BUDAYA MANJAU DIBINGI (Studi Pergaulan Muli Mekhanai di Pekon Penengahan Kecamatan Karya Penggawa, Pesisir Barat

ZIRWAN SIDDIK, 1316011085 (2017) BUDAYA MANJAU DIBINGI (Studi Pergaulan Muli Mekhanai di Pekon Penengahan Kecamatan Karya Penggawa, Pesisir Barat. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (1563Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya pengguna terdaftar

Download (1888Kb)
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (1883Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui norma atau tata cara pelaksaan budaya Manjau Dibingi, perubahan yang terjadi pada budaya Manjau Dibingi, dan upaya yang dilakukan untuk melestarikan budaya Manjau Dibingi pada masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Penengahan, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, display data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Penelitian ini dilakukan di Pekon Penengahan, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata cara Manjau Dibingi yaitu dengan Bujang datang kerumah gadis sekitar pukul 7.30 malam dengan berpakaian celana panjang dan kemeja, serta membawa sarung dan lampu senter. Apabila memakai cara Setekutan maka bujang tidak boleh naik ke rumah gadis melaikan mengobrol dengan gadis di bagian belakang rumah atau bagian dapur. Bujang dan gadis akan berbincang hingga kurang lebih pukul 12 malam. Budaya Manjau Dibingi masih dilakukan hingga saat ini dengan cara yang sudah ada sebelumnya, yaitu cara yang sudah ada menggantikan cara Setekutan, Intensitas pelaksanaan budaya Manjau Dibingi sudah agak berkurang karena dalam melakukan pendalaman cukup berhubungan dengan memakai handphone, tata cara Manjau Dibingi dilakukan oleh para bujang yang benar-benar mempunyai niat untuk serius menjalani hubungan dengan seorang gadis, bujang gadis sudah bebas dalam memilih pasangan karena orang tua tidak lagi menerapkan sisterm perjodohan. Seluruh kalangan mulai dari tokoh adat, pemerintah desa, orang tua, dan bujang gadis masih melaksanakan dan ingin terus melestarikan Budaya Manjau Dibingi tersebut dan upaya yang dilakukan adalah tetap melaksanakan budaya tersebut dalam kehidupan bujang gadis. Kata Kunci: Budaya dan Manjau Dibingi ABSTRACT The purpose of this research is to know the norm or procedure of Culture of Manjau Dibingi, the change that happened to Manjau Dibingi culture, and the effort done to preserve the culture of Manjau Dibingi in Lampung Saibatin society in Pekon Penengah, Penggawa Working Subdistrict, West Coast District. Data collection techniques used are observation, interview and documentation. Data analysis used is data reduction, data display, and verification or withdrawal of conclusion. This research was conducted in Pekon Penengah, Penggawa Working District, West Coast District. The result of the research shows that the procedure of Manjau Dibingi is with Bujang came to the girls house around 7:30 pm with dressing pants and shirt, and carrying gloves and flashlight. When wearing the Setekutan way, a bachelor should not go to a girl's house to chat with a girl in the back of the house or kitchen. Bujang and girl will talk until approximately 12 at night. The Manjau Dibingi Culture of the Mines is still done to this day in a pre-existing way, that is the existing way to replace the way of Setekutan, the intensity of the implementation of the Manjau Dibingi culture, Dibingi has somewhat diminished because in deepening enough to connect with using the mobile phone, Manjau Dibingi ordinance is done by the bujang who really has the intention to seriously undergo a relationship with a girl, a girl's bachelor is free in choosing a partner because parents no longer apply matchmaking sistersm. All the people from indigenous leaders, village government, parents, and girls are still carrying out and want to continue to preserve the Manjau dibingi culture and the effort is to keep the culture in the life of a girl. Keywords: Culture and Manjau Dibinngi

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek:
> HM Sociology
Program Studi: Fakultas ISIP > Prodi Sosiologi
Pengguna Deposit: 52879447 . Digilib
Date Deposited: 15 Aug 2017 07:57
Terakhir diubah: 15 Aug 2017 07:57
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/27938

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir