SINERGITAS DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG DAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM MEWUJUDKAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2022

CANDRA WAHYUDI, MUHSIN (2023) SINERGITAS DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG DAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM MEWUJUDKAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2022. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
1. ABSTRAK.pdf

Download (2705Kb) | Preview
[img] File PDF
2. SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (2321Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (2484Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Bandar Lampung sampai tahun 2020 belum mencapai 20% yaitu baru mencapai 11,8% dan belum mengedepankan fungsi dan estetika dari sebuah ruang terbuka hijau. Tujuan penelitian ini mengetahui sinergitas DPRD Kota Bandar Lampung dalam kepedulian ruang terbuka hijau di Kota Bandar Lampung dengan menggunakan teori Terry meliputi perencanaan, pengoranisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Metode dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinergitas DPRD Kota Bandar Lampung dalam kepedulian ruang terbuka hijau di Kota Bandar Lampung belum dilaksanakan secara optimal. Sinergitas dalam perencanaan yang tidak optimal antara DPRD Kota Bandar Lampung dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung berusaha untuk memaksimalkan ketersediaan ruang terbuka hijau yang tersedia dengan melihat skala prioritas dengan fokus menyediakan taman-taman di sejumlah wilayah di Kota Bandar Lampung. Sinergitas dalam pengorganisasian yang tidak optimal antara dalam penggorganisasian DPRD Kota Bandar Lampung dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung belum maksimal karena terbatasnya anggaran dan ketersediaan lahan dan sudah berusaha untuk mengejar 20% tersebut. Sinergitas dalam pelaksanaan yang tidak optimal antara, berbagai pertimbangan dilakukan dalam merealisasikan ruang terbuka hijau di Kota Bandar Lampung baik dari sisi politis, urgensi dan lainnya menjadikan program pemenuhan ruang terbuka hijau tersingkirkan. Sinergitas dalam pengawasan yang tidak optimal, berdasarkan pemantauan DPRD Kota Bandar Lampung mengadakan rapat evaluasi untuk membahas apa saja yang menjadi penghambat sehingga tidak optimal, dan pemerintah kota melakukan pemanggilan pada pihak ketiga yaitu UPT taman, guna menyelesaikan kendala atau perihal yang terjadi agar pemenuhan ruang terbuka hijau terealisasikan sebagai mana yang diinginkan yaitu menjadi 20%. Kata kunci : Ruang Terbuka Hijau, Ketersediaan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ABSTRACT The existence of green open spaces (RTH) in the City of Bandar Lampung until 2020 has not reached 20% which only reached 11.8% and has not prioritized the function and aesthetics of a green open space. The purpose of this study was to determine the synergy of the Bandar Lampung City DPRD in caring for green open spaces in Bandar Lampung City by using the Terry theory including planning, organzing, implementation and supervision. The method in this study uses descriptive qualitative. Data collection techniques are interviews, observation, and documentation. The results of the study indicate that the synergy of the Bandar Lampung City DPRD in caring for green open spaces in Bandar Lampung City has not been implemented optimally. The synergy in planning that is not optimal between the Bandar Lampung City DPRD and the Bandar Lampung City Environment Service is trying to maximize the availability of available green open space by looking at the priority scale with a focus on providing parks in a number of areas in Bandar Lampung City. The synergy in organizing that was not optimal between the Bandar Lampung City DPRD and the Bandar Lampung City Environment Service was not maximized due to limited budget and land availability and had been trying to catch up to the 20%. Synergy in the implementation that is not optimal between various considerations carried out in realizing green open spaces in the City of Bandar Lampung both from a political, urgency and other perspective makes the green open space fulfillment program eliminated. Synergy in supervision that is not optimal between, based on monitoring by the Bandar Lampung City DPRD holding an evaluation meeting to discuss what are the obstacles so that it is not optimal, and the city government summons a third person, namely the UPT park, to resolve obstacles or matters that occur so that space is fulfilled green open space is realized as desired, namely to 20%. Keywords : Green Open Space, Availability, Regional People's Consultative Council

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial
300 Ilmu sosial > 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan)
Program Studi: Fakultas ISIP > Prodi Ilmu Pemerintahan
Pengguna Deposit: 2301579910 . Digilib
Date Deposited: 16 Jun 2023 01:22
Terakhir diubah: 16 Jun 2023 01:22
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/72267

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir