DILLA SARI, 1513033024 (2019) PERGUNDIKAN DALAM TANGSI MILITER BELANDA TAHUN 1830-1918. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
ABSTRAK.pdf Download (7Kb) | Preview |
|
File PDF
SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya staf Download (1540Kb) |
||
|
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (1397Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Terbentuknya Tentara Hindia Timur (Oost Indische Leger) pada tahun 1830, serta perekrutan serdadu di Eropa, Hindia Belanda, dan Afrika. Telah menyebabkan terjalinnya hubungan pergundikan di dalam tangsi militer. Hal ini disebabkan oleh kehidupan bersama di dalam tangsi antara serdadu Eropa yang direkrut bujangan dan serdadu Pribumi yang mayoritas telah menikah dan membawa keluarganya untuk hidup di dalam tangsi. Perempuan-perempuan yang hidup bersama tentara Eropa dalam tangsi militer tanpa adanya ikatan pernikahan disebut moentji. Mereka berperan mengurus rumah tangga laki-laki yang hidup dalam pergundikan bersamanya. Mereka memasak makanan, mencuci, berbelanja, dan membersihkan chambree. Tidak hanya itu mereka juga tidur dengannya dan melahirkan anakanaknya. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini terbagai menjadi tiga yaitu Bagaimanakah proses munculnya pergundikan dalam tangsi militer Belanda?, Bagaimanakah peran yang dijalani sebagai moentji di tangsi militer Belanda?, dan Apasajakah permasalahan yang ditimbulkan oleh Pergundikan Tangsi Militer? Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses munculnya pergundikan dalam Tangsi Militer, peran yang dijalani sebagai moentji di tangsi militer Belanda, dan permasalahan yang ditimbulkan oleh pergundikan tangsi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah (historis). Peneliti menggunakan, teknik kepustakaan, dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis mengambil kesimpulan bahwa perekrutan serdadu yang dilakukan di Eropa, Hindia Belanda, serta Afrika telah menyebabkan terjalinnya hubungan pergundikan yang terjadi di dalam tangsi militer. Perempuan-perempuan yang hidup bersama serdadu Eropa disebut moentji. Mereka bertugas memenuhi segala macam kebutuhan para serdadu di dalam tangsi. Hubungan pergundikan turut menjadi salah satu penyebab meluasnya penyakit kelamin yang dialami para serdadu dan hubungan ini menghasilkan anak-anak yang kebanyakan ditelantarkan oleh orang tuanya. Kata Kunci: Moentji, Pergundikan, Tangsi Militer
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 300 Ilmu sosial > 370 Pendidikan 900 Sejarah dan Geografi > 902 Aneka ragam sejarah |
Program Studi: | FKIP > Prodi Pendidikan Sejarah IPS |
Pengguna Deposit: | UPT Anita Ekarini |
Date Deposited: | 20 Apr 2022 03:09 |
Terakhir diubah: | 20 Apr 2022 03:09 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/58573 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |