SYAHNA , ARDANI (2023) PENDIDIKAN BAGI KALANGAN INDO-EROPA DI GIESTING TAHUN 1926-1942. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
ABSTRAK.pdf Download (4Mb) | Preview |
|
File PDF
SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya staf Download (5Mb) | Minta salinan |
||
|
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (5Mb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Kehidupan kaum Indo-Eropa di Hindia Belanda pada awal abad ke 20 mengalami kesulitan akibat adanya persaingan pekerjaan dengan kaum pribumi. Kondisi tersebut mendorong kaum Indo-Eropa melakukan kolonisasi untuk membentuk kelas pertanian bagi kaum Indo-Eropa. Daerah kolonisasi yang dipilih berada di Lampung yang dinamakan Giesting. Kaum Indo-Eropa mengembangkan Giesting menjadi daerah yang memiliki berbagai fasilitas, termasuk akses pendidikan melalui pendirian sekolah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1). Apa sajakah lembaga pendidikan bagi kalangan Indo-Eropa di Giesting tahun 1926-1942?, dan 2). Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan bagi kalangan Indo-Eropa di Giesting tahun 1926-1942?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan bagi kalangan Indo-Eropa di Giesting tahun 1926-1942. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode historis yang meliputi tahap heuristik, kritik, interpretasi, historiografi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, kepustakaan, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data historis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua lembaga pendidikan yang didirikan di Giesting pada tahun 1926-1942 yaitu ELS (Europese Lagere School) dan Landbouwschool. ELS dibuka tahun 1927. ELS merupakan lembaga pendidikan yang setara dengan sekolah dasar. Sekolah ini mendapatkan subsidi dari pemerintah serta memiliki pengajar yang diperbantukan oleh Departemen Pendidikan. Adapun Landbouwschool dibuka tahun 1929-1942 dengan siswa berjumlah 10 orang. Landbuwschool merupakan sekolah pertanian yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman pertanian kepada para siswanya sebagai penunjang masa depan pertanian di Giesting. Setelah kedatangan Jepang ke Hindia-Belanda pada taun 1942, seluruh warga Indo-Eropa yang ada di Giesting ditangkap, serta lembaga pendidikan ELS dan Landbouwschool ditutup. Kata Kunci: Pendidikan, Indo-Eropa, Giesting ABSTRACT The life of Indo-Europeans in the Dutch East Indies in the early 20th century experienced difficulties due to job competition with indigenous people. This condition encouraged Indo-Europeans to colonize to form an agricultural class for Indo-Europeans. The colonization area chosen was in Lampung, which was called Giesting. The Indo-Europeans developed Giesting into an area that had various facilities, including access to education through the establishment of schools. The problem formulations in this research are 1). What were the educational institutions for Indo-Europeans in Giesting in 1926-1942, and 2). How was the implementation of education for Indo-Europeans in Giesting in 1926-1942? This research aims to find out the education for Indo-Europeans in Giesting in 1926-1942. The method used in this research is the historical method which includes the stages of heuristics, criticism, interpretation, historiography. Data collection techniques in this research are documentation techniques, literature, and interviews. The data analysis technique used is historical data analysis technique. The results showed that there were two educational institutions established in Giesting in 1926-1942, namely ELS (Europese Lagere School) and Landbouwschool. ELS opened in 1927. ELS is an educational institution equivalent to elementary school. This school is subsidized by the government and has teachers who are seconded by the Ministry of Education. The Landbouwschool was opened in 1929-1942 with 10 students. Landbuwschool is an agricultural school that aims to provide agricultural knowledge and understanding to its students as a support for the future of agriculture in Giesting. After the arrival of Japan to the Dutch East Indies in 1942, all Indo-European citizens in Giesting were arrested, and the ELS and Landbouwschool educational institutions were closed. Keywords: Education, Indo-European, Giesting
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 000 Ilmu komputer, informasi dan pekerjaan umum |
Program Studi: | FKIP > Prodi Pendidikan Sejarah IPS |
Pengguna Deposit: | 2301895947 . Digilib |
Date Deposited: | 22 Jun 2023 04:08 |
Terakhir diubah: | 22 Jun 2023 04:08 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/72930 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |