MAKNA ESTETIKA TRADISI BEDIKEGH DILOM ADAT SAI BATIN DI PEKON MUARA JAYA II KABUPATEN LAMPUNG BARAT RIK IMPLIKASI NI DILOM PEMBELAJARAN BAHASA LAMPUNG DI SMA

Muhammad , Ferdiansyah (2025) MAKNA ESTETIKA TRADISI BEDIKEGH DILOM ADAT SAI BATIN DI PEKON MUARA JAYA II KABUPATEN LAMPUNG BARAT RIK IMPLIKASI NI DILOM PEMBELAJARAN BAHASA LAMPUNG DI SMA. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN , UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
File PDF
1. ABSTRAK - Muhammad Ferdiansyah.pdf

Download (252Kb) | Preview
[img] File PDF
2. SKRIPSI FULL - Muhammad Ferdiansyah.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (4Mb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN - Muhammad Ferdiansyah.pdf

Download (4Mb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Masalah dilom penelitian sinji iyulah repa proses pelaksanaan tradisi bedikegh rik makna estetika sai terkandung dilom pelaksanaanni di Pekon Muara Jaya II. Penelitian sinji betujuwan guwai ngebahas makna estetika dilom tradisi bedikegh. Tradisi bedikegh wat tempat, harmoni, bahasa, waktu, rik melodi sai lamon masalah dilom ngemaknaini. Metode penelitian sai di gunako dilom penelitian sinji iyulah deskriptif kualitatif. Melalui pepira sumber sumber data sai berkaitan jama tradisi bedikegh, menggunako narasumber sebagai bahan utama penelitian ni. Data sai diperoleh kemudian dirujuk dilom sebuah karya ilmiah melalui hasil kajian etnografi jama merujuk pada teori semiotika estetika. Hasil penelitian menunjukko pepira tahapan rik proses dilom pelaksanaan bedikegh di Pekon Muara Jaya II sai dirumusko peneliti menjadi 15 data. Hasil penelitian sinji muneh diimplikasiko dilom pembelajaran Bahasa Lampung di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas XII. Proses pelestarian tradisi bedikegh sinji memerluko kerja sama anjak pemerintah daerah, sekolah- sekolah,rik tokoh adat guwai mengembangko budaya khususni di Provinsi Lampung sesuai jama Peraturan Gubernur No. 24 Tahun 2014. Implementasi penelitian sinji diwujudkan dilom bentuk rekomendasi bahan ajar guwai mendukung pelestarian tradisi budaya lokal. Kata kunci : Bedikegh,Makna estetika,Implikasi pembelajaran Masalah dalam penelitian ini iyalah bagaimana proses pelaksanaan tradisi bedikegh dan makna estetika yang terkandung dalam pelaksanaannya di Pekon Muara Jaya II. Penelitian ini betujuan untuk membabahas makna estetika dalam tradisi bedikegh. Tradisi bedikegh terdiri dari empat bagian, harmoni, bahasa, waktu, dan melodi yang banyak masalah dalam nge maknai nya. Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini iyalah deskriptif kualitatif. Melalui beberapa sumber sumber data yang berkaitan dengan tradisi bedikegh, menggunakan narasumber sebagai bahan utama penelitian nya. Data yang diperoleh kemudian dirujuk dalam sebuah karya ilmiah melalui hasil kajian etnografi dengan merujuk pada teori semiotika estetika. Hasil penelitian menunjukkan beberapa tahapan dan proses dalam pelaksanaan bedikegh di Pekon Muara Jaya II yang dirumuskan peneliti menjadi 15 data.Hasil penelitian ini juga diimplikasikan dalam pembelajaran Bahasa Lampung di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas XII. Proses pelestarian tradisi bedikegh ini memerlukan kerja sama antara pemerintah daerah, sekolah-sekolah,dan tokoh adat untuk mengembangkan budaya khususnya di Provinsi Lampung sesuai dengan Peraturan Gubernur No. 24 Tahun 2014. Implementasi penelitian ini diwujudkan dalam bentuk rekomendasi bahan ajar untuk mendukung pelestarian tradisi budaya lokal. Kata kunci : Bedikegh,Makna estetika,Implikasi pembelajaran The research question concerns the implementation of the Bedikegh tradition and the aesthetic meanings inherent in its implementation in Pekon Muara Jaya II. This study aims to discuss the aesthetic meaning of the Bedikegh tradition. The Bedikegh tradition consists of four parts: harmony, language, time, and melody, each of which presents numerous challenges in interpreting. The research method used in this study is descriptive qualitative. Several data sources related to the Bedikegh tradition were collected, using informants as the primary research material. The data obtained were then referenced in a scientific paper through ethnographic studies, incorporating the theory of aesthetic semiotics. The results of the study reveal several stages and processes in the Bedikegh ceremony in Pekon Muara Jaya II, which the researcher formulated twenty five The results of this study are also implied in Lampung language learning in Senior High School (SMA) Grade XII. The process of preserving the bedikegh tradition requires cooperation between local governments, schools, and traditional leaders to develop culture, especially in Lampung Province in accordance with Governor Regulation No.24 of2 014. The implementation of this research is realized in the form of recommendations for teaching materials to support the preservation of local cultural traditions. Keywords : Bedikegh, Aesthetic Meaning, Learning Implications

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: 300 Ilmu sosial > 370 Pendidikan
300 Ilmu sosial > 390 Adat istiadat, etiket, dan cerita rakyat
Program Studi: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) > Prodi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
Pengguna Deposit: UPT . Siswanti
Date Deposited: 11 Nov 2025 04:12
Terakhir diubah: 11 Nov 2025 04:12
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/92968

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir