STRATEGI CALON LEGISLATIF PEREMPUAN UNTUK DPRD PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMENANGAN PEMILU 2014 STUDI PADA PARTAI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN (PDI-P) DAN PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP)

DWIPA REMA DONA, 1126021019 (2015) STRATEGI CALON LEGISLATIF PEREMPUAN UNTUK DPRD PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMENANGAN PEMILU 2014 STUDI PADA PARTAI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN (PDI-P) DAN PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung.

[img]
Preview
File PDF
halaman judul.pdf

Download (25Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
ABSTRAK.pdf

Download (66Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
persetujuan.pdf

Download (3443Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
pengesahan.pdf

Download (5Mb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
pernyataan.pdf

Download (5Mb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
DAFTAR ISI.pdf

Download (137Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
Motto.pdf

Download (68Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
Persembahan.pdf

Download (70Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
RIWAYAT HIDUP BARU.pdf

Download (109Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
Sanwacana.pdf

Download (191Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
BAB I DPRD.pdf

Download (132Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
BAB II DPRD.pdf

Download (222Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
BAB III DPRD.pdf

Download (75Kb) | Preview
[img] File PDF
BAB IV DPRD.pdf
Restricted to Hanya pengguna terdaftar

Download (382Kb)
[img]
Preview
File PDF
BAB V DPRD.pdf

Download (71Kb) | Preview
[img]
Preview
File PDF
daftar pustaka.pdf

Download (66Kb) | Preview

Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)

Hasil Pemilu 2014 untuk DPRD Provinsi Lampung ada 10 partai yang berhasil mendapatkan kursi di DPRD Provinsi Lampung, dan dari jumlah keseluruhan anggota DPRD Provinsi Lampung sebanyak 85 orang, dengan komposisi laki-laki 73 orang dan perempuan 12 orang, keterwakilan perempuan di DPRD Provinsi Lampung belum memenuhi kuota 30% sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang. Kurangnya keterwakilan perempuan di parlemen atau dibidang politik antara lain disebabkan oleh kondisi budaya yang patriarkis, persepsi yang sering dipegang bahwa arena politik adalah untuk laki-laki. Adanya konstruksi sosial yang menempatkan perempuan seolah-olah hanya boleh mengurus soal-soal domestik saja. Bagaimana strategi calon legislatif perempuan untuk DPRD Provinsi Lampung dalam pemenangan pemilu 2014, dari 10 partai pemenang pemilu tahun 2014 penulis hanya mengambil 3 partai yang memiliki ideologi yang berbeda, yaitu Partai Golkar, PDI-P dan PPP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi caleg perempuan dari ketiga partai tersebut dalam pemenangan pemilu 2014 dan hambatan yang dihadapi. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan analisis yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan dokumentasi. Sedangkan untuk tehnik keabsahan data dilakukan melalui kredibilitas data yaitu tehnik triangulasi, sedangkan teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi yang digunakan para calon legislatif perempuan menggunakan analisis SWOT dan strategi pemasaran politik : Calon Legislatif perempuan memililiki kekuatan dari dukungan suami, keluarga, persiapan finansial yang matang dan dukungan tim sukses yang solid, serta popularitas di mata masyarakat daerahnya yang sudah sejak lama dibangun. membutuhkan proses dan waktu yang panjang, tidak bisa dibangun sesaat atau hanya pada saat kampanye menjelang pemilu saja. Kelemahan bagi caleg perempuan yaitu waktu yang terbatas calon legislatif perempuan merupakan ibu rumah tangga yang secara otomatis memiliki peran ganda sebagai istri, sebagai ibu, dan sebagai aktivis politik. Peluang bagi caleg perempuan adalah Convention on the elimination of all forms of discrimination against women (CEDAW) merekomendasikan agar semua pemerintah di dunia untuk memberlakukan kuota sebagai langkah khusus yang bersifat sementara untuk meningkatkan jumlah perempuan di dalam jabatan-jabatan pada tingkat lokal maupun nasional. Undang-undang No 8 Tahun 2012 memberikan peluang 30% kepada kaum perempuan untuk memperoleh kesempatan besar untuk masuk dalam arena politik karena selama ini keterwakilan perempuan di legislatif belum memenuhi kuota 30%. Serta dukungan partai bagi caleg perempuan juga merupakan peluang, ada alasan ideology partai dalam penempatan calon legislatif perempuan di Daerah Pemilihan (DP) untuk memenangkan pemilu. Ancaman bagi caleg perempuan adalah faktor kultural dalam kerangka budaya patriarki. Ada kontruksi sosial yang menempatkan perempuan seolah-olah hanya boleh mengurus soal-soal domestik saja. Kontruksi sosial ini sudah tertanam lama pada masyarakat Indonesia khususnya Provinsi Lampung ini menjadi ancaman bagi caleg perempuan. Ancaman berikutnya adalah kecurangan dari calon legislatif lainnya. Segmentasi pemilih merupakan tahap pertama strategi pemasaran politik yang paling penting Perolehan suara hasil pemilu 2014 Mega Putri (Caleg Golkar) memperoleh 10.222 suara. Ririn Kuswantari (Caleg Golkar) memperoleh 31.112 suara. Apriliati (Caleg PDIP) memperoleh 7.005 suara. Eva Dwiana memperoleh 19.818 suara. Zeldayatie (Caleg PPP) memperoleh 6.358 suara. Hasil perolehan suara menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan hal ini karena target segmennya berbeda, yang mendapat suara tertinggi Ririn Kuswantari (Caleg Golkar) memperoleh 31.112 suara, selanjutnya menyusul Eva Dwiana memperoleh 19.818 suara. Keduanya memfocuskan target segmennya adalah ibu-ibu, yang notabenenya jumlah pemilih perempuan lebih banyak dari laki-laki. Strategi caleg perempuan Melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama daerah setempat untuk menjadi tim sukses yang akan mengawal sosialisasi caleg perempuan saat turun ke masyarakat. Menjaga silaturahmi atau hubungan baik dengan masyarakat, membangun komunikasi dan keakraban dengan masyarakat. Hadir pada undangan-undangan baik pribadi ataupun agenda desa, kecamata, dan partai. Hadir pada acara-acara pengajian, masuk pada komunitas pengajian atau menjadi pengurus atau pembina Majlis Ta’lim sehingga dapat merangkul banyak jama’ah (banyak massa). Hambatan yang dihadapi adalah hambatan struktural : Ketua partai yang menentukan Penempatan Daerah Pemilihan berdasarkan ketokohan (popularitas) didaerah pemilihan. Pemberian nomor urut 1 diprioritaskan untuk pengurus struktural partai. Hambatan kultural yaitu waktu yang terbatas untuk kaum perempuan, kalau laki-laki aktivitas diluar rumah penuh waktu. Tetapi bagi kaum perempuan waktu untuk keluar rumah biasanya pagi hingga sore, dan jika wanita keluar rumah pada malam hari dapat merusak citra dirinya dimata masyarakat. Namun luar biasa dari kelima caleg yang diwawancarai mereka dapat mengatasi hambatan tersebut. jika harus keluar malam kesemua caleg bepergian dengan menggunakan sopir dan ada keluarga yang mengawal. Begitu juga untuk mengurus soal-soal domestik sebagai ibu rumah tangga kesemua caleg perempuan sangat terbantu dengan para asisten rumah tangga. Kata Kunci : Analisis SWOT (faktor individual, struktural, dan kultural), strategi pemasaran politik dan hambatan.

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: > J General legislative and executive papers
Program Studi: Fakultas ISIP > Prodi Magister Ilmu Pemerintahan
Pengguna Deposit: 6653351 . Digilib
Date Deposited: 06 May 2015 04:08
Terakhir diubah: 26 May 2015 03:15
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/9768

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir