PERAN PENYIDIK INDAGSI DALAM MENANGANI KASUS KERACUNAN JAJANAN SEKOLAH YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR SANITASI PANGAN (Studi Kasus Pada POLDA Lampung)

SYARI BUNGA ALLIFIA, 17120111330 (2021) PERAN PENYIDIK INDAGSI DALAM MENANGANI KASUS KERACUNAN JAJANAN SEKOLAH YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR SANITASI PANGAN (Studi Kasus Pada POLDA Lampung). FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK - Syari Bunga.pdf

Download (313Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL - Syari Bunga.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (2366Kb)
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN - Syari Bunga.pdf

Download (2159Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Kasus keracunan makanan sering terjadi di berbagai wilayah di Indonesia khususnya wilayah Provinsi Lampung yang dialami oleh siswa-siswi terutama di Sekolah Dasar akibat jajanan yang dijual para pedagang di lingkungan sekolah tidak higienis dan meragukan standar sanitasi pangan dalam jajanan sekolah. Dalam menangani kasus tersebut penyidik indagsi banyak sekali mengalami berbagai kendala. Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan permasalahan hukum bagaimana peran penyidik dalam menangani kasus keracunan jajanan sekolah yang tidak memenuhi standar sanitasi pangan, dan faktor penghambat bagi penyidik dalam menangani kasus keracunan jajanan sekolah sehingga tidak sampai ketahap peradilan. Pendekatan masalah yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris yaitu menggunakan bahan kepustakaan dan wawancara dengan narasumber penyidik indagsi polda lampung, Pengawas Farmasi dan Makanan (PFM) Ahli Madya bidang Informasi dan Komunikasi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Provinsi Lampung dan akademisi/dosen fakultas hukum unila. Sumber data yang digunakan adalah primer dan data sekunder Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peran penyidik indagsi dalam menangani kasus keracunan jajanan sekolah yang tidak memenuhi standar sanitasi pangan adalah dengan melakukan koordinasi kepada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) baik untuk melaporkan adanya zat berbahaya dalam suatu jajanan atau dalam mengedukasi mayarakat. Faktor penghambat bagi penyidik dalam menangani kasus tersebut adalah sarana dan fasilitas, masyarakat dan kebudayaan. ii Syari Bunga Allifia Saran dalam penelitian ini, selain sarana dan fasilitas yang harus memadai untuk mempercepat penyidikan, memberikan edukasi, rasa percaya kepada masyarakat menjadi hal penting dalam keberhasilan menangani kasus tersebut. Merubah kebiasaan buruk yang sudah membudaya seperti jajan sembarangan juga akan menekan kasus keracunan jajanan. Kata kunci : Peran Penyidik, Kasus Keracunan, Standar Saniasi Pangan Cases of snacks poisoning often happen in several areas of Indonesia especially in Lampung Province which is experienced by the students mainly in elementary schools, as results of snacks sold by merchants in poorly hygienic schools and questioning the standards of food sanitation in schools. And the investigation into the case has led to many obstacles. Based on the background above, it has been established that the legal question of how investigators can play a role in dealing with cases of school snacks poisoning which do not meet standards of food sanitation, and the hurdles for the investigators in dealing with cases of school snacks poisoning, so those could not go to the court law. To address those two problems, the author conducted a study with normatif yuridis approach and empirical yuridis approach using literature and interviews with the source from indagtion investigator of Polda Lampung, a pharmacist and food (PFM) expert in information and communication of BPOM Lampung Province and lecturer of Law Faculty of UNILA. The data used is primary and secondary data. And done studies with field studies, analysis of the money data used is qualitative. Based on the results of the research conducted, the role of investigators in handling cases of school snacks poisoning which do not meet food sanitation standards is by coordinating with BBPOM either to report the presence of hazardous substances in a snack or in educating the public. Inhibiting factors for investigators in handling the case is the means and facilities, society and culture. The author suggests that in addition to adequate facilities and equipment to speed up investigations, providing education, trust in the community is important in successfully handling the case. Keywords: The Role of Investigators, Poisoning Cases, Standards of Food Saniation

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial > 340 Ilmu hukum
Program Studi: Fakultas Hukum > Prodi Ilmu Hukum S1
Pengguna Deposit: UPT . Desi Zulfi Melasari
Date Deposited: 12 May 2022 02:55
Terakhir diubah: 12 May 2022 02:55
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/60821

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir