PERAN PENYIDIK DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN ANAK. ( Studi Kasus di Polda Lampung )

Jhon, E.J Situmorang (2023) PERAN PENYIDIK DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN ANAK. ( Studi Kasus di Polda Lampung ). Masters thesis, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (13Kb) | Preview
[img] File PDF
TESISSSS FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (2196Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
TESISSSS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN .pdf

Download (2108Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Tindak Pidana Persetubuhan anak saat sekarang ini semakin meningkat khususnya terjadi dikalangan keluarga yang dilakukan oleh anggota keluarga itu sendiri atau temen dekat korban. Untuk menangani tindak pidana persetubuhan anak kepolisian Republik Indonesia memiliki peran melalui penyidik untuk bertugas melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat serta melakukan penegakan hukum demi terciptanya ketertiban, mengingat hukum sebagai pedoman bagi manusia untuk membatasi tingkah laku dan perbuatan yang dapat merugikan serta sebagai pemberi efek jera terhadap pelaku kejahatan seksual. Permasalahan dalam penulisan tesis ini adalah bagaimana peran penyidik dalam menangani tindak pidana persetubuhan anak dan mengapa terjadi faktor-faktor yang menghambat peran kepolisian dalam upaya menangani tindak pidana persetubuhan anak? Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris, yaitu dilakukan wawancara dengan nara sumber atau aparat penegak hukum, kemudian penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisa peran penyidik kepolisian, prosedur pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan dan data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisa secara kualitatif agar mudah dipahami. Hasil penelitian yang diperoleh terhadap tindak pidana persetubuhan anak di Polda Lampung adalah bahwa peran penyidik dalam menangani persetubuhan anak terdiri dari tiga peran yaitu peran normatif, peran ideal dan peran faktual. Peran yang dilaksanakan oleh penyidik kepolisian adalah peran normatif yaitu peran dilakukan yang didasarkan pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. dan Peran faktual yaitu peran yang dilakukan oleh penyidik kepolisian yang didasarkan pada kenyataan secara kongkrit di lapangan atau kehidupan sosial yang terjadi secara nyata berdasarkan tugas dan wewenangnya. Sedangkan peran ideal yang dijalankan oleh penyidik kepolisian yang berdasarkan nilai-nilai ideal atau yang seharusnya dilakukan sesuai dengan kedudukan di dalam suatu sistem belum dapat dijalankan mengingat adanya beberapa hambatan dan kekurangan. Faktor-faktor penghambat yang dihadapi oleh penyidik adalah faktor substansi hukum, fakor penegak hukum, faktor sarana prasarana, dan faktor masyarakat serta faktor budaya. Saran yang disampaikan oleh penulis agar sebaiknya jumlah penyidik yang mempunyai kompetensi di bidang penanganan anak ditambah, dan perlu dilengkapi sarana prasarana berupa ruang khusus pemeriksaan anak, kendaraan dinas dan ahli psikiater untuk mendampingi korban agar proses penyidikan berjalan dengan cepat. Kata kunci: Peran Penyidik, Tindak Pidana Persetubuhan, Anak The crime of child sexual intercourse is currently increasing, especially among families and carried out by the victim's family or close friends of the victim. The police have a role through investigators to protect, protect and serve the community and carry out law enforcement for the sake of creating order. The problem in writing this thesis is what is the role of investigators in dealing with criminal acts of child sexual intercourse and what are the factors that hinder the role of the police in dealing with criminal acts of child sexual intercourse? This study uses a normative juridical and empirical juridical approach. Normative research is carried out on theoretical matters of legal principles, while the empirical approach is carried out to study the law in reality in the form of legal opinions, attitudes and behavior. The results of the research obtained on the crime of child sexual intercourse at the Lampung Regional Police are that in 2019 it reached 95 cases, in 2020 it reached 100 cases, and in 2021 it reached 125 cases. This case occurs because children are very weak people so that the perpetrators are free to have intercourse, especially when accompanied by threats and persuasion, so that the perpetrators feel safe in having intercourse with children. The role of the investigator is to maintain public security and order, enforce the law, and provide protection, protection and service to the community. carry out functions such as providing police services to the public in the form of receiving and handling reports or complaints, requests for assistance or assistance, making arrests, detentions, searches, investigations and investigations of suspects. The suggestion submitted by the author should be that the number of investigators and investigators who have competence is increased and needs to be equipped with equipment in the form of forensic laboratories in each regional police, so that the investigation process runs quickly. Keywords: The Role of Investigators, Handling Sexual Intercourse, Children

Jenis Karya Akhir: Tesis (Masters)
Subyek: 300 Ilmu sosial > 340 Ilmu hukum
300 Ilmu sosial > 340 Ilmu hukum > 345 Hukum pidana
Program Studi: Fakultas Hukum > Magister Hukum S2
Pengguna Deposit: 2301049733 . Digilib
Date Deposited: 27 Jan 2023 04:38
Terakhir diubah: 27 Jan 2023 04:38
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/68535

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir