PENGARUH PENGOBATAN TUBERKULOSIS TERHADAP KADAR IP-10 DAN GAMBARAN RADIOLOGI TORAKS PADA PASIEN TB PARU KASUS BARU TERKONFIRMASI BAKTERIOLOGIS DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Kurnia, Triarieni Putri (2025) PENGARUH PENGOBATAN TUBERKULOSIS TERHADAP KADAR IP-10 DAN GAMBARAN RADIOLOGI TORAKS PADA PASIEN TB PARU KASUS BARU TERKONFIRMASI BAKTERIOLOGIS DI KOTA BANDAR LAMPUNG. Masters thesis, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

[img]
Preview
File PDF
1. ABSTRAK.pdf

Download (488Kb) | Preview
[img] File PDF
2. TESIS FULL.pdf
Restricted to Hanya staf

Download (4Mb) | Minta salinan
[img]
Preview
File PDF
3. TESIS TANPA PEMBAHASAN.pdf

Download (4Mb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Latar Belakang: Tuberkulosis paru (TB paru) masih menjadi masalah kesehatan global, khususnya di negara dengan beban tinggi seperti Indonesia. Pemantauan respons pengobatan umumnya mengandalkan pemeriksaan sputum dan radiologi toraks. Interferon-gamma inducible protein 10 (IP-10) telah diidentifikasi sebagai biomarker potensial, namun hubungannya dengan perbaikan radiologis belum banyak dilaporkan. Tujuan: Menilai pengaruh pengobatan TB paru terhadap kadar IP-10 serum dan gambaran radiologi toraks, serta menganalisis hubungan antara keduanya. Metode: Penelitian kohort prospektif dilakukan pada 35 pasien TB paru kasus baru terkonfirmasi bakteriologis di Kota Bandar Lampung. Semua pasien menjalani fase intensif pengobatan 2 bulan dengan OAT lini pertama. Kadar IP-10 diukur menggunakan metode ELISA, dan gambaran radiologi toraks dinilai sebelum dan sesudah pengobatan. Analisis statistik menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test dan uji Cochran dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Hasil: Rerata kadar IP-10 menurun signifikan dari 473,59 pg/mL menjadi 225,32 pg/mL (p<0,001). Gambaran radiologi toraks menunjukkan perbaikan bermakna (p<0,001), dengan penurunan lesi luas dari 77,14% menjadi 25,71% dan resolusi total lesi kavitas serta milier. Penurunan kadar IP-10 berhubungan signifikan dengan perbaikan gambaran radiologi (p<0,001). Kesimpulan: Pengobatan fase intensif selama dua bulan secara signifikan menurunkan kadar IP-10 serum dan memperbaiki gambaran radiologi toraks. IP-10 berpotensi menjadi biomarker non-sputum yang efektif untuk memantau respons terapi TB paru.

Jenis Karya Akhir: Tesis (Masters)
Subyek: 600 Teknologi (ilmu terapan)
600 Teknologi (ilmu terapan) > 610 Ilmu kedokteran, ilmu pengobatan dan ilmu kesehatan
Program Studi: FAKULTAS KEDOKTERAN (FK) > Prodi S2-Pulmonologi Dan Kedokteran Respirasi
Pengguna Deposit: 2507673383 Digilib
Date Deposited: 17 Dec 2025 08:00
Terakhir diubah: 17 Dec 2025 08:00
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/94337

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir