PENGARUH BENZILADENIN (BA) DAN THIDIAZURON (TDZ) TERHADAP PEMBENTUKAN BUNGA ATAU KEIKI PADA MATA TUNAS TANGKAI BUNGA PHALAENOPSIS HIBRIDA

MUKHAILA IRYANI, 1724011011 (2019) PENGARUH BENZILADENIN (BA) DAN THIDIAZURON (TDZ) TERHADAP PEMBENTUKAN BUNGA ATAU KEIKI PADA MATA TUNAS TANGKAI BUNGA PHALAENOPSIS HIBRIDA. Masters thesis, Universitas Lampung.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (29Kb) | Preview
[img] File PDF
TESIS FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (916Kb)
[img]
Preview
File PDF
TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (779Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Hybrid moth orchid (genus Phalaenopsis) is one of the most popular ornamentals in Indonesia, due to its beautiful and long-lasting flowers. This orchid has a high economic value and become a favourite house plant for collection as well as a profitable ornamental in commercial trade. Cultivated hybrid Phalaenopsis generally bloom once a year under regular watering and fertilizing, provided that the light intensity and ambient temperature is suitable. In very warm day and night temperatures, however, re-blooming of Phalaenopsis often meet with low success, since the day and night temperatures for its optimum flower induction are 21 0 C and 19 0 C, respectively. After the first bloom is withered away, the flowerstalk buds of Phalaenopsis have the potential to break and grow into keiki or flower spike. Plant growth regulator (PGR) in the group of cytokinin has been widely documented as a flower-inducing substance in several orchids as well as a shoot-inducing PGR in many plants. Two PGR substances widely known are Benzyladenine (BA) and Thidiazuron (TDZ). However, the optimal concentration and its mechanism in inducing flower-stalk bud and re-blooming is still unclear. This current research aimed to study the effects of BA and TDZ application in the form of lanolin paste on hybrid Phalaenopsis flower-stalk buds. This study was conducted in August to December 2018 at the greenhouse laboratory Faculty of Agriculture University of Lampung. This study was a completely randomized design with four replications. Each experimental unit was consisted of one plant. There was 2 group of experiment, using BA (i) and BA+TDZ (ii). For the first experiment, the sheath of the fourth or fifth buds of Phalaenopsis flower stalk from the base were carefully opened, then several concentration of BA (0, 1000, 1500, 3000, or 6000 ppm) in the form of lanolin paste were smeared once over the opened buds. After 10 weeks, percentage of bud break into flower spike or keiki, length of shoots or spike and number of open flowers were recorded. The results showed, that neither of the buds under the control treatment (without BA), 1000 ppm nor 1500 ppm BA broke and grew into keiki or spike. On the other hand, application of BA at 3000 ppm or 6000 ppm successfully induced 100% flower spikes on the buds treated. No keiki was formed in all buds treated. In addition, treatment of the buds with 6000 ppm BA produced longer flower spikes as well as more open flowers. For the second experiment we divided into 5 group including control group without PGR, only BA 1000 ppm without TDZ, BA 1000 ppm + TDZ 2,5, 5 and 10 ppm. The results showed that the application of 1x smeared of BA 1000 ppm + TDZ in 2.5, 5 and 10 ppm successfully induced flower-stalk bud in hybrid Phalaenopsis (succesfully rate 100%). In the other hand, control group without PGR and BA 1000 ppm without TDZ can not induced flower-stalk bud in hybrid Phalaenopsis. The one time smeared of 1000 ppm BA + 2.5 ppm TDZ induced 67% keiki and 33% flower of hybrid Phalaenopsis. The 5 ppm TDZ + 1000 ppm BA resulted 67% abnormal structure between keiki and flower and 33% inflorescence flower, whereas the 10 ppm TDZ with 1000 ppm BA smeared showed 100% inflorescence flower. The more concentration of TDZ was combined in 1000 ppm BA that we applicate, the more inforescence flower we got from the hybrid Phalaenopsis. Key words: benzyladenine, flower-stalk buds, lanolin, Phalaenopsis, spikes, thidiazuron Tanaman Anggrek bulan (Phalaenopsis hibrida) sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia karena keindahan warna, corak, ukuran dan bentuk bunganya yang beraneka ragam. Di samping itu, bunga Phalaenopsis dapat bertahan mekar dan segar selama dua hingga empat bulan. Anggrek bulan hibrida, baik yang berwarna putih berukuran besar atau yang berwarna-warni sering tampak menghiasi halaman rumah maupun fasilitas umum seperti bandara, kantor-kantor atau hotel. Di samping mendukung sektor pariwisata, tanaman hias pot dengan bunga berbentuk kupu-kupu besar ini bernilai ekonomi tinggi. Siklus hidup Phalaenopsis terdiri dari fase vegetatif dan fase generatif atau fase tanaman mampu berbunga, dimana untuk tumbuh optimalnya, tanaman sebaiknya dipelihara dalam rumah kaca yang berbeda pengaturan suhunya. Pada fase vegetatif, Phalaenopsis sebaiknya dipelihara pada lingkungan dengan suhu harian rata-rata 28 0 C hingga 32 0 C dengan sirkulasi udara yang baik untuk memacu pertumbuhan daunnya, suhu untuk induksi bunga optimal adalah 21 0 C dan 19 0 C. Setelah bunga pertama layu, tangkai bunga Phalaenopsis memiliki potensi untuk istirahat dan tumbuh menjadi keiki atau malai bunga baru jika diberi zat pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh (ZPT) pada kelompok sitokinin telah banyak didokumentasikan sebagai zat penginduksi pembungaan di beberapa anggrek. Zat pengatur tumbuh yang banyak dipakai adalah benziladenin (BA) dan Thidiazuron (TDZ). Namun, konsentrasi optimal dan mekanisme dalam mendorong pembentukan bunga ataupun pertumbuhan tunas masih belum jelas. penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek dari BA dan TDZ dalam bentuk pasta lanolin pada mata tunas tangkai bunga Phalaenopsis hibrida. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2018 di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat ulangan. Setiap unit penelitian terdiri dari satu tanaman. Ada 2 kelompok penelitian, menggunakan BA (i) dan BA 1000 + TDZ (ii). Percobaan pertama yaitu satu kali pengolesan pasta lanolin dengan konsentrasi BA (0, 1000, 1500, 3000, dan 6000 ppm). Percobaan kedua yaitu satu kali pengolesan pasta lanolin dengan konsentrasi BA0 kemudian BA 1000 ppm +TDZ (0, 2.5, 5, 10 ppm). Dari penelitian ini diketahui pengolesan satu kali BA pada mata tunas Phalaenopsis hibrida dengan konsentrasi 3000 ppm dan 6000 ppm dapat merangsang pemecahan mata tunas dengan persentase 100 %. Pengolesan satu kali BA 3000 ppm dan BA 6000 ppm dalam bentuk pasta lanolin pada mata tunas Phalaenopsis hibrida merangsang pembentukan bunga dengan persentase 100 %, namun jumlah kuntum bunga yang dihasilkan pada BA 6000 ppm lebih banyak (3-4 kuntum) dibandingkan pada BA 3000 ppm (1 kuntum). Oleh karena itu pasta lanolin yang mengandung konsentrasi BA 6000 ppm dapat direkomendasikan sebagai pemecah mata tunas atau bud breaker yang efektif pada mata tunas tangkai bunga Phalaenopsis. Pengolesan satu kali BA 1000 ppm dalam bentuk pasta lanolin pada mata tunas Phalaenopsis hibrida yang dicampurkan dengan TDZ dengan konsentrasi 2,5, 5 maupun 10 mg/l dapat menyebabkan 100 % pecah mata tunas pada Phalaenopsis hibrida, akan tetapi perlakuan kontrol (tanpa ZPT) dan 1000 ppm BA tanpa TDZ belum mampu menyebabkan pecahnnya mata tunas Phalaenopsis hibrida. Pengolesan satu kali 2,5 ppm TDZ dengan 1000 ppm BA dalam bentuk pasta lanolin pada mata tunas Phalaenopsis hibrida menghasilkan 67 % keiki dan 33 % bunga. Pengolesan 5 ppm TDZ dengan 1000 ppm BA dalam bentuk pasta lanolin pada mata tunas Phalaenopsis hibrida menghasilkan 67 % struktur abnormal antara keiki dan bunga dan 33 % infloresens bunga, sedangkan pengolesan 10 ppm TDZ dengan 1000 ppm BA dalam bentuk pasta lanolin pada mata tunas Phalaenopsis hibrida menghasilkan 100 % infloresens bunga. Makin besar konsentrasi TDZ yang dicampurkan dengan BA 1000 ppm maka makin besar pula proporsi terbentuknya struktur infloresens bunga. Kata kunci: benziladenin, keiki, lanolin, Phalaenopsis, thidiazuron

Jenis Karya Akhir: Tesis (Masters)
Subyek: 600 Teknologi (ilmu terapan) > 630 Pertanian dan teknologi yang berkaitan
Program Studi: Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Magister Agronomi
Pengguna Deposit: UPT Anita Ekarini
Date Deposited: 02 Apr 2022 22:40
Terakhir diubah: 02 Apr 2022 22:40
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/57311

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir