ANALISIS DISPARITAS PIDANA TERHADAP PELAKU SKIZOFRENIA PARANOID (Studi Putusan No. 2353/Pid.B/2018/PN.Mdn dan Putusan No. 288/Pid.B/2020/PN.Pms)

INRIANA, ANGELA (2023) ANALISIS DISPARITAS PIDANA TERHADAP PELAKU SKIZOFRENIA PARANOID (Studi Putusan No. 2353/Pid.B/2018/PN.Mdn dan Putusan No. 288/Pid.B/2020/PN.Pms). FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS LAMPUNG .

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (150Kb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (1639Kb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (1533Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Putusan No. 2353/Pid.B/2018/PN.Mdn dan No. 288/Pid.B/2020/PN.Pms merupakan putusan atas tindak pidana Pasal 338 KUHP yaitu melakukan pembunuhan dan kedua terdakwa didiagnosa pengidap penyakit skizofrenia paranoid, namun dalam hal ini terdapat perbedaan penjatuhan pidana, yang mana perkara No. 2353/Pid.B/2018/PN.Mdn hakim memerintah untuk terdakwa dirawat di rumah sakit jiwa, sedangkan perkara No. 288/Pid.B/2020/PN.Pms dijatuhi pidana penjara selama 13 (tiga belas) tahun. Perbedaan penjatuhan pidana penjara tersebut menimbulkan terjadinya disparitas pidana. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah pertimbangan hakim tentang disparitas pada perkara No. 2353/Pid.B/2018/PN.Mdn dan No. 288/Pid.B/2020/PN.Pms dan faktor yang menyebabkan adanya dispaitas pidana pada putusan perkara No. 2353/Pid.B/2018/PN.Mdn dan No. 288/Pid.B/2020/PN.Pms. Penelitian menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Jenis data menggunakan data sekunder dan data primer. Narasumber penelitian terdiri Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur Kelas 1A dan Dosen Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung dan Advokat pada RHS & Partners. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa dasar pertimbangan hakim pada putusan perkara Nomor 2353/Pid.B/2018/PN.Mdn dan putusan Nomor 288/Pid.B/2020/PN.Pms didasari atas pertimbangan yuridis yaitu bahwa terpenuhinya unsur Pasal 338 KUHP pada kedua putusan tersebut, serta pada putusan Nomor 288/Pid.B/2020/PN.Pms hakim berpendapat bahwa terdakwa tidak mengidap gangguan kejiwaan skizofrenia paranoid yang dapat dijadikan sebagai alasan pemaaf sehingga Hakim menjatuhi pidana penjara selama 13 (tiga belas) tahun, hal tersebut dapat dilihat dari fakta-fakta persidangan yang telah disampaikan oleh Hakim serta didasari oleh hal-hal yang meringankan atau memberatkan terdakwa dimana terdakwa telah membunuh nyawa orang lain. Selain hal tersebut adanya penyebab disparitas pada kedua putusan tersebut yaitu adanya perbedaan pemidanaan dengan satu tindak pidana yang sama yaitu samasama mengidap penyakit skizofrenia paranoid dan melakukan pembunuhan, penyebab terjadinya disparitas antara kedua putusan tersebut didasari dengan adanya perbedaan pertimbangan hakim sehingga timbul disparitas pemidanaan. Saran dalam penelitian ini adalah hendaknya hakim dalam mengatur alasan pemaaf terhadap pelaku tindak pidana yang mengidap penyakit kejiwaan pada kedua putusan tersebut tidak hanya dapat memikirkan keadilan semata masyarakat saja akan tetapi mempertimbangkan kejiwaan terdakwa dimana terdakwa membutuhkan perawatan kejiwaan yang lebih layak di rumah sakit jiwa sehingga terdakwa dapat sembuh dan gangguan yang diderita terdakwa tidak akan kambuh lagi dan dapat mencegah terdakwa mengulangi perbuatannya kembali. Kata kunci: Disparitas Pidana, Skizofrenia Paranoid, Pertimbangan Hakim ABSTRACT CRIMINAL DISPARITY ANALYSIS OF PARANOID SCHIZOPHRENIA (Study of Court Decision Number 2353/Pid.B/2018/PN.Mdn and Number 288/Pid.B/2020/PN.Pms) By Inriana Angela Study of Court Decision No. 2353/Pid.B/2018/PN.Mdn and No. 288/Pid.B/2020/PN.Pms is a decision on the crime of Article 338 of the Criminal Code, namely committing murder and the two defendants were diagnosed with paranoid schizophrenia, but in this case there is a difference in sentencing, in which case No. 2353/Pid.B/2018/PN.Mdn the judge ordered the defendant to be treated in a mental hospital, while case No. 288/Pid.B/2020/PN.Pms was sentenced to thirteen years in prison. The difference in the sentence of imprisonment has led to a disparity in sentences. The problems examined in this study are analyzing the judge's considerations about the disparity in case No. 2353/Pid.B/2018/PN.Mdn and No. 288/Pid.B/2020/PN.Pms and factors that lead to criminal disparities in the decision on case No. 2353/Pid.B/2018/PN.Mdn and No. 288/Pid.B/2020/PN.Pms. The research uses normative juridical and empirical juridical approaches. Types of data using secondary data and primary data. Research sources consisted of judges at the East Jakarta District Court Class 1A and Lecturers in the Criminal Law Department at the Law Faculty of the University of Lampung and Advocates at RHS & Partners. Data analysis used is qualitative analysis. The results of the study show that the basis for the judge's considerations in the decision of case No. 2353/Pid.B/2018/PN.Mdn and decision No. 288/Pid.B/2020/PN.Pms is based on juridical considerations namely that the elements of Article 338 of the Criminal Code are fulfilled in both decisions mentioned, as well as in decision Number 288/Pid.B/2020/PN.Pms the judge was of the opinion that the defendant did not suffer from paranoid schizophrenia psychiatric disorder which could be used as an excuse so that the Judge sentenced him to imprisonment for thirteen years, this can be seen from facts trials that have been delivered by the judge and are based on mitigating or aggravating circumstances for the defendant where the defendant has Inriana Angela killed another person's life. In addition to this, there is a cause for the disparity in the two decisions, namely the difference in sentencing for the same crime, namely both suffering from paranoid schizophrenia and committing murder. The suggestion in this study is that the judge should, in setting the reason for forgiving the perpetrator of a crime who has a mental illness in the two decisions, not only think about justice for the community alone, but also consider the psychology of the defendant where the defendant needs more proper psychiatric care in a mental hospital so that the defendant can be cured and the disturbance suffered by the defendant will not recur and can prevent the defendant from repeating his actions again. Keywords: Criminal Disparity, Paranoid Schizophrenia, Judge’s Consideration

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial > 340 Ilmu hukum > 345 Hukum pidana
Program Studi: Fakultas Hukum > Prodi Ilmu Hukum S1
Pengguna Deposit: 2301798467 . Digilib
Date Deposited: 19 Jun 2023 04:32
Terakhir diubah: 19 Jun 2023 04:32
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/72426

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir