FRIGANDRA SYAHPUTRI, 1518011008 (2019) HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN SEBAGAI PENANDA ANEMIA PADA BALITA STUNTING DI KECAMATAN GUNUNG SUGIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
ABSTRAK (ABSTRACT).pdf Download (35Kb) | Preview |
|
File PDF
SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya staf Download (2008Kb) |
||
|
File PDF
SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf Download (2006Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Background : The prevalence of stunting in Gunung Sugih District, Lampung Tengah Regency, Lampung Province is high for stunting category in Indonesia. Nutritional status in stunting can be measured by body mass index according to age (BMI /A). Stunting has anemia as hemodynamic problems due to lack of iron (Fe) intake by measured of hemoglobin (Hb). This study aims to determine there is a relationship between BMI and hemoglobin levels as a marker of anemia in stunting. Method : Observational analytic method with cross sectional approach was used in this study with 35 samples (consecutive sampling). Primary data are height, weight, body mass index (BMI) and hemoglobin (Hb) levels. Data analysis was performed by Pearson correlation test. Result : Obtained a normal BMI of -0.51SD with a percentage of 94.3%. Hb levels with a mean of 10.40g/dL and 57.1% of children had anemia. The results of the Pearson correlation test found that Ho was received with value of p=0.511 (p>0.05) and had a positive correlation (r=0.115). Conclusion : This study did not show a significant relationship between body mass index (BMI) of hemoglobin (Hb) levels as a marker of anemia in stunting infants in Gunung Sugih District, Central Lampung Regency. Keywords: Anemia, body mass index,hemoglobin, stunting Latar Belakang : Prevalensi balita stunting di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung tinggi untuk kategori stunting yang ada di Indonesia. Status gizi pada balita stunting dapat diukur dengan indeks masa tubuh menurut usia(IMT/U). Balita stunting dapat mengalami masalah hemodinamik anemia akibat kurangnya asupan zat besi (Fe) dan dapat diketahui malalui pengukuran hemoglobin (Hb). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara IMT terhadap kadar hemoglobin sebagai penanda anemia pada balita stunting. Metode Penelitian : Metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional digunakan pada penelitian ini dengan sampel sebanyak 35 dengan metode consecutive sampling. Data primer didapatkan dengan melakukan pengukuran tinggi badan (TB), berat badan (BB), indeks masa tubuh (IMT) dan kadar hemoglobin (Hb). Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Pearson. Hasil : Didapatkan rata-rata IMT normal -0.51SD dengan persentase 94,3%. Kadar Hb dengan rerata 10.40g/Dl serta 57,1% balita mengalami anemia. Hasil uji korelasi Pearson didapatkan Ho diterima dengan nilai p=0,511 (p>0,05) serta memiliki korelasi positif (r=0.115). Kesimpulan : Pada penelitian ini tidak menunjukan hubungan yang bermakna antara indeks masa tubuh (IMT) terhadap kadar hemoglobin (Hb) sebagai penanda anemia pada balita stunting di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah. Kata kunci : Anemia, hemoglobin, indeks masa tubuh, stunting
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | |
Program Studi: | Fakultas Kedokteran > Prodi Pendidikan Dokter |
Pengguna Deposit: | UPT . Teti Novianti |
Date Deposited: | 25 Mar 2022 07:35 |
Terakhir diubah: | 25 Mar 2022 07:35 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/56128 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |