Digital Library: No conditions. Results ordered -Date Deposited. 2024-03-28T17:11:45ZEPrintshttp://digilib.unila.ac.id/images/sitelogo.pnghttp://digilib.unila.ac.id/2018-08-03T06:45:49Z2018-08-03T06:45:49Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32564This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/325642018-08-03T06:45:49ZPENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP
PERBEDAAN RERATA KERUSAKAN GAMBARAN HISTOLOGI
JARINGAN USUS HALUS TIKUS JANTAN (Rattus norvegicus) GALUR
Sprague dawleyABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP
PERBEDAAN RERATA KERUSAKAN GAMBARAN HISTOLOGI
JARINGAN USUS HALUS TIKUS JANTAN (Rattus norvegicus) GALUR
Sprague dawley
Oleh
ARIF SIGIT ANANTO
Latar belakang: Minyak jelantah adalah minyak goreng yang telah dipanaskan
berulang kali. Pemanasan minyak goreng akan menyebabkan pembentukan
senyawa radikal bebas. Radikal bebas dapat menyebabkan terjadinya reaksi stres
oksidatif pada berbagai sel dalam tubuh. Usus halus merupakan salah satu organ
yang mudah mengalami stres oksidatif akibat radikal bebas.
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak jelantah terhadap
perbedaan rerata kerusakan gambaran histologi jaringan usus halus.
Metode: Penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus putih galur Sprague dawley
yang dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok 1 (K) tikus tidak diberikan perlakuan,
sedangkan pada kelompok 2 (P1), kelompok 3 (P2), kelompok 4 (P3) dan
kelompok 5 (P4) masing-masing diberikan minyak jelantah yang telah digoreng
sebanyak 1x, 4x, 8x dan 12x penggoregan dengan dosis 1,5 ml/hari secara oral
selama 28 hari. Gambaran kerusakan pada usus halus terdiri dari infiltrasi PMN
dan kerusakan epitel. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji
statistik Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan uji statistik Mann-Whitney.
Hasil: Berdasarkan uji Kruskal-Wallis diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05),
sedangkan dengan uji Mann-Whitney untuk melihat perbedaan antara 2 kelompok
percobaan didapatkan nilai p<0,05 (K-P2 0,008; K-P3 0,009; K-P40,009; P1-P2
0,017; P1-P3 0,009; P1-P4 0,009; P2-P3 0,026; P2-P4 0,08; P3-P4 0,009) yang
artinya terdapat perbedaan rerata kerusakan yang bermakna antara 2 kelompok
percobaan, kecuali antara kelompok K dengan kelompok P1 dengan nilai p=0,197
(p>0,05).
Kesimpulan: Pemberian minyak jelantah mempunyai pengaruh secara bermakna
terhadap perbedaan rerata kerusakan gambaran histologi jaringan usus halus.
Kata kunci: minyak jelantah, radikal bebas, stres oksidatif , usus halus1418011029 ARIF SIGIT ANANTOarifsigit1810@gmail.com2018-04-18T02:12:25Z2018-04-18T02:12:25Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30999This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/309992018-04-18T02:12:25ZPengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga)
terhadap Gambaran Histopatologi Testis Mencit (Mus musculus L.) Jantan
yang Diinduksi Monosodium Glutamat
ABSTRACT
Background: Monosodium Glutamate (MSG) may form free radicals that cause
damages to the organs of the body, one of which is the male reproductive organs,
i.e. testes. Galangal rhizome is one of the natural ingredients with antioxidant
content that can neutralize free radicals.
Objective: The purpose of this research was to determine the effect of ethanol
extract of galangal rhizome on testicular histopathology of MSG-induced mice.
Methods: The design of this research was experimental research with 5 treatment
groups, each group consisted of 5 mice (Mus musculus L.) DDY strain. Group K
(-) was not treated; k (+) was provided with 4 mg/ grBB MSG; P1 was provided
with 4 mg/ grBB MSG + 14 mg/ 20 grBB ethanol extract of galangal rhizome; P2
was provided with 4 mg/ grBB MSG + 28 mg/ 20 grBB ethanol extract of
galangal rhizome; P3 was provided with 4 mg/ grBB MSG + 56 mg/ 20 grBB
ethanol extract of galangal rhizome.
Results: Assessment used Johnsen score in group K(-) was 48,4, K(+) was 47,4,
P1 was 47,4, P2 was 47,4, and P3 was 48. Kruskal-Wallis test result was p=0,085
(p>0,05).
Conclusion: There was no effect of ethanol extract of galangal rhizome (Alpinia
galanga) on testicular histopathology of monosodium glutamate-induced male
mice (Mus musculus L.)
Keywords: Galangal Extract, Monosodium Glutamate, Testicular Histopathology.
ABSTRAK
Latar belakang: Monosodium Glutamat (MSG) dapat membentuk radikal bebas
sehingga menyebabkan kerusakan organ-organ tubuh salah satunya organ
reproduksi pria yaitu testis. Rimpang lengkuas adalah salah satu bahan alami
dengan kandungan antioksidan yang dapat menetralisir radikal bebas.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian
ekstrak etanol rimpang lengkuas terhadap gambaran histopatologi testis mencit
yang diinduksi MSG.
Metode: Desain penelitian ini adalah eksperimental dengan 5 kelompok
perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit (Mus musculus L.)
strain DDY. Kelompok K(-) tidak diberi perlakuan; K(+) diberikan MSG 4
mg/grBB; P1 diberikan MSG 4 mg/grBB + ekstrak etanol rimpang lengkuas 14
mg/20 grBB; P2 diberikan MSG 4 mg/grBB + ekstrak etanol rimpang lengkuas 28
mg/20 grBB; P3 diberikan MSG 4 mg/grBB + ekstrak etanol rimpang lengkuas 56
mg/20 grBB.
Hasil: Penilaian dengan skor Johnsen pada kelompok K(-) adalah 48,4, K(+)
adalah 47,4, P1 adalah 47,4, P2 adalah 47,6, dan P3 adalah 48. Analisis uji
Kruskal-Wallis diperoleh nilai p=0,085 (p>0,05).
Simpulan: Tidak terdapat pengaruh pemberian ekstrak etanol rimpang lengkuas
(Alpinia galanga) terhadap gambaran histopatologi testis mencit (Mus musculus
L.) yang diinduksi monosodium glutamat.
Kata Kunci: Ekstrak lengkuas, Histopatologi testis, Monosodium glutamat.
1418011023 ANNISA SHAFIRA PRAMONOfiraasp@gmail.com2018-04-10T03:21:58Z2018-04-10T03:21:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30902This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/309022018-04-10T03:21:58ZPengaruh Pemberian Kopi Robusta Lampung Terhadap Gambaran Histologi Arteri Koronaria Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague dawleyABSTRACT
The Influence of Administering Lampung Robusta Coffee to Histological Appearance Coronary Artery of Male White Rat (Sprague dawley)
By
DWI JAYANTI TRI LESTARI
Background: Coffee is one of caffeine sources. Recent observations show that high levels of caffeine intake will increase the concentration of homocystein. Increased concentrations of homocystein are closely linked to the risk of cardiovascular disease. Objective: To know the effect giving Lampung Robusta Coffee to Histological Appearance Coronary Artery of Male White Rat (Sprague dawley). Method: The type of this research is pure laboratory experimental design with post test only control group designs. The population was 8-12 weeks old with 20 mice samples divided into 4 experimental groups. Result: The results showed that in group K(-) had normal coronary artery histology. In P1 the arrangement of intima, media and adventitia tunica begin irregule the coronary artery getting thicker. P2 shows that the coronary artery getting more thick than group K(-) and P1. In P3 the arrangement of intima, media and adventitia tunica are irreguler and the coronary artery thickness is over than K(-), P1 and P2. Data is normally distributed. One Way Anova test results obtained p value <0.05 in all groups. Conclusion: There is an effect of giving Lampung Robusta Coffee to Histological Structure Coronary Artery of Male White Rat (Sprague dawley).
Keywords: Lampung robusta coffee, histological coronary artery, white rat
ABSTRAK
Pengaruh Pemberian Kopi Robusta Lampung Terhadap Gambaran Histologi Arteri Koronaria Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur
Sprague dawley
Oleh
DWI JAYANTI TRI LESTARI
Latar Belakang: Kopi merupakan salah satu sumber kafein. Observasi terkini menunjukan bahwa kadar asupan kafein yang tinggi akan membuat terjadinya peningkatan konsentrasi homosistein. Meningkatnya konsentrasi homosistein berhubungan erat dengan resiko penyakit kardiovaskuler. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian kopi robusta Lampung terhadap gambaran histologi arteri koronaria tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur
Sprague dawley. Metode: Jenis penelitian ini adalah desain eksperimental metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test only control group designs. Populasi berupa tikus putih berjumlah 20 ekor yang berusia 8-12 minggu dibagi kedalam 4 kelompok percobaan. Hasil: Kelompok K(-) memiliki histologis arteri koronaria normal. Pada P1 susunan tunika intima, tunika media dan adventitia mulai tidak teratur dan sedikit terjadi penebalan arteri koroner. Pada P2 menunjukkan peningkatan ketebalan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol dan P1. Pada P3 susunan tunika intima, tunika media dan adventitia sudah tidak teratur dan ketebalan arteri koroner lebih tebal dibandingkan kelompok kontrol, P1 dan P2. Data terdistribusi normal. Hasil uji One Way Anova didapatkan nilai p<0,05 pada semua kelompok.
Kesimpulan: Terdapat penebalan dinding arteri koronaria tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley akibat pemberian kopi robusta
Lampung.
Kata Kunci : kopi robusta Lampung, histologis arteri koronaria, tikus putih 1418011063 DWI JAYANTI TRI LESTARIdwijayantitril@gmail.com2018-02-02T09:33:58Z2018-02-02T09:33:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30158This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301582018-02-02T09:33:58ZPENGARUH PEMBERIAN JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI PARASETAMOLLatar Belakang: Jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) merupakan tanaman obat yang memiliki kandungan antioksidan tinggi. Tanaman ini dapat bekerja efektif melindungi ginjal dari kerusakan akibat zat-zat nefrotoksik, termasuk kerusakan akibat toksisitas parasetamol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jahe merah terhadap gambaran histopatologi ginjal tikus yang diinduksi parasetamol.
Metode: Pada penelitian sebanyak 30 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) dipilih secara acak dan dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu K1 (tidak diberikan perlakuan); K2 (kontrol negatif, diberi parasetamol 750 mg/kg dosis tunggal peroral); P1, P2 dan P3 (diberi jahe merah dengan dosis berturut-turut 50, 100 dan 200 mg/kg serta parasetamol 750 mg/kg secara peroral). Parasetamol hanya diberikan pada hari
ke-14. Pada hari ke-15, tikus diterminasi dan ginjal tikus diambil untuk sediaan mikroskopis. Total skor kerusakan diamati dari skor kerusakan glomerulus dan tubulus dengan kisaran total skor yaitu 0−6.
Hasil: Rerata skor kerusakan yang didapatkan untuk perlakuan K2, P1, P2, P3 berturur-turut adalah 4.2, 2.6, 1.2 dan 2.0. Data yang diuji dengan uji Kruskal-Wallis, dilanjutkan dengan uji Mann Whitney menunjukkan adanya perbedaan rerata kerusakan yang bermakna antara kelompok K2-P2 (p=0.016) dan K2-P3 (p=0.037), serta tidak adanya perbedaan rerata kerusakan yang bermakna pada peningkatan dosis jahe merah. Efek protektif paling optimal pada kelompok perlakuan tampak pada P2.
Kesimpulan: Pemberian jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) memiliki pengaruh terhadap gambaran histopatologi ginjal tikus yang diinduksi parasetamol
Kata Kunci: histopatologi ginjal, jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum), parasetamol1418011219 VINNYSSA ANINDITAaninditavinnyssa@gmail.com2018-02-02T08:53:58Z2018-02-02T08:53:58Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30156This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/301562018-02-02T08:53:58ZEFEK PROTEKTIF JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS HEPAR TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI PARASETAMOLABSTRAK
EFEK PROTEKTIF JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS HEPAR TIKUS
PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley
YANG DIINDUKSI PARASETAMOL
Oleh
KOMANG YUDITYA YUDA
Latar Belakang: Penyakit pada hepar paling banyak disebabkan oleh virus namun penyakit hepar akibat toksik obat tidak dapat dikesampingkan. Salah satu obat-obatan yang memiliki efek hepatotoksik adalah parasetamol. Efek toksik parasetamol terkait dengan stress oksidatif dan inflamasi. Jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) memiliki efek hepatoprotektif melalui mekanisme sebagai antioksidan dan anti-inflamasi.
Tujuan: Untuk mengetahui adanya efek protektif jahe merah terhadap gambaran histopatologi hepar tikus putih yang diinduksi parasetamol dan untuk mengetahui adanya pengaruh peningkatan dosis pada efek protektif jahe merah.
Metode: Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus putih jantan galur Sprague dawley yang dibagi dalam 5 kelompok dan diberi perlakuan selama 14 hari. K1 (hanya diberikan akuades), K2 (hanya diberikan parasetamol 750 mg/kgBB dosis tunggal per oral pada hari ke-14) serta P1, P2, dan P3(diberikan Jahe merah masing-masing 50,100,dan 200 mg/kgBB per oral selama 14 hari dan pada hari ke-14 diberikan parasetamol 750 mg/kgBB dosis tunggal per oral).
Hasil: Hasil rerata persentase luas area kerusakan hepar adalah K1: 0%, K2: 70,8%, P1: 57,28%, P2: 47,8%, dan P3: 29,52%. Pada kelompok P1, P2, dan P3 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan K2.
Simpulan: Terdapat efek protektif jahe merah dan terdapat pengaruh peningkata dosis pada efek protektif jahe merah terhadap gambaran histopatologi hepar yang diinduksi parasetamol.
Kata kunci: hepar, parasetamol, jahe merah
1418011114 Komang Yuditya Yudakomang_yuda25@yahoo.com2018-01-30T08:36:10Z2018-01-30T08:36:10Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30036This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300362018-01-30T08:36:10ZPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG)Latar Belakang. Konsumsi Monosodium Glutamate (MSG) secara berlebihan dan jangka waktu lama dilaporkan memicu kerusakan hepar. Dampak toksik pada hepar yaitu degenerasi dan nekrosis hepatosit, serta peningkatan peroksidasi lipid. Antioksidan pada rimpang lengkuas diharapkan dapat memperbaiki derajat kerusakan hepar akibat radikal bebas pada MSG.
Metode. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini adalah mencit berjumlah 25 ekor yang dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kontrol negatif (tidak diberikan perlakuan), kontrol positif (diberikan MSG 4mg/grBB selama 14 hari), perlakuan 1 (diberikan MSG 4mg/grBB selama 14 hari dilanjutkan ekstrak etanol rimpang lengkuas 14 mg/20 grBB selama 7 hari), perlakuan 2 (diberikan MSG 4mg/grBB selama 14 hari dilanjutkan ekstrak etanol rimpang lengkuas 28 mg/20 grBB selama 7 hari), dan perlakuan 3 (diberikan MSG 4mg/grBB selama 14 hari dilanjutkan ekstrak etanol rimpang lengkuas 56 mg/20 grBB selama 7 hari). Kemudian dilakukan pembedahan untuk pemeriksaan histopatologi.
Hasil. Dari hasil rerata skoring didapatkan perhitungan degenerasi sel hepar kontrol positif 11,8, kontrol negatif 5,2, perlakuan 1 10,6, perlakuan 2 8,4, dan perlakuan 3 7,6. Berdasarkan hasil uji One Way ANOVA, diperoleh nilai p=0,001 terhadap gambaran histopatologi hepar mencit.
Simpulan. Terdapat pengaruh pemberian ekstrak etanol rimpang lengkuas terhadap gambaran histopatologi hepar yang diinduksi MSG
1418011211 Theodora Agveriantitheodora.agverianti@yahoo.com2018-01-30T03:19:23Z2018-01-30T03:19:23Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/30002This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/300022018-01-30T03:19:23ZHUBUNGAN USIA DAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN BPH DI BANGSAL BEDAH RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK TAHUN 2017Latar belakang: Benign prostate hyperplasia (BPH) sering terjadi pada usia lanjut.Sekitar 50% laki-laki yang memiliki usia diatas 50 tahun diketahui memiliki bukti patologi BPH. Usia dan hipertensi diketahui menjadi faktor dalam proses terjadinya BPH. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia dan hipertensi dengan kejadian BPH di Bangsal Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Tahun 2017. Metode: Penelitian ini menggunakan metode case control study. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder dari rekam medis. Sampel di ambil dari pasien bangsal bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Tahun 2017. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat, analisis bivariat dengan chi-square, dan analisis multivariat dengan metode regresi logistik ganda. Hasil: Rerata usia subjek penelitian adalah 66,00 ± 10,17 tahun untuk kelompok kasus. dan 53,36 ± 16,19 tahun untuk kelompok kontrol. Pada kelompok kasus persentase hipertensi sebesar 36,7% sedangkan yang tidak hipertensi sebesar 63,3%. Pada kelompok kontrol persentase hipertensi sebesar 10% sedangkan yang tidak hipertensi sebesar 90%. Hasil penelitian menunjukan bahwa usia ≥50 tahun (OR = 11,947; nilai p=0,009) dan hipertensi (OR = 7,898; nilai p=0,017) merupakan faktor resiko terjadinya BPH. Simpulan: Terdapat hubungan usia dengan kejadian BPH di Bangsal Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Tahun 2017. Terdapat hubungan hipertensi dengan kejadian BPH di Bangsal Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeleok Tahun 2017. Kata kunci: pembesaran prostat jinak, faktor resiko1418011120 Muhammad Iz Zuddin Adhaadha.izzuddin@gmail.com2016-01-30T03:09:54Z2016-01-30T03:09:54Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/20735This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/207352016-01-30T03:09:54ZPENGARUH AMNION LIOFILISASI STERIL-RADIASI (ALS-R) TERHADAP PENYEMBUHAN FRAKTUR FEMUR YANG
DILAKUKAN OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF) PADA TIKUS PUTIH SPRAGUE DAWLEY ABSTRAK
Penatalaksanaan fraktur dengan metode Open Reduction Internal Fixation (ORIF) memiliki kekurangan berupa risiko tinggi infeksi, non union, kegagalan implantasi dan refraktur. Amnion Liofilisasi Steril-Radiasi (ALS-R) telah diketahui memiliki growth factor dan cell scaffold yang dapat berperan dalam penyembuhan fraktur. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan ALS-R pada ORIF secara histopatologi pada proses penyembuhan fraktur femur pada tikus. Penelitian ini melibatkan 30 tikus Sprague Dawley. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok yakni fraktur (K), fraktur yang dilakukan ORIF (P1) dan fraktur yang dilakukan ORIF dengan penambahan ALS-R (P2). Setelah 28 hari tikus diterminasi dan diambil jaringan tulang femur yang diamati secara histopatologi dengan menggunakan skoring Salked. Penelitian ini menggunakan analisis non-parametrik Kruskal-Wallis dan post hoc MannWhitney.
Terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik skor histopatologi penyembuhan fraktur antara ketiga kelompok penelitian (p<0,05). Perbandingan rata-rata skor histopatologi pada kelompok P2 dan P1 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05), namun rata-rata skor histopatologi lebih tinggi pada kelompok P2 dibandingkan dengan kelompok P1. ALS-R memberikan pengaruh positif terhadap penyembuhan fraktur femur tikus putih Sprague Dawley.
Kata kunci: Penyembuhan fraktur, ORIF, ALS-R
ABSTRACT
Fracture treatment with Open Reduction Internal Fixation (ORIF) method has some weaknesses such as high risk infection, non union, implantation failed, and refracture. Lyophilized Radiation Sterilized Amnion Membrane (ALS-R) known that has some growth factors and cells scaffold which play role in fracture healing. This study aims to know the role of giving ALS-R in ORIF histopathologically in fracture femur healing process in rats.This study is involving 30 Sprague Dawley rats. Samples divided into three groups, whic is fracturized (K), fracturized and immobilized with ORIF (P1), and fracturized then immobilized with ORIF and given ALS-R (P2). After 28 days samples were terminated and took for its femur and analized histopathologically using Salked score. Data were analized with Kruskal-Wallis test and post hoc Mann-Whitney. This study results a statistically different histopathologic fracture healing between three groups (p<0,05). Comparison the means of P2 and P1 showed there was no significance difference, how ever the means of P2 is higher than P1. ALS-R has a positive impact toward fracture femur healing in Sprague Dawley rats.
Keyword: Fracture healing, ORIF, ALS-R 1218011151 Suci Widya Primadhani suciwidyap.swp@gmail.com2016-01-25T04:17:05Z2016-01-25T04:17:05Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/19743This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/197432016-01-25T04:17:05ZPENGARUH EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP TESTIS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
GALUR Sprague dawley YANG DIBERI PAPARAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK HANDPHONEPeningkatan pengguna handphone berdampak negatif terhadap sistem reproduksi salah satunya testis. Gelombang elektromagnetik handphone akan menyebabkan peningkatan reactive oxygen species (ROS) yang menyebabkan perubahan pada histopatologi testis. Untuk mengatasinya dibutuhkan senyawa antioksidan yang terkandung dalam kulit manggis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol kulit manggis (Garcinia mangostana L.) dalam memperbaiki gambaran histopatologi testis terhadap sel spermatozoa dan spermatogenik tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diberi paparan gelombang elektromagnetik handphone. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus putih galur Sprague dawley dengan berat badan 200-300 gram yang dibagi kedalam 5 kelompok, yaitu kontrol 1 (K1) tikus yang tidak diberikan perlakuan, kontrol 2 (K2) diberikan NaCl 0,9% dan paparan gelombang elektromagnetik handphone, pada kelompok perlakuan (P1), (P2) dan (P3) diberikan ekstrak etanol kulit manggis dengan dosis bertingkat 50, 100, 200 mg/kgBB dan dilakukan paparan gelombang elektromagnetik handphone selama 3 jam/28 hari. Hasil penelitian ini didapatkan rerata jumlah sel spermatozoa pada K1=173,75±16,978 SD, K2=101,75±7,455 SD, P1=148,50±10,149 SD, P2=162,50±10,247 SD, P3=180,75±7,365 SD dan rerata jumlah sel spermatogenik pada K1=306,75±11,955 SD, K2=157,00±7,303 SD, P1=243,50±21,672 SD P2=266,75±10,340 SD P3=294,75±13,150 SD. Pada uji One Way Anova (p<0,005) didapatkan masing-masing sel spermatozoa dan sel spermatogenik menunjukan hasil yang bermakna p= 0,000. Kesimpulan penelitian ini adalah Ekstrak etanol kulit manggis (Garcinia mangostana L.) dapat memperbaiki gambaran histopatologi testis dengan meningkatkan jumlah sel spermatozoa dan sel spermatogenik tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang dipapari gelombang elektromagnetik handphone. Kata kunci: Handphone, Gelombang elektromagnetik, Testis, Kulit manggis,
Antioksidan
Increasing mobile phone users have a negative impact on the reproductive system, which one of them is testicle. Mobile phone electromagnetic waves will induce elevated reactive oxygen species (ROS) that may cause testicle histopathological changes. Resolving its condition, the antioxidants contained in mangosteen peel are needed. This study aims to determine the effects of ethanol extract from mangosteen peel (Garcinia mangostana L.) in order to repair testicle histopathological changes specifically spermatozoa and spermatogenic cells on Sprague dawley strain white male rats (Rattus norvegicus) given handphone electromagnetic waves exposure. This study uses 25 Sprague dawley strain white male rats with 200-300 gram body weight then the samples are divided into 5 groups which consist of Control Group 1 (K1) with no treatments are given in rats, Control 2 (K2) is given Nacl 0,9 % and mobile phone electromagnetic waves exposures. The Treatment group (P1), (P2), and (P3) are given ethanol extract from mangosteen peel with multilevel dosage of 50, 100, 200 mg / kgBW and exposure to mobile phone electromagnetic wave for 3 hours per day along for 28 days. The result of this study shows mean of sperm cells on K1 = 173.75 ± SD 16.978, K2 = 101.75 ± 7.455 SD, P1 = 148.50 ± SD 10.149, 10.247 P2 = 162.50 ± SD, P3 = 180.75 7.365 ± SD and mean of spermatogenic cells on K1 = 306.75 ± SD 11.955, K2 = 157.00 ± 7.303 SD, P1 = 243.50 ± SD 21.672 10.340 P2 = 266.75 ± SD P3 = 294.75 ± 13.150 SD. In One Way Anova test (p <0.005), sperm cells and spermatogenic cells show significant results with p=0.000. The conclusion of this study is ethanol extract of mangosteen peel (Garcinia mangostana L.) can repair testicle histopathological changes by inducing total testicular sperm cells and spermatogenic cells of Sprague dawley strain white male rats (Rattus norvegicus) exposed by mobile phone electromagnetic waves.
Keywords: Handphone, Electromagnetic wave, Testicle, Mangosteen peel,
Antioxidants 1218011019 ANDRIAN RIVANDArivandaandrian@yahoo.com2015-10-27T07:08:09Z2015-10-27T07:08:09Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/14037This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/140372015-10-27T07:08:09ZPERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DENGAN PEMBERIAN MADU DAN PEMBERIAN GENTAMISIN TOPIKAL
PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus)Kulit merupakan salah satu organ tubuh yang rentan terjadi kerusakan contohnya suhu yang tinggi. Tingkat kerusakan kulit bergantung pada pada suhu tertentu dan waktu kontak tertentu. Madu diduga berperan sebagai antibakteri dan saat ini sudah dimanfaatkan sebagai penanganan korban luka bakar sudah diketahui banyak manfaatnya. Penelitian ini bertujuan membandingkan tingkat kesembuhan luka bakar dengan pemberian madu dan gentamisin topikal. Penelitian ini menggunakan rancangan acak terkontrol.
Pada penelitian menggunakan 9 ekor tikus jantan galur Spraque dawley dijadikan subyek penelitian. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok secara random yaitu: K1
(kontrol), K2 (madu 100%), K3 ( Gentamisin Topikal Gel 0,1%×10gr) setelah 14 hari perlakuan dilakukan pengamatan.
Dari hasil penelitian luka bakar pada kulit tikus menunjukann rata-rata kesembuhan kulit secara histopatologis pada kelompok perlakuan 1, 2 dan 3 adalah 0,817±2,57, 0,774±4,23, dan 0,691±4,27 dengan nilai P=0,001 pada uji Kruskal-Wallis. Pada analisi Mann-Whitney test nilai p pada tiap kelompok adalah: antara K1 dan K2 p=0,001 kemudian K1 dan K3 p=0,001, untuk uji kelompok K2 dan K3 p=0,936. Pada hasil uji klinis didapat rata-rata 50,70±15,28 pada K1, 94,48±6,07 pada K2 dan K3, 92,14±6,85. Pada uji ANOVA didapatkan p=0,039, dilanjutkan pada uji post hoc terdapat perbedaan bermakna pada kelompok K1 terhadap kelompok K2 dan K3 dengan nilai p=0,001. Dan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok K2 dan K3 dengan nilai p=0,585.
Berdasarkan hasil penelitian perbandingan tingkat kesembuhan luka bakar terhadap pemberian madu dan gentamisin topikal dapat disimpulkan bahwa madu dapat dijadikan sebagai obat alternatif pada luka bakar sebagai pengganti antibiotik gentamisin topikal, terutama di daerah terpencil yang sulit untuk mendapatkan antibiotik gentamisin topikal.
Kata Kunci : Gentamisin Topikal, luka bakar, madu.
THE COMPARISON FUEL OF LEVEL WOUND HEALING LEVEL BETWEEN HONEY AND TOPICAL GENTAMICIN TREATMENT WHITE ON RATS (Rattus Norvegicus)
Human skin is one of the most vulnerable organ damage. Damage to the skin, among others, can be caused by temperature. The extent of damage depends on the skin at specific temperature and contact time. thought to act as an antibacterial honey. This study aims to compare the rate of healing of burns with honey and gentamicin topical administration. This study used a randomized controlled design.
In studies using 9 tails Spraque Dawley strain male rats used as subjects of research. Rats were divided into 3 groups at random are: K1 (control), K2 (honey 100%), K3 (Gentamicin Topical Gel 0.1% × 5gr) after 14 days of treatment was observed.
From the research on mice skin burns to average histopathological cure of skin in the treated group 1, 2 and 3 were 0.817±2.57, 0.774±4.23 and 0.691±4.27 with a P value = 0.001 in the Kruskal-Wallis test. On analysis Mann-Whitney test p values for each group are: between K1 and K2 p = 0.001, then K1 and K3 p = 0.001, test for K2 and K3 group p = 0.936. On the results of clinical trials gained an average 50.70 ± 15:28 on K1, 94.48 ± 6:07 in K2 and K3, 92.14 ± 6.85. In the ANOVA test obtained p = 0.039, resumed in the post hoc tests found significant differences in the K1 to the K2 and K3 with p = 0.001. And there were no significant differences between the groups K2 and K3 with p = 0.585.
Based on the comparative study of the rate of healing of burns and gentamicin topical honey treatment, it can be concluded that honey can be used as an alternative medicine to the burn instead of gentamicin topical antibiotics, especially in remote areas that are difficult to get a topical antibiotic gentamicin.
Keywords: Gentamicin Topical, burns, honey.0818011006 Arif Mzm.arif770@gmail.com2015-02-23T07:34:07Z2015-02-23T07:34:07Zhttp://digilib.unila.ac.id/id/eprint/7265This item is in the repository with the URL: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/72652015-02-23T07:34:07ZEFEK HEPATOPROTEKTIF SARANG BURUNG WALET PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI DENGAN ALKOHOLKonsumsi alkohol yang berlebihan dapat merusak berbagai macam organ salah satunya adalah hepar. Kerusakan hepar yang disebabkan oleh alkohol dapat berupa perlemakan hepar, hepatitis hingga sirosis hepar. Terdapat banyak bahan alami yang dapat melindungi hepar, salah satunya adalah sarang burung walet. Sarang burung walet memiliki berbagai macam efek, salah satunya adalah sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektif sarang burung walet pada tikus putih galur sprague dawley yang diinduksi dengan alkohol.
Pada penelitian ini, 25 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley berumur 15-16 minggu dengan berat berkisar antara 250-390 gram dibagi dalam 5 kelompok secara acak dan diberi perlakuan selama 14 hari. Setiap tikus kecuali K N diberikan alkohol dengan dosis 10ml/kgBB dengan K I, K II, dan K III diberikan sarang burung walet dengan dosis 13,5mg/kgBB, 27 mg/kgBB dan 54 mg/kgBB.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata skoring kerusakan hepar Manja Roenigk pada K N: 4,8; K (-): 226; K I: 185,6; K II: 91,2; K III: 19,8. Data yang diperoleh diuji dengan Uji Kruskal Wallis didapatkan perbedaan bermakna dengan nilai p<0,001(p<0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat efek hepatoprotektif sarang burung walet terhadap tikus putih (Rattus norvegicus) galur sprague dawley yang diinduksi dengan alkohol.
Kata Kunci: Alkohol, antioksidan, hepatoprotektif, sarang burung walet.
1118011067 Kgs. Mahendra Effendykgsmahendraeffendy@yahoo.co.id