NI LUH , ADE PUSPA (2024) BENTUK DAN FUNGSI TARI REJANG PANGASTUTI DI PURA BHUANA SHANTI. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN , UNIVERSITAS LAMPUNG .
|
File PDF
1. ABSTRAK - NI LUH ADE PUSPA.pdf Download (172Kb) | Preview |
|
![]() |
File PDF
2. SKRIPSI FULL -NI LUH ADE PUSPA.pdf Restricted to Hanya staf Download (2767Kb) | Minta salinan |
|
|
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN - NI LUH ADE PUSPA.pdf Download (2415Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi tari Rejang Pangastuti. Tari ini merupakan tari sakral umat Hindu di Lampung yang mengadopsi budaya Hindu Bali. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan teori bentuk dan fungsi. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang didapat kemudian dianalisis dengan mereduksi, menyajikan dan menarik kesimpulan sehingga mendapatkan hasil penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk tari Rejang Pangastuti merupakan gabungan dari berbagai 9 elemen tari yaitu gerak, penari, tata rias, tata busana, iringan, pola lantai, properti, waktu dan tempat pementasan. Tari ini terbagi menjadi 3 struktur gerak yaitu pepeson, pengawak dan pengecet, serta didalamnya terdapat 20 ragam gerak. Penari diutamakan wanita yang sudah memasuki masa pubertas, belum menikah serta tidak sedang dalam keadaan cuntaka. Tata rias pada tarian ini menggunakan tata rias panggung tari bali. Tata busana merupakan busana sederhana tari Rejang yang mengakulturasikan budaya Bali dan Lampung. Iringan menggunakan Barungan Gong Kebyar disertai alunan kidung Kawitan Wargasari. Properti yang digunakan dalam tari ini adalah selendang kuning. Pola lantai yang wajib terdapat pada tari ini ialah pola lantai melingkar dan membentuk Siger. Pementasan dilakukan di Utamaning Mandala pura saat upacara Dewa Yadnya. Tari ini hanya memiliki satu fungsi yaitu sebagai tari wali, yang berfokus kepada sarana persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kata kunci: bentuk, fungsi, tari Rejang Pangastuti This study aims to describe the form and function of Rejang Pangastuti dance. This dance is a sacred dance from Lampung that adopts Balinese Hindu culture. The method used is a qualitative method using the theory of form and function. Data collection techniques used include observation, interviews and documentation. The data obtained is then analyzed by reducing, presenting and drawing conclusions so as to obtain research results. The results of this study show that the Rejang Pangastuti dance form is a combination of various 9 dance elements, namely movement, dancers, makeup, fashion, accompaniment, floor patterns, properties, time and place of performance. This dance is divided into 3 movement structures, namely pepeson, pengawak and pengecet, and in it there are 20 types of movements. Dancers are prioritized by women who have entered puberty, are not married and are not in a state of cuntaka. The makeup in this dance uses Balinese dance stage makeup. Fashion is a simple dress of Rejang dance that acculturates Balinese and Lampung culture. The accompaniment uses Barungan Gong Kebyar accompanied by the strains of Kawitan Wargasari songs. The property used in this dance is the yellow shawl. The floor pattern that must be found in this dance is a circular floor pattern and forms a Siger. The performance is performed at Utamaning Mandala temple during the Dewa Yadnya ceremony. This dance has only one function, namely as a wali dance, which focuses on the means of offering to God Almighty. Keyword: form, function, Rejang Pangastuti Dance
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 300 Ilmu sosial > 370 Pendidikan |
Program Studi: | FKIP > Prodi Pendidikan Seni Drama, dan Tari |
Pengguna Deposit: | . . Yulianti |
Date Deposited: | 19 Feb 2025 03:40 |
Terakhir diubah: | 19 Feb 2025 03:40 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/84469 |
Actions (login required)
![]() |
Lihat Karya Akhir |