ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP PEMBELAAN TERPAKSA MELAMPAUI BATAS (NOODWEER EXCESS) PADA PERKARA PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK SEBAGAI PELAKU (Studi Putusan Nomor 1/Pid.Sus-Anak/2023/PN Gdt)

Nizrina , Farah Rizani (2023) ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP PEMBELAAN TERPAKSA MELAMPAUI BATAS (NOODWEER EXCESS) PADA PERKARA PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK SEBAGAI PELAKU (Studi Putusan Nomor 1/Pid.Sus-Anak/2023/PN Gdt). HUKUM, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (13Mb) | Preview
[img] File PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (13Mb)
[img]
Preview
File PDF
SKRIPSITANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (13Mb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Dalam acara hukum pidana terdapat sebuah perkara yang dilakukan oleh seseorang yang dalam keadaan mendesak (bahaya) melakukan pembelaan atas dirinya sendiri terhadap kejadian yang telah melibatkannya untuk melakukan sebuah tindakan pidana (kejadian melawan hukum), tetapi dalam persidangan, ia bisa membuktikan bahwa hal tersebut merupakan pembelaan atas dirinya karena telah terjadi peristiwa yang bisa mengancam keselamatan atas nyawanya. Seperti aturan mengenai noodweer (pembelaan terpaksa) serta noodweer excess (pembelaan terpaksa melampaui batas). Hakim mempertimbangkan dalam memutus perkara noodweer yang termuat pada Pasal 49 ayat (1) KUHPidana serta noodweer excess termuat dalam Pasal 49 ayat (2) KUHPidana. Permasalahan yang pdiambil adalah menganalisis apa yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan tindak pidana pembelaan terpaksa melampaui batas (noodweer excess) yang dilakukan oleh anak sebagai pelaku serta apa saja hal-hal yang mempengaruhi pertimbangan hakim terhadap pembelaan terpaksa melampaui batas (noodweer excess). Metode yang dipakai pada skripsi ini ialah yuridis normatif yang diteliti dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta berdasar studi kepustakaan serta yuridis empiris yang diteliti melalui wawancara dari narasumber. Berdasarkan hasil penelitian bahwa majelis hakim tidak bisa mengkategorikan noodweer excess (pembelaan terpaksa melampaui batas) karena menurut pertimbangan majelis, alat bukti, seperti keterangan saksi, keterangan terdakwa yang digunakan ketika persidangan kurang kuat dan tidak konsisten, serta kepemilikan senjata tajam berupa pisau tidak diketahui. Saran yang bisa disampaikan, yaitu majelis hakim dalam mempertimbangkan dan menjatuhkan putusannya harus memperhatikan alasan dari ABH melakukan hal tersebut, mencari kepemilikan alat bukti yang jelas, serta memperhatikan keterangan ABH dan saksi agar keterangan tersebut sah di mata hukum dan bisa dijadikan sebagai keterangan yang meringankan bagi ABH. Kata Kunci: Pembelaan Terpaksa Melampaui Batas, Acara Hukum Pidana, Pembunuhan In criminal law, there is a case where a person who is in an urgent situation (danger) defends himself against an incident that has involved him in committing a criminal act (unlawful event), but in the trial, he can prove that this is a defence for himself because an event has occurred that could threaten the safety of his life. Such as the rules on forced defence (noodweer) and forced defence in excess (noodweer excess). Judges consider in deciding cases of forced defence (noodweer) which is regulated in Article 49 paragraph (1) of the Criminal Code and forced defence beyond the limit (noodweer excess) regulated in Article 49 paragraph (2) of the Criminal Code. The problem taken is to analyse what is the basis of the judge's consideration in sentencing the criminal act of forced defence beyond the limit (noodweer excess) committed by children as perpetrators and what are the things that affect the judge's consideration of forced defence beyond the limait (noodweer excess). The method used in this research is normative juridical which is researched through applicable laws and regulations and based on literature studies and empirical juridical which is researched through interviews from sources. Based on the results of the study, the panel of judges could not categorise the defence of forced excess (noodweer excess) because according to the consideration of the panel of judges, the evidence, such as witness testimony, the defendant's testimony used during the trial was not strong and inconsistent, and the ownership of sharp weapons in the form of knives was unknown. Suggestions that can be conveyed, namely the panel of judges in considering and imposing their decisions must pay attention to the reasons for ABH to do this, look for clear ownership of evidence, and pay attention to the testimony of ABH and witnesses so that the testimony is valid in the eyes of the law and can be used as mitigating information for ABH. Keywords: Forced Defence Beyond Limits, Criminal Procedure, Murder.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial > 340 Ilmu hukum
Program Studi: Fakultas Hukum > Prodi Ilmu Hukum S1
Pengguna Deposit: 2308464246 . Digilib
Date Deposited: 07 Feb 2024 07:50
Terakhir diubah: 07 Feb 2024 07:50
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/78662

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir