Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T10:29:49ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2018-08-29T01:42:20Z2018-08-29T01:42:20Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/33068This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/330682018-08-29T01:42:20ZPERANAN STATUS OPEN DEFECATION FREE (ODF), BUFFER PELAYANAN
KESEHATAN, DEMOGRAFI, FASILITAS SANITASI, DAN PERILAKU PENGASUHAN
TERHADAP KEJADIAN DIARE BALITAKasus diare balita merupakan salah satu masalah kesehatan nasional yang dapat
disebabkan beberapa determinan yaitu lingkungan, sosial, dan perilaku. Layanan
kesehatan memberikan kontribusi dalam menurunkan angka kejadian diare balita.
Tujuan untuk menguji pengaruh status ODF, buffer pelayanan kesehatan,
demografi (pendidikan tertinggi anggota keluarga, pekerjaan, pendapatan, jenis
kelamin balita, status gizi balita), fasilitas sanitasi rumah tangga (sumber air
minum, jamban keluarga, saluran pembuangan air limbah, sarana pembuangan
sampah), dan perilaku pengasuhan (mencuci tangan, penyajian makanan,
pembuangan tinja, pencucian botol susu, ASI eksklusif, imunisasi campak)
terhadap kejadian diare balita di Kecamatan Pagelaran dan Sukoharjo Kabupaten
Pringsewu. Penelitian dilakukan bulan November 2017–Januari 2018, data primer
dan sekunder menggunakan instrumen penelitian dan melibatkan enumerator.
Teknik sampling menggunakan purposive sampling, dan kasus kontrol
perbandingan 1:2, sehingga didapat 114 responden. Analisis data multivariat
dengan regresi logistik, terkena diare diberi kode 1, dan lainnya 0. Variabel yang
berpengaruh nyata terhadap diare balita adalah saluran pembuangan air limbah
(p=0,015, OR=5,99: 95% CI 1,42-25,21), sarana pembuangan sampah (p=0,005,
OR=8,27: 95% CI 1,92-35,70), mencuci tangan (p=0,037, OR=4,40: 95% CI
1,09-17,70), penyajian makanan (p=0,047, OR=8,27: 95% CI 1,03-66,73). Saran
untuk penelitian selanjutnya dapat melihat faktor lain yang dapat menyebabkan
diare pada balita.
Kata Kunci: Open Defecation, Diare , Balita, Lingkungan, Demografi , Perilaku
abstract
Diarrhea is one of the national problems that generally caused by environmental,
social and behavior factors. Healthcare service is a community means that can
reduce diarrhea incidence at least in the area of the community. This study
performs a determinant analysis of Open Defecation Free status, buffer of health
facilities applied on digital map, demographics factors (formal education level,
parent’s job status, family income), private sanitary facilities (water source,
latrine, sewage system, in-home garbage disposal), and parenting behaviors of
mother or caregiver (hands sanitation, food presentation, fecal disposal, bottle
sanitation, breast-feeding, measles immunization) to diarrhea occurrence on
children under five years old. The study was conducted in November 2017-
January 2018, with case control study 1:2 using 114 purposive samples. Data
directly collected through tracking data in the field using instruments involving
trained enumerators both in Pagelaran and Sukoharjo of Pringsewu District.
Result: the research shows that diarrhea of children under five years old
significantly influenced by sewage system (p=0,015, OR=5,99: 95% CI 1,42-
25,21), in-home garbage disposal facilities (p=0,005, OR=8,27: 95% CI 1,92-
35,70), hands sanitation (p=0,037, OR=4,40: 95% CI 1,09-17,70), and the way
they serve food (p=0,047, OR=8,27: 95% CI 1,03-66,73). Conclusions and
suggestions: the diarrhea occurrence of children under five years old influenced
by sewage system, in-home garbage disposal facilities, washing hands, and food
presentation (p=0,047, OR=8,27: 95% CI 1,03-66,73). Subsequent research can
see other factors that can effect diarrhea of children under five years old.
Keywords: Open Defecation, Diarrhea, Children under five years old,
Environmental, Demographics, Behavior(1620011006) FINA TRIANA MARBUNfina.twilight@gmail.com2018-08-23T06:10:25Z2018-08-23T06:10:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32987This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/329872018-08-23T06:10:25ZKOMUNIKASI PERSUASIF HUMAS PMI PROVINSI LAMPUNG
DALAM MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT UNTUK
MELAKUKAN DONOR DARAH
(STUDI PADA UTD CABANG PEMBINA PROVINSI LAMPUNG)komunikasi persuasif merupakan salah satu upaya atau cara dalam mengubah sikap, perilaku atau karakter pada diri seseorang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi persuasif yang dilakukan oleh humas Palang Merah Indonesia Provinsi Lampung dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan donor darah. pada penelitian ini menggunakan konsep komunikasi persuasif. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa humas palang merah indonesia Provinsi Lampung sangat berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan donor darah , ini terbukti dari peningkatan jumlah pendonor darah dari tahun ketahun melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh humas seperti kegiatan langsung atau sosialisasi yang dilakukan oleh humas di instansi, sekolah-sekolah, ataupun tempat umum lain nya seperti hotel. Selain itu humas juga melakukan persuasif melalui media sosial yang digunakan seperti, youtube, facebook, twitter, instagram, dan juga pamflet yang dibagikan ke masyarakat ketika kegiatan tersebut sedang berlangsung. Humas sebagai pelaksana perintah ketua sangat penting posisinya dalam mengajak masyarakat untuk peduli terhadap sesama sehingga masyarakat bersedia dan bergerak untuk melakukan donor darah.
Kata Kunci : Komunikasi Persuasif, Humas, Masyarakat, kesadaran, Donor darah
ABSTRACT
Persuasive communication is one of the effort or ways to change attitudes, behavior or character in a person in accordance with what is expected by the communicator. Based on this, this study aims to determine the persasive communication conducted by PMI Lampung Province public relations in raising public awareness to do blood donation. In this study using the concept of persuasive communication. This research type with observation data collection technique, interview, documentation, and literature study. The result of this stdy indicate that PMI Lampung Province’s public relations play an important role in raising public awareness for blood donation, this is evident from the increase in the number of blood donors from year to year through activities carried out by public relations such as direct activities or socialization conducted by the relationship people in agencies, schools, or other pblic places such as hotels. In addition, public relations also do persuasively through social media that is used, such as youtube, facebook, twitter, instagram, and also pamphlets distributed to the public when the activity is taking place. Public relations as the executor of the chairman’s order is very important in its position in inviting the public to care for others so that the community is willing and moving to make blood donations.
Keywords : Persuasive communication, Public relations, Society, Awareness, Blood Donors1416031062 HARISKA PUTRAputrahariska@gmail.com2018-08-21T07:24:46Z2018-08-21T07:24:46Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32952This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/329522018-08-21T07:24:46ZHUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA DENGANSTATUS
GIZI BALITA DI DESA BANJAR-NEGERI KECAMATAN NATAR
KABUPATEN LAMPUNG SELATANABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN SOCIO-ECONOMIC AND CULTURAL FACTORS WITH NUTRITIONAL NUTRITIONAL STATUS IN BANJAR NEGERI VILLAGE, KECAMATAN NATAR, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
By
Anjani Firna Suwandi
Toddlers are a group that has the potential to be developed as human resources in the future. Where at this age, the growth rate is so rapid that many need special attention to nutritional status. Nutritional status is the main factor determining the success of achievement in preparing human resources in the future. This study aims to determine the socio-economic and cultural relationship with the nutritional status of children in the village of Banjar Negeri. The sample of this study were 73 families who had children under five, taking samples using the Simple Random Sampling technique. Data collection techniques in this study used questionnaires, interviews, observation, and secondary data collection, while data analysis was carried out by cross tabulation analysis through statistical data processing programs, namely SPSS. The results of this study indicate that there is a significant correlation between maternal working hours and family eating patterns with nutritional status of children, then there is no significant correlation between maternal education level, family income, mother's level of knowledge, and dietary restrictions with nutritional status of children.
Keywords: Toddlers, nutritional status, education level, working hours, income level, knowledge, eating pattern, dietary restrictions.
ABSTRAK
HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA BANJAR NEGERI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Oleh
Anjani Firna Suwandi
Balita adalah kelompok yang potensial untuk dikembangkan sebagai sumberdaya manusia dikemudian hari. Dimana pada usia ini, tingkat pertumbuhannya sangat pesat sehingga banyak membutuhkan perhatian khususnya pada status gizi. Status gizi merupakan faktor utama penentu keberhasilan pencapaian dalam menyiapkan sumbedaya manusia dikemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sosial ekonomi dan budaya dengan status gizi balita di Desa Banjar Negeri. Sampel penelitian ini berjumlah 73 keluarga yang memiliki balita, pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, wawancara, observasi, dan pengumpulan data sekunder, sedangkan analisis data dilakukan dengan cara analisis tabulasi silang melalui program pengolahan data statistik yaitu SPSS. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada kolerasi yang signifikan antara jam kerja ibu dan pola makan keluarga dengan status gizi balita, kemudian tidak ada kolerasi yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu, pendapatan keluarga, tingkat pengetahuan ibu, dan pantangan makanan dengan status gizi balita.
Kata kunci: Balita, status gizi, tingkat pendidikan, jam kerja, tingkat pendapatan, pengetahuan, pola makan, pantangan makanan1416011011 Anjani Firna SuwandiRhienjhani@gmail.com2018-08-16T02:03:21Z2018-08-16T02:03:21Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32799This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/327992018-08-16T02:03:21ZHUBUNGAN DURASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGABSTRAK
HUBUNGAN DURASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh
PRIZKA PUTRI PAHLAWAN
Latar Belakang: Pertumbuhan penggunaan media sosial dalam kurun waktu 10 tahun terakhir mengalami peningkatan hampir 15 kali, seiring dengan penggunaan internet. Penggunaan media sosial berhubungan dengan motivasi belajar, bahkan durasi penggunaan media sosial yang lama berdampak pada penurunan motivasi belajar.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan durasi penggunaan media sosial dengan motivasi belajar mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Metode: Desain cross sectional digunakan pada penelitian ini, dengan data primer dan 185 jumlah sampel mahasiswa angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Pengambilan data pada periode Agustus-September 2017. Model analisis yang digunakan berupa analisis Chi-Square.
Hasil:Menurut nilai siginifikansi alpha statistik diatas 0,424, maka durasi penggunaan media social tidak memiliki hubungan positif dengan motivasi belajar mahasiswa. Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar mahasiswa berbasis intrinsik dalam kategori rendah sebesar 55,14%. Sedangkan, motivasi belajar mahasiswa dalam kategori tinggi beradapada aspek motivasi ekstrinsik regulasi eksternalsebesar 56,76%.
Simpulan:Durasi penggunaan media social memiliki hubungan positif pada motivasi belajar mahasiswa karena durasi penggunaan media sosial oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2015 yaitu pada waktu kurang dari satu jam per hari dan motivasi belajar mahasiswa berada pada aspek motivasi ekstrinsik regulasi eksternal.
Kata Kunci : durasi penggunaan media sosial, motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik.1318011128 PRIZKA PUTRI PAHLAWANprizkaapp@gmail.com2018-08-11T07:04:11Z2018-08-11T07:04:11Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32801This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/328012018-08-11T07:04:11ZSTUDI KUALITATIF:PERSEPSI MAHASISWA TENTANG VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SARANA SELF-DIRECTED LEARNING DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGLatar Belakang: Video pembelajaran bukan hanya bermanfaat dalam memadukan sumber belajar tetapi juga menyediakan sumber belajar spesifik yang dapat meningkatkan deep learning mahasiswa. Video juga dapat digunakan untuk tujuan lain dalam medis termasuk problem based learning, review teknik laboratorium klinis serta menunjukkan prosedur bedah. Video pembelajaran dapat digunakan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam self-regulated learning.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan utama dalam penelitian ini adalah mahasiswa dari angkatan 2014-2017. Pengambilan data utama melalui Focus Group Discussion (FGD), selanjutnya peneliti juga menggunakan teknik wawancara mendalam sebagai sumber penelitian lain. Setelah didapatkan data penelitian, dianalisis dengan cara analisis tematik.
Hasil Penelitian: Dari hasil penelitian didapatkan berbagai macam presepsi mahasiswa FK Unila tentang kegunaan video pembelajaran. Persepsi siswa dalam menggunakan video pendidikan sebagai cara terbaik SDL adalah materi prosedural dan faktor-faktor yang meningkatkan penggunaan video pendidikan adalah kegunaan dan motivasi. Faktor-faktor yang menghambat penggunaan video pendidikan adalah konten dan waktu dan kriteria video pendidikan berdasarkan penampilan, konten, dan durasi
Kesimpulan: Setelah dilakukan penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai persepsi siswa tentang video pendidikan dalam menggunakan SDL, manfaat dan kelemahan video pembelajaran dan kriteria video pembelajaran
Kata kunci: Fakultas kedokteran, SDL, video pembelajaran
abstract
Background: The use of educational video not only to combines traditional learning sources but also provide specific learning resources that improve student’s deep learning. Video can also be used for other purposes in medicine including problem based learning, review of clinical laboratory techniques and show surgical procedures. Educational videos can be used by medical students of University of Lampung in self-regulated learning.
Methods: This research used qualitative research design with phenomenology approach. The main informant in this study consisted of several students from the year of 2014-2017. The main data were collected through Focus Group Discussions, Then, researcher also use In-Depth Interview as other studies. After the data is collected, it’s analyzed using thematic analysis.
Results: From the results, there are various medical students of Lampung University’s perception about the use of educational videos. Students' perception in using educational video as the best means of SDL is procedural material and factors that enhacing use of educational videos are utility and motivation. Factors that inhibit use of educational videos are content and time and criteria of educational videos based on appearance, content and time
Conclusion: This study showed that are various of students’ perception about educational videos in using SDL, benefits and weakness of educational videos and criteria of educational videos.
Keyword: Educational videos, medical faculty, SDL1418011127 M. ADDIN SYAKIRaddinsyakir@gmail.com2018-08-11T07:01:19Z2018-08-11T07:01:19Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32800This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/328002018-08-11T07:01:19ZHUBUNGAN USIA DENGAN NILAI TES TOLERANSI GLUKOSA ORAL ( TTGO) PADA GENERASI PERTAMA PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) TIPE 2Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin atau keduanya. Faktor resiko DM Tipe 2 diantaranya adalah umur dan faktor genetik. Peningkatan prevalensi DM pada keluarga penderita DM dibandingkan dengan populasi pada umumnya disebabkan oleh faktor genetik. Diagnosis awal gangguan glukosa dalam darah dilakukan pemeriksaan tes toleransi glukosa oral (TTGO).
Metode: Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional terhadap 40 responden generasi pertama pendeita DM tipe 2. Jenis uji analisis yang digunakan adalah uji Chi-Square. Data yang diambil berupa data primer yaitu hasil pemeriksaan darah responden generasi pertama penderita DM tipe 2. Variabel penelitian ini yaitu usia responden keturunan pertama DM tipe 2 dan nilai TTGO.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan sebagian besar generasi pertama penderita DM tipe 2 usia 30-39 tahun mengalami Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) (70%) dan nilai TTGO normal sebagian besar pada usia 20-29 tahun (71,4%). Hasil uji Chi-Square hubungan usia dengan nilai TTGO pada generasi perrtama penderita diabetes melitus (DM) tipe 2 diperoleh nilai p = 0,018.
Simpulan: Terdapat hubungan antara usia dengan nilai TTGO pada generasi pertama penderita DM tipe 2yang diteliti.
Kata kunci: usia, diabetes melitus, toleransi glukosa terganggu1418011102 I MADE ADHI SETIA WIJAYAmadeasw@gmail.com2018-08-10T04:06:22Z2018-08-10T04:06:22Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32777This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/327772018-08-10T04:06:22ZPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN SEBAGAI PESERTA
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN
DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI RSUD. DR. H. BOB BAZAR,
SKMTujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis perlindungan hukum
pelayanan kesehatan terhadap pasien sebagai peserta Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di RSUD. Dr. H. Bob Bazar, SKM serta
menganalisis faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan perlindungan hukum
pasien sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan normatif dan empiris dengan data
primer dan data sekunder, dimana masing-masing data diperoleh dari penelitian
studi lapangan dan studi kepustakaan, analisis data dilakukan secara kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, perlindungan hukum terhadap pasien sebagai peserta
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dalam pelayanan
kesehatan di RSUD. Dr.H. Bob Bazar, SKM dilihat dari aspek regulasi sudah
terlindungi hak-haknya sebagai konsumen jasa, sebagai pasien rumah sakit
maupun sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
yang sudah diatur dalam Undang-Undang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan, Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan peraturan lain
yang terkait. Namun dilihat dari data responden ada juga beberapa pasien sebagai
peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang haknya
tidak terlindungi dalam segi pelayanan medis maupun fasilitas kesehatannya yang
berjumlah sekitar 2,5%. Faktor yang menjadi penghambat perlindungan hukum
tersebut terdiri dari faktor internal yaitu komunikasi yang kurang, fasilitas tenaga
kesehatan yang tidak memadai serta fasilitas kotak pengaduan yang tidak
digunakan oleh pasien BPJS. Sedangkan faktor eskternal yaitu pasien yang tidak
membayar iuran, pasien yang tidak membawa persyaratan lengkap serta pasien
yang salah mendaftarkan diri dalam keikutsertaan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan.
Kata kunci : Perlindungan Hukum, Pasien BPJS Kesehatan, Rumah Sakit
ABSTRACT
The main purpose of this study is to analyze the legal protection of health services
to patients as participants of The Social Security Agency (BPJS) for Health in
hospitals. Dr. H. Bob Bazar, SKM as well as analyzing what factors are inhibiting
the implementation of legal protection of the patient as a participant of The Social
Security Agency (BPJS) for Health.
This research was conducted through normative and empirical approach with
primary data, secondary data and tertiary data, where each data obtained from
library research and field. Qualitative design was applied in this research to
analyse the data.
Based on the results of the study, the legal protection of the patient as a participant
of The Social Security Agency (BPJS) for Health in the health service in
hospitals. Dr.H. Bob Bazar, SKM viewed from the aspect of the regulation has
been protected its rights as a service consumer, as a hospital patient or as a
participant of The Social Security Agency (BPJS) for Health which is regulated in
Law of The Social Security Agency (BPJS) for Health, National Social security
system (SJSN) and other supporting regulations. But seen from the data of
respondents there are also some patients as participants of The Social Security
Agency (BPJS) for Health whose rights are not protected in terms of medical
services and health facilities with amount 2,5%. Factors that hamper legal
protection consists of internal factors that lack of communication, inadequate
health personnel facilities and complaints facilities that are not used by BPJS
patients. While the external factors are patients who do not pay dues, patients who
do not bring complete requirements and patients who are wrong to enroll in the
participation of The Social Security Agency (BPJS) for Health.
Keywords : : Legal Protection, Patient of BPJS Health, Hospital
1412011429 TRY RULIYANTItryruliyanti76@gmail.com2018-08-09T04:54:41Z2018-08-09T04:54:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32755This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/327552018-08-09T04:54:41ZHUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DALAM PRAKTIK PEMBERIAN MPASI DINI DENGAN KEJADIAN
DIARE AKUT PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS
KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNGABSTRAK
Latar Belakang: Diare merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan
kematian pada masa anak-anak di negara berkembang. Diare disebabkan oleh
berbagai faktor salah satunya adalah praktik pemberian MP-ASI yang terlalu dini.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam praktik pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI)
dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kemiling Kota
Bandar Lampung.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi analitik
dengan desain cross sectional sampel dalam penelitian ini adalah semua bayi
berusia 0-6 bulan yang berobat di Puskesmas Rawat Jalan Kemiling Kota Bandar
Lampung pada bulan Februari-Maret 2018 sebanyak 60 bayi dengan teknik
consecutive sampling dan di analisis menggunakan chi square.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian dengan uji analisis chi square variabel
dependen dan variabel independen dengan jumlah sampel diare sebanyak 30 bayi
dan tidak diare sebanyak 30 bayi menunjukkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara praktik pemberian MP-ASI dini dengan kejadian diare akut pada
bayi 0-6 bulan dengan p-value 0,049 (<α=0,05), hubungan yang signifikan antara
pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI dini dengan kejadian diare akut pada
bayi dengan p-value 0,009 (<α=0,05), hubungan yang signifikan antara sosial
budaya terhadap pemberian MP-ASI dini dengan kejadian diare akut pada bayi
dengan p-value 0,007 (<α=0,05), dan hubungan yang signifikan antara informasi
petugas kesehatan tentang pemberian MP-ASI dini dengan kejadian diare akut
pada bayi dengan p-value 0,002 (<α=0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam praktik pemberian MP-ASI dini dengan kejadian diare pada
bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kemiling Kota Bandar Lampung.
Kata Kunci: Makanan pendamping ASI (MP-ASI), diare, bayi
ABSTRACT
Backround: Diarrhea is a major cause of morbidity and mortality of childhood in
developing countries. There are so many factors that cause of diarrhea, one of
them is giving early complemantary food. The purpose of this research was to
determinated the relationship between influence factors of giving early
complemantary food practices with occurence of infant diarrhea aged 0-6 months
in Kemiling Community Health Center of Bandar Lampung.
Methods: This study used analytic observational design with cross sectional
approach . Population in this research were all the infants aged 0-6 months who
experienced diarrhea occurence in Kemiling Community Health Center of Bandar
Lampung in February-March 2018 with a total of 60 samples, has been taken with
a consecutive sampling technique and analysis by used chi square test .
Results: The results of this research with chi square analysis between independent
and dependent variables showed that there were significant relation between early
complemantary food with occurence of acute diarrhea of infant aged 0-6 months
diarrhea (p=0,049) , the relation between mother’s knowledge of early
breastfeeding and the occurrence of acute diarrhea (p=0,007), the relation between
socio-culture to early breastfeeding with the occurance of acute diarrhea
(p=0,009), and the relation between health worker information about early
breastfeeding with the occurance of acute diarrhea (p=0,002).
Conclusion: There is a significant relationship between influence factors of
giving early complementary food practices with occurence of infant diarrhea aged
0-6 months in Kemiling Community Health Center of Bandar Lampung City.
Keywords: Complementary food, diarrhea, infant1418011195 SALSABILA ARDHANIsabilardha9@gmail.com2018-08-08T08:13:16Z2018-08-08T08:13:16Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32735This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/327352018-08-08T08:13:16ZHUBUNGAN UJI SCHIRMER DAN UJI TEAR BREAK UP TIME DENGAN KADAR HBA1C PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNGABSTRAK
HUBUNGAN UJI SCHIRMER DAN UJI TEAR BREAK UP TIME DENGAN KADAR HBA1C PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG
Oleh
ARNINDA RAHMAN
Latar Belakang: Sindroma mata kering merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada penderita diabetes melitus tipe 2. Untuk mencegah komplikasi tersebut, diperlukan kontrol glikemik yang baik yaitu dengan memeriksa kadar HbA1c. Kadar HbA1c menunjukkan tingkat glukosa diabetes 3 bulan terakhir yang tidak terkendali.
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan antara uji Schirmer dan uji TBUT dengan kadar HbA1c pada penderita diabetes melitus tipe-2 di RS. Pertamina Bintang Amin.
Metode Penelitian: Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah pasien DM yang berobat di RS. Pertamina Bintang Amin dengan jumlah sampel 66 orang menggunakan consecutive sampling. Analisis data menggunakan uji chi square.
Hasil Penelitian: Prevalensi kadar HbA1c penderita diabetes melitus tipe-2 yang tidak terkontrol di RS. Pertamina Bintang Amin yaitu sebesar 69,7%. Pada penderita HbA1c yang tidak terkontrol didapatkan hasil uji schirmer tidak normal sebesar 96,9% dan hasil uji TBUT tidak normal sebesar 93,4 %. Hasil uji statistik diperoleh hubungan antara uji schirmer (p-value=0,012) dan uji TBUT (p-value=0,016) dengan kadar HbA1c pada penderita diabetes melitus tipe-2 di RS. Pertamina Bintang Amin.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara uji Schirmer dan uji TBUT dengan kadar HbA1c pada penderita diabetes melitus tipe-2 di RS. Pertamina Bintang Amin.
Kata Kunci: diabetes melitus tipe-2, kadar HbA1c, uji Schirmer, uji TBUT.1418011031 ARNINDA RAHMANarninda070996@gmail.com2018-08-08T02:12:56Z2018-08-08T02:12:56Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32704This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/327042018-08-08T02:12:56ZHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI MEDIS
OPERATIF WANITA DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MEDIS
OPERATIF WANITA DI KECAMATAN TEGINENENG
KABUPATEN PESAWARANLatar Belakang: Keluarga berencana (KB) adalah intervensi kesehatan yang cost
effective dan menyelamatkan nyawa perempuan dan anak. Peningkatan dan perluasan
program KB merupakan salah satu usaha untuk mencegah kehamilan (BKKBN, 2011).
Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan bahwa
cakupan wanita Pasangan Usia S ubur (PUS) di Provinsi Lampung yang menggunakan
kontrasepsi mantap sebesar 33,64%. Data cakupan (2015) peserta akseptor KB MOW
sebesar 0,0005% dari 12.076 jiwa PUS. Informasi tentang MOW perlu digalakkan
melalui peningkatan pengetahuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara
pengetahuan ibu terhadap pemilihan alat kontrasepsi medis operatif wanita di Puskesmas
Trimulyo Kabupaten Pesawaran.
Metode: Jenis penelitian ini kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Sampel
ditentukan menggunakan estimasi proporsi, dengan teknik sampling purposive sampling.
Analisa data menggunakan Fisher’s Exact .
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 34 orang (35,4%) ibu menggunakan alat
kontrasepsi metode operatif wanita (MOW), dan 62 orang (64,6%) bukan pengguna
MOW. Sebanyak 10 orang (10,4%) ibu memiliki pengetahuan yang tinggi, dan sebanyak
86 orang (89,6%) memiliki pengetahuan rendah. Terdapat hubungan antara pengetahuan
ibu terhadap pemilihan alat kontrasepsi (P value 0,001; OR 3,583). Disarankan bagi
tenaga kesehatan untuk melakukan pendidikan kesehatan tentang KB MOW dengan
strategi pemasaran program kesehatan dengan melakukan bauran pemasaran sosial,
melakukan segmentasi sasaran sesuai kondisi masyarakat setempat sebagai sasaran
primer adalah wanita dan suami PUS melalui kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi).
Kata Kunci: kontrasepsi, medis operatif wanita, pengetahuan
Background: Family planning is a cost effective health interventions and save the lives
of women and children. Improvement and expansion of family planning programs is one
attempt to prevent pregnancy (BKKBN, 2011). Based on the results of Indonesia Health
Demographic Survey shows that the scope of women of fertile age couple in Lampung
Province who use contraception steady at 33.64%. Data coverage (2015) participants
MOW acceptors for 0.0005% of the 12.076 inhabitants of fertile age couple. Information
about the MOW needs to be encouraged through increased knowledge. This study aims to
determine the relationship between mother's knowledge toward woman operative medical
contraceptive at Puskesmas Trimulyo-Pesawaran district.
Method: This research is quantitative with cross sectional design. Samples determined
use proportion estimation, with purposive sampling technique. Data were analized use
Fisher’s Exact Test.
Result: The results show that 34 mothers (35,4%) use woman operative medical
contraceptive, and 62 mothers(64,6%) is non woman operative medical contraceptive
user. As many as 10 mothers (10.4%)have a high degree of knowledge, and as many as
86 mothers (89.6%) had low knowledge. There is a relationship between mother's
knowledge on contraceptive choice (P value 0.001; OR 3.583). Suggested for health
workers to conduct health education about family planning with health programs
marketing strategies through social marketing, conduct the target segmentation which
appropriate with the conditions of the local people as the primary target is a woman and
husband of fertile age couple through communication, information, and education.
Keywords: contraceptive, mother’s knowledge, woman operative medical1318011039 CHANIA FORCEPTA-2018-08-06T04:22:28Z2018-08-06T04:22:28Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32618This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/326182018-08-06T04:22:28ZPERBEDAAN SKOR CLINICAL REASONING MAHASISWA TAHAP PRE-KLINIK DAN TAHAP KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG ABSTRAK
Latar Belakang: Clinical reasoning merupakan kumpulan pemikiran yang kompleks dalam proses pengambilan keputusan diagnosis yang melibatkan pengalaman, keterampilan, dan pemikiran reflektif. Mahasiswa fakultas kedokteran menjalani tahap pre-klinik dan klinik yang dimana Clinical reasoning harus dilatih sedini mungkin sehingga dapat menghasilkan kualitas mahasiswa yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan skor clinical reasoning pada mahasiswa tahap pre-klinik dan mahasiswa tahap kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan cross sectional study. Pengambilan sampel menggunakan metode non-probability sampling dengan jenis consecutive sampling dan alat ukur berupa script concordance test. Analisis data dilakukan dengan uji independent T test. Hasil: Penelitian dilakukan pada 124 responden dengan hasil uji independent T test menunjukan skor pada mahasiswa tahap preklinik dengan rerata 4,927± 1,3727 sedangkan skor pada mahasiswa tahap kepaniteraan klinik dengan rerata 5,416± 1,6020 dengan p=0,041. Terdapat perbedaan yang bermakna skor clinical reasoning mahasiswa kedokteran tahap pre-klinik dan tahap kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Kesimpulan : Penelitian ini memiliki perbedaan bermakna antara skor clinical reasoning mahasiswa kedokteran tahap pre-klinik dan tahap kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata Kunci: Clinical reasoning, preklinik, klinik 1418011019 ANINDA NUR KUMALASARI anindanurkumalasari11012@gmail.com2018-08-01T06:40:44Z2018-08-01T06:40:44Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32470This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/324702018-08-01T06:40:44ZHUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
Latar Belakang: Kemampuan komunikasi interpersonal merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki mahasiswa kedokteran untuk membina hubungan dokter dan pasien yang baik. Kemampuan tersebut diketahui dapat dibagun dan ditingkatkan dengan mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan secara aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keaktifan berorganisasi dengan kemampuan komunikasi interpersonal mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian ini adalah 152 mahasiswa angkatan 2015 dan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, yang dipilih menggunakan teknik random sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner keaktifan berorganisasi yang terdiri dari 19 pertanyaan dan kuesioner interpersonal communication competence scale yang terdiri dari 30 pertanyaan. Data dianalisis menggunakan chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan berorganisasi dan kemampuan komunikasi interpersonal yang dominan pada mahasiswa adalah kategori tinggi, masing-masing sebesar 73 (68,9%) responden dan 77 (72,6%) responden. Hasil uji chi-square untuk keaktifan berorganisasi dengan kemampuan komunikasi interpersonal didapatkan nilai p-value 0,012 (p<0,05). Simpulan: Terdapat hubungan antara keaktifan berorganisasi dengan kemampuan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Kata kunci: kemampuan komunikasi interpersonal, keaktifan berorganisasi, mahasiswa kedokteran. 1418011016 ANGGIYA YULIASARIanggiyay@yahoo.com2018-08-01T04:44:53Z2018-08-01T04:44:53Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32473This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/324732018-08-01T04:44:53ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JAHE MERAH (Zingiber officinale var rubrum) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA MENCIT OBESITAS Latar belakang: Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi
di Indonesia. Pada penderita obesitas akan mengalami beberapa keadaan seperti
peningkatan kadar asam urat darah (hiperurisemia). Seseorang dikatakan
hiperurisemia jila memiliki kadar asam urat darah >7 mg/dL pada laki-laki dan >6
mg/dL pada wanita. Keadaan hiperursemia ini akan menimbulkan gejala, salah
satunya nyeri pada persendian. Jahe merah (Zingiber officinale var rubrum)
merupakan salah satu rempah yang banyak digunakan di Indonesia. Didalam jahe
merah terkandung senyawa aktif yaitu gingerol dan 6-shogaol yang dapat
menurunkan kadar asam urat dalam darah.
Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental
dengan teknik pengambilan sampel adalah post-test control design group.
Penelitian dilaksanakan pada Oktober sampai November 2017, bertempat di
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Sampel yang berhasil didapatkan
adalah 20 ekor mencit.
Hasil : Hasil penelitian yang dilakukan terdapat pengaruh pemberian ekstrak jahe
merah terhadap penurunan kadar asam urat darah pada mencit obesitas. Uji
normalitas didapatkan p=0,490 untuk kontrol negatif, p=0,705 untuk kontrol
positif, p=0,377 pada kelompok perlakuan 1 dan p=0,928 pada kelompok
perlakuan 2. Dimana artinya data terdistribusi normal, selanjutnya data di uji
homogenitas dengan Levene hasilnya p=0,039 dan dilanjutkan dengan uji Anova
dan didapatkan p=0,000.
Simpulan: Terdapat pengaruh pemberian ekstrak jahe merah (Zingiber
officinale var rubrum) terhadap penurunan kadar asam urat darah pada mencit
obesitas.
Kata kunci : hiperurisemia, obesitas, jahe merah
ABSTRACT
Background: Obesity is the one of the health problems that occur in Indonesia.
Obesity’s patient will suffer more condition like increasing blood uric acid levels
(hyperuricemia). People who suffer hyperuricemia will have blood uric acid level
more than 7 mg/dl for men and 6 mg/dl for women. Hyperuricemia’s condition
will make symptomps like paint in the joints. Red ginger (Zingiber officinale var
rubrum) is the one of most used herbs in Indonesia. In the red ginger contain
active compounds that called gingerol and 6-shogaol which decrease blood uric
acid levels in blood.
Method: This research use experimental method with post-test control design
group as a technique sampling. The study hold from January until February 2018,
located in Faculty of medicine, Lampung University. The sampling used 20 mices.
Result: The result is there is an effect of red ginger extract to decrease blood uric
acid levels in obesity mice. Normality test results obtained p value = 0.490 in
negative control, p value = 0.705 in positive control, p value = 0.377 in first
treatment group and p value = 0.928 in second treatment group. Which means the
data are normally distributed. Homogenity test with Leven's got significance value
0,039 and continued with test of anova then got result of significance 0.000.
Conclusion: There is an effect of red ginger extract (Zingiber officinale var
rubrum) to decrease blood uric acid levels on obesity mice.
Keyword: hyperuricemia, obesity, red ginger 1418011142 NADIYA DEWI KUSNADI nadiyakusnadi96@gmail.com2018-07-31T04:57:27Z2018-07-31T04:57:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32401This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/324012018-07-31T04:57:27ZFAKTOR-FAKTOR INDIVIDU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI
DI PEKON SRIKATON KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI
DI PEKON SRIKATON KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU
Oleh
ALDO FATEJARUM
Latar belakang: Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung merupakan salah satu wilayah dengan mayoritas penduduk sebagai petani. Pekerjaan sebagai petani memiliki efek samping, salah satunya adalah keluhan muskuloskeletal. Keluhan muskuloskeletal yaitu penyakit akibat kerja yang memiliki keluhan pada otot-otot rangka. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah faktor individu. Yang termasuk dalam faktor-faktor individu, antara lain lama kerja, masa kerja, usia, jenis kelamin dan status gizi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor individu pada keluhan muskuloskeletal pada petani. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional study. Teknik pengambilan sampel adalah consectuive sampling. Penelitian dilaksanakan pada Oktober sampai November 2017, bertempat di Pekon Srikaton Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu. Sampel yang berhasil didapatkan adalah 78 orang. Hasil : Hasil perhitungan dengan uji chi square didapatkan hasil bahwa faktor usia didapatkan p=0,003, kemudian untuk faktor lama kerja didapatkan p=0,000, faktor masa kerja p=0,035, selanjutnya untuk faktor jenis kelamin p=0,023 dan
status gizi p=0,543 dengan nilai = 0,005. Simpulan: Terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, masa kerja dan lama kerja dengan keluhan muskuloskeletal dan tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan keluhan muskuloskeletal pada petani di Pekon Srikaton Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu
Kata kunci : jenis kelamin, keluhan muskuloskeletal, lama kerja, masa kerja usia.
1418011011 ALDO FATEJARUM aldofatejarum@gmail.com2018-07-30T09:06:47Z2018-07-31T04:30:37Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32380This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/323802018-07-30T09:06:47ZGAMBARAN LINGKUNGAN BELAJAR TAHAP KEPANITERAAN
KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
MENGGUNAKAN KUESIONER THE DUNDEE READY
EDUCATION ENVIRONMENT MEASURE (DREEM)
Latar belakang: Lingkungan belajar didefinisikan sebagai keseluruhan perangkat kegiatan belajar-mengajar di sekitar peserta didik yang merupakan hasil refleksi dari karakteristik sebuah institusi pendidikan. Kegiatan pembelajaran dalam tahap kepaniteraan klinik merupakan pendidikan profesi dokter berupa penerapan ilmu yang telah didapatkan selama masa preklinik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui GAMBARAN lingkungan belajar pada tahap kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dengan 128 responden dan sumber data yang digunakan adalah dari kuesioner DREEM. Analisis data dilakukan dengan menghitung rata-rata DREEM Hasil Penelitian: DREEM dan jumlah rata-rata dari persepsi lingkungan belajar tahap kepaniteraan klinik adalah RSAM 109, RSAY 109, RSJ 109, PTPN 107.4 dan PUSKESMAS 102 dengan nilai rata-rata adalah 107. Persepsi lingkungan belajar pada tahap kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung berada dalam kondisi positif atau kategori baik. Kesimpulan: Penelitian ini memiliki makna lingkungan belajar pada tahap kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung berada dalam kategori baik.
Kata Kunci: lingkungan Belajar, kepaniteraan klinik, persepsi
1118011111 KARINE MEYNDA PUTRI karinemeynda85@gmail.com 2018-07-30T08:51:54Z2018-07-30T08:51:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32384This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/323842018-07-30T08:51:54ZHUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN ACTIVE LEARNING DAN CRITICAL THINKING PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN 2017
ABSTRAK
HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN ACTIVE LEARNING DAN CRITICAL THINKING PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN 2017
Oleh
OKTA DELLA SUSMITHA Latar belakang: Lingkungan pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu yang paling penting dari pembelajaran yang efektif sehingga kualitas lingkungan pembelajaran mencerminkan kualitas pembelajaran. Lingkungan belajar juga bergantung pada kualitas pribadi mahasiswa untuk berinteraksi antar mahasiswa agar active learning dan critical thinking dapat tercapai dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkungan belajar dengan active learning dan critical thinking pada mahasiswa tingkat pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun 2017. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional study. Sampel penelitian ini terdiri dari 141 mahasiswa angkatan 2017 yang ditentukan dengan total sampling. Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner Dundee Ready Educational Environment (DREEM) dan Self Assessment Scale on Active Learning And Critical Thinking (SSACT). Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi mahasiswa tentang lingkungan belajar sebagian besar memuaskan (46,8%) serta active learning dan critical thinking mahasiswa sebagian besar dalam kategori tinggi (56,7%). Berdasarkan analisis bivariat dengan uji Chi-Square didapatkan nilai p 0,020 (<0,05) artinya didapatkan hubungan yang bermakna. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara lingkungan belajar dengan active learning dan critical thinking pada mahasiswa tingkat pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun 2017. Kata kunci: Active learning, critical thinking, DREEM, lingkungan belajar, SSACT. 1418011159 OKTA DELLA SUSMITHAdellasusmitha@gmail.com2018-07-30T04:02:02Z2018-07-30T04:02:02Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32349This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/323492018-07-30T04:02:02ZHUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM
RSUD DR. H ABDUL MOELOEK
ABSTRAK
Latar Belakang: Mutu pelayanan rumah sakit sangat penting karena mempengaruhi kepuasan pasien. Mutu pelayanan kesehatan yang baik dapat menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Kepuasan pelanggan yang rendah akan berdampak terhadap menurunnya jumlah kunjungan pasien yang akan mempengaruhi profitabilitas fasilitas kesehatan. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien BPJS pada ruang rawat inap penyakit dalam di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Metode Penelitian: Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan consecutive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien BPJS yang dirawat di ruang rawat inap penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dengan jumlah sampel 60 orang. Analisis data menggunakan uji chi square dengan α<0,05.
Hasil Penelitian: Ada hubungan tangible (p-value 0,013), reliability (p-value 0,027), responsiveness (p-value 0,002), assurance (p-value 0,000) dan empathy (p-value 0,003) terhadap kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy terhadap kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Kata Kunci: BPJS, Kepuasan Pasien, Mutu Pelayanan 1418011045 CHYNTIA SAPUTRI saputrichyntia@gmail.com 2018-07-11T08:44:22Z2018-07-11T08:44:22Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32100This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/321002018-07-11T08:44:22ZHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN GULA DARAH PUASA TERKONTROL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 PESERTA PROLAIS DI BANDAR LAMPUNGLatar Belakang: Diabetes melitus (DM) tipe 2 adalah penyakit metabolik yang
ditandai dengan tingginya kadar gula darah(hiperglikemia).Salah satu cara untuk
mengendalikan gula darah pada penderita DM yaitu dengan cara melakukan
aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang terstruktur dapat meningkatkan sensitivitas
transpor glukosa akibat stimulasi insulin. Sehingga dapat menurunakan kadar
glukosa plasma.
Metode: Penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian dilakukan pada 97 responden penderita DM tipe 2 di 10 Pusat Keshatan
Masyarakat (Puskesmas) dengan peserta Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(Prolanis) terbanyak di Bandar Lampung. Aktivitas fisik diidentifikasi dengan
Global Physical Activity Quesionaire (GPAQ) dan gula darah puasa diidentifikasi
menggunakan glucometer. Uji hipotesis menggunakan uji Chi Square.
Hasil: Terdapat 41 responden dengan aktivitas fisik kategori tinggi (42,3%), 38
aktivitas fisik kategori rendah (39,2%) dan 18 aktivitas fisik kategori sedang
(18,6%). Sebanyak 57 responden memiliki gula darah puasa tidak terkontrol
(58,8%) dan 40 responden dengan gula darah puasa terkontrol (41,2%). Hasil uji
Chi-Square menunjukkan terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan gula
darah puasa terkontrol pada penderita DM tipe 2 peserta prolanis di Bandar
Lampung dengan p-value < 0,05 ( 0,033) dan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan aktivitas fisik dengan gula darah puasa
terkontrol pada penderita DM tipe 2 peserta Prolanis di Bandar Lampung
Kata Kunci : Aktivitas fisik, Diabetes Melitus Tipe 2, Gula darah puasa,
Prolanis.1418011034 ATIKAH LANDANI tikalandani11@gmail.com2018-07-10T02:50:52Z2018-07-10T02:50:52Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32067This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/320672018-07-10T02:50:52ZKUALITAS PELAYANAN BAGI PASIEN MISKIN PENGGUNA BPJS
KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTAAGUNG
(studi kasus di RSUD Kotaagung Tanggamus)Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengidentifikasi kualitas
pelayanan kesehatan dan apa saja faktor penghambat dalam memberikan kualitas
pelayanan pada pasien miskin pengguna BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah
Kotaagung. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Fokus penelitian ini yaitu kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien miskin pengguna
BPJS, meliputi tangible, reliability, responsiviness, assurance, emphaty dan faktor
penghambat dalam memberikan kualitas pelayanan BPJS meliputi faktor internal dan
faktor eksternal. pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik penelitian di
lapangan yang terdiri dari observasi dan wawancara. Narasumber ditentukan melalui
teknik purposive sampling. Narasumber terdiri dari pihak petugas kesehatan (pemberi
pelayanan) dan pihak masyarakat (pengguna BPJS). Adapun teknis analisis interaktif
yang merupakan rangkaian dari proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, menarik kesimpulan/verifikasi data.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan BPJS di
Rumah Sakit Umum Daerah Kotaagung masih ada kekurangan dan belum optimal,
diantaranya alat-alat medis, kedisiplinan pegawai, serta sarana dan prasarana yang
belum ditingkatkan secara lebih optimal. Faktor penghambatnya yaitu kurang
baiknya kondisi alat-alat medis, kurangnya kedisiplinan pegawai, perbedaan psikososial
antara tenaga medis dengan penduduk, kondisi geografis Rumah Sakit yang
sulit dijangkau.
Kata Kunci: Kualitas pelayanan, BPJS, Rumah Sakit
abstract
This research aims to describe and identify health service quality and what are the
inhibiting factors in providing the service quality to the poor BPJS-health-insurance
patients atKotaagung Regional General Hospital. The type of the research used is
qualitative descriptive research. The focus of this research is health service quality for
poor BPJS-health-insurance patients including tangible, reliability, responsiveness,
assurance, empathy and the inhibiting factors in providingthe BPJS service quality
including internal and external factors. The data collection was conducted by using
field research technique consisting ofobservation and interview. The interviewees
were determined by purposive sampling technique. The interviewees consisted of
health officers (service providers) and the society (BPJS users) as well as secondary
data obtained from books, internet, and magazinein accordance with the research title
namely Service Quality. The interactive analysis technique is a series of
datacollection process, data reduction, data presentation, conclusion drawing/data
verification.
Based on the results of the research, it can be found that the service quality of BPJS at
Kotaagung Regional General Hospitalis not yet optimal and still has shortcomings
such as medical instruments, employee’s discipline, and facilities and infrastructure
which have not been improved more optimally. The inhibiting factors are poor
medical instruments, employee who are lack of discipline, psycho-social differences
between medical personnel and the society, and the geographical condition of the
hospital which is difficult to reach.
Keywords: Service Quality, BPJS, Hospital1416011008 ANDINA PRASETYAprasetyatop15@gmail.com2018-07-02T07:41:47Z2018-07-02T07:41:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31941This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/319412018-07-02T07:41:47ZPELAYANAN KESEHATAN DASAR BAGI MASYARAKAT MISKIN DI
PUSKESMAS TERAKREDITASI
(Studi tentang Prosedur dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dasar di
Puskesmas Rawat Inap Kedaton)Peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kota Bandarlampung sangat penting
dalam rangka meningkatkan produktivitas masyarakat. Dalam peningkatan
pelayanan kesehatan dasar masih terdapat permasalahan, seperti pelayanan
kesehatan kepada penduduk miskin masih sangat rendah, masyarakat miskin
seringkali mengalami keluhan seperti pelayanan medis, pelayanan obat-obatan,
pelayanan administrasi dan pembuatan surat rujukan yang belum memuaskan.
Puskesmas Rawat Inap Kedaton merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang meraih akreditas sebagai FKTP yang diharapkan dapat memperbaiki dan
meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya masyarakat miskin.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan prosedur pelayanan kesehatan
dasar bagi masyarakat miskin dan menganalisis kualitas pelayanan kesehatan
dasar bagi masyarakat miskin di Puskesmas Rawat Inap Kedaton. Metode
penelitian yang digunakan ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat miskin di Puskesmas Rawat Inap Kedaton yang didasarkan pada
Peraturan Walikota Bandarlampung Nomor 24 Tahun 2014 semua indikator sudah
dicakup dan dilaksanakan dengan baik. Kualitas pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat miskin dapat dinilai berdasarkan lima dimensi kualitas pelayanan
yaitu tangibles berupa bukti fisik sarana prasarana puskesmas; reliability berupa
kehandalan petugas puskesmas; responsiveness berupa daya tanggap petugas
puskesmas; assurance berupa jaminan yang diberikan puskesmas terhadap pasien;
emphaty berupa kepedulian petugas puskesmas terhadap pasien. Berdasarkan
indikator tersebut, kualitas pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin
secara keseluruhan sudah berjalan cukup baik, meskipun masih ada beberapa
keluhan terhadap salah satu indikator seperti kurangnya ruang tunggu dan
lambatnya kinerja dokter gigi.
Kata Kunci : Pelayanan Publik, Kesehatan Dasar, Prosedur Pelayanan,
Kualitas Pelayanan, Puskesmas
abstract
Increasing the public health status of Bandarlampung City is very important in
order to improve the productivity of the community. In the improvement of basic
health services there are still problems such as health services to poor society are
still very low, poor society often experience complaints such as medical services,
medication services, administrative services and the creation of unsatisfactory
referral letters. Health Center Kedaton is the first-rate health service that
accredited as FKTP which is expected to improve public health especially poor
society.
This study aims to describe the basic health service procedures for poor society
and analyze the quality of basic health services for poor society at Health Center
Kedaton. The type of research used in this research is descriptive research with
qualitative approach.
The results of this research indicate that the basic health service procedures for
poor society at Health Center Kedaton which is based on the Bandarlampung
Mayor Regulation No. 24 of 2014 that all indicators have been covered and good
implemented. The quality of basic health services for poor society can be assessed
based on the five dimensions of service quality is tangibles in form of
infrastructure facility of health center; reliability of health center staff;
responsiveness of health center staff; assurance given by health center to patient;
emphaty of health center staff to patient. Based on these indicators, the quality of
basic health services for poor society is running fairly good, as there are still some
complaints against one of the indicators such as the lack of waiting room and the
slow performance of the dentist, but overall it has been fairly good implemented.
Keywords: Public Service, Basic Health, Service Procedures, Service Quality,
Health Center 1416041105 YUNIA MERTISANFARAyuniameritisanfara@gmail.com2018-06-23T05:08:05Z2018-06-23T05:08:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31702This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/317022018-06-23T05:08:05ZPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA TUKANG GIGITukang gigi adalah setiap orang yang mempunyai kemampuan membuat dan memasang gigi tiruan lepasan. Perizinan dan kewenangan tukang gigi diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2014 tentang Pembinaan Pengawasan dan Perizinan Pekerjaan tukang gigi. Permasalahan dalam penelitian ini, bagaimana tanggung jawab tukang gigi dalam melakukan pelayanan kepada konsumen menurut undang-undang yang berlaku, bagaimana perlindungan hukum bagi konsumen jasa tukang gigi maupun perlindungan hukum bagi tukang gigi dalam melakukan pelayanan kesehatan dan bagaimana pengawasan Dinas Kesehatan terhadap praktik tukang gigi di Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan penelitian hukum empiris. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif. Hasil dari penelitian bahwa, tanggung jawab tukang gigi menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2014 tentang Pembinaan, Pengawasan, dan Perizinan Pekerjaan Tukang Gigi yaitu membuat dan memasang gigi tiruan lepasan sebagian atau penuh yang terbuat dari bahan heat curing acrylic, bahwa konsumen pengguna jasa tukang gigi belum terlindungi karena masih banyak masyarakat awam aturan terkait dan tukang gigi belum terlindungi oleh peraturan yang berlaku karena tidak melakukan perkerjaan sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan pengawasan oleh Dinas Kesehatan terhadap praktik tukang gigi di Kota Bandar Lampung belum pernah dilakukan.
Kata Kunci: Tukang Gigi, Perlindungan Hukum, Konsumen.
THE LEGAL PROTECTION FOR CONSUMERS OF PROSTHODONTIST SERVICE
The prosthodontist or teeth maker is anyone who has the ability to make and install removable denture. The licensing and dental authority are regulated in Minister of Health Regulation No. 39 year of 2014 concerning the Guidance, Supervision and Licensing of Dental Works. The problems of this research are formulated as follows: how is the prosthodontist responsibility in performing service to the consumers according to the applicable law, how is the legal protection of the dental service for both the consumers and the prosthodontist, and how is the supervision by the Health Department to the practice of prosthodontist in Bandar Lampung. This research applied empirical approach. The data sources consisted of primary and secondary data. The data analysis was done using qualitative data analysis. The result of the research showed that the responsibility of prosthodontist has been regulated in Minister of Health Regulation No. 39 year of 2014 concerning the Guidance, Supervision and Licensing of Dental Works which is to create and to install partial or full removable dentures made from heat curing acrylic material, while the legal protection for consumers of prosthodontist service has not been regulated because there are still a lot of people who do not know the related regulation, also, the prosthodontists have not been protected by the applicable regulations because they are not doing the work in accordance with the applicable regulations, and no supervision has ever been conducted by the Health Department to the prosthodontist service in Bandar Lampung.
Keywords: Prosthodontist, Legal Protection, Consmers.1522011132 Anisa Nurlaila Sariannisa.nurlailasari@yahoo.com2018-05-14T07:52:59Z2018-05-14T07:52:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31441This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/314412018-05-14T07:52:59ZFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
BPJS KESEHATAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG
(Studi Kasus : Pasien Pengguna BPJS Kesehatan di RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan BPJS Kesehatan di Kota Bandar Lampung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah biaya premi, pendapatan, pendidikan, usia, dan jarak. Sumber penelitian yang digunakan adalah data primer. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan metode regresi linear berganda dengan menggunakan estimasi Ordinary Least Square (OLS).
Hasil dari analisis menunjukkan variable pendidikan dan usia berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan BPJS Kesehatan di Kota Bandar Lampung. Variabel biaya premi dan jarak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan BPJS Kesehatan di Kota Bandar Lampung. Sedangkan variabel pendapatan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan BPJS Kesehatan di Kota Bandar Lampung.
Kata Kunci: Biaya premi, Jarak, Pendapatan, Pendidikan, Permintaan BPJS Kesehatan, Usia
ABSTRACT
This study aims to analyze the factors that affect of the national social insurance administration organization of health in Bandar Lampung City. The independent variables in this research are the cost of premium, income, education, age and distance. The research source used is primary data. The analysis used in this study used qualitative analysis and multiple linear regression method using Ordinary Least Square (OLS) estimation.
The result of the analysis shows that education and age variables have positive and significant effect on the demand of national social insurance administration organization of health in Bandar Lampung City. Variable cost of premium and distance have negative and significant effect on the demand of national social insurance administration organization of health in Bandar Lampung City.While the income variable has a negative and insignificant effect on the demand of national social insurance administration organization of health in Bandar Lampung City.
Keywords: Age, Cost of Premium, Demand of National Insurance of Health, Distance, Education, Income
1311021004 Agung Pratamawildanendriana123@gmail.com2018-04-24T07:09:01Z2018-04-24T07:09:01Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31166This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/311662018-04-24T07:09:01ZPERBEDAAN DERAJAT KECEMASAN ANTARA MAHASISWA TAHAP
AKADEMIK TINGKAT AWAL DENGAN TINGKAT AKHIR DI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGii
ABSTRACT
DIFFERENCES DEGREES OF ANXIETY BETWEEN FIRST YEAR AND LAST YEAR
STUDENTS ACADEMIC STAGE IN MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY
By
ACHMAD FARIZ RAMADHAN
Background: Anxiety arising from the absence of a response to stressful conditions or conflict.
Anxiety is very disturbing homeostasis and function of the individual, because it needs to be
eliminated in various ways adjustments.
Objective: To determine the differences degrees of anxiety between first year and last year
students academic stage in Medical Faculty Lampung University
Methods:The research was carried analytic observational with cross sectional approach. The
study was conducted on student academic stage force in 2014 and 2016 in March 2017 as each
30 respondents.Respondents were asked to fill out a HARS anxiety questionnaire and data
analysis using unpaired t test using a computer program.
Results:The results showed a large majority of respondents was 20 years (36.7%) and mild
anxiety level (48.3%). The mean score of anxiety in last year students academic stage as 9.53
and the first yearas 14.1 with a difference of 4, 57.
Conclusion: There area differences degrees of anxiety between first year and last year students
academic stage in Medical Faculty Lampung University
Keywords:Anxiety, medical student, first year, last year.
iii
ABSTRAK
PERBEDAAN DERAJAT KECEMASAN ANTARA MAHASISWA TAHAP
AKADEMIK TINGKAT AWAL DENGAN TINGKAT AKHIR DI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh
ACHMAD FARIZ RAMADHAN
Latar Belakang : Kecemasan timbul akibat adanya respon terhadap kondisi stres
atau konflik. Kecemasan sangat mengganggu homeostasis dan fungsi individu,
karena itu perlu segera dihilangkan dengan berbagai macam cara penyesuaian
Tujuan : Mengetahui perbedaan derajat kecemasan antara mahasiswa tahap
akademik tingkat awal dengan tingkat akhir di Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung.
Metode : Penelitian ini dilakukan secara analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada mahasiswa tahap akademik
angkatan 2014 dan 2016 pada bulan Maret 2017 sebanyak masing – masing 30
responden. Responden diminta untuk mengisi kuesioner kecemasan HARS dan
data dilakukan uji analisis menggunakan uji T tidak berpasangan dengan
menggunakan program komputer.
Hasil : Hasil menunjukan responden sebagian besar berusia 20 tahun (36,7%) dan
tingkat kecemasan ringan (48,3%). Rerata skor kecemasan pada mahasiswa tahap
akademik tingkat akhir sebesar 9,53 dan tingkat awal sebesar 14,1 dengan selisih
sebesar 4, 57.
Kesimpulan : Terdapat perbedaan derajat kecemasan yang signifikan antara
mahasiswa tahap akademik tingkat akhir dan awal di Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung.
Kata Kunci : Kecemasan, mahasiswa kedokteran, tingkat awal, tingkat akhir.0918011025 ACHMAD FARIZ RAMADHANfarizramdhan666@gmail.com2018-04-18T07:29:14Z2018-04-18T07:29:14Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31042This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/310422018-04-18T07:29:14ZPENGARUH HARGA, LOKASI, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN JASA EMPIRE GYM
(Studi Pada Konsumen Empire Gym)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, lokasi, dan promosi terhadap
keputusan pembelian di Empire Gym. Penelitian ini dilakukan pada konsumen Empire Gym
dengan jumlah sampel sebanyak 60 responden, teknik sampel yang digunakan adalah teknik nonprobability
samplingdan metode pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Jenis
penelitian yang digunakan adalah kuantitatif eksplanatif dan menggunakan teknik analisisdata
deskriptif,uji regresi linier berganda, uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan menggunakan
bantuan softwareSPSS 23 for Windows evaluation Version
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel harga berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap keputusan pembelian, variabel lokasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
keputusan pembelian dan variabel promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian. Untuk penelitian selanjutnya Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan
penelitian ini dengan meneliti faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian,
misalnya faktor kualitas pelayanan. Peneliti selanjutnya juga dapat menggunakan metode lain
dalam meneliti keputusan pembelian, misalnya melalui wawancara mendalam terhadap
responden, sehingga informasi yang diperoleh dapat lebih bervariasi dan mendapatkannya secara
langsung dan bagi Empire Gymdiharapkan kedepannya pemilik Empire Gym mampu
meningkatkan atau mempertahankan mutu jasa Empire Gym.
Kata Kunci:, Harga, Lokasi, Keputusan Pembelian dan Promosi
abstract
This study aims to determine the effect of price, location, and promotion of purchasing decisions
in the Empire Gym. This research was conducted on consumer Empire Gym with the number of
samples counted 60 respondents, the sample technique used was non-probability sampling
technique and sampling method using Purposive Sampling. The type of research used is
quantitative explanative and using descriptive data analysis techniques, multiple linear
regression test, classical assumption test and hypothesis test using SPSS 23 software for
Windows evaluation Version.
The results of this study indicate that the price variable has a positive and insignificant effect on
the purchase decision, location variable has positive and insignificant effect on purchasing
decision and promotion variable have positive and significant effect to purchasing decision. For
further research Researchers can further develop this research by examining other factors that
can influence purchasing decisions, such as service quality factors. The next researcher can also
use other methods in researching purchasing decisions, for example through in-depth interviews
of respondents, so that the information obtained can be more varied and get it directly and for
the Empire Gym expected future Empire Gym owners can improve or maintain the quality of
Empire Gym services.
Keywords:Location,Price, Purchase Decision and Promotion 1346051018 ROSIHAN ANWARrosihan191@gmail.com2018-04-17T08:39:15Z2018-04-17T08:39:15Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31022This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/310222018-04-17T08:39:15ZFAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DERMATITIS
KONTAK AKIBAT KERJA PADA PENGRAJIN BATIK DI GRIYA GABOVIRA
BANDAR LAMPUNGABSTRAK
Latar Belakang: Dermatitis kontak akibat kerja
(
DKAK
)
adalah kondisi kelainan kulit
yang disebabkan oleh paparan terkait pekerjaan. Pengrajin batik umumnya selalu terpapar
zat pewarna sintesis dan lilin malam yang dapat bersifat sebagai zat iritan dan alergen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
DKAK pada pengrajin batik di Griya Gabovira Bandar Lampung.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan 30 responden yang
merupakan pengrajin batik di Bandar Lampung. Data penelitian diambil dari wawancara,
pengisian kuesioner, dan pemeriksan fisik oleh dokter spesialis kulit dan kelamin. Data
dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil : Sebanyak 53,3% pengrajin batik di Griya Gabovira mengalami DKAK. Terdapat
dua faktor resiko yang berhubungan dalam penelitian ini yaitu lama paparan
(
p = 0,001
)
dan riwayat atopi
(
p = 0,002)
. Hasil analisis multivariat didapatkan hasil bahwa lama
paparan merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam penelitian ini (
p = 0,014)
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara faktor lama paparan dan riwayat atopi terhadap
kejadian DKAK pada pengrajin batik di Bandar Lampung
Kata Kunci : Dermatitis kontak akibat kerja, zat iritan dan alegen, pengrajin batik.
ABSTRACT
Background: Occupational contact dermatitis
(
OCD
)
is a condition of skin disorders
caused by occupational exposure. Batik craftsman always exposed to synthetic dyes and
candles that can be irritant and allergen substances. This study aims to determine the
factors that influence the incidence of OCD on batik craftsmen in Griya Gabovira Bandar
Lampung.
Method: This study used cross sectional design with 30 respondents batik craftsmen in
Bandar Lampung. The data were collected from interviews, filling out questionnaires, and
physical examination by specialist skin and genitalia. Data were analyzed using
univariate, bivariate and multivariate analysis.
Results: 53.3% Batik craftsmen in Griya Gabovira experienced OCD. There are two
related risk factors in this study including the duration of exposure (
p = 0.001
)
and history
of atopy
(
p = 0.002
)
. From multivariate analysis result showed that duration of exposure
was the most influential factor in this research
(
p = 0,014)
Conclusion: There is relationship between duration of exposure and history of atopy to
OCD incident on batik craftsmen in Bandar Lampung. Duation of exposure is the factor
that most influence the incidence of OCD.
Keywords: Occupational contact dermatitis, irritant substances, batik craftsmen.1418011033 ATIKA MARCHERYAatika.mrch@gmail.com2018-04-17T07:16:32Z2018-04-17T07:16:32Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/31009This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/310092018-04-17T07:16:32ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galangal L.Willd) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL MENCIT JANTAN (Mus Musculus L) YANG DIINDUKSI
OLEH MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)
ABSTRAK
Latar Belakang : Monosodium Glutamat (MSG) adalah garam natrium glutamat yang digunakan sebagai penambah rasa. Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 sekitar 77,3%. MSG dikonsumsi masyarakat Indonesia. MSG dapat membentuk radikal bebas menyebabkan kerusakan organ tubuh salah satunya ginjal manusia. Rimpang lengkuas adalah bahan alami yang mengandung antioksidan yang dapat mecegah kerusakan organ akibat radikal bebas.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol rimpang lengkuas terhadap gambaran histopatolgi ginjal mencit yang diinduksi MSG.
Metode: Desain penelitian ini adalah eksperimental dengan 5 kelompok perlakuan, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor mencit (Mus Musculus L.) strain DDY. Kelompok K(-) tidak diberi perlakuan; kelompok K+ diberikan MSG 4mg/grBB; kelompok P1 diberikan MSG 4mg/kgBB + ekstrrak etanol rimpang lengkuas 14mg/20grBB; kelompok P2 diberikan MSG 4mg/kgBB + ekstrrak etanol rimpang lengkuas 28mg/20grBB; kelompok P3 diberikan MSG 4mg/kgBB + ekstrrak etanol rimpang lengkuas 56mg/20grBB.
Hasil: Berdasarkan hasil rerata score kerusakan ginjal berupa sebagai berikut K(-) 0, K+ 3,8, P1 3, P2 2,2, P3 1,8 setelah uji statistik One Way ANOVA didapatakan hasil yang bermakna dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Pada uji Post Hoc terlihat pada K+ dengan P3 adanya pengaruh perlakuan yang signifikan terhadap penurunann degenerasi sel ginjal bermakna secara statistik terhadap peningkatan dosis ekstrak etanol rimpang lengkuas.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh pemberian ekstrak etanol rimpang lengkuas terhadap gambaran histopatologi ginjal mencit yang diinduksi MSG.
Kata Kunci: Ekstrak lengkuas (Alpinia galangal L.Willd) , histopatologi ginjal, monosodium glutamat
1418011140 NADIA ROSMALIA DEWInadiarosmalia140@gmail.com2018-03-01T07:25:03Z2018-03-01T07:25:03Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30703This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/307032018-03-01T07:25:03ZPERBEDAAN KETERAMPILAN PRE DAN POST PENDIDIKAN MANAJEMEN REHABILITASI PENGGUNA ROKOK AKTIF DI SMKN 2 BANDAR LAMPUNGLatar belakang: Merokok adalah kebiasaan buruk yang membahayakan perokok
dan bukan perokok. Di SMKN 2 Bandar Lampung, beberapa siswa adalah
perokok. Sehingga penting untuk mendidik siswa perokok tentang bahaya
merokok. Pembentukan agen (nama agen adalah MR.NARSIS) yang terdiri dari
siswa SMKN 2 Bandar Lampung. Agen ini akan menjadi perwakilan anti rokok
yang mengerti dan mampu melakukan sosialisasi, manajemen, dan rehabilitasi
bagi para siswa yang merokok sebagai solusi untuk menciptakan lingkungan yang
sehat di sekolah.
Metode: Metodenya adalah agen yang dipilih dari peserta yang memenuhi syarat
sosialisasi. Siswa yang terpilih akan mengikuti pelatihan konseling dan menjadi
konselor sebaya untuk teman perokok mereka. Akan ada 21 agen yang akan
dibagi menjadi 7 kelompok, masing-masing kelompok akan mengonseling 5
perokok aktif. Ada tiga simulasi yang dilakukan dengan tiga keterampilan
konselor yang berbeda dalam setiap simulasi. Metode lain yang digunakan adalah
permainan ular dan tangga tentang kampanye anti rokok. Lalu, ada tiga evaluasi,
dalam pra-sosialisasi, setelah sosialisasi, dan keseluruhan keterampilan konselor
anti-merokok.
Hasil: Hasil dari program ini adalah terdapat 13 (62%) orang yang terampil, 7
(33%) orang cukup terampil dan 1 (5%) orang kurang terampil.
Simpulan: Terdapat perbedaan keterampilan antara pre dan post pendidikan
manajemen rehabilitasi, dan setelah pendidikan manajemen rehabilitasi sebagian
besar agen MR.NARSIS mendapatkan kategori terampil.
Katakunci : rehabilitasi, keterampilan konseling, anti rokok, dan ular tangga
Backrgound: Smoking is a bad habit that endangered the smoker and the non
smoker. In SMKN 2 Bandar Lampung, some of students are smokers. So that, it is
important to educate the smokers students about the danger of smoking through.
The formation of agents (name of agent is MR.NARSIS) which consist of
students SMKN 2 Bandar Lampung. These agents will be anti-smoking
representatives who understand and able to do socialization, management, and
rehabilitation for smoking students as the solution to create a healthy environment
in school.
Method: Agents were selected from qualified participants of socialization. The
selected students will go through counseling training and become peer counselor
for their smoker friends. There will be 21 agents who will be divided into 7
groups, each group will counsel 5 active smoker. There were three simulations
conducted with three different skills of counselor in each simulation. Another
method used is snake and ladder game about anti-smoking campaign. Finally,
there were three evaluations, in pre-socialization, after socialization, and the
overall skills of anti-smoking counselor.
Result: The results of this program are 13 (62%) skilled people, 7 (33%) average
skilled and 1 (5%) less skilled.
Conclusion: There was a significant difference between pre education and post
education management rehabilitation, and after rehabilitation management
education of MR.NARSIS agents is skill category.
Keywords: rehabilitation, skill of counseling, anti-smoking, snake ladder1418011155 NOPRI YANDA HARAJABtutor20semester4@gmail.com2018-01-31T07:09:19Z2018-01-31T07:09:19Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30088This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300882018-01-31T07:09:19ZEFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROSEDUR KLAIM RSUD. JEND. A.
YANI KOTA METRO KEPADA BPJS KESEHATAN CABANG METROPelaksanaan Prosedur Klaim RSUD. Jend. A. Yani Kota Metro kepada BPJS
Kesehatan Cabang Metro dimulai dengan penandatanganan kerjasama. RSUD
Jend A. Yani sebagai pihak penyedia pelayanan kesehatan. dan BPJS Kesehatan
Cabang Metro berkewajiban melakukan pembayaran klaim kepada rumah sakit
atas pelayanan kesehatan yang telah diberikan. Untuk mendapatkan pencairan
dana klaim tersebut, rumah sakit mengajukan tagihan klaim kepada BPJS
Kesehatan. Terdapat beberapa syarat dalam pelaksanaan prosedur klaim rumah
sakit kepada BPJS Kesehatan,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah efektivitas
pelaksanaan prosedur klaim RSUD Jend. A. Yani Kota Metro pada BPJS Cabang
Metro. Serta mengetahui efektivitas pelaksanaan prosedur klaim dengan
menggunakan pendekatan efektivitas dan konsep manajemen administrasi rumah
sakit. Guna menilai tingkat efektivitas pelaksanaan prosedur klaim RSUD Jend.
A. Yani Kota Metro kepada BPJS Cabang Metro. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan melalui pengamatan dan
wawancara kepada beberapa informan terkait pelaksanaan prosedur klaim yang
menunjukkan apakah pelaksanaan prosedur klaim di RSUD Jend. A. Yani Kota
Metro dan BPJS Kesehatan Cabang Metro dapat dikategorikan efektif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan prosedur klaim RSUD
Jend. A. Yani Kota Metro kepada BPJS Kesehatan belum efektif. Hal tersebut
disimpulkan dari hasil penelitian dengan berdasarkan pendekatan sasaran,
pendekatan sumber, pendekatan proses yang dikemukakan oleh Hari Lubis dan
Martani Huseini. Adanya keterlambatan pengumpulan berkas klaim, berkas klaim
susulan, kesalahan pengkodean diagnosis dan sebagainya yang menjadi faktor
penghambat efektivitas pelaksanaan prosedur klaim RSUD Jend. A. Yani Kota
Metro kepada BPJS Kesehatan Cabang Metro.
Kata Kunci : Efektivitas,Prosedur Klaim, RSUD Jend. A. Yani Kota Metro,
BPJS Kesehatan Cabang Metro
abstract
Implementation of the RSUD.Jend. A. Yani Metro City claims procedure to
BPJS Kesehatan Metro Branch start from signature of MoU (Memorandum of
Understanding). RSUD Jend. A. Yani as a health services and BPJS Kesehatan
Metro Branch is obligated to make payment of claims to hospitals over health
services that has been given. To get the claims fund, hospital have to submit the
claim bills to BPJS Kesehatan. There are several terms in the implementation
procedure of hospital claims to BPJS Kesehatan.
This research aims to knowing how the effectiveness of the implementation
of RSUD. Jend. A. Yani Metro City claims procedure to BPJS Kesehatan Metro
Branch. As well as knowing the effectiveness of the implementation of claims
procedure by using effectivenessapproach and concept of hospital management
administration. To assesthe effectiveness of the implementation of RSUD.Jend.
A. Yani Metro City claims procedure to BPJS Kesehatan Metro Branch. This
research uses qualitative-descriptive method. This research was carried out
thought observation and interview to several sources related implementation
claims procedure which indicate whether the implementation of RSUD Jend. A.
Yani Metro City claim procedures and BPJS Kesehatan Metro Branch can be
called effective.
The result showed that the implementation of TheRSUD Jend. A. Yani Metro
City claims procedure to BPJS Kesehatan Metro Branch has not been effective.
That’s inferred from the research based on goal approach, system resource
approach, and internal procces approach express by Hari Lubis and Martani
Huseini. The existence of the overdue in collection of claim files, the continuation
of claim file, mistake in encoding of diagnosis and others those was detain the
effectiveness of the implementation of The RSUD Jend. A. Yani Metro City
claims procedure to BPJS Kesehatan Metro Branch.
Key Word :Effectiveness,Claims Procedure, RSUD Jend. A. YaniMetro City,
BPJS KesehatanMetro Branch1316041032 GUSTIAN ISTIQOMAHgustianistiqomah@gmail.com2018-01-31T02:15:59Z2018-01-31T02:15:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30060This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300602018-01-31T02:15:59ZEVALUASI PROGRAM UNGGULAN PELAYANAN KESEHATAN
BUPATI PESAWARAN HOME CARE DI KABUPATEN PESAWARAN
TAHUN 2013-2016
(Studi di Puskesmas Bernung, Puskesmas Kotadalam, dan Puskesmas
Hanura)Program Home Care adalah sebuah program yang dibentuk oleh Bupati
Pesawaran untuk meningkatkan, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan
atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari
penyakit. Program Home Care menjadi program unggulan karena di Provinsi
Lampung hanya terdapat di Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis dan mengevaluasi hasil program Home Care serta menganalisis
faktor-faktor penghambat dalam program Home Care tersebut. Dalam
mengevaluasi program ini peneliti menggunakan teori evaluasi proses menurut
Wirawan, serta beberapa teori penunjang lainnya. Jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di
Puskesmas Bernung, Puskesmas Kotadalam, dan Puskesmas Hanura di Kabupaten
Pesawaran.
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa,
program Home Care belum efektif dalam pelaksanaan selama ini. Hal ini karena
tujuan dari meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat belum
tercapai dan masih banyak yang belum terpenuhi kebutuhan kesehatannya.
Kekurangan dari program ini terletak pada kekurangan sumber daya dalam hal
jumlah petugas Home Care dan desa bertugas yang tidak sesuai, fasilitas peralatan
dan kendaraan kesehatan kurang, dan juga anggaran. Oleh karena itu perlu adanya
peningkatan dalam hal jumlah sumber daya yang ada baik dana anggaran,
fasilitas, dan manusianya dalam program Home Care.
Kata Kunci: Home Care, Evaluasi, Program, Kebijakan Publik
abstarct
Home Care program is a program set up by Regent Pesawaran to increase,
maintain, or restore health or maximize the level of independence and minimizing
the consequences of the disease. Home Care program became the prime program
because in Lampung Regency Pesawaran only. This research was conducted to
analyze and evaluate the results of the program as well as Home Care analyzes the
factors restricting the Home Care program. In evaluating this program researchers
using theory evaluation process according to some theories, as well as Wirawan
supporting another. Type of this research is descriptive research with qualitative
approach. This research was conducted in Community Health Center Bernung,
Community Health Center Kotadalam, and Community Health Center Hanura.
Based on the research that has been done then it can be inferred that, Home Care
programs have not been effective in the implementation so far. This is because the
purpose of increasing the self-reliance of the community to live healthy is not
reached and there are still many who have not yet fulfilled the needs of health.
The shortcomings of this program lies in the lack of resources in terms of the
number of staff on duty and Home Care are not appropriate, on-site equipment
and vehicles, and also less health budget. Therefore it is necessary to increase in
terms of the amount of resources available both budget funds, facilities, and
people in the Home Care program.
Keywords: Home Care, Evaluation, Program, Public Policy1316041045 MUHAMMAD IQBAL muhammadiqbal@gmail.com2018-01-30T08:06:59Z2018-01-31T03:17:36Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30041This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300412018-01-30T08:06:59ZHUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN LAMA SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI ANGKATAN 2016 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGLatar belakang: Menstruasi merupakan tanda feminitas seorang perempuan. Siklus yang normal dan teratur mengindikasikan bahwa seorang perempuan memiliki perkembangan dan fungsi reproduksi yang baik. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi adalah status gizi, yang dapat diukur dengan menggunakan indeks massa tubuh. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan lama siklus menstruasi pada mahasiswi angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Metode: Penelitian dilakukan pada mahasiswi angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study dengan jumlah subjek 158 orang. Variabel bebas penelitian yaitu indeks massa tubuh sedangkan variabel terikatnya adalah lama siklus menstruasi. Pengumpulan data dari responden dilakukan dengan pengisian kuesioner dan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi-square.
Hasil : Uji chi-square menunjukan terdapat hubungan yang bermakna (p=0,014) antara indeks massa tubuh dengan lama siklus menstruasi pada mahasiswi angkatan 2016 Fakultas Kedokteran universitas lampung.
Simpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan lama siklus menstruasi pada mahasiswi angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata kunci: Indeks massa tubuh , siklus menstruasi
abstract
Background: Menstruation is a sign of a woman's femininity. A normal and regular cycle indicates that a woman has a good development and reproductive function. One of the factors that can affect the menstrual cycle is nutritional status, which can be measured using a body mass index. The purpose of this study is to know the relationship between body mass index with the length of menstrual cycle in student class of 2016 Faculty of Medicine, University of Lampung.
Method: Research was executed to student class of 2016 Faculty of Medicine, University of Lampung. This research use cross sectional study design with 158 subjects. The independent variable of research is body mass index whereas the dependent variable is the length of menstrual cycle. Data collection from respondents was done by filling out questionnaires and measurements of body weight and height. Statistic analysis use chi-square test. Result: Chi-square test show there is relationship between body mass index and length of menstrual cycle in students class of 2016 Faculty of Medicine, Universiy of Lampung. (p=0,014). Conclusion: There is relationship between body mass index and length of menstrual cycle in student class of 2016 Faculty of Medicine, University of Lampung.
Keywords:Body mass index, cycle menstruation(1418011165) PURNAMA SIMBOLON purnamasimbolan4@gmail.com2018-01-30T03:19:23Z2018-01-30T03:19:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30002This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300022018-01-30T03:19:23ZHUBUNGAN USIA DAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN BPH DI BANGSAL BEDAH RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK TAHUN 2017Latar belakang: Benign prostate hyperplasia (BPH) sering terjadi pada usia lanjut.Sekitar 50% laki-laki yang memiliki usia diatas 50 tahun diketahui memiliki bukti patologi BPH. Usia dan hipertensi diketahui menjadi faktor dalam proses terjadinya BPH. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia dan hipertensi dengan kejadian BPH di Bangsal Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Tahun 2017. Metode: Penelitian ini menggunakan metode case control study. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder dari rekam medis. Sampel di ambil dari pasien bangsal bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Tahun 2017. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat, analisis bivariat dengan chi-square, dan analisis multivariat dengan metode regresi logistik ganda. Hasil: Rerata usia subjek penelitian adalah 66,00 ± 10,17 tahun untuk kelompok kasus. dan 53,36 ± 16,19 tahun untuk kelompok kontrol. Pada kelompok kasus persentase hipertensi sebesar 36,7% sedangkan yang tidak hipertensi sebesar 63,3%. Pada kelompok kontrol persentase hipertensi sebesar 10% sedangkan yang tidak hipertensi sebesar 90%. Hasil penelitian menunjukan bahwa usia ≥50 tahun (OR = 11,947; nilai p=0,009) dan hipertensi (OR = 7,898; nilai p=0,017) merupakan faktor resiko terjadinya BPH. Simpulan: Terdapat hubungan usia dengan kejadian BPH di Bangsal Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Tahun 2017. Terdapat hubungan hipertensi dengan kejadian BPH di Bangsal Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeleok Tahun 2017. Kata kunci: pembesaran prostat jinak, faktor resiko1418011120 Muhammad Iz Zuddin Adhaadha.izzuddin@gmail.com2018-01-29T03:48:27Z2018-01-29T03:48:27Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29981This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/299812018-01-29T03:48:27ZHUBUNGAN OBESITAS SENTRAL TERHADAP KADAR GULA DARAH
POSTPRANDIAL PADA PEGAWAI LAKI-LAKI DEWASA DI LINGKUNGAN
KERJA UNIVERSITAS LAMPUNGBackground: Type 2 diabetes patients as much as 80% are overweight
Methods: This research used cross sectional approach. The sample of this
research is all male employees of Lampung University with age of 26-45 years
determined by consecutive sampling. There are 65 respondents who like to check
postprandial blood glucose levels. The data were analysed by using Chi-Square
test.
Results: Most of the respondents had abnormal postprandial blood glucose levels
Keywords: Central obesity, Postprandial blood glucose
ABSTRAK
Latar belakang: Penderita diabetes type 2 sebanyak 80% mengalami kelebihan berat badan (obesitas). Angka obesitas di provinsi Lampung sebesar 8,7%. Prevalensi obesitas sentral terendah 2,2% di Lampung Utara dan tertinggi 35,9% di kota Metro. Obesitas menyebabkan perubahan sel tubuh menjadi resisten terhadap hormon insulin, sehingga kadar darah meningkat. Dampaknya sel –sel penghasil insulin bekerja lebih keras dan menjadi rusak secara bertahap, hal inilah yang menyebabkan peningkatan jumlah penderita diabetes. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan obesitas sentral terhadap kadar gula darah postprandial pada laki-laki dewasa di lingkungan kerja Universitas Lampung. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh pegawai laki-laki dewasa dilngkungan kerja Universitas Lampung dengan usia 26-45 tahun yang ditentukan dengan consecutive sampling. Jumlah sampel 65 responden, analisis data menggunakan uji Chi-Square.
Hasil penelitian: Analisis statistik menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami obesitas sentral 55,4% dan memiliki kadar gula darah postprandial yang tidak normal (≥ 140 mg/dl) sebanyak 67,7%. Berdasarkan analisis uji Chi- square didapatkan hubungan obesitas sentral terhadap kadar gula darah postprandial pada pegawai laki-laki dewasa di lingkungan Universitas Lampung dengan nilai p= 0,001.
Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara obesitas sentral pada pegawai laki-laki dewasa terhadap kadar gula darah postprandial di Universitas Lampung.
Kata kunci: Obesitas sentral, kadar gula darah postprandial.
1418011013 ANDINI BAKTI PUTRIandinibaktiputri@gmail.com2018-01-25T03:20:35Z2018-01-25T03:20:35Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29906This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/299062018-01-25T03:20:35ZHUBUNGAN IKLAN TELEVISI KOSMETIK PEMUTIH KULIT TERHADAP
PERILAKU PEMAKAIAN KOSMETIK PEMUTIH KULIT PADA REMAJA PUTRI
DI SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG
Background: Many teenagers (55,1% of 394 teenagers) use skin whitening cosmetic. In its
use, cosmetic can cause side effect and several cosmetic products contain ingredients that are
harmful to the body. There are several factor that influence teenager’s behavior to use
cosmetics, among others duration, frequency, and attention of skin whitening cosmetics
television advertising exposure.
Objective: The purpose of this study is to determine the relationship between television
advertising of skin whitening cosmetics and the use on skin whitening cosmetics in teenage
girls of SMAN 13 Bandar Lampung.
Methods: This research was using cross sectional as a study design with simple random
sampling method. The instrument of this study is questionnaire with 83 teenage girls
respondent in SMA N 13 Bandar Lampung.
Result: The results showed that 51,8% of respondents have high behavior of the use on skin
whitening cosmetic and 48,2% of respondents have low behavior of the use on skin whitening
cosmetic, with 6 respondents (7,2%) have a high exposure of skin whitening cosmetics
advertising and 34 respondents (41%) for the low exposure of skin whitening cosmetics
advertising. The result of chi square bivariate analysis with contingency coefficient test, was
obtained a significant relation (p-value ≤0,05) between television advertising of skin whitening
cosmetic and the use on skin whitening cosmetics, and the relation between variables were
strong (C = 0,654).
Conclusion: There is a significant relation between television advertising of skin whitening
cosmetic and the use on skin whitening cosmetics in teenage girls of SMA N 13 Bandar
Lampung.
Keywords: cosmetics, skin whitening, teenager, television advertising.
ABSTRAK
Latar belakang: Banyak remaja (55,1% dari 394 remaja) menggunakan kosmetik sebagai
pemutih wajah. Sedangkan dalam penggunaanya, kosmetik dapat menimbulkan efek samping
dan beberapa produk kosmetik mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh. Adapun
beberapa faktor yang ikut mempengaruhi perilaku remaja untuk menggunakan kosmetik antara
lain durasi, frekuensi, dan atensi paparan iklan kosmetik pemutih kulit.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan iklan televisi kosmetik pemutih kulit terhadap perilaku
pemakaian kosmetik pemutih kulit pada remaja putri.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan teknik
pengambilan sampel berupa simple random sampling. Instrumen penelitian ini adalah
kuisioner dengan responden yang berjumlah 83 orang remaja putri di SMA N 13 Bandar
Lampung.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat 51,8% responden memiliki perilaku tinggi
pemakaian kosmetik pemutih kulit dan 48,2% perilaku rendah pemakaian kosmetik pemutih
kulit, dengan 6 responden (7,2%) memiliki riwayat paparan tinggi iklan televisi kosmetik
pemutih kulit dan 34 responden (41%) paparan rendah iklan televisi kosmetik pemutih kulit.
Hasil analisis bivariat chi square dengan analisis keeratan hubungan Contingency Coefficient,
menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (p-value ≤0,05) antara paparan iklan televisi
kosmetik pemutih kulit terhadap perilaku pemakaian kosmetik pemutih kulit, dan juga
menunjukkan adanya keeratan hubungan antarvariabel yang kuat (C=0,654).
Simpulan: Terdapat hubungan antara paparan iklan televisi kosmetik pemutih kulit terhadap
perilaku pemakaian kosmetik pemutih kulit pada remaja putri di SMA N 13 Bandar Lampung.
Kata kunci: iklan televisi, kosmetik, pemutih kulit, remaja.
1418011126 MONIKA RAI ISLAMIAHmonika.islamiah@gmail.com2017-12-19T06:44:12Z2017-12-19T06:44:12Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29327This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/293272017-12-19T06:44:12ZIMPLEMENTASI PENGAWASAN POSTMARKET BPOM
TERHADAP PEREDARAN VAKSIN DI SARANA
PENJUALAN DAN PELAYANAN KESEHATAN
(Studi di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung)Kesehatan merupakan masalah yang penting dalam kehidupan. Orang tua yang bijaksana akan selalu memberi prioritas utama untuk melindungi dan memberikan kesehatan yang terbaik bagi anaknya. Imunisasi adalah suatu kegiatan pemberian vaksin ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit. Kebutuhan vaksin sangatlah penting untuk perkembangan anak oleh sebab itu terkadang menimbulah oknum tertentu yang memanfaatkan keadaan tersebut. Peran dari BPOM sangat penting untuk meningkatkan efektivitas pemberantasan produk ilegal dengan mengefektifkan monitoring obat dan vaksin palsu dari industri farmasi ke perusahaan besar farmasi. Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk mendiskripsikan pelaksanaan pengawasan postmarket BPOM terhadap peredaran vaksin disarana penjualan dan sarana pelayanan kesehatan dan hambatan dari implementasi postmarket BPOM terhadap peredaran vaksin di Kota Bandar Lampung. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana implementasi pengawasan postmarket BPOM terhadap peredaran vaksin di sarana penjualan dan pelayanan kesehatan di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Data selanjutnya dianalisis menggunkan perspektif subjek. Hasil penelitian ini menunjukan BPOM di dalam implementasi pengawasannya di sarana penjualan dan pelayanan kesehatan sudah cukup baik, itu terbukti dari pengakuan Dokter maupun Asisten Apoteker di rumah sakit maupun apotek. Pengawasan PostMarket yang BPOM lakukan didalam mengawasi produk yang akan beredar di sarana penjualan dan pelayanan kesehatan dan Pengawasan dengan konsitensi mutu produk, keamanan informasi produk, pemeriksaan sarana produksi, distribusi obat dan makanan, serta pengawasan lebel penandaan dan iklan. PostMarket BPOM juga dilakukan secara konsisten dan berstandar, mereka juga melakukan pengujian laboratorium guna mengetahui apakah vaksin tersebut telah memenuhi syarat, khasiat atau manfaat dan mutu.
Kata Kunci: Postmarket, BPOM, Vaksin, dan Kesehatan.
BPOM POSTMARKET SUPERVISION TO VANCCINE DISTRIBUTION SALES FACILITIES AND HEALTH SERVICES KEDATON BANDAR LAMPUNG CITY
Health is an important issue in life. Wise parents will always give top priority to protect and provide the best health for their children. Immunization is a vaccine activity into the body to make the body resistant to disease. The need for vaccines is very important for the development of children therefore sometimes pick up certain elements that take advantage of the situation. The role of BPOM is essential to increase the effectiveness of illegal product eradication by streamlining pharmaceutical drug and vaccine monitoring from the pharmaceutical industry to large pharmaceutical companies. Therefore the researcher intends to describe the implementation of BPOM PostMarket surveillance on the circulation of vaccine sales facilities and health service facilities and barriers of PostMarket BPOM implementation of vaccine circulation in the city of Bandar Lampung. the formulation of the problem in this research is how the implementation of BPOM PosrMarket surveillance on the circulation of vaccine in the means of sales and health services in Kedaton Bandar Lampung. Type of research used in this research is qualitative with descriptive research method. Further were analyzed using subject perspective. The results of this study show that BPOM in the implementation of supervision in seles facilities and health services is good enough, it is evident from the recognition og Doctors andPharmacist Assistants in hospitals and pharmacies. PostMarket monitoring BPOM is in control of products that will be distributed in sales facilities and health services and Supervision with product quality conformity, product information security, production facility inspection, drug and food distribution, and monitoring of lebeling and advertising. PostMarket BPOM is also done consistently and standards, they also do laboratory tests to determine whether the vaccine has been qualified, efficacy or benefits and quality.
Keywords: PostMarket, BPOM, Vaccine, and Health.1316011022 DEKAdekaaudia5@gmail.com2017-11-06T02:59:13Z2017-11-06T02:59:13Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/29017This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/290172017-11-06T02:59:13ZHUBUNGAN MANUAL MATERIAL HANDLING DAN FAKTOR-FAKTOR
LAIN DENGAN KEJADIAN LOW BACK PAIN
KELURAHAN KANGKUNG KECAMATAN BUMI WARAS
BANDAR LAMPUNGLatar belakang: Low Back Pain (LBP) adalah rasa nyeri yang dirasakan pada punggung
bawah yang bersumber dari tulang belakang, otot, saraf atau struktur lainnya di sekitar
daerah tersebut. Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya low back pain antara lain
faktor individu, pekerjaan dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara manual material handling (MMH), usia, indeks massa tubuh (IMT),
masa kerja, massa angkat beban, lama kerja, frekuensi angkat dan merokok dengan
kejadian LBP.
Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observational dengan pendekatan
Cross Sectional dan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan
menggunakan 101 sampel. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan metode
wawancara dan pemeriksaan fisik. Adapun analisis statistik yang digunakan pada
penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat yang menggunakan uji Chisquare
dengan α=0,05.
Hasil penelitian: Hasil menunjukkan bahwa kejadian LBP pada nelayan di Kelurahan
Kangkung Kecamatan Bumi Waras sebanyak (81,2%). Terdapat hubungan yang
bermakna antara usia (p=0,001), IMT (p=0,011), MMH (p=0,003), masa kerja (p=0,001),
massa angkat (p=0,001), frekuensi angkat (p=0,012), sedangkan tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara lama kerja (p=0,735), merokok (p=0,348) terhadap kejadian LBP.
Simpulan: Terdapat hubungan antara usia, IMT, MMH, masa kerja, massa angkat,
frekuensi angkat dan tidak terdapat hubungan antara lama kerja dan merokok dengan
kejadian low back pain.
Kata kunci: low back pain, manual material handling, nelayan
Background: Low Back Pain (LBP) is a sensation of pain felt in the lower back that
comes from the spine, muscles, nerves, or other structures around the area. Factors that
could cause low back pain including individual factors, jobs and the environment. This
study was aimed to determine the association between manual material handling (MMH),
age, body mass index (BMI), work period, load of weights, duration of work, frequency
lift and smoking behaviour with the occurance of LBP.
Methods: This research was an observational study with cross sectional design and the
sampling technique was purposive sampling involving 101 subjects. Data was collected
by interview and physical examination. The statistical analysis used in this study were
univariate and bivariate analysis using Chi-square test with α=0.05.
Results: Results indicate that the prevalence of LBP on fisherman in the Kangkung
Village Subdistricts Bumi Waras was 81.2%. There was a significant association between
age (p= 0.001), BMI (p= 0.011), MMH (p= 0.003), work period (p= 0.001), load of
weights (p= 0.001), frequency of lifting (p= 0.012), whereas there was no significant
association between the duration of work (p= 0.735), smoking behaviour (p= 0.348) on
the occurance of LBP.
Conclusion: There was a association between age, BMI, MMH, the mass of lift,
frequency of lifting and there is no relation between the duration of work and smoking
behaviour with the case of low back pain.
Keywords: low back pain, manual material handling, fisherman1318011006 AHMAD SIRAJUDINrajugaskar@gmail.com2017-08-24T04:15:31Z2017-08-24T04:15:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28112This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/281122017-08-24T04:15:31ZPENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM JKN
(Jaminan Kesehatan Nasional) Di Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan
Kabupaten PesawaranPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang
program JKN melalui beberapa indikator antara lain dari manfaat dan tujuan JKN,
ketentuan umum kepesertaan, prosedur pendaftaran peserta, prosedur pelayanan
kesehatan, cakupan layanan kesehatan tingkat pertama, dan cakupan layanan
kesehatan tingkat kedua atau rujukan. Penelitian ini dilakukan di Desa Wiyono
Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini melalui kuesioner dengan jumlah 41 responden. Tekhnik analisis
data dilakukan dengan tahapan pengumpulan data,penyederhanaan atau reduksi
data, dan penyajian data. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa masyarakat
Desa Wiyono masih memiliki pengetahuan yang cukup rendah tentang program
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dikarenakan sosialisasi yang kurang
tersampaikan dengan baik dari pihak BPJS.
Kata kunci: pengetahuan, masyarakat, program JKN
abstract
The objective of this research is to know the knowledge society about JKN
program through several indicators, among others, from JKN benefits and
objectives, general membership provisions, participant registration procedures,
health service procedures, first-rate coverage and second-level coverage or
referral. This research was conducted in Wiyono village, Gedong Tataan
subdistrict, Pesawaran regency. This research used quantitative method with
descriptive approach. Data collecting teachnique in this research was through
questionnaires with 41 respondents. Data analysis technique is done by data
collection stage, simplification or data reduction, and data presentation. From the
result of this research, it is known that wiyono villagers still have a fairly low
knowledgeof JKN (National Healt Insurance) program due to poor dissemination
of socialization from parties BPJS.
Keywords :Knowledge, Society, JKN Program1216011067 NOVITA RIYANTI K.D riyantinovita6@gmail.com2017-08-22T08:27:31Z2017-08-22T08:27:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/28042This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/280422017-08-22T08:27:31Z
PERBEDAAN KEPATUHAN PENGOBATAN MORBUS HANSEN
ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN MORBUS HANSEN
DI BANDAR LAMPUNG
THE DIFFERENCE
OF MEDICATION ADHERENCE OF
MORBUS
HANSEN BETWEEN BEFORE AND AFTER COUNSELING
ABOUT
MORBUS HANSEN IN BANDAR LAMPUNG
ABSTRACT
THE DIFFERENCE
OF MEDICATION ADHERENCE OF
MORBUS
HANSEN BETWEEN BEFORE AND AFTER COUNSELING
ABOUT
MORBUS HANSEN IN BANDAR LAMPUNG
By
KANDITA MAHRAN NISA
Background :
Morbus
h
ansen
(MH) is a contagious disease that is a health problem in the
world, including Indonesia. Morbus hansen disease
’s
caused by Mycobacterium leprae.
T
reatment success depends on early treatment, patients with MH personal characteristic
factors (age, sex, educ
ation, income) and factor of patient knowledge of MH and patient
compliance.
Purpose :
T
h
e purpose of th
is study is to
determine
the difference
s of
medication adherence of m
orbus
h
ansen
between before and after counseling.
Method :
The method in this resea
rch is a quasi experimental study with one group pre
-
test post
-
test design approach. Sample in this study are
MH patients who take medication
to Puskesmas in Bandar Lampung region
, about
15
patients.
The intervention is
counseling about MH.
data analysis u
sing
univariat and bivariat (wilcoxon).
Result :
The results of univariate analysis showed that of the 15 respondents, mean score
of medication adherence before the intervention is 1,33 and after the intervention is 0,33.
Based on bivariate analysis by Wilcoxon test, it is known that there is a significa
nt
difference
to patient medication
compliance
(p value = 0,043).
Conclusion :
The conclusion there are differences in medication
adherence of
m
orbus
h
ansen between before and after counseling
about
m
orbus
h
ansen.
Keywords
:
medication
compliance
, morbus
hansen
,
counselin
.
ABSTRAK
PERBEDAAN KEPATUHAN PENGOBATAN MORBUS HANSEN
ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN MORBUS
HANSEN DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
KANDITA MAHRAN NISA
Latar belakang
:
M
orbus
h
ans
e
n
(MH)
adalah
s
a
l
a
h s
a
tu
p
e
n
y
a
kit
m
e
nul
a
r
y
a
n
g m
e
nj
a
di
m
a
s
a
l
a
h k
e
s
e
h
a
t
a
n di duni
a
, t
er
m
a
suk
I
ndo
n
e
si
a
.
P
enyakit
morbus hansen
disebabkan
oleh bakteri
Mycobacterium leprae
.
K
eberhasilan pengobatan pasien MH tergantung pada
pengobatan secara dini, faktor karakteristik pribadi penderita MH
(umur, jenis ke
lamin,
pendidikan, pendapatan)
dan
faktor pengetahuan pasien tentang MH dan kepatuh
an
pasi
en
.
Tujuan :
Tujuan
dari p
enelitian ini
adalah
untuk mengetah
u
i
perbedaan kepatuhan
pengobatan
m
orbus
h
a
nsen
antara sebelum dan sesudah penyuluhan
.
Me
tode :
Penelitian ini menggunakan metode
quasi experiment
dengan
pendekatan
one
group pre
-
test post
-
test design
. Sampel
dalam penelitian ini adalah
pasien MH yang
melakukan pengobatan ke Puskesmas di wilayah Kota Bandar Lampung
, seb
anyak
15
orang.
Analisis
data dengan univariat dan bivariat (wilcoxon).
Hasil :
H
asil anali
sis univariat
menunjukkan bahwa dari
15
responden
, rata
-
rata
skor
kepatuhan sebelum penyuluhan
adalah
1,33
dan
setelah penyuluhan
adalah
0,33
.
Berdasarkan analisis bivariat
dengan uji
wilcoxon
diketahui bahwa
terdapat
perbedaan
penyuluhan mengenai penyakit
morbus hansen
terhadap
kepatuhan pengobatan penderita
morbus h
ansen
(nilai p
=0,
043
).
Kesimpulan :
Kesimpulan
dari penelitian ini t
erdapat
perbedaan kepatuhan pengobatan
morbus hansen
antara
sebelum dan sesudah penyuluhan
tentan
g
morbus hansen
.
Kata kunci
:
k
epatuhan
pengobatan
,
morbus hansen
,
penyuluhan.
1318011092 KANDITA MAHRAN NISAkanditamahran@yahoo.com2017-07-29T03:55:35Z2017-07-29T03:58:01Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27589This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/275892017-07-29T03:55:35Z
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA PENGGUNAAN KB METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG OLEH PASANGAN USIA SUBUR DI KELURAHAN GUNUNG TERANG TAHUN 2016
ABSTRACT
This research was aimed to asses the factors that lead the low contraceptive use of Long Term Contraception Method (LTM) by EFA in Gunung Terang District, Bandar Lampung. This research used descriptive methods. The population in this research were 911 aged fertile female (EFA) who use Non LTM contraception with total sample 90 EFA that was obtained by proportional random sampling technique. Data were collected by using questionnaire, a structured interview and documentation. Analysis of data using percentage techniques.
The results showed that (1) A part of women EFA Non LTM acceptors have a good knowledge about the LTM. (2) Most of women EFA have gotten the Communication, Information, Education and Communication (IEC) family planning has been performing well. (3) Almost of women EFA obtain family planning services by midwife. Overall, LTM Services such as implant and spiral/IUD in place planning services chosen by women EFA has been available. (4) High cost of LTM services was not a factor that makes women EFA did not use LTM. (5) Almost of all EFA woman’s husband provide many kinds of support for contraception use. (6) There are several reasons why women EFA do not use the LTM including because of side effects, the peoples opinion about negative issues of LTM, fear about the surgery, health conditions that do not support, and the other reasons because of still wanted to have more child on their family.
Keywords: EFA, KB, Long Term Contraception Method (LTM)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya penggunaan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) oleh PUS di Kelurahan Gunung Terang Kota Bandar Lampung. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah wanita PUS akseptor KB Non MKJP yang berjumlah 911 PUS dengan sampel sebanyak 90 wanita PUS yang diperoleh dengan teknik proportional random sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner, wawancara terstruktur dan dokumentasi. Analisis data menggunakan tabel persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Sebagian besar wanita PUS akseptor KB Non MKJP memiliki pengetahuan baik mengenai MKJP. (2) Sebagian wanita PUS memperoleh KIE Keluarga Berencana yang cukup baik. 3) Sebagian besar wanita PUS memperoleh pelayanan KB dari bidan. Pelayanan implant dan IUD di tempat pelayanan KB yang dipilih oleh wanita PUS sebagian besar telah tersedia. (4) Mahalnya biaya pelayanan MKJP tidak menjadi penyebab PUS tidak menggunakan MKJP. (5) Sebagian besar suami wanita PUS memberikan berbagai bentuk dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi. (6) Terdapat beberapa alasan lain yang menyebabkan wanita PUS tidak menggunakan MKJP diantaranya takut efek samping, anggapan orang lain terhadap isu negatif MKJP, takut tindakan pembedahan, kondisi kesehatan tidak mendukung serta alasan lainnya seperti masih menginginkan kelahiran anak lagi.
Kata Kunci: Pasangan Usia Subur, KB, Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
1313034083 SUCI RAHAYU sucirhy17@gmail.com2017-07-14T08:34:04Z2017-07-14T08:34:04Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27238This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/272382017-07-14T08:34:04ZHUBUNGAN GAYA BELAJAR DAN KEAKTIFAN MAHASISWA ANGKATAN 2013 DALAM PROBLEM-BASED LEARNING DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGTRYDA MEUTIA ANWAR
Latar Belakang: Problem-Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran terbaru yang inovatif dan dapat memberikan kondisi belajar aktif yang melibatkan peserta didik agar dapat berperan aktif dalam diskusi PBL. Metode PBL dilakukan oleh mahasiswa dengan cara bekerja sama dalam suatu kelompok kecil yang bertujuan membangun pengetahuan dengan menggunakan kasus masalah yang realistis sehingga dapat menjadi pacuan dalam memicu proses belajar. Salah satu faktor yang mempengaruhi keaktifan peserta didik dalam PBL adalah gaya belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar terhadap keaktifan peserta didik saat PBL.
Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah analitik cross sectional, dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah angkatan 2013 dengan sampel sebanyak 174 responden. Data gaya belajar didapatkan melalui pengisian kuesioner VARK dan keaktifan saat diskusi PBL dari instrument keaktifan. Uji analisis menggunkan uji chi-square.
Hasil Penelitian: Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan antara gaya belajar terhadap keaktifan mahasiswa saat PBL. Kinestetik adalah gaya belajar dominan digunakan yakni sebesar 34.5% dan 111 peserta didik aktif dalam diskusi PBL. Uji chi-square menyatakan terdapat hubungan gaya belajar dan keaktifan mahasiswa diperoleh p= 0,001.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara gaya belajar dengan keaktifan mahasiswa saat Problem-Based Learning di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata kunci: gaya belajar, keaktifan, problem-based learning, VARK.
ABSTRACT
Background: Problem-Based Learning (PBL) is an innovative new learning models and can provide active learning conditions involving learners to take an active part in the discussion PBL. PBL method performed by the students by working together in small groups that aims to build knowledge by using the case of a problem so that can be a race in triggering the process of learning . One of the factors that affect active learners in the PBL is a learning style. This study aims to determine the relationship between learning styles with activeness on PBL
Methods: The design of study was cross sectional analytic with a sampling technique total sampling. Population in this study is the force in 2013 with the sample 174 respondents. Learning style’s data obtained through VARK questionnaires and activeness on PBL get by instrument of activeness. The analysis test using chi- square.
Result: The result obtained that there was an association between learning styles with activeness on PBL. Kinesthetic learning style that was predominantly used which amounted to 34.5 % and 111 students actively in discussions PBL. The association learning style and student activity test results obtained by p = 0,001.
Conclutions: There was association between learning styles with activeness on PBL medical student of Lampung University.
Keywords: activeness, learning style, problem-based learning,VARK1318011171 TRYDA MEUTIA ANWARtryda031294@gmail.com2017-04-27T06:39:45Z2017-04-27T06:39:45Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26446This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/264462017-04-27T06:39:45ZKUALITAS PELAYANAN KESEHATANMENURUT RESPON PASIEN YANG MEMILIKI DAN YANG TIDAK MEMILIKI KARTU INDONESIA SEHAT (STUDI PADA PASIEN DI PUSKESMAS DESA MULYA ASRI, KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH,KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT)ABSTRACT
QUALITY HEALTH SERVICES ACCORDING TO RESPONSES PATIENT WHO HAVE AND DON’T HAVE KARTU INDONESIA SEHAT(STUDY OF THE PATIENTIN THECLINIC MULYA ASRI VILLAGE, SUBDISTRICT TULANG BAWANG TENGAH ,TULANG BAWANG BARAT DISTRICT)
By
VIDYA AYUNINGTYAS RISTY
This research as a purpose to know about quality service of health based on the response patients have and don’t have Kartu Indonesia Sehat on local goverment clinic in Mulya Asri, Tulang Bawang Tengah, Tulang Bawang Barat. This research use qualitative method the technique determining of information in this research is purposive sampling technique, so informant in this research aggrate ten people with some criteria and the suggestion the certain that have the quality of service quite adequote. Based on research conducted the result that the quality of health services had facilities accompanied with the help in the process of the service then the response patients have and don’t have Kartu Indonesia Sehat in the measure by using for the quality of health services office the responsiveness, the response of reliability, assurance, empathy and tangible the infrastructure that services carried by local goverment clinic has effective because it has been get good rating by the public based on fourth indicator. So, it shows that the quality of the health services provided is good.
Keyword: Service Quality, Clinic, Kartu Indonesia Sehat
ABSTRAK
KUALITAS PELAYANAN KESEHATANMENURUT RESPON PASIEN YANG MEMILIKI DAN YANG TIDAK MEMILIKI KARTU INDONESIA SEHAT (STUDI PADA PASIEN DI PUSKESMAS DESA MULYA ASRI, KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH,KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT)
Oleh
VIDYA AYUNINGTYAS RISTY
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan kesehatan menurut respon pasien yang memiliki dan tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat di Puskesmas Desa Mulya Asri, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling sehingga informan dalam penelitian ini berjumlah sepuluh orang dengan beberapa kriteria dan berdasarkan atas saran pihak tertentu yaitu mempunyai kualitas pelayanan yang cukup memadai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil bahwa kualitas pelayanan kesehatan memiliki fasilitas yang disertai dengan bertambahnya tenaga kerja yang membantu dalam proses pelayanan. Kemudian respon pasien yang memiliki dan tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat terlihat yang diukur dengan menggunakan empat mutu layanan kesehatan yaitu cepat tanggap, kehandalan, asuransi, perhatian dan nyata bahwa pelayanan yang dilakukan oleh Puskesmas telah efektif karena telah mendapatkan penilaian yang baik oleh masyarakat berdasarkan keempat indikator. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan sudah baik.
Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Puskesmas, Kualitatif1216011099 VIDYA AYUNINGTYAS RISTYvidyaayuningtyasristy2017-02-01T01:30:08Z2017-02-01T01:30:08Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25390This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253902017-02-01T01:30:08ZHUBUNGAN POSTUR KERJA DAN FAKTOR LAIN TERHADAP KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDS) PADA
SOPIR BUS ANTAR PROVINSI DI BANDAR LAMPUNGABSTRAK
Latar Belakang: Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) merupakan keluhan yang banyak dialami oleh pekerja. Keluhan MSDs dapat dipengaruhi oleh faktor pekerjaan seperti postur kerja dan faktor individual. Studi ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara postur tubuh saat bekerja dan faktor lain terhadap keluhan MSDs pada sopir bus antar provinsi di Bandar Lampung.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional, yang diikuti 101 sopir bus antar provinsi yang didapatkan melalui teknik consecutive sampling. Pengumpulan data MSDs menggunakan lembar kerja Nordic Body Map dan penilaian postur kerja menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Uji statisitik chi-square digunakan untuk mengetahui hubungan antara usia, status gizi, masa kerja, kebiasaan olahraga, kebiasaan merokok, dan postur kerja dengan MSDs dengan tingkat kepercayaan 95% (α=5%).
Hasil: Jumlah responden yang mengalami keluhan MSDs sebesar 73,3%. Sebaran lokasi MSDs sebagian besar berada pada bagian punggung bawah, betis, bahu, lutut, dan leher. Tingkat risiko responden terbanyak menurut skoring REBA adalah risiko sedang (66,2%). Analisis hubungan antara faktor risiko dengan MSDs didapatkan: usia (p=0,618), status gizi (p=0,776), masa kerja (0,559), kebiasaan olahraga (p=0,959), merokok (p=0,712), dan postur kerja (p=0,001, RR=6,27, 95% CI=1,73-22,77).
Simpulan: Terdapat hubungan antara postur kerja dengan keluhan MSDs. Responden dengan risiko tinggi memiliki kemungkinan 6,27 kali untuk mengalami keluhan MSDs dan responden dengan risiko sedang memiliki kemungkinan 5,55 kali untuk mengalami keluhan MSDs.
Kata Kunci: Musculoskeletal disorders, postur kerja, sopir bus.
ABSTRACT
Background: Musculoskeletal Disorders (MSDs) are the largest complaints among workers. MSDs is influenced by occupational factors such as work posture and individual factors. The aim of this study is to determine the association between work body posture and other related factors to musculoskeletal disorders on interprovincial bus drivers in Bandar Lampung.
Method: This study was an observational study with cross sectional design, which followed by 101 interprovincial bus drivers obtained by consecutive sampling technique. MSDs were assesed using Nordic Body Map and work posture was assessed using Rapid Entire Body Assessment (REBA). Chi-square analysis was used to determine the assosiation between age, nutritional status, work period, exercise, smoking behaviour, and work body posture with MSDs with CI 95% (α=5%).
Results: The prevalence of MSDs among bus drivers in Bandar Lampung was 73,3%. Distribution of MSDs locations are mostly located in the lower back, calves, shoulders, knees and neck. Most respondents (66.2%) had moderate risk according REBA. Analysis of the association between risk factors and MSDs obtained: age (p = 0.618), nutritional status (p = 0.776), work period (0,559), exercise (p = 0.959), smoking (p = 0.712), and posture (p=0,001, RR=6,27, 95% CI=1,73-22,77).
Conclusion: Risk factor associated with MSDs was work body posture. Respondent who had high risk have 6,27 times the risk compared to respondent had low risk, and respondent who had medium risk have 5,55 times the risk compared to respondent who had low risk.
Key Words: Bus driver, musculoskeletal disorders, work posture
1318011057 DIAN OCTAVIANI dian.ocvia@gmail.com2017-01-31T06:40:09Z2017-01-31T06:40:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25374This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253742017-01-31T06:40:09ZHUBUNGAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTH (STH) DENGAN PERTUMBUHAN DAN STATUS ANEMIA ANAK SEKOLAH DASAR
NEGERI (SDN) DI KECAMATAN KELUMBAYAN KABUPATEN TANGGAMUS
ABSTRAK
HUBUNGAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTH (STH) DENGAN PERTUMBUHAN DAN STATUS ANEMIA ANAK SEKOLAH DASAR
NEGERI (SDN) DI KECAMATAN KELUMBAYAN KABUPATEN TANGGAMUS
Oleh
Zulfiana Riswanda
Prevalensi infeksi STH di Indonesia masih cukup tinggi pada siswa sekolah dasar (SD). Infeksi STH dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan bahkan menyebabkan menjadi anemia. Untuk mengetahui pertumbuhan maka dilakukan pemeriksaan berdasarkan IMT dan untuk melihat status anemia dilakukan pemeriksaan kadar HB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infeksi STH dengan pertumbuhan dan status anemia anak sekolah dasar negeri (SDN) 01 Paku kecamatan Kelumbayan kabupaten Tanggamus. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 50 siswa SDN 01 Paku yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Stratified random sampling dan data dianalisis dengan uji Chi square. Infeksi STH sebanyak 58 %. Pertumbuhan kurang sebanyak 36 %, normal 62%, dan lebih 2%. Siswa yang anemia sebanyak 48%. Tidak terdapat hubungan infeksi STH dengan pertumbuhan secara statistik (nilai p=0.741). Tidak terdapat hubungan infeksi STH dengan status anemia secara statistik (nilai p=0.093). Secara statistik tidak terdapat hubungan infeksi STH dengan pertumbuhan dan status anemia siswa SDN 01 Paku. Kata kunci: Infeksi STH, pertumbuhan, anemia, siswa
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN WORM INFECTION OF SOIL
TRANSMITTED HELMINTH (STH) AND THE GROWTH AND ANEMIA
STATUS IN ELEMENTARY SCHOOL IN KELUMBAYAN TANGGAMUS
By
Zulfiana Riswanda
The prevalence of STH infections in Indonesia is still quite high in primary school students (SD). STH infections can cause stunted growth and even cause it to become anemic. To determine the growth of the examination based on BMI and to see the status of anemia examination HB levels. This study aimed to determine the relationship between worm infection of STH and the growth and anemia status in elementary school in Kelumbayan Tanggamus. This was an observational study with cross sectional analytic. Samples numbered 50 students of SDN 01 spikes that meet the inclusion criteria. Sampling was done by stratified random sampling and the data were analyzed by chi square. STH infections as much as 58%. Less growth as much as 36%, normal 62%, and over 2%. Students who anemia by 48%. Not have a relationship STH infection with growth statistically significant (p = 0.741). Not have relationship STH infection with anemia status statistically significant (p = 0.093). That statistically there is not have relationship between STH infection with growth and anemia status student in elementary school in Kelumbayan Tanggamus Keywords: infection STH, growth, anemia, student.
1318011183 ZULFIANA RISWANDAzriswanda@gmail.com2017-01-30T02:04:09Z2017-01-30T02:04:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25305This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/253052017-01-30T02:04:09ZHUBUNGAN TINGKAT STRES TERHADAP MOTIVASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGLatar belakang: Stres merupakan keadaan yang sering dijumpai oleh mahasiswa terutama mahasiswa tingkat akhir. Stres dapat mempengaruhi mahasiswa untuk bertindak positif yang membangun seperti adanya motivasi mengerjakan tugas atau skripsi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan tingkat stres terhadap motivasi mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sebanyak 174 responden mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Lampung mengisi kuesioner tingkat stres dan Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) untuk menilai motivasi mengerjakan skripsi.
Hasil penelitian: Pada penelitian ini, tingkat stres tertinggi hingga terendah yang dialami oleh responden yaitu tingkat stres sedang (53,1%), stres ringan (40,7%) dan tingkat stres berat (6,2%). Hampir seluruh responden memiliki motivasi yang tinggi (89,5%) dan sisanya (10,5%). Pada uji Kruskal-wallis didapatkan hubungan bermakna antara stres terhadap motivasi dengan nilai p=0,0001 (p<0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat stres dengan motivasi mengerjakan skripsi pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata kunci: Motivasi, skripsi, tingkat stres.
abstract
Background: Stress is a condition that is often encountered by students, especially graduate student. Stress can affect a student's positive constructive act as their motivation to do the work or final task. This study aimed to assess the relationship of stress levels on the motivation of students in completing a graduate student thesis at the Faculty of Medicine, University of Lampung.
Methods: This study used cross sectional approach. A total of 174 respondents on final year student were asked to complete two questionnaires, thesis work stress levels questionnaire and Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ).
Results: Level of stress experienced by respondents from the highest to the lowest was moderate stress (53.1%), mild stress (40.7%) and severe stress (6.2%). Most of respondents had high motivation (89,5%) and the other had low motivation (10,5%). Based on bivariate analysis by kruskal-wallis, obtained a significant relationship between stress on motivation with p = 0.0001 (p<0,05).
Conclusion: There was a significant relationship between stress and motivation of students who completing final task on final year students Faculty of Medicine, University of Lampung.
Keywords: Final task, motivation, stress levels(1318011080) I MADE AFRYAN SUSANE L.madeafryan@gmail.com2017-01-27T06:42:45Z2017-01-27T06:42:45Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25273This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252732017-01-27T06:42:45ZPERBEDAAN RERATA KADAR GULA DARAH SEWAKTU PADA
OBESITAS GENERAL DAN OBESITAS SENTRAL PEGAWAI
LAKI - LAKI DEWASA DI LINGKUNGAN
UNIVERSITAS LAMPUNGLatar Belakang: Obesitas merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya
diabetes mellitus tipe II pada dewasa muda.
Tujuan: Mengetahui perbedaan rerata kadar gula darah sewaktu pada obesitas
general dan obesitas sentral pegawai laki-laki dewasa di lingkungan Universitas
Lampung tahun 2016.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan September–
November 2016. Sampel sebanyak 79 responden yang didapat dari rumus besar
sampel numerik tidak berpasangan yang diambil dengan teknik purposive
sampling. Sampel merupakan pegawai laki – laki dewasa di lingkungan
Universitas Lampung, berumur 35 – 55 tahun, IMT ≥25 serta kriteria ekslusi yaitu
memiliki riwayat penyakit DM dan sedang mengkonsumsi obat yang
mempengaruhi kadar gula darah. Responden diperiksa glukosa darah sewaktu dan
diukur IMT dan RLPP. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan
uji T test tidak berpasangan.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan responden rata – rata pada kelompok usia
dewasa akhir (67,1%) dan responden terbanyak menderita obesitas sentral
(55,7%). Rerata nilai kadar glukosa darah sewaktu pada penderita obesitas sentral
sebesar 126,02 mg/dl dan pada penderita obesitas general sebesar 111,66 mg/dl
dengan selisih sebesar 14,36 mg/dl. Hasil uji T perbedaan kadar glukosa darah
sewaktu pada obesitas general dengan obesitas sentral (p = 0,009).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan rerata kadar glukosa darah sewaktu antara
obesitas sentral dan obesitas general.
Kata Kunci : glukosa darah sewaktu, obesitas general, obesitas sentral.
ABSTRACT
Background: Obesity is a predisposing factor of type II diabetes mellitus in
young adults. Obesity can lead to insulin resistance through increased production
of free fatty acids.
Objective: To determine the difference of random blood glucose level between
general obesity and central obesity in male employees at the University of
Lampung.
Methods: This study uses observational analytic method with cross sectional
approach. Research conducted in September - November 2016. Seventy nine
respondents were taken by numeric unpaired t test with purposive sampling. The
sample was the male employees at Lampung University, with the range of 35- 55
years old, IMT ≥ 25, having DM history and consuming medicine that affect
blood glucose. Respondents were check by random blood glucose and measure by
BMI and RLPP. Data was analyzed by univariate and bivariate unpaired t test.
Results: The results showed the average respondent at the end of the adult age
group (67.1%) and most respondents had central obesity (55.7%). The mean value
of blood glucose levels in patients with central obesity as much as 126.02 mg/dl
and with general obesity 111.66 mg/dl with a difference of 14.36 mg/dl. T test
results a difference in blood glucose levels in both grups with p = 0.009.
Conclusion: There is a significant difference of average random blood glucose
levels between central obesity and general obesity.
Keywords: random blood glucose, general obesity, central obesity.1318011172 ULIANA NUR MELIN uliananurmelin@gmail.com2017-01-27T04:30:41Z2017-01-27T04:30:41Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25240This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/252402017-01-27T04:30:41ZHUBUNGAN EFIKASI DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR BLOK
EMERGENCY MEDICINE PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGLatar Belakang: Efikasi diri merupakan keyakinan yang dimiliki oleh individu
untuk mampu berhasil dalam mengerjakan suatu hal. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan efikasi diri terhadap hasil belajar blok Emergency
Medicine pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik
dan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 170
mahasiswa angkatan akhir Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, dengan
menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan kuisioner
General Self Efficacy (GSE) yang terdiri dari 13 item pertanyaan, dan data hasil
belajar didapatkan dari ujian akhir blok CBT Emergency Medicine. Data
penelitian ini dianalisis mengunakan uji chi square.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan, terdapat 73 (42,9%) responden
yang memiliki efikasi diri sedang, 54 (31,8%) responden memiliki efikasi diri
tinggi, dan 43 (25,3%) responden memiliki efikasi diri rendah. Hasil uji chi
square, didapatkan nilai p 0,000 (<0,05).
Simpulan: Terdapat hubungan antara efikasi diri terhadap hasil belajar blok
Emergency Medicine pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung.
Kata kunci : belajar, efikasi diri, hasil belajar
ABSTRACT
Background: Self efficacy is an individual‟s belief to be able in succeeding of
doing something. The purpose of this study is to investigate the relationship
between self efficacy and learning outcome in Emergency Medicine block of final
year medical students in Medical Faculty Of Lampung University.
Methods: This study using observational analytic and cross sectional approach.
The sample is consist of 170 final year medical students in Medical Faculty Of
Lampung University by using total sampling technique. This study used General
Self Efficacy (GSE) questionnaire, which consists of 13 items of questions and
learning outcome data that is obtained from final block exam CBT Emergency
Medicine block. Data of this study were analyzed with chi square test.
Results: The results of this study show 73 (42,9%) respondents have moderate
self efficacy, 54 (31,8%) respondents have high self efficacy, and 43 (25,3%)
respondents have low self efficacy. The results of chi square test show that the
score of p value is 0.000 (<0.05).
Conclusion: There is a relationship between self efficacy and learning outcome in
Emergency Medicine block of final year medical students in Medical Faculty of
Lampung University.
Keywords: study, self efficacy, learning outcome (1318011157) SITI MASRUROHsitimasruroh@gmail.com2016-07-21T09:07:09Z2016-07-21T09:07:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23041This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/230412016-07-21T09:07:09ZHUBUNGAN STRES DAN KEBERSIHAN WAJAH TERHADAP AKNE VULGARIS DI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG ABSTRAK
HUBUNGAN STRES DAN KEBERSIHAN WAJAH TERHADAP AKNE VULGARIS DI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh Sofia latifah
Latar belakang: Akne vulgaris adalah suatu kelainan dari folikel sebasea khusus yang berkaitan dengan folikel rambut dan kelenjar sebasea yang tersering dijumpai pada wajah, dada, dan punggung. Akne vulgaris berhubungan dengan kebersihan wajah dan stres psikologis. Selain stres, kebersihan wajah juga merupakan salah satu faktor timbulnya akne vulgaris. Metode: Penelitian ini menggunakan metode crossectional. Subjek penelitian terdiri dari 147 responden dengan menggunakan kusioner dan pemeriksaan fisik pada responden. Hasil : Angka kejadian akne vulgaris ringan dialami responden sebesar 103 (70,1%) dan kejadian akne vulgaris sedang dan berat yang dialami responden sebesar 44 (29,9%). 93 (63,3%) pada responden menunjukkan tingkat stres ringan dan 54 (36,7%) sedang dan berat. pada responden yang memakai pembersih wajah sebesar (59,9%) orang dan 59 (40,1%) orang tidak memakai pembersih wajah. Berdasarkan uji statistik di dapatkan hubungan stres dan kebersihan wajah terhadap timbulnya akne vulgaris memiliki hubungan yang signifikan (p=0,001). Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara stres dan kebersihan wajah terhadap timbulnya akne vulgaris
Kata kunci: akne vulgaris, stres, kebersihan wajah
ABSTRACT
RELATIONSHIP OF STRESS AND HYGIENE FACE OF ACNE VULGARIS IN LAMPUNG UNIVERSITY
MEDICAL FACULTY STUDENT
Sofia latifah 1218011148
Background: Acne vulgaris is a disorder of the sebaceous follicles specifically associated with hair follicles and sebaceous glands are the most common found on the face, chest, and back. Acne vulgaris associated with facial cleanliness and psychological stress. In addition to stress, facial Cleanliness is also one factor the onset of acne vulgaris. Methods: This study using cross sectional method. Subjects consisted of 147 respondents using questionnaires and physical examination of the respondents. Results: The incidence of mild acne vulgaris experienced by 103 respondents (70.1%) and the incidence of moderate to severe acne vulgaris experienced by 44 respondents (29.9%). 93 (63.3%) of the respondents showed mild stress levels and 54 (36.7%) moderate and severe. Based on the statistical test obtained relationship stress and facial cleanliness to the occurrence of acne vulgaris has a significant relationship (p = 0.001). Conclusion: There is a significant relationship between stress and the cleanliness of the face on the incidence of acne vulgaris. Keywords: acne vulgaris, stress, facial cleanliness
1218011148 SOFIA LATIFAHsofialatifahrici@yahoo.com2016-05-04T04:10:59Z2016-05-04T04:10:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22214This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/222142016-05-04T04:10:59ZPOLA KONSUMSI DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN
RUMAH TANGGA TERHADAP MI INSTAN
DI KOTA BANDAR LAMPUNGPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) pola konsumsi rumah tangga
dalam mengkonsumsi mi instan di Kota Bandar Lampung (2) tingkat kepuasan
konsumen rumah tangga terhadap mi instan di Kota Bandar Lampung. Penelitian
ini dilaksanakan di Kelurahan Beringin Raya dan Kelurahan Sukarame Baru yang
dipilih secara sengaja (purposive). Penelitian ini menggunakan metode survey
pada 75 rumah tangga di Kota Bandar Lampung yang dipilih secara acak
sederhana (simple random sampling). Penelitian ini menggunakan metode
analisis deskriptif dengan tabulasi untuk mengetahui pola konsumsi rumah tangga
terhadap mi instan, dan Customer Satisfaction Index (CSI) untuk mengetahui
tingkat kepuasan konsumen rumah tangga terhadap mi instan.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Jumlah konsumsi mi instan per rumah tangga adalah
sebesar 1300,5 gram atau 17-18 bungkus per bulan untuk mi instan rebus dan
1364,9 gram atau 15-16 bungkus per bulan untuk mi instan goreng, frekuensi
konsumsi dan frekuensi pembelian mi instan oleh rumah tangga sebagian besar
adalah lebih dari enam belas kali dalam sebulan, rata-rata rumah tangga
mengkonsumsi kedua jenis mi instan dan mengkonsumsinya sebagai makanan
pengganti nasi (2) tingkat kepuasan konsumen adalah sebesar 82,18 persen
dengan kriteria “sangat puas”.
Kata kunci: CSI, kepuasan konsumen, mi instan, pola konsumsi.
ABSTRACT
This research aims to analyze: (1) household consumption patterns in consuming
instant noodles in Bandar Lampung City (2) the level of satisfaction of household
consumers against instant noodles in Bandar Lampung City. This research was
conducted on two village namely Beringin Raya Village and Sukarame Baru
Village selected by purposive. This research used a survey method against 75
households in Bandar Lampung City choosen using Simple Random Sampling.
Descriptive analysis using tabulations used to analyze patterns of household
consumption toward instant noodles and Customer Satisfaction Index (CSI) used
to analyze the level of consumer satisfaction in Bandar Lampung City. The results
showed that (1) the number of instant noodle household consumption was 1300,5
grams or 17- 18 packs for one month for instant noodle stew and 1364,9 grams or
15-16 packs for one month for fried instant noodles, the frequency of
consumption and the frequency of purchase of instant noodles by the majority of
households was more than sixteen times a month and the average of household
consumes both types of instant noodles and consuming instant noodles as food
substitutes (2) the level of consumer satisfaction was 82,18 percent with the
criteria “very satisfied”.
Key words: consumer satisfaction, consumption pattern, CSI, instant noodle.(0854023003) ANDAN NOVALITA andantta@gmail.com2016-04-25T04:12:03Z2016-04-25T04:12:03Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21851This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/218512016-04-25T04:12:03ZKONSUMSI SUSU PADA ANAK SEKOLAH DASAR
DI KOTA BANDAR LAMPUNG
(KASUS DI SD KARTIKA II-5 BANDAR LAMPUNG)Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tahap-tahap pengambilan
keputusan dalam konsumsi susu, pola konsumsi susu pada anak, dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan konsumsi susu pada anak usia sekolah di Kota Bandar
lampung. Penelitian dilakukan di SD Kartika II-5 Bandar Lampung. Lokasi
penelitian dilakukan secara sengaja. Responden penelitian ini adalah 61 orang ibu
dari anak kelas 1-5 sekolah dasar. Metode analisis yang digunakan untuk
menjawab tujuan pertama dan kedua adalah analisis deskriptif. Tujuan ke tiga
dianalisi dengan menggunakan model korelasi spearman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tempat pembelian susu terbanyak adalah swalayan (73.8%).
Sumber informasi terbanyak berasal dari televisi (86.9%). Pemberi pengaruh
terbanyak dalam konsumsi susu adalah dari orang lain, seperti guru, teman, dan
lain-lain (52.5%). Tingkat kepuasan dari konsumsi susu tersebut adalah puas
(91.8%) dan tanggapan setelah mengkonsumsi susu adalah biasa saja (45.9%).
Pola konsumsi susu pada anak sekolah dasar dipengaruhi oleh alasan karena anakanak
terbiasa mengkonsumsi susu sejak kecil.Frekuensi terbanyak dalam
mengkonsumsi susu dalam sehari adalah ≤ 2 gelas per hari dan alasan
kebanyakan rumah tangga yang memilih susu di supermarket adalah karena
terbiasa. Ada hubungan yang signifikan antara pengeluaran untuk susu, sikap
anak, dan merk terhadap frekuensi konsumsi susu pada anak sekolah dasar di
Kota Bandar lampung.
Kata kunci: anak sekolah dasar, konsumsi susu, pengambilan keputusan
ABSTRACT
This study aims to know the stages of decision-making on the milk consumption,
the pattern of milk consumption in children, and the factors that affecting fluid
milk consumption decisions of school-age children in the city of Bandar
Lampung. The research was conducted in Bandar Lampung Kartika II-5 primary
school. The location of the research was chosen on purpose. This research
employed 93 mothers of grade 1-5 elementary students. The method of analysis
used to answer the first and second objective was descriptive analysis. The third
research goals was analyzed by using spearman rank correlation model. The
result showed that the most place purchase of milk was supermarket (73.8%).
The most information resources was television (86.9%). The most influencers in
milk consumption was from others, like teacher, friends, etc. (52.5%). The level
of satisfaction or consumption of milk was satisfied ( 91.8%) and the response
after consuming milk was mediocare ( 45.9%). Milk consumption patterns of
primary school children were affected by the reason of children consume milk is
because the child was accustomed to eat since childhood. The most frequency of
consumption of milk in a day was ≤ 2 glasses a day and the reason the number
of households who choose milk at the supermarket because of the habits. There
was significant correlation between spending on milk, children’s attitudes, and
merk towards the frequency of milk consumption of school children in Bandar
lampung City.
Keywords: children of primary school, decision making, milk consumption(0814023056) ARI BUDI SETIAWAN aribudisetiawan1990@gmail.com2016-04-21T06:39:48Z2016-04-21T06:39:48Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21788This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/217882016-04-21T06:39:48Z
UJI DIAGNOSTIK KECACINGAN ANTARA PEMERIKSAAN FESES DAN PEMERIKSAAN KOTORAN KUKU PADA SISWA SDN 1 KRAWANGSARI KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN
ABSTRAK
Latar Belakang: Kecacingan terjadi diawali dengan tertelannya telur atau masuknya larva yang infektif ke dalam kulit. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tertelannya telur cacing berkaitan dengan higinitas yaitu kuku yang panjang dan tidak terawatakan. Pemeriksaan kotoran kuku akan dibandingkan dengan pemeriksaan gold standard untuk mengetahui nilai sensitivitas pemeriksaan kotoran kuku.
Metode: Penelitian ini bersifat analitik komparatif dengan pendekatan crossectional. Subjek penelitian terdiri dari 58 siswa dengan mengambil sampel feses dan kotoran kuku. Pemeriksaan feses dilakukan dengan metode apung dan pemeriksaan kuku dilakukan dengan metode sedimentasi.
Hasil: Angka kejadian kecacingan menggunakan bahan pemeriksaan feses sebesar 56% dan angka kejadian kecacingan menggunakan bahan pemeriksaan kotoran kuku sebesar 24,1%. Berdasarkan uji Mc-nemar didapatkan nilai p sebesar 0,02 yang artinya ada perbedaan yang bermakna antara pemeriksaan kotoran kuku dan pemeriksaan feses. Nilai sensitivitas dan spesifisitas sebesar 18,2% dan 68%. Nilai duga positif sebesar 42,8% dan nilai duga negatif sebesar 43,1%.
Kesimpulan: Hasil pemeriksaan kuku dengan pemeriksan feses secara statistik terdapat perbedaan. Nilai sensitivitas didapatkan rendah, sehingga pemeriksaan kotoran kuku tidak mampu disetarakan dengan pemeriksaan feses.
Kata kunci: kecacingan, pemeriksaan feses, pemeriksaan kuku, diagnosis
.
ABSTRACT
Background: Wormy happening begins with ingestion of eggs or the entry of infective larvae into the skin. Several factors can affect swallowing worm eggs associated with hygiene that long nails and not unkempt. STH infection diagnosis can be confirmed with the discovery of worm eggs in stool examination. Examination of the nails be compared with gold standard in the worm infection to know sensitivity examination of thr nails.
Methods: This study is analytic comparative with cross sectional approach. Subjects consisted of 58 students be take a stool and nail sampel. Stool examination is examined by floating method and nail samples are examined by sedimentation methode.
Results: : The helminthiasis incidence of stool sampel is 56% and with nail sampel is 24,1%. Based on Mc-nemar test obtained a value of 0,02 is there is a significant difference between the nail examination with stool examination. Sensitivity and specificity of 18,2% dan 68%. The positive predictive value of 42,8% anda negative predictive value of 43,1%.
Conclusions: The result of nail examination with stool examination is a significant difference by statistic test. Sensitivity is low and so the nail examination can not synchronized with stool examination.
Kata kunci: worm infection, stool examination, nail examination, diagnosis
1218011116 NURUL SAHANA RAHMADHINInurul_sahana@yahoo.com2016-04-21T04:33:58Z2016-04-21T04:33:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21778This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/217782016-04-21T04:33:58Z
HUBUNGAN TINGKAT STRES TERHADAP FREKUENSI MEROKOK MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
Stres merupakan bagian yang tidak dapat dihindari termasuk oleh remaja khususnya mahasiswa kedokteran. Stres mahasiswa itu sendiri dapat dikarenakan stres dari dalam kampus seperti tugas, ujian, tuntutan akademik dan dari luar kampus seperti hubungan dengan keluarga, teman sebaya dan sebagainya. Jika mahasiswa tidak dapat melewati keadaan tersebut dengan baik maka mereka cenderung menurunkan stres mereka dengan cara merokok. Rokok mengandung nikotin yang mengandung zat adiktif dan psikoaktif yang dapat membuat perokok lebih tenang dan rasa cemas berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat stres dengan frekuensi merokok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan teknik sampel menggunakan total sampling dengan responden sebanyak 37 mahasiswa yang semuanya perokok aktif. Kuesioneryang digunakan adalah Hassles AssessmentScale for Student in Collage (Hass/Col) yang telah divalidasi dengan koefisien alpha 0,971 atau dalam kategori cukup baik. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 9 mahasiswa stres ringan, 19 mahasiswa stres sedang, 9 mahasiswa stres berat dan 14 mahasiswa perokok ringan, 13 mahasiswa perokok sedang dan 10 orang perokok berat. Pada analisis data dengan uji Somers’d (p<0,005) didapatkan p=0,000 yang berarti terdapat hasil yang bermakna. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tingkat stres terhadap frekuensi merokok mahasiswa kedokteran Universitas Lampung.
Kata kunci: frekuensi merokok, mahasiswa kedokteran, stres
ABSTRACT
Stress is a part that can not be avoided even by adolescents, especially medical students. Student Stress itself can be due to the stress of the campus such as assignments, examinations, academic demands and from outside the campus such as relationships with family, peers and so on. If the student can not pass the situation well then they tend to lower their stress by way of smoking. Cigarettes contain nicotine containing addictive and psychoactive substances which may make smokers more calm and anxiety is reduced. This study aimed to examine the relationship between stress levels with the frequency of smoking. The method used in this study was cross sectional with total sample technique uses sampling by respondents as many as 37 students who all active smokers. Kuesioneryang used is Hassles AssessmentScale for Student in Collage (Hass / Col), which has been validated by the alpha coefficient 0.971 or in a category quite well. The result showed mild stress as much as 9 students, 19 students were stress, student stress 9 and 14 students of light smokers, 13 students and 10 smokers were heavy smokers. In the data analysis Somers'd test (p <0.005) was obtained p = 0.000, which means that there are significant results. The conclusion from this study is there is a relationship between the level of stress on the frequency of smoking of medical students Lampung University.
Keyword: medical student, smoking frequency, stress
1218011090 KAUTSAR RAMADHANkautsarramadhan69@gmail.com2016-04-18T06:14:54Z2016-04-18T06:14:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21729This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/217292016-04-18T06:14:54ZPENGARUH MADU BEE POLLEN TERHADAP GAMBARAN
HISTOPSTOLOGI HEPAR TIKUS PUTIH JANTAN RATTUS
NOVERGICCUS GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI
IBUPROFENABSTRAK
Tubuh kita memerlukan substansi penting yaitu antioksidan yang dapat
melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Antioksidan tersebut terdapat pada
madu Bee pollen yang mengandung fenol yang dapat mengobati hepar yang telah
terinduksi ibuprofen. Ibuprofen memiliki sifat racun bagi hepar sehingga butuh
suatu antioksidan untuk melindungi bahkan mengobati hepar yang telah diinduksi
ibuprofen sebagai hepatotoksik. Kerusakan hepar disini diukur dari jumlah sel
hepar yang mengalami bengkak keruh untuk melihat tingkat kerusakan dari hepar
terseut dan dosis yang efektif dalam mengobati hepar yang telah diinduksi
ibuprofen.
Dalam penelitian ini terdapat 24 sampel yang menjadi 4 kelompok. Kelompok A
adalah kontrol normal
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh madu Bee pollen terhadap
gambaran histopatologi hepar tikus putih rattus novergiccus galur Sprague dawley
yang diinduksi ibuprofen..
Kata kunci: Bee pollen, fenol, ibuprofen, hepar
ABSTRACT
Our body need an important substace which is antioksidant that can protect it
from a free radicals. Antioxidant can be found in Bee pollen honey that contains
fenol that can heal hepar that inducted by ibuprofen. Ibuprofen has a poison to
hepar that needs antioxidant to protecct even heal hepar that has inducted by
ibuprofen as hepatotoxic. A hepar damage here is counted by the amount of hepar
cells that turbid- swollen to see the damage rate or hepar and the evective dose to
heal hepar thar has inducted by ibuprofen.
In this study there were 24 samples that divided into 4 groups. Group A is the
normal control (distilled ibuprofen). Group B is negative control (ibuprofen and
distilled Bee pollen honey half of the recommended dose (0,77 mL/kg’s rat).
Group C were induced by ibuprofen and Bee pollen honey with recommended
dose (1,54 mL/kg’s rat). Group D were given ibuprofen and Bee pollen honey
with the higher dose (2,08 mL/kg’s rat). Treatment was given for 14 days.
Termination was doneby anesthesia thatused ketamine-xylazineintaperitoneal,
then euthanasia by cervical dislocation method, after that hepar was taken and
slide was made with hematoxylin-eosin (HE).
The results show an effect of Bee pollen honey on histopathology imaging of
Sprague Dawley strain white rat’s hepar that induced by ibuprofen.
Keywords: Bee pollen, fenol, ibuprofen, hepar
1218011028 BOBI KURNIA HARTANTO bobi.hartanto0288@gmail.com2016-04-15T04:29:59Z2016-04-15T04:29:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21716This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/217162016-04-15T04:29:59ZPENGARUH PEMBERIAN TEMPE
TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PANKREAS MENCIT
ABSTRAK
Obesitas adalah akumulasi lemak berlebihan yang dapat memicu beberapa
penyakit seperti diabetes mellitus, penyakit kardiovaskular, dan beberapa bentuk
kanker. Salah satu manifestasi dari obesitas ini adalah terjadinya akumulasi lemak
di organ yang tidak seharusnya, sehingga dapat merusak organ tersebut seperti
hati, otot, jantung dan pankreas. Tempe diketahui dapat menurunkan kadar
kolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tempe
terhadap gambaran histopatologi lemak pankreas pada mencit jantan obesitas yang
diinduksi pakan tinggi lemak tinggi protein.
Desain penelitian ini adalah eksperimental dengan 4 kelompok perlakuan.
Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor mencit jantan. Kelompok I
Hasilnya menunjukkan kelompok I ditemukan gambaran normal hingga
akumulasi lemak minimal atau derajat 0, kelompok II ditemukan derajat 0,1,2 dan
3, kelompok III ditemukan derajat 0,1 dan 2, serta kelompok IV ditemukan derajat
0. Kelompok II dan IV menunjukkan adanya perbedaan gambaran lemak pankreas
yang signifikan yang berarti adanya perbaikan dari kerusakan. Kesimpulannya
tempe dapat menurunkan tingkat keparahan perlemakan pankreas.
Kata kunci : Obesitas, histopatologi, pankreas, tempe
ABSTRACT
Obesity is an excessive fat accumulation that can caused some diseases
such as diabetes mellitus, heart disease, and some cancer. One of the
manifestations of obesity is the fat accumulation in the organs that are not
supposed to be, which can damage the organs, such as the liver, muscles, heart
and pancreas. Tempeh was known could decrease cholesterol to lower levels. This
study aimed to determine the effect of tempe on histopathologic picture pancreas
induced obese male mice a high-fat high-protein feed.
This study was an experimental design with 4 groups of intervention.
Each group contains 6 male mice. Group I
The results showed on the first group mostly normal apperarances founded
and minimal fat accumulation called grade 0, second group showed grade 0,1,2
and 3, there are grade 0,1 and 2 found in third group, and the fourth group was
mostly found grade 0. Between group I and IV showed significant difference
appearance that mean there is a repairment from damage before. As a conclusion,
tempe that can reduce the severity of fatty pancreas.
Keywords: Obesity, histopathological, pancreas, tempeh1218011093 KURNIA FITRI APRILLIANA kurfitri1080@yahoo.com2016-03-02T02:41:44Z2016-03-02T02:41:44Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/21349This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/213492016-03-02T02:41:44ZKUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS RAWAT INAP KATIBUNG
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN KEPADA PESERTA PROGRAM
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DALAM PELAYANAN
KESEHATAN TINGKAT I/DASARPelayanan kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas Rawat Inap Kecamatan
Katibung Kabupaten Lampung Selatan memiliki potensi untuk memperbaiki
tingkat kesejahteraan masyarakat dalam hal kesehatan dibandingkan dengan
Puskesmas Kecamatan Katibung pertama yang tidak memiliki fasilitas kesehatan
memadai. namun pada pelayanan kesehatannya belum optimal, ini terlihat pada
kurangnya sosialisasi dan masih banyaknya masyarakat di Desa binaan
Puskesmas Rawat Inap Katibung yang belum mengetahui keberadaan puskesmas
ini.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan Puskesmas
Rawat Inap Katibung Kabupaten Lampung Selatan kepada peserta Program
Jaminan Kesehatan Nasional dalam pelayanan kesehatan tingkat I/dasar dengan
menggunakan Metode Penelitian Kombinasi model urutan penemuan analisis
kuantitatif dan kualitatif (Sequantial Explanatory Design).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan kesepuluh indikator
pengukuran kualitas pelayanan kesehatan, enam indikator yang meliputi
Efektifitas, Efisiensi, Keamanan, Kenyamanan, Informasi, dan Ketepatan Waktu
masuk dalam interval kelas kategori Tidak Berkualitas dengan rerata skor 31,2.
Diikuti dengan data Kualitatif Seperti pada fakta mengenai kinerja pegawai
Puskesmas, dan perbedaan layanan kesehatan yang dilakukan oleh perawat yang
satu dengan yang lainnya. Responden yang mengeluhkan sistem pendataan pasien
yang kurang cepat, adanya bangunan yang langit-langitnya rusak dan responden
mengeluhkan kurangnya tempat duduk yang ada di Puskesmas ini.
Pada fakta berikutnya responden mengatakan bahwa penjelasan mengenai
informasi layanan yang diberikan masih kurang dipahami dan masih mengenai
pendapat responden yang sebelumnya mengeluhkan lamanya pendataan pada
proses mendapatkan layanan. Maka dapat dinyatakan bahwa hasil dari
pengukuran kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien peserta Jaminan
Kesehatan Nasional oleh Puskesmas Rawat Inap Katibung Kabupaten Lampung
Selatan Tidak Berkualitas.
Kata Kunci : Kualitas Pelayanan Kesehatan, Peserta Jaminan Kesehatan Nasional
QUALITY OF COMMUNITY HEALTH SERVICES INPATIENT
KATIBUNG SOUTH LAMPUNG TO PARTICIPANTS OF NATIONAL
HEALTH INSURANCE PROGRAM IN THE HEALTH SERVICE LEVEL
I / BASIC
Health services performed by Sub-District Community Health Center Inpatient
Katibung South Lampung Regency has the potential to improve the welfare of the
community in terms of health compared to the first Katibung District health
centers that do not have adequate health facilities. but in health care is not
optimal, is seen in the lack of socialization and still many people in the village
built Katibung Inpatient Health Centers who do not know the existence of this
clinic.
The purpose of this study was to determine the quality of inpatient Health Center
services Katibung South Lampung Regency to the participants of the National
Health Insurance program in Health Care level I/basic using Method Combination
of the model order of discovery Quantitative and Qualitative analysis (Sequantial
Explanatory Design).
The results of this study showed that based on ten indicators measuring the quality
of health care, six indicators covering Effectiveness, Efficiency, Safety, Comfort,
Information, and Timeliness entered the class interval Not Qualified category with
mean score of 31,2. Followed by the Qualitative Data As in fact the health center
employee performance, and differences in health services performed by nurses
with each other. Respondents who complained about patient data system is fast
enough, the ceiling of the building was broken and respondents complained about
the lack of seating in this health center.
In the next fact of respondents said that an explanation of the information
services provided are still poorly understood and is still on the opinions of
respondents who previously complained about the length of the data collection
process to obtain services. It can be stated that the results of measurements of
quality of healthcare to patients by the participants of the National Health
Insurance Health Center inpatient Katibung South Lampung Regency Not
Qualified.
Keywords: Quality of Health Services, National Health Insurance Participants1116021086 Randy Mase Bustamirandymasebustami@gmail.com2016-02-10T07:59:43Z2016-02-10T07:59:43Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20906This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/209062016-02-10T07:59:43ZKEJADIAN Drug Related Problems (DRPs) PADA PASIEN PNEUMONIA
KOMUNITI BERDASARKAN PANDUAN PDPI (Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia) DI POLIKLINIK PARU RSUD JENDERAL AHMAD YANI PERIODE
APRIL 2014−MARET 2015 KOTA METRO
ABSTRAK
Latar belakang : Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi
alveolus dan jaringan interstitial. salah satu bentuk penilaiannya adalah Drug
related problems (DRPs) yang merupakan suatu peristiwa atau keadaan dimana
terapi obat berpotensi atau secara nyata dapat mempengaruhi hasil terapi yang
diinginkan.
Metode penelitian : penelitian analitik korelatif dengan correlate bivariate yang
bersifat retrospektif dengan menggunakan data sekunder yang diambil dari RSUD
Jendral Ahmad Yani Kota Metro.
Hasil penelitian : dari hasil penelitian didapatkan pasien pneumonia komuniti pria
32 orang dan wanita 31 orang dengan rentangan umur dari ≤ 34 sampai ≥ 85.
Simpulan penelitian : setelah dilakukan penelitian didapatkan bahwa pada RSUD
Jendral ahmad yani kota metro masih ditemukan Adanya DRPs total pada pasien
dengan persentase 71% dengan DRPs masing masing kategori : pemilihan
golongan (29%), pemilihan jenis obat (13%), dosis dan signature obat (13%),
indikasi tanpa obat (49%), obat tanpa indikasi (10%). Terdapat hubungan
pemilihan obat, DRPs Indikasi obat terhadap DRPs total dengan sig.<0,05. Tidak
terdapat hubugan DRPs dosis obat terhadap DRPs total dengan sig.>0,05.
Kata kunci : drugs related problems (DRPs), pneumonia komuniti.
ABSTRACT
Background: Pneumonia is acute infection of the pulmonary parenchyma which
include alveolar and interstitial tissue. one form of assessment is Drug related
problems (DRPs), that is an event or circumstance which has the potential of drug
therapy or can significantly affect the desired therapeutic outcome.
Methods: analytical correlative with bivariate correlate the retrospective nature by
using secondary data drawn from the Hospital General Ahmad Yani Metro City.
Result: The result showed patients with pneumonia community of men 32 and
women 31 people with age range from ≤ 34 to ≥ 85.
Conclusions: after a study the Hospital General Ahmad Yani metro city still
found presence of DRPs total in patients with a percentage of 71% with DRPs
each category: group drugs (29%), the choice of drugs (13%), doses drugs (13%),
indication without drugs (49%), drugs without indication (10%). There is a
relationship DRPs selection group drugs, DRPs Indications to total DRPs with sig.
<0.05. There are no relationship DRPs doses drugs to total DRPs with sig.> 0.05.
Keywords: drugs related problems (DRPs), pneumonia community. 1218011045 ENJEL SANTOSO SIMANJUNTAK santossmjtk@gmail.com2016-02-10T06:31:08Z2016-02-10T06:31:08Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20901This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/209012016-02-10T06:31:08ZHUBUNGAN OBESITAS
DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA USIA DEWASA DI
PUSKESMAS KAMPUNG SAWAHHiperurisemia tidak hanya dialami oleh lansia akan tetapi usia dewasa juga
berisiko menderita hiperurisemia. Hiperurisemia disebabkan oleh berbagai
faktor. Salah satunya adalah obesitas. Dampak hiperurisemia ini sangat besar
pada tingkat morbiditas dan mortalitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara obesitas dengan
kadar asam urat pada usia dewasa di wilayah kerja puskesmas Kampung Sawah.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 80
responden. Responden penelitian mengisi lembar skrining kemudian responden
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diukur indeks masa tubuh dan kadar
asam urat dengan alat ukur asam urat digital. Analisa data yang digunakan adalah
uji statistik parametrik pearson
Rerata indeks masa tubuh pada pria 30.09±3.65 dan wanita 29.53±3.56 sedangkan
rerata kadar asam urat darah pria 6.73±2.90 mg/dl dan wanita 6.55±2.18 mg/dl.
Uji statistik pearson menunjukkan p value > 0,05 (p value = 0.012 pada pria dan
0.402 pada wanita). Terdapat hubungan lemah antara Indeks masa tubuh (IMT)
dengan kadar asam urat darah. pada pria terdapat hubungan lemah antara Indeks
masa tubuh (IMT) dengan kadar asam urat darah sedangkan pada wanita.
Tidak terdapat hubungan signifikan antara Indeks masa tubuh (IMT) dengan kadar
asam urat darah di Puskesmas Kampung Sawah.
Keyword : asam urat, hiperurisemia, obesitas
ABSTRACT
Hiperurisemia tidak hanya dialami oleh lansia akan tetapi usia dewasa juga
berisiko menderita hiperurisemia. Hiperurisemia disebabkan oleh berbagai
faktor. Salah satunya adalah obesitas. Dampak hiperurisemia ini sangat besar
pada tingkat morbiditas dan mortalitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara obesitas dengan
kadar asam urat pada usia dewasa di wilayah kerja puskesmas Kampung Sawah.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 80
responden. Responden penelitian mengisi lembar skrining kemudian responden
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diukur indeks masa tubuh dan kadar
asam urat dengan alat ukur asam urat digital. Analisa data yang digunakan adalah
uji statistik parametrik pearson
Rerata indeks masa tubuh pada pria 30.09±3.65 dan wanita 29.53±3.56 sedangkan
rerata kadar asam urat darah pria 6.73±2.90 mg/dl dan wanita 6.55±2.18 mg/dl.
Uji statistik pearson menunjukkan p value > 0,05 (p value = 0.012 pada pria dan
0.402 pada wanita). Terdapat hubungan lemah antara Indeks masa tubuh (IMT)
dengan kadar asam urat darah. pada pria terdapat hubungan lemah antara Indeks
masa tubuh (IMT) dengan kadar asam urat darah sedangkan pada wanita.
Tidak terdapat hubungan signifikan antara Indeks masa tubuh (IMT) dengan kadar
asam urat darah di Puskesmas Kampung Sawah.
Keyword : asam urat, hiperurisemia, obesitas0818011045 ACHMAD IQBAL ALCHEHAB PJN alchehab4@gmail.com2016-02-05T02:56:18Z2016-02-05T02:56:18Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20876This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/208762016-02-05T02:56:18ZHUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNGABSTRAK
Latar Belakang: Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr/dl. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung tahun 2014 menyatakan bahwa 1 dari 5 ibu hamil menderita anemia. Penelitian tahun 2013 tentang anemia pada ibu hamil di wilayah Rajabasa menyatakan bahwa 55% ibu hamil menderita anemia. Faktor yang berkaitan dengan anemia pada ibu hamil adalah kurangnya asupan Fe, asam folat, dan B12. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara asupan Fe, asam folat, dan B12 dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Total populasi 138 ibu hamil dengan sampel 103 ibu hamil di wilayah Puskesmas Rajabasa selama bulan November-Desember 2015.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara Fe (p=0,001, coefficient contingency=0,429), asam folat (p=0,001, coefficient contingency= 0,350), dan B12 (p=0,001, coefficient contingency=0,310) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung.
Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara asupan Fe, asam folat, dan B12 dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung.
Kata kunci : Anemia, Asupan Fe, asam folat, B12, Ibu Hamil.
ABSTRACT
Background: Anemia in pregnancy is a condition hemoglobin levels below 11 g/dl. Based on data from Health Office of Bandar Lampung in 2014 that claimed 1 from 5 pregnant woman suffer from anemia. Research in 2013 about anemia in pregnant woman in Rajabasa states that 55% of pregnant woman suffer from anemia. The factor that correlation with anemia in pregnant women are the low Fe, folic acid, and B12 intake. The aim of this research is to identify the correlation of Fe, folic acid, and B12 intake with incidence of anemia in pregnant women in Rajabasa Public Health Center Bandar Lampung. Methods: This research is an analytic correlative with cross-sectional. Total population is 138 pregnant women, with 103 pregnant women to be a sample in Rajabasa Public Health Center during November until Desember 2015. Result: The result showed that there are correlation between Fe intake (p=0,001, Coefficient contingency 0,429), folic acid (p=0,001, coefficient contingency=350), and B12 (p=0,001, coefficient contingency=0,310) to anemia incidence pregnant woman in Rajabasa Indah Public Health Center. Conclusions: There is a significant correlation of Fe, folic acid, and B12 intake with incidence anemia in pregnant women in Rajabasa Public Health Center. Keywords: Anemia, Fe, Folic acid, B12 intake, pregnant woman.1218011010 ALFIANITA FADILA alfianitafadila@gmail.com2016-01-29T07:25:17Z2016-01-29T07:25:17Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20753This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/207532016-01-29T07:25:17ZHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SOSIAL DEMOGRAFI DENGAN
PERILAKU PAP SMEAR SEBAGAI SALAH SATU CARA MENDETEKSI
DINI KANKER SERVIKS PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI
PUSKESMAS WAY KANDIS BANDAR LAMPUNG
Kanker serviks merupakan salah satu masalah kesehatan pada wanita di negaranegara
berkembang termasuk Indonesia yang disebabkan oleh infeksi virus HPV
(Human Papilloma Virus). Deteksi dini kanker serviks merupakan upaya pencegahan
sekunder kanker serviks. Saat ini pemeriksaan sitologi dengan tes pap smear
merupakan pemeriksaan standar deteksi dini lesi prakanker serviks. Laporan WHO
tahun 1986 wanita yang berkesempatan untuk melakukan screening dengan tes pap
smear di Negara berkembang diperkirakan hanya 5%. Rendahnya screening kanker
serviks (Pap smear) disebabkan berbagai hal yaitu terbatasnya akses screening dan
pengobatan. Serta masih banyak wanita di Indonesia yang kurang mendapat
informasi dan pelayanan terhadap penyakit kanker serviks karena tingkat ekonomi
rendah dan tingkat pengetahuan wanita yang kurang tentang pap smear. Penelitian ini
merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang
melibatkan 70 responden yang merupakan wanita Pasangan Usia Subur yang
berkunjung ke Puskesmas Way Kandis pada bulan September-November 2015. Hasil
penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden berusia berusia ≥ 35 tahun
(62,9%), berpendidikan menengah (50,0%), sebagian besar responden tidak bekerja
(72,9%), berpendapatan rendah (67,1%), dan berpengetahuan cukup (44,3%). Hasil
analisis dengan chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia dan
perilaku Pap Smear (p = 0,010), terdapat hubungan antara pendidikan dan perilaku
Pap Smear (p = 0,021), tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan perilaku
Pap Smear (p = 0,860), tidak terdapat hubungan antara pendapatan dengan perilaku
Pap Smear ( p = 0,541) dan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku
Pap Smear (p = 0,042).
Kata kunci : Kanker Serviks, Pap Smear
ABSTRACT
Cervical cancer is one of the health problems of women in developing countries, including Indonesia, which is caused by infection with HPV (Human Papilloma Virus). Early detection of cervical cancer is the secondary prevention of cervical cancer. Currently, cytologic examination with Pap Smear test is the standard screening for early detection of cervical pre cancerous lesions. WHO report of 1986 women who had the opportunity to perform screening with the pap smear test in developing countries is estimated at only 5%. Low cervical cancer screening (Pap smear) caused by various things: limited access to screening and treatment. And many women in Indonesia who are less informed and services for cervical cancer because of the low economic and knowledge level of Pap Smear. This study was an observational analytic study with cross sectional approach involving 70 respondents who are women of fertile age couple who visited the health center Way Kandis in September-November 2015. The result showed that most respondents aged ≥ 35 years old (62.9%), secondary education (50.0%), most respondents do not work (72.9%), low income (67.1%), and knowledgeable enough (44.3%). Results of analysis with chi square shows that there is a relationship between age and behavior Pap smear (p = 0.010), there is a relationship between education and behavior Pap smear (p = 0.021), there is no relationship between job with the behavior of a Pap smear (p = 0.860), there was no correlation between the revenue with the behavior of a Pap smear (p = 0.541) and there is a relationship between knowledge and behavior Pap test (p = 0.042).
Keyword: Cervical Cancer, Pap Smear1218011020 ANGGUN CHAIRUNNISA CHRISNA PUTRI anggun chairunnisa@yahoo.com2016-01-29T07:13:58Z2016-01-29T07:13:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20741This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/207412016-01-29T07:13:58ZSANITASI LINGKUNGAN YANG BURUK SEBAGAI FAKTOR RISIKO
KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KEDATON KECAMATAN KEDATON KOTA BANDAR LAMPUNGLatar Belakang: Penyakit diare adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia dikarenakan masih tingginya angka morbiditas diare pada balita yang
dapat menyebabkan kematian. Faktor lingkungan yang buruk dapat menyebabkan
seorang balita terkena diare. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui besar
risiko sanitasi lingkungan yang buruk terhadap kejadian diare pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Kedaton Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode case control dengan
populasi kasus adalah balita yang terkena diare bulan Juli dan Agustus sedangkan
populasi kontrol adalah balita yang tidak terkena diare bulan Juli dan Agustus.
Terdapat 33 sampel pada kelompok kasus dan 33 sampel pada kelompok kontrol.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive dan analisis data
menggunakan uji Chi Square.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian didapatkan faktor risiko kejadian diare pada
balita adalah sarana air bersih (OR: 6,113; 95 % CI: 2,111–17,824), pembuangan
tinja (OR: 7,429; 95 % CI: 2,461–22,422), pembuangan sampah (OR: 5,4; 95 %
CI: 1,764–16,533), dan pembuangan air limbah (OR: 5,333; 95 % CI: 1,859-
15,301).
Kesimpulan: Sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
meningkatakan risiko kejadian diare pada balita.
Kata Kunci : Diare balita, Sanitasi Lingkungan, Risiko kejadian diare.
ABSTRAK BAHASA INGGRIS
Background: Diarrhea is one of health public issues in Indonesia, since high
morbidity in infants that can lead to death. Poor environmental factors could be
induce diarrhea in toddler. The purpose of this research is to identify poor
environmental sanitation as risk factors of diarrhea in children under five years in
Kedaton primary health center of Kedaton subdistrict, Bandar Lampung city.
Method: This research is case control study. Cases were childrens with diarrhea
in July - August while the control are childrens who were not affected by diarrhea
in July - August. There are 33 samples in case group and 33 samples in the control
group. Sampling with purposive technique and analysis data with chi square.
Result: The result showed that water supply which is not fulfill health
environmental is risk factor of diarrhea in children under five years (OR: 6.113,
95% CI: 2.111-17.824). Feces disposal, waste disposal, waste water disposal
which are not fulfill health environment also risk factors of diarrhea in children
under five years (OR: 7.429, 95% CI: 2.461-22.422; OR: 5.4, 95% CI: 1.764-
16.533; OR: 5.333; 95% CI: 1.859-15.301).
Conclusion: Environmental which not full fill a health requirements increase the
risk of diarrhea incidence in infants.
Keyword: Toddler diarrhea, Sanitation, Risk of diarrhea.(1218011051) Fathia Sabila Umarfathia_sabila@yahoo.com2016-01-29T04:21:23Z2016-01-29T04:23:31Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20697This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/206972016-01-29T04:21:23ZHUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PENGAWAS MINUM OBAT (PMO) TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS RAWAT INAP PANJANG TAHUN 2015
ABSTRAK
Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) adalah masalah kesehatan masyarakat yang
penting di seluruh dunia dan sangat umum di negara-negara berkembang. Bakteri yang menyebabkan kasus TB adalah Mycobacterium tuberculosis. Menurut data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, jumlah kasus TB paru terbanyak di Bandar Lampung adalah berada di daerah Panjang. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) telah diketahui dapat mengatasi penyakit TB, namun angka drop out masih tinggi. Kegagalan pengobatan dan kurang kedisiplinan bagi penderita TB Paru sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah peran Pengawas Minum Obat (PMO). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan dan pengetahuan PMO dengan kepatuhan minum OAT pada penderita TB Paru di Puskesmas Rawat Inap Panjang.
Metode Penelitian: Desian penelitian ini adalah observatif analitik dengan pendekatan cross sectional. Data diambil pada bulan Februari-Agustus 2015. Sampel penelitian adalah PMO beserta penderita TB Paru dari Puskesmas Rawat Inap Panjang yang diambil dengan teknik total sampling dan dianalisis dengan menggunakan program pengolah data.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang signifikan (p=0,006) antara pendidikan PMO dengan keteraturan minum OAT dan terdapat hubungan yang signifikan (p=0,003) antara pengetahuan PMO dengan kepatuhan minum OAT.
Kesimpulan:Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dan pengetahuan PMO terhadap kepatuhan minum OAT pada penderita TB Paru.
Kata kunci: Pendidikan, pengetahuan, PMO, kepatuhan, penderita TB Paru.
ABSTRACT
Background: Tuberculosis is an important public health problem worldwide and
is very common in developing countries. The bacteria that causes Tuberculosis is Mycobacterium tuberculosis. According to data obtained from the Health Departement of Bandar Lampung, the number of cases of pulmonary TB in Bandar Lampung occur in Panjang district. Anti Tuberculosis has been known to treat TB, but the numbers of drop out is still high. Failure of treatment and less discipline for patients with Pulmonary TB are strongly influenced by several factors. One of them is the role of the Supervisor Consuming anti tuberculosis drugs. This research was aimed to know correlation between education and knowledge of the PMO in consuming anti tuberculosis drugs with the compliance of pulmonary TB pateints.
Method: This research was analytical observation study with cross sectional methods. Data were collected on Februari-Agustus 2015. Samples of this research were supervisor consuming drugs and Pulmonary TB Patients from Panjang Public Health Center with total sampling technique and analyzed by using a data processing program.
Result: The result showed that the education of supervisor consuming drugs had significant relation with TB Pateint’s compliance in consuming anti tuberculosis drugs (p=0,006) and the knowledge of supervisor consuming drugs had significant relation with TB Pateint’s compliance in consuming anti tuberkulosis drugs (p=0,003).
Conclusion: The research concluded that there was a correlation between education and knowledge of supervisor consuming drugs in consuming anti tuberculosis drugs with the compliance of pulmonary TB pateints.
Keywords: Education, Knowledge, PMO, Compliance, Pulmonary TB Pateint. 1218011087 Jose Adelina Putriadeljosee@gmail.com2016-01-29T03:09:48Z2016-01-29T03:09:48Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20738This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/207382016-01-29T03:09:48ZHUBUNGAN KEIKUTSERTAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL (JKN) DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PENDERITA
DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS SIMPUR BANDAR
LAMPUNGDiabetes melitus tidak dapat disembuhkan, namun hanya dapat dikendalikan.
Salah satu cara mengendalikan diabetes melitus adalah dengan cara pemantauan,
dimana penderita diabetes melitus diharuskan untuk mendatangi pusat kesehatan
secara rutin. Namun faktanya, tidak banyak dari penderita diabetes melitus yang
rutin mendatangi pusat kesehatan setiap minggunya. Untuk menanggulangi
ketidak-patuhan ini, beberapa upaya pemerintah telah dilakukan. Salah satunya
adalah dengan diterbitkannya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian diabetes melitus tipe 2 tahun
2015 dan hubungan keikutsertaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
dengan kepatuhan berobat penderita diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Simpur
Bandar Lampung. Penelitian campuran kuantitatif-kualitatif ini menggunakan 96
responden dan 7 informan yang dilaksanakan selama 8 hari. Sebanyak 96
responden dilihat kepatuhan berobatnya selama 3 bulan terakhir menggunakan
media rekam medik, sedangkan 7 informan dilakukan wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 33 responden yang tidak ikut JKN
sebanyak 24 responden (72,7%) tidak patuh berobat dan sebanyak 9 responden
(27,3%) patuh berobat, sedangkan dari 63 responden yang ikut JKN sebanyak 27
responden (42,8%) tidak patuh berobat dan sebanyak 36 responden (57,2%) patuh
Secara statistika terdapat perbedaan bermakna pada uji Chi Square didapatkan
nilai p =0,005 dengan POR sebesar 3,556. Berdasarkan hasil uji tersebut
memperlihatkan bahwa hubungan yang bermakna antara keikutsertaan program
JKN dengan kepatuhan berobat penderita diabetes melitus tipe 2.
Kata kunci: Diabetes melitus tipe 2, Jaminan Kesehatan Nasional, kepatuhan
berobat
ABSTRAK BAHASA INGGRIS
Diabetes mellitus can’t be cured, but only be controlled. One way to control
diabetes is by monitoring, in which patients with diabetes mellitus are required to
visit the health center regularly. But in fact, not a lot of people with diabetes
mellitus who regularly visit the health center every week. To overcome this noncompliance,
the government has made some efforts. One is the publication of the
National Health Insurance program (JKN).
This study aims to determine the incidence of diabetes mellitus type 2 in 2015 and
relationship participation of the National Health Insurance program (JKN)
treatment compliance of patients with type 2 diabetes mellitus in Puskesmas
Simpur Bandar Lampung. A mix of quantitative-qualitative study using 96
respondents and 7 informants were held for 8 days. A total of 96 respondents
treatment compliance visits during the last 3 months using the media medical
record, while 7 informants conducted in-depth interviews.
The results showed that of the 33 respondents who did not participate JKN as
many as 24 respondents (72.7%) non-adherent treatment and as many as nine
respondents (27.3%) adherent treatment, while the 63 respondents who
participated JKN as many as 27 respondents (42.8 %) non-adherent treatment and
as many as 36 respondents (57.2%) adherent Statistically significant differences in
the Chi square test p value = 0.005 with POR of 3,556. Based on the test results
show that a significant relationship between program participation JKN with
treatment compliance of patients with type 2 diabetes mellitus.
Keywords: Diabetes mellitus type 2, the National Health Insurance, treatment
compliance1218011084 ISTIGHFARIZA SHAQINAistighfarizashaqina@yahoo.com2016-01-28T08:48:38Z2016-01-28T08:48:38Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20720This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/207202016-01-28T08:48:38ZHUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN DERAJAT KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGLatar Belakang: Tidur merupakan suatu proses yang sangat penting bagi manusia, karena pada saat tidur terjadi proses pemulihan tubuh. Tidur yang tidak berkualitas dalam jangka panjang akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologis, serta menurunkan prestasi kerja. Kualitas tidur yang buruk dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti: perubahan gaya hidup, dan stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat stres terhadap kualitas tidur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Sebanyak 106 responden penelitian diminta untuk mengisi 2 kuesioner yaitu Kuesioner percieved stress scale (PSS-10) untuk mengetahui tingkat stres dan kuesioner pittsburg sleep quality index (PSQI) untuk mengetahui kualitas tidur.
Hasil penelitian: Data yang telah diperoleh kemudian dilakukan analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi square. Berdasarkan analisis univariat didapatkan hasil yaitu sebagian besar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung memiliki tingkat stres sedang, dan memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik chi square didapatkan hasil yaitu terdapat hubungan bermakna antara tingkat stres dengan kualitas tidur dengan nilai p<0,001 (p<0,05).
Kesimpulan: Sebagian besar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung memiliki tingkat stres sedang, dan memiliki kualitas tidur yang buruk dan hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat stres dengan kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kata kunci : kualitas tidur, kualitas tidur buruk, percieved stress scale, pittsburg sleep quality index, stres, tidur, tingkat stres,
ABSTRACT
Background: Sleep is a process that is essential for humans, because during sleeping the body recovery process occurs. Poor sleep quality in the long term will lead the changes in the biological sleep cycle, immune deficiencies and decreased work performance. Poor sleep quality can be caused by several things such as: changes in lifestyle and stress. This study aims to determine whether there is a relationship between the level of stress and the quality of sleep in students of Faculty of Medicine, University of Lampung.
Methods: This research study used a cross sectional design. All sample of 106 respondents were asked to fill out two questionnaires namely percieved stress scale questionnaire (PSS-10) to determine the level of stress respondent and pittsburg sleep quality index questionnaire (PSQI) to determine the quality of sleep respondents.
Results: After respondents fill out questionnaires, the data obtained and analyzed by univariate and bivariate analyzes. Bivariate analysis performed using statistical test chi square. Based on univariate analysis showed that most of the students of the Faculty of Medicine, University of Lampung have moderate stress levels, and have poor sleep quality. Results of bivariate analysis using chi square statistical test showed that there is a significant relationship between the level of stress with sleep quality with p <0.001 (p <0.05).
Conclusions: Most of the students of the Medical Faculty, University of Lampung have moderate stress levels, and have poor sleep quality. Results of Bivariate analysis indicate that there is a significant relationship between the level of stress with sleep quality of students of Faculty of Medicine, University of Lampung.
Keywords : percieved stress scale, pittsburg sleep quality index, poor sleep quality, sleep, sleep quality, stress, stress level(1218011004) ADIETYA BIMA PRAKASA bimaadietya@gmail.com2016-01-28T06:50:11Z2018-05-28T04:30:57Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20688This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/206882016-01-28T06:50:11ZHUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF
MAHASISWA TAHUN KETIGA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGMahasiswa merupakan sosok intelektual yang dipercaya masyarakat sebagai agen perubahan. Kondisi ini memposisikan mahasiswa pada 2 pilihan yaitu menjadi mahasiswa yang aktif berorganisasi atau hanya fokus pada akademik. Program studi kedokteran masih dianggap sebagai salah satu program studi yang memiliki kurikulum pembelajaran terpadat. Dengan padatnya aktivitas mahasiswa, perilaku prokrastinasi akademik menjadi permasalahan klasik yang akan mempengaruhi performa akademik mahasiswa yang dinilai dari indeks prestasi kumulatif (IPK). Terdapat persepsi buruk terhadap mahasiswa yang aktif berorganisasi, padahal banyak juga dari mereka yang berprestasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan keaktifan berorganisasi dengan prokrastinasi akademik dan indeks prestasi kumulatif mahasiswa tahun ketiga Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan 80 orang responden yang dipilih secara purposive sampling terdiri dari 40 mahasiswa yang aktif dan 40 mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi. Seluruh responden akan dinilai skor prokrastinasi akademik dan IPKnya serta akan dibandingkan dengan keaktifan berorganisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan prokrastinasi akademik dan ada perbedaan IPK antara mahasiswa yang aktif dan yang tidak aktif berorganisasi. Simpulan, keaktifan berorganisasi tidak siginifikan mempengaruhi perilaku prokrastinasi namun berpengaruh secara positif terhadap IPK.
Kata kunci: indeks prestasi kumulatif, keaktifan berorganisasi, prokrastinasi
akademik
College students happen to be intellectuals and agents of change in society. There are two choices for them to fill their role, which are being activists in organization or focus on their studies only. Majoring in medical field is considered having tight schedule. As a result, academic procrastination becomes a classic problem which impacts on students' performance measured in grade point average (GPA). There are negative perceptions on college students who are active in organization, even though many of them have good achievements. The purpose of this study was to observe the relationship of organizational participation with academic procrastination and GPA of third year students in Medical Faculty of Lampung University. There were 80 respondents chosen using purposive sampling, consist of 40 students who participate in organization and 40 inactive students. All students will be scored on their academic procrastination and GPA, then compared to their participation in organization. The result showed no significant differences on academic procrastination and there was significant difference on GPA between students who were active in organization and those who were not active in organization. As conclusion, being active in organization did not significant impact on academic procrastination yet giving positive impact on their GPA.
Keywords: academic procrastination, grade point average, organizational
participation1218011005 ANGGORO AGAMagamanggorokarim@gmail.com2016-01-27T07:19:52Z2016-01-27T07:19:52Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20633This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/206332016-01-27T07:19:52ZHUBUNGAN DERAJAT DIFERENSIASI HISTOPATOLOGIK DENGAN REKURENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNGABSTRAK
Kanker payudara merupakan salah satu pembunuh utama wanita di dunia maupun
di Indonesia. Terapi kanker payudara pun terus dilakukan seperti pembedahan,
terapi hormonal, kemoterapi, maupun radiasi. Namun ternyata, banyak sekali
kasus kanker payudara yang kembali kambuh atau rekuren setelah dilakukan
pengobatan walaupun sudah dikatakan sembuh. Salah satu faktor risiko yang
menyebabkan rekurensi kanker payudara yaitu derajat diferensiasi histopatologik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara derajat
diferensiasi histopatologik dengan rekurensi kanker payudara.Metode penelitian
ini adalah observasional analitik retrospektif dengan pendekatan Case Control
Design. Data didapat dari rekam medis penderita kanker payudara yang
mengalami rekurensi maupun tidak mengalami rekurensi di Rumah Sakit Umum
Abdul Moeloek Bandar Lampung pada tahun 2010-2015.Variabel yang dinilai
meliputi derajat diferensiasi histopatologik dan rekurensi kanker payudara,
selanjutnya dianalisis bivariat dengan Uji chi square. Dari hasil penelitian
didapatkan 35 pasien yang mengalami rekurensi sebagai kasus dan 35 pasien tidak
mengalami rekurensi sebagai kontrol. Dengan menggunakan analisis bivariat,
derajat diferensiasi histopatologik antara kasus dan kontrol bermakna secara
statistik (p=0,004) dan memiliki hubungan yang kuat sebagai faktor risiko
rekurensi (OR=6,303). Kesimpulan dari penelitian ini adalah derajat diferensiasi
histopatologik merupakan faktor risiko terjadinya rekurensi kanker payudara.
Kata Kunci: derajat diferensiasi histopatologik, kanker payudara, rekurensi.
ABSTRACT
Breast cancer is one of the major killers of women in the world and in Indonesia.
Treatments of breast cancer continues to be done such as surgery, hormonal
therapy, chemotherapy, and radiation. However it turns out, there are many cases
of breast cancer who relapsed or recurrent after treatment despite being said to be
cured. One of the risk factors that lead to recurrence of breast cancer is the degree
of histopathologic differentiation. The aim of this study was to determine the
relationship between the degree of histopathologic differentiation with breast
cancer recurrence. The Method of this study is a retrospective observational
analytic with Case Control Design approach. Data obtained from the medical
records of patients who experience a recurrence of breast cancer or did not
experience recurrence in the General Hospital Abdul Moeloek Bandar Lampung
in the years 2010-2015. In this research we use which degree of histopathologic
differentiation and recurrence of breast cancer as variabels then analyzed
bivariate with chi square test. The results of this study are 35 patients who
experienced recurrence as cases and 35 patients who had not experienced
recurrence as a control. By using bivariate analysis, the degree of histopathologic
differentiation between cases and controls statistical significance (p = 0,004) and
had a strong relationship as a risk factor for recurrence (OR = 6.303). The
conclusion of this study is the degree of histopathologic differentiation a risk
factor for breast cancer recurrence.
Keywords: the degree of histopathologic differentiation ,breast cancer, recurrent.
1218011123 RATNA AGUSTINAratnaagust14@gmail.com2016-01-27T03:53:23Z2016-01-27T03:53:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20629This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/206292016-01-27T03:53:23ZHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA, INTERAKSI SOSIAL DAN FUNGSI KOGNITIF DENGAN DEPRESI PADA LANJUT USIA DI
KECAMATAN RAJABASA BANDAR LAMPUNG
Latar Belakang: Depresi pada lanjut usia adalah suatu bentuk gangguan alam perasaan yang bersifat patologis. Faktor yang menyebabkan depresi pada lansia sangat banyak seperti dukungan sosial, interaksi sosial dan fungsi kognitif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara ketiga faktor tersebut dengan kejadian depresi pada lansia, serta mengetahui faktor paling dominan yang mempengaruhi depresi pada lansia di kecamatan Rajabasa Bandar Lampung. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan crosssectional. Penelitian ini dilaksanakan di posyandu lansia kecamatan Rajabasa pada bulan Agustus sampai Oktober 2015, dengan jumlah sampel 92 responden yang diambil dengan teknik proportional random sampling. Variabel bebas penelitian ini adalah dukungan keluarga, interaksi sosial serta fungsi kognitif dan variabel terikat yaitu depresi lansia. Kemudian dilakukan uji statistik chi-square dan regresi logistik. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan lansia dengan dukungan keluarga baik 85,90% dan kurang 14,10%, interaksi sosial baik 95,70% dan kurang 4,30%, fungsi kognitif normal 42,40% dan terganggu 57,60% serta lansia yang mengalami depresi 16,30% dan tidak 83,70%. Variabel yang sangat berhubungan dengan depresi adalah interaksi sosial (p=0,006, OR=29,143; CI 95%=2,662319,05)
dan
dukungan
keluarga
(p=0,009,
OR=6,071;
CI
95%=1,556-23,692).
Kesimpulan:
Disimpulkan bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga, interaksi sosial, fungsi kognitif terhadap kejadian depresi dan interaksi sosial sebagai faktor dominan yang mempengaruhi kejadian depresi pada lansia di kecamatan Rajabasa.
Kata kunci: depresi, dukungan keluarga, fungsi kognitif, interaksi sosial, lansia
Background: Depression in the elderly is a form of pathological disorders. Factors that lead to depression in the elderly are multifarious such as social support, social interaction and cognitive function. The purpose of this study was to determine the relationship among those factors against depression in the elderly. This study also aims to determine the most leading aspect affecting depression. Method: Research methodology in this study was observational with cross sectional design. The study was conducted from August to October 2015 in Integrated Service Post (Posyandu) for Elderly at Rajabasa District. The samples comprised 92 respondents who were taken by using proportional random sampling technique. The independent variables of this study were the family support, social interaction and cognitive function. The dependent variable was the depression in the elderly. Furthermore, chi-square statistical tests and logistic regression were performed on this study. Result: The outcomes results showed that the elderly with a good family support the percentage was 85.90% and with less family support was 14.10%. The proportion of elderly with good social interaction was 95.70% and less social interaction was 4.30%. The elderly with a normal cognitive function was 42.40% mean while the abnormal cognitive function was 57.60%. The old age who experience depression was 16.30% and 83.70% not impaired by depression. The variables highly associated with depression were social interaction (p=0.006, OR=29.143; CI 95%=2,662-319,05) and family support (p=0.009, OR=6.071; CI 95%=1,556-23,692). Conclusion: It can be concluded that there were a relationship of family support, social interaction and cognitive function on the incidence of depression. The social interaction was the greatest leading aspect affecting the occurrence of depression in the elderly in Rajabasa District. Keywords: depression, family support, cognitive function, social interaction, elderly 1218011119 Radita Dewi Prasetyaniraditadewi@yahoo.co.id2015-10-31T03:23:15Z2015-11-03T07:14:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/14309This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/143092015-10-31T03:23:15ZANALISIS KONSUMSI ROKOK PADA RUMAH TANGGA MISKIN
DI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2011–2013
(ANALYSIS OF CIGARETTE CONSUMPTION ON POOR HOUSEHOLD
IN LAMPUNG PROVINCE 2011–2013)untuk tahun 2013 dengan besaran rata-rata sekitar 8,5 persen atau mulai
Rp 5,00 sampai dengan Rp 20,00 per batang rokok. Kebijakan cukai hasil
tembakau tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
No.179/PMK.011/2012 tentang tarif cukai pada 12 November 2012, dengan
ketentuan tarif cukainya mulai berlaku pada 25 Desember 2012. Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) No.179/PMK.011/2012 tentang tarif cukai hasil
tembakau mencabut PMK No. 181/PMK.011/2009 tentang Tarif Cukai Hasil
Tembakau pada tanggal 16 November 2009 yang mulai berlaku pada tanggal
1 Januari 2010. Rokok merupakan komoditi yang bersifat adiktif dan mempunyai
pengaruh yang buruk terhadap kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi rokok pada rumah tangga
miskin di Provinsi Lampung setiap tahun 2011, 2012, dan 2013.
Penelitian ini mengestimasi model menggunakan Regresi Linier Berganda
yang dilakukan dengan teknik kuadrat linier biasa menggunakan variabel
pendapatan, tingkat pendidikan kepala rumah tangga, biaya kesehatan dan harga
rokok yang dikonsumsi pada rumah tangga miskin. Analisis diaplikasikan pada
data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2011 – 2013 dengan data
cross section. Software yang digunakan adalah SPSS.
Hasilnya menunjukkan bahwa pada Tahun 2011 pendapatan rumah tangga
miskin, biaya kesehatan rumah tangga miskin dan harga rokok yang dikonsumsi
oleh rumah tangga miskin berpengaruh signifikan terhadap konsumsi rokok
dirumah tangga miskin. Tahun 2012 dan 2013 pendapatan rumah tangga miskin,
tingkat pendidikan kepala rumah tangga, biaya kesehatan rumah tangga miskin
dan harga rokok yang dikonsumsi oleh rumah tangga miskin berpengaruh
signifikan terhadap konsumsi rokok dirumah tangga miskin.
Kata kunci : rokok, rumah tangga miskin, pendapatan rumah tangga, tingkat
pendidikan kepala rumah tangga, biaya kesehatan, harga rokok.
The government through the Financial Ministry increases the tax once
again for 2013 for about 8.5 percent or about 5 IDR to 20 IDR per cigarette. The
tobacco products tax policy is available in Financial Ministry Regulation
No.179/PMK.011/2012 about tax tariff in November 2012, and the provision will
be valid on December 25th 2012. The Financial Ministry Regulation
No.179/PMK.011/2012 about tax tariff of tobacco products erase the old
regulation No. 181/PMK.011/2009 about the tax tariff of tobacco product in
November 16th 2009 that started to be valid on January 1st 2010. Cigarette is the
commodity that is addictive and having the bad effects to the health. The objective
of this study is to analyze the factors influence the cigarette consumption in poor
household in Lampung annually from 2011, 2012, and 2013.
This study is estimating the model using the Doubled Linear Regression
that is done using the common linear square technique using income, education
degree of the head of household, the health fees and the price of the cigarette
consumed by poor household variables. The analysis is applied in the National
Social Economy Survey data in 2011 – 2013 with cross section data. The software
used in this study is SPSS.
The result showed that in 2011, the poor household income, the health
fees, and the price of cigarette consumed by poor household significantly
influence the cigarette consumption in the poor household. In 2012 and 2013, the
poor household income, the education background of the head of household, the
health fees and the price of the cigarette consumed by the poor household
significantly influence the cigarette consumption in poor household of Lampung.
Keyword: cigarette, poor household, household income, education background of
head of household, health fees, price of the cigarette1321021001 MOVIYANTI2015-10-30T07:11:26Z2015-10-30T07:11:26Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/14260This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/142602015-10-30T07:11:26ZPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN OPERASI BEDAH CAESARKesehatan merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia, Hal tersebut juga berlaku bagi seorang ibu yang sedang mengandung, yang mana pasti menginginkan sang buah hati terlahir dengan selamat dan sehat. Persalinan terdapat dua macam yakni persalinan secara normal (alamiah) dan persalinan yang dilakukan dengan tindakan medis. Persalinan normal merupakan proses persalinan yang diidamkan oleh para ibu yang sedang menjalani kehamilan. Sedangkan peralinan yang dilakukan dengan tindakan medis yaitu operasi Bedah Caesar.
Penelitian ini mengkaji bagaimana hak dan kewajiban dokter serta pasien dalam persetujuan tindakan medis (Informed Consent) operasi Bedah Caesar serta bagaimana perlindungan hukum terhadap pasien operasi bedah caesar dalam persetujuan tindakan medis (Informed Consent) apabila terjadi kerugian yang dialami oleh pasien dikarnakan kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan atau dokter.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif (normative law research) dan tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Pengumpulan data melalui pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara mewawancarai pihak yang terkait sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengadakan studi kepustakaan (library research). Pengolahan data dilakukan dengan cara merapikan data, menganalisa data, seleksi data, editing data, klasifikasi data, dan sistemasi data. Selanjutnya dianalisis secara kualitatif.
Hasil penelitian dan pembahasan menerangkan bahwa dalam persetujuan tindakan medis yang disebut dengan Informed Consent menimbulkan hak dan kewajiban para pihak. Para pihak tersebut adalah dokter dan pasien. Hak dan kewajiban dokter serta pasien telah diatur oleh undang-undang serta peraturan-peraturan. Apabila dalam melakukan tindakan medis seorang dokter melakukan kelalaian yang mengakibatkan kerugian oleh pasien atau membahayakan pasien maka yang bertanggung jawab adalah rumah sakit tempat dokter bekerja atau tempat pasien dirawat dan pasien dilindungi oleh UU No 24 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Dalam menyelesaikan sengketa medis terdapat dua cara yaitu dengan cara mediasi dan dengan cara pengadilan (Litigasi).
Kata Kunci : Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent), Hak dan Kewajiban, Perlindungan, Tanggungjawab Hukum.
1112011007 abung pratamaabung_p@yahoo.com2015-09-15T08:53:59Z2015-09-15T08:53:59Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/12847This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/128472015-09-15T08:53:59ZANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS
PELAYANAN KESEHATAN
(Studi Kasus : Rumah Sakit Umum Daerah Martapura)Penelitian ini dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
pelayanan kesehatan Rumah Sakit terhadap tingkat Kualitas Pelayanan Kesehatan
Pasien Rawat Inap. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 89
responden. Adapun metode pengambilan sampel dengan menggunakan purposive
sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan
menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji F, koefisien
determinasi, uji t dan analisis regresi berganda.
Dengan menggunakan metode regresi berganda dapat disimpulkan bahwa
variabel prasarana / fasilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas
pelayanan kesehatan dengan nilai signifikansi (P Value) sebesar 0,000<0,05.
Sarana (tenaga medis) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas
pelayanan kesehatan dengan nilai signifikansi (P Value) sebesar 0,003>0,05. Dan
perilaku pelayanan juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas
pelayanan kesehatan dengan nilai signifikansi (P Value) sebesar 0,000>0,05.
Secara Simultan prasarana / fasilitas, sarana (tenaga medis) dan perilaku
pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan kesehatan dengan F
hitung sebesar 21,590 dengan angka signifikansi (P Value) sebesar 0,000<0,05.
Koefisien determinasi yang dihasilkan adalah sebesar 0,803.
Pelayanan yang berkualitas merupakan tuntutan dan kebutuhan masyarakat
Kecamatan Martapura kabupaten OKU Timur, sehingga Rumah Sakit Umum
Daerah Martapura harus memberikan pelayanan sebaik mungkin untuk dapat
meningkatkan kepercayaan dan memenuhi harapan masyarakat Kecamatan
Martapura Kabupaten OKU Timur. Mencapai pelayanan yang berkualitas
bukanlah hal yang mudah, tetapi RSUD Kecamatan Martapura Kabupaten OKU
Timur harus memiliki niat dan itikad yang sungguh-sungguh agar pelayanan
seperti mana yang diinginkan masyarakat akan dapat terwujud.
Kata kunci: Prasarana / Fasilitas, Sarana (Tenaga Medis), Perilaku Pelayanan.
Abstrak Bahasa Inggris1011021090 Risky Indrianiriskiindriani090@yahoo.com2015-08-22T04:16:48Z2015-09-15T05:02:28Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/11837This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/118372015-08-22T04:16:48ZKUALITAS PELAYANAN PUBLIK
Studi Pada Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Sumber Sari Bantul Kecamatan Metro Selatan Kota Metro)Pelayanan tenaga kesehatan terutama perawat adalah pelayanan medik yang
paling intensif interaksinya terhadap pasien, sehingga sering menstandarkan
pelayanan puskesmas dengan pelayanan tenaga medisnya. Keadaan di lapangan
menunjukkan bahwa pelayanan di Puskesmas Rawat Inap Sumbersari Bantul
masih banyak kelemahan, antara lain dokter yang tidak menempati rumah dinas
sehingga tidak selalu stand by, sering habisnya obat-obatan, sarana prasarana yang
kurang memadai, misalnya tidak ada tempat parkir, tidak ada pagar halaman
untuk keamanan yang semua itu untuk kepentingan masyarakat pengguna.
Deskriminasi pelayanan sering kali muncul karena persepsi mengenai hak dan
kewajiban antara penyedia dan pengguna layanan belum mencapai titik temu.
Misalnya hak bagi setiap pengguna layanan untuk mendapatkan perlakuan yang
wajar dan ramah dari penyedia layanan. Sebaliknya, justru pengguna layanan
yang harus bersikap ramah terhadap penyedia layanan agar urusannya menjadi
cepat dan lancar. Penelitian ini akan berusaha mengetahui keluhan yang
disampaikan pasien atau masyarakat pengguna Puskesmas Rawat Inap terkait
dengan masalah pelayanan oleh tenaga keperawatan, sarana dan fasilitas yang ada
di Puskesmas Rawat Inap tersebut.
Rumusan masalah ini adalah bagaimana kualitas pelayanan kesehatan di
Puskesmas Rawat Inap Sumbersari Bantul Kecamatan Metro Selatan Kota Metro?
Penelitian ini bertujuan untuk membuat rumusan gambaran tentang keaadaan riil
kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Sumbersari Bantul
Kecamatan Metro Selatan Kota Metro secara cermat. Dengan metode kualitatif,
data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan data dilakukan melaui wawancara, observasi dan dokumen.
Data yang terkumpul kemudian dianalisis untuk mengetahui kualitas pelayanan
kesehatan yang diberikan terhadap masyarakat pengguna atau pasien. Penilaian
pasien melalui fokus penelitian yang meliputi : 1) Bukti Fisik (tangibles), 2)
Keandalan (reliability), 3) Daya Tanggap (responsiveness), 4) Jaminan
(assurance), dan 5) Empati (empaty), sehingga dapat diketahui hasilnya yaitu
pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Rawat Inap tersebut sudah baik dan
sesuai dengan keinginan pasien, meskipun masih ada beberapa keluhan yang perlu
menjadi perhatian Puskesmas Rawat Inap Sumbersari Bantul.
Kata kunci : Pelayanan publik, kualitas pelayanan, pelayanan kesehatan.1326061012 Tri Widodotriwidodo@yahoo.com2015-06-25T06:38:26Z2015-06-25T06:38:26Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/10466This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/104662015-06-25T06:38:26ZPEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT
DI KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2013ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran penyakit di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode Sistem Informasi Geografi (SIG). Objek penelitian adalah data geospasial, diantaranya data spasial berupa Peta Administratif Kabupaten Tanggamus dan data atribut berupa data jumlah masing-masing penyakit (HIV/AIDS, DBD, Diare, Malaria, dan Kusta) yang diderita oleh masyarakat Kabupaten Tanggamus. Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data dilakukan dengan cara analisis deskriptif.
Hasil dalam penelitian ini berupa Peta Tematik Persebaran Penyakit di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung tahun 2013. Dari Peta tematik dapat diketahui bahwa: (1) Kasus penyakit di Kabupaten Tanggamus tersebar di 20 kecamatan dan terdiri dalam 3 zona. (2) Pada zona barat, terdapat lima jenis penyakit HIV/AIDS, DBD, Diare, Malaria, dan Kusta yang tersebar di 4 kecamatan. Pada zona tengah, terdapat empat jenis penyakit yang tersebar di 4 kecamatan, yaitu penyakit DBD, Diare, Malaria, dan Kusta. Pada zona timur, terdapat lima jenis penyakit HIV/AIDS, DBD, Diare, Malaria, dan Kusta yang tersebar di 12 kecamatan. (3) Wilayah yang terdapat persebaran penyakit paling banyak di Kabupaten Tanggamus yaitu wilayah timur. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa peta dapat menyajikan sebaran penyakit di Kabupaten Tanggamus.
Kata kunci: peta, sebaran penyakit, zona.
ABSTRACT
The aim of this research is to mapped the illnesss’ spread at Tanggamus regency Lampung Province in 2013. This research uses Geographic Information System (GIS) method. The object of this research is geospatial data such as Administrative map of Tanggamus Recency and Attribute data that is the total of each illness (HIV/AIDS, DBD, Diare, Malaria, and Kusta) suffered by the society of Tanggamus regency. The collecting data is done by documentation and observation. The technique of analysis data is done by descriptive analysis.
The result of this research is the illness’ spread of tematik map at Tanggamus Regency Lampung Province in 2013. From this map can be seen that; (1) the illness case in Tanggamus regency is spread in 20 sub districts and consists of 3 zones. (2) In west zone, there are five kinds of illness those are HIV/AIDS, DBD, Diare, Malaria, and Kusta that are spread in 4 sub districts. In middle zone, there are four kinds of illness that are spread in four sub districts; they are DBD, Diare, Malaria, and Kusta. In east zone, there are five kinds of illness those are HIV/AIDS, DBD, Diare, Malaria, and Kusta that are spread in 14 sub districts. (3) The zone that is found the most illness’’ spread in Tanggamus regency is in east zone. From the result of the research, it can be concluded that map can present the illness’’ spread at Tanggamus regency.
Keywords: map, the spread of illness, zone.1113034063 Selvindari Dwiselvindari_dwi20@yahoo.com2015-05-30T03:19:00Z2015-05-30T03:19:00Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/10073This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/100732015-05-30T03:19:00ZHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP OSTEOPOROSIS DENGAN KONSUMSI SUSU PADA WANITA PEGAWAI ADMINISTRASI DI UNIVERSITAS LAMPUNGABSTRAK
Konsumsi dua gelas susu perhari akan membantu seseorang untuk memenuhi kebutuhan kalsium sehari-hari. Hal ini dikarenakan memasuki usia tiga puluh tahun manusia mulai mengalami pengeroposan tulang sehingga kebutuhan kalsium dalam tubuh meningkat. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa dicegah dengan tindakan yang benar, maka tulang tidak hanya akan mengalami kekurangan pembentuknya namun juga sampai ke tahap pengeroposan atau bahkan sampai patah yang disebut dengan osteoporosis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap osteoporosis dengan konsumsi susu pada wanita pegawai administrasi di Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini wanita pegawai administrasi di Universitas Lampung. Jumlah saampel dalam penelitian ini berjumlah 114 orang dengan tekhnik pengambilan sampling dengan metode random sampling. Pengetahuan dan sikap mengenai osteoporosis diukur dengan kuesioner.
Dari hasil analisis menggunakan uji chi square, didapatkan p = 0,001 untuk pengetahuan mengenai osteoporosis, sedangkan untuk sikap p = 0,031. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap osteoporosis dengan konsumsi susu pada wanita pegawai administrasi di Universitas Lampung.
Kata kunci : Konsumsi susu, osteoporosis, pengetahuan, sikap.
ABSTRACT
Two glasses of daily milk consumption will help someone to fulfill daily calcium necessity. This is because since thirties, human body will experience porous bone so that calcium body demand will increase. If this condition is left without proper prevention, bone calcium formation will be deficient and even worse going into porous bone disorder or osteoporosis or fractured bone case.
The objective of this research was to find out the correlations of knowledge and attitude to osteoporosis to female administrative employees’ milk consumptions in Lampung University. This was an analytic descriptive research with cross sectional approach. Population was all administrative employees in Lampung University. 114 respondent samples were taken using random sampling. Knowledge and attitude to osteoporosis were measured by using questionnaires.
The chi square test result derived p = 0.001 for osteoporosis knowledge and p = 0.031 for attitude to osteoporosis. The result showed that there were correlations between knowledge and attitude towards osteoporosis with the consumption of milk in female administrative staff at the University of Lampung (p<0.05).
Keywords : The consumption of milk, osteoporosis, knowledge, attitude.1118011017 Ayu Lestari Nofiyantiayu.1482@gmail.com2015-04-29T07:04:49Z2015-04-29T07:04:49Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/9275This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/92752015-04-29T07:04:49ZHUBUNGAN OBESITAS TERHADAP KAPASITAS VITAL PAKSA (FORCE VITAL CAPACITY/FVC) PARU PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 2 BANDAR LAMPUNGABSTRACT
Obesity or too-fat is an over relative human weight condition caused by accumulation of nutrition, especially carbohydrate and fat. Based on WHO data in 2006, there is 1.6 billions adult people in the world was in overweight condition and unless than 400 millions from that was in obesity condition. In Indonesia, based on Basic Health Research (Riskesdas) data in 2007, national prevalence in general obesity at >15 years old inhabitants was 10.3% (13.9% male, 23.8% female). Obesity, especially central obesity (abdominal) is associated with many metabolism disruption and illness. Besides that, obesity ( especially morbid type) is also associated with many types of human respiratory disruption.
The aims of this research were to find if there is “related” or “unrelated” condition between obesity and Lung–Force Vital Capacity (FVC) at the studens of SMA N 2 Bandar Lampung. The research type that used is analitic descriptive research with cross-sectional research program. Respondents are counted 92 male and female students, data is analyzed univariate and bivariate using chi-square exam. The result of this research shows that 6.52% respondents were in obese-BMI. The result of ¬chi-square statistic exam shows p=0.076 (p<0.1) which means that there is different value between respondents with obese-BMI ¬and respondents with nonobese-BMI.
Keywords: Obesity, BMI, Forced Vital Capacity (FVC)
ABSTRAK
Obesitas atau kegemukan adalah suatu keadaan yang melebihi dari berat badan relatif seseorang, sebagai akibat penumpukan zat gizi terutama karbohidrat dan lemak. Menurut data WHO tahun 2006, terdapat 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami berat badan berlebih (overweight), dan sekurang-kurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia >15 tahun adalah 10,3% (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%). Obesitas, khususnya obesitas sentral (abdominal), berasosiasi dengan sejumlah gangguan metabolisme dan penyakit. Selain itu, obesitas (khususnya tipe morbid) juga berasosiasi dengan beberapa jenis gangguan pernapasan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara obesitas terhadap kapasitas vital paksa (Force Vital Capacity/FVC) paru pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Bandar Lampung. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Jumlah responden sebanyak 92 orang siswa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, data dianalisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square.Hasil penelitian menunjukkan 6,52% responden memiliki BMI obese. Hasil uji statistic chi-square diperoleh p=0.076 (p<0.1) yang artinya terdapat perbedaan nilai kapasitas vital paksa yang bermakna antara responden dengan BMI obese dan responden dengan BMI non-obese.
Kata kunci : Obesitas, BMI, Kapasitas Vital Paksa (Force Vital Capacity/FVC)0718011050 DICKY ADITYA DWIKAdwika.med07@gmail.com2015-04-09T04:49:06Z2015-04-09T04:49:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/8106This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/81062015-04-09T04:49:06ZPENGARUH BROSUR SAAT PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN KEAMANAN PANGAN KADER PKK
(Studi Pada Kader PKK Provinsi Lampung Perwakilan dari Tiap Kabupaten/Kota yang Mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan BPOM)
Pangan merupakan hal yang sangat penting dan strategis bagi keberlangsungan
hidup umat manusia. Kejadian atau kasus keracunan makanan karena
mengkonsumsi makanan yang tidak aman sering terjadi di masyarakat. kurangnya
komunikasi antara masyarakat dan dinas atau instansi terkait kesehatan pangan
menjadi salah satu sebab minimnya pemahaman masyarakat tentang keamanan
pangan.
BPOM sebagai institusi yang memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai pengawas
obat dan makanan memiliki tanggung jawab yang besar, Dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya, Badan POM melakukan penyebaran informasi
terkait dengan obat dan makanan, dalam hal tersebut BPOM menggunakan media
seperti televisi, radio, koran, internet, banner, spanduk, dan brosur, yang dalam
penelitian ini media brosur peneliti jadikan subyek penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh brosur terhadap
pengetahuan keamanan pangan kader PKK pada penyuluhan keamanan pangan
BPOM pada tanggal 27 Maret 2014 di Balai PKK Bandar Lampung. Metode yang
digunakan adalah deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan teknik
pengumpulan data berupa studi pustaka dan kuisioner. Adapun 40 responden
dalam penelitian ini perwakilan dari tiap kabupaten di provinsi Lampung yaitu
masing-masing 3 orang dari Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung
Timur, Pringsewu, Tanggamus, Pesawaran, Metro, Way Kanan, Mesuji, Tulang
Bawang, Tulang Bawang Barat, dan 7 orang dari Bandar Lampung.
Hasil penelitian menunjukan, berdasarkan analisis program SPSS 17.0 yang telah
peneliti lakukan dengan nilai signifikan = 0,000, sedangkan nilai = 0,05.Nilai
signifikan kurang dari sehingga Ho ditolak artinya ada pengaruh yang signifikan
dari media brosur tehadap pengetahuan keamanan pangan kader PKK yaitu
sebesar 41,9%, sedangkan 58,1% dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Kata Kunci : Brosur, Penyuluhan Keamanan Pangan BPOM, Pengetahuan
Keaman Pangan Kader PKK.
Food performs such strategical and deep crucial issue to human's live
sustainability. Poisonous food consuming seems emerge to be an issue through
out society. The blame goes to the lack of communication between society and
associated organization deals with knowledge relates to food savety. Thus,
remains the society knowles.
Bpom, in this case, maintains a core significant responsibility to distribute
information relates to drugs and food safety towards media: tv, rd, newspp, intrnt,
banner and brochures. In which asorted to be the subject of the research
This study aims to determine the influence of brochure exposure towards
knowledge relates to food safety of PKK cadre givenby BPOM on 27 March 2014
in balai PKK Bandar Lampung. The method used is descriptive quantitative, by
using the techniques of data colection in the form of literatureresearch and
questionnaire. The 40 respondents in this study were representativesfrom each
district in the Province of Lampung, there are 3 cadres from Lampung Selatan,
Lampung Tengah, Lampung Timur, Pringsewu, Tanggamus, Pesawaran, Metro,
Way Kanan, Mesuji, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, respectively, and 7
of them represent Bandar Lampung.
The results show that SPSS 17.0 produses significant value = 0.000, while the
value of = 0,05. Significant value isless than so that Ho is rejected, It
indicates that there is a significant influence of the media brocure towards
relatingknowledge in PKK cadres. It gives in the amountof 41,9% whereas 58.1%
is influenced by other variable.
Keyword: Brochure, BPOM Food Safety Counceling, Knowledge Relates to Food
Safety
0916031105 Nurdiyah Agung Lestariages_mo@yahoo.co.id2015-02-26T03:35:05Z2015-02-26T03:35:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/7343This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/73432015-02-26T03:35:05ZHUBUNGAN POLA KONSUMSI FAST FOOD DAN SOFT DRINK DENGAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNGABSTRAK
Era industrilisasi menjadikan segala sesuatu menjadi lebih instan, termasuk mengenai fast food dan soft drinks. Harga yang terjangkau serta penyajian yang cepat mengakibatkan fast food dan soft drinks semakin disukai oleh masyarakat luas. Mengkonsumsi fast food dan soft drinks diduga dapat menyebabkan obesitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi fast food dan soft drink dengan status gizi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Penelitian adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan potong lintang. Sampel yang diperoleh berjumlah 107 responden dengan tingkat ketepatan relatif sebesar 0,05. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Diperoleh hasil penelitian berupa sebanyak 78,5% responden sering mengkonsumsi fast food dan jenis fast food yang sering dikonsumsi adalah nasi goreng yaitu sebesar 55,14%. Sedangkan sebanyak 60,7% responden sering mengkonsumsi soft drinks dan jenis soft drink yang sering dikonsumsi adalah teh botol yaitu sebesar 38,32%. Tidak ada hubungan yang bermakna antara konsumsi fast food dan soft drink dengan status gizi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dengan nilai masing-masing p=0,835 dan p=0,188.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa konsumsi fast food dan soft drink pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung tidak memiliki hubungan terhadap status gizi mahasiswa.
Kata kunci: Fast food, soft drinks, status gizi, unila
ABSTRACT
The era of industrialization makes everything becomes more instant, including about fast food and soft drinks. Reasonable price and quick presentation lead to fast food and soft drinks are increasingly favored by the public. Consuming fast food and soft drinks could be expected to cause obesity.
This study was aimed to determine the relationship between fast food and soft drinks with nutritional status of Economics and Business sudents in University of Lampung. The study was analytic observational study with cross sectional approach. Samples were an obtained amounted to 107 respondents with the relative precision level 0,05. The sampling technique using proportionate stratified random sampling technique. The results obtained in the form of as much as 78,5% of respondents often consume fast food and types of fast food are often consumed was fried rice (55,14%). While as many as 60,7% of respondents often consume soft drinks and types of soft drinks were often consumed is teh botol (38,32%). There was no significant relationship between the consumption of fast food and soft drinks with the nutritional status of students of the Faculty of Economics and Business, University of Lampung with p=0.835 and p= 0.188.
From the results of this study concluded that consumption of fast food and soft drinks from students of Economics and Business Faculty, University of Lampung has no relation with the nutritional status of students.
Keywords: Fast food, nutritional status, soft drinks, unila
1118011063 Jihan Nurlelajihannurlaila@gmail.com2014-01-15T08:03:46Z2014-01-15T08:03:46Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/433This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/4332014-01-15T08:03:46ZImplementasi Standar Pelayanan Publik Bidang Kesehatan Di Puskesmas Kupang Kota Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar LampungHealth centers are technical unit level city health districts are responsible for organizing health development. Health services that will be discussed here more specified health services at the health center in Kupang City of Telok Betong district North of Bandar Lampung which is the first implementation unit level health development in Indonesia. Availability of health facilities that consis of primary health care (PHC, Medical Clinic), referral services (Hospital), the availability of health workers, equipment and medicine.
The Issues that need attention from the government regarding human resources health centers are less effective, efficient, and profesionaliesme in tackling health problems. Employees sometimes hostile and often heard from the public apparatus convoluted. Still lack of facilities and infrastructure have not been adequate such as lack of computer for carry out the routine work daily, the decent of building and waiting chair who occupied and a various problems or deficiencies within provision of services on puskesmas need to be inspected.
Gusti Rakhma
Based on the background of the problem the problem formulation in this research is how
standards implementation of public health services at the health center Kupang City of
Telok Betong Subdistrict North of Bandar Lampung research is classified into descriptive
studies with qualitative approach. The technique of collecting data is through interviews
with 11 informants, observation and documentation. Results of this study revealed that
the application of minimum service standards mother and child health, immunization and
nutrition services, dental oral health as well as recording and reporting of health
information systems,in order when it viewed from the Public Service Standard which
refers to the decision MENPAN (Minister for Administrative Reform) 63/
Kep/M.PAN/7/2003 has run Minimum Standards in accordance with the applicable rules.
Implementation of service delivery in health centers Kupang City of Telok Betong
Subdistrict North of Bandar Lampung have fulfilled the principles of excellent service,
and there is still improper and inadequate for use infrastructure in Kupang City Health
Center. This is because the infrastructure that has been damaged and no longer
maintained hygiene.
Keywords: Implementation, Services, Health, Health Center
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis tingkat dinas kesehatan kabupaten kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang akan dibicarakan disini lebih dispesifikasikan dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Kupang Kota Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung yang merupakan unit pelaksana tingkat pertama pembangunan kesehatan di Indonesia. Ketersediaan sarana kesehatan yang terdiri dari pelayanan kesehatan dasar (puskesmas, balai pengobatan), pelayanan rujukan (rumah sakit), ketersediaan tenaga kesehatan, peralatan dan obat-obatan.
Masalah yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah mengenai sumber daya manusia puskesmas ini adalah kurang efektif, efesien, dan profesionaliesme dalam menanggulangi permasalahan kesehatan. Pegawai yang kadang kala kurang bersahabat dan sering terdengar dari masyarakat aparatur yang berbelit-belit. Masih minimnya sarana dan prasarana belum memadai seperti kurangnya komputer untuk melaksanakan pekerjaan
Gusti Rakhma
rutin harian, belum layaknya gedung dan kursi tunggu yang ditempati dan berbagai masalah atau kekurangan dalam penyelenggaraan pelayanan puskesmas perlu diteliti. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi standar pelayanan publik bidang kesehatan di Puskesmas Kupang Kota Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung penelitian ini tergolong dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan informan berjumlah 11 orang, observasi dan studi dokumentasi. Aspek pelayanan kesehatan yang dinilai dalam penelitian ini sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ada di Puskesmas Kupang Kota yaitu: Kesehatan ibu, anak serta imunisasi dan pelayanan gizi, kesehatan gigi mulut serta pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa penerapan standar pelayanan publik bidang kesehatan di puskesmas ini telah sesuai dengan Keputusan MENPAN (Menteri Pendayagunaan Aparatur) No.63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik. Namun, standar pelayanan yang masih perlu diperhatikan kembali adalah sarana dan prasarana pelayanan gigi dan mulut yang ada di Puskesmas Kupang Kota yang tidak layak dan kurang memadai untuk digunakan. Hal ini dikarenakan adanya sarana prasarana yang sudah rusak dan tidak terjaga lagi kebersihannya.
Kata Kunci: Implementasi, Pelayanan, Kesehatan, PuskesmasGusti Rakhma Syabirin Hs Koenang2014-01-15T07:59:47Z2014-01-15T07:59:47Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/406This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/4062014-01-15T07:59:47ZANALISIS KINERJA PELAYANAN PUBLIK DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AHMAD YANI KOTA METRO
(Studi Pada Layanan Unit Rawat Inap Ruang Anak Kelas III
Tahun 2011-2012)Indonesia was in 129 rank from 183 countries at public quality service. This survey indicates that public service in Indonesia has some problems in providing service to the society.
One the important public services is health service. This service is related to health service providers such as health workers. Ideally, numbers of health workers will influence health service performance. Ahmad Yani public hospital in Metro is a health service provider institution owned by government with status of Regional Public Service Institution (or BLUD), and it means that this hospital is permitted to manage its own finance and employees autonomously.
Based on the background, the researcher was interested to conduct a research to observe Ahmad Yani public hospital public service performance in Class III children inpatient ward service unit. This was a qualitative research and used observation, interviews and documentation to collect data. The focus of this research was Ahmad Yani public hospital service performance in Class III children inpatient ward service unit. To find the answers, the researcher used performance indicators including public service quality, responsibility, and accountability.
The results showed that Ahmad Yani public health center service quality was less good in terms of structure and infrastructure. This was caused by limited financial and human resource. Responsibility and accountability was good enough as they were conducted based on existing rules and procedures and there were moral responsibilities of Ahmad Yani public hospital. The researcher suggests the hospital to add medical health workers, especially specialist physicians. The
hospital should also improve health structure and infrastructure to provide quality service for public.
Keywords: Service, Performance.
Indonesia menempati urutan 129 dari 183 negara dalam hal kualitas pelayanan publik. Survey tersebut menunjukan bahwa pelayanan publik di Indonesia masih mengalami masalah dalam pemberian pelayanan publik kepada masyarakat.
Salah satu pelayanan publik yang sangat penting adalah pelayanan kesehatan. Pelayanan ini berkaitan dengan aparat penyedia jasa layanan kesehatan seperti petugas medis. Idealnya, jumlah petugas medis akan mempengaruhi kinerja pelayanan kesehatan. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Yani kota Metro merupakan lembaga penyedia pelayanan kesehatan milik pemerintah yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang artinya rumah sakit tersebut diijinkan mengelola keuangan dan pegawainya sendiri secara mandiri.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk mengamati kinerja pelayanan RSUD Ahmad Yani Metro pada layanan unit rawat inap ruang anak kelas III. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi. Kinerja pelayanan RSUD Ahmad Yani Metro pada layanan unit rawat inap ruang anak kelas III ini menjadi fokus utama yang dibahas penelitian ini. Untuk mencari jawaban tersebut maka peneliti menggunakan indikator kinerja yaitu Kualitas layanan masyarakat, responsibilitas, dan akuntabilitas.
Dari penelitian ini dihasilkan bahwa kualitas layanan RSUD Ahmad Yani masih kurang baik dalam hal sarana dan prasarana penunjang, hal ini disebabkan oleh faktor keuangan dan terbatasnya sumber daya manusia (SDM) yang belum memadai. Sedangkan responsibilitas dan akuntabilitas sudah cukup baik karena sudah dilaksanakan berdasarkan prosedur dan peraturan yang berlaku serta adanya pertanggungjawaban secara moral dari pihak RSUD Ahmad Yani. Saran dari penelitian ini adalah RSUD Ahmad Yani Kota Metro harus menambah petugas medis khususnya dokter spesialis. Selain itu RSUD Ahmad Yani Kota Metro juga harus meningkatkan sarana dan prasarana penunjang kesehatan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.
Kata Kunci: Pelayanan, Kinerja.
Ferly Yudistira Raden Mutra