NUR AZ ZAHRA, SAPUTRI (2024) PERUBAHAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI FILIPINA DALAM UPAYA STRATEGIS PENYELESAIAN SENGKETA LAUT TIONGKOK SELATAN, 2016–2022. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
ABSTRAK.pdf Download (70Kb) | Preview |
|
File PDF
SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya staf Download (892Kb) | Minta salinan |
||
|
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (627Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Dalam menghadapi Tiongkok pada isu sengketa Laut Tiongkok Selatan, Filipina mengalami transisi kebijakan luar negeri. Pada pemerintahan Presiden Benigno Aquino III, Filipina berupaya bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam menghadapi ancaman Tiongkok. Di sisi lain, di bawah pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte, Filipina cenderung mendekati Tiongkok serta menjauhi Amerika Serikat sebagai traditional partner Filipina. Di tengah ancaman keamanan, Duterte berupaya memaksimalkan hubungan Filipina dan Tiongkok lewat pelbagai kerja sama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif dalam menjelaskan faktor-faktor apa saja yang berkontribusi dalam perubahan kebijakan luar negeri Filipina. Fokus penelitian ini adalah perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte di tahun 2016 hingga 2022. Dengan menggunakan teknik studi pustaka, penulis memaparkan data dari jurnal artikel serta data resmi dari pemerintahan yang terkait. Penulis juga menganalisis data yang dikumpulkan dengan teknik reduksi dan triangulasi data. Penelitian ini menggunakan teori perubahan kebijakan luar negeri oleh Charless F. Hermann, penulis memetakan beberapa faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada sebuah kebijakan luar negeri, di antaranya, leader driven, bureaucratic advocacy, domestic restructuring, serta external shocks. Penulis juga menjelaskan upaya strategis yang dilakukan oleh Duterte dengan konsep hedging oleh Cheng Chwee Kuik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor leader driven serta external shocks berkontribusi pada perubahan kebijakan luar negeri Filipina. Kedua faktor ini pula yang menjadikan Duterte melakukan upaya strategisnya dalam menghadapi Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan. Penulis juga menemukan bahwa terdapat upaya strategis Duterte yang sangat berkaitan dengan konsep hedging. Upaya ini dilakukan Duterte dalam rangka menjaga hubungan Filipina dengan Amerika Serikat sambil memaksimalkan hubungan dengan Tiongkok. Kata kunci: Filipina, hedging strategy, Perubahan kebijakan luar negeri, sengketa Laut Tiongkok Selatan. In confronting China on the issue of resolving the South China Sea, the Philippines' is experiencing a transitional foreign policy. During the administration of President Benigno Aquino III, the Philippines’ tried to cooperate with the United States in facing the Chinese threat. On the other hand, under the administration of President Rodrigo Duterte, the Philippines’ tends to move closer to China and abandon the United States as the Philippines' traditional partner. In the midst of security threats, Duterte is trying to maximize relations between the Philippines’ and China through various collaborations. This research uses a qualitative approach with descriptive analysis to explain what factors contributed to changes in Philippines’ foreign policy. The focus of this research is on the changes that occurred during the administration of President Rodrigo Duterte from 2016 to 2022. Using literature study techniques, the author presents data from journal articles as well as official data from the relevant government. The author also analyzed the data collected using data reduction and triangulation techniques. This research uses the theory of foreign policy change by Charles F. Hermann. The author maps several factors that can influence foreign policy, including leader-driven, bureaucratic advocacy, domestic restructuring, and external shocks. The author also explains the strategic efforts made by Duterte with the hedging concept by Cheng Chwee Kuik. The results of this study indicate that leader-driven factors as well as external shocks contributed to changes in Philippines’ foreign policy. The second factor also makes Duterte carry out his strategic efforts in dealing with China in the South China Sea. The author also found that Duterte's strategic efforts are closely related to the concept of hedging. Duterte made this effort in order to maintain the Philippines' relations with the United States while maximizing relations with China. Keywords: Foreign Policy Changes, hedging strategy, South China Sea dispute, The Philippines'.
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 300 Ilmu sosial |
Program Studi: | Fakultas ISIP > Prodi S1-Hubungan Internasional |
Pengguna Deposit: | 2308538977 . Digilib |
Date Deposited: | 22 Mar 2024 04:32 |
Terakhir diubah: | 22 Mar 2024 04:32 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/79757 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |