MITIGASI GANGGUAN SIMPAI (Presbitys melalophos) DALAM KERUSAKAN AGROFORESTRI DI HUTAN LINDUNG REG 25 PEMATANG TANGGANG KELUMBAYAN TANGGAMUS

ZULFATUN NASICHAH, 1214151070 (2017) MITIGASI GANGGUAN SIMPAI (Presbitys melalophos) DALAM KERUSAKAN AGROFORESTRI DI HUTAN LINDUNG REG 25 PEMATANG TANGGANG KELUMBAYAN TANGGAMUS. FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (12Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya pengguna terdaftar

Download (1243Kb)
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (772Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Salah satu isi dari Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 adalah mengatur izin tentang bagaimana masyarakat dapat memanfaatkan lahan hutan yang bukan blok perlindungan secara lestari, misalnya dalam bentuk agroforestri. Dalam lahan agroforestri Kawasan Hutan Reg 25 Pematang Tanggang Kelumbayan Tanggamus terdapat gangguan satwa liar dilindungi yaitu simpai (Presbytis melalophos). Aktivitas simpai mengganggu agroforestri yang dikelola oleh masyarakat karena di areal ini terdapat banyak sumber pakan seperti daun muda dan buah-buahan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis intensitas gangguan simpai berdasarkan ruang aktivitas, jenis tanaman, waktu aktivitas dan menganalisis upaya mitigasi terhadap kerusakan lahan agroforestri dengan menggunakan metode observasi dan wawancara kepada masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas gangguan simpai berdasarkan ruang aktivitas adalah pada lahan agroforestri yang mempunyai sumber pakan simpai yang cukup besar. Intensitas jenis tanaman yang dirusak adalah pisang dan kakao. Intensitas waktu perjumpaan yang tinggi pada 05.00 – 07.45 WIB, pada siang hari jarang sekali ditemukan dan dapat dijumpai kembali pada 16.00–17.30 WIB. Upaya mitigasi yang dilakukan yaitu dengan cara mengusirnya atau dipindahkan. Kata kunci: Agroforestri, Mitigasi, Presbytis melalophos, Simpai. ABSTRACT One of the contents within the Government Regulation No. 6 Year 2007 is regulating permissions on how communities can sustainably utilize forest land exclude in protection blocks, for instance agroforestry. In agroforestry, Forest Area Reg 25, Pematang Tanggang Kelumbayan Tanggamus there is a harassment done by protected animal: simpai (Presbytis melalophos). The underlying repercussions from this harassment particularly because agroforestry systems which managed by the society contains food sources which simpai appeals, such as juvenile leaves and fruits. Therefore, this study aimed to analyze the intensity of disturbance based on activity range, type of crop, timing of activities and analyze the mitigation effort through observation and interview methods. The results shown that the highest disturbance done by simpai based on the activity range is on agroforestry area where feed resources are quite large. While, type of plants that being disturbs mostly; bananas and cocoa. In addition, the intensity of encounter time predominantly at 5:00 to 7:45 pm, while in the afternoon it is hard to find and found again at 16:00 to 17:30 pm. Mitigation effort mostly by cast out the simpai or relocates it. Key words: Agroforestry, Mitigation, Presbytis melalophos, Simpai.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: > Kehutanan
Program Studi: Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Kehutanan
Pengguna Deposit: 9306351 . Digilib
Date Deposited: 03 Mar 2017 02:18
Terakhir diubah: 03 Mar 2017 02:18
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/25953

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir