2014-07-17T07:04:28Z2014-07-17T07:04:28Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2373This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23732014-07-17T07:04:28ZHUBUNGAN SHIFT KERJA MALAM DENGAN KEJADIAN DEPRESI KECEMASAN DAN STRES PADA PEKERJA DI BAGIAN MAINTENANCEMESIN PENGGILING TEBU (CANE ROLL MILL)
PTPN VIIBUNGA MAYANGShift kerja adalah mereka yang bekerja dengan berotasi, pekerja malam, dan mereka yang tetap bekerja pada jam-jam yang tidak umum pada hari minggu ataupun pada hari kerja, untuk perpanjangan operasi yang terus menerus. Berbagai dampak kesehatan dan keselamatan dapat muncul akibat shift kerja. Persoalan yang segera dapat dirasakan adalah terganggunya kualitas tidur dan menurunnya kualitas hubungan dengan keluarga atau teman yang akan berdampak pada timbulnya cemas, depresi dan stres. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan shift kerja dengan kejadian depresi, cemas dan stress pada pekerja pabrik di bidang maintenance mesin penggiling tebu (cane roll mill) di PTP. Nusantara VIIBunga Mayang.
Desain penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif observasional dengan rancangan studi cross-sectional, Waktu penelitian dilakukan pada bulan November 2013.Sampel penelitian berjumlah 60 orang yang bekerja shift malam dan bukan malam, penilaian depresi, cemas dan stres di ukur dengan kuisioner DASS 42 yang diisi oleh responden. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon dengan nilai p<0,05.
Dari hasil penelitian didapatkan hasil kejadian depresi pada pekerja shift malam sebagian besar mengalami depresi berat yaitu 35 % atau 21 orang dan pada shift bukan malam sebesar 81,7% atau 49 orang, kejadian cemas pada pekerja shift malam sebagian besar mengalami cemas sangat berat yaitu 36,7% atau 34 orang dan pada shift bukan malam sebesar 76,6% atau 46 orang , kejadian stres pada pekerja shift malam sebagian besar mengalami stres berat yaitu 36,7% atau 22 orang dan pada shift bukan malam sebesar 80% atau 48 orang. Penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara shift kerja dengan depresi(p=0,001), cemas (p=0,001), dan stres (p=0,001).
Kata kunci : Cemas, depresi, stres, shift kerja FITRI YANI2014-07-17T07:04:19Z2014-07-17T07:04:19Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2372This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23722014-07-17T07:04:19ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI JENGKOL
(Pithecellobium lobatum Benth.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) GALUR SPRAGUE DAWLEY DIABETES YANG DIINDUKSI ALOKSANBiji jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.) obat herbal yang digunakan sebagai obat menurunkan kadar gula darah. Biji jengkol memiliki kandungan antioksidan yang dapat menurunkan kadar koleserol total pada tikus yang diabetes diinduksi aloksan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah ada pengaruh pemberian ekstrak biji jengkol terhadap kadar kolesterol total tikus diabetes dalam berbagai dosis selama 14 hari.
Penelitian eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Jumlah sampel 25 ekor tikus dibagi secara acak menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol negatif diberi pakan standar, kontrol positif diinduksi aloksan dan diberi pakan standar sedangkan kelompok P1, P2, P3diinduksi aloksan dan diberi biji jengkol dengan dosis berturut-turut 600,900 dan 1200 mg/ kgbb secara oral selama 14 hari. Sasaran penilaian adalah penurunan kadar kolesterol total.
Rerata kadar kolestrol total pada kelompok K-,K+ P1, P2, dan P3 berturut-turut adalah 59; 59.8; 69.4; 56.6 dan 56.6 mg/dl. Analisis dengan Kruskal wallis menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna bermakna (p=0,794).
Tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap kadar kolesterol total tikus diabetes yang diinduki aloksan dan diberi ekstrak biji jengkol sesuai peningkatan dosis.
Kata kunci : Biji jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.), diabetes, kolesterol total, tikus. FITRI LIANI2014-07-17T07:03:56Z2014-07-17T07:03:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2370This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23702014-07-17T07:03:56ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI SEL HEPAR TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI DMBADaun sirsak (Annona muricata Linn) adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat dan juga digunakan hepatoprotektor. Daun sirsak mengandung flavonoid dan alkaloid dan acetogenis yang dapat menetralkan radikal bebas atau ROS (reactive oxygen species). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annonna muricata Linn) terhadap kerusakan sel hepar tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi DMBA.
Pada penelitian ini, 25 tikus dibagi dalam 5 kelompok dan diberi perlakuan selama 30 hari. KI (hanya diberi aquades), KII (hanya diberi DMBA 75 mg/kgBB), KIII (diberi DMBA 75 mg/kgBB ekstrak Daun sirsak 100 mg/KgBB), KIV (diberi DMBA 75 mg/KgBB dan ekstrak daun sirsak 200 mg/KgBB) dan KV (diberi DMBA 75 mg/KgBB dan ekstrak ekstrak daun sirsak 400 mg/KgBB).
Uji ANOVA didapatkan perbedaan yang bermakna (p=0,000) terhadap semua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah rerata kerusakan sel hepar adalah KI: 1,20±0,837; KII: 13,20±0,837 ; KIII:11,80±0,837; KIV:10,80±1,643; K5:10,40±1,140. Pada uji Post Hoc LSD didapatkan perbedaan bermakna pada K I atau P<0,05, sedangkan pada K II dengan K III tidak bermakna dan K IV dengan K V juga tidak bermakna. Tetapi KII dibandingkan K IV dan K V bermakna. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirsak dapat menurunkan kerusakan sel hepar tikus yang diinduksi DMBA akibat kandungan antioksidannya.
Kata kunci : Annona muricata Linn, antioksidan, dmba. FERI EKA SUPRATANDA2014-07-17T07:03:47Z2014-07-17T07:03:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2369This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23692014-07-17T07:03:47ZPOLA KEPEKAAN Escherichia coli DAN Klebsiella sp. TERHADAP ANTIBIOTIK SEFALOSPORIN PERIODE TAHUN 2008-2012
DI BANDAR LAMPUNGPeningkatan yang signifikan di seluruh dunia dari bakteri Escherichia coli dan Klebsiella sp. merupakan masalah yang perlu diperhatikan dan perlu pengelolaan segera. Pilihan terapi untuk infeksi Escherichia coli dan Klebsiella sp. saat ini sudah sangat sulit karena telah terjadi resistensi tehadap banyak obat. Kemajuan dalam mengontrol infeksi tidak sama sekali memberantas masalah ini karena perkembangan resistensi obat. Antibiotik sebagai obat untuk menanggulangi penyakit infeksi, penggunaannya harus rasional, tepat dan aman. Penggunaan antibiotik dikatakan tepat bila efek terapi mencapai maksimal sementara efek toksis yang berhubungan dengan obat menjadi minimum, serta perkembangan antibiotik resisten seminimal mungkin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kepekaan Escherichia coli dan Klebsiella sp. terhadap Sefalosporin di Laboratorium Kesehatan Daerah Bandar Lampung. Hasil penelitian didapatkan prevalensi infeksi bakteri Escherichia coli sebanyak (47,3%) sedangkan pada bakteri Klebsiella sp. sebanyak (52,7%). Dari penelitian didapatkan pola resistensi Escherichia coli terhadap antibiotik sefalosporin cendrung turun dari tahun ke tahun. Pada antibiotik cefuroxime terjadi peningkatan pada tahun 2010 sebanyak (84,9%) namun menurun hingga tahun 2012 sebanyak (53,3%), pada antibiotik cefotaxime peningkatan terjadi pada tahun 2009 sebanyak (87,5%) namun menurun hingga tahun 2012 sebanyak (65,4%), pada antibitotik ceftazidime peningkatan terjadi pada tahun 2009 sebanyak (94,6%) namun menurun hingga tahun 2012 sebanyak (60%), pada antibiotik cefadroxil peningkatan terjadi pada tahun 2010 sebanyak (96,2%) namun menurun hingga tahun 2012 sebanyak (74,5%).
Dari pola resistensi Klebsiella sp. terhadap antibiotik sefalosporin juga didapatkan hasil yang cenderung turun dari tahun ke tahun. Pada antibiotik cefuroxime peningkatan terjadi pada tahun 2011 sebanyak (85,2%) namun menurun pada tahun 2012 sebanyak (66,6%), pada antibiotik cefotaxime peningkatan terjadi pada tahun 2009 sebanyak (97,5%) namun menurun hingga tahun 2012 sebanyak (65%), pada antibiotik ceftazidime peningkatan terjadi pada tahun 2009 sebanyak (93,9%) namun menurun hingga tahun 2012 sebanyak (76,1%), pada antibiotik cefadroxil terjadi penurun tingkat resistensi yang turun dari tahun ke tahun.
Kata Kunci : Antibiotik, Escherichia coli, Klebsiella sp. FEBRIY FIRIZKI.S2014-07-17T07:03:39Z2014-07-17T07:03:39Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2368This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23682014-07-17T07:03:39ZPENGARUH PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH SEBAGAI RESPON TERHADAP SENAM AEROBIK DI AEROBIK DAN FITNESS CENTER SONIA BANDAR LAMPUNGKadar kolesterol yang tinggi meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung koroner, latihan fisik merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kelebihan lemak, intensitas olahraga juga berpengaruh dalam perubahan profil lipid darah. Semakin besar intensitas olahraga yang dilakukan, kemungkinan untuk menurunkan kadar kolesterol semakin besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penurunan kadar kolesterol total darah sebagai respon terhadap senam aerobik.
Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group pre-test and post-test design. Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota member senam aerobik di Aerobik dan Fitness Center Sonia Bandar Lampung, sampel sebanyak 32 orang yang diambil menggunakan teknik purposive sampling.
Dari hasil penelitian ini didapatkan kadar kolesterol rerata sebelum melakukan senam aerobik adalah 226,84 ± 40,085 mg/dl dan kadar kolesterol rerata sesudah melakukan senam aerobik selama enam minggu adalah 221,56 ± 39,159 mg/dl. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan bermakna antara kadar kolesterol total sebelum dan sesudah melakukan senam aerobik dengan p-value = 0,009.
Kata kunci : kadar kolesterol total, senam aerobik FARAZTYA PURNAMA SARI2014-07-17T07:03:28Z2014-07-17T07:03:28Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2367This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23672014-07-17T07:03:28ZEFEK KEMOPREVENTIF PEMBERIAN INFUSA DAUN SIRSAK
(Annona muricata L.) PADA EPITEL DUKTUS JARINGAN PAYUDARA
TIKUS BETINA GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI
SENYAWA 7,12-DIMETHYLBENZ[A]ANTHRACENE (DMBA)Kanker payudara merupakan kanker dengan insidensi dan mortalitas terbanyak
pada wanita di dunia, dan cenderung terus meningkat. Peningkatan insiden kanker
menuntut perhatian yang serius, sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan.
Daun sirsak merupakan tanaman yang berpotensi sebagai agen kemopreventif
yang aman dan relatif murah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efek infusa
daun sirsak (Annona muricata) pada epitel duktus jaringan payudara tikus betina.
Penelitian menggunakan 24 tikus putih (Rattus norvegicus) betina galur Sprague
Dawley yang dibagi menjadi 4 kelompok dan diberi perlakuan selama 4 minggu.
KI (kontrol negatif diberi aquades 1ml), KII (kontrol positif diinduksi senyawa
7,12 dimethylbenz(a)anthracene (DMBA) 20mg/kgBB 2 kali seminggu), KIII
(diberi DMBA 2x/minggu dan infusa daun sirsak 0,1g/1ml setiap hari), KIV
(diberi DMBA 2x/minggu dan infusa daun sirsak 0,2g/2ml setiap hari). Pada akhir
penelitian, tikus diterminasi dengan anastesi dan dislokasi servikal, serta diambil
jaringan payudaranya untuk dibuat preparat histopatologi dengan pewarnaan
Hematoxylin Eosin, dan selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap hiperplasia
epitel kelenjar payudara.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa KI memberikan gambaran mikroskopis
epitel kelenjar payudara normal (0,03 ± 0,82), KII hiperplasia berat-atipia (2,2 ±
0,22), KIII hiperplasia ringan (0,6 ± 0,13), KIV hiperplasia ringan-berat (1,03 ±
0,15). Hasil uji Kruskal-Wallis yang dilanjutkan uji Mann-Whitney
memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan pada semua perlakuan
(p<0,05). Hasil uji tersebut memperlihatkan bahwa infusa daun sirsak dengan
dosis 0,1g/1ml (KIII) memiliki efek kemopreventif yang paling baik dibanding
perlakuan lainnya.
Kata kunci: Daun sirsak, Infusa, DMBA, epitel duktus payudara FARAH BILQISTIPUTRI2014-07-17T06:59:08Z2014-07-17T06:59:08Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2366This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23662014-07-17T06:59:08ZHUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNGPrestasi belajar adalah salah satu cara untuk menilai kualitas seorang anak, adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah faktor endogen (fisologis dan psikologis) dan faktor eksogen. Faktor psikologis terdiri dari intelegensi (IQ, EQ, SQ), bakat, minat, motivasi, dll sedangkan faktor fisiologis terdiri dari status gizi dan panca indera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dan status gizi dengan prestasi belajar.
Penelitian ini dilakukan pada 107 siswa kelas VII, VIII, X SMP Negeri 22 Bandar Lampung pada bulan Oktober sampai Desember tahun ajaran 20132014 . Penelitian ini merupakan peneltian cross sectional sampel diambil dengan tehnik prpotionate stratified random sampling. Kecerdasan emosional diukur dengan kuisioner EQ (Emotional Quotient) ,status gizi diukur dengan menggunakan indeks IMT (Indeks Massa Tubuh)/ U (Umur) dan prestasi belajar menggunakan nilai midsemester. Data digunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chisquare.
Hasil penelitian menunjukan tingkat kecerdasan emosional siswa kategori baik sebanyak 46,7% siswa; kategori cukup 29,9% siswa; dan kategori kurang 23,4% siswa. Status gizi siswa dalam kategori kurus sebanyak 18,7% siswa; kategori normal 61,7% siswa; dan kategori gemuk 19,6% siswa. Prestasi belajar siswa dalam kategori tinggi sebanyak 24,3%; kategori sedang 50,5%; dan dalam kategori rendah 24,3%. Berdasarkan analisis bivariat didapatkan hubungan bermakna antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa (p=0,006); OR 14,3. Ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan prestasi belajar siswa (p=0,00); OR 5,86.
Kesimpulan kecerdasan emosional dan prestasi belajar memiliki hubungan yang bermkana secara statistik. Status gizi dan prestasi belajar memiliki hubungan yang bermakna secara statistik.
Kata kunci: Kecerdasan emosional, prestasi belajar, status gizi,
siswa SMP/ remaja. Fani Nur Fajri Fauzi2014-07-17T06:59:00Z2014-07-17T06:59:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2365This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23652014-07-17T06:59:00ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 40% KULIT MANGGIS (Garcinia Mangostana L.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague Dawley YANG DIINDUKSI ISONIAZIDIsoniazid merupakan salah satu obat tuberkulosis yang menginduksi kerusakan hepar dan ginjal. Kulit manggis mempunyai aktifitas farmakologi seperti antiinflamasi, antihistamin, pengobatan penyakit jantung, antibakteri, dan antijamur. Senyawa xanton dalam kulit manggis dianggap mampu mempengaruhi kerusakan hepar dan ginjal akibat penggunaan isoniazid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 40% kulit manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap gambaran histopatologi hepar dan ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) Jantan galur Sprague Dawley yang diinduksi isoniazid.
Pada penelitian ini, 25 tikus jantan dibagi dalam 5 kelompok secara acak dan diberi perlakuan selama 14 hari. K1 yang diberi aquadest, K2 yang diberi isoniazid 30mg/100gBB), K3 yang diberi ekstrak kulit manggis 20mg/100grBB dan isoniazid 30mg/100gBB, K4 yang diberi ekstrak kulit manggis 40mg/100gBB dan isoniazid 30mg/100gBB, dan K5 yang diberi ekstrak kulit manggis 80mg/100gBB dan isoniazid 30mg/100gBB.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata jumlah pembengkakan sel hepatosit pada K1: 3±4,472; K2: 96±4,183; K3: 61±4,183; K4: 42±7,582; dan K5: 16±5,477 dan rerata jumlah kerusakan tubulus ginjal pada K1: 2,50±2,50; K2: 92,5±1,76; K3: 66,5±3,79; K4: 39±3,35; dan K5: 8±2,09. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ekstrak etanol 40% kulit manggis dosis 20 mg/100gBB, 40 mg/100gBB, dan 80 mg/100gBB berpengaruh terhadap gambaran histopatologi hepar dan ginjal tikus yang diinduksi isoniazid.
Kata kunci : Gambaran histopatologi hepar dan ginjal, isoniazid, Garcinia mangostana L., dosis bertingkat. FAKHMIYOGI2014-07-17T06:58:52Z2014-07-17T06:58:52Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2364This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23642014-07-17T06:58:52ZPERBANDINGAN PENGARUH PEMBERIAN EXTRA VIRGIN OLIVE OIL, MADU DAN KOMBINASI EXTRA VIRGIN OLIVE OIL DAN MADU TERHADAP KADAR HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DARAH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI DIET TINGGI KOLESTEROLHiperkolesterolemia merupakan suatu kondisi dimana kolesterol dalam darah meningkat melebihi ambang normal yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol total terutama Low Density Lipoprotein (LDL) dan diikuti dengan penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL) darah. Peningkatan HDL darah terbukti dapat mencegah terjadinya hiperkolesterolemia. Salah satu pencegahan hiperkolesterolemia adalah dengan mengkonsumsi Extra Virgin Olive Oil (EVOO) dan madu yang mengandung senyawa flavonoid. Flavonoid terbukti dapat meningkatkan kadar HDL darah.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian EVOO dan madu terhadap kadar HDL darah pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley yang diinduksi diet tinggi kolesterol. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan post test only with control group design, menggunakan 25 ekor tikus jantan yang dipilih secara acak dibagi dalam 5 kelompok. Setiap kelompok diadaptasi selama 7 hari sebelum diberi perlakuan. Kelompok K1 diberikan diet standar, K2 diberikan suspensi otak sapi 3 ml, K3 diberikan suspensi otak sapi 3 ml dan madu 1,35 ml, K4 diberikan suspensi otak sapi 3 ml dan EVOO 1 ml, K5 suspensi otak sapi 3 ml dan kombinasi madu 1,35 ml + EVOO 1 ml.
Hasil penelitian didapatkan rerata kadar HDL K1 (27,43 ± 5,27); K2 (19,95 ± 3,58); K3 (26,46 ± 3,75); K4 (23,90 ± 1,83) K5 (30,59 ± 7,38). Kadar HDL K3, K4, K5 lebih tinggi dibandingkan K2, namun pada uji post hoc tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara K4 dengan K2.
Kata kunci: Diet tinggi kolesterol, HDL, EVOO, madu. FADDLY HENDARSYAH2014-07-17T06:58:45Z2014-07-17T06:58:45Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2363This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23632014-07-17T06:58:45ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BIJI JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth.) TERHADAP KADAR LDL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ALOKSANDiabetes melitus (DM) merupakan salah satu kelainan endokrin yang sekarang banyak dijumpai. Dalam perkembangannya, penderita DM akan mengalami peningkatan kadar serum LDL (Low Density Lipoprotein). Penggunaan obat-obat hipolipemik konvensional dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan efek samping.
Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.) mempunyai potensi untuk menurunkan kadar LDL. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol biji jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.) terhadap kadar LDL.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan Post Test Only With Control Group Design, menggunakan 25 ekor tikus putih galur sprague dawley yang diacak ke dalam 5 kelompok. Kelompok K(-) hanya diberikan diet standar. Kelompok K(+), P1, P2, dan P3 diinduksi aloksan. Kemudian kelompok P1, P2, dan P3 diberikan ekstrak etanol biji jengkol dengan dosis 600 mg/kgbb, 900 mg/kgbb, 1200 mg/kgbb selama 14 hari. Sampel darah diambil melalui jantung di akhir hari ke-14. Dari hasil penelitian didapatkan kadar LDL kelompok K(-) (6,4 ± 7,635) , kelompok K(+) (9,6 ± 4,722), kelompok P1 (19,2 ± 14,36), kelompok P2 (9,4 ± 4,93), dan kelompok P3 (10 ± 5,339). Dengan menggunakan uji statistik oneway ANOVA (p<0,05) dengan nilai p=0,157. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna dari masing-masing kelompok.
Kata kunci : Aloksan, Jengkol, LDL ELVI YANA2014-07-17T06:58:35Z2014-07-17T06:58:35Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2362This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23622014-07-17T06:58:35ZFaktor Determinan Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri
Di Kecamatan Panjang Kota Bandar LampungUsia pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara usia 11-13 tahun dan pada umumnya merokok sebelum usia 19 tahun. Tindakan merokok pada anak SD dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan, sikap, orang tua, pergaulan teman, iklan rokok, dan ketersediaan rokok itu sendiri. Penelitian ini dilakukan dengan metode pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI di SDN Kecamatan Panjang. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 178 siswa.
siswa yang pernah merokok adalah sebanyak 69 siswa (38,7%) dan yang tidak pernah merokok adalah sebanyak 109 siswa (61,3%). Hasil analisis bivariat dengan uji Chi-square menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan merokok siswa (p=0,454). Ada hubungan antara sikap dengan tindakan merokok siswa (p=0,001). Tidak ada hubungan antara status merokok orang tua dengan tindakan merokok siswa (p=0,129). Ada hubungan antara pergaulan teman sebaya dengan tindakan merokok siswa (p=0,001). Ada hubungan antara ketertarikan iklan rokok dengan tindakan merokok siswa (p=0,019). Ada hubungan antara ketersediaan rokok dengan tindakan merokok siswa (p=0,001). Hasil analisis multivariat dengan analisis regresi logistik menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap tindakan merokok siswa adalah pergaulan teman sebaya (OR=15,924).
Kata kunci: Tindakan merokok, pengetahuan, sikap, status merokok orang tua, pergaulan teman sebaya, iklan rokok, ketersediaan rokok. Elman Dani Firdaus2014-07-17T06:58:28Z2014-07-17T06:58:28Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2359This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23592014-07-17T06:58:28ZKARAKTERISTIK KLINIK DAN HISTOPATOLOGI TUMOR OTAK DI DUA RUMAH SAKIT DI KOTA BANDAR LAMPUNGTumor otak adalah tumor yang menyerang otak, baik dari otak itu sendiri, central nervus system, maupun selaput pembungkus otak (selaput meningen). Tumor otak merupakan penyebab kematian yang kedua dari semua kasus kanker yang terjadi pada pria berusia 20-39 tahun. Namun di Indonesia masih minim data mengenai tumor otak terutama di Bandar Lampung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik klinik dan histipatologi tumor otak di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) dan Rumah Sakit (RS) Imanuel Bandar Lampung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel merupakan data seluruh pasien tumor otak yang terdiagnosis secara histopatologi. Selama periode 2009-2013 terdapat didapatkan 10 kasus dari RS Imanuel dan 163 kasus dari RSUDAM. Dari 173 kasus secara keseluruhan diketahui bahwa wanita lebih banyak terkena tumor otak dibanding pria dengan perbandingan 1,8:1. Selain itu diketahui bahwa meningioma merupakan tumor terbanyak dengan 100 kasus dari 173 kasus (57,8%) diikuti oleh astrositoma dengan 50 kasus (28,9%) dengan lokasi tumor
Ellysabet Dian Yunivitasari
terbanyak pada frontal (30,1%). Kasus tumor otak meningkat pada rentang usia 30-34 tahun (9,2%) dan mencapai puncak pada 40-44 tahun (17,9%) kemudian terjadi penurunan kasus pada usia lebih tua. Sebagian besar kasus tumor otak dari 82 sampel yang memiliki data mengenai tanda dan gejala sebanyak 69 (84,1%) kasus mengeluhkan sakit kepala. Sebanyak 95,1% dari 82 kasus kasus menjalani terapi bedah tanpa kombinasi.
Kata kunci : Karakteristik histopatologi, karakteristik klinik, tumor otak ELLYSABET DIAN YUNIVITASARI2014-07-17T06:58:22Z2014-07-17T06:58:22Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2358This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23582014-07-17T06:58:22ZPOLA KEPEKAAN Staphylococcus aureus TERHADAP ANTIBIOTIK PENISILIN PERIODE TAHUN 2008-2012 DI BANDAR LAMPUNGPenyakit infeksi masih merupakan masalah di Indonesia, baik di rumah sakit maupun di masyakat luas. Antibiotika sebagai obat untuk menanggulangi penyakit infeksi, penggunaannya harus rasional, tepat dan aman. Peningkatan resistensi bakteri terhadap antibiotik telah banyak dilaporkan, salah satunya Staphylococcus aureus terhadap antibiotik penisilin. Hal ini membuat penanganan penyakit infeksi semakin sulit ditambah dengan adanya bakteri yang resisten dengan lebih dari satu obat. Pola kepekaan antibiotik akan mempengaruhi penggunaan antibiotik oleh petugas medis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kepekaan Staphylococcus aureus terhadap beberapa antibiotik penisilin yaitu ampisilin dan amoksisilin periode tahun 2008-2012 di Laboratorium Kesehatan Daerah Bandar Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif cross sectional.
Dari penelitian didapatkan prevalensi infeksi bakteri Staphylococcus aureus sebanyak 233 isolat (9,43%). Pola resistensi Staphylococcus aureus terhadap antibiotik penisilin cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada antibiotik ampisilin peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebanyak 46 isolat (90,2%), sedangkan pada antibiotik amoksisilin terlihat penurunan tingkat resistensi pada tahun 2010 sebanyak 18 isolat (42,9%), namun terlihat kecenderungan peningkatan dari tahun ke tahun.
Kata kunci : Penisilin, Resistensi, Staphylococcus aureus. EGI ZAINAL MUTTAQIEN2014-07-17T06:58:16Z2014-07-17T06:58:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2357This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23572014-07-17T06:58:16ZHubungan Adekuasi Hemodialisis dengan Asupan Makan dan Indeks Massa Tubuh Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di
RSUD Abdul Moeloek Bandar LampungAdekuasi hemodialisis merupakan indikator penentuan kecukupan dosis pada pasien hemodialisis. Pasien hemodialisis beresiko mengalami malnutrisi energi-protein akibat asupan makan yang kurang dan dapat dideteksi dengan pengukuran indeks massa tubuh.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan adekuasi hemodialisis dengan asupan makan dan indeks massa tubuh pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional menggunakan consecutive sampling dengan 43 responden yang memenuhi kriteria inkusi-ekslusi. Dilakukan pengumpulan data mengenai adekuasi hemodialisis berdasarkan rumus natural Kt/V, asupan makan menggunakan form Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ) dan status gizi menggunakan indeks massa tubuh. Uji normalitas yang digunakan adalah Shapiro-Wilk (n<50) dan uji korelasi Pearson (p>0.05) untuk mengetahui hubungan antar variabel.
Dari hasil penelitian didapatkan responden berumur rerata 45.95 ± 8.059 tahun terdiri dari 51.2% pria dan 48.8% wanita, dan lama menjalani hemodialisis rerata 26.12 ± 29.56 bulan. Dengan uji Pearson didapatkan korelasi positif yang bermakna antara adekuasi hemodialisis dengan asupan energi (p=0.000, r=0.524), asupan protein (p=0.000, r=0.530) dan didapatkan korelasi negatif yang bermakna antara adekuasi hemodialisis dengan indeks massa tubuh (p=0.015 r=0.367).
Kata Kunci: Adekuasi hemodialisis, asupan energi, asupan protein, indeks massa tubuh Easy Orient Dewantari2014-07-16T05:14:55Z2014-07-16T05:14:55Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2353This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23532014-07-16T05:14:55ZFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DERMATITIS KONTAK AKIBAT KERJA PADA KARYAWAN PENCUCIAN MOBIL DI KELURAHAN SUKARAME BANDAR LAMPUNGDermatitis kontak akibat kerja merupakan salah satu penyakit kulit akibat kerja yang banyak terjadi terutama pada pekerja yang sering kontak dengan bahan-bahan kimia dan biologi. Penyakit ini dapat menurunkan produktifitas pekerja. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya diharapkan proses pencegahan dapat lebih mudah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi angka kejadian dermatitis kontak pada karyawan pencucian mobil di kelurahan Sukarame Bandarlampung.
Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. Responden penelitian diambil secara keseluruhan yaitu sebanyak 50 responden. Data yang diperoleh adalah data primer dari kuesioner, Setelah itu dilakukan uji statistik Fisher exact karena expected value <5 pada setiap sel.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 78% responden mengalami kejadian dermatitis kontak akibat kerja. Berdasarkan uji statistik, faktor lama kontak, masa kerja, personal hygiene, dan penggunaan alat pelindung diri(APD) didapatkan hasil p< 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna terhadap kejadian dermatitis kontak akibat kerja. Sedangkan faktor usia, jenis kelamin, dan riwayat penyakit sebelumnya tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statistik (p>0,05) dengan kejadian dermatitis kontak akibat kerja.
Kata kunci: Dermatitis kontak akibat kerja, faktor yang mempengaruhi, karyawan Donna Rozalia Mariz2014-07-16T05:14:41Z2014-07-16T05:14:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2352This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23522014-07-16T05:14:41ZPERBEDAAN KADAR HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN
(HSCRP) PADA MAHASISWA OBESITAS DAN NON OBESITAS
UNIVERSITAS LAMPUNG TAHU 2013Obesitas merupakan suatu kondisi inflamasi kronik tingkat rendah
terutama pada white adipose tissue (WAT). Penanda inflamasi yang dianggap
terbaik saat ini adalah high sensitivity C-Reactive Protein (hsCRP). Pengukuran
hsCRP merupakan prediktor terbaik untuk mengetahui risiko penyakit
kardiovaskuler karena dapat memprediksi kejadian tromboembolik akibat
aterosklerosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar
hsCRP mahasiswa obesitas dan non obesitas Universitas Lampung tahun 2013.
Desain penelitian menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan
cross sectional. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai
November 2013. Sampel penelitian berjumlah 112 orang dengan teknik
consecutive sampling kemudian disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Dari hasil penelitian diperoleh rerata kadar hsCRP pada mahasiswa
obesitas sebesar 2,20 mg/l, sedangkan pada mahasiswa non obesitas memiliki
rerata kadar hsCRP sebesar 0,71 mg/l. Terdapat hubungan yang bermakna antara
obesitas dengan kadar hsCRP (p=0,000) dengan besarnya kekuatan hubungan
yang termasuk dalam kategori kuat (0,624).
Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang bermakna
kadar hsCRP antara mahasiswa obesitas dan mahasiswa tidak obesitas dengan
nilai p=0,000.
Kata kunci : hsCRP, obesitas, mahasiswa DIAN REVITA SARI2014-07-16T05:14:09Z2014-07-16T05:14:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2351This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23512014-07-16T05:14:09ZPENGARUH PROTEKTIF PEMBERIAN EXTRA VIRGIN OLIVE OIL (EVOO) DAN MADU TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI DIET TINGGI KOLESTEROLHiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum meningkat terutama kadar Low Density Lipoprotein (LDL) melebihi batas normal. LDL merupakan lipoprotein yang membawa kolesterol dan trigliserida dari hati ke jaringan perifer tubuh, peningkatan konsentrasi LDL dalam plasma berhubungan dengan peningkatan risiko Penyakit KardioVaskular. Konsumsi Extra Virgin Olive Oil (EVOO) dan madu diketahui dapat menurunkan LDL dan mencegah oksidasi LDL karena kandungan antioksidan didalamnya yaitu MUFA dan flavonoid.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh protektif pemberian EVOO dan madu terhadap kadar LDL darah pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley yang diinduksi diet tinggi kolesterol. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan post test only with control group design, menggunakan 25 ekor tikus jantan yang dipilih secara acak dibagi dalam 5 kelompok. Setiap kelompok diadaptasi selama 7 hari sebelum diberi perlakuan. Kelompok K(-) diberikan diet standar, K(+) diberikan suspensi otak sapi 3 ml, P.EVOO diberikan suspensi otak sapi 3 ml dan EVOO 1 ml, P.madu diberikan suspensi otak sapi 3 ml dan madu 1,35 ml, P.kombinasi diberikan suspensi otak sapi 3 ml dan kombinasi madu 1,35 ml + EVOO 1 ml.
Hasil penelitian didapatkan rerata kadar LDL K(-) (24.25 ± 3.95); K(+) (50,93 ± 7,91); P.EVOO (24,14 ± 4,15); P.madu (21,61 ± 3,68); P.kombinasi (8,26 ± 4,55). Kadar LDL P.EVOO, P.madu, dan P.kombinasi lebih rendah secara signifikan dibandingkan K(+) menggunakan Uji statistik one way ANOVA dan Post Hoc LSD.
Kata kunci : Diet tinggi kolesterol, EVOO, LDL, madu. Dian Laras Suminar2014-07-16T05:13:31Z2014-07-16T05:13:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2347This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23472014-07-16T05:13:31ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana Linn.) TERHADAP KADAR UREUM KREATININ TIKUS PUTIH (Rattus novergcus) JANTAN GALUR Spargue dawley YANG DIINDUKSI RIFAMPISINKulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.) memiliki khasiat antioksidan yang terkandung dalam senyawa xanthone yang merupakan turunan dari polifenol. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pemberian ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) terhadap kadar ureum kreatinin tikus putih jantan yang diinduksi rifampisin. Pengguan rifampisin dosis 100mg/100gBB tikus putih sebagai penginduksi terjadinya nefrotoksik. Disain penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan post only group design dengan sampel 25 tikus Sprague dawley terbagi dalam 5 kelompok. Hasil penelitian diperoleh pada ekstrak kulit manggis menunjukkan hasil perbedaan bermakna (p < 0,05) pada kelompok ureum K1−K2, K1−K3, K2−K3, K2−K4, K2−K5, dan pada kelompok kreatinin K1−K2, K1−K3, K1−K4, K2−K3, K2−K4, K2−K5, K3−K2, K3−K5, K4−K5. Simpulan: pemberian ekstrak kuit manggis mencegah kerusakan ginjal tikus putih jantan galur Sprague dawley yang diinduksi rifampisin dengan penurunan kadar ureum dan kreatinin.
Kata kunci: Kreatinin, kulit manggis, rifampisin, ureum DIAN KENCANA PUTRI2014-07-16T05:13:18Z2014-07-16T05:13:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2345This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23452014-07-16T05:13:18ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS HEPAR TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI 7,12-DYMETHYLBENZ(α)ANTHRACENE (DMBA)Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) merupakan salah satu tanaman yang berasal dari Pulau Papua namun dapat hidup dengan baik di tempat lainnya. Dia dilaporkan dilaporkan memiliki berbagai aktivitas biologi seperti hepatoprotektor. Phaleria macrocarpa (PM) mengandung flavonoid dan polifenol yang dapat menetralkan radikal bebas karena aktivitas antioksidan dan antiinflamasinyanya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% buah mahkota dewa. Pada penelitian ini, 25 tikus dibagi dalam 5 kelompok dan diberi perlakuan selama 14 hari. K1 (hanya diberi aquades), K2 (hanya diberi DMBA 30 mg/kgBB), K3 (diberi DMBA 30 mg/kgBB ekstrak PM 24 mg), K4 (diberi DMBA 30 mg/kgBB dan ekstrak PM 48 mg), dan K5 (diberi DMBA 30 mg/kgBB dan ekstrak PM 96 mg).
Hasil penelitian menunjukkan total rerata inflamasi pada K1 yaitu 1,08; K2: 3,32; K3: 2,92; K4: 2,28; K5: 1,84. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ekstrak mahkota dewa dapat bertindak melawan inflamasi hepar tikus yang diinduksi DMBA yang berkaitan dengan sifat antioksidan dan antiinflamasinya.
Kata kunci : antioksidan, dmba, hepar, Phaleria macrocarpa DESTY ARIANI2014-07-16T05:13:12Z2015-04-16T06:35:44Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2344This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23442014-07-16T05:13:12ZHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA YUKUM JAYA LAMPUNG TENGAH TAHUN 2013Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan jumlah penduduk. Salah satu langkah yang penting guna menunjang dan menyadarkan penduduk tentang tujuan program Keluarga Berencana, yaitu melalui pendidikan. Sebab pada prinsipnya bahwa pendidikan selalu membawa penduduk ke arah perubahan pemikiran yang positif (pengetahuan).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan pendidikan ibu dengan pemakaian alat kontrasepsi di Desa Yukum Jaya. Desain penelitian menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan cross sectional. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober-November 2013. Sampel penelitian berjumlah 100 orang yang berasal dari 5 lingkungan (LK) dan dipilih secara acak dengan teknik proporsional random sampling kemudian disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang baik lebih banyak daripada ibu dengan pengetahuan yang baik, yaitu sekitar 39 % dari jumlah responden. Pendidikan Ibu sebagian besar adalah pendidikan rendah sekitar 75% dari jumlah responden. Rata-rata ibu memakai alat kontrasepsi jenis suntik yaitu sekitar 39% dari jumlah responden. Berdasarkan uji chi-square terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan pendidikan ibu dengan pemakaian alat kontrasepsi di Desa Yukum Jaya Lampung Tengah (p < 0,05).
Kata kunci : pengetahuan, pendidikan, kontrasepsi DEBY AYUZA2014-07-16T05:12:53Z2014-07-16T05:12:53Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2341This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23412014-07-16T05:12:53ZHUBUNGAN STRES MENURUT SKALA SOCIAL READJUSTMENT RATING SCALE DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL
PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR
Di PUSKESMAS KOTA KARANG TELUK BETUNG
BANDAR LAMPUNG NOVEMBER 2013Stres merupakan respon untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal. Sumber stres dapat berupa biologik, fisik, psikologis, dan kimia. Disfungsi seksual dapat diakibatkan faktor psikis akibat stres yang tinggi. Masalah keuangan, keluarga, kematian, dan penyakit membuat wanita depresi sehingga mengalami disfungsi seksual, dan mempengaruhi keharmonisan dalam rumah tangga .
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan stres menurut skala social readjustment rating scale dengan kejadian disfungsi seksual pada wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kota Karang Teluk Betung, Bandar Lampung. Penelitian ini adalah penelitian analitik-korelatif dengan pendekatan cross sectional, dilakukan bulan November 2013 pada 77 responden menggunakan consecutive sampling. Dari hasil penelitian 68,84% wanita pasangan usia subur mengalami stres dengan disfungsi seksual. Berdasarkan gambaran karakteristik terbanyak pada usia tua dan berpendidikan rendah.
Terdapat hubungan antara stres dengan kejadian disfungsi seksual pada wanita pasangan usia subur dengan p=0,000.
Kata kunci: disfungsi seksual, stres, wanita pasangan usia subur Citra Saskia Masri2014-07-16T05:12:09Z2014-07-16T05:12:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2336This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23362014-07-16T05:12:09ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT PISANG JANTEN
TERHADAP KADAR HDL DAN LDL TIKUS PUTIH JANTAN GALUR SPRAGUEPenyakit degeneratif merupakan salah satu penyakit yang sekarang menjadi masalah utama
baik itu di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Salah satu penyakit
degeneratif yang paling sering menyebabkan kematian ialah Acute Coronary Syndrome atau
lebih dikenal dengan penyakit jantung coroner. Penyebab yang paling sering menyebabkan
penyakit ini adalah dislipidemia, ditandai dengan penurunan kadar HDL dan peningkatan
kadar LDL. Lampung adalah salah satu penyumbang terbesar produksi pisang di Indonesia.
Penggunaan pisang yang banyak untuk kegiatan produksi tentunya akan memberikan limbah
kulit yang banyak. Kulit pisang memiliki potensi untuk meningkatkan HDL dan menurunkan
LDL karena antioksidan yang dimilikinya. Penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit pisang janten terhadap kadar HDL dan LDL tikus
putih jantan galur Sprague Dawley. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
dengan pre dan post-test design dengan subjek 32 ekor tikus jantan galur Sprague Dawley.
Kelompok K1 (kontrol, pemberian diet standar) dan kelompok K2 (diet standar ditambah
ekstrak etanol kulit pisang janten). Uji normalitas dilakukan dengan shapiro-wilk (p>0,05).
Analisis data kemudian dilanjutkan dengan uji t berpasangan (p<0,05). Dari hasil penelitian
didapatkan kadar HDL kelompok K1 (34,00 ± 2,25), kadar HDL kelompok K2 (28,00 ± 1,86
dan sesudah 35,00 ± 2,47), dan kadar LDL kelompok K1 (20,00 ± 2,33), kadar LDL
kelompok K2 (sebelum 26,00 ± 2,73 dan sesudah 21,00 ± 2,12). Berdasarkan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol kulit pisang janten memiliki pengaruh
terhadap kadar HDL dan LDL tikus putih jantan galur Sprague Dawley.
Kata kunci : kulit pisang janten, kadar HDL, kadar LDL Chofi QOlbi NA2014-07-14T05:54:37Z2014-07-14T05:54:37Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2324This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23242014-07-14T05:54:37ZIDENTIFIKASI Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) PADA TENAGA MEDIS DAN PARAMEDIS DI RUANG PERINATOLOGI DAN RUANG OBSTETRIK GINEKOLOGIK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL MOELOEKPada beberapa dekade belakangan, insiden infeksi Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) terus meningkat di berbagai belahan dunia. MRSA adalah bakteri Staphylococcus aureus yang mengalami kekebalan terhadap antibiotik jenis metisilin. Lebih dari separuh infeksi terkait Staphylococcus aureus di pusat pusat kesehatan disebabkan oleh MRSA. Penyakit yang biasanya disebabkan oleh infeksi MRSA antara lain pneumonia, bakteremia atau septikemia, selulitis, endokarditis, meningitis dan osteomieletis. Ruang neonatal dan obstetrik-ginekologi adalah area yang memiliki resiko cukup tinggi untuk terjadinya MRSA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) pada tenaga medis dan paramedis di ruang
perinatologi dan ruang obstetrik - ginekologik Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan pendekatan cross sectional. Sampel berasal dari swab tangan tenaga medis dan paramedis yang dibagi menjadi dua, yaitu 34 sampel berasal dari ruang perinatologi dan 34 sampel berasal dari ruang obstetrik ginekologi. Penelitian dilakukan dengan pengambilan dan isolasi spesimen dilanjutkan dengan kultur. Kultur positif Staphylococcus aureus ditanam dalam nutrient broth. Selanjutnya, ditanam pada media Agar Darah Domba (ADD) yang diletakkan cakram cefoxitin, baru kemudian dinilai resistensinya dengan menilai zona hambat yang terbentuk disekitar cakram antibiotika.
Dari 68 sampel didapatkan sampel yang terdapat bakteri Staphylococcus aureus berjumlah 46 sampel (67,7%) dan 22 sampel (32,3%) non Staphylococcus aureus. Berdasarkan 46 sampel yang terdapat Staphylococcus aureus, 15 sampel (32,6%) positif MRSA. Berdasarkan 15 sampel yang positif MRSA, sebanyak 10 sampel (60,7%) berasal dari ruang perinatologi, sedangkan 5 sampel (29,3%) lainnya berasal dari ruang perawatan obstetrik ginekologi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa ada MRSA yang positif pada tenaga medis dan paramedis di ruang [perinatologi dan obstetric ginekologi RSUDAM.
Kata kunci : Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus, Paramedis, Tenaga Medis BOBBY SETIAWAN2014-07-14T05:54:30Z2014-07-14T05:54:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2323This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23232014-07-14T05:54:30ZPERBANDINGAN EFEK KEMOPREVENTIF PEMBERIAN EKSTRAK
DAN INFUSA DAUN SIRSAK (Annona Muricata L.) TERHADAP
GAMBARAN MIKROSKOPIS JARINGAN PAYUDARA TIKUS BETINA
GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI DMBAKanker payudara merupakan keganasan yang berasal dari epitel duktus dan
lobulus. Angka kejadian kanker payudara menempati urutan kedua di Indonesia
setelah kanker serviks. Upaya pengobatan dengan kemoterapi masih banyak
menimbulkan efek samping. Efek samping ini dapat diminimalisir dengan
penggunaan agen kemopreventif dalam infusa dan estrak daun sirsak yang bekerja
secara selektif dalam menyerang sel kanker.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan Post Test Only With Control
Group Design, menggunakan 24 ekor tikus putih betina galur sprague dawley
yang diacak kedalam 4 kelompok. Kelompok K (kontrol negatif) hanya diberi
aquadest 1 cc setiap hari; Kelompok 1 (kontrol positif) diinduksi DMBA 20
mg/kg BB 2 x seminggu, dan diberi aquadest; Kelompok 2 (ekstraksi) diinduksi
DMBA dan diberi ekstrak daun sirsak dosis 40 mg/kg BB; Kelompok 3 (infusa)
diinduksi DMBA dan diberi infusa daun sirsak dosis 0,2 gr/ml. Masing–masing
perlakuan diberikan dengan sonde oral selama 4 minggu. Setelah 4 minggu, tikus
dilakukan terminasi dengan cara diberi anastesi, dislokasi servikal dan dilakukan
pengambilan bagian kelenjar payudara tikus. Setelah itu dibuat sediaan
Hematoxylin Eosin dan dilakukan pengamatan terhadap tingkatan hiperplasia
epitel.
Dari hasil penelitian didapatkan rerata hiperplasia epitel kelompok K (0,03 ±
0,81), kelompok 1 (2,2 ± 0,21), kelompok 2 (0,7 ± 0,1), dan kelompok 3 (1,03 ±
0,12). Dengan menggunakan uji statistik Kruskall-Wallis didapatkan hasil bahwa
terdapat minimal 2 kelompok yang mengalami perbedaan yang signifikan. yang
dilanjutkan dengan uji post hoc Mann-Whitney didapatkan perbedaaan yang
signifikan (p<0,05).
Kata kunci : Daun sirsak, Estrak, Infusa, DMBA BENNY SETIYADI2014-07-14T05:52:30Z2014-07-14T05:52:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2322This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23222014-07-14T05:52:30ZPENGARUH PEMBERIAN MINYAK GORENG BEKAS YANG DIMURNIKAN DENGAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) TERHADAP KETEBALAN ARTERI KORONARIA TIKUS WISTAR JANTANPenggunaan minyak goreng bekas akan menyebabkan deposisi sel lemak di berbagai organ tubuh salah satunya pada arteri koronaria. Proses ini dapat dihambat dengan penggunaan buah mengkudu untuk pemurniaan minyak goreng bekas. Buah mengkudu mengandung antioksidan yang dapat menahan proses oksidasi dan menetralisir radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian minyak goreng bekas terhadap ketebalan arteri koronaria dan pengaruh pemberian minyak goreng bekas yang dimurnikan dengan buah mengkudu terhadap ketebalan arteri koronaria tikus Wistar jantan.
Pada penelitian ini, 20 tikus Wistar jantan dibagi dalam 4 kelompok secara acak dan diberi perlakuan selama 4 minggu. KA (kontrol), KB (diberi minyak goreng bekas 3 jam penggorengan 10 μl/gram BB), KC (diberi minyak goreng bekas 6 jam penggorengan 10 μl/gram BB) dan KD (diberi minyak goreng bekas 6 jam penggorengan yang dimurnikan dengan buah mengkudu 10 μl/gram BB). Pada
akhir penelitian tikus dianastesi dan dilakukan dislokasi servikal. Kemudian diambil jantungnya untuk dilakukan pewarnaan hematoksilin eosin.
Hasil penelitian menunjukan perbedaan bermakna (p<0,05) pada KA–KB, KA–KC, KB–KC, KB–KD dan KC–KD. Namun, tidak terdapat perbedaan bermakna antara KD–KA. Rerata ketebalan KA: 32,26 ± 12,24 μm, KB: 46,50 ± 10,86 μm, KC: 60,55 ± 15,07 μm dan KD:33,20 ± 7,25 μm. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pemberian minyak goreng bekas dapat menyebabkan peningkatan ketebalan arteri koronaria dan pemberian minyak goreng bekas yang dimurnikan dengan buah mengkudu buah mengkudu dapat menurunkan ketebalan arteri koronaria tikus wistar jantan.
Kata kunci : minyak goreng bekas, Morinda citrifolia, ketebalan arteri
koronaria, tikus Wistar jantan BILLY ADITYA PRATAMA2014-07-14T05:49:13Z2015-04-16T06:34:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2321This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23212014-07-14T05:49:13ZUji Efektivitas Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.)
Boerl) sebagai Larvasida terhadap Larva Aedes aegypti Instar IIIKasus penyakit DBD mengalami peningkatan dan menimbulkan kematian setiap
tahunnya. Upaya pengendalian vektor penyakit DBD telah banyak dilakukan,
salah satunya menggunakan insektisida sintetik. Namun, penggunaan insektisida
sintetik tidak aman bagi populasi pengguna dan menimbulkan resistensi vektor.
Dampak negatif tersebut dapat diminimalisir dengan menggunakan insektisida
alami, salah satunya tanaman buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa
(Scheff.) Boerl) yang memiliki kandungan senyawa aktif saponin, flavonoid, dan
alkaloid yang bersifat larvasida.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas, LC50, dan LT50 ekstrak buah
mahkota dewa. Desain penelitian ini adalah eksperimental menggunakan
rancangan acak lengkap dengan 6 kelompok perlakuan yaitu 0% (kontrol negatif);
0,25%; 0,5%; 0,75%; 1%; dan abate 1% (kontrol positif). Jumlah sampel pada
penelitian ini adalah 600 larva. Setiap kelompok berisi 25 larva dalam 200 ml
larutan ekstrak buah mahkota dewa. Dilakukan pengulangan 4 kali dan diberi
makan pelet kelinci selama penelitian. Uji yang digunakan adalah uji Kruskalwallis
(p<0,05), uji Post-hoc Mann Whitney (p<0,05), dan uji Probit untuk
mencari LC50 dan LT50.
Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata jumlah kematian larva sebesar 100%
pada semua konsentrasi. Namun, konsentrasi 0,5% mempunyai daya bunuh larva
100% yang paling cepat yaitu pada menit ke-1440, sehingga dikatakan paling
efektif. Nilai LC50 adalah 0,279% di menit ke-1440; 0,145% di menit ke-2880;
dan 0,145% pada menit ke-4320. Nilai LT50 adalah 344,367 menit pada
konsentrasi 0,25%; 344,048 menit pada konsentrasi 0,5%; 343,782 menit pada
konsentrasi 0,75%; dan 340,317 menit pada konsentrasi 1%.
Kata kunci : Aedes aegypti, Larvasida, Mahkota Dewa Ayu Sulung Nariratri2014-07-14T05:49:05Z2014-07-14T05:49:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2320This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23202014-07-14T05:49:05ZHUBUNGAN ANTARA POSTUR TUBUH DENGAN KEJADIAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA PEMBERSIH KULIT BAWANG DI UNIT DAGANG (UD) BAWANG LANANG KELURAHAN IRINGMULYO KOTA METROLow back pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada regio punggung bagian bawah. Saat ini, 90% kasus nyeri punggung bawah bukan disebabkan oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja. Usaha sektor informal merupakan salah satu usaha yang mempunyai risiko kesehatan yang sangat tinggi terutama masalah keluhan musculoskeletal seperti nyeri punggung. Tujuan untuk mengetahui hubungan antara postur tubuh dengan kejadian Low Back Pain (LBP) pada pekerja pembersih kulit bawang di Unit Dagang (UD) Bawang Lanang Kelurahan Iringmulyo Kota Metro.
Dalam penelitian ini digunakan rancangan penelitian observasional dengan metode cross sectional dengan sampel sebanyak 55 orang dan dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2013. Penelitian dimulai dengan melakukan observasi postur tubuh dengan metode RULA, kemudian pengisian kuesioner dan pemeriksaan fisik dengan tes Lassague.Hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Pada uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan ada hubungan yang bermakna antara postur tubuh dengan kejadian LBP (p=0,24).
Sehingga dapat disimpulkan postur tubuh berhubungan dengan kejadian Low Back Pain pada pekerja pembesih kulit bawang di Unit Dagang (UD) Bawang Lanang Kelurahan Iringmulyo Kota Metro.
Kata kunci: Low back pain, pekerja pembersih kulit bawang, postur tubuh. AULIA OLVIANA2014-07-14T05:48:57Z2015-04-16T06:39:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2319This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23192014-07-14T05:48:57ZHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN MENGENAI ASI EKSLUSIF DENGAN RIWAYAT
PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI RSIA BUNDA
ASY-SYIFA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013Pemberian ASI eksklusif memberikan manfaat yang besar. Tidak hanya pada bayi, pemberian ASI eksklusif juga memberikan manfaat yang besar bagi ibu. Sayangnya pemberian ASI eksklusif di Indonesia, pada umumnya, dan Bandar Lampung, pada khususnya, masih terbilang rendah. Banyak faktor yang menyebabkan angka cakupan pemberian ASI Eksklusif masih rendah, salah satunya adalah perilaku ibu. Dalam konsep ilmu perilaku, perilaku dibentuk oleh berbagai macam komponen termasuk pengetahuan dan tingkat pendidikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tingkat dan pendidikan ibu mengenai ASI eksklusif dengan riwayat pemberian ASI eksklusif. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian jenis studi analitik, dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang berkunjung ke poli rawat jalan dan rawat inap di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Asy-Syifa Kota Bandar Lampung pada bulan November dan Desember 2013. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 73 orang dengan tekhnik pengambilan sampling dengan metode consecutive sampling. Pengetahuan dan tingkat pendidikan responden diukur dengan kuesioner.
Dari hasil analisis menggunakan uji Chi-square, didapatkan untuk tingkat pendidikan dengan riwayat pemberian ASI eksklusif p = 0,029 p = 0,003, sedangkan untuk pengetahuan mengenai ASI eksklusif dengan riwayat pemberian ASI eksklusif. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan tingkat pendidikan (p < 0,05) dan pengetahuan mengenai ASI eksklusif (p < 0,05) dengan riwayat pemberian ASI eksklusif.
Kata kunci : pengetahuan, tingkat pendidikan, pemberian ASI eksklusif Atsilah Ulfah2014-07-14T05:48:49Z2014-07-14T05:48:49Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2317This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23172014-07-14T05:48:49ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN DARAH TIKUS PUTIH YANG DI INDUKSI KARSINOGEN 7,12DIMETHLYBENZ[α]ANTHRANCENE (DMBA)Latar belakang: Kanker merupakan proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak terkendali. Angka kejadian dan kematian yang disebabkan oleh kanker meningkat setiap tahunnya. Pengobatan kanker berupa pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi memiliki efek samping sehingga perlu penggunaan bahan alami, salah satunya tanaman sirsak (Annona muricata L.) yang memiliki kandungan antioksidan dan antikanker.
Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar Hemoglobin tikus putih yang diinduksi DMBA. Desain penelitian ini adalah eksperimental dengan 4 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus putih Sprague Dawley. Kelompok K(-) (kontrol negatif) diberikan aquadest 1 ml/hari; kelompok K(+) (kontrol positif) diberikan DMBA 20 mg/kgBB 2 kali seminggu; kelompok P1 (perlakuan 1) diberikan DMBA 20 mg/kgBB 2 kali seminggu + ekstrak daun sirsak 20 mg/kgBB/hari; dan kelompok P2 (perlakuan 2) diberikan DMBA 20 mg/kgBB 2 kali seminggu + ekstrak daun sirsak 40 mg/kgBB/hari. Selama penelitian, tikus diberi makan pelet. Uji yang digunakan adalah uji one-way ANNOVA (p<0,05) dan uji Post-hoc Mann Whitney (p<0,05).
Hasil penelitian: Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian ekstrak daun sirsak tidak memiliki perngaruh terhadap kadar Hemoglobin darah tikus yang di induksi dengan DMBA
Kata kunci : Ekstrak Daun Sirsak, Hemoglobin, DMBA ARIS YANUAR JAELANI2014-07-14T05:47:58Z2014-07-14T05:47:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2316This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23162014-07-14T05:47:58ZHUBUNGAN ASUPAN MAKAN (SERAT DAN LEMAK) DENGAN KEJADIAN KARSINOMA KOLOREKTAL DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNGKarsinoma kolorektal termasuk jenis kanker dengan tingkat keganasan tertinggi dan penyebab kematian keempat terbanyak. Faktor yang berkaitan dengan peningkatan resiko kanker jenis ini antara lain kebiasaan makan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara tingkat kecukupan serat dan lemak dengan kejadian karsinoma kolorektal.
Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian case control. Penelitian dilakukan pada November 2013 hingga Januari 2014 dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 40 orang dengan perincian, kelompok kasus sebanyak 20 orang dan kelompok kontrol sebanyak 20 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar kuesioner food frequency dan wawancara. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis chi square.
Didapatkan hubungan bermakna antara asupan serat dengan karsinoma kolorektal dengan nilai p=0,026 dan OR=11,00. Hubungan bermakna antara asupan lemak dengan karsinoma kolorektal didapatkan nilai p=0,006 dan OR=0,22. Sehingga disarankan untuk masyarakat dapat lebih memperhatikan keseimbangan asupan zat gizi, terutama serat dan lemak dalam menu sehari-hari, yaitu sekitar 25-30 gram/hari untuk serat dan 27-68 gram/hari untuk lemak.
Kata kunci: karsinoma kolorektal, lemak, serat ANNI M. NAJIYAH ZIHA UL HAQ2014-07-14T05:47:08Z2014-07-14T05:47:08Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2315This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23152014-07-14T05:47:08ZPENGARUH EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) TERHADAP PERKEMBANGAN LARVA Aedes aegypti INSTAR IIIPenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh vektor nyamuk sehingga diperlukan tindakan pengendalian vektor. Mahkota Dewa memiliki senyawa aktif seperti saponin, flavonoid dan atsiri yang dapat menghambat proses perkembangan larva alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah Mahkota Dewa terhadap perkembangan larva Aedes aegypti instar III.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode rancangan acak lengkap sesuai standar World Health Organization Pesticides Evaluation Scheme (WHOPES, 2005). Sampel penelitian berupa larva Aedes aegypti instar III yang dibagi dalam 1 kelompok kontrol negatif dan 5 kelompok perlakuan, yaitu konsentrasi 0,025%, 0,050%, 0,075%, 0,100% dan 0,125%. Setiap kelompok berisi 25 larva, dilakukan empat kali pengulangan. Data yang diperoleh dari penelitian diuji statistik dengan uji one way anova dan probit.
Uji one way anova menunjukkan adanya perbedaan antar kelompok (p<0,001; α=0,05). Persentase jumlah larva yang tidak berkembang menjadi stadium dewasa pada berbagai konsentrasi dinilai sebagai IE% (Adult Emergence Inhibition). Analisis probit digunakan untuk menentukan IE50 dan IE90. Hambatan perkembangan larva instar III Aedes aegypti menjadi stadium dewasa 50% dan 90% (IE50 dan IE90) didapatkan pada konsentrasi 0.030% dan 0,126%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak buah Mahkota Dewa memiliki pengaruh terhadap perkembangan larva Aedes aegypti.
Kata kunci : Aedes aegypti, ekstrak buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa), pengatur perkembangan serangga ANITYO NUGROHO2014-07-14T05:46:33Z2014-07-14T05:46:33Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2314This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23142014-07-14T05:46:33ZHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP TINDAKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA WANITA USIA SUBUR DI POSYANDU KELURAHAN KAMPUNG BARU KECAMATAN LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak terdiagnosa dan penyebab kematian di dunia. Umumnya kanker payudara menyerang wanita usia subur. Kanker payudara sendiri dapat dideteksi dan cegah dengan cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Untuk terjadinya suatu perilaku SADARI salah satunya dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap. Sehingga perlu dilakukannya penelitian untuk mengetahui pengetahuan dan sikap terhadap tindakan SADARI.
Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap tindakan SADARI pada wanita usia subur. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observatif menggunakan pendekatan cross sectional, data primer didapat dari wawancara terpimpin dan dengan kuesioner serta data sekunder didapatkan dari Posyandu Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung dengan 135 responden wanita usia subur. Setelah itu dilakukan uji Chi-Square dengan syarat expected value >5. Jika syarat tidak terpenuhi, maka dipakai uji alternatif Fisher.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan yang baik terhadap tindakan SADARI adalah 7,40% dan tingkat pengetahuan yang kurang sebanyak 92,60%. Sedangkan responden yang memiliki sikap yang baik terhadap tindakan SADARI adalah 60,70% dan sikap yang kurang adalah 39,30%, serta responden dengan tindakan SADARI yang baik adalah 3% dan tindakan SADARI yang kurang adalah 97%. Dari penelitian juga didapatkan adanya hubungan antara pengetahuan terhadap tindakan SADARI dan tidak terdapat hubungan antara sikap terhadap tindakan SADARI pada wanita usia subur.
Kata kunci: Pengetahuan, sikap, tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), wanita usia subur. ANITA NUR CHARISMA2014-07-14T05:46:25Z2014-07-14T05:46:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2313This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23132014-07-14T05:46:25ZPENGARUH INTENSITAS WAKTU PAPARAN SINAR ULTRAVIOLET-C TERHADAP KETEBALA KORNEA MENCIT (Mus musculus L.)Pemaparan sinar ultraviolet yang berkepanjangan pada manusia dapat mengakibatkan gangguan kesehatan secara akut dan kronik pada mata, kulit, otak, sistem imun dan organ lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas waktu paparan cahaya sinar ultraviolet-c terhadap ketebalan kornea mencit jantan (Mus musculus L).
Paparan yang digunakan berasal dari cahaya lampu ultraviolet-C (UV-C). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, menggunakan 25 ekor mencit jantan yang dipapari cahaya lampu UV-C dengan jarak 1,5 meter dari sumber cahaya dengan lama paparan per hari 0 jam (K), 30 menit (P1), 1 jam (P2), 2 jam (P3), dan 4 jam (P4) selama 14 hari. Hari ke 15 dilakukan pembedahan dan pembuatan preparat. Pengamatan dilakukan dengan melihat ketebalan lapisan epitel kornea.
Hasil penelitian menunjukan bahwa didapatkan hasil rerata ketebalan lapisan epitel kornea pada kelompok K (kontrol) 52,22±11,38, P1 sebesar 33,06±8,94, P2 sebesar 32,04±9,33, P3 sebesar 30,67±3,42 dan P4 sebesar 25,69±7,12. Hasil uji Anova diperoleh p<0,05, artinya terdapat perbedaan yang bermakna. Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kerusakan kornea mencit jantan yang berbanding lurus dengan lama paparan cahaya lampu UV-C. Terbukti bahwa ada pengaruh intensitas waktu paparan cahaya sinar UV-C terhadap ketebalan kornea mencit jantan (Mus musculus L).
Kata Kunci: Ketebalan kornea, epitel kornea, sinar ultraviolet-c, mencit jantan ANISA SEPTA RINI2014-07-14T05:44:30Z2014-07-14T05:44:30Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2312This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23122014-07-14T05:44:30ZPENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA PESERTA SENAM AEROBIK
DI PUSAT KEBUGARAN SONIA BANDAR LAMPUNGSenam Aerobik merupakan aktivitas fisik yang mudah dilakukan dengan biaya yang cukup terjangkau. Ketika melakukan aktivitas fisik, kepekaan insulin meningkat dan menyebabkan penurunan kadar glukosa plasma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh senam aerobik terhadap kadar glukosa darah puasa pada peserta senam aerobik.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pretest dan posttest design. Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran kadar glukosa darah puasa pada 32 responden yang mengikuti senam aerobik di Pusat Kebugaran Sonia Bandar Lampung. Pengambilan sampel dilakukan sebelum dan setelah senam aerobik selama 6 minggu.
Terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara kadar glukosa darah puasa pada responden sebelum dan setelah mengikuti senam aerobik. Rerata kadar glukosa darah puasa sebelum senam adalah 81,66 ± 13,14 mg/dl, sedangkan rerata kadar glukosa darah puasa setelah senam adalah 67,81 ± 4,49 mg/dl. Kesimpulan penelitian ini adalah senam aerobik dapat menyebabkan penurunan kadar glukosa darah puasa.
Kata kunci : senam aerobik, kadar glukosa darah puasa ANINDIA PUTRI2014-07-14T05:44:23Z2014-07-14T05:44:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2311This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23112014-07-14T05:44:23ZIDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B DALAM JAJANAN YANG
DIPASARKAN DI PASAR PASIR GINTUNG DAN PASAR WAY HALIM
KOTA BANDAR LAMPUNGRhodamin B merupakan zat pewarna tambahan yang dilarang
penggunaannya dalam produk-produk pangan. Rhodamin B bersifat
karsinogenik sehingga dalam penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan hati, pembengkakan ginjal, dan bahkan dapat menyebabkan kanker. Karena
bahaya tersebut, maka diupayakan pencegahan penggunaan zat pewarna
Rhodamin B dalam makanan.
Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya Rhodamin B dalam sampel yang
akan diuji dengan menggunakan uji kromatografi kertas dan untuk mengetahui
kadarnya dalam sampel digunakan uji spektrofotometri cahaya. Penelitian ini
adalah penelitian deskriptif laboratorik, dilakukan pada bulan Desember 2013 –
Januari 2014 dengan total 30 sampel yang diambil secara acak sederhana, 15
sampel dari pasar Pasir Gintung dan 15 sampel lainnya diambil dari pasar Way
Halim Kota Bandar Lampung. Dari hasil penelitian terdapat 50% sampel yang
positif mengandung Rhodamin B, empat diantaranya memiliki kadar yang cukup
tinggi yaitu 2.1843 – 3.8972 μg/g dan 2.6959 – 3.0006 μg/g yang ditemukan di
pasar Pasir Gintung, serta 1.6075 – 1.3843 μg/g dan 1.4207 – 1.2295 μg/g yang
ditemukan di pasar Way Halim.
Ditemukannya zat pewarna Rhodamin B dalam jajanan yang diteliti.
Kata kunci : Jajanan, kromatografi, rhodamin B, spektrofotometri Anggun Permatasari2014-07-14T05:38:03Z2015-04-16T06:30:52Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2304This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23042014-07-14T05:38:03ZPENGARUH PEMBERIAN MINYAK GORENG BEKAS YANG DIMURNIKAN DENGAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) TERHADAP GAMBARAN HEPATOSIT TIKUS WISTAR JANTANMinyak goreng merupakan kebutuhan pokok. Penggunaan minyak goreng semakin hari semakin tinggi dan kurang terjangkau bagi para pedagang makanan gorengan. Untuk menghemat biaya, para pedagang cenderung untuk menggunakan minyak goreng yang dipakai berulang kali. Hal ini dapat merusak kualitas minyak goreng dan terjadi dekomposisi komponen penyusun minyak yang dapat menyebabkan kerusakan hepar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efek pemurnian minyak goreng bekas dengan buah mengkudu terhadap kerusakan hepar.
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan lama perlakuan 4 minggu dengan menggunakan 20 ekor tikus Wistar yang dibagi dalam 4 kelompok. Kelompok A (kontrol). Kelompok B diberi minyak goreng bekas 3 jam penggorengan. Kelompok C diberi minyak goreng bekas 6 jam penggorengan. Kelompok D diberi minyak goreng bekas 6 jam penggorengan yang telah
dimurnikan dengan buah mengkudu. Setiap kelompok menggunakan dosis 10 ul/gr BB perhari.
Hasil penelitian ini menunjukan kerusakan sebesar 27,14+3,62% pada kelompok B, 35,00+2,69% pada kelompok C dan terjadi penurunan kerusakan di kelompok D menjadi 26,06+6,03%. Simpulan, pemberian minyak goreng bekas dapat menyebabkan kerusakan hepatosit tikus dan pemberian sari buah mengkudu dapat mengurangi kerusakan hepatosit tikus.
Kata kunci : Buah mengkudu, Hepar tikus, Minyak goreng bekas. ANDRE PRASETYO MAHESYA2014-07-14T05:37:56Z2014-07-14T05:37:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2303This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23032014-07-14T05:37:56ZHUBUNGAN MASA KERJA DAN POSISI KERJA DENGAN
KEJADIAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA
PEMBERSIH KULIT BAWANG DI UNIT DAGANG (UD)
BAWANG LANANG KELURAHAN IRINGMULYO KOTA METROLow back pain adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah punggung
bagian bawah dan merupakan work related musculoskeletal disorders. Penyebab
LBP yang paling umum adalah keregangan otot atau posisi kerja tubuh yang tidak
tepat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan masa kerja dan posisi
kerja dengan kejadian LBP pada pekerja pembersih kulit bawang di UD Bawang
Lanang Kelurahan Iringmulyo Kota Metro.
Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif - analitik dengan desain
penelitian cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh pekerja pembersih kulit bawang di UD Bawang Lanang, Kelurahan
Iringmulyo, Kota Metro sebanyak 64 pekerja. Metode pengambilan sampel
menggunakan total sampling. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 42
responden, terjadi sebanyak 18 responden (42,9%) pada masa kerja lebih dari 10
tahun, dan terjadi sebanyak 26 responden (61,9%) pada posisi kerja duduk. Serta
diperoleh besarnya angka kejadian LBP pada pekerja pembersih kulit bawang di
UD Bawang Lanang Kelurahan Iringmulyo Kota Metro sebesar 83,3%.
Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji Chi-square dan uji alternatif
Kolmogorov Smirnov yang menunjukkan terdapat hubungan antara masa kerja
dengan kejadian LBP (p-value 0,001) dan tidak terdapat hubungan antara posisi
kerja dengan kejadian LBP (p-value 0,308) pada pekerja pembersih kulit bawang
di UD Bawang Lanang Kelurahan Iringmulyo Kota Metro.
Kata kunci: Low Back Pain, Masa Kerja, Posisi Kerja AMELIA SAGITA PUTRI2014-07-14T05:14:40Z2014-07-14T05:14:40Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2302This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23022014-07-14T05:14:40ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA
MURICATA L.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI
JARINGAN PARU TIKUS PUTIH BETINA YANG DIINDUKSI
KARSINOGEN 7,12 DIMETHYLBENZ[α]ANTHRANCENE (DMBA)Kanker merupakan proses proliferasi sel-sel tubuh yang tidak terkendali.
Pengobatan kanker berupa pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi memiliki
efek samping sehingga perlu penggunaan bahan alami, salah satunya tanaman
sirsak (Annona muricata L.) yang memiliki kandungan antioksidan dan
antikanker.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap gambaran histopatologi jaringan paru
tikus putih betina yang diinduksi DMBA. Desain penelitian ini adalah
eksperimental dengan 4 kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok terdiri
dari 5 ekor tikus putih betina Sprague dawley. Kelompok I (kontrol negatif)
diberikan akuades 1 ml/hari; kelompok II (kontrol positif) diberikan DMBA 20
mg/kgBB 2 kali seminggu; kelompok III (perlakuan 1) diberikan DMBA 20
mg/kgBB 2 kali seminggu + ekstrak daun sirsak 20 mg/kgBB/hari; dan kelompok
IV (perlakuan 2) diberikan DMBA 20 mg/kgBB 2 kali seminggu + ekstrak daun
sirsak 40 mg/kgBB/hari. Selama penelitian, tikus diberi makan pelet. Uji yang
digunakan adalah uji Kruskal-wallis (p<0,05) dan uji Post-Hoc Mann Whitney
(p<0,05).
Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok I ditemukan 3 gambaran
normal dan 2 gambaran kerusakan ringan; kelompok II ditemukan 1 gambaran
kerusakan sedang dan 4 gambaran kerusakan berat; kelompok III ditemukan 2
gambaran kerusakan ringan, 2 gambaran kerusakan sedang, dan 1 gambaran
kerusakan berat; kelompok IV ditemukan 3 gambaran kerusakan ringan dan 2
kerusakan sedang. Kelompok IV menunjukkan adanya perubahan gambaran
histopatologi paru yang signifikan bila dibandingkan dengan kelompok II.
Kata kunci: DMBA, histopatologi paru, sirsak. AMANDA SAMURTI PERTIWI2014-07-14T05:14:33Z2014-07-14T05:14:33Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2301This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23012014-07-14T05:14:33ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI DMBATanaman sirsak (Annona muricata Linn) banyak digunakan sebagai obat tradisioanal. Daun sirsak telah terbukti mengandung senyawa aktif yang bersifat antioksidan dan antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek protektif ekstrak daun sirsak (Annonna muricata Linn) terhadap gambaran histopatologi kerusakan ginjal dan mengetahui hubungan peningkatan dosis ekstrak daun sirsak dengan kerusakan ginjal pada tikus putih (Rattus norvegicus).
Penelitian ini menggunakan rancangan acak terkontrol. 25 tikus dibagi dalam 5 kelompok dan diberi perlakuan selama 8 minggu. K1 (akuades), K2 (DMBA 75 mg/kgBB), K3, K4 dan K5 diberikan DMBA dengan dosis yang sama (75mg/KgBB) dan ekstrak daun sirsak dengan dosis berbeda (100, 200 dan 400 mg/KgBB).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata skor kerusakan ginjal pada K1: 0,16±0,83; K2: 2,44±1,09; K3: 2,24±0,83; K4: 1,96±0,83; K5: 1,48±0,54. Hasil uji Kruskal Wallis didapatkan p=0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian perlakuan terhadap gambaran kerusakan ginjal tikus secara signifikan pada semua kelompok. Uji Post Hoc Mann-Whitney didapatkan hasil P<0,05 artinya terdapat perbedaan yang signifikan kerusakan ginjal tikus antara kelompok kontrol normal (K1) dengan kelompok lainnya. Hasil P>0,05 pada Kontrol Patologis (K2) dengan K3, artinya terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada kelompok tersebut.
Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirsak terbukti memiliki efek protektif terhadap kerusakan ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi DMBA. Peningkatan dosis ekstrak etanol daun sirsak dengan dosis 100, 200 dan 400 mg/KgBB memiliki efek protektif terhadap kerusakan ginjal tikus putih.
Kata kunci: Antioksidan, antiinflamasi, daun sirsak (Annona muricata Linn), gambaran mikroskopis ginjal. ALBET SUHARYADI2014-07-14T05:09:20Z2014-07-14T05:10:01Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2300This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23002014-07-14T05:09:20ZFaktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi Di Bidan Praktek Swasta Bidan Norma Desa Gunung SugihLaju pertumbuhan penduduk di Indonesia meningkat cukup cepat, walaupun memiliki jumlah penduduk besar akan tetapi kualitas penduduk Indonesia masih terbilang rendah. Pemerintah sudah berupaya untuk mengantisipasi laju pertumbuhan penduduk yang cepat ini dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mencanangkan program Keluarga Berencana (KB). Pelaksanaan KB hingga saat ini masih mengalami hambatan salah satunya pilihan alat kontrasepsi bagi wanita yang beragam sehingga membuat KB seolah-olah adalah masalah bagi wanita.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemilihan jenis kontrasepsi. Tempat dilakukan penelitian ini adalah di Bidan Praktek Swasta Bidan Norma Desa Gunung Sugih. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian studi analitik, dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Populasi adalah semua akseptor KB di Bidan Praktek Swasta Bidan Norma Desa Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 79 orang dengan tekhnik pengambilan sampling dengan metode simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara yang dipandu kuesioner.
Dari hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan, pendidikan, sikap, sarana dan prasarana kesehatan, jumlah anak, dorongan oleh pasangan dengan pemilihan jenis kontrasepsi (p< 0,05).
Kata kunci : faktor, jenis kontrasepsi, keluarga berencana. Akamad Rifkie Arief2014-07-14T05:08:25Z2014-07-14T05:08:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2299This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22992014-07-14T05:08:25ZUJI EFEKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN BINAHONG
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP LARVA Aedes aegypti
INSTAR IIIUpaya pengendalian vektor demam berdarah dengue (DBD) yang populer dilakukan adalah dengan cara kimiawi (insektisida sintetik). Bahaya penggunaan insektisida sintetik dapat diminimalisir dengan menggunakan insektisida alami. Tanaman binahong memiliki potensi sebagai larvasida. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efektivitas larvasida ekstrak daun binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap larva Aedes aegypti instar III.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran dan Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung pada bulan November sampai dengan Desember 2013. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) sesuai rekomendasi WHO dalam Guidelines for Laboratory and Field Testing of Mosquito Larvicides. Total sampel 600 larva uji yang terdiri dari 6 kelompok perlakuan (konsentrasi 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, 1% dan abate 1% sebagai kontrol positif). Setiap kelompok berisi 25 larva dan 4 kali pengulangan. Larva uji diamati selama 4320 menit kemudian dilakukan uji analisis. Uji yang digunakan adalah uji Kruskal- wallis (p < 0,05), uji Post-hoc Man Whitney (p < 0,05) dan uji Probit untuk mencari nilai LC50 dan LT50.
Didapatkan pada uji Mann-Whitney perbandingan efektifitas ekstrak daun binahong pada seluruh konsentrasi dengan abate memiliki perbedaan bermakna (p<0,05). Nilai LC50 hingga menit ke-4320 berada di atas nilai standar WHO (konsentrasi 1%). Sedangkan nilai LT50 pada seluruh konsentrasi melebihi batas waktu pengamatan (4320 menit). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak daun binahong kurang efektif sebagai larvasida terhadap larva Aedes aegypti instar III dibanding abate.
Kata kunci : Aedes aegypti, Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis), Larvasida. Ahmad Ismatullah2014-07-14T05:08:16Z2014-07-14T05:08:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2298This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22982014-07-14T05:08:16ZKeefektifan Metode Ceramah Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Merokok Dan Bahaya Merokok Di SDN 01 Panjang Utara Kecamatan Panjang Bandar LampungMerokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Di tahun 2009, Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia setelah China, Rusia, dan Amerika Serikat. Penelitian itu bertujuan untuk mengetahui keefektifan metode ceramah untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang merokok dan bahaya merokok pada siswa SDN 01 Panjang Utara Kecamatan Panjang Bandar Lampung.
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) dengan rancangan non – randomized control group pretest – postest design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIA-VIB di SDN 01 Panjang utara dan siswa kelas VIA-VIB SDN 01 Serengsem Kecamatan Panjang Bandar Lampung.Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 82 siswa.
Hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji Mann-whiteney menunjukan selisih pretest dan posttest pengetahuan kontrol dengan perlakuan
menunjukan perbedaan bermakna dengan nilai p=0,001 (p= <0,05). Sedangkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara selisih pretest dan postest sikap kontrol dengan perlakuan dengan nilai p=0,369. Sehingga dapat disimpulkan metode ceramah efektif untuk peningkatan pengetahuan siswa SDN 01 Panjang Utara Kecamatan Panjang Bandar Lampung tentang merokok dan bahaya merokok tetapi tidak efektif terhadap sikap siswa SDN 01 Panjang Utara Kecamatan Panjang Bandar Lampung tentang merokok dan bahaya merokok.
Kata Kunci :pengetahuan, sikap, siswa. AHMAD HABIBI GAFUR2014-07-14T05:07:39Z2014-07-14T05:07:39Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2295This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22952014-07-14T05:07:39ZThe Effect of 95% Ethanol Extract of Javanese Long Pepper (Piper
retrofractum Vahl.) to Total Cholesterol and Triglyceride Levels in Male
Sprague Dawley Rats (Rattus novergicus) Administrated by High Fat Diet Background: Coronary heart disease is the leading causes of death in the world.
One of its predisposing factor is high levels of total cholesterol and triglycerides.
Javanese long pepper has piperine that can lowering the levels of total cholesterol
and triglycerides. The purpose of this research was to find out the effect of
javanese long pepper extract to total cholesterol and trygliceride levels in rats
administrated by high fat diet.
Methods: 21 rats were randomly divided into 3 groups. Group A were given
standard diet for 7 weeks. Group B were given 10 gram of high fat diet for 7
weeks. Group C were given 10 gram of high fat diet for 4 weeks and given 160
mg/Kg of javanese long pepper extract from 5th week until 7th week. Blood
sample was taken from the heart in the end of the 7th week.
Results: Based on the Post Hoc LSD test, there was siginficant difference to total
cholesterol and triglyceride levels between group A and group B (p<0,05), group
B and group C (p<0,05) and group A and group C (p<0,05).
Conclusions: The results show that javanese long pepper extract has an effect to
total cholesterol and triglyceride levels in rats administrated by high fat diet
(p=0,000).
Keywords: high fat diet, javanese long pepper, total cholesterol, triglycerides Ahmad Arbi Anindito 2014-07-14T05:07:25Z2014-07-14T05:07:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2293This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22932014-07-14T05:07:25ZPengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 95% Cabe Jawa (Piper reftrofractum Vahl.) terhadap Kadar HDL Tikus Putih (Rattus novergicus) Jantan Galur Sprague Dawley yang Diberi Diet Tinggi LemakPenyakit kardiovaskuler adalah penyebab kematian nomor satu di dunia. Kadar High Density Lipoprotein (HDL) yang rendah merupakan faktor pencetus terjadinya penyakit ini. Upaya pengobatan yang ada saat ini masih banyak menimbulkan efek samping. Dampak negatif dapat diminimalisir dengan obat-obatan alami yaitu ekstrak cabe jawa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak cabe jawa (Piper reftrofractum Vahl.) terhadap kadar HDL. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan Post Test Only With Control Group Design, menggunakan 21 ekor tikus putih galur sprague dawley yang diacak kedalam 3 kelompok. Kelompok A diberikan diet standar dalam 7 minggu. Kelompok B diberikan diet tinggi lemak dalam 7 minggu. Kelompok C diberikan diet tinggi lemak selama 4 minggu dilanjutkan ekstrak etanol 95% cabe jawa dengan dosis 160 mg/kgbb selama 3 minggu. Sampel darah diambil melalui jantung di akhir minggu ke-8.
Dari hasil penelitian didapatkan rerata kadar HDL kelompok A (55,57 ± 2,07), kelompok B (22,00 ± 2,30), dan pada kelompok C (38,71 ± 4,49). Dengan menggunakan uji statistik one way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji post hoc didapatkan perbedaaan yang signifikan (p<0,05). Dengan demikian ekstrak etanol 95% cabe jawa berpengaruh terhadap kadar HDL tikus putih jantan galur sprague dawley yang diberi diet tinggi lemak.
Kata kunci : cabe jawa, diet tinggi lemak, hdl AGUSTIA PRATIWI2014-07-14T05:07:17Z2014-07-14T05:07:17Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2292This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22922014-07-14T05:07:17ZKAJIAN PERESEPAN ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG PERIODE JANUARI-OKTOBERPenyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Pneumonia merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi pada anak-anak dan orang dewasa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik pasien pneumonia di Puskesmas Kemiling Kota Bandar Lampung dan gambaran penggunaan antibiotik serta kesesuaian penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia. Penelitian ini bersifat observasional deskriptif, dan pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan alat kartu rekam medik pasien dan diperoleh 184 kasus untuk pasien pneumonia. Analisa dilakukan dengan menggunakan metode observasi dibandingkan dengan standar Kemenkes. Hasil penelitian, dari 184 kasus terdapat 56% anak laki-laki dan 44% anak perempuan. Antibiotik yang digunakan yakni dalam bentuk tunggal, yakni kotrimoksazol sebanyak 76.6%, dan amoksisilin sebanyak 23.4%. Sebagian besar 88.65% dalam bentuk sirup dan sisanya 11.35% dalam bentuk serbuk terbagi. Kesesuaian dosis obat dalam resep pneumonia terhadap standar pengobatan pneumonia adalah sebesar 79.72%, jenis antibiotik 100% dan kesesuaian lama pengobatan terhadap standar pengobatan pneumonia adalah 81.95%. Simpulan, sebagian besar peresepan pneumonia sesuai standar.
Kata kunci: Antibiotik, balita, pneumonia. ADVISEDLY2014-07-14T05:07:03Z2014-07-14T05:07:03Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2291This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22912014-07-14T05:07:03ZHUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU HAMIL DENGAN BERAT BAYI
LAHIR DI PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA KARANG
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012Bayi sehat adalah modal dalam mewujudkan manusia berkualitas.
Keadaan ibu sebelum dan saat hamil akan menentukan berat bayi yang dilahirkan.
Berat bayi lahir merupakan salah satu indikator kesehatan bayi. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui hubungan paritas dan umur ibu hamil dengan berat bayi
lahir di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang tahun 2012. Desain penelitian ini
menggunakan metode analitik-korelatif dengan pendekatan retrospektif. Penelitian
dilakukan pada bulan April 2013 di Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung .
Sampel penelitian berjumlah 353 orang yang di ambil melalui data rekam
medik. Sampel penelitan ini menggunakan teknik total sampling. Dari hasil
penelitian diperoleh berat bayi lahir normal pada ibu dengan jumlah paritas tinggi
mencapai 122 sampai 208 kelahiran. Sedangkan berat bayi lahir rendah dengan
usia ibu beresiko hanya terdapat 2 kelahiran. Berdasarkan uji chisquare pada
jumlah paritas didapatkan p<0,144, sehingga disimpulkan tidak terdapat hubungan
antara jumlah paritas dan berat bayi lahir. Hasil penelitian pada usia ibu
didapatkan p<0,649, sehingga disimpulkan tidak terdapat hubungan antara usia
ibu dan berat bayi lahir.
Kata kunci : Berat bayi lahir, paritas, usia. ADRIAWAN TIRTA2014-07-14T05:06:47Z2014-07-14T05:06:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2289This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22892014-07-14T05:06:47ZPENGARUH PEMBERIAN GETAH TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SECARA TOPIKAL TERHADAP TINGKAT KESEMBUHAN LUKA IRIS PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR Sprague dawleyIndonesia memiliki bermacam-macam tanaman obat tradisional untuk mengobati luka, termasuk luka iris, diantaranya dengan menggunakan getah tanaman jarak pagar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian getah tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) secara topikal terhadap tingkat kesembuhan luka iris pada tikus putih jantan galur Sprague dawley.
Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test only controlled group design dengan menggunakan 24 ekor tikus yang dimasukkan dalam 4 perlakuan, yaitu kelompok kontrol (K1), Kelompok 75% getah jarak (K2), kelompok 100% getah jarak (K3), dan kelompok bioplasenton (K4).
Hasil penelitian diperoleh bahwa rerata skoring epitelisasi pada kelompok perlakuan berturut-turut yaitu K3, Bioplacenton, K2 dan K1. Rerata skoring angiogenesis pada kelompok perlakuan berturut-turut yaitu K3, K2, K1 dan Bioplasenton. Rerata skoring pembentukan kolagen pada kelompok perlakuan berturut-turut yaitu K3, Bioplasenton, K2 dan K1. Simpulan dari penelitian adalah terdapat pengaruh pemberian getah tanaman jarak pagar secara topikal terhadap tingkat kesembuhan luka iris pada tikus jantan galur Sprague dawley dengan nilai p< 0,05.
Kata Kunci: Getah jarak pagar, Jatropha curcas L., luka iris. ADI NAPANGGALA2014-07-14T05:06:41Z2014-07-14T05:06:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2288This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22882014-07-14T05:06:41ZFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD DR. H. ABDUL MOELEOK BANDAR LAMPUNGKelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi kerja, keterampilan, kebosanan, serta peningkatan kecemasan. Perawat yang mengalami kelelahan kerja dapat dipastikan kinerjanya tidak akan maksimal terhadap kesembuhan pasien dan juga menurunkan produktivitas perawat dalam memberikan pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan November-Desember 2013 di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Sampel berjumlah 153 orang dengan metode purposive sampling. Kriteria inklusi adalah perawat Instalasi Rawat Inap dan tidak hamil atau menyusui bagi perempuan. Variabel independen dalam penelitian adalah jenis kelamin, usia, status perkawinan, status gizi, riwayat penyakit, masa kerja dan shift kerja dan variabel dependen adalah kelelahan kerja. Uji yang digunakan yaitu uji Chi-Square, uji alternatif Kolmogorov-Smirnov (α=0,05) dan uji regresi logistik untuk analisis multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelelahan kerja terbanyak adalah kategori lelah sebesar 75,8%. Terdapat hubungan yang bermakna antara kelelahan kerja dengan jenis kelamin (p=0,034), masa kerja (p=0,041) dan shift kerja (p=0,001). Faktor yang paling berpengaruh terhadap kelelahan kerja adalah shift kerja (OR=3,479; p=0,007; CI 95% 1,398-8,659)
Kata kunci : Jenis kelamin, masa kerja, perawat, shift kerja ADELINA VILIA2014-07-14T05:06:18Z2014-07-14T05:06:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2286This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22862014-07-14T05:06:18ZHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU TENTANG PENCEGAHAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI POSYANDU DESA NATAR KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2013Diaremerupakansalahsatupenyakit yang seringdijumpai di masyarakat.Faktor yang dapatmempengaruhiterjadinyadiarepadabalitaantaralain tingkat pendidikan, pengetahuandan tindakanpencegahanibuterhadapdiare. Tujuanpenelitianiniadalahuntukmengetahuihubunganantaratingkatpendidikan, pengetahuandantindakanibutentangpencegahandiaredengankejadiandiarepadabalita di posyanduDesaNatar.
Desainpenelitianmenggunakanmetodedeskriptif-analitikdenganpendekatancross sectional.WaktupenelitiandilakukanpadabulanDesember 2013.Sampelpenelitiansebanyak 161 responden.Pengampilansampeldaritiapposyandudilakukansecaraproportional simple random sampling.Keseluruhan data didapatkanmelaluiwawancaraterbimbing.
Dari hasilanalisismenggunakanujiFisher's Exact didapatkan p-value 0.000 untuktingkatpendidikandengankejadiandiaredanuntuktindakanpencegahandengankejadiandiarenilai p-value 0,000, sementarapengetahuandengankejadiandiaremenggunakanujiChi-square dengannilai p-value 0.000.Kesimpulanpadapenelitianiniadalahtingkatpendidikan, pengetahuandantindakanpencegahanberhubungandengankejadiandiarepadabalita (p-value <0,05).
Kata kunci : Diare, ibu, pencegahan, pendidikan, pengetahuan ADELIA MERDIANA DEWI2014-07-14T05:06:08Z2014-07-14T05:06:08Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2285This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22852014-07-14T05:06:08ZUJI EFEKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TIKUS PUTIH JANTAN GALUR Sprague Dawley YANG DIINDUKSI KARAGENINObat Antiinflamasi Non Steroid (OAINS) digunakan sebagai terapi antiinflamasi namun memiliki efek samping berupa perdarahan saluran cerna sehingga dibutuhkan antiinflamasi alami. Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) memiliki senyawa alami yang bersifat antiinflamasi seperti asam oleanolik, asam ursolat dan flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas ekstrak daun binahong sebagai antiinflamasi.
Pada penelitian ini, uji efektivitas ekstrak daun binahong sebagai antiinflamasi dilakukan pada tikus jantan galur Sprague Dawley yang diinduksi karagenin 1%. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. Dua puluh lima ekor tikus dibagi dalam lima kelompok (kontrol negatif dengan pemberian akuades, kontrol positif dengan pemberian asam mefenamat, dan tiga kelompok perlakuan dengan dosis ekstrak binahong 25,2 mg/200 g BB, 50,4 mg/200 g BB dan 100,8 mg/200 g BB).
Hasil penelitian menunjukkan daya antiinflamasi pada kelompok kontrol positif dan tiga kelompok dosis ekstrak daun binahong 25,2 mg/200 g BB, 50,4 mg/200 g BB dan 100,8 mg/200 g BB secara berurutan sebesar 11,00%, 5,10%, 10,49% dan 0,82%.
Dosis ekstrak binahong yang memiliki efek antiinflamasi paling tinggi dalam penelitian ini adalah 50,4 mg/200 g BB.
Kata kunci: Antiinflamasi, binahong, edema, karagenin. ABIGAIL PHEILIA YT2014-07-14T05:05:43Z2014-07-14T05:05:43Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2284This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22842014-07-14T05:05:43ZPERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN TOPIKAL DAUN BINAHONG
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TUMBUK DAN HIDROGEL
PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague DawleyLuka bakar derajat II adalah luka bakar yang ditemukan terbanyak dan paling sering terjadi di rumah. Hidrogel sebagai obat standar luka bakar memberikan efek penyembuhan yang baik. Berbagai penelitian juga telah menunjukkan bahwa pemberian binahong efektif dalam penyembuhan luka bakar derajat II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat kesembuhan luka bakar derajat II antara pemberian topikal daun binahong tumbuk dan hidrogel pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur sprague dawley.
Penelitian eksperimental ini menggunakan post test only controlled group design terhadap 6 ekor tikus putih yang masing-masing diberi 3 perlakuan selama 14 hari. Perlakuan terdiri atas kelompok kontrol, kelompok binahong, dan kelompok hidrogel. Pada tikus putih dilakukan pengukuran diameter luka dan sampel diambil untuk pemeriksaan mikroskopis setelah 14 hari pengobatan.
Hasil penelitian menunjukkan pemberian binahong dapat mengurangi diameter luka bakar secara signifikan pada hari ke–14 dibandingkan hidrogel dengan p<0,05 (0,003) namun pada gambaran mikroskopis didapatkan nilai yang tidak bermakna dengan p>0,05 (0,188).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) tingkat kesembuhan luka bakar derajat II dengan pemberian binahong lebih tinggi dibandingkan hidrogel pada gambaran makroskopis kulit tikus. (2) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan binahong dan hidrogel pada gambaran mikroskopis kulit tikus.
Kata kunci: Anredera cordifolia (Ten.) Steenis, binahong, hidrogel, luka bakar derajat II ABDI NUSA PERSADA2014-02-25T07:44:45Z2014-02-25T07:44:45Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/1249This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/12492014-02-25T07:44:45ZTEACHING MATERIALS WORKSHOP DEVELOPMENT OF ADOLESCENT REPRODUCTIVE HEALTH PROTECTION
FOR SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTSThe objective are (1) describe the potential and conditions of teaching materials, (2) Developing the design of teaching materials (3) Analyze the effectiveness of teaching materials (4) Analyze the efficiency of teaching materials (5) Analyze the attractiveness of teaching materials.
This research using Borg and Gall model. Data was collected by tests and questionnaires and analyzed with t-test methode and quantitative descriptive.
The result are: (1) potency of materials can integrated into a teaching materials for workshop. Conditions of teaching materials nowadays not accordance with the needs of students, (2) development process was taken from National Education Standards, (3) result for effectiveness obtained scores value above 0.5 (good category) (4) result for efficiency have ratio value above 1, (successfull category) (5) result for attractiveness get the average percentage above 90% (very attracted category).
Keywods : Teaching Materials, Reproductive Health, Workshop
Tujuan penelitian adalah (1) mendeskripsikan potensi dan kondisi bahan ajar, (2) mengembangkan desain pengembangan bahan, (3) menganalisis efektifitas bahan ajar, (4) menganalisis efisiensi bahan ajar dan (5) menganalisis daya tarik bahan ajar.
Penelitian menggunakan model penelitian dan pengembangan Borg and Gall. Data dikumpulkan melalui tes dan angket serta dianalisis menggunakan t-test dan deskriptif kuantitatif.
Kesimpulan penelitian adalah: (1) potensi pengembangan materi dapat diintegrasikan ke dalam bentuk bahan ajar untuk workshop. Kondisi bahan ajar yang dipakai belum sesuai dengan kebutuhan siswa, (2) proses pengembangan bahan ajar diambil dari BSNP (3) aspek efektifitas memperoleh nilai di atas 0,5 (kategori berhasil) (4) aspek efisiensi memiliki nilai rasio di atas 1 (kategori berhasil) (5) aspek daya tarik mendapatkan nilai persentase rata-rata di atas 90% (kategori sangat menarik).
Kata kunci : Bahan Ajar, Kesehatan Reproduksi, WorkshopAgung Bayu Putranto Wiji Slamet2014-02-10T06:08:48Z2014-02-10T06:08:48Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/964This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/9642014-02-10T06:08:48ZANALISIS KINERJA PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS)
DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR ( Studi kasus Puskesmas Bandarjaya ) Kesehatan harus dipandang oleh pemerintah sebagai suatu investasi karena bila rakyatnya sehat maka rakyatnya akan hidup produktif, bahagia, dan sejahtera. Pelayanan (Jamkesmas) yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat merupakan suatu harapan bagi masyarakat miskin, dalam pelayanan (Jamkesmas). Namun berdasarkan data yang diperoleh masih banyak masyarakat/ penduduk miskin Di Kecamatan Terbanggi Besar yang belum mendapat pelayanan kesehatan dari program (Jamkesmas) tersebut.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, dapat dirumuskan suatu permasalahan Bagaimanakah kinerja Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) di Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah
Penelitian ini adalah untuk menganalisi kinerja pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) di Puskesmas Bandarjaya. Hal ini berdasarkan atas Pelaksanaan kebijakan Jamkesmas dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 125/Menkes/SK/II/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat.
Data yang digunakan adalah data primer dengan metode deskriptif yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner dengan A,B,C,D, dan E. Hasil analisis atas kuisioner data dari 100 orang koresponden dengan pilihan A yaitu pendekatan ini dalam menganalisi kinerja program jaminan kesehatan masyarakat tentang pelayanan baik itu pemeriksaan, pengobatan dan perawatan pasien sebesar 57,44% koresponden menyatakan sangat baik. Sebesar 45,74% koresponden menyatakan tentang hasil kusioner pilihan B yaitu penggunaan program jaminan kesehatan setuju pelaksanaan program jaminan kesehatan dirasakan langsung oleh seluruh masyarakat miskin di kecamatan Terbanggi Besar. Pada hasil kuisioner pilihan C yaitu tentang kemudahan masyarakat di kecamatan Terbanggi Besar memperoleh program jaminan kesehatan ditunjukan sebesar 27,65%. Sebesar 12,76% koresponden hasil kuisioner pada pilihan D yaitu tepat sasaran program jaminan kesehatan di kecamatan Terbanggi Besar. Dan sebesar 22,34% koresponden pada hasil kuisioner untuk pilihan E yaitu program jaminan kesehatan masyarakat miskin di kecamatan Terbanggi Besar menyatakan sangat setuju terhadap kualitas pelayanan tersebut.
Kata kunci : tingkat kemiskinan, pelayanan jaminan kesehatan masyarakat, jumlah
penerima jaminan kesehatan, hasil kinerja program jaminan kesehatan masyarakat. FARIDH RAHMAN ADHAM Nawar Diyanto Iskandar 2014-02-07T03:50:54Z2014-02-07T03:50:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/944This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/9442014-02-07T03:50:54ZANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PENGEMBANGAN KELANGSUNGAN PUSKESMAS SWADANA DI PUSKESMAS
KEDATON DAN PUSKESMAS TAMIN (2004 – 2012)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel biaya pengobatan, pelayanan, kepuasan pasien terhadap pengembangan kelangsungan puskesmas swadana di Puskesmas Kedaton dan Puskesmas Tamin Data yang digunakan ialah data primer . Pengujian hipotesis dilakukan dengan pendekatan uji analisis faktor dan uji asumsi klasik dengan menggunakan SPSS 16.0.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis (uji t) antara variabel-variabel bebas yaitu biaya pengobatan(X
1
), pelayanan (X
2
), kepuasan pasien (X
) dengan variabel terikat yaitu pengembangan puskesmas (Y), dapat diketahui hanya factor pelayanan,faktor tersebut mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pengembangan kelangsungan Puskesmas. Sedangkan faktor biaya pengobatan beserta faktor kepuasan pasien tidak berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi pengembangan kelangsungan puskesmas. Melalui penelitian ini disarankan agar Puskesmas memperhatikan masalah pelayanannya mengenai pengembangannya, selalu terdepan dalam teknologi yang digunakan, dan terakhir ialah standar yang digunakan dalam dunia kesehatan Kata Kunci : Biaya Pengobatan, Pelayanan, Kepuasan Pasien Dan
Pengembangan Kelangsungan Puskesmas.
3Ari Teguh Haryono Nugroho Haryono2014-01-15T08:06:01Z2014-01-15T08:06:01Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/460This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/4602014-01-15T08:06:01ZKELUARGA BERENCANA DALAM PERSEPSI KADER
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
(Studi pada Keluarga Kader PKS di Desa Candimas Natar)This research deliberate on explaining the perception of Partai Keadilan Sejahtera cadre about Family Planning at Candimas Village Subdistrict Natar South Lampung Regency that covering understanding and involvement of cadre PKS in program of KB and activity Bidang Perempuan of PKS. This Research uses the approach qualitative, deals with four PKS cadres with children. The technique of data collecting through circumstantial interview and secondary data collecting. Data analysing technique the is done by data reduction, data presentation, and conclusion withdrawal.
Result of this research is showing that perception of cadre Partai Keadilan Sejahtera to Family Planning is a program to make length between baby birth which consider to be conginial to syariah to the reach quality of family. PKS’s Cadre involvement on Family Planning is attempting to space the birth. It is designited to mediate the fully affectionate parenting, time sharing would be stored to beyond parenting as they run many spects, for instance, social work, self involving to dakwah, social based organisation, and politic. Mean while PKS cadres considered to be active in the work of PKS’s Bidang Perempuan as a sign to mark them active cadres. PKS’s cadres accept that Bidang Perempuan’s works are inherent in to tarbiyah to reach family’s quality which impressionate to be sakinah family.
Keywords: Family Planning, Perception, PKS
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan persepsi kader Partai Keadilan Sejahtera tentang Keluarga Berencana di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan yang meliputi pemahaman dan keterlibatan kader PKS dalam program KB dan kegiatan Bidang Perempuan PKS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, informan terdiri dari empat orang kader PKS yang sudah memiliki anak. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan pengumpulan data sekunder. Teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kader Partai Keadilan Sejahtera tentang Keluarga Berencana sebagai program atau usaha untuk mengatur jarak kelahiran sesuai dengan syariat Islam untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Keterlibatan kader PKS dalam mengikuti Keluarga Berencana dimaksudkan untuk mengatur jarak kelahiran. Hal ini bertujuan agar anak-anak dapat tumbuh besar dengan kasih sayang yang tercurah secara penuh, waktu yang tersedia tidak hanya terfokus untuk mengurus anak, akan tetapi dapat menjalankan peran-peran yang lain, seperti melayani masyarakat, ikut terlibat dalam dakwah, badan sosial, dan politik. Sedangkan keterlibatan kader PKS dalam kegiatan Bidang Perempuan PKS, termasuk kader yang aktif. Kader PKS memahami bahwa kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Bidang Perempuan PKS merupakan rangkaian agenda tarbiyah yang harus mereka jalani untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang dalam Islam dimaknai sebagai keluarga sakinah.
Kata kunci : Keluarga Berencana, Persepsi, PKS
Rika Windy Astuti Maryanto2014-01-11T04:12:34Z2014-01-11T04:12:34Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/317This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3172014-01-11T04:12:34Z Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna
Asuransi Kesehatan PT. ASKES (Studi pada Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek, Bandar Lampung)
Peningkatan kinerja pegawai dibidang kesehatan dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan menjadikannya lebih efisien, efektif serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan memuaskan pasien. Salah satu program kesehatan dari pemerintah adalah pemberian jaminan/asuransi pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya melalui badan usaha milik negara yaitu PT. ASKES. PT ASKES (Persero) menjalin kerjasama dengan beberapa instansi kesehatan yang salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM), Bandar Lampung. Tujuan dalam penelitian ini adalahuntuk menemukan besarnya pengaruh kinerja pegawai terhadap tingkat kepuasan pasien pengguna asuransi kesehatan PT. ASKES.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh korelasi antara kinerja pegawai dan kepuasan pasien sebesar 0.625 artinya pengaruh kinerja pegawai memiliki hubungan yang tinggi dengan nilai 0.625 atau 62.5% terhadap kepuasan pasien pengguna asuransi kesehatan PT. ASKES, sedangkan sisanya 37.5% adalah faktor lainnya yang tidak diidentifikasi dalam penelitian ini.Selanjutnya didapatkanpersamaanregresiyaituY = 22,656 + 0.79X. Artinyajikanilai X ditingkatkan, makanilai Y akanmeningkat. Berdasarkanujihipotesisdenganmenggunakanuji T yang menyatakankinerjapegawaiberpengaruhsignifikanterhadapkepuasanpasien.Saran dalam penelitian ini adalah meningkatkan kinerja pegawai melaluipelatihanpelatihanpegawai yang membuatatt it ude (sikap)pegawaimeningkat.Selainbeberapafasilitassaranadanprasaranarumahsakitha rusditingkatkanbaikdarisegikualitasmaupunkuantitas.. Kata Kunci :KinerjaPegawai, KepuasanPasien Octavianus Sihombing Sihombing 2014-01-11T04:11:06Z2014-01-11T04:11:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/3012014-01-11T04:11:06Z EFEKTIVITAS PELAYANAN PROGRAM POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU) PLUS (STUDI PADA POSYANDU MAWAR DAN
POSYANDU BROTOWALI DI KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2012)
Posyandu Plus merupakan Posyandu balita yang sudah ada di setiap pekon (desa) di Kabupaten Tanggamus. Perbedaannya dengan posyandu pada umumnya yaitu posyandu tersebut dikembangkan dengan menambah kegiatan Pengobatan Gratis untuk pengobatan dasar dan rujukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Efektivitas Pelayanan Program Posyandu Plus dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Kabupaten Tanggamus, untuk mendeskripsikan dan mengetahui faktor-faktor penghambat yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Tanggamus dan Dinas Kesehatan dalam melaksanakan Pelayanan Program Posyandu Plus yang efektif. Tipe penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara wawancara mendalam, dokumentasi serta observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektivitas Pelayanan Program Posyandu Plus dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Kabupaten Tanggamus sudah cukup baik. Kendala-kendala yang dihadapi dalam efektivitas pelayanan program posyandu plus antara lain Kendala internal dan eksternal, kendala internal yaitu penyediaan alat transportasi sehingga dapat menyebabkan kurang cepat tanggap pelayanan tenaga kesehatan kepada masyarakat jika sewaktu-waktu tenaga kesehatan diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke rumah warga. Dikarenakan sebagian besar tenaga kesehatan di posyandu adalah bidan yang baru ditempatkan di Kabupaten Tanggamus sehingga kendaraan inventaris belum diberikan. Selain itu kurangnya pengetahuan kader posyandu sehingga kinerja mereka kurang maksimal. Kendala eksternal seperti kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit, serta kurangnya minat masyarakat untuk berobat ke posyandu plus, karena masyarakat beranggapan bahwa pelayanan kesehatan yang digratiskan maka pelayanan yang diberikan tidak maksimal.
Kata kunci: Efektivitas Pelayanan, Posyandu Plus. DINA ELZADITYA Azaddin2014-01-11T04:07:56Z2014-01-11T04:07:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/290This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/2902014-01-11T04:07:56ZFAKTOR PENYEBAB IBU RUMAHTANGGA
TERINFEKSI HIV/AIDS
(Studi Kasus pada Ibu Rumahtangga Teinfeksi HIV/AIDS di Kota Bandarlampung) Human Immune Deviancy Virus (HIV) merupakan suatu virus yeng menyerang kekebalan tubuh manusia yang berasal dari Afrika Tengah, HIV juga bisa menyerang saraf dan sel-sel otak. Seseorang yang terinfeksi HIV mungkin tidak akan mengidap acquired immune deficiency syndrome (AIDS). 12 persen pengidap HIV akan terserang AIDS dalam waktu 8 tahun. Mulanya virus ini hanya menyerang kaum homoseksual, tetapi kini sudah menyebar pada kalangan perempuan terutama ibu rumahtangga. Padahal ibu rumahtangga bukan lah kelompok beresiko. Tak hanya kota besar saja, Kota Bandar lampung juga sudah mengalami penyebaran virus HIV/AIDS dikalangan ibu rumahtangga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis hal-hal yang menjadifaktor penyebab ibu rumahtangga terinfeksi HIV/AIDS. Penelitian ini dilakukan sejak tahun 2012 di Kota Bandarlampung.Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, dokumentasi, dan observasi. Dari hasil penelitian dapat diketahui jika ibu rumahtangga terinfeksi HIV/AIDS disebabkan berbagai faktor. Diantaranya daya tawar lemah ibu rumahtangga terhadap laki-laki sehingga tidak bisa menolak hubungan yang beresiko, selain itu tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu rumahtangga sehingga menyebabkan kurangnya informasi terkait HIV/AIDS. Khusus kota Bandarlampung diketahui jika minimnya layanan kesehatan atau VCT turut menjadi penyebab. Tak hanya terinfeksi, ibu rumahtangga juga mengalami diskriminasi dari keluarga, lingkungan kerja maupun masyarakat luas.
Kata Kunci : HIV/AIDS, Daya Tawar Lemah Rikawati Yusuf