Mangihut, Tua Harahap (2025) PENGARUH SUHU DAN LAMA WAKTU TOREFAKSI TERHADAP KARAKTERISTIK PELET DARI KULIT DURIAN. FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
1. ABSTRAK - ABSTRACT.pdf Download (171Kb) | Preview |
|
![]() |
File PDF
2. SKRIPSI FULL.pdf Restricted to Hanya staf Download (4Mb) | Minta salinan |
|
|
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Download (4077Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Kulit durian merupakan biomassa yang melimpah di Indonesia serta memiliki kandungan selulosa (50-60%), lignin (5%), serta hemiselulosa (15-30%), yang berpotensi untuk dijadikan biopelet. Proses torefaksi adalah pemanasan biomassa secara perlahan dengan kisaran suhu 200 – 300 oC yang dilakukan dengan kondisi sedikit atau tanpa oksigen yang dapat mengubah limbah biomassa menjadi bahan bakar padat. Suhu dan lama waktu torefaksi merupakan faktor yang memengaruhi kualitas biopelet, di mana peningkatan keduanya meningkatkan kandungan karbon dan nilai kalor, serta menurunkan hidrogen dan oksigen dalam produk. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh suhu dan lama waktu torefaksi terhadap karakteristik pelet kulit durian, serta mengidentifikasi kombinasi perlakuan optimal untuk menghasilkan pelet berkualitas terbaik. Penelitian disusun dalam satu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah variasi suhu torefaksi yang terdiri dari 240 oC, 260 oC, 280 oC, 300 oC. Faktor kedua adalah variasi lama waktu torefaksi yang terdiri dari 20 menit, 30 menit, 40 menit, 50 menit. Setiap kombinasi perlakuan dilakukan dengan tiga kali ulangan sehingga terdapat 48 unit percobaan. Parameter yang dianalisis meliputi kadar air , kadar abu, massa jenis curah dan satuan, FM (fineness modulus), GMD (geometric mean diameter), nilai kalori, durability, warna (L*, a*, b* dan E*) dan higroskopisitas. Analisis data dilakukan menggunakan metode kuantitatif dalam bentuk deskriptif yangmeliputi tabel, grafik, dan diagram batang. Data yang diperoleh dianalisi menggunakan sidik ragam (ANOVA) yang kemudian dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5% menggunakan excel. Berdasarkan hasil penelitian, suhu torefaksi memberikan pengaruh signifikan terhadap kadar air, kadar abu, volatile matter, massa jenis curah, nilai kalori, warna, dan ketahanan (durability) pelet. Lama waktu torefaksi juga memengaruhi karakteristik fisik dan termal pelet, seperti kadar air, volatile matter (cenderung menurun), nilai kalori, dan massa jenis (cenderung meningkat). Interaksi suhu dan lama waktu torefaksi menunjukkan pengaruh signifikan terhadap kadar abu, massa jenis curah, dan nilai kalor. Perlakuan suhu 300°C menghasilkan kadar air terendah (4,11%) dan nilai kalor tertinggi (20,06 MJ/kg). Namun, kadar abu rata-rata perlakuan melebihi ambang batas SNI. Perlakuan 50 menit memberikan hasil yang optimal, meskipun disertai kecenderungan naiknya kadar abu. Kombinasi suhu 300 °C dan durasi 50 menit merupakan perlakuan paling efektif dalam meningkatkan kualitas pelet kulit durian, terutama dari aspek kadar air dan nilai kalor. Disarankan untuk melakukan uji performa langsung pada sistem pembakaran dan mempertimbangkan pemanfaatan produk sebagai biochar. Kata Kunci : Kulit durian, lama waktu, nilai kalori, suhu, torefaksi
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | 600 Teknologi (ilmu terapan) > 630 Pertanian dan teknologi yang berkaitan |
Program Studi: | FAKULTAS PERTANIAN (FP) & PASCASERJANA > Prodi S1 Teknik Pertanian |
Pengguna Deposit: | 2507178100 Digilib |
Date Deposited: | 16 Oct 2025 01:27 |
Terakhir diubah: | 16 Oct 2025 01:27 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/91213 |
Actions (login required)
![]() |
Lihat Karya Akhir |