0715021026, Asep Rulloh Hendra Prasetyo (2012) Pengaruh Larutan Klorida dalam Temperatur 145 o C terhadap Korosi Retak Tegang (SCC) Baja AISI 1045. Other thesis, Universitas Lampung.
|
File PDF
ABSTRACT INGGRIS.pdf Download (16Kb) | Preview |
|
|
File PDF
ABSTRAK.pdf Download (16Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB I.pdf Download (23Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB II.pdf Download (83Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB III.pdf Download (165Kb) | Preview |
|
File PDF
BAB IV.pdf Restricted to Hanya pengguna terdaftar Download (260Kb) |
||
|
File PDF
bab V.pdf Download (21Kb) | Preview |
|
|
File PDF
cover.pdf Download (18Kb) | Preview |
|
|
File PDF
DAFTAR GAMBAR.pdf Download (21Kb) | Preview |
|
|
File PDF
DAFTAR ISI fix.pdf Download (16Kb) | Preview |
|
|
File PDF
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (13Kb) | Preview |
|
|
File PDF
DAFTAR TABEL fix.pdf Download (7Kb) | Preview |
|
|
File PDF
lembar pengesahan.pdf Download (37Kb) | Preview |
|
|
File PDF
lembar penyetujuan.pdf Download (46Kb) | Preview |
|
|
File PDF
motto.pdf Download (20Kb) | Preview |
|
|
File PDF
pernyataan penulis.pdf Download (6Kb) | Preview |
|
|
File PDF
persembahan.pdf Download (18Kb) | Preview |
|
|
File PDF
RIWAYAT HIDUP.pdf Download (14Kb) | Preview |
|
|
File PDF
sanwacana.pdf Download (21Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Pengujian korisi retak tegang baja AISI 1045 dilakukan dalam lingkungan yang mengandung klorida pada temperatur 145 °C selama periode 10 hari. Pengujian tarik dan kekerasan (micro-Vickers) dilakukan pada spesimen sebelum uji korosi. Selain itu, analisis struktur mikro, fraktografi dan komposisi dilakukan pada spesimen setelah diuji korosi menggunakan mikroskop optik dan SEM/EDS. Kekuatan tarik baja AISI 1045 sekitar σ u = 461.5 ± 10,03 MPa, σ = 320,00 ± 5,99 MPa dan mempunyai sifat liat cukup besar (e = 33.95 ± 2,31 %). Nilai kekerasan y bahan sebelum ditekuk (U-bend) = 165,34 ± 2,73 HVN, namun setelah proses penekukan nilai kekerasan meningkat menjadi 175,92 ± 1,67 VHN (daerah tarik) dan 176,35 ± 1,83 VHN (daerah tekan). Retak merambat lebih cepat (0,0173 mm/jam) dalam arah longitudinal (L) dibanding retak yang merambat (0,00917 mm/jam ) dalam arah transversal (T). Retak transgranular bercabang dominan ditemukan pada daerah yang mengalami tegangan sisa tarik, sedangkan retak intergranular ditemukan pada daerah menembus ketebalan spesimen dengan morfologi bentuk patahan dimple. Hasil analisi EDS menunjukan bahwa oksigen dan klorida terdeteksi pada permukaan daerah patahan sebagai produk korosi. Namun korosi retak tegang dihasilkan lebih didominasi oleh difusi ion-ion klorida ke dalam struktur butir yang menyebakan atomatom besi mengalami segregasi.
Jenis Karya Akhir: | Tesis (Other) |
---|---|
Subyek: | |
Program Studi: | Fakultas Teknik > Prodi S1-Teknik Mesin |
Pengguna Deposit: | . . Yulianti |
Date Deposited: | 30 Jul 2015 08:36 |
Terakhir diubah: | 30 Jul 2015 08:36 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/11314 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |