PEMODELAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) DETERMINAN KINERJA LINGKUNGAN, DEMOGRAFI, DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KERENTANAN PENYAKIT INFEKSI TB PARU DAN PNEUMONIA DI PROVINSI LAMPUNG

Wahyu , Widianningrum (2025) PEMODELAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) DETERMINAN KINERJA LINGKUNGAN, DEMOGRAFI, DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KERENTANAN PENYAKIT INFEKSI TB PARU DAN PNEUMONIA DI PROVINSI LAMPUNG. Masters thesis, UNIVERSITAS LAMPUNG .

[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK - wahyu widianningrum.pdf

Download (5Mb) | Preview
[img] File PDF
TESIS FULL - wahyu widianningrum.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (5Mb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN - wahyu widianningrum.pdf

Download (2501Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Tuberkulosis paru dan pneumonia merupakan dua penyakit infeksi saluran pernapasan yang berkontribusi signifikan terhadap angka morbiditas dan mortalitas di Provinsi Lampung. Tingginya kerentanan masyarakat terhadap kedua penyakit ini diyakini tidak hanya dipengaruhi oleh aspek biologis, tetapi juga oleh faktor kinerja lingkungan fisik, karakteristik demografi, dan tingkat kesejahteraan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh langsung dan tidak langsung dari ketiga faktor tersebut terhadap kerentanan penyakit infeksi, serta membangun model prediksi menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM) berbasis data sekunder dari 14 kabupaten/kota selama periode 2009–2021 dengan interval tiga tahunan. Analisis dengan SmartPLS menunjukkan bahwa demografi berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan, dan kesejahteraan secara langsung berpengaruh terhadap penyakit infeksi. Namun, tidak ditemukan pengaruh langsung yang signifikan dari demografi terhadap penyakit infeksi, maupun dari kinerja lingkungan terhadap kesejahteraan dan penyakit infeksi. Selain itu, kesejahteraan tidak berperan sebagai mediator dalam hubungan antara variabel demografi dan lingkungan terhadap penyakit infeksi. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa kesejahteraan merupakan faktor penting dalam mengurangi kerentanan terhadap penyakit infeksi, namun demikian, ditemukan hasil yang kontradiktif, yakni peningkatan kesejahteraan pada wilayah tertentu justru berkorelasi dengan naiknya angka kasus infeksi. Hal ini mengindikasikan bahwa kesejahteraan belum tentu menjadi indikator utama dalam menurunnya penyakit infeksi, terutama di daerah dengan dinamika urbanisasi dan sistem deteksi kesehatan yang lebih aktif. Oleh karena itu, intervensi kesehatan yang dirancang ke depan perlu mempertimbangkan ketimpangan sosial dan karakteristik kependudukan secara lebih kontekstual. Kata Kunci: Penyakit Infeksi, Kinerja Lingkungan, Demografi, Kesejahteraan, SmartPLS, Variabel Intervening Pulmonary tuberculosis and pneumonia are two respiratory infections that contribute significantly to morbidity and mortality in Lampung Province. The high community susceptibility to these two diseases is believed to be influenced not only by biological aspects, but also by physical environmental performance, demographic characteristics, and welfare levels. This study aims to analyze the direct and indirect effects of these three factors on susceptibility to infectious diseases and to build a predictive model using a Structural Equation Modeling (SEM) approach based on secondary data from 14 districts/cities during the 2009– 2021 period with three-year intervals. Analysis using SmartPLS shows that demographics significantly influence welfare, and welfare directly influences infectious diseases. However, no significant direct effect was found from demographics on infectious diseases, nor from environmental performance on welfare and infectious diseases. Furthermore, welfare did not act as a mediator in the relationship between demographic and environmental variables on infectious diseases. The conclusion of this study confirms that welfare is an important factor in reducing vulnerability to infectious diseases. However, contradictory results were found, namely that increased welfare in certain areas was actually correlated with an increase in the number of infection cases. This indicates that well-being is not necessarily a primary indicator of declining infectious diseases, particularly in areas with dynamic urbanization and more active health detection systems. Therefore, future health interventions need to consider social inequalities and population characteristics more contextually. Keywords: Infectious Diseases, Environmental Performance, Demographics, Welfare, SmartPLS, Intervening Variable

Jenis Karya Akhir: Tesis (Masters)
Subyek: 600 Teknologi (ilmu terapan)
600 Teknologi (ilmu terapan) > 630 Pertanian dan teknologi yang berkaitan
Program Studi: FAKULTAS PERTANIAN (FP) & PASCASERJANA > Prodi S2 Magister Ilmu Lingkungan
Pengguna Deposit: . . Yulianti
Date Deposited: 13 Nov 2025 00:52
Terakhir diubah: 13 Nov 2025 00:52
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/93148

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir