RENDA , LINTANG GINTAWANGI (2025) PARADIPLOMASI KOTA SURABAYA DENGAN LIVERPOOL PADA BIDANG PENDIDIKAN INKLUSIF, 2017─2022. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
1. ABSTRAK - Renda Lintang Gintawangi (1).pdf Download (307Kb) | Preview |
|
|
File PDF
2. SKRIPSI FULL - Renda Lintang Gintawangi (1).pdf Download (3205Kb) | Preview |
|
|
File PDF
3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN - Renda Lintang Gintawangi.pdf Download (2398Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Permasalahan pada aksesibilitas, tenaga pendidik, dan fasilitas belajar masih menjadi kendala bagi efektivitas program pendidikan inklusif di Surabaya, meski berbagai inisiatif telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya hingga berhasil mendapat beberapa pengakuan. Hal ini mendorong Pemerintah Kota Surabaya menjalin paradiplomasi bersama Liverpool, yakni kota dengan pendidikan inklusif yang dinilai lebih unggul. Paradiplomasi tersebut adalah wujud keterlibatan Surabaya sebagai aktor subnasional dalam hubungan internasional. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendidikan inklusif di Surabaya dan menganalisis paradiplomasi Kota Surabaya dengan Liverpool pada bidang pendidikan inklusif tahun 2017–2022. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Data diperoleh dari studi literatur dan wawancara, serta dianalisis menggunakan konsep pendidikan inklusif dan teori paradiplomasi, terutama mengacu pada kerangka analisis menurut Brian Hocking yang menjelaskan international actorness pemerintah subnasional melalui empat aspek: tujuan dan motivasi, sumber daya, tingkat partisipasi, dan strategi. Hasilnya, komitmen untuk mengupayakan pemerataan akses pendidikan di tingkat lokal telah Surabaya realisasikan melalui penyediaan tenaga pendidik dan fasilitas, peningkatan infrastruktur ramah disabilitas, serta kolaborasi multisektoral, walau belum sepenuhnya menghapus hambatan belajar anak berkebutuhan khusus. Di sisi lain, paradiplomasi dengan Liverpool mencerminkan kapasitas Surabaya sebagai aktor subnasional yang mampu memobilisasi sumber daya manusia dan finansial, serta menjalin interaksi berlapis bersama mitra dan pemerintah pusat pada tahap pranegosiasi hingga pascanegosiasi dengan menggunakan primary strategy untuk meraih tujuannya, yaitu mencapai inklusifitas penuh pada pendidikan inklusifnya. Namun, dampak paradiplomasi ini masih parsial, sebab hanya berkontribusi meningkatkan kemampuan tenaga pendidik dan belum menjangkau isu aksesibiltas maupun fasilitas belajar pada pendidikan inklusif Surabaya. Kata kunci: international actorness, Liverpool, paradiplomasi, pendidikan inklusif, Surabaya. Despite several initiatives undertaken by the Surabaya City Government that have received some recognition, issues in accessibility, teaching staff, and learning facilities continue to hinder the effectiveness of inclusive education programs in Surabaya. This encouraged Surabaya to establish paradiplomacy with Liverpool, which has a more sophisticated inclusive education system. This paradiplomacy reflects Surabaya's involvement as a subnational actor in international relations. This study aimed to describe inclusive education in Surabaya and to analyze the paradiplomacy of Surabaya with Liverpool on inclusive education from 2017 to 2022. This study used a qualitative approach with descriptive analysis. Data were collected through literature review and interviews. The analysis was conducted using the concept of inclusive education and paradiplomacy theory, with particular reference to Brian Hocking’s analytical framework, which explains the international actorness of subnational governments through four aspects: aims and motivations, resources, level of participation, and strategies. The results indicated that Surabaya has demonstrated its commitment to promoting equitable access to education by providing educators and facilities, improving disability-friendly infrastructure, and fostering multisectoral collaboration. However, learning barriers for children with special needs have not yet been completely eliminated. On the other hand, paradiplomacy with Liverpool demonstrates Surabaya's capacity as a subnational actor capable of mobilizing human and financial resources and establishing multi- layered interactions with partners and the central government, using a primary strategy to achieve its goal of full inclusivity in inclusive education. However, the impact of this paradiplomacy remains limited, as it only contributed to enhancing the capabilities of educators and has not yet addressed issues related to accessibility or learning facilities in Surabaya's inclusive educational system. Key words: international actorness, Liverpool, paradiplomacy, inclusive education, Surabaya
| Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
|---|---|
| Subyek: | 300 Ilmu sosial |
| Program Studi: | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) > Prodi S1-Hubungan Internasional |
| Pengguna Deposit: | UPT . Desi Zulfi Melasari |
| Date Deposited: | 03 Nov 2025 04:19 |
| Terakhir diubah: | 03 Nov 2025 04:19 |
| URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/92619 |
Actions (login required)
 |
Lihat Karya Akhir |
