Meta , Zahara (2025) KONSTRUKSI ADAT SEKURA DALAM MEMPERTAHANKAN IDENTITAS BUDAYA MASYARAKAT PEKON KEGERINGAN KECAMATAN BATU BRAK LAMPUNG BARAT. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS LAMPUNG.
|
File PDF
ABSTRAK - Meta Zahara.pdf Download (285Kb) | Preview |
|
|
File PDF
SKRIPSI FULL - Meta Zahara.pdf Restricted to Hanya staf Download (1360Kb) | Minta salinan |
||
|
File PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN - Meta Zahara.pdf Download (988Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
ABSTRAK Adat Sekura merupakan salah satu budaya khas yang berasal dari Lampung Barat. Tradisi ini tidak hanya menjadi pesta rakyat, tetapi juga berfungsi sebagai bentuk perayaan dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Partisipasi masyarakat dalam Adat Sekura sangat luas, melibatkan seluruh lapisan sosial secara aktif. Puncak acara perayaan ini biasanya ditandai dengan perlombaan panjat pinang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan dan menginterpretasikan fenomena sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Secara historis, Sekura awalnya digunakan untuk menyamarkan identitas, namun dalam perkembangannya, topeng yang digunakan dalam tradisi ini mengalami pergeseran makna menjadi simbol keberagaman karakter dan sifat manusia. Transformasi makna ini menunjukkan bahwa identitas budaya bersifat dinamis dan terus dibentuk melalui interaksi sosial lintas generasi. Adat Sekura telah mengalami proses objektivasi, di mana tradisi ini merepresentasikan identitas sosial dan budaya masyarakat Pekon Kegeringan. Dalam hal ini, komunikasi memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan Adat Sekura sebagai simbol identitas budaya masyarakat setempat. Kata kunci: Identitas budaya, konstruksi, sekura, simbol ABSTRACT Sekura tradition is one of the distinctive cultural practices originating from West Lampung. This tradition is not only a folk festival but also serves as a form of celebration to welcome Eid al-Fitr. Community participation in the Sekura tradition is extensive, involving all social groups actively. The highlight of this celebration is usually marked by a traditional "panjat pinang" (areca nut tree climbing) competition. This study employs a qualitative approach with a descriptive type, aiming to describe and interpret the phenomenon as it truly occurs. Historically, Sekura was initially used to disguise one's identity. However, over time, the masks used in this tradition have shifted in meaning, becoming symbols of the diversity of human characters and personalities. This transformation of meaning demonstrates that cultural identity is dynamic and continuously shaped through social interactions across generations. Sekura tradition has undergone an objectivation process, in which this tradition represents the social and cultural identity of the Pekon Kegeringan community. In this context, communication plays a vital role in maintaining the continuity of Sekura tradition as a symbol of the local community’s cultural identity. Keywords:Construction, cultural identity, sekura, symbol
| Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
|---|---|
| Subyek: | 300 Ilmu sosial 300 Ilmu sosial > 380 Perdagangan, komunikasi, dan transportasi |
| Program Studi: | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) > Prodi S1-Ilmu Komunikasi |
| Pengguna Deposit: | A.Md Cahya Anima Putra . |
| Date Deposited: | 16 Nov 2025 06:14 |
| Terakhir diubah: | 16 Nov 2025 06:14 |
| URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/93436 |
Actions (login required)
![]() |
Lihat Karya Akhir |
