nn, KOMANG SEPTIANI (2012) MAKNA SIMBOLIK BADE DAN PETULANGAN DALAM UPACARA NGABEN ADAT BALI (Studi Pada Suku Bali di Desa Sidorejo Kec. Sekampung udik Lampung Timur). Digital Library.
|
File PDF
ABSTRACT Komang Septiani.pdf Download (138Kb) | Preview |
|
|
File PDF
abstrak Komang Septiani.pdf Download (140Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Simbol atau simbolik yang berfungsi sebagai media dalam komunikasi, adalah sesuatu yang ditunjuk untuk mengekspresikan sesuatu lainnya berdasarkan kesepakatan sekelompok orang yang dapat membawa pemahaman dan memberi arti terhadap simbol. Komunikasi simbolik bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan karena setiap benda simbol memiliki ciri dan makna yang berbeda. simbol atau lambang itu bervariasi dari satu budaya ke budaya lain, dari satu tempat ke tempat yang lain, dan dari satu konteks waktu ke konteks waktu yang lain. Kebudayaan dengan segala bagiannya telah memisahkan cara hidup manusia didalam masyarakat melalui keanekaragaman kebiasaan yang dianut oleh masing– masing individu. Budaya Bali merupakan pancaran budi pekerti manusia Bali yang mencakup kemauan, cita-cita, ide, maupun semangat dalam mencapai kesejahteraan, keselamatan, dan kebahagiaan hidup lahir batin. Pelaksanaan upacara pitra yadnya (ngaben) adalah perwujudan bakti kepada leluhur, seperti ayah dan ibu. Dalam upacara ngaben terdapat nilai budaya yang prosesinya atau rangkaian acaranya masih dijunjung tinggi dan merupakan warisan leluhur yang sudah berlangsung secara turun temurun, termasuk di dalamnya penggunaan media budaya yakni benda dan tindakan simbolis dalam tradisi yang memiliki makna, seperti bade (wadah) dan petulangan, yaitu simbol atau simbolik yang berfungsi sebagai media dalam komunikasi. Bade dan petulangan termasuk simbol yang terdapat dalam kebudayaan sekaligus keagamaan pada masyarakat Bali yang beragama Hindu. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana makna simbolik bade dan petulangan yang terdapat dalam upacara ngaben adat Bali, apakah nantinya akan dijalankan sesuai dengan pesan yang dikomunikasikan melalui simbolsimbol tersebut atau hanya menggangap bade dan petulangan hanya merupakan ritual yang harus dilalui dalam upacara kematian umat Hindu?” Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Informan dalam penelitian kualitatif berkembang terus secara bertujuan (purposive) sampai data yang dikumpulkan dianggap memuaskan. Alat pengumpul data atau instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah si peneliti sendiri. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum para informan dalam penelitian ini paham terhadap makna simbolik bade dan petulangan dalam upacara ngaben. Pemahaman filosofis upacara ngaben dari sudut pandang komunikasi intrabudaya merupakan proses komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat Bali untuk mendapatkan pengertian dan pemahaman mengenai budaya Bali, yakni melalui enkulturisasi atau pembudayaan. Masyarakat Adat Bali di Desa Sidorejo Kecamatan Sekampung Udik Lampung Timur, khususnya yang dijadikan informan dalam penelitian ini, memahami makna simbolik dari bade dan petulangan. Pemenuhan kebutuhan, membina hubungan sosial, ataupun pewarisan nilai-nilai budaya dalam mempertahankan keberadaan suatu masyarakat, merupakan tujuan berkomunikasi. Di Lampung tidak ada aturan pakem penggunaan bade dan petulangan semua disesuaikan dengan kemampuan ekonomi masing-masing keluarga yang melakukan ritual ngaben. Ini disebabkan karena pergeseran budaya masyarakat Bali, khususnya yang berdomisili di Desa Sidorejo Kecamatan Sekampung Udik Lampung Timur.
Jenis Karya Akhir: | Artikel |
---|---|
Subyek: | |
Program Studi: | FKIP > Prodi Magister Manajemen Pendidikan |
Pengguna Deposit: | tik . 8 |
Date Deposited: | 22 Jan 2016 07:46 |
Terakhir diubah: | 22 Jan 2016 07:46 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/19188 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |