RELOKASI HIPOSENTER GEMPABUMI WILAYAH SUMATERA BAGIAN SELATAN MENGGUNAKAN METODE DOUBLE-DIFFERENCE (HYPODD)

FHERA CHANDRA DEWI , 1415051026 (2018) RELOKASI HIPOSENTER GEMPABUMI WILAYAH SUMATERA BAGIAN SELATAN MENGGUNAKAN METODE DOUBLE-DIFFERENCE (HYPODD). UNIVERSITAS LAMPUNG, FAKULTAS TEKNIK.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (5Mb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya pengguna terdaftar

Download (5Mb)
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (5Mb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Sumatera Bagian Selatan merupakan daerah yang rawan terhadap bencana gempabumi karena adanya aktifitas tumbukan lempeng tektonik yaitu Lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Kondisi tektonik wilayah ini perlu diketahui dengan melakukan penentuan hiposenter dari gempa yang terjadi. Akurasi dalam penentuan hiposenter memiliki tingkat kesalahan tertentu sehingga perlu dilakukan relokasi untuk menentukan ulang hiposenter gempabumi agar menjadi lebih akurat. Untuk menghasilkan hiposenter yang lebih akurat ini dilakukanlah relokasi hiposenter dengan menggunakan Metode Double Difference. Pada dasarnya prinsip dari Metode Double Difference adalah jika jarak antara dua event gempabumi yang berdekatan lebih dekat dibandingkan jarak antara event gempabumi ke stasiun, maka ray path kedua event gempabumi tersebut dapat dianggap mendekati sama. Pada penelitian ini data yang digunakan berupa data arrival time gelombang P dan S pada rentang waktu April 2009 s.d Desember 2017 dengan koordinat 0º s.d 7º LS dan 98º s.d 106º BT. Jumlah gempabumi yang terelokasi adalah sebanyak 3592 dari 3630 gempabumi. Gempabumi yang tidak terelokasi disebabkan saat proses relokasi terdapat beberapa gempabumi yang menjadi airquake. Airquake adalah gempabumi yang berlokasi di atas permukaan setelah direlokasi. Hasil dari relokasi hiposenter menggunakan hypoDD menghasilkan hiposenter yang lebih baik, dibuktikan dengan banyaknya waktu residual waktu tempuh setelah relokasi yang mendekati nilai nol dan gempabumi dengan kedalaman 10 km mengalami perubahan serta lebih dapat menggambarkan pola tektonik dan subduksi. Distribusi gempabumi bersumber dari zona subduksi dari pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Eurasia, ditunjukkan dengan distribusi gempa yang semakin dalam ke arah Timur. Serta sudut penunjaman subduksi Utara ke Selatan terlihat semakin curam karena usia dari zona subduksi semakin ke Selatan semakin tua dan tidak mudah patah sehingga tingkat kegempaannya lebih sedikit terjadi. Kata kunci: Gempabumi, Relokasi hiposenter, Double Difference (HypoDD), Zona Subduksi ii ABSTRACT Southern Sumatra is a prone area of earthquake due to the subduction of tectonic plates that are Indo-Australian Plate and Eurasian Plate. The tectonic condition of this region needs to be identified by determining the hypocenter of the earthquake that occurred. Accuracy in the determining the hypocenter has a certain error rate so. Therefore, to make it more accurate, relocation should be done to redefine the earthquake hypocenter. To produce a more accurate hypocenter, the hypocenter relocation is done by using the double difference method. Basically, the principle of the double-difference method is that if the distance between two adjacent earthquake events is closer than the distance between the earthquake events to the station, then the second ray path of the two earthquake events can be considered as approximately equal. In this study, the data was in the form of arrival time data of P and S waves from April 2009 to December 2017 with coordinates 0º to 7º latitude and 98º to 106º longitude. The number of relocated earthquakes was 3592 of 3630 earthquakes. Some earthquakes were not relocated because in the relocation process there were several earthquakes that became airquake. Airquake is an earthquake that is located above the surface after being relocated. The results of the hypo-centered relocation using hypoDD showed a better hypocenter, proved by the large amount of residual travel time after the near-zero relocation and earthquake with 10 km depth changed and described tectonic clearer tectonic patterns and subduction. The distribution of earthquakes sourced from the subduction zone of the Indo-Australian and Eurasian Plate encounters shown by earthquake distributions that were getting deeper to the east. In addition, the angle of subduction from north to south seemed increasingly steep as the age of the subduction zone to the south getting older and was not easily broken so less earthquake occurred. Keywords: Earthquake, hypocenter relocation, Double Difference (HypoDD), Subduction zone. i

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: > G Geography (General)
> GB Physical geography
Program Studi: Fakultas Teknik > Prodi S1-Teknik Geofisika
Pengguna Deposit: 201839616 . Digilib
Date Deposited: 02 Aug 2018 07:38
Terakhir diubah: 02 Aug 2018 07:38
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/32542

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir