Nur Siti Nursyamsiyah, 1120011003 (2015) Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Permukiman Kumuh di Kota Bandar Lampung. Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Lampung.
|
File PDF
1. ABSTRACT.pdf Download (127Kb) | Preview |
|
|
File PDF
2. ABSTRAK.pdf Download (48Kb) | Preview |
|
|
File PDF
3. COVER DALAM.pdf Download (98Kb) | Preview |
|
|
File PDF
4. HALAMAN PERSETUJUAN.pdf Download (2105Kb) | Preview |
|
|
File PDF
5. HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (1850Kb) | Preview |
|
|
File PDF
6. HALAMAN PERNYATAAN.pdf Download (1013Kb) | Preview |
|
|
File PDF
7. RIWAYAT HIDUP.pdf Download (5Kb) | Preview |
|
|
File PDF
8. SANWACANA.pdf Download (126Kb) | Preview |
|
|
File PDF
9. DAFTAR ISI.pdf Download (96Kb) | Preview |
|
|
File PDF
10. DAFTAR TABEL.pdf Download (81Kb) | Preview |
|
|
File PDF
11. DAFTAR GAMBAR.pdf Download (81Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB I.pdf Download (187Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB II.pdf Download (359Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB III.pdf Download (175Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB IV.pdf Download (779Kb) | Preview |
|
|
File PDF
BAB V.pdf Download (87Kb) | Preview |
|
|
File PDF
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (140Kb) | Preview |
Abstrak (Berisi Bastraknya saja, Judul dan Nama Tidak Boleh di Masukan)
Abstrak Identifikasi permukiman kumuh perlu dilakukan tidak saja di permukimanpermukiman yang menjadi bagian kota meropolitan atau kota besar saja, tetapi juga pada setiap daerah (kota/kabupaten). Identifikasi dimaksudkan agar diketahui secara tepat lokasi permukiman kumuh untuk kemudian dirumuskan usaha-usaha penanganannya. Dalam melakukan identifikasi permukiman kumuh diperlukan kriteria-kriteria untuk penetapan permukiman kumuh. Secara garis besar kriteria dibedakan atas komponen fisik, komponen santasi lingkungan dan beberapa komponen tambahan. Metode penetapan kawasan permukiman kumuh dilakukan dengan metode analisis komprehensif dimana penilaian dilakukan dengan sistem pembobotan pada masing-masing kriteria di atas. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kota Bandar Lampung, dari 30 kelurahan yang diteliti, 20 kelurahan non pesisir dan 10 kelurahan pesisir diperoleh nilai tingkat kekumuhan tertinggi kelurahan Teluk Betung ( 3,17 ) dan yang terendah kelurahan Tanjung Senang (1,44). Secara deskriptif wilayah pesisir lebih tinggi dibandingkan wilayah non pesisir. Dari analisis kuantitatif (analisis regresi ordinal) dengan olah data minitab 16.0 diperoleh out put yang menunjukan bahwa ada Lima variabel yang berpengaruh atau menyebabkan tingginya tingkat kekumuhan yaitu: tingkat kepadatan penduduk, Kesesuaian Lahan, pelayanan air bersih, ruang terbuka, dan tingkat kemiskinan dengan nilai P ( P value ) untuk masing-masing adalah 0,018, 0,038. 0,015, 0,100, dan 0,056. Hal ini menunjukan bahwa kelima variabel tersebut secara signifikan ( α = 10 % ) mempengaruhi tingkat kekumuhan di wilayah penelitian. Sedangkan variabel tingkat pendidikan, kondisi jalan, rata-rata anggota rumah tangga, dan tingkat kerawanan tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kekumuhan di wilayah penelitian, dengan nilai P masing-masing sebesar 0,815; 0,871; 0,706; dan 0,369. Kata Kunci: Permukiman Kumuh, Identifikasi, Tingkat dan Kriteria Kekumuhan. Abstract Identification of slum areas needs to be carried out not only in municipality or metropoitan city, but also in all regencies (municipal city/ regency). Identification is intended to detect the exact location of slum areas which is then used to formulate solution programs. In identifying the slum areas, a set of criteria are used to determine if a particular area can be labelled as slum or not. The criteria are broadly categorized into physical components and some additional components. The method of slum area labelling was undertaken by applying comprehensive analysis method where assessment was carried out by scoring the aforementioned criteria.Through research carried out in Bandar Lampung, the result showed that among 30 villages, consisting of 20 non-coastal area villages and 10 in coastal areas, the highest degree of slum areas was found in Teluk Betung Village (3,17) and the lowest one was found in Tanjung Senang (1,44). Coastal areas are generally slummier than non-coastal ones. Through quantitatif (analysis ordinal regression), with minitab 16.0 it was found that there were five variables which have caused high degree of slums ( α= 10 %) i.e; population density, land suitability, clean water public, green open space, and poor rate, with P value for i.e: 0,018, 0,038, 0,100, and 0,056. While variables education rate, road condition, number of family members, and criminality rate haven’t caused degrre of slums with P value i.e : 0,817, 0,875, 0,706, and 0.369. Keywords: slum areas, identification, degree and criteria of slum.
Jenis Karya Akhir: | Skripsi |
---|---|
Subyek: | > HC Economic History and Conditions > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform |
Program Studi: | Fakultas Pertanian dan Pascasarjana > Prodi Magister Ilmu Lingkungan |
Pengguna Deposit: | 7699208 . Digilib |
Date Deposited: | 15 Oct 2015 03:22 |
Terakhir diubah: | 15 Oct 2015 03:22 |
URI: | http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/13361 |
Actions (login required)
Lihat Karya Akhir |