KESANTUNAN BERTUTUR SISWA DALAM DISKUSI KELAS VIII SMP NEGERI 20 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

PUTRI AGISTIA SARI, 1213041068 (2016) KESANTUNAN BERTUTUR SISWA DALAM DISKUSI KELAS VIII SMP NEGERI 20 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS LAMPUNG.

[img]
Preview
FIle PDF
ABSTRAK.pdf

Download (14Kb) | Preview
[img] FIle PDF
SKRIPSI FULL.pdf
Restricted to Hanya pengguna terdaftar

Download (827Kb)
[img]
Preview
FIle PDF
SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf

Download (656Kb) | Preview

Abstrak

ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kesantunan bertutur siswa dalam diskusi kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun pelajaran 2015/2016 dan implikasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesantunan bertutur siswa dalam diskusi kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun pelajaran 2015/2016 dan implikasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah tuturan siswa dalam diskusi pada pembelajaran di kelas VIII F dan VIII G SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun pelajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik simak bebas libat cakap, teknik catat, dan teknik rekam. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis heuristik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII menggunakan tuturan yang menaati dan melanggar maksim-maksim kesantunan, yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, dan maksim kesepakatan. Selain itu, siswa juga menggunakan dua bentuk verbal tindak tutur dalam kesantunan, yaitu kesantunan dalam tindak tutur langsung dan kesantunan dalam tindak tutur tidak langsung. Kesantunan dalam tindak tutur langsung ditandai dengan penanda kesantunan tolong, mohon, silakan, mari, ayo, coba, harap, maaf, dan terima kasih. Pada kesantunan dalam tindak tutur tidak langsung menggunakan dua bentuk tuturan, yaitu deklaratif dan interogatif. Tuturan deklaratif sebagai ekspresi kesantunan pragmatik berupa ajakan, permohonan, persilaan, dan larangan, sedangkan tuturan interogatif sebagai ekspresi kesantunan pragmatik berupa perintah dan permohonan. Selanjutnya, hasil analisis kesantunan bertutur dapat diimplikasikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP dengan KD 10.1 Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan. Kata kunci: heuristik, kesantunan, maksim

Jenis Karya Akhir: Skripsi
Subyek: > LB Theory and practice of education
> P Philology. Linguistics
Program Studi: FKIP > Prodi Magister Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia
Pengguna Deposit: 8493521 . Digilib
Date Deposited: 26 Aug 2016 02:19
Terakhir diubah: 26 Aug 2016 02:19
URI: http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/23681

Actions (login required)

Lihat Karya Akhir Lihat Karya Akhir