AULIA VERAMITA SARI, 1216031022 (2017) MAKNA KESENIAN TRADISIONAL KUDA LUMPING SEBAGAI SENI PERTUNJUKAN (Studi Kasus Pada Grup Kesenian Kuda Lumping “Bima Sakti” dan Masyarakat Kelurahan Campang Raya, Sukabumi, Bandar Lampung). FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
ABSTRAK.pdf Download (137Kb) | Preview |
|
File PDF
SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya pengguna terdaftar Download (3446Kb) |
||
|
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (1608Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Kuda lumping merupakan seni pertunjukan masyarakat etnis Jawa yang memiliki pesan heroik atau keprajuritan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui proses pertunjukan kuda lumping “Bima Sakti”, (2) mengetahui simbol apa saja yang terdapat pada kesenian kuda lumping “Bima Sakti”, (3) mengetahui makna yang terkandung pada kesenian kuda lumping “Bima Sakti”, dan (4) mengetahui fungsi, simbol, dan makna pada saat pertunjukkan berlangsung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan dijelaskan secara deskriptif dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori struktur kumulatif (Ekman dan Friesen) dan teori simbol (Sussane K. Langer). Hasil penelitian ini adalah pertunjukan kuda lumping dimulai dengan melakukan ritual berupa pembakaran menyan dan juga menggunakan sesajen. Setelah itu tarian-tarian mulai ditampilkan, mulai dari tari wedhoan, tari celeng, tari barong, tari kuda lumping dan masuk ke tahap kesurupan. Simbol yang terdapat pada kesenian ini adalah simbol kegagahan/heroik. Pada sesaji yang digunakan juga terdapat simbol kehidupan, keindahan, keramaian, dan yang lainnya. Kemenyan dan sesaji digunakan sebagai sarana komunikasi antara pawang dan juga leluhur/roh halus. Kesenian ini menceritakan tentang peperangan yang dilakukan oleh para prajurit kerajaan dalam melawan musuh untuk mempertahankan daerah kekuasaan. Dikarenakan Indonesia memiliki berbagai macam etnis, maka cerita asal usul kuda lumping ini bervarian sesuai dengan daerah masing-masing. Walaupun begitu, inti dari kesenian ini tetap sama, yaitu peperangan. Dalam pertunjukannya, kesenian kuda lumping ini menggunakan anyaman bambu yang berbentuk kuda dan juga pecut. Kata kunci : Kuda Lumping, Makna, Seni Pertunjukan THE MEANING OF TRADITIONAL ART KUDA LUMPING AS PERFORMING ART (Case Study On Kuda Lumping Group “Bima Sakti” and Society in Campang Raya, Sukabumi, Bandar Lampung) Kuda lumping is a Javanese performing art which brings the heroism or heroic message. The purpose of this research are (1) Knowing the process of kuda lumping “Bima Sakti” performance, (2) Knowing what symbols are used in kuda lumping “Bima Sakti”, (3) Knowing the meaning of kuda lumping “Bima Sakti” art, and (4) Knowing the functions of symbols and meanings shown during the performance. This research uses qualitative-descriptive approach and observation, interview, and documentation methods. This research uses Cumulative Structure Theory (Ekman and Friesen) and Theory of Symbol (Sussane K. Langer). The result of this research are kuda lumping performance started by doing rituals such as burning the incense and using “sesajen”. After that, the dances started to be shown, from wedhoan dance, celeng dance, barong dance, kuda lumping dance, and end up to trance. The symbols in this art represent heroism. There are also symbols in “sesaji”, which represent life, beauty, hilarity, and etc. The insence and “sesaji” are used as the communication media between shaman and ancestors or spirits. This art tells us about the war of the kingdom warriors against the enemies in order to protect their lands. Since Indonesia has so many ethnics, there are many variants of origin stories of kuda lumping based on the regions. Eventhough there
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | > HE Transportation and Communications |
Program Studi: | Fakultas ISIP > Prodi Ilmu Komunikasi |
Pengguna Deposit: | 33901704 . Digilib |
Date Deposited: | 27 Jul 2017 02:15 |
Terakhir diubah: | 27 Jul 2017 02:15 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27509 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |