TRI HADI WIDODO, 1213034075 (2016) SEGREGASI PENDUDUK DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN ULUBELU KABUPATEN TANGGAMUS. UNIVERSITAS LAMPUNG, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN.
|
File PDF
ABSTRAK BAHASA INGGRIS & INDONESIA.pdf Download (68Kb) | Preview |
|
File PDF
SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya pengguna terdaftar Download (1432Kb) |
||
|
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (864Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Karakteristik kehidupan desa yang intensif dan dipengaruhi oleh sistem kekeluargaan menjadikan masyarakat desa sebagai masyarakat paguyuban dan tidak memungkinkan terjadinya segregasi penduduk. Namun Desa Suka Maju Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus terjadi segregasi penduduk antara suku Jawa dan suku Semendo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengapa terjadi segregasi penduduk di Desa Suka Maju Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus yang diidentifikasi dari (1) sulitnya berbaur antara suku Jawa dan suku Semendo terkait perasaan primordialisme dan etnosentrisme serta prasangka dan stereotip, (2) untuk mengetahui interaksi sosial antara suku Jawa dengan suku Semendo terkait hubungan komunikasi dan tolong menolong dalam kehidupan sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan jumlah populasi 480 KK dan dengan sampel 60 KK. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan wawancara terstruktur sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan: segregasi penduduk di Desa Suka Maju Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus terjadi karena kesulitan berbaur dan kurangnya intraksi sosial. sulitnya berbaur antara suku Jawa dengan suku Semendo disebabkan karena adanya perasaan primordialisme dan etnosentrisme serta adanya prasangka dan stereotip. 1) semua suku Jawa memiliki perasaan primordialisme dan etnosentrisme sedangkan suku Semendo (93,3%) memiliki perasaan primordialisme dan etnosentrisme. 2) dari 60 responden baik dari suku Jawa maupun suku Semendo sebanyak (93,3%) memiliki prasangka dan stereotip terhadap suku lain. 3) suku Jawa (60%) lebih menutup diri untuk tidak berinteraksi dengan suku Semendo hal ini berbeda dengan suku Semendo yang hampir semua (93,3%) membuka diri mau berinteraksi dengan suku Jawa. Kata Kunci : Segregasi Penduduk, Sulit Berbaur, Kurangnya Interaksi. ABSTRAK BAHASA INGGRIS Characteristics of dorp’s existence which has been intensive and affected by kinship’s system , it create villagers as a gemainschaft and it has a impossibility a segregation of population. Nonetheless , Suka Maju Dorp of Ulubelu district of Tanggamus Regency has been occured a segregation of population amongst Javanese and Semendonese. The heading of this research is getting a information about a cause of segregation of population in Suka Maju Dorp of Ulubelu district of Tanggamus Regency which have any identifications such as (1) stiffness of congregate amongst Javanese and Semendonese which related by primordialism’s sense and etnosentrism’s sense with prejudice and stereotype, (2) for find out of social interaction amongst Javanese and Semendonese which related by communication and mutual cooperation . The method which has been used is descriptive, the population has 480 KK and the samples have 60 KK. The methods of collecting data which have been used in this research are observation, documentation and structural interview while The method of data analysis which has been used in this research is percentage. The result of this research is segregation of of population in Suka Maju Dorp of Ulubelu district of Tanggamus Regency has been occured because stiffness of congregate amongst Javanese and Semendonese which related by primordialism’s sense and etnosentrism’s sense with prejudice and stereotype. 1) all of Javanese have primordialism’s sense and etnosentrism’s sense but Semendonese (93,3%) have primordialism’s sense and etnosentrism’s sense. 2) 60 respondences from Javanese and Semendonese (93,3%) have a prejudice and stereotype for any ethnics. 3) Javanese (60%) more difficult for social interaction with Semendonese but Almost Semendonese opened their self to interaction with Javanese. Keywords : Segregation of Population, Stiffness of Congregate, Lack of Social Interaction.
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | > G Geography (General) > LB Theory and practice of education |
Program Studi: | FKIP > Prodi Pendidikan Geografi IPS |
Pengguna Deposit: | 98877493 . Digilib |
Date Deposited: | 17 Jun 2016 03:59 |
Terakhir diubah: | 17 Jun 2016 03:59 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/22569 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |